Anda di halaman 1dari 112

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
Januari 2018

Dikutip Dari :

Ceramah Master Chin Kung

sepanjang Januari Tahun 2018

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan.


2
Daftar isi
Hal

03 Januari 2018…..……..............................……..………………….…….….05

06 Januari 2018…..…………..………..............................………….…….….08

07 Januari 2018…..…………..……..............................…………….…….….21

10 Januari 2018…..…………..………………….……...............................….26

11 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….29

13 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….33

17 Januari 2018…..…………..…..............................……………….…….….36

18 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….41

19 Januari 2018…..…………................................………………….…….….43

22 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….52

27 Januari 2018…..…………..………..............................………….…….….71
3
28 Januari 2018…..…………................................………………….…….….90

29 Januari 2018…..…………..…………………..............................…….…103

30 Januari 2018…..…………..………….............................……….…….…106

31 Januari 2018…..…………..….............................……………….…….…109

Daftar Pustaka.................................................................................................111

Gatha Pelimpahan Jasa...................................................................................112

4
03 Januari 2018

M enjadi pendukung Dharma itu harus memiliki kebijaksanaan, tanpa


kebijaksanaan dan pahala, maka terhadap Buddha Dharma hanya akan
membawa kerugian dan tidak ada manfaatnya, ini tidak boleh tidak dipahami.

Berjaya atau mundurnya Buddha Dharma, adalah melihat satu dasawarsa ini.
Dalam satu dekade ini, kalau naik maka akan berjaya, kalau turun maka akan
mundur, merosot terus, satu dasawarsa ini merupakan penentunya.

Anda menimbun kebajikan adalah dalam kurun waktu ini, sebaliknya anda
menciptakan karma buruk, juga dalam kurun waktu ini, tak peduli umat awam
maupun anggota Sangha juga harus memperhatikannya. Berbuat jahat jatuh ke
Neraka Avici, sedangkan yang mendukung Dharma dengan benar, tekad
hatimu adalah terlahir ke Alam Sukhavati, semuanya dapat terlahir ke Alam
Sukhavati, kekuatan Buddha memberkati. Kuncinya ada dalam satu kurun
waktu ini.

Serupa tempo dulu ketika saya bertemu dengan Pengurus Han, merupakan
kesempatan langka yang sulit diperoleh! Memberi dukungan dengan murni,
tidak mengandung niat mengejar ketenaran dan keuntungan. Pintu Buddha
5
juga harus mengenali pendukung Dharma yang sejati dan penceramah Dharma.
Baik umat awam maupun anggota Sangha, pendukung Dharma maupun
penceramah Dharma, juga mesti dikenali dengan jelas.

Generasi kita ini sudah tidak menaati peraturan lagi, mengejar ketenaran dan
keuntungan, ingin memperoleh dan takut kehilangan, tidak memikirkan
kepentingan Ajaran Buddha lagi, tidak lagi memikirkan kepentingan Dharma
sejati, dosa ini sungguh berat. Baik anggota Sangha maupun umat awam, umat
awam adalah pendukung Dharma, anggota Sangha adalah penceramah Dharma,
juga menciptakan karma buruk yang begitu berat. Setelah meninggal dunia
barulah menyadarinya, setelah menyadarinya terlambat sudah.

Di dalam Pintu Buddha, mudah menimbun berkah juga mudah menciptakan


karma buruk; anda mendukung Dharma dengan benar, maka ini menimbun
berkah, anda datang menyelamatkan Ajaran Buddha; sebaliknya bila anda
mengejar ketenaran dan keuntungan, maka akan jatuh ke Neraka Avici.
Setelah jatuh ke Neraka Avici barulah menyadari kesalahan yang diperbuat,
terlampau sengsara, sungguh tak pantas.

Bagaimana cara menimbun berkah? Yakni melafal Amituofo. Pahala apa yang
paling besar? Melafal Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Di dunia ini susah sedikit ada baiknya, mengeliminasi rintangan karma. Jangan
mengira dia menghina diriku, dia menindas diriku, dia menipu diriku, dia
mencelakai diriku, padahal sesungguhnya ini adalah manfaat baik,
membantuku mengeliminasi rintangan karma.

Tidak tahu berterimakasih, malah mengatakan orang itu adalah musuh kerabat
penagih hutang, tidak tahu bagaimana karma buruk sendiri tereliminasi, tidak
mengetahuinya.
6
Hati yang suci adalah berkah, hati yang banyak bentuk-bentuk pikiran adalah
karma buruk, yakni dosa. Coba tanyakan pada diri sendiri, sepanjang hari,
bentuk-bentuk pikiran yang lebih banyak, atau sukacita melafal Amituofo yang
lebih banyak? Pikiran yang berkeliaran sembarangan adalah menciptakan
karma buruk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Januari 2018

Judul : Di dunia ini susah sedikit ada baiknya

Bertempat di : Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0004

7
06 Januari 2018

W aktu berlalu dengan sangat cepat, tahun 2017 telah berlalu, sekarang
adalah tahun 2018. Tahun silam saya lebih banyak berada di Eropa, juga
menghadiri Konferensi Perdamaian Internasional yang diselenggarakan di
markas besar UNESCO, Paris, Perancis.

Kali ini kunjungan kami ke Perserikatan Bangsa-Bangsa lebih istimewa, oleh


karena tahun 2017 PBB mendirikan sebuah kantor khusus buat saya. Hal ini
bermula ketika bulan Maret 2017, duta besar untuk UNESCO dari 9 negara,
berkunjung ke Toowoomba, Australia, untuk mempelajari pencapaian kami
selama 17 tahun membangun keharmonisan antar umat beragama setempat.
Para duta besar ini menyaksikan secara langsung keharmonisan antar umat
beragama dan kerukunan antar etnis di Toowoomba, merasa begitu bersukacita!

Maka itu mereka meminta kepada markas besar UNESCO sebuah kantor buat
“Asosiasi Sahabat Master Chin Kung (Association of Master Chin Kung's
Friends)”, agar kami dapat membawa buah pemikiran dan pengalaman dalam
membangun keharmonisan antar umat beragama dan kerukunan antar etnis,
sampai ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, membantu mereka dalam
menyelesaikan konflik dunia, mewujudkan perdamaian dunia.

8
Sesungguhnya, kami dapat membangun keharmonisan antar umat beragama di
Australia, adalah mengandalkan kebijaksanaan dalam Ajaran Buddha; apabila
tidak mengandalkan Ajaran Buddha, terhadap berbagai pertanyaan yang rumit,
maka sulit untuk menemukan solusinya.

Isi sutra Ajaran Buddha, sungguh merupakan sebuah ensiklopedia universal


yang mengandung kebijaksanaan sejati! Di dalam ajaran sutra, segala
permasalahan akan memperoleh solusi nan sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

S aat usia 26 tahun saya bersua dengan Mr.Fang Dong-mei, beliau adalah
seorang ahli filsafat. Jalinan jodohku dengan guru sangat istimewa, waktu itu
beliau membuka kelas khusus buat diriku dengan judul “Garis Besar Ilmu
Filsafat“ yang diadakan di ruang tamu kecil di rumahnya, satu guru mengajari
satu murid saja.

Dalam perkembangannya ketika sampai pada bagian filosofi sutra Buddha,


beliau mengucapkan tiga kalimat padaku, sepanjang hidupku takkan
melupakannya. Beliau berkata : “Buddha Sakyamuni merupakan ahli filsafat
yang paling mulia di dunia ini. Filosofi sutra Buddha merupakan filosofi

9
tertinggi di seluruh dunia. Belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan
hidup tertinggi”.

Tiga kalimat ucapan guru ini, mengantarku memasuki Pintu Buddha.


Sebelumnya, terhadap ajaran agama, kami tidak menaruh minat sama sekali.
Sejak usia kecil hingga dewasa, menganggap agama sebagai kepercayaan
takhayul, terutama Ajaran Buddha, kami menganggapnya sebagai Politeisme
(percaya pada banyak Dewa). Ketika masih muda, kami melihat umat Buddha
menyembahyangi apa saja, maka itu kami tidak berminat sama sekali untuk
mengenal ajaran ini.

Guru Fang memberitahuku Ajaran Buddha yang sesungguhnya adalah sesuai


dengan yang tercantum di dalam sutra Buddha, dengan perkataan lain, seperti
yang tercatat di dalam Tripitaka. Setelah saya memahami hal ini, barulah
mulai ke vihara menyalin isi sutra, lalu membawanya pulang untuk dibaca.
Mengapa demikian? Oleh karena guru mengatakan, belajar Ajaran Buddha
merupakan kenikmatan hidup tertinggi, kalimat ini memiliki daya pikat luar
biasa!

Kemudian, saya bersua dengan Master Zhang Jia, memperkokoh landasan


belajarku tentang Ajaran Buddha; kemudian bersua dengan Upasaka Li Bing-
nan, mengajariku belajar ajaran sutra. Tiga orang guru ini telah
menyempurnakan karir belajarku, kurang satupun tidak boleh.

Tahun ini saya berusia 92 tahun, belajar Ajaran Buddha sudah 66 tahun
lamanya, memberi ceramah sudah 59 tahun lamanya. Usia 33 tahun saya
meninggalkan keduniawian, begitu menjadi Bhiksu saya langsung memberi
ceramah, sepanjang hidup tidak pernah terputus.

10
Kembali mengenang sepanjang hayatku, kami berterimakasih pada guru, oleh
karena saya telah menemukan kenikmatan hidup tertinggi. Apa bentuk
kenikmatan tersebut? Di dunia ini tiada kekhawatiran, tiada kecemasan, tak
peduli apapun yang dikerjakan, juga mengandalkan kebijaksanaan Buddha,
segalanya terwujud sesuai dengan yang diharapkan.

Yang penting adalah setelah melewati tahapan belajar ajaran sutra secara
berkesinambungan, perlahan kami memahami fakta dari alam semesta dan
kehidupan manusia, mengetahui dari mana asal mula kehidupan, lalu akan
menuju ke mana. Ini merupakan persoalan pokok dalam kehidupan manusia,
yang juga merupakan persoalan yang mesti dihadapi oleh setiap insani.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

K etika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia, umumnya


menggunakan metode tanya jawab; bermula dari pertanyaan yang diajukan
siswaNya, lalu Sang Buddha akan menjawabnya, sehingga jarang ada keadaan
dimana Buddha yang membabarkan sendiri tanpa ditanya. Lagi pula, Sang
Buddha juga jarang mengulangi membabarkan satu judul sutra yang sama.
Lantas apakah kebiasaan ini ada pengecualiannya? Ada, yaitu Buddha
Sakyamuni memperkenalkan pada kita tentang Alam Sukhavati.

11
Buddha Sakyamuni membabarkan “Amitabha Sutra”, tanpa ada siswa yang
bertanya padaNya; selain itu masih ada “Sutra Usia Tanpa Batas”, ini
merupakan satu-satunya sutra yang dibabarkan secara berulang kali oleh
Buddha Sakyamuni sepanjang hayatNya, jelas menunjukkan betapa
pentingnya sutra ini bagi para makhluk, yang juga mencerminkan hati Karuna
(belas kasih universal) Sang Buddha dalam menyelamatkan semua makhluk.

“Amitabha Sutra” dan “Sutra Usia Tanpa Batas” memperkenalkan pada kita
tentang Alam Sukhavati dan Buddha Amitabha, mengajari cara bagaimana
supaya kita dapat terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha Amitabha.
Kedua macam sutra ini sesungguhnya boleh dikatakan sebagai satu jenis sutra.
Tetapi isi “Sutra Usia Tanpa Batas” lebih panjang, lebih terperinci,
menjelaskan pada kita tentang tekad Buddha Amitabha, asal usul Buddha
Amitabha mewujudkan Alam Sukhavati, mencakup keindahan lingkungan
Alam Sukhavati setelah terbentuk, dan semua makhluk juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati, dalam satu kehidupan mencapai KeBuddhaan.

Sutra ini merupakan intisari dari keseluruhan isi Tripitaka, bersamaan itu pula
juga merupakan tujuan akhir dari Tripitaka. Ke mana tujuan akhir yang
dimaksud tersebut? Yakni seperti yang dikatakan oleh Guru Fang Dong-mei,
yakni kenikmatan hidup tertinggi (Tanah Suci Sukhavati).

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

12
H ari ini kita hidup di dunia ini, dapat merasakan dunia ini dipenuhi
kesengsaraan yang tak berujung! Sutra Buddha menyebutkan bahwa para
makhluk yang hidup pada era sekarang ini adalah sedang “meneguk sengsara
dan menyantap racun”. Setengah abad yang silam ketika kami membaca
kalimat ini, masih meragukan apakah Buddha Sakyamuni terlalu membesar-
besarkannya? Sekarang kami baru menyadarinya, apa yang diucapkan Sang
Buddha adalah fakta.

Planet Bumi yang kita huni sekarang ini, permukaan tanahnya telah
mengandung racun, demikian pula udaranya juga sudah tercemar, air dan
makanan, seluruhnya juga telah mengandung racun. Tak peduli anda adalah
hartawan atau pengemis, juga tak terlepas dari polusi ini, sungguh merupakan
penderitaan!

Buddha Sakyamuni memberitahukan pada kita, sesungguhnya, asal mula


kesengsaraan kita adalah berasal dari kekotoran batin (klesa); kekotoran batin
ini mencakup kemelekatan, hati yang membeda-bedakan dan niat pikiran yang
halus.

Sutra Buddha memberitahukan pada kita, kemelekatan akan memunculkan


pemandangan enam alam tumimbal lahir. Yang juga bermakna bahwa asalkan
memiliki kekotoran batin ini, maka kita tak terpisahkan dari siksaan enam
alam tumimbal lahir.

Sedangkan hati yang membeda-bedakan, kekotoran batin ini lebih halus


daripada kemelekatan, meskipun klesa ini takkan memunculkan enam alam
tumimbal lahir, tetapi dapat menghalangi kebijaksanaan dan kemampuan yang
sejak semula ada di dalam diri sejati kita, ini juga merupakan penderitaan.

13
Yang terakhir, niat pikiran yang muncul, juga merupakan yang paling halus,
inilah yang disebut dalam sutra Buddha sebagai “kegelapan batin atau
ketidaktahuan (Avidya)”.

Avidya dapat merintangi diri kita, sehingga kita tidak memiliki kebijaksanaan
dan kemampuan diri kita yang sejati, untuk membantu diri sendiri dan para
makhluk yang berjodoh dengan diri kita, ini juga merupakan penderitaan.

Buddha Sakyamuni (Pertapa Gautama) ketika berada di bawah Pohon Bodhi,


berhasil melenyapkan ketiga jenis kekotoran batin ini hingga tuntas. Setelah
itu Beliau mencapai KeBuddhaan, menemukan kembali diri sendiri yang
sesungguhnya atau yang sejati, menemukan kembali kebijaksanaan, pahala dan
kemampuan sempurna yang sejak semula sudah ada pada diri sendiri,
selamanya terbebas dari samsara, memperoleh Dharmakaya yang merupakan
satu kesatuan dengan seluruh makhluk dan alam semesta.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

14
B uddha Sakyamuni setelah mencapai KeBuddhaan, di dalam sutra pertama
yang dibabarkanNya, memberitahukan pada kita, setiap makhluk memiliki
kebijaksanaan, pahala dan kemampuan yang sama dengan Buddha; dengan
perkataan lain, setiap makhluk seharusnya menikmati kehidupan Buddha yang
benar, bajik, indah dan bijak, menikmati kondisi yang benar, bajik, indah dan
bijak, ini barulah kenikmatan hidup tertinggi.

Tetapi Buddha Sakyamuni mengetahui bahwa kekotoran batin dan tabiat kita
sudah terlampau berat, bila ingin mengandalkan kekuatan diri sendiri, maka
takkan berdaya melenyapkan khayalan, perbedaan dan kemelekatan; untuk
membebaskan diri dari penderitaan dan kesusahan, juga tak berdaya.

Di dalam Buddha Dharma, standar yang paling rendah untuk mengukur


keberhasilan dalam melatih diri, adalah sanggup melepaskan kemelekatan
pada tubuh jasmani, yakni tidak boleh melekat pada Panca Skandha ini sebagai
diri sendiri; hanya untuk satu poin ini saja, kita sangat sulit mampu
mengamalkannya.

Buddha Sakyamuni mengetahui akar kebijaksanaan kita, maka itu Beliau


memperkenalkan kepada kita Buddha Amitabha dan Alam Sukhavati,
membabarkan kepada kita tentang 48 tekad agung Buddha Amitabha; dengan
mengandalkan 48 butir tekad mewujudkan Alam Sukhavati. Alam Sukhavati
membantu semua makhluk yang terlahir di sana, dalam satu kehidupan
mencapai KeBuddhaan.

Alam Sukhavati yang diwujudkan oleh Buddha Amitabha, tidak hanya


menjamin kita dalam satu kehidupan menyempurnakan KeBuddhaan, bahkan
yang paling istimewa adalah dibawah pemberkatan kekuatan tekad Buddha
Amitabha, begitu si praktisi terlahir ke Alam Sukhavati, walaupun belum
15
mencapai keBuddhaan, tetapi, saat itu sudah dapat memiliki kemampuan gaib
yang setara dengan Buddha, kemampuan dan manfaat; selain itu, mereka
takkan mengalami kemunduran, sampai pada mencapai KeBuddhaan dengan
sempurna!

Di dalam Tripitaka, kita dapat menemukan bahwa di alam semesta yang tanpa
batas ini, satu-satunya hanyalah Alam Sukhavati yang memiliki lingkungan
yang sedemikian unggulnya; dengan perkataan lain, Alam Sukhavati dapat
membantu kita sebelum mencapai KeBuddhaan, memperoleh kenikmatan
hidup tertinggi dengan sempurna. Maka itu sebuah alam yang sedemikian
bagusnya, mana boleh kita tidak bertekad menuju ke sana!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

M engenai 48 tekad Buddha Amitabha, Master Shandao yang hidup pada


masa Dinasti Tang, memilih lima butir tekad yang paling esensial, yang
merupakan inti dari 48 tekad.

