Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PANDANGAN TERHADAP TUHAN

Ada beberapa keyakinan terhadap keberadaan Tuhan antara lain :


1.Anismisme
Animisme adalah keyakinan akan adanya roh, bahwa segala sesuatu di alam
semesta ini didiami dan dikuasai oleh roh yang berbeda-beda pula.

2.Dinamisme
Dinamisme adalah keyakinan terhadap adanya kekuatan-kekuatan alam.
Kekuatan alam ini dapat berupa makhluk (personal) ataupun tanpa wujud. Tuhan juga
disebut sebagai Super Natural Power (Kekuatan alam yang tertinggi ).

3.Totemisme
Totemisme adalah keyakinan akan adanya binatang-binatang keramat, yang
sangat dihormati. Binatang-binatang tersebut diyakini memiliki kesaktian. Umumnya
adalah binatang-binatang mitos, juga binatang tertentu di alam ini yang dianggap
keramat.
4.Polytheisme.
Polytheisme adalah suatu kepercayaan yang mengakui adanya banyak Tuhan atau
dewa, dimana dewa-dewa ini digambarkan memilik wujud yang berbeda-beda dan
mempunyai sifat sendiri-sendiri. Penganut aliran Polytheisme di dalam mereka memuja
Tuhan mereka dapat berpindah dari satu dewa ke dewa lainnya apabila mereka tidak
mendapat kepuasan terhadap dewa yang dipujanya.
Untuk memerinci suatu ajaran agama yang menganut sistem Ketuhanan yang
bersifat polytheisme, apabila ajaran agama tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Di dalam penghayatan terhadap Tuhan yang dipuja maka golongan polytheisme
selalu mempergunakan nyanyian yang berbentuk puisi karena yang diagungkan
adalah bentuk-bentuk Tuhan dan warnanya. Pemujaan melalui nyanyian ini dapat
menyentuh seluruh perasaan dengan mengutamakan rasa keindahan.
2. Karena di dalam memuja dewa selalu mempergunakan syair-syair tersebut perlu
ditafsirkan oleh para penyair yang lainnya atau dengan kata lain syair itu perlu
dimufakati sebelumnya.
3. Ajaran Polytheisme cenderung menuju kepada kepuasan batin maka mereka di
dalam melakukan puja selalu cenderung memakai sistem nyanyian-nyanyian yang
berbentuk puisi yang diiringi dengan upacara-upacara keagamaan beserta tarian-
tarian yang diikuti oleh musik atau gamelan dan lain-lainnya.
4. Daya tarik dari ajaran Polytheisme adalah adanya syair-syair seperti syair-syair seni
dan lain-lainnya yang bersifat sepontan dan bebas, oleh sebab itu pemujaan yang
dilaksanakan ditandai oleh keagamaan yang berbeda-beda di satu tempat dengan
tempat yang lainnya .
5. Polytheisme adalah suatu agama yang harus hidup dengan penuh kreatif yang penuh
dengan daya seni dan sastra beserta menerima perubahan-perubahan dalam kemajuan
zaman namun identitas seni yang terdapat pada dirinya tetap dipertahankan.
6. Polytheisme di dalam mengungkapkan jiwa puisi yang sangat terbatas ia selalu
disertai dengan simbol-simbol keagamaannya sehingga imajinasi seseorang
berkembang dengan leluasa.

5.Natural Polytheisme
Natural Polytheisme adalah keyakinan terhadap adanya banyak Tuhan sebagai
penguasa berbagai aspek alam, misalnya Tuhan Matahari, Angin, Bulan dan lain
sebagainya.

