Anda di halaman 1dari 142

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
Mei-Juli 2017

Dikutip Dari :
Ceramah Master Chin Kung
Judul :
淨土大經科註(第四回)

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :


Sukacita Melafal Amituofo
www.smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan.

2
Daftar isi
Kutipan Ceramah Master Chin Kung Mei 2017….......….…….........6

12 Mei 2017…………………………………...........…………….....7

13 Mei 2017……………………………….....…...……....………..13

14 Mei 2017……………………………………….....….……........22

16 Mei 2017…………………………….....…………….……........33

17 Mei 2017……………………………….....………….……........39

19 Mei 2017………………………………….....……....……..…...42

20 Mei 2017……………………….....………………....…..……...45

24 Mei 2017………………………….....……………......………...51

25 Mei 2017…………………………….....…………......………...58

27 Mei 2017……………………………….....………......………...61

31 Mei 2017………………………………….....……......………...62

3
Kutipan Ceramah Master Chin Kung Juni 2017……...........……....64

01 Juni 2017......................................................................................65

02 Juni 2017......................................................................................71

03 Juni 2017......................................................................................78

04 Juni 2017......................................................................................89

16 Juni 2017......................................................................................96

17 Juni 2017....................................................................................100

18 Juni 2017....................................................................................102

20 Juni 2017....................................................................................105

22 Juni 2017....................................................................................109

23 Juni 2017....................................................................................111

27 Juni 2017....................................................................................113

29 Juni 2017...................................................................................115

30 Juni 2017....................................................................................117

Kutipan Ceramah Master Chin Kung Juli 2017…..........………....119

01 Juli 2017.....................................................................................120

02 Juli 2017.....................................................................................124

4
15 Juli 2017.....................................................................................126

Artikel Pelengkap........................................................................... 130

Kaisar Zhou Zhao-wang.................................................................131

Puteri Wencheng.............................................................................135

Daftar Pustaka…………………...........…...…………………….. 141

Gatha Pelimpahan Jasa…………..........………………………… 142

5
6
12 MEI 2017

enurut catatan orang barat, Buddha Sakyamuni memasuki


Parinirvana sudah lebih dari 2500 tahun yang silam, tetapi menurut
catatan orang Tiongkok adalah lebih dari 3000 tahun lamanya,
sumber mana yang lebih layak dipercaya?

Upasaka Huang Nian-zu mengungkapkan pada kita, tentu saja


catatan orang jaman dulu lebih bisa diandalkan. Oleh karena Ajaran
Buddha tersebar hingga ke Negeri Tirai Bambu adalah pada masa
Dinasti Han, belum lama setelah Sang Buddha memasuki
Parinirvana, bila dihitung adalah tepat adanya.

Orang barat menghitungnya sebagai 2500 sekian tahun, dihitung


sejak Sang Buddha memasuki Parinirvana, setiap tahun ditandai satu
poin, jadi poin-poin inilah yang dihitung, ada sekitar lebih dari 2500
poin banyaknya.

Sedangkan perhitungan yang dilakukan orang Tiongkok adalah


diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, makanya
Upasaka Huang bilang ini lebih bisa diandalkan, oleh karena India

7
pernah dijajah negara asing, jadi apakah poin-poin itu ada ditandai
setiap tahunnya? Jadi tidak bisa diandalkan.

Maka itu para praktisi senior Tiongkok, sejak dulu hingga sekarang,
termasuk para anggota Sangha senior generasi sebelumnya,
contohnya Master Xuyun, Master Dixian, mereka menggunakan
perhitungan 3000 sekian tahun.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 Mei 2017

ari 84 ribu pintu Dharma, pintu Dharma manapun juga tidak


ada kepastian atau jaminannya, satu-satunya hanya Pintu Dharma
Pelafalan Amituofo, dimana kita bisa memiliki kepastian.

Syaratnya cukup gampang, yakni keyakinan benar, benar-benar


yakin adanya Alam Sukhavati, benar-benar yakin di Alam Sukhavati
ada Buddha Amitabha, benar-benar yakin Buddha Amitabha
mengikrarkan 48 tekad agung untuk menyelamatkan semua makhluk,
kalimat “semua makhluk” di sini, tentunya termasuk diriku di
dalamnya.

8
Asalkan kita mampu membangkitkan keyakinan, lalu bertekad
terlahir ke Alam Sukhavati, saya berkenan terlahir ke Alam
Sukhavati. Dengan memenuhi syarat yakin dan bertekad, lalu
ditambah dengan melafal Amituofo, maka lengkaplah sudah.

Melafal Amituofo juga tidak ditargetkan harus berapa kali


banyaknya. Master Ouyi mengatakan bahwa berhasil atau tidaknya
seseorang terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada
atau tidaknya keyakinan dan tekad yang dimiliki. Jadi asalkan anda
memiliki keyakinan benar dan tekad menyeluruh, maka pasti terlahir
ke Alam Sukhavati, tidak perlu diragukan sama sekali.

Sedangkan berapa kali anda melafal Amituofo, ini disebut sebagai


ketrampilan, yang menentukan tingkatan kelahiran yang dicapai.
Apabila anda tidak mempersoalkan tingkatan-tingkatan tersebut,
asalkan yakin dan bertekad, maka walaupun cuma melafal satu kali
saja, atau sepuluh kali saja, juga bisa berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati, “Sutra Usia Tanpa Batas” dapat menjadi bukti bagi kita.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 Mei 2017

elain memberi manfaat bagi diri sendiri, juga mesti memberi


manfaat bagi orang lain, tetapi yang perlu diingat adalah Buddha
hanya menyelamatkan orang yang berjodoh, kita memperkenalkan
9
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo kepada orang lain,
memperkenalkan Sutra Usia Tanpa Batas kepada orang lain, apabila
dia mau menerima dan mengamalkannya, membangkitkan keyakinan
dan tekad melafal Amituofo sehingga terlahir ke Alam Sukhavati
mencapai KeBuddhaan, siapa yang berjasa menyelamatkan dirinya?

Jelas Andalah orangnya! Jasa kebajikan ini sungguh besar, sungguh


besar sekali! Apakah dengan demikian, anda masih belum punya
jaminan dapat terlahir ke Alam Sukhavati? Tentu saja sudah punya
garansi.

Mengapa demikian? Oleh karena dia akan membalas budimu, saat


anda menjelang ajal, dia akan mengikuti Buddha Amitabha datang
menjemputmu. Dia akan bilang ke Buddha Amitabha, hari ini saya
bisa berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, semua ini berkat jasanya
lho, dia yang memperkenalkan Pintu Dharma ini padaku, barulah
saya dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Dari sini dapat diketahui bahwa, dari seorang praktisi beralih


menjadi pengajar, merupakan jasa kebajikan yang tak terhingga dan
tanpa batas. Maka itu janganlah pelit Dharma, diri sendiri belajar
Pintu Dharma ini, tapi tidak sudi menyampaikan-nya pada orang lain.

Dengan memperkenalkan Pintu Dharma yang terunggul ini kepada


insan lainnya, dia dapat meraih keberhasilan, maka saya pun punya
jaminan. Membantu orang lain melafal Amituofo terlahir ke Alam
Sukhavati, kian banyak jumlahnya kian bagus, inilah yang disebut
memberi manfaat bagi makhluk lainnya.
10
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 Mei 2017

i dalam “Dharma Empat Penuntun (Catvari samgraha-


vastuni)”, butir pertamanya adalah berdana. Dari tiga jenis dana
yakni Amisa Dana (dana materi), Dharma Dana dan Abhaya Dana
(menghilangkan ketakutan di hati para makhluk), yang paling
penting adalah Dharma Dana.

Butir yang kedua adalah tutur kata yang ramah, yakni memberi
perhatian dengan tulus, membantunya menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan.

Butir yang ketiga adalah memberi manfaat, yakni setiap tindakan


kita dapat memberi manfaat bagi makhluk lainnya.

Butir keempat adalah minat yang sama, yakni karir kita bersama,
bidang manakah itu? Menyebarluaskan Ajaran Buddha, mengajari
para makhluk bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati, bersua
dengan Buddha Amitabha.

Setelah sampai di Alam Sukhavati dan bersua dengan Buddha


Amitabha, Buddha Amitabha adalah Guru kita, di dalam Persamuan
Dharma Guru, kita pasti mencapai KeBuddhaan, jasa kebajikan kita
jadi sempurna.

11
Kesempurnaan bukanlah bisa diperoleh di alam saha ini, oleh karena
di alam saha sungguh menderita, rintangan juga banyak, tidak
gampang, lain halnya setelah sampai di Alam Sukhavati, usia kita
tanpa batas, cepat atau lambat pasti mencapai kesempurnaan, begini
barulah betul.

Semoga praktisi sekalian janganlah sampai melepaskan kesempatan


berharga ini, begini barulah disebut menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 Mei 2017

Penjelasan “Dharma Empat Penuntun” dapat dibaca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2014/04/catvari-samgraha-
vastuni.html

12
13 MEI 2017

da seorang praktisi bertanya padaku, entah mengapa


saya tidak sanggup membangkitkan keyakinan? Ini dikarenakan
masih mendambakan dunia ini, sejak kalpa tanpa awal hingga hari
ini, akar kemelekatan ini sudah tertanam dengan begitu kokoh, jadi
tidak gampang, setiap kelahiran demi kelahiran sudah tercemar
dengan berbagai tabiat buruk.

Tidak ada yang memberitahu kita tentang hal ini, hanya Buddha
Sakyamuni yang memberitahukan pada kita. Sang Buddha
mengatakannya dengan sangat jelas, dunia ini adalah khayalan semu.
Kita tidak tahu maka disebut tersesat, ini disebut sebagai Moha
(kebodohan), menganggap yang semu sebagai nyata adanya.

Mengapa dunia ini dikatakan sebagai khayalan semu? Oleh karena


segala sesuatu muncul, berlangsung dan lenyap. Segala yang muncul
pasti akan lenyap, maka itu bukanlah nyata adanya, bukanlah yang
sejati.

13
Yang sejati itu adalah yang tidak muncul dan tidak lenyap. Apakah
di dalam diri kita bisa ditemukan? Tentu saja bisa ditemukan, yang
sejak semula tidak muncul dan tidak lenyap. Namun sayangnya kita
malah mengabaikan jiwa sejati, yang tidak muncul dan tidak lenyap,
sebaliknya kita malah begitu serius terhadap apa yang tidak kekal ini,
yang muncul, berlangsung dan lenyap.

Maka itu di dalam sutra disebutkan bahwa segala sesuatu muncul


dari hati dan pikiran. Bahkan ketika Sesepuh ke-6 Aliran Dhyana,
Master Huineng, ketika mencapai pencerahan, mengucapkan empat
butir kesimpulan, dimana salah satunya berbunyi : “Ternyata jiwa
sejati dapat memunculkan segalanya”, alam semesta ini, dunia ini,
yang berjarak dekat dengan kita yakni Galaksi Bima Sakti, yang
berjarak jauh dengan kita, semesta alam yang tak terbilang nun jauh
di sana, yang tanpa batas.

Baik yang besarnya sebesar galaksi maupun yang kecilnya sekecil


atom, juga tidak boleh melekat padanya. Apakah ada rupa besar
maupun kecil? Tidak ada. Mengapa dikatakan tidak ada? Oleh
karena rupa itu adalah semu, yang besar itu adalah palsu, yang kecil
juga adalah palsu, jadi besar maupun kecil tidak boleh melekat
padanya, tidak boleh ditaruh di hati, bila melekat dan ditaruh di hati,
maka jadi tersesat.

Lantas kita bertanya, ada berapa orang yang telah melepaskan


kemelekatan? Yang tidak menaruhnya di hati lagi?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2017


14
epanjang hidupnya, Konfusius tidak memiliki kedudukan yang
tinggi, juga tidak punya kekayaan, apa yang dimilikinya?
Kebahagiaan.

Insan yang tercerahkan, insan suci dan bijak, yang mereka kejar
adalah kebahagiaan, takkan mengejar ketenaran dan keuntungan,
juga takkan mengejar harta dan benda berharga di dunia ini, mereka
juga takkan menghendakinya. Lantas apa yang dikehendakinya?
Yakni kesehatan dan kebahagiaan.

Siapa yang memiliki kesehatan dan kebahagiaan itu? Bodhisattva,


insan yang tercerahkan, sedangkan orang yang tersesat takkan
memilikinya. Meskipun di dalam jiwa sejati itu ada, namun bagi
orang yang tersesat malah tidak mengetahuinya, sudah
melupakannya, tidak menemukannya kembali, makin tersesat makin
mendalam.

Insan yang tercerahkan menemukannya kembali, ternyata ada di


dalam hati sendiri. Hati ini adalah hati yang sesungguhnya, bukanlah
hati khayal. Setiap hati yang penuh dengan bentuk-bentuk pikiran
yang bermunculan, inilah yang disebut hati khayal. Sedangkan hati
sejati itu tidak muncul dan tidak lenyap, hati sejati selamanya takkan
tercemar oleh klesa (kekotoran batin).

15
Master Huineng ketika mencapai pencerahan, apa itu pencerahan?
Yakni menemukan kembali hati sejatinya. Buddha dan Bodhisattva
menggunakan hati sejati dan tidak menggunakan hati khayal.
Bagaimana yang disebut sebagai hati sejati?

Yakni yang pertama adalah suci, “Ternyata jiwa sejati itu pada
mulanya adalah suci”. Yang kedua adalah tidak muncul dan tidak
lenyap. Hati khayal adalah muncul dan lenyap, hati khayal adalah
bentuk-bentuk pikiran, butir pertama baru saja lenyap, butir kedua
sudah bermunculan, satu persatu saling sambung menyambung.
Berapa kecepatannya? Buddha Sakyamuni membabarkannya pada
kita, dalam satu petikan jari ada 320 triliun butir bentuk pikiran.

Maka itu bentuk pikiran itu adalah semu, namun justru kita tidak
melihatnya sebagai palsu. Dari mana asal usulnya? Yakni dari
khayalan yang muncul dari hati sejati yang tersesat. Makin tersesat
makin mendalam, masalah pun bermunculan, makin sesat makin
mendalam hingga jatuh ke Neraka, Alam Setan Kelaparan, Alam
Binatang, makin ke atas maka mencapai Alam Manusia, lebih ke
atas lagi, Alam Surga, penghuni Alam Surga masih juga tersesat,
belum keluar dari lingkaran tumimbal lahir, meskipun bisa mencapai
tingkatan tertinggi dari 31 alam kehidupan yakni Neva-sanna-na-
sanna-yatana, masih juga sesat dan belum tercerahkan. Ini sungguh
merepotkan! Siapa yang tahu hal ini? Insan yang tercerahkan
mengetahuinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2017


16
nsan yang tercerahkan, kita mengatakannya sebagai yang telah
menemukan kembali jiwa sejati-nya, jiwa sejati sempurna akan
segala kemampuan, salah satunya adalah Maitri Karuna. Maitri
Karuna itu apa? Kasih sayang, tapi ini bukanlah cinta individu,
namun cinta universal, cinta yang takkan berubah kadarnya.

