Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
Januari 2018
Dikutip Dari :
03 Januari 2018…..……..............................……..………………….…….….05
06 Januari 2018…..…………..………..............................………….…….….08
07 Januari 2018…..…………..……..............................…………….…….….21
10 Januari 2018…..…………..………………….……...............................….26
11 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….29
13 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….33
17 Januari 2018…..…………..…..............................……………….…….….36
18 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….41
19 Januari 2018…..…………................................………………….…….….43
22 Januari 2018…..…………..…………………...............................…….….52
27 Januari 2018…..…………..………..............................………….…….….71
3
28 Januari 2018…..…………................................………………….…….….90
29 Januari 2018…..…………..…………………..............................…….…103
30 Januari 2018…..…………..………….............................……….…….…106
31 Januari 2018…..…………..….............................……………….…….…109
Daftar Pustaka.................................................................................................111
4
03 Januari 2018
Berjaya atau mundurnya Buddha Dharma, adalah melihat satu dasawarsa ini.
Dalam satu dekade ini, kalau naik maka akan berjaya, kalau turun maka akan
mundur, merosot terus, satu dasawarsa ini merupakan penentunya.
Anda menimbun kebajikan adalah dalam kurun waktu ini, sebaliknya anda
menciptakan karma buruk, juga dalam kurun waktu ini, tak peduli umat awam
maupun anggota Sangha juga harus memperhatikannya. Berbuat jahat jatuh ke
Neraka Avici, sedangkan yang mendukung Dharma dengan benar, tekad
hatimu adalah terlahir ke Alam Sukhavati, semuanya dapat terlahir ke Alam
Sukhavati, kekuatan Buddha memberkati. Kuncinya ada dalam satu kurun
waktu ini.
Serupa tempo dulu ketika saya bertemu dengan Pengurus Han, merupakan
kesempatan langka yang sulit diperoleh! Memberi dukungan dengan murni,
tidak mengandung niat mengejar ketenaran dan keuntungan. Pintu Buddha
5
juga harus mengenali pendukung Dharma yang sejati dan penceramah Dharma.
Baik umat awam maupun anggota Sangha, pendukung Dharma maupun
penceramah Dharma, juga mesti dikenali dengan jelas.
Generasi kita ini sudah tidak menaati peraturan lagi, mengejar ketenaran dan
keuntungan, ingin memperoleh dan takut kehilangan, tidak memikirkan
kepentingan Ajaran Buddha lagi, tidak lagi memikirkan kepentingan Dharma
sejati, dosa ini sungguh berat. Baik anggota Sangha maupun umat awam, umat
awam adalah pendukung Dharma, anggota Sangha adalah penceramah Dharma,
juga menciptakan karma buruk yang begitu berat. Setelah meninggal dunia
barulah menyadarinya, setelah menyadarinya terlambat sudah.
Bagaimana cara menimbun berkah? Yakni melafal Amituofo. Pahala apa yang
paling besar? Melafal Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.
Di dunia ini susah sedikit ada baiknya, mengeliminasi rintangan karma. Jangan
mengira dia menghina diriku, dia menindas diriku, dia menipu diriku, dia
mencelakai diriku, padahal sesungguhnya ini adalah manfaat baik,
membantuku mengeliminasi rintangan karma.
Tidak tahu berterimakasih, malah mengatakan orang itu adalah musuh kerabat
penagih hutang, tidak tahu bagaimana karma buruk sendiri tereliminasi, tidak
mengetahuinya.
6
Hati yang suci adalah berkah, hati yang banyak bentuk-bentuk pikiran adalah
karma buruk, yakni dosa. Coba tanyakan pada diri sendiri, sepanjang hari,
bentuk-bentuk pikiran yang lebih banyak, atau sukacita melafal Amituofo yang
lebih banyak? Pikiran yang berkeliaran sembarangan adalah menciptakan
karma buruk.
7
06 Januari 2018
W aktu berlalu dengan sangat cepat, tahun 2017 telah berlalu, sekarang
adalah tahun 2018. Tahun silam saya lebih banyak berada di Eropa, juga
menghadiri Konferensi Perdamaian Internasional yang diselenggarakan di
markas besar UNESCO, Paris, Perancis.
Maka itu mereka meminta kepada markas besar UNESCO sebuah kantor buat
“Asosiasi Sahabat Master Chin Kung (Association of Master Chin Kung's
Friends)”, agar kami dapat membawa buah pemikiran dan pengalaman dalam
membangun keharmonisan antar umat beragama dan kerukunan antar etnis,
sampai ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, membantu mereka dalam
menyelesaikan konflik dunia, mewujudkan perdamaian dunia.
8
Sesungguhnya, kami dapat membangun keharmonisan antar umat beragama di
Australia, adalah mengandalkan kebijaksanaan dalam Ajaran Buddha; apabila
tidak mengandalkan Ajaran Buddha, terhadap berbagai pertanyaan yang rumit,
maka sulit untuk menemukan solusinya.
S aat usia 26 tahun saya bersua dengan Mr.Fang Dong-mei, beliau adalah
seorang ahli filsafat. Jalinan jodohku dengan guru sangat istimewa, waktu itu
beliau membuka kelas khusus buat diriku dengan judul “Garis Besar Ilmu
Filsafat“ yang diadakan di ruang tamu kecil di rumahnya, satu guru mengajari
satu murid saja.
9
tertinggi di seluruh dunia. Belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan
hidup tertinggi”.
Tahun ini saya berusia 92 tahun, belajar Ajaran Buddha sudah 66 tahun
lamanya, memberi ceramah sudah 59 tahun lamanya. Usia 33 tahun saya
meninggalkan keduniawian, begitu menjadi Bhiksu saya langsung memberi
ceramah, sepanjang hidup tidak pernah terputus.
10
Kembali mengenang sepanjang hayatku, kami berterimakasih pada guru, oleh
karena saya telah menemukan kenikmatan hidup tertinggi. Apa bentuk
kenikmatan tersebut? Di dunia ini tiada kekhawatiran, tiada kecemasan, tak
peduli apapun yang dikerjakan, juga mengandalkan kebijaksanaan Buddha,
segalanya terwujud sesuai dengan yang diharapkan.
Yang penting adalah setelah melewati tahapan belajar ajaran sutra secara
berkesinambungan, perlahan kami memahami fakta dari alam semesta dan
kehidupan manusia, mengetahui dari mana asal mula kehidupan, lalu akan
menuju ke mana. Ini merupakan persoalan pokok dalam kehidupan manusia,
yang juga merupakan persoalan yang mesti dihadapi oleh setiap insani.
11
Buddha Sakyamuni membabarkan “Amitabha Sutra”, tanpa ada siswa yang
bertanya padaNya; selain itu masih ada “Sutra Usia Tanpa Batas”, ini
merupakan satu-satunya sutra yang dibabarkan secara berulang kali oleh
Buddha Sakyamuni sepanjang hayatNya, jelas menunjukkan betapa
pentingnya sutra ini bagi para makhluk, yang juga mencerminkan hati Karuna
(belas kasih universal) Sang Buddha dalam menyelamatkan semua makhluk.
“Amitabha Sutra” dan “Sutra Usia Tanpa Batas” memperkenalkan pada kita
tentang Alam Sukhavati dan Buddha Amitabha, mengajari cara bagaimana
supaya kita dapat terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha Amitabha.
Kedua macam sutra ini sesungguhnya boleh dikatakan sebagai satu jenis sutra.
Tetapi isi “Sutra Usia Tanpa Batas” lebih panjang, lebih terperinci,
menjelaskan pada kita tentang tekad Buddha Amitabha, asal usul Buddha
Amitabha mewujudkan Alam Sukhavati, mencakup keindahan lingkungan
Alam Sukhavati setelah terbentuk, dan semua makhluk juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati, dalam satu kehidupan mencapai KeBuddhaan.
Sutra ini merupakan intisari dari keseluruhan isi Tripitaka, bersamaan itu pula
juga merupakan tujuan akhir dari Tripitaka. Ke mana tujuan akhir yang
dimaksud tersebut? Yakni seperti yang dikatakan oleh Guru Fang Dong-mei,
yakni kenikmatan hidup tertinggi (Tanah Suci Sukhavati).
12
H ari ini kita hidup di dunia ini, dapat merasakan dunia ini dipenuhi
kesengsaraan yang tak berujung! Sutra Buddha menyebutkan bahwa para
makhluk yang hidup pada era sekarang ini adalah sedang “meneguk sengsara
dan menyantap racun”. Setengah abad yang silam ketika kami membaca
kalimat ini, masih meragukan apakah Buddha Sakyamuni terlalu membesar-
besarkannya? Sekarang kami baru menyadarinya, apa yang diucapkan Sang
Buddha adalah fakta.
Planet Bumi yang kita huni sekarang ini, permukaan tanahnya telah
mengandung racun, demikian pula udaranya juga sudah tercemar, air dan
makanan, seluruhnya juga telah mengandung racun. Tak peduli anda adalah
hartawan atau pengemis, juga tak terlepas dari polusi ini, sungguh merupakan
penderitaan!
13
Yang terakhir, niat pikiran yang muncul, juga merupakan yang paling halus,
inilah yang disebut dalam sutra Buddha sebagai “kegelapan batin atau
ketidaktahuan (Avidya)”.
Avidya dapat merintangi diri kita, sehingga kita tidak memiliki kebijaksanaan
dan kemampuan diri kita yang sejati, untuk membantu diri sendiri dan para
makhluk yang berjodoh dengan diri kita, ini juga merupakan penderitaan.
14
B uddha Sakyamuni setelah mencapai KeBuddhaan, di dalam sutra pertama
yang dibabarkanNya, memberitahukan pada kita, setiap makhluk memiliki
kebijaksanaan, pahala dan kemampuan yang sama dengan Buddha; dengan
perkataan lain, setiap makhluk seharusnya menikmati kehidupan Buddha yang
benar, bajik, indah dan bijak, menikmati kondisi yang benar, bajik, indah dan
bijak, ini barulah kenikmatan hidup tertinggi.
Tetapi Buddha Sakyamuni mengetahui bahwa kekotoran batin dan tabiat kita
sudah terlampau berat, bila ingin mengandalkan kekuatan diri sendiri, maka
takkan berdaya melenyapkan khayalan, perbedaan dan kemelekatan; untuk
membebaskan diri dari penderitaan dan kesusahan, juga tak berdaya.