Lima butir tekad inti tersebut adalah : Pasti mencapai KeBuddhaan, Cahaya
tanpa batas, Usia tanpa batas, Pujian dari para Buddha, dan Sepuluh lafalan
pasti terlahir ke Alam Sukhavati; lima butir tekad ini telah mencakup 48 tekad

16
Buddha Amitabha. 48 tekad agung Buddha Amitabha tercantum di dalam
Sutra Usia Tanpa Batas Bab 6.

Lima butir tekad inti, yang pertama adalah “Pasti mencapai KeBuddhaan”,
yaitu menjamin kita di Alam Sukhavati pasti dalam satu kehidupan mencapai
KeBuddhaan, menemukan kembali jiwa sejati kita yang tetap suci tak berubah
selamanya.

Kemudian yang kedua adalah “Cahaya tanpa batas” ; sebutir tekad ini
menunjukkan wilayah Buddha Amitabha menyelamatkan para makhluk adalah
tanpa batas, dengan perkataan lain, 48 tekad diikrarkan demi setiap makhluk.
Cahaya juga melambangkan kebijaksanaan; Buddha Amitabha memiliki
kebijaksanaan tak terhingga, memperoleh kebebasan besar, dapat menjelma di
sepuluh penjuru alam yang tak terhingga, membawa pada semua makhluk
manfaat yang sesungguhnya, ini sungguh tak terbayangkan!

Selanjutnya adalah “Usia tanpa batas”, sebutir tekad ini adalah Buddha
Amitabha menjamin bahwa di Alam Sukhavati, kita pasti memiliki waktu yang
cukup untuk melatih diri, akhirnya pasti berhasil menyempurnakan
KeBuddhaan di Alam Sukhavati.

Penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, tidak memiliki persoalan
tumimbal lahir, hal ini tak berdaya diwujudkan di dunia kita ini. Selain itu,
sebutir tekad ini juga membantu kita memahami bahwa usia Buddha Amitabha
adalah tanpa batas. Maka itu, di Alam Sukhavati kita pasti takkan kehilangan
bimbingan dan perlindungan dari Guru; Buddha Amitabha akan senantiasa
mendampingi kita sampai kita berhasil mencapai KeBuddhaan.

Selanjutnya adalah “Pujian dari para Buddha”, sebutir tekad ini menjelaskan
bahwa semua Buddha di sepuluh penjuru alam juga menasehati para makhluk
17
supaya membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha
Amitabha.

Demikian pula setelah kita berhasil mencapai KeBuddhaan, juga akan


mengajari para makhluk supaya bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, belajar
pada Buddha Amitabha, oleh karena, ini merupakan bantuan yang paling
unggul dan sempurna yang dapat kita persembahkan bagi semua makhluk.

Yang terakhir atau yang kelima adalah “Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam
Sukhavati”. Sebutir tekad ini memberitahukan pada kita, asalkan yakin bahwa
Alam Sukhavati itu nyata adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha itu nyata
adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha mengikrarkan 48 tekad tujuannya
adalah demi diri kita, setiap butir tekadNya adalah nyata adanya; kemudian
membulatkan tekad mesti terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha
Amitabha; lalu tekun melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus,
sampai saat menjelang ajal, dengan keyakinan dan tekad sedemikian rupa,
melafal Amituofo hingga sepuluh kali, maka kita pasti berhasil terlahir ke
Alam Sukhavati.

“Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam Sukhavati”, sebutir tekad ini sangat
penting sekali, sehingga memperkokoh keyakinan hati kita untuk terlahir ke
Alam Sukhavati, dengan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, pasti berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

18
B iasanya kita melafal Amituofo, makin banyak makin bagus, waktunya
kian panjang kian bagus. Tanpa memelihara kebiasaan melafal Amituofo
dalam waktu keseharian, sulit bagi kita untuk menjamin diri sendiri ketika
meninggalkan dunia ini, dalam momen yang sekejab tersebut, mampukah kita
mempertahankan lafalan Amituofo berkesinambungan.

Ketika kita baru mulai belajar melafal Amituofo, mungkin masih belum
sanggup mewujudkan setiap saat teringat melafal Amituofo, tetapi, kita boleh
membuat jadwal, setiap pagi begitu bangun tidur, langsung melafal Amituofo
sepuluh kali, malam hari menjelang tidur, juga melafal Amituofo sepuluh kali,
setiap hari tak pernah absen. Lama kelamaan, melafal Amituofo jadi kebiasaan.

Kita harus percaya, Buddha Sakyamuni Maha Maitri Maha Karuna, berulang
kali memperkenalkan Alam Sukhavati kepada kita, jadi tidak mungkin
mengelabui kita. Setelah terlahir ke Alam Sukhavati, maka persoalan siklus
kelahiran dan kematian telah selesai, satu masa kehidupan ini, tak sia-sia
datang ke dunia manusia, tidak menyia-nyiakan waktu.

Di dalam sebutir tekad “Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam Sukhavati”, ada
menyinggung tentang “Penyaluran Jasa”; praktisi senior tempo dulu
memberitahu kita, makna dari penyaluran jasa adalah “Melimpahkan jasa
kebajikan diri sendiri kepada para makhluk, bersama-sama bertemu dengan
Tathagata Buddha Amitabha, terlahir ke Alam Sukhavati”.

19
Kita belajar Ajaran Buddha, bukan hanya mencapai keberhasilan buat diri
sendiri, namun juga harus membantu para makhluk yang berjodoh dengan kita,
agar mereka juga ikut berhasil. Kita tahu bahwa Alam Sukhavati sangat bagus,
juga harus memperkenalkan Alam Sukhavati kepada semua orang, jasa
kebajikan dari melatih diri dipersembahkan kepada semua makhluk, semoga
mereka dapat mengikutiku bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati,
bersama-sama bersua dengan Buddha Amitabha, bersama-sama mencapai
KeBuddhaan!

Setiap niat pikiran kita adalah mengharapkan, semoga semua makhluk dapat
serupa dengan diriku, pada akhirnya juga dapat menjauhi segala derita, di
dalam 48 tekad Buddha Amitabha, memperoleh kenikmatan hidup tertinggi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Januari 2018

Judul : Ajaran Buddha dan Kenikmatan Hidup Tertinggi

Bertempat di : Shatin Heung Yee Kuk Building, Hong Kong

Kode Artikel : 32-259-0001

20
07 Januari 2018

A da praktisi yang mengajukan pertanyaan : Melafal Amituofo terlahir ke


Alam Sukhavati, sanggupkah saya mengamalkannya?

Andaikata saya mengatakan saya tidak yakin bisa berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati, saya tidak sanggup mengamalkannya, kalau sudah begini, maka
praktisi yang sudah bertahun-tahun mengikutiku pasti akan sangat bersedih
hati.

Andaikata saya tidak sanggup mengamalkannya, lantas diantara kalian, ada


berapa orang yang sanggup mengamalkannya? Maka itu, andaikata saya
sendiri tidak sanggup mengamalkannya, saya juga takkan membiarkan kalian
menderita kegagalan, makna ini sangat penting. Tidak masalah kalau saya
tidak sanggup mengamalkannya, yang penting kalian dapat berhasil. Apakah
kalian pasti dapat meraih keberhasilan? Pasti terwujud.

Upasaka Huang Nian-zu di dalam karyanya “Penjelasan Sutra Usia Tanpa


Batas”, mengatakan bahwa dari 48 tekad Buddha Amitabha, Master Shandao
memilih lima butir tekad yang esensial, yakni : Pasti mencapai KeBuddhaan,
Cahaya tanpa batas, Usia tanpa batas, Pujian dari para Buddha, dan Sepuluh
lafalan pasti terlahir ke Alam Sukhavati. Lima butir tekad ini boleh dilihat
21
sebagai inti dari 48 tekad dan tekad ke-18 boleh dipandang sebagai inti dari
lima butir tekad tersebut. Tekad ke-18 adalah Sepuluh lafalan pasti terlahir ke
Alam Sukhavati.

Di dalam “Penjelasan Amitabha Sutra”, Master Ou Yi memberitahu kita,


berhasil tidaknya seseorang terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada
ada tidaknya keyakinan dan tekad yang dimiliki. Ingat, anda memiliki
keyakinan benar, yakin di penjuru barat ada Alam Sukhavati, di Alam
Sukhavati ada Buddha Amitabha, Buddha Amitabha membabarkan Dharma di
Alam Sukhavati, menjemput para makhluk di sembilan Dharmadhatu terlahir
ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Catatan :

Sembilan Alam Dharma atau Dharmadhatu adalah :

1. Bodhisattva

2. Pratyekabuddha

3. Sravaka

4. Alam Dewa

5. Alam Manusia

6. Alam Asura

7. Alam Binatang

8. Alam Setan Kelaparan

9. Neraka

22
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 Januari 2018

Judul : Melafal Amituofo Terlahir ke Alam Sukhavati, Sanggupkah Saya


Mengamalkannya?

Bertempat di : Vihara LingYanShan, Distrik Shuangxi, New Taipei City.

Kode Artikel : 32-260-0001

A pabila ketulusan telah sampai batas maksimal, maka hati sejati akan
muncul ke permukaan. Niat pikiran kita yang timbul adalah hati khayal, hati
yang membeda-bedakan dan melekat adalah hati khayal, apa yang dapat anda
rasakan juga adalah hati khayal, bukanlah hati sejati. Jika hati khayal tidak
timbul, maka hati sejati akan muncul.

Jadi hati sejati tampak dari mana? Dari samadhi. Untuk mencapai samadhi
mesti meredakan hati khayal, barulah hati sejati muncul, tujuannya ada di sini.
Saat pikiran yang difokuskan hingga tercapainya pencerahan, maka hati sejati
akan muncul.

Apakah Aliran Sukhavati memiliki metode sedemikian rupa? Ada, yakni


dengan menggunakan sepatah “Namo Amituofo”, sepatah Amituofo
merupakan hati sejati, melenyapkan seluruh khayalan dan bentuk-bentuk
pikiran, supaya hatimu terfokus pada sepatah “Namo Amituofo”. Lama
kelamaan, bentuk-bentuk pikiran dengan sendirinya takkan ada lagi, hanya ada
sepatah Amituofo saja, hati sejati muncul, selamat buat anda, anda telah
menemukan kembali jiwa sejati.

23
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 Januari 2018

Judul : Melafal Amituofo Terlahir ke Alam Sukhavati, Sanggupkah Saya


Mengamalkannya?

Bertempat di : Vihara LingYanShan, Distrik Shuangxi, New Taipei City.

Kode Artikel : 32-260-0001

M aster Shandao di dalam “Catatan Amitayurdhyana Sutra”, menganggap


bahwa pelaku Pancanantariya Karma tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati,
ini merupakan upaya kausalya dari Buddha untuk menghentikan kejahatan.
Mengapa demikian? Oleh karena Maitri Karuna Buddha tiada taranya,
memiliki kebijaksanaan dan kebajikan nan sempurna, mana mungkin
berpangku tangan membiarkan para makhluk berada di jalan buntu?

Pelaku Pancanantariya Karma akibatnya jatuh ke Neraka Avici. Lantas


bagaimana kalau sudah terlanjur melakukannya? Buddha masih tetap
menyelamatkan dirimu. Tetapi meskipun berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,
Bunga Teratai di kolam tujuh mustika tidak bermekar, kelopak bunga tetap
tertutup, setelah satu kalpa besar berlalu, barulah Bunga Teratai bermekaran.
Jadi tidak serupa dengan umumnya praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati,
begitu terlahir bunga bermekar bertemu Buddha.

Beginilah maknanya, bukanlah Buddha yang tidak bersedia menyelamatkan-


nya, tetapi oleh karena karma buruknya yang terlampau berat, sehingga
merintangi Bunga Teratai diri sendiri tidak dapat bermekar.

24
Di sini ada tiga rintangan, yakni : Yang pertama adalah “Tidak dapat bertemu
Buddha Amitabha”, juga tidak dapat bertemu dengan Bodhisattva dan Arahat.
Yang kedua adalah “Tidak dapat mendengar pembabaran Dharma dari Buddha
Amitabha”. Yang ketiga adalah “Tidak dapat memberi persembahan”.

Selain tiga rintangan ini, dia takkan merasakan derita lainnya, ini sudah cukup
lumayan.

Catatan :

Pancanantariya Karma adalah perbuatan yang dapat berakibat jatuh ke Neraka


Avici, terdiri dari 5 butir yakni :

1. Membunuh ayah

2. Membunuh ibu

3. Membunuh Arahat

4. Melukai Buddha

5. Memecah belah Sangha

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 Januari 2018

Judul : Melafal Amituofo Terlahir ke Alam Sukhavati, Sanggupkah Saya


Mengamalkannya?

Bertempat di : Vihara LingYanShan, Distrik Shuangxi, New Taipei City.

Kode Artikel : 32-260-0001

25
10 Januari 2018

D apatkah kita terlahir ke Alam Sukhavati? Andaikata gagal terlahir ke


Alam Sukhavati, maka sia-sia saja kita belajar Ajaran Buddha. Dapatkah kita
terlahir ke Alam Sukhavati, tergantung pada diri sendiri.

Apabila anda berniat terlahir ke Alam Sukhavati, maka pasti terlahir ke sana;
sebaliknya bila menganggap sepatah Amituofo sebagai sebuah lelucon, tidak
serius mempelajarinya, maka takkan berhasil ke sana.

Syarat untuk terlahir ke Alam Sukhavati adalah yakin, bertekad, mengamalkan.


Syarat pertama adalah yakin akan adanya Alam Sukhavati. Buddha dan
Bodhisattva takkan mengelabui kita. Syarat kedua adalah bertekad, saya
berniat ke sana, tempat itu sangat bagus, mengapa tidak sudi ke sana? Dengan
memiliki keyakinan benar dan tekad benar, dua syarat ini sudah cukup untuk
terlahir ke Alam Sukhavati.

Terlahir di Alam Sukhavati pada tingkatan atas, menengah atau rendah, ini
tergantung pada dangkal atau mendalamnya ketrampilan melafal Amituofo
yang dimiliki. Umpamanya anda berniat terlahir ke Alam Sukhavati, namun
26
dalam keseharian tidak sempat melafal Amituofo, sampai saat menjelang ajal
cuma melafal sepuluh kali saja, juga bisa berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.
Namun tingkatan kelahiran yang dicapai adalah yang paling rendah.

Meskipun tingkatan kelahiran yang dicapai adalah yang paling rendah, tetapi
juga memiliki usia tanpa batas, kemajuan batinnya terus berkembang, takkan
mengalami kemunduran, merupakan siswa Buddha Amitabha.

Hal ini bila diabaikan begitu saja, disebut sebagai dosa. Jalinan jodoh yang
sedemikian bagusnya, anda malah tidak menggenggamnya dengan erat,
kesalahan ini tidak dapat dimaafkan.

Maka itu Tiga Berkah Karma Suci, Trisarana, Sepuluh Kebajikan, semua ini
harus ditaati. Tinggal bersama orang banyak secara harmonis, mematuhi Enam
Prinsip Keharmonisan Sangha.

Sebuah vihara mengalami kemajuan atau kemunduran, apa yang menjadi


faktornya? Yakni orang-orang yang berada di dalam vihara tersebut, apabila
mereka dapat hidup bersama dalam keharmonisan, maka vihara tersebut pasti
berjaya; sebaliknya jika saling mengkritik, menyudutkan dan menyalahkan
satu sama lain, maka vihara ini pasti mengalami kemerosotan. Vihara tak
peduli besar maupun kecil, standar ini takkan salah, cobalah amati dengan
seksama.

Manusia harus belajar memuji orang lain, tidak mengikat permusuhan dengan
orang lain. Dari lima mata pelajaran yang telah kita tetapkan, mata pelajaran
yang kelima adalah “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”, dari tekad
pertama yakni Bernamaskara Menghormati para Buddha sampai tekad ke-10
yakni Melimpahkan Jasa Secara Menyeluruh.

27
Melimpahkan jasa artinya melapangkan hati, memaafkan, seluruh makhluk
merupakan ayahbunda kita pada masa kehidupan lampau, juga merupakan
calon Buddha, maka itu hendaknya memandang mereka sebagai Buddha dan
Bodhisattva.

Di dunia ini segala sesuatu adalah semu, tidak ada satupun yang sejati, melatih
diri dengan kepura-puraan adalah menciptakan karma buruk, melatih diri
dengan kesungguhan hati akan terlahir ke Alam Sukhavati.

Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 Januari 2018

Judul : Apa yang Menjadi Faktor Kemajuan dan Kemunduran Vihara?

Bertempat di : Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0007

28
11 Januari 2018

A pa yang menjadi landasan pendidikan orang Tiongkok jaman dulu?


Belajar jadi insan suci dan bijak, insan mulia, belajar menjadi orang baik.
Sekarang pendidikan ini sudah tidak ada lagi. Tidak ada lagi pendidikan etika
moral, yang ada hanyalah mengejar ketenaran dan keuntungan. Selama ada
ketenaran yang keuntungan yang bisa diperoleh maka semua orang bisa
bersatu padu, setelah ketenaran dan keuntungan sirna maka segera bercerai-
berai.

Maka itu “Dalam membangun negara dan mempersatukan rakyat, pendidikan


harus diutamakan”, merupakan nasehat yang sungguh berharga, merupakan
fakta. Semuanya terletak pada pendidikan etika moral, asalkan bidang
pendidikan ditangani dengan baik, maka seluruhnya akan mematuhi peraturan
dengan benar.

Saya telah memikirkannya selama sekian tahun, mencari jalan keluar serupa
dengan konsep pemikiran Upasaka Li Bing-nan, yakni Kelas Privat Budaya
Warisan Leluhur. Di dalam kelas tersebut, para siswa dapat mempelajari
bidang studi yang diinginkannya. Saya tidak menginginkan ijazah, yang
penting adalah belajar jadi orang baik, menjadi insan suci dan bijak, menjadi
insan mulia, ini sangat ideal.