6.Monotheisme.
Monotheisme adalah keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, (Tuhan Yang
Tunggal). Keyakinan ini dibedakan atas :
a. Monotheisme Trancendent : keyakinan yang memandang Tuhan Yang Maha Esa
berada jauh di luar ciptaanNya. Tuhan yang maha Esa maha luhur, tidak terjangkau
pleh akal pikiran manusia.
b. Monotheisme Immanent : keyakian yang memandang bahwa Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya, tetapi Tuhan Yang Maha Esa itu
berada di luar dan sekaligus di dalam ciptaanNya. Hal ini dapat diibaratkan dengan
sebuah gelas yang penuh berisi air, kemudian sebagian tumpah, ternyata keadaan air
dalam gelas tidak berubah.
Monotheisme adalah suatu keyakinan terhadap adanya satu Tuhan. Adapun
tanda-tanda suatu agama atau suatu keyakinan yang disebut monotheisme adalah
sebagai berikut :
1. Monotheisme adalah suatu kepercayaan kepada perwujudan Tuhan yang tunggal, dan
lebih dititikberatkan kepada ketunggalan dari Tuhan yang dipuja dan Tuhan yang
tunggal itu lebih bersifat individu.
2. Tuhan yang dipuja dalam ajaran monotheisme harus memiliki jenis kelamin laki-
laki.
3. Tuhan di dalam monotheisme selalu dipanggil bapak dan tidak boleh dipanggil
kakak atau adik. Ia selalu dituakan di dalam pemujaan.
4. Tuhan di dalam monotheisme ini selalu memiliki suatu tempat tersendiri yang
sering disebut dengan surga. Ia dapat pergi ke mana-mana namun sebagai tempat
tinggalnya yang tetap adalah Surga.
5. Tuhan dalam monotheisme merupakan raja Surga yang berkuasa penuh atas surga
dan dunia. Sebagai seorang raja ia selalu ingin dipuja dan disembah, manusia
hendaknya sering melakukan penghormatan untuk memuaskan hari sang raja yang
ada di Surga, manusia harus memujinya dan harus takut kepada Tuhan.
Sebagai seorang raja, Ia ingin berkuasa penuh dan bila manusia menyembah yang
lainnya berarti suatu pengkhianatan terhadap kerajaan Tuhan. Bila hal ini terjadi
maka Tuhan akan menghukum mereka dan menjebloskan ke dalam Neraka.
6. Tuhan dalam monotheisme selalu mempunyai saingan atau musuh yang disebut
dengan Setan. Tuhan dan Setan selalu bersaing dalam usaha mereka menguasai alam
semesta. Manusia yang ada didunialah yang selalu menjadi sasarannya, bila
manusia dipengaruhi oleh Setan maka Tuhan akan menjadi marah kepadanya dan
akan menjebloskan nanti ke dalam Naraka.
7. Titik sentral dalam keyakinan monotheisme adalah kerajaan Tuhan yang memiliki
kekuasaan yang absolut, Kehendak Tuhan yang Mahakuasa ini merupakan tuntunan
bagi manusia yang menempuh hidup di bumi. Kemauan dan kehendak Tuhan yang
ada di Surga dapat diketahui oleh manusia yang ada di bumi hanyalah melalui rasul-
rasul yang dikirim oleh Tuhan. Manusia yang taat melaksanakan kemauan Tuhan
maka ia masuk ke dalam Surga sedangkan yang menentang mereka dijebloskan ke
dalam Naraka.