Di dalam Tripitaka, kita dapat menemukan bahwa di alam semesta yang tanpa
batas ini, satu-satunya hanyalah Alam Sukhavati yang memiliki lingkungan
yang sedemikian unggulnya; dengan perkataan lain, Alam Sukhavati dapat
membantu kita sebelum mencapai KeBuddhaan, memperoleh kenikmatan
hidup tertinggi dengan sempurna. Maka itu sebuah alam yang sedemikian
bagusnya, mana boleh kita tidak bertekad menuju ke sana!
Lima butir tekad inti tersebut adalah : Pasti mencapai KeBuddhaan, Cahaya
tanpa batas, Usia tanpa batas, Pujian dari para Buddha, dan Sepuluh lafalan
pasti terlahir ke Alam Sukhavati; lima butir tekad ini telah mencakup 48 tekad
16
Buddha Amitabha. 48 tekad agung Buddha Amitabha tercantum di dalam
Sutra Usia Tanpa Batas Bab 6.
Lima butir tekad inti, yang pertama adalah “Pasti mencapai KeBuddhaan”,
yaitu menjamin kita di Alam Sukhavati pasti dalam satu kehidupan mencapai
KeBuddhaan, menemukan kembali jiwa sejati kita yang tetap suci tak berubah
selamanya.
Kemudian yang kedua adalah “Cahaya tanpa batas” ; sebutir tekad ini
menunjukkan wilayah Buddha Amitabha menyelamatkan para makhluk adalah
tanpa batas, dengan perkataan lain, 48 tekad diikrarkan demi setiap makhluk.
Cahaya juga melambangkan kebijaksanaan; Buddha Amitabha memiliki
kebijaksanaan tak terhingga, memperoleh kebebasan besar, dapat menjelma di
sepuluh penjuru alam yang tak terhingga, membawa pada semua makhluk
manfaat yang sesungguhnya, ini sungguh tak terbayangkan!
Selanjutnya adalah “Usia tanpa batas”, sebutir tekad ini adalah Buddha
Amitabha menjamin bahwa di Alam Sukhavati, kita pasti memiliki waktu yang
cukup untuk melatih diri, akhirnya pasti berhasil menyempurnakan
KeBuddhaan di Alam Sukhavati.
Penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, tidak memiliki persoalan
tumimbal lahir, hal ini tak berdaya diwujudkan di dunia kita ini. Selain itu,
sebutir tekad ini juga membantu kita memahami bahwa usia Buddha Amitabha
adalah tanpa batas. Maka itu, di Alam Sukhavati kita pasti takkan kehilangan
bimbingan dan perlindungan dari Guru; Buddha Amitabha akan senantiasa
mendampingi kita sampai kita berhasil mencapai KeBuddhaan.
Selanjutnya adalah “Pujian dari para Buddha”, sebutir tekad ini menjelaskan
bahwa semua Buddha di sepuluh penjuru alam juga menasehati para makhluk
17
supaya membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha
Amitabha.
Yang terakhir atau yang kelima adalah “Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam
Sukhavati”. Sebutir tekad ini memberitahukan pada kita, asalkan yakin bahwa
Alam Sukhavati itu nyata adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha itu nyata
adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha mengikrarkan 48 tekad tujuannya
adalah demi diri kita, setiap butir tekadNya adalah nyata adanya; kemudian
membulatkan tekad mesti terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha
Amitabha; lalu tekun melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus,
sampai saat menjelang ajal, dengan keyakinan dan tekad sedemikian rupa,
melafal Amituofo hingga sepuluh kali, maka kita pasti berhasil terlahir ke
Alam Sukhavati.
“Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam Sukhavati”, sebutir tekad ini sangat
penting sekali, sehingga memperkokoh keyakinan hati kita untuk terlahir ke
Alam Sukhavati, dengan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, pasti berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati!
18
B iasanya kita melafal Amituofo, makin banyak makin bagus, waktunya
kian panjang kian bagus. Tanpa memelihara kebiasaan melafal Amituofo
dalam waktu keseharian, sulit bagi kita untuk menjamin diri sendiri ketika
meninggalkan dunia ini, dalam momen yang sekejab tersebut, mampukah kita
mempertahankan lafalan Amituofo berkesinambungan.
Ketika kita baru mulai belajar melafal Amituofo, mungkin masih belum
sanggup mewujudkan setiap saat teringat melafal Amituofo, tetapi, kita boleh
membuat jadwal, setiap pagi begitu bangun tidur, langsung melafal Amituofo
sepuluh kali, malam hari menjelang tidur, juga melafal Amituofo sepuluh kali,
setiap hari tak pernah absen. Lama kelamaan, melafal Amituofo jadi kebiasaan.
Kita harus percaya, Buddha Sakyamuni Maha Maitri Maha Karuna, berulang
kali memperkenalkan Alam Sukhavati kepada kita, jadi tidak mungkin
mengelabui kita. Setelah terlahir ke Alam Sukhavati, maka persoalan siklus
kelahiran dan kematian telah selesai, satu masa kehidupan ini, tak sia-sia
datang ke dunia manusia, tidak menyia-nyiakan waktu.
Di dalam sebutir tekad “Sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam Sukhavati”, ada
menyinggung tentang “Penyaluran Jasa”; praktisi senior tempo dulu
memberitahu kita, makna dari penyaluran jasa adalah “Melimpahkan jasa
kebajikan diri sendiri kepada para makhluk, bersama-sama bertemu dengan
Tathagata Buddha Amitabha, terlahir ke Alam Sukhavati”.
19
Kita belajar Ajaran Buddha, bukan hanya mencapai keberhasilan buat diri
sendiri, namun juga harus membantu para makhluk yang berjodoh dengan kita,
agar mereka juga ikut berhasil. Kita tahu bahwa Alam Sukhavati sangat bagus,
juga harus memperkenalkan Alam Sukhavati kepada semua orang, jasa
kebajikan dari melatih diri dipersembahkan kepada semua makhluk, semoga
mereka dapat mengikutiku bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati,
bersama-sama bersua dengan Buddha Amitabha, bersama-sama mencapai
KeBuddhaan!
Setiap niat pikiran kita adalah mengharapkan, semoga semua makhluk dapat
serupa dengan diriku, pada akhirnya juga dapat menjauhi segala derita, di
dalam 48 tekad Buddha Amitabha, memperoleh kenikmatan hidup tertinggi.
20
07 Januari 2018
Andaikata saya mengatakan saya tidak yakin bisa berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati, saya tidak sanggup mengamalkannya, kalau sudah begini, maka
praktisi yang sudah bertahun-tahun mengikutiku pasti akan sangat bersedih
hati.
Catatan :
1. Bodhisattva
2. Pratyekabuddha
3. Sravaka
4. Alam Dewa
5. Alam Manusia
6. Alam Asura
7. Alam Binatang
9. Neraka
22
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 Januari 2018
A pabila ketulusan telah sampai batas maksimal, maka hati sejati akan
muncul ke permukaan. Niat pikiran kita yang timbul adalah hati khayal, hati
yang membeda-bedakan dan melekat adalah hati khayal, apa yang dapat anda
rasakan juga adalah hati khayal, bukanlah hati sejati. Jika hati khayal tidak
timbul, maka hati sejati akan muncul.
Jadi hati sejati tampak dari mana? Dari samadhi. Untuk mencapai samadhi
mesti meredakan hati khayal, barulah hati sejati muncul, tujuannya ada di sini.
Saat pikiran yang difokuskan hingga tercapainya pencerahan, maka hati sejati
akan muncul.
23
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 Januari 2018
24
Di sini ada tiga rintangan, yakni : Yang pertama adalah “Tidak dapat bertemu
Buddha Amitabha”, juga tidak dapat bertemu dengan Bodhisattva dan Arahat.
Yang kedua adalah “Tidak dapat mendengar pembabaran Dharma dari Buddha
Amitabha”. Yang ketiga adalah “Tidak dapat memberi persembahan”.
Selain tiga rintangan ini, dia takkan merasakan derita lainnya, ini sudah cukup
lumayan.
Catatan :
1. Membunuh ayah
2. Membunuh ibu
3. Membunuh Arahat
4. Melukai Buddha
25
10 Januari 2018
Apabila anda berniat terlahir ke Alam Sukhavati, maka pasti terlahir ke sana;
sebaliknya bila menganggap sepatah Amituofo sebagai sebuah lelucon, tidak
serius mempelajarinya, maka takkan berhasil ke sana.
Terlahir di Alam Sukhavati pada tingkatan atas, menengah atau rendah, ini
tergantung pada dangkal atau mendalamnya ketrampilan melafal Amituofo
yang dimiliki. Umpamanya anda berniat terlahir ke Alam Sukhavati, namun
26
dalam keseharian tidak sempat melafal Amituofo, sampai saat menjelang ajal
cuma melafal sepuluh kali saja, juga bisa berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.
Namun tingkatan kelahiran yang dicapai adalah yang paling rendah.
Meskipun tingkatan kelahiran yang dicapai adalah yang paling rendah, tetapi
juga memiliki usia tanpa batas, kemajuan batinnya terus berkembang, takkan
mengalami kemunduran, merupakan siswa Buddha Amitabha.
Hal ini bila diabaikan begitu saja, disebut sebagai dosa. Jalinan jodoh yang
sedemikian bagusnya, anda malah tidak menggenggamnya dengan erat,
kesalahan ini tidak dapat dimaafkan.
Maka itu Tiga Berkah Karma Suci, Trisarana, Sepuluh Kebajikan, semua ini
harus ditaati. Tinggal bersama orang banyak secara harmonis, mematuhi Enam
Prinsip Keharmonisan Sangha.
Manusia harus belajar memuji orang lain, tidak mengikat permusuhan dengan
orang lain. Dari lima mata pelajaran yang telah kita tetapkan, mata pelajaran
yang kelima adalah “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”, dari tekad
pertama yakni Bernamaskara Menghormati para Buddha sampai tekad ke-10
yakni Melimpahkan Jasa Secara Menyeluruh.
27
Melimpahkan jasa artinya melapangkan hati, memaafkan, seluruh makhluk
merupakan ayahbunda kita pada masa kehidupan lampau, juga merupakan
calon Buddha, maka itu hendaknya memandang mereka sebagai Buddha dan
Bodhisattva.
Di dunia ini segala sesuatu adalah semu, tidak ada satupun yang sejati, melatih
diri dengan kepura-puraan adalah menciptakan karma buruk, melatih diri
dengan kesungguhan hati akan terlahir ke Alam Sukhavati.
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
28
11 Januari 2018
Saya telah memikirkannya selama sekian tahun, mencari jalan keluar serupa
dengan konsep pemikiran Upasaka Li Bing-nan, yakni Kelas Privat Budaya
Warisan Leluhur. Di dalam kelas tersebut, para siswa dapat mempelajari
bidang studi yang diinginkannya. Saya tidak menginginkan ijazah, yang
penting adalah belajar jadi orang baik, menjadi insan suci dan bijak, menjadi
insan mulia, ini sangat ideal.
29
Kelak kita akan memulainya dari Ajaran Buddha, menerapkan Ajaran Buddha
ke dalam pendidikan insan suci dan bijak. Dengan cara apa kita mengajar?
Dengan Kelas Privat. Ada tingkatan dasar, menengah dan atas. Tingkatan
dasar 6 tahun, tingkatan menengah juga 6 tahun, belajar “Empat Buku dan
Lima Klasik ajaran Konfusius”, setelah naik ke tingkatan menengah, siswa
sudah harus sanggup menghafal di luar kepala, bila dimulai dari sekolah dasar
maka ini tidaklah sulit.
Jaman dulu, siswa usia 15 tahun sudah mampu menghafal “Empat Buku dan
Lima Klasik ajaran Konfusius”, sepanjang hayatnya dia takkan melupakannya.
Tingkatan atas setara dengan universitas, setiap tingkatan adalah 6 tahun,
tingkatan dasar 6 tahun, tingkatan menengah 6 tahun, tingkatan atas juga 6
tahun, tingkatan atas setara dengan universitas, materi belajarnya adalah
“Qunshu Zhiyao”.
Apa isi dari “Qunshu Zhiyao”? Yakni membina diri, membangun keluarga,
menata pemerintahan, mendamaikan dunia, empat hal ini. Setelah belajar harus
tahu menerapkannya dalam kehidupan keseharian, ini sangat penting,
bagaimana membantu kita dalam membina diri, membantu kita menjadi insan
suci dan bijak.
http://komcit.blogspot.co.id/2018/01/empat-buku-dan-lima-klasik.html
T ujuan dari belajar Ajaran Buddha ada dua yakni yang pertama untuk
memberi manfaat bagi diri sendiri, yang kedua adalah untuk memberi manfaat
bagi semua makhluk. Manfaat bagi diri sendiri adalah terlahir ke Alam
Sukhavati. Bila berniat terlahir ke Alam Sukhavati maka segala kemelekatan
yang ada di dunia ini harus dilepaskan; kalau tidak serius berniat terlahir ke
Alam Sukhavati, maka dia tidak sanggup melepaskan kemelekatan, mustahil
dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.
31
Serupa dengan perkataan Mr.Fang Dong-mei bahwa belajar Ajaran Buddha
merupakan kenikmatan hidup tertinggi, yakni yang telah saya peroleh,
sepanjang hidupku saya tidak mengurusi orang lain, tidak mengurusi uang,
tidak mengurusi urusan, ini adalah menikmati hidup, pahala terbesar, betapa
bebasnya hidupmu, betapa bahagianya hidupmu!
Sepanjang hidup tidak membenci orang lain, juga tidak mendambakan dunia
ini, dalam segala hal berlaku adil dan universal, asalkan hari-hari bisa dilalui,
maka ini sudah cukup. Takkan mengurusi tiga hal di atas, kalau mengurusi
ketiga hal tersebut, maka selalu ingin memperoleh dan takut kehilangan,
menguras habis energi dan semangat, maka itu lebih baik menyingkirkannya,
barulah memperoleh kebebasan besar.
32
13 Januari 2018
P ersoalan besar akan melanda era ini apabila ajaran insan suci dan bijak
lenyap dari peredaran. Ajaran insan suci dan bijak boleh dikatakan sebagai
pendidikan pengalaman nyata kehidupan manusia, melihat masa silam dapat
mengetahui masa depan.
Insan yang belajar Ajaran Buddha mengetahui tentang balasan karma, berbuat
baik mendapat balasan baik, berbuat jahat mendapat balasan buruk, manusia
tidak dapat mengendalikannya. Praktisi sejati berharap diri sendiri dapat
menjadi majikan bagi diri sendiri, barulah tidak sia-sia datang ke dunia ini.
Memperbaiki arah diri sendiri, jalan hidup yang dituju haruslah yang lebih
bahagia.
Orang tua sekarang merupakan anak kecil dari era sebelumnya, anak kecil
generasi sebelumnya telah terabaikan, tidak serius dalam mempelajari ajaran
insan suci dan bijak, barulah berhadapan dengan kesulitan besar.
Tahun-tahun belakangan ini, kami melihat tidak sedikit praktisi yang telah
meninggal dunia. Bila diamati dengan seksama, ada yang perginya damai, ada
pula yang menyedihkan. Yang matinya damai, umumnya bertumimbal lahir di
Alam Surga di Kamaloka; yang matinya memprihatinkan, umumnya jatuh ke
Alam Setan Kelaparan, Alam Binatang, penghuni di alam penderitaan
memiliki usia yang panjang.
Kita melihat ada hewan yang usianya cuma beberapa jam sudah mati, kenapa
pula dikatakan berusia panjang? Oleh karena setelah mati dia terlahir kembali
jadi hewan lagi, dia takkan bisa beralih, pikirannya diliputi kedunguan (moha),
semut yang sudah mati, bertumimbal lahir lagi jadi semut.
Pada satu masa kehidupan ini, kita melekat pada tubuh kita, mengira bahwa
tubuh ini adalah aku, sehingga diri sendiri tidak sanggup menjadi pengendali
bagi diri sendiri, apa alasannya? Balasan karma baik dan buruk.
35
17 Januari 2018
D ari mana datangnya kekayaan? Dari berdana. Anda ingin kaya maka
berdanalah; semakin banyak berdana maka semakin banyak hartamu.
Sebaliknya kalau tidak sudi berdana, menumpuk harta di sana, ini bukan
milikmu.
Di dalam garis hidupku, saya tidak memiliki uang, Master Zhang Jia
mengajariku berdana, tapi saya tidak punya uang, Master bertanya padaku,
satu sen punya tidak? Saya jawab, ada. Master bilang, mulailah dari berdana
satu sen.
Kalau bahkan satu sen pun tidak punya, lantas bagaimana? Melapangkan hati,
jangan sampai tidak mengembangkan kemurahan hati sama sekali. Saya mulai
berdana sedikit demi sedikit, melihat ada kegiatan mencetak buku sutra, saya
berdana satu atau dua koin, inilah yang saya lakukan tempo dulu.
37
Sepanjang hidupku sangat berhati-hati dalam penggunaan uang, tidak
menggalang dana, dana persembahan dari umat, kalau jumlahnya banyak maka
berbuat banyak; kalau jumlahnya sedikit maka berbuat sedikit; kalau tidak ada
maka tidak berbuat. Takkan sengaja pergi merepotkan orang lain, begini
barulah bebas dan leluasa.
Asalkan mau melepaskan lobha, dosa dan moha, barulah dapat memasuki
Pintu Buddha, memasuki pintu insan suci dan bijak, inilah kehidupan manusia
yang bahagia.
K ali ini saya mengulang memberi ceramah berjudul “Penjelasan Sutra Usia
Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nian-zu”, sudah untuk kelima kalinya.
Kini sasaran saya adalah membantu para praktisi yang bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati, inilah yang disebut keberhasilan yang nyata; kalau tidak
berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, ini disebut praktisi ecek-ecek.
38
Apakah sudah memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati, kuncinya
terletak pada diri sendiri, bukan pada orang lain, diri sendiri merupakan
majikan bagi diri sendiri, asalkan melepaskan kemelekatan pada dunia ini,
maka pasti terlahir ke Alam Sukhavati!
Yakin bahwa Alam Sukhavati itu nyata adanya, Buddha Amitabha juga nyata
adanya, Buddha Sakyamuni takkan mengelabui kita. Pintu Dharma ini
merupakan Pintu Dharma tertinggi tiada taranya, yang terunggul nan sempurna,
mengapa demikian? Menjamin dirimu dalam satu kehidupan mencapai
KeBuddhaan, kuncinya terletak pada apakah anda mau atau tidak.
Keyakinan benar, tanpa keraguan sama sekali, singkirkan segala hal yang
menjadi kendala. Yang menjadi penghalang itu adalah keserakahan, kebencian,
kebodohan, kesombongan, kecurigaan atau keraguan; lima nafsu(harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan enam objek(rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, Dharma).
Maka itu saya menasehati praktisi sekalian, kita harus mencari teladan yang
baik, di dalam (internal) belajar Ajaran Buddha, melepaskan segala
kemelekatan, suci tak ternoda; di luar (eksternal) belajar ajaran Konfusius,
berbaur dengan masyarakat secara harmonis, hangat, bajik, bersahaja,
mengalah. Sepanjang hidup memperoleh kebebasan. Tidak mengejar ketenaran
dan keuntungan, kalian mau saya kasih ke kamu, semua orang bersukacita.
39
B uddha Dharma adalah Dharma Hati, merupakan hati sejati diri sendiri,
tidak ada kaitannya dengan kondisi luar, segala lingkungan luar itu merupakan
cerminan (refleksi) dari dalam hati sendiri, baik dan buruk berasal dari sebersit
niat pikiran.
Bila pikiranmu suci maka lingkungan luar jadi bajik; sebaliknya bila hatimu
membeda-bedakan, melekat, maka lingkungan luar jadi keruh. Kemelekatan
merupakan persoalan yang rumit dan sulit, merupakan tabiat yang sudah
dipelihara selama kalpa yang tak terhingga, jadi bukan mudah, sudah tahu
tidak boleh masih juga melanggarnya.
Jadi langkah awal untuk memasuki Dharma duniawi maupun Buddha Dharma
adalah rendah hati dan hidup bersahaja, ini sangat penting.
40
18 Januari 2018
M embaca buku ajaran insan suci dan bijak, menerima ajaran insan suci
dan bijak, orang begini datang untuk mengemban misi tertentu. Misi apa yang
diemban? Melestarikan ajaran. Bagaimana cara melestarikan ajaran? Yakni
melalui ucapan dan tindakan, dengan ucapan menyampaikan ajaran, mengajari
orang lain, dengan tindakan memberikan teladan kepada orang lain. Inilah cara
untuk mendidik.
Lain halnya dengan orang masa kini, orang sekarang tahu berteori tapi tidak
mengamalkannya. Makanya orang lain jadi tidak percaya, mengatakan dirimu
munafik. Tetapi bila anda sanggup mengamalkan apa yang anda lontarkan
keluar, barulah orang lain jadi salut padamu.
Asalkan bisa mengamalkan dua kalimat berikut ini maka sudah dianggap
berhasil. Kedua kalimat tersebut adalah secara internal, melenyapkan
keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, keraguan; secara eksternal,
mengamalkan ajaran Konfusius yakni hangat, bajik, hormat, bersahaja dan
mengalah”.
