Anda di halaman 1dari 252

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
April 2010

Dikutip dan disadur dari :

淨土大經解演義

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan.

2
Daftar isi
Hal

Kutipan Ceramah Master Chin Kung April 2010

05 April 2010................................................................................................05

06 April 2010................................................................................................14

07 April 2010................................................................................................19

08 April 2010................................................................................................28

09 April 2010................................................................................................35

10 April 2010................................................................................................46

11 April 2010................................................................................................51

12 April 2010................................................................................................55

13 April 2010................................................................................................59
3
14 April 2010................................................................................................68

15 April 2010................................................................................................73

16 April 2010................................................................................................86

17 April 2010.............................................................................................100

18 April 2010.............................................................................................118

19 April 2010.............................................................................................133

20 April 2010.............................................................................................144

21 April 2010.............................................................................................148

22 April 2010.............................................................................................156

23 April 2010.............................................................................................159

25 April 2010.............................................................................................164

26 April 2010.............................................................................................166

27 April 2010.............................................................................................169

28 April 2010.............................................................................................202

29 April 2010.............................................................................................219

30 April 2010.............................................................................................227

Daftar Pustaka...........................................................................................251

Gatha Pelimpahan Jasa..........................................................................252

4
K etika Ajaran Buddha masuk ke Tiongkok, vihara dibangun

oleh negara dan kaum bangsawan, ini disebut sebagai vihara


sepuluh penjuru, bukan milik pribadi. Ketua Vihara dan para
pengurus dipilih dan menjabat selama setahun. Selama periode
setahun tersebut, mereka harus bertanggung jawab pada tugas
dan peranan masing-masing.

Setiap tahun bulan 12 hari ke-30, kepengurusan lama akan


dibubarkan, diganti dengan kepengurusan baru. Hari kedua
kepengurusan baru akan segera bertugas. Sistem ini cukup bagus,
karena takkan ada perseteruan di dalamnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010

5
K ini di seluruh dunia, Ajaran Buddha telah berubah menjadi

enam bentuk, yang pertama adalah Ajaran Buddha Sakyamuni


yang murni, Beliau mengajar tanpa mengutip iuran sekolah sama
sekali. Yang kedua adalah Ajaran Buddha yang telah berubah jadi
kepercayaan, dimana vihara-vihara menyelenggarakan upacara-
upacara ritual, pertobatan, sebagai tujuan utama mereka dan
mengabaikan kegiatan ceramah Dharma.

Yang ketiga adalah Ajaran Buddha sebagai mata kuliah. Saya


sendiri juga pernah jadi dosen pengajar selama beberapa tahun.
Yang keempat adalah vihara berubah jadi tempat tamasya.

Yang kelima adalah Ajaran Buddha telah berubah jadi lahan bisnis,
bahkan kabarnya ada pula yang sudah Go Public. Yang keenam
adalah ajaran sesat, yang memakai Ajaran Buddha sebagai topeng,
contohnya Falun Gong.

Mana yang kita pilih, haruslah serius mencermatinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010


6
S ebagai praktisi Ajaran Buddha, terhadap orang lain, masalah

dan benda, hendaknya senantiasa bersyukur, termasuk fitnah,


rintangan bahkan ancaman yang menyerang dirimu, Anda juga
harus berterimakasih. Mengapa demikian? Oleh karena dia datang
menguji dirimu, makanya saya harus lulus ujian, takkan ada
kebencian, hanya ada rasa bersyukur.

Kenapa dia merintangi diriku? Mungkin ada 2 sebabnya, yang


pertama adalah pada masa kelahiran lampau Anda merintangi
dirinya, makanya sekarang dia balas dendam, setelah
memahaminya, saya menerima dengan ikhlas demi mengurai
ikatan permusuhan ini. Saya takkan balas dendam juga takkan
membencinya.

Sebab yang kedua adalah fenomena umum di dunia ini, iri hati lalu
merintangi, oleh karena kita ini tidak hati-hati sehingga
menonjolkan diri, kurang rendah hati, sehingga mengundang rasa
cemburu orang lain, ini juga adalah kesalahanku, bukan salahnya,
kita juga harus berterimakasih padanya.
7
Buddha Dharma mengatakan jodoh, ke mana kita berjodoh yah ke
situ kita perginya. Pepatah Tiongkok berkata “Manusia tidak ada
yang akur ribuan hari, bunga juga tidak bersemi untuk ratusan
hari”.

Manusia bila berada bersama untuk tiga tahun lamanya, sulit


sekali tidak timbul masalah, maka itu kita harus senantiasa mawas
diri, setiap niat pikiran yang timbul, ucapan dan tindakan
hendaknya selaras dengan Buddha dan Bodhisattva, mengambil
ajaran insan suci dan bijak sebagai patokan.

Terhadap orang yang menyakiti kita, kita menggunakan hati yang


ingat budi balas budi, lama kelamaan dia juga menyadari
kesalahannya, namun dia akan gengsi mengakuinya, ini persoalan
yang menyangkut harga diri. Yang penting kita mengetahui
bahwa ikatan permusuhan sudah terurai, bukankah ini sungguh
membahagiakan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010

8
D alam masyarakat sekarang ini, betapa banyaknya peristiwa

saling balas dendam, mengapa demikian? Dalam berinteraksi


dengan orang lain, kalau Anda bukan memberi budi kebajikan,
maka ikatan permusuhan tak terelakkan.

Jaman sekarang mengapa anak cucu berbakti sulit ditemukan,


coba pikirkan, apakah Anda memberi budi kebajikan pada orang
lain? Dengan mendanakan budi kebajikan, barulah ada orang lain
yang akan membalas budimu, berdana materi barulah ada orang
yang datang membantumu di kala kesusahan.

Kalau pikirannya cuma tahu bagaimana mengambil keuntungan


dari orang lain, maka anak cucu yang datang adalah untuk
menagih hutang; kalau suka memandang orang lain dengan
sebelah mata, maka anak cucu yang datang adalah untuk balas
dendam. Inilah yang disebut dengan apa yang ditabur itulah yang
dituai.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010

9
K etika saya (Master Chin Kung) masih menjadi praktisi

pemula, saya berguru pada Master Zhang Jia, saat itu saya berusia
26 tahun dan Master Zhang Jia berusia 65 tahun. Beliau
mengamati diriku, katanya selain mempunyai sedikit kecerdasan,
dalam garis hidupku saya tidak memiliki harta dan kedudukan
sama sekali. Untungnya masih ada sedikit akar kebajikan, tahu
berbakti pada Ayahbunda dan menghormati Guru. Usiaku cuma
sampai 45 tahun saja, saya percaya.

Master Zhang Jia berusaha membantuku, Beliau menasehatiku


untuk memulainya dengan berdana untuk memperbaiki nasibku.
Tetapi gajiku tiap bulan, untuk biaya hidup saja tidak cukup,
bagaimana bisa berdana? Master Zhang Jia bertanya : Satu sen
punya tidak? Saya jawab, kalau satu sen tentu saja sanggup. Kalau
satu dolar? Saya jawab, masih sanggup. Master Zhang Jia
melanjutkan lagi, mulailah dari satu sen satu dolar, berdana
dengan tulus.

Sejak itu saya selalu ke perpustakaan vihara untuk meminjam


buku, melihat ada kegiatan mencetak buku sutra, saya
menyumbang 5 sen, kadang 1 dolar, beginilah saya memulainya.
Kemudian melihat ada kegiatan pelepasan satwa ke alam bebas,
saya juga ikut menyumbang, demikianlah sedikit demi sedikit,
makin lama makin banyak yang diperoleh!

10
Kemudian saya mengikuti Upasaka Li Bing-nan belajar
berceramah, setelah itu saya mulai memberi ceramah Dharma, ini
merupakan Dharma Dana. Setelah berceramah selama 11-12 tahun
kemudian, saya bertemu dengan praktisi Tantra yang bernama
Ganzhu Huofo, dia adalah murid Master Zhang Jia, dia bilang
padaku : “Master Chin Kung, Anda ini orangnya cerdas juga baik,
namun sayangnya peruntungan-mu tidak bagus dan pendek
umur”.

Saya jawab : “Tidak apa-apa, saya sangat jelas akan hal ini, takkan
menaruhnya di hati”.

Dia melanjutkan lagi : “Selama bertahun-tahun Anda memberi


ceramah, jasa kebajikan ini sungguh besar, nasibmu mulai
berubah”.

Saya menjawab : “Benarkah?”

Ganzhu Huofo menegaskan : “Benar, usiamu akan sangat panjang,


pahalamu juga akan sangat besar”.

11
Sesungguhnya saya sendiri tidak pernah memohon pahala
maupun usia. Setelah percakapan kami ini, tahun berikutnya
Ganzhu Huofo meninggal dunia.

Maka itu, bertemu dengan Ajaran Buddha, barulah nasib


mengalami perubahan besar, setiap kali cobaan datang setiap kali
pula pahala meningkat, rekan-rekan yang mengikutiku
menyaksikan-nya dengan mata dan kepala sendiri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010

B ertahun-tahun sudah saya berinteraksi dengan staf

pengajar di dunia pendidikan, terutama sekarang, kualitas para


mahasiswa jauh berbeda dibandingkan dengan masa lalu. Tempo
dulu, ketika saya menjadi dosen pengajar, mahasiswa kala itu
masih terhitung lumayan, dua jam lamanya mengikuti kuliah,
mereka masih dapat duduk dengan tenang.

Sekarang sudah tidak bisa lagi, kemampuan fokus para


mahasiswa sekarang hanya mampu bertahan untuk waktu 15
12
menit saja, setelah itu pikiran pun mulai melantur. Maka itu saya
selalu bertanya pada para dosen, bagaimana cara mereka
memberi kuliah.

Mereka bilang mereka cuma mengajar selama 15 menit saja, sisa


waktunya cuma buat berbincang-bincang, dengan cara ini untuk
menghabiskan waktu.

Mendengar ini, kami merasa sangat sedih, murid-murid sekarang


sulit untuk menenangkan diri; mereka tidak mempunyai tujuan
hidup, tidak memiliki arah, ini merupakan fenomena yang
memilukan.

Maka itu saya jadi teringat akan ucapan Konfusius yakni “Tidak
menciptakan teori baru, yakin dan suka pada ajaran terdahulu”.
Konfusius berkata apa yang dia pelajari dan dia ajarkan, semuanya
merupakan warisan dari para pendahulu, tidak ada hasil
ciptaannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 April 2010

13
D i dalam Persamuan Avatamsaka Sutra, dapat dilihat bahwa
Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra, menuntun
para Bodhisattva menuju ke Alam Sukhavati, berguru pada
Buddha Amitabha.

Coba bayangkan, betapa besarnya kelapangan hati Buddha


Vairocana. Umpamanya kita mengikuti Guru A, lalu kita melihat
ada Guru B yang ternyata lebih bagus, kemudian kita mengajak
seluruh teman belajar kita supaya mengikuti Guru B. Bagaimana
perasaan Guru A? Ini disebut mengkhianati Guru sendiri.

Tetapi Buddha Vairocana malah bersukacita, baguslah, kalian


dapat belajar pada Buddha Amitabha. Mengapa demikian? Oleh
karena Buddha Amitabha dan Buddha Vairocana adalah satu
kesatuan.

14
Mengapa harus ke Alam Sukhavati? Oleh karena di Alam
Sukhavati, Buddha Amitabha menggunakan upaya kausalya untuk
membantumu melatih diri mencapai KeBuddhaan dalam waktu
singkat.

Kalau tetap berada di Alam Avatamsaka (Tanah Suci Buddha


Vairocana), berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
KeBuddhaan? Tiga Asamkheyakalpa besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 April 2010

T erlahir ke Alam Sukhavati, meskipun belum mencapai


KeBuddhaan, namun sudah serupa dengan telah mencapai
KeBuddhaan, di dalam 48 tekad agung-Nya, Buddha Amitabha
berkata demikian, terlahir ke Alam Sukhavati “Semuanya menjadi
Bodhisattva Avaivartika”, baik “Sutra Usia Tanpa Batas”,
“Amitabha Sutra”, maupun “Amitayurdhyana Sutra” juga
mengatakan sedemikian rupa.

Bagaimana yang dimaksud dengan Bodhisattva Avaivartika?


Avaivartika berasal dari Bahasa Sanskrit, artinya tidak mundur lagi.
15
Bodhisattva Avaivartika telah mencapai “Tiga Ketidakmunduran”
yakni tidak mundur lagi dari tingkatan-nya, tidak mundur lagi dari
pengamalan, tidak mundur lagi dari niatnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 April 2010

D i dalam sutra terdapat sebuah perumpamaan, ada seorang


anak yang terlahir di keluarga kerajaan, maka begitu terlahir di
dunia ini, anak ini telah memiliki keagungan serupa seorang raja,
mempunyai pahala yang begitu besarnya, apakah mungkin?
Mustahil. Lain halnya bila Anda terlahir di dalam keluarga kerajaan,
begitu terlahir ke dunia sudah menjadi putra mahkota, namun hal
ini jarang dijumpai.

Tetapi terlahir ke Alam Sukhavati, Buddha Amitabha adalah Raja,


seluruh penduduknya adalah Pangeran, Anda menikmati pahala
Ayahanda, yakni Buddha Amitabha. Jadi meskipun Anda terlahir di
Alam Sukhavati pada tingkatan Bunga Teratai paling rendah
sekalipun, tetap sama memperoleh pemberkatan dari 48 tekad
Buddha Amitabha, hal ini tidak dijumpai dalam pintu Dharma
lainnya.

16
Maka itu dikatakan kita memperoleh pemberkatan dari kekuatan
Buddha. Kebijaksanaan Buddha memberkati kita, agar
kebijaksanaan kita dapat serupa dengan Buddha; jasa kebajikan
Buddha memberkati kita, supaya jasa kebajikan kita dapat serupa
dengan Buddha; pahala Buddha memberkati kita, agar pahala kita
serupa dengan Buddha, segala-galanya adalah diberikan oleh
Buddha kepada diri kita, jadi bukan atas upaya sendiri.

Ini sungguh luar biasa dan langka adanya, mana boleh tidak
memilih Pintu Dharma Tanah Suci? Orang yang tidak sudi belajar
Pintu Dharma ini jumlahnya tidak sedikit, siapa saja? Yakni mereka
yang memandang tinggi pada diri sendiri, menganggap dirinya
yang paling hebat, tidak sudi menjadi putra Buddha Amitabha.

Mereka ini lebih suka mengandalkan kekuatan diri sendiri, baiklah,


pelan-pelan saja belajarnya, Anda akan menempuh perjalanan
yang sangat panjang sekali, ini nyata adanya. Sebaliknya bila Anda
telah membulatkan tekad mengikuti Buddha Amitabha, maka
Anda adalah insan yang sungguh beruntung, tidak lama lagi
segera meraih keberhasilan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 April 2010

17
P ada masa kehidupan ini, betapa beruntungnya dapat bersua
dengan “Sutra Usia Tanpa Batas”, pahalamu jadi sempurna, mana
ada lagi pahala yang lebih besar dari ini!

Andaikata Anda tidak tahu menghargainya, melewatkannya


begitu saja. Apa yang merupakan penyesalan terbesar sepanjang
masa? Inilah yang menjadi penyesalan terbesar sepanjang masa,
tidak ada lagi penyesalan yang melampaui hal ini. Kesempatan ini
begitu sulit ditemukan.

Pada masa Dinasti Qing ketika Kaisar Qianlong bertahta, terdapat


Upasaka Peng Ji-qing yang berkata bahwa dapat bertemu dengan
Ajaran Sukhavati merupakan “Hari yang langka dan sulit
ditemukan sepanjang kalpa yang tak terhingga”.

Upasaka Peng Ji-qing berasal dari keluarga berada, Ayahnya


menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kaisar Qianlong. Upasaka
Peng orangnya cerdas, belum genap usia 20 tahun telah lulus
ujian sarjana negara, namun sepanjang hidupnya dia tidak
menjadi pejabat, menghabiskan masa hidupnya dengan belajar
Ajaran Buddha, merupakan praktisi senior pada era tersebut.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 April 2010

18
M aster Yin Guang berkata, pada Jaman Akhir Dharma, kita

berada pada era ini, membangun vihara itu jangan besar-besar,


umat juga tidak perlu terlampau ramai, tidak melampaui 20 orang.
Ini merupakan usulan yang bagus, biaya pengeluaran juga kecil,
hanya butuh 2-3 orang donatur sudah cukup.

Seorang praktisi terlebih dulu harus mempunyai hati yang tenang,


maka itu segalanya harus praktis dan mudah, tidak memohon
pada orang lain, susah sedikit tidak apa-apa.

Sebelum memasuki Parinirvana, Buddha Sakyamuni berpesan


pada siswa-siswaNya, yang pertama adalah dengan sila sebagai
Guru, yang kedua adalah menjadikan derita sebagai Guru; kalau
susah sedikit sudah pada mengeluh, tidak mau menjalani sila lagi,
maka apapun tidak bisa kamu peroleh.

19
Kalau kita beranggapan disiplin sila itu susah sekali, lantas kenapa
orang jaman dulu sanggup mengamalkannya? Saya selalu
merenungkan hal ini. Banyak tempat yang pernah saya kunjungi,
bertemu dengan banyak praktisi Buddhis, umat berkeluarga tidak
sanggup mengamalkan Sepuluh Kebajikan, anggota Sangha tidak
sanggup mengamalkan sila Samanera, kami terus
mempertanyakan hal ini, akhirnya menemukan jawabannya, akar
permasalahannya terletak pada pendidikan budaya warisan
leluhur.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 April 2010

P ada awal masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1912-

1949), meskipun “pendidikan budaya warisan leluhur” mulai


melemah, orang-orang yang menceramahkannya juga mulai
berkurang, tetapi minimal masih ada yang berupaya
melestarikannya! Yang juga berarti pendidikan keluarga masih
ada.

Semasa kecil saya tinggal di dusun yang juga merupakan tempat


lahir budaya leluhur, anak-anak pada sekolah, sekolah kami
terletak di dalam kuil. Sejak kecil kami dididik tata krama, kami

20
mengenal ajaran Konfusius, juga memiliki dasar-dasar ajaran Tao
yakni “Risalah Balasan dan Ganjaran Setimpal”.

Di dusun kami terdapat Kelenteng Cheng Huang, ini adalah


kelenteng aliran Tao, ruangan yang paling penting di dalamnya
adalah “Lukisan Sepuluh Tingkat Peradilan Neraka”, apa yang
diajari? Mengajari Hukum Sebab Akibat.

Para wanita dusun mengunjungi Kelenteng Cheng Huang minimal


4-5 kali dalam setahun. Saya mengikuti Ibundaku berkunjung ke
Kelenteng Cheng Huang, saat itu saya masih berusia 5 atau 6
tahun, dalam kesempatan itu Bunda mengajari kami agar
senantiasa mawas diri dalam pikiran, ucapan dan tindakan.

Kalau berbuat dosa, lihatlah bentuk hukumannya bermacam-


macam, ada Gunung Pisau; suka berbohong, lihatlah lidahnya
dicabut keluar. Hal ini membawa kesan mendalam dalam ingatan
kami, sepanjang hidupmu mana berani berdusta.

Setelah dewasa, setiap timbul niat pikiran, akan teringat akan


Kelenteng Cheng Huang, ada hal yang tidak berani kamu lakukan.
Seperti pepatah Tiongkok yang berkata “Kalau semasa kecil
sudah dipelihara jadi kebiasaan, setelah dewasa jadi sifat alami”,
sejak kecil sudah dididik, setelah dewasa akan berpikir dua kali
dulu sebelum bertindak, apa akibatnya nanti. Dengan demikian

21
ketika belajar Ajaran Buddha, baik Trisarana, Lima Sila maupun
Sepuluh Kebajikan dapat diterima dan diamalkan dengan mudah!

Kenapa sekarang jadi sulit? Karena pendidikan budaya warisan


leluhur sudah diabaikan. Selama 8 tahun Tiongkok melawan
penjajahan Jepang, ini membawa kerugian yang tak terhingga.
Kemudian kami mulai mengenal Ajaran Buddha, kembali
mendalami budaya warisan leluhur. Ajaran Buddha, ajaran
Konfusius dan Tao, merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 April 2010

L ima Sutra Aliran Sukhavati, ini ada asal usulnya. Master Yin

Guang mengutip keluar dari “Sutra Surangama” Bagian Metode


Pelatihan Diri 25 Bodhisattva, dimana salah satunya adalah “Bab
Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Amituofo Dengan
Sempurna Tanpa Rintangan”. Master Yin Guang menambahkan
Bab ini ke dalam Empat Sutra Aliran Sukhavati, sehingga menjadi
Lima Sutra Aliran Sukhavati.

Lantas apakah masih perlu tambahan lagi? Tidak perlu lagi, ini
sudah sangat sempurna. “Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta
22
Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa Rintangan” terdiri
dari 244 aksara, ini merupakan Sutra Hati versi Aliran Tanah Suci.

Ini seperti yang sering dikatakan oleh Master Shandao sebagai


“Tathagata bersukacita muncul di dunia, hanya demi
membabarkan lautan tekad Buddha Amitabha”.

Para Buddha muncul dan menyebar di sepuluh penjuru alam,


demi menyelamatkan para makhluk, metode terunggul apa yang
Mereka gunakan? Yakni melafal Amituofo bertekad terlahir ke
Tanah Suci Sukhavati, metode yang merangkul semua kalangan,
tak peduli yang memiliki kebijaksanaan tajam atau tumpul,
sungguh merupakan Pintu Dharma yang istimewa!

Mudah, praktis dan aman, siapapun dapat melatihnya, semua


orang juga dapat meraih keberhasilan, Master Shandao
mengatakan Pintu Dharma ini “Sepuluh ribu orang yang
melatihnya, sepuluh ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati”, satu pun takkan ketinggalan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 April 2010

23
M engapa praktisi Aliran Tanah Suci jumlahnya banyak,

tetapi yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati malah sedikit? Apa


alasannya? Oleh karena anda melatih diri tidak sesuai dengan
Buddha Dharma, kesalahan itu ada pada dirimu, bukan pada Pintu
Dharma, juga bukan pada isi Sutra; apabila anda melatih diri
sesuai dengan Dharma, maka sepuluh ribu orang yang melatihnya,
sepuluh ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,
satupun takkan ketinggalan.

“Amitabha Sutra” menyebutkan “Tidak boleh kekurangan akar


kebajikan, berkah kebajikan dan jalinan jodoh, barulah dapat
terlahir di Negeri Buddha Amitabha”, apa yang dimaksud dengan
akar kebajikan dan berkah kebajikan? Apa itu jalinan jodoh?

Kita telah memiliki jalinan jodoh, bertemu dengan Buddha


Dharma merupakan sebuah jodoh, sekarang permasalahannya
terletak pada akar kebajikan dan berkah kebajikan.

Apa yang dimaksud akar kebajikan? Keyakinan dan pemahaman.


Apakah anda sudah yakin? Apabila masih ada sedikit keraguan,
maka ini berarti akar kebajikan anda bermasalah. Apakah anda
sudah memahami Ajaran Sukhavati dengan benar? Pemahaman
itu membantu anda meyakini.

24
Anda memiliki keraguan oleh karena tidak memahami teori,
setelah memahaminya dengan jelas, tidak ragu lagi, maka anda
telah memiliki keyakinan dan pemahaman, keyakinan dan
pemahaman itulah akar kebajikan.

Apa itu berkah kebajikan? Yakni mengamalkan dengan


kesungguhan hati! Kalau bukan mengamalkan dengan serius,
anda masih mendambakan dunia ini, maka anda akan sulit
berhasil.

Maka itu isi Sutra tidak bermasalah, teori dan cara juga tidak
bermasalah, persoalannya ada pada kekotoran batin dan tabiat
diri sendiri. Asalkan mau melepaskan kemelekatan, maka anda
pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati pada satu masa
kehidupan ini juga.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 April 2010

K alimat yang diucapkan Mr.Fang Dong-mei berikut ini sangat

penting sekali, beliau berkata “Ajaran Buddha tercantum di dalam


Sutra, bukan ada di Vihara”. Kenapa dikatakan tidak ada di Vihara?
Penghuni Vihara tidak mempelajarinya lagi.

25
Vihara jaman dulu, praktisi senior-nya sungguh hebat, mereka
belajar dengan bersungguh-sungguh. Sekarang? Sekarang mereka
tidak belajar lagi, menempatkan Ajaran Buddha sebagai
kepercayaan, menyelenggarakan upacara-upacara ritual untuk
melimpahkan jasa kepada makhluk halus.

Apakah upacara-upacara begini perlu diselenggarakan? Tentu saja.


Tapi diselenggarakan di Alam Setan, oleh karena di Alam Manusia
hendaknya mengajari manusia.

Lantas apakah di Alam Setan ada tenaga pengajarnya? Tentu saja


ada, yakni Buddha dan Bodhisattva. Lihatlah Bodhisattva
Ksitigarbha bertekad “Sebelum Neraka kosong, takkan mencapai
KeBuddhaan”; lihatlah “Upacara Fang Yan Kou“, di dalamnya ada
disebutkan nama “Jiao Mian Da Shi”, adalah jelmaan dari
Bodhisattva Avalokitesvara yang menampilkan diri dalam wujud
setan untuk menyelamatkan para makhluk di Alam Setan.

Para makhluk dapat terselamatkan dengan wujud apa, maka


Bodhisattva akan menjelma dalam wujud tersebut, Beliau muncul
di Alam Manusia untuk mengajari manusia, mustahil dengan
wujud manusia lalu mengajari setan, mana ada aturan begini?
Menampilkan wujud setan juga tidak mungkin mengajari manusia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 April 2010

26
T erlahir ke Alam Sukhavati, rupa anda takkan berubah lagi

buat selama-lamanya. Penduduk Alam Sukhavati bukan lahir dari


kandungan, jadi takkan mengalami pertumbuhan pelan-pelan jadi
dewasa dan menua, namun mereka menjelma dari Bunga Teratai,
bagaimana rupa mereka? Serupa dengan Buddha Amitabha.

Kita sering melihat lukisan “Tiga Suciwan Alam Sukhavati”,


Buddha Amitabha dilukis lebih tinggi, lantas Bodhisattva
Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta dilukis lebih
kecil sedikit, para Bodhisattvaya Mahasattvaya lainnya dilukis
lebih kecil lagi, ini sudah tidak benar. Semua penduduk Alam
Sukhavati serupa dengan Buddha Amitabha, tidak ada perbedaan
lebih tinggi dan lebih pendek! Kalau masih ada perbedaan tinggi
dan pendek, berarti di Alam Sukhavati masih belum ada
kesetaraan, maka itu ajaran Sutra mesti dipahami dengan benar.

Lantas penduduk Alam Sukhavati juga tidak mengalami


perubahan, apa alasannya? Anda tidak mempunyai niat pikiran,
takkan timbul bentuk-bentuk pikiran, kalau masih mempunyai niat
pikiran maka segala sesuatu akan mengalami perubahan. Maka
itu rupa penduduk Alam Sukhavati selamanya takkan berubah.

27
A pabila masih ada kemelekatan yang belum sanggup

dilepaskan, masih ada yang dicemaskan, terutama pada orang-


orang yang disayangi, kemelekatan cinta ini kalau dapat
dilepaskan, maka hal lainnya akan mudah dilepaskan.

Keuntungan dan ketenaran, lima nafsu keinginan (harta, rupa,


ketenaran, makanan dan tidur), enam kondisi luar (rupa, suara,
bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), mesti
diketahui bahwa semua ini adalah petaka.

Jalinan kasih sayang, bukanlah hal yang baik, bila anda


mengamatinya dengan seksama, itu adalah jodoh buruk. Dia
menghalangi dirimu mencapai pencerahan, merintangi dirimu
melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati.

Lantas apakah sebagai praktisi, kita harus bersikap dingin,


mengabaikan Ayahbunda? Bagaimana sikap kita supaya seimbang?
28
Bila anda dapat mengubah jalinan kasih menjadi jodoh Dharma,
mengubah sanak keluarga menjadi sahabat melatih diri, sehingga
kelak bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati, betapa bagusnya!

Di dunia ini, sedalam apapun jalinan kasih itu, setelah mati juga
harus berpisah, apakah masih bisa bersama lagi? Mustahil. Lain
halnya kalau terlahir ke Alam Sukhavati, maka bisa berada
bersama buat selamanya. Ketika melihatnya berada dalam
kesusahan, kapan saja anda juga memiliki kemampuan untuk
menyelamatkannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 April 2010

H ari ini kita melihat bencana terjadi di mana-mana, dari mana

bencana berasal? Dari kekeruhan dan kejahatan. Lihatlah


perbuatan manusia di dunia ini, terjalin dengan Sepuluh Kejahatan.

Ditinjau dari Hukum Sebab Akibat, benih karma baik


mendatangkan akibat yang baik, benih karma buruk mengundang
akibat yang buruk. Terlebih dulu amati rupa sendiri, rupa berubah
menuruti perubahan hati, hati baik maka rupa berubah jadi bagus;
hati baik maka tubuhpun sehat.

29
Menurut Tabib Peng Xin, niat buruk akan mengundang penyakit.
Orang yang tidak tahu mengasihi sesama manusia, mudah
terserang penyakit hati (Liver); tidak benar, mudah terjangkit
penyakit paru-paru; tidak menuruti tata susila, mudah terjangkit
penyakit jantung; tidak memiliki kebijaksanaan, selalu bertindak
gegabah, mudah terserang penyakit ginjal; tidak dapat dipercaya,
selalu berniat menipu orang lain, lambungnya mudah bermasalah.

Lantas bagaimana caranya supaya memiliki tubuh yang sehat?


Yakni mewujudkan lima kebajikan dalam ajaran Konfusius, yakni
kemuliaan, kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat
dipercaya.

Lima Kebajikan ini di dalam Ajaran Buddha disebut Lima Sila. Tidak
membunuh adalah kemuliaan, tidak mencuri adalah kebenaran,
tidak berzinah adalah kesusilaan, tidak minum arak adalah
kebijaksanaan, tidak berbohong adalah dapat dipercaya.

Dengan mengamalkan Lima Sila, organ tubuhmu takkan


bermasalah. Organ mana yang mudah terserang penyakit, berarti
anda kurang mengamalkan salah satu dari lima kebajikan. Dengan
mengamalkan Lima Kebajikan ini, organ tubuh akan sehat kembali.

Tabib menggunakan obat menyembuhkanmu, harapannya cuma


3 bagian, tetapi upaya mengubah perilaku jelek menempati 7

30
bagian. Asalkan tahu memperbaiki niat hati, lalu menggunakan
sedikit obat untuk membantunya, maka penyembuhan jadi efektif.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 April 2010

“H uan Yuan Guan” menyebutkan bahwa begitu sebersit

niat muncul, seluruh semesta alam akan langsung menerimanya.


Maka itu setelah membaca sastra ini, harus menyadari bahwa
ketika sebersit niat pikiran baik muncul, seluruh semesta alam
beserta isinya dapat menerimanya.

Seperti perangkat CCTV, seluruh gerak-gerikmu dapat dilihat


orang lain, apakah anda dapat merahasiakannya? Demikian pula
ketika anda berniat buruk, jangan mengira orang lain tidak tahu,
seluruh semesta beserta isinya juga mengetahuinya.

Anda hanya dapat menutupinya dari para makhluk yang sedang


tersesat, dia tidak tahu; namun bagi insan yang tercerahkan, anda
takkan bisa mengelabuinya, ini nyata adanya.

31
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 April 2010

M engapa suhu Bumi kian meningkat? Mengapa salju di

Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair? Mengapa gempa terjadi


di mana-mana? Sutra Buddha mengungkapkannya dengan jelas.
Bagaimana solusinya, asalkan anda yakin, maka dunia ini dapat
pulih kembali. Bukan saja Bumi ini akan kembali normal, bahkan
seluruh semesta beserta isinya juga akan kembali normal, takkan
menyimpang dari orbitnya. Kita semua mampu mewujudkannya.

Bagaimana kita mampu melakukannya? Oleh karena segala


sesuatu tercipta dari hati dan pikiran, bahkan tata surya juga
diciptakan hati dan pikiran, selama anda memiliki niat baik maka
semuanya akan berjalan normal.

Segala sesuatu yang bertentangan dengan alamiah pasti


mendatangkan masalah, seperti yang dilakukan para ilmuwan
sekarang ini, ingin manusia melampaui Langit, ingin mengubah
lingkungan alamiah, maka masalah pun muncul.

32
Mengapa muncul fenomena buruk? Oleh karena fenomena buruk
itu diciptakan hati dan pikiran. Anda ingin mengubah sesuatu
yang alamiah, maka muncullah kelainan, yang abnormal.

Tempo dulu segala sesuatu masih normal, oleh karena tidak ada
orang yang hendak mengubah lingkungan alamiah ini, tidak ada
orang yang memiliki pemikiran sedemikian rupa, maka itu kondisi
Bumi masih normal. Sekarang ilmuwan setiap hari sibuk
memikirkan penemuan baru, merusak segala sesuatu yang
alamiah, maka kelainan pun timbul, masalah pun bermunculan,
setelah musibah terjadi tidak mampu diatasi, sungguh kasihan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 April 2010

S aya mengunjungi Jepang sebanyak enam kali, empat kali

untuk mengikuti Konferensi Internasional, dua kali lagi saya


mengunjungi laboratorium Dr, Masaru Emoto. Beliau melakukan
percobaan sebanyak beberapa ratus kali, membuktikan air dapat
melihat, mendengar dan mengetahui.

Selain menggunakan air, mereka juga melakukan percobaan pada


nasi, mereka menaruh tiga mangkok nasi, mangkok pertama
33
setiap hari diberikan pujian, mangkok kedua setiap hari dimaki-
maki, mangkok ketiga tidak dihiraukan sama sekali.

20 hari kemudian, mangkok pertama yang menerima pujian,


warnanya berubah jadi kuning dan wangi; mangkok kedua yang
dimaki-maki, berbau busuk dan menghitam; mangkok ketiga yang
tidak dihiraukan orang, juga jadi membusuk. Bayangkan nasi pun
bisa mengerti makna pikiran manusia.