7.Henotheisme / Kathenoisme.
Henotheisme / Kathenoisme adalah suatu teori Ketuhanan yang menyebutkan
bahwa Dewa yang banyak itu adalah tunggal dan Tuhan yang tunggal itu adalah banyak.
Menurut Max Muller, yang sebelumnya ia mengajukan teori Natural
Polytheisme(dalam mempelajari kitab suci Veda) bahwa Henotheisme / Kathenoisme
adalah keyakinan terhadap adanya Dewa yang tertinggi yang pada suatu masa
digantikan oleh Dewa yang lain sebagai Dewa yang tertinggi. Hal ini dijumpai dalam
Ågveda, pada suatu masa (jaman yang lebih dahulu) dewa Agni menempati kedudukan
tertinggi, tetapi pada masa berikutnya Ia digantikan oleh dewa Indra, Vàyu atau Sùrya.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama pada kitab-kitab Puràóa dewa-dewa tersebut
diambil alih fungsinya dan diagantikan oleh Dewa Tri Mùrthi.Dewa agni digantikan
oleh Brahma, Indra-Vàyu digantikan oleh Wiûóu dan Sùrya digantikan oleh Úiwa.
Demikian pula misalnya Dewi Saraswatì adalah Dewi kebijaksanaan dan dewi sungai
dalam Veda, kemudian menjadi sakti dewa Brahma dalam kitab-kitab Itihasa dan
Puràóa. Dewa Wiûóu sangat sedikit disebut dalam Veda (Ågveda, I.54,1-6) tetapi
mempunyai peranan yang sangat besar dalam kitab-kitab Puràóa(Srimad Bhagavatam/
Bhagavata Puràóa, Wiûóu Puràóa dan lain-lain.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu agama yang ber Ketuhanan Henotheisme /
Kathenoisme didasarkan atas beberapa faktor antara lain :
a. Faktor Estetis
Setiap penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selalu disertai oleh nilai-
nilai keindahan dan kesemarakan. Dalam pandangan ini menguraikan bahwa Tuhan itu
adalah dewa yang mulia dan bersinar sehingga konsepsi Ketuhanan dalam pandangan ini
menguraikan bahwa dewa yang banyak itu adalah dewa yang satu sehingga tidak terjadi
suatu kontradiksi dalam penampilan satu dewa terhadap dewa yang lainnya.
b. Faktor Etis
Dalam pandangan ini dijelaskan bahwa Tuhan merupakan perwujudan keindahan
dan kemegahan seluruh alam termasuk pula kebajikan kemuliaan kebaikan yang
terdapat pada manusia. Doa-doa yang disajikan kepada Tuhan dalam bentuk yang maha
utama, dalam usaha menggambarkan Kemahakuasaan Tuhan walaupun nama-nama
Tuhan yang digunakan berbeda-beda.

c. Faktor Hakekat (metafisis)


Konsepsi Ketuhanan yang bersifat metafisis adalah konsepsi yang
menggambarkan Tuhan dalam keadaan netral sebagai yang maha Esa memenuhi seluruh
alam. Kemahakuasaan Tuhan dalam hal ini digambarkan bahwa Tuhan itu adalah paling
tinggi, paling mulia, memenuhi seluruh alam dan seluruh alam menyatu dengan Dia.

8.Pantheisme.
Pantheisme adalah suatu keyakinan bahwa di mana-mana serba Tuhan atau setiap
aspek alam digambarkan dikuasai oleh Tuhan. Menurut sejarawan Amold Toynbee dan
Daisaku Ikeda (1976;350) sikap bangsa India dan Asia Timur adalah Panthaisme yang
berbeda dengan Monotheisme Yahudi. Dalam pandangan Panthaisme ihwal Ketuhanan
termaktub (Immanent) di alam smesta. Dalam pandangan monotheisme, ihwal
Ketuhanan direnggut dari alam semesta dan dibuat berada di luarnya, berarti ihwal
Ketuhanan menjadi berada di luar pengertian dan pengalaman manusia (trancendent).

9.Monisme.
Monisme adalah konsepsi Ketuhanan yang menyatakan bahwa Tuhan yang satu
itu adalah Tuhan yang benar dan dari yang satu itu menjadi banyak dan akhirnya yang
banyak itu kembali menjadi satu. Jadi yang benar Tuhan yang ada ini hanya satu dan
segala yang ada di alam semesta muncul dari padanya.
Keyakinan terhadap adanya Keesaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan hakekat
alam semesta. Esa dalam segala . Segalanya berada di dalam yang Esa. Sebuah kalimat
dalam Båhadaranyaka Upaniûad “Sarvam Khalu idam Brahman“ segalanya adalah
Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai