Anda di halaman 1dari 107

 
Penuntun Kembali
Ke Jalan Yang Benar

Disadur dari buku berjudul :

歧路指歸 
Penulis : Upasaka Zhan De-ke
Disahkan oleh : Master Yin Guang
Ikut mengesahkan : Upasaka Li Bing-nan

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo

www.smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan.


 

 

 
Kata Pengantar

Upasaka Zhan De-ke menuruti ceramah Master Yin Guang


(Guru Sesepuh Aliran Sukhavati yang ke-13), menulis buku
“Penuntun Kembali Ke Jalan Yang Benar”, dengan metode
tanya jawab, menunjukkan bahwa pada masa kini jika ingin
mengakhiri tumimbal lahir, jika tidak melafal Amituofo
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, maka takkan ada lagi Pintu
Dharma yang dapat memenuhi tekad hati.

 
 

 

 
 

 
Tanya :

Saat kini begitu banyak aliran dan sekte-sekte, buku bajik yang dicetak juga
sudah begitu banyak, jadi buat apa lagi anda menulis buku ini?

Jawab :

Saya menulis buku ini justru karena aliran dan sekte-sekte sudah terlampau
banyak, sementara umat juga bingung dan tidak tahu bagaimana harus memilih,
tidak tahu harus menganut ajaran yang mana lebih bagus, maka itu buku ini
disusun untuk membantu dan memberitahu pada praktisi sekalian, meyakini ajaran
mana yang lebih bagus.
 

Tanya :

Apakah ajaran ada yang tidak benar? Tak peduli ajaran manapun, juga
mengajari manusia berbuat kebajikan, mana ada yang mengajari orang berbuat
jahat. Asalkan mau belajar, sembarang meyakini salah satu aliran juga bukan
masalah, kenapa harus menjelaskan panjang lebar?

Jawab :

Mana boleh begitu. Banyak aliran dan sekte yang mengelabui manusia, ada
sebagian orang yang hanya mendengar bujuk rayu mereka, sehingga meyakini
ajaran mereka, akhirnya barulah menyadari sudah jatuh ke dalam perangkap
mereka. Sesal kemudian tak berguna, jadi lebih baik sejak awal harus berhati-hati.
 

 

 
Tanya :

Meyakini ajaran bagaimana bisa terperangkap, bukankah perkataan ini sudah


keterlaluan?

Jawab :

Bahaya ini, mungkin praktisi sekalian belum mengetahuinya, biarlah saya


jelaskan secara rinci. Ajaran yang tidak benar tersebut adalah manis di mulut,
sebenarnya ada sebagian yang ingin jadi kaya raya saja. Contohnya : ada orang
yang tidak mempunyai putra, maka dia akan menyumbang sejumlah uang agar
dikaruniai putra.

Ada sanak keluarga yang meninggal maka aliran sesat ini akan mengatakan
bahwa mendiang sedang menjalani siksaan di alam baka, sehingga pihak keluarga
mendiang harus menyumbang sejumlah uang supaya mendiang bisa dibebaskan;
bahkan kalau bisa menyumbang lebih banyak malah bisa digunakan untuk
membeli jabatan Dewa Bumi dan Malaikat.

Bagi yang menderita sakit, menyumbang uang maka penyakit bisa sembuh.
Orang lanjut usia kalau menyumbang bisa panjang umur. Orang miskin disuruh
menyumbang supaya kelak bisa menjadi hartawan di alam baka.

Omong kosong seperti ini, orang yang memahami kebenaran takkan


mempercayainya. Tetapi sebagian orang yang tidak memiliki kebijaksanaan malah
menganggap bahwa hal ini sebagai sesuatu yang menguntungkan, berebutan untuk
memujanya; menanti setelah menyadari dikelabui orang, si korban sudah jatuh
miskin dan terlunta-lunta. Bayangkan, uang hasil jerih payah dikeluarkan untuk
disumbangkan kepada tukang tipu, sudah ditipu malah dibilang goblok lagi,
menurutmu apakah ini bukan disebut perangkap? Perumpamaan seperti di atas,
bagi orang kaya menyumbang sedikit uang, kerugian yang diderita tidaklah begitu
besar.

 
Ada lagi aliran sesat yang bukan hanya bertujuan menipu uang, bahkan masih
ingin meraih kekuasaan. Mulanya mengambil uang para pengikutnya untuk melakukan
amal, menanti hingga pengikutnya makin banyak, pengaruhnya sudah luas, maka
mengambil kesempatan untuk mengadakan pemberontakan, ingin naik tahta jadi
kaisar. Skenario macam begini, sepanjang perkembangan sejarah, sudah berapa
banyak yang terjadi, tetapi tidak satupun yang berhasil mewujudkan ambisinya.

Misalnya : Akhir masa pemerintahan Dinasti Han Timur, Zhang Jue (ketua
kelompok bandit ikat kepala kuning). Akhirnya ambisinya jadi kaisar pupus sudah,
membuat dunia jadi kacau balau, pengikut yang meyakininya tidak tahu berapa
banyak yang jadi korban di medan perang.

Contoh lain, tahun 1928 di Distrik Zhoucun, Kota Zibo, Provinsi Shandong,
ada seorang yang bernama Ma Shi-wei, mengaku diri sendiri merupakan jelmaan
dari Buddha Maitreya yang turun ke dunia. Orang yang percaya padanya juga
banyak, tersebar di setiap provinsi. Pada tahun itu Jepang menduduki Ji’nan (salah
satu kota di Provinsi Shandong), Ma Shi-wei mengira kesempatan sudah tiba, mulai
menyebut dirinya sendiri sebagai kaisar; sampai pada tahun kedua pasukan tentara
Jepang mundur dari Tiongkok, digantikan pasukan tentara revolusi di Shandong,
barulah menghapus kaisar gadungan ini.

Pada saat itu, oleh karena kaisar gadungan ini tidak memiliki kekuatan militer,
sehingga pemerintah tidak mempersulit dirinya, hanya membubarkan panglima dan
pejabat menterinya saja, dan dianggap sudah tuntas. Untunglah para pengikutnya tidak
dipenjarakan dan dihukum mati, jika tidak demikian, maka akan banyak keluarga yang
kehilangan sanak keluarganya. Menurutmu apakah ini bukan hal yang mengerikan?

9
Masih ada lagi aliran sesat yang tidak mendambakan uang juga tidak
mendambakan kekuasaan, hanya saja tidak memahami ajaran dengan benar. Pergi
ke kelenteng hanya untuk membakar dupa, hari ini bakar uang kertas, besok pergi
ke ahli nujum. Boleh dikatakan ini sungguh kacau, sembarangan bertindak,
meskipun tidak mengundang bahaya besar, tetapi batinnya sama sekali tiada
kemajuan, bukankah ini juga termasuk jatuh ke dalam perangkap?
 

Tanya :

Jadi ajaran mana yang mesti diyakini barulah tidak masuk ke dalam perangkap?

Jawab :

Tidak perlu mengatakan ajaran mana yang terbaik, tetapi saya bisa
memberitahukan padamu bagaimana cara untuk membedakan ajaran baik dan
buruk. Masing-masing ajaran itu dalam waktu seketika tidak mudah dipahami
dengan jelas, tetapi dengan mengamati penampilannya, juga bisa mengetahui garis
besarnya.

Pertama-tama amati dulu ajaran ini berdiri pada tahun berapa, apakah sudah
bertahan untuk jangka waktu yang lama sekali, apakah pengikut atau umatnya
banyak, maka ini lebih bisa diandalkan. Oleh karena bila dia adalah pembohong,
maka sejak awal sudah tidak ada lagi pengikutnya.

Kemudian amati pula pengikut sekte tersebut, apakah pengikutnya itu adalah
orang-orang terpelajar dan dari golongan yang benar, maka ajaran ini pasti tidak
salah. Ada ajaran yang diturunkan secara rahasia, ini harus hati-hati, karena bisa
disimpulkan dengan dua kalimat berikut ini, “Takut berarti ada kebusukan di
dalamnya, hal yang baik takkan takut diketahui orang lain”.

10 

 
Ada pula sekte yang di dalamnya sumbangan melulu, anda harus menelitinya
terlebih dulu, ke mana digunakan uang sumbangan tersebut. Ada pula sekte yang
suka mengumbar ilmu gaib, bahkan ada pula yang menyembah hewan, mengumbar
berbagai kepercayaan takhayul sebagai sumber bisnisnya, semua ini tidak boleh
dijadikan keyakinan dan dipelajari.
 

Tanya :

Oleh karena harus teliti, maka menurut anda, ke mana harus mencari ajaran
yang paling pantas dipelajari?

Jawab :

Tentu saja Ajaran Buddha, Ajaran Buddha merupakan ajaran terbaik di dunia.
 

Tanya :

Siapa yang tidak mengenal Ajaran Buddha? Bukankah aliran dan sekte itu
adalah peninggalan warisan Buddha? Kenapa anda malah bilang tidak boleh begitu
mudah mempercayainya?

Jawab :

Oleh karena ada begitu banyak sekte yang mengakui bahwa mereka meyakini
Buddha, maka itu saya mengatakan jangan mudah percaya, patut diketahui, itu
serupa dengan menjual obat palsu. Oleh karena teori-teori mereka itu sungguh tak
bernilai, dengan sendirinya tidak ada yang mau menjadi pengikutnya, sehingga
11 

 
mereka terpaksa menggunakan Buddha sebagai topengnya. Mencuri beberapa
kalimat yang dibabarkan Buddha Sakyamuni, lalu mengelabui orang-orang yang
tidak tahu apa-apa, ini disebut menyamar mata ikan sebagai mutiara.

Andaikata dia mengaku bahwa yang dia jual adalah mata ikan, siapa yang mau
membelinya? Oleh karena dia berbohong mengatakan yang dia jual adalah mutiara,
maka dengan sendirinya orang yang tidak mengenal barang tulen, berebutan
membeli yang palsu darinya.
 

Tanya :

Anda bilang kalau mereka menyamar, adakah buktinya?

Jawab :

Tentu saja ada buktinya, Ajaran Buddha menuruti apa yang tercantum di
dalam sutra, sedangkan sekte sesat meskipun di mulut mereka mengaku meyakini
Buddha, sesungguhnya apa yang mereka khotbahkan sedikitpun tidak serupa
dengan Ajaran yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, jadi mana boleh
dikatakan meyakini Buddha?
 

Tanya :

Setiap aliran dan sekte ada sutra pegangannya, apa yang mereka (sekte sesat)
khotbahkan, kenapa dibilang tidak mempunyai landasan?

12 

 
Jawab :

Itu adalah sutra hasil rekayasa mereka sendiri, dan menganggap itu adalah
sutra Buddha, seharusnya tidak diperbolehkan. Oleh karena sutra Buddha adalah
dibabarkan langsung oleh Buddha Sakyamuni, telah bertahan beredar selama
beribu-ribu tahun, sedangkan sutra hasil ciptaan manusia tidak memiliki landasan
dan asal usul yang jelas, adalah palsu, yang tidak boleh diyakini.
 

Tanya :

Ada pula sekte yang mengakui bahwa guru pembimbing mereka adalah
Buddha Maitreya yang sudah turun ke dunia, jadi apakah sutra yang dibabarkan
oleh Buddha Maitreya boleh diyakini?

Jawab :

Ini adalah ucapan yang sembarangan, menurut apa yang tercantum di dalam
sutra Buddha, Bodhisattva Maitreya akan turun ke dunia 5,6 miliar tahun lagi. Jadi
bila ada yang mengatakan Bodhisattva Maitreya sudah turun ke dunia, ini
merupakan kebohongan yang menyesatkan orang banyak.

Sesungguhnya bila kelak Bodhisattva Maitreya turun ke bumi mencapai


KeBuddhaan, maka Dharma yang dibabarkanNya adalah serupa dengan Dharma
yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, oleh karena kebenaran takkan berubah
buat selamanya.
 

Tanya :

13 

 
Penjual buah takkan mengatakan buahnya pahit. Seperti anda yang begitu
menjunjung tinggi Ajaran Buddha, ini dikarenakan anda meyakini Ajaran Buddha,
kelemahan sekte lain yang anda ungkapkan memang ada benarnya, tetapi apakah
benar Ajaran Buddha itu begitu bagus, saya masih meragukannya?

Jawab :

Anda masih belum memahami kebenaran yang terkandung di dalam Ajaran


Buddha, tentu saja masih ada keraguan. Bagaimana bila anda mengutarakan hal
apa saja yang membuat anda menjadi ragu, agar saya bisa menjelaskannya pada
anda.
 

14 

 
 

15 

 
Tanya :

Ada beberapa sekte, mengakui bahwa dirinya adalah jelmaan Dewa atau
Malaikat, jika diteliti mana mungkin ada hal sedemikian rupa. Atau yang diangkat
jadi guru sesepuh, meskipun memang ada tokoh sedemikian, tetapi tokoh ini sama
sekali tidak ada kaitannya dengan sekte tersebut, seperti persoalan ini, Buddha
yang disebutkan dalam Ajaran Buddha, takutnya juga adalah seperti perumpamaan
ini!

Jawab :

Bukan begitu! Buddha Sakyamuni seperti yang disebutkan dalam Ajaran


Buddha, memang nyata ada sosok sedemikian, bahkan merupakan tokoh terkenal
yang tercatat dalam sejarah, di dalam sejarah setiap negara juga dicatat dengan
jelas, maka itu tidak perlu merasa ragu sama sekali.
 

Tanya :

Jadi siapakah yang menemukan Ajaran Buddha?

Jawab :

Insan ini dikenal oleh setiap orang, Beliau adalah putra mahkota dari Raja
Suddhodana, raja dari Kerajaan Kapilavastu, India, bernama Siddhartha. Ketika
usianya masih kecil, sudah berhasil menguasai segala ilmu pengetahuan duniawi.
Kemudian menginjak usia dewasa, dia melihat bahwa manusia dan makhluk hidup
di dunia ini saling membunuh, saling memakan, siklus dan rantai makanan ini tiada
hentinya.

16 

 
Juga menemukan bahwa proses lahir, tua, sakit dan mati tidak dapat dihindari,
lalu merasa bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah penderitaan. Maka itu harus
mencari sebuah jalan untuk mengakhiri penderitaan ini.

Pada usia 19 tahun, dia melepaskan segala kehidupan mewahnya,


meninggalkan keduniawian dan melatih diri. Saat melatih diri mengalami berbagai
siksaan, seringkali harus menahan rasa lapar, tetapi beliau takkan karena hal ini
menjadi putus asa.

Sampai usia 30 tahun mencapai penerangan sempurna, yakni mencapai


KeBuddhaan. Setelah mencapai KeBuddhaan, menuju ke berbagai pelosok negeri
membabarkan Dharma, manusia yang mengamalkan ajaranNya, dapat
membebaskan diri dari penderitaan, menikmati kebahagiaan.

Demikianlah Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma selama 49 tahun,


pada saat itu Buddha sudah berusia 79 tahun, memasuki Parinirvana. Selanjutnya
para siswa Buddha mencatat seluruh kebenaran yang telah diungkapkan Buddha
selama 49 tahun, yakni sutra yang sekarang kita baca. Buddha yang pada
umumnya disebutkan, adalah Buddha Sakyamuni.
 

Tanya :

Anda mengatakan Nirvana, apa yang dimaksud dengan Nirvana?

Jawab :

Nirvana sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tetapi bila dipaksakan, Nirvana


dapat diartikan sebagai melenyapkan sampai tuntas semua kekotoran batin (klesa),
tiada kelahiran dan kematian selamanya menikmati kebahagiaan.
17 

 
Buddha Sakyamuni demi mengajari manusia di dunia ini, barulah membuat
tampilan serupa dengan manusia di dunia. Menunggu hingga misi pembabaran
DharmaNya telah selesai, maka Buddha pun meninggalkan tubuh kasarNya,
kembali pada kondisi yang semula yakni Nirvana.

Orang yang tidak tahu mengira Buddha sudah memasuki Parinirvana, lalu
mengatakan Buddha sudah wafat. Sesungguhnya Buddha selamanya takkan
meninggal dunia, jika bisa wafat, bukankah ini serupa dengan orang awam,
bagaimana bisa disebut sebagai Buddha?
 

Tanya :

Bila dihitung sampai saat kini, sudah berapakah usia Ajaran Buddha?

Jawab :

Buddha Sakyamuni lahir pada masa berkuasanya 26 tahun Kaisar Zhao dari
Dinasti Zhou, bila dihitung hingga saat ini adalah tahun 24 penanggalan Tiongkok
Nasionalis (tahun 1935 Masehi), maka sudah ada 2.962 tahun, diantara semua
ajaran, tidak ada yang lebih tua daripada Ajaran Buddha. Selama tiga ribu tahun ini
melalui berbagai penelitian dari orang-orang terpelajar dan berbakat serta tokoh-
tokoh terkenal, mereka semuanya mengatakan bahwa ajaran ini sungguh bagus.
 

Tanya :

Anda menyebutkan tokoh-tokoh terkenal, siapakah mereka, boleh anda


memberi contohnya?
18 

 
Jawab :

Baiklah, saya akan menyebutkan beberapa nama tokoh terkenal tersebut.


Diantaranya adalah Perdana Menteri Dinasti Jin yang bernama Wang Dao. Perdana
Menteri Dinasti Tang yang bernama Pei Xiu, Pei Du, Wei Zheng, Du Ru-hui, Fang
Xuan-ling, Chu Sui-liang.

Perdana Menteri Dinasti Song yakni Wang Dan, Li Hang, Fu Bi, Kou Zhun,
Han Qi, Lu Meng-zheng, Fan Zhong-yan, Wen Yan-bo. Perdana Menteri Dinasti
Qing yakni Zhang Ting-yu, Bo’e Ertai,

Tokoh terkenal dari pemerintahan Tiongkok Nasionalis, yakni Kang You-wei,


Li Yuan-hong, Liang Qi-chao.

Sedangkan tokoh-tokoh terkenal dari negara lainnya, misalnya Hans Driesch


dari Jerman, Henry Olcott dari Amerika, Herbert Spencer dari Inggris, Alexander
von Stael-Holstein dari Rusia, juga merupakan orang-orang yang meyakini Buddha
Dharma, dan masih banyak lagi baik yang berasal dari umat berkeluarga maupun
anggota Sangha, dalam waktu seketika tidak habis disebutkan satu persatu.
 

Tanya :

Bukankah yang mempelajari Ajaran Buddha itu hanya Bhiksu-Bhiksuni?


Tetapi tokoh-tokoh yang anda sebutkan itu bukanlah anggota Sangha, kenapa
mereka juga belajar Ajaran Buddha?

Jawab :
19 

 
Anda sudah salah tafsir, Ajaran Buddha bukan hanya diperuntukkan bagi
Bhiksu-Bhiksuni, tetapi untuk semua kalangan dan seluruh lapisan masyarakat juga
boleh mempelajarinya.

Tanya :

Kalau begitu bukankah Ajaran Buddha hanya dipelajari oleh tokoh-tokoh


terkenal yang berbakat, sedangkan kami ini orang biasa, mana pantas
mempelajarinya?

Jawab :

Bukan begitu maksudnya, contohnya : air di lautan luas, tak peduli makhluk
hidup yang sebesar apapun, juga tidak bisa meneguk habis air lautan tersebut. Juga
tak peduli serangga sekecil apapun juga bisa meneguk air tersebut hingga kenyang.
Dalam dangkalnya Buddha Dharma juga serupa dengan lautan luas tersebut,
meskipun orang secerdas apapun, juga tidak bisa mempelajarinya hingga usai,
sedangkan orang biasa, juga serupa bisa ikut mempelajarinya.

Tanya :

Apakah Buddha Dharma juga boleh diberitahukan kepada orang yang


bukan praktisi Ajaran Buddha?

Jawab :

Apa yang menjadi keyakinan Ajaran Buddha adalah kebenaran yang terbuka,
jadi tidak ada hal yang tidak boleh diberitahukan kepada umum. Seluruh sutra
dan
20
sastra, meskipun para pakar menjadikannya sebagai bahan penelitian, juga bukan
masalah.

Tidak seperti sekte lainnya, yang mengatakan ada rahasia apa di dalamnya,
tidak boleh memberitahukan kepada orang lain.
 

Tanya :

Apakah praktisi Ajaran Buddha tidak serakah akan harta benda dan kekuasaan?

Jawab :

Tidak serakah. Cobalah pikirkan Buddha Sakyamuni, melepaskan kedudukan


putra mahkota dan tahta kerajaan, harta benda yang berlimpah, apakah Beliau
boleh disebut sebagai serakah akan harta dan kekuasaan?

Belajar Ajaran Buddha adalah meneladani Hati Buddha, meneladani tindakan


Buddha, dengan sendirinya juga tidak pantas mendambakan harta benda dan
kekuasaan. Tetapi harus diketahui, melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang
banyak, menggunakan tenaga sendiri, atau jerih payah ini diganti dengan sedikit
uang, demi menghidupi keluarganya, ini tidak termasuk tamak harta.

Setiap insan yang bekerja baik di bidang militer maupun pemerintahan,


asalkan dapat menunaikan tugas sesuai dengan hati nurani, memberi pelayanan
kepada publik, menjadi pelipur lara bagi kaum lemah, ini tidak bisa disebut sebagai
serakah akan kekuasaan.
 

21 

 
Tanya :

Bhiksu adalah insan yang menfokuskan diri mempelajari Ajaran Buddha,


tetapi mengapa ada yang berprilaku buruk?

Jawab :

Setiap permasalahan tidak boleh dipandang secara menyeluruh, contohnya :


mereka yang belajar Ajaran Konfusius, setiap hari berdiskusi tentang kebajikan,
kebenaran, etika dan moral, juga ada yang bersikap ksatria tapi juga ada yang jadi
orang licik.

Demikian pula dengan Bhiksu-Bhiksuni, ada yang memahami Ajaran Buddha,


tapi juga ada yang tidak paham, jadi tidak boleh menuduh semuanya adalah serupa.
Yang anda maksudkan adalah sebagian saja yang tidak memahami Buddha
Dharma. Orang-orang ini dikarenakan kurangnya pengetahuan, dengan sendirinya
dapat berprilaku buruk. Hanya bisa mengeluh mereka tidak memahami Buddha
Dharma, jadi bukan Buddha Dharma yang tidak bagus.

Anda tidak mengetahui bahwa sejak dulu hingga sekarang, ada berapa banyak
anggota Sangha yang mengamalkan apa yang tidak bisa diamalkan orang banyak,
bersabar pada apa yang tidak bisa ditolerir orang banyak, mewakili Buddha
menyebarluaskan ajaran, menceramahkan Buddha Dharma sehingga memberi
berkah bagi negara dan memberi manfaat bagi penduduk negeri, serta
menyelamatkan para makhluk, membawa manfaat besar bagi dunia.

Meskipun saat kini tidak serupa dengan jaman dahulu, dimana-mana ada
kegiatan ceramah Dharma, para Bhiksu senior yang selain di satu sisi
mengamalkan ajaran untuk diri sendiri juga di sisi lain menyelamatkan para
makhluk.

22 

 
Oleh karena anda belum mempelajari Buddha Dharma, sehingga belum
menemukannya. Yang anda temukan hanyalah mereka yang berprilaku buruk,
sehingga mencurigai Buddha Dharma tidak bagus, ini adalah kesalahan besar.

Tanya :

Bhiksu-Bhiksuni ada yang memahami Buddha Dharma dan ada yang tidak,
dua kelompok yang berbeda, kini saya sudah memahaminya. Tetapi masalahnya,
mengapa ada praktisi yang pernah mendalami Buddha Dharma, tetapi prilaku
mereka juga buruk?

Jawab :

Ini juga tidak boleh karena satu orang yang makan nangka semua orang kena
getahnya. Dong Zhuo, Cao Cao, Wang Mang, orang-orang semacam ini, sejak
jaman dulu hingga kini, para pengkhianat negara, bukankah juga pernah membaca
buku klasik Ajaran Konfusius, tetapi kesalahan ini juga tidak boleh dilimpahkan
kepada Ajaran Konfusius.

Demikian pula dengan baik buruknya prilaku praktisi Ajaran Buddha,


kesalahan ini juga tidak boleh dilimpahkan kepada Ajaran Buddha. Harus
diketahui bahwa di atas sebidang ladang, ada berapa banyak semak-semak, ini
tidak bisa dihindari. Apalagi ini hanya sebagian kecil orang yang tidak memahami
Buddha Dharma, orang yang tidak mempunyai prilaku baik secara menyeluruh,
andaikata mereka sama sekali tidak memahami Buddha Dharma, maka tabiat
mereka akan lebih parah lagi.
 

23 

 
 

24 

 
Tanya :

Bila dibandingkan dengan ajaran lainnya, memang Ajaran Buddha lebih bisa
diandalkan, tetapi jaman sekarang adalah jaman yang menentang kepercayaan
takhayul, meskipun tempo dulu Ajaran Buddha begitu berjaya, tetapi masa
mendatang dikhawatirkan bisa dijatuhkan juga?

Jawab :

Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Oleh karena Ajaran Buddha bukan
kepercayaan takhayul. Dia memiliki filosofi yang tinggi dan mendalam, kebenaran
ini tak peduli telah melewati berapa banyak tahun juga takkan berubah. Jika ada
waktu luang, anda boleh membaca buku-buku Dharma, saat itu anda akan
mengetahuinya, segala teori di dunia ini juga tidak ada yang bisa melampaui
kebenaran yang diungkapkan dalam Buddha Dharma.
 

Tanya :

Buku Dharma Ajaran Buddha terlalu mendalam, banyak yang tidak saya
pahami. Apakah anda bisa mengemukakan segelintir kebenaran yang mudah
dipahami?

Jawab :

Tidak masalah. Bukankah orang jaman sekarang selalu mengatakan apa yang
disebut dengan kesetaraan, kasih sayang universal dan kebebasan?

Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa seluruh makhluk hidup memiliki


benih KeBuddhaan sehingga dapat mencapai KeBuddhaan. Kata “makhluk” bukan
hanya menunjuk pada manusia saja, tetapi mencakup seluruh makhluk hidup,
contohnya lalat, nyamuk, semut juga bisa mencapai KeBuddhaan. Setelah
25 

 
mencapai KeBuddhaan juga serupa dengan Buddha Sakyamuni, ini adalah
kesetaraan.

Oleh karena memang lalat, nyamuk, semut juga memiliki benih KeBuddhaan,
maka itu kita harus menyayangi dan melindungi mereka, serupa dengan
menyayangi manusia, inilah yang disebut dengan kasih sayang universal.

Ajaran Buddha khusus menumpukan perhatian pada cara membebaskan diri


dari penderitaan, setelah kekotoran batin berhasil dilenyapkan hingga tuntas, di
dalam hati tiada kekhawatiran dan tiada kecemasan, maka ini merupakan
kebebasan.

Dengan demikian kita melihat bahwa kebenaran yang dibabarkan oleh Buddha
bukan hanya tidak bertentangan dengan era modern, malah semakin mendekati
teori yang dikemukakan para ilmuwan. Andaikata setiap insan dapat mengamalkan
sesuai dengan apa yang dibabarkan Buddha, cobalah anda pikirkan, apakah di
dunia ini masih akan ada wabah penyakit, peperangan dan kejahatan kriminal?
Lagi pula ini hanyalah teori yang dangkal, sedangkan mengenai teori yang
mendalam, meskipun dijelaskan hingga bertahun-tahun lamanya juga tak habis
dibahas, sungguh tiada ujung batasnya!
 

Tanya :

Jika demikian halnya, ingin menghindari musibah sebaiknya belajar Ajaran


Buddha, apakah benar?

26 

 
Jawab :

Benar, tetapi sebelum memahami manfaat baik dari belajar Ajaran Buddha,
sebaiknya terlebih dulu memahami sisi buruk dari para makhluk, contohnya saja
manusia! Begitu terlahir ke dunia kita sudah teken kontrak seumur hidup dengan
apa yang disebut dengan penderitaan, sepanjang hidup demi sandang, pangan dan
papan, harus begitu bersusah payah.

Orang yang dicintai malah tidak bisa bersama, tetapi musuh berbuyutan selalu
saja datang menghadang. Juga bencana alam, musibah yang tak terduga, meskipun
anda memiliki kekayaan berlimpah dan kekuasaan, dia juga akan mengikuti dari
belakang. Meskipun bisa terlepas, namun juga takkan bisa keluar dari cengkeraman
usia tua, jatuh sakit dan kematian.

Ini adalah karena sesat maka menciptakan karma, dan oleh karena karma maka
menerima penderitaan. Buddha yang berada dalam kondisi batin Nirvana tidak
mengalami berbagai penderitaan, ini adalah manfaat dari pencapaian KeBuddhaan.
Buddha melihat kita menjalani penderitaan, bagaikan berada dalam Neraka, maka itu
mengajari kita berbagai cara untuk mencapai KeBuddhaan, supaya kita bisa keluar
dari kehidupan yang penuh penderitaan ini.

Tanya :

Oleh karena dunia ini bagaikan Neraka seperti ucapan anda tadi, belajar Ajaran
Buddha juga begitu sulit, bukankah sebaiknya kita meneguk racun, setelah itu
semuanya jadi selesai dan segera dapat keluar dari Neraka dunia?

27
Jawab :

Ini adalah salah tafsir yang sungguh besar. Meskipun dunia ini adalah Neraka,
asalkan kita semuanya membangkitkan niat belajar Ajaran Buddha, dapat
menggunakan kekuatan kita untuk mengubahnya ke arah yang baik, ini adalah
semangat dari Ajaran Buddha.

Andaikata memilih untuk mati, setelah mati semuanya jadi selesai, mana
mungkin semudah ini. Ketahuilah bahwa setelah mati bukan berarti semuanya jadi
selesai, malah harus bertumimbal lahir. Lagi pula bunuh diri adalah dosa besar,
ketika bertumimbal lahir buah karmanya akan lebih berat, bukankah ini disebut
melompat ke dalam Neraka yang lebih dalam.
 

Tanya :

Setelah meninggal dunia, arwah manusia akan bertumimbal lahir, apakah ini
benar adanya?

Jawab :

Tentu saja benar. Sejak dulu hingga sekarang, di dalam buku sejarah banyak
tercatat tentang kisah tumimbal lahir dan reinkarnasi, reinkarnasi adalah arwah
tersebut meminjam tubuh orang lain, hingga hari ini, kejadian-kejadian serupa ini
juga amat banyak, menurutmu apakah ini adalah sebuah kebohongan?

Tanya :

Kalau memang bukan sebuah kebohongan, tetapi tidak tahu apa yang
dimaksud sebenarnya?