Maka itu, pola pikir dan paras kita erat kaitannya, jadi kalau ingin
rupawan tidak perlu ke klinik kecantikan, sudah keluar banyak
uang masih harus menjalani siksaan, bahkan sampai-sampai ada
yang kehilangan nyawa, ini sungguh sesat!

Asalkan berhati baik, maka wajah pun akan berubah jadi cantik,
rupa berubah menuruti hati, kenapa anda tidak percaya? Hati baik
maka paras pun jadi bagus, hati baik maka jiwa raga pun jadi sehat.

Buddha dan Bodhisattva takkan mengelabui manusia, kalau


sebaliknya anda malah lebih suka ditipu iklan kecantikan,
bukankah ini namanya cari masalah sendiri!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 April 2010

34
K ematian tidaklah menakutkan, tubuh kasar kita mengalami

hidup dan mati, namun Alaya-vijnana (gudang kesadaran/roh)


takkan mengalami lahir dan mati. Kalau setelah mati semuanya
sudah usai, roh juga sudah tidak ada lagi, maka kita tidak perlu
lagi belajar Ajaran Buddha, juga tidak perlu melatih diri.

Setelah meninggal dunia, Alayavijnana akan pergi bertumimbal


lahir, inilah yang merupakan masalah besar. Saya selalu
mengatakan bahwa setelah mati barulah merupakan persoalan
besar! Maka itu dalam satu masa kehidupan ini, mesti terlahir ke
Tanah Suci Sukhavati mencapai KeBuddhaan!

Lantas apakah kita dapat mewujudkannya? Setiap orang dapat


melakukannya, asalkan anda mengikuti penuntun dari Master Yin
Guang, senantiasa berpikir hari ini merupakan hari terakhirku di
dunia ini, jangan merisaukan hari esok, hari ini, apakah masih ada
35
yang belum sanggup saya ikhlaskan? Hari ini adalah hari terakhir,
apa yang mesti saya lakukan? Yakni melafal Amituofo dengan
setulusnya, bukankah dengan demikian pasti meraih keberhasilan?

Bagaimana cara melafal Amituofo? Yakni seluruh sel tubuhku


adalah Amituofo, ketika membuka mataku melihat dunia ini,
mendengar setiap suara, saat 6 indera (mata, telinga, hidung,
lidah, tubuh dan pikiran) melakukan kontak dengan 6 0bjek luar
(rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran),
tiada yang bukan merupakan Amituofo, Amituofo memenuhi
seluruh semesta beserta isinya, inilah cara melafal Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

M elatih diri adalah melatih hati, apakah hati kita suci dan

setara? Hati yang suci adalah sila, hati yang setara adalah samadhi,
hati yang tercerahkan adalah prajna (kebijaksanaan); sila, samadhi
dan prajna.

Asalkan kita telah mencapai kesucian hati, maka bencana air


takkan ada lagi. Bila kita mencapai kesetaraan hati, maka gempa
bumi takkan ada lagi. Hari ini ada seorang praktisi yang
36
mengantar padaku selembar laporan, baru-baru ini, tidak sampai
sebulan, gempa berkekuatan di atas 6 Skala Richter terjadi
belasan kali di berbagai belahan bumi. Gempa berkekuatan di
atas 6-8 SR, ini sungguh menakutkan. Hati yang tercerahkan,
bencana angin takkan ada lagi, moha (kebodohan) mengundang
bencana angin.

Bila hati ini setara, maka suhu Bumi takkan meningkat, akan
kembali normal. Maka itu Ajaran Buddha mengajarkan kita
“Melatih sila samadhi prajna, melenyapkan lobha dosa moha”.
Maka itu harus membangkitkan Bodhicitta, menfokuskan diri
melafal Amituofo, satu arah yakni penjuru barat, satu tujuan yakni
Alam Sukhavati, satu harapan yakni belajar pada Buddha
Amitabha, dalam satu masa kehidupan ini juga kita meraih
keberhasilan.

Memperluas pengetahuan adalah hal yang bagus, tapi nanti


sampai di Alam Sukhavati baru diwujudkan, sekarang fokus dulu
pada pelafalan Amituofo. Mengapa demikian? Oleh karena
sesampainya di Alam Sukhavati, kita memiliki usia tanpa batas,
anda boleh belajar sepuas-puasnya, waktu bukan lagi hambatan.

Sedangkan di alam ini, usia manusia begitu singkat, lagi pula


tanpa kebijaksanaan, belajar di dunia ini takkan sempurna, salah
tafsir malah akan melakukan kesalahan, buat apa? Lantas
bagaimana?

37
Hendaknya bersikap tulus dan patuh. Buddha Sakyamuni
mengajari kita menfokuskan diri melafal Amituofo, ini tercantum
di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

P raktisi senior jaman dulu berkata, dari 48 tekad agung

Buddha Amitabha, butir manakah yang paling penting? Yakni


tekad ke-18, sepuluh lafalan terlahir ke Alam Sukhavati, bahkan
satu lafalan juga bisa. Apa syaratnya? Syaratnya adalah sempurna
akan keyakinan dan tekad.

Sepuluh lafalan ini menunjukkan niat pikiran terakhir saat


menjelang ajal, niat pikiran terakhir adalah melafal Amituofo,
dengan demikian barulah dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Sebaliknya kalau niat pikiran terakhir malah teringat harta


kekayaan, maka akan jatuh ke Alam Setan Kelaparan; kalau niat
pikiran terakhir masih memikirkan siapa yang menfitnah diriku,
saya sangat membencinya, maka ini akan jatuh ke Neraka.

38
Sebersit niat pikiran terakhir merupakan detik yang menentukan,
maka itu sangat penting sekali. Kegiatan Zhu Nian atau
membantu pasien melafal Amituofo, supaya sebersit niat pikiran
terakhirnya tidak lupa melafal Amituofo, kita berada di
sampingnya melafal Amituofo berkesinambungan, mengingatkan
pasien supaya ikut melafal Amituofo, jangan memikirkan hal
lainnya, jasa kebajikan ini tak terhingga.

Praktisi tempo dulu lebih disiplin, saat pasien akan


menghembuskan nafas terakhir, sanak keluarga takkan dibiarkan
mendekatinya, oleh karena sanak keluarga akan membangkitkan
kemelekatan cinta pasien, kalau kemelekatan cinta muncul maka
dia akan segera jatuh ke tiga alam penderitaan. Sanak keluarga
menjauh dan membiarkan para sahabat Dharma yang
membantunya.

Sanak keluarga yang sudah belajar Ajaran Buddha juga dibiarkan


menjauh, oleh karena ketika pasien melihat anak cucunya, dia
akan merasa rindu dan tidak ikhlas, maka itu membiarkan sanak
keluarga menjauh dari pasien, sungguh beralasan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

39
M elafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati, setiap orang

mempunyai kesempatan ini, persoalannya terletak pada apakah


anda mempunyai pahala atau tidak, jodoh sudah di depan mata,
masalahnya anda percaya atau tidak, asalkan anda mampu
membangkitkan keyakinan maka keberhasilan segera anda raih.

Seperti yang diungkapkan di dalam “Sutra 42 Bagian”,


perumpamaan “Hartawan sulit belajar Dharma”, orang kaya sibuk
menikmati kesenangan, sehingga lupa belajar Ajaran Buddha;
orang miskin juga sulit belajar Buddha Dharma, makan tiga kali
sehari saja sudah bermasalah, harus sibuk mencari nafkah, mana
ada waktu buat belajar Dharma.

Jadi insan yang berada dalam kondisi sedang-sedang, tidak kaya


juga tidak melarat, mereka ini lebih mudah berkesempatan
melatih diri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

40
D i dalam buku “Penjelasan Bab Bodhisattva

Mahasthamaprapta Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa


Rintangan” karya Master Ciyun Guanding, pada halaman terakhir
dicantumkan “Seratus Jenis Akibat Bagi Pelafal Amituofo”,
kalimat pertama adalah Pelafal Amituofo jatuh ke Neraka, Alam
Setan Kelaparan, Alam Binatang.

Saya jadi keheranan, kenapa bisa ditulis demikian, sambil


membawa buku tersebut saya pergi bertanya kepada Guru Li
(Upasaka Li Bing-nan), saya bilang : “Guru, katanya melafal
Amituofo itu bagus sekali, tapi kenapa Pelafal Amituofo malah
jatuh ke Neraka? “

Guru Li menjawab : “Ini pertanyaan yang sangat penting, saya


akan menjawabnya waktu ceramah nanti”.

Waktu melafal Amituofo, hati apa yang anda gunakan? Kalau


masih memikirkan lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha
(kebodohan), kesombongan dan kecurigaan, maka hasilnya
adalah jatuh ke tiga alam penderitaan.

41
Lantas kalau begitu bukankah sia-sia saja melafal Amituofo? Tidak!
Anda tidak sia-sia melafal Amituofo, Alaya-vijnana (Gudang
Kesadaran) akan menyimpan benih nama Buddha.

Karma buruk yang anda lakukan akan berbuah terlebih dulu,


sampai masa hukuman selesai, keluar dari Neraka, entah pada
masa kelahiran yang mana, anda terlahir jadi manusia lalu
bertemu dengan Buddha Dharma, bersua dengan Ajaran
Sukhavati, barulah anda melanjutkan kembali melatih diri.

Jadi boleh dikatakan benih dari melafal Amituofo akan tersimpan


selamanya di Alayavijnana (Gudang Kesadaran), benih ini takkan
rusak, kelak pasti akan efektif. Manfaat ini juga sungguh luar biasa,
tetapi selama berada di enam alam tumimbal lahir, anda kenyang
menjalani siksaan.

Maka itu melafal Amituofo harus disertai niat baik,


membangkitkan Bodhicitta, tulus, suci, setara, tercerahkan, Maitri
Karuna, harus menggunakan hati begini melafal Amituofo barulah
dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

42
P enetapan gelar Guru Sesepuh di Aliran Tanah Suci berbeda

dengan aliran lainnya, aliran lainnya ditetapkan secara turun


temurun, dari satu generasi diwariskan ke generasi berikutnya,
lain halnya di Aliran Tanah Suci, setelah seorang praktisi senior
wafat, kemudian diadakan diskusi, mempertimbangkan prestasi
apa yang telah dipersembahkan oleh praktisi senior itu dalam
menyebarluaskan Ajaran Sukhavati, barulah kemudian diberikan
gelar Guru Sesepuh.

Jadi kesimpulannya, Guru Sesepuh Aliran Sukhavati dipilih oleh


masyarakat umum, bukan diwariskan secara turun temurun,
contohnya seperti Master Yin Guang, prestasi dan kontribusinya
bagi perkembangan Aliran Sukhavati sangat besar, sehingga
diakui oleh khalayak ramai sebagai Guru Sesepuh Aliran Sukhavati
yang ke-13.

Kalau diwariskan turun temurun, mungkin sampai sekarang Guru


Sesepuh Aliran Sukhavati sudah sampai urutan ke-60 atau 70-an,
namun oleh karena dipilih oleh masyarakat umum, makanya
sampai sekarang cuma ada 13 orang Guru Sesepuh.

43
Bagaimana kalau era ini tidak ada calon Guru Sesepuh? Maka
takkan ada yang dipilih, sampai benar-benar muncul insan
berbakat dan pelatihan dirinya patut dikagumi, prestasi dan
kontribusinya dalam menyebarluaskan Ajaran Sukhavati juga
patut dipuji, barulah ditetapkan sebagai Guru Sesepuh ke-14.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

B anyak orang yang datang bertanya padaku, mengapa

“Sutra Usia Tanpa Batas” versi rangkuman Upasaka Xia Lian-ju,


banyak ditentang di Tiongkok dan Taiwan.

Saya menjawab, andaikata sutra versi rangkuman Upasaka Xia


tidak boleh digunakan, lantas bagaimana pula dengan buku
kebaktian pagi dan sore yang umumnya digunakan di vihara-
vihara, bukankah itu juga merupakan hasil rangkuman?

44
Kemudian buku-buku kebaktian yang digunakan di dalam
upacara-upacara ritual pertobatan, contohnya “San Mei Shui
Chan”, “Ta Pei Chan”, “Yan Kou”, ”Shui Lu”, bukankah semua ini
juga merupakan hasil rangkuman, kalau begitu semuanya juga
tidak boleh digunakan bukan?

Kalau hasil rangkuman dikatakan bermasalah, maka vihara-vihara


yang menggunakan buku kebaktian pagi dan sore, semuanya
boleh dikatakan melanggar aturan. Lihatlah di dalam Ajaran
Buddha, betapa banyaknya buku kebaktian yang dirangkum oleh
para praktisi senior tempo dulu, makanya kebenaran ini harus
dipahami, bicara itu harus punya aturan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 April 2010

45
“D alam merangkum sutra harus menuruti naskah asli,

tidak boleh menambah kata atau kalimat ke dalam naskah asli”.

Sutra Usia Tanpa Batas, selain versi rangkuman Upasaka Xia Lian-
ju juga ada versi rangkuman Upasaka Wang Long-shu. Upasaka
Long-shu melanggar ketentuan ini, anda merangkum sutra dan
bukan menerjemahkan. Kalau menerjemahkan masih boleh
menentukan sendiri kata atau kalimat apa yang ingin digunakan,
tetapi untuk merangkum sutra, mesti mempertahankan naskah
asli.

Oleh karena anda bukan menggunakan sutra asli yang berbahasa


Sanskrit, anda menggunakan sutra versi terjemahan. Orang lain

46
sudah menerjemahkan-nya ke dalam Bahasa Mandarin, anda
hendaknya tahu menghormati, seharusnya menuruti naskah
terjemahan asli dan jangan lagi mengeditnya, ini merupakan salah
satu prinsip dalam merangkum sutra.

Upasaka Long-shu berani mengedit, hasilnya bagus, tetapi anda


telah melanggar peraturan, anda telah memberi contoh teladan
yang buruk. Kalau anda boleh mengedit, orang lain juga akan
meniru perbuatanmu mengedit naskah asli.

Anda mungkin tidak masalah karena pelatihan dirimu telah


mencapai standar, editan anda juga tidak salah, tetapi begitu
anda memulai tindakan ini, generasi berikutnya yang tidak
memiliki standar seperti dirimu, juga ikut-ikutan mengedit :
“Upasaka Wang Longshu saja boleh mengedit, kenapa saya tidak
boleh menirunya?” Selanjutnya kesalahan-kesalahan pasti
bermunculan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 April 2010

47
M asa keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni masih

tersisa 9 ribu tahun lagi. Banyak orang yang mengatakan kiamat


sudah dekat, namun Buddha Dharma tidak beranggapan
demikian. Menurut perhitungan orang jaman dulu, Buddha
Sakyamuni memasuki Parinirvana hingga sekarang, sudah tiga
ribu tahun lamanya.

Masa keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni adalah 12 ribu


tahun, terdiri dari :

- Periode Dharma Sejati (1000 tahun)


- Periode Dharma Mirip (1000 tahun)
- Periode Akhir Dharma (10.000 tahun)

Sekarang kita berada di Periode Akhir Dharma yang masih tersisa


9 ribu tahun lagi, selama periode ini, Ajaran Buddha akan jatuh
dan bangun, Master Zhang Jia yang memberitahukan padaku hal
ini.

Beliau bilang padaku, saat sekarang ini Buddha Dharma sudah


begitu terpuruk, tapi jangan takut, nantinya akan berjaya kembali,
Buddha Dharma akan lenyap setelah 9 ribu tahun kemudian.

48
Maka itu “Sutra Usia Tanpa Batas” versi rangkuman Upasaka Xia
Lianju masih dapat memberi manfaat bagi para makhluk untuk 9
ribu tahun ke depan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 April 2010

Dasar perhitungan tiga ribu tahun baca di :

http://tujuhmustika.blogspot.co.id/2017/05/kaisar-zhou-zhao-
wang.html

M asa keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni masih

tersisa 9 ribu tahun lagi, setelah itu Ajaran Buddha akan lenyap,
para makhluk di dunia ini akan sangat menderita. Saat itu para
Buddha dan Bodhisattva takkan menjelma ke dunia ini, tetapi
Mereka masih mempunyai seorang perwakilan, yakni Bodhisattva
Ksitigarbha. Bodhisattva Ksitigarbha akan menyelamatkan para
makhluk di dunia ini sampai kemunculan Buddha berikutnya yakni
Bodhisattva Maitreya.

49
Sekarang banyak kabar burung yang mengatakan bahwa
Bodhisattva Maitreya telah turun ke dunia, ini adalah pernyataan
sesat, tidak boleh dipercayai. Menurut catatan insan jaman dulu,
Bodhisattva Maitreya pernah menjelma di Tiongkok sebagai
Bhiksu Kantong Kain. Rupang Bodhisattva Maitreya yang dipuja
orang Tiongkok sekarang adalah Bhiksu Kantong. Kalau kita
melihat rupang Bodhisattva Maitreya yang dipuja aliran Tantra
dan Theravada, adalah kurus.

Omongan sesat yang menyebutkan Bodhisattva Maitreya telah


menguasai tahta langit lalu turun ke dunia ini menjadi Buddha, ini
tidak benar. Kapan Bodhisattva Maitreya baru lahir ke dunia ini
mencapai KeBuddhaan? Menurut “Maitreya-vyakarana Sutra
(Sutra tentang turunnya Bodhisattva Maitreya ke dunia)”,
Bodhisattva Maitreya akan lahir ke dunia ini 5,67 miliar tahun lagi.
Selama periode ini, takkan ada kemunculan Buddha lainnya,
hanya ada Bodhisattva Ksitigarbha yang mewakili.

Kita harus menuruti apa yang tercantum di dalam sutra, tahu


membedakan mana yang benar dan mana yang sesat.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 April 2010

50
B uddha Sakyamuni membabarkan di dalam sutra

bahwa 9 ribu tahun kemudian, Buddha Dharma akan lenyap dari


dunia ini, sutra yang paling akhir hilang dari peredaran adalah “Sutra
Usia Tanpa Batas”, setelah seluruh sutra lenyap dari peredaran,
masih tersisa satu sutra yakni “Sutra Usia Tanpa Batas” yang akan
bertahan selama seratus tahun.

Seratus tahun kemudian, “Sutra Usia Tanpa Batas” juga akan lenyap,
namun masih tersisa sepatah “Namo Amituofo”, para makhluk yang
mengamalkannya masih dapat terselamatkan.

Pintu Dharma Tanah Suci sungguh menakjubkan tak terbayangkan,


kita menerima dan mengamalkan sesuai dengan ajaran sutra, setelah
memperoleh manfaat, kita juga mempengaruhi orang lain, supaya
ikut melafal Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 April 2010


51
S aya pernah mengunjungi kamar penyepian Master Yin

Guang, yang letaknya di Vihara Ling-yan-shan di Suzhou, kamar


penyepian ini sangat sederhana, cuma ada sebuah altar Buddha kecil,
luasnya kira-kira cuma setengah dari luas studio rekaman kita, di
belakang rupang Buddha tertempel aksara “Mati” yang ditulisnya
sendiri.

Setiap hari merenungkan ketidakkekalan, apakah ada lagi yang


tidak sanggup diikhlaskan? Maka itu setelah kita menyaksikan Film
“2012”, kita mesti menganggap hari ini merupakan hari terakhir,
setiap hari juga merupakan hari terakhir, maka segala kemelekatan
pasti sanggup anda lepaskan, barulah bisa memperoleh kesucian hati.

Kita lahir ke dunia ini dengan sepasang tangan kosong, perginya


juga demikian, apapun tidak bisa dibawa serta! Segenap hati
mengingat Buddha, jangan memikirkan hal lainnya, di hati cuma ada
Amituofo, satu arah yakni Alam Sukhavati di penjuru barat, satu
tujuan yakni belajar pada Buddha Amitabha. Selain sebersit niat ini
takkan ada lagi niat kedua. Dengan demikian barulah anda bersedia
melepaskan segala jalinan jodoh.

52
Ketika bencana melanda, apakah kita perlu merasa takut? Tidak
takut. Setiap hari saya mengingat Buddha Amitabha, setiap hari pula
saya mengingat Alam Sukhavati, saat waktunya tiba, saya akan
berpamitan dengan dunia ini, takkan ada ketakutan sama sekali!

Ini bukan pemikiran pesimis, hari ini hari terakhirku, makanya saya
harus melenyapkan kejahatan menimbun kebajikan. Terhadap para
makhluk yang kesusahan, saya mengerahkan segenap kemampuan
untuk membantu mereka, namun takkan menaruhnya di hati, hati
tetap bersih dan suci, takkan melekat, setiap saat takkan melupakan
Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 April 2010

S ejak kapan Ajaran Buddha berubah jadi kepercayaan,

menurutku mungkin terjadi setelah masa pemerintahan Kaisar


Jiaqing berakhir. Kaisar Jiaqing adalah kaisar ke-7 Dinasti Qing.

Saat Kaisar Qianlong (Ayahanda Jiaqing) masih bertahta, Ajaran


Buddha masih menjadi pendidikan, setiap hari vihara-vihara
menyelenggarakan kegiatan ceramah.

53
Setelah Kaisar Qianlong mangkat, digantikan oleh Kaisar Jiaqing,
setelah Jiaqing mangkat digantikan putranya, Daoguang, perlahan-
lahan Ajaran Buddha mulai berubah jadi kepercayaan.

Perubahan yang paling menyolok adalah pada masa


pemerintahan Ibu Suri Cixi (permaisuri dari Kaisar Xianfeng, putra
Daoguang). Ibu Suri Cixi menganut kepercayaan takhayul, tempo
dulu, Kaisar mendiskusikan urusan pemerintahan dengan anggota
Sangha dan praktisi senior, tetapi sekarang Ibu Suri malah
menghentikan kegiatan ceramah Dharma di dalam istana.

Ibu Suri Cixi suka pada hal-hal berbau mistis, bertanya kepada ahli
nujum dan orang-orang yang kesurupan, inilah penyebab runtuhnya
Dinasti Qing. Master Zhang Jia menceritakannya padaku. Menurut
pendapatku, persoalan ini berdampak pada generasi berikutnya,
makanya di kemudian hari, Ajaran Buddha berubah jadi kepercayaan.

Guruku, Master Zhang Jia dan Mr.Fang Dong-mei menasehatiku


agar meneladani Buddha Sakyamuni. Belajar ajaran sutra menuntun
kita kembali ke jalan yang benar, membantu kita menemukan
kembali jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan).

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 April 2010

54
T abiat manusia yang satu ini, Buddha dan Bodhisattva

mengetahuinya, insan suci dan bijak juga mengetahuinya, cuma


makhluk awam saja yang tidak mengetahuinya, yakni suka
mengambil keuntungan dari orang lain.

Setelah berhasil mengambil keuntungan dari orang lain, apakah


dia perlu merasa hebat? Hari ini dia berhasil mengambil
keuntungan dari orang lain, oleh karena sejak semula memang
sudah ada di dalam garis hidupnya, kalau tidak ada, maka dengan
cara apapun juga takkan berhasil mengelabui orang lain.

Pepatah Tiongkok mengatakan, “Segalanya sudah ditakdirkan,


tidak ada kaitannya dengan orang lain”. Takdir itu berasal dari
mana? Yakni perbuatan anda di masa kehidupan lampau. Bila
pada masa kehidupan lampau anda melakukan kebajikan, maka
55
pada masa kehidupan sekarang menikmati berkah, semua ini
sudah ada di dalam garis hidupmu; sebaliknya bila pada masa
kehidupan lampau anda menciptakan karma buruk, maka pada
masa kehidupan sekarang harus menjalani penderitaan, semua ini
bukan diberikan orang lain kepadamu, tapi apa yang ditabur,
itulah yang dituai! Kebenaran ini mesti dipahami, tidak boleh
menyalahkan siapapun, apalagi sampai menyalahkan Langit,
maka dosa ini akan bertambah berat.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 April 2010

D ari mana datangnya petaka? Dari mana datangnya berkah?

Yakni menghapus kejahatan menimbun kebajikan, bertobat, maka


kebahagiaan pun menjelang. Bagaimana yang disebut dengan
kebahagiaan sejati? Kebahagiaan di dunia ini hanyalah semu
belaka, hanya sekejab mata sudah sirna, kebahagiaan di Alam
Surga juga hanyalah semu belaka, meskipun usia para Dewa lebih
panjang, namun juga ada batasnya. Hanya dengan terlahir ke
Alam Sukhavati barulah merupakan berkah terunggul, kebajikan
terutama. Apakah kita dapat mewujudkannya? Pasti!

Asalkan arah dan tujuan telah ditetapkan, maka lepaskanlah niat


mementingkan diri sendiri, lepaskanlah ketenaran dan
56
keuntungan, lepaskan Lima Nafsu (harta, rupa, ketenaran,
makanan dan tidur) dan Enam Kondisi Luar (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), lepaskan
ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan
kecurigaan, dengan demikian kehidupan di dalam Sangha barulah
selaras.

Insan tempo dulu dapat melakukannya, orang masa kini tidak


mampu mewujudkannya. Mengapa orang tempo dulu mampu
melakukannya? Tercerahkan, makanya dia mampu
mewujudkannya.

Mengapa orang masa kini tidak sanggup mewujudkannya? Tidak


tercerahkan, terpikat oleh ketenaran dan keuntungan,
terbelenggu dan tidak sanggup membebaskan diri, makanya dia
tidak mampu melakukannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 April 2010

S epuluh Kejahatan merupakan kebalikan dari Sepuluh

Kebajikan, Kaya-Kamma atau perbuatan yang dilakukan melalui


badan jasmani, antara lain : membunuh, mencuri dan berzinah.
57
Apa yang dimaksud dengan membunuh, mencuri dan berzinah?
Apa yang kita lihat adalah secara kasarnya, sementara yang halus,
kita tidak menyadarinya. Di dalam Sutra Buddha dijelaskan secara
terperinci, hal ini tidak boleh tidak dipahami.

Membunuh : mungkin anda merasa tidak pernah melakukan


pembunuhan, tetapi anda menyakiti makhluk lain, sampai kapan
anda tidak lagi menyakiti para makhluk sama sekali, barulah boleh
dikatakan anda tidak melakukan pembunuhan; anda tidak
menyakiti para makhluk, tapi punya niat, ini juga termasuk
pelanggaran.

Anda tidak mengangkat pisau untuk menyakiti makhluk lainnya,


tetapi anda menggunakan kata-kata kasar untuk menyakiti orang
lain, ini juga adalah pelanggaran.

Mencuri : mungkin anda merasa tidak pernah mencuri, tetapi


anda suka mengambil keuntungan dari orang lain, ini juga
termasuk mencuri. Mengemplang pajak juga merupakan
pencurian. Meskipun tidak melakukannya, namun punya niat
sedemikian rupa, juga merupakan pencurian.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 April 2010

58
T empo dulu saya belajar Ajaran Buddha pada Upasaka Li

Bing-nan di Taichung. Ketika itu Guru Li membuka kelas untuk


membina calon penceramah, beliau ingin saya jadi peserta, saya ini
tahu diri, tidak punya kesanggupan, mana berani, makanya saya
bilang ke Guru Li, sebaiknya saya cuma mendengar ceramah Guru
saja, saya tidak punya kesanggupan menjadi penceramah.

Guru Li membawaku melihat-lihat keadaan di dalam kelas, dengan


upaya kausalya menuntunku supaya bersedia mengikuti kelas
tersebut. Akhirnya saya baru mengetahui, ternyata Guru Li mengajari
murid-muridnya berceramah dengan berpedoman pada Penjelasan
Sutra yang ditulis oleh praktisi terdahulu.

Saya bertanya pada Guru Li, mengapa kita harus berpedoman pada
Penjelasan Sutra yang ditulis oleh praktisi terdahulu? Guru menjawab,
masa kini sudah tidak ada yang memberi ceramah lagi, kalau bukan
kita yang melakukannya, siapa lagi?
59
Sutra tidak boleh salah diceramahkan, praktisi tempo dulu berkata,
“Salah menceramahkan satu aksara, jatuh menjadi rubah selama 500
masa kehidupan”, anda harus bertanggungjawab.

Lihatlah, menceramahkan Sutra, salah menjelaskan satu aksara saja,


akibatnya jatuh ke Alam Binatang selama 500 masa kehidupan,
betapa mengerikan!

Guru bilang padaku, kita tidak punya kesanggupan menceramahkan


Sutra, makanya kita menceramahkan Penjelasan Sutra yang ditulis
praktisi tempo dulu, jadi kalau ada kesalahan, itu bukan salah kita,
kita cukup menjelaskan Penjelasan yang ditulisnya, jangan
menambah ide-ide kita ke dalamnya. Jadi tanggung jawab ada pada si
penulis.

Demikianlah kami memulai langkah awal kami dalam memberi


ceramah. Sampai kapan kita baru boleh memberi ceramah sendiri
tanpa berpedoman pada Penjelasan Sutra? Setelah mencapai
pencerahan, sebelum pencerahan tercapai, maka tetap berpedoman
pada Penjelasan Sutra karya praktisi tempo dulu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 April 2010

60
P raktisi yang mengambil Pancasila Buddhis (Lima Sila) banyak

jumlahnya, sudah menjadi fenomena umum, bahkan yang mengambil


Bodhisattva Sila, juga tidak sedikit jumlahnya.

Apakah Lima Sila sudah dijalani dengan sempurna? Jangankan bilang


yang lainnya, sebutir sila “Jangan Berbohong”, sudah dijalani belum?
Setiap hari tanpa sengaja maupun disengaja, kita sudah terbiasa
berdusta.

Tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, yang mana yang


sudah anda amalkan? Masih berani ngaku saya sudah dapat nilai
seratus dalam menjalani sila? Masih berani ngaku saya adalah
Upasaka/Upasika dengan nilai seratus?

Lima Sila saja tidak sanggup dijalankan, apalagi Bodhisattva Sila, lebih
tidak perlu dibahas lagi, cuma punya nama tapi tak punya tindakan
nyata, hal ini mesti diketahui.

61
Tindakan begini adalah mengelabui Buddha dan Bodhisattva,
mungkin anda bilang, saya ini kan Upasaka/Upasika, tapi anda
mengambil sila lalu tidak mengamalkannya, dosa ini sangat berat.

Kenapa dibilang berdosa? Anda merusak citra Ajaran Buddha. Begitu


orang lain melihat perilaku-mu yang tak terpuji, orang lain akan bilang,
lihatlah, ternyata beginilah tingkah umat Buddha, dia bukan saja
memakimu, tapi dia menjelek-jelekkan keseluruhan Ajaran Buddha,
bahkan Buddha pun dimakinya, hal ini mesti dipahami!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 April 2010

G uru Li (Upasaka Li Bing-nan) semasa hidupnya merupakan

sosok yang rendah hati, melalui tata upacara formal, saya resmi
menjadi murid beliau. Guru bilang padaku : “Saya hanya mampu
mengajarimu selama lima tahun, setelah lima tahun berlalu, saya
kenalkan padamu seorang Guru yang bernama Master Yin Guang.

Meskipun Master Yin Guang telah tiada, namun hasil karyanya “Wen
Chao” masih ada, tiap hari kamu membaca “Wen Chao”, maka kamu
sedang belajar pada Master Yin Guang. Setelah membaca lalu

62
mengingat ajaran beliau, mengamalkannya dengan serius, maka
kamu adalah murid Master Yin Guang”.

Kini tidak gampang untuk menemukan seorang Kalyanamitra Sejati,


tempo dulu masih ada, maka itu kita memilih jadi murid mereka, Guru
Li menasehatiku agar menjadi murid Master Yin Guang.

Bertahun-tahun sudah saya memberi ceramah, namun saya tidak


pernah berani mengaku sebagai Guru, saya merasa diriku tidak
pantas, saya meneladani Guru Li, mengenalkan seorang Guru yang
lebih hebat untuk kalian semuanya. Siapakah Dia? Ya, Dia adalah
Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha, Mereka adalah Guru
terbaik, belajar pada Mereka pasti takkan salah lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 April 2010

T empo dulu ketika saya masih menetap di Taiwan, saat

perayaan Imlek ada seorang lansia yang mendatangiku, dia


merupakan umat setia Perpustakaan Huazang, dia berkata : “Guru,
hatiku sekarang sudah begitu suci, apapun sudah saya lepaskan, tapi
satu-satunya yang membuatku tidak ikhlas adalah cucuku”.

63
Ketrampilannya melafal Amituofo sangat bagus, cuma tidak
sanggup melepaskan kemelekatan pada cucunya, lalu saya bilang
padanya : “Kalau anda dapat menganggap Buddha Amitabha sebagai
cucumu, maka anda sudah berhasil”.

Setiap hari mulutnya melafal Amituofo, tapi pikirannya asyik


memikirkan cucunya, setiap saat bayangan si cucu memenuhi
sanubari hatinya, jadi Buddha Amitabha tidak mampu menembusi
hatinya, cuma sebatas dilafal di mulutnya saja.

Maka itu saya mengajarinya satu cara, yakni ganti saja cucumu
dengan Buddha Amitabha. Bagaimana supaya cucu di hatimu itu
diganti dengan Buddha Amitabha. Inilah yang dimaksud dengan
melafal Amituofo.

Bodhisattva Mahasthamaprata berkata : “Mengingat dan melafal


Amituofo, baik pada masa sekarang maupun kelak, pasti bersua
dengan Buddha Amitabha”. Asalkan anda mengerahkan segenap hati
mengingat Alam Sukhavati, maka anda pasti terlahir di sana,
persoalannya kalau tidak berhasil terlahir di Alam Sukhavati, maka
akan menjadi masalah besar, harus bertumimbal lahir, ketahuilah
bahwa enam alam tumimbal lahir sungguh menyengsarakan.

64
Jangan pernah mendambakan enam alam tumimbal lahir, hati
pun terasa tenang, apapun tidak dirisaukan. Makanan asalkan dapat
mengganjal perut, pakaian asalkan dapat menghangatkan tubuh,
rumah mungil dapat berteduh dari hujan, maka ini sudah cukup, apa
lagi yang mau dikeluhkan?

Orang yang tahu bersyukur barulah bahagia, hati tiada beban,


jiwa raga bebas dari tekanan hidup, betapa leluasanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 April 2010

A ndaikata di dalam hati cuma ada Buddha Amitabha, maka

dalam kurun waktu setahun atau tiga tahun, anda dapat mencapai
Samadhi Pelafalan Amituofo. Apa yang dimaksud dengan “Samadhi
Pelafalan Amituofo”? Hati yang suci.