Cinta yang dimiliki manusia di dunia ini, berasal dari hati khayal,
hati khayal itu berubah setiap saat, hari ini bilang mencintaimu,
esoknya sudah berubah, bukan saja sudah tak cinta lagi, bahkan
muncul kebencian.

Ambil saja satu contoh, kasih sayang antara ayah dan putranya,
waktu si anak masih kecil, lihatlah betapa ayahbunda-nya begitu
mengasihinya, demikian pula si bayi, begitu sepasang matanya mulai
terbuka, lihatlah bagaimana ekspresi wajah mungilnya, begitu
bahagia melihat kehadiran ayahbunda-nya, pada momen beginilah
kita bisa melihat hubungan ayah dan anak, dimana ayah menyayangi
dan ananda berbakti.

Tetapi perlahan ketika si anak menginjak dewasa, ayahbunda mulai


menua, hubungan kasih sayang ini juga ikut memudar. Hati sejati
yang menyayangi ayahbunda itu, ketika usia bayi masih bisa terlihat,
dimana hati sejati atau hati murni ini takkan bercampur atau

17
terselubung niat lainnya, yakni takkan ada pikiran membeda-
bedakan dan melekat, ini adalah nyata dan tidak semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2017

ita mesti mengamati dengan seksama, apa yang


dikatakan oleh Buddha dan Bodhisattva ada di depan mata, asalkan
anda mengamati dengan seksama, ketika enam indria (mata, telinga,
hidung, lidah, tubuh dan pikiran) melakukan kontak dengan enam
objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran),
maka anda akan menemukannya, barulah anda salut dengan
kebijaksanaan yang dimiliki Buddha.

Setelah anda menemukan dan menyadarinya, anda jadi jelas dan


mengerti, lantas bagaimana sikap yang semestinya? Takkan timbul
niat pikiran, mata melihat rupa, telinga mendengar suara, hidung
mencium bau, lidah mencicipi rasa, enam indria melakukan kontak
dengan enam objek, takkan timbul niat pikiran, semuanya dimengerti
dengan jelas namun takkan ditaruh di hati.

Tidak timbul niat pikiran adalah nyata, timbul niat pikiran adalah
semu. Tidak timbul niat pikiran adalah hati sejati, timbul niat pikiran
18
adalah hati khayal. Yang menggunakan hati khayal adalah orang
awam, yang menggunakan hati sejati adalah Buddha dan Bodhisattva.

Ajaran yang dibabarkan Buddha adalah ibarat harta karun. Kita


harus menerima dan mengamalkannya. Sang Buddha tidak mungkin
bisa menyerahkan pencerahanNya kepada kita, Beliau tidak dapat
melakukannya, andaikata dapat melakukannya, maka kita tidak perlu
bersusah payah melatih diri lagi, juga tidak perlu belajar lagi.
Buddha dan Bodhisattva Maha Maitri Maha Karuna, namun juga
tidak bisa menyerahkan Maitri Karuna-Nya kepada kita, jadi tidak
bisa dipindahtangan-kan.

Yang tersesat adalah dirimu sendiri, yang mencapai pencerahan juga


adalah dirimu sendiri, ini adalah kebenaran yang tidak bisa diubah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2017

aya selalu menasehati praktisi sekalian, ketika mata


melihat rupa, telinga mendengar suara, hidung mencium bau, di
dalam kehidupan keseharian, ketika 6 indria (mata, telinga, hidung,
lidah, jasmani dan pikiran) melakukan kontak dengan 6 objek (rupa,

19
suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), bagaimana
seharusnya?

Melihat dengan sadar, mendengar dengan sadar, segala sesuatu


ditanggapi dengan jelas, memahaminya, namun tidak menaruhnya di
hati. Segala sesuatu dimengerti dengan jelas, namun takkan
menaruhnya di hati, ini sangat penting.

Apabila anda menaruhnya di hati, ini sudah salah, mengapa


demikian? Di dalam hati sejati, tidak ada semua ini, baik dan buruk
juga tidak ada. Hati khayal ada baik dan jahat. Maka itu kita
menggunakan hati yang sesungguhnya, belajar menggunakan hati
sejati, di dalam hati sejati tidak ada baik dan buruk, segalanya adalah
setara.

Tidak menaruhnya di dalam hati, maka hatimu akan bebas dan


bahagia, sebaliknya bila menaruhnya di dalam hati, maka hati jadi
memikul beban, hati yang ada ganjalannya adalah hati khayal,
bukanlah hati sejati.

Bagaimana caranya menyingkirkan hati khayal tersebut, sehingga


perlahan hati sejati dapat muncul ke permukaan? Yakni ketika 6
indria melakukan kontak dengan 6 objek, segalanya dimengerti
dengan jelas, namun takkan taruh di hati.

20
Mengenai hati ini, Master Huineng berkata, hati sejati itu pada
mulanya adalah suci. Bila anda menaruhnya di dalam hati, maka hati
jadi tercemar, padahal mulanya tidak ada sesuatu apapun, tetapi
sekarang anda menaruh kebajikan di dalamnya, maka hatipun jadi
tercemar, anda menaruh hal buruk di dalamnya, hatipun ikut
tercemar, bahkan sampai anda menaruh Buddha di dalamnya,
hatipun jadi tercemar.

Ini adalah menuruti ajaran Dhyana (Zen), lain halnya dengan Ajaran
Sukhavati, dimana kita mesti menaruh Buddha Amitabha di dalam
hati, oleh karena kita ingin terlahir ke Alam Sukhavati.

Untuk terlahir ke Alam Sukhavati, syarat yang diperlukan adalah


yakin, bertekad dan melafal Amituofo, begitu gampangnya, ini
adalah upaya kausalya dalam Aliran Sukhavati. Sebelum sampai di
Alam Sukhavati, kita tidak boleh melepaskan kemelekatan pada
Buddha Amitabha, maka itu siang malam 24 jam, setiap saat setiap
butir niat pikiran yang muncul adalah Amituofo, begini barulah betul.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2017

21
14 MEI 2017

i dalam Ajaran Buddha tidak ada kepercayaan takhayul,


Buddha, Bodhisattva, Arahat bukanlah Dewa, tidak ada sangkut
paut-nya dengan Dewa. Kita mesti jelas akan hal ini, barulah takkan
salah langkah. Orang yang salah jalan itu banyak sekali, ada pula
yang sudah belasan tahun atau 20 sekian tahun mengikutiku, ada
yang bilang padaku, sekarang dia sudah memeluk Aliran Tao, sudah
berganti keyakinannya. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Di dalam Buddha Dharma, ini disebut sebagai tidak punya akar


kebajikan. Maka itu akar kebajikan itu mesti dihargai sebaik-baiknya,
kebajikan itu harus punya akar, barulah takkan goyah; kalau tidak
punya akar kebajikan, meskipun sudah belajar belasan tahun, 20
sekian tahun, tetapi belajarnya cuma ecek-ecek saja, bukan benar-
benar belajarnya, tidak tercerahkan, belum melepaskan ketenaran
dan keuntungan, tidak sanggup menahan daya pikat lingkungan luar.

Harta kekayaan, rupa, ketenaran, makanan dan tidur, Buddha


menyebutnya sebagai lima akar Neraka, hal ini bukanlah semu. Apa
yang dimaksud dengan melatih diri? Melatih diri adalah
mengajarimu mengenali dengan jelas terhadap lingkungan luar.
Ketika 6 indria (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran)
melakukan kontak dengan 6 objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
22
sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran), ketika mata melihat rupa,
telinga mendengar suara, hidung mencium bau-bauan, lidah
mengecap rasa, 6 indria melakukan kontak dengan 6 objek, semua
ini disadari dan dimengerti dengan jelas namun takkan ditaruh di hati,
ini disebut sebagai kebijaksanaan.

Buddha membabarkan bahwa bukan saja 6 objek yang semu, bahkan


6 indria juga semu, bukan nyata adanya, maka itu mengajari kita
supaya melepaskan kemelekatan. Dengan melepaskan kemelekatan,
barulah hati sejati akan muncul ke permukaan, setelah khayalan
dilenyapkan, barulah yang sejati akan muncul.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Mei 2017

adirin sekalian tentunya mengenal Master Huineng (guru


sesepuh Aliran Zen ke-6), Sesepuh ke-6 Aliran Dhyana ini hidup
pada masa Dinasti Tang, tidak mengenal aksara, tidak pernah
bersekolah, orang desa, mencari kayu di hutan lalu menjualnya untuk
menafkahi keluarga, kehidupannya serba susah. Pekerjaan seperti ini
masih ada sebelum pecahnya perang melawan penjajahan, setelah itu
sudah tidak ada lagi yang menggeluti bidang pekerjaan sedemikian
rupa, apalagi jaman sekarang ini, bahkan desa petani saja sudah
dialiri listrik, mana ada orang yang memakai kayu bakar lagi.

23
Suatu hari Huineng mendengar ada orang yang membaca Sutra Intan,
waktu itu dia baru saja selesai menjual kayu bakar dan bermaksud
membeli makanan untuk dibawa pulang. Tanpa sengaja mendengar
ada orang membaca Sutra Intan, semakin mendengar semakin
terkesan, setelah praktisi itu selesai membaca sutra, Huineng
bertanya padanya, sutra apa yang anda bacakan tadi?

Praktisi itu melihat sosok Huineng meskipun seorang penjual kayu


bakar, namun begitu mendengar Ajaran Mahayana, langsung tertarik
dan paham, hal ini membuat si praktisi jadi tercengang, dia berpikir
bahwa Huineng adalah insan berbakat, harus mengerahkan segenap
kemampuan untuk mendukungnya, sehingga menasehati Huineng
pergi ke Vihara Huangmei untuk belajar pada Sesepuh ke-5, Master
Hongren.

Tetapi Huineng terpikir akan ibunda-nya seorang diri di rumah, siapa


yang mencari nafkah, praktisi ini kemudian memberinya sejumlah
uang supaya ibunda-nya bisa hidup mandiri, selain itu praktisi ini
juga menjaga ibunda-nya. Dengan demikian barulah Huineng bisa
dengan tenang pergi meninggalkan keduniawian.

Huineng sampai di Vihara Huangmei, di sana dia tinggal selama 8


bulan, itu adalah vihara yang diketuai Sesepuh ke-5. Huineng tidak
pernah memasuki ruang ceramah maupun ruang meditasi.

Pertama kali Huineng menginjakkan kaki di Vihara Huangmei, dia


bertemu dengan Sesepuh ke-5, percakapan mereka tidak panjang, di
dalam “Sutra Altar” ada tercatat, hanya tanya jawab yang singkat,
24
lalu menempatkannya di ruang dapur dan ditugaskan menumbuk
padi dan membelah kayu bakar. Berapa lama Huineng menetap di
sana? 8 bulan.

Selama 8 bulan dia cuma pernah bertemu Sesepuh ke-5 sebanyak


tiga kali saja, kemudian Sesepuh ke-5 mewariskan jubah dan patra
kepadanya. Dalam pandangan sebagian besar penghuni vihara,
Huineng itu bukan siapa-siapa, kenapa malah begitu mudah dan
gampangnya bisa memperoleh warisan jubah dan patra Sesepuh ke-5?
Apa mungkin Sesepuh ke-5 sudah pikun atau malah dikelabuinya?
Maka itu keesokan harinya, beramai-ramai melakukan melakukan
pengejaran ke seluruh pelosok, hendak merebut kembali jubah dan
patra tersebut.

Sesungguhnya Huineng memang telah mencapai pencerahan dan


merupakan Sesepuh ke-6 yang sah. Dibawah bimbingan Sesepuh ke-
5 selama 8 bulan lamanya, dia masih belum tercerahkan, kekotoran
batin dan tabiatnya belum dibersihkan secara menyeluruh, maka itu
Sesepuh ke-5 membiarkannya melatih diri di sana selama 8 bulan,
akhirnya meraih keberhasilan.

Begitu waktunya tiba, Sesepuh ke-5 mengumumkan niatnya mencari


pewaris, menyuruh setiap muridnya menulis sebait gatha. Shenxiu
menulis sebait gatha : “Tubuh adalah Pohon Bodhi, hati laksana
cermin terang berbingkai, setiap saat rajin menyekanya, jangan
sampai dikotori debu”.

25
Shenxiu merupakan murid paling senior, di hati setiap orang, telah
memperkirakan bahwa begitu Sesepuh ke-5 wafat, penerusnya pasti
adalah Shenxiu, Shenxiu pasti menjadi Sesepuh ke-6. Tetapi siapa
yang menduga takdir berkata lain, jubah dan patra malah diambil
oleh orang yang tiada hubungannya.

Shenxiu ikhlas dan mengaku kalah, dia jelas bahwa kemampuannya


tak sebanding dengan Huineng, mengetahui bahwa Huineng telah
mencapai pencerahan, selain itu Huineng juga memiliki etika moral
yang tinggi.

Setelah mencapai pencerahan, baik Dharma duniawi maupun


Dharma non duniawi, semuanya ini dapat dipahami dengan bebas
tanpa rintangan, anda tanya apa saja, dia mampu menjawabnya.

Huineng bersembunyi selama 15 tahun di dalam kelompok pemburu,


sampai akhirnya orang-orang yang mengejarnya sudah melupakan
peristiwa masa silam, barulah dia keluar dan muncul di depan umum,
kemudian khalayak ramai barulah mengetahui bahwa Huineng telah
mencapai pencerahan.

Ini adalah sebuah perumpamaan, hanya setelah mencapai pencerahan,


menemukan kembali jiwa sejati, barulah dapat menceramahkan
Dharma.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Mei 2017


26
liran Zen atau Aliran Dhyana diperuntukkan untuk
praktisi yang memiliki kebijaksanaan yang tinggi, kalau bukan
serupa dengan Sesepuh ke-6, Master Huineng, maka takkan punya
kesempatan untuk memasuki pintu Dharma ini.