28 

 
Jawab :

Apakah anda pernah mendengar tentang enam alam tumimbal lahir? Yang
biasanya kita sebut dengan “arwah”, di dalam Ajaran Buddha disebut sebagai
“vijnana (kesadaran)”. Setelah tubuh kasar manusia mati, kesadarannya selamanya
takkan mati.

Setelah manusia meninggal dunia, kesadarannya menuruti perbuatan baik dan


buruk yang dilakukannya selama hidup, terlahir kembali ke Alam Surga/Alam
Dewa atau terlahir kembali ke Alam Manusia, atau Alam Asura (Asura adalah
makhluk halus yang jahat, seringkali berperang dengan Alam Dewa), atau jatuh ke
Alam Binatang, atau Alam Setan Kelaparan, atau jatuh ke Neraka.

Alam Dewa/Surga, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Binatang, Alam Setan
Kelaparan dan Neraka, inilah yang disebut dengan enam alam tumimbal lahir.
Setelah menyelesaikan siksaan di satu alam kemudian beralih lagi ke alam lainnya.
Demikianlah setelah mati lahir lagi, lahir mati lagi, bolak balik berputar di
lingkaran tumimbal lahir, tiada waktu untuk beristirahat meskipun hanya sejenak
saja.
 

Tanya :

Jadi diantara enam alam tumimbal lahir ini, alam mana yang lebih bagus?

Jawab :

Bila dibandingkan, Alam Surga menikmati kesenangan, usia juga panjang,


Alam Manusia selain menikmati kesenangan juga sekaligus menjalani penderitaan.
Semakin jatuh ke bawah maka siksaannya semakin mengerikan. Alam Setan
Kelaparan dan Alam Neraka, hukumannya sungguh tak berani dibayangkan lagi.

29 

 
 

Tanya :

Kalau begitu bukankah sebaiknya kita memilih terlahir ke Alam Surga saja
untuk menikmati kesenangan, adakah caranya supaya kita bisa menuju ke sana?

Jawab :

Meskipun caranya ada, tetapi kita tidak seharusnya berharap bisa terlahir ke
Alam Surga. Oleh karena seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa terlahir
di alam yang mana saja, menanti hingga masa hidup habis, maka harus beralih lagi
terlahir di alam lainnya.

Jadi terlahir di Surga/Alam Dewa, para Dewa meskipun adalah Raja


Sakra/Raja Dewa sekalipun, menunggu hingga pahala yang dinikmati sudah habis,
juga harus mengalami kematian, setelah meninggal dunia juga mungkin terlahir ke
Alam Binatang menjalani siksaan.

Dapat dilihat bahwa selama berada di dalam enam alam tumimbal lahir, takkan
ada tempat yang aman. Jika ingin menikmati kebahagiaan sejati, maka harus
memikirkan cara untuk keluar dari enam alam tumimbal lahir.
 

Tanya :

Jadi bagaimana caranya supaya bisa melompat keluar dari tumimbal lahir/roda
samsara?

30 

 
Jawab :

Hanya dengan belajar Ajaran Buddha.


 

Tanya :

Kita menuruti hati nurani, memperbanyak melakukan kebajikan, apakah


dengan demikian tidak bisa keluar dari roda samsara?

Jawab :

Mana bisa, orang yang melakukan kebajikan, kelak akan terlahir di Alam
Surga atau Alam Manusia menikmati pahala, kita sudah pernah membahasnya.
Manfaat ini berlangsung tidak lama. Jika ingin keluar dari lingkaran tumimbal lahir
maka harus belajar Ajaran Buddha. Jika hanya mengandalkan kebajikan saja, ini
tidak cukup.
 

Tanya :

Saya sering mendengar bahwa kelahiran dan kematian adalah diatur oleh
Kaisar Langit dan Raja Yama. Kalau memang belajar Ajaran Buddha itu dapat
keluar dari roda samsara, apakah Buddha juga ikut mengatur yang satu ini?

Jawab :

Bukan begitu maksudnya. Urusan kelahiran dan kematian anda, bukan hanya
Kaisar Giok dan Raja Yama tidak berhak mengaturnya, bahkan Buddha pun tidak
bisa mengaturnya, hanya anda sendiri yang berhak menentukannya.

31 

 
 

Tanya :

Saya tidak sudi mati, tetapi kenapa cepat lambat juga harus mati? Saya ingin
naik ke Surga tapi kenapa malah jatuh ke Neraka? Anda bilang saya berhak
menentukan kelahiran dan kematian sendiri, saya sungguh tidak mengerti.

Jawab :

Ini juga tidak sulit dipahami, ini disebut dengan Hukum Sebab Akibat. Ada
sebab pasti ada akibat, ada akibat pasti ada sebabnya. Perbuatan yang anda lakukan
adalah benih sebab, balasannya adalah buah akibat. Umpamanya pada kelahiran ini
perbuatan yang anda lakukan adalah sesuai dengan persyaratan Alam Manusia,
maka pada kelahiran yang akan datang, anda masih bisa terlahir kembali ke Alam
Manusia.

Demikian pula bila pada kehidupan ini perbuatan anda sesuai dengan
persyaratan Alam Surga/Alam Dewa maka pada kehidupan mendatang anda bisa
terlahir ke Alam Surga. Alam-alam lainnya juga serupa halnya.

Ini sama dengan menanam bibit buah memperoleh buah, menanam bibit
kacang memperoleh kacang, Dewa juga tidak bisa mengubah kacang jadi sebutir
buah. Jadi sekarang yang anda tanam adalah benih Alam Manusia, Dewa juga
tidak bisa memaksakan kehendak mengubah dirimu jadi hewan, ini sangat jelas.

Lebih jelasnya lagi, melakukan kebajikan memperoleh berkah, melakukan


kejahatan memperoleh petaka. Berbuat baik atau jahat hanya anda sendiri yang
bisa menentukannya, maka urusan lahir dan mati, berkah dan petaka, bukankah
anda sendiri juga yang berhak menanganinya?

32 

 
 

Tanya :

Orang-orang baik ini, malah bertemu dengan kesusahan, sedangkan orang


jahat malah bagus peruntungannya. Anda bilang sebab akibat, mana ada aturannya?

Jawab :

Contohnya menanam pohon, begitu bibit ditanam ke dalam tanah, apakah


langsung bisa berbuah? Juga contohnya anda meminjam uang kepada orang lain,
apakah begitu anda menyerahkan uang tersebut ke tangannya, dia langsung
sanggup melunasi hutangnya pada anda?

Hukum Sebab Akibat dalam Ajaran Buddha, mencakup kelahiran masa


lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Ada perbuatan yang dilakukan
pada masa kelahiran lampau, pada masa kelahiran sekarang berbuah. Ada
perbuatan yang dilakukan pada masa kelahiran sekarang, dan juga berbuah pada
masa kelahiran sekarang.

Ada perbuatan yang dilakukan pada masa kehidupan sekarang, tetapi berbuah
pada beberapa kali kehidupan mendatang, atau beberapa puluh kali kehidupan
mendatang, atau beberapa ribu bahkan puluhan ribu masa kehidupan mendatang
kemudian barulah berbuah.

Ini serupa dengan pohon yang berbuah, ada yang lebih awal bahkan ada juga
yang lebih lambat, ini juga terjadi dengan sendirinya dan alamiah, mana boleh
dikatakan tidak ada aturannya?

33 

 
Tanya :

Raja Yama, Hakim Neraka, Dewa Bumi, apakah tidak ada?

Jawab :

Ada, tetapi seperti hakim di dunia ini, menuruti peraturan hukum yang berlaku
untuk membuat keputusan peradilan. Jika anda tidak melanggar hukum, maka
bagaimanapun juga tidak bisa mengatur dirimu.
 

Tanya :

Apa tidak perlu menyembahyangi mereka?

Jawab :

Mereka termasuk makhluk Alam Preta (Alam Setan), tujuan kita adalah
terbebas dari enam alam tumimbal lahir, jadi tidak perlu menyembahyangi mereka.
 

Tanya :

Bagaimana dengan Kaisar Giok/Kaisar Langit/Raja Sakra/Raja Dewa?

Jawab :

Kaisar Giok juga merupakan salah satu makhluk di enam alam tumimbal lahir,
juga tidak perlu memuja Beliau.

34 

 
Tanya :

Bagaimana dengan Dewa dan Malaikat?

Jawab :

Dewa di Langit dan Malaikat di Bumi juga termasuk penghuni Alam Surga
dan Alam Setan, juga merupakan makhluk di enam alam tumimbal lahir. Kita tidak
meneladani mereka, lalu buat apa menyembahyangi mereka?
 

Tanya :

Lalu apakah Altar pemujaan sejenis Dewa juga harus dibubarkan?

Jawab :

Tentu saja, seperti sejenis rubah, bukankah itu adalah hewan, buat apa anda
menghormatinya, adakah manfaatnya?
 

Tanya :

Jika tidak menyembahyanginya, nanti kalau dia tersinggung bagaimana?

Jawab :

Ini yang tidak anda ketahui, insan yang belajar Ajaran Buddha, para Dewa di
Langit, harus datang menghormati dirimu, Mara dan setan jahat lainnya mana
mungkin berani menyalahkan dirimu? Tetapi kita belajar Ajaran Buddha
35 

 
seharusnya menyelamatkan seluruh makhluk, meskipun tidak sudi menjunjunginya
tetapi juga jangan merintanginya.
 

Tanya :

Kalo memang Buddha saja tidak bisa ikut campur mengurus peruntungan kita
sendiri, baik atau buruk, lantas kenapa kita malah harus menghormatiNya?

Jawab :

Ini juga pengecualian, bila kita ingin keluar dari lingkaran tumimbal lahir,
maka kita harus meneladani Buddha, maka itu Buddha adalah Guru kita. Bila anda
tidak sudi menghormati guru, apakah dengan begini bisa disebut sebagai murid?
 

Tanya :

Ada lagi yang disebut dengan Bodhisattva, apakah kita juga perlu
menghormatiNya?

Jawab :

Bodhisattva itu jumlahnya amat banyak! Ada pula Bodhisattva yang sudah
mencapai KeBuddhaan, contohnya Bodhisattva Avalokitesvara. Ada pula yang
akan mencapai KeBuddhaan, contohnya Bodhisattva Maitreya. Bodhisattva
memiliki hati maitri karuna yang berat, Mereka membantu Buddha untuk
menyelamatkan para makhluk.

36 

 
Ibarat sekolah, Buddha adalah kepala sekolah, Bodhisattva adalah tenaga
pengajar. Sebagai siswa sekolah menghormati guru adalah hal yang semestinya.
 

Tanya :

Menurut anggapanku, sebagai praktisi yang belajar Ajaran Buddha, selain


memberi persembahan kepada Buddha dan Bodhisattva, juga perlu memuja para
Dewa, Malaikat dan makhluk halus lainnya, apakah begini akan lebih bagus?

Jawab :

Belum tentu ada manfaatnya, oleh karena tujuan anda adalah mencapai
KeBuddhaan, seharusnya menfokuskan diri meneladani Buddha. Andaikata anda
mendekatkan diri pada Buddha, disamping itu juga sering menjalin koneksi dengan
makhluk halus, dengan sendirinya pikiranmu tidak bisa terfokus. Sehingga saat
menjelang ajal, anda melupakan Buddha dan pergi menuju Alam Setan, mungkin
saja bukan.
 

Tanya :

Sekarang saya sudah mengerti, supaya terbebas dari penderitaan enam alam
tumimbal lahir maka harus belajar Ajaran Buddha. Sebagai praktisi Ajaran Buddha,
selain memuja Buddha dan Bodhisattva, maka seluruh Dewa, Malaikat dan
makhluk halus lainnya juga tidak boleh dipuja, tidak boleh memberikan
persembahan pada mereka, apakah benar demikian?

Jawab :

Tepat sekali.

37 

 
 

38 

 
Tanya :

Apakah insan yang tidak mengenal aksara, juga boleh belajar Ajaran Buddha?

Jawab :

Boleh, asalkan ada orang yang membacakan buku ini buat dirinya, oleh karena
buku ini isinya merupakan topik umum yang menggunakan bahasa yang umum pula,
sehingga mereka yang tidak mengenal aksara juga dapat memahaminya. Setelah
memahaminya maka mereka akan mengamalkannya, juga tidak ada yang tidak
berhasil.

Pada masa Dinasti Tang ada seorang praktisi yang bernama Master Hui Neng,
beliau merupakan Guru Sesepuh Aliran Zen yang ke-6, beliau merupakan contoh
praktisi yang tidak mengenal aksara namun berhasil meraih keberhasilan.

Tanya :

Insan yang mengenal aksara juga dapat belajar Ajaran Buddha, ini pasti orang
yang sangat pintar baru bisa ya!

Jawab :

Ini juga belum tentu, pada jaman dulu, Buddha Sakyamuni mempunyai
seorang siswa yang bernama Suddhipanthaka. Beliau merupakan siswa yang paling
bodoh, kemudian Buddha mengajarinya mengulang dua patah kata yakni “sapu
bersih”.

39
Dia mengingat kata “sapu, lalu lupa kata “bersih”nya, ingat kata “bersih” lupa
kata “sapu”, meskipun demikian akhirnya dia juga berhasil mencapai tingkat
kesucian Arahat.

Tanya :

Apakah Kaum Hawa juga boleh belajar Ajaran Buddha?

Jawab :

Tentu saja boleh, bahkan setelah berhasil takkan lagi terlahir jadi wanita.

Tanya :

Ada orang yang tempo dulu banyak melakukan kejahatan, sekarang ingin ikut
belajar Ajaran Buddha, apakah masih ada gunanya?

Jawab :

Kenapa tiada gunanya, bukankah anda sering mendengar pepatah yang


mengatakan “Melepaskan pisau jagal, segera mencapai KeBuddhaan”? Asalkan
bertobat atas kesalahan yang telah dilakukan dan berjanji takkan mengulanginya
lagi, selanjutnya takkan melakukan kejahatan lagi, menumpukan perhatian
mempelajari Ajaran Buddha, meskipun dosa yang telah diperbuat itu banyak sekali,
namun juga bisa tereliminasi.

40 

 
Tanya :

Apakah orang yang telah berusia lanjut masih sempat belajar Ajaran Buddha?

Jawab :

Sempat, tetapi diri sendiri harus menyadari bahwa waktu sudah tidak banyak
lagi, seharusnya lebih tekun belajarnya.

Tanya :

Lalu bagaimana dengan anak muda, apakah boleh menunda sementara


belajarnya?

Jawab :

Belum tentu, karena ada dua kalimat pepatah kuno yang mengatakan, jangan
menanti sampai tua baru melatih diri, arwah gentayangan banyak orang usia muda.
Apakah anda bisa mengetahui anda hidup sampai usia berapa? Meskipun dapat
hidup sangat lama, juga sepatutnya sedini mungkin belajar Ajaran Buddha.

Oleh karena semakin lama anda melatih diri maka ketrampilan ini akan
semakin bagus dan terjamin, bukankah ini adalah aturan yang pasti?

41 

 
Tanya :

Aturannya memang begitu, tetapi bukankah manusia pada usia mudanya,


memiliki karir dan pekerjaan masing-masing, begitu sibuknya, mana mungkin ada
waktu luang belajar Ajaran Buddha?

Jawab :

Ini dikarenakan memandang Ajaran Buddha sebagai hal yang tidak penting
atau mendesak. Andaikata anda memandang belajar Ajaran Buddha sama
mendesaknya dengan makan nasi, maka anda takkan lagi mengatakan tidak punya
waktu luang. Apalagi melatih diri itu sebenarnya tidak mengganggu pekerjaan,
sehingga tidak perlu harus mencari waktu luang.
 

Tanya :

Seorang hartawan sepatutnya belajar Ajaran Buddha, tetapi bagi orang yang
kurang mampu, sandang pangan saja tidak mencukupi, bagaimana bisa belajar
Ajaran Buddha?

Jawab :

Belajar Ajaran Buddha adalah menggunakan ketulusan hati, jadi tidak perlu
menggunakan uang.
 

 
42 

 
Tanya :

Orang yang sebelumnya pernah menganut kepercayaan lain, kemudian


melepaskan kepercayaan yang dianutnya dan berniat belajar Ajaran Buddha,
apakah diperbolehkan?

Jawab :

Ini tentunya sangat bagus! Menjauhi kegelapan menuju tempat yang terang,
sungguh sebuah hal yang patut dilakukan oleh insan yang berpandangan dan
berpengetahuan luas, harus diketahui bahwa kita hidup di dunia ini hanya sekejab
saja, mengapa ada jalan yang benar tetapi kita malah melewati jalan yang
membahayakan diri sendiri?
 

Tanya :

Kalau begitu berarti semua orang boleh belajar Ajaran Buddha bukan?

Jawab :

Betul! Andaikata Ajaran Buddha hanya boleh dipelajari oleh golongan orang
tertentu saja, maka ini tidak bisa disebut sebagai kesetaraan.
 

43 

 
 

44 

 
Tanya :

Kalau memang setiap orang harus belajar Ajaran Buddha, bahkan setiap insan
juga boleh mempelajarinya, saya memutuskan untuk mempelajarinya. Mohon anda
beritahukan padaku metode belajar Ajaran Buddha!

Jawab :

Pintu Dharma atau metode dalam Ajaran Buddha amat banyak, pada umumnya
ada lima kategori yakni Aliran Vinaya, Tiantai, Dhyana, Tantra dan Sukhavati.
Masing-masing metode tersebut berbeda-beda, menuruti kemampuan pencerapan
masing-masing untuk memilih metode mana yang akan dipelajari.

Tanya :

Buat apa Buddha Sakyamuni membabarkan begitu banyak pintu Dharma?

Jawab :

Ini disebut memberi obat yang tepat sesuai penyakit yang diderita masingmasing
pasien, diibaratkan para makhluk adalah pasien, Buddha adalah Raja Tabib. Para
makhluk menderita penyakit yang berbeda-beda, maka itu Buddha membuka resep
juga tidak serupa, ada yang harus menggunakan ramuan obat yang sejuk, ada pula
yang harus menggunakan ramuan obat yang panas, tujuannya adalah sama yaitu
untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien.

Umpamanya lagi, untuk berangkat dari Nanjing ke Shanghai, ada orang yang
lebih suka menempuh perjalanan dengan kereta api, maka Buddha akan mengajarinya
cara untuk menumpang kereta api. Ada pula orang yang lebih suka menempuh
perjalanan dengan pesawat terbang, maka Buddha akan mengajarinya

45
cara untuk menumpang pesawat terbang. Meskipun caranya berbeda, namun
tujuannya adalah sama yaitu mencapai Shanghai.

Demikian pula dengan Ajaran Buddha, meskipun pintu Dharma yang


dibabarkan oleh Buddha adalah banyak dan beragam, namun tujuannya adalah
menuntun manusia untuk mencapai KeBuddhaan.
 

Tanya :

Apakah beragam pintu Dharma tersebut, semuanya juga begitu sulit dipelajari?

Jawab :

Belum tentu, ada yang sangat sulit, tetapi ada juga yang amat mudah.
 

Tanya :

Saya tidak memiliki bakat apapun, bolehkah anda jelaskan padaku metode
pelatihan diri yang paling mudah?

Jawab :

Metode yang paling mudah tak lain adalah Aliran Sukhavati.


 

46 

 
Tanya :

Mengapa disebut sebagai Aliran Tanah Suci, bagaimana pula cara melatihnya?

Jawab :

Bukankah sebelumnya kita sudah membahas bahwa Ajaran Buddha Mahayana


terbagi atas lima aliran? Aliran Tanah Suci merupakan salah satu dari lima aliran
tersebut, caranya adalah melafal Amituofo dan bertekad terlahir ke Tanah Suci
Penjuru Barat.
 

Tanya :

Bagaimana yang disebut dengan melafal Amituofo dan bertekad terlahir ke


Tanah Suci Penjuru Barat?

Jawab :

Yakni dengan melafal “Namo Amituofo”, dari penjuru barat alam ini melewati
jarak yang amat jauh terdapat sebuah alam yang disebut sebagai Alam Sukhavati,
juga disebut Tanah Suci Penjuru Barat. Praktisi Ajaran Buddha bertekad saat
menjelang ajal dapat terlahir ke Alam Sukhavati, maka itu disebut sebagai bertekad
terlahir ke Tanah Suci Penjuru Barat.
 

Tanya :

Manfaat apa yang ada apabila terlahir di Alam Sukhavati?

47 

 
Jawab :

Alam Sukhavati memiliki manfaat yang tak terhingga. Praktisi yang terlahir di
sana, menjelma dari Bunga Lotus, jadi bukan dari kandungan. Ingin menikmati
hidangan apapun, maka hidangan tersebut segera muncul sesuai keinginan, ingin
mengenakan pakaian apapun juga akan terwujud sesuai yang diharapkan. Tinggal
di graha yang megah, yang dibangun dan terbentuk dari kombinasi emas, perak
dan mustika lainnya.

Ke mana saja tempat yang ingin dituju, tak peduli berapapun jauhnya, dalam
sekejab langsung sampai ke tempat tujuan, tidak perlu menumpang kereta api atau
perahu. Di sana juga tiada kejahatan, tidak ada wabah penyakit, tidak ada sakit dan
usia tua, tidak ada dingin maupun panas. Bahkan dalam satu kelahiran mencapai
Alam Sukhavati, maka akan hidup buat selamanya, takkan ada kematian, setiap
hari mendengar pembabaran Dharma dari Buddha Amitabha.

Segala penderitaan di dunia ini takkan ada di Alam Sukhavati. Kira-kira


beginilah gambaran tentang Alam Sukhavati. Jika harus diuraikan secara terperinci
tentang manfaat Alam Sukhavati, maka sampai kapanpun juga takkan usai, kecuali
ketika anda terlahir di Alam Sukhavati, maka terhadap segala sesuatu jadi
memahaminya.
 

Tanya :

Jadi apakah ini sudah terkategori mencapai KeBuddhaan?

Jawab :

Ini masih belum terkategori mencapai KeBuddhaan, namun pasti bisa


mencapai KeBuddhaan. Dengan terlahir ke Alam Sukhavati adalah terbebas dari

48 

 
enam alam tumimbal lahir, selamanya takkan mati. Oleh karena terlahir di sana,
takkan ada kerisauan lagi, juga takkan ada lapar dan kedinginan, maka itu bisa
melatih diri dengan tenang, bahkan senantiasa berada bersama Buddha Amitabha,
mendengar pembabaran DharmaNya. Dengan demikian dalam kurun waktu yang
lama, apakah masih perlu merisaukan takkan tercapainya KeBuddhaan?
 

Tanya :

Apakah Buddha Amitabha adalah Buddha Sakyamuni?

Jawab :

Bukan, Buddha Amitabha adalah Buddha lainnya, oleh karena kekuatan


tekadNya sungguh besar, juga amat berjodoh dengan para makhluk di alam ini,
maka itu Buddha Sakyamuni mengajari kita melafal Amituofo.
 

Tanya :

Apa makna dari kata “Namo”?

Jawab :

Kata “Namo” berasal dari Bahasa India (Bahasa Sanskrit) yang artinya
berlindung atau menghormati. Namo Amitabha Buddhaya, berarti kita berlindung
pada Buddha Amitabha sebagai Guru kita. Setiap saat meneladani Buddha
Amitabha, memohon padaNya agar menyelamatkan diri kita.
 

 
49 

 
Tanya :

Ternyata Alam Sukhavati sungguh bagus, tetapi bagaimana caranya untuk


menuju ke sana?

Jawab :

Seringlah melafal Namo Amituofo, maka dapat menuju ke sana.


 

Tanya :

Terlalu gampang, mungkin tidak bisa diandalkan bukan?

Jawab :

Pintu Dharma ini diucapkan langsung oleh Buddha Sakyamuni, jadi tidak
mungkin salah.
 

Tanya :

Di sutra mana Buddha Sakyamuni mengatakannya?

Jawab :

Yakni di dalam Amitabha Sutra, Amitayurdhyana Sutra dan Sutra Usia Tanpa
Batas. Dan masih banyak lagi di dalam sutra Aliran Mahayana lainnya, Buddha
juga ada membahasnya.

50 

 
Tanya :

Di dalam aliran lain ada semacam praktek ilmu, bolehkah anda jelaskan
beberapa contoh misalnya?

Jawab :

Tidak perlu, oleh karena ada pepatah yang mengatakan bahwa terlalu rakus
tidak bisa dicerna, apalagi pintu Dharma yang lain, bukan dapat dilakukan oleh
kita yang memiliki akar kebijakan yang rendah.

Ada metode yang sangat sulit dan menghabiskan banyak waktu dan tenaga,
oleh karena usia kita amat terbatas, ditakutkan belum berhasil melatihnya namun
ajal telah tiba, bukankah dengan demikian hanya membuang waktu dan tenaga
dengan sia-sia saja.

Ada pula metode yang membutuhkan bimbingan dari guru yang trampil, bila
tidak demikian maka akan muncul masalah batin, ini sungguh membahayakan.

Hanya Pintu Dharma Pelafalan Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci


Sukhavati, yang paling aman dan terjamin, paling mudah, siapa saja yang belajar
maka dia akan berhasil, ini dapat kita wujudkan dalam satu kehidupan ini juga.
Buat apa mengabaikan apa yang mudah dipelajari, malah pergi memilih yang sulit?
 

Tanya :

Pintu Dharma ini, kalau memang diperuntukkan buat orang yang memiliki
akar kebijakan yang rendah seperti kita ini, berarti tidak cocok buat orang-orang
pintar, jadi kaum intelek pasti takkan sudi mempelajarinya bukan?
51 

 
Jawab :

Belum tentu, meskipun Pintu Dharma ini mudah, namun jujur saja, seluruh
pintu Dharma di dalam Ajaran Buddha, juga sudah tercakup di dalamnya; maka itu
sejak dulu hingga sekarang, mereka yang berpendidikan tinggi yang mempelajari
Pintu Dharma ini, jumlahnya juga tak terhitung.

Contohnya pelopor Ajaran Sukhavati di Tiongkok adalah Master Hui-yuan,


juga Master Shandao, Master Yongming Yanshou, Master Lian-chi, Master Ou-yi,
Master Xing-an, Master Che-wu dan para Master lainnya, merupakan insan yang
paling berpendidikan, bahkan merupakan insan yang paling memiliki etika moral,
mereka menumpukan sepanjang hidupnya untuk melafal Amituofo.

Dapat dilihat bahwa melafal Amituofo bukan hanya urusan lansia saja.
 

Tanya :

Kalau memang Melafal Amituofo lebih mudah daripada pintu Dharma lainnya,
mungkin keberhasilan yang dicapai kelak akan dibawah prestasi pintu Dharma
lainnya?

Jawab :

Mana ada aturan begini, tak peduli bidang apapun, yang sulit belum tentu yang
terbaik, yang mudah juga bukan yang terburuk. Misalnya mengobati penyakit, tak
peduli obat apa yang dipakai tujuannya adalah untuk menyembuhkan penyakit,
apakah dengan obat yang mahal barulah penyakit bisa disembuhkan, bukankah
dengan obat generik, penyakit juga serupa bisa disembuhkan.

52 

 
“Namo Amituofo”, ibarat obat serba guna yang apabila digunakan penyakit
langsung sembuh, juga begitu mudah dan praktis, coba bayangkan betapa
mujarabnya obat ini.
 

Tanya :

Melafal Amituofo dapat terlahir ke Alam Sukhavati, meskipun ini tercantum di


dalam sutra, pasti ada teorinya, tetapi juga perlu mendengar penjelasan dari anda.

Jawab :

Teori ini sungguh mendalam, bukan dapat dijelaskan dengan satu atau dua
patah kata saja, juga bukan kesanggupan diriku untuk menjelaskannya. Kecuali
bila anda belajar dari Tripitaka hingga benar-benar menguasainya, atau anda
melafal Amituofo hingga setelah mencapai KeBuddhaan, dengan sendirinya akan
jadi memahaminya.
 

Tanya :

Jika melafal Amituofo tanpa memahami teorinya, bukankah ini disebut


kepercayaan takhayul?

Jawab :

Bukan demikian, tidak ada aturan begini, jika anda memaksakan diri untuk
menerima sebuah teori yang tidak berdasar, barulah disebut kepercayaan takhayul.
Sedangkan melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam Sukhavati merupakan teori
53 

 
yang mengandung kebenaran, hanya untuk sementara waktu kita belum
memahaminya saja, jadi tidak bisa dikategorikan sebagai kepercayaan takhayul.

Umpamanya : Ada dua pasien yang menderita penyakit, salah satu diantaranya
percaya pada kata dokter, lalu diberikan resep obat dan sembuh, sedangkan yang
satu lagi, setelah dokter memberinya resep obat, dia malah merasa curiga pada
dokter, dia curiga karena yang tertera di resep hanyalah akar rerumputan dan kulit
pohon, tidak ada bahan yang bernilai, bagaimana mungkin bisa menyembuhkan
penyakit? Tidak sudi percaya begitu saja.

Jika harus menanti hingga kita menguasai teorinya barulah mengamalkannya


maka ini sudah terlambat, siapa tahu kalau penyakit batin yang diderita kian hari
kian parah, belum sempat memeriksa keabsahan resep obat yang diberikan, namun
penyakit yang diderita sudah kritis dan harus membiarkan nyawa melayang.

Menurut anda, diantara dua pasien diatas, cara siapa yang lebih bagus, siapa
pula yang pantas disebut percaya takhayul?

Tanya :

Apakah benar, kita tidak memiliki kesanggupan untuk memahami teori Ajaran
Sukhavati?

Jawab :

Bukankah sebelumnya kita telah membahas bahwa karma baik mendapat


akibat yang baik, dan karma buruk akan memperoleh akibat yang buruk? Jadi anda

54 

 
setiap hari melafal Amituofo, ini adalah menanam benih KeBuddhaan, dengan
sendirinya akan memperoleh buah KeBuddhaan.

Tanya :

Ini juga ada benarnya. Tetapi sejak dulu hingga sekarang berapa orang yang
telah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati. Bagaimana pula kita bisa mengetahui
kalau praktisi itu sudah berhasil mencapai Alam Sukhavati?

Jawab :

Di dalam buku kisah para praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, ada
tercatat bahwa praktisi yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, jumlahnya sangat
banyak, bahkan juga menggambarkan keadaan menjelang terlahir ke Alam
Sukhavati.