Hati yang suci memunculkan kebijaksanaan, takkan ada kerisauan


lagi, kapan Buddha Amitabha akan datang menjemput? Kapan saja
anda menginginkannya, maka Buddha Amitabha akan datang
menjemput. Setiap hari anda mengirim pesan kepada Buddha
Amitabha, Buddha Amitabha pasti menerimanya.

65
Persoalannya, anda tiap hari meminta Buddha Amitabha datang
menjemput, tapi kenapa tidak jadi kenyataan? Oleh karena Buddha
tahu anda cuma omong doang, terhadap dunia ini, anda masih begitu
mendambakannya, mustahil mau ke Alam Sukhavati.

Di dunia ini kita begitu sengsara, kenyang merasakan semua


derita, apa lagi yang pantas didambakan? Lain halnya bila lahir di
Alam Sukhavati, selamanya menikmati kebahagiaan, mengapa tidak
mewujudkannya?

Terus terang saja hanya satu alasan yakni takut mati. Kalau saja
ada Vihara yang menyelenggarakan kegiatan lalu menempel
pengumuman : “Datanglah melafal Amituofo bersama kami, 7 hari
kemudian pasti terlahir ke Alam Sukhavati”, siapa yang berani
menghadirinya?

Tiap hari bilang bertekad, minta Buddha datang menjemput, tapi


lain di hati lain pula di mulut. Maka itu kita harus meningkatkan
mawas diri, serius melatih diri, kebenaran harus dipahami dengan
jelas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 April 2010

66
M engamalkan Buddha Dharma tanpa meninggalkan

Dharma duniawi. Tak peduli pekerjaan apapun yang sedang dilakukan,


dalam hati melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus, inilah
yang disebut sebagai ketrampilan melafal Amituofo. Maka itu di sela
kesibukan juga dapat melatih diri dan terlahir ke Alam Sukhavati.

Pintu Dharma yang sedemikian bagusnya, praktis dan mudah,


kalau sudah bertemu lalu dilewatkan dengan begitu saja, maka dosa
ini sangat berat, bersalah pada diri sendiri, bersalah pada Buddha dan
Bodhisattva, bersalah pada Ayahbunda, bersalah pada leluhur, oleh
karena bila anda mencapai KeBuddhaan dalam satu masa kehidupan,
maka sanak keluarga anda ikut terselamatkan.

Tak peduli famili anda jatuh ke alam mana, anda dapat melihatnya
dengan jelas, melihatnya kesusahan, anda langsung dapat
menyelamatkan dirinya, oleh karena anda dan dia memiliki ikatan
jodoh, maka itu ketika dia memohon, anda langsung merespon.

Ketika dia menjalani penderitaan, berharap semoga ada yang


datang menyelamatkannya, begitu menerima pesan darinya, anda
langsung merespon karena kini anda telah memiliki kemampuan
menolongnya.

67
M engapa Buddha Sakyamuni menampilkan sosok Pertapa

yang menjalani kehidupan sederhana? Hanya mempunyai tiga helai


jubah dan sebuah patra (mangkok), bermalam di bawah pohon,
makan sehari satu kali saja yakni waktu siang hari, untuk apa Sang
Buddha menampilkan kehidupan sedemikian rupa? Apa maknanya?
Yakni mengajari manusia untuk “Melepaskan Kemelekatan”!

Dengan melepaskan kemelekatan barulah dapat menemukan


kembali Jiwa Sejati. Mengapa anda bisa tersesat? Oleh karena anda
mementingkan diri sendiri, anda memiliki ketamakan, kebencian dan
kebodohan, anda serakah akan kenikmatan Lima Nafsu Keinginan
(harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur) dan Enam Kondisi Luar
(rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran),
anda melekat pada semua ini makanya jadi tersesat.

Apakah kita tidak boleh menikmati kesenangan? Boleh, kalau saat


menikmati kesenangan itu tidak timbul perbedaan dan melekat.
68
Sebaliknya kalau saat menikmati kesenangan, muncul perbedaan dan
melekat, timbul perasaan emosional, ini disebut menciptakan karma
buruk. Karma buruk mengundang akibat yang buruk, yakni enam
alam tumimbal lahir dan tiga alam penderitaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 April 2010

M elepaskan kemelekatan bukan berarti meninggalkan

tanggung jawab. Tugas sehari-hari harus dikerjakan, namun tidak


meninggalkan kesan di dalam hati, dalam hati cuma ada sepatah
Amituofo.

Mengingat dan melafal Amituofo, inilah yang menjadi misi utama


para Buddha muncul di dunia ini, guna membantu para makhluk
mencapai KeBuddhaan. Anda sesungguhnya adalah Buddha, maka itu
dengan melafal nama Buddha pasti mencapai KeBuddhaan!

Hal-hal di dunia ini, janganlah dihiraukan, terima saja apa adanya,


jangan memaksakan kehendak, “Mengeliminasi karma lama, jangan
lagi menciptakan karma baru”, praktisi senior jaman dulu mengajari
kita kalimat ini.

69
Kalau kita tidak tahu, maka terhadap manusia, urusan, makhluk
hidup dan benda mati di sekeliling kita, masih bisa timbul niat pikiran,
membeda-bedakan dan melekat, sehingga menciptakan karma baru.

Hendaknya jalani dan terima apa adanya, dalam hati suci dan
bersih, asalkan tidak timbul niat pikiran, tidak membeda-bedakan dan
tidak melekat, maka takkan ada rintangan.

Rintangan terbesar adalah perseteruan, takkan berseteru dengan


manusia, urusan, makhluk hidup dan benda mati, inilah yang harus
dilenyapkan untuk membantu pelatihan diri kita. Jangan sampai ada
pikiran untuk mengendalikan, apalagi menguasai.

Bagaimana cara untuk melenyapkan niat pikiran? Dengan melafal


Amituofo. Di hatiku cuma ada Amituofo, membulatkan tekad terlahir
ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 April 2010

A lam Sukhavati memiliki lingkungan yang bagus,

penduduknya memiliki usia tanpa batas, melatih diri cepat mencapai


keberhasilan, oleh karena di sana tidak ada jodoh penghambat.
70
Semua jodoh yang anda temui adalah jodoh yang membantumu
supaya cepat berhasil, oleh karena di sekeliling anda adalah Buddha
dan Bodhisattva.

Sampai di Alam Sukhavati, setiap saat anda dapat menjelajahi


seluruh alam para Buddha di sepuluh penjuru, oleh karena anda
memiliki kemampuan menjelma sampai tak terhingga. Anda tetap
duduk manis mendengar pembabaran Dharma dari Buddha Amitabha,
sambil menjelma sampai tak terhingga dan tanpa batas, pergi
berjelajah ke sepuluh penjuru alam, memberi persembahan kepada
para Buddha lalu mendengar ajaran Mereka, maka itu kalau mau
memperkaya ilmu pengetahuan, sampai di Alam Sukhavati barulah
belajar beraneka ragam, para Buddha akan mengajarimu secara
langsung.

Lihatlah jalinan jodoh yang begitu istimewa-nya, lingkungan


belajar yang demikian unggulnya, mengapa tidak memilih Alam
Sukhavati? Buat apa masih melekat dan mendambakan dunia ini?

Buddha Sakyamuni oleh karena melihat kita begitu


mendambakan dunia ini, makanya sepanjang hidupNya tidak
membangun vihara, beristirahat di bawah pohon hanya untuk waktu
semalam saja, esoknya pindah lagi, mengapa demikian? Oleh karena
ketika melihat pohon yang besar dan rindang, timbul kemelekatan di
hati; makanya cuma menginap semalam saja, esoknya pindah lagi,
melenyapkan hati yang serakah, ini adalah upaya kausalya,

71
membantu kita tidak timbul kerisauan, membantu kita tidak
menciptakan karma buruk.

B uddha memandang semua makhluk adalah Buddha,

sebaliknya makhluk awam memandang Buddha adalah makhluk


awam, mengapa demikian? Oleh karena makhluk awam
menggunakan hati yang membeda-bedakan dan hati yang melekat
untuk memandang segalanya.

Maka itu kalau anda bertanya, kapan anda baru bisa mencapai
KeBuddhaan? Jawabannya sangat gampang, kapan anda
memandang semua makhluk adalah Buddha, maka selamat buatmu,
anda sudah mencapai KeBuddhaan. Bukan hanya memandang semua
makhluk sebagai Buddha, bahkan semesta alam beserta seluruh
isinya juga adalah Buddha.

Bila sebaliknya, melihat ini timbul rasa suka, melihat itu merasa
benci, maka anda adalah makhluk awam enam alam tumimbal lahir.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 April 2010

72
K ita semuanya mengenal “Amitabha Sutra”, sutra ini serupa

dengan sutra-sutra lainnya, cuma dibabarkan se-kali saja oleh Buddha


Sakyamuni. Amitabha Sutra yang dicantumkan di dalam Tripitaka
dalam dua versi, yakni versi terjemahan Master Kumarajiva dan versi
terjemahan Master Hsuan-tsang.

Gaya terjemahan Kumarajiva adalah menerjemahkan maknanya


secara garis besar; sedangkan Master Hsuan-tsang menerjemahkan
secara langsung, menuruti kata dan kalimat dari naskah asli Sanskrit.

Maka itu boleh disimpulkan bahwa hasil terjemahan Master


Hsuan-tsang lebih terperinci, beliau begitu setia pada naskah asli,
sedangkan Kumarajiva lebih suka menerjemahkan makna secara garis
besar, tidak menuruti satu persatu kata dan kalimat dari naskah asli.

73
Namun bagi masyarakat Tiongkok, gaya terjemahan Kumarajiva
lebih mirip dengan gaya penulisan orang Tiongkok, sangat sesuai
dengan selera, makanya mengapa Amitabha Sutra versi terjemahan
Kumarajiva begitu disukai dan tersebar luas; meskipun Master Hsuan-
tsang mempertahankan kemurnian naskah asli, namun kurang
disukai masyarakat Tiongkok. Kedua versi ini sampai sekarang masih
tersimpan di dalam Tripitaka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

K eBodhian tertinggi tiada taranya, tak lain adalah A-Mi-Tuo-

Fo, empat aksara ini. “Na Mo” bukanlah nama, A-Mi-Tuo-Fo barulah
merupakan nama, “Namo” artinya berlindung, menghormati.

Ada umat yang bertanya pada Master Lian-chi : “Bagaimana cara


Anda melafal Amituofo?”. Master Lian-chi menjawab : “Empat aksara
yakni A-Mi-Tuo-Fo”.

Umat itu bertanya lagi : “Lantas bagaimana Anda mengajari orang


lain?”
74
Master Lian-chi menjawab : “Saya mengajari orang lain melafal
enam aksara yakni Na-Mo A-Mi-Tuo-Fo”.

“Kenapa tidak serupa?”

Master Lian-chi menjawab : “Oleh karena saya telah


membulatkan tekad, dalam satu masa kehidupan ini juga pasti
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, makanya tidak perlu banyak basa-
basi”.

Sutra mengajari kita melafal nama Buddha Amitabha, nama


Buddha hanya terdiri dari empat aksara yakni A-Mi-Tuo-Fo. Lantas
kenapa ada orang yang melafal enam aksara yakni Na-Mo A-Mi-Tuo-
Fo?

Oleh karena orang lain belum tentu membulatkan tekad terlahir


ke Tanah Suci Sukhavati, makanya menambahkan kata “Namo”.
Kalau tekad sudah bulat, maka tak perlu berbasa-basi lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

75
B egitu sampai di Alam Sukhavati, kemampuan anda akan serupa

dengan Bodhisattva Dharmakaya (calon Buddha), mendengar suara


penderitaan para makhluk, anda segera dapat meresponnya, karena
kini anda telah memiliki kemampuan menolong mereka dari lautan
sengsara.

Di tempat mana ada suara para makhluk yang memohon, anda


segera menuju ke sana, mengajari dan menyelamatkan mereka,
dengan wujud apa sehingga para makhluk dapat terselamatkan,
maka anda akan tampil dengan wujud tersebut, serupa dengan
Bodhisattva Avalokitesvara yang menampilkan 32 macam wujud yang
berbeda-beda, guna menyelamatkan para makhluk, bayangkan, kini
anda juga mempunyai kemampuan begini.

Praktisi sekalian hendaknya mengetahui bahwa ini bukanlah


kemampuan anda sendiri, juga bukan hasil dari pelatihan dirimu,
namun merupakan kewibawaan tekad Buddha Amitabha yang
memberkati dirimu, ini sungguh tak terbayangkan.

Jadi sesampainya di Alam Sukhavati, bukan harus menanti anda


melatih diri sampai berhasil, barulah dapat menyelamatkan para
makhluk, namun begitu anda sampai di sana, langsung sempurna
akan segala kemampuan.
76
S etiap hari kita melihat angkasa dipenuhi asap dan debu,

polusi udara sudah sedemikian parahnya. Mengapa demikian? Para


makhluk menciptakan karma buruk. Sepuluh Kejahatan, coba
pikirkan butir mana yang tidak dilanggar?

Membunuh, mencuri, asusila, berdusta, menghasut, berkata kasar,


merayu, ketamakan, kebencian, kebodohan, cobalah amati dengan
seksama, manusia Planet Bumi yang mana yang tidak melakukannya!
Baik bertindak, berpikir maupun berbicara, semuanya terjalin dengan
Sepuluh Kejahatan, setiap orang sibuk melakukannya.

Kembali melihat pada diri sendiri, apakah saya juga melakukan hal
serupa? Sengaja atau tanpa disengaja, kita juga melakukan-nya,
lantas, adakah cara supaya tidak menciptakan karma buruk? Ada,
yakni dengan melafal Amituofo.

Saya melafal Amituofo selama 1 jam, maka dalam 1 jam tersebut


saya tidak menciptakan karma buruk; bila melafal Amituofo selama 2
jam, maka dalam 2 jam tersebut tidak menciptakan karma buruk.

77
Sebaliknya kalau tidak melafal Amituofo, maka sengaja atau tanpa
disengaja, kita menciptakan karma buruk, oleh karena tabiat yang
sudah terlampau berat.

Maka itu kalau tidak melafal Amituofo dan membaca sutra,


manalah boleh? Selama membaca sutra, kita juga takkan
menciptakan karma buruk, ini harus dipahami, senantiasa melakukan
introspeksi diri, setiap saat bermawas diri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

K etika usiaku masih muda, Guruku menasehatiku agar yakin

pada Ajaran Sukhavati, saya hanya mengiyakan, namun dalam hatiku


tidak demikian. Kala itu, saya selalu ragu pada Ajaran Sukhavati,
bahkan saya sempat salah tafsir, menduga jangan-jangan metode ini
digunakan Buddha Sakyamuni untuk menyelamatkan para lansia,
tidak tahunya justru inilah metode terunggul dan paling sempurna.

Di kemudian hari, ketika saya memberi ceramah berjudul


“Avatamsaka Sutra”, sampai bagian pertengahan. Suatu hari
mendadak saya tercerahkan, bagaimana cara Bodhisattva Manjusri
dan Bodhisattva Samantabhadra melatih diri? Ternyata kedua Maha
Bodhisattva ini, bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.
78
Saya sangat terkesima, Bodhisattva Manjusri merupakan Guru
dari tujuh Buddha, sedangkan Bodhisattva Samantabhadra bergelar
Raja Tekad. Bodhisattva Samantabhadra mewakili Pintu Pelaksanaan.
Maka itu saya mulai yakin pada Ajaran Tanah Suci, semua ini bermula
dari “Avatamsaka Sutra”.

Di sini disebutkan bahwa : “Avatamsaka Sutra” dan “Sutra Lotus”


merupakan sutra penuntun ke arah “Sutra Usia Tanpa Batas”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

“S urangama Sutra Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta

Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa Rintangan”,


menyebutkan : Dengan pikiran suci melafal Amituofo
berkesinambungan, dengan sendirinya KeBuddhaan pasti tercapai.

“Melafal Berkesinambungan” merupakan ketrampilan melatih diri,


yang juga merupakan menfokuskan pikiran melafal Amituofo;
dengan sendirinya pasti mencapai KeBuddhaan, tidak perlu

79
menambah metode lainnya, cukup dengan melafal sepatah Amituofo
saja.

Sepanjang sejarah, para praktisi pelafal Amituofo telah


menunjukkan bukti nyata kepada kita, hanya dalam kurun waktu tiga
tahun sudah bisa berhasil, mengetahui terlebih dulu waktunya
terlahir ke Alam Sukhavati, kemudian berhasil terlahir di Tanah Suci
dengan bebas tanpa rintangan, coba kita pikirkan, apakah mereka
juga “dengan sendirinya pasti mencapai KeBuddhaan”? Kalau dia
“Dengan pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan”, maka
“dengan sendirinya pasti mencapai KeBuddhaan”.

Setelah mencapai KeBuddhaan, kenapa Mereka tidak


membabarkan Dharma? Membabarkan Dharma juga memerlukan
jodoh Dharma, andaikata tidak punya jodoh Dharma, maka Mereka
langsung pulang ke Alam Sukhavati.

Sesungguhnya Mereka justru telah membabarkan Dharma dalam


bentuk tindakan nyata. Dengan terlahir ke Alam Sukhavati, Mereka
telah menampilkan peragaan Dharma terunggul kepada kita
semuanya, jadi Mereka tidak membabarkan Dharma melalui kata-kata,
namun memberikan bukti secara nyata kepada kita semuanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

80
A da 2 jenis versi terjemahan “Amitabha Sutra”, yakni versi

terjemahan “Master Tripitaka Kumarajiva” dan versi terjemahan


“Master Tripitaka Hsuan-tsang”.

Diantara 2 versi terjemahan tersebut, ada sebuah kalimat yang sangat


menarik buat disimak. Kumarajiva menerjemahkan sebagai “Pikiran
Terfokus Tak Tergoyahkan”, Master Hsuan-tsang menerjemahkan
sebagai “Menfokuskan Pikiran Melafal Berkesinambungan”.

Untuk mencapai “Pikiran Terfokus Tak Tergoyahkan”, lebih sulit.


Tetapi untuk “Menfokuskan Pikiran Melafal Berkesinambungan”,
lebih mudah dilakukan. Lantas apakah Kumarajiva salah
menerjemahkannya? Tidak.

Gaya terjemahan Master Hsuan-tsang adalah mempertahankan


kemurnian naskah asli, jadi beliau menerjemahkan kata per kata,
sesuai yang tercantum pada naskah asli. Sedangkan Kumarajiva
menerjemahkan maknanya secara garis besar.

Kumarajiva tidak salah menerjemahkan, oleh karena saat menjelang


ajal, Buddha Amitabha muncul di hadapan praktisi, memancarkan
cahaya memberkati si praktisi, sehingga pikirannya terfokus tak
tergoyahkan.
81
Kita sendiri manalah punya ketrampilan melatih diri, kemampuan
apapun tidak punya, makanya harus mengandalkan kekuatan Buddha.
Meskipun demikian, kita sendiri juga harus giat berusaha melatih diri,
kalau bermalas-malasan cuma menanti Buddha datang memberkati,
ini adalah mustahil.

Diri sendiri harus giat meningkatkan kualitas batin, saat menjelang


ajal, Buddha datang memberkati, kekuatan pemberkatan ini hasilnya
akan sangat efektif. Maka itu Pintu Dharma ini merupakan metode
yang paling cepat meraih keberhasilan, tiada duanya lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

K ini Ajaran Buddha telah berubah jadi kepercayaan,

sebagai siswa Buddha, kita bersalah pada Buddha Sakyamuni, kenapa


bisa jadi begini?

Vihara tempo dulu, setiap hari memberikan ceramah Dharma,


serupa dengan sekolah. Ruang kebaktian adalah kelas belajar, para
Bhiksu mengajar di kelas masing-masing.
82
Contohnya, Kelas A belajar “Avatamsaka Sutra”, Kelas B belajar
“Sutra Usia Tanpa Batas”, Kelas C belajar “Sutra Hati”, masing-
masing kelas ada gurunya, setiap hari mengajar di kelas.

Tetapi murid-murid cuma boleh memilih satu kelas saja, cuma


boleh belajar satu mata pelajaran saja, jadi harus terfokus. Tidak
boleh suka-suka pindah ke kelas lain, atau mau belajar sekaligus
semuanya, sebelum satu mata pelajaran benar-benar dikuasai, maka
tidak boleh belajar mata pelajaran kedua.

Anda boleh belajar semua mata pelajaran tersebut, namun bukan


pada waktu yang sama. Jadi belajarnya satu persatu, setelah yang
satu berhasil dikuasai barulah boleh belajar yang kedua. Jadi waktu
itu, vihara bergerak di bidang pendidikan.

Terutama pada periode Dinasti Sui dan Tang, sepuluh sekte


Ajaran Mahayana terbentuk di Tiongkok, vihara-vihara
menyelenggarakan pendidikan dalam cakupan yang lebih luas,
menjadi sebuah universitas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

83
P ada awal masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis, Ouyang

Jingwu, seorang praktisi senior, menyelenggarakan Kelas Dharma,


baik anggota Sangha dan umat awam juga boleh mengikuti kelas
tersebut. Dia berhasil melakukannya, namun sayangnya dikarenakan
terjadinya kekacauan, dua tahun kemudian kelas tersebut dibubarkan.

Ouyang Jingwu mengatakan, seorang praktisi hendaknya


menghormati Guru dan menjunjung ajaran. Di dalam “Vimalakirti
Sutra”, kita melihat siswa utama Buddha Sakyamuni, yakni Sariputra
dan Maha-maudgalyayana, ketika mendengar Vimalakirti
membabarkan Dharma, mereka melakukan penghormatan serupa
dengan menghormati Buddha Sakyamuni.

Vimalakirti adalah umat awam, ketika memberikan ceramah,


Sariputra dan Maudgalyayana bernamaskara tiga kali,
mengelilinginya sebanyak tiga kali, ini adalah sikap menghormati
Guru dan menjunjung ajaran, di sini Vimalakirti adalah Guru.

Walaupun Sariputra dan Maudgalyayana adalah siswa utama


Buddha Sakyamuni, namun belum mencapai tingkatan serupa
Vimalakirti. Kala itu ada dua Buddha yang sedang membabarkan
Dharma di dunia, yakni Buddha Sakyamuni dan Vimalakirti.

84
Maka itu, sebagai anggota Sangha bukan berarti boleh
meremehkan umat awam, sesungguhnya banyak orang awam yang
memiliki pelatihan diri yang bagus, bahkan ada juga yang telah
mencapai pencerahan, bagaimana kita boleh meremehkan mereka?
Hal ini mesti dipahami.

Tak peduli anggota Sangha maupun umat berkeluarga,


hendaknya meneladani kerendahan hati Buddha Sakyamuni, anda
harus memberi teladan yang baik, melenyapkan keserakahan,
kebencian, kebodohan, kesombongan dan kecurigaan.

Maka itu, para Buddha di sepuluh penjuru muncul di dunia adalah


membantu semua makhluk agar secepatnya mencapai KeBuddhaan,
terbebas dari enam alam tumimbal lahir, menjauhi Sepuluh
Dharmadhatu, inilah niat hati para Buddha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2010

85
T empo dulu, Upasaka Huang Nian-zu pernah memberitahukan

padaku, mulai sekarang dan seterusnya, di dalam sekte Dhyana (Zen),


yang mencapai pencerahan sempurna, tidak ada lagi, insan yang
memiliki akar kebijaksanaan sedemikian rupa sudah tidak ada lagi; di
dalam sekte Tantra, praktisi yang melatih diri mencapai KeBuddhaan,
juga tidak ada lagi; yang ada hanyalah praktisi pelafal Amituofo, yang
belajar pada Buddha Amitabha, merekalah yang memperoleh
penyelamatan.

Pintu Dharma Tanah Suci merangkul semua kalangan, hanya satu-


satunya Pintu Dharma ini yang akan menyelamatkan para makhluk
hingga Buddha Dharma lenyap dari permukaan Bumi ini, yang juga
berarti selama periode keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni
12 ribu tahun, sampai waktu penghujungnya, Metode Pelafalan
Amituofo tetap efektif menyelamatkan para makhluk.

86
Dengan perkataan lain, mulai saat sekarang dan seterusnya, hanya
Pintu Dharma ini yang dapat menyelamatkan para makhluk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

S etiap hadirin Persamuan Avatamsaka Sutra, selain para

Bodhisattva, apakah ada Arahat? Ada, juga ada Pratyekabuddha, para


Dewa dan Malaikat. Para Dewa dan Malaikat ini merupakan makhluk
awam di enam alam tumimbal lahir, lantas kenapa mereka dapat
hadir dalam Persamuan tersebut?

Ini menunjukkan pada kita bahwa alam saha ini merupakan


tempat keberadaan makhluk awam dan insan suci, tampaknya
banyak sekali makhluk awam, sesungguhnya mereka merupakan
Bodhisattva Dharmakaya (calon Buddha) yang sedang menjelma di
enam alam tumimbal lahir, mereka datang menyamar sebagai
makhluk awam.

Malaikat Pohon, Malaikat Gunung, Malaikat Sungai, Malaikat


Bumi atau Dewa Bumi (catatan : Dewa di Langit dan Malaikat di
87
Bumi), mereka juga ikut menghadiri Persamuan Avatamsaka, mereka
ini semuanya merupakan jelmaan Bodhisattva Dharmakaya.

Dari sini dapat diketahui bahwa, semakin banyak penderitaan


yang dialami manusia, semakin banyak pula para Buddha dan
Bodhisattva yang menjelma di dunia, kita tidak mengenali mereka.

Andaikata bukan demikian, maka sejak awal Bumi kita sudah


menghadapi kehancuran, kita mengandalkan pahala Mereka, Mereka
secara diam-diam membantu kita, kita tidak tahu sama sekali.

Bila kita kembali ke jalan yang benar, menerima dan


mengamalkan sesuai dengan ajaran sutra, maka bukan saja kita yang
terselamatkan, namun juga dapat membantu Bumi ini, membantu
masyarakat ini mengurai bencana; walaupun tidak mampu
mengeliminasi-nya secara keseluruhan, minimal dapat meringankan,
waktunya juga dapat dipersingkat, pasti ada gunanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

88
S aya selalu berkata pada praktisi sekalian bahwa “Empat

Tekad Agung Bodhisattva”, di dunia ini kita hanya sanggup


mengamalkan butir pertama dan kedua saja, sedangkan butir ketiga
dan keempat, hanya dapat kita wujudkan di Alam Sukhavati nanti.

“Bertekad mempelajari Pintu Dharma yang tak terhingga”, hanya


dapat diwujudkan kelak setelah terlahir di Alam Sukhavati, sebelum
berhasil terlahir di Tanah Suci Sukhavati, maka kita tetap harus
menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, saya
mengandalkan satu metode ini untuk mencapai Alam Sukhavati,
setelah bersua dengan Buddha Amitabha, barulah belajar beraneka
ragam.

Kalau sekarang buru-buru belajar beraneka ragam, maka anda


hanya menunda kesempatan bagi diri sendiri, anda jadi tidak terfokus,
pikiran jadi bercabang-cabang, waktu dan tenaga tidak cukup
digunakan; yang kedua, begitu perhatian anda terpecah, pikiran anda
tidak dapat terfokus, dengan perkataan lain, satu Pintu Dharma saja
tidak sanggup dilatih dengan baik, maka ini sungguh disayangkan.

Lebih baik pada satu masa kehidupan ini kita menfokuskan diri
pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan selama jangka panjang, pasti dapat meraih
89
keberhasilan, sampai di Alam Sukhavati barulah belajar beraneka
ragam, aman dan kokoh, ini merupakan cara yang bagus.

Meneladani Master Lian-chi yang berkata : “12 Bagian Tripitaka,


biarlah orang lain yang mempelajarinya dan mencapai pencerahan“,
saya tidak ingin mempelajarinya, biarlah orang lain saja yang belajar;
“84 ribu pintu Dharma juga mengalah pada orang lain”, kita sendiri
hanya menjalankan satu Pintu Dharma ini, sepanjang hayat cuma satu
metode, satu arah, satu tujuan, melafal Amituofo berkesinambungan
tak terputus, membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, dengan
begini barulah dapat berhasil, buat apa membuat persoalan jadi
begitu ribet.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

T enangkan hati, lepaskan niat mementingkan diri sendiri,

ketenaran dan keuntungan, Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa,


ketenaran, makanan dan tidur), Enam Kondisi Luar (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), ketamakan,
kebencian, kebodohan, kesombongan, semuanya harus dilepaskan.

90
Harus diketahui bahwa semua hal ini merintangi pelatihan diri,
bukan saja menghalangi dirimu mencapai kesucian, namun juga
menghambat dirimu mencapai pencerahan dan terlahir ke Alam
Sukhavati.

Kalau tidak melepaskan hal ini, kerugian yang anda derita akan
besar sekali, oleh karena dalam satu masa kehidupan ini, kita dapat
meraih keberhasilan. Hendaknya meneladani Bodhisattva Manjusri
dan Bodhisattva Samantabhadra, lihatlah Bodhisattva Manjusri
adalah Guru dari tujuh Buddha, siswa-siswaNya telah mencapai
KeBuddhaan.

Demikian pula dengan Bodhisattva Ksitigarbha, siswa-siswaNya


yang telah mencapai KeBuddhaan sudah tak terhitung jumlahnya,
Sutra Ksitigarbha menyebutkan di Istana Surga Tavatimsa, para
Buddha yang berdatangan dari sepuluh penjuru adalah siswa-
siswaNya. Hal ini memberikan keyakinan hati pada kita semuanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

91
H ari ini kita membantu mereka yang tidak percaya untuk

menanam benih nama Buddha, bagaimana caranya? Kapan saja dan


di mana saja, tangan kita menggenggam tasbih, mulut melafal
Amituofo, inilah salah satu contoh untuk membantu para makhluk
menanam benih.

Anda berjalan di luar, sambil melangkah sambil melafal Amituofo,


orang lain yang sengaja atau tanpa sengaja mendengar atau
melihatnya, di Alayavijnana (Gudang Kesadaran) mereka telah
tertanam benih, menjalin jodoh dengan Ajaran Tanah Suci. Benih ini
disebut sebagai Benih Vajra, yang selamanya takkan rusak, pada
masa kelahiran mendatang, ketika bertemu dengan jodoh, benih ini
akan efektif.

Maka itu anggota Sangha yang seburuk apapun, namun jasa


kebajikannya sungguh besar, mengapa demikian? Oleh karena jubah
yang dikenakannya, sehingga begitu orang lain melihatnya, langsung
teringat pada Buddha, umat awam tidak memiliki kelebihan ini.
Bayangkan sepanjang hidupnya, dia telah membantu banyak orang
menanam akar kebajikan, sepatutnya dihormati, alasannya terletak di
sini.

92
Saya pernah mengajar di universitas selama 5 tahun, ada seorang
mahasiswa yang takut ditertawai teman-temannya dibilang percaya
takhayul, sehingga belajar Ajaran Buddha secara sembunyi-sembunyi.

Saya bilang padanya, belajar Ajaran Buddha mesti terang-


terangan, apalagi kamu harus menyelamatkan makhluk lainnya,
pergelangan tangan mengenakan tasbih, tangan menggenggam
tasbih, tidak ada orang yang akan menertawaimu.

Walaupun ditertawai orang lain, mengatakan dirimu percaya


takhayul, namun anda telah membantunya menanam benih vajra,
bukankah ini merupakan hal yang baik.

Buku-buku kuliah juga jangan ditulis nama sendiri, tapi tulislah


“Amituofo”, begitu orang lain melihatnya, langsung melafal sepatah
Amituofo, lihatlah, bukankah anda telah menyelamatkan orang lain?

Mahasiswa ini mendengar saranku, sejak itu tindakannya malah


menjadi tren yang membudaya.

Maka itu dengan upaya kausalya menyelamatkan para makhluk,


bila kita memahami kebenaran yang terkandung di dalamnya, baik
terhadap anggota Sangha maupun praktisi pelafal Amituofo, kita
akan membangkitkan rasa hormat. Penampilan kita merupakan

93
peragaan Dharma, jasa kebajikan ini sungguh luar biasa tiada
bandingnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

B ila anda serius melatih diri maka hasilnya akan efektif!

Ditinjau dari diri sendiri, jika dilanda bencana atau diserang penyakit,
bila anda melatih diri sesuai dengan ajaran sutra, maka penyakit akan
sembuh, rintangan karma-mu juga akan lenyap; setelah rintangan
karma tereliminasi, maka kesehatan pulih kembali.

Seperti apa yang disebut sebagai rupa berasal dari hati dan
pikiran, kondisi berubah mengikuti perubahan hati, hal ini tercantum
di dalam sutra Buddha, wajah berubah mengikuti perubahan niat
pikiran, demikian pula kesehatan, niat hati yang baik akan
menghasilkan kesehatan dan umur panjang, terutama niat pikiran
yang melafal Amituofo, lebih menghasilkan kesehatan dan panjang
usia.

94
Pikiran dan perbuatan baik, wilayah yang dihuni takkan dilanda
bencana. Meskipun daerah tersebut lebih banyak dihuni orang jahat,
tetapi sebagian orang sedang melatih kebajikan, walaupun tempat ini
dilanda bencana, dampaknya juga takkan terlampau parah.

Praktisi senior tempo dulu berkata, dari seratus orang, bila ada
satu orang saja yang melatih kebajikan, maka 99 orang akan ikut
menikmati manfaatnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

T empo dulu ketika saya memberi ceramah, sering membahas

tentang kebaktian pagi, apa tujuan dari kebaktian pagi?


Mengingatkan diri sendiri, sepanjang hari ini saya tidak boleh
melupakan Ajaran Buddha, senantiasa meningkatkan mawas diri,
menerima dan mengamalkan sesuai ajaran yang tercantum di dalam
sutra, begini barulah disebut sebagai melaksanakan kebaktian pagi.

Praktisi terdahulu merangkum buku kebaktian pagi yang sebagian


besar berisi mantra-mantra, kalau tidak memahami maknanya maka
tidak bisa memperoleh manfaatnya. Maka itu saya merangkum

95
sebuah buku kebaktian pagi khusus buat Praktisi Aliran Sukhavati,
berjudul “Buku Kebaktian Pagi Aliran Sukhavati”.

