SOAL-SOAL:
JAWABAN
1.a. ) “hukum ngon adat hantom cre, lagee’ zat ngon sipeut.” (hukum Islam dan hukum adat tidak
dapat dipisahkan karena erat sekali hubungannya seperti hubungan zat dengan sifat sesuatu barang
atau benda), dan Sulawesi dengan ungkapan: “adat hula-hulaa to syaraa, syaraa hula-hulaa to adati.”
(adat bersendi syara’, syara’ bersendi ada
b.Syara’ Mangato Adat Mamakai” itu sudah menjadi sikap nyata dalam kehidupan orang minang?
Jawaban pertanyaan ini, tak jauh dari dua asumsi. Asumsi pertama, bahwa “Syara’ Mangato Adat
Mamakai”, dapat diimplementasikan oleh orang yang paham agama, tahu dengan Syara’ (Syari’at),
dan mengerti akan “Adat nan sabananyo Adat”. Maka agama adalah kunci utama bagi seseorang
untuk memakai adat.
c. al adatu muhakkamah adalah hal yang terjadi secara berulang-ulang, dapat diterima oleh akal sehat
atau fitrah manusia, dan dapat menjadi acuan hukum
e. menekan hukum Islam sebagaimana mana teori belah bambu itu sendiri. Padahal menurutnya
hubungan hukum adat dengan hukum Islam bagaikan sekeping mata uang yang masing-masing
sisinya tak dapat di pisahkan. Keduanya memiliki peran yang sejajar dan sama, saling
melengkapi dengan tanpa kehilangan identitas masing-masing. Hukum adat menerima hukum
Islam sebagai tingkat tertinggi dan kesempurnaan dari sistem hukum adat, sedangkan hukum
Islam juga menerima hukum adat dalam proses legislasinya. Kata kunci: teori belah bambu,
hukum Islam, hukum adat
2.
c. Qath'i al-Dalalah adalah nas yang jelas dan tertentu yang hanya memiliki satu makna, dan
tidak terbuka untuk makna lain. Sedangkan zhanni al-Dalalah adalah kebalikan dari qath'i al-
Dalalah, ia terbuka untuk pemaknaan, penakwilan dan penafsiran.
c. Maslahah Mursalah artinya keputusan yang dasarkan guna dan manfaat sesuai dengan
tujuan hukum syara'. Kepentingan umum yang menjadi dasar pertimbangan maslahah
mursalah menolak mafsadat atau mengambil suatu manfaat dari suatu perkara.
6. ☆Periode pembinaan
A. Aliran ahlul hadist yaitu aliran yang dalam melakukan ijtihad sangat
terikat dengan dengan bukti-bukti nash, mereka tidak mencari illat hukum
dan dasar-dasar yang digunakan syara' dalam menetapkan suatu hukum.
Dan aliran ini berkembang diHijaz.
☆Periode Perkembangan
Pada periode ini Ilmu Fiqh mencapai kemajuan yang sangat amat pesat,
dan oleh sebab itu para ulama' giat dalam melakukan ijtihad terhadap
berbagai persoalan, sehingga diantara mereka sering berijtihad dengan
menggunakan metode mereka sendiri.
Dalam perkembanga pesat inu terjadi karena besarnya perhatian para
khalifah terhadap Ilmu Fiqh, yaitu adanya kebenasan dalam memberikan
pendapat, semakin banyaknya persoalan yang timbul, dan adanya
referensi sumber hukum, karena al-Qur'an sebagian besar Hadist, fatwa
para sahabat dan fatwa para tabi'in yang telah dilakukan.