Pada umumnya praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajal, mereka akan
mengetahui terlebih dulu hari dan waktu dia akan dijemput Buddha Amitabha,
maka itu sebelumnya dia akan membersihkan tubuh dan mengganti pakaian
terlebih dulu, lalu berpamitan dengan keluarga dan kerabatnya, sampai saat ajal
tiba, sama sekali tidak menderita dan kesakitan, tetap berada dalam posisi duduk
bersila menghadap ke arah barat, beranjali melafal Amituofo, melihat Buddha
Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta datang
menjemputnya, sehingga wajahnya penuh dengan senyuman dan meninggal dunia.

Pada saat itu orang-orang yang berada di sekitar pasien juga akan mengalami
fenomena istimewa, misalnya mendengar irama yang menakjubkan, atau mencium
harum yang menakjubkan, mungkin dalam keseharian manusia masih bisa
bersandiwara, namun saat menjelang ajal mana mungkin bisa bersandiwara lagi.

55 

 
Tanya :

Apakah kata-kata di dalam buku tersebut bisa dipercaya?

Jawab :

Buku ini begitu populer sepanjang masa, jadi tidak mungkin disusun oleh
pembohong, bagaimana mungkin tidak boleh dipercaya?

Tanya :

Anda bilang pasien itu pada saat menjelang ajal melihat Budddha Amitabha
datang menjemputnya, bagaimana mungkin?

Jawab :

Buddha Amitabha pernah mengikrarkan tekad yang amat mulia. Asalkan


setiap makhluk membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati, saat menjelang ajal, Buddha pasti datang menjemputnya ke Alam
Sukhavati, maka itu praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajalnya, dapat
melihat Buddha Amitabha datang menjemputnya, alasannya terletak di sini.

Tanya :

Sebelumnya anda mengatakan bahwa perbuatan sendiri akibatnya juga


diterima sendiri, Buddha tidak bisa mencampurinya. Sekarang anda malah bilang
Buddha datang menjemputnya, bukankah ini sungguh berbalikkan?

56 

 
Jawab :

Mana ada bertentangan. Pertama-tama, anda harus belajar Ajaran Buddha, lalu
bersedia melafal Amituofo, barulah saat menjelang ajal Buddha Amitabha akan
datang menjemput. Jika anda tidak bersedia belajar Ajaran Buddha, juga tidak sudi
melafal Amituofo, meskipun Buddha Amitabha memiliki kekuatan tekad maha
sempurna, juga tidak bisa memaksa dan menyeret anda! Bukankah ini namanya
perbuatan sendiri akibatnya ditanggung oleh diri sendiri juga.

Tanya :

Jika berniat membaca sutra maka sutra apa yang sebaiknya dibaca?

Jawab :

Sutra di dalam Ajaran Buddha adalah banyak dan beragam, bagi praktisi
Aliran Sukhavati maka sutra yang dipilih untuk dibaca adalah Amitabha Sutra,
Amitayurdhyana Sutra dan Sutra Usia Tanpa Batas, Surangama Sutra Bab
Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan, Bab Pelaksanaan Tekad Bodhisattva Samantabhadra dan sebagainya.

Diantara semua ini, Amitabha Sutra sebagai yang utama dan terpenting. Jika
tidak sanggup membacanya, juga tidak masalah. Melafal Amituofo juga sudah
mencukupi.

57 

 
Tanya :

Apakah kitab Dewa Dapur boleh dibaca?

Jawab :

Tidak boleh, segala kitab aliran luar, contohnya kitab Dewa Dapur, kitab Dewa
Matahari, dan sebagainya, oleh karena ini semuanya adalah ciptaan manusia
sendiri yang isinya adalah sembarangan dan tidak berdasarkan kebenaran.

Praktisi yang belajar Ajaran Buddha, jangan salah tafsir bahwa kitab tersebut
adalah Ajaran Buddha, jadi dilarang keras membacanya.

Tanya :

Ada pula aliran kepercayaan yang membaca Sutra Intan, apakah benar sutra
yang dibaca tersebut adalah sama dengan sutra Ajaran Buddha?

Jawab :

Ada berbagai aliran kepercayaan yang suka mengambil Sutra Intan milik
Ajaran Buddha, tak lain hanya sebagai topeng belaka. Sesungguhnya mereka
bukan menjalankan ajaran seperti yang tercantum di dalam sutra Buddha, bahkan
ada pula orang yang mengambil Sutra Intan lalu sembarangan menjelaskannya,
menuruti penafsiran sendiri lalu menguraikannya.

Dan mereka yang suka bertindak secara tidak masuk akal, yang suka menebak-
nebak makna sutra Buddha, lalu bersikeras mengatakan bahwa oleh karena Buddha
takut rahasia langit terbongkar maka itu tidak berani menguraikan secara jelas sutra
58 

 
yang dibabarkanNya. Lalu juga mengatakan bahwa isi sutra Buddha hanyalah kata
pepatah belaka, jadi hanya perkataan mereka yang sesat tersebut barulah
merupakan penjelasan yang paling betul.

Bayangkan Buddha mengasihi seluruh makhluk, tidak ingin melihat para


makhluk terjerumus ke dalam kesesatan, seharusnya memahami isi sutra dengan
benar barulah mencapai KeBuddhaan, ini barulah betul. Mana boleh malah dengan
penafsiran sendiri yang sesat lalu pergi menyesatkan orang lain pula?

Jika mengatakan bahwa oleh karena Buddha takut rahasia langit terbongkar
makanya tidak berani membabarkan isi sutra dengan transparan, kalau begitu
mereka yang sembarangan menebak-nebak isi Sutra Intan mana boleh bernyali
besar membongkar rahasia langit?

Tanya :

Apakah boleh melafal mantra?

Jawab :

Mantra dalam Ajaran Buddha disebut sebagai Dharani, boleh dilafal, tetapi
lebih baik melafal Amituofo, oleh karena melafal Amituofo adalah tindakan
penting yang amat mendesak.

Lagi pula mantra aliran luar itu banyak sekali, juga amat lucu, karena sudah
dilafal tidak ada kegunaannya.

59 

 
Meskipun hanya mantra Ajaran Buddha, juga harus diturunkan oleh guru
berpengalaman, lebih bagus. Kalau tidak demikian, maka akan mudah salah
ejaannya.

Kesimpulannya, baik sutra maupun mantra juga serupa, adalah tidak perlu
dibaca dan dilafal. Yang paling penting adalah menfokuskan diri melafal Namo
Amituofo, berkesinambungan tak terputus.

60 

 
 

61 

 
Tanya :

Jadi selain melafal Amituofo, tidak ada lagi yang lainnya bukan?

Jawab :

Melafal Amituofo disebut latihan utama, yakni yang paling penting. Masih ada
yang disebut sebagai latihan pendukung, yang tidak boleh diabaikan.
 

Tanya :

Jadi apakah latihan pendukung itu?

Jawab :

Yakni janganlah berbuat kejahatan, perbanyaklah melakukan kebajikan.


 

Tanya :

Apa yang dikategorikan sebagai kebajikan?

Jawab :

Yakni :

1. Tidak membunuh
2. Tidak mencuri

62 

 
3. Tidak melakukan perbuatan asusila
4. Tidak berbohong
5. Tidak minum arak

Lima sila ini merupakan larangan dalam Ajaran Buddha yang disebut dengan
Pancasila Buddhis, tidak boleh tidak ditaati. Juga tidak boleh mengkonsumsi
segala rokok yang mengakibatkan nafas jadi bau, sehingga jadi tidak bersih.
 

Tanya :

Bagaimana yang disebut dengan tidak membunuh?

Jawab :

Yakni tidak membunuh semua makhluk yang bernyawa, juga tidak boleh
mengkonsumsi daging mereka. Oleh karena menurut kebenaran Hukum Karma,
bila anda membunuhnya sekarang, maka kelak giliran dia yang akan membunuh
dirimu. Sekarang anda makan dagingnya maka kelak giliran dia yang akan makan
dagingmu.
 

Tanya :

Ini agak sulit diamalkan, apakah ada pengecualiannya?

Jawab :

Dapat tidak mengkonsumsi daging secara keseluruhan, tentunya amat bagus.


Kalau memang begitu sulit, maka bolehlah untuk sementara mengkonsumsi
“Daging Tiga Kriteria” dan “Vegetarian Berkala”, yakni setiap bulan lunar hari ke-
63 

 
1, 8, 14, 15, 18, 23, 24, dan 3 hari di akhir bulan, disebut sebagai “Vegetarian 10
Hari”.

Ada pula yang disebut “Vegetarian 6 Hari” yaitu setiap bulan lunar hari ke-8,
14, 15, 23, dan 2 hari di akhir bulan. Ini merupakan pola vegetarian yang mudah
dilaksanakan, anda boleh memilihnya sesuai keinginan.
 

Tanya :

Bagaimana yang disebut dengan “Daging Tiga Kriteria”?

Jawab :

Yaitu saat hewan tersebut disembelih, tidak melihat kejadiannya secara


langsung, tidak mendengar jeritan histerisnya, juga bukan disembelih untuk dirimu
seorang saja, ini disebut dengan daging tiga kriteria. Setiap insan yang tidak bisa
mengamalkan vegetarian penuh, maka untuk sementara boleh menggunakan cara
ini. Atau membeli daging hewan yang sudah mati di pasar, juga boleh menghindari
pembunuhan.
 

Tanya :

Apakah dengan mengkonsumsi “daging tiga kriteria” dan mengamalkan


“vegetarian berkala”, dapat disamakan dengan “vegetarian penuh”?

64 

 
Jawab :

Tentu saja tidak sama. Orang yang tidak bisa bervegetarian penuh, terlebih
dulu menjalani dua metode tersebut, setelah sudah terbiasa maka perlahan-lahan
tidak mengkonsumsi daging lagi, ini yang lebih baik.
 

Tanya :

Kalau begitu sudah tidak sulit lagi, lalu apakah yang dimaksud dengan sila
“tidak mencuri”?

Jawab :

Yaitu tidak mendambakan harta yang bukan milik sendiri.


 

Tanya :

Lalu apa pula yang disebut sebagai sila “tidak melakukan perbuatan asusila”?

Jawab :

Yakni di luar hubungan suami istri yang sah, maka ini disebut sebagai
perbuatan asusila.
 

65 

 
Tanya :

Mengamalkan sila “tidak minum arak”, saya bisa mengerti, tetapi bagaimana
pula dengan sila “tidak berbohong”?

Jawab :

Yakni tidak mengelabui orang lain dan tidak melakukan hal-hal yang
memperdayakan orang lain.
 

Tanya :

Hal ini tidaklah terlalu sulit!

Jawab :

Tetapi harus diketahui bahwa Lima Sila ini, bukan hanya tidak boleh
dilakukan melalui tubuh jasmani, tetapi juga tidak boleh dilakukan di dalam
pikiran, jangan timbul niat pikiran yang buruk. Contohnya : mencuri, pergi
merampok, atau mengambil paksa barang milik orang lain, ini termasuk mencuri.
Tetapi apabila melihat barang orang lain, di hati timbul niat ingin memilikinya,
maka ini juga termasuk mencuri. Demikian pula dengan empat butir sila lainnya.

Mungkin anda berpikir, saya kan hanya berpikir saja, tetapi tidak
melakukannya, lagi pula tidak ada orang yang tahu apa yang saya pikirkan, jadi
tidak ada yang perlu ditakuti. Perlu diketahui bahwa begitu niat pikiran timbul,
maka benih karma sudah ditanam, kelak cepat atau lambat pasti akan berbuah,
maka itu mana boleh tidak bermawas diri?

66 

 
 

Tanya :

Ini sangat sulit dilakukan, diri sendiri saja tidak bisa mengendalikan pikiran
sendiri, lantas harus bagaimana?

Jawab :

Melafal Amituofo adalah cara yang terbaik, ketika anda merasa pikiran anda
sulit terkendali, maka segeralah melafal Amituofo, niat buruk akan lenyap dengan
sendirinya.
 

Tanya :

Membahas tentang kejahatan, masih bisa dipaksakan agar tidak melakukannya,


tetapi bila membahas tentang kebajikan, saya tidak mempunyai uang, mana bisa
melakukan kebajikan?

Jawab :

Ini sudah salah, beramal itu tidak harus menggunakan uang. Anda memiliki
tubuh jasmani, terhadap segala hal yang dapat memberi kemudahan pada orang
lain, maka kerahkan segenap kemampuan untuk melakukannya, ini disebut dengan
kebajikan yang dilakukan melalui tubuh jasmani.

Anda mempunyai mulut, melihat ada orang bertengkar, maka bantulah


melerainya. Melihat ada orang baik dan perbuatan baik, maka berilah pujian
dengan tulus, ini adalah kebajikan yang dilakukan melalui mulut.

67 

 
Anda memiliki hati dan pikiran, melihat orang lain mengeluarkan kata-kata
baik, anda merasa ikut bersukacita, ini adalah kebajikan yang dilakukan melalui
pikiran.

Bagi orang yang serba berkecukupan, selayaknya menyumbangkan sandang


dan pangan yang kelebihan, memperbaiki jembatan dan mengaspal jalan, serta
memberi persembahan kepada Buddha, Dharma dan Sangha, mendukung Triratna.

Bagi yang tidak memiliki uang, melihat kebajikan yang dilakukan orang lain,
maka merasa ikut bersukacita, ini juga serupa memiliki jasa kebajikan.

Tanya :

Jadi kebajikan apa yang tidak memerlukan uang tapi memiliki jasa kebajikan
yang paling besar?

Jawab :

Menasehati orang lain belajar Ajaran Buddha, ini merupakan jasa kebajikan
yang terbesar. Oleh karena menyumbangkan pakaian dan makanan, hanya bisa
meringankan penderitaan manusia untuk sesaat saja.

Tetapi apabila bisa menasehati orang lain belajar Ajaran Buddha, adalah
menyelamatkan orang tersebut dari penderitaan enam alam tumimbal lahir buat
selama-lamanya, jadi menurut anda jasa kebajikan ini besar atau tidak?
 

68 

 
Tanya :

Jadi apakah ada lagi yang harus dijelaskan?

Jawab :

Kira-kira sedemikian rupa saja, tetapi bagi praktisi pemula, masih ada tiga hal
yang perlu diketahui.
 

Tanya :

Apa lagi tiga hal tersebut, mohon jelaskan.

Jawab :

Praktisi Ajaran Buddha sulit untuk membangkitkan keyakinan mendalam,


bagaimana keyakinan anda terhadap Alam Sukhavati, praktisi pelafal Amituofo
saat menjelang ajal, Buddha Amitabha datang menjemputnya terlahir ke Alam
Sukhavati, terhadap hal ini harus membangkitkan keyakinan benar tanpa keraguan
sama sekali.

Jika sudah dapat membangkitkan keyakinan, maka anda telah meraih sepertiga
bagian dari keberhasilan. Karena sudah yakin adanya Alam Sukhavati, memiliki
beragam manfaat, maka harus membangkitkan tekad menyeluruh, harus terlahir ke
Alam Sukhavati. Dalam hati harus selalu ada pemikiran bahwa Alam Sukhavati
adalah kampung halamanku yang sesungguhnya, sedangkan tempat lainnya, tak
peduli baik atau buruk, saya takkan sudi ke sana. Bila anda dapat mempertahankan
niat pikiran sedemikian, maka anda telah meraih dua pertiga bagian dari
keberhasilan.