Untuk kebaktian pagi, saya mengutip 48 tekad agung Buddha


Amitabha yakni Bab 6 dari Sutra Usia Tanpa Batas. Saat
melaksanakan kebaktian pagi, renungkanlah, apakah saya telah
membangkitkan 48 tekad Buddha Amitabha, menjadikan 48 tekad
agung sebagai tekad sendiri, sehingga niat hati kita serupa dengan
Buddha Amitabha.

Untuk kebaktian sore, saya mengutip Bab 32-37 dari Sutra Usia Tanpa
Batas, bagian ini mengajari kita supaya mengamalkan sila, melakukan
introspeksi diri, bertobat dan memperbaiki diri, dengan demikian
kebaktian sore ini barulah membawa manfaat bagi diri kita.

Mengutip dari “Sutra Usia Tanpa Batas”, merupakan upaya kausalya.


Menfokuskan diri pada satu metode, melaksanakan kebaktian pagi
dengan membaca Bab 6 “Sutra Usia Tanpa Batas”, melaksanakan
kebaktian sore dengan membaca Bab 32-37 “Sutra Usia Tanpa Batas”,
ini adalah terfokus!

Bagi praktisi yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk membaca
“Sutra Usia Tanpa Batas” secara keseluruhan, maka itu kami
mengutip bagian yang penting, melaksanakan kebaktian pagi dan
sore, mengingatkan diri sendiri, tujuannya tak lain adalah
mengeliminasi rintangan karma, menjauhi kekotoran batin dan tabiat,
96
ketrampilan kita dalam belajar Ajaran Buddha barulah efektif. Bila
bagian kutipan sutra ini tidak mampu kamu ingat, tidak sanggup anda
pahami, bagaimana anda tahu cara melatih diri!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

B encana yang terpampang di depan mata, kian lama kian

parah, adakah manusia di Planet Bumi ini yang tidak menciptakan


karma buruk? Pancanantariya Kamma dan Sepuluh Kejahatan
dilanggar semuanya.

Sepuluh Kejahatan adalah membunuh, mencuri, asusila,


berbohong, menghasut, berkata kasar, merayu, tamak, benci dan
dungu. Di dunia ini mana ada orang yang tidak melakukannya,
bahkan anak kecil juga ikut menciptakan karma buruk!

Anak kecil diajari siapa? Televisi dan komputer adalah guru


andalannya. Di negara barat, murid Sekolah Dasar kelas 1 sudah
diajarkan komputer, dengan memasuki dunia maya, apapun
dipelajarinya.

97
Dari Pancanantariya Kamma dan Sepuluh Kejahatan, yang paling
sering dilanggar adalah membunuh Ayah dan Bunda. Inilah fenomena
yang sedang terjadi di dalam masyarakat, kian lama kian mengerikan.

Sekarang saja sudah begini, bagaimana kelak 20 tahun


mendatang? Siapa yang mampu mengendalikan situasi begini? Tidak
ada lagi. Leluhur kita mengatakan, andaikata manusia tidak mampu
mengendalikannya, Ayahbunda tidak sanggup mendidik putra-putri
lagi, Hukum tidak mampu menertibkan masyarakat lagi, maka Tuhan
akan bertindak.

Langit akan menurunkan bencana, beragam musibah akan


muncul. Maka itu untuk menyelamatkan dunia ini adalah dengan
menggunakan “Sutra Usia Tanpa Batas”.

Metode ini disebut sebagai Pintu Dharma Upaya Kausalya, yakni


“Hanya dengan mengandalkan keyakinan dan tekad melafal
Amituofo”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 April 2010

98
O rang Jepang berupaya menguasai Negeri Tirai Bambu,

namun sayangnya mereka tidak memiliki pahala sedemikian rupa,


Negeri Tirai Bambu bukanlah milik orang Jepang, pertempuran yang
berlangsung selama 8 tahun akhirnya membuat Jepang melambaikan
bendera putih.

Dinasti Qing adalah Etnis Manchuria, bukanlah keturunan Han


(Han=orang Tionghoa), namun mereka mampu menguasai daratan
Tiongkok selama 260 tahun, mereka memiliki garis hidup sedemikian
rupa. Kalau tidak mempunyai garis hidup sedemikian rupa, meskipun
memakai peperangan dan pemaksaan, juga takkan berhasil. Maka itu
dikatakan sebagai “Setetes air yang diteguk dan sepotong makanan
yang digigit, semua ini telah ditetapkan sebelumnya”.

Memaksakan kehendak dengan berperang, walaupun berhasil


menguasai tanah air orang lain, itu juga karena sudah ada di dalam
garis hidup, lihatlah selama peperangan berlangsung, berapa banyak
korban berjatuhan? Berapa banyak kerugian yang diderita? Ini
merupakan dosa yang sangat berat.

Menjadi kaisar juga tidak senang, ketika dinastinya jatuh, kaisar


masih harus melunasi hutang nyawa, maka itu lebih baik menjadi
praktisi pelafal Amituofo, mengakhiri tumimbal lahir.

99
K elebihan dari Pintu Dharma Tanah Suci adalah kekotoran

batin dan tabiat sejak kalpa tanpa awal boleh dibawa serta terlahir ke
Alam Sukhavati, tetapi ada syaratnya, membawa karma lama dan
tidak membawa karma baru.

Apa yang dimaksud dengan karma lama? Umpamanya hari ini anda
mengenal Ajaran Sukhavati dan mulai melafal Amituofo. Maka karma
yang anda lakukan sebelumnya disebut sebagai karma lama. Hari ini
anda mulai melafal Amituofo, tetapi masih saja menciptakan karma
buruk, maka ini yang disebut sebagai karma baru.

Yang paling ditakutkan adalah saat menjelang ajal masih saja


menciptakan karma buruk, masih saja muncul niat mementingkan diri
sendiri, menginginkan ketenaran dan keuntungan; siapa-siapa saja
yang pernah bersalah padaku, saya masih belum sempat balas
dendam; tidak sanggup mengikhlaskan keluarga dan harta benda,

100
kalau niat pikiran begini timbul, maka tidak dapat terlahir ke Alam
Sukhavati.

Makanya dalam keseharian harus belajar melepaskan kemelekatan,


tidak ada kekhawatiran sama sekali, barulah dapat terlahir ke Alam
Sukhavati, kuncinya ada pada sebersit niat pikiran terakhir. Bila hari
ini Buddha Amitabha datang menjemput, saya sudah siap
mengikutiNya. Jika sebaliknya, anda bilang ke Buddha Amitabha :
“Tunggu bentar ya, saya masih ada sedikit urusan yang belum
diselesaikan”, Buddha Amitabha takkan menantimu, Beliau segera
beranjak pergi, kesempatanmu jadi terlewatkan begitu saja.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

A nak-anak sekarang, sebagian besar tidak tahu budi Ayah,

Bunda dan Guru, namun Ayahbunda jaman sekarang tidak tahu


mendidik anak, mereka terlampau sibuk dengan urusan mereka
sendiri. Anak sendiri tidak dijaga dan dididik, tanggung jawab ini
malah diserahkan kepada orang lain. Kalau Ayahbunda tidak berbudi
pada anak-anaknya, bagaimana mungkin menyuruh anaknya
membalas budi?

101
Guru tidak mendidik murid-muridnya dengan baik, tidak mengajar
dengan serius, maka itu murid-murid juga tidak tahu balas budi.
Persoalan ini sangat rumit, kenapa bisa jadi begini?

Buddha Sakyamuni membabarkannya di dalam Sutra Usia Tanpa


Batas, “Insan terdahulu tidak mengenal kebajikan”. Kenapa
Ayahbunda kita tidak mengenal kebajikan? Oleh karena Kakek dan
Nenek kita tidak tahu, sehingga tidak mendidik Ayahbunda kita.
Lantas kenapa Kakek dan Nenek kita tidak tahu? Oleh karena Kakek
Buyut dan Nenek Buyut kita tidak tahu, sehingga tidak mendidik
mereka.

Cobalah menelusuri ke bagian atas silsilah keluarga, minimal ada 5


generasi yang terputus pendidikan etika moralnya, mengapa
demikian? Oleh karena selama 8 tahun Tiongkok berperang melawan
invasi Jepang, masyarakat mengungsi dan keluarga jadi bercerai berai.
Sampai hari ini keluarga telah tiada, dari mana lagi ada pendidikan
keluarga?

Sebelum invasi Jepang, kita masih memiliki keluarga, kita masih


mempunyai pendidikan keluarga. Orang-orang yang seusia denganku,
masih sempat mengecap pendidikan etika moral, waktu itu adalah
awal masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis, namun sekitar 23
tahun kemudian, sekolah di dusun kami diubah menjadi Sekolah
Dasar modern, tidak lagi belajar ajaran insan suci dan bijak.

102
Kelak di kemudian hari terbentuklah generasi yang makin
terpuruk, yang tidak sebanding dengan generasi di atasnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

H ari ini para makhluk begitu menderita, tidak ada yang

mendidik. Pengajaran yang membuat orang jadi tercerahkan disebut


sebagai Pendidikan. Jadi bukan mengajari ilmu pengetahuan, ini
bukanlah pendidikan.

Orang Tiongkok sejak kecil telah dididik untuk tercerahkan akan


hubungan interaksi sesama manusia, barulah anda dapat menjalani
kehidupan yang bahagia. Bila anda dapat menjalin hubungan yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat, inilah yang disebut dengan
kebajikan.

Memahami Hukum Sebab Akibat, bukan saja takkan berbuat jahat,


bahkan niat pun takkan timbul. Berbuat baik mendapat balasan yang
baik, demikian pula sebaliknya, sepanjang hidup menikmati pahala,
pahala berasal dari kebajikan.

103
Manusia di dunia mengira pahala adalah kekayaan, sesungguhnya
kekayaan hanyalah sebagian kecil dari pahala. Seberapa kekayaan
yang dinikmati sejak awal telah ditetapkan di dalam garis hidup, tidak
bisa dipaksakan, anda ingin lebih kaya lagi merupakan hal yang
mustahil.

Demikian pula sebaliknya, kekayaan yang sudah digariskan, anda


ingin menguranginya juga tidak bisa; bagaimana kekayaan ditetapkan
dalam garis hidup? Yakni dari dana materi yang dilakukan pada masa
kehidupan lampau, kini berbuah kekayaan.

Kecerdasan juga bagian dari pahala, pada masa kehidupan


lampau melakukan Dharma Dana. Kesehatan dan usia panjang juga
merupakan bagian dari pahala, pada masa kelahiran lampau
melakukan Abhaya Dana (menghilangkan ketakutan di hati para
makhluk).

Tiga jenis dana ini menghasilkan tiga jenis buah akibat, inilah
bentuk pahala. Bila pada masa kelahiran lampau tidak menimbunnya,
pada masa kelahiran sekarang juga masih sempat dipupuk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

104
M asyarakat bergejolak, bencana makin sering terjadi, sehingga

di dunia ini, baik orang kaya maupun miskin tidak mempunyai rasa
aman, tidak memiliki perasaan bahagia, bayangkan kehidupan begini
betapa memprihatinkan.

Sebaliknya bagi praktisi pelafal Amituofo, memiliki ketenteraman,


juga tidak merasa takut, namun menikmati kebahagiaan, mengapa
demikian? Oleh karena saya menikmati hidupku hari ini, tidak
mencemaskan hari esok, maka itu terasa bahagia.

Apa yang mesti saya kerjakan, saya selesaikan, yang tidak perlu
dilakukan, lepaskan semuanya, tidak banyak beban pikiran dan
kekhawatiran. Kalau memikirkan hari esok yang belum tiba, tahun
depan yang masih kabur, setiap hari mencemaskan ini dan itu, maka
persoalan pun bermunculan.

Hendaknya memusatkan perhatian pada pelafalan Amituofo, niat


pikiran yang melafal Amituofo merupakan niat baik tertinggi tiada
taranya, dengan demikian pengamalan “Sepuluh Kebajikan” jadi
sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

105
“T eratai Mustika berada di hadapan, Gunung Belati ada di

belakang”, terserah mau pilih yang mana, mau pilih Alam Sukhavati,
Teratai Mustika berada di hadapan; sebaliknya kalau tidak bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, masih mendambakan dunia ini,
maka Gunung Belati ada di belakang, apa itu Gunung Belati? Yakni
Neraka, Neraka Gunung Belati.

Jadi tentukan langkah anda, mau menuju ke depan atau ke


belakang? Setelah anda memahaminya maka “Dengan sendirinya
membulatkan tekad, menjauhi alam saha, berniat terlahir ke Alam
Sukhavati”.

Setelah memahaminya, barulah takkan mendambakan dunia ini


lagi, takkan menciptakan karma tumimbal lahir, bahkan niat hati
begini juga akan dilenyapkan.

Bagaimana cara melenyapkan niat hati tumimbal lahir? Yakni


dengan menfokuskan pikiran melafal Amituofo, mengusir bentuk-
bentuk pikiran, dengan demikian tumimbal lahir takkan ada lagi,
hatimu kini adalah Hati Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

106
M engapa praktisi pelafal Amituofo, ada yang gagal terlahir

ke Alam Sukhavati? Karena keyakinannya masih kurang dan


timbulnya keraguan. Kenapa masih ada keraguan? Oleh karena tidak
memahami teori dengan jelas.

Makanya mengapa Buddha Sakyamuni tiap hari membabarkan


Dharma, tujuannya adalah membantu praktisi menghapus keraguan
membangkitkan keyakinan.

Kalau memang seratus persen sudah yakin, maka tak perlu lagi
mendengar ceramah, juga tak perlu baca sutra lagi. Setelah yakin
barulah dapat bertekad, anda sudah memahami betapa
menderitanya tumimbal lahir itu, anda takkan sudi lagi menjalaninya.
Sudah berapa kali kita bertumimbal lahir, adalah tak terhitung lagi,
siksaan ini tak terungkapkan dengan kata-kata.

Kini anda telah memahaminya dengan jelas, beruntung pada satu


masa kehidupan ini bersua dengan Ajaran Sukhavati, memperoleh
kesempatan mengakhiri samsara. Kesempatan ini datangnya tidak
mudah, seperti yang dikatakan Upasaka Peng Ji-qing sebagai “Hari
yang langka dan sulit ditemukan”, juga seperti yang dikatakan
sebagai “Selama kalpa yang tak terhingga, langka dan sulit
ditemukan”, hari ini anda telah berjodoh dan bersua dengan Pintu
107
Dharma Tanah Suci, bukan saja terbebas dari enam alam tumimbal
lahir, bahkan juga melampaui Dasa Dharmadhatu (Sepuluh Alam
Dharma), oleh karena Alam Sukhavati tidak termasuk dalam Dasa
Dharmadhatu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

Penjelasan Dasa Dharmadhatu baca di :

http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

“S utra Usia Tanpa Batas” menyebutkan bahwa di Alam

Sukhavati, anda dapat bersua secara langsung dengan semua


Buddha di sepuluh penjuru dari tiga masa. Mengapa demikian? Oleh
karena di Alam Sukhavati tidak ada konsep ruang dan waktu.

Tidak adanya konsep waktu, anda dapat melihat ke masa lampau,


masa sekarang dan masa yang akan datang; tidak adanya konsep

108
ruang, jarak sudah tidak ada lagi, sejauh apapun tempat tersebut kini
ada di hadapanmu, kondisi ini sungguh tak terbayangkan.

Maka itu ketika anda ingin belajar pada seluruh Buddha Tathagata,
menjelajahi sepuluh penjuru alam, tidak butuh kekuatan sama sekali,
juga tidak butuh upaya apapun, bahkan satu langkah pun tidak perlu
digerakkan sama sekali, oleh karena tidak ada konsep ruang, maka
para Buddha di sepuluh penjuru hadir di hadapanmu.

Ilmu dan teknologi kita masih belum mencapai kemajuan serupa


ini, sekarang kita menggunakan media televisi untuk melihat
panorama di kejauhan, juga seperti saling berhadapan, namun kita
tidak dapat langsung berinteraksi dengannya.

Bila dibandingkan dengan Alam Sukhavati, ilmu dan teknologi kita


masih ketinggalan sangat jauh sekali, saya selalu memotivasi para
ilmuwan supaya menuntut ilmu di Alam Sukhavati, Buddha Amitabha
adalah ilmuwan tertinggi tiada taranya, hendaknya belajar padaNya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

109
P andangan benar dari Aliran Sukhavati adalah sepatah Amituofo,

pengetahuan benar dan pandangan benar; kalau melupakan


Amituofo, maka ketenaran dan keuntungan segera timbul, anda
jatuh ke dalam jebakan Mara.

Anda harus mengetahui bahwa diri sendiri sedang melangkah di jalan


menuju Alam Sukhavati, kini anda terpikat sehingga salah melangkah,
jika tidak segera kembali ke jalan yang benar, anda pasti akan
tersesat, maka sepuluh ribu kalpa juga sulit pulih kembali.

Tempo dulu hati manusia masih bajik, budaya masyarakat masih


kental, melatih diri jadi lebih mudah, godaan dari luar juga tidak
separah sekarang ini. Daya pikat sekarang ini, bertambah hingga
seratus kali lipat dari tempo dulu, sungguh mengerikan.

Praktisi senior pernah mempelajari “Surangama Sutra” dan Sutra


Mahayana lainnya, pasti memahami teorinya, namun apakah sanggup
menghadapi godaan Mara adalah sulit dikatakan. Maka itu praktisi
yang jatuh ke dalam jebakan Mara, jumlahnya banyak sekali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

110
J ebakan Mara ini banyak terjadi di dalam masyarakat masa kini,

yakni melihat fenomena gaib, melihat penampakan Buddha


Amitabha, melihat penampakan alam para Buddha, bukan hanya satu
orang saja yang melihatnya, bahkan beberapa orang melihatnya
secara bersamaan.

Baik di dalam Negeri Tirai Bambu maupun di luar negeri, orang yang
menderita kesurupan sangat banyak sekali, fenomena yang dilihat
lebih banyak lagi, kejadian begini dapat dipercaya atau tidak?

Patut diketahui bahwa ketika segala jenis fenomena gaib muncul di


hadapan, hatimu tidak tergerak, maka itu nyata adanya; sebaliknya
bila hatimu goyah, maka anda telah masuk jebakan Mara, kondisi ini
disebut sebagai kondisi batin Mara.

Maka itu Buddha dan Mara bukan berada di luar, namun ada di dalam
hati. Bila di dalam hatimu, sila, samadhi dan prajna masih menjadi
pengendali, maka kondisi batin Mara akan menjadi kondisi batin
Buddha.

Sebaliknya bila hatimu goyah, atau merasa kegirangan, atau muncul


ketamakan, kebencian dan kebodohan, maka hatimu telah goyah.
Hendaknya hati tidak boleh tergerak oleh kondisi luar. Orang lain
111
bilang kamu adalah Buddha apa yang sedang menjelma di dunia ini,
anda kegirangan mengira ini adalah benaran, celaka, anda sudah
masuk ke dalam jebakan Mara.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

A pakah Bodhisattva akan menjelma di dunia ini? Benar,

Bodhisattva menjelma di dunia ini, tetapi begitu jati diri-Nya


terbongkar, Mereka segera pergi meninggalkan dunia ini. Ini barulah
Bodhisattva asli.

Sebaliknya kalau jati diri sudah terbongkar, tapi tidak pergi-pergi,


malah sengaja memikat dan menyesatkan umat, maka ini pasti adalah
tiruan.

Master Yin Guang ketika masih berada di dunia ini, ada seorang gadis
belia yang mengatakan beliau adalah jelmaan dari Bodhisattva
Mahasthamaprapta, namun Master membantah mati-matian.

112
Gadis belia ini adalah murid sekolah menengah pertama, tidak
meyakini Ajaran Buddha, suatu malam dia bermimpi Bodhisattva
Avalokitesvara berkata padanya, Bodhisattva Mahasthamaprapta
sedang membabarkan Dharma di Shanghai, pergilah ikut
mendengarnya.

Gadis ini bertanya, yang mana yang merupakan jelmaan Bodhisattva


Mahasthamaprapta? Bodhisattva Avalokitesvara menjawab, Master
Yin Guang. Kemudian mereka sekeluarga dengan penuh sukacita
mengunjungi Master Yin Guang sambil menceritakan kejadian mimpi
tersebut, namun malah dimarahi Master Yin Guang, bahkan
mengingatkan mereka supaya tidak mengungkit-ungkit persoalan ini
lagi.

Setelah Master Yin Guang wafat, gadis belia ini menulis selembar
artikel untuk mengenang Master Yin Guang, artikel ini sampai
sekarang masih tersimpan di dalam buku berjudul “Yin Guang Da Shi
Yong Si Lu”.

Bodhisattva Avalokitesvara juga memberitahu gadis ini bahwa


Master Yin Guang menetap di dunia ini tinggal 4 tahun lagi, 4 tahun
kemudian beliau akan wafat, ternyata benar adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

113
J aman dulu di Vihara Guoqing di Gunung Tiantai, terdapat Bhiksu

Han-shan, She-de dan Feng-gan, Feng-gan adalah jelmaan Buddha


Amitabha, Han-shan adalah jelmaan Bodhisattva Manjusri dan She-de
adalah jelmaan Bodhisattva Samantabhadra. Ketika jati diri Mereka
terbongkar, Mereka segera pergi meninggalkan dunia ini.

Han-shan dan She-de lari ke atas gunung, masyarakat yang melihat


Mereka segera bernamaskara, akhirnya gunung tersebut terbelah,
Han-shan dan She-de masuk ke dalamnya, kemudian gunung tersebut
menyatu kembali.

Bhiksu Feng-gan merupakan jelmaan Buddha Amitabha, ketika jati


diriNya terbongkar, Beliau segera menghilangkan diri, tidak ada yang
tahu ke mana perginya.

Insan jaman dulu memiliki perumpamaan sedemikian rupa,


menampilkan peragaan Dharma untuk agar generasi selanjutnya
dapat mengambil hikmahnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

114
“P raktisi yang memiliki kemelekatan, kehilangan pandangan

benar, masuk ke jalan Mara, ingin maju malah merosot, bahkan jatuh
ke Neraka”.

Setelah memahaminya, sebagai praktisi, kita hendaknya


mempertahankan pikiran benar, ketika Buddha menampakkan diri,
hati kita takkan tergerak, sebaliknya ketika Mara menampakkan diri,
hati kita juga takkan goyah.

Melihat pemandangan Neraka, juga jangan dihiraukan, tetap


fokus melafal Amituofo, fenomena ini akan sirna dengan sendirinya.

Apa yang dimaksud dengan pikiran benar? Yakni tidak


terpengaruh oleh kondisi luar, inilah yang disebut pikiran benar.
Orang ini baik padaku, saya sangat berterimakasih padanya, ingat
budi balas budi, segala sesuatu biarkan jodoh yang mengaturnya;
jangan sengaja dipaksakan “Saya harus bagaimana-bagaimana untuk
membalas budinya”, celakalah, lagi-lagi anda jatuh terpuruk.

Orang ini membenciku, jangan pikirkan balas dendam, anggap


saja dia adalah jelmaan Buddha dan Bodhisattva. Dia baik padaku,
tujuannya adalah untuk menguji diriku, apakah saya masih
115
mendambakan dunia ini; dia bersikap buruk padaku, dia juga sedang
menguji diriku, apakah masih ada kebencian di hati. Semua ini
merupakan kondisi batin Buddha.

Maka itu perbedaan Buddha dan Mara terletak pada sebersit niat
pikiran. Bila sebersit niat pikiran adalah tercerahkan, maka Mara
adalah Buddha; sebaliknya bila sebersit niat pikiran adalah sesat,
maka Buddha pun berubah jadi Mara.

Begitu melihat kemunculan Buddha, anda merasa pongah,


“Lihatlah, saya hebat kan? Pelatihan diriku sudah tinggi lho! Kalian
mana sebanding denganku!”. Celaka, anda telah mengalami
kemerosotan batin.

Maka itu mengapa anda tidak bisa melihat kehadiran Buddha?


Oleh karena ketrampilan melatih dirimu masih belum mencukupi, jadi
tidak perlu datang mengujimu, anda masih belum layak.

Sampai ketika anda sudah hampir berhasil, fenomena pun


bermunculan untuk mengujimu, anda harus ingat baik-baik, jangan
sampai digoyahkan olehnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

116
U pasaka Huang Nian-zu adalah seorang praktisi sekte Tantra,

beliau memberitahuku, kini melatih metode Tantra sudah tidak bisa


lagi, tidak berdaya memperoleh pencapaian terunggul, sudah tidak
ada lagi; di dalam sekte Dhyana (Zen) juga tidak ada lagi.

Upasaka Huang Nian-zu mengikuti Master Xuyun belajar metode


Dhyana. Beliau memberitahu padaku, kini metode yang mampu
meraih keberhasilan, selain melafal Amituofo, tidak ada lagi jalan
kedua.

Maka itu saat menjelang ajal, Upasaka Huang Nian-zu melafal


Amituofo sebanyak 140 ribu dalam sehari. Setelah karyanya yang
berjudul “Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas” selesai ditulis, dia tidak
membaca buku lainnya lagi, dalam keseharian hanya menfokuskan
pikiran melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati, kala itu beliau telah berusia lanjut dan sakit-sakitan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 April 2010

117
B egitu melihat langsung mengerti, begitu mendengar

langsung memahami, inilah yang ditampilkan oleh Master Huineng


kepada kita. Beliau tidak pernah belajar “Sutra Lotus atau Saddharma
Pundarika Sutra”, bahkan belum pernah mendengarnya.

Master Dhyana Fada, telah mengulang membaca Sutra Lotus


sebanyak tiga ribu kali, isi Sutra Lotus sangat panjang, dalam sehari
cuma bisa membaca satu buku saja, jadi tiga ribu kali butuh waktu 10
tahun.

Sudah membaca selama 10 tahun namun belum tercerahkan,


malah jadi pongah, merasa sudah hebat, 10 tahun membaca Sutra
Lotus, bahkan sudah bisa menghafal di luar kepala.

118
Suatu hari Master Fada pergi mengunjungi dan berguru pada
Master Huineng, saat bersua, Master Fada bernamaskara tiga kali
pada Master Huineng.

Master Huineng melihat dengan jelas, ketika Master Fada


bernamaskara padanya, kepalanya tidak menyentuh lantai, mengapa
demikian? Tabiat angkuhnya.

Usai bernamaskara, Master Huineng bertanya pada Master Fada,


apa yang pantas dia banggakan? Master Fada menjawab : “Saya telah
membaca Sutra Lotus sebanyak tiga ribu kali”.

Master Huineng bertanya lagi : “Apa yang dibahas di dalam Sutra


Lotus?”

Master Fada terdiam, tidak mampu mengungkapkannya keluar.


Dia malah bertanya kembali pada Master Huineng.

Master Huineng menjawab : “Saya tidak pernah mendengar sutra


ini, saya juga tidak mengenal aksara, anda sudah mengulangnya
sebanyak tiga ribu kali, tolong hafalkan buatku”.

119
Sutra Lotus terdiri dari 28 Bab, ketika Master Fada menghafal
sampai Bab ke-2, Master Huineng berkata : “Sudah cukup, tidak perlu
meneruskan lagi, saya sudah paham”.

Kemudian Master Huineng menjelaskan makna yang terkandung


di dalam sutra kepada Master Fada, Master Fada mencapai
pencerahan, kemudian melakukan namaskara, kali ini kepalanya
menyentuh lantai.

Maka itu kalau ingin belajar beraneka ragam, terlebih dulu harus
memiliki kemampuan serupa dengan Master Huineng.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

Video Riwayat Master Huineng :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLNhqLwrybHHtzWs_QV
WM4lbbj3olisUY7

120
D i dalam “Avatamsaka Sutra”, Sudhana Kumara berkelana

dan belajar pada 53 orang kalyanamitra, namun terlebih dulu


menemukan jiwa sejati barulah boleh meninggalkan Guru dan
berkelana.

Bila sebaliknya, sebelum menemukan jiwa sejati, lalu buru-buru


meninggalkan Guru sendiri, lalu pergi belajar beraneka ragam, maka
batinmu akan tercemar, ilmu gado-gado yang anda pelajari hasilnya
menjadi pengetahuan sesat dan pandangan sesat, anda akan
terpuruk.

Guru berniat baik, tidak mengijinkanmu berkelana dan belajar


beraneka ragam, sebelum berhasil takkan meninggalkan Guru. Siapa
saja yang dapat mencapai pencerahan? Yakni insan yang tulus dan
jujur, mereka takkan meninggalkan Guru sebelum berhasil.

Sedangkan orang-orang yang merasa dirinya pintar, dia takkan


sudi mematuhi Guru, ketika melihat ada orang lain yang lebih hebat,
hatinya segera goyah, mengeluh : “Anda ini Guru yang bagaimana sih,
ini tidak boleh dipelajari, itu tidak boleh dipelajari, lihatlah guru hebat
di sana, murid-muridnya boleh belajar beraneka ragam”.

121
Akhirnya dia nekat meninggalkan Gurunya, beralih belajar pada
orang lain. Akhirnya apa yang dia peroleh? Nihil.

Maka itu, untuk bersua dengan Kalyanamitra merupakan hal yang


sangat sulit, di era kita sekarang ini, sudah tidak ada lagi. Satu-
satunya cara hanyalah belajar pada insan suci dan bijak jaman dulu.
Mereka lebih bisa diandalkan.

Praktisi jaman dulu meninggalkan banyak karya tulis, kita boleh


belajar dengannya. Contohnya ketika saya belajar “Avatamsaka
Sutra”, saya mencari penjelasan sutra karya Master Qingliang dan
Upasaka Li Zhang-zhe.

Kita membaca sutra namun tidak memahami maknanya, saya


membaca penjelasan sutra adalah serupa mendengar ceramah
mereka. Kalau membaca 1x tidak mengerti, bacalah 10x, 10x juga
tidak paham, bacalah 100x, lantas kalau sudah baca 100x, apakah bisa
mencapai pencerahan? Mungkin saja.

Setelah mengulang membaca 100x, hatimu sudah tenang,


mencapai samadhi. Setelah menghapus kekotoran batin dan tabiat,
hati yang suci akan muncul ke permukaan, hati yang suci akan
menumbuhkan kebijaksanaan, dengan kebijaksanaan dicapailah
pencerahan.
122
D i dalam “Sutra Intan” tercantum tentang Raja Kalinga dan

Pertapa Kesabaran. Pertapa Kesabaran adalah masa kehidupan


lampau dari Buddha Sakyamuni. Pertapa Kesabaran sedang melatih
Ksanti Paramita.

Tanpa alasan yang jelas, Raja Kalinga memotong satu persatu


anggota tubuh Pertapa Kesabaran. Raja Kalinga bertanya : “Apakah
dengan siksaan begini, kamu masih sanggup bersabar? Apakah tidak
timbul amarah dan dendam?”

Pertapa Kesabaran menjawab : “Saya sama sekali tidak memiliki


kebencian”. Pertapa Kesabaran bahkan bertekad di hadapan Raja
Kalinga, kelak ketika saya mencapai KeBuddhaan, orang pertama
yang akan kuselamatkan adalah dirimu.

Ketika Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan, orang pertama


yang diselamatkannya adalah Y.A. Ajnata Kaundinya, yang pada masa
kehidupan lampau merupakan Raja Kalinga.

123
Raja Kalinga telah membantu Pertapa Kesabaran menyempurnakan
Ksanti Paramita, maka itu Pertapa Kesabaran tidak membencinya,
malah berterimakasih pada Raja Kalinga. Dengan kejadian ini, Pertapa
Kesabaran jadi lebih maju selangkah menuju pencapaian KeBuddhaan.

Di dalam era Bhadrakalpa ini, akan muncul seribu Buddha. Mulanya


Buddha Sakyamuni berada di urutan ke-5 dan Bodhisattva Maitreya
berada di urutan ke-4. Tetapi oleh karena tindakan Raja Kalinga yang
menyempurnakan Ksanti Paramita Pertapa Kesabaran sehingga
berhasil maju selangkah menuju pencapaian KeBuddhaan. Alhasil
urutannya berubah jadi Buddha Sakyamuni berada di urutan ke-4 dan
Bodhisattva Maitreya berada di urutan ke-5.

Leluhur Tiongkok selalu berkata “Menderita Kerugian Adalah


Berkah”, kalau tidak mau dirugikan mana punya pahala! Pertapa
Kesabaran menyadari bahwa menderita kerugian adalah berkah,
maka itu dia ikhlas menerimanya, pahalanya segera muncul, dia maju
selangkah menuju pencapaian KeBuddhaan.

Peragaan ini mendidik kita bahwa bertemu dengan cobaan yang


berat, Pertapa Kesabaran ikhlas menerimanya, sedangkan diri kita
ketika bertemu dengan masalah sepele saja, sudah tidak sanggup
menahan diri, bagaimana kelak dapat terlahir ke Alam Sukhavati?

124
Maka itu sebagai praktisi, berapapun besar kerugian yang diderita,
ditipu orang lain, janganlah taruh di hati. Terhadap para musuh
kerabat penagih hutang, kita berterimakasih!

Kalau memang pada masa kehidupan lampau, saya berhutang pada


mereka, sekarang saya harus melunasinya, saya ikhlas dan
bersukacita; sebaliknya kalau pada masa kehidupan lampau, saya
tidak berhutang pada mereka, yah sudahlah, saya ikhlas dan takkan
menuntutnya kembali.

Kalau saya dendam dan ingin mereka melunasinya padaku, maka


kelak saya harus bertumimbal lahir lagi supaya bisa menagihnya,
bukankah ini merupakan masalah besar. Maka itu tidak perlu
menagihnya lagi, bersukacita terlahir ke Alam Sukhavati dengan
bebas tanpa rintangan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

Komik Kisah Pertapa Kesabaran baca di :

http://gita-dharma.blogspot.com/search/label/Ksanti%20Paramita

125
“P raktisi pelafal Amituofo mengandalkan pemberkatan

kewibawaan tekad Buddha Amitabha, kekuatan ini melindungi si


praktisi”.