Sebagian praktisi akan terlebih dulu duduk di bangku Sekolah Dasar,


Sekolah Menengah, Universitas dan S2. Demikian pula dengan
Ajaran Buddha, melatih diri secara bertahap, sedikitpun bukan semu.

Setelah Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, siswa-siswaNya


menuju ke berbagai penjuru untuk menyebarluaskan Buddha
Dharma, masing-masing mendirikan aliran tersendiri, seperti di
Tiongkok ada berdiri 10 aliran. Bila ditinjau dari silsilah, semua
aliran ini cuma punya satu Guru Sesepuh yakni Buddha Sakyamuni.

Aliran yang berasal dari India masuk ke Tiongkok adalah Aliran


Dhyana, Aliran Satyasiddhi, Aliran Vinaya dan sebagainya.
Sedangkan yang berdiri di Tiongkok adalah Aliran Tiantai dengan
sutra pegangannya adalah Sutra Lotus, Aliran Xianshou dengan sutra
pegangannya adalah Avatamsaka Sutra, aliran-aliran ini didirikan
oleh para guru sesepuh Tiongkok.

27
Sampai pada masa kejayaan Dinasti Sui (581-617) dan Dinasti Tang
(618-907), Agama Buddha menciptakan kehidupan masyarakat yang
harmonis,

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Mei 2017

jaran yang tercantum di dalam Sutra Usia Tanpa Batas


ini bagus! Setelah membaca isi sutra, kita dapat mengetahui bahwa
di tempat mana Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma, hati
penduduk di sana berubah jadi baik, oleh karena hati manusia
berubah maka lingkungan hunian juga ikut berubah, kebenaran ini
sangat mendalam, di dalam sutra Mahayana banyak disinggung
tentang hal ini, lingkungan berubah menuruti perubahan hati.

Perubahan ini meliputi yang pertama adalah jiwa raga kita, andaikata
hati berubah jadi baik, maka jasmani dan rohani akan sehat,
lingkungan hunian juga jadi baik. Seorang kalyanamitra sejati, insan
yang sangat baik, lingkungan huniannya, apabila saat permulaan
fengshui-nya tidak bagus, tetapi oleh karena hati dan perbuatannya
baik, setelah menghuni selama tiga tahun, maka dengan sendirinya
lingkungan sekitar tempat huniannya, gunung, sungai dan daratan
juga akan berubah jadi baik, fengshui-nya jadi bagus.
28
Maka itu orang tempo dulu bilang, semua tempat yang fengshui-nya
bagus, sejak awal sudah dikuasai oleh para Bhiksu, seolah-olah
menganggap bahwa para praktisi adalah ahli fengshui, sesungguhnya
bukanlah demikian. Asalkan hati baik, tutur kata baik, perbuatan
baik, maka tidak ada yang buruk, dia menetap di tempat tersebut
selama tiga tahun, maka fengshui-nya akan berubah jadi baik.
Lingkungan berubah menuruti perubahan hati, demikian pula dengan
keadaan masyarakat, negara dan dunia.

Hari ini kondisi masyarakat begitu kacau, apa sebabnya? Apabila


anda membaca buku insan suci dan bijak, buku Ajaran Buddha,
maka jawabannya adalah mudah. Apa alasannya? Hati manusia
sudah jahat. Lobha, dosa dan moha, orang sekarang niatnya
sedemikian rupa, hatinya serakah, angkuh, curiga, dungu.

Maka itu dalam berpikir, berkata dan bertindak, manusia dituntun


oleh hati sedemikian rupa, lobha, dosa dan moha merupakan pemberi
perintah. Ucapan tidak baik, perbuatan tidak baik, lingkungan hunian
juga jadi tidak baik, bencana dan musibah menyerang bertubi-tubi.
Ditambah dengan perseteruan antar manusia, menuju pada pecahnya
peperangan, malapetaka manusia. Bencana alam, krisis kemanusiaan,
kini di dunia ini, isu begini tidak pernah berhenti, bayangkan, betapa
mengerikan.

Lantas apakah ada solusinya? Dengan Ajaran Buddha. Mengapa


demikian? Oleh karena Ajaran Buddha mencakup 4 jenis pendidikan,
yaitu : yang pertama, pendidikan etika; yang kedua, pendidikan
29
moralitas; pendidikan Hukum Karma; yang keempat, pendidikan
insan suci dan bijak.

Dalam satu kehidupan ini, apabila pelatihan dirimu berhasil, maka


anda telah melampaui enam alam tumimbal lahir, selanjutnya takkan
mengalami penderitaan lagi.

Ajaran Buddha bertujuan keluar dari enam alam tumimbal lahir,


sedangkan Ajaran Konfusius dan Ajaran Tao tujuannya adalah Surga,
Alam Surga berada di Kamaloka, jadi masih belum keluar dari
Triloka (Kamaloka, Rupaloka, Arupaloka), belum memutuskan
lingkaran enam alam tumimbal lahir.

Inilah Ajaran Buddha, kita harus mengenalinya dengan jelas, barulah


bisa serius mempelajarinya. Kita belajar karena sudah tahu tujuannya,
arah yang hendak dicapai, semoga dalam kelahiran ini juga kita
berhasil mengakhiri samsara dan keluar dari Triloka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Mei 2017

30
alam era sekarang ini, yang paling penting adalah
pelatihan diri sendiri bisa berhasil, namun di sisi lainnya juga mesti
membantu insan lainnya, mengapa demikian? Membantu orang lain
adalah membalas budi Buddha, membalas budi guru. Dari mana saya
tahu akan hal ini? Sang Buddha membabarkannya di dalam sutra,
saya membaca dan mengetahuinya dari sutra.

Sutra Usia Tanpa Batas merupakan warisan Buddha Sakyamuni,


diwariskan dari generasi demi generasi, akhirnya sampai di tangan
guruku, Upasaka Li Bing-nan, kemudian dari beliau diwariskan pada
diriku. Apabila saya tidak menyebarluaskan sutra ini, maka saya
amat bersalah pada guruku, maka itu memberi ceramah Dharma
adalah membalas budi Buddha, membalas budi guru.

Untuk membalas budi mesti mengerahkan segenap kemampuan,


menwujudkan-nya dengan sempurna, begini barulah betul. Maka itu
hendaknya benar-benar membangkitkan niat, begitu tekad ini
diikrarkan, jasa kebajikan menjadi tak terhingga. Namun tentunya
juga harus serius mengamalkannya, kalau cuma berikrar tanpa
pelaksanaan, maka lama kelamaan hatipun jadi mundur, jasa
kebajikan pun sirna.

Asalkan hati kita tidak mundur, senantiasa giat berusaha


mengamalkannya, maka pasti ada mukjizat-nya, akan ada
perlindungan dari Triratna. Sesusah apapun kehidupan yang kita
jalani, asalkan bisa melewati hari demi hari, maka begini sudah
31
cukup. Hidup ini susah sedikit juga ada sisi bagusnya, meningkatkan
mawas diri, oleh karena tanpa mawas diri, maka mudah mengalami
kemerosotan batin, gampang malas, sehingga dalam satu kehidupan
ini tidak berhasil, sia-sia saja bersua dengan Ajaran Mahayana,
sungguh disayangkan.

Buddha Dharma Mahayana dibabarkan langsung oleh Buddha


Sakyamuni, bila dibentangkan maka terdiri atas banyak Pintu
Dharma, sebanyak 84 ribu metode pelatihan diri, namun dalam
memilih Pintu Dharma, mesti dilakukan dengan seksama, apabila
metode tersebut tidak cocok dengan kemampuan kita, maka capek-
capek berupaya tapi tak kunjung berhasil.

Maka itu dalam memilih Pintu Dharma, mesti berpikir secara


seksama, metode mana yang harus kupilih agar bisa berhasil, Pintu
Dharma mana yang saya sendiri saja tidak yakin bisa berhasil, jadi
harus disesuaikan dengan kemampuan supaya dalam satu kehidupan
ini juga memiliki kepastian untuk mengakhiri samsara dan keluar
dari Triloka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Mei 2017

32
16 MEI 2017

i dalam Buddha Dharma dikatakan dengan jelas,


jaman sekarang bila ingin melatih diri merupakan hal yang sulit!
Tidak ada kalyanamitra sejati yang datang membimbing. Yang
diwariskan kalyanamitra di dunia ini kebanyakan adalah karya tulis,
ini sangat bagus.

Menurut orang Tiongkok, satu periode dihitung 60 tahun, bila kita


bandingkan periode sekarang dengan sebelumnya, maka sekarang
makin mengalami kemerosotan, serupa dengan yang disebutkan di
dalam sutra.

Buddha Sakyamuni menasehati kita, semoga kita dapat mewarisi dan


menyebarluaskannya, apa yang kita pelajari dari generasi
sebelumnya, giat dan tekun melatih diri.

33
Praktisi yang belajar ajaran sutra itu masih ada beberapa orang,
tetapi yang melatih diri sesuai dengan Dharma, sudah tidak banyak
lagi, tak sebanding dengan generasi sebelumnya.

Mengapa dikatakan orang yang melatih diri sesuai dengan Dharma,


jumlahnya sudah tidak banyak lagi? Lingkungan merupakan alasan
utama. Kita tahu bahwa vihara itu semestinya dijaga keheningannya.
Sekarang populasi penduduk kian bertambah, sementara itu luas
bumi tidak bertambah.

Pendidikan etika moral sudah diabaikan, kemajuan teknologi telah


membawa masyarakat timbul keraguan pada agama, sehingga sulit
memasuki Pintu (Dharma). Sedangkan yang berhasil memasuki
Pintu, 2-3 bulan kemudian tidak tampak lagi batang hidungnya,
sudah mundur hatinya.

Alasan begini tidak sulit kita pahami, lingkungan hunian kita yakni
Planet Bumi ini terus mengalami perubahan, klesa (kekotoran batin)
manusia bertambah berkali lipat, serupa dengan apa yang tercantum
di dalam sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2017

34
ama “Pure Land Learning Society”, merupakan
gagasan dari Upasaka Xia Lian-ju. Tempo dulu ketika saya berada di
Amerika, Upasaka Huang Nian-zu memberiku sebuah misi, yakni
waktu saya memberi ceramah di luar negeri, maka saya akan
menasehati sahabat-sahabat Dharma di berbagai belahan dunia
supaya mendirikan “Pure Land Learning Society”.

Maka itu sekarang di Malaysia saja, sudah ada sekitar seratus sekian
unit “Pure Land Learning Society”, merupakan yang terbanyak di
dunia. Tempo dulu ketika saya berada di Amerika, “Pure Land
Learning Society” yang berdiri ada sekitar 30 sekian unit, tetapi
sejak saya meninggalkan Amerika hingga sekarang sudah bertahun-
tahun lamanya, “Pure Land Learning Society” di sana, bukan saja
tidak berkembang, bahkan mengalami kemunduran. Sekarang
mungkin masih tersisa belasan unit.

Apa sebabnya? Tidak ada orang yang mengajar di sana. Makanya hal
ini memaksa kami menggunakan siaran televisi satelit, jaringan
internet, bila tidak menggunakan media ini, maka tidak ada lagi cara
lainnya. Selain itu, kami juga mencetak buku sutra,
menyebarluaskannya, inilah yang dapat kami lakukan. Seiring
berjalannya waktu, kondisi tubuh kami tahun demi tahun semakin
menua, terutama tiga tahun belakangan ini, jelas terasa.

35
Harapan kami tak lain adalah mempunyai pewaris Dharma. Ketika
Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, siswa-siswaNya
menyebarluaskan Buddha Dharma dari satu generasi ke generasi
selanjutnya, sampai pada diriku ini, tentunya saya berharap
mempunyai sorang murid yang dapat menjadi penerusku.

Apabila tidak berhasil menemukan penerus, maka saya bersalah pada


guruku, bersalah pada Sang Buddha, bersalah pada para praktisi
Aliran Sukhavati. Saya hanya berharap ada orang yang benar-benar
membangkitkan Maha Bodhicitta, menyebarluaskan Buddha Dharma,
memberi manfaat bagi semua makhluk.

Buddha Dharma dan budaya tradisi Tionghoa (pendidikan etika


moral), tidak boleh terputus pada era ini, tidak boleh. Orang yang
meneruskan dan menyebarluaskan adalah orang usia muda,
hendaknya mereka mau mewarisi dan meneruskannya,
memandangnya sebagai bagian dari hidupnya, sebagai satu-satunya
misi datang ke dunia ini.

Untuk apa saya datang ke dunia ini? Saya datang untuk


menyebarluaskan budaya tradisi Tionghoa (pendidikan budi pekerti),
saya datang untuk menyebarluaskan Ajaran Mahayana. Insan yang
membangkitkan niat begini sungguh sulit ditemukan!

Jangan takut kalau tidak ada guru yang datang membimbingmu,


asalkan anda punya niat mulia, Buddha dan Bodhisattva juga akan
menjelma datang membantumu, ini nyata adanya.

36
Apabila anda tidak memiliki pahala, Buddha dan Bodhisattva akan
menganugerahkan pahala padamu; tidak memiliki usia panjang,
Buddha dan Bodhisattva akan membantumu berusia panjang; tidak
punya jalinan jodoh, maka Buddha dan Bodhisattva akan
membantumu berjodoh bertemu dengan kalyanamitra. Benar-benar
membangkitkan niat mulia, maka terjalin dengan Triratna, hal ini
sama sekali tidak semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2017

aik Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi, hendaknya


dilepaskan, demikian pula Buddha Dharma juga hendaknya
dilepaskan, Buddha Dharma ini terlampau banyak alirannya,
kebanyakan belajar malah tidak bisa dicerna, maka itu cukup
memilih satu Pintu Dharma saja.

Saya sendiri setelah memberi ceramah selama 30 sekian tahun,


barulah dapat meyakini Pintu Dharma Pelafalan Amituofo. Barulah
kembali melihat pada diri sendiri, Pintu Dharma mana yang sanggup
saya wujudkan, yang saya yakin pasti bisa berhasil, saya mesti
menggenggamnya erat-erat.

37
Setelah saya mempertimbangkannya, akhirnya saya memilih Pintu
Dharma Tanah Suci ini, saya memiliki keyakinan bahwa saya pasti
berhasil; sedangkan 84 ribu pintu Dharma lainnya adalah sulit, tidak
punya keyakinan dan kepastian untuk bisa berhasil.

Sedangkan Aliran Sukhavati ini, yang syaratnya cuma


membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, saya
sanggup mengamalkannya. Maka itu akhirnya saya menfokuskan
segenap perhatianku pada Aliran Tanah Suci.

Meneladani Bodhisattva Manjusri, meneladani Bodhisattva


Samantabhadra, apabila praktisi sekalian membaca “Avatamsaka
Sutra”, pasti bisa memahami bagaimana cara melatih diri
Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra sehingga bisa
meraih keberhasilan? Yakni dengan cara membangkitkan keyakinan
dan tekad melafal Amituofo.

Setelah membaca sepenggal bait sutra tersebut, saya membulatkan


tekadku, takkan lagi mengulur waktu, kalau menunda-nunda lagi,
kelak hanya bisa kembali berputar di lingkaran enam alam tumimbal
lahir, menerima siksaan yang tak berujung, selama kalpa yang tak
terhingga, tidak tahu kapan barulah bisa keluar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2017

38
17 MEI 2017

uddha Sakyamuni membabarkan “Sutra Usia Tanpa


Batas”, siapakah yang benar-benar memahaminya? Yakni praktisi
yang serupa dengan Bodhisattva Maitreya yang dapat memahaminya.

Kita juga bilang bahwa diri kita ini juga memahami Sutra Usia
Tanpa Batas, tetapi yang sanggup kita pahami sesungguhnya
hanyalah secuil saja. Apa maksudnya? Oleh karena kita tidak
mampu menerapkannya dalam kehidupan keseharian kita.

Andaikata kita ini sudah benar-benar paham, pastinya kita juga akan
menerapkannya dalam kehidupan keseharian, sehingga hidup kita
penuh dengan kebahagiaan Dharma, teori yang kita pelajari kini jadi
berguna.

Namun dalam kenyataannya, kita tidak mampu membangkitkan


perasaan suka cita tersebut, jangankan penuh suka cita, bahkan
semenit saja tidak sanggup merasa bahagia, kehidupan ini masih saja

39
dijalani dengan ganjalan di hati, banyak beban pikiran, setiap hari
masih saja terhanyut dalam kesesatan.

Setelah belajar Ajaran Buddha, tabiat masih saja seperti dulu, hari ini
beginilah adanya, esok hari juga tidak berubah; tahun lalu dan tahun
sekarang masih tetap sama, yakni “aku masih seperti yang dulu”,
takkan berubah sama sekali. Mengapa demikian?

Ini dikarenakan ketrampilan melatih diri tidak efektif. Kenapa tidak


efektif? Sutra tidak dipahami dengan benar. Kalau memang sudah
paham, sudah jelas, maka sudah takkan serupa lagi dengan yang dulu,
dari mana bisa kelihatan? Dari niat pikiran yang muncul, tutur kata
dan tindakannya, dia sudah berubah, hatinya kian hari kian suci,
tahun demi tahun makin jernih pikirannya, k emajuan batinnya k ian
pesat.

Dengan hati yang kian suci ini, pikiran yang makin jernih ini,
barulah muncul perasaan sukacita, hidupnya jadi bahagia.

Masalahnya sekarang adalah kita tidak bisa bahagia, apa sebabnya?


Sudah mendengar ceramah tapi masih juga tidak menyadarinya.
Andaikata dapat menyadarinya maka akan ada secuil perasaan sukacita,
seiring dengan mendalamnya pemahaman anda pada ajaran sutra,
maka perasaan suka cita yang muncul kian hari kian bertambah,
kian hari kian mendalam, inilah manfaat sesungguhnya yang kita
peroleh dari belajar Ajaran Buddha, yakni memperoleh kebahagiaan
Dharma.

40
Terhadap lingkungan kehidupan ini, tiga ribu maha ribu dunia, kian
hari kian memahaminya, kian hari kian merasa muak dan
menjauhinya, mengapa demikian? Oleh karena segala sesuatu yang
berwujud itu adalah khayalan semu, jadi tidak boleh taruh di hati.

Kekotoran batin dan tabiat kita, rintangan karma kita sungguh berat,
terus terang saja, hanya Pintu Dharma Tanah Suci, hanya dengan
membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, yang dapat
membantu kita. Selain metode Dharma ini, takkan ada lagi jalan
kedua.

Maka itu Pintu Dharma ini merupakan Maitri Karuna Sang Buddha
yang tak terhingga.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2017

41
19 MEI 2017

engan hati yang suci barulah dapat melihat Tanah Suci,


sebaliknya dengan hati yang keruh maka hanya bisa melihat tanah
keruh, jadi kesimpulannya, suci dan keruh itu berasal dari hati.

Umpamanya para Dewa yang mendiami Alam Surga, Alam Surga


itu ada yang berada di Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka, namun
yang disebutkan di sini adalah Alam Surga yang berada di Kamaloka.
Alam Surga yang berada di Kamaloka ada 6 tingkatan, dari alam
saha kita ini naik ke atas ada Alam Surga “Caturmaharajika”, di atas
Surga “Caturmaharajika” ada Surga “Trayastrimsa”.

Surga Trayastrimsa merupakan tempat kediaman Raja Sakra, orang


Tiongkok menyebutnya sebagai Kaisar Giok. Umumnya manusia
menyebut Alam Surga, adalah menunjuk pada Surga Trayastrimsa.
Di atas Surga Trayastrimsa ada Surga ”Yama”, “Tusita”,
“Nirmanarati” dan “Parinirmita-vasavartin”. Inilah yang disebut
sebagai enam tingkatan alam surga di Kamaloka.

42
Di atas Kamaloka, terdapat Rupaloka yang mencakup empat
tingkatan Alam Jhana, yang terdiri dari Alam Jhana tingkat pertama,
Alam Jhana tingkat kedua, Alam Jhana tingkat ketiga, Alam Jhana
tingkat keempat.

Di atas Rupaloka terdapat Arupaloka, yang terdiri dari empat alam,


ke atas lagi maka sudah terbebas dari enam alam tumimbal lahir.
Jadi jarak alam saha kita ini untuk keluar dari “gerbang” enam alam
tumimbal lahir, adalah masih sangat jauh.

Dari Alam Manusia kita ini menuju ke bawah ada Alam Asura, ke
bawah lagi ada Alam Binatang, Alam Setan Kelaparan dan Alam
Neraka, yang kita sebut sebagai tiga alam rendah. Alam Surga, Alam
Manusia dan Alam Asura disebut sebagai tiga alam bajik.

Jadi kembali pada topik kita semula, yang menceritakan tentang


peralatan makan yang digunakan para Dewa di Surga, umumnya
Surga yang dimaksud manusia menunjuk pada Surga Trayastrimsa,
yang merupakan tempat kediaman Kaisar Langit, ketika para Dewa
makan bersama, peralatan yang mereka gunakan terbuat dari permata,
tetapi hidangan yang mereka nikmati rasanya itu justru bisa berbeda-
beda.

Mengapa hidangannya sama tapi rasa yang dinikmati setiap Dewa itu
bisa berbeda? Oleh karena berkah kebajikan yang dimiliki masing-
masing Dewa adalah tidak serupa. Jadi Dewa yang memiliki berkah
kebajikan yang besar, hidangan yang dinikmati terasa begitu

43
lezatnya; sebaliknya Dewa yang memiliki berkah kebajikan yang
sedikit, rasa yang dicicipi bedanya jauh sekali.

Jadi berkah kebajikan itu adalah benih sebab, kelezatan yang


dinikmati itu berbeda merupakan buah akibatnya. Bukan karena ada
yang mengaturnya, namun semua ini muncul dari hasil perbuatan
sendiri.

Demikian pula dengan tiga alam rendah, juga muncul dari hasil
perbuatan sendiri. Maka itu sehat atau sakit-sakitan juga muncul dari
hasil perbuatan sendiri. Sutra Buddha selalu menyebutkan sungguh
menakjubkan tak terbayangkan. Maka itu suci dan keruh itu berasal
dari hati sendiri, sedikitpun tidak semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2017

44
20 MEI 2017

ari ini kita beruntung bisa terlahir jadi manusia, bertemu


Buddha Dharma, bersua dengan Pintu Dharma Tanah Suci, sungguh
tidak mudah. Mengapa kita bisa begitu mujur? Oleh karena pada
masa kehidupan lampau, pernah memberi persembahan kepada para
Buddha yang tak terhingga. Oleh karena alasan inilah, kita bisa
terlahir jadi manusia, bertemu Buddha Dharma, bersua dengan Pintu
Dharma Tanah Suci.

Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini,


hadirin di persamuan juga pada masa kehidupan lampau telah
memberi persembahan kepada para Buddha yang tak terhingga, jadi
bukan faktor kebetulan.

Lantas bagaimana pula dengan diri kita? Apakah kita juga pada masa
kehidupan lampau telah memberi persembahan kepada para Buddha
yang tak terhingga? Tentu saja, tetapi jumlahnya masih kalah jauh
bila dibandingkan dengan Y.A.Ananda.

45
Oleh karena kita hanya sanggup membangkitkan keyakinan,
sedangkan tekad masih tidak sanggup dibangkitkan. Walaupun
Buddha Amitabha memberkati diri kita, tetapi kita sendiri juga harus
yakin dan bertekad. Kalau diri sendiri saja tidak punya tekad, maka
Buddha Amitabha juga tidak berdaya menyelamatkan dirimu. Sutra
menyebutkan, Buddha takkan menyelamatkan orang yang tak
berjodoh, bukanlah Buddha yang tak sudi menyelamatkannya, tetapi
dia sendiri yang tidak mau menerima penyelamatan dari Buddha.

Ada seorang sahabat Dharma yang sudah lama belajar Ajaran


Buddha, saat berusia lanjut malah beralih jadi belajar ajaran Tao.
Setelah mendengarnya, kami jadi amat sedih. Kita tahu, ini
dikarenakan pada masa kelahiran lampau berkah kebajikan-nya tipis,
masih belum mencukupi, maka itu sudah belasan tahun mendengar
ceramah Dharma, akhirnya malah melepaskan Buddha Dharma,
beralih belajar ajaran Tao.

Hal ini juga bukan hal buruk, dalam Ajaran Buddha tidak bisa
berhasil, siapa tahu justru di ajaran Tao malah bisa berhasil, kita
hanya bisa mendoakannya. Orang semacam ini bukan hanya satu
saja, bahkan terlampau banyak! Bahkan ada yang sudah belajar
Ajaran Buddha salama bertahun-tahun, akhirnya malah menfitnah
Buddha Dharma. Diri sendiri sudah melepaskan Ajaran Buddha,
malah membujuk orang lain supaya jangan percaya pada Buddha
Dharma.

Kasus begini sejak jaman dulu sudah ada, sekarang malah bertambah
banyak. Setelah melihat dan mendengar hal ini, kami merasa sangat
prihatin, namun kembali melihat pada diri sendiri, merasa bersyukur
46
karena diri sendiri begitu beruntung, harus serupa dengan Ananda
yang membulatkan tekadnya, pada satu kehidupan ini juga mesti
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Lantas apakah diri sendiri bisa berhasil terlahir ke Alam Sukhavati?


Ada kepastian tidak? Jangan tanya orang lain, tepuk dada tanya hati
sendiri. Asalkan memiliki keyakinan dan tekad, menfokuskan
pikiran melafal Amituofo, maka tiada satupun yang tidak terlahir ke
Tanah Suci Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 Mei 2017

da sahabat Dharma di Tiongkok yang mengirim artikel


kepadaku, yakni kejadian dimana pada saat itu hadirin sedang
mengikuti kebaktian pelafalan Amituofo, ada seorang peserta
kebaktian yang meninggal dunia dalam posisi berdiri, dia juga
mengirim foto-fotonya kepadaku.

Kejadian ini telah membuktikan pada kita, praktisi yang terlahir ke


Alam Sukhavati dalam posisi berdiri, tidak menderita sakit, hanya
mengelilingi altar Buddha beberapa kali saja, kemudian beliau
meninggal dunia.
47
Hal ini memberikan teladan bagi kita, mengapa perginya bisa dengan
begitu bebas? Menfokuskan pikiran melafal Amituofo, terhadap
dunia ini takkan mendambakan lagi, melepaskan semua kemelekatan,
barulah dapat menampilkan fenomena istimewa ini.

Fenomena-fenomena istimewa yang ditampilkan, baik meninggal


dunia dalam posisi duduk bersila maupun berdiri, mengetahui
terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, semua ini
memberikan teladan bagi kita.

Lantas bagaimana diri kita setelah melihatnya? Apakah keyakinan


hati semakin kokoh? Asalkan membangkitkan keyakinan benar dan
tekad menyeluruh, kita juga bisa serupa dengan mereka, terlahir ke
Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan.

Bisa terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan, jasa


kebajikan ini sungguh besar sekali, orang-orang yang
menyaksikannya jadi timbul keyakinan hati, menjadi teladan bagi
para praktisi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 Mei 2017

48
elafal Amituofo menghapus rintangan karma buruk,
perkataan ini sudah berulang kali dibabarkan Buddha Sakyamuni di
dalam ajaran sutra! Senantiasa mengingatkan diri kita, menasehati
diri kita, Maitri Karuna-Nya sampai sedemikian rupa. Tidak pernah
bosan-bosannya mengingatkan diri kita.

Rintangan karma jadi lenyap, sejak kalpa tanpa awal, kelahiran demi
kelahiran, tak peduli dosa apapun yang telah pernah kita perbuat,
namun dengan sepatah Amituofo ini dapat mengeliminasinya.
Sepatah Amituofo ini dapat membantumu terlahir ke Alam
Sukhavati, sampai di Alam Sukhavati adalah serupa dengan
mencapai KeBuddhaan.

Penduduk Alam Sukhavati serupa dengan Buddha Amitabha


memiliki usia tanpa batas, maka itu mempunyai waktu yang cukup
untuk mencapai KeBodhian tertinggi tiada taranya.

Lain halnya dengan alam saha ini, usia manusia tidak panjang, yang
bisa hidup sampai usia 80 adalah tidak banyak. Maka itu kita mesti
mencari jalan pintas, jalan yang paling dekat, barulah ada kepastian.

49
Pintu Dharma Tanah Suci merupakan jalan yang paling dekat,
dengan sepatah Amituofo ini, kita bisa mempunyai kepastian.
Asalkan di hatimu ada lafalan Amituofo, tidak ada bentuk-bentuk
pikiran, tidak ada khayalan, maka biarlah saya memberi ucapan
selamat padamu, anda pasti terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 Mei 2017

50
24 MEI 2017

etelah Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana,


siswa-siswanya menuangkan ajaranNya ke dalam Tripitaka.
Bagaimana caranya? Y.A.Ananda merupakan siswa Sang Buddha
yang memiliki daya ingat terunggul. Dia hanya mendengar sekali
saja, bahkan sepanjang hidupnya takkan lupa, memiliki kemampuan
serupa ini.

Setelah Sang Buddha wafat, siswa-siswaNya merangkum kembali


ajaranNya, yang dilakukan oleh 500 siswaNya yang telah mencapai
tingkat kesucian Arahat. 500 Arahat ini menjadi saksi dan
mendengar Ananda mengulangi ajaran sutra yang dibabarkan
Buddha Sakyamuni.

Setelah mendapat persetujuan dari 500 Arahat barulah boleh


dipublikasi. Apabila ada salah satu Arahat yang tidak setuju, maka
tidak boleh dipublikasi, mengapa demikian? Agar manusia di masa
mendatang dapat membangkitkan keyakinan hati pada ajaran sutra,
setiap kata dan kalimat di dalam sutra merupakan ucapan dari
Buddha Sakyamuni.

51
Setelah Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, seribu tahun
kemudian, Buddha Dharma tersebar sampai di Daratan Tiongkok.
Sampai di Tiongkok Ajaran Buddha diterjemahkan ke dalam Bahasa
Mandarin Klasik, mereka yang terlibat dalam pekerjaan terjemahan
ini ada anggota Sangha senior yang berasal dari India, praktisi
Tiongkok yang telah mencapai keberhasilan dalam pelatihan diri.

Kegiatan penerjemahan sutra ini didukung oleh negara, kegiatan ini


berlangsung sejak pertama kali Ajaran Buddha masuk ke Tiongkok,
yakni sejak masa Dinasti Han sampai Dinasti Song, setelah melewati
masa Dinasti Song, kegiatan penerjemahan sudah agak berkurang.

Ajaran Buddha aslinya adalah ditulis dalam Bahasa Pali dan


Sansekerta, sutra Mahayana yang ditulis dalam Bahasa Sanskrit,
sampai di Tiongkok, diterjemahkan dalam Bahasa Mandarin Klasik,
yang hampir serupa dengan Bahasa Mandarin Modern yang kita
pergunakan saat sekarang ini.

Selain diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin Klasik, sutra


Buddha juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Tibet, yakni 200-300
tahun kemudian setelah Buddha Dharma tersebar ke Tiongkok.
Lebih bisa diandalkan kalau kita mengatakannya sejak masa Dinasti
Tang, yakni ketika Puteri Wencheng dinikahkan ke Tibet, yang juga
membawa pengaruh Ajaran Buddha ke Tibet.

52
Bahasa Tibet berasal dari Bahasa Sanskrit, bertahan sampai sekarang
dan tidak musnah. Sutra yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa
Mandarin dibawa oleh Puteri Wencheng ke Tibet, jumlahnya tidak
sedikit, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Tibet.

Namun ada beberapa sutra yang diterjemahkan dalam Bahasa Tibet,


tidak ada diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, jumlahnya
memang sedikit saja. Saya menyarankan agar sutra ini juga
diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin Klasik, agar bisa bertahan
untuk jangka waktu yang lama.

Oleh karena Bahasa Tibet yang mengandalkan Pinyin, beberapa


ratus tahun kemudian vokalnya akan berubah sehingga tulisannya
juga tidak bisa dikenali lagi. Untunglah sutra-sutra ini masih
dilestarikan oleh para pengikut Buddha di Tibet, bayangkan sejak
masa Dinasti Tang diwariskan ke Dinasti Song lalu Dinasti Yuan,
Dinasti Ming dan Dinasti Qing, selama lima Dinasti turun temurun
hingga hari ini, syukurlah aksara di dalam sutra itu masih
dipertahankan dan tidak diubah.

Kalau bukan dilestarikan oleh para pengikut Buddha, maka akan


mengikuti aksara Tibet modern yang mengalami perubahan
signifikan, serupa dengan Bahasa Eropa yang mengalami perubahan
besar-besaran, 300 tahun kemudian masyarakat akan sulit
memahami apa yang ditulis orang jaman sekarang ini.

Syukurlah para Lama di Tibet masih mempertahankan keaslian sutra


yang ditulis sejak pertama kalinya Ajaran Buddha masuk ke Tibet.
53
Demikianlah sejarah Ajaran Buddha yang tersebar ke negeri tirai
bambu, pekerjaan penerjemahan sutra dilakukan sejak masa Dinasti
Han sampai Dinasti Song, mengalami puncak kejayaannya pada
masa Dinasti Sui dan Tang. Sampai pada masa Dinasti Song,
kegiatan penerjemahan sudah berkurang dan jarang terdengar. Inilah
maha karya yang kemudian tertuang ke dalam Tripitaka versi Bahasa
Mandarin.

Andaikata maha karya ini diwariskan secara turun temurun hingga


akhirnya tidak ada lagi orang yang mau percaya, maka Buddha
Dharma akan mengalami kemerosotan, apakah hari tersebut akan
jadi kenyataan? Ya.

Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa periode berlangsungnya


AjaranNya adalah selama 12 ribu tahun, dihitung sejak Beliau
memasuki Parinirvana. Masa berlangsungnya Dharma Sejati
(Saddharma) adalah seribu tahun, Dharma Mirip (Saddharma-
pratirupaka) adalah seribu tahun dan Akhir Dharma (Saddharma-
vipralopa) adalah sepuluh ribu tahun.

Menurut catatan orang Tiongkok jaman dulu, Buddha Sakyamuni


lahir di India adalah 3000 tahun yang silam, sedangkan menurut
orang barat adalah 2500 tahun yang silam. Para praktisi senior negeri
tirai bambu, menggunakan catatan yang ditulis orang Tiongkok pada
jaman dulu, jadi tidak menggunakan perhitungan orang barat. Hal ini
tidak boleh tidak dipahami.

54
Kalau kita tidak jelas akan hal ini, maka kita akan mengikuti arus
jaman, setelah memahaminya dengan jelas, barulah setiap kalimat di
dalam sutra takkan kita ragukan lagi, setiap aksara yang tercantum di
dalamnya adalah nyata adanya, sama sekali tidak semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 24 Mei 2017

ari ini kita belajar sampai bait sutra ini, Buddha


Sakyamuni memperkenalkan pada kita tentang Alam Sukhavati,
tentang kondisi kehidupan dan pendidikan di sana serta keunggulan
yang dimiliki alam tersebut, semuanya dijelaskan secara terperinci.

Orang Tiongkok berkata “Daripada mendengar lebih baik melihat


buktinya”, alangkah baiknya bila kita dapat melihat kenyataannya.
Maitri Karuna Buddha Sakyamuni sampai sedemikian rupa,
menggunakan kemampuan gaibNya memperlihatkan Alam
Sukhavati kepada hadirin di Persamuan “Sutra Usia Tanpa Batas”,
saat itu hadirin yang berjumlah 20 ribu orang, seluruhnya
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, kehadiran Buddha
Amitabha dan panorama Alam Sukhavati.

55
Peristiwa ini tercatat dengan jelas di dalam sutra, jadi mustahil bisa
mengelabui orang, barulah kita bisa meyakini dan memperoleh
manfaatnya. Andaikata sebaliknya, kita salah tafsir, mengira ini
hanyalah kepercayaan takhayul belaka, maka saya sarankan anda tak
perlu baca sutra lagi, oleh karena anda tidak mungkin bisa
memperoleh manfaat meskipun cuma segelintir saja. Tidak berhasil
memperoleh manfaat bukanlah masalah, namun jangan sampai
timbul salah paham pada Ajaran Buddha.

Seperti pengalaman kami ketika masih berusia muda, saat itu kami
belum bertemu dengan kalyanamitra sejati, makanya tidak punya
minat pada Ajaran Buddha. Bahkan anggota Sangha yang ingin
menyelamatkan diriku saja tidak berhasil, mengapa demikian? Oleh
karena kami ini hobi berdebat, mesti ada orang yang sanggup
memenangkan argumentasiku, barulah saya bersedia takluk padanya.

Namun tentunya saya masih belum bertemu dengan anggota Sangha


yang senior, makanya saya menang debat terus. Sampai akhirnya
saya bersua dengan Mr. Fang Dong-mei, seorang ahli filosofi
tersohor. Saya mulai belajar Ilmu Filosofi padanya, saat itu saya
berusia 26 tahun.

Mr. Fang Dong-mei menjelaskan padaku tentang “Pengenalan


Filosofi”, bagian yang terakhir membahas tentang filosofi sutra
Buddha. Saya jadi tercengang, Ajaran Buddha itu kan kepercayaan
takhayul, kenapa pula disebut filosofi?

56
Mr. Fang Dong-mei bilang padaku, “Sakyamuni itu merupakan ahli
filosofi yang paling mulia di muka bumi ini”, saya sendiri tidak
pernah mendengarnya. “Ternyata sutra Mahayana merupakan
filosofi tertinggi di dunia”, saya juga belum pernah mendengarnya;
“Belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan tertinggi dalam
kehidupan manusia”, yang satu ini bisa saya pahami, saya amat
bersukacita, oleh karena Ajaran Buddha merupakan kenikmatan
tertinggi dalam kehidupan manusia, barulah saya bersedia
mempelajarinya. Inilah asal usul saya masuk ke Pintu Buddha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 24 Mei 2017

57
25 MEI 2017

ingkatan kesucian pertama dari Aliran Theravada adalah


Sotapanna, dari 6 jenis kemampuan gaib, Sotapanna memiliki 2 jenis
yakni Mata Dewa dan Telinga Dewa. Mata Dewa dapat melihat
tembus pandang, dari ruangan kita ini ke ruangan luar sana dibatasi
oleh tembok, sehingga kita tidak dapat melihat apa yang terjadi di
luar sana, tetapi dengan Mata Dewa kita bisa melihat dengan bebas
tanpa rintangan. Telinga Dewa mampu mendengar suara yang
sehalus apapun, suara yang sejauh apapun, dia mampu
mendengarnya dengan jelas.

Tingkatan kesucian kedua adalah Sakadagami, kemampuan gaibnya


bertambah 2 jenis lagi, yakni kemampuan membaca isi pikiran orang
lain dan kemampuan mengetahui masa kehidupan lampau.
Bagaimana yang dimaksud dengan kemampuan membaca isi pikiran?
Ketika orang itu timbul niat pikiran, kita bisa tahu, apa niat
pikirannya, kita juga tahu, tidak ada yang bisa mengelabui diri kita.

Kemampuan mengetahui masa kehidupan lampau. Arahat mampu


mengetahui 500 masa kehidupan lampau, sedangkan kita tidak tahu,
bahkan cuma 1 masa kehidupan lampau saja kita tidak tahu. Hal ini
harus dipercaya, ini adalah nyata dan tidak semu.

58
Kemampuan gaib juga merupakan kemampuan yang sejak semula
sudah kita miliki. Master Huineng mengatakan bahwa sejak semula
jiwa sejati kita telah sempurna, sempurna akan kebijaksanaan,
sempurna akan kemampuan gaib, sempurna akan kebajikan, tidak
ada satupun yang tidak sanggup anda lakukan.

Tingkat kesucian ketiga adalah Anagami, kemampuan gaib yang


bertambah adalah kemampuan gaib sempurna, yakni kemampuan
untuk terbang. Hari ini kita masih harus menumpang pesawat
terbang selama belasan jam untuk menempuh perjalanan dari
Inggeris ke Hongkong, sedangkan dengan kemampuan gaib
sempurna, hanya dalam sekejab pikiran sudah bisa sampai di tempat
tujuan. Anda sekarang berada di Inggeris ingin ke Hongkong, begitu
niat pikiran timbul langsung sampai ke tujuan.

Selain itu juga dapat menjelma. Di dalam Mitos “Perjalanan ke


Barat”, Sun Go Kong bisa berubah dalam 72 wujud, ini cuma
kemampuan gaib kecil-kecilan, masih belum bisa masuk hitungan.
Anagami juga bisa terbang dan menjelma, kemampuan yang
dimilikinya sungguh besar sekali, dibandingkan dengan Sun Go
Kong, Anagami sudah jauh melampauinya, tak bisa dibandingkan.

Tingkatan kesucian keempat atau yang tertinggi adalah Arahat,


Arahat telah melampaui enam alam tumimbal lahir, selamanya telah
melampaui, terkecuali bila Arahat ingin berada di enam alam
tumimbal lahir demi menyelamatkan para makhluk. Di dalam enam
alam tumimbal lahir masih ada sejumlah orang yang berjodoh
59
denganNya, yang masih mengalami penderitaan, maka Arahat akan
datang menyelamatkannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2017

60
27 MEI 2017

iga bencana besar yang disebutkan di dalam sutra


Buddha : yang pertama adalah bencana api, yang kedua adalah
bencana air, yang ketiga adalah bencana angin. Bencana api mampu
membakar hingga Alam Jhana tingkat pertama, bencana air mampu
menenggelamkan hingga Alam Jhana tingkat kedua, bencana angin
mampu berhembus hingga Alam Jhana tingkat ketiga.

Sedangkan di Alam Jhana tingkat keempat tidak ada bencana, maka


itu Alam Jhana keempat disebut alam berkah, yang mempunyai
pahala. Kita tahu bahwa Alam Jhana tingkat keempat ini merupakan
tempat melatih diri bagi Anagami, setelah mencapai tingkatan
Arahat, maka telah berhasil melampaui enam alam tumimbal lahir.

Setelah melampaui enam alam tumimbal lahir, barulah karir melatih


diri dapat disebut berhasil. Meskipun bukan keberhasilan besar,
keberhasilan besar adalah dapat melampaui Triloka, yakni Kamaloka,
Rupaloka dan Arupaloka, namun dapat melampaui enam alam
tumimbal lahir juga tidak gampang.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Mei 2017


61
31 MEI 2017

agaimana yang dikatakan membawa serta keraguan


terlahir di Alam Sukhavati? Praktisi ini tidak memiliki kekurangan
apa-apa, sempurna akan keyakinan, tekad dan pengamalan, cuma ada
segelintir keraguan di hatinya, akibatnya terlahir di Alam Sukhavati
di dalam “Kota Keraguan”.

Sutra menyebutkan bahwa mereka yang terlahir di dalam “Kota


Keraguan” ini harus melatih diri selama 500 tahun lagi untuk
menghapus keraguannya hingga tuntas. Setelah itu barulah dia dapat
terlahir di Tanah Suci tingkatan pertama yakni Tanah Suci kediaman
orang awam dan insan suci.

Alam Saha kita ini merupakan tanah keruh kediaman orang awam
dan insan suci, sedangkan tempat kediaman orang awam dan insan
suci di Alam Sukhavati merupakan Tanah Suci, tidak sama.

Di sini dapat dilihat bahwa betapa Maha Maitri Maha Karuna-nya


Buddha Amitabha sampai sedemikian rupanya, si praktisi masih ada
62
secuil keraguan terhadap diriNya, namun Buddha Amitabha tidak
mempermasalahkan-nya, asalkan anda mau melafal namaNya, anda
bertekad terlahir ke NegeriNya, Buddha Amitabha pasti datang
menjemputmu terlahir ke Alam Sukhavati.

Hanya saja oleh karena anda membawa serta keraguanmu ke Alam


Sukhavati, keraguan itu juga adalah bentuk dari tiga racun yakni
Lobha, Dosa dan Moha, anda membawa serta klesa (kekotoran batin)
ini, sehingga terlahir di Alam Sukhavati dalam “Kota Keraguan”,
harus menunggu sampai 500 tahun kemudian barulah bersua dengan
Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2017

Penjelasan empat tingkatan Tanah Suci di Alam Sukhavati dapat


dibaca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/empat-tingkatan-tanah-
suci-di-alam.html

63
64
1 Juni 2017

“Praktisi yang terlahir dari kandungan Bunga Teratai” adalah


“mereka yang dengan keraguan hati menimbun jasa kebajikan,
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati”.

Jadi praktisi yang memiliki keraguan, bagaimana mereka dapat


terlahir ke Alam Sukhavati? Dia melafal Amituofo dengan serius dan
membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati. Lantas kenapa pula
dikatakan dia masih memiliki keraguan hati?

Oleh karena dia tidak meyakini sepenuhnya apa yang telah


dibabarkan Buddha Sakyamuni, pokoknya coba saja dulu deh, kalau
berhasil yah syukurlah, kalau gagal yah tidak masalah, juga bukan
persoalan besar.

Orang yang melafal Amituofo dengan sikap begini, sampai di Alam


Sukhavati, Bunga Teratainya tidak bisa bermekar, kuntumnya masih
saja berada di permukaan Kolam Tujuh Mustika, berapa lama Bunga
Teratainya berada di Kolam Tujuh Mustika dan tidak bisa
bermekaran?

65
Di dalam Sutra Usia Tanpa Batas, Buddha Sakyamuni membabarkan
pada kita, praktisi itu harus menunggu hingga 500 tahun kemudian.
Di Alam Sukhavati tidak ada perhitungan tahun, bulan dan hari, jadi
500 tahun itu dihitung menurut waktu kita di sini.

500 tahun kemudian, keraguan si praktisi sudah lenyap, barulah


Bunga Teratainya bermekar dan bersua dengan Buddha Amitabha.
Inilah akibatnya apabila dengan hati yang masih diliputi keraguan,
menimbun jasa kebajikan, membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati.

Jadi praktisi yang masih diliputi keraguan ini, meskipun terlahir di


Alam Sukhavati, namun selama 500 tahun kelopak bunganya tak
terbuka, dia tinggal di dalam kandungan Bunga Teratai, tidak dapat
bertemu Buddha Amitabha dan mendengar pembabaran DharmaNya,
maka itu disebut sebagai praktisi yang terlahir dari kandungan bunga.
Juga disebut sebagai praktisi yang tinggal di dalam Kota Keraguan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Juni 2017

“Meskipun si praktisi tinggal di dalam kandungan bunga, bukan


hanya tidak mengalami penderitaan akibat tinggal di dalam
kandungan, namun menikmati kebahagiaan, yang serupa dengan
kebahagiaan Dewa penghuni Alam Yama”.

66
Alam Yama merupakan alam surga tingkat ke-3 di Kamaloka, ada 6
tingkatan alam surga di Kamaloka, kebahagiaan yang dinikmati
mereka, kita di alam ini tidak bisa sebanding dengannya.

Di bawah Alam Surga Yama adalah Surga Trayastrimsa (Pali :


Tavatimsa). Raja penguasa Surga Trayastrimsa sangat tersohor di
Alam Manusia, orang Tionghoa menyebutnya sebagai Kaisar Giok
(Thi Kong/ Raja Sakra/ Raja Dewa), tempat kediaman beliau ada di
Surga tingkatan ke-2 di Kamaloka, yakni Surga Trayastrimsa. Untuk
terlahir di Surga Trayastrimsa harus melatih Sepuluh Kebajikan
dengan sempurna.

Pahala yang dimiliki Dewa penghuni Alam Yama sangat besar, satu
hari di Surga Yama adalah sama dengan 200 tahun waktu dunia
manusia. Panjang usia mereka adalah dua ribu tahun menurut waktu
di Alam Yama. Anda bisa membayangkan betapa panjangnya usia
Dewa Surga Yama.

Maka itu para Dewa di Surga Yama ini, Buddha dan Bodhisattva
juga menjaganya, para Dewa yang melafal Amituofo terlahir ke
Alam Sukhavati, jumlahnya juga tidak sedikit, bahkan lebih banyak
daripada yang berasal dari alam kita ini.

Di bawah Surga Yama adalah Surga Trayastrimsa, satu hari di Surga


Trayastrimsa sama dengan 100 tahun waktu di alam manusia.
Panjang usia Dewa penghuni Surga Trayastrimsa adalah seribu tahun
menurut waktu di sana. Inilah pahala yang diperoleh dari menimbun
berkah di enam alam tumimbal lahir.
67
Manusia sangat menghormati Dewa, manusia yang bercita-cita lahir
ke Surga, jumlahnya sangat banyak! Tetapi kenapa mereka justru
tidak meyakini Alam Sukhavati? Oleh karena perasaan minder,
menganggap karma buruk yang diciptakan sudah terlampau banyak,
sehingga merasa tidak pantas terlahir di Alam Sukhavati.

Lalu pikir-pikir masih bagus bisa terlahir di Surga jadi Dewa,


syaratnya juga ringan. Sebenarnya bila anda ingin terlahir di Surga
juga harus membangkitkan keyakinan baru bisa, jadi kalau anda
berniat terlahir di Alam Yama misalnya, anda juga harus yakin kalau
Alam Yama itu benar-benar nyata adanya.

Meskipun anda berhasil mendaki sampai alam tertinggi dari 31 alam


kehidupan, yakni Neva-sanna-nasanna-yatana di Arupaloka, namun
masih belum berhasil keluar dari lingkaran enam alam tumimbal
lahir.

Hari ini kita telah bersua dengan peluang yang bagus untuk keluar
dari enam alam tumimbal lahir, dibandingkan dengan Surga Yama,
Surga Trayastrimsa, bahkan hingga yang tertinggi yakni Surga Neva-
sanna-nasanna-yatana, maka pilihan kita yakni Tanah Suci Sukhavati,
adalah lebih tinggi lagi, di luar dari 31 alam kehidupan, yang
tertinggi tiada taranya lagi!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Juni 2017

68
i atas Surga Yama adalah Surga Tusita, lalu naik ke
atas lagi adalah Surga Nirmanarati, ke atas lagi adalah Surga
Parinirmita-vasavartin, inilah surga tertinggi di Kamaloka. Dari
sudut pandang manusia, para Dewa penghuni Alam Surga memiliki
pahala yang sangat besar, di dunia ini mustahil bisa ditemukan.

Para Dewa menikmati usia panjang, tidak ada yang pendek umur,
juga tidak pernah terdengar kalau Dewa bisa jatuh sakit, apa
alasannya? Kita tahu bahwa penyakit itu berasal dari makanan dan
minuman, penyakit itu berasal dari apa yang kita masukkan ke dalam
mulut.

Lantas apakah Dewa penghuni Surga masih perlu makan dan minum?
Kami percaya mereka tidak butuh makan dan minum lagi. Mengapa
demikian? Bayangkan saja praktisi yang berada di Alam Manusia ini,
sehari cuma makan sekali saja yakni waktu tengah hari, bahkan
jumlahnya sangat banyak, usia mereka juga panjang.

Sementara Dewa yang menghuni Surga Caturmaharajika dan Surga


Trayastrimsa, terhadap makanan dan minuman Surgawi, termasuk
juga hidangan persembahan dari kita, mereka cukup menghirup

69
wanginya maka sudah cukup, jadi tidak usah melahapnya ke dalam
perut, tidak perlu begitu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Juni 2017

70
2 Juni 2017

“Praktisi ini saat menjelang ajalnya, mengetahui terlebih dulu


waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, pikirannya benar dan
kesadarannya masih jelas, membasuh tubuh dan mengganti
pakaiannya sendiri, berbaring dengan menghadap ke kanan lalu
berpamitan. Cahaya Buddha menyinari tubuh praktisi, praktisi
melihat kemunculan Buddha dan para Suciwan lainnya. Maka dapat
dipastikan praktisi ini berhasil terlahir di Tanah Suci Sukhavati”.

Hal ini menunjukkan fenomena istimewa yang dimiliki oleh seorang


praktisi saat menjelang ajalnya, setelah dia pergi, lihatlah wajahnya,
masih serupa orang hidup, takkan seperti orang mati, bagi yang sakit
tidak ada wajah penderitaan sakit, wajah praktisi akan tampak damai
dan bahagia, berbaring menghadap ke kanan dan berpamitan.

Raganya dibasuh dengan sebersih-bersihnya, mengganti dengan


pakaian bersih, berbaring menghadap ke kanan dan berpamitan. Dia
akan mengatakan kepada orang-orang di sampingnya, saya telah
melihat Buddha Amitabha, Buddha Amitabha datang menjemputku
terlahir ke Alam Sukhavati.

71
Apabila pada detik terakhir pasien mengatakan kalimat ini pada anda,
maka bisa dipastikan dia berhasil terlahir ke Tanah Suci Sukhavati,
tidak ada yang perlu diragukan lagi. Fenomena istimewa ini banyak!

Setelah jasadnya dikremasi akan muncul banyak relik (sarira), sarira


itu baik ukuran, cahaya dan warnanya ada beragam jenisnya. Bukan
saja dimiliki anggota Sangha, namun umat awam juga ada, demikian
pula dengan fenomena istimewa ini, juga dimiliki oleh praktisi awam,
tidak ada perbedaan kaya atau miskin, juga tidak membedakan
bangsawan atau rakyat jelata, setiap orang memiliki peluang yang
sama untuk terlahir ke Alam Sukhavati.

Upasaka Huang setelah mendengar Pintu Dharma Pelafalan


Amituofo, membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati,
kemudian beliau mengasingkan diri selama tiga tahun, memohon
Buddha Amitabha datang menjemputnya, sampai genap 3 tahun
kemudian, dia berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Upasaka Huang adalah penduduk Shenzhen, dia mendengar


ceramahku, lalu bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, saat itu dia
baru berusia 30 sekian tahun, masih muda usianya, dia
mengasingkan diri di dalam sebuah kamar sampai akhir hayatnya.
Ada seorang umat Buddha yang mengurus segala keperluan
hidupnya.

72
Dia melafal Amituofo hingga 2 tahun 10 bulan, tinggal 2 bulan lagi
sudah genap 3 tahun, dia terlahir ke Alam Sukhavati. Ini bukan
berarti batas usianya sudah sampai, namun justru dia masih punya
sisa hidup dan dia tidak menghendakinya lagi, Alam Sukhavati
begitu bagus, kenapa tidak ke sana, malah berkeliaran di sini
menjalani siksaan. Dia membuat pilihan yang cerdas, sulit diperoleh,
demikianlah dia terlahir ke Alam Sukhavati.

Selain Upasaka Huang, adakah orang lainnya yang juga serupa


dengan beliau? Tentu saja ada. Oleh karena hidupnya sudah
terlampau sengsara, hari demi hari dilewati dengan begitu menderita,
benar-benar tidak sanggup bertahan lagi, setelah mendengar Pintu
Dharma ini, lalu mengasingkan diri, melafal sepatah Amituofo
berkesinambungan tak terputus.

Tiga tahun kemudian Buddha Amitabha muncul di hadapannya, lalu


dia memohon pada Buddha agar membawanya ke Alam Sukhavati,
saya tidak ingin menjalani siksaan lagi di dunia ini, saya ingin
terlahir ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan, lalu kembali lagi
menyelamatkan para makhluk.

Anda memiliki niat sedemikian rupa, tentu saja Buddha Amitabha


akan bersukacita menyambut kehadiranmu di Alam Sukhavati,
membawamu pergi dan menetap di NegeriNya.

Demikianlah praktisi ini berbaring menghadap ke sebelah kanan lalu


berpamitan, cahaya Buddha menyinari raganya, melihat kehadiran

73
Buddha Amitabha dan para Suciwan di hadapannya. Maka dapat
dipastikan praktisi ini berhasil terlahir di Tanah Suci Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juni 2017

raktisi yang masih diliputi keraguan, terlahir di Kota


Keraguan, di Alam Sukhavati ada Kota Keraguan. Yakni ketika
Buddha Amitabha menjemputmu ke Alam Sukhavati, Bunga
Terataimu ditaruh di permukaan Kolam Tujuh Mustika, bunga ini
tidak bermekaran. Kapan barulah bermekar? Harus menunggu
hingga 500 tahun kemudian.

Sudah kita jelaskan sebelumnya bahwa 500 tahun adalah menurut


perhitungan di alam saha kita ini, sedangkan menurut waktu di Alam
Sukhavati, kami percaya waktu tersebut sangat singkat, tidak terlalu
lama.

Selama kurun waktu 500 tahun ini, anda berada di dalam Bunga
Teratai, menikmati kehidupan yang bahagia bagaikan Dewa. Kami
percaya saat itu anda masih juga melafal Amituofo, jadi di dalam
Bunga Teratai, anda masih melanjutkan melatih keyakinan, tekad
dan pengamalan.
74
Di dalam Bunga Teratai anda berupaya melenyapkan keraguan
menumbuhkan keyakinan, membulatkan tekad, ketika jodoh itu telah
masak, maka bunga pun bermekar bertemu Buddha mencapai
Anutpattika-dharma-ksanti.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juni 2017

Penjelasan Anutpattika-dharma-ksanti :

http://daunbodhi.blogspot.com/2014/05/anutpattika-dharma-
ksanti.html

“Dapat dilihat bahwa keyakinan dan tekad merupakan landasan


untuk terlahir ke Alam Sukhavati bersua dengan Buddha Amitabha”,
kalimat ini harus kita ingat dengan jelas, sangat penting sekali.

Apakah dalam satu kehidupan ini anda bisa berhasil, kuncinya


terletak pada keyakinan dan tekad, yakin bahwa Alam Sukhavati
adalah kampung halamanku, makanya saya mesti pulang ke sana,
harus memiliki keyakinan hati yang kokoh sedemikian rupa.

75
Lepaskan segala kemelekatan di dunia ini, dalam kehidupan
keseharian, segala sesuatu menuruti apa adanya, apa saja adalah
bagus. Berinteraksi dengan orang lainnya, setiap insan adalah orang
baik, setiap hal juga adalah hal yang baik, janganlah taruh di hati.

Hal yang tidak menyenangkan bila taruh di hati, kelak akan jatuh ke
tiga alam rendah, menerima buah akibat penderitaan. Sebaliknya hal
yang baik bila ditaruh di dalam hati, paling tidak juga cuma bisa
mencapai Alam Surga, pahala Dewa memang besar, usia panjang,
namun semua ini juga ada akhirnya.

Para Buddha dan Bodhisattva juga menuju ke Surga untuk


membabarkan Dharma, bagaimana hasilnya? Cukup lumayan, Dewa
yang belajar Ajaran Buddha jadi banyak, tapi yang berhasil malah
sedikit, apa alasannya? Belum sanggup melepaskan tujuh perasaan
emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu
keinginan) dan Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa, ketenaran,
makanan dan tidur), masih begitu mendambakan keindahan Surgawi.
Hal ini serupa dengan orang kaya di alam kita ini, waktu mau
meninggal, begitu susahnya, tidak ikhlas meninggalkan kekayaannya.

Makhluk di tiga alam rendah bagaikan orang miskin, orang miskin


ketika melihat para Dewa Surgawi menikmati kesenangan, merasa
sangat kagum. Tetapi ketika anda memperkenalkan Alam Sukhavati
kepadanya, dia tidak dapat melihat Alam Sukhavati, oleh karena
tidak memiliki pahala yang sedemikian besarnya.

76
Para Buddha dan Bodhisattva membabarkan Dharma di Alam Dewa,
juga menampilkan rupa Dewa, dengan rupa yang bagaimana
sehingga para makhluk dapat terselamatkan, maka Buddha dan
Bodhisattva akan menjelma dalam rupa tersebut, Buddha Dharma
yang bagaimana yang bisa diterimanya, maka kita menceramahkan
padanya, maka itu dalam membabarkan Dharma, wujud yang
ditampilkan tidak memiliki rupa yang tetap, hal ini harus kita pahami.

Maka itu keyakinan dan tekad sangat penting, tidak boleh tidak
yakin, tidak boleh tidak bertekad, semoga praktisi sekalian benar-
benar yakin dan bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juni 2017

77
3 Juni 2017

uru Sesepuh menjelaskannya dengan bagus di sini.


Andaikata kita sudah paham, maka hendaknya menemukan jiwa
sejati diri. Bagaimana cara menemukannya? Melepaskan sebersit
niat pikiran maka pencerahan tercapai.

Patut diketahui bahwa di dalam jiwa sejati tidak ada niat pikiran.
Kita sekarang sudah memeliharanya jadi kebiasaan, begitu niat
pikiran yang di depan musnah, sambung lagi niat pikiran kedua di
belakangnya, saling sambung menyambung tiada putus-putusnya.

Sejak kalpa tanpa awal, sejak jiwa sejati kita tersesat, kita tidak
pernah meninggalkan niat pikiran yang bermunculan tak terputus
tersebut, tak peduli kita berada di Dasa Dharmadhatu atau di
lingkaran enam alam tumimbal lahir, penderitaan ini sungguh sulit
diungkapkan dengan kata-kata.

Setelah melepaskan secara tuntas, barulah menemukan kembali jiwa


sejati, sebersit niat pikiran pun takkan muncul, maka menemukan
78
kembali jiwa sejati. Maka itu jiwa sejati sesungguhnya telah
sempurna akan sila, samadhi dan prajna, ketiga hal ini bukanlah
diperoleh dari luar.

Prajna (kebijaksanaan) bukanlah diperoleh dari luar, samadhi juga


bukan diperoleh dari luar, seluruh sila yang ditetapkan oleh Buddha
Sakyamuni juga bukan diperoleh dari luar, semua ini sudah
sempurna dalam jiwa sejati.

Jadi apakah mengamalkan sila itu sulit? Tidak sulit. Hari ini kita
merasa menjalankan sila itu amat sulit, mengapa demikian? Oleh
karena sejak dulu sudah memelihara kebiasaan buruk, sehingga
kebiasaan buruk ini sudah jadi alamiah, untuk mengubahnya terasa
sulit sekali, karena kita tidak sudi melepaskan kemelekatan padanya.

Semakin tidak sanggup dilepaskan semakin berambisi untuk


melepaskannya, semakin berambisi melepaskannya semakin tidak
sanggup melepaskannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Juni 2017

Penjelasan Dharmadhatu :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

79
eperti kita sekarang ini, pertanyaan begitu banyak, lantas
bagaimana? Buddha Sakyamuni membabarkan begitu banyak sutra,
kita memilih salah satu judul yang cocok buat diri sendiri, yang
sesuai dengan kemampuan diriku. Kemudian mengamalkan sesuai
dengan apa yang diajarkan Sang Buddha, inilah yang disebut sebagai
melatih diri.

Apa yang harus dilatih? Yakni sila, samadhi dan prajna. Dengan
mengamalkan sila barulah mencapai samadhi, dengan tercapainya
samadhi barulah prajna (kebijaksanaan) berkembang.

Faedah sila itu sangat besar! Kalau bukan memulainya dari melatih
sila, andaikata kita hanya belajar teori tanpa mengamalkannya,
cuma pintar omong, segala ucapannya terdengar sungguh beralasan
dan masuk akal, tapi satupun tidak bisa dilaksanakannya, berbakti
pada ayahbunda termasuk sila, menghormati guru termasuk sila, tapi
tidak sanggup diamalkannya. Makanya tidak memperoleh manfaat
yang sesungguhnya dari Buddha Dharma.

Kalau benar-benar sudah mengamalkannya, barulah manfaat Buddha


Dharma itu dapat diperoleh, meskipun tidak mencapai pencerahan,
tetapi bisa membantumu terlahir di Alam Dewa (Surga).
80
Mengamalkan sila juga dapat menimbun kebajikan, meskipun belum
berhasil keluar dari enam alam tumimbal lahir, namun karma baik
tersebut berbuah dengan kelahiran di Alam Surga.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Juni 2017

ejarah Tiongkok itu sangat lengkap, bermula dari Sima


Qian (145-86 SM) yang menuangkan tulisannya ke dalam karya
sejarah yang berjudul “Shiji”. Setelah masa Dinasti Qin dan Han,
pihak kekaisaran semakin menitikberatkan pada penulisan sejarah,
bahkan memilih orang-orang berbakat yang khusus ditugaskan untuk
menulis catatan sejarah, satu dinasti ke dinasti selanjutnya, turun
temurun.

Hari ini kita menyebut “Buku Sejarah Han”, yang ditulis oleh
Sejarawan Akhir Dinasti Han, “Sejarah Tiga Negara” yang
mengisahkan tentang Kerajaan Wei, Shu dan Wu, lalu Dinasti Tang
juga memiliki “Buku Sejarah Tang”, demikian pula Dinasti Song
memiliki “Buku Sejarah Song”, sampai hari ini sejarah Dinasti Qing
(dinasti terakhir Tiongkok), juga telah ditulis keluar.

81
Sejarah sebuah dinasti ditulis oleh siapa? Yakni dinasti yang
berikutnya, dengan demikian barulah tidak ada yang dikhawatirkan
oleh si penulis, jadi bukan ditulis pada periode yang sama.
Umpamanya “Buku Sejarah Han” ditulis menjelang pergantian
dinasti baru, jadi tidak ada lagi kekhawatiran si penulis untuk
menuliskan kebenaran yang ada.

Apa yang dicatat di dalam buku sejarah adalah fakta, dari sini kita
dapat melihat bahwa jaman dulu, masih banyak terdapat periode
kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, sementara
periode kekacauan itu sedikit, ini adalah fakta.

Bagaimana cara kekaisaran jaman dulu menciptakan masyarakat


yang sejahtera? Yakni melalui pendidikan etika moral. Siapa yang
wajib menjadi pendidik? Yakni setiap keluarga harus memikul
kewajiban mendidik anak-anaknya. Sedangkan negara hanya
menyediakan fasilitas ujian seleksi untuk menyaring orang-orang
berbakat. Selama lima ribu tahun metode ini digunakan tak terputus.

Maka itu kami yakin Sejarah Tiongkok dapat disebut sebagai sejarah
yang akurat, yang dapat diandalkan sepenuhnya, jadi bukan ditulis
dengan sembarangan, Sejarawan yang menulis sejarah itu
mengutamakan kebenaran yang ada, takkan berat sebelah, yang patut
menuai pujian baik dari lawan maupun kawan.

Sepanjang sejarah, berapa banyak orang berbakat yang


menyumbangkan kemampuannya guna memberi manfaat bagi orang
banyak, menimbun jasa kebajikan berkesinambungan; mereka yang
82
tidak berambisi memangku jabatan, bersumbangsih dengan menjadi
tenaga pendidik, menuangkan buah pemikirannya ke dalam karya
tulis, mewariskannya pada generasi berikutnya. Inilah budaya
tradisional Tiongkok, selama lima ribu tahun berkesinambungan tak
terputus.

Seratus tahun belakangan ini, orang-orang malang ini malah telah


mengabaikan pendidikan tradisionil, yang tidak sanggup
menghubungkan diri dengan pendidikan sejarah yang telah
berlangsung selama lima ribu tahun ini, apa alasannya? Ketika
Bangsa Tiongkok membuka diri terhadap bangsa barat, budaya bule
pun masuk dan berbaur ke dalam negeri tirai bambu, orang-orang
barat bangga dengan penemuan ilmu dan teknologi, orang Tiongkok
pun berbondong-bondong mengejar perkembangan ilmu dan
teknologi, berangkat ke negeri bule dan belajar pada mereka.

Setelah pulang ke kampung halamannya, orang-orang bermata sipit


yang meniru gaya kebarat-baratan ini, mengatakan bahwa “negeri
panda” kurang kuat karena ketinggalan dalam bidang ilmu dan
teknologi, maka itu menggencarkan budaya barat di negerinya
sendiri, rekan-rekan sebangsa dan setanah airnya diusulkan untuk
belajar pada bangsa bule, sementara budaya timur kepunyaan sendiri
malah tidak dihendaki lagi, menganggapnya tidak bernilai, sehingga
menciptakan keadaan seperti hari ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Juni 2017

83
ari ini seluruh dunia menghadapi pergolakan, di mana
saja ada populasi manusia maka berpeluang terjadi perseteruan,
mengapa demikian?

Bersaing, berseteru, bertikai, berperang, selama seratus tahun


belakangan ini tidak pernah berhenti. Terutama pertengahan abad ke-20,
dengan rentetan kejadian Perang Dunia Pertama dilanjutkan lagi
dengan Perang Dunia Kedua. Perkembangan teknologi persenjataan
mutakhir, sebutir peluru kendali dapat memusnahkan belasan kota,
maka itu manusia dapat menghancurkan satu Planet Bumi.

Hal ini sungguh mengerikan, bagaimana solusinya? Cendekiawan


barat memberitahukan pada kita, jalan penyelesaian permasalahan
abad ke-21, sekarang adalah abad ke-21, kita sudah memasuki abad
ke-21, sekarang adalah tahun 2017, kami melihat kabar baik ini,
harus menggali kembali budaya tradisional Tiongkok, baguslah!

Cendekiawan barat percaya bahwa hanya filosofi Konfusius dan


Mencius serta Buddha Dharma Mahayana, yang dapat membantu
Planet Bumi ini, memulihkan kembali masyarakat yang stabil dan
harmonis.

84
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Juni 2017

“Mahayana-Sraddhotpada-sastra” merupakan salah satu literatur


yang penting bagi praktisi Mahayana. Kelas diskusi sastra ini harus
kita buka, saya boleh mengundang Upasaka Hu Xiao-lin datang
memberi ceramahnya, setiap hari dia akan memberi ceramah selama
4 jam, sebulan bisa selesai, totalnya 120 jam.

Dia menceramahkannya dengan begitu hidup, saya sudah pernah


mendengarnya. Upasaka Hu Xiao-lin menggunakan waktu selama 6
tahun untuk menfokuskan diri pada satu sutra dan mendalaminya,
melatihnya secara berkesinambungan dalam jangka panjang.

Selama 6 tahun dia cuma membaca satu sutra saja yakni “Mahayana-
Sraddhotpada-sastra”, sehari mengulang sebanyak 10 kali, inilah
yang disebut dengan “Mengulang membaca buku ribuan kali,
maknanya bisa dipahami dengan sendirinya”.

Setelah dia mengulang sebanyak seribu kali, saya menyarankannya


untuk menceramahkan-nya dari awal sampai akhir, jangan membaca
penjelasan karya siapapun, cuma menyampaikan apa yang kamu
tercerahkan dari hasil membaca sutra, lalu dia mulai berceramah.

85
Kali kedua, yakni setelah dia mengulang seribu kali lagi, saya
menyuruhnya berceramah lagi, kali ini dia amat bersukacita, oleh
karena pencerahan yang diperolehnya makin mendalam, makna yang
diperolehnya kian meluas, berbeda dengan kali pertama.

Kemudian untuk kali ketiga, dia membaca seribu kali lagi, dia
datang ke Hongkong mengunjungiku, saya membiarkannya masuk
ke studio rekaman, lalu hasil rekaman tersebut banyak sekali, saya
ada mendengar beberapa bagian, Upasaka Hu Xiaolin
menceramahkannya dengan bagus!

Upasaka Hu Xiao-lin adalah seorang pelaku bisnis, sebelum


mengenal Ajaran Buddha, dia mengelola bisnisnya dengan bersusah
payah, kehidupan yang dilaluinya juga bukan serupa kehidupan
manusia. Kemudian dia mengikutiku belajar Ajaran Buddha, saat
pemulaan saya menyarankannya belajar “Di Zi Gui”, “Risalah
Balasan dan Ganjaran Setimpal”, “Sepuluh Kebajikan”, dia
mengamalkannya dengan serius, sungguh sulit diperoleh.