29
Kelak kita akan memulainya dari Ajaran Buddha, menerapkan Ajaran Buddha
ke dalam pendidikan insan suci dan bijak. Dengan cara apa kita mengajar?
Dengan Kelas Privat. Ada tingkatan dasar, menengah dan atas. Tingkatan
dasar 6 tahun, tingkatan menengah juga 6 tahun, belajar “Empat Buku dan
Lima Klasik ajaran Konfusius”, setelah naik ke tingkatan menengah, siswa
sudah harus sanggup menghafal di luar kepala, bila dimulai dari sekolah dasar
maka ini tidaklah sulit.

Jaman dulu, siswa usia 15 tahun sudah mampu menghafal “Empat Buku dan
Lima Klasik ajaran Konfusius”, sepanjang hayatnya dia takkan melupakannya.
Tingkatan atas setara dengan universitas, setiap tingkatan adalah 6 tahun,
tingkatan dasar 6 tahun, tingkatan menengah 6 tahun, tingkatan atas juga 6
tahun, tingkatan atas setara dengan universitas, materi belajarnya adalah
“Qunshu Zhiyao”.

Apa isi dari “Qunshu Zhiyao”? Yakni membina diri, membangun keluarga,
menata pemerintahan, mendamaikan dunia, empat hal ini. Setelah belajar harus
tahu menerapkannya dalam kehidupan keseharian, ini sangat penting,
bagaimana membantu kita dalam membina diri, membantu kita menjadi insan
suci dan bijak.

Diterapkan dalam keluarga, keluarga jadi harmonis, keluarga harmonis segala


hal jadi berjaya; diterapkan dalam tata pemerintahan, segala peraturan dipatuhi
dan dijalani; digunakan di dunia, dunia jadi damai sejahtera, dunia yang
dimaksud di sini yang kita sebut sebagai Utopia. Dipersempit sedikit adalah
hubungan internasional, kemakmuran internasional, harus adil dan merata,
inilah Utopia, tercantum di dalam buku “Qunshu Zhiyao”.

Ilmu budaya Tiongkok bersifat esensial, jumlahnya sedikit namun sanggup


bertahan hingga beribu-ribu tahun lamanya, tetap tak berubah, ini adalah fakta.
30
Ini bukan pelajaran kuno yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman,
namun selamanya eksis dalam perjalanan waktu, dunia aman sejahtera, rakyat
menikmati kemakmuran. Andaikata hal ini lenyap dari peredaran, maka dunia
pun diliputi kekacauan, rakyat hidup menderita.

Uraian Empat Buku dan Lima Klasik ajaran Konfusius :

http://komcit.blogspot.co.id/2018/01/empat-buku-dan-lima-klasik.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Januari 2018

Judul : Konsep Kelas Privat Budaya Warisan Leluhur

Bertempat di : Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0008

T ujuan dari belajar Ajaran Buddha ada dua yakni yang pertama untuk
memberi manfaat bagi diri sendiri, yang kedua adalah untuk memberi manfaat
bagi semua makhluk. Manfaat bagi diri sendiri adalah terlahir ke Alam
Sukhavati. Bila berniat terlahir ke Alam Sukhavati maka segala kemelekatan
yang ada di dunia ini harus dilepaskan; kalau tidak serius berniat terlahir ke
Alam Sukhavati, maka dia tidak sanggup melepaskan kemelekatan, mustahil
dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

31
Serupa dengan perkataan Mr.Fang Dong-mei bahwa belajar Ajaran Buddha
merupakan kenikmatan hidup tertinggi, yakni yang telah saya peroleh,
sepanjang hidupku saya tidak mengurusi orang lain, tidak mengurusi uang,
tidak mengurusi urusan, ini adalah menikmati hidup, pahala terbesar, betapa
bebasnya hidupmu, betapa bahagianya hidupmu!

Sepanjang hidup tidak membenci orang lain, juga tidak mendambakan dunia
ini, dalam segala hal berlaku adil dan universal, asalkan hari-hari bisa dilalui,
maka ini sudah cukup. Takkan mengurusi tiga hal di atas, kalau mengurusi
ketiga hal tersebut, maka selalu ingin memperoleh dan takut kehilangan,
menguras habis energi dan semangat, maka itu lebih baik menyingkirkannya,
barulah memperoleh kebebasan besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Januari 2018

Judul : Konsep Kelas Privat Budaya Warisan Leluhur

Bertempat di : Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0008

32
13 Januari 2018

P ersoalan besar akan melanda era ini apabila ajaran insan suci dan bijak
lenyap dari peredaran. Ajaran insan suci dan bijak boleh dikatakan sebagai
pendidikan pengalaman nyata kehidupan manusia, melihat masa silam dapat
mengetahui masa depan.

Kini pendidikan ini telah diabaikan, manusia berjuang mati-matian bersaing


dan memperebutkan, yang menang akan tetap bertahan, yang kalah dijemput
maut, ini sungguh mengerikan! Jadi apakah yang menang berhasil
mendapatkannya? Mana mungkin.

Insan yang belajar Ajaran Buddha mengetahui tentang balasan karma, berbuat
baik mendapat balasan baik, berbuat jahat mendapat balasan buruk, manusia
tidak dapat mengendalikannya. Praktisi sejati berharap diri sendiri dapat
menjadi majikan bagi diri sendiri, barulah tidak sia-sia datang ke dunia ini.
Memperbaiki arah diri sendiri, jalan hidup yang dituju haruslah yang lebih
bahagia.

Dengan demikian mesti mencari kembali pendidikan warisan leluhur. Leluhur


telah mengajari kita, namun sayangnya orang sekarang tidak mengecap
33
pendidikan budi pekerti, sehingga tidak mengetahuinya, juga tidak pernah
mendengar orang tua mengatakannya.

Orang tua sekarang merupakan anak kecil dari era sebelumnya, anak kecil
generasi sebelumnya telah terabaikan, tidak serius dalam mempelajari ajaran
insan suci dan bijak, barulah berhadapan dengan kesulitan besar.

Namun minimal harus dapat menggenggam prinsip yang diajarkan insan


jaman dulu, yakni mendahulukan kepentingan orang lain, barulah memikirkan
diri sendiri. Orang sekarang malah memikirkan kepentingan dirinya dulu,
bukannya mendahulukan kepentingan orang lain, orang lain hidup atau mati,
tidak ada kaitannya dengan diriku. Dia tidak tahu bahwa orang lain hidup atau
mati, erat kaitannya dengan diri sendiri, ini adalah nyata dan tidak semu.

Tahun-tahun belakangan ini, kami melihat tidak sedikit praktisi yang telah
meninggal dunia. Bila diamati dengan seksama, ada yang perginya damai, ada
pula yang menyedihkan. Yang matinya damai, umumnya bertumimbal lahir di
Alam Surga di Kamaloka; yang matinya memprihatinkan, umumnya jatuh ke
Alam Setan Kelaparan, Alam Binatang, penghuni di alam penderitaan
memiliki usia yang panjang.

Kita melihat ada hewan yang usianya cuma beberapa jam sudah mati, kenapa
pula dikatakan berusia panjang? Oleh karena setelah mati dia terlahir kembali
jadi hewan lagi, dia takkan bisa beralih, pikirannya diliputi kedunguan (moha),
semut yang sudah mati, bertumimbal lahir lagi jadi semut.

Buddha Sakyamuni membabarkan tentang sekelompok semut yang


bertumimbal lahir lagi jadi semut, meskipun tujuh Buddha telah muncul dan
pergi dari dunia ini, namun semut itu masih bertumimbal lahir jadi semut.
Tujuh Buddha, betapa panjangnya kurun waktu tersebut! Semut ini masih
34
tidak berubah, tetap bertumimbal lahir jadi semut kembali. Hewan diliputi oleh
kedunguan, melekat pada tubuh jasmani ini adalah dirinya, makanya tidak
dapat terbebas darinya, ini sungguh menakutkan!

Pada satu masa kehidupan ini, kita melekat pada tubuh kita, mengira bahwa
tubuh ini adalah aku, sehingga diri sendiri tidak sanggup menjadi pengendali
bagi diri sendiri, apa alasannya? Balasan karma baik dan buruk.

Menyebarluaskan Ajaran Buddha, ajaran Konfusius dan ajaran Tao, jasa


kebajikannya besar. Jangan lihat kesengsaraan yang dialami sekarang ini,
penghasilan juga sedikit, tidak punya kedudukan dan pengaruh di dalam
masyarakat, tetapi sesungguhnya telah melakukan kebajikan.

Apabila dapat perbanyak membaca, sepanjang hidup tidak bersaing dengan


orang lain, tidak mendambakan dunia ini, maka pada masa kelahiran
mendatang kualitas hidupnya akan lebih baik.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Januari 2018

Judul : Utamakan Kepentingan Umum

Bertempat di : Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0009

35
17 Januari 2018

K unci keberhasilan dan kegagalan terletak pada seberapa banyak


melepaskan kemelekatan, ketenaran dan keuntungan, lima nafsu keinginan
(harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur), enam objek (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan, Dharma), benar-benar telah menyingkirkannya dari
dalam hati, di dalam hati hanya ada sepatah Amituofo, hanya ada Buddha
Dharma Mahayana, pasti memperoleh pemberkatan dari Triratna (Buddha,
Dharma, Sangha), bukan hanya usia dan pahala bertambah, bahkan
kebijaksanaan juga bertambah.

Tanpa disadari, teori dan pengamalan berhasil diterapkan sejalan. Memasuki


kondisi batin sedemikian rupa, inilah Buddha Dharma yang sesungguhnya.
Namun sekarang tidak ada orang begini, memahami teori tapi tidak sanggup
mengamalkan; sebaliknya ada pula yang serius ingin mengamalkannya, tetapi
tidak tahu harus belajar dari mana. Beginilah persoalannya.

Di dalam masyarakat, orang-orang yang berpahala besar, yang memiliki


kemampuan, tetapi tidak sudi mendukung dirimu, bukan saja tidak mendukung,
malah ingin menekan dirimu, takkan membiarkan dirimu meraih keberhasilan,
36
ini sudah merupakan fenomena umum yang terjadi hari ini di segala bidang di
seluruh pelosok dunia. Maka itu bencana ada di mana-mana, bencana berasal
dari niat pikiran dan tindakan yang buruk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Januari 2018

Judul : Bagaimana Cara Praktisi Berbaur Dalam Masyarakat

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0015

D ari mana datangnya kekayaan? Dari berdana. Anda ingin kaya maka
berdanalah; semakin banyak berdana maka semakin banyak hartamu.
Sebaliknya kalau tidak sudi berdana, menumpuk harta di sana, ini bukan
milikmu.

Di dalam garis hidupku, saya tidak memiliki uang, Master Zhang Jia
mengajariku berdana, tapi saya tidak punya uang, Master bertanya padaku,
satu sen punya tidak? Saya jawab, ada. Master bilang, mulailah dari berdana
satu sen.

Kalau bahkan satu sen pun tidak punya, lantas bagaimana? Melapangkan hati,
jangan sampai tidak mengembangkan kemurahan hati sama sekali. Saya mulai
berdana sedikit demi sedikit, melihat ada kegiatan mencetak buku sutra, saya
berdana satu atau dua koin, inilah yang saya lakukan tempo dulu.
37
Sepanjang hidupku sangat berhati-hati dalam penggunaan uang, tidak
menggalang dana, dana persembahan dari umat, kalau jumlahnya banyak maka
berbuat banyak; kalau jumlahnya sedikit maka berbuat sedikit; kalau tidak ada
maka tidak berbuat. Takkan sengaja pergi merepotkan orang lain, begini
barulah bebas dan leluasa.

Asalkan mau melepaskan lobha, dosa dan moha, barulah dapat memasuki
Pintu Buddha, memasuki pintu insan suci dan bijak, inilah kehidupan manusia
yang bahagia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Januari 2018

Judul : Rendah Hati dan Hidup Bersahaja Sebagai Langkah Awal

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0016

K ali ini saya mengulang memberi ceramah berjudul “Penjelasan Sutra Usia
Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nian-zu”, sudah untuk kelima kalinya.
Kini sasaran saya adalah membantu para praktisi yang bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati, inilah yang disebut keberhasilan yang nyata; kalau tidak
berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, ini disebut praktisi ecek-ecek.

38
Apakah sudah memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati, kuncinya
terletak pada diri sendiri, bukan pada orang lain, diri sendiri merupakan
majikan bagi diri sendiri, asalkan melepaskan kemelekatan pada dunia ini,
maka pasti terlahir ke Alam Sukhavati!

Yakin bahwa Alam Sukhavati itu nyata adanya, Buddha Amitabha juga nyata
adanya, Buddha Sakyamuni takkan mengelabui kita. Pintu Dharma ini
merupakan Pintu Dharma tertinggi tiada taranya, yang terunggul nan sempurna,
mengapa demikian? Menjamin dirimu dalam satu kehidupan mencapai
KeBuddhaan, kuncinya terletak pada apakah anda mau atau tidak.

Keyakinan benar, tanpa keraguan sama sekali, singkirkan segala hal yang
menjadi kendala. Yang menjadi penghalang itu adalah keserakahan, kebencian,
kebodohan, kesombongan, kecurigaan atau keraguan; lima nafsu(harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan enam objek(rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, Dharma).

Maka itu saya menasehati praktisi sekalian, kita harus mencari teladan yang
baik, di dalam (internal) belajar Ajaran Buddha, melepaskan segala
kemelekatan, suci tak ternoda; di luar (eksternal) belajar ajaran Konfusius,
berbaur dengan masyarakat secara harmonis, hangat, bajik, bersahaja,
mengalah. Sepanjang hidup memperoleh kebebasan. Tidak mengejar ketenaran
dan keuntungan, kalian mau saya kasih ke kamu, semua orang bersukacita.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Januari 2018

Judul : Rendah Hati dan Hidup Bersahaja Sebagai Langkah Awal

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0016

39
B uddha Dharma adalah Dharma Hati, merupakan hati sejati diri sendiri,
tidak ada kaitannya dengan kondisi luar, segala lingkungan luar itu merupakan
cerminan (refleksi) dari dalam hati sendiri, baik dan buruk berasal dari sebersit
niat pikiran.

Bila pikiranmu suci maka lingkungan luar jadi bajik; sebaliknya bila hatimu
membeda-bedakan, melekat, maka lingkungan luar jadi keruh. Kemelekatan
merupakan persoalan yang rumit dan sulit, merupakan tabiat yang sudah
dipelihara selama kalpa yang tak terhingga, jadi bukan mudah, sudah tahu
tidak boleh masih juga melanggarnya.

Jadi langkah awal untuk memasuki Dharma duniawi maupun Buddha Dharma
adalah rendah hati dan hidup bersahaja, ini sangat penting.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Januari 2018

Judul : Rendah Hati dan Hidup Bersahaja Sebagai Langkah Awal

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0016

40
18 Januari 2018

M embaca buku ajaran insan suci dan bijak, menerima ajaran insan suci
dan bijak, orang begini datang untuk mengemban misi tertentu. Misi apa yang
diemban? Melestarikan ajaran. Bagaimana cara melestarikan ajaran? Yakni
melalui ucapan dan tindakan, dengan ucapan menyampaikan ajaran, mengajari
orang lain, dengan tindakan memberikan teladan kepada orang lain. Inilah cara
untuk mendidik.

Lain halnya dengan orang masa kini, orang sekarang tahu berteori tapi tidak
mengamalkannya. Makanya orang lain jadi tidak percaya, mengatakan dirimu
munafik. Tetapi bila anda sanggup mengamalkan apa yang anda lontarkan
keluar, barulah orang lain jadi salut padamu.

Asalkan bisa mengamalkan dua kalimat berikut ini maka sudah dianggap
berhasil. Kedua kalimat tersebut adalah secara internal, melenyapkan
keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, keraguan; secara eksternal,
mengamalkan ajaran Konfusius yakni hangat, bajik, hormat, bersahaja dan
mengalah”.

41
Asalkan dua kalimat ini sanggup diamalkan maka sudah masuk kategori insan
suci, Anda adalah Bodhisattva, anda adalah penyelamat dunia, anda adalah
pelestari budaya. Harus serius mengamalkan, saat permulaan tentunya harus
bertempur dengan diri sendiri, mengenyahkan kekotoran batin dan tabiat diri
sendiri

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Januari 2018

Judul : Melatih Secara Internal dan Eksternal

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0017

42
19 Januari 2018

P raktisi sekalian, selamat tahun baru semuanya! “Sutra Usia Tanpa Batas”
versi rangkuman Upasaka Xia Lian-ju, kita telah mempelajarinya selama
bertahun-tahun. Kami memperoleh buku sutra ini dari Guru Li (Upasaka Li
Bing-nan). Guru Li menyerahkannya kepada diriku, setelah melihatnya, saya
amat bersukacita, seketika itu juga saya bilang ke Guru bahwa saya ingin
belajar menceramahkan sutra ini. Guru Li menjawab, sekarang jodoh masih
belum masak.

Sekitar 2-3 tahun kemudian, barulah saya paham mengapa Guru Li bilang
jodoh masih belum masak. Ternyata ada sekelompok orang yang menentang
sutra versi rangkuman ini, sehingga menciptakan rintangan yang sangat besar.
Apabila kami memutuskan untuk memberi ceramah sutra ini, maka harus
berdebat dengan orang-orang ini, ini merupakan tindakan gegabah.

Maka itu Guru Li menasehatiku agar bersabar menanti hingga tiba waktunya
jodoh tersebut masak. Ketika jodoh ini masak, Guru Li sudah terlahir ke Alam
Sukhavati. Saat itu saya sedang berada di Amerika, setelah kabar wafatnya
Guru Li tersebar sampai ke Amerika, saya segera terbang pulang ke Taichung,
menghadiri upacara perkabungan.

43
Selama berada di Amerika, saya memberi ceramah sutra versi rangkuman,
seingatku sudah sebanyak sepuluh kali. Guru Li menulis catatan penjelasan
sutra secara sederhana, buku sutra yang berisi catatan yang ditulis langsung
oleh Guru Li ada ditanganku, sekarang telah saya serahkan kepada Upasaka
Hu Xiao-lin untuk dilestarikan.

Kemudian di Amerika, saya bersua dengan Upasaka Huang Nian-zu,


merasakan sukacita yang tak terhingga. Di luar negeri cuma saya seorang saja
yang menyebarluaskan sutra versi rangkuman, sementara di dalam negeri juga
hanya ada Upasaka Huang. Maka itu ketika bersua, alangkah bahagianya.

Akhirnya muncullah penjelasan sutra, pertama kali dicetak menggunakan


stensil, teknologi percetakan masih kuno. Tulisannya masih cukup jelas, saya
membacanya dari awal sampai akhir. Saya bertanya pada Upasaka Huang,
apakah karya tulismu ada hak ciptanya? Upasaka Huang bertanya kembali :
“Kenapa anda bertanya sedemikian rupa?”

Saya menjawab, saya ingin mencetak ulang buah pena-nya, apabila ada hak
ciptanya, maka akan saya hormati, sebaliknya bila tidak ada hak ciptanya,
maka saya akan membawanya pulang ke Taiwan untuk dicetak ulang. Upasaka
Huang tertawa lalu bilang tidak ada hak ciptanya.

Pertama kali penjelasan sutra ini dicetak di Taiwan adalah sebanyak 10 ribu
buku, lalu mengirim satu buku kepada Upasaka Huang, beliau senang sekali.
Kemudian Upasaka Huang mempergunakan banyak waktu guna
menyempurnakan hasil karyanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Januari 2018

44
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-1

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0001

S utra yang dirangkum oleh Upasaka Xia Lian-ju begitu sempurnanya,


penjelasan sutra karya Upasaka Huang Nian-zu juga begitu sempurnanya, dia
menggunakan lebih dari 190 sutra dan sastra, untuk menulis penjelasan sutra.
Maka itu boleh dikatakan sutra merupakan hasil rangkuman, penjelasan sutra
juga merupakan hasil rangkuman. Sungguh sulit diperoleh.

Setiap kata dan kalimat di dalam penjelasan sutra ada sumber petikannya, jadi
bukan ditulis secara sembarangan. Mengambil kutipan guna menjelaskan isi
sutra, mungkin beliau merupakan pelopornya, sebelumnya kami belum
menemukan hal serupa. Cara ini merupakan sikap yang penuh tanggung jawab
baik terhadap masa sekarang maupun masa mendatang, supaya kita semuanya
dapat mengembangkan keyakinan tanpa keraguan sama sekali.

Selanjutnya saya menceramahkan “Sutra Usia Tanpa Batas” menggunakan


penjelasan sutra karya Upasaka Huang Nian-zu, sebelumnya sudah
menceramahkan sebanyak empat kali pengulangan. Hari ini merupakan hari
pertama kita memulai untuk pengulangan kelima.

45
Saya berikrar sepanjang hayatku menfokuskan diri melatih dan
menceramahkan satu sutra dan satu penjelasan sutra ini, hingga sekarang,
sudah 59 tahun saya memberi ceramah, dalam kurun waktu yang panjang ini,
tanpa terasa usiaku telah senja, 92 tahun.

Dari penampilan luar tampaknya saya baik-baik saja, namun kesehatanku


tampaknya bermasalah, hanya saja masih belum begitu terasa parahnya.
Pernafasan yang melemah, praktisi sekalian juga dapat melihatnya. Maka itu
dalam memberi ceramah, saya mencobanya selama satu jam saja.

Hal ini memberiku peringatan agar segera menghasilkan penceramah berbakat


yang kelak meneruskan menceramahkan Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
karya Upasaka Huang Nianzu ini, baik anggota Sangha maupun umat
berkeluarga, juga boleh. Semoga praktisi sekalian membangkitkan niat mulia,
mengapa demikian? Oleh karena sutra ini sungguh sulit diperoleh.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-1

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0001

46
P engetahuan sejati bukanlah diperoleh dari luar, namun sejak semula telah
sempurna di dalam jiwa sejati. Anda menghendaki kebijaksanaan, anda
menghendaki kebajikan, maka galilah dari dalam hati sendiri, ini nyata adanya;
apa yang anda peroleh dari luar diri adalah semu, bukan nyata.

Yang dikejar di luar diri adalah pengetahuan belaka, sedangkan yang


dibangkitkan dari dalam diri adalah kebijaksanaan (prajna), kebijaksanaan ini
sejak semula telah sempurna dalam jiwa sejati.

Sekarang kita sudah salah tafsir makanya tidak sanggup melepaskan


kemelekatan. Mengapa tidak sanggup melepaskan kemelekatan? Oleh karena
tidak mampu mengikhlaskan. Kita akan mampu mengikhlaskan apabila kita
telah memahami kebenaran yang sesungguhnya.

Dari mana kita berasal? Tidak tahu. Kelak ke mana akan menuju? Tidak tahu.
Untuk apa saya datang ke dunia? Tidak tahu. Sejak lahir hingga ajal menjelang,
menjalani hidup yang melelahkan, sampai momen terakhir, masih juga tidak
tahu mengikhlaskan, bukankah ini sungguh memprihatinkan? Akhirnya hanya
bisa pasrah mengikuti kekuatan karma berputar di enam alam tumimbal lahir.

Sebaliknya, apabila sanggup mengikhlaskan, barulah dapat melampaui enam


alam tumimbal lahir, di dalam Aliran Theravada adalah Arahat, di dalam
Aliran Mahayana adalah Bodhisattva, anda telah berhasil mencapai kesucian.
Lihatlah betapa pentingnya belajar mengikhlaskan dan melepaskan
kemelekatan.

47
Apa yang mesti dilepaskan? Melepaskan khayalan, perbedaan dan
kemelekatan. Segalanya mesti dilepaskan, jangan taruh di hati, barulah anda
dapat memasuki pintu ajaran. Dengan demikian barulah dapat memahami
kebenaran yang sesungguhnya, yakni mengikhlaskan. Namun berapa orang
yang sanggup mengikhlaskan?

Apa yang dimuat di dalam hatimu, semuanya adalah hal yang tidak perlu,
mengapa demikian? Bukanlah muncul dari jiwa sejatimu. Yang mengalir dari
jiwa sejati barulah benar. Apa yang muncul dari jiwa sejati? Sampai di Alam
Sukhavati nanti maka akan segera mengetahuinya.

Jiwa sejati memunculkan kebijaksanaan tak terhingga, jiwa sejati


memunculkan Alam Dharma Tunggal Sejati. Kita mendengar istilah begini
tapi tidak paham maknanya, sampai di Alam Sukhavati nanti maka segalanya
akan dipahami.

Alam Sukhavati nan indah, dari mana asalnya? Muncul dari jiwa sejati. Lantas
dari mana pula asalnya dunia saha kita ini? Tercipta dari hati dan pikiran,
bukan jiwa sejati, tetapi dari Alaya-vijnana (gudang kesadaran atau kesadaran
ke-8). Alayavijnana adalah hati khayal, jiwa sejati adalah hati sejati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-1

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0001

48
D i Inggris, saya bekerja sama dengan University of Wales mendirikan
Akademi Han (yang mempelajari budaya warisan leluhur Tiongkok), sudah
berjalan setahun lamanya, tahun ini memasuki semester ketiga. Selain itu juga
diselenggarakan Program Doktor Jurusan Harmonis, apa yang dipelajari di
dalamnya? Yakni Ilmu Agama.

Pangeran Charles dan Dekan yang mengemukakan gagasan ini, lalu


memberitahuku, yakni setiap agama mengutus dua orang mahasiswa dan
seorang dosen.

Praktisi sekarang yang mendalami ajaran sutra, jumlahnya tidak banyak, hanya
tahu membaca sutra tapi tidak tahu maknanya, ini disebut kepercayaan
takhayul. Maka itu kita harus mengembalikan peranan agama sebagai
pendidikan, supaya setiap agama mempunyai guru berbakat yang akan
memberi ceramah dan mengajar, mereka memiliki gelar Doktor.

Karena itu saya begitu kagum pada Pangeran dan Dekan yang telah
mengemukakan gagasan mulia ini, Tuhan pasti akan melindungi mereka, saya
bilang kalian pasti akan berusia panjang, pahala akan kian besar. Apa yang
saya ucapkan tulus adanya.

49
D i sini ada beberapa lembar foto tempo dulu waktu saya ditabhiskan, ada
dua lembar, yang satunya adalah saat ditabhiskan, satunya lagi adalah saat
mengikuti Upacara Upasampada. Lihatlah penampilanku masa muda dulu,
apakah seperti punya pahala? Begitu dilihat sudah tahu orang ini tidak punya
pahala, bahkan juga berusia pendek. Saya juga mengakuinya, tidak merasa
pantang sama sekali.

Waktu kecil nasibku diramal, usiaku cuma bisa sampai 45 tahun saja, saya
percaya. Ayahku 45 tahun wafat, pamanku juga usia 45 tahun wafat, kakekku
juga. Saat usiaku 45 tahun, saya jatuh sakit, saya tidak pergi ke dokter juga
tidak minum obat, hanya melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.

Mengapa tidak ke dokter? Oleh karena dokter hanya dapat menolong pasien
dari penyakit tetapi tidak dapat menolong pasien dari ajal. Ajalku telah tiba,
tidak ada kaitannya dengan dokter dan minum obat. Hanya mengerahkan
segenap hati melafal Amituofo, akhirnya sebulan pun berlalu, perlahan
kesehatanku pulih, lalu mulai lagi memberi ceramah.

Tahun berikutnya saya bersua dengan Ganzhu Huofo, beliau juga merupakan
murid Master Zhang Jia, usianya 10 tahun lebih tua dariku, saya sangat
menghormatinya. Kami bersua, dia bilang padaku, Master Chin Kung, anda
telah berhasil melewati satu rintangan ini. Saya bertanya apa maksudnya?
Rintangan usia 45 tahun, saya telah berhasil melewatinya.

Bagaimana cara melewatinya? Saat itu saya memberi ceramah sudah 12 tahun
lamanya, begitu ditabhiskan saya langsung memberi ceramah. Usia 33 tahun
ditabhiskan, usia 33 tahun mulai memberi ceramah. Jasa kebajikan dari 12
tahun memberi ceramah, membantuku melewati rintangan usia. Saya tidak
50
pernah terpikir akan hal ini, dia bilang padaku bahwa usiaku akan sangat
panjang dan pahalaku akan sangat besar.

Maka itu dari mana jasa kebajikan berasal? Jasa kebajikan ditimbun oleh diri
sendiri. Mengabdi demi Buddha Dharma, demi membantu para makhluk
memahami Buddha Dharma, suka belajar Buddha Dharma, menerima dan
mengamalkan sesuai ajaran.

Menyelamatkan satu orang saja, jasa kebajikannya sudah tak terbayangkan,


semakin banyak orang yang diselamatkan, jasa kebajikan kian besar.
Hendaknya memiliki pemahaman sedemikian rupa, inilah kebijaksanaan, harus
tahu mengenalinya, begitu kesempatan datang genggamlah dengan erat,
lakukan dengan serius, pahala yang tak terhingga, beginilah kejadiannya.
Hukum Sebab Akibat nyata adanya.

Catatan :

Upacara Upasampada adalah upacara pengambilan sila KeBhiksuan atau


Pratimoksha Sila, seperti yang tercantum di dalam Dharmagupta-
vinaya/Vinaya Mahayana ( 四 分 律 ), Bhiksu menjalani 250 butir sila dan
Bhiksuni menjalani 348 butir sila.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-1

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0001


51
22 Januari 2018

“Membangkitkan keyakinan mendalam, memahami teori dan


mengamalkannya, bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, menjemput praktisi
yang sempurna akan tiga bekal”. Kalian masih berusia muda, berharap dapat
hidup lebih lama di dunia ini, sehat dan panjang umur. Saya memiliki
pemikiran dan pandangan yang berbeda dengan kalian, usiaku telah senja,
lantas bagaimana?

Penderitaan lahir, tua, sakit dan mati, mengalami penderitaan hari tua, yang
paling jelas adalah suaraku, makin tak sebanding lagi dengan waktu dulu,
tahun silam masih belum terasa, walaupun terasa namun tidak begitu jelas,
tahun ini sungguh terasa tidak nyaman, bicara banyak terasa letih.

Siang ini banyak tamu yang berkunjung, sebanyak belasan orang, dosen-dosen
dari berbagai perguruan tinggi di wilayah selatan, sangat berminat pada
Akademi Han, mendengar kedatanganku ke Taiwan, mereka segera
mengunjungiku.

Selama satu jam lebih, saya bercengkerama dengan mereka, sampai


melupakan waktu ceramah, saya kira hari ini libur, boleh istirahat sejenak,
maka itu merasa terlampau letih. Maka itu mengapa orang yang berusia senja

52
tidak berharap hidup lebih lama di dunia ini, dia berharap lebih dini terlahir ke
Alam Sukhavati.

Kali ini kita belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”, berdiskusi bersama, tujuannya
adalah untuk lansia seperti diriku ini, bagaimana dalam satu masa kehidupan
ini, dapat dengan jelas dan dimengerti, melepaskan segala kemelekatan,
memohon penjemputan dari Buddha Amitabha, secepatnya sampai di Alam
Sukhavati.

Bila memiliki jodoh, setelah melatih diri dan meraih keberhasilan di Alam
Sukhavati, bertekad kembali lagi untuk menyelamatkan para makhluk, setelah
memenuhi syarat serupa Guru Sesepuh, maka bolehlah datang kembali, datang
dan pergi dengan bebas tanpa rintangan, pulang pergi menuruti kemauan hati.

Inilah perasaanku kali ini, tak serupa lagi dengan waktu silam, kita menangkap
esensi dari ajaran sutra, bait sutra, kalimat penjelasan sutra, sebelumnya kami
telah pernah memberi ceramah dengan judul yang sama, sebanyak 4 kali
pengulangan, ada rekaman DVD-nya, juga ada bukunya, boleh dijadikan
materi belajar, yang penting adalah bagaimana supaya kehidupan ini tidak
terlewatkan sia-sia.

Saya percaya lansia di atas 60 tahun, sangat mengharapkan materi belajar ini,
memperkokoh keyakinan hati kita untuk terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2
53
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

K ita melatih diri menuruti apa yang tercantum di dalam sutra, dalam
belajar tak terpisahkan dari penjelasan sutra yang ditulis oleh Guru Sesepuh
dan Praktisi Senior terdahulu, mari kita baca kalimat di dalam penjelasan sutra
berikut ini, “Sutra ini adalah Pintu Dharma Pelafalan Amituofo”, Pintu
Dharma Pelafalan Amituofo, mesti diingat baik-baik, sepanjang hidup kita ini,
Pintu Dharma apa yang kita pelajari? Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, harus
jelas dipahami.

Kenapa mesti belajar Pintu Dharma ini? Kalimat berikutnya sangat bagus, oleh
karena Pintu Dharma ini “Sempurna dan Langsung”, ini sangat penting. Kita
belajar Ajaran Buddha, tentunya berharap dapat menguasai seluruh Dharma
yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun.

Saya percaya praktisi yang masih berusia muda, pasti memiliki pemikiran
serupa ini, berharap menjadi seorang pakar dalam Pintu Buddha. Tekad hati
begini tentunya bagus, bajik, mesti diberi motivasi.

Tetapi lingkungan kita hari ini, bila dibandingkan dengan lingkungan era Guru
Sesepuh dan Praktisi Senior terdahulu, lingkungan tempo dulu lebih bagus,
kita tidak memiliki persyaratan sedemikian rupa, tidak mempunyai lingkungan

54
begini. Sampai di sini, saya merasa prihatin, ini adalah fakta, kita semua juga
menyadarinya.

Mampu menguasai keseluruhan ajaran yang dibabarkan oleh Buddha


Sakyamuni selama 49 tahun, adalah “Sempurna dan Langsung”. Langsung itu
adalah Ajaran Sukhavati, Ajaran Sukhavati adalah sempurna. Mengapa
dikatakan demikian? Membantumu dalam satu kehidupan mencapai
KeBuddhaan, ini adalah sempurna dan langsung.

“Praktis dan Unggul”, Guru Sesepuh dan Praktisi Senior terdahulu


mengajarkan kita, yang penting adalah menggenggam erat Sila, Samadhi dan
Prajna, maka kita dapat berhasil. Jangan coba-coba mengabaikan sila,
hendaknya menjalankan sila dengan disiplin, memahami semangat dalam
mengamalkan sila. Sila membantu kita terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, tanpa
pengamalan sila maka takkan ada Buddha Dharma, praktisi sekalian mesti
mengingat poin ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

55
K ita sangat berterimakasih pada Upasaka Huang Nian-zu yang telah
menulis Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas, beliau merupakan seorang
kalyanamitra besar yang paling terakhir yang dapat kita jumpai pada jaman
berakhirnya Dharma ini. Apakah masih ada kalyanamitra seperti ini? Saya
tidak pernah mendengarnya, sudah tidak ada lagi. Mengapa dikatakan tidak
ada lagi?

Oleh karena kita tidak suka belajar, tidak mau belajar, tidak ingin belajar,
makanya Buddha dan Bodhisattva juga enggan datang lagi. Yang datang
adalah makhluk awam yang sedang berputar di lingkaran enam alam tumimbal
lahir, pemahaman dan pengamalannya juga terbatas, di era kita ini.

Satu dasawarsa belakangan ini, sewaktu saya masih muda dulu, masih ada
Bhiksu-Bhiksu senior yang memiliki pelatihan diri yang lumayan, yang
membuat kita salut dan menghormatinya. Bhiksu-Bhiksu senior ini telah wafat,
Praktisi senior juga telah meninggal dunia, jaman sekarang belajar Buddha
Dharma sungguh sengsara, tidak berhasil mencari seorang guru, tidak ada
teladan yang baik, lantas bagaimana?

Untunglah ajaran sutra masih beredar di dunia ini. Apabila beberapa tahun lagi
tidak ada orang mencetak buku sutra, tidak ada orang yang mau belajar lagi,
apakah hari tersebut akan tiba? Yah benar. Kita percaya bahwa Buddha
Dharma telah memasuki jaman berakhirnya Dharma, dan kita baru saja
memasuki era berakhirnya Dharma ini, suasana ini terasa begitu kental, mesti
meningkatkan mawas diri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

56
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

M esti dari pengamalan sila memasuki Pintu Buddha, pada era 1980-an,
saya memberi ceramah di kota-kota besar Amerika, mengemukakan Lima
Mata Pelajaran Aliran Sukhavati.

Sila yang terdiri dari banyak butir, sudah diabaikan, namun minimal kita harus
mencari keluar, yang dapat membantu kita dalam satu kehidupan meraih
keberhasilan, sila yang paling dasar, bagus dan yang mudah diingat, setiap saat
takkan melupakannya, tidak boleh melanggarnya. Maka itu, ketika “Pure Land
Learning Society” diresmikan di San Francisco, California, saya menulis
artikel tentang asal usul “Pure Land Learning Society”, di dalamnya tercantum
“Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”.

Mata pelajaran pertama adalah “Tiga Berkah Karma Suci”. Tak peduli pintu
Dharma manapun yang anda pelajari, ini merupakan sila dasar. Berkah
pertama adalah “Berbakti pada ayahbunda, Menghormati guru dan senior,
Berwelas asih tidak membunuh, Mengamalkan Sepuluh Kebajikan”, empat
butir.

57
Ini adalah landasan, hari ini kita tidak disiplin dalam menjalani sila, apa
penyebabnya? Oleh karena tidak ada landasan ini. Dari mana landasan tersebut?
Yakni dua butir pertama, apakah kita sudah berbakti pada ayahbunda? Apakah
kita menghormati guru dan menjunjung ajaran? Tidak ada.

Apabila dua butir pertama ini tidak sanggup diamalkan, maka karakter dirinya
sudah tidak eksis lagi. Apa yang dimaksud dengan karakter diri? Yakni
menjadi manusia seutuhnya, kualitasnya sudah tidak ada lagi, oleh karena
manusia harus tahu berbakti pada ayahbunda, tahu menghormati guru.

Selanjutnya adalah “Berwelas asih tidak membunuh dan Mengamalkan


Sepuluh Kebajikan”, ini merupakan standar yang paling rendah untuk belajar
Ajaran Buddha. Sepuluh Kebajikan mencakup perbuatan yang dilakukan
melalui tubuh jasmani, mulut dan pikiran. Perbuatan yang dilakukan melalui
tubuh jasmani adalah tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah.
Perbuatan yang dilakukan melalui mulut adalah yang paling mudah dilanggar
yang terdiri dari 4 butir yakni tidak berbohong, tidak menghasut, tidak
mengucapkan kata-kata kasar, tidak merayu. Perbuatan yang dilakukan melalui
pikiran, yakni tidak tamak (alobha), tidak benci (adosa) dan tidak dungu
(amoha).

Dalam kehidupan keseharian, setiap saat melakukan introspeksi diri, apakah


ada melanggarnya. Ada banyak rintangan, maka itu mengapa kita melafal
Amituofo hanya di mulut saja, tidak terjalin dengan Buddha Dharma. Orang
lain dapat terjalin, oleh karena memiliki landasan Sepuluh Kebajikan;
sedangkan kita tidak terjalin, oleh karena mengabaikan Sepuluh Kebajikan.
Hal ini tidak boleh tidak dipahami.

Berkah kedua : “Mengambil Visudhi Trisarana, mengamalkan sila, tidak


melanggar tata krama”. Mengambil Visudhi Trisarana, praktisi pemula
memasuki pintu Buddha dengan mengambil Visudhi Trisarana yang diberikan
oleh anggota Sangha, demikian pula dengan pengambilan sila.
58
Ini menekankan bahwa kita mesti mengamalkan Visudhi Trisarana, Lima Sila
dan Sepuluh Kebajikan, menerapkannya dalam kehidupan keseharian,
menerapkannya dalam menangani persoalan, memperlakukan orang lain dan
makhluk hidup lainnya.

Yang terakhir (berkah ketiga) adalah mengejar kemajuan batin,


“Membangkitkan Bodhicitta, yakin pada Hukum Karma, membaca Sutra Usia
Tanpa Batas, menasehati orang lain mempelajari Ajaran Sukhavati”. Ini adalah
memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tidak boleh melupakannya,
begini barulah serius belajar Ajaran Buddha.

Apabila diri sendiri tidak mengamalkannya, lalu menasehati orang lain,


tentunya amat sulit. Sebaliknya bila diri sendiri sudah sanggup
mengamalkannya, lalu memberi teladan dalam bentuk tindakan nyata kepada
orang lain, walaupun dia tidak belajar dengan serius, namun dia salut padamu,
dia melihat anda melatih diri dengan serius, tentunya dia akan ikut terpengaruh.

Tiga Berkah, dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni di dalam “Amitayurdhyana


Sutra”. Kita menanam akar dari sini, mengamalkan ajaran bakti dan hormat,
yang merupakan landasan bagi Buddha Dharma maupun Dharma duniawi.

Setelah sempurna akan bakti dan hormat, dua persyaratan ini, dalam belajar
Buddha Dharma maupun Dharma duniawi, barulah dapat meraih keberhasilan.
Seberapa besar keberhasilan ini, tepuk dada tanya hati sendiri, jangan tanya
orang lain, ini adalah akar dari segala akar.

Ringkasan Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

59
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

M ata pelajaran kedua adalah “Enam Prinsip Keharmonisan Sangha”,


sangat penting. Hidup di dunia ini, tak peduli umat awam atau anggota Sangha,
tak terpisahkan dari komunitas, kita bilang tak terpisahkan dari masyarakat.

Berada bersama dengan orang banyak, apa yang harus dikembangkan? Yakni
Enam Prinsip Keharmonisan Sangha, orang Tiongkok sering mengatakan
bahwa keharmonisan merupakan hal yang sangat berharga, tidak boleh
diabaikan.

Bagaimana cara melatih keharmonisan itu? Yakni dengan menggunakan rasa


hormat, menggunakan kesabaran, terhadap semua orang, terhadap segala hal
60
mesti memiliki sikap hormat, maksudnya adalah segala pekerjaan dilakukan
dengan penuh tanggung jawab, mengerahkan segenap upaya untuk
menyelesaikannya dengan baik.

Enam Prinsip Keharmonisan Sangha, yang pertama adalah “Keharmonisan


Dalam Pandangan”, terhadap segala sesuatu memiliki pandangan yang sama,
termasuk juga cara berpikir, kita harus memiliki kesamaan. Apa yang menjadi
standar kesamaan tersebut? Yakni sama dengan Buddha dan Bodhisattva.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, mengenai Tiga Berkah, itulah yang
dimaksud sebagai “Keharmonisan Dalam Pandangan”.

Butir kedua adalah “Keharmonisan Dalam Pengamalan Sila”. “Keharmonisan


Dalam Pandangan” lebih penting daripada “Keharmonisan Dalam Pengamalan
Sila”, makanya dia merupakan landasan. Setelah memiliki landasan ini barulah
membahas tentang pengamalan sila.

Pengamalan sila, yang paling pokok adalah seperti yang telah kita bahas, yakni
“Berbakti pada ayahbunda, menghormati guru dan senior, welas asih tidak
membunuh, mengamalkan Sepuluh Kebajikan”, akar ini harus ditanam,
barulah dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Bila Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan diabaikan, maka sulit dapat terlahir ke
Alam Sukhavati, ini merupakan rintangan besar untuk berhasil terlahir ke sana,
tidak boleh tidak dipahami.

4 butir selanjutnya adalah :

61
3. Keharmonisan dalam tindakan
4. Keharmonisan dalam ucapan
5. Keharmonisan dalam pikiran
6. Keharmonisan dalam pembagian manfaat

Poin ke-6 ini, sebelum memikirkan diri sendiri terlebih dulu harus
mengutamakan kepentingan orang banyak.

Ringkasan Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

M ata pelajaran ketiga adalah “Tiga Pelatihan”, tiga pelatihan adalah sila,
samadhi dan prajna(kebijaksanaan). Sila adalah cara, samadhi adalah landasan,
kebijaksanaan asalnya dari mana? Kebijaksanaan berasal dari samadhi.

62
Maka itu, apakah mempelajari ajaran sutra dapat mengembangkan
kebijaksanaan? Kalau memiliki kekuatan samadhi, maka dapat
mengembangkan kebijaksanaan, demikian pula sebaliknya. Karena itu,
mempelajari ajaran sutra juga adalah melatih samadhi.

Saya mengikuti Guru Li (Upasaka Li Bingnan) belajar ajaran sutra selama 10


tahun, lantas bagaimana caranya mencapai samadhi? Yakni menfokuskan diri
pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya.

Guru Li mengajari kami, bahkan membaca penjelasan sutra, juga harus


memilih satu judul saja, kalau membaca beraneka ragam, setiap penulis
mengutarakan hal yang berbeda, maka hatimu jadi kacau, campur aduk,
samadhi dan prajna mustahil bisa dicapai.

Tiga Pelatihan ini merupakan prinsip umum Buddha Dharma, jadi tak peduli
umat awam maupun anggota Sangha, Theravada maupun Mahayana,
semuanya tak terpisahkan dari Sila, Samadhi dan Prajna.

Ringkasan Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

63
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

M ata pelajaran ke-4 adalah “Enam Paramita”, siapa yang hendak


diseberangkan? Yakni menyeberangkan diri sendiri, harus melatih diri dengan
serius.

Butir pertama adalah Dana Paramita, melatih berdana, berdana untuk


menyingkirkan keserakahan. Dana terbagi atas Amisa Dana (dana materi),
Dharma Dana dan Abhaya Dana. Mesti mengamalkannya dengan kemampuan
maksimal, pasti ada balasannya. Master Zhang Jia mengajariku bahwa dana
materi akan berbuah kekayaan, Dharma Dana berbuah kecerdasan dan
kebijaksanaan, Abhaya Dana (menghilangkan ketakutan di hati para makhluk),
contohnya tidak membunuh, bervegetarian, melindungi semua makhluk hidup,
termasuk bunga, rerumputan dan pepohonan, baik makhluk hidup maupun
benda mati diperlakukan dengan setara, memelihara hati maitri karuna, ini juga
merupakan pahala besar.

Dana materi membuahkan kekayaan, harta benda itu berasal dari mana?
Kekayaan yang dinikmati oleh orang masa kini, boleh dikatakan, hampir
seluruhnya berasal dari berkah yang ditimbunnya pada masa kelahiran lampau,
pada masa kehidupan sekarang pahalanya berbuah, menjadi hartawan.

64
Kalau masa kehidupan sekarang dia menimbun berkah lagi, maka pada masa
kehidupan sekarang dia akan menikmatinya lagi, tempo dulu, orang-orang
terpelajar, para anggota Sangha juga memahaminya, praktisi Ajaran Buddha
kalau mendapat harta kekayaan, mau digunakan untuk apa?

Menyebarluaskan Buddha Dharma membutuhkan uang. Di dunia ini untuk


menyelamatkan para makhluk, kalau tidak punya uang, maka jodoh belum
mencukupi, maka itu perlu melatih Amisa Dana, selain itu juga perlu melatih
Dharma Dana dan Abhaya Dana, tiga jenis dana ini.

Setelah teori sudah dipahami, maka harus diterapkan dalam kehidupan


keseharian, kalau ada kesempatan maka harus melakukannya. Kalau tidak
ketemu kesempatan, jangan sengaja mencarinya, tak perlu memaksakan
kehendak. Kalau benar-benar ada niat, maka Buddha dan Bodhisattva juga
akan menciptakan kesempatan buat dirimu.

Butir kedua dari Enam Paramita adalah “Sila Paramita”, butir ketiga adalah
“Ksanti Paramita” atau melatih kesabaran, kesabaran membantumu supaya
jasa kebajikan yang sudah ditimbun jangan sampai hilang.

Jadi jasa kebajikan yang sudah ditimbun dari mengamalkan “Dana Paramita”
dan “Sila Paramita”, “Ksanti Paramita” akan menjaganya supaya jasa
kebajikan ini jangan sampai sirna. Maka itu harus melatih kesabaran, kalau
tidak sabar, begitu emosi hilanglah jasa kebajikan yang ditimbun.

Menimbun jasa kebajikan itu tidaklah gampang, tapi begitu merasa kesal,
meskipun api amarah tidak sempat berkobar, namun juga akan merugikan
timbunan jasa kebajikan. Maka itu mesti bersabar.

65
Lihatlah insan yang bisa menahan kesabaran, ketika bertemu dengan orang
jahat yang menindasnya, namun masih dapat hidup akur dengannya, ini harus
kita teladani. Lagi pula jaman sekarang ini, bencana begitu banyak, jodoh jahat
sangat banyak, kalau tidak melatih kesabaran, anda tidak berdaya meraih
keberhasilan.

Maka itu mesti melatih kesabaran, kesabaran dapat menyempurnakan segala


kebajikanmu, menjauhkan dirimu dari segala kejahatan, jasa kebajikan yang
tak terbayangkan.

Butir selanjutnya dari Enam Paramita adalah :

4. Virya Paramita : melatih ketekunan


5. Dhyana Paramita : melatih konsentrasi
6. Prajna Paramita : mengembangkan kebijaksanaan

Ringkasan Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

66
M ata pelajaran kelima atau yang terakhir adalah “Sepuluh Tekad
Bodhisattva Samantabhadra”, Avatamsaka Sutra menyebutkan bahwa
Bodhisattva Samantabhadra dengan Sepuluh Raja Tekad AgungNya
membimbing para makhluk terlahir ke Alam Sukhavati, maka itu sepuluh
tekad ini mesti dipelajari.

Butir pertama dari “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra” adalah


“Bernamaskara Menghormati Para Buddha”, yang kedua adalah “Memuji
Tathagata”, lihatlah dua butir ini menempati urutan terdepan, butir pertama
mencakup berbakti pada ayahbunda dan menghormati guru, adalah
Bernamaskara menghormati para Buddha. Butir kedua memuji Tathagata,
Ajaran Buddha dapat berjaya apabila antara sesama anggota Sangha saling
memuji.

Praktisi senior tempo dulu mengajari kita, kalau ingin berjaya maka harus
bagaimana? Saling memuji, saling menghormati, saya menghormati orang
banyak, mereka juga akan menghormati diriku, organisasi pun jadi harmonis,
vihara begini pasti berjaya.

Kalau di dalam organisasi, pengurusnya sibuk berseteru, saling menghujat,


kalau kita berada dalam lembaga atau organisasi begini, maka sebaiknya
lekaslah angkat kaki, ini adalah pilihan bijaksana.

67
Lantas standar apa yang kita gunakan untuk memilih vihara? Keharmonisan.
Jika vihara itu harmonis, maka saya akan betah menetap di sana; sebaliknya
kalau di dalamnya tidak akur, maka cepatlah angkat kaki.

Butir ketiga dari “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra” adalah


“Memberi Persembahan”, ada tiga jenis dana yakni Amisa Dana (dana materi),
Dharma Dana dan Abhaya Dana. Abhaya Dana adalah melindungi dirinya,
ketika dia bertemu kesulitan, kita memberikan uluran tangan, ini termasuk
Abhaya Dana.

Jasa kebajikan Dharma Dana melampaui dana materi, bagaimana cara


melakukan Dharma Dana? Mencetak buku sutra, DVD ceramah, supaya orang
lain berkesempatan mendengar ceramah, membaca sutra.

Teknologi percetakan telah berkembang pesat, kini segalanya sudah lebih


leluasa dibandingkan 30-40 tahun yang silam, terutama siaran televisi ceramah,
andaikata memiliki kemampuan di bidang ini, pemirsa makin banyak maka
jasa kebajikanmu makin besar.

Di Daratan Tiongkok, materi Dharma peninggalan Upasaka Huang Nian-zu


jumlahnya banyak, di Taiwan, materi Dharma peninggalan Upasaka Li Bing-
nan jumlahnya juga banyak, andaikata diri sendiri memiliki kesanggupan,
memiliki upaya kausalya, menyebarluaskan-nya, memperkenalkannya kepada
khalayak ramai.

Butir ke-4 dari “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra” adalah “Bertobat


Atas Karma Buruk”, diri sendiri menyadari karma buruk yang diperbuat, maka
harus tahu bertobat. Baru-baru ini saya mengenal seorang praktisi yang semasa
hidupnya melakukan karma buruk yang berat, yang akibatnya jatuh ke Neraka.

68
Kami tidak dapat membantunya, hanya dapat berceramah dan melimpahkan
jasa kepadanya, mendirikan papan sembahyang buat dirinya. Yang penting
adalah dia dapat bertobat dengan setulusnya, menyadari kesalahannya,
memperbaiki diri.

Dia masih terhitung lumayan, dia memberitahu padaku, selama kelahiran demi
kelahiran dia telah belajar Ajaran Buddha, hanya saja pelatihan dirinya tidak
bagus, makanya sampai pada satu masa kehidupan ini masih saja bertemu
kesulitan ini, memohon agar saya membantunya.

Saya hanya dapat melimpahkan jasa kepada dirinya, dia sendiri juga bertobat
dan kembali ke jalan yang benar, akhirnya sungguh sulit diperoleh, dia terlahir
ke Alam Sukhavati.

Kami sangat bersukacita, semoga setelah mencapai KeBuddhaan di Alam


Sukhavati, dia kembali lagi ke dunia ini menyelamatkan para makhluk, takkan
melakukan kesalahan lagi.

Butir selanjutnya adalah :

5. Ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan insan lain.


6. Memohon perputaran roda Dharma
7. Mengundang Buddha berdiam di dunia
8. Selalu mengikuti pembelajaran Buddha Dharma
9. Menuruti kehendak para makhluk
10.Melimpahkan jasa secara menyeluruh

69
Baiklah, ceramah kita hari ini sampai di sini dulu, kita akan lanjutkan
pembahasan kita pada pertemuan berikutnya. Semua ini merupakan metode
melatih diri yang sangat unggul, kita mesti mempelajarinya. Terima kasih
semua hadirin!

Ringkasan Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati :

http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-2

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0002

70
27 Januari 2018

M ari kita membaca kalimat berikut ini, “Membuktikan Pintu Dharma


Tanah Suci merupakan Ekayana yang memahami segalanya dengan sempurna,
tempat bermuara segala kebajikan, sesuai untuk semua kalangan, baik suci
maupun awam, keluar dari Triloka, mencapai empat tingkatan tanah suci di
Alam Sukhavati, paling sempurna dan paling cepat, Pintu Dharma
menakjubkan tak terbayangkan”.

Sepenggal kalimat ini mengajari kita untuk mengenali Pintu Dharma. Kita
melatih diri, dapatkah berhasil atau tidak, dapatkah memperoleh manfaat
unggul seperti yang disebutkan di dalam sutra, semua ini tergantung pada
pembuktian. Memberitahukan pada kita bahwa “Sutra Usia Tanpa Batas”
adalah sutra yang bagaimana, orang yang mengetahuinya juga tidak banyak.

Maka itu pembuktian lebih penting dari segalanya. Sesungguhnya “Sutra Usia
Tanpa Batas” adalah sutra yang bagaimana? Ekayana adalah Dharma untuk
mencapai KeBuddhaan, Mahayana adalah Dharma untuk mencapai
Bodhisattva, Hinayana adalah Dharma untuk mencapai Arahat.

Anda berharap menjadi Buddha atau Bodhisattva? Saya percaya semua orang
pasti mengatakan Saya ingin menjadi Buddha. Kalau ingin mencapai
KeBuddhaan, maka Buddha Sakyamuni akan membabarkan padamu Dharma

71
Ekayana, Pintu Dharma yang mencapai KeBuddhaan dalam satu kehidupan,
yang memahami segalanya dengan sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

T empat bermuara-nya segala kebajikan, segala Dharma Bajik (Kusala


Dharma) baik duniawi maupun non duniawi, seluruhnya telah tercakup di
dalam 48 tekad Buddha Amitabha, 48 tekad ada di dalam sepatah Amituofo.

Praktisi Aliran Sukhavati tidak boleh tidak memahaminya, kalau tidak


memahaminya maka tak berdaya mengikhlaskan, bila tak berdaya
mengikhlaskan, maka tak berdaya melepaskan kemelekatan, “mengikhlaskan
dan melepaskan” adalah langkah awal memasuki Pintu Buddha, dengan
perkataan lain, bila tidak belajar “mengikhlaskan dan melepaskan”, setelah
belajar Ajaran Buddha selama beberapa dasawarsa, hanya boleh dikatakan
cuma sebatas menjalin jodoh dengan Buddha.

72
Adakah memperoleh manfaat? Tidak ada. Apa yang dimaksud memperoleh
manfaat? Dengan menggunakan Pintu Dharma Pelafalan Amituofo sebagai
perumpamaan, 24 jam timbul niat pikiran, hanya melafal sepatah Amituofo,
begini barulah betul. Andaikata masih timbul niat pikiran lainnya, khayalan
dan perbedaan lainya, maka anda masih belum trampil. Ini tidak boleh tidak
dipahami.

Mengapa kita tidak sanggup mencapai kondisi batin ini? Oleh karena terhadap
“Ekayana yang memahami segalanya dengan sempurna, tempat bermuara
segala kebajikan, sesuai untuk semua kalangan, baik suci maupun awam,
keluar dari Triloka, mencapai empat tingkatan tanah suci di Alam Sukhavati,
paling sempurna dan paling cepat, Pintu Dharma menakjubkan tak
terbayangkan”, kita tidak memahaminya, maka itu ketrampilan kita tidak
efektif.

Hal ini takkan terjadi bila kita memahami semua ini. Apa yang patut
dilepaskan maka harus dilepaskan, segala khayalan, bentuk-bentuk pikiran
mesti dilepaskan, pintu Dharma yang beraneka ragam juga mesti dilepaskan.
Mengapa demikian? Andaikata tidak melepaskannya, maka Pintu Dharma
Tanah Suci yang merupakan Ekayana yang memahami segalanya dengan
sempurna, anda tidak bisa memperolehnya.

Jika anda ingin memperoleh Pintu Dharma ini, maka harus melepaskan 84 ribu
pintu Dharma. Dengan perkataan lain, asalkan bisa melepaskan, maka baik
Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi takkan lagi bisa menjadi
penghalang bagi dirimu, maka itu persoalan ini mesti diperhatikan dengan
seksama.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
73
Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

S etelah belajar Ajaran Buddha selama 30-40 tahun, mengapa khayalan,


bentuk-bentuk pikiran, sejak pagi hingga malam masih bermunculan? Ini
menjelaskan bahwa ketrampilan melafal Amituofo yang kita miliki belumlah
efektif.

Kali ini merupakan pengulangan kelima kita belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”,
saya sedang berpikir, bagaimana kalau kita membuatnya sebagai pusat belajar
kita, bagaimana kita tidak perlu lagi mencemaskan baik Dharma duniawi
maupun Dharma non duniawi, melepaskan segala kemelekatan, sehingga
setiap saat dapat melafal Amituofo, dari sini melatih ketrampilan, kami
percaya bagi praktisi yang memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal,
hanya dalam waktu beberapa bulan atau setahun saja, dapat mencapai
ketrampilan melafal Amituofo.

Di dalam kisah-kisah para praktisi yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,


sebagian besar hanya membutuhkan waktu tiga tahun untuk mencapai
ketrampilan melafal Amituofo, ketrampilannya telah efektif. Asalkan tidak
mendambakan lagi dunia ini, terhadap aneka ragam pintu Dharma juga tidak
mendambakannya lagi, diantara 84 ribu pintu Dharma, saya cuma memilih
satu Pintu Dharma saja, yakni membangkitkan keyakinan dan tekad melafal
Amituofo, hanya ini yang menjadi satu-satunya pilihanku. Yang lainnya
74
takkan dipilih, Buddha Dharma saja sudah sanggup dilepaskan, apalagi
Dharma duniawi!

Dengan demikian ketrampilan melatih diri barulah jadi efektif. Meskipun


ketrampilan sudah efektif, namun takkan melonggarkannya, harus serupa
dengan Master Hai Xian, menggenggamnya erat-erat. Beliau merupakan
teladan yang terbaik pada era kita ini, yang belajar padanya tiada satupun yang
tidak berhasil, mesti serius belajarnya. Apa yang dipelajari? Melepaskan apa
yang patut dilepaskan, melafal Amituofo secara berkesinambungan, begini
barulah betul.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

U pasaka Huang Nian-zu ber-maitri karuna, memetik Kata-kata Dharma


para Guru Sesepuh dan praktisi senior, merangkumnya ke dalam buku
karyanya yang berjudul “Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas”. Membaca satu

75
buku ini sudah serupa dengan membaca keseluruhan isi Tripitaka. Mengapa
dikatakan demikian?

Ini adalah Dharma Ekayana, bukan saja Ekayana, bahkan juga memahami
segalanya dengan sempurna. Setelah kita memahaminya, kita takkan lagi
bersantai ria, namun membangkitkan keyakinan benar dan tekad benar terlahir
ke Alam Sukhavati, ini sangat penting, harus memiliki keyakinan benar.

Hari ini kita mengatakan membangkitkan keyakinan benar adalah bohong-


bohongan, mengapa demikian? Masih belum melepaskan segala kemelekatan
di dunia ini, masih saja mendambakannya di hati, mulut melafal Amituofo,
namun hati enggan melepaskan, ini sama saja masih terbelenggu.

Sedangkan Master Hai Xian telah melepaskan, setelah ditabhiskan, gurunya


mengajarinya melafal Amituofo berkesinambungan, saat itu dia sudah
melepaskan segala kemelekatan. Maka itu menurut perkiraanku, sebelum usia
25 tahun beliau telah mencapai ketrampilan melafal Amituofo. Master Hai
Xian meninggalkan keduniawian pada usia 20 tahun, dalam kurun waktu 5
tahun, harusnya dia telah berhasil mencapai kondisi batin ini.

Setelah mencapai ketrampilan melafal Amituofo, maka terjalin dengan Buddha


Amitabha, bersua dengan Sang Buddha, baik di dalam samadhi maupun di
dalam mimpi, Buddha Amitabha akan datang membantumu, memberitahumu
kapan akan datang menjemputmu, saat menjelang ajal nanti, Buddha Amitabha
pasti datang menjemputmu, hati pun jadi lega, keyakinan hati jadi sempurna.

Baik Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi, tidak boleh didambakan,
ada pula praktisi yang tidak serakah lagi pada Dharma duniawi, tetapi beralih
jadi serakah pada Buddha Dharma. Buddha Sakyamuni mengajarkan kita

76
untuk melenyapkan hati lobha, tetapi ketamakan itu masih ada, cuma berganti
objeknya saja.

Kalau loba itu tidak dilenyapkan, saat menjelang ajal akan merintangi
usahamu terlahir ke Alam Sukhavati, ketika Buddha Amitabha datang
menjemputmu, namun anda masih belum sanggup melepaskan kemelekatan.
Buddha Amitabha pun pergi meninggalkan dirimu.

Tentunya melepaskan kemelekatan itu tidaklah gampang, mesti memiliki


ketrampilan melatih diri barulah bisa cepat tercerahkan. Bagaimana supaya
tercerahkan? Melepaskan kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal
Amituofo berkesinambungan. Tidak perlu waktu yang lama, Buddha Amitabha
akan hadir untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya, senantiasa datang
menjagamu, pikiranmu jadi terfokus. Kita tidak boleh tidak mengetahuinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

77
T empat bermuara segala Dharma Bajik (Kusala Dharma), menjauhi
kejahatan dan menimbun kebajikan adalah membantumu untuk menumbuhkan
akar kebajikan. Kebajikan dari segala kebajikan, kebajikan yang terunggul, tak
lain adalah membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, inilah
Kusala Dharma terunggul, dimana bermuaranya segala kebajikan.

Kita ini tidak tahu, andaikata kita mengetahuinya, maka akan segera
meneladani Master Hai Xian, dengan setulusnya melafal Amituofo. Anda akan
menjadikan melafal Amituofo sebagai urusan yang paling penting di dalam
hidupmu, niat pikiran yang melafal Amituofo ini pasti berkesinambungan tak
terputus, kapan saja dan di mana saja, di dalam hatimu hanya ada sepatah
Amituofo, jelas dan dimengerti.

Hari ini kita bersalah pada Buddha, kita bersalah pada Guru Sesepuh dan
Praktisi Senior terdahulu, kita telah bersua dengan Pintu Dharma ini tetapi
tidak serius melatihnya.

Penyebabnya adalah tabiat duniawi kita sudah dipelihara sampai begitu


mendalam, walaupun mengkagumi Buddha Dharma, namun terhadap Dharma
duniawi, selalu saja mendambakannya, manalah ikhlas melepaskannya.

Ada praktisi yang melatih Pintu Dharma ini, setelah satu kurun waktu berlalu,
jadi mundur dan beralih mempelajari pintu Dharma lainnya. Pada jaman
berakhirnya Dharma ini, guru-guru sesat yang memberi ceramah Dharma,
banyaknya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga. Perkataan ini diucapkan
oleh Buddha Sakyamuni di dalam sutra, agar kita bermawas diri.

78
Baru-baru ini saya mendengar ada lagi orang yang mempelopori bahwa
melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati begitu entengnya, cukup dengan
melafal Amituofo saja, membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati.
Kabarnya banyak umat yang percaya sama omongannya. Dia bilang sutra tidak
perlu dibaca, Dharma juga tidak perlu dipelajari, sila juga tidak perlu
diamalkan. Ini adalah ucapan Mara, bukan Buddha.

Buddha dan Bodhisattva mengajari kita belajar Aliran Sukhavati, tetapi tidak
mengatakan tidak perlu menjalani sila. Kalau tidak mendalami ajaran sutra,
maka anda tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan benar dan sesat,
tidak tahu membedakan benar dan salah. Ini sangat penting.

Manusia di dunia sekarang mempunyai berkah yang tipis, kita hidup pada era
ini, dunia yang penuh kekacauan. Pemikiran yang kacau, pengamalan juga
kacau, semua lingkungan juga sudah kacau. Betul-betul merupakan dunia yang
kacau. Lantas bagaimana?

Hanya menuruti ajaran sutra yang dibabarkan Buddha Sakyamuni, dari ajaran
sutra mencari jalan keluar bagi diri kita, menggali keluar kebijaksanaan kita,
kemampuan kita untuk membedakan benar dan sesat, tahu membedakan benar
dan salah, kita mesti membulatkan tekad pada satu kehidupan ini juga meraih
keberhasilan sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

79
Kode Artikel : 02-047-0003

“Sutra Usia Tanpa Batas” merupakan “Sutra terpenting dari semua sutra Aliran
Tanah Suci”. Upasaka Huang Nian-zu menunjuk pada kita, “Sutra Usia Tanpa
Batas” yang dirangkum Upasaka Xia Lian-ju, merupakan versi yang terbaik.

Kini, terhadap versi rangkuman ini, orang-orang yang mengkritik jumlahnya


masih banyak. Pernah satu kurun waktu, saya juga kena dampaknya. Saya
katakan pada semua orang, walaupun seluruh manusia di dunia ini tidak
percaya, namun saya seorang diri masih yakin. Mengapa demikian?

Guruku (Upasaka Li Bing-nan) mengasihi dan melindungiku, muridnya ini,


takkan mengelabuiku, Guruku mewariskan buku sutra ini kepadaku, andaikata
saya tidak percaya dan beralih ke versi lainnya, saya akan sangat bersalah pada
beliau! Maka itu saya umumkan, meskipun seluruh manusia di dunia ini tidak
percaya, namun saya seorang diri masih yakin, takkan ada keraguan sama
sekali.

Sekarang kritikan itu berangsur-angsur reda, orang-orang yang yakin pada


sutra versi rangkuman, kian hari kian banyak jumlahnya. Tetapi kalau ada
orang yang datang menghasutmu, jangan belajar sutra ini, atau mengatakan
padamu, masih ada metode lain yang lebih sakti, semua ini adalah omong
kosong yang tujuannya untuk mencelakai dirimu, menutup jalanmu terlahir ke
Alam Sukhavati, sungguh mengerikan.

80
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

D ari “Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”, mata pelajaran kelima atau
yang terakhir adalah “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”. Tekad
pertama adalah “Bernamaskara Menghormati Para Buddha”. Bodhisattva
Samantabhadra merupakan Bodhisattva Calon Buddha, selangkah lagi menuju
pencapaian KeBuddhaan.

Lantas bagaimana yang disebut sebagai Buddha itu? Buddha itu bernamaskara
menghormati para Buddha. Para Buddha itu ada di mana? Semua makhluk
sesungguhnya adalah Buddha, semua makhluk merupakan ayahbunda kita
pada masa kehidupan lampau, para Buddha pada masa kehidupan mendatang.

Maka itu ajaran sutra mengajari kita untuk menghormati semua makhluk,
terhadap orang baik maupun jahat, sekarang dia berbuat jahat dan mendapat
balasan, kelak ketika bertemu dengan Buddha yang menyelamatkan dirinya,
dia juga akan mencapai KeBuddhaan.

81
Apakah kita ada menggunakan hati yang bernamaskara menghormati para
Buddha, memperlakukan semua orang, seluruh makhluk, hingga serangga
kecil seperti nyamuk dan semut? “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”
tidak gampang diamalkan, sungguh sulit. Siapa yang telah berhasil
mengamalkannya? Bodhisattva Samantabhadra telah berhasil
mengamalkannya.

Tekad ke-2 adalah “Memuji Tathagata”. Praktisi Pelafal Amituofo melihat


semut juga akan melafal Amituofo, lantas apakah semut dapat mendengarnya?
Yang rintangan karmanya berat tidak dapat mendengarnya, sedangkan yang
akar kebajikannya mendalam dapat mendengarnya.

Bahkan terhadap serangga kecil, kita juga memberi pujian. Bagaimana caranya
memberi pujian? Yakni dengan melafal Amituofo. Dengan melafal Amituofo,
selain memberi manfaat bagi diri sendiri, makhluk lainnya juga memperoleh
manfaat.

Jadi tak peduli mereka dapat mendengar atau tidak, yang penting kita
membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, semoga mereka segera terbebas
dari bertumimbal lahir jadi semut, selama kalpa demi kalpa pasti ada
menimbun kebajikan, semoga segera terlahir ke Alam Manusia atau Alam
Dewa, kesempatan untuk melatih diri lebih banyak.

Alam Manusia dan Alam Dewa lebih bagus dibandingkan dengan Alam
Binatang, bagusnya di mana? Kesempatan mendengar Dharma lebih banyak,
kesempatan untuk melatih diri itu lebih banyak, peluang keberhasilan juga
lebih besar. Maka itu jasa kebajikan dari memuji adalah tak terbayangkan.

Tekad ke-3 adalah “Memberi Persembahan”. Yang paling penting adalah


Dharma Dana, mengerahkan segenap kemampuan untuk melakukannya.
82
Dharma dapat membantu orang agar tercerahkan, Dharma dapat membantu
orang menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan.

Dharma Dana membuahkan kecerdasan dan kebijaksanaan. Bagaimana cara


melakukan Dharma Dana? Dengan memperkenalkan sutra Ajaran Buddha
kepada orang lain. Sekarang ada DVD, dengan adanya media ini, jadi lebih
leluasa, ada yang berupa ceramah Dharma, ada pula yang berupa kebaktian,
diri sendiri dapat melakukan kebaktian dengan orang banyak, sangat praktis,
30 atau 40 tahun silam, masih belum terpikir cara begini, hari ini kemajuan
teknologi telah mewujudkannya.