Asalkan anda melatih diri sesuai ajaran sutra, anda pasti takkan
kerasukan Mara. Orang yang memiliki kemampuan khusus seperti
Paranormal, dapat melihat praktisi pelafal Amituofo yang melatih diri
sesuai dengan ajaran sutra, tubuhnya memancarkan cahaya, Mara
tidak berani mendekat. Terutama yang ber-sarana (berlindung) pada
Buddha Amitabha, akan ada 25 Bodhisattva yang melindungimu.

Mengapa banyak praktisi yang malah kerasukan Mara? Oleh


karena ada kemelekatan, sehingga “kehilangan pandangan benar,
jatuh ke jalan Mara”, ini merupakan persoalan serius, musuh kerabat
penagih hutang segera datang menagih hutang.

Pikiran ini harus difokuskan untuk melatih diri, setiap saat melafal
Amituofo. Seperti yang diajarkan Bodhisattva Mahasthamaprapta
kepada kita, “Mengingat dan melafal Amituofo, saat sekarang
maupun akan datang, pasti bersua dengan Buddha Amitabha”.

126
D i dalam sutra “Shi Wang Sheng Jing”, Buddha Sakyamuni

membabarkan : “Bila ada makhluk yang melafal Amituofo, bertekad


terlahir ke Alam Sukhavati, Buddha Amitabha mengutus 25
Bodhisattva untuk melindungi si praktisi. Baik ketika berjalan, duduk,
berdiri maupun berbaring, baik siang maupun malam, dalam segala
waktu, di segala tempat, takkan membiarkan setan dan malaikat
jahat mendekatinya”.

Musuh kerabat penagih hutang takkan berani cari masalah


denganmu, apabila anda belajar Ajaran Buddha dengan benar.
Meskipun dia memiliki dendam denganmu, namun dia takkan
berdaya membalasmu, oleh karena melihat dirimu melatih diri
dengan benar, dia tahu kelak ketika kamu berhasil nanti, dia juga
akan ikut mendapatkan manfaat, anda pasti akan menyelamatkan
dirinya.

Lantas kenapa ada musuh kerabat penagih hutang yang


mengganggu praktisi? Oleh karena dia tahu anda melatih diri cuma
pura-pura saja, penampilan luar semata, makanya dia memandangmu
dengan sebelah mata, sengaja mengganggumu. Terkecuali bila anda
melatih diri dengan benar, sehingga dia merasa salut padamu, dia
takkan tega mengganggumu.

127
Maka itu kalau musuh kerabat penagih hutang datang cari masalah,
siapa yang patut disalahkan? Salahkan saja diri sendiri. Kalau melatih
diri secara benar, musuh kerabat penagih hutang akan
menghormatimu, dia tahu anda dan dirinya berjodoh, Buddha
menyelamatkan makhluk yang berjodoh, tak peduli jodoh baik atau
buruk, asalkan berjodoh pasti dapat terselamatkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

“S urangama Sutra Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta

Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa Rintangan”


menyebutkan : “Kini Saya muncul di alam saha ini untuk menuntun
praktisi pelafal Amituofo pulang ke Tanah Suci Sukhavati”.

Kalimat ini diucapkan oleh Bodhisattva Mahasthamaprapta di


dalam Surangama Sutra. “Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta
Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa Rintangan” terdiri dari
244 aksara.

128
Bodhisattva Mahasthamaprapta dan Bodhisattva Avalokitesvara,
sebelum mencapai KeBuddhaan, Mereka merupakan manusia di alam
saha ini, jadi satu kampung dengan kita. Bodhisattva
Mahasthamaprapta melafal Amituofo lalu berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati.

Karena kita satu kampung dengan Bodhisattva


Mahasthamaprapta dan Bodhisattva Avalokitesvara, makanya kita
memiliki hubungan yang erat dengan Mereka, Mereka senantiasa
menjaga diri kita.

Bodhisattva Mahasthamaprapta mengajari kita melafal Amituofo,


metode ini merupakan metode yang paling tepat, paling mudah dan
praktis, paling aman dan paling bisa diandalkan. Caranya adalah
“Mengendalikan enam landasan indria, dengan pikiran suci melafal
Amituofo berkesinambungan”.

“Mengingat dan melafal Amituofo, baik saat sekarang maupun


mendatang, pasti bersua dengan Buddha Amitabha”, pernyataan ini
begitu yakin dan pasti, tiada keraguan sama sekali.

Senantiasa mengingat dan melafal Amituofo, saat sekarang juga


anda telah bersua dengan Buddha Amitabha, segala sesuatu muncul
dari hati dan pikiran. Kelak ketika terlahir di Alam Sukhavati, setiap
hari anda berada bersama Buddha Amitabha, bersua dengan para

129
Buddha Tathagata, belajar bersama para Bodhisattvaya
Mahasattvaya, lingkungan serupa ini, mau cari ke mana lagi?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

S epanjang hayatnya, Master Yin Guang menggalakkan

pendidikan Hukum Karma. Lihat saja kondisi masyarakat sekarang ini,


untuk mengatasi permasalahan parah ini hanya dengan pendidikan
Hukum Karma. Kala itu Master Yin Guang dapat melihat dengan jelas
bagaimana kondisi masyarakat kita masa kini, pendidikan etika moral
sudah tidak sanggup mengatasinya lagi, hanya dengan pendidikan
Hukum Karma.

Harus dijelaskan secara terperinci, contoh nyata Hukum Karma itu


banyak sekali, kisah-kisah nyata ini dapat dikliping dari koran dan
majalah, begitu anda membahasnya, pendengar langsung terkesan,
perbuatan baik mendatangkan berkah, perbuatan jahat mengundang
petaka.

130
Kini di Hong Kong, jalanan mana yang tidak ada restoran makanan
lautnya? Semua ini akan ada balasannya. Yang lebih parah lagi, gadis-
gadis belia menggugurkan kandungan, kisaran usia 10-30 tahun, ini
sungguh mengerikan.

Ada paranormal yang mengaku melihat gadis-gadis ini dikelilingi


oleh setan-setan kecil, akibatnya mereka sering sakit-sakitan, sudah
periksa ke dokter, tapi dokter tidak menemukan penyebabnya.

Andaikata sejak awal gadis-gadis ini memahami Hukum Sebab


Akibat, dia pasti tidak berani melakukan aborsi. Maka itu pendidikan
etika moral sudah tidak efektif lagi, dia tidak sanggup menahan
godaan. Sedangkan pendidikan Hukum Sebab Akibat akan
membuatnya tidak berani melakukannya.

Maka itu Pendidikan Hukum Karma membawa manfaat besar bagi


masyarakat masa kini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

131
K alau kita bertemu dengan orang yang mengkritik Ajaran

Sukhavati, bila memahaminya maka boleh menjelaskan padanya;


sebaliknya bila tidak memahaminya, maka cukup balas dengan
senyuman sambil melafal Amituofo.

Jadi tak peduli anda mau mengkritik bagaimana, saya tetap saja
melafal sepatah Amituofo, saya menghormatimu, metode yang kamu
latih memang bagus, saya salut padamu, metode yang saya latih
memang tak sebanding denganmu, akar kebijaksanaanku juga tak
sebanding denganmu, kelak di kemudian hari barulah bisa menilai
siapa yang akan berhasil.

Sekarang tidak perlu diperdebatkan, lihatlah hasilnya nanti,


barulah ada bukti nyatanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 April 2010

132
M elatih diri adalah belajar melepaskan kemelekatan,

seperti yang diperagakan oleh Bhiksu Kantong Kain. Pada jaman dulu
di Provinsi Zhejiang, muncul Bhiksu Kantong, beliau tinggal di Vihara
Xuebao, orangnya gendut dengan muka penuh tawa, setiap hari dia
keluar berpindapatra, tak peduli orang lain memberinya apa saja,
semuanya dimasukkan ke dalam kantong kainnya.

Suatu hari di tengah jalan, dia bertemu dengan sekelompok orang


yang bertanya padanya, apa yang dimaksud dengan Buddha Dharma?
Dia segera meletakkan kantong kainnya ke permukaan tanah,
sepasang telapak tangan dihadapkan ke bawah, cuma menampilkan
peragaan sedemikian rupa, tanpa berkata apa-apa.

Namun orang lain yang melihatnya paham maksudnya yaitu


melepaskan kemelekatan, kemudian mereka bertanya lagi, setelah
133
melepaskan kemelekatan, apa lagi yang harus dilakukan selanjutnya?
Bhiksu Kantong memikul kantong kainnya sambil beranjak pergi.

Maksudnya adalah setelah melepaskan kemelekatan, mencapai


KeBuddhaan, setelah mencapai KeBuddhaan, harus memikul
tanggung jawab menyelamatkan para makhluk, membantu semua
makhluk agar tercerahkan. Dengan cara apa supaya para makhluk
dapat tercerahkan? Dengan memberi ceramah Dharma.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

K emelekatan membawa pada kita penderitaan yang sedemikian

besarnya, berputar di lingkaran enam alam tumimbal lahir, betapa


sengsaranya. Lantas apakah kemelekatan ini dapat dilepaskan serta
merta? Tidak bisa, masih saja tetap melekat. Apa sebabnya?

Tabiat yang terlampau berat, waktunya yang sudah terlampau lama,


sudah dipelihara jadi kebiasaan, jadi sengaja maupun tidak sengaja,
dia akan muncul dengan sendirinya.

134
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk melatih diri? Setiap saat
dapat menyadarinya, seperti yang diucapkan oleh praktisi senior
jaman dulu sebagai “Tidak takut pada bentuk-bentuk pikiran yang
bermunculan, hanya saja takut terlambat menyadarinya”.

Mengapa tidak takut pada niat pikiran yang timbul? Niat pikiran yang
timbul itu bermunculan tanpa henti, sambung menyambung, sudah
terpelihara jadi kebiasaan. Maka itu, niat pikiran apapun yang muncul,
jangan takut, asalkan anda jelas dan tercerahkan, jangan sampai
disesatkan olehnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

A pabila pada satu masa kehidupan ini kita dapat

menggenggam kesempatan ini dengan erat, melepaskan segala


kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, saat menjelang
ajal pasti terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Apakah upaya kita ini baru dimulai sejak masa kehidupan


sekarang ini? Tentu saja bukan, sesampainya di Alam Sukhavati, anda
135
memiliki kemampuan melihat kembali masa kelahiran lampau diri
sendiri, barulah mengetahui ternyata pada masa kelahiran-kelahiran
lampau, anda telah belajar Ajaran Buddha, sudah berapa banyak
kelahiran demi kelahiran, anda berdaya upaya, akhirnya pada satu
masa kehidupan ini anda meraih keberhasilan, terbebas dari enam
alam tumimbal lahir.

Anda akan merasa sungguh beruntung, anda juga akan sangat


berterimakasih pada Buddha Amitabha, mengapa demikian? Kalau
bukan Pintu Dharma ini, kalau anda masih bersikeras mempelajari 84
ribu pintu Dharma lainnya, maka dalam satu masa kehidupan ini,
upayamu masih saja sia-sia. Apa alasannya?

Untuk melatih pintu Dharma lainnya, anda harus bisa


melenyapkan kekotoran batin barulah dapat memperoleh kemajuan
batin, sedangkan Pintu Dharma Tanah Suci, tidak diharuskan
demikian. Yang penting anda menfokuskan pikiran melafal Amituofo
maka anda dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Ini juga bentuk
kemelekatan, yakni melekat pada Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

136
P erbedaan dan kemelekatan kita masih ada, tabiat ini dapat

dibawa serta ke Alam Sukhavati. Tidak masalah, penduduk Alam


Sukhavati seluruhnya telah melepaskan perbedaan dan kemelekatan,
sesampainya di sana, dengan cepat anda akan terbiasa dan
beradaptasi, sehingga dalam waktu singkat, perbedaan dan
kemelekatan dapat dilepaskan. Mengapa demikian?

Perbedaan dan kemelekatan adalah akibat dari nafsu keinginan


kita untuk memperoleh sesuatu, oleh karena keinginan tidak tercapai
makanya anda melekat, andaikata segala sesuatu dapat terpenuhi
sesuai dengan keinginan, begitu anda berpikir, benda yang diinginkan
langsung muncul, ketika tidak dihendaki lagi, benda tersebut
langsung sirna, lihatlah, betapa leluasanya.

Sesampainya di Alam Sukhavati, 48 tekad Buddha Amitabha akan


memberkatimu, apa yang dipikirkan akan muncul dengan sendirinya.
Baik sandang, pangan dan papan, semuanya terwujud sesuai dengan
harapan, tidak perlu tukang bangunan, tukang jahit, semuanya sudah
siap huni dan siap pakai.

Hidangan apa yang diinginkan, langsung muncul di hadapanmu,


ketika tidak menghendakinya lagi, semuanya akan lenyap dengan
sendirinya dan bersih. Apakah hal ini masuk akal?

137
Ilmuwan menjelaskan pada kita, energi dapat berubah menjadi
material, demikian pula sebaliknya, material juga dapat berubah jadi
energi. Di alam manusia ini, material dapat berubah menjadi energi,
salah satu contohnya adalah bom nuklir. Tetapi untuk mengubah
energi menjadi material, manusia masih belum sanggup
mewujudkannya, namun mereka tahu bahwa hal ini bukanlah sesuatu
yang mustahil.

Penduduk Alam Sukhavati mampu mewujudkannya, setiap insan


memiliki kekuatan sedemikian rupa, tidak membutuhkan peralatan,
namun mereka menggunakan niat pikiran, apa yang dipikirkannya,
energi segera berubah menjadi material, kemudian dia
menggunakannya; usai itu dia tidak menghendakinya lagi, material
kembali berubah menjadi energi dan sirna.

Jadi penduduk Alam Sukhavati tidak butuh lemari buat


menyimpan barang-barangnya, ketika dibutuhkan dia akan muncul
dengan sendirinya, betapa leluasanya. Dalam lingkungan begini,
perlahan segala nafsu keinginan dan khayalan takkan ada lagi.

Segala keinginan sudah terwujud, mau apa lagi? Uang? Mau


dipakai buat apa? Mendambakan emas? Di Alam Sukhavati, emas
dipakai untuk mengaspal jalanan. Anda tidak mungkin menyimpan
bahan aspal di rumah bukan? Lain halnya di Planet Bumi ini, emas
tergolong langka makanya begitu bernilai, di Alam Sukhavati emas
terlampau banyak makanya jadi bahan aspal.

138
Anda penggemar batu permata? Di Alam Sukhavati terdapat
beragam batu permata, namun batu permata merupakan bahan
bangunan. Makanya sampai di Alam Sukhavati, tiada alasan untuk
timbul niat serakah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

T empo dulu ketika saya memberi ceramah, waktu itu saya

berusia 40 sekian tahun, usia 33 tahun saya mulai berceramah. Ada


seorang Bhiksu datang bertanya padaku, di dalam kisah-kisah para
praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, sebagian besar melafal
Amituofo selama 3 tahun lalu terlahir ke Alam Sukhavati, apakah ini
dikarenakan ajal mereka sudah tiba?

Saya jawab, hal ini tidak sesuai logika, kalau cuma 1 atau 2 orang
saja yang mengalaminya, mungkin ini masih masuk akal, namun
jumlah mereka terlampau banyak. Lantas kenapa dalam kurun waktu
3 tahun, mereka sudah terlahir ke Alam Sukhavati? Ini dikarenakan
setelah ketrampilan melatih dirinya efektif, dia bebas menentukan
kapan dia ingin pergi. Begini barulah masuk akal.

139
Ada orang yang melafal Amituofo sampai tahapan demikian,
namun dia masih belum pergi, mengapa demikian? Oleh karena dia
berjodoh dengan para makhluk di dunia ini, berharap semoga dapat
menyeberangkan lebih banyak orang ke Alam Sukhavati, atas alasan
ini, dia memutuskan tinggal lebih lama di dunia ini.

Dia memiliki kemampuan untuk menentukan kapan dia ingin


terlahir ke Alam Sukhavati. Bila diamati dengan seksama, orang
begini takkan mementingkan diri sendiri, juga tidak tertarik pada
ketenaran dan keuntungan, takkan ada keserakahan, kebencian,
kebodohan, kesombongan.

Dalam menangani urusan, kadang kala dia bisa emosi, namun


takkan meninggalkan kesan di hati. Seperti kata pepatah “Mulut
ibarat belati, hati bagaikan tahu”, hatinya begitu lembut, ini adalah
upaya kausalya, amarahnya tidak mengandung kebencian.

Dia menetap beberapa tahun di dunia ini, demi menyelamatkan


para makhluk yang berjodoh dengannya. Andaikata tidak ada lagi
makhluk yang berjodoh dengannya, tidak ada lagi yang mendengar
ceramahnya, tidak ada lagi yang mau percaya dengannya, maka dia
akan segera angkat kaki, meninggalkan dunia ini buat selama-
lamanya.

140
Saat meninggal dunia, dia juga akan menampilkan berbagai
fenomena istimewa, sehingga orang-orang yang melihatnya,
membangkitkan keyakinan hati dan ikut belajar Ajaran Buddha.

Maka itu semasa hidup di dunia ini adalah demi menyelamatkan


para makhluk, saat meninggal dunia juga adalah demi
menyelamatkan para makhluk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

G uru Sesepuh Zen yang ke-6 adalah Master Huineng, oleh

karena tidak mengenal aksara, makanya Sesepuh ke-5 membacakan


“Sutra Intan” kepadanya, belum lagi usai, Huineng telah mencapai
pencerahan mendadak, menemukan kembali jiwa sejati.

Saat itu Master Huineng baru berusia 24 tahun, Sesepuh ke-5


mewariskan jubah dan patra kepada Huineng. Saat itu adalah tengah
malam, kemudian menyuruhnya pergi menyembunyikan diri, apa
alasannya? Bahkan guru sesepuh juga sulit terhindar dari
kecemburuan orang lain.
141
Shenxiu merupakan murid senior Sesepuh ke-5, memiliki prestasi
yang paling menonjol, ketua kelas serta asisten pengajar. Karena itu,
semua murid percaya bahwa pewaris jubah dan patra Sesepuh ke-5
pasti adalah Shenxiu, tapi kenapa sekarang malah beralih ke orang
lain?

Penghuni vihara yang berjumlah seribu orang, merasa sungguh tidak


adil, apalagi jubah dan patra diserahkan kepada sosok yang selama ini
dipandang sebelah mata. Siapa yang sanggup menerima kenyataan
ini?

Mustahil, pasti ada kekeliruan, makanya harus dikejar dan direbut


kembali, mungkin saja Sesepuh ke-5 karena sudah lanjut usia
makanya bertindak gegabah.

Untunglah sejak awal Sesepuh ke-5 menyuruh Huineng melarikan diri


dan bersembunyi di dalam barisan pemburu selama 15 tahun. Setelah
kondisi sudah tenang, orang-orang sudah mulai melupakan hal ini,
barulah dia berani keluar.

Buddha Sakyamuni ketika membabarkan Dharma, juga mengundang


kecemburuan dari banyak orang. Dari pihak luar, berupa rintangan
dari penganut aliran luar; sedangkan dari pihak dalam? Keluarga
sendiri? Ada, yakni Devadatta. Buddha Sakyamuni memiliki
142
kebijaksanaan sejati, kemampuan untuk memaafkannya,
menghindarinya.

Semua perumpamaan ini menunjukkan pada kita, untuk meraih


keberhasilan itu tidak gampang, bahkan bagi Buddha sekalipun, kalau
kita menginginkan segala sesuatu berjalan lancar-lancar saja,
mustahil ada pahala yang sedemikian besarnya!

Maka itu yang namanya rintangan itu pasti tak terhindarkan, harus
memakai kebijaksanaan, etika moral dan kesabaran untuk
mengatasinya. Segala rintangan adalah cobaan, apabila kita dapat
melewatinya, barulah dapat maju selangkah menuju keberhasilan;
sebaliknya bila gagal, maka jatuh dan merosot, entah sampai masa
kelahiran yang mana, barulah berkesempatan melanjutkan melatih
diri lagi. Hal ini mesti dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 April 2010

143
B elakangan ini baik di dalam maupun di luar negeri, ada

sejumlah orang yang memperalat namaku Chin Kung untuk


melakukan perbuatan yang melawan hukum, semoga praktisi
sekalian meningkatkan kewaspadaan.

Sepanjang hidupku, tidak melibatkan diri dalam kegiatan apapun,


tidak pernah berencana melakukan apapun. Pihak penyelenggara
datang mencariku, saya mempertimbangkan bila kegiatan ini
bermanfaat bagi masyarakat, maka saya akan menghadirinya.

Kalau saya sendiri yang bertindak sebagai pihak penyelenggara, hal


begini takkan saya lakukan. Oleh karena berbuat baik itu juga harus
punya pahala, saya sendiri tidak punya pahala, sepanjang hayat cuma
sendirian, seorang diri.

144
Sebagai pihak penyelenggara, harus memiliki banyak anggota dan
kemampuan materi yang memadai, barulah dapat mewujudkan
sebuah kegiatan. Kedua syarat ini tidak dimiliki diriku, uang tidak
punya, personil juga tidak punya.

Saya hanya sendirian, memberi ceramah Dharma, selain aktivitas ini,


segala hal lainnya tidak ada kaitannya dengan diriku. Sesungguhnya
banyak hal yang timbul di benakku, umpamanya membangun panti
jompo, sekolah budaya warisan leluhur, perkampungan Amitabha,
dan masih banyak lagi, apakah saya dapat mewujudkannya? Mustahil
bukan? Uang tak punya, personil juga tak punya.

Dalam ceramahku kadang kala saya mengungkapkan keinginanku


tersebut, cuma bicara tanpa niat apapun, namun siapa yang
menyangka, ternyata pendengar malah menanggapinya dengan
serius. Kemudian mereka berbondong-bondong mendatangiku,
mereka ingin mewujudkannya, saya setuju saja.

Lantas apa tanggapan masyarakat umum? Mereka salah tafsir,


mengira ini milik Master Chin Kung, Master Chin Kung yang
membangunnya. Anda sudah salah tafsir, saya tidak melakukan apa-
apa.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 April 2010

145
S aya pernah menetap di luar negeri untuk satu kurun waktu

yang panjang, murid sekolah dasar kelas 1 sudah mulai menggunakan


komputer dan berselancar di dunia maya.

Materi di dunia maya tidak habis diserap dan menyenangkan buat


dibaca, sampai malam haripun dibawa ke kamar tidur, Ayahbunda
merasa bangga, anakku begitu rajin.

Apa yang ditonton si anak? Kekerasan dan asusila. Maka itu


mereka tidak tahu berbakti pada Ayahbunda, tidak tahu
menghormati dan menyayangi saudara-saudaranya.

20 tahun kemudian, mereka akan terjun ke dalam masyarakat,


kalau mereka terpilih menjadi pemimpin, apa yang akan mereka
lakukan? Makin dipikir makin menakutkan.

Generasi era sekarang ini masih mampu mengendalikan diri,


takkan sembarangan mengumbar peperangan; lantas bagaimana
dengan generasi era berikutnya? Waktu masih kecil sudah terbiasa
main game membunuh orang, setelah dewasa kalau terpilih jadi
146
presiden, memegang kendali, mungkin saat itu nuklir akan jadi
mainan barunya.

Dia menganggap peperangan dan korban manusia sebagai


permainan game, tidak menyadari bayaran atas perbuatannya begitu
kemahalan, seluruh umat manusia menuju pada kemusnahan.
Katanya kehancuran dunia juga bagian dari game yang dimainkannya,
apa daya?

Saya pernah bersua dengan para pimpinan negara di berbagai


belahan dunia, saya menyarankan agar penggunaan nuklir dihentikan,
senjata kimia dimusnahkan, kelak anak-anak pemain game ini, takkan
memiliki senjata pemusnah massal untuk dijadikan mainannya.
Terhadap masyarakat dan dunia ini ada gunanya, jadi jangan lagi
disimpan.

Andaikata dunia ini memahami Hukum Sebab Akibat, kita tahu


bahwa peperangan takkan menyelesaikan masalah, hanya dengan
menggunakan perdamaian barulah merupakan solusi, kekuatan
militer hanya akan menciptakan karma buruk yang tak terhingga dan
tanpa batas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 April 2010

147
D alam satu masa kehidupan ini juga kita mesti berhasil,

apakah meraih keberhasilan itu sulit? Dibilang sulit tidaklah sulit,


dibilang gampang tidaklah gampang, semuanya terpulang kembali
pada diri sendiri.

Apakah diriku dapat berhasil? Tepuk dada tanyakan pada hati sendiri,
jangan bertanya pada Buddha, juga jangan bertanya pada Dharma,
terlebih lagi, tidak usah bertanya pada orang lain.

Apabila anda benar-benar membangkitkan keyakinan dan


membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, melafal
Amituofo dengan setulusnya, maka untuk meraih keberhasilan
tidaklah sulit. Sebaliknya bila anda selalu ragu, masih mendambakan
dunia ini, maka untuk meraih keberhasilan tentunya merupakan hal
yang sulit.

148
Maka itu mesti memahami dengan jelas tentang Tanah Suci Sukhavati,
setelah jelas barulah hati ini jadi tenang, sehingga tidak menyia-
nyiakan jerih payah Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma
selama 49 tahun, dimana tujuannya adalah untuk membantu kita
membangkitkan keyakinan.

Setelah memahami dengan jelas perbedaan antara alam saha dan


Alam Sukhavati, barulah kita menjatuhkan pilihan kita dengan penuh
kepastian, setelah memastikan tujuan kita, maka kita akan giat
berusaha untuk mencapainya.

Kita memilih Alam Sukhavati, sampai di Alam Sukhavati nanti,


menyempurnakan KeBuddhaan. Maka itu kita memiliki keyakinan hati,
takkan tergoyahkan oleh kondisi luar, pikiran kita tenang dan mampu
terfokus, pikiran yang terfokus akan mengembangkan kebijaksanaan,
sehingga tahu bagaimana menghadapi segala situasi termasuk
bencana. Dengan adanya keyakinan hati dan keteguhan hati, kita
akan berhasil melewati segala kondisi dengan selamat.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 April 2010

149
B anyak orang yang bertanya padaku, bagaimana cara

mencegah datangnya bencana? Saya menjawab, dengan pendidikan


etika moral. Seperti yang disebutkan di dalam “Xueji”, “Dalam
membangun negara dan menata kehidupan bermasyarakat,
pendidikan harus diutamakan”, pendidikan di sini maksudnya adalah
pendidikan etika moral.

Supaya setiap orang dapat memahami “Lima Bentuk Hubungan


Menurut Ajaran Konfusius”, manusia mesti memahami peranan dan
kewajibannya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Lima bentuk hubungan tersebut adalah :

1. Hubungan antar ayah dan anak

Ayahbunda harus mendidik dan menjadi teladan yang baik bagi


anaknya dan anak harus berbakti pada ayahbunda.

2. Hubungan antar suami istri

Suami dan istri menunaikan tanggung jawab berdasarkan


peranan masing-masing.

3. Hubungan antar saudara

Antara abang, kakak dan adik harus saling hormat menghormati


dan saling sayang menyayangi.

150
4. Hubungan antar pimpinan dan bawahan

Harus ada makna kesetiaan.

5. Hubungan antar sahabat

Harus dapat dipercaya

Apabila setiap orang memahami peranan dan kewajiban masing-


masing, maka masyarakat dapat hidup dengan harmonis, keluarga
juga harmonis, menjalani kehidupan yang bahagia. Semua ini berasal
dari pendidikan.

Sepanjang perjalanan sejarah Tiongkok, Dinasti mana yang tidak


menjunjung pendidikan etika moral! Asalkan setiap insan dididik
dengan baik, maka segala persoalan dapat teratasi.

Setiap orang menjadi insan baik, insan baik melakukan perbuatan


baik, seperti yang disebutkan di dalam sutra Buddha sebagai “Setiap
hari adalah hari baik, setiap saat adalah waktu yang baik”, maka itu
solusinya adalah pendidikan etika moral.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 April 2010

151
N iat pikiran, dapat mempengaruhi kesehatan kita, apabila niat

pikiran kita sejalan dengan etika moral, maka tubuh akan sehat.
Sebaliknya bila niat pikiran kita bertentangan dengan etika moral,
setiap hari memikirkan ketamakan, kebencian, kebodohan dan
kesombongan, melakukan perbuatan membunuh, mencuri, asusila
dan berdusta, tubuhmu pasti tidak sehat, wajahpun buruk rupa,
lingkungan hunian banyak bencana. Bencana diakibatkan oleh pikiran
yang buruk, maka itu kita harus membangkitkan niat pikiran yang
baik untuk mengatasinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 April 2010

M asa keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni adalah

12 ribu tahun terdiri dari :

- Periode Dharma Sejati 1000 tahun


- Periode Dharma Mirip 1000 tahun
- Periode Akhir Dharma 10 ribu tahun

152
Setelah Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, selama kurun
waktu seribu tahun disebut sebagai Periode Dharma Sejati. Saat itu
manusia masih tulus hatinya, jujur, patuh, tekun, makanya mereka
meraih keberhasilan melalui pengamalan sila. Asalkan mengamalkan
sila dengan benar, maka mereka dapat mencapai tingkatan kesucian,
praktisi yang berhasil mencapai tingkatan kesucian tertinggi yakni
Arahat, jumlahnya sangat banyak.

Pada Periode Dharma Mirip, akar kebijaksanaan manusia sudah


kalah bila dibandingkan dengan Periode Dharma Sejati, kalau hanya
mengamalkan sila, tidak dapat mencapai tingkatan kesucian,
mengapa demikian? Pengamalan sila tidak murni lagi.

Di dalam (internal) mengandung kekotoran batin dan tabiat, di


luar (eksternal) terdapat godaan Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan Enam Kondisi Luar (rupa, suara,
bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran) . Jika hanya
mengandalkan pengamalan sila tidak dapat mengendalikan hati,
makanya pada Periode Dharma Mirip, melatih metode Dhyana
barulah dapat berhasil.

Pada jaman berakhirnya Dharma, metode Dhyana juga tidak


efektif lagi, kekotoran batin dan tabiat manusia sudah terlampau
parah, godaan dari luar juga sangat kuat. Maka itu melatih Dhyana
tidak sanggup mencapai samadhi, mengapa demikian? Manusia
sekarang sulit menenangkan diri.

153
Beginilah fenomena kita sekarang ini, dunia yang dipenuhi
kekeruhan dan kejahatan, kian lama kian mendalam, akar
kebijaksanaan kian lama kian merosot.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 April 2010

M engapa manusia bisa tua? Baru 50 atau 60 tahun sudah

tampak uzur, oleh karena tiap hari dia berpikir sudah tua, begitu dia
berpikir dirinya sudah tua, maka gejala menua langsung muncul.
Terutama waktu pensiun.

Tempo dulu banyak sahabat-sahabatku, ketika masih bekerja dan


sibuk, tidak sempat berpikir urusan tua, melakukan apa saja begitu
bersemangat, tetapi sesudah pensiun, langsung tampak menua.

Baru 2 tahun tidak bersua, namun tampaknya sudah menua 10


tahun, kenapa bisa begini? Setelah berpikir menua, lantas apa lagi
yang dipikirkannya? Sakit-sakitan, di sini terasa sakit di situ terasa
sakit, sering-sering berkunjung ke rumah sakit. Setelah berpikir sakit-

154
sakitan, lantas apa lagi yang dipikirkannya? Kematian. Akhirnya benar
saja, dia pergi buat selama-lamanya.

Banyak sahabatku yang telah meninggal dunia, kenapa bisa


begitu cepat? Oleh karena pikiran yang tidak benar. Sahabat lainnya
yang bersua denganku, bertanya kenapa saya tidak tampak menua?
Oleh karena saya tidak memikirkan urusan menua, setiap hari sibuk
belajar ajaran sutra, memikirkan bagaimana menyampaikan ceramah,
menjelaskan ajaran sutra, supaya orang lain dapat memahaminya,
maka itu saya tidak pernah memikirkan masalah ketuaan.

Saya mulai belajar Ajaran Buddha saat berusia 26 tahun, sejak itu
meskipun usia terus bertambah, namun kesehatanku masih serupa
saat usia 26 tahun. Setiap orang mampu mewujudkannya, Buddha
Dharma memberikan pada kita manfaat yang sesungguhnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 April 2010

155
B uddha menyelamatkan orang yang berjodoh, apa

maksudnya? Kalau jodoh belum masak, Buddha takkan datang


menyelamatkannya, oleh karena dia takkan sudi mendengar dan
menerima ajaran, inilah yang dimaksud dengan tidak berjodoh, jadi
bukan berarti selamanya tidak berjodoh.

Setelah mendengar hal ini, kita tidak boleh berkecil hati. Asalkan
setelah mendengar ajaran, dia sanggup membangkitkan keyakinan,
memahami, serius mengamalkan, maka jodohnya sudah masak.
Orang begini dalam satu masa kehidupan pasti dapat terselamatkan,
Buddha dan Bodhisattva akan membantunya, membimbing dan
menuntunnya, dia pasti berhasil keluar dari Triloka, terbebas dari
enam alam tumimbal lahir.

156
Mereka yang jodohnya sudah masak, bersua dengan Pintu Dharma
Tanah Suci, dalam satu masa kehidupan ini, melafal Amituofo terlahir
ke Alam Sukhavati, memperoleh penyelamatan sempurna.

Sedangkan setingkat di bawahnya adalah mereka yang telah


mendengar dan memahami Ajaran Sukhavati, namun terhadap Lima
Nafsu Keinginan (harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur) dan
Enam Kondisi Luar (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-
bentuk pikiran), masih begitu mendambakan dan tidak sanggup
mengikhlaskan. Dia menjauhi kejahatan dan menimbun kebajikan,
sehingga pada masa kelahiran mendatang, hanya bisa menikmati
pahala Alam Dewa dan Manusia, inilah yang disebut sebagai jodoh
belum masak.

Buddha dan Bodhisattva akan membantunya meningkatkan kualitas


batin, terhadap mereka yang memiliki kekotoran batin dan tabiat
yang berat, rintangan-nya berat, maka Buddha dan Bodhisattva akan
menanam benih di Alaya-vijnana mereka, melihat rupang Buddha,
atau mendengar nama Buddha, begitu terlintas di telinga, selamanya
akan menjadi benih di Alayavijnana.

Kesempatan begini tidaklah banyak, di seluruh dunia, berapa banyak


orang yang tidak memiliki jodoh begini, tidak berkesempatan melihat
rupang Buddha, tidak berkesempatan mendengar nama Buddha.
Namun Buddha takkan mengabaikan mereka, melainkan mereka
sendiri yang tidak sudi, tenggelam dalam Lima Nafsu dan Enam
Kondisi Luar, sehingga tidak sanggup kembali ke jalan yang benar,

157
ketika bersua dengan jodoh Buddha, dia malah menghindar dan
menjauh.

Orang begini masih akan terus berputar di lingkaran enam alam


tumimbal lahir, kenyang akan siksaan, masih banyak lagi
kesengsaraan yang harus dinikmatinya. Setelah penderitaannya usai,
barulah dia sanggup kembali ke Jalan yang benar, barulah dia
memohon untuk diselamatkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 April 2010

158
S etelah memahami Buddha Dharma, barulah menyadari

ternyata teori dalam ilmu pengobatan tradisional Tiongkok sungguh


beralasan. Kita dapat mengendalikan diri kita, supaya tidak jatuh sakit,
segala sesuatu tercipta dari hati dan pikiran. Maka itu mesti
berlapang hati, memiliki hati Maitri Karuna, tidak boleh timbul
kebencian dan dendam.

Dendam, benci, kesal, amarah, kerisauan, semua ini merupakan


sumber penyakit. Ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan
dan kecurigaan merupakan penyebab penyakit; Dendam, benci, kesal,
amarah, kerisauan merupakan jalinan jodoh atau faktor pendukung.
Ketika benih sebab bertemu dengan faktor pendukung akan
menghasilkan buah akibat yakni virus penyakit.

Setelah memahami kebenaran ini, ketika jatuh sakit, maka hati


mesti tenang, berpikirlah secara positif. Saya pernah menulis definisi
159
Bodhicitta sebagai : “Tulus, Suci, Setara, Tercerahkan, Maitri Karuna”,
pikiran kita mesti diarahkan untuk memikirkan kalimat ini, barulah sel-
sel tubuh yang terinfeksi virus akan pulih seperti sedia kala.

Dia akan menuruti niat pikiranmu, orang lain membaca sutra dan
melimpahkan jasa kepada dirimu, hasilnya tidaklah seberapa, tetapi
ketika pikiranmu diarahkan ke hal yang positif, maka kekuatan
tersebut akan jadi besar.

Orang lain memberi pemberkahan pada dirimu, hasilnya juga


tidaklah seberapa, namun ketika niat pikiranmu diarahkan ke hal yang
positif, kembali ke jalan benar, maka hasilnya akan cepat efektif.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 April 2010

G uru Li (Upasaka Li Bing-nan) berkata padaku, batas usia

manusia sebenarnya adalah 200-300 tahun. Yang penting adalah


menjauhi beban pikiran, jangan ada kerisauan.

160
Dalam kehidupan ini, banyak hal yang tidak berkenan di hati, dari
10 hal ada 8 atau 9 hal yang tidak sesuai keinginan. Orang lain
menfitnahku, saya ikhlas saja, jangan taruh di hati, berterimakasih
padanya, mengapa demikian?

Dia datang mengujiku, melihat apakah saya sanggup bersabar


atau tidak, kalau lulus maka saya berhasil melewati rintangan ini, saya
berterimakasih padanya. Dia melukai hatiku, menghina diriku, dia
juga datang mengujiku.

Sebaliknya ada pula yang baik padamu, yang selalu membuatmu


gembira. Kondisi yang serba lancar, bertemu dengan jodoh atau
orang baik, ini adalah keadaan yang menyenangkan, sehingga anda
jadi melekat pada kondisi ini, begini juga tidak boleh, mengapa
demikian?

Tujuh perasaan emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang,


benci, nafsu keinginan) dan Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur), semua ini merupakan kekotoran
batin.

Maka itu kita harus senantiasa menjaga keseimbangan batin, kala


bertemu dengan keadaan yang tidak menyenangkan, tidak muncul
kebencian, sebaliknya ketika bertemu dengan keadaan yang
menyenangkan, takkan muncul ketamakan.

161
P enduduk di Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas dan awet

muda, tubuh yang kokoh, takkan jatuh sakit. Bunga-bunga di Alam


Sukhavati juga tidak pernah layu. Apa sebabnya?

Oleh karena penduduk Alam Sukhavati, tidak memiliki hati perbedaan


dan kemelekatan, makanya mereka tetap awet muda. Selama kita
dapat menghapus kekotoran batin dan tabiat, maka proses penuaan
akan melambat.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 April 2010

P raktisi sekalian hendaknya tahu bahwa melatih diri itu bukanlah

setiap hari membaca sutra, setiap hari memukul alat kebaktian sambil
melafal Amituofo. Ini hanyalah salah satu cara melatih diri, namun
ketrampilan yang sesungguhnya itu terletak pada “Tercerahkan”,
setiap saat dan dalam aktivitas apapun, berpakaian dan makan.

162
Mengenakan pakaian, merasa pakaian ini kurang cantik, lagi-lagi anda
timbul niat pikiran, anda membeda-bedakan dan melekat, maka itu
berpakaian juga melatih diri; saat makan, hidangan ini lezat sekali,
makan banyak-banyak, anda jadi rakus dan serakah. Hidangan ini
tidak enak, anda tidak sudi memakannya, anda berusaha menolaknya,
lihatlah, kekotoran batinmu muncul ke permukaan.

Dalam kehidupan keseharian, saat berinteraksi, baik dalam kondisi


yang menyenangkan atau tidak, anda harus memandang semua
orang sebagai Bodhisattva, dia membantuku meningkatkan
kemajuan batin, bagus, semuanya orang baik!

Orang yang mengelabuimu, menipumu, juga adalah orang baik, tanpa


dirinya, mana mungkin anda bisa mengetahui sampai di mana
kemajuan batinmu? Maka itu senantiasa membangkitkan hati
sukacita, memandang semua orang sebagai Bodhisattva, mereka
adalah orang-orang yang berbudi padaku, ingat budi tahu balas budi.

Bagaimana cara membalas budi? Dengan cara memperbaiki diri dan


menimbun kebajikan, senantiasa melindungi sebutir hati yang suci,
setara dan tercerahkan, begini barulah sempurna, begini barulah
berhasil mencapai kemajuan batin.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 April 2010


163
S alah satu dari siswa Buddha Sakyamuni, ada yang sampai

sekarang masih belum memasuki Parinirvana, siapakah dia? Beliau


adalah Y.A.Mahakasyapa. Beliau harus menanti hingga Bodhisattva
Maitreya lahir ke dunia ini mencapai KeBuddhaan, kemudian
menyerahkan jubah dan patra Buddha Sakyamuni kepada Buddha
Maitreya. Berapa lama penantian Y.A.Mahakasyapa tersebut?
Beberapa miliar tahun lagi. Apakah mungkin? Tentu saja, segala
sesuatu tercipta dari hati dan pikiran.

Maka itu panjang pendeknya usia kita ada di tangan kita sendiri,
bukan pada orang lain, harus memahami mensucikan hati dan pikiran,
ini sangat penting. Hati yang suci tak tercemar. Artinya adalah mesti
melepaskan bentuk-bentuk pikiran dan kemelekatan.

Terhadap Dharma (hal-hal) duniawi maupun Dharma non duniawi,


takkan melekat lagi, maka hati yang suci akan muncul ke permukaan;
164
takkan membeda-bedakan lagi, maka hati yang setara akan muncul
ke permukaan. Dengan adanya hati yang suci dan setara, barulah bisa
mencapai pencerahan.

Maka itu, niat pikiran erat hubungannya dengan kesehatan kita,


lingkungan hunian kita, alam semesta beserta seluruh isinya. Setelah
memahami hal ini, kita jadi menyadari bahwa kita mampu mengurai
bencana, yakni dengan hati yang suci, setara dan tercerahkan.

Kita harus giat belajar Ajaran Buddha, selain itu juga mencerahkan
insan lainnya, mengapa demikian? Oleh karena orang lain memiliki
“Karma Kolektif” dengan diri kita, andaikata sebagian besar
penduduk dunia ini ikut mengembangkan hati yang suci, setara dan
tercerahkan, maka dunia ini takkan dilanda bencana.

Maka itu insan yang tercerahkan, hanya memiliki satu misi di dunia ini,
yakni mendidik, mencerahkan orang-orang yang belum tercerahkan,
selain misi ini, dia takkan memiliki urusan lain di dunia ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 April 2010

165
P raktisi yang melatih Aliran Mahayana, tak peduli Pintu

Dharma manapun yang dipilihnya, melimpahkan seluruh jasa


kebajikannya dengan bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, saat
menjelang ajal, semuanya dapat terlahir ke Negeri Buddha Amitabha.

Buddha Amitabha memiliki kelapangan hati yang maha luas, tak


peduli anda melatih pintu Dharma manapun, asalkan anda memenuhi
tiga syarat berikut ini, maka semuanya dapat terlahir ke Alam
Sukhavati.

Tetapi di sini perlu ditekankan bahwa jika anda berniat terlahir ke


Alam Sukhavati, pada akhirnya anda juga mesti memenuhi tiga
persyaratan yakni membangkitkan keyakinan, membulatkan tekad
dan melafal Amituofo.
166
Jadi tak peduli anda melatih pintu Dharma manapun, terakhir
mesti memenuhi tiga persyaratan tersebut di atas. Yang penting
anda tidak lari dari melatih pintu Dharma dari Aliran Mahayana.

Apa yang dimaksud dengan Mahayana? Mahayana adalah


memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kalau hanya
melatih diri sendiri dan tidak memberi manfaat bagi orang lain, ini
namanya Hinayana. Mahayana dan Hinayana, perbedaannya bukan
terletak pada sutra dan paritta, namun perbedaan ini terletak pada
kelapangan hati masing-masing praktisinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 April 2010

P rinsip tertinggi dari melatih diri adalah “Membangkitkan

Bodhicitta, menfokuskan diri melafal Amituofo”.

167
Di Jepang ada sebuah sekte, yang juga melatih metode pelafalan
Amituofo, dia cuma menekankan pada menfokuskan diri melafal
Amituofo, tetapi tidak membangkitkan Bodhicitta, maka itu disebut
Sekte Tekad ke-18, ini tidak boleh, oleh karena dia cuma memilih
tekad ke-18 dan mengabaikan tekad ke-19, yakni membangkitkan
Bodhicitta.

Beberapa praktisi sekte ini pernah datang mengunjungiku, saya


bilang kalian ini sudah salah. Mereka bilang : Sekte ini diwariskan oleh
Guru Sesepuh. Saya bilang : Benar, tetapi ketika Guru Sesepuh
mewariskan sekte ini, setiap butir tekad agung mengandung 47 tekad
lainnya. Tetapi sekarang anda cuma menghendaki sebutir tekad ke-18
saja, sementara 47 tekad lainnya diabaikan begitu saja, mana boleh,
ini bukan lagi namanya 48 tekad agung Buddha Amitabha, jadi harus
jelas dan dimengerti.

Membangkitkan Bodhicitta itu sangat penting sekali, Bodhicitta


adalah pencerahan, dengan membangkitkan Bodhicitta barulah
dapat melepaskan kemelekatan. Dengan melepaskan kemelekatan
barulah menfokuskan diri melafal Amituofo, hasilnya baru efektif,
barulah dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 April 2010

168
D i dalam 48 tekad Buddha Amitabha disebutkan bahwa

“Semuanya menjadi Bodhisattva Avaivartika”, Bodhisattva


Avaivartika adalah pencerahan sempurna, yang telah menemukan
kembali jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan).

Mungkin kita berpikir, praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati masih


belum melenyapkan kekotoran batin, juga belum tercerahkan,
sesampainya di Alam Sukhavati, langsung menjadi Bodhisattva
Avaivartika yang memiliki kebijaksanaan sejati, bagaimana mungkin?

Ini merupakan pemberkatan dari kewibawaan tekad Buddha


Amitabha. Sekarang anda masih belum tercerahkan, namun
kebijaksanaan dan jasa kebajikan Buddha Amitabha akan memberkati
dirimu, makanya begitu anda terlahir di Alam Sukhavati langsung
menjadi Bodhisattva Avaivartika, yang setara dengan Bodhisattva
tingkatan 7.
169
Pintu Dharma ini merupakan Dharma yang sulit dipercaya, di dalam
sutra, Buddha Sakyamuni juga sering mengatakan bahwa “Hanya
sesama para Buddha yang mampu memahaminya”, hanya Mereka
yang telah mencapai KeBuddhaan, barulah dapat memahami
kebenaran ini, bahkan Bodhisattva Calon Buddha sekalipun, juga
belum sanggup memahaminya secara sempurna. Di sinilah letak sisi
yang menakjubkan nan mendalam dari Pintu Dharma ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

B utir pertama dari “Empat Tekad Agung Bodhisattva” adalah

“Bertekad menyelamatkan para makhluk yang tanpa batas”.


Memangnya gampang menyelamatkan para makhluk? Kini para
makhluk di dunia ini sangat menderita, masyarakat bergejolak,
bencana menjadi kian sering terjadi.

Praktisi sekalian dapat melihatnya di koran, di televisi, hampir


setiap hari ada bencana, bahkan kian hari kian parah. Hari ini
penduduk dunia makin merasa tidak aman, hidup begini sungguh
170
memprihatinkan, dalam perjalanan sejarah belum ada peristiwa
sedemikian rupa.

Kita lihat penduduk Alam Sukhavati, jiwa raga mereka senantiasa


sehat, memiliki usia tanpa batas, dengan tubuh Narayana, kokoh dan
takkan rusak, yang berarti penduduk di sana takkan mengalami
penderitaan lahir, tua, sakit dan mati.

Penduduk Alam Sukhavati lahir dengan menjelma lewat Bunga


Teratai, maka itu tidak mengalami penderitaan lahir, mereka memiliki
usia tanpa batas, maka itu takkan tua, sakit dan mati, selain itu juga
tidak mengalami penderitaan akibat keinginan tidak tercapai,
penderitaan akibat berpisah dengan yang dicintai dan berkumpul
dengan yang dibenci, serta penderitaan Panca Skandha, inilah yang
disebut di dalam sutra Buddha sebagai Delapan Penderitaan.

Di Alam Manusia ini, kita disiksa oleh Delapan Penderitaan ini, lain
halnya di Alam Sukhavati, takkan ada derita sama sekali. Para praktisi
yang terlahir di Negeri Buddha Amitabha adalah mereka yang pernah
bertekad menyelamatkan para makhluk, membantu para makhluk
untuk menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan, yakni
“Bertekad menyelamatkan para makhluk yang tanpa batas”.

Dari mana munculnya penderitaan? Dari kesesatan, anda tidak


memahami kebenaran, setiap niat pikiran yang timbul adalah
kekotoran batin, sehingga menciptakan karma buruk. Karma buruk
171
berakibat jatuh ke tiga alam penderitaan, siksaan ini tak
terungkapkan dengan kata-kata, selamanya tidak mampu keluar dari
enam alam tumimbal lahir, ini disebut sebagai penderitaan yang
sesungguhnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

B angsa India tidak memandang berat pada sejarah,

sedangkan Negeri Tirai Bambu memiliki sejarah yang berusia lima ribu
tahun. Sejarah ini dicatat dalam bentuk aksara. Aksara ditemukan
pada era Huang Di atau Kaisar Kuning (2717SM – 2599 SM). Jarak
antara era Huang Di dan kita sekarang ini adalah 4500 tahun.

Sebelum era Huang Di adalah Kaisar Shen-nong, sebelum Shen-


nong adalah Kaisar Fuxi. Kabarnya Ba Gua (diagram segi delapan)
digambar oleh Fuxi. Jarak antara Shennong dan Huang Di adalah 500
tahun, jarak antara Shennong dan Fuxi juga adalah 500 tahun,
totalnya adalah seribu tahun.

Sebelum periode seribu tahun tersebut, Bangsa Tiongkok


menggunakan “Aksara tulang ramalan”.

172
Catatan :

Aksara tulang ramalan adalah kumpulan ukiran aksara Han kuno


yang ditemukan di tulang ramalan, yakni tulang hewan atau
cangkang kura-kura yang digunakan dalam ramalan pada Zaman
Perunggu Tiongkok. (Sumber : Wikipedia)

Maka itu, Bangsa Tiongkok pada era tersebut mulai


menggunakan simbol-simbol untuk mencatat perjalanan sejarah,
sedangkan lima ribu tahun silam, bahkan simbol pun belum ada,
lantas apakah manusia sudah ada di dunia? Tentu saja ada, bahkan
orang cerdas juga tidak sedikit jumlahnya.

Buah pemikiran para insan suci dan bijak, dirangkum ke dalam


budaya warisan leluhur oleh Konfusius. Konfusius berkata bahwa apa
yang diajarinya merupakan buah pemikiran para pendahulu, dia
sendiri tidak menciptakan teori baru, sikap beginilah yang harus kita
teladani. Dari sini kita dapat menilai Konfusius sebagai sosok yang
rendah hati dan tahu menghormati.

Sepanjang hayatnya, Konfusius menyatakan ajaran yang telah


dipelajari dan diajarkan serta diwariskan-nya, bukanlah hasil
ciptaannya sendiri, tidak ada satupun teori yang diciptakannya, juga
tidak ada penemuan barunya, semuanya merupakan warisan dari
para insan suci dan bijak terdahulu, dia hanya merangkum dan
menyusunnya kembali, untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.
173
Demikian pula dengan Buddha Sakyamuni, selama 49 tahun
membabarkan Dharma, menurut Master Qingliang, Ajaran Buddha
Sakyamuni merupakan warisan dari para Buddha masa lampau.
Buddha Sakyamuni mengatakan bahwa Beliau sama sekali tidak
pernah menambahkan satu kata pun pada apa yang telah dibabarkan
oleh para Buddha terdahulu, Buddha Sakyamuni lebih disiplin
daripada Konfusius.

Maka itu para Suciwan telah memberikan kita teladan yang baik.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

M anusia masa kini selalu ingin menciptakan teori baru, ingin

penemuan baru, ingin menonjolkan diri, inilah yang disebut dengan


kekotoran batin!

Ketamakan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan,


berapa butir yang sudah anda langgar? Tak sebanding dengan insan
jaman dulu yang rendah hati dan mengalah.

174
Konfusius bersikap harmonis, bajik, hormat, bersahaja, mengalah,
takkan berebutan ketenaran dan keuntungan, pandangan dan
pemahamannya serupa dengan pandangan dan pemahaman insan
jaman dulu. Konfusius menyampaikan apa yang diucapkan oleh insan
jaman dulu, jadi bukan ciptaan sendiri, inilah yang disebut etika moral,
menimbun kebajikan.

Tidak suka pada ketenaran dan keuntungan, baik dalam belajar


Dharma duniawi maupun Buddha Dharma, ini merupakan syarat
dasar untuk membina etika moral.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

O rang Tiongkok membahas tentang tata susila, kesusilaan

adalah rendah hati dan menghormati orang lain. Diri sendiri mesti
mewujudkannya, sehingga orang lain yang melihat hal ini jadi
tergugah, kemudian mereka akan datang belajar padamu, begini
barulah disebut menyelamatkan para makhluk.

175
Menyelamatkan para makhluk adalah melalui pendidikan,
bagaimana cara mendidik? Yakni diri sendiri mesti mengamalkannya
terlebih dulu, baik dalam tindakan maupun ucapan.

Tindakan harus ditempatkan di urutan pertama, memberi teladan


dalam bentuk tindakan nyata. Orang lain yang melihatnya, akan
datang belajar pada kita, ketika dia mengajukan pertanyaan, anda
menggunakan ucapan untuk mengajarinya.

Jadi diri sendiri harus sanggup mengamalkannya, barulah


mengajari orang lain.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

K ita mesti membangkitkan hati yang penuh terima kasih pada

Buddha Amitabha, yang mendirikan Alam Sukhavati di penjuru barat,


menjemput semua makhluk di enam alam tumimbal lahir.

176
Lingkungan belajar di alam saha ini sangat buruk, rintangan juga
sangat banyak, sebaliknya Alam Sukhavati mempunyai lingkungan
belajar yang bagus, ada Guru yang baik dan sahabat belajar yang baik.
Di dalam lingkungan sedemikian rupa, tanpa kita sadari, kekotoran
batin dan tabiat kita lenyap, ini sungguh sulit diperoleh, amat
istimewa.

Buddha Sakyamuni menetap di alam kita ini dalam kurun waktu yang
singkat, usia 80 tahun memasuki Parinirvana. Sedangkan Buddha
Amitabha membabarkan Dharma di Alam Sukhavati buat selama-
lamanya, penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas,
demikian pula Buddha Amitabha.

Bukan saja Buddha Amitabha yang menjadi staf pengajar, bahkan


para Buddha di sepuluh penjuru juga ikut menjadi staf pengajar,
ibaratnya Buddha Amitabha mendirikan universitas, para Buddha di
sepuluh penjuru berdatangan ke Alam Sukhavati menjadi Dosen.

Buddha Amitabha sendiri mempunyai 2 asisten pengajar, yakni


Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta;
Bodhisattva Mahasthamaprapta membimbingmu belajar ajaran sutra,
sedangkan Bodhisattva Avalokitesvara membimbingmu melatih diri.

Makanya dalam waktu singkat bisa meraih keberhasilan, ini juga


merupakan alasan mengapa kita memilih Pintu Dharma ini, lantas
apakah tidak boleh memilih pintu Dharma lainnya? Tidak boleh, oleh
177
karena kita tidak sanggup menghapus kekotoran batin dan tabiat,
makanya memilih Pintu Dharma ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

M ari kita lihat kalimat berikutnya, “Maka itu praktisi yang

bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, mesti membangkitkan


Bodhicitta tertinggi tiada taranya. Apabila si praktisi tidak
membangkitkan Bodhicitta tertinggi tiada taranya, cuma karena
mendengar bahwa Alam Sukhavati dipenuhi kebahagiaan tanpa
batas, barulah bertekad terlahir ke sana demi menikmati kesenangan,
dengan demikian dia takkan berhasil terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.”

Kita harus mengingat kalimat ini dengan baik, mendengar bahwa


Negeri Buddha Amitabha dipenuhi berbagai keunggulan, tetapi saya
tidak membangkitkan niat untuk menyelamatkan para makhluk, saya
cuma tahu kalau alam saha ini sungguh menderita, makanya saya
mau ke Alam Sukhavati supaya bisa bersenang-senang, di sana
sangat indah sekali, saya amat mengkaguminya, apakah dengan
demikian bisa terlahir ke Alam Sukhavati?

178
Manalah bisa, karena tidak terjalin dengan tekad Buddha
Amitabha, tidak terjalin dengan harapan seluruh penduduk Alam
Sukhavati, maka itu anda tidak bisa terlahir di sana. Tekad Buddha
Amitabha ke-19 ini sangat penting, tidak boleh diabaikan.

Tekad Buddha Amitabha yang ke-18 adalah sepuluh lafalan pasti


terlahir ke Alam Sukhavati; Tekad Buddha Amitabha yang ke-19
adalah membangkitkan Bodhicitta.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

A pa yang dimaksud dengan Bodhicitta? Di dalam

“Amitayurdhyana Sutra” disebutkan bahwa Bodhicitta memiliki tiga


makna, yang pertama adalah hati yang paling tulus.

179
Yang kedua adalah hati yang mendalam, yakni suci, setara dan
tercerahkan. Dalam keseharian, baik dalam bekerja maupun
berinteraksi dengan orang lain, mesti menggunakan hati yang suci,
setara dan tercerahkan.

Yang ketiga adalah hati yang melimpahkan jasa dan


membangkitkan tekad, ini merupakan Maha Maitri Maha Karuna,
membantu semua makhluk mengenal Tanah Suci Sukhavati,
memahami Ajaran Sukhavati, sehingga mengikuti kita
membangkitkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Tiga jenis hati ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Setiap praktisi yang melatih metode Tanah Suci, apabila tidak
memiliki tiga jenis hati ini, walaupun dia sangat trampil melafal
Amituofo, namun juga tidak bisa terlahir ke Alam Sukhavati, hal ini
harus diingat baik-baik.

Di sini disebutkan dengan jelas, apabila tidak membangkitkan


Bodhicitta, maka tidak bisa terlahir ke Alam Sukhavati, maka itu
membangkitkan Bodhicitta adalah sangat penting.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

180
M aster Ou Yi berkata, berhasil tidaknya seorang terlahir ke

Alam Sukhavati, adalah tergantung pada ada tidaknya keyakinan dan


tekad yang dimiliki, apakah anda yakin atau tidak pada Tanah Suci
Sukhavati? Apakah anda sudah membangkitkan Bodhicitta? Asalkan
anda yakin pada Tanah Suci Sukhavati, lalu membangkitkan
Bodhicitta, anda pasti dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Sedangkan ketrampilan melafal Amituofo, dangkal atau


mendalam, ini menentukan tingkatan kelahiran di Alam Sukhavati,
ada sembilan tingkat Bunga Teratai, maka itu tingkatan tersebut ada
yang tinggi dan rendah.

Apabila ketrampilan melafal Amituofo sudah mendalam, maka dia


akan terlahir di Bunga Lotus tingkatan tinggi, sebaliknya bila
ketrampilan melafal Amituofo agak dangkal, maka dia akan terlahir di
Bunga Lotus tingkatan yang lebih rendah.

Jadi diantara kedua pernyataan tersebut, mana yang lebih


penting? Keyakinan dan tekad adalah lebih penting. Asalkan
membangkitkan keyakinan dan membulatkan tekad, praktisi senior
tempo dulu memberitahukan pada kita, dalam sehari anda cukup
melafal sepuluh kali saja sudah cukup. Sepanjang hidup tidak pernah
terputus, setiap hari siang dan malam berkesinambungan.
181
Pagi hari setelah bangun tidur, melafal sepuluh kali Amituofo,
malam hari sebelum tidur, juga melafal sepuluh kali Amituofo, setiap
hari tidak terputus, sepanjang hidup tidak terputus, dengan pikiran
suci melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus.

Lihatlah, Pintu Dharma ini begitu mudah diamalkan, serupa


dengan perkataan Master Shandao sebagai “Sepuluh ribu orang yang
melatihnya, sepuluh ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati”, satu pun takkan ketinggalan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

K emelekatan pada keakuan merupakan rintangan yang

sangat berat, setiap niat pikiran yang timbul adalah mementingkan


diri sendiri, ini merupakan persoalan yang sangat parah. Apakah
dapat mengalihkan niat pikiran ini, sehingga setiap niat pikiran yang
timbul adalah mengutamakan kepentingan orang lain, memikirkan
kepentingan masyarakat dan para makhluk yang menderita,
bagaimana caranya supaya kita dapat membantu mereka?

182
Bagaimana caranya supaya kita dapat membantu mereka? Yakni
dengan pendidikan etika moral. Kita memberi teladan yang baik
untuk membantu masyarakat ini dan semua makhluk.

Para makhluk mengejar kesenangan duniawi, namun saya takkan


melakukannya; para makhluk selalu mengutamakan kepentingannya
sendiri, namun saya selalu mengutamakan kepentingan orang banyak.
Insan bijaksana pasti mampu mengamalkannya.

Orang yang tidak mempunyai kebijaksanaan selalu


mementingkan diri sendiri, mengejar ketenaran dan keuntungan,
mendambakan kesenangan duniawi, Lima Nafsu (harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan Enam Objek (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran), tak terpisahkan
dari keserakahan, kebencian, kebodohan dan keangkuhan, orang
begini tidak dapat keluar dari enam alam tumimbal lahir, meskipun
melafal Amituofo juga tidak dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati,
hanya bisa menjalin jodoh dengan Buddha Amitabha, pada satu masa
kehidupan ini tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu dalam kehidupan keseharian, segalanya menuruti jodoh,


menerima apa adanya, takkan berperhitungan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

183
A pa yang merupakan penderitaan terbesar? Yakni hati yang

tidak tenang, beban pikiran yang terlampau banyak, ingin


memperoleh dan takut kehilangan. Gejala begini banyak terdapat di
dalam masyarakat masa kini, dimana Etika dan Moral serta Hukum
Sebab Akibat sudah dilupakan.

Lantas apa yang dipelajari manusia masa kini? Nafsu indria. Nafsu
keinginan ini bila dibiarkan berkelanjutan, maka seperti yang
diungkapkan di dalam “Surangama Sutra” sebagai : Hati yang
serakah mengundang bencana air, permukaan air laut naik,
menenggelamkan daratan di bumi, ini adalah akhir dari hati yang
rakus.

Di Amerika, kami melihat gambaran Bumi di masa depan, seluruh es


di Kutub Selatan dan Utara telah mencair, ilmuwan memberitahukan
pada kita, permukaan air laut diperkirakan akan naik setinggi 50
meter. Para ilmuwan menduga takkan ada solusi untuk mengakhiri
musibah ini.

184
Suhu Bumi akan terus meningkat dari tahun ke tahun, ini dikarenakan
Dosa (kebencian), sedangkan permukaan air laut yang terus
meningkat, ini dikarenakan Lobha (ketamakan), ini merupakan
bencana besar di Planet Bumi ini.

Dari mana semua petaka ini berasal? Diciptakan oleh keserakahan


(Lobha), kebencian (Dosa) dan kebodohan (Moha) yang dilakukan
oleh penduduk Planet Bumi ini.

Di dalam hati mereka angkuh dan tidak setara, ini mendatangkan


bencana gempa, sedangkan kedunguan (Moha) mengundang
bencana angin.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

A pa yang dimaksud dengan Vijnana(kesadaran)? Manusia

memiliki delapan kesadaran. Lima kesadaran adalah mata, telinga,


hidung, lidah dan tubuh. Kesadaran ke-6 adalah pikiran yang
membeda-bedakan. Kesadaran ke-7 adalah pikiran yang melekat,

185
kesadaran ke-8 atau Alaya-vijnana sebagai perekam atau mengingat,
sering disebut sebagai Gudang Kesadaran

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

S etiap niat pikiran kita yang timbul, alam semesta beserta

seluruh isinya juga mengetahuinya, ketika kita membangkitkan niat


pikiran benar, mereka akan segera meresponnya, demikian pula
sebaliknya, ketika kita membangkitkan niat pikiran buruk, mereka
juga segera meresponnya.

Hari ini niat pikiran penduduk Bumi adalah ketamakan, kebencian,


kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan, semuanya pada merugikan
orang lain dan menguntungkan diri sendiri, makanya bencana kian
hari kian banyak.

Lain halnya dengan penduduk Alam Sukhavati, tiap hari ada Buddha
Amitabha yang membabarkan Dharma, para Buddha di sepuluh
penjuru juga berdatangan menjadi staf pengajar, makanya penduduk

186
di sana takkan timbul niat pikiran buruk, bahkan istilah kejahatan juga
takkan terdengar.

Maka itu niat pikiran baik yang dipancarkan oleh penduduk Alam
Sukhavati segera direspon sehingga lingkungannya menjadi indah
nan berwibawa. Inilah yang disebut di dalam sutra sebagai
lingkungan berubah menuruti perubahan hati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

K ami pernah melakukan eksperimen di Tangchi, membuktikan

bahwa masyarakat dapat dididik jadi baik. Asalkan setiap insan dapat
mengalihkan pikirannya, tidak melakukan kejahatan lagi, setiap niat
pikirannya terjalin dengan Etika Moral.

Insan suci dan bijak jaman dulu mengajari kita, asalkan dapat terjalin
dengan ajaran bakti, lima bentuk hubungan manusia yang beradab,
delapan moralitas, pendidikan kebijaksanaan, pendidikan maitri
karuna, maka bencana di dunia ini takkan ada.

187
Manfaat bagi diri sendiri adalah tubuh sehat tanpa penyakit, tahun
demi tahun usia bertambah namun tubuh kian sehat, takkan menua.
Apa sebabnya? Rupa berubah mengikuti perubahan hati, hatimu baik
maka wajah pun jadi rupawan, alasannya terletak di sini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

Istilah ajaran Konfusius dapat dibaca di :

http://komcit.blogspot.com/2014/10/mengenal-istilah-dalam-ajaran-
konfusius.html

L ingkungan berubah menuruti perubahan hati, dari

lingkungan hunian kita meluas adalah Planet Bumi, lebih meluas lagi
adalah Galaksi Bima Sakti. Selama niat pikiran kita adalah baik, maka
segalanya akan berjalan dengan normal, demikian pula sebaliknya
bila niat pikiran kita jahat maka masalah pun bermunculan.

188
Pikiran buruk berdampak pada lingkungan kita hingga planet-
planet dapat keluar dari lintasan orbitnya, ini akan menimbulkan
bencana besar. Lantas bagaimana caranya supaya segalanya pulih
seperti sedia kala? Yakni dengan pendidikan Etika Moral. Percayalah,
para Suciwan takkan mengelabuimu.

Buddha, Bodhisattva, Konfusius, Mencius, mereka ini takkan


mengelabuimu, mengapa demikian? Oleh karena Mereka tidak
menghendaki ketenaran dan keuntungan. Terutama Buddha
Sakyamuni yang kehidupanNya sangat bersahaja, hanya memiliki tiga
helai jubah dan satu patra, makan sehari se-kali yakni pada siang hari,
menginap semalam di bawah pohon, maka itu buat apa
mengelabuimu?

Selama anda yakin maka anda merupakan insan yang berberkah,


anda menerima dan mengamalkan ajaran, maka kualitas batinmu
akan meningkat. Maka itu dimanapun Bodhisattva berada, selalu
membawa sukacita bagi semua makhluk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

189
D engan hati yang suci mencapai tingkat Arahat, dengan hati

yang setara mencapai tingkat Bodhisattva, dengan hati yang


tercerahkan mencapai tingkat KeBuddhaan.

Hati yang tidak suci, itulah orang awam yang masih berputar di
lingkaran enam alam tumimbal lahir, ketika ada yang menfitnah
dirimu, apakah anda marah? Begitu amarahmu berkobar, maka
hatimu tidak suci lagi. Sebaliknya ketika dipuji, apakah anda merasa
senang? Begitu kegirangan, hatimu tidak suci lagi.

Hendaknya dalam kondisi yang menyenangkan takkan timbul


keserakahan, sebaliknya dalam kondisi yang tidak menyenangkan
takkan timbul kebencian, begini barulah disebut melatih diri, takkan
diputar oleh kondisi.

