Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
Oktober-Desember 2014
Dikutip Dari :
Judul :
二零一四淨土大經科註
www.smamituofo.blogspot.com
2
Daftar Isi
Hal
Kutipan Ceramah Master Chin Kung November 2014…....60
06 November 2014……………………..…………….……61
08 November 2014……………………………………...…63
09 November 2014………………………………….......…64
11 November 2014…………………………..………….…66
14 November 2014……………………………...…………67
16 November 2014……………………………...…………69
19 November 2014…………………………………...……71
26 November 2014……………………………….………..72
27 November 2014……………………………………...…74
22 Desember 2014……………...……….…………...….…93
26 Desember 2014……………...……….……………....…95
28 Desember 2014……………...……….…………...…….96
29 Desember 2014……………...……….……………....…98
30 Desember 2014……………...……….……………..…100
31 Desember 2014……………...……….…………….….104
5
6
Adaa praktisi yang tiap hari merrenungkan Buddha Amitabha,A tetapi kennapa
Budddha Am mitabha tiddak menjeemputnya?? Karena masih ada a keragguan,
anddaikata 99 persen
p dia memikirkkan Buddhaa Amitabhaa, tetapi masih
m ada siisa 1
persen adalahh keraguan, contohnyya : “Apakah ini benaar-benar nyyata adanyya?”,
denngan hanyaa sebutir keeraguan inii juga meruupakan rinntangan. Seebutir keragguan
ini harus dilen
nyapkan dan membaangkitkan keyakinan
k penuh, tekkad yang bulat,
b
saya hanya in ngin terlahir ke Alamm Sukhavaati, di dunia ini tidakk ada lagi yang
y
dipiikirkan, hingga
h miisi menyeebarluaskann Ajaran Buddha dan mem mberi
mannfaat bagi para makkhluk, jugaa jangan diipikirkan, begitu andda memikiirkan
hal ini, maka akan gagall terlahir ke
k Alam Suukhavati.
7
Jika anda tidak percaya, dengan menggunakan perumpamaan jaman sekarang
untuk membuat perbandingan, dalam masyarakat masa kini yang penuh
dengan kesenangan duniawi, apakah anda tidak tergoda? Harta, rupa,
ketenaran dan keuntungan, tujuh perasaan (suka, amarah, sedih, senang, cinta,
benci, nafsu keinginan) dan Panca Kamah (Harta, rupa, ketenaran, makanan,
tidur), apakah anda takkan goyah? Begitu hati anda tergerak maka celakalah.
Tekad yang anda miliki bukanlah tekad benar, tekad benar adalah melepaskan
semua kemelekatan, benar-benar takkan goyah, ini barulah dapat terjalin
dengan Buddha.
Di dalam Sutra Intan dikatakan bahwa “Pintu Dharma adalah setara, tidak ada
yang lebih tinggi maupun rendah”, 84 ribu pintu Dharma, setiap pintu adalah
setara. Mengapa demikian? Karena semuanya dapat membantu kita
memutuskan kekotoran batin (klesa) dan mencapai KeBodhian. Masalahnya
adalah harus tepat sasaran, ibarat penyakit harus mendapat asupan obat yang
tepat sasaran, dengan demikian barulah sakit dapat sembuh; sebaliknya bila
obatnya tidak tepat sasaran, maka ini akan menambah parah penyakitmu,
bahkan menemui ajal.
8
Maka itu obat tidak boleh sembarangan dikonsumsi, begitu pula pintu Dharma
tidak boleh sembarangan dipelajari, jika sembarangan dipelajari, setelah
dipelajari ternyata tidak tepat sasaran maka ini akan merepotkan! Maka itu
mengapa kita memerlukan guru, guru memiliki pengalaman dalam melatih
pintu Dharma, guru dapat membantu kita memilih pintu Dharma, memberi
saran kepata kita dalam menentukan pilihan, harus mempersiapkan persyaratan
ini, guru akan membantumu. Pokok persoalannya adalah bagaimana diri
sendiri dapat memahami intisari ajaran.
Kita bertemu dengan pintu Dharma ini, sungguh leluasa, dengan keyakinan,
tekad dan melafal Amituofo, bukan hanya dapat keluar dari enam alam
tumimbal lahir, bahkan juga dapat keluar dari Dasa Dharmadhatu (Alam
Buddha, Bodhisattva, Pratyeka Buddha, Sravaka, Dewa, Manusia, Asura,
Binatang, Setan Kelaparan, Neraka), ke mana harus mencari pintu Dharma
serupa ini? Tidak ada.
Pintu Dharma ini dibuka oleh Buddha Amitabha buat kita semuanya, kita
harus tahu berterimakasih. Bagaimana caranya untuk berterimakasih? Dengan
membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, berniat terlahir ke
Alam Sukhavati. Lalu mengapa banyak orang yang tidak sanggup
melakukannya? Karena masih mendambakan dunia ini, tidak rela
meninggalkannya, mengira masih ada metode yang lebih baik, tidak disangka
ini merupakan kesalahan terbesar! Seperti taraf diri kita yang dipenuhi oleh
kekotoran batin, tabiat dan rintangan karma yang sangat berat, selain pintu
Dharma ini, maka tiada jalan lain lagi.
Dunia ini adalah semu, pasti bukan nyata adanya. Waktu lalu kami
menyaksikan film dokumenter tentang peristiwa gempa dan tsunami di Jepang,
tempo hari tinggi gelombangnya baru mencapai 10 meter. Film dokumenter ini
adalah hasil pantauan dari udara, adalah kejadian nyata bukanlah skenario
9
semata. Lihatlah begitu tsunami menyapu, hanya dalam waktu beberapa menit,
semuanya sudah tidak ada lagi, sebuah kota hanya dalam beberapa menit
sudah tidak tampak lagi, seluruhnya dihanyutkan gelombang tsunami,
kecepatannya membuat manusia tak berdaya melarikan diri. Meskipun
menggunakan mobil juga tidak dapat melarikan diri karena kecepatan air
melebihi kenderaanmu, betapa mengerikan! Menyaksikan film dokumenter ini
sungguh merasakan dengan mendalam tentang ketidakkekalan, dunia ini
sungguh tidak kekal.
Mengapa ada orang yang memiliki berkah dan ada yang tidak memiliki
berkah? Ini harus melihat seberapa pencerahan yang dimiliki diri sendiri,
adakah melatih diri dengan serius. Di bagian akhir dari sutra ini dijelaskan
bahwa manusia di dunia ini setiap hari menyibukkan diri untuk mengejar hal-
hal yang tidak penting, yakni hal yang sepele, yang tidak ada kaitannya,
sehingga melupakan urusan besar sama sekali.
Melafal Amituofo sangatlah penting, tidak melafal Amituofo merupakan
kesalahan terbesar!
Maka itu ketika sesuatu terjadi pada si makhluk, Bodhisattva akan turut
merasakannya, dengan adanya perasaan tersebut Bodhisattva dapat melihat
dan mendengarnya, dengan sendirinya Bodhisattva akan menjelma datang
untuk membantu si makhluk. Beginilah perihalnya, maka itu disebut tidak
mengabaikan para makhluk.
11
Kemudian juga dikatakan “Menjadi Sahabat yang tidak perlu diundang”, para
makhluk masih belum mengundangNya, namun Bodhisattva sudah datang
terlebih dulu, mengapa demikian? Ini karena pada masa kelahiran lampaunya,
memilih jalinan jodoh yang sangat mendalam. Kita senantiasa melimpahkan
jasa kepada para musuh kerabat penagih hutang sejak kelahiran demi kelahiran,
sejak masa ke masa, kita tidak pernah melupakan dan mengabaikan mereka.
Makhluk di dunia ini tidak mengetahui hal ini, namun orang jaman dahulu
banyak yang menyadarinya, sekarang jarang yang mengetahuinya, bahkan
hampir tidak ada lagi. Mengapa demikian? Karena tidak ada yang mengajari,
tidak ada yang menceramahkannya. Orang jaman dahulu ada orang tua yang
mengajarinya, sejak kecil anda sudah didik, maka itu ada akarnya, sekarang
akar (budi pekerti) tersebut sudah tidak ada lagi. Maka itu Bodhisattva
12
kesulitan dalam menyelamatkan makhluk di dunia ini, Bodhisattva saja merasa
kewalahan, apalagi diri kita, sudah bisa dibayangkan dan mengetahuinya.
13
Diantara segala sutra dan sastra dalam pintu Ajaran Buddha, Sutra Usia Tanpa
Batas hasil rangkuman Upasaka Xia Lian-ju merupakan yang paling baik,
mengapa demikian? Setiap kata dan kalimatnya merupakan kalimat sutra yang
ada pada lima versi terjemahan Sutra Usia Tanpa Batas dalam Bahasa
Mandarin, tidak ada satu kata pun yang diubahnya. Sedangkan hasil
rangkuman versi lainnya banyak ditemukan, Venerable Hong Lin
menunjukkan berbagai versi rangkuman tetapi di dalamnya banyak aksara
yang sudah diubah, hal ini tidak diperbolehkan oleh para praktisi senior dalam
pintu Ajaran Buddha, sedangkan hasil rangkuman Upasaka Xia Lian-ju
menghindari tindakan salah serupa ini.
Upasaka Xia Lian-ju menggunakan waktu selama tiga tahun untuk merangkum
Sutra Usia Tanpa Batas dari berbagai versi terjemahan dalam Bahasa
Mandarin, lalu menggunakan waktu selama tujuh tahun untuk
menyempurnakannya sehingga menjadi versi rangkuman yang baik. Di dalam
buku sutra hasil rangkuman beliau ini, bila anda mencoba mencari
kelemahannya, takkan mungkin ditemukan, takkan ada kelemahan dan
kesalahannya. Maka itu saya (Master Chin Kung) dapat memastikan bahwa
dalam masa berakhirnya Dharma sembilan ribu tahun ini, yang dapat
menyelamatkan para makhluk adalah Sutra Usia Tanpa Batas hasil rangkuman
Upasaka Xia Lian-ju. Dengan demikian barulah dapat melepaskan segala
kemelekatan, di dalam Sutra Intan disebutkan bahwa kemelekatan pada
Dharma saja harus dilepaskan, apalagi yang bukan Dharma, segalanya harus
dilepaskan, hanya sepatah Amituofo yang dilafal berkesinambungan.
14
Di dunia ini masih ada insan yang memiliki kebijaksanaan, mereka telah mulai
melangkah maju. Bulan lalu, akhir bulan 8, saya berada di Hongkong, ada
yang menyampaikan padaku bahwa taman kanak-kanak, sekolah dasar dan
sekolah menengah di Inggeris, telah belajar Bahasa Mandarin, ini adalah
kebijakan pemerintah. Ada orang yang bertanya mengapa harus mempelajari
Bahasa Mandarin? Staf Kementerian Pendidikan mereka menjawab, masa
mendatang di seluruh dunia peranan Bahasa Mandarin akan sama dengan
Bahasa Inggeris, andaikata anda tidak mempelajarinya maka akan rugi besar.
Orang Inggeris memang pintar, mereka mempelajari Aksara Han, bahkan juga
ingin menguasai Bahasa Mandarin Klasik, mengapa demikian? Karena pustaka
Bangsa Tiongkok ditulis dalam Bahasa Mandarin Klasik, bila anda memiliki
kemampuan ini maka akan sanggup membaca “Siku Quanshu (kumpulan dari
buku-buku yang disusun pada masa Dinasti Qing)”, jangan mengandalkan
terjemahannya. Yang namanya terjemahan tak terhindarkan dari adanya
kesalahan, lebih baik anda membacanya secara langsung.
Jaman dulu pendidikan keluarga masih diutamakan, waktu dulu masih ada kuil
leluhur, di sana anda dapat melihat buku silsilah, di dalamnya ada tertera tata
krama keluarga, ajaran keluarga yang harus ditaati oleh seluruh anggota
keluarga tersebut secara turun temurun, ini adalah ajaran leluhur dan tidak
boleh melanggarnya, jika melanggarnya maka ini sungguh tak berbakti.
15
Jaman sekarang kuil leluhur sudah tidak ada lagi, buku silsilah juga tidak ada
lagi, manusia terhadap keluarganya semakin tidak memiliki perasaan lagi, dia
sudah tidak mencintai keluarganya lagi. Andaikata dia mengetahui tentang
sejarah asal usul keluarganya, sejak ribuan tahun yang lalu, satu persatu
generasi yang tercatat dalam buku silsilah hingga sekarang dirinya sendiri,
andaikata anda bisa mengetahuinya, maka terhadap keluarga ini, akan timbul
rasa sayang dan melindunginya.
bukanlah disebut kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan sejati itu
adalah Alam Sukhavati. Mengapa demikian? Ini disebut Dharma menakjubkan
yang tiada taranya, yakni sepatah Amituofo, membangkitkan keyakinan dan
tekad melafal Amituofo, Master Ou Yi yang memberitahukannya pada kita.
kebijaksanaan Dharmakaya orang lain, akibat dosa ini adalah jatuh ke Neraka
Avici.
Orang yang benar-benar menjalankan sila, seperti Master Hai Xian, tidak ada
satupun orang yang tidak dihormatinya, mengapa demikian? Karena setiap
makhluk sesungguhnya adalah Buddha, maka itu dia menghormatinya.
Mengapa para makhluk yang mulanya adalah Buddha kini malah menjadi
sedemikian? Karena dia sedang tersesat dan belum menemukan kembali jiwa
sejatinya, pencapaian KeBuddhaan hanyalah masalah cepat lambat saja, ada
orang yang pada kehidupan ini atau kehidupan mendatang mencapai
KeBuddhaan namun ada juga yang kelak setelah kalpa yang tak terhitung
lamanya barulah mencapai KeBuddhaan, namun yang pasti setiap insan pasti
akan mencapai KeBuddhaan. Anda mana boleh merendahkannya? Anda mana
boleh menyalahkannya? Ini bukanlah tipe praktisi yang menjalankan sila,
karena praktisi yang mengamalkan sila, tutur katanya lembut dan ramah.
18
Hari ini kita bertemu dengan Ajaran Sukhavati, cobalah pikirkan sepuluh
tahun yang lalu kita bertemu dengan pintu Dharma ini, namun mengapa
sekarang setelah mendengar ceramah tentang sila malah jadi goyah hatinya
pada Ajaran Sukhavati? Selama sepuluh tahun ini bagaimana ketrampilan
melafal Amituofo yang dimiliki, maka diri sendiri sudah bisa
membayangkannya, selama sepuluh tahun sia-sia saja melafal Amituofo.
Hanya hembusan angin dan gelombang kecil menerpa, anda sudah tidak
mampu bertahan, bagaimana anda dapat terlahir ke Alam Sukhavati?
Jujur saja anda hanya berputar di lingkaran tumimbal lahir, mengapa demikian?
Karena anda tidak gentar akan penderitaan roda samsara, anda masih
mendambakan dunia ini, niat pikiranmu yang timbul adalah membeda-bedakan
dan melekat, satu pun belum dilepaskan, masih mendambakan ketenaran dan
keuntungan di dunia ini.
Maka itu pikiran anda tidak terfokus, anda masih belum memahami
sepenuhnya. Meskipun sudah sepuluh tahun anda mendengar ceramah, satu
patah pun tidak anda pahami. Mengapa anda tidak memahaminya? Karena di
hatimu masih terdapat hambatan, rintangan ini belum anda lenyapkan,
meskipun sepuluh tahun mendatang, anda masih juga kebingungan, maka anda
hanya akan berada di ujung tanduk. Sepanjang hidup manusia hanya ada
berapa dasawarsa, satu petikan jari sudah berlalu.
Andaikata setiap niat pikiran yang muncul adalah mengingat Buddha, maka
Buddha akan muncul di hadapan kita, karena telah dipelihara menjadi sebuah
kebiasaan. Jangan pikirkan hal lainnya, karena yang lainnya adalah enam alam
tumimbal lahir. Hanya sebersit niat pikiran ini, yakni mengingat Buddha
Amitabha. Bodhisattva, Pratyeka Buddha dan Arahat janganlah dipikirkan,
setelah sampai di Alam Sukhavati barulah berjumpa dengan Mereka, Mereka
akan bersukacita menyambut kedatangan kita.
Kita melihat para praktisi pelafal Amituofo sejak jaman dulu hingga sekarang,
baik umat berkeluarga maupun anggota Sangha, hanya memerlukan waktu tiga
atau lima tahun saja sudah mencukupi. Dengan jangka waktu tersebut mereka
sudah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, takkan berada di dunia ini lagi
20
menjalani penderitaan, dia memiliki kemampuan untuk terlahir ke Alam
Sukhavati. Dia telah terjalin dengan Buddha Amitabha, Buddha Amitabha
akan datang melihatnya dan dia akan memohon Buddha agar membawanya ke
Alam Sukhavati, meskipun masih memiliki masa hidup, namun dia tak
menginginkannya lagi. Hidup sehari di dunia ini maka harus menjalani
penderitaan sehari lagi; lebih baik secepatnya terlahir ke Alam Sukhavati dan
lebih awal pergi ke Alam Sukhavati maka lebih awal pula menikmati
kebahagiaan, ini adalah insan yang memiliki kebijaksanaan.
Andaikata masih mendambakan dunia ini, maka ini bukanlah orang pintar,
bukanlah praktisi yang tercerahkan. Menyelamatkan makhluk di dunia ini
hanyalah sebuah kiasan indah belaka, sesungguhnya hidup lebih lama
hanyalah untuk menjalani lebih banyak penderitaan, mana mungkin
menyelamatkan makhluk lain? Urusan menyelamatkan para makhluk takkan
habis dilakukan meskipun harus melalui kelahiran demi kelahiran, jadi apa
yang akan dilakukan orang pintar?
Siapa yang paling memiliki berkah? Praktisi Pelafal Amituofo yang paling
memiliki berkah, dia terlahir ke Alam Sukhavati menjadi Buddha, adakah di
dunia ini pahala yang dapat sebanding dengannya? Meskipun di dunia ini
menjadi kaisar atau di surga menjadi Raja Dewa, juga tidak berdaya keluar
dari enam alam tumimbal lahir, mana mungkin bisa dibandingkan.
21
Pintu Dharma yang terunggul ini takkan ada duanya lagi, anda bisa bertemu
dengannya karena pahala yang telah anda timbun pada masa kelahiran yang
lampau. Andaikata bukan pahala yang telah anda timbun pada masa kelahiran
yang lampau, maka anda takkan bertemu dengannya, meskipun telah bertemu,
anda juga akan melewatinya dengan begitu saja. Apalagi saat sekarang di
dunia ini, banyak pintu Dharma lainnya yang menyarankan anda agar jangan
melafal Amituofo, setelah anda mendengarnya, anda percaya begitu saja,
sehingga menyia-nyiakan kesempatan kali ini, melewatinya begitu saja.
Setelah menyesalinya mungkin juga sudah terlambat.
22
Keiindahan AlamA Sukhaavati memmang sudahh ada sejaak semula di dalam jiwa
sejaati kita, jad
di bukan berasal
b darii luar, ketiika anda menemukan
m n kembali jiwa
sejaati maka anda
a akan mencapaiinya. Samppai taraf mana m keinndahannya?? Ini
tidaak mungkin n bisa andda bayangkkan, setelahh terlahir ke
k Alam Sukhavati
S a
anda
akaan dapat meelihat dan menikmatiinya.
Maaka itu jang gan sampaai diperdayya oleh beerkah kecill Alam Deewa dan AlamA
Maanusia ini, sehingga
s m
melupakan keindahann yang berasal dari jiiwa sejati anda
a
senndiri. Siapaa saja yangg dapat meencapainyaa? Merekaa yang mellepaskan ename
alamm tumimb bal lahir yaang akan mencapain
m nya. Sedanngkan oranng yang masih
m
menndambakan n enam allam tumim mbal lahir dan Dasa Dharmadhhatu (10 Alam A
Dhaarma), meereka takkaan berdayaa mencapaainya, merreka takkaan bisa keluar,
oranng awam tidak mam mpu keluarr dari enamm alam tum mimbal lahhir, sedanggkan
Sraavaka, Praatyeka Budddha, Boddhisattva tidak
t mammpu keluaar dari Dasa D
Dhaarmadhatu u. Apa alasaannya? Kaarena tidakk sudi meleepaskan.
23
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 Oktober 2014
Seunggul apapun berkah Alam Dewa dan Alam Manusia, namun takkan dapat
dibandingkan dengan Alam Sukhavati, Alam Sukhavati telah sempurna akan
segalanya, takkan ditemukan secuil pun kelemahannya. Usia penghuni Alam
Dewa memang panjang, namun ada batasnya, usia penghuni Surga naiva-
sajjñin-nāsajjñin (Pali : neva-saññināsaññin) adalah 80 ribu kalpa besar, 80
ribu kalpa besar juga ada batas waktunya, ketika hari terakhir tersebut tiba apa
yang akan terjadi? Di dalam sutra, Buddha membabarkan pada kita bahwa
setelah kehidupan Dewa itu berakhir maka dia akan jatuh kembali, karena dia
telah memanjat hingga yang paling tinggi, di atasnya sudah tidak ada lagi,
maka dia akan jatuh ke tingkatan bawah.
24
Betapa menyedihkan makhluk enam alam tumimbal lahir, naik dan turun,
perlahan memanjat sampai ke atas lalu turun lagi, beginilah makhluk di enam
alam tumimbal lahir. Maka itu Ajaran Buddha amatlah penting, ajaran yang
dibabarkan Buddha adalah mengalir dari hati sejati, ketulusan dan maitri
karuna, kita harus tulus dan memiliki rasa hormat barulah dapat menerimanya.
Apabila masih memiliki keraguan terhadap ajaran sutra maka ini akan menjadi
halangan bagi anda untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Siapa yang menghambat
dirimu? Yakni diri sendirilah yang merintangi diri sendiri, bukan orang lain.
Setelah jelas akan hal ini, tiada sesuatu apapun yang bukan karena diperbuat
oleh diri sendiri dan akibatnya juga diterima oleh diri sendiri, karena itu jangan
menyalahkan orang lain, semua ini karena kecerobohan diri sendiri, diri sendiri
yang tersesat, diri sendiri tidak memahami isi ceramah, membuat penafsiran
sendiri, maka masalah pun muncul keluar.
Orang seperti ini sangat banyak, bahkan terlalu banyak, ada berapa orang yang
begitu mendengar ceramah langsung timbul keyakinan? Sebagian besar orang,
hatinya tidak teguh, karena tidak memiliki ketetapan hati sehingga belajarnya
jadi kacau balau, ketika hanya belajar satu pintu Dharma saja maka masih
lumayan, tetapi setelah belajar dua pintu Dharma maka hatinya mulai merasa
ragu, ketika belajar tiga pintu Dharma maka dia jadi tersesat. Semakin banyak
semakin merepotkan, semua ingin dipelajarinya maka jadi kacau, pikiran jadi
kalut, caranya pun jadi amburadul. Ini juga berarti dia tidak memahami apa
yang sebenarnya diajari Buddha, dia hanya belajar tapi tak punya tujuan.
25
Keyakinan yang teguh dan tekad yang bulat ini, sempurna akan Bodhicitta
tertinggi tiada taranya, Bodhicitta tertinggi tiada taranya ini merupakan syarat
pertama untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Menfokuskan diri melafal
Amituofo, takkan ada keraguan, pikiran tak terfokus, dan kemunduran, namun
dia tekun tak malas, niat pikirannya setiap saat terjalin dengan Alam Sukhavati
dan Buddha Amitabha, dia pasti terlahir ke Alam Sukhavati, dalam satu
kelahiran mencapai kesempurnaan, selamanya terbebas dari enam alam
tumimbal lahir, terlepas dari Dasa Dharmadhatu. Ke mana dia akan menuju?
Dia akan terlahir di Alam SukhavatiNya Buddha Amitabha.
26
Bangsa Tionghoa menjunjung tinggi pendidikan budi pekerti, sejak kecil anak-
anak sudah dididik, apa dimaksud dengan tata susila? Yakni hubungan antar
manusia. Hubungan ini harus dibedakan dengan jelas, yang mana senior dan
yang mana adalah junior, terhadap senior harus ada rasa hormat, terhadap
junior harus menyayangi, terhadap orang yang telah lanjut usia harus memiliki
maitri karuna. Kebiasaan ini dipupuk sejak kecil, sehingga setiap saat takkan
kehilangan tata krama.
Manusia memiliki rasa suka, marah, sedih dan gembira, perasaan ini boleh
keluar sepanjang tidak melampaui batas. Hal ini orang barat tidak mampu
sebanding dengan orang Tiongkok, anak-anak barat sejak kecil tidak ada yang
mendidiknya.
200 tahun yang lampau, budaya barat masuk ke Tiongkok melalui Jepang,
Tiongkok sendiri juga mengutus banyak pelajar melanjutkan studi di luar
negeri. Pendirian anak-anak ini masih belum teguh, selama menjalani masa
kanak-kanak di Tiongkok begitu menderita, setiap tindakan harus penuh tata
krama, sesampainya di luar negeri langsung memperoleh kebebasan,
mengikuti gaya hidup bebas. Anak-anak Tiongkok takkan selincah anak-anak
barat yang bertindak tanpa pikir panjang, tidak memiliki pengendalian diri, ini
sungguh tidak diperbolehkan.
Begitu anda menerima pengaruh gaya orang barat dan mengabaikan budaya
sendiri, sehingga menciptakan penderitaan masyarakat Tiongkok hari ini.
27
Bagaimana kesan para leluhur 200 tahun yang lampau bila mengetahui kondisi
masyarakat kini? Leluhur akan menangis dan mengalirkan air mata, mengakui
kesalahan mereka, tidak mematuhi ajaran para leluhur yang mendahuluinya,
mereka yang mempelopori kesalahan ini akan sangat menyesalinya. Kondisi
masyarakat sekarang ini adalah hal yang tidak ingin dilihat oleh para leluhur.
Ketenaran dan keuntungan di dunia ini, tujuh perasaan (suka, marah, sedih,
senang, cinta, benci, nafsu keinginan) dan Panca Kamah (lima nafsu
keinginan : harta benda, rupa, ketenaran, makanan, tidur), semua ini harus
dilepaskan, andaikata hal ini tidak dilepaskan maka akan merintangi dirimu
terlahir ke Alam Sukhavati, sehingga ketrampilan melatih diri sepanjang hidup
jadi sia-sia, ini adalah kesalahan, tidak boleh menaruhnya di dalam hati.
Kita harus percaya bahwa sejak lima ribu tahun yang lalu orang Tiongkok
memiliki standar untuk menjadi manusia seutuhnya yakni lima kebajikan
dalam Ajaran Konfusius (kemuliaan, kebenaran, kesusilaan, bijaksana dan
dapat dipercaya), delapan moralitas (bakti, persaudaraan, kesetiaan, dapat
dipercaya, kesusilaan, kebenaran, kejujuran dan tahu malu), ini merupakan
landasan kebudayaan Tiongkok, setiap orang harus menerimanya, sejak kecil
28
sudah harus memelihara kebiasaan ini, sehingga setiap saat dapat muncul
dengan sendirinya.
Di dalam “Zuo Zhuan” karya Zuo Qiuming (sejarahwan tunanetra yang hidup
pada tahun 556-451 SM), tercantum bahwa “Manusia yang mengabaikan lima
kebajikan akan membuat iblis jadi berjaya”, andaikata seseorang tidak
menghendaki kemuliaan, kebenaran, kesusilaan, bijaksana dan dapat dipercaya
ini lagi, akan berubah jadi apa? Tidak memiliki kemuliaan, tidak benar, asusila,
tidak bijak dan tidak dapat dipercaya, orang begini disebut apa? Orang begini
adalah iblis, tidak bisa disebut manusia.
Maka itu pada jaman dahulu kala, Lima Kebajikan ini diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat, mereka memahami bagaimana menjadi manusia yang
seutuhnya. Seorang insan yang memiliki kemuliaan tahu mengasihi orang lain;
insan yang tahu akan kebenaran senantiasa mengamati niat pikiran, ucapan dan
tindakannya apakah sudah sesuai dengan kebenaran, jika tidak sesuai maka
tidak boleh dilakukan.
29
Dengan memiliki kebijaksanaan maka takkan menuruti perasaan dalam
menangani permasalahan, andaikata memakai perasaan dalam menyelesaikan
sebuah urusan maka ini akan menciptakan karma buruk, setiap niat pikiran
yang timbul, ucapan maupun tindakan, haruslah bijaksana, jangan menuruti
perasaan, tapi pakailah kebijaksanaan dan akal sehat.
Yang terakhir adalah dapat dipercaya, orang yang tidak dapat dipercaya takkan
sanggup berdiri di tengah-tengah masyarakat, jadi harus mampu memberikan
kepercayaan kepada orang lain. Dasar moral menjadi manusia ada pada lima
kebajikan ini, kemuliaan, kebenaran, kesusilaan, bijaksana dan dapat dipercaya,
andaikata anda dapat mengamalkan keseluruhannya, maka anda adalah orang
Tionghoa yang telah memenuhi standar.
Orang jaman dahulu kala menanam pohon, ada pohon kecil dan ada pohon
besar, untuk jenis yang berbeda maka cara perawatannya juga berbeda. Dari
sini anda dapat melihat bahwa metode pengajaran yang digunakan orang
Tiongkok jaman dulu dan sekarang adalah tidak sama, tempo dulu banyak
dihasilkan insan berbakat.
Bukan semua orang berbakat yang mampu dibimbing, harus memiliki syarat
yang sesuai dengan kepribadiannya sendiri, membimbingnya menjadi insan
berbakat yang berguna. Maka itu di setiap bidang akan dihasilkan para ahli,
sekolah menghasilkan para ahli, belajar pertukangan, tukang kayu akan
menghasilkan tukang kayu terunggul, tukang bangunan juga dapat
menghasilkan tukang bangunan yang terunggul.
Maka itu anda merupakan orang yang bagaimana, menuruti bakat alami ini
untuk membentuk dirimu, sehingga menjadi orang berbakat yang berguna. Ini
30
merupakan metode pengajaran orang Tiongkok jaman dulu, sungguh berbeda
dengan jaman sekarang. Kini adalah metode sekali babat, satu kelas-satu kelas
naik ke atas, berbeda dengan jaman dulu. Maka itu pada jaman dahulu kala ada
muncul insan suci dan bijak serta ksatria, ini adalah mata kebijaksanaan guru,
menyeleksi keluar dari sekelompok murid-muridnya.
Metode manakah yang lebih bagus? Metode orang tempo dulu yang lebih
bagus. Mengapa demikian? Karena benar-benar menghasilkan insan berbakat,
mereka mengenali insan berbakat, mereka tahu anda ini bakatnya dimana,
dapat membentuk anda jadi bagaimana.
Meskipun metode pengajaran orang barat tampaknya rapi dan teratur, tetapi
bakat orang jadi terkubur, dia harus mengecap pendidikan yang serupa dengan
murid-murid lainnya. Pendidikan barat adalah sekali tebas, kelas satu tetaplah
kelas satu, kelas dua tetaplah kelas dua, sehingga anak yang berbakat jadi
terabaikan.
Ini adalah perbedaan metode pengajaran tempo dulu dengan sekarang, orang
masa kini suka meniru orang barat, sementara orang Tiongkok sendiri
memiliki metode pengajaran yang sedemikian bagusnya, malah terabaikan,
sungguh disayangkan.
Pendidikan yang penuh dengan kedisiplinan, sejak kecil sudah dijadikan
kebiasaan.
Bila membandingkan barat dan timur maka anak kecil Bangsa Tiongkok lebih
memiliki pemikiran yang matang seperti insan dewasa, setiap tindakannya
akan sesuai dengan tata krama, tidak seperti anak-anak barat yang bertindak
tanpa pikir panjang dan tak peduli pada kepentingan orang banyak, lincah. Dua
metode pendidikan yang sungguh berbeda ini, dengan membandingkannya
maka anda sudah bisa memahaminya.
Maka itu pepatah berkata, masa kanak-kanak orang barat adalah surga, hari tua
adalah kuburan bagi lansia. Sedangkan bila dibandingkan dengan orang
Tiongkok, saat masih belia telah mendapatkan pendidikan yang disiplin, anak
kecil tidak memperoleh kebebasan, harus dilatih dengan disiplin, maka itu
kebiasaan yang baik akan muncul dengan sendirinya, tidak boleh melontarkan
kata dan bertindak sembarangan, harus memiliki sopan santun dan
memperlihatkan teladan yang baik. Karena sejak kecil telah dididik dengan
disiplin, saat paruh baya mampu menggunakan ketrampilan yang dimiliki
untuk menghidupi keluarga dan saat lanjut usia menikmati berkah.
Berkah di hari tua barulah merupakan berkah yang sesungguhnya, usia tua
dimana tubuh telah melemah, dikelilingi anak cucu, ada yang menjaga dan
merawatnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Generasi tua yang pulang ke
32
kampung halaman akan mendidik generasi berikutnya, meskipun telah pensiun
namun mereka memiliki segudang pengalaman, mewariskannya pada anak
cucu generasi selanjutnya. Mereka akan bercerita pada anak-anak tentang
pengalaman hidup mereka, sehingga anak-anak akan senantiasa mengingatnya,
ini akan membawa manfaat yang sangat besar bagi mereka.
Sambil melatih diri sambil mempengaruhi orang lain, tidak terpisahkan dari
sepatah Amituofo, haruslah memahami makna ini. Buddha Sakyamuni
membabarkan 84 ribu pintu Dharma, apabila anda tidak memahami makna
dibaliknya, maka Buddha Dharma hanya akan mencelakai dirimu, Buddha
tidak mencelakaimu, namun anda sendiri yang terjebak. 84 ribu pintu Dharma
ditujukan untuk memutuskan 84 ribu kekotoran batin (klesa) yang tidak sama,
memberi obat harus tepat sasaran, begitu obat diminum penyakit langsung
sembuh, inilah maknanya, haruslah dipahami dengan benar.
Laggi pula keetika andaa menjalannkan misi menyelam matkan sem mua makhhluk,
sem
mentara dirri sendiri tiidak meninnggalkan Alam
A Sukhhavati. Bolleh menelaadani
Boddhisattva Ksitigarbha
K a, Bodhisatttva Avalokitesvara atau
a Bodhiisattva lainnnya,
tetaapi jika tidaak bertekadd terlahir ke
k Alam Suukhavati, maka
m ini tiddak boleh.
Maaka itu andda disarankkan kadanng kala peerlu meniruu Sudhanaa-kumara yang y
berkkunjung kek 53 orrang kalyyanamitra, apa yanng dia peeroleh? Yakni Y
mem mperoleh kepastian sehinggaa mempertteguh keyyakinan haatinya, takkkan
terggoyahkan lagi, yakkni melafal Amituuofo berkkesinambuungan, takkkan
terppengaruh laagi oleh oppini orang lain, bahkkan keyakinnan hati inni semakin hari
sem
makin koko oh.
34
keyakinannya semakin kokoh dalam melafal Amituofo bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati.
Jika sebaliknya, bertemu satu ingin belajar satu, maka orang begini disebut
memiliki berkah yang tipis, satu pintu Dharma pun takkan berhasil
dipelajarinya, tetap saja menjadi orang awam yang berjalan di tempat,
selangkah pun tidak sanggup meninggalkan tempatnya semula, bukankah ini
sungguh memprihatinkan.
Apakah Aliran Zen di Tiongkok saat sekarang ini masih eksis? Tidak ada lagi.
Hal ini diberitahukan oleh Upasaka Huang Nian-zu kepada diriku. Saat beliau
berusia lanjut, kami bertemu dan berkenalan. Pada saat itu saya akan
berkunjung ke Beijing dua atau tiga kali setahun, memohon bimbingan pada
beliau. Dia memberitahukan padaku, mulai sekarang dan selanjutnya, untuk
meraih keberhasilan dalam Buddha Dharma hanya ada satu metode yakni
Aliran Tanah Suci.
Beliau merupakan guru Aliran Tantra, yang juga merupakan pewaris dari
Aliran Zen dimana warisan ini diturunkah oleh gurunya yakni Master Xu Yun,
tetapi Upasaka Huang Nian-zu telah memperagakan kepada kita, terakhir
beliau memilih untuk melafal Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati. Usai menulis penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas, setiap harinya
beliau melafal Amituofo 140 ribu lafalan, setengah tahun kemudian beliau
meninggal dunia.
terbaik buat kita semuanya. Beliau menguasai semuanya namun pada akhirnya
beliau memilih Ajaran Sukhavati, khususnya dia menampilkan keunggulan dari
Aliran Tanah Suci yang tiada bandingnya.
Bertemu dengan pintu Dharma ini, menfokuskan diri pada satu pintu Dharma
dan mendalaminya, membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo,
menfokuskan pikiran melafal Amituofo, dalam satu kehidupan terlahir ke Alam
Sukhavati, sampai di Alam Sukhavati memperoleh pemberkatan dari Buddha
Amitabha, semuanya menjadi Bodhisattva Avaivartika.
Usia di alam manusia sudah berakhir lalu terlahir di Alam Deva, setelah usia di
Alam Deva berakhir lalu kembali lagi ke alam manusia, beginilah bolak balik
di antara alam manusia dan Alam Deva sebanyak tujuh kali, barulah mencapai
tingkatan kesucian Arahat. Tidak mudah!
36
Setelah mencapai tingkatan kesucian pertama yakni Srotapanna, maka anda
takkan mungkin jatuh lagi ke tiga alam penderitaan, anda berada di enam alam
tumimbal lahir, bolak balik antara alam manusia dan Alam Deva. Maka itu
tidak bisa dibandingkan dengan Alam Sukhavati, di Alam Sukhavati kita
mengandalkan kekuatan Buddha Amitabha untuk mengeliminasi rintangan
karma.
Insan yang suka belajar beraneka ragam ini hingga sekarang masih juga tidak
melepaskan kemelekatan, maka itu kemajuannya begitu lamban, sedangkan
insan yang tekun menfokuskan diri telah mencapai Kebodhian tertinggi yang
tiada taranya.
37
Masa kini banyak orang yang memiliki gejala ini, dari sini kita seharusnya bisa
tercerahkan. Insan yang suka belajar beraneka ragam, mengamalkan sila dan
melafal Amituofo, juga tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, kehidupan
mendatang masih bertumimbal lahir jadi manusia, bertemu Buddha Dharma
masih melanjutkan belajar dan melatih diri, ini juga harus mengandalkan ada
tidaknya jodoh Dharma.
Andaikata tidak memiliki jodoh Dharma mungkin harus menunda lagi hingga
beberapa kelahiran mendatang, bahkan hingga belasan kelahiran selanjutnya,
ratusan bahkan ribuan kelahiran juga masih belum tentu, karena tidak
mengetahui anda akan bertumimbal lahir ke alam mana, di planet mana yang
mungkin tidak memiliki Buddha Dharma, maka anda akan melewatinya
dengan sia-sia, hanya menikmati segelintir berkah. Sedangkan praktisi yang
terfokus melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati, sampai di Alam
Sukhavati menjadi Bodhisattva Avaivartika, jadi tidak sama! Perbedaannya
terlampau jauh.
Pintu Dharma adalah setara, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah,
namun dalam belajar itu haruslah menfokuskan diri pada satu pintu Dharma
dan mendalaminya, tak peduli anda menjatuhkan pilihan pada pintu Dharma
yang mana, maka fokuskanlah diri pada satu pintu Dharma tersebut lalu
mendalaminya, begini barulah betul, jika anda suka belajar beraneka ragam,
maka ini sudah salah.
Mungkin saja anda akan berkilah, bukankah di dalam “Empat Prasetya Agung”
tercantum bahwa “Bertekad mempelajari pintu Dharma yang tak terhingga”,
lalu mengapa saya yang suka belajar beraneka ragam ini dikatakan sudah salah?
Apakah anda ada melihat dua kalimat sebelumnya? Bertekad mempelajari
pintu Dharma yang tak terhingga, kalimat kedua adalah menfokuskan diri pada
satu pintu Dharma dan mendalaminya, dengan menfokuskan diri pada satu
pintu Dharma dan mendalaminya barulah anda akan mencapai KeBodhian
38
tertinggi tiada taranya (KeBuddhaan). Setelah mencapai KeBodhian tertinggi
tiada taranya, barulah belajar beraneka ragam, maka begini barulah betul. Jadi
bukan menyuruhmu baru mulai melangkah sudah belajar beraneka ragam, ini
tidak masuk akal. Ini tidak boleh tidak dipahami.
Ananda melakonkan adegan ini buat kita, manakala di masa kini sebagian
besar praktisi selalu berjalan di jalur serupa ini. Maka itu tidak perlu heran
melihat ada orang yang tersesat melangkah ke jalan begini, ini adalah
fenomena biasa, mengapa demikian? Dia terpengaruh oleh opini orang banyak.
Kapan dia akan kembali ke jalan yang benar? Yakni ketika dia benar-benar
sudah tercerahkan, menfokuskan diri pada satu pintu Dharma dan
mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk jangka panjang, maka
dengan demikian dia telah kembali ke jalan yang benar.
.
keyakinan benar dan tekad menyeluruh, menfokuskan pikiran melafal
Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, maka setiap orang dapat berhasil.
Meskipun pada masa lampau menciptakan banyak karma buruk, jangan taruh
di hati, dengan sepatah Amituofo, kita harus percaya pada apa yang tercantum
di dalam sutra, dengan melafal sepatah Amituofo dapat mengeliminasi delapan
miliar kalpa karma berat tumimbal lahir. Anda harus percaya Buddha takkan
berdusta, setiap patah perkataan Beliau adalah kebenaran, insan yang percaya
memiliki berkah.
Terutama praktisi yang hidup pada masa kini, apapun janganlah dipikirkan,
janganlah terpengaruh pada perubahan dan opini masyarakat, tak peduli dalam
kondisi bagaimanapun, suka maupun duka, jodoh yang baik maupun buruk,
semuanya dihadapi dengan sepatah Amituofo. Semua Dharma akan kembali
pada sepatah Amituofo, sepatah Amituofo ini adalah mewakti keseluruhan
Dharma, dengan demikian hatimu barulah dapat tenang, barulah ketrampilan
melafal Amituofo akan jadi efektif.
Andaikata anda masih saja terpengaruh oleh opini luar, bagaimana mungkin
ketrampilan melatih diri anda bisa maju? Maka ini seperti yang dikatakan oleh
praktisi jaman dulu, hanya bisa menanam benih melafal Amituofo di Alaya-
vijnana (gudang kesadaran), yang akan bertunas pada masa kelahiran-
kelahiran berikutnya, namun dalam satu kehidupan ini tidak bisa berhasil.
Jika ingin berhasil pada satu kehidupan ini juga, maka harus melepaskan
semua kemelekatan, yakni seperti yang sering saya sarankan pada anda
semuanya, jangan sampai terpengaruh oleh keadaan di luar. Andaikata
keadaan di luar itu datang mengganggu maka apa yang harus dilakukan?
Turuti saja apa adanya, anda mau bilang ini bagus yah terserah; anda mau
bilang ini tidak bagus, juga terserah, segalanya menuruti apa adanya.
Bagaimana yang disebut “menuruti apa adanya”? Tidak melekat pada rupa
disebut “menuruti apa adanya”, jika melekat pada rupa tidak disebut “menuruti
40
apa adanya”, melekat pada rupa menciptakan karma buruk, tak peduli itu
adalah baik atau buruk, asalkan anda melekat padanya, anda menaruhnya di
dalam hati, inilah yang disebut dengan melekat pada rupa. Di dalam Alaya-
vijnana ada benih baik dan benih buruk, benih baik akan mengantar kelahiran
di tiga alam bajik; benih buruk akan mengantar kelahiran di tiga alam
penderitaan, anda tidak mungkin bisa menghindar.
Jadi bagaimana caranya agar tidak melekat pada rupa? Tak peduli apakah itu
adalah baik atau buruk, janganlah taruh di hati, di dalam hati hanya boleh
ditaruh sepatah Amituofo saja, selain Amituofo, apapun jangan ditaruh, inilah
yang dimaksud dengan tidak melekat pada rupa. Anda hanya melekat pada
Buddha Amitabha, setiap niat pikiran adalah Alam Sukhavati, selain Amituofo
maka takkan ada lagi yang lainnya, pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.
41
Di dunia ini manusia hidup dengan begitu menderita, andaikata anda bertanya
pada saya (Master Chin Kung), maka jika bukan demi orang banyak, maka
saya akan memohon pada Buddha Amitabha agar sekarang juga menjemput
diriku ke Alam Sukhavati, di dunia ini tiada lagi yang didambakan sama sekali,
sejak awal saya telah sampai di Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan,
barulah kemudian kembali lagi untuk menyelamatkan para makhluk,
identitasnya tidak sama, merupakan insan yang datang kembali.
Buat apa masih berada di dunia ini? Bila masih ada yang ingin mendengar
ceramah maka ini disebut masih memiliki ikatan jodoh; sebaliknya jika di
dunia ini tidak ada yang ingin mendengarkan ceramah lagi, maka ini disebut
tidak memiliki jalinan jodoh lagi, saya akan segera pergi. Selama ini kami
menggunakan media internet dan siaran televisi, saya memberi ceramah di
dalam studio rekaman, di dalam studio rekaman seringkali tidak ada yang
datang mendengar, saya sendiri berhadapan dengan lensa kamera dan
berceramah didengar oleh diriku sendiri, betapa bahagianya.
Ada orang yang menyaksikan siaran kami, maka ini disebut masih memiliki
jalinan jodoh, setiap hari dia akan menyetel siaran tv ke saluran kami.
Sebenarnya berapa orang yang menyaksikan ceramah, saya juga tidak
mengetahuinya, saya juga sama sekali tidak pernah menaruh hal ini di hati,
asalkan masih ada yang menyaksikannya maka saya akan terus berceramah.
42
Insan jaman dahulu kala mawas diri dan disiplin, orang masa kini menjunjung
kebebasan, pendidikan orang Tiongkok masa dulu adalah membatasi diri
sendiri. Bila dua hal ini dibandingkan, mana yang lebih bagus? Masih saja cara
insan tempo dulu yang lebih bagus, karena takkan ada efek sampingnya, dapat
melindungi diri sendiri, dapat membawa ketenangan dan keharmonisan pada
masyarakat. Sedangkan kebebasan dapat membawa apa? Persaingan,
perebutan, peperangan.
Dari sini anda dapat memahami bahwa metode yang digunakan oleh insan
tempo dulu adalah benar adanya, dapat menghindari bencana, mengurangi
malapetaka yang menimpa manusia. Mengapa prestasi ini tidak ditemukan
dalam masyarakat masa kini? Karena orang jaman sekarang hatinya tidak
tenang (tergesa-gesa), mereka hanya melihat hasil yang ada di hadapannya saja,
tidak mengamatinya secara mendalam.
Saya dapat menaati sedikit tata krama, saya dapat mengorbankan sedikit
keuntungan, namun dapat membawa ketenangan pada masyarakat, membawa
keharmonisan bagi negara, membawa dunia ini dalam kebersamaan, memiliki
nilai dan makna, sungguh pantas adanya!
Masa kini manusia memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang
jaman dulu, namun orang masa kini sikapnya tidak tenang, orang tempo dulu
tidak pernah terdengar hal begini, mengapa demikian? Hatinya tenang dan
seimbang. Pada mulanya memang tidak ada hati yang kalut, kenyataannya
orang tempo dulu sepanjang hidupnya, dalam interaksi dengan para makhluk
di sekitarnya juga tak terlihat ada yang tidak tenang, meskipun ada yang tidak
tenang namun itu hanyalah segelintir, tidak ada apa-apanya.
43
Saat kini di dalam masyarakat, setiap orang sejak kecil hingga lansia, dipenuhi
sikap yang tidak tenang, orang tempo dulu juga tidak pernah bermimpi bahwa
masa kini akan jadi sedemikian. Ini dikarenakan pada jaman sekarang manusia
dalam berinteraksi, apa yang dia lihat dan dengar, kerumitannya bila
dibandingkan dengan masyarakat tempo dulu adalah lebih dari ratusan bahkan
ribuan kali lipat.
Hati mereka begitu kacau, tidak sanggup menenangkan diri; pikiran mereka
tercemar, tidak sanggup menjernihkannya, hanya bisa meringankan sedikit
kekotoran di batinnya. Andaikata masih juga tidak serius melatih diri, maka
pencemaran batin itu semakin hari akan semakin parah, maka itu pada
kelahiran mendatang tidak berani membayangkannya lagi.
Ada banyak binatang yang berumur pendek, seperti yang tercantum di dalam
sutra, Buddha Sakyamuni membabarkan pada kita bahwa hewan-hewan
berusia singkat ini, setelah mati bukan berarti mereka sudah dapat
membebaskan diri dari alam binatang. Umpamanya manusia yang jatuh ke
alam binatang terlahir jadi anjing, setelah anjing mati masih kembali terlahir
jadi anjing lagi, berulang hingga beberapa puluh kali, bahkan hingga ratusan
kali, barulah dapat keluar dari alam binatang. Setelah anda menyadari
kebenaran ini barulah anda memahami bahwa betapa mengerikannya hal ini.
kesucian Arahat. Buddha bertanya pada mereka : “Kalian lihatlah, sudah
berapa lama semut-semut ini bertumimbal lahir menjadi semut lagi?”
Buddha membabarkan Dharma ini untuk menyadarkan diri kita agar jangan
sampai terjatuh ke alam binatang. Jangan mengira bahwa alam binatang lebih
lumayan daripada alam setan kelaparan dan neraka, tidak mudah untuk keluar,
apalagi jika ingin bertumimbal lahir jadi manusia.
Hari ini kita telah terlahir sebagai manusia, hendaknya tahu menghargainya,
kesempatan terlahir sebagai manusia sungguh sulit diperoleh! Manfaat dari
terlahir sebagai manusia adalah lebih mudah tercerahkan; hewan diliputi moha,
sehingga sulit untuk tercerahkan; setan kelaparan dan neraka, begitu tersiksa
hingga tak berdaya untuk tercerahkan. Dewa menikmati kesenangan,
terlampau senang sehingga jadi terlena, tidak sudi melatih diri; sedangkan
alam manusia penderitaan dan kebahagiaan saling berbaur, penderitaan lebih
banyak daripada kebahagiaan, maka itu mudah tercerahkan.
45
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Oktober 2014
Di dalam kalangan Buddhisme ada sebuah kisah tentang Master Vinaya Dao
Xuan, beliau merupakan guru sesepuh dari Aliran Vinaya Pegunungan
Zhongnan, merupakan pendiri Aliran Vinaya di Tiongkok. Seorang Maha
Bodhisattva muncul membuat peragaan untuk dilihat generasi selanjutnya.
Pada saat itu Master Kui Ji adalah seorang Maha Bhiksu yang memberi
ceramah Dharma, dia berasal dari keluarga bangsawan, awalnya dia tidak sudi
meninggalkan keduniawian, namun Master Hsuan Tsang sangat
mengkaguminya, lalu memintanya untuk menjadi Bhiksu, Master Kui Ji
kemudian mengajukan tiga syarat.
Tabiatnya sudah sangat berat, sejak kecil melewati kehidupan di dalam istana
yang penuh kemewahan, pamannya bernama Yuchi Jingde adalah jenderal
besar Kaisar Tang Tai-zong. Sejak kecil sudah terlampau dimanja, tidak
sanggup menderita, untuk memasuki Sangha saya harus membawa serta satu
kereta yang berisi emas, perak dan permata berharga lainnya, Master Hsuan
Tsang menyetujuinya, maka itu dia dijuluki sebagai “Master Tiga Kereta”,
satu kereta lagi berisi buku-buku, suka membaca buku, lalu satu kereta lagi
berisi gadis cantik, orang-orang memandangnya dengan pandangan sinis,
tidak mampu mengamalkan sila.
46
Hari ini kebetulan Master Kui Ji akan melewati Pegunungan Zhongnan, maka
itu terlebih dulu memberitahu kedatangannya kepada Master Vinaya Dao
Xuan, dia ingin singgah dan berkunjung. Master Vinaya Dao Xuan sangat
bersukacita menyambutnya, sambil mempergunakan kesempatan ini untuk
memberi pelajaran kepada Master Kui Ji.
Master Vinaya Dao Xuan menjalankan sila dengan penuh disiplin sehingga
menggugah para Dewa, sehari makan sekali, yakni di tengah hari akan ada
Dewa yang mengantarkan persembahan makanan kepada beliau. Maka itu dia
berpikir untuk menampilkan peragaan sejenak, besok siang Master Kui Ji akan
tiba di tempat ini, andaikata dia dapat melihat langsung bagaimana Dewa
memberi persembahan makanan padaku, agar dia tahu manfaat dari
mengamalkan sila.
Keesokan harinya, Master Kui Ji tiba di tempat pertapaan Master Vinaya Dao
Xuan, hingga siang hari masih juga tidak kelihatan Dewa datang memberi
persembahan makanan, sehingga merasa sangat kecewa. Lalu dia mengantar
Master Kui Ji menuruni pegunungan.
adalah sila hati, hatinya tak tergoyahkan. Saat mata melihat rupa takkan timbul
niat pikiran, mana mungkin ada perbedaan dan kemelekatan? Saat telinga
mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mengecap rasa, juga takkan
timbul niat pikiran, ini merupakan kondisi batin siapa? Yakni kondisi batin
Bodhisattva Dharmakaya. Apakah Dia masih memerlukan makanan dan
minuman? Tidak perlu. Jika memang tidak perlu, lalu mengapa harus membuat
peragaan sedemikian? Beliau berlakon untuk dilihat para makhluk, andaikata
Saya tidak berlakon sedemikian rupa, maka orang-orang takkan berani belajar
Ajaran Buddha; justru karena Saya melakonkan sedemikian, sehingga orang-
orang akan beranggapan bahwa dirinya juga boleh ikut belajar Ajaran Buddha,
jadi tujuannya adalah untuk menuntun para makhluk.
Menit dan detik telah berlalu, masa lalu tidak mungkin bisa terulang lagi,
buat apa anda terus memikirkannya? Lebih baik memikirkan Buddha
Amitabha. Sampai di Alam Sukhavati anda dapat melihat masa lampau,
menakjubkan! Sedangkan di sini kita tidak mampu melihatnya, mengapa
demikian?
Saat melihat masa lalu juga takkan lagi merasa sedih, paling tidak hanya
akan menghela nafas, di masa lalu saya tersesat. Karena sesat maka melakukan
perbuatan buruk, barulah menjalani penderitaan, kini setelah tercerahkan
takkan begitu lagi. Karena itu janganlah dianggap serius, haruslah menjaga
hati kita agar tetap suci (jernih/tenang), seimbang dan tercerahkan, begini baru
48
betul, ini barulah praktisi sejati. Dengan hati yang suci dan seimbang barulah
dapat menangani segala urusan, takkan melakukan kesilapan.
Pada jaman dahulu kala, sejak kecil anak-anak sudah dididik sehingga
memiliki akar budi pekerti, maka itu mereka tahu menghormati insan yang
memiliki moralitas, meskipun insan ini memiliki segelintir tabiat buruk, juga
tidak boleh mengkritiknya, mengapa demikian? Supaya para pendengar
ceramahnya masih memiliki hati bersukacita dan rasa hormat padanya.
49
Orang masa kini tidak percaya Hukum Karma, maka ini tak berdaya, ini
merupakan masalah yang paling berat dalam menyebarkan ajaran suci dalam
masyarakat sekarang ini, yakni tidak mampu membangkitkan rasa hormat.
Tahun ini selain berceramah masih ada kegiatan lainnya yakni kelas belajar,
berbagi pengalaman belajar dengan rekan-rekanku, bagaimana kesan masing-
masing, apa yang mereka peroleh selama belajar. Inilah yang disebut dengan
diskusi, saling bertukar pikiran, yakni manfaat sesungguhnya seperti yang
tercantum dalam sutra, berbahagia dalam Dharma.
Maka itu kami memulainya tahun ini, kita belajar Sutra Usia Tanpa Batas, poin
pentingnya adalah untuk memperjelas makna yang terkandung di dalamnya,
menjelaskannya agar dipahami; yang paling penting adalah bagaimana
menerapkannya dalam kehidupan keseharian, dalam bekerja, dalam menangani
masalah, memperlakukan manusia dan makhluk lainnya, memperoleh manfaat
dan kebijaksanaan yang sesungguhnya. Jadi bukan hanya saya berceramah dan
anda mendengarkannya, namun setelah anda mendengarnya hendaknya dapat
berbagi kembali dengan diriku.
Maka itu Buddha Sakyamuni juga akan turut bersukacita, jalinan jodoh para
makhluk telah masak, mengapa demikian? Karena para makhluk telah dapat
menerima, meyakini, dia sudi membangkitkan keyakinan dan tekad terlahir ke
Alam Sukhavati, belajar pada Buddha Amitabha. Buddha Sakyamuni
membabarkan sutra ini adalah serupa dengan merektrut para siswa buat
Buddha Amitabha, Buddha Sakyamuni mengadakan perektrutan siswa di
wilayah Alam Saha, berharap agar semuanya dapat terlahir ke Alam Sukhavati;
Buddha Amitabha menjemput para makhluk terlahir ke Alam Sukhavati,
semua yang terlahir ke Alam Sukhavati menjadi Bodhisattva Avaivartika,
dalam satu kehidupan mencapai KeBuddhaan. Selama membabarkan Dharma
memberi manfaat bagi semua makhluk, maka ini merupakan hal utama yang
50
membuat Buddha Sakyamuni merasa paling bersukacita, jalinan jodoh ini
sudah masak.
51
Teori-teori ini bukan keluar dari khayalan dan perbedaan. Segala sesuatu yang
berasal dari hati khayal adalah sampah, takkan tahan uji, teori yang
dikemukakan oleh para ilmuwan, setelah melewati waktu 10 atau 20 tahun,
ketika ada ilmuwan lain menemukan hal baru, maka teori sebelumnya akan
dibantahnya. Teori yang bisa dibantah adalah sampah, sedangkan yang tidak
bisa dibantah barulah disebut kebenaran.
Tetapi hari ini kebenaran malah dibantah, berbakti adalah kebenaran, hari ini
orang-orang malah membantah bakti; rasa hormat adalah kebenaran, orang
sekarang malah mengabaikannya. Mereka akan berkilah, andaikata saya jujur
maka tidak bisa cari uang, jika ingin cari uang maka harus bisa mengelabui
orang lain. Kejujuran dan berbakti sudah bukan jamannya lagi; kemuliaan,
kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan, dapat dipercaya juga bukan jamannya
lagi, orang sekarang tidak mengutamakan kepercayaan lagi, malah berusaha
saling menipu, saling membandingkan siapa yang lebih licik dan berakal bulus.
52
Dengan kondisi masyarakat sekarang ini, setiap orang tidak memiliki rasa
aman, sampai makanan dan minuman juga tidak mampu memberi rasa aman,
bidang kedokteran juga tidak memberi rasa aman, jatuh sakit makan obat, obat
juga tidak memberi rasa aman, bukankah ini sungguh memilukan!
53
Andaikata tidak bisa melihat dan mendengarnya, melewatinya dengan sia-sia,
maka ini dikarenakan kekotoran batin (klesa) dan tabiat yang sangat berat,
begitu ceroboh, tidak memiliki rasa hormat, malah mencurigai dan
meragukannya. Insan yang ragu itu sangat banyak sekali, terutama para
praktisi pemula yang pendiriannya masih rapuh, mudah digoyahkan orang lain.
54
Andaikata karena hasutan anda sehingga kesempatan orang lain untuk bertemu
dengan Ajaran Sukhavati ini jadi hilang, bukankah akibatnya akan sungguh
mengerikan? Andaikata dia adalah orang yang pengertian, memahami
kebenaran, pasti takkan berani melakukannya. Insan yang memahami
kebenaran pasti akan menyakini secara mendalam dan membulatkan tekad
untuk terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, kekuatan apapun takkan mampu
mengubah pendiriannya, serupa Master Hai Xian yang telah benar-benar
memahaminya dengan jelas.
Seperti yang dikatakan oleh Master Shan Dao bahwa andaikata ada orang yang
datang menasehatimu, atau seorang kalyanamitra besar, yang dijunjung oleh
manusia di kolong langit ini, dimana semua orang berguru padanya, katanya
dia masih punya satu metode yang lebih unggul daripada metode pelafalan
Amituofo, punya dia lebih hebat bisa mengeliminasi rintangan karma.
55
Orang lain mengiming-iming bahwa masih ada pintu Dharma lainnya, dia
percaya begitu saja lalu menerimanya. Padahal jalan yang selama ini
dianutnya(Ajaran Sukhavati) adalah jalan lurus dan langsung untuk mencapai
KeBuddhaan, dia memperdayaimu untuk masuk kembali ke dalam lingkaran
tumimbal lahir, sungguh memprihatinkan!
Lalu bagaimana bila bertemu dengan orang yang telah mencapai kesucian
tingkat pertama, kedua, ketiga yang datang menasehatimu, anda juga harus
menolaknya. Dan bagaimana pula jika Bodhisattva yang datang menasehatimu,
anda juga hendaknya tak tergoyahkan.
Apabila sampai Buddha yang datang dan anda juga tak tergoyahkan, maka ini
berarti anda memiliki akar yang mendalam dan kokoh, mana mungkin ada
alasan tak berhasil?
56
Namun sayangnya sekarang tidak perlu Arahat, Bodhisattva, Buddha datang
untuk mengujimu, sekarang setan datang menampilkan sedikit kekuatan gaib
saja bisa membuatmu hanyut terlena, saat itu perkataan Buddha juga tak sudi
didengar lagi, namun perkataan setan dituruti dengan serta merta, bukankah ini
sungguh memprihatinkan?
Maka itu di dalam sutra tercantum bahwa Pintu Dharma Ajaran Sukhavati
adalah “Pintu Dharma Istimewa Terunggul”, apakah anda masih berminat pada
yang lain?
Segala apa yang dialami oleh masing-masing makhluk adalah merupakan hasil
perbuatannya sendiri, tidak ada kaitannya dengan orang lain. Insan lain
menasehatimu, memikatmu agar melepaskan jalan benar dan beralih ke jalan
yang sesat, lalu anda jadi terpedaya, melepaskan jalan benar, anda begitu
ikhlas, maka akibatnya harus ditanggung sendiri.
Kenyataaan ini memang ada di depan mata kita, setiap saat anda dapat
menemukannya. Mengapa anda begitu gampang diperdaya? Ini karena
kekotoran batin (klesa) dan tabiat anda begitu parah, pandangan benar anda
begitu tipis dan lemah, tak berdaya menghadapi ketenaran dan keuntungan,
harta, rupa, nama dan keuntungan, tak berdaya menghadapi godaan ini.
57
Maka itu insan yang belajar Ajaran Buddha itu banyak, praktisi pelafal
Amituofo juga tidak sedikit, namun insan yang benar-benar dapat menjauhi
penderitaan memperoleh kebahagiaan itu jumlahnya sedikit.
58
Harri ini dapatt makan saatu kali, inni juga berrkat perlinddungan daari Buddhaa dan
Boddhisattva, sebaliknyaa jika tidakk ada, jugaa berkat peerlindungaan Buddhaa dan
Boddhisattva, segalanya
s diterima dengan
d perrasaan sukaacita, segaalanya diterrima
denngan ikhlass, dalam seegala hal takkan
t timbbul niat piikiran, takkkan membbeda-
beddakan dan melekat,
m m
memperoleh h pembebaasan agungg!
Kutipan Ceramah
C M
Master Chinn Kung 299 Oktober 2014
2
59
60
Di mana kita baru dapat menimbun berkah kebajikan yang besar? Yakni di
dalam pintu Ajaran Buddha. Bagaimana cara memupuknya? Yakni
mengamalkan seperti yang tercantum di dalam Sutra Usia Tanpa Batas.
Bagaimana cara mengamalkannya? Yakni pada pagi dan sore hari dengan
penuh hormat membaca sutra ini satu buku dari awal sampai akhir, satu huruf
pun tidak salah dibaca, sepatah kata tidak ada yang ketinggalan, maka jasa
kebajikan anda ratusan, ribuan bahkan puluhan ribu kali lipat. Benarkah hal ini?
Benar adanya, jika tidak ada jasa kebajikan sebesar ini, apa yang harus anda
andalkan untuk terlahir ke Alam Sukhavati? Alasannya terletak di sini.
Untuk praktisi pemula mungkin diperlukan waktu sekitar dua jam untuk
membaca satu buku, setengah tahun kemudian, satu jam sudah cukup, harus
memiliki keteguhan hati dan kemauan keras, jika tidak terputus maka bisa
terlaksana. Ini adalah cara untuk menimbun jasa kebajikan yang sesungguhnya,
jasa kebajikan ini dapat membebaskan anda dari enam alam tumimbal lahir,
membantumu terlahir ke Alam Sukhavati, mana boleh tidak melakukannya?
Bagi lansia yang berusia 70 atau 80 tahun, kondisi tubuh sudah melemah,
membaca sutra tentu sukar, boleh menggunakan cara lainnya yakni dengan
61
mendengar. Asosiasi kita menyediakan VCD/DVD cara membaca Sutra Usia
Tanpa Batas, ada juga pemutar yang selalu dapat dibawa serta (portable), maka
ini lebih leluasa. Kecepatan pembacaan sutranya ada tiga jenis, ada yang
berkisar 40 menit, 1 jam dan 1,5 jam, anda boleh memilih kecepatan mana
yang anda suka.
62
Penuaan tidak bisa dihindari namun bisa diperlambat, orang masa kini baru
usia 50 atau 60 tahun saja sudah menua, maka bisa memperlambatnya hingga
usia 70 atau 80 tahun masih serupa masih muda, otaknya masih lincah, sehat
dan panjang umur, kondisi tubuhnya serupa masih muda, dia dapat
mewujudkannya.
63
Kita dapat membayangkan bahwa di Alam Sukhavati itu sangat ramai sekali,
memang benar, sungguh ramai sekali, yang tak terpikirkan oleh anda. Namun
setiap penduduk Alam Sukhavati hatinya begitu suci, takkan menaruh hal ini
di dalam hatinya, ini sungguh hebat. Berlakon di atas pentas, setiap
pemerannya dapat mengetahui bahwa ini hanyalah lakonan semata, janganlah
menganggap serius, maka dia akan bebas tanpa rintangan dalam
menyelamatkan semua makhluk, batin sendiri takkan tercemar sama sekali.
64
Alam Sukhavati? Untuk mengaspal jalan, sebagai bahan bangunan. Di sini kita
menggunakan semen dan batu bata untuk mendirikan bangunan, di sana
menggunakan mutiara, cornelian, dan permata lainnya.
65
Kelak dapat bertemu dengan Buddha maksudnya adalah setelah anda terlahir
ke Alam Sukhavati, setiap hari bisa bersama Buddha Amitabha, sungguh
menakjubkan tak terbayangkan! Langsung menerima ajaran dari Buddha
Amitabha, mana mungkin takkan mencapai KeBuddhaan!
Kita masih mendambakan dunia ini, masih banyak musuh kerabat penagih
hutang yang ingin kita selamatkan, tetapi sekarang kita masih belum mencapai
KeBuddhaan, kemampuan kita untuk menyelamatkan makhluk lain masih
sangat terbatas, hanya dapat memperkenalkan Sutra Usia Tanpa Batas kepada
semua insan, percaya atau tidak tergantung pada jodoh masing-masing.
Andaikata sesampainya anda di Alam Sukhavati, hati maitri karuna anda amat
tulus, usai bertatap muka dengan Buddha Amitabha sudah boleh pulang
kembali, tidak perlu menanti hingga mencapai KeBuddhaan di Alam
Sukhavati baru pulang kembali, belum mencapai KeBuddhaan juga boleh
pulang kembali, kekuatan tekad Buddha Amitabha akan memberkati dirimu,
jiwa sejatimu takkan tersesat, anda mengetahui bahwa anda berasal dari Alam
Sukhavati yang datang kembali, kapan saja anda dapat kembali ke Alam
Sukhavati, bukankah ini sungguh leluasa.
Kesempatan ini jangan sampai terlewatkan sia-sia, jika terlewatkan maka akan
sangat disayangkan, pasti harus menggenggamnya dengan seerat-eratnya.
66
Kita memastikan ketrampilan melatih diri sendiri sampai di tahapan mana, dari
mana kita dapat mengujinya? Yakni seuntai kalimat ini “suci, setara dan
tercerahkan”, ini adalah ukuran yang pasti. Andaikata anda mengatakan bahwa
ketrampilan pelatihan diri anda sebagus apapun, namun hati anda tidak suci,
maka sesungguhnya anda tidak memperoleh hasil apapun, anda tetap masih
adalah orang awam.
Apa yang anda peroleh, yang bagus hanyalah berkah alam manusia dan Alam
Dewa; sebaliknya jika yang tidak bagus adalah setelah banyak menimbun
berkah alam manusia dan Alam Dewa, hingga bagi mereka yang memberi
ceramah Dharma,namun di dalam pikiran dan tindakan mereka adalah
keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, sedangkan maitri, karuna,
mudita dan upeksa tidak sempurna, maka besar kemungkinannya terlahir ke
Alam Dewa, atau juga terlahir ke Alam Asura, Raksasa. Mengapa demikian?
Andaikata anda masih memiliki iri hati yang sangat kuat, dendam, berkah
kebajikan anda dalam menyebarkan Dharma sangat besar, menjadi Raja Asura,
Raja Raksasa, setelah berkah habis dinikmati, buah akibatnya jatuh ke tiga
alam penderitaan. Setelah jelas dan memahami akan hal ini maka setiap niat
pikiran yang muncul dengan sendirinya seluruhnya adalah Amituofo, mengapa
demikian?
67
sangat bersukacita. Mengapa demikian? Dapat terlepas dari penderitaan yang
sesungguhnya dan memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.
68
Apakah ajaran sutra itu perlu dipelajari? Belum tentu diperlukan, mempelajari
ajaran sutra merupakan salah satu dari 84 ribu pintu Dharma, kepada siapa
ucapan ini ditujukan? Terhadap kaum intelektual, mereka suka membaca dan
belajar, maka menggunakan cara ini.
Lihatlah bagi mereka yang tidak mengenal aksara, yang tidak berjodoh
mengecap pendidikan di bangku sekolah, dengan menggunakan pintu Dharma
ini adalah yang paling baik, sepatah Amituofo. Master Hai Xian telah memberi
teladan yang bagus kepada kita semuanya.
Ingatannya masih jernih dan jelas, pikirannya masih lincah, hatinya baik dan
maitri karuna, tiada kebencian dan niat buruk. Melihat penampilannya begitu
miskin dan menderita, namun batinnya bebas dan berbahagia. Kehidupannya
secara menyeluruh mengandalkan diri sendiri, ada lahan tanah maka akan ada
kekayaan, lahan tanah adalah milik negara, lahan kosongtidak ada yang
membukanya, dia pergi menggarap tanah tersebut.
Sungguh luar biasa dia dapat menggarap hingga lebih dari seratus hektar tanah,
seorang diri menanaminya, menanami bahan pangan, sayur dan buah. Saat
69
panen tiba, dia tidak menjualnya, selain untuk dimakan sendiri maka
selebihnya dibagikan kepada orang miskin, tempat mana yang kekurangan
pangan dan sandang maka dia akan pergi mengulurkan tangan.
Lihatlah Master Hai Xian sendiri tidak memiliki apa-apa, namun sepasang
tangannya dapat memunculkan harta benda, menimbun harta itu ada jalannya.
70
Yang paling sempurna adalah sepatah Amituofo, jasa kebajikan dari lafalan
Amituofo adalah tak terhingga, tanpa batas dan tiada ujungnya. Jika kita ingin
mengeliminasi rintangan karma, ingin menimbun jasa kebajikan, bagaimana
caranya? Di dalam Sutra Usia Tanpa Batas dikatakan bahwa, dengan penuh
ketulusan melafal sepatah Amituofo adalah cara untuk menimbun jasa kebajikan,
juga merupakan cara untuk menghapus seluruh karma buruk yang telah diperbuat
sejak kalpa lampau yang tanpa awal. Seluruhnya adalah dengan menggunakan
sepatah Amituofo ini.
Tetapi sayangnya tidak ada orang yang percaya, mengapa demikian? Sejak
kalpa lampau yang tanpa awal, karma buruk yang telah saya perbuat sudah begitu
berat, mana mungkin hanya dengan sepatah Amituofo ini bisa mengeliminasinya?
Maka itu mereka masih saja mengikuti upacara pertobatan, melafal mantra dan
pintu Dharma lainnya dengan harapan untuk membantu mengeliminasi karma
buruknya.
Mereka tidak tahu bahwa daya eliminasi karma buruk dari metode-metode
tersebut adalah kecil, tidak mampu menghapusnya sampai bersih, hanya sepatah
Amituofo yang dapat melenyapkan rintangan karma dan tabiat sampai bersih, tidak
perlu menggunakan cara kedua.
71
Apa yang merupakan tujuan akhir dari belajar Ajaran Buddha? Yakni
membantu kita menemukan kembali jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan). Karena
kita tersesat maka muncullah enam alam tumimbal lahir, sejak kalpa lampau
yang tanpa awal, berputar di roda samsara tumimbal lahir, tidak tercerahkan,
semakin tersesat semakin mendalam, makin terpuruk makin menderita.
Penderitaan di enam alam tumimbal lahir begitu tersiksa tak terungkapkan
dengan kata-kata, yang paling sengsara adalah neraka, tetapi tersesat di enam
alam tumimbal lahir, waktu di Alam Neraka merupakan yang paling panjang.
Andaikata tidak melafal Amituofo maka yang kita pikirkan adalah roda
samsara tumimbal lahir, anda sendiri tidak menyadarinya, ini sudah salah.
Dengan melafal Amituofo, terhadap segala sesuatu di dunia ini, menerima apa
adanya dan tidak memaksakan kehendak, ini barulah betul.
72
Seperti Master Hai Xian, melihat segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang
tidak baik, segalanya baik, dalam memperlakukan manusia dan makhluk
lainnya serta menangani urusan, hatinya takkan membeda-bedakan, juga
takkan melekat.
73
Semua ini bukanlah hasil pencapaianmu, namun semua ini karena Buddha
Amitabha memberkati dirimu, sehingga anda memiliki kemampuan untuk
menjelajah ke seluruh Alam Buddha di sepuluh penjuru, bila ada makhluk
yang berjodoh denganmu, maka anda memiliki kemampuan yang serupa
dengan Bodhisattva Dharmakaya, dapat muncul dan membabarkan Dharma
kepada mereka.
Seluruh alam para Buddha yang tiada batasnya, kapan saja anda dapat pergi
berjelajah ke sana sesuai keinginanmu, kapan saja anda ingin pulang kembali
ke Alam Sukhavati maka semuanya akan terpenuhi sesuai dengan keinginan
anda, memperoleh kebebasan besar. Hal ini hanyalah merupakan impian di
74
alam saha, namun setibanya di Alam Sukhavati segala sesuatu akan terpenuhi
sesuai dengan keinginan hati, maka itu tidak boleh tidak terlahir ke sana.
75
76
Maka itu begitu keluar dari kandungan, bayi tidak mampu menahan siksaan
tersebut sehingga dia akan menangis sekeras-kerasnya. Apakah anda pernah
melihat bayi yang begitu terlahir akan tersenyum-senyum? Tidak ada.
Mengapa demikian? Karena di dalam kandungan dia mengalami penderitaan,
tidak ada kebahagiaan, karena tersiksa maka dia menangis, kesakitan hingga
mengalirkan air mata.
Begitu dilahirkan bayi akan menangis dan berteriak : “Khu-a! Khu-a!” Khu
dalam Bahasa Mandarin artinya menderita. Penderitaan ini akan berlangsung
sepanjang hidupnya, penderitaan lahir, tua, sakit dan mati akan kita alami.
Sedangkan Master Hai Xian ketika berusia 112 tahun, kondisi tubuhnya masih
sehat, penglihatannya tidak kabur, telinganya, ingatannya masih jelas,
77
pikirannya masih lincah, jiwa raga sehat, tidak mengalami penderitaan usia tua.
Dia tidak menderita penyakit, saat meninggal dunia juga bebas tanpa rintangan,
tidak mengalami penderitaan kematian.
Hatinya begitu suci, setitik debu batin pun takkan mengotorinya, baginya tidak
ada ini baik dan itu jahat, maka itu dia tidak memiliki penderitaan akibat
berkumpul dengan orang yang dibenci, juga tidak memiliki penderitaan akibat
berpisah dengan orang yang dicintai, dan juga tidak memiliki penderitaan
akibat keinginan yang tidak tercapai, hidupnya bersahaja dan bersukacita.
Ketika Master Hai Xian berulang tahun, umat memberi persembahan makanan
hingga memenuhi satu meja makan. begitu dia melihatnya, satupun tidak
dicicipinya. Mengapa demikian? Untuk menunjukkan kehidupan bersahaja,
makan dengan apa adanya, tidak perlu menambah menu lagi buatnya, apalagi
khusus disajikan buat dirinya, melewati ulang tahun dengan biasa-biasa saja
sudah cukup, maka itu dia tidak mencicipinya.
78
Penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, bukan hanya usia tak
terhingga namun juga takkan berubah, selamanya awet muda, tidak ada usia
tua, tidak seperti di alam kita ini, mengalami lahir, tua, sakit dan mati, di Alam
Sukhavati tidak ada hal sedemikian.
Maka itu menciptakan perbedaan antara satu sama lainnya, dalam hati merasa
adanya ketidakadilan, timbul kekotoran batin (klesa). Insan yang memiliki
wajah rupawan akan merasa angkuh, sedangkan yang berwajah jelek akan
merasa rendah diri, baik merasa cantik maupun jelek juga merupakan
kekotoran batin.
79
Maka itu Buddha Amitabha menginginkan agar semua makhluk yang terlahir
ke Alam Sukhavati selamanya jauh dari kekotoran batin, apa yang akan
dilakukanNya? Yakni seluruh penduduknya berwajah serupa dengan Buddha
Amitabha dan Bhiksu Dharmakara (Buddha Amitabha) telah berhasil
menwujudkan tekadNya. Kekuatan tekad agungNya telah memberikan pada
kita sandaran yang pasti dapat diandalkan.
80
Setelah ketrampilan melatih diri telah mendalam dan telah melewati satu kurun
waktu yang lama, dengan sendirinya takkan ada khayalan lagi, maka ini sudah
berhasil, yang disebut mencapai samadhi. Dengan tercapainya samadhi maka
kebijaksanaan akan terbuka, maka itu dengan mengamalkan sila diperoleh
samadhi, dengan tercapainya samadhi maka terbukalah prajna, dengan
munculnya kebijaksanaan maka tiada yang tidak diketahui.
Master Hai Xian melepaskan segala kemelekatan, di dalam hatinya hanya ada
sepatah Amituofo, selain sepatah Amituofo tiada lagi yang lainnya. Suatu hari
ada yang hendak mencuri tanaman jagungnnya, kemudian tertangkap basah
olehnya. Master berkata pada pencuri tersebut agar jangan takut, lalu
mempersilahkan si pencuri untuk memetik jagung sesuai dengan keinginannya,
sementara master sendiri berlalu dari tempat tersebut.
Pencuri jagung tidak menyangka Master Hai Xian bisa begitu bermaitri karuna,
bagaimana mungkin di hatinya tidak timbul rasa hormat pada master?
Selanjutnya apakah dia masih berani mencuri lagi? Tidak berani lagi.
81
Selanjutnya terlebih dulu dia akan minta ijin pada master, setelah master
mengijinkannya barulah dia pergi memetik jagung.
Master Hai Xian tidak menaruh apapun di dalam hatinya, baik orang, masalah
dan sebagainya, hanya satu yang ditaruhnya di dalam hati yakni Buddha
Amitabha dan Alam Sukhavati, ini adalah tempat yang senantiasa ingin
ditujunya.
Demikian juga dengan pintu Dharma lainnya, anda hanya boleh memilih satu
jalur, anda tidak boleh berjalan di dua jalur. Bila sekaligus mempelajari dua
pintu Dharma, hati anda sudah bercabang, anda tidak mampu terfokus,
akhirnya yang anda peroleh hanyalah pengetahuan semata, tidak bisa mencapai
samadhi.
82
Maka itu semua sutra dan sastra menunjukkan jalan bagi kita untuk berpulang,
yakni membimbing kita ke Alam Sukhavati. Dengan terlahir ke Alam
Sukhavati, maka misi para Buddha dan Bodhisattva untuk menyelamatkan
dirimu telah sempurna, karena anda telah terselamatkan, hal ini tidak boleh
tidak diketahui.
83
Sampai di Alam Sukhavati, tubuh dan rupa kita akan serupa dengan Buddha
Amitabha. Rupa Buddha Amitabha sungguh menakjubkan tiada taranya, rupa
yang akan kita peroleh setelah terlahir ke Alam Sukhavati ini, merupakan rupa
yang tiada duanya di sepuluh penjuru alam. Mengapa demikian? Setelah
membaca bagian akhir dari 48 tekad agung, barulah kita memahami hal ini.
Darimana asalnya Alam Sukhavati? Ini bukan hasil kreasi Buddha Amitabha,
juga bukan ada pihak lain yang membantu Buddha Amitabha untuk
mendesainnya, tetapi adalah Buddha Lokesvararaja mengajari Bhiksu
Dharmakara untuk mengamati alam para Buddha di sepuluh penjuru, lalu
menyeleksinya, yang buruk diabaikan dan hanya mengambil yang baik saja,
barulah kemudian mewujudkan Alam Sukhavati.
Maka itu Alam Sukhavati boleh dikatakan sebagai, baik kewibawaan Buddha
Amitabha dan para Bodhisattva penduduk Alam Sukhavati, maupun
kewibawaan lingkungan negeri tersebut, ia merupakan esensi dari apa yang
terbaik dari seluruh alam para Buddha, maka itu seluruh alam para Buddha
lainnya tidak dapat sebanding dengannya, beginilah asal usulnya.
Pilihan kita untuk terlahir ke Alam Sukhavati pasti tidak salah, karena segala
apa yang terbaik dari seluruh alam para Buddha ada di Alam Sukhavati, ke
mana lagi anda hendak menuju? Tentunya ini merupakan pilihan insan pintar.
Diantara pintu Dharma yang tak terhingga, kita telah bertemu dengan pintu
Dharma istimewa yang terunggul tiada taranya, sungguh beruntung sekali!
Bertemu dengan pintu Dharma lainnya, anggap saja menanam akar kebajikan,
belum tentu dalam satu kehidupan ini bisa berhasil; tetapi bertemu dengan
pintu Dharma Aliran Sukhavati, semuanya bisa meraih keberhasilan. Harus
percaya pada ucapan Master Shan Dao, “Puluhan ribu praktisi yang
melatihnya maka puluhan ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati”.
Praktisi pelafal Amituofo yang tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, ini
dikarenakan dia tidak benar-benar melatih diri, hanya berpura-pura saja, di
dunia ini dia masih serakah akan ketenaran dan keuntungan, maka itu
ketamakkan harus dilenyapkan barulah dapat terlahir ke Alam Sukhavati.
85
Penduduk Alam Sukhavati tidak memerlukan makan dan tidur, waktu mereka
adalah sempurna, maka itu penduduk di sana semuanya rajin melatih diri.
Anda juga tidak bisa tidak rajin melatih diri, karena Buddha Amitabha berada
di sampingmu selalu mengingatkan dirimu. Pintu Dharma apapun yang ingin
anda pelajari, sampai di Alam Sukhavati, Buddha Amitabha akan mengajarimu,
waktu yang tersedia juga terpenuhi. Di Alam Sukhavati kita pasti memperoleh
kesempurnaan, mencapai KeBuddhaan.
Maka itu harus mendengar, ini merupakan metode melatih diri Bodhisattva
Avalokitesvara, Bodhisattva Avalokitesvara menggunakan indera pendengaran,
Beliau bukan mendengar suara dari luar, namun mendengar suara di dalam
diriNya. Pintu Dharma apa yang dilatih oleh Bodhisattva Avalokitesvara
sehingga dapat berhasil? Bila dipikirkan, tentu saja juga melafal Amituofo dan
mencapai keberhasilan. Bodhisattva Mahasthamaprapta meraih keberhasilan
dengan cara melafal Amituofo, Bodhisattva Avalokitesvara juga serupa.
86
Hari ini kita memadukan metode dari Bodhisattva Avalokitesvara dan
Bodhisattva Mahasthamaprapta, kita mendengar suara lafalan Amituofo,
jangan mendengar yang lainnya, yakni hal lainnya jangan taruh di hati, di hati
hanya ditaruh Amituofo saja.
87
Orang tempo dulu memahami hal ini, percaya pada sebab akibat, “apa yang
diterima dalam kehidupan ini telah ada di dalam garis hidup, bukan ada insan
lain yang mengaturnya”.
88
Di dalam satu detik hanya ada sepatah Amituofo, atau Namo Amituofo,
sehingga bentuk-bentuk pikiran takkan timbul. Setiap detik melafal Amituofo,
lama kelamaan bentuk-bentuk pikiran takkan ada lagi, muncullah pikiran yang
suci.
Praktisi yang dengan tulus melafal Amituofo dan bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati, sepanjang hidup ini, lingkungan tempat hunian adalah diatur oleh
Buddha Amitabha, kita tidak perlu buang-buang tenaga dan pikiran, tidak
perlu memikirkan dan mengkhawatirkannya. Menerima apa adanya dan hidup
dengan tenang, apapun bagus, dengan selamat melewati satu kehidupan ini,
kelak terlahir ke Alam Sukhavati, ini adalah tujuan akhir dari kita melatih
Ajaran Tanah Suci.
Maka itu keyakinan dan tekad lebih penting dari segalanya. Para Buddha juga
menyebut bahwa pintu Dharma ini merupakan pintu Dharma yang sulit
dipercaya, namun kita dapat meyakini pintu Dharma ini, ini menunjukkan
bahwa pada masa kelahiran lampau kita pernah mempelajari pintu Dharma ini.
89
Maka itu anda takkan meragukannya, anda dapat meyakininya, benar-benar
ingin terlahir ke Alam Sukhavati, maka pada kelahiran ini dapat
menyempurnakan niat hatimu.
Maka itu kita harus bisa memanfaatkan waktu yang ada, agar jangan sampai
aktivitas harian dan melafal Amituofo saling bertentangan, diri sendiri juga
tidak merasa kelelahan. Oleh karena dia tidak terpikir akan pekerjaannya,
aktivitasnya telah menjadi kebiasaan, seperti mesin yang bergerak dengan
sendirinya, di dalam hatinya lafalan Amituofo terus bergema,
berkesinambungan tak terputus.
melafal Amituofo. Ketika memanjat pohon untuk merapikan rantingnya, dia
juga mengatakan bahwa dia sedang melafal Amituofo. Saat bercocok tanam di
ladang, dibawah terik matahari, dia juga tidak merasa kepanasan, dia sedang
melafal Amituofo. Ketrampilannya melafal Amituofo yang berkesinambungan
tak terputus ini patut kita teladani.
91
Kita yakin dan mengamalkannya dengan serius, maka dalam satu kehidupan
ini akan berhasil, terbebas. Andaikata kita tidak serius mengamalkannya,
masih saja bimbang, masih diliputi keraguan, maka ini sudah salah, pada
kelahiran ini sia-sia saja kita sudah datang ke dunia ini, maka kehidupan
mendatang masih harus berputar di enam alam tumimbal lahir, tidak tahu harus
bertumimbal lahir lagi hingga kelahiran ke berapa.
92
Seperti anak-anak muda masa kini, banyak yang mengkonsumsi nakorba, jika
ditanya kenapa dia melakukan hal ini? Katanya untuk mencari kesenangan.
Mereka meracuni diri sendiri, menyuntik morfin, katanya ini adalah
kesenangan. Kesenangan ini harus mereka bayar dengan nyawa sendiri, ini
adalah penderitaan yang paling menyengsarakan, mana ada kesenangannya?
Darimana datangnya kebahagiaan itu? Dari belajar, setelah belajar lalu dapat
mengamalkannya, menerapkannya dalam kehidupan keseharian, dalam
93
pekerjaan dan dalam memperlakukan manusia dan makhluk lain serta
menangani urusan, betapa bahagiannya!
Pahala Alam Dewa dan Manusia begitu singkat sudah habis dinikmati,
manusia yang bisa hidup hingga usia seratus tahun juga tidak banyak, ada
banyak orang yang berusia seratus tahun yang pernah anda jumpai? Meskipun
bisa hidup hingga usia seratus tahun, itu juga hanyalah satu petikan jari saja,
sekejab saja sudah berlalu, waktu berlalu dengan sangat cepat, semakin
meningkat usia maka terasa waktu berjalan semakin cepat.
Anak kecil masih belum merasakannya, saat Imlek tiba begitu gembira,
sungguh tidak mudah menanti tibanya hari tersebut, sepertinya waktu itu
sangat panjang sekali. Ini adalah pengalaman yang pernah kami lalui. Saat usia
dibawah 10 tahun, waktu terasa begitu panjang, setahun terasa begitu lamanya;
setelah melewati usia 60 tahun, terasa waktu begitu pendek, kenapa baru lewat
beberapa hari saja sudah mau Imlek.
Kenyataan ini harus kita pahami, meskipun di dunia ini kita bisa hidup hingga
200 atau 300 tahun, namun itu hanyalah satu petikan jari saja, sekejab saja
sudah berlalu, maka itu janganlah mendambakan pahala Alam Dewa dan Alam
Manusia.
94
Sampai di Alam Sukhavati pasti takkan kesepian, sejak kalpa yang tak
terhingga hingga kini, setiap kelahiran demi kelahiran, orang yang berjodoh
denganmu, mereka melafal Amituofo dan sejak awal sudah terlebih dulu
terlahir di Alam Sukhavati, semuanya dapat bertemu dan berkumpul kembali,
bercerita tentang kenangan masa lalu, kita pernah bersama pada suatu kalpa, di
sebuah planet, di dalam sebuah Alam Buddha menjadi sahabat melatih diri,
menjadi abang, kakak atau adik, sekarang kita sudah berada di Alam Sukhavati.
Andaikata anda telah memahami kenyataan dan kebenaran ini, maka tidak
boleh tidak ke sana, begitu banyak sahabat melatih diri, sanak keluarga dan
kerabat juga berada di sana. Ini adalah kenyataan dan kebenaran, kita harus
dapat memahaminya.
95
Apa yang menjadi karir Buddha? Membabarkan Dharma. Di Tiongkok, ada
Konfusius, sepanjang hidupnya adalah mengajar, demikian pula Buddha
Sakyamuni di India, juga bergerak di bidang pendidikan.
Konfusius berkeliling ke seluruh pelosok negeri, berharap agar ada raja yang
bersedia menerima gagasan dan melibatkannya dalam pemerintahan, sepanjang
hidupnya Konfusius amat mengkagumi Zhou Gong, ingin mengembangkan
aspirasinya, namun sayangnya tak berjodoh.
Sedangkan Buddha Sakyamuni dalam hal ini memiliki pandangan yang lebih
maju selangkah, Beliau adalah seorang putra mahkota, andaikata Beliau tidak
meninggalkan keduniawian, maka Beliau akan menjadi seorang raja yang baik,
seorang raja yang suci, namun Beliau malah melepaskannya, mengajari kita
untuk membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, sungguh luar biasa!
Andaikata Beliau menjadi seorang maha raja, hanya akan membawa manfaat
bagi rakyat negerinya saja, sedangkan dengan meninggalkan keduniawian dan
mencapai KeBuddhaan barulah dapat membantu semua makhluk melenyapkan
penderitaan dan memperoleh kebahagiaan.
96
Dalam mempelajari Ajaran Buddha, saya (Master Chin Kung) menasehati
praktisi sekalian untuk menggunakan hati yang tulus, pasti takkan mengalami
kerugian. Mengapa tidak berani menggunakan hati yang tulus? Orang lain
menipuku, saya tetap tulus padanya.
Maka itu hati yang tulus membawa manfaat yang tak terhingga. Sedangkan
hati yang berpura-pura (munafik) akan berputar di lingkaran tumimbal lahir,
ingin keluar dari enam alam tumimbal lahir masih menggunakan hati yang
munafik, bagaimana mungkin?
Hal ini harus dipahami dengan jelas, kalkulasi ini juga harus dihitung dengan
jelas. Saya tidak ingin bertumimbal lahir lagi, maka itu segala kemelekatan
baik duniawi maupun non duniawi juga harus dilepaskan.
97
Apakah berkah Alam Dewa dan Manusia bisa diperoleh? Bisa, dengan
mengamalkan ajaran maka bisa diperoleh, tetapi ini tidaklah sempurna.
Mengapa demikian? Berkah Alam Dewa dan Manusia suatu hari akan ada
habisnya, apa yang terjadi setelah habis dinikmati? Benih karma buruk di
alayavijnana akan muncul, yakni kekotoran batin (klesa) akan muncul ke
permukaan, dengan munculnya kekotoran batin maka buah akibatnya adalah
jatuh ke tiga alam penderitaan.
Lihatlah, berkah Alam Dewa dan Manusia setelah habis dinikmati maka akan
jatuh ke alam binatang, alam setan kelaparan dan neraka, menjalani siksaan,
setelah usai menjalani siksaan, barulah berkesempatan memperoleh tubuh
manusia, terlahir menjadi manusia sungguh tidak mudah, setelah karma baik
habis dinikmati, karma buruk habis menjalani siksaan, barulah mendapatkan
tubuh manusia, juga tidak berdaya terbebas dari enam alam tumimbal lahir.
Andaikata sampai setitik rintangan juga sudah tidak ada lagi, maka begitu kita
melafal Amituofo, Buddha Amitabha segera muncul di hadapan kita, anda
98
tidak melafal maka Buddha juga jadi tidak tampak lagi. Karena Buddha (Benih
KeBuddhaan) tidak berjarak dengan kita sama sekali, Buddha menyatu dengan
kita dan tidak pernah terpisah dengan kita sama sekali, kebenaran ini haruslah
dipahami. Maka itu kita sesungguhnya adalah Buddha, setiap insan adalah
Buddha.
99
Apabila kita difitnah, mendapat perlakuan yang tidak adil, dicelakai orang,
bagaimana cara siswa Buddha menghadapinya? Yakni dengan sepatah
Amituofo, anggaplah tidak ada yang terjadi, jangan menaruh masalah ini di
dalam hati, senantiasa berbahagia dalam Dharma, maka kebijaksanaan akan
terus berkembang, mengeliminasi rintangan karma, menambah berkah dan
kebijaksanaan.
Jika sebaliknya menaruh hal ini di dalam hati, setiap hari tidak gembira,
memikirkan bagaimana cara balas dendam, jika pada kehidupan ini tidak
berhasil balas dendam, maka kelahiran berikutnya melanjutkan balas dendam,
sehingga kelahiran demi kelahiran saling memusuhi dan saling balas dendam,
ini merupakan kesalahan besar.
Coba renungkan, masalah itu timbul dari mana? Dari diri sendiri, bukan ada di
luar. Maka itu Ajaran Buddha membahas di dalam diri bukan di luar diri. Apa
yang ada di luar adalah palsu atau semu, tidak ada satupun yang nyata,
andaikata anda ingin menaruh apa yang ada di luar ke dalam hati anda, maka
ini sudah salah.
100
Keadaan yang menyenangkan ini akan membuat anda melekat, saat anda jadi
serakah maka akan jatuh ke alam setan kelaparan, setelah berkah habis
dinikmati maka jatuh ke alam setan kelaparan; andaikata diliputi kebodohan
(moha) maka jatuh ke alam binatang; jika emosi dan muncul kebencian maka
jatuh ke neraka.
Maka itu baik keadaan suka atau duka adalah serupa, keadaan menyenangkan
adalah untuk menguji kita apakah kita akan timbul keserakahan dan
kemelekatan, apakah akan muncul keangkuhan; sedangkan keadaan tidak
menyenangkan adalah untuk menguji apakah kita dapat bersabar dan menahan
diri, apakah anda dapat tidak timbul kebencian.
Ini membahas tentang ketrampilan melatih diri yang sesungguhnya, jika tidak,
ke mana lagi anda harus melatih diri? Maka itu baik kondisi suka maupun
duka merupakan tempat menempa diri. Harus melatih diri hingga tahapan
bagaimana? Yakni dapat mengikhlaskan, kondisi menyenangkan dan jodoh
yang baik adalah semu, kondisi tidak menyenangkan dan jodoh buruk juga
adalah semu, tidak ada yang satupun yang nyata, karena itu segalanya jangan
taruh di hati.
Hanya Amituofo yang ditaruh di dalam hati, ini barulah betul, anda akan
sempurna, pasti terlahir di Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.
Ketika saya baru belajar Ajaran Buddha, Guru Fang (Mr.Fang Dong-mei)
memberitahuku bahwa 200 tahun yang lalu, seluruh vihara di Tiongkok masih
merupakan sarana pendidikan, tidak ada vihara yang tidak memberikan
ceramah. Tetapi kini sudah tidak ada lagi, mengapa demikian? Karena negara
tidak menggalakkan lagi.
101
Dua ratus tahun yang lalu, pada masa Dinasti Qing, negara masih
menggalakkan kegiatan ceramah, maka itu Buddha Dharma sangat berjaya
pada masa itu. Kita telah mengabaikan budaya tradisionil kita, Ratu Ts'u Hsi
(memerintah dari tahun 1861-1908) yang memulainya.
Ts'u Hsi (Ci-xi) awalnya adalah selir dari Kaisar Xian-feng (memerintah dari
tahun 1850-1861), setelah Kaisar Xian-feng mangkat, putra mahkota masih
sangat kecil, namanya Tong Zhi (memerintah dari tahun 1861-1875), lalu Ratu
Ts'u Hsi mengambil alih kendali pemerintahan, memerintah dengan tangan
besi, dan memberi gelar pada diri sendiri sebagai Lao Fo Ye (Buddha Senior).
Pada jaman dulu para kaisar menyebut Buddha sebagai Guru dan diri sendiri
sebagai murid, sementara Ratu Ts'u Hsi malah menyebut dirinya sebagai
Buddha Senior, menempatkan Buddha dan Bodhisattva di belakang. Bila
pimpinan negara terhadap Ajaran Buddha sudah hambar maka keyakinan
rakyat perlahan juga akan semakin memudar.
Maka itu sepanjang hidup apa yang telah kami lihat dan dengar, apa yang
disebut dengan pelayanan pada orang mati, upacara-upacara, saya telah
melihat hal ini, selama ini tidak ada vihara yang mengadakan kegiatan
ceramah untuk jangka panjang, tidak ada.
Tempo hari ketika saya masih berada di Taiwan, satu vihara mungkin cuma
ada kegiatan ceramah sekali setahun, dan sekali itu berapa lama? Seminggu
102
saja. Mungkin sekarang sudah tidak ada lagi, Ajaran Buddha sudah berubah
menjadi kepercayaan takhayul.
Jaman dulu Ajaran Buddha merupakan pendidikan yang sangat penting, ajaran
yang dijunjung tinggi, sekarang sudah tidak lagi. Ajaran Buddha sudah
dikaitkan dengan kepercayaan takhayul, sungguh tidak beruntung, ajaran yang
begitu bagusnya, yang mengajari kita dalam satu kehidupan dapat terlepas dari
enam alam tumimbal lahir. Dan di dalam Ajaran Buddha cara yang paling
efektif adalah Ajaran Sukhavati, praktisi yang bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil.
103
Maka itu kita jadi terpikir, Buddha Amitabha mendirikan Alam Sukhavati
sudah berapa lama? Sepuluh kalpa. Di dalam waktu yang panjangnya tak
terhingga ini, sepuluh kalpa termasuk waktu yang pendek, boleh dikatakan
bahwa Buddha Amitabha belum lama mendirikan Alam Sukhavati. Apa
tujuanNya? Yakni untuk menjemput semua makhluk.
Harus yakin bahwa segala sebab akibat tak terpisahkan dari hati sendiri. Di
dalam enam alam tumimbal lahir, buah akibat yang kita terima pada kehidupan
sekarang adalah hasil perbuatan kita di masa kehidupan lampau.
Semua perbuatan yang kita lakukan pada kelahiran sekarang, baik yang
diperbuat melalui pikiran, ucapan dan tindakan, buah akibatnya akan kita
terima pada kelahiran mendatang. Andaikata pada kehidupan sekarang benih
yang kita tanam adalah karma baik maka buah akibat yang akan kita terima
pada kelahiran mendatang adalah baik.
104
Pada kelahiran mendatang kita tidak memohon pahala Alam Dewa dan
Manusia, kita hanya bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, mengikuti Buddha
Amitabha, di Alam Sukhavati saya dapat mewujudkan harapanku. Tentu saja
ini akan berhasil, karena untuk terlahir ke Alam Sukhavati lebih mudah
daripada terlahir di Alam Dewa dan Alam Manusia, mengapa demikian?
Karena dalam kehidupan keseharian, setiap niat pikiran yang timbul, harus
diketahui bahwa sebab akibat tak terpisahkan dari hati sendiri, buah akibat apa
yang akan diterima oleh sebersit niat pikiran kita, maka itu segala bentuk
pikiran haruslah dilepaskan, bangkitkan pikiran benar, pikiran benar adalah
sepatah Amituofo, lafalan Amituofo tak terpisahkan dari hati.
Alam para Buddha sudah lama terbentuk, sementara Alam Sukhavati baru
sepuluh kalpa, merupakan alam yang masih baru, baru 10 kalpa, sebelumnya
masih belum ada. Sepuluh kalpa ini bagi Bodhisattva merupakan waktu yang
cukup singkat. Maka itu ketika kita sampai di Alam Sukhavati, kelak kita akan
menjadi senior di Alam Sukhavati.
Ketika ditanya kapan anda datang? Saya sudah datang pada kalpa ke-10. Usia
di Alam Sukhavati adalah tak terhingga, yakni kalpa tak terhingga, bayangkan
dalam kalpa yang tak terhingga anda sudah tiba di Alam Sukhavati pada kalpa
ke-10. Maka itu harus menggenggam erat kesempatan ini, jangan sampai
ketinggalan di belakang orang lain.
105
Harus tahu bahwa dunia ini adalah semu, bukan hanya dunia ini yang semu,
bahkan seluruh alam para Buddha juga adalah semu, hanya Nitya-Sthita
barulah sejati, ini tidak boleh tidak dipahami.
Setelah memahaminya maka kita sudah tahu menjatuhkan pilihan kita, yakni
kita tidak memilih sepuluh penjuru alam, tetapi kita memilih Alam Sukhavati.
Mengapa demikian? Para Buddha di sepuluh penjuru memperkenalkan pada
kita, Buddha Amitabha adalah yang memiliki cahaya terunggul dari semua
Buddha, rajanya para Buddha. (keterangan : gelar raja di sini maksudnya
cahayaNya yang paling terunggul).
!
106
Gatha Pelimpahan Jasa
107
Daftar Pustaka
二零一四淨土大經科註
http://www.amtb.tw/
Arsip
Semilir Sukacita
www.semilirsukacita.blogspot.com
108