41
Asalkan dua kalimat ini sanggup diamalkan maka sudah masuk kategori insan
suci, Anda adalah Bodhisattva, anda adalah penyelamat dunia, anda adalah
pelestari budaya. Harus serius mengamalkan, saat permulaan tentunya harus
bertempur dengan diri sendiri, mengenyahkan kekotoran batin dan tabiat diri
sendiri
42
19 Januari 2018
P raktisi sekalian, selamat tahun baru semuanya! “Sutra Usia Tanpa Batas”
versi rangkuman Upasaka Xia Lian-ju, kita telah mempelajarinya selama
bertahun-tahun. Kami memperoleh buku sutra ini dari Guru Li (Upasaka Li
Bing-nan). Guru Li menyerahkannya kepada diriku, setelah melihatnya, saya
amat bersukacita, seketika itu juga saya bilang ke Guru bahwa saya ingin
belajar menceramahkan sutra ini. Guru Li menjawab, sekarang jodoh masih
belum masak.
Sekitar 2-3 tahun kemudian, barulah saya paham mengapa Guru Li bilang
jodoh masih belum masak. Ternyata ada sekelompok orang yang menentang
sutra versi rangkuman ini, sehingga menciptakan rintangan yang sangat besar.
Apabila kami memutuskan untuk memberi ceramah sutra ini, maka harus
berdebat dengan orang-orang ini, ini merupakan tindakan gegabah.
Maka itu Guru Li menasehatiku agar bersabar menanti hingga tiba waktunya
jodoh tersebut masak. Ketika jodoh ini masak, Guru Li sudah terlahir ke Alam
Sukhavati. Saat itu saya sedang berada di Amerika, setelah kabar wafatnya
Guru Li tersebar sampai ke Amerika, saya segera terbang pulang ke Taichung,
menghadiri upacara perkabungan.
43
Selama berada di Amerika, saya memberi ceramah sutra versi rangkuman,
seingatku sudah sebanyak sepuluh kali. Guru Li menulis catatan penjelasan
sutra secara sederhana, buku sutra yang berisi catatan yang ditulis langsung
oleh Guru Li ada ditanganku, sekarang telah saya serahkan kepada Upasaka
Hu Xiao-lin untuk dilestarikan.
Saya menjawab, saya ingin mencetak ulang buah pena-nya, apabila ada hak
ciptanya, maka akan saya hormati, sebaliknya bila tidak ada hak ciptanya,
maka saya akan membawanya pulang ke Taiwan untuk dicetak ulang. Upasaka
Huang tertawa lalu bilang tidak ada hak ciptanya.
Pertama kali penjelasan sutra ini dicetak di Taiwan adalah sebanyak 10 ribu
buku, lalu mengirim satu buku kepada Upasaka Huang, beliau senang sekali.
Kemudian Upasaka Huang mempergunakan banyak waktu guna
menyempurnakan hasil karyanya.
44
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-1
Setiap kata dan kalimat di dalam penjelasan sutra ada sumber petikannya, jadi
bukan ditulis secara sembarangan. Mengambil kutipan guna menjelaskan isi
sutra, mungkin beliau merupakan pelopornya, sebelumnya kami belum
menemukan hal serupa. Cara ini merupakan sikap yang penuh tanggung jawab
baik terhadap masa sekarang maupun masa mendatang, supaya kita semuanya
dapat mengembangkan keyakinan tanpa keraguan sama sekali.
45
Saya berikrar sepanjang hayatku menfokuskan diri melatih dan
menceramahkan satu sutra dan satu penjelasan sutra ini, hingga sekarang,
sudah 59 tahun saya memberi ceramah, dalam kurun waktu yang panjang ini,
tanpa terasa usiaku telah senja, 92 tahun.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-1
46
P engetahuan sejati bukanlah diperoleh dari luar, namun sejak semula telah
sempurna di dalam jiwa sejati. Anda menghendaki kebijaksanaan, anda
menghendaki kebajikan, maka galilah dari dalam hati sendiri, ini nyata adanya;
apa yang anda peroleh dari luar diri adalah semu, bukan nyata.
Dari mana kita berasal? Tidak tahu. Kelak ke mana akan menuju? Tidak tahu.
Untuk apa saya datang ke dunia? Tidak tahu. Sejak lahir hingga ajal menjelang,
menjalani hidup yang melelahkan, sampai momen terakhir, masih juga tidak
tahu mengikhlaskan, bukankah ini sungguh memprihatinkan? Akhirnya hanya
bisa pasrah mengikuti kekuatan karma berputar di enam alam tumimbal lahir.
47
Apa yang mesti dilepaskan? Melepaskan khayalan, perbedaan dan
kemelekatan. Segalanya mesti dilepaskan, jangan taruh di hati, barulah anda
dapat memasuki pintu ajaran. Dengan demikian barulah dapat memahami
kebenaran yang sesungguhnya, yakni mengikhlaskan. Namun berapa orang
yang sanggup mengikhlaskan?
Apa yang dimuat di dalam hatimu, semuanya adalah hal yang tidak perlu,
mengapa demikian? Bukanlah muncul dari jiwa sejatimu. Yang mengalir dari
jiwa sejati barulah benar. Apa yang muncul dari jiwa sejati? Sampai di Alam
Sukhavati nanti maka akan segera mengetahuinya.
Alam Sukhavati nan indah, dari mana asalnya? Muncul dari jiwa sejati. Lantas
dari mana pula asalnya dunia saha kita ini? Tercipta dari hati dan pikiran,
bukan jiwa sejati, tetapi dari Alaya-vijnana (gudang kesadaran atau kesadaran
ke-8). Alayavijnana adalah hati khayal, jiwa sejati adalah hati sejati.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-1
48
D i Inggris, saya bekerja sama dengan University of Wales mendirikan
Akademi Han (yang mempelajari budaya warisan leluhur Tiongkok), sudah
berjalan setahun lamanya, tahun ini memasuki semester ketiga. Selain itu juga
diselenggarakan Program Doktor Jurusan Harmonis, apa yang dipelajari di
dalamnya? Yakni Ilmu Agama.
Praktisi sekarang yang mendalami ajaran sutra, jumlahnya tidak banyak, hanya
tahu membaca sutra tapi tidak tahu maknanya, ini disebut kepercayaan
takhayul. Maka itu kita harus mengembalikan peranan agama sebagai
pendidikan, supaya setiap agama mempunyai guru berbakat yang akan
memberi ceramah dan mengajar, mereka memiliki gelar Doktor.
Karena itu saya begitu kagum pada Pangeran dan Dekan yang telah
mengemukakan gagasan mulia ini, Tuhan pasti akan melindungi mereka, saya
bilang kalian pasti akan berusia panjang, pahala akan kian besar. Apa yang
saya ucapkan tulus adanya.
49
D i sini ada beberapa lembar foto tempo dulu waktu saya ditabhiskan, ada
dua lembar, yang satunya adalah saat ditabhiskan, satunya lagi adalah saat
mengikuti Upacara Upasampada. Lihatlah penampilanku masa muda dulu,
apakah seperti punya pahala? Begitu dilihat sudah tahu orang ini tidak punya
pahala, bahkan juga berusia pendek. Saya juga mengakuinya, tidak merasa
pantang sama sekali.
Waktu kecil nasibku diramal, usiaku cuma bisa sampai 45 tahun saja, saya
percaya. Ayahku 45 tahun wafat, pamanku juga usia 45 tahun wafat, kakekku
juga. Saat usiaku 45 tahun, saya jatuh sakit, saya tidak pergi ke dokter juga
tidak minum obat, hanya melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.
Mengapa tidak ke dokter? Oleh karena dokter hanya dapat menolong pasien
dari penyakit tetapi tidak dapat menolong pasien dari ajal. Ajalku telah tiba,
tidak ada kaitannya dengan dokter dan minum obat. Hanya mengerahkan
segenap hati melafal Amituofo, akhirnya sebulan pun berlalu, perlahan
kesehatanku pulih, lalu mulai lagi memberi ceramah.
Tahun berikutnya saya bersua dengan Ganzhu Huofo, beliau juga merupakan
murid Master Zhang Jia, usianya 10 tahun lebih tua dariku, saya sangat
menghormatinya. Kami bersua, dia bilang padaku, Master Chin Kung, anda
telah berhasil melewati satu rintangan ini. Saya bertanya apa maksudnya?
Rintangan usia 45 tahun, saya telah berhasil melewatinya.
Bagaimana cara melewatinya? Saat itu saya memberi ceramah sudah 12 tahun
lamanya, begitu ditabhiskan saya langsung memberi ceramah. Usia 33 tahun
ditabhiskan, usia 33 tahun mulai memberi ceramah. Jasa kebajikan dari 12
tahun memberi ceramah, membantuku melewati rintangan usia. Saya tidak
50
pernah terpikir akan hal ini, dia bilang padaku bahwa usiaku akan sangat
panjang dan pahalaku akan sangat besar.
Maka itu dari mana jasa kebajikan berasal? Jasa kebajikan ditimbun oleh diri
sendiri. Mengabdi demi Buddha Dharma, demi membantu para makhluk
memahami Buddha Dharma, suka belajar Buddha Dharma, menerima dan
mengamalkan sesuai ajaran.
Catatan :
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-1
Penderitaan lahir, tua, sakit dan mati, mengalami penderitaan hari tua, yang
paling jelas adalah suaraku, makin tak sebanding lagi dengan waktu dulu,
tahun silam masih belum terasa, walaupun terasa namun tidak begitu jelas,
tahun ini sungguh terasa tidak nyaman, bicara banyak terasa letih.
Siang ini banyak tamu yang berkunjung, sebanyak belasan orang, dosen-dosen
dari berbagai perguruan tinggi di wilayah selatan, sangat berminat pada
Akademi Han, mendengar kedatanganku ke Taiwan, mereka segera
mengunjungiku.
52
tidak berharap hidup lebih lama di dunia ini, dia berharap lebih dini terlahir ke
Alam Sukhavati.
Kali ini kita belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”, berdiskusi bersama, tujuannya
adalah untuk lansia seperti diriku ini, bagaimana dalam satu masa kehidupan
ini, dapat dengan jelas dan dimengerti, melepaskan segala kemelekatan,
memohon penjemputan dari Buddha Amitabha, secepatnya sampai di Alam
Sukhavati.