Melatih diri dalam kehidupan keseharian, dalam bekerja,


berinteraksi dengan orang lain, memandang setiap orang sebagai
Buddha dan Bodhisattva, setiap tempat adalah vihara pelatihan diri,
bagaimana anda tidak mencapai KeBuddhaan? Anda pasti bisa
berhasil.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010


190
B uddha Sakyamuni mengungkapkannya dengan jelas bahwa

masa keberlangsungan DharmaNya adalah 12 ribu tahun, sekarang


sudah berjalan hingga 3 ribu tahun, masih tersisa 9 ribu tahun lagi.

Maka itu dunia ini takkan kiamat, Planet Bumi masih eksis. Lantas
apakah manusia masih ada? Ini sulit dikatakan. Manusia takkan
musnah seluruhnya. Meskipun dilanda bencana, namun sebagian
manusia masih tetap bertahan.

Ketika kurun waktu 12 ribu tahun berlalu, dimana masa


keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni berakhir, Bodhisattva
Ksitigarbha akan mewakili Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma
kepada para makhluk.

Bodhisattva Ksitigarbha adalah putra berbakti, seperti yang


disebutkan di dalam “Ksitigarbha Sutra”, sebagai berbakti dan
menghormati Guru, dua sikap ini dapat menyelamatkan para makhluk,
menjauhi penderitaan dan memperoleh kebahagiaan.

191
Sampai akhirnya Buddha yang berada di urutan ke-5 dari Era
Bhadrakalpa, yakni Bodhisattva Maitreya, lahir dan mencapai
KeBuddhaan di dunia ini, saat itu Buddha Dharma akan berjaya
kembali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

S ampai di Alam Sukhavati, anda takkan berminat lagi pada

logam mulia dan batu permata, mengapa demikian? Emas di sana


digunakan buat mengaspal jalanan, buat apa anda menghendakinya?
Batu permata digunakan sebagai bahan bangunan.

Lain halnya di alam saha kita ini, emas dan batu permata sangat
langka, sedangkan di Alam Sukhavati malah terlampau banyak, buat
apa anda menghendakinya?

Sesungguhnya, benda apa yang paling berharga di dunia kita ini?


Yakni udara, 5 menit saja kita tidak bernafas maka nyawapun
melayang. Lantas siapa yang serakah akan udara? Siapa yang akan

192
menyimpan dan menyembunyikan udara di dalam brankasnya?
Padahal udara lebih berharga daripada batu permata.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

H idup di dunia ini, segalanya menuruti jodoh, menerima apa

adanya, takkan memaksakan kehendak, apapun juga bagus, tidak ada


satupun yang tidak bagus, hidup ini akan terasa bahagia dan bebas.

Ajaran Buddha mengajari kita untuk menuruti jodoh dan takkan


memaksakan kehendak; memaksakan kehendak contohnya adalah
saya harus bagaimana-bagaimana, kalau begini anda akan sangat
tersiksa; sebaliknya adalah menuruti kehendak para makhluk,
bersukacita pada jasa kebajikan yang dilakukan orang lain, begini
barulah terasa bahagia.

Membantu semua makhluk menjauhi penderitaan dan


memperoleh kebahagiaan, memberikan teladan dalam bentuk
tindakan nyata. Maka itu para insan suci dan bijak jaman dulu akan
memilih karir apa? Menjadi tenaga pengajar.

193
Para insan terpelajar jaman dulu, dia akan berkarir di bidang
pendidikan. Yang lulus ujian negara akan menjadi pejabat mengabdi
pada negara, sedangkan yang tidak lulus ujian negara akan menjadi
guru.

Waktu itu menjadi guru itu hidupnya sangat susah, dijuluki pelajar
miskin, meskipun serba kekurangan, namun kedudukannya di dalam
masyarakat sangat tinggi. Mengapa demikian? Oleh karena dia
mendidik generasi selanjutnya, memberi teladan dalam bentuk
tindakan nyata.

Seperti “Di Zi Gui”, “Risalah Ganjaran dan Balasan Setimpal”,


“Empat Ajaran Liao-Fan”, dia sanggup mengamalkannya, merupakan
teladan bagi masyarakat luas, tahu merasa puas dan bersyukur,
menciptakan budaya yang baik di dalam masyarakat, bila setiap insan
tidak serakah maka masyarakat akan tenteram, wilayah tersebut
takkan dilanda bencana.

Maka itu para insan terpelajar tersebut tampaknya tidak


menciptakan prestasi apa-apa, namun sesungguhnya pengabdian
mereka pada masyarakat adalah sangat besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

194
J aman dulu di Tiongkok, profesi yang dihormati di dalam

masyarakat, selain guru adalah dokter. Dokter mengobati orang tidak


minta bayaran, karena misinya adalah menyelamatkan nyawa orang,
mana boleh minta bayaran? Setelah berhasil menyembuhkan
penyakit pasien, keluarga pasien akan memberikan imbalan sesuai
dengan kemampuannya, dokter takkan memintanya sendiri.

Keluarga yang lebih mampu, akan memberi imbalan yang lebih


banyak, demikian pula sebaliknya, sedangkan keluarga yang benar-
benar kekurangan, dokter malah akan menyumbang obat kepada
mereka, maka itu mengapa profesi ini dihormati masyarakat.

Tidak seperti sekarang ini, masa kini keuntungan yang


diutamakan, saya dengar ada rumah sakit yang menempatkan pasien
sekarat di depan pintu gerbang, kalau tidak punya uang maka mereka
takkan sudi mengobatinya. Hal ini sungguh berbeda dengan moral
dokter tempo dulu, sekarang etika dokter sudah diabaikan.

Sementara yang jadi guru, saya dengar mereka buka kelas private
di rumahnya, di sekolah cuma mengajar ala kadarnya saja, jadi kalau
mau lebih jelas harus ikut kelas private, tentunya bayar dulu.
195
Maka itu bagaimana dunia ini tidak dilanda bencana? Sampai-
sampai dua profesi yang begitu dihormati masyarakat, sudah
tercemar moralnya. Maka itu kekacauan masyarakat dan bencana,
ada alasannya. Dengan menemukan penyebabnya barulah ada
solusinya, dunia ini barulah tenteram.

Segalanya harus dimulai dari diri sendiri, insan suci dan bijak
jaman dulu berkata “Ketika bertemu masalah, solusinya tanyakan
kembali pada diri sendiri”, jangan harap orang lain, kalau
mengharapkan orang lain maka tidak ada yang bisa diwujudkan, anda
akan kecewa, harus dimulai dari diri sendiri. Diri sendiri serius
mengamalkannya, pasti ada hasilnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

A lam Sukhavati di penjuru barat merupakan sebuah

universitas, anda tidak mungkin jadi mahasiswa abadi di sana, setelah


menyelesaikan perkuliahan, anda harus menjadi staf pengajar!
196
Alam Sukhavati merupakan universitas dan bukan rumah tempat
kediamanmu. Anda tidak mungkin berada selamanya di sana, kalau
sudah tamat belajar tapi tidak mau mengabdi jadi staf pengajar, maka
Alam Sukhavati takkan mau menerima dirimu.

Jadi mesti kuliah dulu, setelah tamat kuliah barulah menuju Dasa
Dharmadhatu (Sepuluh Alam Dharma), menuju ke alam para Buddha
di sepuluh penjuru dan semesta alam, untuk menyelamatkan para
makhluk di enam alam tumimbal lahir.

Di Alam Sukhavati, dirimu dibimbing sampai berhasil mencapai


KeBodhian tertinggi tiada taranya, yakni mencapai KeBuddhaan
dengan sempurna, barulah anda diijinkan pergi ke berbagai alam
untuk membabarkan Dharma.

Saat itu anda akan menemukan lahan pengabdian diri, dimanakah


tempat tersebut? Seluruh Dasa Dharmadhatu dan semesta alam
merupakan lahan pengabdian diri, membantu semua makhluk yang
tersesat agar menemukan kembali Jiwa KeBuddhaannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

197
S etelah menemukan kembali jiwa sejati, kita takkan

terpengaruh lagi oleh segala daya pikat, mengapa demikian? Oleh


karena anda telah tercerahkan, batinmu takkan tercemar lagi.

Hari ini kita masih begitu mudah terpengaruh, ketika godaan


datang, kita langsung melambaikan bendera putih padanya. Anda
begitu handal menceramahkan pendidikan Etika Moral, tetapi begitu
ketenaran dan keuntungan ada di depan mata, anda langsung goyah,
sudah tahu tidak boleh masih juga melanggarnya, keserakahan
mengalahkan akal sehat!

Sebaliknya kalau benar-benar tercerahkan, menyadari bahwa


ketenaran dan keuntungan hanyalah khayalan semu, begini barulah
hebat, menyuruhmu jadi kaisar, apakah anda bersedia? Tidak mau.
Oleh karena anda tahu bahwa menjadi kaisar mudah melakukan
karma buruk.

Menjadi kaisar yang baik tidak ada ganjarannya karena memang


sudah kewajibanmu, sebaliknya kalau tidak baik maka jatuh ke alam
penderitaan, jadi hitung-hitung ini bukanlah hal gampang.

Lantas bagaimana pula dengan keuntungan yang menggiurkan?


Hal ini juga mesti kembali melihat apakah anda memiliki pahala yang
198
cukup untuk menikmatinya? Kalau pahala tidak mencukupi, maka
kekayaan yang diperoleh malah mendatangkan petaka. Pahala
ditimbun dari masa kehidupan lampau.

Maka itu apa yang tidak patut didapatkan, janganlah mengejarnya;


orang lain menghadiahkannya padamu, juga jangan dihendaki, dia
sama juga memberimu petaka, apakah anda berani menerimanya?

Hal begini membutuhkan kebijaksanaan, memahami Hukum


Sebab Akibat. Ketika ketenaran dan keuntungan ada di depan mata,
hati tetap teguh tak tergoyahkan, takkan timbul niat pikiran.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

B aru-baru ini ada praktisi yang memberiku sebuah buku,

pada jaman dahulu kala, Caesar Roma pernah mengutus pasukan


tentara sebanyak lebih dari seratus ribu orang untuk menginvasi
Tiongkok. Mereka menempuh perjalanan dengan berkuda dan
berjalan kaki, melewati hutan belantara dan gurun pasir, betapa
susahnya.
199
Alhasil sesampainya di Tiongkok, ada yang sakit dan ada yang
meninggal dunia, yang masih hidup juga sudah tak berdaya, melalui
beberapa kali pertempuran, satu persatu gugur di medan perang.
Mereka meninggal di Provinsi Gansu.

Arwah para prajurit Roma ini masih gentayangan, menjadi


pasukan prajurit hantu, kemudian mereka bertemu dengan seorang
Bodhisattva. Bodhisattva ini mengasihani mereka, setiap bulan che-it
dan cap go, memberi mereka sedikit makanan.

Lalu bilang pada mereka, di sini adalah wilayah Tiongkok, buat


apa kalian datang kemari? Kalimat ini memiliki makna yang sungguh
mendalam! Di dalam garis hidup kalian, tidak ada lahan ini, tetapi
anda memaksakan diri untuk menginvasinya, makanya pasukan kalian
gugur semuanya, wilayah ini bukan milik kalian.

Hal ini mengungkapkan dengan jelas, wilayah yang dapat direbut


dengan cara paksa atau perang, itu karena memang ada dalam garis
hidupmu, bukankah anda ini sungguh kasihan?

Saya langsung teringat akan Bangsa Jepang yang menginvasi


Tiongkok, setelah bertempur selama 8 tahun, akhirnya juga
melambaikan bendera putih. Tiongkok bukan miliknya, dia tidak
punya pahala begini!
200
Barulah kita menyadari apa yang dikatakan praktisi jaman dulu
sebagai “Seteguk air yang diminum dan sepotong makanan yang
digigit, sudah ditetapkan sebelumnya”, apa yang tidak ada di dalam
garis hidup, meskipun anda menghalalkan segala cara untuk
mendapatkannya, takkan mungkin bisa berhasil; sebaliknya kalau ada
di dalam garis hidup, anda tidak perlu mengejarnya, saatnya tiba dia
akan datang padamu. Jadi buat apa memohon-mohon? Ketika di hati
kita tidak ada permohonan lagi, hati pun jadi tenang, baik-baik
melatih diri.

Kalau memang anda bersikeras mengejar harta kekayaan dan


popularitas, maka di dalam Ajaran Buddha juga ada caranya. Anda
ingin jadi hartawan? Berdanalah dulu. Anda ingin jadi cerdas dan bijak?
Lakukanlah Dharma Dana. Anda ingin sehat dan panjang umur?
Lakukanlah Abhaya Dana (menghilangkan ketakutan di hati para
makhluk).

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 April 2010

201
K etika Ajaran Buddha tersebar sampai ke Negeri Tirai Bambu,

dua Bhiksu India yakni Kasyapa Matanga dan Dharmaratna yang


berjasa membawa Ajaran Buddha ke Tiongkok, diangkat oleh Kaisar
Han Ming-di menjadi Guru Negara.

Mulanya mereka masih mempertahankan tradisi pindapatra,


menginap semalam di bawah pohon, tetapi sekarang sudah menjadi
Guru Kaisar; di Tiongkok, apabila sebagai Guru Kaisar melakukan
pindapatra di luar, menginap semalam di bawah pohon, masyarakat
akan memaki-maki Kaisar! Kenapa Kaisar tega-teganya membiarkan
Gurunya menjalani kehidupan begini?

Maka itu sesampainya di Tiongkok, Kasyapa Matanga dan


Dharmaratna menghapus tradisi pindapatra, menyesuaikan diri
202
dengan budaya orang Tionghoa. Kemudian Kaisar membangun
Vihara buat mereka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

D i Zi Gui bukan buat dihafal anak-anak, tetapi merupakan

teladan yang diperlihatkan Ayahbunda kepada anak-anaknya.


Seorang bayi yang lahir ke dunia ini, begitu matanya terbuka, dia
mulai melihat di sekitarnya, telinganya mulai merespon suara-suara di
sekitarnya, dia segera belajar dan meniru.

Lihatlah sejak lahir sampai usia 3 tahun, dia telah belajar genap
seribu hari. Selama kurun waktu seribu hari, peranan pendidikan Etika
Moral amatlah penting, segala hal berbau negatif jangan sampai
dilihat dan didengar olehnya. Ayahbunda mesti menjaga sikap
kesusilaan di hadapannya.

203
Maka itu pepatah Tiongkok mengatakan “Anak usia 3 tahun,
sudah bisa melihat tabiatnya hingga usia 80 tahun”, andaikata sejak
lahir hingga usia 3 tahun diberikan pendidikan Etika Moral, maka
hingga usia 80 tahun, dia takkan berubah. Akar ini harus ditanam
dengan kokoh.

Kemudian dia akan memasuki usia sekolah, guru akan


melanjutkan memperkokoh akar budi pekertinya. Guru juga mesti
memperlihatkan teladan yang baik, guru mewakili Ayahbunda
mendidik anak-anak. Di rumah Ayahbunda memperlihatkan teladan
yang baik, di sekolah guru juga memperlihatkan teladan yang baik,
anak-anak jadi teguh hatinya. Maka itu pendidikan Tiongkok jaman
dulu meraih keberhasilan dengan cara begini.

Lantas kapan pendidikan ini jadi hilang? Setelah berdirinya


Tiongkok Nasionalis (1912-1949), pendidikan ini hanya mampu
bertahan selama 20 tahun, kemudian sirna. Yang lebih parah lagi
adalah 8 tahun melawan invasi Jepang. Selain korban jiwa yang
berjatuhan dan menderita kerugian materi, yang paling menyakitkan
adalah pendidikan keluarga yang merupakan warisan budaya leluhur
ikut musnah.

Maka itu kalau pendidikan warisan budaya leluhur ini tidak segera
dipulihkan kembali, maka Bangsa Tionghoa akan musnah. Budaya
Tionghoa merupakan salah satu dari 4 budaya tertua di dunia, 3
lainnya sudah musnah sejak awal, satu-satunya yang tersisa adalah
budaya Tionghoa.

204
Andaikata budaya warisan leluhur Tiongkok juga ikut musnah,
saya percaya tidak sampai 3 tahun kemudian, segala hal yang berbau
Tionghoa juga akan ikut musnah. Ini akan menjadi sebuah tragedi
yang paling memilukan bagi umat manusia di seluruh dunia, kerugian
ini bukan saja berpengaruh bagi Bangsa Tionghoa, namun juga
merupakan kerugian bagi seluruh dunia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

K ita melatih Pintu Dharma Tanah Suci, tujuan akhirnya adalah

bertekad terlahir ke Alam Sukhavati. Untuk terlahir ke sana


diperlukan hati yang suci. Bila hatimu tidak suci, seharian melafal
Amituofo hingga ratusan ribu kali, belum tentu berhasil terlahir ke
Alam Sukhavati, mengapa demikian? Hatinya tidak suci.

Dia mau ke Alam Sukhavati cuma buat bersenang-senang, menikmati


berkah, kalau memiliki niat pikiran sedemikian rupa, mana bisa
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, niat pikiran begini tidak terjalin
dengan Alam Sukhavati.

205
Harus diketahui bahwa Alam Sukhavati merupakan sebuah
universitas, di sini anda dibimbing untuk mencapai KeBuddhaan,
setelah itu anda harus menuju ke sepuluh penjuru alam untuk
menyelamatkan para makhluk, jadi anda tidak bisa menetap di Alam
Sukhavati untuk menikmati hidup.

Kalau tujuannya cuma buat bersenang-senang, bukan saja Buddha


Amitabha takkan menjemputmu, bahkan penduduk Alam Sukhavati
juga akan menolak kehadiranmu, bagaimana anda bisa bermigrasi ke
sana? Jadi kesucian hati merupakan faktor yang penting untuk
terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

M asyarakat Tiongkok jaman dulu dapat hidup dengan

tenteram, tak terpisahkan dari dua faktor yakni pendidikan dan


keluarga. Apa yang dimaksud dengan keluarga?

Pada jaman dulu, keluarga di Tiongkok merupakan keluarga yang


besar, saya masih ingat sebelum pecahnya perang melawan invasi
206
Jepang, yang dinamakan Perkampungan Wang dihuni oleh anggota
keluarga marga Wang, Perkampungan Wan dihuni oleh anggota
keluarga marga Wan, abang adik 10 KK juga tidak berpisah. Satu
keluarga ada lebih dari 200 jiwa, bahkan ada yang mencapai 300 jiwa.

Maka itu setiap keluarga memiliki peraturan keluarga. “Di Zi Gui”


merupakan standar peraturan bersama bagi semua keluarga, yang
mesti dipatuhi. Selain itu apa yang dipelajari setiap keluarga berbeda-
beda, bisnis yang dijalankan setiap keluarga juga tidak serupa,
peraturan tambahan yang berbeda, semuanya dicatat di dalam buku
silsilah keluarga.

Untuk menata keluarga juga ada aturannya, serupa dengan


menata pemerintahan, ada sistemnya, yang tidak boleh dilanggar.
Maka itu sejak kecil anak-anak telah dididik untuk mementingkan
kepentingan umum tanpa pamrih, andaikata masih terselubung
kepentingan sendiri, keluarga yang demikian besar bisa dirusak
olehnya, keluarga ini akan bercerai berai.

Sejak kecil tidak memiliki niat yang mementingkan diri sendiri,


anak-anak berjuang demi kepentingan keluarga, mengharumkan
nama leluhur dan menjayakan keluarga, sepanjang hayat dia memiliki
tujuan hidup.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

207
M engapa masa kini banyak murid sekolah dasar yang bunuh

diri, apa alasannya? Oleh karena tidak punya tujuan hidup. Tidak
punya arah, tidak punya cita-cita, hidup begini betapa sengsaranya!

Pada jaman dulu, tak peduli anda berkarir di bidang manapun, tak
peduli anda menuju ke mana, namun keluarga tetap menjadi tiang
penyangga dirimu, keluarga menjadi pendukungmu yang paling setia,
ketika anda bertemu kesulitan, seluruh keluarga akan berpartisipasi
menjagamu.

Maka itu sejak kecil anak-anak harus mengecap pendidikan,


asalkan rajin bersekolah, keluarga akan membantu dan
mendukungmu. Ketika berusia lanjut, keluarga akan menjagamu, ini
yang sering dikatakan sebagai “pensiun dan pulang kampung”,
menikmati kebahagiaan keluarga, di rumah ada anak-anak dan cucu,
keponakan dan kemenakan, setiap hari mengelilingimu, betapa
bahagianya!

Kenyataan ini sungguh beda dengan jaman sekarang, keluarga


sudah tidak ada lagi, sungguh memprihatinkan, terutama ketika
berusia lanjut, sendirian dan kesepian. Banyak panti jompo yang
pernah saya kunjungi, setiap berkunjung ke sebuah negara, saya akan
mendatangi panti jompo untuk memberi perhatian kepada para
208
lansia di sana, serta catatan kriminal remaja setempat. Dua masalah
ini yang paling mencemaskan pemerintah di setiap negara.

Tetapi masalah begini tidak ditemukan dalam masyarakat


Tiongkok tempo dulu. Cobalah periksa sejarah Tiongkok, mana ada
era Dinasti yang membahas tentang panti jompo dan panti asuhan?
Tidak ada, oleh karena keluarga memiliki ruang buat lansia dan anak-
anak, lansia dijaga dan anak-anak dididik, maka itu setiap orang
adalah orang baik, setiap hal adalah hal baik.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

L ihatlah masyarakat kita sekarang ini, setiap insan tidak

tenang hatinya, tidak sanggup menenangkan hati, ini merupakan


beban pikiran yang diderita setiap manusia di dunia ini, lantas
bagaimana? Kita mengetahui bahwa pencemaran batin sudah
sedemikian parahnya, apa penyebabnya? Televisi dan internet. Kedua
perangkat ini adalah Raja Mara, sungguh mengerikan.

Tempo dulu, Mr.Fang Dong-mei pernah mengatakan bahwa


televisi dapat menghancurkan sebuah negara, memusnahkan sebuah

209
bangsa, anda tidak boleh meremehkannya. Beliau mengatakan kelak
kehancuran Amerika, penyebab utamanya adalah televisi.

Waktu itu Mr.Fang Dong-mei juga memperingatkan pemerintah


Taiwan harus berhati-hati, waktu itu Taiwan baru berdiri, kalau masih
suka berjalan mesra dengan Amerika, kelak juga akan ikut musnah.

Televisi akan menghancurkan generasi selanjutnya, merusak


generasi muda, apa yang diajarkan televisi? Kekerasan, asusila,
membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, sejak kecil anak-anak
sudah belajar, apa tidak celaka!

Semua ini bertentangan dengan kebajikan, namun sayangnya


para penanggung jawab dan pihak terkait masih belum menyadari
bahwa ini merupakan problema yang parah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

210
O rang masa kini memperebutkan ketenaran dan keuntungan,

apa yang mereka peroleh? Meskipun berhasil mendapatkannya,


namun siksaan yang mereka rasakan tak terungkapkan dengan kata-
kata, ingin memperoleh dan takut kehilangan, sebelum berhasil
mendapatkannya ingin sekali memperolehnya, setelah berhasil
mendapatkannya takut kehilangan, bagaimana hatinya bisa tenang?
Mustahil bisa tenang, hatinya tidak suci. Orang begini sepanjang
hayatnya betapa sengsaranya!

Maka itu Buddha dan para suciwan mengajarkan kita cara untuk
menyelamatkan masyarakat dan dunia ini, serta Planet Bumi ini, yakni
dengan memberi ceramah Dharma, tetap satu kalimat lama ini, makin
dipikir makin beralasan.

Ceramah Dharma dapat membangkitkan pencerahan seseorang,


asalkan dia dapat tercerahkan, maka dia akan kembali ke jalan yang
benar, barulah hatinya dapat tenang dan terfokus, dengan hati yang
terfokus maka terbukalah Kebijaksanaan.

Terhadap khayalan semu ini, ketenaran dan keuntungan, berapapun


harta kekayaan yang anda miliki, bukankah hanya makan tiga kali
sehari, malam hari tidur di atas kasur!

211
Apabila telah memahami kebenaran yang sesungguhnya, buat apa
mengejar ketenaran dan keuntungan? Alhasil yang diperoleh cuma
siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

M akanan asalkan dapat mengganjal perut, pakaian asalkan

dapat menghangatkan tubuh, rumah mungil dapat berteduh dari


hujan, begini sudah cukup bahagia! Rumah yang besar hanya akan
merepotkan, sehari berapa waktu yang dihabiskan buat bersih-bersih
dan merapikannya.

Saya berada di Amerika selama bertahun-tahun, ada seorang praktisi


yang kehidupannya lumayan di sana, membeli sebuah rumah yang
besar. Sabtu dan Minggu mereka tidak bekerja, lantas apa kegiatan
mereka di rumah? Seharian sibuk membersihkan dan merapikan
rumah. Ini disebut sebagai manusia menjadi budak rumahnya, anda
melayani si rumah.

212
Andaikata anda membeli rumah mungil, betapa bagusnya, cuma
butuh 1-2 jam untuk bersih-bersih, barulah anda memiliki waktu luang
untuk menikmati hidup. Orang Tiongkok pintar menikmati hidup, di
tengah lahan persawahan membangun gubuk kecil, betapa
nyamannya.

Saya masih ingat semasa kecilku tinggal di dusun petani, tinggal di


gubuk jerami, temboknya dari tanah liat, saya masih merindukannya.
Rumah begini memang tidak sedap dipandang mata, namun saat
musim dingin memberikan kehangatan, saat musim panas
memberikan kesejukan, sungguh nyaman, dindingnya sangat tebal,
sekitar 1-2 kaki. Orang yang tinggal di dalamnya hatinya jadi tenang,
panjang umur.

Lain halnya dengan era sekarang ini, dimana apartemen yang dihuni
banyak orang, aura yang dipancarkan sangat kacau dan rumit sekali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

M asa kini kemajuan alat transportasi tak terbendung,

penyampaian informasi juga demikian cepatnya, dunia ini telah

213
menjadi sebuah perkampungan, untuk mengelilingi dunia hanya perlu
waktu 2 hari saja.

Saya sendiri pernah menempuh perjalanan berkeliling dunia


selama 3 hari. Hari pertama terbang dari Beijing ke Paris, dari Paris
naik kereta api ke Inggris; hari kedua, terbang dari Inggris ke New
York; hari ketiga, terbang dari New York kembali ke Beijing.
Perkampungan dunia! Ini tidak pernah dibayangkan orang jaman dulu.

Penyampaian informasi yang begitu cepat, dimanapun ada


kejadian, siaran televisi langsung menyiarkannya. Maka itu manusia
mudah menerima informasi apapun, sayangnya informasi tersebut
kebanyakan adalah sampah, kalau anda melihat dan berinteraksi
dengannya, berapa banyak tenaga yang habis terkuras?

Maka itu saya tidak baca koran dan nonton televisi. Tetapi ada
praktisi yang baik hati, bila ada berita penting, dia akan
mengunduhnya dari internet untuk diperlihatkan padaku. Sedangkan
informasi yang tidak perlu dibaca, semuanya saya abaikan, berupaya
menjaga kesucian hati, barulah memiliki lebih banyak waktu untuk
memberi ceramah Dharma.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

214
B ila ingin memberikan kebahagiaan bagi para makhluk, maka

berilah kebahagiaan yang sesungguhnya, jangan yang ada


mengandung efek samping. Lantas bagaimana cara Ajaran Buddha
memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk? Apakah dengan
memberimu bantuan keuangan? Bukan; Apakah dengan memberimu
kedudukan? Juga bukan; Apakah dengan memberimu kejayaan? Juga
bukan.

Ajaran Buddha akan membantumu menghancurkan kesesatan


mengembangkan pencerahan. Mengapa demikian? Oleh karena
penderitaan bersumber dari pikiran yang sesat, anda tidak
memahami kebenaran yang sesungguhnya, yang juga berarti cara
berpikirmu sudah salah, cara pandangmu sudah salah, tindakanmu
sudah salah, sehingga mengundang buah akibat kesengsaraan.

Setelah anda tercerahkan, maka cara berpikirmu, pandangan dan


pemahamanmu jadi benar, ucapan dan tindakanmu jadi benar,
sehingga mendatangkan buah akibat yang baik, yakni kebahagiaan.

Menjauhi penderitaan dan memperoleh kebahagiaan adalah buah


akibat, menghancurkan kesesatan mengembangkan pencerahan
adalah benih sebab. Buddha dan Bodhisattva membantu para
makhluk menghancurkan kesesatan mengembangkan pencerahan,
215
dengan sendirinya mereka dapat menjauhi penderitaan dan
memperoleh kebahagiaan, yakni dengan memberi ceramah Dharma.

Dalam memberi ceramah Dharma, yang penting adalah diri sendiri


dapat memberi teladan dalam bentuk tindakan nyata, kalau
perbuatannya tidak sejalan dengan apa yang diceramahkannya, maka
orang lain takkan percaya dengan ucapanmu, mereka akan
menilaimu sebagai munafik.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

L ima racun atau benih sebab yakni ketamakan, kebencian,

kebodohan, kesombongan dan kecurigaan. 5 jalinan jodoh atau


faktor pendukung yakni dendam, benci, risau, marah dan beban
pikiran. Ketika 5 racun ini bertemu dengan 5 jalinan jodoh, jadilah
penyakit.

Andaikata anda memahami kebenaran ini, maka akan


menyingkirkan 5 racun dan 5 faktor pendukungnya, dalam kondisi
yang menyenangkan takkan timbul keserakahan, sebaliknya dalam
216
kondisi yang tidak menyenangkan takkan timbul kebencian,
senantiasa memelihara hati yang suci dan setara, maka penyakit
takkan muncul.

Meskipun jatuh sakit dan tidak diobati, namun penyakit dapat


sembuh dengan sendirinya, mengapa demikian? Mengapa tubuh kita
menderita penyakit? Oleh karena 5 racun sehingga sel-sel tubuh kita
terinfeksi oleh virus penyakit. Setelah tercerahkan, anda akan
menyingkirkan kekotoran batin dan tabiat buruk, sehingga sel-sel
tubuh yang terinfeksi pulih seperti sedia kala, anda sehat kembali.

Maka itu ilmu pengobatan tradisional Tiongkok sungguh


mendalam, orang barat tidak memahaminya. Penyakit dapat sembuh
atau tidak, 7 bagian tergantung pada niat pikiran kita, obat hanya
menempati 3 bagian. Dengan niat pikiran yang baik maka obat tidak
dibutuhkan lagi.

Sebaliknya bila niat pikiran buruk, anda selalu cemas dan banyak
beban pikiran, selalu timbul ketamakan, kebencian, kebodohan dan
kesombongan, maka penyakit akan sulit disembuhkan, dokter sesakti
apapun juga akan menyerah.

Inilah cara untuk memelihara kesehatan, meskipun usia terus


bertambah dari tahun ke tahun, namun kesehatan tetap terjaga, juga
tidak mudah menua, alasannya terletak pada niat pikiran yang baik.

217
Inilah salah satu manfaat yang diberikan Buddha Dharma kepada kita
semasa hidup.

Orang usia paruh baya, memandang berat pada pemeliharaan


kesehatan, kalau bergantung pada produk kesehatan, itu adalah
palsu, barang-barang ini justru sangat berbahaya karena
mengandung efek samping. Yang paling penting adalah menjaga niat
pikiran sendiri, menghapus kejahatan menimbun kebajikan, maka itu
bervegetarian merupakan salah satu cara terbaik untuk memelihara
kesehatan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2010

218
K eraguan membawa kerugian terbesar bagi Bodhisattva.

Mengapa pelatihan diri kita gagal? Terus terang saja, ada berapakah
praktisi yang benar-benar yakin pada Buddha? Ada yang sepanjang
hayatnya belajar Ajaran Buddha, namun akhirnya bertanya apakah
benar Buddha itu nyata adanya? Siapakah yang tidak memiliki
keraguan sama sekali?

Insan yang tidak memiliki keraguan sama sekali disebut memiliki


keyakinan benar, mereka yang memiliki keyakinan benar pasti akan
mengamalkan sesuai dengan ajaran, buah akibatnya tak
terbayangkan.

Namun justru kita selalu ragu pada Buddha, anda bilang anda tidak
percaya, namun tampaknya masih mirip dengan percaya; sebaliknya
anda bilang anda percaya, tapi tidak mengamalkannya.

219
Belajar Buddha Dharma itu memang sulit, oleh karena ragu maka
anda tidak mampu memahaminya; meskipun sudah memahaminya
namun tidak sanggup menguasainya, ibarat air yang tidak jernih,
mengandung residu.

Keyakinan benar dan pemahaman benar memiliki kaitan yang erat.


Orang awam setelah memahami dengan jelas barulah timbul
keyakinan. Lain halnya pula sebagian orang yang tidak paham namun
mampu meyakininya, insan begini sungguh sulit ditemukan, dia dapat
mengerahkan segenap hati untuk melatih diri, pasti akan meraih
keberhasilan.

Contohnya murid Master Dixian yang bernama Guo Lou-jiang, ketika


terlahir ke Alam Sukhavati, Master Dixian memujinya sebagai
peristiwa nan langka! “Para Bhiksu penceramah dan para ketua
vihara juga tak sebanding denganmu”.

Pujian Master Dixian bukanlah semu, Guo Lou-jiang meninggal dunia


dengan posisi berdiri hingga tiga hari lamanya, menanti gurunya
datang untuk mengurus upacara dukanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 April 2010

220
D imanapun Bodhisattva berada, senantiasa membuat para

makhluk membangkitkan hati sukacita, berbahagia dalam Dharma.


Makna kalimat ini sungguh mendalam, bila tidak paham bukan
masalah, jangan sengaja menelitinya, juga jangan sengaja
memikirkannya.

Maka itu Buddha Sakyamuni tidak pernah merasa jenuh setiap hari
membabarkan Dharma, setelah banyak mendengar, suatu hari nanti
pasti akan tercerahkan. Mengapa ada kejadian pencerahan
mendadak? Oleh karena dia sudah belajar untuk jangka waktu yang
lama.