Ada tiga jenis dana yaitu Amisa Dana (dana materi), Dharma Dana dan
Abhaya Dana. Abhaya Dana adalah membantu agar hatinya tenang,
melindunginya, jangan sampai ada orang lain yang menghalanginya,
membantunya supaya kebajikannya terwujud, semua ini merupakan Abhaya
Dana. Membantu para praktisi sehingga mereka dapat belajar dan melatih diri
dengan tenang, bila ada kesulitan, kita mengerahkan segenap kemampuan
untuk membantunya.

Dharma Dana lebih penting daripada dana materi. Dharma Dana dapat
membantu orang lain tercerahkan, Dharma Dana dapat membantu orang
mengakhiri samsara keluar dari Triloka.

Jadi semua ini terpulang kembali pada jalinan jodoh, ketika kesempatan datang,
maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan yang ada, tidak perlu menimbang-
nimbang, berpikir-pikir adalah khayalan, sebaliknya kalau tidak ada
kesempatan maka tidak melakukannya, juga tidak perlu memikirkannya atau
sengaja mencari-cari.

83
Tekad ke-4 adalah “Bertobat Atas Karma Buruk”. Bertobat itu adalah takkan
mengulangi melakukan kesalahan lagi, jadi bukan membaca Syair Pertobatan,
juga bukan menceritakan kesalahan diri sendiri di hadapan rupang Buddha,
lalu meminta agar Buddha dan Bodhisattva memaafkan kesalahannya, bukan
begitu maksudnya, semua ini sudah salah, bertobat itu menitikberatkan pada
takkan mengulangi melakukan kesalahan lagi.

Tiap hari berbuat jahat lalu tiap hari bertobat, mana ada gunanya. Hari ini
melakukan kesalahan, setelah mengerti, maka takkan mengulanginya lagi,
inilah yang disebut bertobat. Karena itu kita jadi mengetahui bahwa orang
yang benar-benar bertobat itu jumlahnya sedikit, sedangkan yang salah tafsir
itu jumlahnya banyak.

Tekad ke-5 adalah “Ikut bersukacita atas kebajikan yang dilakukan insan lain”.
Melihat orang lain melakukan kebajikan, kita mempunyai tenaga dan waktu,
boleh ikut membantunya, kalau dia sudah melakukannya, kita bantu supaya
lebih bagus lagi, membantunya supaya lebih berhasil, ini termasuk dalam ikut
bersukacita.

Tekad ke-6 adalah “Memohon perputaran roda Dharma”. Buddha Dharma


harus ada orang yang menceramahkan, maka itu harus mewariskan dan
melestarikan dari generasi demi generasi, tanpa ada orang yang memberi
ceramah, maka Ajaran Buddha akan berubah menjadi kepercayaan takhayul,
padahal sesungguhnya Buddha Dharma menghancurkan kesesatan membuka
pencerahan, jadi bukan kepercayaan takhayul.

Mengundang siapa untuk memutar roda Dharma? Mencari anggota Sangha


yang dapat memberi ceramah Dharma, kalau memang berjodoh menemukan-
nya, maka ini adalah hal yang bagus, yang paling penting adalah mengundang
diri sendiri untuk menyebarluaskan Buddha Dharma memberi manfaat bagi
semua makhluk, kalau orang lain tidak mau melakukannya maka biarlah saya
saja yang melakukannya.
84
Menekuni karir begini sangatlah susah, banyak kendalanya. Masa kini jauh
berbeda dengan tempo dulu. Orang-orang terpelajar jaman dulu sangat
menghormati praktisi Ajaran Buddha, baik anggota Sangha maupun umat
awam, apabila ada yang kurang dipahami, tersedia banyak tempat untuk
bertanya.

Bila pendengar ceramah banyak jumlahnya, maka mengundang praktisi yang


memahami Buddha Dharma untuk memberi ceramah. Lambat laun pendengar
semakin banyak, maka boleh membangun ruangan ceramah. Masa kini boleh
merekam ceramah ke dalam kepingan DVD, sekarang ada siaran televisi,
internet, namun jumlah penceramah malah kian berkurang.

Kami merekam ceramah kami ke dalam DVD untuk disebarluaskan, guna


menasehati para insani. Saat menasehati orang juga harus mendampinginya
belajar, kalau tidak menemaninya, mana mau dia belajar lagi, harus
membuatnya menaruh minat, ini bukan persoalan satu atau dua hari saja,
namun membutuhkan ketrampilan.

Bila ada kesempatan maka jangan melepaskannya, tak peduli anggota Sangha
maupun umat awam juga memiliki satu keberhasilan, dapat memberi manfaat
bagi orang banyak. Ini adalah “Memohon perputaran roda Dharma”, terlebih
dulu adalah mengundang diri sendiri.

Tekad ke-7 adalah “Mengundang Buddha berdiam di dunia”, jangan sampai


Ajaran Buddha hilang dari peredaran, ini adalah mengundang Buddha berdiam
di dunia.

Tekad ke-8 adalah “Selalu mengikuti pembelajaran Buddha Dharma”.


85
Tekad ke-9 adalah “Menuruti kehendak para makluk”, dengan menuruti
kehendak barulah mereka mau mendengarkan perkataanmu, baik-baiklah
membimbingnya, membantunya, agar dia kembali ke jalan yang benar.

Tekad ke-10 adalah “Melimpahkan jasa secara menyeluruh”, yakni akar


kebajikan, berkah kebajikan dan seluruh jasa kebajikan dilimpahkan kepada
Triratna (Buddha, Dharma, Sangha), dilimpahkan kepada semua makhluk.
Inilah Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

H ari ini kita menuruti kehendak para makhluk, bersukacita atas jasa
kebajikan yang dilakukan orang lain. Ketika melihat “Sutra Usia Tanpa Batas”,
Guru Li mengenali ini merupakan barang berharga, anggota Sangha dan
praktisi awam yang satu era dengan Guru Li, juga mengenalinya sebagai
barang berharga, kami pun ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan
orang lain.
86
Dharma Ratana (Mustika Dharma) yang sedemikian bagusnya, hendaknya
mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menyebarluaskannya, semoga di
dunia ini, setiap orang berkesempatan membacanya, setiap orang berpeluang
bersua dengan Buddha Dharma, dapat melatih diri dengan kesungguhan hati.

Buddha Dharma jadi berkembang dan berjaya, bencana pun mereda,


memulihkan perdamaian di dunia ini, semoga dunia yang damai sejahtera yang
pernah terwujud di masa silam, juga dapat terlihat di masa mendatang.

Maka itu ketika saya berada dalam kesusahan, saya akan menggunakan
kalimat sutra berikut ini : “Untuk mengeliminasi bencana saat ini, satu-satunya
hanya menyebarluaskan Sutra Usia Tanpa Batas, fokus melafal Amituofo”,
kita harus mengingat baik-baik kalimat ini, setiap saat mengukirnya di dalam
hati, mengerahkan segenap kemampuan, orang lain tidak sudi melakukannya,
katanya yang melakukan hal ini adalah orang goblok, namun kami sudi
menjadi si goblok, kami mau melakukannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-3

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0003

87
S epanjang hidup manusia, dari individu hingga negara, juga memerlukan
aksara “Mengalah”, manusia bila dapat saling mengalah, sepanjang hayatnya
akan selamat, kalau tidak sudi mengalah maka akan berseteru.

Mengalah memperoleh berkah, berseteru mengundang petaka, walaupun anda


memperoleh kekayaan secara tidak halal, takkan bertahan lama. Dari sini dapat
dirasakan kekuatan dari etika moral, di mana tata susila berada, maka di situlah
leluhur berdiam, Dewa dan Malaikat akan memberkati dirimu; sebaliknya,
tidak adanya tata susila, segalanya mengandalkan akal muslihat-mu berputar di
sana, beginilah kondisi masyarakat masa kini.

Walaupun Dewa dan Malaikat ingin memberkati dirimu, namun juga takkan
sanggup, semuanya terpulang kembali pada diri sendiri, diri sendiri mesti
menimbun berkah, menciptakan berkah, dengan demikian Buddha dan
Bodhisattva, para Dewa barulah dapat memberkati dirimu, barulah dapat
membantu dirimu.

Perbedaan insan suci dan orang awam, hanyalah terletak pada sebersit niat
pikiran, insan suci memikirkan kepentingan rakyat, orang licik memikirkan
diri sendiri, begitu niat pikiran yang timbul, mengutamakan keuntungan diri
sendiri. Maka itu pendidikan etika moral mesti dikedepankan, kita sendiri
harus menjadi teladan bagi orang lain, anda merebut saya mengalah.

Pendidikan barat mengajarkan persaingan, hasilnya adalah kedua belah pihak


babak belur, andaikata mau mengalah maka takkan jadi begini. Dia sendiri
sudah mengalami kegagalan, sekarang masih ingin orang lain juga gagal, tidak
sudi melihat orang lain berhasil, lain halnya dengan budaya Tionghoa, kalau
88
memang saya sudah gagal, saya juga takkan sudi melihat orang lain menderita
kegagalan, saya berharap orang lain dapat berhasil. Hati begini jelas berbeda.

Orang Tionghoa mengutamakan tata susila, yakni berbakti dan rasa hormat.
Kedua hal ini bila ditanam sejak janin berada dalam kandungan ibunda, maka
akarnya akan lebih kokoh dan kuat.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018

Judul : Mengalah Adalah Berkah

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0026

89
28 Januari 2018

U ntuk memasuki pintu Buddha Dharma, yang paling penting adalah


mengikhlaskan dan melepaskan. Mengikhlaskan adalah memahami kebenaran,
barulah kemudian dapat melepaskan. Lantas mengapa tidak sanggup
melepaskan? Oleh karena tidak memahami kebenaran, mengira bahwa segala
sesuatu di dunia ini adalah nyata adanya, sehingga begitu mendambakan dunia
ini.

Walaupun sudah membaca sutra Mahayana, apabila masih tidak memahami


kebenaran, maka pasti juga tidak bisa melepaskan. Dengan perkataan lain,
kalau pelatihan dirinya bagus maka akan berubah jadi pahala; sebaliknya kalau
pelatihan dirinya jelek, maka akan jatuh ke tiga alam rendah, ini sungguh
disayangkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-4

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan


90
Kode Artikel : 02-047-0004

T athagata bersukacita muncul di dunia ini, yakni Buddha Sakyamuni


membabarkan Dharma di dunia ini, menampilkan delapan tahapan kehidupan
yang dilalui setiap Buddha, setelah mencapai KeBuddhaan, lalu membabarkan
Dharma, menyelamatkan para makhluk, inilah yang disebut sebagai Karir
Buddha.

Karir Buddha, inilah tugas yang harus diwujudkan oleh Buddha datang ke
dunia ini. Menampilkan delapan tahapan kehidupan yang harus dilalui setiap
Buddha, menyelamatkan semua makhluk yang jodohnya sudah masak, inilah
yang disebut sebagai Karir Buddha.

Catatan :
Delapan tahapan kehidupan yang dilalui oleh setiap Buddha adalah :
1. Turun dari Surga Tusita
2. Memasuki kandungan ibunda
3. Keluar dari kandungan (lahir ke dunia)
4. Meninggalkan keduniawian
5. Menaklukkan Mara
6. Mencapai KeBuddhaan
7. Membabarkan Dharma
8. Memasuki Parinirvana

91
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-4

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0004

S utra menakjubkan yang paling istimewa dan terunggul, ini menunjuk pada
“Sutra Usia Tanpa Batas”, juga mencakup “Amitayurdhyana Sutra” dan
“Amitabha Sutra”, yang disebut sebagai “Tiga Sutra Aliran Tanah Suci”.

Tiga Sutra Aliran Tanah Suci adalah sutra menakjubkan yang paling istimewa
dan terunggul. Kalau sanggup belajar ketiga-tiganya, tentu saja bagus, tetapi
kalau tidak punya waktu, maka cukup pilih salah satu saja. Pilih yang mana
saja juga boleh.

Tujuan akhir dari tiga sutra ini adalah terlahir ke Alam Sukhavati. Merupakan
yang paling sempurna dari segala metode yang paling sempurna, merupakan
yang paling praktis dari segala metode yang paling praktis, seperti yang
diungkapkan di dalam “Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas” karya Upasaka
Huang Nian-zu sebagai “Ekayana”.

92
Ekayana adalah kendaraan yang mengantarmu langsung menuju pada
pencapaian KeBuddhaan. Di dalam Dharma Ekayana hanya ada tiga sutra,
seperti yang baru kita bahas tadi, bahkan ketiga sutra tersebut melampaui
segala jenis sutra termasuk sutra besar seperti “Avatamsaka Sutra” dan
“Saddharma Pundarika Sutra (Sutra Lotus)”.

Meskipun juga merupakan Ekayana, namun tidak begitu sempurna, sutra besar
tersebut selain terlampau tebal, maknanya juga sangat mendalam, bukan dapat
dipelajari oleh praktisi pemula.

Sedangkan “Tiga Sutra Aliran Sukhavati” sangat unggul, tidak membutuhkan


dasar-dasar khusus, asalkan memiliki keyakinan benar dan tekad bulat, setiap
orang juga dapat meraih keberhasilan. Maka itu dikatakan sebagai cepat dan
tanpa rintangan. Perkataan emas, perkataan nyata. Perkataan nyata itu tidak
mungkin bisa berubah lagi, maka itu disebut sebagai perkataan emas.

Para Buddha di sepuluh penjuru memberi pujian, baik masa lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Para Buddha Tathagata di sepuluh
penjuru dari tiga masa, tiada yang tidak memberi pujian. Apa tujuan pujian
Mereka? Yakni untuk membantu kita, mendengar kata pujian, timbul suka cita
di hati kita, muncul hati yang tulus dan hormat, sehingga menerima dan
meyakini sutra ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-4

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

93
Kode Artikel : 02-047-0004

D unia sekarang diliputi kekacauan, kacaunya sudah sebegitu parahnya,


adakah tempat yang aman di dunia ini? Tidak ada sama sekali. Hidup di dunia
ini sungguh memprihatinkan, sungguh menyedihkan, diri sendiri harus tahu
mengenali kondisi ini dengan jelas. Setelah mengenali kondisi ini dengan jelas,
maka kita harus mengikhlaskan dunia ini dan membulatkan tekad terlahir ke
Alam Sukhavati.

Kekacauan dunia ini tidak ada di Alam Sukhavati, di sana, Buddha Amitabha
membabarkan Dharma kepada penduduk negeri tersebut. Buddha Amitabha
memiliki usia tanpa batas, demikian pula dengan seluruh penduduk Alam
Sukhavati, juga memiliki usia tanpa batas.

Maka itu di Alam Sukhavati, kita mempunyai waktu yang panjang, menjamin
dirimu dalam satu kehidupan menyempurnakan KeBuddhaan. Ini harus kita
genggam seerat-eratnya, kesempatan nan langka ini jarang sekali bisa
ditemukan.

Kesempatan bertemu dengan Buddha Dharma sedemikian sulitnya, namun kita


telah bersua dengan Ajaran Tanah Suci, mendengar “Sutra Usia Tanpa Batas”,
mendengar nama Buddha Amitabha, sudah lebih dari cukup.

94
Dharma yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun, kini
intisarinya telah terpampang di hadapan kita, kita harus menerima dan
meyakininya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-4

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0004

D i bagian selanjutnya, Upasaka Huang Nian-zu memetik kalimat dari


“Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ouyi”. “Penjelasan Amitabha Sutra
Karya Master Ouyi menyebutkan : Sepatah Amituofo adalah Dharma
Anuttara-samyak-sambodhi yang dicapai Buddha Sakyamuni di dunia yang
penuh dengan lima kekeruhan dan kejahatan”.

Sepatah Amituofo adalah Dharma Anuttara-samyak-sambodhi yang dicapai


Buddha Sakyamuni di dunia yang penuh dengan lima kekeruhan dan kejahatan,
apa maksudnya? Bagaimana cara Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan?
Yakni dengan melafal Amituofo.

95
Jadi hari ini kita melatih Pintu Dharma yang sama dengan Buddha Sakyamuni,
Buddha Sakyamuni mewariskan pada kita metode yang dilatihNya sehingga
mencapai KeBuddhaan, maka itu kita mesti giat dan serius mengamalkannya
yakni melafal Amituofo.

Lantas bagaimana cara kita melafal Amituofo? Yakin adanya Alam Sukhavati,
jangan ada keraguan sama sekali, di Alam Sukhavati ada Buddha Amitabha.
Keindahan lingkungan Alam Sukhavati adalah seperti yang disebutkan di
dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”.

Pada satu masa kehidupan ini, kita berhasil bersua dengan Pintu Dharma ini,
merupakan sebuah hari nan langka yang jarang sekali bisa dijumpai selama
kalpa yang tak terhingga, janganlah diremehkan, kalau dilewatkan begitu saja
kesempatan ini akan hilang, hendaknya bersungguh-sungguh,
menggenggamnya dengan seerat-eratnya.

Kita yakin tanpa keraguan sama sekali, kita melafal Amituofo tanpa
kemunduran batin, mengerahkan segenap hati. Kali ini kita datang ke dunia ini,
terlahir sebagai manusia, berkesempatan mendengar Buddha Dharma, lantas
apa yang menjadi tujuan kita? Yakni terlahir ke Alam Sukhavati.

Jangan menunda hingga kelahiran berikutnya, itu merupakan sebuah penantian


yang sangat panjang, bulatkan tekad pada satu masa kehidupan ini juga harus
terlahir ke Alam Sukhavati.

“Sutra Usia Tanpa Batas” merupakan buku jaminan bagi kita untuk terlahir ke
Alam Sukhavati, asalkan anda melatih diri seperti apa yang tercantum di dalam
sutra, maka tiada satupun yang tidak terlahir ke Alam Sukhavati, takkan ada
seorang pun yang bakal ketinggalan, setiap insan pasti berhasil.

96
Ini merupakan “Kondisi batin para Buddha, hanya sesama Buddha yang dapat
memahaminya, bukanlah dapat diyakini dan dipahami oleh para makhluk di
sembilan Alam Dharma yang mengandalkan kekuatan sendiri”.

Jadi para makhluk di sembilan Alam Dharma yang mengandalkan kekuatan


sendiri, tidak dapat memahaminya, juga tidak dapat meyakininya. Lantas
kenapa pula kita bisa percaya? Oleh karena kita mengandalkan kekuatan
pemberkatan dari Buddha.

Maka itu harus melafal Amituofo ini dengan kesungguhan hati, 24 jam
berkesinambungan tak terputus. Praktisi pemula saat tidur akan lupa melafal
Amituofo, begitu terbangun langsung melafal lagi, memeliharanya jadi
kebiasaan, sehingga di dalam mimpi juga masih melafal Amituofo.

Adakah kejadian begini? Tentu saja ada, hal ini tercatat di dalam kisah-kisah
praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, yang berjudul “Jing Tu Sheng Xian
Lu” dan “Wang Sheng Zhuan”.

Setelah terbiasa melafal Amituofo, di dalam mimpi pun masih tetap melafal
Amituofo, praktisi begini pasti terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-4

97
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0004

R intangan terbesar dalam melafal Amituofo adalah diri sendiri, boleh


dikatakan sebagai tabiat buruk yang dibawa sejak kalpa tanpa awal, bukanlah
saya sengaja mau berlaku sedemikian rupa, tetapi entah kenapa bisa begini
jadinya, ini adalah tabiat, yakni keserakahan, kebencian, kebodohan dan
keangkuhan.

Ketrampilan melatih diri yang sesungguhnya adalah bagaimana caranya


supaya dapat meredam loba, amarah, dungu, pongah dan curiga, meskipun
tidak dapat dilenyapkan, namun minimal bisa mengendalikannya, apabila anda
berhasil mengendalikannya maka anda takkan berputar lagi di enam alam
tumimbal lahir; sebaliknya bila anda tidak sanggup mengendalikannya, maka
akan jatuh kembali ke enam alam tumimbal lahir. Hal ini harus kita amati
dengan seksama, melihat semua insan, melihat niat pikirannya yang muncul,
melihat ucapan dan tindakannya.

Maka itu saya memotivasi praktisi sekalian, hendaknya serius belajar Ajaran
Buddha, meneladani Buddha Sakyamuni, menyingkirkan keserakahan,
kebencian, kebodohan, keangkuhan dan keraguan. Meneladani Konfusius
dalam berpikir, berbicara dan bertindak, yakni harmonis, bajik, hormat,
bersahaja, mengalah. Dalam berinteraksi dengan orang lain hendaknya
harmonis dan bajik, pasti ada manfaat baiknya.

98
Menderita kerugian adalah pahala. Apabila anda tidak sudi menerima kerugian,
bagaimana karma buruk anda dapat tereliminasi? Dari mana pula pahala bisa
anda peroleh? Maka itu menderita kerugian adalah berkah, ucapan ini benar
adanya. Kita tidak ikhlas menerima kerugian, ini dikarenakan tidak memahami
mengapa sudah dirugikan malah dibilang sebagai berkah, apabila sudah
memahaminya, maka dia akan menerima kerugian dengan senang hati.

Selalu saja dirugikan, di mana saja juga dirugikan, pada akhirnya kelihatan
hasilnya, dia meninggal dunia dengan damai. Sebaliknya orang yang pongah,
suka bersaing dan berebutan, selalu ingin menonjolkan diri, umumnya jatuh ke
tiga alam rendah. Hendaknya dapat mengikhlaskan dan melepaskan
kemelekatan, mengikhlaskan adalah memahami kebenaran; melepaskan adalah
takkan melakukan tindakan dungu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Menderita Kerugian Adalah Berkah

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0020

S utra Buddha, setiap judul sutra juga bagus, setiap pintu Dharma juga
bagus, juga dapat keluar dari Triloka (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka),
juga dapat mencapai tingkatan kesucian.

99
Tetapi pintu Dharma itu ada 84 ribu, pintu Dharma yang tak terhingga, tabiat
kita sebagai orang awam sangatlah berat, pemahaman dan pengamalan
tidaklah gampang.

Maitri Karuna Buddha dan Bodhisattva hingga sedemikian rupa, kita harus
berterimakasih, yakni memberi kepada orang yang memiliki rintangan karma
yang berat seperti kita, yang tidak memiliki kemampuan untuk melenyapkan
kekotoran batin dan menghapus tabiat, membuka sebuah Pintu Besar, yakni
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo.

Membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, asalkan anda melafal


sepatah Amituofo berkesinambungan tak terputus, saat menjelang ajal, sehela
nafas terakhir adalah Namo Amituofo, maka dapat terlahir ke Alam Sukhavati,
sedikitpun tidak semu, ini dapat diwujudkan oleh setiap insan.

Setelah memahaminya, kita menempatkan hal ini sebagai urusan terbesar


sepanjang hidup kita, hal lainnya hanyalah masalah sepele, tidak pantas ditaruh
di hati. Janganlah berperhitungan, janganlah membanding-bandingkan,
kerjakan dengan ikhlas.

Dimanapun saya selalu dirugikan, selalu saja dikelabui, selalu saja diakali, ini
bukan berarti bodoh, namun di dalam hati sangat jelas dan mengerti, orang lain
tidak sanggup menerimanya, namun saya mampu menerimanya.

Bila dapat menerimanya maka rintangan karma tereliminasi; rintangan karma


sudah tereliminasi, ketrampilan melatih diri jadi efektif.

100
Kita membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, karena itu apa lagi yang
patut kita perebutkan dengan manusia di dunia ini? Apa yang mereka miliki itu
hanyalah semu belaka, satupun tidak bisa dibawa pergi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Menderita Kerugian Adalah Berkah

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0020

A lam Sukhavati, banyak dibahas di dalam Sutra, ingat, hal ini nyata
adanya, yang berbeda dengan dunia ini. Dunia ini terbentuk oleh khayalan,
Alam Sukhavati terwujud oleh Hati Buddha, hati yang melafal Amituofo.

Maka itu penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, demikian pula
dengan segala benda di sana, juga memiliki usia tanpa batas, kebenaran ini
telah dibuktikan oleh Pakar Mekanika Kuantum.

Mekanika Kuantum memastikan bahwa segala fenomena dan benda adalah


semu, lantas segala benda itu berasal dari mana? Muncul dari pikiran, yakni
kesadaran keenam, teori ini serupa dengan apa yang dikatakan di dalam
Buddha Dharma.
101
Sutra Intan menyebutkan bahwa segala fenomena dan benda adalah khayalan
semu. Maka itu apa yang semu harus kita lepaskan, apa yang sejati harus kita
genggam erat. Saat menjelang ajal, segala rintangan harus kita buang jauh-jauh,
karena dapat menghalangi diriku terlahir ke Alam Sukhavati.

Sekarang juga kita harus belajar melepaskan kemelekatan, jangan tunggu


sampai saat menjelang ajal, tidak sempat lagi, bagaimana kalau sebersit niat
pikiran terakhir adalah gegabah, maka ini merupakan masalah besar, siapapun
tidak dapat memastikannya.

Hendaknya dalam keseharian rajin melatih diri, belajar melepaskan


kemelekatan. Membaca Sutra adalah belajar mengikhlaskan; menfokuskan
pikiran melafal Amituofo adalah belajar melepaskan. Buat apa melepaskan
kemelekatan? Melafal Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018

Judul : Menderita Kerugian Adalah Berkah

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0020

102
29 Januari 2018

A pa tujuan kita belajar Pintu Dharma ini? Praktisi sekalian juga bisa
menjawabnya, yakni bertekad terlahir ke Alam Sukhavati di penjuru barat.
Lantas bagaimana cara menuju ke Alam Sukhavati? Di dalam Sutra tercantum
dengan jelas, gunakanlah untuk bercermin, niat pikiranku yang muncul,
ucapanku dan perbuatanku, apakah sudah sesuai dengan yang dikatakan di
dalam Sutra? Kalau sudah sesuai, maka kita sudah punya kepastian; sebaliknya
kalau belum sesuai, maka segeralah membangkitkan ketekunan, menerima dan
mengamalkan sesuai dengan ajaran sutra.

Syarat untuk belajar Ajaran Buddha, secara internal harus menghapus


ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan keraguan, secara
eksternal harus meneladani Konfusius yakni harmonis, bajik, hormat,
bersahaja dan mengalah.

Konfusius adalah insan suci besar, klasik peninggalan beliau tidaklah banyak,
sedangkan Buddha Sakyamuni mewariskan Sutra dalam jumlah banyak. Ada
kesamaan yang dimiliki Ajaran Buddha dan ajaran Konfusius yakni mengajari
kita mengikhlaskan dan melepaskan, barulah dapat memasuki Pintu Ajaran.

103
Ajaran Buddha mengajari kita mengikhlaskan dan melepaskan, ajaran
Konfusius mengajarkan kita menghapus nafsu keinginan (ge wu) sehingga
memperoleh kebijaksanaan (zhi zhi).

“Ge wu” adalah melepaskan kemelekatan. “Ge” itu adalah bertempur,


melawan siapa? Yakni bertempur dengan nafsu keinginan diri sendiri,
bertempur dengan lobha, dosa dan moha. Asalkan dapat menaklukkan lobha,
dosa dan moha, maka anda adalah insan suci.

“Zhi zhi” adalah memperoleh kebijaksanaan, setelah nafsu keinginan


dimusnahkan, maka muncullah kebijaksanaan, setelah kebijaksanaan muncul
maka dapat mempelajari Ajaran Buddha, dengan kebijaksanaan barulah dapat
menjadi seorang Suciwan.

Setelah kebijaksanaan berkembang, pikiranmu jadi benar, bersinar cemerlang,


anda takkan menindas orang lain, anda juga takkan menghina orang lain.

Maka itu setelah menghapus nafsu keinginan dan memperoleh kebijaksanaan,


lalu pikiran jadi benar, hati pun jadi tulus, dalam memperlakukan orang lain,
menangani persoalan, memperlakukan makhluk hidup dan benda mati, akan
jujur dan tulus, betapa bagusnya masyarakat begini.

Ini disebut sebagai membina diri, jiwa dan raga jadi sehat. Setelah membina
diri barulah dapat mengurus keluarga, rumah tangga akan jadi harmonis,
keluarga harmonis segala hal jadi berjaya.

Setelah itu barulah dapat menata pemerintahan, kemudian barulah dapat


mendamaikan dunia. Mendamaikan dunia maksudnya adalah membawa pada
104
seluruh pelosok dunia, keharmonisan dan kebahagiaan, inilah yang disebut
dengan mendamaikan dunia secara adil dan merata.

K etenaran dan keuntungan, Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa, ketenaran,


makanan dan tidur) dan Enam Kondisi Luar (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), semua ini harus dilepaskan. Kekayaan yang
diperoleh secara tidak halal dan bertentangan dengan hukum, menipu orang
lain, membohongi masyarakat, mengelabui negara, kekayaan begini hanya
bertahan sekejab saja. Tempo dulu, masyarakat Tiongkok masih dapat
mempertahankan warisan hingga tiga atau lima generasi, sekarang satu
generasi saja tak sampai.

Kita giat melatih diri, memohon pemberkatan dan perlindungan dari Buddha
dan Bodhisattva, hanya Buddha dan Bodhisattva yang paling dapat diandalkan.
Sepanjang hidupku, memberi ceramah hingga sekarang sudah 59 tahun
lamanya, siapa yang mendukungku selama ini? Yakni Buddha dan Bodhisattva.
Memperoleh perlindungan dari Buddha dan Bodhisattva, berterimakasih pada
budi Buddha dan Bodhisattva, ini nyata adanya.

Buddha dan Bodhisattva paling bisa diandalkan, jangan sampai terabaikan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 Januari 2018

Judul : Menghapus Nafsu Keinginan Memperoleh Kebijaksanaan

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0021


105
30 Januari 2018

A pa yang diajarkan Ajaran Buddha? Yakni menghancurkan kesesatan


membuka pencerahan, setelah belajar Ajaran Buddha barulah dirimu serupa
dengan Buddha. Bila anda tidak memahami kebenaran ini, tidak melangkah di
Jalan ini, walaupun sudah belajar Ajaran Buddha, tetap tidak serupa dengan
Buddha. Kenapa tidak serupa dengan Buddha? Sejak pagi hingga malam, niat
pikiran masih terus bermunculan, anda merupakan orang awam yang
memenuhi standar.

Lantas bagaimanakah yang disebut sebagai praktisi? Seorang praktisi


memahami bahwa Hati adalah Buddha, Hati menjadi Buddha, anda
sesungguhnya adalah Buddha, makanya Anda pasti mencapai KeBuddhaan.
Fakta ini memberitahukan pada kita, asalkan anda melafal Amituofo secara
berkesinambungan, maka Anda pasti mencapai KeBuddhaan.

Tapi kenapa pula anda gagal melakukannya? Oleh karena anda tidak sanggup
mengikhlaskan, anda tidak memahami fakta yang sesungguhnya. Setelah
memahami kebenaran, barulah ketrampilan melatih diri jadi efektif.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Januari 2018

106
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-5

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0005

A pa tujuan kita belajar Ajaran Buddha? Yakni untuk mengakhiri samsara,


keluar dari Triloka, keluar dari Triloka berarti juga keluar dari enam alam
tumimbal lahir. Tumimbal lahir sungguh membuat sengsara, masihkah ingin
menjalani siksaan setiap hari? Mengalami kesengsaraan setiap hari?

Setelah belajar Ajaran Buddha, masih tidak memberi target pencapaian buat
diri sendiri, makanya tidak ada prestasi yang dapat diungkapkan. Yang paling
mudah adalah melafal Amituofo, melafal 10 ribu kali, 20 ribu kali, 100 ribu
kali, ini merupakan tugas harian yang mesti kita selesaikan.

Kenapa harus melafal begitu banyak? Oleh karena ketika tidak sedang melafal
Amituofo, pikiranmu pasti berkhayal, membeda-bedakan dan melekat,
akibatnya bagaimana? Berputar terus di lingkaran enam alam tumimbal lahir.

107
Kita sudah merasakan betapa sengsaranya hidup ini, penderitaan
berkepanjangan di enam alam tumimbal lahir, bersungguh-sungguh ingin
terbebas darinya, menuju ke tempat yang lebih baik yakni Alam Sukhavati di
penjuru barat.

“Sutra Usia Tanpa Batas” telah menjelaskan pada kita bagaimana keadaan
Alam Sukhavati, menuntun kita terlahir ke sana. Membaca sutra ini juga bagus,
sehari mengulang 10 kali atau 20 kali. Kalau punya waktu lebih, selain melafal
Amituofo juga membaca sutra, begini juga bagus. Asalkan berada di dekat
Buddha Amitabha, tidak jauh dariNya, maka anda sudah benar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Januari 2018

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)

Serial ke-5

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 02-047-0005

108
31 Januari 2018

A jaran Buddha merupakan pendidikan, lantas, bagaimana cara yang tepat


untuk mempelajari Ajaran Buddha? Umumnya praktisi tidak memahami dari
mana harus memulainya, juga tidak tahu urutan materi belajarnya, yang mana
dulu yang harus dipelajari dan seterusnya, oleh karena alasan inilah Vihara
“Hwa Dzan Pure Land Learning Society” (yang beralamat di Taipei, Taiwan)
menyelenggarakan siaran pendidikan berbasis internet yang dapat diakses di
www.amtbcollege.org.

Selain memuat materi belajar berupa artikel-artikel ceramah, juga dipadukan


dengan video-video ceramah, serupa dengan siaran televisi internet. Dengan
menggunakan kemajuan teknologi untuk menyebarluaskan Buddha Dharma,
memberikan kemudahan bagi praktisi di seluruh pelosok dunia, siaran
langsung, menyediakan lingkungan belajar tanpa dibatasi oleh ruang.

Sampai sekarang jumlah peserta belajar yang telah mendaftar di website ini
mencapai 40 ribu sekian orang, diantaranya yang mendaftar program belajar
selama 9 tahun, sampai tamat kuliah, telah mencapai di atas seratus orang.

Belajar Buddha Dharma, yang penting adalah teori dan pengamalan harus
sejalan. Praktisi jaman dulu berkata : “Teori tanpa pengamalan, menambah
pandangan sesat; pengamalan tanpa pemahaman teori, menambah
ketidaktahuan”, ini menjelaskan bahwa teori dan pengamalan tidak boleh
pincang.

109
Belajar ajaran sutra adalah pemahaman teori, setelah memahaminya mesti
diamalkan, menerapkan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan keseharian,
barulah bisa memperoleh manfaat sesungguhnya dari Buddha Dharma.

Ketika kami mendirikan Pure Land Learning di Amerika, mengemukakan


“Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”, yakni Tiga Berkah Karma Suci,
Enam Prinsip Keharmonisan Sangha, Tiga Pelatihan, Enam Paramita, Sepuluh
Tekad Bodhisattva Samantabhadra. Lima Mata Pelajaran ini mesti diamalkan.
Dalam keseharian kita berinteraksi dengan orang lain, hendaknya tidak
melanggar Lima Mata Pelajaran ini, barulah disebut sebagai praktisi sejati.

Peserta yang telah mendaftar di website www.amtbcollege.org, selain belajar


secara bertahap, menyerahkan laporan belajar, juga mengikuti kebaktian pagi
dan sore, kebaktian pelafalan Amituofo, membaca sutra dan kelas Dharma,
semua kegiatan bersama ini dilakukan secara online.

Dengan teori dan pengamalan yang sejalan, melestarikan ajaran suci,


melanjutkan misi menyebarluaskan pendidikan Ajaran Buddha, sungguh
merupakan jasa kebajikan yang tak terhingga!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Januari 2018

Judul : Teori dan Pengamalan Sejalan, Membangkitkan Keyakinan dan Tekad


Melafal Amituofo

Melalui siaran internet : http://www.amtbcollege.org/amtbcollege/index.asp

Kode Artikel : 32-267-0001

110
Daftar Pustaka

淨空法師專集 :
http://www.amtb.tw/

Arsip :
http://amituofohouse.blogspot.com/

111
112

Anda mungkin juga menyukai