Bila memiliki jodoh, setelah melatih diri dan meraih keberhasilan di Alam
Sukhavati, bertekad kembali lagi untuk menyelamatkan para makhluk, setelah
memenuhi syarat serupa Guru Sesepuh, maka bolehlah datang kembali, datang
dan pergi dengan bebas tanpa rintangan, pulang pergi menuruti kemauan hati.
Inilah perasaanku kali ini, tak serupa lagi dengan waktu silam, kita menangkap
esensi dari ajaran sutra, bait sutra, kalimat penjelasan sutra, sebelumnya kami
telah pernah memberi ceramah dengan judul yang sama, sebanyak 4 kali
pengulangan, ada rekaman DVD-nya, juga ada bukunya, boleh dijadikan
materi belajar, yang penting adalah bagaimana supaya kehidupan ini tidak
terlewatkan sia-sia.
Saya percaya lansia di atas 60 tahun, sangat mengharapkan materi belajar ini,
memperkokoh keyakinan hati kita untuk terlahir ke Alam Sukhavati.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
53
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan
K ita melatih diri menuruti apa yang tercantum di dalam sutra, dalam
belajar tak terpisahkan dari penjelasan sutra yang ditulis oleh Guru Sesepuh
dan Praktisi Senior terdahulu, mari kita baca kalimat di dalam penjelasan sutra
berikut ini, “Sutra ini adalah Pintu Dharma Pelafalan Amituofo”, Pintu
Dharma Pelafalan Amituofo, mesti diingat baik-baik, sepanjang hidup kita ini,
Pintu Dharma apa yang kita pelajari? Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, harus
jelas dipahami.
Kenapa mesti belajar Pintu Dharma ini? Kalimat berikutnya sangat bagus, oleh
karena Pintu Dharma ini “Sempurna dan Langsung”, ini sangat penting. Kita
belajar Ajaran Buddha, tentunya berharap dapat menguasai seluruh Dharma
yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun.
Saya percaya praktisi yang masih berusia muda, pasti memiliki pemikiran
serupa ini, berharap menjadi seorang pakar dalam Pintu Buddha. Tekad hati
begini tentunya bagus, bajik, mesti diberi motivasi.
Tetapi lingkungan kita hari ini, bila dibandingkan dengan lingkungan era Guru
Sesepuh dan Praktisi Senior terdahulu, lingkungan tempo dulu lebih bagus,
kita tidak memiliki persyaratan sedemikian rupa, tidak mempunyai lingkungan
54
begini. Sampai di sini, saya merasa prihatin, ini adalah fakta, kita semua juga
menyadarinya.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
55
K ita sangat berterimakasih pada Upasaka Huang Nian-zu yang telah
menulis Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas, beliau merupakan seorang
kalyanamitra besar yang paling terakhir yang dapat kita jumpai pada jaman
berakhirnya Dharma ini. Apakah masih ada kalyanamitra seperti ini? Saya
tidak pernah mendengarnya, sudah tidak ada lagi. Mengapa dikatakan tidak
ada lagi?
Oleh karena kita tidak suka belajar, tidak mau belajar, tidak ingin belajar,
makanya Buddha dan Bodhisattva juga enggan datang lagi. Yang datang
adalah makhluk awam yang sedang berputar di lingkaran enam alam tumimbal
lahir, pemahaman dan pengamalannya juga terbatas, di era kita ini.
Satu dasawarsa belakangan ini, sewaktu saya masih muda dulu, masih ada
Bhiksu-Bhiksu senior yang memiliki pelatihan diri yang lumayan, yang
membuat kita salut dan menghormatinya. Bhiksu-Bhiksu senior ini telah wafat,
Praktisi senior juga telah meninggal dunia, jaman sekarang belajar Buddha
Dharma sungguh sengsara, tidak berhasil mencari seorang guru, tidak ada
teladan yang baik, lantas bagaimana?
Untunglah ajaran sutra masih beredar di dunia ini. Apabila beberapa tahun lagi
tidak ada orang mencetak buku sutra, tidak ada orang yang mau belajar lagi,
apakah hari tersebut akan tiba? Yah benar. Kita percaya bahwa Buddha
Dharma telah memasuki jaman berakhirnya Dharma, dan kita baru saja
memasuki era berakhirnya Dharma ini, suasana ini terasa begitu kental, mesti
meningkatkan mawas diri.
56
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
M esti dari pengamalan sila memasuki Pintu Buddha, pada era 1980-an,
saya memberi ceramah di kota-kota besar Amerika, mengemukakan Lima
Mata Pelajaran Aliran Sukhavati.
Sila yang terdiri dari banyak butir, sudah diabaikan, namun minimal kita harus
mencari keluar, yang dapat membantu kita dalam satu kehidupan meraih
keberhasilan, sila yang paling dasar, bagus dan yang mudah diingat, setiap saat
takkan melupakannya, tidak boleh melanggarnya. Maka itu, ketika “Pure Land
Learning Society” diresmikan di San Francisco, California, saya menulis
artikel tentang asal usul “Pure Land Learning Society”, di dalamnya tercantum
“Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”.
Mata pelajaran pertama adalah “Tiga Berkah Karma Suci”. Tak peduli pintu
Dharma manapun yang anda pelajari, ini merupakan sila dasar. Berkah
pertama adalah “Berbakti pada ayahbunda, Menghormati guru dan senior,
Berwelas asih tidak membunuh, Mengamalkan Sepuluh Kebajikan”, empat
butir.
57
Ini adalah landasan, hari ini kita tidak disiplin dalam menjalani sila, apa
penyebabnya? Oleh karena tidak ada landasan ini. Dari mana landasan tersebut?
Yakni dua butir pertama, apakah kita sudah berbakti pada ayahbunda? Apakah
kita menghormati guru dan menjunjung ajaran? Tidak ada.
Apabila dua butir pertama ini tidak sanggup diamalkan, maka karakter dirinya
sudah tidak eksis lagi. Apa yang dimaksud dengan karakter diri? Yakni
menjadi manusia seutuhnya, kualitasnya sudah tidak ada lagi, oleh karena
manusia harus tahu berbakti pada ayahbunda, tahu menghormati guru.
Setelah sempurna akan bakti dan hormat, dua persyaratan ini, dalam belajar
Buddha Dharma maupun Dharma duniawi, barulah dapat meraih keberhasilan.
Seberapa besar keberhasilan ini, tepuk dada tanya hati sendiri, jangan tanya
orang lain, ini adalah akar dari segala akar.
59
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
Berada bersama dengan orang banyak, apa yang harus dikembangkan? Yakni
Enam Prinsip Keharmonisan Sangha, orang Tiongkok sering mengatakan
bahwa keharmonisan merupakan hal yang sangat berharga, tidak boleh
diabaikan.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, mengenai Tiga Berkah, itulah yang
dimaksud sebagai “Keharmonisan Dalam Pandangan”.
Pengamalan sila, yang paling pokok adalah seperti yang telah kita bahas, yakni
“Berbakti pada ayahbunda, menghormati guru dan senior, welas asih tidak
membunuh, mengamalkan Sepuluh Kebajikan”, akar ini harus ditanam,
barulah dapat terlahir ke Alam Sukhavati.
Bila Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan diabaikan, maka sulit dapat terlahir ke
Alam Sukhavati, ini merupakan rintangan besar untuk berhasil terlahir ke sana,
tidak boleh tidak dipahami.
61
3. Keharmonisan dalam tindakan
4. Keharmonisan dalam ucapan
5. Keharmonisan dalam pikiran
6. Keharmonisan dalam pembagian manfaat
Poin ke-6 ini, sebelum memikirkan diri sendiri terlebih dulu harus
mengutamakan kepentingan orang banyak.
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
M ata pelajaran ketiga adalah “Tiga Pelatihan”, tiga pelatihan adalah sila,
samadhi dan prajna(kebijaksanaan). Sila adalah cara, samadhi adalah landasan,
kebijaksanaan asalnya dari mana? Kebijaksanaan berasal dari samadhi.
62
Maka itu, apakah mempelajari ajaran sutra dapat mengembangkan
kebijaksanaan? Kalau memiliki kekuatan samadhi, maka dapat
mengembangkan kebijaksanaan, demikian pula sebaliknya. Karena itu,
mempelajari ajaran sutra juga adalah melatih samadhi.
Tiga Pelatihan ini merupakan prinsip umum Buddha Dharma, jadi tak peduli
umat awam maupun anggota Sangha, Theravada maupun Mahayana,
semuanya tak terpisahkan dari Sila, Samadhi dan Prajna.
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
63
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan
Dana materi membuahkan kekayaan, harta benda itu berasal dari mana?
Kekayaan yang dinikmati oleh orang masa kini, boleh dikatakan, hampir
seluruhnya berasal dari berkah yang ditimbunnya pada masa kelahiran lampau,
pada masa kehidupan sekarang pahalanya berbuah, menjadi hartawan.
64
Kalau masa kehidupan sekarang dia menimbun berkah lagi, maka pada masa
kehidupan sekarang dia akan menikmatinya lagi, tempo dulu, orang-orang
terpelajar, para anggota Sangha juga memahaminya, praktisi Ajaran Buddha
kalau mendapat harta kekayaan, mau digunakan untuk apa?
Butir kedua dari Enam Paramita adalah “Sila Paramita”, butir ketiga adalah
“Ksanti Paramita” atau melatih kesabaran, kesabaran membantumu supaya
jasa kebajikan yang sudah ditimbun jangan sampai hilang.
Jadi jasa kebajikan yang sudah ditimbun dari mengamalkan “Dana Paramita”
dan “Sila Paramita”, “Ksanti Paramita” akan menjaganya supaya jasa
kebajikan ini jangan sampai sirna. Maka itu harus melatih kesabaran, kalau
tidak sabar, begitu emosi hilanglah jasa kebajikan yang ditimbun.
Menimbun jasa kebajikan itu tidaklah gampang, tapi begitu merasa kesal,
meskipun api amarah tidak sempat berkobar, namun juga akan merugikan
timbunan jasa kebajikan. Maka itu mesti bersabar.
65
Lihatlah insan yang bisa menahan kesabaran, ketika bertemu dengan orang
jahat yang menindasnya, namun masih dapat hidup akur dengannya, ini harus
kita teladani. Lagi pula jaman sekarang ini, bencana begitu banyak, jodoh jahat
sangat banyak, kalau tidak melatih kesabaran, anda tidak berdaya meraih
keberhasilan.
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
66
M ata pelajaran kelima atau yang terakhir adalah “Sepuluh Tekad
Bodhisattva Samantabhadra”, Avatamsaka Sutra menyebutkan bahwa
Bodhisattva Samantabhadra dengan Sepuluh Raja Tekad AgungNya
membimbing para makhluk terlahir ke Alam Sukhavati, maka itu sepuluh
tekad ini mesti dipelajari.