Anda sudah lama akrab dengan kekotoran batin dan tabiat, sehingga
tanpa diperintah, bentuk-bentuk pikiran dengan otomatisnya
bermunculan. Demikian pula bila belajar Buddha Dharma untuk
jangka waktu yang lama, maka pencerahan akan terbuka dengan
sendirinya.

Maka itu jangan takut, perbanyak mendengar ceramah Dharma,


sekarang begitu leluasa, dengan sekeping DVD juga dapat
tercerahkan, sekeping DVD diputar ulang didengar 10x, tiga tahun
pasti tercerahkan. Tiga tahun mendengar sekeping DVD, hatipun jadi

221
terfokus, dengan terfokus tercapailah samadhi, dengan tercapainya
samadhi, kebijaksanaan pun terbuka!

Setiap insan memiliki kesempatan yang sama, masalahnya apakah


anda bersedia melakukannya atau tidak? Apakah anda percaya atau
tidak? Kuncinya terletak di sini, asalkan bersedia, Sutra Usia Tanpa
Batas pun takkan sulit dikuasai!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 April 2010

D ari mana datangnya bencana? Dari pikiran dan tindakan

yang tidak benar. Mengapa demikian? “Segalanya tercipta dari hati


dan pikiran”. Dengan hati yang baik, lingkungan kita takkan ada
bencana, takkan ada gempa dan longsor. Baru-baru ini ada kejadian
longsor di Taiwan, lapisan tanah di atas bukit sudah longgar.

Kini penduduk di dunia ini tidak ada yang merasa aman, tidak
seperti dulu, hati manusia difokuskan di dalam pendidikan etika
moral. Sehingga niat pikiran yang muncul, ucapan dan tindakannya,
baik dalam aktivitas keseharian, dalam bidang pekerjaan, dalam
222
kehidupan sosial, dia tahu mengendalikan diri dan takkan melampaui
batas.

Sekarang sudah tidak ada lagi, hati manusia sudah tidak terfokus
lagi, tidak memiliki rasa aman, maka itu tanah jadi longgar. Apabila
kita tidak mau serius mempelajari ajaran insan suci dan bijak,
menfokuskan pikiran pada hal-hal yang positif, maka musibah ini akan
terus berulang, kian lama kian parah.

Lihat saja frekuensi gempa, lebih sering daripada tahun-tahun


sebelumnya, di seluruh dunia dalam waktu sebulan ada terjadi
beberapa kali, bahkan makin bertambah dan makin parah. Ingatlah
bahwa “Segala sesuatu muncul dari hati dan pikiran”!

Lantas apa yang mesti kita pikirkan? Senantiasa merenungkan


ajaran insan suci dan bijak, pendidikan etika moral, Ajaran Buddha,
Buddha Sakyamuni mengajari kita “Membangkitkan Bodhicitta,
menfokuskan diri melafal Amituofo”, pikiran mesti difokuskan ke
Alam Sukhavati dan Buddha Amitabha.

Setelah pikiran kita terfokus tak tergoyahkan, maka permukaan


alam pun ikut kokoh, takkan muncul masalah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 April 2010

223
B uddha Amitabha merupakan Guru Pembimbing di Alam

Sukhavati, melalui pelatihan diri selama 5 kalpa, akhirnya berhasil


mencapai KeBuddhaan dan mewujudkan Tanah Suci Sukhavati.

Master Ouyi bergelar “Xi You Dao Ren”, yang artinya Alam
Sukhavati adalah nyata adanya, Beliau memberi bukti bahwa Alam
Sukhavati adalah nyata adanya, maka itu bergelar “Xi You Dao Ren”.

Buddha Amitabha membimbing seluruh penduduk Alam


Sukhavati untuk mencapai KeBuddhaan. Melatih diri di Alam
Sukhavati juga melewati tahap pertahap, tetapi waktunya amat
singkat. Tidak seperti di alam saha ini, melatih diri membutuhkan
waktu yang amat panjang, mengapa demikian?

Rintangan terlampau banyak, lingkungan melatih diri juga tidak


bagus, usia yang singkat, belum lagi berhasil ajal telah tiba. Terlahir
kembali ke dunia, paling tidak, harus menanti hingga belasan atau 20
tahun lagi, baru melanjutkan pelatihan diri, selama kurun waktu
tersebut batin mengalami kemerosotan secara besar-besaran.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 April 2010

224
P enduduk Alam Sukhavati tidak mengalami lahir dan mati,

namun memiliki usia tanpa batas, bahkan waktu mereka, detik demi
detiknya takkan tersia-siakan, ini merupakan pemberkatan dari
kewibawaan tekad Buddha Amitabha, mereka mengalami kemajuan
batin terus menerus.

Lingkungan belajar begini mau cari ke mana? Alam para Buddha di


sepuluh penjuru juga tidak memilikinya! Di dalam Buddha Dharma
tidak ada ajaran rahasia, sesuatu yang bersifat rahasia bukanlah hal
yang baik. Di dalam Buddha Dharma hanya ada ajaran yang
menakjubkan, yakni Alam Sukhavati.

Penduduk Alam Sukhavati memiliki tubuh Vajra Narayana yakni


tubuh yang kokoh dan takkan rusak. Segala benda di Alam Sukhavati
terbentuk dari tujuh mustika. Angka 7 di sini bukan berarti cuma 7
jenis saja, namun angka 7 di sini melambangkan sempurna, dengan
perkataan lain adalah terbentuk dari mustika yang tak terhingga dan
tanpa batas. Ini terwujud dari keyakinan hati yang teguh.

225
Lain halnya dengan penduduk Planet Bumi ini, memiliki keraguan
yang parah, makanya tanah jadi longgar. Terhadap apa saja selalu
muncul keraguan dan kecurigaan, ini mengundang masalah besar.
Yang lebih parah lagi, terhadap ajaran suciwan dan leluhur muncul
keraguan dan kecurigaan, seperti kata pepatah Tiongkok : “Tidak
mendengar kata orang tua, kerugian ada di depan mata”.

Leluhur menyayangi generasi penerus, mustahil mau


membohongi kita, Buddha dan Bodhisattva menyayangi semua
makhluk, juga mana mungkin mengelabui kita, bagi yang tidak
percaya tidak punya pahala.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 April 2010

226
U ntuk mengembangkan kebijaksanaan Buddha pasti harus

membangkitkan Bodhicitta, sekarang hati kita masih tidak tulus. Kita


mesti meneladani para Buddha, para Bodhisattva Dharmakaya (Calon
Buddha), menggunakan kesungguhan hati dan ketulusan hati,
memulainya sekarang juga, tidak boleh menanti lagi, saat ini juga,
dalam memperlakukan orang lain, menangani urusan,
memperlakukan makhluk hidup dan benda mati, dalam aktivitas
keseharian dan dalam bidang pekerjaan, juga menggunakan hati yang
jujur dan tulus.

Mungkin anda berpikir, di dalam masyarakat sekarang ini kalau


menggunakan hati yang jujur dan tulus, orang lain bisa menipumu,
namun anda takkan mengelabui orang lain. Kalau orang lain
menipumu, lantas anda balas menipunya, orang lain masih mau
berputar di enam alam tumimbal lahir, apakah anda masih mau?
Orang lain mau jatuh ke tiga alam sengsara, memangnya anda juga
mau?
227
Kalau anda mau terlepas dari enam alam tumimbal lahir, terbebas
dari Dasa Dharmadhatu, maka anda harus meneladani Buddha dan
Bodhisattva memakai hati yang sesungguhnya, tidak munafik dan
berpura-pura. Ini merupakan poin yang penting, ini disebut sebagai
tercerahkan!

Setelah tercerahkan, takkan sudi bertumimbal lahir lagi, namun


menggunakan hati yang tulus. Hati yang tulus menghasilkan hati
yang suci, takkan tercemarkan lagi, ini membutuhkan ketrampilan.
Mengapa demikian?

Di dalam masyarakat sekarang ini Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa,


ketenaran, makanan dan tidur) dan Enam Kondisi Luar (rupa, suara,
bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran) sedang
memikatmu. Harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur, setiap
jenisnya sedang menggodamu, apabila hatimu tidak goyah barulah
memiliki kesucian hati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

Dasa Dharmadhatu baca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

228
A pakah benar kita dapat kehilangan Bodhicitta? Benar,

bahkan walaupun anda sedang belajar ajaran sutra, anda sedang


berceramah di atas podium, juga dapat kehilangan Bodhicitta.
Bagaimana Bodhicitta dapat hilang?

Oleh karena tidak menggunakan hati yang tulus sepenuhnya,


namun bercampur baur dengan ketenaran dan keuntungan,
mengutamakan kepentingan diri sendiri, sehingga melupakan
Bodhicitta.

Dengan perkataan lain, andaikata masih ada khayalan, perbedaan


dan kemelekatan, maka Bodhicitta tiada lagi, inilah hati para makhluk
di enam alam tumimbal lahir, hati samsara.

Dengan hati tumimbal lahir memberi ceramah Dharma, maka


karma yang diciptakan adalah karma tumimbal lahir, namun yang dia
lakukan adalah karma baik, kelak bertumimbal lahir di tiga alam bajik
(Alam Dewa, Manusia dan Asura), tidak dapat keluar dari enam alam
tumimbal lahir. Ini disebut sebagai karir Mara.

229
Meskipun anda melatih diri hingga mencapai Arupaloka, para
Dewa di Arupaloka memiliki umur yang panjang, setelah usianya
habis, dia akan jatuh ke tingkatan bawah, pepatah mengatakan
“Makin tinggi mendaki ke atas, jatuhnya makin menyakitkan”,
meskipun anda berhasil mencapai alam tertinggi yakni “Neva-sanna-
na-sanna-yatana”, setelah meninggal dunia, sutra menyebutkan
bahwa sebagian besar akan jatuh ke Neraka Avici. Mengapa
demikian?

Oleh karena keyakinan hatinya goyah, dia salah tafsir mengira


Alam “Neva-sanna-na-sanna-yatana” sebagai Maha-parinirvana yang
dicapai para Buddha. Dalam kondisi batin tersebut, dia mengira
dirinya sudah berhasil mencapai Maha- parinirvana, tidak muncul dan
tidak lenyap.

Sampai ketika kekuatan samadhinya lenyap, sutra menyebutnya


sebagai masa hidupnya sudah habis, yakni 84 ribu kalpa besar telah
berakhir, kekuatan samadhinya akan lenyap, lalu dia akan berpikir :
Para Buddha dan Bodhisattva telah mengelabui diriku, katanya
setelah mencapai Maha-parinirvana maka tidak muncul dan tidak
lenyap lagi, lantas kenapa sekarang kekotoran batinku timbul?

Niat pikiran begini menciptakan karma buruk yang berakibat jatuh


ke Neraka Avici, menfitnah insan suci dan bijak, menfitnah Buddha,
menfitnah Dharma, menfitnah Sangha, akibatnya jatuh ke Neraka
Avici, sungguh mengerikan!

230
Dia tidak menyadari bahwa kesalahan ada pada dirinya sendiri,
malah menyalahkan Triratna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

P ara Guru Sesepuh berpendapat bahwa melafal Amituofo

merupakan latihan utama, sedangkan membangkitkan Bodhicitta


adalah latihan pendukung. Kedua latihan ini harus sejalan, tidak boleh
kekurangan salah satunya.

Master Lian-chi berpendapat, melafal Amituofo adalah


membangkitkan Bodhicitta, mengapa demikian? Oleh karena melafal
Amituofo hingga mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan, inilah
yang disebut sebagai Bodhicitta. Sebelum mencapai pikiran terfokus
tak tergoyahkan, belumlah termasuk Bodhicitta.

Bodhicitta adalah hati suci, hati setara, saya melafal Amituofo


siang dan malam, di dalam hatiku hanya ada Amituofo, mulut juga
hanya melafal Amituofo, melepaskan segala kemelekatan, inilah yang
dimaksud dengan Bodhicitta.

231
Apabila saya melafal Amituofo berniat terlahir ke Alam Sukhavati,
tetapi belum melepaskan kemelekatan, maka ini bukanlah Bodhicitta.
Masing-masing Guru Sesepuh memiliki alasannya tersendiri.

Menurut Master Lian-chi melafal Amituofo dan Bodhicitta,


merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Melafal Amituofo
sungguh merupakan Bodhicitta yang paling sempurna, kalau bukan
demikian, ketika Master meninggal dunia, mana mungkin muncul
fenomena istimewa, mengetahui terlebih dulu waktunya terlahir ke
Alam Sukhavati, perginya juga bebas tanpa rintangan. Bodhicitta!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

S etelah terlepas dari enam alam tumimbal lahir, kita

mencapai kesempurnaan di Alam Sukhavati, di Alam Sukhavati anda


dijamin pasti berhasil. Mengapa demikian? Kewibawaan tekad
Buddha Amitabha akan memberkatimu, walaupun anda baru terlahir
di Alam Sukhavati, namun kebijaksanaan dan kemampuan anda telah
setara dengan Bodhisattva tingkatan ke-7, kini anda telah bergelar
Bodhisattva Avaivartika.

232
Asalkan telah bersua dengan Buddha Amitabha, anda langsung
dapat menikmati fasilitas sebagai Bodhisattva Avaivartika.
Bodhisattva Avaivartika merupakan Bodhisattva yang memiliki 3
ketidakmunduran, maka itu ketika Dia menjalankan misi untuk
menyelamatkan para makhluk di enam alam tumimbal lahir, dia
takkan tersesat, oleh karena dia telah menemukan kembali jiwa
sejatinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

Penjelasan Bodhisattva Avaivartika baca di :

http://daunbodhi.blogspot.com/2014/07/bodhisattva-avaivartika.html

A mitabha Sutra menyebutkan “Tidak boleh kekurangan

akar kebajikan, berkah kebajikan dan faktor pendukung, barulah


dapat terlahir di Negeri Buddha Amitabha”.

Apa yang dimaksud dengan akar kebajikan? Akar kebajikan adalah


dapat meyakini, memahami, inilah yang disebut sebagai akar
233
kebajikan. Apa yang dimaksud dengan berkah kebajikan? Yakni dapat
melafal Amituofo. Faktor pendukung atau jalinan jodoh adalah
lingkungan yang mendukung sehingga anda dapat bertemu dengan
Pintu Dharma ini, bersua dengan Kalyanamitra yang menasehati anda
melafal Amituofo.

Bila akar kebajikan, berkah kebajikan dan jalinan jodoh ini telah
sempurna, maka anda pasti terlahir ke Alam Sukhavati, tiga butir ini,
tidak boleh kurang satu pun. Andaikata anda memiliki berkah
kebajikan, tetapi tidak punya jalinan jodoh, juga tidak punya akar
kebajikan, setelah bertemu dengan Pintu Dharma ini, lantas
bagaimana? Tidak percaya, juga tidak berdaya untuk memahaminya,
maka itu anda tidak mampu membangkitkan minat terhadap
pelafalan Amituofo, terlebih lagi tidak mampu membangkitkan tekad
terlahir ke Alam Sukhavati.

Tanpa memiliki berkah kebajikan, anda mampu percaya, mampu


memahami, tapi tidak mampu mengamalkannya, tidak sanggup
menolak godaan ketenaran dan keuntungan di depan mata. Anda
bukannya tidak memahami teori, namun kekuatan godaan terlampau
besar, jadi sudah tahu bersalah masih saja mau melanggarnya, orang
begini jumlahnya banyak sekali.

Maka itu mengapa sepanjang hayatnya, Master Yin Guang


menggalakkan pendidikan Hukum Karma, hal ini sungguh beralasan.
Setelah memahami Hukum Sebab Akibat, barulah menyadari
kelahiran dan kematian merupakan problema besar! Kelahiran demi

234
kelahiran kita berada dalam kesesatan, berapa banyak sudah, kita
menjalin permusuhan dengan para makhluk.

Setelah jelas akan hal ini, setelah memahami kebenaran yang


sesungguhnya, barulah tercerahkan, takkan sudi bertumimbal lahir
lagi, pada satu masa kehidupan ini juga, saya mesti keluar dari
lingkaran enam alam tumimbal lahir, keluar dari Dasa Dharmadhatu.

Sejak itu anda akan serius melafal Amituofo, ini merupakan


berkah kebajikan terbesar dan tak terhingga. Setiap niat pikiran tak
terpisahkan dari Amituofo, setiap lafalan terjalin dengan Buddha
Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

M aster Lian-chi memberi teladan yang baik pada kita, beliau

berkata “12 bagian Tripitaka, biarlah orang lain yang tercerahkan


darinya”, beliau tidak ingin mempelajarinya lagi; “84 ribu metode,
biarlah orang lain yang melatihnya”, kalian suka belajar pintu Dharma
apa saja, silahkan dipelajari sendiri, Master Lian-chi menghormati dan
memuji. Sedangkan dia sendiri? Menfokuskan diri melafal Amituofo.

235
Master Lian-chi tinggal di Hangzhou, saya pernah mengunjungi
viharanya, namun sayangnya sekarang sudah diubah jadi Teahouse,
sungguh miris rasanya. Bayangkan, itu merupakan vihara
peninggalan Guru Sesepuh.

Suatu hari Hangzhou dilanda bencana kekeringan yang parah, waktu


itu Gubernur Hangzhou memohon pada Master Lian-chi untuk
berdoa memohon turunnya hujan. Di dalam Ajaran Buddha terdapat
tata cara upacara memohon hujan, yakni memohon pada Raja Naga.

Master Lian-chi berkata pada hadirin : “Saya tidak memahami tata


cara sedemikian rupa, saya hanya tahu melafal Amituofo. Bagaimana
kalau kita bersama-sama melafal Amituofo saja”.

Kemudian bersama masyarakat setempat, Master Lian-chi mulai


menuntun mereka melafal Amituofo, sambil mengelilingi lahan
persawahan, sampai di mana Master berjalan, maka di sana turun
hujan, sungguh menakjubkan!

Hanya menggunakan sepatah Amituofo, tidak ada tata cara atau


formalitas apapun, ketulusan mendatangkan mukjizat! Di dalam
Riwayat Master Lianchi tercantum kisah ini.

236
Sepatah Amituofo ini sungguh bermanfaat, asalkan tulus sepenuhnya,
tiada keraguan sama sekali, terfokus dan tidak bercampur baur
dengan bentuk-bentuk pikiran, maka akan mendatangkan mukjizat.
Master Lianchi menggunakan sepatah Amituofo untuk memohon
turunnya hujan dan berhasil.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

Catatan :

Master Lian-chi adalah Guru Sesepuh Aliran Sukhavati ke-8, untuk


lebih jelasnya silahkan baca “Mengenal 13 Guru Sesepuh Aliran
Sukhavati” di :

http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2013/02/mengenal-sekilas-
13-patriarch-aliran_3.html

Atau baca komik Kisah Master Lianchi di :

http://gita-dharma.blogspot.com

237
D i Kabupaten Qingyun Provinsi Shandong, Upasika Qi Su-

ping membangun sebuah vihara yang bernama Vihara Jinshan. Dia


memiliki lahan gandum seluas 400 Are, yang sudah siap panen, tiba-
tiba diserang hama belalang, alhasil seluruh gandum habis dimakan
belalang.

Para petani yang berdekatan menganjurkan dirinya supaya


menyemprot Pestisida, Qi Su-ping meneleponku, apakah
menyemprot pestisida adalah membunuh, saya bilang padanya, coba
renungkan baik-baik bagaimana solusinya.

Akhirnya dia memutuskan tidak menggunakan pestisida,


mengikhlaskan hasil panen lahan seluas 400 Are dimakan belalang.
Kemudian membawa sekelompok orang melafal Amituofo sambil
mengelilingi lahan tersebut; tidak lama kemudian turunlah hujan
lebat dan angin kencang, usai itu hama belalang lenyap tak terlihat
lagi.

Para petani di sekitar yang melihat hal ini jadi tercengang,


bagaimana mungkin? Tetapi inilah kenyataan. Andaikata dia

238
menggunakan pestisida, menjalin ikatan permusuhan dengan para
makhluk, maka ini menciptakan masalah besar.

Dia membangkitkan hati Maitri Karuna, tidak membunuh. Dia juga


tidak terpikir bahwa belalang itu bisa lenyap semuanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

K ita dapat memastikan pada masa kehidupan lampau, kelahiran

demi kelahiran kita telah bersua dengan Pintu Dharma Pelafalan


Amituofo, lantas mengapa masih belum berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati? Persoalannya terletak pada “keyakinan” dan “tekad”,
salah satunya masih belum sempurna, alhasil hanya bisa mengikuti
kekuatan karma berputar di lingkaran enam alam tumimbal lahir.

Orang awam sukanya berpikir begini : “Saya suka Pintu Dharma ini,
tapi pintu Dharma yang itu juga penting lho!”. Tidak serupa dengan
praktisi senior jaman dulu, mereka akan menguasai Pintu Dharma
Tanah Suci terlebih dulu, setelah berhasil barulah belajar yang lainnya.

239
Contohnya Master Jiao-guang, dia melatih Pintu Dharma Tanah Suci,
saat menjelang ajal, Buddha Amitabha datang menjemputnya, dia
sudah berhasil, tetapi dia teringat akan penjelasan Surangama Sutra
yang ditulisnya, ada yang harus dikoreksi.

Kemudian dia minta ijin pada Buddha Amitabha untuk mengoreksi


penjelasan sutra karyanya tersebut, usai itu barulah terlahir ke Alam
Sukhavati, Buddha Amitabha mengijinkannya.

Master Jiao-guang telah berhasil menguasai Pintu Dharma Tanah Suci,


yang juga berarti dia telah mampu terlahir ke Alam Sukhavati dengan
bebas tanpa rintangan, dia boleh pergi kapan saja; demi membantu
para makhluk, menetap beberapa tahun lagi di dunia ini juga bukan
masalah, ini merupakan ketrampilan.

Kalau belum memiliki ketrampilan begini, maka ingatlah baik-baik,


melatih metode Sukhavati merupakan hal pokok yang paling utama,
mengapa demikian? Sampai di Alam Sukhavati menyempurnakan
KeBuddhaan.

Guru Sesepuh memberitahukan pada kita : “Asalkan bersua dengan


Buddha Amitabha, buat apa merisaukan pencerahan tak tercapai”,
pencerahan yang dimaksud di sini adalah penerangan sempurna,
menemukan kembali jiwa sejati, mencapai KeBuddhaan.
240
Setelah mencapai penerangan sempurna, Anda telah menjadi
Buddha, tiba saatnya mewujudkan butir pertama dari “Empat Tekad
Agung Bodhisattva” yakni bertekad menyelamatkan para makhluk
yang tak terhingga, kini Anda telah mampu mewujudkannya.
Menyelamatkan para makhluk namun tidak merintangi diri sendiri
sama sekali, para makhluk memohon penyelamatan, Anda segera
meresponnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

M elafal sepatah Amituofo dapat mengeliminasi 8 miliar

kalpa dosa berat samsara. Dengan demikian barulah menyadari


bahwa jasa kebajikan dari melafal Amituofo sungguh tak
terbayangkan. Praktisi jaman dulu berkata : Daripada membaca sutra
lebih baik melafal mantra, daripada melafal mantra lebih baik melafal
Amituofo.

Lantas mengapa kita melafal Amituofo, tetapi tidak dapat


mengeliminasi rintangan karma? Hati kita tidak suci, keraguan kita
241
belum lenyap, dengan adanya keraguan berbaur di dalamnya, lagi
pula selalu terputus, maka itu sulit terjalin dengan Buddha dan
Bodhisattva.

Setelah memahami kebenaran ini, barulah kita menyadari bahwa


bertobat merupakan sebuah hal yang sangat penting. Bagaimana
caranya bertobat? Yakni melepaskan kemelekatan, jangan lagi
menaruh sampah-sampah batin di dalam hatimu, barulah hati dapat
kembali suci seperti sedia kala, dengan demikian rintangan karma
dapat dieliminasi.

Kalau rintangan karma tidak dihapus, bagaimana hatimu dapat


suci? Baik yang diakumulasi dari masa kelahiran lampau maupun
masa kelahiran sekarang, rintangan karma dan tabiat, semua ini
lepaskanlah.

Dengan perkataan lain, jangan dipikirkan lagi, yang berlalu biarlah


berlalu, ingatlah kata Buddha bahwa “Segala yang berwujud adalah
khayalan semu”, oleh karena adalah khayalan semu, buat apa anda
memikirkannya?

Kalau masih saja memikirkannya, lagi-lagi menciptakan karma


buruk. Tubuh dan mulut tidak melakukan karma buruk, namun
pikiran anda menciptakan karma buruk. Tubuh dan mulut akan
berhenti menciptakan karma sewaktu anda tertidur, namun pikiran
ini, tak henti-hentinya menciptakan karma, bentuk-bentuk pikiran
242
bermunculan terus menerus; dengan perkataan lain, hal-hal yang
anda risaukan itu sudah terlampau banyak, anda tidak sanggup
melepaskannya.

Sekarang anda harus menyadari bahwa bila ingin mengakhiri


samsara, selamanya terbebas dari enam alam tumimbal lahir, maka
anda harus belajar melepaskan kemelekatan. Buddha dan
Bodhisattva mengharapkan kita dapat serupa dengan Mereka,
asalkan bersedia melepaskan kemelekatan, maka anda juga dapat
menjadi Buddha dan Bodhisattva.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

D i Alam Sukhavati segalanya adalah serupa, satu-satunya

yang berbeda hanyalah Bunga Lotus, mengapa demikian? Oleh


karena ketrampilan melafal Amituofo setiap praktisi itu berbeda-beda.
Bunga Lotus ada yang berukuran besar dan kecil, cahaya dan
warnanya juga tidak serupa.

243
Maka itu penduduk Alam Sukhavati dapat melihat dengan jelas,
praktisi yang namanya terukir di Bunga Lotus yang satu ini, belum lagi
tiba ke sini. Dari mengamati besar kecilnya ukuran Bunga Lotus, juga
dapat mengetahui sejauh mana ketrampilan melatih diri yang dimiliki
oleh masing-masing praktisi. Bunga Lotus yang berukuran besar,
cahayanya juga cemerlang, dapat dipastikan praktisi ini terlahir nanti
di Alam Sukhavati, membutuhkan waktu yang cukup singkat untuk
mencapai KeBuddhaan.

Di dalam Sutra, Buddha membabarkan pada kita, di alam saha kita


melatih diri selama sehari, adalah setara dengan melatih diri di Alam
Sukhavati selama 100 tahun. Jadi melatih diri di alam saha ini lebih
cepat, namun bisa maju bisa juga mundur. Lain halnya di Alam
Sukhavati, yang ada hanyalah kemajuan, takkan mundur sama sekali.

Selain itu di alam saha ini bila sudah meninggal dunia dan
bertumimbal lahir lagi, ada rentang waktu di mana kita tidak
tercerahkan, harus menanti hingga 20 tahun lagi barulah belajar lagi
dari titik nol dan melanjutkan pelatihan diri, sedangkan penduduk
Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, maka itu di Alam Sukhavati
dijamin pasti mencapai KeBuddhaan.

Di alam saha ini lebih banyak duka daripada sukanya, tetapi


merupakan tempat ideal buat melatih diri, setiap saat cobaan datang
menerpa, setiap detiknya kita menjalani ujian, menguji sampai
dimana ketrampilan melatih diri yang kita miliki.

244
Maka itu kala cobaan datang, janganlah meratapinya, berada
dalam kondisi yang lancar dan menyenangkan takkan timbul
kemelekatan; sebaliknya berada dalam kondisi yang banyak
halangannya, takkan timbul kebencian. Mengapa demikian? Melatih
hati yang suci dan setara barulah dapat tercerahkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

Y ang paling penting adalah sebersit niat pikiran terakhir saat

menjelang ajal adalah Amituofo, barulah dapat terlahir ke Alam


Sukhavati, maka itu kegiatan Zhunian amatlah penting, di mana
pentingnya? Karena ditakutkan pasien saat menjelang ajal kehilangan
pikiran benar (pikiran yang melafal Amituofo), makanya kita
mengingatkannya supaya melafal Amituofo, supaya sebersit niat
pikiran terakhirnya adalah Amituofo, maka dia pasti terlahir ke Alam
Sukhavati.

Tak peduli sampai sejauh mana ketrampilan melatih diri yang


dimilikinya, oleh karena sebersit niat pikiran terakhir adalah
sedemikian pentingnya. Manusia awam saat menjelang ajal tidak
memiliki kepastian dapat terlahir ke Alam Sukhavati, kekotoran batin
dan tabiat bermunculan, sehingga kesempatan terlahir ke Alam
Sukhavati jadi terlewatkan. Sepanjang hayatnya melafal Amituofo,
245
namun sebersit niat pikiran terakhir adalah tidak sanggup
melepaskan kemelekatan, kejadian begini sudah banyak kita jumpai.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

A da orang yang pahalanya besar sekali, sepanjang hidup

banyak melakukan kejahatan, namun saat menjelang ajal bertemu


dengan Kalyanamitra, yang menasehatinya supaya melafal Amituofo
sehingga dia berhasil terlahir ke Alam Sukhavati. Padahal mulanya dia
akan jatuh ke Neraka Avici, lihatlah, dari Neraka Avici mengantarnya
ke Alam Sukhavati menjadi Buddha, sungguh luar biasa.

Hal begini memang ada, hanya saja langka sekali. Makanya


praktisi pelafal Amituofo juga tidak boleh main taruhan, sekarang
berbuat jahat dulu, nanti saat menjelang ajal baru mati-matian
melafal Amituofo, masih sempat kok, kalau berpikiran demikian,
maka anda sudah salah.

Betapa jahatnya pemikiran begini, ingin cari celah supaya dapat


keuntungan dari Buddha Amitabha, ini sungguh memuakkan, ini tidak
246
diperbolehkan, maka itu hal ini tidak boleh tidak dipahami. Jadi orang
itu harus jujur, tulus, tidak boleh ada niat buruk sama sekali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

“A ndaikata ada praktisi yang melafal Amituofo selama

sepuluh tahun, atau pada momen terakhir, malah meremehkan


metode melafal Amituofo dan beralih mempelajari pintu Dharma
lainnya, atau saat menjelang ajal tidak berniat terlahir ke Alam
Sukhavati dan malah mendambakan dunia ini, belum dapat melafal
Amituofo, ini tidak bisa disebut sebagai menfokuskan diri melafal
Amituofo”.

Kejadian begini sudah banyak kita jumpai, saat menjelang ajal dia
malah begitu mendambakan dunia ini, tidak sanggup melepaskan
sanak keluarganya. Maka itu di dalam buku hasil karya praktisi senior
tempo dulu yang berjudul “Apa yang Mesti Diketahui Saat Menjelang
Ajal”, memberitahukan kita bahwa saat mengantar seseorang
terlahir ke Alam Sukhavati, sebaiknya jangan biarkan dia melihat
sanak keluarga, terutama suami/istri dan putra-putrinya, mengapa

247
demikian? Oleh karena ketika pasien melihat sanak keluarganya, dia
akan merasa rindu dan tidak sanggup mengikhlaskan.

Maka itu biarkan sahabat Dharma yang menjaganya, mengantar


kepergiannya ke Alam Sukhavati. Setelah dia terlahir ke Alam
Sukhavati, 8 jam kemudian setelah Alayavijnana meninggalkan tubuh
kasarnya, barulah sanak keluarganya diperbolehkan masuk ke dalam
kamar pasien, supaya tidak mengganggu konsentrasinya.

Ada pasien yang begitu menghembuskan nafas terakhir, langsung


terlahir ke Alam Sukhavati, ada pula yang harus mengandalkan
kegiatan Zhunian, setelah menghembuskan nafas terakhir,
Alayavijnana tidak langsung meninggalkan tubuh kasarnya, atau
arwahnya berada di sekitar jasadnya, pada saat begini, jasa kebajikan
dari melafal Amituofo adalah sangat luar biasa, usahakan supaya dia
mendengar suara lafalan Amituofo, pada akhirnya dia akan ikut
melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati.

Harus diketahui bahwa kegiatan Zhunian diselenggarakan oleh


banyak kelompok, sementara itu banyak pasien yang harus
mengandalkan kegiatan Zhunian untuk terlahir ke Alam Sukhavati,
maka itu kegiatan ini hendaknya dilakukan secara benar, kalau tidak
dilakukan secara benar, maka akan jadi masalah besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

248
Ebook tentang Zhunian dapat diunduh di :

http://ebooksukhavati.blogspot.com/search/label/Ebook%20Zhuni
an

K eraguan merupakan rintangan terbesar bagi Bodhisattva,

Bodhisattva tidak dapat mencapai pencerahan, tidak dapat


menemukan kembali jiwa sejati, praktisi pelafal Amituofo tidak dapat
terlahir ke Alam Sukhavati, semua ini dikarenakan keraguan.

Andaikata di dalam keyakinan anda masih terdapat 1 persen


keraguan saja, maka ini juga merupakan rintangan berat, yang
menghalangi dirimu sehingga tidak berhasil.

Tempo dulu ketika kami mendengar penjelasan Guru, kami masih


sulit memahaminya, kemudian Guru menjelaskannya dengan sebuah
perumpamaan. Umpamanya gelas ini diisi penuh dengan Tihu
(minuman susu berkualitas tinggi), Tihu merupakan minuman terbaik,
lalu di dalamnya ada setetes racun, gara-gara setetes racun tersebut,
segelas minuman Tihu tersebut jadi beracun, tidak bisa diminum lagi.
249
Jadi meskipun anda memiliki keyakinan 99 persen, namun ada 1
persen keraguan, maka yang 1 persen ini ibarat racun, yang merusak
keseluruhan 99 persen keyakinanmu.

Maka itu kita mesti meningkatkan mawas diri, terhadap ajaran


sutra jangan ada keraguan sama sekali, terhadap Buddha dan
Bodhisattva jangan ada keraguan sama sekali, terhadap akar
kebajikan dan berkah kebajikan serta faktor pendukung diri sendiri,
juga jangan ada keraguan sama sekali.

Keyakinan benar dan tekad menyeluruh, jasa kebajikan ini adalah


terunggul tiada bandingnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2010

250
Daftar Pustaka

淨土大經解演義:
淨土大經解演義:
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=2&web_rel_in
dex=2241

Arsip :
http://tekadagung.blogspot.com/

251
252

Anda mungkin juga menyukai