69 

 
Kemudian ditambah dengan pengamalannya, maka ini adalah keberhasilan
secara keseluruhan. Meskipun demikian, tiga syarat ini adalah saling berkaitan,
kurang satu saja maka takkan berhasil.
 

Tanya :

Bagaimana yang disebut dengan pengamalan?

Jawab :

Yakni melafal Amituofo, tetapi di dalam hal ini juga ada hal-hal yang harus
diperhatikan.
 

 
70 

 
 

71 

 
Tanya :

Bukankah melafal Amituofo hanya melafal di mulut saja, hal apa lagi yang
harus diperhatikan?

Jawab :

Ada sebagian orang meskipun mulutnya tiada henti melafal Amituofo, tetapi
pikirannya malah berkhayal, melafal serupa ini takkan ada manfaatnya. Haruslah
mulut melafal Amituofo, hati memikirkan Buddha Amitabha, jadi hati dan mulut
menyatu. Selain sepatah Amituofo, takkan memikirkan lagi hal lainnya, segala niat
pikiran takkan timbul, ini disebut sebagai “Pikiran terfokus tak tergoyahkan”, dengan
demikian barulah mudah untuk berhasil.

Tanya :

Bukankah ini sangat sulit?

Jawab :

Lihatlah, sebentar anda mengeluh melafal Amituofo itu terlalu mudah,


sebentar lagi anda mengeluh melafal Amituofo itu terlalu sulit. Jujur saja, melafal
Amituofo itu jika dibilang mudah maka terlampau mudah, sebaliknya dibilang sulit
juga sangat sulit, hanya saja tak peduli mudah atau sulit, asalkan bersabar dan
perbanyak melafal Amituofo, maka lama kelamaan, dengan sendirinya pikiran pun
dapat terfokus tak tergoyahkan.

Pepatah mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada hal yang sulit diwujudkan,
hanya saja takutnya pikiran tidak terfokus, inilah maknanya.

72
Masih ada lagi satu cara lainnya, yakni saat melafal Amituofo, harus
membiarkan satu persatu aksara melewati pikiran. Dalam pikiran menyadari
dengan jelas, setiap aksara adalah muncul dari dalam hati, lalu mendengar ke
dalam hati, satu aksara pun tidak boleh ketinggalan. Dengan demikian lama
kelamaan, dengan sendirinya pikiran takkan kacau lagi.

Ini adalah cara yang penting, jadi jangan dilupakan.


 

Tanya :

Kapan waktu yang tepat untuk melafal Amituofo?

Jawab :

Seharusnya dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore, tetapkan jumlah
lafalan Amituofo, baik ratusan maupun ribuan, atau bahkan puluhan ribu lafalan,
boleh ditentukan menurut kesibukan masing-masing praktisi, jadi setiap melakukan
kebaktian maka harus menyelesaikan jumlah lafalan yang telah ditetapkan.

Selain itu tak peduli kapan dan di mana saja, juga boleh melafal Amituofo.
Semakin melafal dan jumlahnya semakin banyak maka akan semakin baik.
Demikian pula semakin panjang waktu yang digunakan buat melafal Amituofo,
maka semakin bagus.
 

Tanya :

Apakah sedang bekerja juga boleh melafal Amituofo?


73 

 
Jawab :

Saat melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan berpikir, maka boleh sambil
bekerja sambil melafal Amituofo, ketika menyikat kuali mencuci piring juga boleh
sambil melafal Amituofo. Saat bercocok tanam memotong rumput juga boleh
sambil melafal Amituofo.

Baik berjalan, diam, duduk dan berbaring, juga boleh sambil melafal Amituofo
di dalam hati, bahkan sampai anda ke toilet juga boleh sambil melafal Amituofo di
dalam hati, pokoknya, selain pekerjaan yang memerlukan berpikir, maka seluruh
aktivitas lainnya, juga takkan menghalangi kita melafal Amituofo.
 

Tanya :

Melafal Amituofo harus dilakukan dengan suara besar atau suara kecil?

Jawab :

Mau melafal dengan suara besar juga boleh, mau melafal dengan suara kecil
juga boleh, mau melafal di mulut juga boleh, mau melafal di hati juga boleh.
Asalkan ketika berbaring di tempat tidur, atau berada di tempat yang tidak bersih
contohnya kamar mandi dan toilet, maka melafal Amituofo cukup dilakukan di
dalam hati saja, tidak boleh keluar suara. Bila melafal dengan bersuara maka ini
adalah tidak memiliki rasa hormat. Tetapi apabila bertemu dengan bahaya, tak
peduli berada dimanapun juga, boleh melafal Amituofo dengan mengeluarkan
suara.
 

74 

 
 

Tanya :

Belajar Ajaran Buddha, apakah diharuskan memuja rupang Buddha?

Jawab :

Boleh memuja selembar poster rupang Buddha Amitabha, atau Tiga Suciwan
Alam Sukhavati. (Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva
Mahasthamaprapta digelar sebagai Tiga Suciwan Alam Sukhavati)
 

Tanya :

Di mana tempat yang sesuai untuk memuja rupang Buddha?

Jawab :

Ruang yang kelebihan di dalam rumah, bereskan sejenak, ini yang paling
bagus. Tetapi jika tidak ada, maka boleh memuja di dalam tempat hunian sendiri.
Harus ditata dengan rapi dan bersih, bahkan di atas rupang Buddha ditutup dengan
sehelai kain kuning, ketika melafal Amituofo baru dibuka, ketika sedang tidak
melafal Amituofo maka boleh ditutup, tujuannya adalah supaya rupang Buddha
tidak jadi kotor oleh debu.

Praktisi pelafal Amituofo menghadap ke arah Barat, menghadap ke arah


rupang Buddha. Kalau tidak bisa begini juga tidak masalah, menghadap ke arah
mana juga boleh memuja Buddha.
 

75 

 
Tanya :

Kalau memang tidak ada tempat yang cocok, apakah boleh tidak memuja
rupang Buddha?

Jawab :

Kalau memang sulit diwujudkan, maka asalkan memiliki ketulusan hati, tidak
memuja rupang Buddha juga tidak masalah. Atau saat melafal Amituofo
menghadap ke arah barat, juga bagus.
 

Tanya :

Untuk memuja rupang Buddha, apa saja yang diperlukan?

Jawab :

Pada umumnya adalah dupa, bunga, pelita, air putih, buah dan lain sebagainya.
Jika tidak sanggup memenuhinya, atau kurang beberapa macam, atau tidak ada
sama sekali, juga bukan masalah.

Yang pasti tidak boleh mempersembahkan daging, juga tidak boleh di depan
altar Buddha membakar kertas-kertas sembahyang.
 

Tanya :

Bagaimana tata cara memberi penghormatan pada Buddha?

76 

 
Jawab :

Terserah, boleh melakukan namaskara atau membungkuk dengan membentuk


sudut 90 derajat atau beranjali (merangkapkan kedua telapak tangan), tetapi
bernamaskara merupakan bentuk sikap yang paling hormat, menghapus dosa dan
memupuk berkah.
 

Tanya :

Apakah saat melafal Amituofo, diharuskan berlutut di hadapan rupang Buddha?

Jawab :

Tidak pasti, boleh berlutut, berdiri atau berjalan juga boleh sambil melafal
Amituofo, yang penting ada ketulusan hati.
 

Tanya :

Anda mengatakan bahwa pagi dan sore harus menetapkan waktu yang tetap
untuk melafal Amituofo, apakah benar demikian?

Jawab :

Mengenai kebaktian pagi dan sore, penetapan waktunya disesuaikan dengan


kesibukan masing-masing praktisi. Oleh karena anda menanyakannya padaku,
maka saya akan memberi saran yang sederhana. Andaikata anda memiliki waktu
luang maka selain melafal Amituofo juga boleh ditambahkan membaca Amitabha
77 

 
Sutra, Sukhavati Vyuha Dharani, Gatha Pujian Pada Buddha Amitabha.

Pagi hari setelah bangun dan malam hari sebelum tidur, mencuci tangan menyikat
gigi, lalu beranjak ke hadapan altar Buddha, menyalakan dupa mempersembahkan
air putih, beranjali memberi hormat, boleh berlutut, boleh berdiri, dengan ketulusan
hati, melafal bait berikut ini : (setiap nama Buddha atau Bodhisattva dilafal sebanyak
3x)

1. Namo Sakyamuni Buddhaya (setiap melafal sekali bernamaskara satu kali)


2. Namo Amitabha Buddhaya (setiap melafal sekali bernamaskara satu kali)
3. Namo Amituofo (melafal ratusan bahkan ribuan kali, makin banyak makin
bagus, disesuaikan dengan waktu luang masing-masing praktisi, kian hari
kian banyak jadi jangan sebaliknya dari jumlah banyak mundur ke sedikit)
4. Namo Avalokitesvara Bodhisattvaya Mahasattvaya (setiap melafal sekali
bernamaskara satu kali)
5. Namo Mahasthamaprapta Bodhisattvaya Mahasattvaya (setiap melafal sekali
bernamaskara satu kali)
6. Namo Sarve Bodhisattvaya Mahasattvaya (setiap melafal sekali
bernamaskara satu kali)
7. Gatha Pelimpahan Jasa :

“Semoga jasa kebajikan ini memperindah tanah suci para Buddha,

membalas empat budi besar dan menolong mereka di tiga alam penderitaan,

semoga mereka yang mendengarkan Dharma ini, semuanya bertekad


membangkitkan Bodhicitta,

sampai di akhir penghidupan ini, bersama-sama terlahir di Alam Sukhavati”.

78
Selesai mengucapkan “Gatha Pelimpahan Jasa”, bernamaskara lagi tiga kali,
barulah kebaktian dianggap selesai.
 

Tanya :

Mengapa kita harus melafal nama Buddha Sakyamuni?

Jawab :

Oleh karena Pintu Dharma Pelafalan Amituofo ini, adalah diperkenalkan


Buddha Sakyamuni kepada kita. Melafal namaNya dan bernamaskara padaNya
adalah mengingat budiNya.
 

Tanya :

Lalu kenapa pula harus melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara dan


Bodhisattva Mahasthamaprapta?

Jawab :

Oleh karena praktisi pelafal Amituofo, saat menjelang ajal, dua Bodhisattva ini
akan ikut bersama Buddha Amitabha, datang menjemput si praktisi ke Alam
Sukhavati. Maka itu setelah melafal Amituofo, dilanjutkan dengan melafal nama
dua Bodhisattvaya Mahasattvaya ini.
 
79 

 
Tanya :

Lalu siapakah yang dimaksud dengan Sarve Bodhisattvaya Mahasattvaya?

Jawab :

Sarve itu artinya semua, jadi Sarve Bodhisattvaya Mahasattvaya, maksudnya


adalah semua Bodhisattva Mahasattva yang berada di Alam Sukhavati, Mereka
begitu suci dan jumlahnya tak terhingga. Setiap kebaktian pagi dan sore saya
bersahabat dengan para Bodhisattva Mahasattva ini, maka itu terlebih dulu melafal
dan bernamaskara pada Mereka.
 

Tanya :

Apa gunanya “Gatha Pelimpahan Jasa”?

Jawab :

Kegunaan “Gatha Pelimpahan Jasa” amat besar, sebagai praktisi, setiap selesai
membaca sutra atau melafal Amituofo, pasti harus membaca “Gatha Pelimpahan
Jasa”. Semua jasa kebajikan yang kita perbuat dilimpahkan pada bertekad terlahir
ke Alam Sukhavati. Jadi bukan hanya jasa kebajikan dari membaca sutra dan
melafal Amituofo yang harus kita limpahkan, bahkan semua perbuatan bajik kita,
juga harus dilimpahkan ke Alam Sukhavati. Semakin banyak kita menimbun jasa
kebajikan tentunya harapan untuk terlahir ke Alam Sukhavati juga semakin
bertambah.

Andaikata tidak melimpahkan jasa kebajikan pada bertekad terlahir ke Alam


Sukhavati, maka ditakutkan pada masa kehidupan mendatang, terlahir ke Alam
Surga atau Alam Manusia menikmati pahala perbuatannya, namun tetap belum
keluar dari enam alam tumimbal lahir.
80 

 
Bahkan semakin besar pahalanya maka semakin mudah menciptakan karma
buruk, sehingga masa kelahiran berikutnya akan sangat mengerikan sekali. Maka
itu praktisi Ajaran Buddha, harus melimpahkan seluruh jasa kebajikan pada tekad
terlahir ke Alam Sukhavati. Dengan demikian, saat menjelang ajal barulah
memiliki harapan terlahir ke Alam Sukhavati.

Membaca “Gatha Pelimpahan Jasa” adalah serupa dengan melafal Amituofo,


harus satu kata demi satu kata dibangkitkan keluar dari dalam hati, jadi bukanlah
hanya dibaca di mulut saja.
 

Tanya :

Mohon jelaskan arti setiap kalimat di dalam “Gatha Pelimpahan Jasa”.

Jawab :

Kalimat pertama adalah “Semoga jasa kebajikan ini”, maksudnya adalah : saya
bersedia melimpahkan jasa kebajikan dari membaca sutra atau melafal Amituofo.

Kalimat kedua adalah “Memperindah tanah suci para Buddha”, maksudnya


adalah : menwibawakan Tanah Suci Sukhavati.

Kalimat ketiga adalah “Membalas empat budi besar”, maksudnya adalah : jasa
kebajikan tersebut juga dilimpahkan untuk membalas empat budi besar yakni budi
ayah, ibunda, guru dan Buddha.

81 

 
Kalimat keempat adalah “Menolong mereka di tiga alam penderitaan”, maksudnya
adalah menolong para makhluk yang jatuh ke Alam Binatang, Alam Setan Kelaparan
dan Neraka, dari siksaan tiga alam sengsara.

Kalimat kelima adalah “Semoga mereka yang mendengarkan Dharma ini”,


maksudnya adalah bila ada insan yang melihat dan mendengar saya sedang
membaca sutra atau melafal Amituofo.

Kalimat keenam adalah “Bertekad membangkitkan Bodhicitta”, maksudnya


adalah : semuanya membangkitkan niat untuk mencapai KeBuddhaan dan
menyelamatkan para makhluk.

Kalimat ketujuh adalah “Sampai di akhir penghidupan ini”, maksudnya adalah :


menanti setelah tubuh ini selesai menikmati balasan dan menerima ganjarannya.

Kalimat kedelapan adalah “Bersama-sama terlahir di Alam Sukhavati”,


maksudnya adalah : semoga semua makhluk terlahir ke Alam Sukhavati.

Menurut kalimat per kalimat, demikianlah penjelasannya. Jika disatukan maka


delapan bait kalimat gatha ini memiliki dua makna besar yaitu yang pertama
mengatakan bahwa kita melafal Amituofo tujuannya adalah bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati, jadi pasti bukan untuk memohon ketenaran, kekayaan dan segala
keuntungan duniawi. Yang kedua adalah mengatakan bahwa kita melafal Amituofo
tujuannya adalah untuk menyelamatkan semua makhluk agar terbebas dari lautan
penderitaan, jadi manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri saja.

Setelah memahami dua makna tersebut, maka tak peduli melafal Amituofo
maupun membaca sutra, atau melakukan perbuatan baik, semua jasa kebajikan ini
82
juga dilimpahkan dengan pemikiran yang serupa ini, dengan demikian sudah
termasuk praktisi yang benar-benar telah membangkitkan Bodhicitta.
 