Praktisi senior tempo dulu mengajari kita, kalau ingin berjaya maka harus
bagaimana? Saling memuji, saling menghormati, saya menghormati orang
banyak, mereka juga akan menghormati diriku, organisasi pun jadi harmonis,
vihara begini pasti berjaya.
67
Lantas standar apa yang kita gunakan untuk memilih vihara? Keharmonisan.
Jika vihara itu harmonis, maka saya akan betah menetap di sana; sebaliknya
kalau di dalamnya tidak akur, maka cepatlah angkat kaki.
68
Kami tidak dapat membantunya, hanya dapat berceramah dan melimpahkan
jasa kepadanya, mendirikan papan sembahyang buat dirinya. Yang penting
adalah dia dapat bertobat dengan setulusnya, menyadari kesalahannya,
memperbaiki diri.
Dia masih terhitung lumayan, dia memberitahu padaku, selama kelahiran demi
kelahiran dia telah belajar Ajaran Buddha, hanya saja pelatihan dirinya tidak
bagus, makanya sampai pada satu masa kehidupan ini masih saja bertemu
kesulitan ini, memohon agar saya membantunya.
Saya hanya dapat melimpahkan jasa kepada dirinya, dia sendiri juga bertobat
dan kembali ke jalan yang benar, akhirnya sungguh sulit diperoleh, dia terlahir
ke Alam Sukhavati.
69
Baiklah, ceramah kita hari ini sampai di sini dulu, kita akan lanjutkan
pembahasan kita pada pertemuan berikutnya. Semua ini merupakan metode
melatih diri yang sangat unggul, kita mesti mempelajarinya. Terima kasih
semua hadirin!
http://daunbodhi.blogspot.co.id/2018/01/lima-mata-pelajaran-aliran-sukhavati.html
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-2
70
27 Januari 2018
Sepenggal kalimat ini mengajari kita untuk mengenali Pintu Dharma. Kita
melatih diri, dapatkah berhasil atau tidak, dapatkah memperoleh manfaat
unggul seperti yang disebutkan di dalam sutra, semua ini tergantung pada
pembuktian. Memberitahukan pada kita bahwa “Sutra Usia Tanpa Batas”
adalah sutra yang bagaimana, orang yang mengetahuinya juga tidak banyak.
Maka itu pembuktian lebih penting dari segalanya. Sesungguhnya “Sutra Usia
Tanpa Batas” adalah sutra yang bagaimana? Ekayana adalah Dharma untuk
mencapai KeBuddhaan, Mahayana adalah Dharma untuk mencapai
Bodhisattva, Hinayana adalah Dharma untuk mencapai Arahat.
Anda berharap menjadi Buddha atau Bodhisattva? Saya percaya semua orang
pasti mengatakan Saya ingin menjadi Buddha. Kalau ingin mencapai
KeBuddhaan, maka Buddha Sakyamuni akan membabarkan padamu Dharma
71
Ekayana, Pintu Dharma yang mencapai KeBuddhaan dalam satu kehidupan,
yang memahami segalanya dengan sempurna.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
72
Adakah memperoleh manfaat? Tidak ada. Apa yang dimaksud memperoleh
manfaat? Dengan menggunakan Pintu Dharma Pelafalan Amituofo sebagai
perumpamaan, 24 jam timbul niat pikiran, hanya melafal sepatah Amituofo,
begini barulah betul. Andaikata masih timbul niat pikiran lainnya, khayalan
dan perbedaan lainya, maka anda masih belum trampil. Ini tidak boleh tidak
dipahami.
Mengapa kita tidak sanggup mencapai kondisi batin ini? Oleh karena terhadap
“Ekayana yang memahami segalanya dengan sempurna, tempat bermuara
segala kebajikan, sesuai untuk semua kalangan, baik suci maupun awam,
keluar dari Triloka, mencapai empat tingkatan tanah suci di Alam Sukhavati,
paling sempurna dan paling cepat, Pintu Dharma menakjubkan tak
terbayangkan”, kita tidak memahaminya, maka itu ketrampilan kita tidak
efektif.
Hal ini takkan terjadi bila kita memahami semua ini. Apa yang patut
dilepaskan maka harus dilepaskan, segala khayalan, bentuk-bentuk pikiran
mesti dilepaskan, pintu Dharma yang beraneka ragam juga mesti dilepaskan.
Mengapa demikian? Andaikata tidak melepaskannya, maka Pintu Dharma
Tanah Suci yang merupakan Ekayana yang memahami segalanya dengan
sempurna, anda tidak bisa memperolehnya.
Jika anda ingin memperoleh Pintu Dharma ini, maka harus melepaskan 84 ribu
pintu Dharma. Dengan perkataan lain, asalkan bisa melepaskan, maka baik
Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi takkan lagi bisa menjadi
penghalang bagi dirimu, maka itu persoalan ini mesti diperhatikan dengan
seksama.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
73
Serial ke-3
Kali ini merupakan pengulangan kelima kita belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”,
saya sedang berpikir, bagaimana kalau kita membuatnya sebagai pusat belajar
kita, bagaimana kita tidak perlu lagi mencemaskan baik Dharma duniawi
maupun Dharma non duniawi, melepaskan segala kemelekatan, sehingga
setiap saat dapat melafal Amituofo, dari sini melatih ketrampilan, kami
percaya bagi praktisi yang memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal,
hanya dalam waktu beberapa bulan atau setahun saja, dapat mencapai
ketrampilan melafal Amituofo.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
75
buku ini sudah serupa dengan membaca keseluruhan isi Tripitaka. Mengapa
dikatakan demikian?
Ini adalah Dharma Ekayana, bukan saja Ekayana, bahkan juga memahami
segalanya dengan sempurna. Setelah kita memahaminya, kita takkan lagi
bersantai ria, namun membangkitkan keyakinan benar dan tekad benar terlahir
ke Alam Sukhavati, ini sangat penting, harus memiliki keyakinan benar.
Baik Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi, tidak boleh didambakan,
ada pula praktisi yang tidak serakah lagi pada Dharma duniawi, tetapi beralih
jadi serakah pada Buddha Dharma. Buddha Sakyamuni mengajarkan kita
76
untuk melenyapkan hati lobha, tetapi ketamakan itu masih ada, cuma berganti
objeknya saja.
Kalau loba itu tidak dilenyapkan, saat menjelang ajal akan merintangi
usahamu terlahir ke Alam Sukhavati, ketika Buddha Amitabha datang
menjemputmu, namun anda masih belum sanggup melepaskan kemelekatan.
Buddha Amitabha pun pergi meninggalkan dirimu.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
77
T empat bermuara segala Dharma Bajik (Kusala Dharma), menjauhi
kejahatan dan menimbun kebajikan adalah membantumu untuk menumbuhkan
akar kebajikan. Kebajikan dari segala kebajikan, kebajikan yang terunggul, tak
lain adalah membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, inilah
Kusala Dharma terunggul, dimana bermuaranya segala kebajikan.
Kita ini tidak tahu, andaikata kita mengetahuinya, maka akan segera
meneladani Master Hai Xian, dengan setulusnya melafal Amituofo. Anda akan
menjadikan melafal Amituofo sebagai urusan yang paling penting di dalam
hidupmu, niat pikiran yang melafal Amituofo ini pasti berkesinambungan tak
terputus, kapan saja dan di mana saja, di dalam hatimu hanya ada sepatah
Amituofo, jelas dan dimengerti.
Hari ini kita bersalah pada Buddha, kita bersalah pada Guru Sesepuh dan
Praktisi Senior terdahulu, kita telah bersua dengan Pintu Dharma ini tetapi
tidak serius melatihnya.
Ada praktisi yang melatih Pintu Dharma ini, setelah satu kurun waktu berlalu,
jadi mundur dan beralih mempelajari pintu Dharma lainnya. Pada jaman
berakhirnya Dharma ini, guru-guru sesat yang memberi ceramah Dharma,
banyaknya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga. Perkataan ini diucapkan
oleh Buddha Sakyamuni di dalam sutra, agar kita bermawas diri.
78
Baru-baru ini saya mendengar ada lagi orang yang mempelopori bahwa
melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati begitu entengnya, cukup dengan
melafal Amituofo saja, membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati.
Kabarnya banyak umat yang percaya sama omongannya. Dia bilang sutra tidak
perlu dibaca, Dharma juga tidak perlu dipelajari, sila juga tidak perlu
diamalkan. Ini adalah ucapan Mara, bukan Buddha.
Buddha dan Bodhisattva mengajari kita belajar Aliran Sukhavati, tetapi tidak
mengatakan tidak perlu menjalani sila. Kalau tidak mendalami ajaran sutra,
maka anda tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan benar dan sesat,
tidak tahu membedakan benar dan salah. Ini sangat penting.
Manusia di dunia sekarang mempunyai berkah yang tipis, kita hidup pada era
ini, dunia yang penuh kekacauan. Pemikiran yang kacau, pengamalan juga
kacau, semua lingkungan juga sudah kacau. Betul-betul merupakan dunia yang
kacau. Lantas bagaimana?
Hanya menuruti ajaran sutra yang dibabarkan Buddha Sakyamuni, dari ajaran
sutra mencari jalan keluar bagi diri kita, menggali keluar kebijaksanaan kita,
kemampuan kita untuk membedakan benar dan sesat, tahu membedakan benar
dan salah, kita mesti membulatkan tekad pada satu kehidupan ini juga meraih
keberhasilan sempurna.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
79
Kode Artikel : 02-047-0003
“Sutra Usia Tanpa Batas” merupakan “Sutra terpenting dari semua sutra Aliran
Tanah Suci”. Upasaka Huang Nian-zu menunjuk pada kita, “Sutra Usia Tanpa
Batas” yang dirangkum Upasaka Xia Lian-ju, merupakan versi yang terbaik.
80
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Januari 2018
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
D ari “Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”, mata pelajaran kelima atau
yang terakhir adalah “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”. Tekad
pertama adalah “Bernamaskara Menghormati Para Buddha”. Bodhisattva
Samantabhadra merupakan Bodhisattva Calon Buddha, selangkah lagi menuju
pencapaian KeBuddhaan.
Lantas bagaimana yang disebut sebagai Buddha itu? Buddha itu bernamaskara
menghormati para Buddha. Para Buddha itu ada di mana? Semua makhluk
sesungguhnya adalah Buddha, semua makhluk merupakan ayahbunda kita
pada masa kehidupan lampau, para Buddha pada masa kehidupan mendatang.
Maka itu ajaran sutra mengajari kita untuk menghormati semua makhluk,
terhadap orang baik maupun jahat, sekarang dia berbuat jahat dan mendapat
balasan, kelak ketika bertemu dengan Buddha yang menyelamatkan dirinya,
dia juga akan mencapai KeBuddhaan.
81
Apakah kita ada menggunakan hati yang bernamaskara menghormati para
Buddha, memperlakukan semua orang, seluruh makhluk, hingga serangga
kecil seperti nyamuk dan semut? “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”
tidak gampang diamalkan, sungguh sulit. Siapa yang telah berhasil
mengamalkannya? Bodhisattva Samantabhadra telah berhasil
mengamalkannya.
Bahkan terhadap serangga kecil, kita juga memberi pujian. Bagaimana caranya
memberi pujian? Yakni dengan melafal Amituofo. Dengan melafal Amituofo,
selain memberi manfaat bagi diri sendiri, makhluk lainnya juga memperoleh
manfaat.
Jadi tak peduli mereka dapat mendengar atau tidak, yang penting kita
membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, semoga mereka segera terbebas
dari bertumimbal lahir jadi semut, selama kalpa demi kalpa pasti ada
menimbun kebajikan, semoga segera terlahir ke Alam Manusia atau Alam
Dewa, kesempatan untuk melatih diri lebih banyak.
Alam Manusia dan Alam Dewa lebih bagus dibandingkan dengan Alam
Binatang, bagusnya di mana? Kesempatan mendengar Dharma lebih banyak,
kesempatan untuk melatih diri itu lebih banyak, peluang keberhasilan juga
lebih besar. Maka itu jasa kebajikan dari memuji adalah tak terbayangkan.
Ada tiga jenis dana yaitu Amisa Dana (dana materi), Dharma Dana dan
Abhaya Dana. Abhaya Dana adalah membantu agar hatinya tenang,
melindunginya, jangan sampai ada orang lain yang menghalanginya,
membantunya supaya kebajikannya terwujud, semua ini merupakan Abhaya
Dana. Membantu para praktisi sehingga mereka dapat belajar dan melatih diri
dengan tenang, bila ada kesulitan, kita mengerahkan segenap kemampuan
untuk membantunya.
Dharma Dana lebih penting daripada dana materi. Dharma Dana dapat
membantu orang lain tercerahkan, Dharma Dana dapat membantu orang
mengakhiri samsara keluar dari Triloka.
Jadi semua ini terpulang kembali pada jalinan jodoh, ketika kesempatan datang,
maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan yang ada, tidak perlu menimbang-
nimbang, berpikir-pikir adalah khayalan, sebaliknya kalau tidak ada
kesempatan maka tidak melakukannya, juga tidak perlu memikirkannya atau
sengaja mencari-cari.
83
Tekad ke-4 adalah “Bertobat Atas Karma Buruk”. Bertobat itu adalah takkan
mengulangi melakukan kesalahan lagi, jadi bukan membaca Syair Pertobatan,
juga bukan menceritakan kesalahan diri sendiri di hadapan rupang Buddha,
lalu meminta agar Buddha dan Bodhisattva memaafkan kesalahannya, bukan
begitu maksudnya, semua ini sudah salah, bertobat itu menitikberatkan pada
takkan mengulangi melakukan kesalahan lagi.
Tiap hari berbuat jahat lalu tiap hari bertobat, mana ada gunanya. Hari ini
melakukan kesalahan, setelah mengerti, maka takkan mengulanginya lagi,
inilah yang disebut bertobat. Karena itu kita jadi mengetahui bahwa orang
yang benar-benar bertobat itu jumlahnya sedikit, sedangkan yang salah tafsir
itu jumlahnya banyak.
Tekad ke-5 adalah “Ikut bersukacita atas kebajikan yang dilakukan insan lain”.
Melihat orang lain melakukan kebajikan, kita mempunyai tenaga dan waktu,
boleh ikut membantunya, kalau dia sudah melakukannya, kita bantu supaya
lebih bagus lagi, membantunya supaya lebih berhasil, ini termasuk dalam ikut
bersukacita.
Bila ada kesempatan maka jangan melepaskannya, tak peduli anggota Sangha
maupun umat awam juga memiliki satu keberhasilan, dapat memberi manfaat
bagi orang banyak. Ini adalah “Memohon perputaran roda Dharma”, terlebih
dulu adalah mengundang diri sendiri.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
H ari ini kita menuruti kehendak para makhluk, bersukacita atas jasa
kebajikan yang dilakukan orang lain. Ketika melihat “Sutra Usia Tanpa Batas”,
Guru Li mengenali ini merupakan barang berharga, anggota Sangha dan
praktisi awam yang satu era dengan Guru Li, juga mengenalinya sebagai
barang berharga, kami pun ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan
orang lain.
86
Dharma Ratana (Mustika Dharma) yang sedemikian bagusnya, hendaknya
mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menyebarluaskannya, semoga di
dunia ini, setiap orang berkesempatan membacanya, setiap orang berpeluang
bersua dengan Buddha Dharma, dapat melatih diri dengan kesungguhan hati.
Maka itu ketika saya berada dalam kesusahan, saya akan menggunakan
kalimat sutra berikut ini : “Untuk mengeliminasi bencana saat ini, satu-satunya
hanya menyebarluaskan Sutra Usia Tanpa Batas, fokus melafal Amituofo”,
kita harus mengingat baik-baik kalimat ini, setiap saat mengukirnya di dalam
hati, mengerahkan segenap kemampuan, orang lain tidak sudi melakukannya,
katanya yang melakukan hal ini adalah orang goblok, namun kami sudi
menjadi si goblok, kami mau melakukannya.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-3
87
S epanjang hidup manusia, dari individu hingga negara, juga memerlukan
aksara “Mengalah”, manusia bila dapat saling mengalah, sepanjang hayatnya
akan selamat, kalau tidak sudi mengalah maka akan berseteru.
Walaupun Dewa dan Malaikat ingin memberkati dirimu, namun juga takkan
sanggup, semuanya terpulang kembali pada diri sendiri, diri sendiri mesti
menimbun berkah, menciptakan berkah, dengan demikian Buddha dan
Bodhisattva, para Dewa barulah dapat memberkati dirimu, barulah dapat
membantu dirimu.
Perbedaan insan suci dan orang awam, hanyalah terletak pada sebersit niat
pikiran, insan suci memikirkan kepentingan rakyat, orang licik memikirkan
diri sendiri, begitu niat pikiran yang timbul, mengutamakan keuntungan diri
sendiri. Maka itu pendidikan etika moral mesti dikedepankan, kita sendiri
harus menjadi teladan bagi orang lain, anda merebut saya mengalah.
Orang Tionghoa mengutamakan tata susila, yakni berbakti dan rasa hormat.
Kedua hal ini bila ditanam sejak janin berada dalam kandungan ibunda, maka
akarnya akan lebih kokoh dan kuat.
89
28 Januari 2018
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-4
Karir Buddha, inilah tugas yang harus diwujudkan oleh Buddha datang ke
dunia ini. Menampilkan delapan tahapan kehidupan yang harus dilalui setiap
Buddha, menyelamatkan semua makhluk yang jodohnya sudah masak, inilah
yang disebut sebagai Karir Buddha.
Catatan :
Delapan tahapan kehidupan yang dilalui oleh setiap Buddha adalah :
1. Turun dari Surga Tusita
2. Memasuki kandungan ibunda
3. Keluar dari kandungan (lahir ke dunia)
4. Meninggalkan keduniawian
5. Menaklukkan Mara
6. Mencapai KeBuddhaan
7. Membabarkan Dharma
8. Memasuki Parinirvana
91
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Januari 2018
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-4
S utra menakjubkan yang paling istimewa dan terunggul, ini menunjuk pada
“Sutra Usia Tanpa Batas”, juga mencakup “Amitayurdhyana Sutra” dan
“Amitabha Sutra”, yang disebut sebagai “Tiga Sutra Aliran Tanah Suci”.
Tiga Sutra Aliran Tanah Suci adalah sutra menakjubkan yang paling istimewa
dan terunggul. Kalau sanggup belajar ketiga-tiganya, tentu saja bagus, tetapi
kalau tidak punya waktu, maka cukup pilih salah satu saja. Pilih yang mana
saja juga boleh.
Tujuan akhir dari tiga sutra ini adalah terlahir ke Alam Sukhavati. Merupakan
yang paling sempurna dari segala metode yang paling sempurna, merupakan
yang paling praktis dari segala metode yang paling praktis, seperti yang
diungkapkan di dalam “Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas” karya Upasaka
Huang Nian-zu sebagai “Ekayana”.
92
Ekayana adalah kendaraan yang mengantarmu langsung menuju pada
pencapaian KeBuddhaan. Di dalam Dharma Ekayana hanya ada tiga sutra,
seperti yang baru kita bahas tadi, bahkan ketiga sutra tersebut melampaui
segala jenis sutra termasuk sutra besar seperti “Avatamsaka Sutra” dan
“Saddharma Pundarika Sutra (Sutra Lotus)”.
Meskipun juga merupakan Ekayana, namun tidak begitu sempurna, sutra besar
tersebut selain terlampau tebal, maknanya juga sangat mendalam, bukan dapat
dipelajari oleh praktisi pemula.
Para Buddha di sepuluh penjuru memberi pujian, baik masa lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Para Buddha Tathagata di sepuluh
penjuru dari tiga masa, tiada yang tidak memberi pujian. Apa tujuan pujian
Mereka? Yakni untuk membantu kita, mendengar kata pujian, timbul suka cita
di hati kita, muncul hati yang tulus dan hormat, sehingga menerima dan
meyakini sutra ini.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-4
93
Kode Artikel : 02-047-0004
Kekacauan dunia ini tidak ada di Alam Sukhavati, di sana, Buddha Amitabha
membabarkan Dharma kepada penduduk negeri tersebut. Buddha Amitabha
memiliki usia tanpa batas, demikian pula dengan seluruh penduduk Alam
Sukhavati, juga memiliki usia tanpa batas.
Maka itu di Alam Sukhavati, kita mempunyai waktu yang panjang, menjamin
dirimu dalam satu kehidupan menyempurnakan KeBuddhaan. Ini harus kita
genggam seerat-eratnya, kesempatan nan langka ini jarang sekali bisa
ditemukan.
94
Dharma yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun, kini
intisarinya telah terpampang di hadapan kita, kita harus menerima dan
meyakininya.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-4
95
Jadi hari ini kita melatih Pintu Dharma yang sama dengan Buddha Sakyamuni,
Buddha Sakyamuni mewariskan pada kita metode yang dilatihNya sehingga
mencapai KeBuddhaan, maka itu kita mesti giat dan serius mengamalkannya
yakni melafal Amituofo.
Lantas bagaimana cara kita melafal Amituofo? Yakin adanya Alam Sukhavati,
jangan ada keraguan sama sekali, di Alam Sukhavati ada Buddha Amitabha.
Keindahan lingkungan Alam Sukhavati adalah seperti yang disebutkan di
dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”.
Pada satu masa kehidupan ini, kita berhasil bersua dengan Pintu Dharma ini,
merupakan sebuah hari nan langka yang jarang sekali bisa dijumpai selama
kalpa yang tak terhingga, janganlah diremehkan, kalau dilewatkan begitu saja
kesempatan ini akan hilang, hendaknya bersungguh-sungguh,
menggenggamnya dengan seerat-eratnya.
Kita yakin tanpa keraguan sama sekali, kita melafal Amituofo tanpa
kemunduran batin, mengerahkan segenap hati. Kali ini kita datang ke dunia ini,
terlahir sebagai manusia, berkesempatan mendengar Buddha Dharma, lantas
apa yang menjadi tujuan kita? Yakni terlahir ke Alam Sukhavati.
“Sutra Usia Tanpa Batas” merupakan buku jaminan bagi kita untuk terlahir ke
Alam Sukhavati, asalkan anda melatih diri seperti apa yang tercantum di dalam
sutra, maka tiada satupun yang tidak terlahir ke Alam Sukhavati, takkan ada
seorang pun yang bakal ketinggalan, setiap insan pasti berhasil.
96
Ini merupakan “Kondisi batin para Buddha, hanya sesama Buddha yang dapat
memahaminya, bukanlah dapat diyakini dan dipahami oleh para makhluk di
sembilan Alam Dharma yang mengandalkan kekuatan sendiri”.
Maka itu harus melafal Amituofo ini dengan kesungguhan hati, 24 jam
berkesinambungan tak terputus. Praktisi pemula saat tidur akan lupa melafal
Amituofo, begitu terbangun langsung melafal lagi, memeliharanya jadi
kebiasaan, sehingga di dalam mimpi juga masih melafal Amituofo.
Adakah kejadian begini? Tentu saja ada, hal ini tercatat di dalam kisah-kisah
praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, yang berjudul “Jing Tu Sheng Xian
Lu” dan “Wang Sheng Zhuan”.
Setelah terbiasa melafal Amituofo, di dalam mimpi pun masih tetap melafal
Amituofo, praktisi begini pasti terlahir ke Alam Sukhavati.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-4
97
Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan
Maka itu saya memotivasi praktisi sekalian, hendaknya serius belajar Ajaran
Buddha, meneladani Buddha Sakyamuni, menyingkirkan keserakahan,
kebencian, kebodohan, keangkuhan dan keraguan. Meneladani Konfusius
dalam berpikir, berbicara dan bertindak, yakni harmonis, bajik, hormat,
bersahaja, mengalah. Dalam berinteraksi dengan orang lain hendaknya
harmonis dan bajik, pasti ada manfaat baiknya.
98
Menderita kerugian adalah pahala. Apabila anda tidak sudi menerima kerugian,
bagaimana karma buruk anda dapat tereliminasi? Dari mana pula pahala bisa
anda peroleh? Maka itu menderita kerugian adalah berkah, ucapan ini benar
adanya. Kita tidak ikhlas menerima kerugian, ini dikarenakan tidak memahami
mengapa sudah dirugikan malah dibilang sebagai berkah, apabila sudah
memahaminya, maka dia akan menerima kerugian dengan senang hati.
Selalu saja dirugikan, di mana saja juga dirugikan, pada akhirnya kelihatan
hasilnya, dia meninggal dunia dengan damai. Sebaliknya orang yang pongah,
suka bersaing dan berebutan, selalu ingin menonjolkan diri, umumnya jatuh ke
tiga alam rendah. Hendaknya dapat mengikhlaskan dan melepaskan
kemelekatan, mengikhlaskan adalah memahami kebenaran; melepaskan adalah
takkan melakukan tindakan dungu.
S utra Buddha, setiap judul sutra juga bagus, setiap pintu Dharma juga
bagus, juga dapat keluar dari Triloka (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka),
juga dapat mencapai tingkatan kesucian.
99
Tetapi pintu Dharma itu ada 84 ribu, pintu Dharma yang tak terhingga, tabiat
kita sebagai orang awam sangatlah berat, pemahaman dan pengamalan
tidaklah gampang.
Maitri Karuna Buddha dan Bodhisattva hingga sedemikian rupa, kita harus
berterimakasih, yakni memberi kepada orang yang memiliki rintangan karma
yang berat seperti kita, yang tidak memiliki kemampuan untuk melenyapkan
kekotoran batin dan menghapus tabiat, membuka sebuah Pintu Besar, yakni
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo.
Dimanapun saya selalu dirugikan, selalu saja dikelabui, selalu saja diakali, ini
bukan berarti bodoh, namun di dalam hati sangat jelas dan mengerti, orang lain
tidak sanggup menerimanya, namun saya mampu menerimanya.
100
Kita membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, karena itu apa lagi yang
patut kita perebutkan dengan manusia di dunia ini? Apa yang mereka miliki itu
hanyalah semu belaka, satupun tidak bisa dibawa pergi.
A lam Sukhavati, banyak dibahas di dalam Sutra, ingat, hal ini nyata
adanya, yang berbeda dengan dunia ini. Dunia ini terbentuk oleh khayalan,
Alam Sukhavati terwujud oleh Hati Buddha, hati yang melafal Amituofo.
Maka itu penduduk Alam Sukhavati memiliki usia tanpa batas, demikian pula
dengan segala benda di sana, juga memiliki usia tanpa batas, kebenaran ini
telah dibuktikan oleh Pakar Mekanika Kuantum.
102
29 Januari 2018
A pa tujuan kita belajar Pintu Dharma ini? Praktisi sekalian juga bisa
menjawabnya, yakni bertekad terlahir ke Alam Sukhavati di penjuru barat.
Lantas bagaimana cara menuju ke Alam Sukhavati? Di dalam Sutra tercantum
dengan jelas, gunakanlah untuk bercermin, niat pikiranku yang muncul,
ucapanku dan perbuatanku, apakah sudah sesuai dengan yang dikatakan di
dalam Sutra? Kalau sudah sesuai, maka kita sudah punya kepastian; sebaliknya
kalau belum sesuai, maka segeralah membangkitkan ketekunan, menerima dan
mengamalkan sesuai dengan ajaran sutra.
Konfusius adalah insan suci besar, klasik peninggalan beliau tidaklah banyak,
sedangkan Buddha Sakyamuni mewariskan Sutra dalam jumlah banyak. Ada
kesamaan yang dimiliki Ajaran Buddha dan ajaran Konfusius yakni mengajari
kita mengikhlaskan dan melepaskan, barulah dapat memasuki Pintu Ajaran.
103
Ajaran Buddha mengajari kita mengikhlaskan dan melepaskan, ajaran
Konfusius mengajarkan kita menghapus nafsu keinginan (ge wu) sehingga
memperoleh kebijaksanaan (zhi zhi).
Ini disebut sebagai membina diri, jiwa dan raga jadi sehat. Setelah membina
diri barulah dapat mengurus keluarga, rumah tangga akan jadi harmonis,
keluarga harmonis segala hal jadi berjaya.
Kita giat melatih diri, memohon pemberkatan dan perlindungan dari Buddha
dan Bodhisattva, hanya Buddha dan Bodhisattva yang paling dapat diandalkan.
Sepanjang hidupku, memberi ceramah hingga sekarang sudah 59 tahun
lamanya, siapa yang mendukungku selama ini? Yakni Buddha dan Bodhisattva.
Memperoleh perlindungan dari Buddha dan Bodhisattva, berterimakasih pada
budi Buddha dan Bodhisattva, ini nyata adanya.
Tapi kenapa pula anda gagal melakukannya? Oleh karena anda tidak sanggup
mengikhlaskan, anda tidak memahami fakta yang sesungguhnya. Setelah
memahami kebenaran, barulah ketrampilan melatih diri jadi efektif.
106
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-5
Setelah belajar Ajaran Buddha, masih tidak memberi target pencapaian buat
diri sendiri, makanya tidak ada prestasi yang dapat diungkapkan. Yang paling
mudah adalah melafal Amituofo, melafal 10 ribu kali, 20 ribu kali, 100 ribu
kali, ini merupakan tugas harian yang mesti kita selesaikan.
Kenapa harus melafal begitu banyak? Oleh karena ketika tidak sedang melafal
Amituofo, pikiranmu pasti berkhayal, membeda-bedakan dan melekat,
akibatnya bagaimana? Berputar terus di lingkaran enam alam tumimbal lahir.
107
Kita sudah merasakan betapa sengsaranya hidup ini, penderitaan
berkepanjangan di enam alam tumimbal lahir, bersungguh-sungguh ingin
terbebas darinya, menuju ke tempat yang lebih baik yakni Alam Sukhavati di
penjuru barat.
“Sutra Usia Tanpa Batas” telah menjelaskan pada kita bagaimana keadaan
Alam Sukhavati, menuntun kita terlahir ke sana. Membaca sutra ini juga bagus,
sehari mengulang 10 kali atau 20 kali. Kalau punya waktu lebih, selain melafal
Amituofo juga membaca sutra, begini juga bagus. Asalkan berada di dekat
Buddha Amitabha, tidak jauh dariNya, maka anda sudah benar.
Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu
(Pengulangan Kelima)
Serial ke-5
108
31 Januari 2018
Sampai sekarang jumlah peserta belajar yang telah mendaftar di website ini
mencapai 40 ribu sekian orang, diantaranya yang mendaftar program belajar
selama 9 tahun, sampai tamat kuliah, telah mencapai di atas seratus orang.
Belajar Buddha Dharma, yang penting adalah teori dan pengamalan harus
sejalan. Praktisi jaman dulu berkata : “Teori tanpa pengamalan, menambah
pandangan sesat; pengamalan tanpa pemahaman teori, menambah
ketidaktahuan”, ini menjelaskan bahwa teori dan pengamalan tidak boleh
pincang.
109
Belajar ajaran sutra adalah pemahaman teori, setelah memahaminya mesti
diamalkan, menerapkan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan keseharian,
barulah bisa memperoleh manfaat sesungguhnya dari Buddha Dharma.
110
Daftar Pustaka
淨空法師專集 :
http://www.amtb.tw/
Arsip :
http://amituofohouse.blogspot.com/
111
112