83 

 
 

84 

 
Tanya :

Dengan mengikuti cara melafal Amituofo yang telah dibahas sebelumnya,


maka saat menjelang ajal pasti dapat terlahir ke Alam Sukhavati, harusnya tidak
ada masalah lainnya lagi bukan?

Jawab :

Seorang praktisi kala menghadapi ajalnya, banyak hal yang perlu diperhatikan,
maka itu sebaiknya membuat persiapan terlebih dahulu.
 

Tanya:

Kenapa orang masih baik-baik, mendadak harus mempersiapkan terlebih dulu


urusan kematiannya, bukankah ini pantang?

Jawab:

Pantang atau tidak, sejak dulu hingga sekarang, mana ada manusia yang tidak
mati. Oleh karena cepat atau lambat pasti mati, mengapa tidak sejak dini
mempersiapkan diri terlebih dulu. Apalagi bagi seorang praktisi, merenungkan
kematian dan terlahir ke Alam Sukhavati, bagaikan melompat keluar dari lubang
bara api, juga ibarat pengelana pulang ke rumah, merupakan hal yang amat
membahagiakan, kenapa malah dibilang pantang?
 

 
85 

 
Tanya :

Dalam keseharian melafal Amituofo, menjelang ajal dengan sendirinya


Buddha akan datang menjemput, buat apa lagi harus mempersiapkan diri terlebih
dulu?

Jawab :

Seorang praktisi saat menjelang ajalnya, sebutir niat pikirannya yang paling
terakhir, adalah sangat penting. Sebersit niat pikiran terakhir inilah yang
menentukan dirinya akan terlahir di alam mana, apakah terlahir ke Alam Sukhavati,
Alam Dewa, atau kembali ke Alam Manusia, atau jatuh ke Neraka, juga karena
sebutir niat pikiran terakhir tersebut. Pada saat itu haruslah ingat melafal Amituofo,
barulah ada harapan terlahir ke Alam Sukhavati. Apabila melupakan melafal
Amituofo, maka harapan tersebut tidak bisa diandalkan.
 

Tanya :

Praktisi yang sepanjang hidupnya melafal Amituofo, bagaimana bisa saat


menjelang ajal malah melupakan Buddha?

Jawab :

Terkecuali praktisi yang memiliki akar kebijaksanaan yang kuat, atau praktisi
yang dalam keseharian ketrampilan melafal Amituofo nya telah mahir, sehingga
saat menjelang ajal takkan melupakan melafal Amituofo. Sedangkan sebagian
praktisi yang meskipun dalam kesehariannya melafal Amituofo dan beramal, tetapi
malah tidak memiliki pelatihan diri yang nyata, saat menjelang ajal, anak istri
mengelilingi dan menangisinya, sehingga si pasien jadi tidak ikhlas mati, jadi
panik dan kacau, menurut anda pada saat begini masih bisa teringat pada Buddha
tidak?
 
86 

 
Tanya :

Lantas bagaimana sebaiknya?

Jawab :

Seorang praktisi yang membangkitkan niat belajar Ajaran Budddha,


seharusnya menasehati seluruh keluarga, kerabat, sahabat dan kenalannya, supaya
ikut melafal Amituofo. Ini bukan saja membawa manfaat bagi orang lain, tetapi
juga membawa manfaat bagi diri sendiri. Kalau bukan demikian, menanti saat ajal
menjelang, mereka tidak tahu apa-apa, menangis dan membuat kekacauan,
sehingga membuat pelatihan diri yang sudah ditimbun semasa hidup jadi sia-sia,
sungguh disayangkan.
 

Tanya :

Sudah berniat terlahir ke Alam Sukhavati, apakah masih perlu dibantu orang
lain lagi?

Jawab :

Betul! Praktisi pelafal Amituofo, saat menjelang ajal ada tiga persyaratan yang
amat penting, jadi memerlukan bantuan orang lain, antara lain :

Yang pertama, saat pasien menjelang ajal, keluarga dan kerabat tidak boleh
berbincang-bincang di depan si pasien, menangisi dan mengeluh. Seharusnya
menasehati pasien supaya melepaskan semua kemelekatan, menfokuskan pikiran
melafal Amituofo. Andaikata ajalnya belum tiba, melafal Amituofo dapat membuat
penyakitnya jadi sembuh. Andaikata ajalnya telah tiba, penyakit tak kunjung
sembuh, dengan melafal Amituofo dapat membantunya terlahir ke Alam Sukhavati.

87 

 
Buddha takkan mengikrarkan tekad palsu, jadi pasti datang menjemput; setelah
terlahir di Alam Sukhavati, ada beragam manfaat yang takkan habis diungkapkan
dengan kata-kata, yang pasti lebih baik daripada menjalani siksaan di dunia yang
penuh dengan kekeruhan ini, begitulah kita menasehatinya.

Saat si pasien masih dapat melihat, maka gantunglah selembar poster Buddha
Amitabha. Dengan demikian di dalam penglihatan pasien ada Buddha Amitabha, di
hatinya ada Buddha Amitabha, dengan sendirinya takkan kehilangan pikiran benar
(pikiran yang melafal Amituofo), sehingga takkan melupakan Buddha.

Yang kedua, sanak keluarga harus membagi grup yang bergiliran melafal
Amituofo, untuk membantu si pasien. Meskipun telah menuruti perkataan di atas
memberi ceramah padanya, tetapi kekuatan hati si pasien begitu rapuh, maka itu
membutuhkan bantuan orang lain barulah bisa.

Andaikata di dekat tempat pasien berada, terdapat praktisi Ajaran Buddha, yang
membentuk grup pelafal Amituofo, boleh mengundang beberapa sahabat Dharma
datang membantu melafal Amituofo. Sebaliknya bila tidak ditemukan Kelompok
Zhu Nian (grup pelafal Amituofo yang membantu melafal Amituofo bagi pasien
atau orang yang menjelang ajal), maka dapat mengumpulkan sanak keluarga sendiri,
membaginya menjadi beberapa grup, lalu bergiliran dan saling bergantian melafal
Amituofo di dekat pasien.

Suara lafalan Amituofo hendaknya jangan terlalu tinggi dan juga jangan terlalu
rendah, jangan terlalu cepat juga jangan terlalu lambat, setiap kata yang dilafal
haruslah terdengar jelas, setiap lafalan terdengar begitu jelas, sehingga pasien yang
mendengarnya dapat mengukir lafalan Amituofo di dalam sanubarinya.

88
Setelah satu grup selesai melafal Amituofo, maka grup lainnya segera
menggantikan melafal Amituofo, tidak boleh terputus. Bila pasien sanggup ikut
melafalnya maka ini akan lebih bagus lagi, tetapi bila tidak sanggup, maka mintalah
agar dia mendengar orang lain melafal Amituofo.

Meskipun pasien telah menghembuskan nafas terakhir, lafalan Amituofo juga


tidak boleh terputus, tetapi harus dilanjutkan melafalnya, makin lama makin bagus.
Paling tidak 8 jam dihitung sejak pasien menghembuskan nafas terakhir, barulah
boleh berhenti. Oleh karena meskipun nafas pasien sudah berhenti, namun kesadaran
(alaya-vijnana) nya masih belum meninggalkan tubuh kasarnya, maka itu selama
kurun waktu beberapa jam setelah pasien meninggal dunia, orang lain membantunya
melafal Amituofo, hasilnya ini sungguh efektif.

Yang ketiga, jangan memindahkan jasad pasien, menangisi, memandikan,


mengganti pakaian dan sebagainya. Tak peduli bagaimanapun sikap pasien meninggal
dunia, baik duduk maupun berbaring, biarkan saja secara alami, jangan sembarangan
menggerakkan atau memindahkannya.

Oleh karena begitu pasien menghembuskan nafas terakhir, tak peduli dia akan
terlahir di Alam Sukhavati atau Alam Surga juga dalam ketrampilan yang hanya
sekejab tersebut. Semua orang hanya bisa membangkitkan ketulusan membantunya
melafal Amituofo, ini merupakan hal yang paling bermanfaat.

Orang awam banyak yang tidak paham, sehingga begitu pasien meninggal
dunia, segera dimandikan atau digantikan pakaian dan lain sebagainya. Mereka tidak
tahu bahwa begitu digerakkan, pasien masih belum menghembuskan nafas terakhir,
sehingga menderita kesakitan yang tak terungkapkan dengan kata-kata. Meskipun
nafasnya sudah berhenti, tetapi kesadarannya masih belum meninggalkan tubuhnya,
masih dapat merasakan, begitu anda menggerakkan tubuhnya, dia jadi kesakitan,
begitu kesakitan sehingga timbul kebencian, kebanyakan terjatuh ke Alam Binatang,
menjadi sejenis ular berbisa, sungguh mengerikan.

89
Pada waktu begini, orang di kala menjelang ajal atau baru meninggal dunia,
bila mendengar suara tangisan, maka akan mudah muncul perasaan sayang dan tak
ikhlas. Begitu perasaan ini muncul, maka harapan untuk terlahir ke Alam
Sukhavati jadi pupus.

Sebagian besar orang, terhadap urusan saat ayahbundanya menghadapi ajal,


tak peduli bagaimanapun kondisi pasien, mereka hanya mengikuti kebiasaan awam,
begitu nafas pasien berhenti, dengan tergesa-gesa memandikan dan menggantikan
pakaian mendiang, menangisi dan menjerit histeris.

Akhirnya mengakibatkan ketrampilan melafal Amituofo yang dilatih


ayahbunda sepanjang hidup, harapan mereka untuk terlahir ke Alam Sukhavati kini
pupus sudah, gara-gara perlakuan sanak keluarga dan sanak saudara, dengan cara
paksa mendorong mereka ke alam penderitaan.

Setelah ayahbunda jatuh ke alam penderitaan, barulah anak cucu mengundang


Bhiksu atau pendeta Tao datang membuat upacara-upacara dan ritual-ritual, supaya
orang lain yang melihat hal ini menganggapnya sebagai anak berbakti. Cara begini
namanya menjual bakti, dosa ini adalah amat besar dan besar sekali.
 

Tanya :

Jadi memandikan jasad mendiang, menggantikan pakaian dan sebagainya,


kapan baru dilakukan?

90 

 
Jawab :

Seharusnya menunggu hingga jasad mendiang sudah dingin seluruhnya,


barulah boleh memandikan dan menggantikan pakaian jasad mendiang. Bila jasad
yang telah dingin jadi kaku, maka boleh menggunakan handuk yang dibasahi air
hangat, lalu dilap atau dikompres pada bagian yang kaku seperti lengan, siku, lutut
dan bagian tubuh lainnya yang sudah kaku, dalam sekejab juga akan jadi lembut.
 

Tanya :

Apakah mengundang Bhiksu atau pendeta Tao datang membaca sutra ada
gunanya?

Jawab :

Jika ingin membaca sutra maka undanglah Bhiksu dan tidak boleh
mengundang pendeta Tao. Masa kini Bhiksu yang benar-benar menjalankan sila
dengan disiplin sudah amat sedikit, maka itu bagusnya sanak keluarga dan sanak
saudara berkumpul di depan papan sembahyang mendiang lalu perbanyak melafal
Amituofo bersama-sama, ini juga serupa. Sebenarnya jika mengundang Bhiksu,
juga lebih baik melafal Amituofo.

Tanya :

Apakah mendiang sudah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati atau tidak,


mungkinkah orang lain bisa mengetahuinya?

91 

 
Jawab :

Bisa! Bila praktisi tersebut mengetahui terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam
Sukhavati. Sampai pada hari kepergiannya, dia melihat Buddha Amitabha datang
menjemput, begitu bersukacita melafal Amituofo dan meninggal dunia. Seluruh
hadirin akan mendengar irama kebahagiaan yang dialunkan dari angkasa, mencium
keharuman nan istimewa, ini merupakan bukti bahwa praktisi itu telah terlahir ke
Alam Sukhavati.

Tetapi bila ketrampilan melatih diri si praktisi agak kurang sedikit, tidak ada
gejala-gejala bagus seperti yang disebutkan diatas, maka setelah si praktisi
menghembuskan nafas terakhir, meskipun telah melewati seharian, bila jasadnya
disentuh dengan halus, seluruh badannya telah dingin, namun bagian kepalanya
masih terasa hangat, ini juga tanda bahwa dia terlahir ke Alam Sukhavati.

Bila bagian mata yang terakhir menjadi dingin, terlahir ke Alam Surga. Bagian
dada yang terakhir dingin, terlahir kembali di Alam Manusia. Bagian perut yang
terakhir jadi dingin, jatuh ke Alam Setan Kelaparan. Bagian lutut yang terakhir jadi
dingin, jatuh ke Alam Binatang. Telapak kaki yang terakhir jadi dingin, jatuh ke
Alam Neraka. Ini disebutkan di dalam sutra Buddha.

Tetapi patut diketahui, asalkan melafal Amituofo dengan kesungguhan hati, maka
dengan sendirinya dapat terlahir ke Alam Sukhavati, jadi tidak perlu dirabaraba bagian
mana yang dingin terlebih dulu atau belakangan, oleh karena apabila kesadarannya
belum meninggalkan tubuh kasarnya, sehingga merasakan kesakitan, timbul amarah
kebencian akibatnya tidak bisa terlahir ke Alam Sukhavati, maka tindakan ini telah
mencelakainya secara mendalam.

92
Tanya :

Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu diperhatikan?

Jawab :

Apa yang telah dibahas sebelumnya merupakan pokok-pokok yang paling


penting. Bila praktisi dapat sejak dini mempersiapkan sedemikian rupa, maka saat
menjelang ajalnya, takkan menemukan banyak kesilapan. Bila ingin mendalaminya
dengan lebih mendalam maka dapat membaca buku yang berjudul “Masalah
terbesar dalam kehidupan manusia”, boleh dijadikan sebagai materi pertimbangan.
 

93 

 
 

94 

 
Tanya :

Pada umumnya disebutkan bahwa Alam Sukhavati memiliki sembilan tingkat


bunga teratai. Apa artinya?

Jawab :

Setiap praktisi yang terlahir di Alam Sukhavati, bukan terlahir dari kandungan,
tetapi menjelma melalui Bunga Lotus. Ketika ada praktisi yang melafal Amituofo
di dunia kita ini, maka di Kolam Tujuh Mustika di Alam Sukhavati, akan tumbuh
sekuntum Bunga Lotus. Di dalam Bunga Lotus terdapat sebuah tahta yang disebut
sebagai Singgasana Teratai.

Semakin banyak praktisi yang melafal Amituofo, maka kuntum-kuntum Bunga


Lotus yang tumbuh di Kolam Mustika akan semakin banyak, semakin tinggi
ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki sang praktisi maka Bunga Lotus di
Kolam Mustika akan semakin subur (kalimat kedua dari Gatha Pelimpahan Jasa
yakni “menwibawakan Tanah Suci Sukhavati”, inilah makna yang terkandung di
dalamnya).

Ketika praktisi itu menjelang ajalnya, Buddha Amitabha akan membawa


sekuntum Bunga Lotus, bersama Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva
Mahasthamaprapta serta para makhluk suci lainnya, datang ke hadapan si praktisi.
Kesadaran (Alaya-vijnana) si praktisi akan masuk ke dalam Bunga Lotus, dalam
sekejab mata terlahir ke Alam Sukhavati, begitu Bunga Lotus bermekaran, bertemu
wajah keemasan Buddha Amitabha dan para Bodhisattva lainnya, mendengar
pembabaran Dharma dari Buddha Amitabha, perlahan memahami kebenaran
Buddha Dharma, perlahan menjadi serupa dengan Bodhisattva lainnya.

Tetapi oleh karena setiap praktisi pelafal Amituofo, dalam keseharian,


ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing praktisi itu berbeda-beda, jasa

95 

 
kebajikan mereka juga berbeda-beda, sehingga Bunga Lotus bermekaran itu juga
ada yang waktunya cepat dan ada yang lambat.

Oleh karena adanya perbedaan cepat dan lambatnya waktu Bunga Lotus
bermekaran, sehingga ada Sembilan Tingkat Bunga Teratai, tentu saja yang paling
bagus adalah dapat terlahir di tingkatan paling teratas, begitu terlahir di Alam
Sukhavati, Bunga Lotus langsung bermekaran, langsung dapat bertemu dengan
Buddha Amitabha. Tentu saja ini merupakan praktisi yang memiliki jasa kebajikan
yang bagus barulah bisa.

Sedangkan tingkatan yang paling bawah, harus melewati satu kurun waktu,
barulah Bunga Lotusnya bisa mekar. Semakin banyak kita melafal Amituofo maka
semakin bagus, agar ketika terlahir di Alam Sukhavati dapat mencapai tingkatan yang
lebih tinggi, lebih cepat bertemu dengan Buddha. Tetapi praktisi yang terlahir pada
tingkatan yang paling rendah sekalipun, juga telah berhasil mengakhiri tumimbal
lahir, terbebas dari roda samsara, cepat atau lambat pasti bertemu Buddha Amitabha
dan pasti mencapai KeBuddhaan.

Ini lebih baik daripada terlahir di Alam Surga maupun Alam Manusia,
berpuluh juta kali lipat, bahkan tak terhingga kali lipat!

Tanya :

Seperti kami yang merupakan orang awam yang masih diliputi kebodohan
batin, dosa yang begitu berat, hanya bisa memiliki kesempatan terlahir pada Bunga
Lotus tingkatan yang paling rendah, juga mungkin tidak memiliki kesempatan
sama sekali. Dengan mengandalkan jasa kebajikan melafal Amituofo, pada masa
kelahiran yang akan datang, masih bisa terlahir kembali jadi manusia. Meskipun
tidak berhasil terlahir kembali jadi manusia, paling tidak hukuman di Neraka juga
dijalani dengan lebih ringan. Begini juga ada bagusnya, apakah benar demikian?
96
Jawab :

Jangan sekali-kali mempunyai pemikiran seperti ini, jika anda memiliki pemikiran
begini maka takkan punya harapan lagi untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Patut
diketahui bahwa, Buddha merupakan yang paling bermaitri karuna, kekuatan Dharma-
Nya adalah tak terhingga dan tanpa batas. Buddha Amitabha pernah berikrar, tak
peduli siapapun juga, meskipun yang memiliki dosa yang begitu beratnya, asalkan
mau bertobat dan mau melafal Amituofo, maka Buddha Amitabha pasti datang
menjemputnya.

Buddha takkan berdusta, tetapi bila timbul keraguan seperti anda ini, maka ini
merupakan rintangan terbesar dalam usaha terlahir ke Alam Sukhavati.

Tanya :

Selama ini pelafal Amituofo jumlahnya amat banyak tetapi yang berhasil cuma
sedikit, apakah mereka juga telah menderita kerugian begini?

Jawab :

Ya, mereka telah menderita kerugian begini, tetapi ini juga tidak sama. Ada
orang yang melafal Amituofo dengan sesuka hatinya, hari ini melafal besok absen,
kalau ada waktu baru melafal, kalau sibuk absen, mood lagi baik baru melafal,
waktu sakit tidak mau melafal, saat bahaya baru melafal, saat aman-aman saja
tidak mau melafal, bila melafal dengan cara demikian, maka disebut sebagai tidak
berkesinambungan, jadi tak ada gunanya.

97
Ada pula sejenis praktisi yang hanya melafal Amituofo supaya dilihat orang
lain, meskipun mulutnya sibuk melafal Amituofo tapi di hatinya tidak ada Buddha,
melafal Amituofo dengan cara begini takkan bisa terjalin dengan Buddha.

Ada pula orang yang semasa hidup melafal Amituofo, tetapi saat ajal
menjelang, mereka lebih sudi menjadi setan, sama sekali tidak memiliki niat
terlahir ke Alam Sukhavati.

Ada pula orang yang melafal Amituofo untuk memohon anak, memohon
kekayaan, usia panjang, menjadi Dewa dan lain sebagainya. Orang-orang begini
hanya memohon berkah Alam Dewa dan Manusia, tidak sudi terlahir ke Alam
Sukhavati, jadi dengan sendirinya tidak memiliki kesempatan menuju Tanah Suci
Sukhavati, maka itu cobalah pikirkan, praktisi yang melafal Amituofo dengan
tujuan mengakhiri tumimbal lahir adalah sangat sedikit, mana mungkin praktisi
yang berhasil terlahir di Alam Sukhavati bisa jadi banyak jumlahnya?
 

Tanya :

Jadi apakah manfaat melafal Amituofo hanya untuk kematian kelak, sehingga
saat hidup tidak ada manfaatnya sama sekali, benarkah demikian?

Jawab :

Bukan begini. Praktisi pelafal Amituofo tentu saja akan menikmati beragam
manfaat sepanjang hidupnya, hanya saja jangan sengaja mengharap atau
memohonnya. Oleh karena meskipun manfaat hidup itu sudah diperoleh, juga
hanya dinikmati beberapa tahun atau beberapa puluh tahun saja.

98 

 
Sedangkan manfaat terlahir di Alam Sukhavati akan dinikmati buat selama-
lamanya, tak terhingga dan tanpa batas. Jasa kebajikan yang kita peroleh dari
melafal Amituofo adalah sedemikian besarnya, tetapi malah diganti dengan secuil
pahala Alam Dewa atau Alam Manusia, bukankah ini disebut sebagai menukar
mustika yang tak ternilai dengan sebutir bonbon?

Tanya :

Setelah selesai membaca buku ini, saya masih ingin membaca buku-buku
lainnya, tidak tahu buku-buku judul apa yang sebaiknya dibaca?

Jawab :

Boleh membaca buah pena Master Yin Guang, jika ingin banyak membaca boleh
memohon petunjuk dari para praktisi yang khusus mendalami Ajaran Buddha, agar
mereka dapat memberi petunjuk buku-buku mana yang seharusnya anda baca.

Andaikata anda sembarangan membaca, dikhawatirkan malah tidak sesuai,


bahkan selain tidak membawa manfaat sama sekali malah menimbulkan bahaya. Di
sini ada pesan yang harus disampaikan yakni kita tidak memiliki bakat, juga tidak
memiliki pengetahuan, maka yang paling bagus adalah sedikit membaca tetapi
perbanyak melafal Amituofo.

Sebenarnya bila anda telah membaca hingga usai buku ini lalu mengingatnya,
menuruti apa yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat menjamin anda pasti
berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

99
Tanya :

Sekarang di mana-mana terdapat orang yang mengaku kerasukan Dewa atau


Buddha, malah menuruti Ajaran Buddha mengajari manusia, apakah ini bisa
diandalkan?

Jawab :

Makanya saya bilang kalau sembarangan membaca buku, takkan membawa


manfaat sama sekali, malah menimbulkan bahaya. Mereka yang mengaku kerasukan
ini, kebanyakan adalah kerasukan setan yang memiliki kekuatan batin atau kemampuan
gaib, menyamar jadi Buddha dan memalsukan nama Buddha. kekuatan batin mereka
berbeda-beda, contohnya ada yang bisa menulis, bahkan membuat karya puisi.

Meskipun ucapan mereka adalah demi menasehati manusia kembali ke jalan


yang benar, tetapi adalah tidak sama dengan kebenaran yang tercantum di dalam
sutra Buddha. Paling tidak perbuatan amal hanya mendatangkan secuil pahala Alam
Dewa dan Manusia.

Padahal seharusnya menasehati manusia agar mengakhiri tumimbal lahir dan


bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, sepatutnya mengikuti Ajaran Buddha. Maka
itu semua buku aliran luar tidak boleh dibaca.

Sebagian orang yang berpengetahuan dangkal, asalkan melihat ada buku bajik,
apalagi ada tercantum nama Buddha dan Bodhisattva, sehingga mengira bahwa ini
benar-benar adalah sutra Buddha, padahal ini sungguh membahayakan, maka itu
saya bilang sedikit membaca perbanyak melafal Amituofo.

100
Tanya :

Lantas bagaimana pula dengan ucapan anda sendiri, apakah boleh diandalkan?

Jawab :

Tentu saja bisa diandalkan. Oleh karena saya bukan mengatakan teori yang tidak
ada landasannya, namun berdasarkan ucapan para praktisi sejak tempo dulu hingga
sekarang, mereka merupakan sosok yang khusus mendalami Ajaran Buddha. Hanya
saja buah pena mereka memang amat mendalam, orang awam sulit memahaminya,
makanya saya mengambil pokok-pokok yang penting, lalu menjelaskannya kembali
dengan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga setiap insan mampu memahaminya.

Tanya :

Apakah ucapan para praktisi senior sejak dulu hingga sekarang, bisa dijamin
tidak ada silapnya?

Jawab :

Ucapan mereka bukanlah berdasarkan hasil penafsiran sendiri, tetapi


merupakan apa yang tercantum di dalam sutra Buddha. Sutra dibabarkan oleh
Buddha Sakyamuni, apakah anda tidak percaya pada ucapan Buddha?

101
Tanya :

Mana mungkin saya tidak percaya, Ajaran Buddha memang bagus dan pantas
disebarluaskan, tetapi kritikan anda pada aliran luar sungguh tidak basa-basi,
apakah anda tidak takut bila balik dikritik oleh mereka?

Jawab :

Tidak takut, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, seluruh pokok-
pokok bahasan sebelumnya bukanlah atas penafsiran sendiri, tetapi merupakan apa
yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni di dalam sutra. Apabila mereka hendak
menentang Ajaran Buddha, maka Buddha yang akan memikulnya, tidak ada
urusannya dengan diriku.
 

Tanya :

Setiap perkataan anda memang ada benarnya, hanya saja kepribadian anda
tidak begitu bagus, hari ini pokok bahasannya terlalu banyak sehingga saya merasa
agak kabur. Bolehkan anda meringkasnya dari awal, agar saya bisa memahaminya
dengan mudah, apakah anda masih bisa bersabar?

Jawab :

Tentu saja boleh, saya akan membuat poin-poin penting berikut ini, yakni :

1. Harus diketahui bahwa kesadaran (Alaya-vijnana) manusia takkan mati, Hukum


Karma pasti berlaku. Jika ingin mengakhiri roda samsara maka harus belajar
Ajaran Buddha.

102 

 
2. Menganut kepercayaan yang buruk akan membawa bahaya besar. Ajaran
Buddha merupakan ajaran tertinggi dan mendalam, merupakan yang paling murni,
sejarah telah membuktikan, sepanjang masa pemeluknya semakin banyak, maka itu
kita harus meyakini Ajaran Buddha.

3. Aliran di dalam Ajaran Buddha banyak sekali, kebanyakan sulit dipelajari.


Yang paling mudah dan praktis tak lain adalah Aliran Tanah Suci, maka itu kita
belajar Ajaran Buddha seharusnya memilih Aliran Sukhavati.

4. Praktisi Aliran Sukhavati seharusnya menyadari bahwa dunia ini amatlah


menderita, Alam Sukhavati barulah kebahagiaan yang sebenarnya, Buddha
Amitabha adalah maha maitri maha karuna. Asalkan menfokuskan pikiran melafal
Amituofo, saat menjelang ajal Buddha Amitabha pasti datang menjemput, ini pasti
takkan salah.

5. Praktisi pelafal Amituofo, tidak boleh mendambakan dunia ini, harus


memiliki tekad terlahir ke Alam Sukhavati. Juga bertekad menyelamatkan semua
makhluk, bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati.

6. Praktisi Tanah Suci seharusnya setiap saat membangkitkan ketulusan


melafal Amituofo. Lafalan Amituofo tak terpisahkan dari mulut, tasbih tak
terpisahkan dari tangan, yang paling bagus dapat melafal hingga mencapai “Pikiran
terfokus tak tergoyahkan”, maka ini baru bisa diandalkan, tetapi juga tidak mudah
mencapai “Pikiran terfokus tak tergoyahkan”, terutama faktor yang terpenting
adalah keyakinan dan tekad.

7. Praktisi Pelafal Amituofo, seharusnya menaati Lima Sila yakni tidak


membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan perbuatan asusila, tidak berbohong,
tidak minum minuman keras. Selain itu juga memperbanyak melakukan kebajikan
sesuai dengan kemampuan yang ada.
103 

 
8. Praktisi Ajaran Buddha seharusnya melimpahkan seluruh jasa kebajikan ke
Alam Sukhavati. Jangan hanya berharap terhindar dari musibah saja, atau
menikmati berkah Alam Dewa dan Manusia.

9. Praktisi yang belajar Ajaran Buddha, seharusnya senantiasa menasehati


orang lain agar ikut melafal Amituofo, keluarga dan kerabat lebih penting lagi.
Supaya saat menjelang ajal, mereka bisa memberi bantuan melafal Amituofo.

10. Praktisi yang belajar Ajaran Buddha, tidak boleh percaya pada buku-buku
aliran luar. Bila ada hal yang kurang dipahami, boleh bertanya pada mereka yang
khusus mendalami Ajaran Buddha, tidak boleh percaya pada kata-kata orang aliran
luar atau aliran kepercayaan.

Sepuluh butir di atas, asalkan anda dapat mengingatnya, membangkitkan


keyakinan benar dan tekad bulat, maka memiliki kepastian untuk terlahir ke Alam
Sukhavati. Terlebih dulu saya akan memberimu ucapan selamat.
 

Tanya :

Kini saya tidak memiliki keraguan lagi pada Ajaran Buddha, pasti menerima
dan mengamalkan sesuai Dharma. Kelak saya pasti terbebas dari lautan
penderitaan, pasti terlahir ke Alam Sukhavati, semua ini juga berkat jasamu,
bagaimana caranya saya bisa membalas budimu?

104 

 
Jawab :

Saya tidak berani menerima balas budimu, saya hanya memberitahumu


manfaat dan cara belajar Ajaran Buddha saja, semoga anda dapat meneruskannya
kepada orang lain, ini merupakan kewajiban setiap siswa Buddha.

Semoga anda memperbanyak melafal Amituofo. Bersamaan itu pula


menasehati orang lain agar ikut melafal Amituofo, dengan demikian tingkatan
Bunga Lotus anda akan semakin meninggi.

Semoga anda berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, bertemu Buddha Amitabha


mendengar pembabaran DharmaNya mencapai Anutpattika-dharma-ksanti, segera
kembali lagi ke dunia menyelamatkan semua makhluk yang berada di dalam lautan
penderitaan, maka saya akan amat berterimakasih padamu.

Selesai
 

105 

 
Gatha Pelimpahan Jasa

106 

 
Daftar Pustaka
 
歧路指歸 

http://book.bfnn.org/books/0337.htm 

 雪公與印祖 

http://www.minlun.org.tw/old/384/t384/t384‐4‐8.htm 

Arsip
www.pohonmustika.blogspot.com 

107 

Anda mungkin juga menyukai