Setelah dia merasakan manfaatnya, lalu mengajak seluruh karyawan


perusahaannya juga belajar “Di Zi Gui”, “Risalah Balasan dan
Ganjaran Setimpal”, “Sepuluh Kebajikan”. Karyawan-nya yang
berjumlah sekitar 100-200 orang, seluruhnya juga ikut belajar dan
mengamalkannya dengan serius, sehingga seluruh tata tertib
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dihapus dan
digantikan dengan “Di Zi Gui”, “Risalah Balasan dan Ganjaran
Setimpal”, “Sepuluh Kebajikan”, sebagai pedoman untuk mengelola
perusahaan, dan meraih keberhasilan.

86
Setiap hari Upasaka Hu Xiaolin hanya perlu mengunjungi kantornya
selama satu jam saja, setelah pesan-pesan yang perlu telah
disampaikan, maka selanjutnya karyawan perusahaan yang akan
mengerjakannya, seluruh karyawan menganggap perusahaan adalah
rumah sendiri, bos mereka adalah kepala keluarga. Ini seperti yang
disebutkan dalam “Da Xue (Great Learning)” sebagai membangun
keluarga, menata negara, mendamaikan dunia.

Dengan demikian dia mempunyai waktu luang yang banyak, untuk


belajar dan melafal Amituofo. Perusahaan kian tahun kian maju
pesat, dia sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan bisnisnya, oleh
karena setiap karyawannya begitu bertanggung jawab.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan dibagi merata kepada


seluruh karyawan. Selain itu juga memberi perhatian pada
karyawannya, bila ada anggota keluarga karyawan yang menderita
sakit maka perusahaan akan menanggung biaya rumah sakit,
perusahaan menganggap setiap karyawannya adalah anggota
keluarga sendiri, sehingga menjaga sepenuhnya.

Dengan demikian karyawan jadi setia pada pimpinannya, mau cari


ke mana lagi bos yang begitu baik? Para karyawan menjadi saksi
bagi perubahan diri bosnya itu, dari masa muda beralih ke masa tua,
masa muda yang bertabiat jelek, suka memarahi dan menyalahkan
karyawan, yang kikir; setelah belajar Ajaran Buddha jadi berubah
total, membawa seluruh karyawannya untuk belajar Buddha Dharma,

87
kini dia menggunakan Ajaran Buddha dan ajaran Konfusius untuk
mengelola perusahaannya.

Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya, kebijaksanaan barulah


berguna, sebaliknya marah-marah dan menyalahkan orang lain
adalah tidak berguna. Dari contoh ini kita dapat melihat dan
memahaminya dengan jelas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Juni 2017

88
4 Juni 2017

i Alam Sukhavati terdapat empat tingkatan Tanah Suci,


seperti kita yang melafal Amituofo terlahir di Alam Sukhavati,
umumnya terlahir di Tanah Suci Tingkatan Pertama yakni “Tanah
Suci Kediaman Orang Awam dan Insan Suci”.

Alam Saha yang kita tempati sekarang ini juga merupakan “Tanah
Suci Kediaman Orang Awam dan Insan Suci”, hanya bedanya di sini
adalah tanah keruh, sedangkan di Alam Sukhavati adalah Tanah Suci.

Alam Saha ini, yakni Planet Bumi, atau disebut juga Jambudvipa,
sekarang masyarakat di Jambudvipa sedang dilanda kekacauan.
Sedangkan di Alam Sukhavati, di Tanah Suci Kediaman Orang
Awam dan Insan Suci, takkan ada gejolak, oleh karena adalah Tanah
Suci, setiap insan memiliki sebutir hati yang suci, baik lahir maupun
batinnya adalah suci, lingkungan hunian yang suci, benar-benar tak
ternodakan meskipun oleh setitik debu.

89
Dengan kebijaksanaan yang tak terbayangkan, Buddha Amitabha
membantu para makhluk dalam satu kelahiran menyempurnakan
KeBuddhaan.

Di semesta alam ini, karir siapakah yang paling mulia? Yakni


Buddha Amitabha. Makanya semua Buddha memuji Buddha
Amitabha sebagai “CahayaNya yang paling terunggul, Rajanya para
Buddha”.

Maitri Karuna Buddha Amitabha melampaui semua Buddha lainnya,


Maitri KarunaNya Buddha Amitabha ditampilkan dengan
menwujudkan Alam Sukhavati untuk menyelamatkan semua
makhluk.

Lantas apakah para Buddha lainnya juga harus serupa Buddha


Amitabha, semuanya sibuk membangun Alam Sukhavati kedua?
Tidak perlu, Anda memiliki prestasi mengagumkan, mewujudkan
alam yang begitu sempurnanya, jadi Saya tinggal mengantar semua
makhluk berjodoh ke alam-Mu saja, agar mereka mencapai
KeBuddhaan di sana.

Ini barulah merupakan fakta yang sesungguhnya. Guru kita, Buddha


Sakyamuni senantiasa menasehati kita supaya membangkitkan
keyakinan, tekad dan melafal Amituofo, barulah dapat terlahir di
Alam Sukhavati.

90
Sesampainya di Alam Sukhavati, Buddha Amitabha menjadi Guru
Pembimbing kita. Lantas setelah kita berhasil mencapai
KeBuddhaan, apakah kita masih harus kembali? Iya, kita akan
kembali lagi. Mengapa demikian?

Oleh karena di Alam Saha ini, setiap kelahiran demi kelahiran


banyak sekali makhluk yang berjodoh dengan kita, ketika melihat
mereka menjalani penderitaan, berputar di lingkaran enam alam
tumimbal lahir, setelah kita melihatnya, kita pasti takkan tega, kita
pasti akan mengulurkan tangan untuk membantunya.

Inilah yang disebut dengan bertekad kembali lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Juni 2017

ita harus senantiasa mengingat bahwa dengan hati yang


suci, dengan hati yang tulus melafal sepatah Amituofo, dengan
melafal sepatah Amituofo ini dapat mengeliminasi karma buruk
yang berat selama kalpa yang tak terhingga.

91
Jadi kita dapat mengatakan bahwa praktisi yang melafal Amituofo
dengan kesungguhan hati, apakah mereka masih membawa serta
karma terlahir ke Alam Sukhavati? Tidak lagi membawa serta
karmanya.

Mengapa dikatakan tidak membawa lagi karmanya? Melafal


Amituofo melenyapkan dosa berat selama berkalpa-kalpa, sudah
tereliminasi, melafal Amituofo satu kali saja sudah mengeliminasi
karma, apalagi sampai sepuluh kali, pasti terlahir ke Alam Sukhavati.

Kini Alam Sukhavati telah berhasil diwujudkan oleh Buddha


Amitabha, semua Buddha di sepuluh penjuru, juga serupa dengan
Buddha Sakyamuni, tiada yang tidak membabarkan “Sutra Usia
Tanpa Batas”, tiada yang tidak membabarkan “Amitabha Sutra”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Juni 2017

“Sutra Usia Tanpa Batas” merupakan intisari ajaran Buddha


Sakyamuni selama 49 tahun, dari 84 ribu pintu Dharma, bila terpisah
dari Pintu Dharma Tanah Suci, maka dalam satu kehidupan ini
mustahil bisa meraih keberhasilan.

Saya berani mengatakan sedemikian rupa, apa alasannya? Karma


buruk berat yang dilakukan selama kalpa yang tak terhingga,
92
rintangan karma yang terlampau berat, kita sendiri juga tak berdaya
menghentikannya.

Jangankan bilang mengeliminasinya, menghentikannya, untuk


selanjutnya takkan mengulanginya lagi, mustahil!

Jujur saja, kita bukanlah akar kebijaksanaan tersebut, kita bukan


orang yang memiliki akar kebijaksanaan tertinggi, jadi dimana level
kita? Diri sendiri mengaku, yang paling bawah, dengan setulus hati
melafal Amituofo barulah ada harapan masih bisa terselamatkan,
dengan setulus hati melafal Amituofo barulah bisa berhasil.

Apabila saya hendak belajar ajaran sutra, maka saya menfokuskan


diri pada satu sutra ini (Sutra Usia Tanpa Batas) saja sudah bagus.

Tempo dulu ada praktisi yang sepanjang hayatnya cuma


menceramahkan “Amitabha Sutra” saja, sampai beberapa ratus kali
diulang, ini adalah Maha Bodhisattva, memberi teladan pada diri kita.

Oleh karena menasehati kita, kita tidak sudi mendengarnya, akhirnya


dia sendiri yang langsung memberi teladan dalam bentuk tindakan
nyata, sepatah Amituofo dilafal berkesinambungan tak terputus,
akhirnya berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

93
Terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan,
memperlihatkan fenomena istimewa kepada kita semuanya, setelah
kita melihatnya segeralah membulatkan tekad, jangan sampai
ketinggalan di belakang orang lain.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Juni 2017

ika ingin dalam satu kehidupan ini meraih keberhasilan,


maka pendirian harus tetap teguh, menfokuskan diri pada satu Pintu
Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk
jangka panjang.

Ketika saya meyakini Aliran Tanah Suci, usiaku sudah mencapai 85


tahun, sudah tidak sempat lagi, saya melepaskan seluruh ajaran sutra
Mahayana, yakni pada saat berusia 85 tahun, baru 7 atau 8 tahun
silam, sudah begitu terlambat.

Sekarang saya baru benar-benar menyadari bahwa belajar pintu


Dharma lainnya, saya tidak memperoleh manfaat yang
sesungguhnya, sedangkan Pintu Dharma Tanah suci ini, saya sengaja
merekomendasikan pada kalian semuanya.

94
Belajar sutra yang mana sebaiknya? Belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”
yang bagus, terlebih dulu menghafalnya. Praktisi yang dapat
menghafalnya tidak banyak, lantas kenapa pula dia tidak bisa
berhasil? Di dunia ini masih ada yang dia dambakan, dia masih tidak
ikhlas.

Dia sudah salah, dia tidak bisa ikhlas dan tidak mau pergi, maka
hanya bisa melanjutkan berputar di lingkaran tumimbal lahir, saya
sudah melihat banyak kasus serupa ini.

Insan yang benar-benar cerdas, yang benar-benar bijaksana, pasti


memahami bahwa dunia ini hanyalah khayalan semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Juni 2017

95
16 Juni 2017

agaimana caranya mencapai pencerahan? Yakni terlahir


ke Alam Sukhavati bersua dengan Buddha Amitabha, maka
tercapailah pencerahan. Hari ini kita melangkah di Jalan ini, aman
dan terjamin, setiap insan dapat berhasil.

Lihat saja mereka yang pernah melakukan Pancanantariya Karma


dan Sepuluh Kejahatan, yang semula akan jatuh ke Neraka Avici,
namun pada saat menjelang ajal masih sempat bertobat dan
membangkitkan keyakinan, membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati, melafal Amituofo, memohon pada Buddha Amitabha
agar datang menjemput, maka Buddha Amitabha pasti datang
menjemput.

Sepatah Amituofo pada detik terakhir adalah sedemikian pentingnya,


senantiasa membayangkan bahwa sepatah Amituofo yang saya lafal
sekarang merupakan lafalan pada detik terakhir.

96
Bencana banyak sekali! Seperti peristiwa kebakaran apartemen di
London, yang terdiri dari 27 lantai, saya tidak baca berita, cuma
dengar dari orang lain, korban yang meninggal dunia jumlahnya
tidak sedikit.

Kehidupan manusia sungguh tidak kekal, setiap saat nyawa bisa saja
melayang, kita harus meningkatkan mawas diri, setiap saat bisa saja
kehilangan nyawa. Setiap saat mesti melafal Amituofo
berkesinambungan, meskipun saat detik terakhir juga harus tetap
melafal Amituofo, Buddha Amitabha pasti akan muncul di hadapan
kita, setelah melihat kehadiran Buddha Amitabha, kita mengikutiNya
menuju ke Alam Sukhavati.

Begini barulah betul, pada satu masa kehidupan ini, tidak sia-sia kita
datang ke dunia ini. Apapun bentuk kebajikan yang kita lakukan juga
tidak bisa membawa kita keluar dari lingkaran tumimbal lahir, paling
tidak cuma bisa terlahir di Alam Dewa (Surga) saja. Usia di Surga
panjang tapi masih ada batasnya, begitu ajal tiba masih harus
bertumimbal lahir, bayangkan betapa mengerikannya! Jangan sampai
melakukan hal sedemikian rupa.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Juni 2017

97
iwa sejati sejak semula telah sempurna akan
kebijaksanaan yang tak terbayangkan, setelah menemukan kembali
jiwa sejati barulah hal ini dapat dipahami. Lantas bagaimana caranya
untuk menemukan kembali jiwa sejati? Yakni dengan melatih
samadhi.

Cara kita melatih samadhi adalah dengan melafal Amituofo, saat


melafal Amituofo takkan bercampur dengan bentuk-bentuk pikiran,
melepaskan segala kemelekatan, tidak ada khayalan, hanya ada
sepatah Amituofo saja, dilafal dengan jelas dan sadar. Inilah yang
disebut sebagai ketrampilan melatih diri.

Kunci dari ketrampilan melatih diri tak lain adalah melepaskan


segala kemelekatan, hingga sebersih-bersihnya, mengapa demikian?
Dunia ini adalah semu, bahkan tubuh jasmani kita juga tidak bisa
kita peroleh, apalagi benda-benda di luar diri kita?

Kini masyarakat di dunia sedang bergejolak, sampai di mana


tingkatan kekacauannya? Sudah tidak bisa dibayangkan lagi, sudah
di luar jangkauan pikiran, sudah terlampau parahnya bukan main!
Penderitaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata!

98
Orang yang mempunyai kedudukan tinggi amat menderita, orang
kaya juga begitu menderita, tidak ada satupun orang yang tidak
sengsara, maka itu buat apa mendambakan dunia ini?

Membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, inilah yang


harus kita genggam erat-erat, satu-satunya yang bisa kita andalkan
hanyalah Pintu Dharma ini, terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas
tanpa rintangan, di dalam Persamuan Dharma Buddha Amitabha
mencapai keberhasilan nan sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Juni 2017

99
17 Juni 2017

alau tidak sanggup membaca sutra, cuma bisa melafal


sepatah Amituofo, ini juga diperbolehkan. Hanya melafal sepatah
Amituofo saja, setiap saat dan di mana saja, lafalan Amituofo di hati
berkesinambungan tak terputus. Lama kelamaan, meskipun tidak
sedang melafal namun suara lafalan akan senantiasa bergema di hati,
oleh karena sudah terbiasa.

Ini juga serupa dengan kebiasaan kita mengkhayal, sudah terbiasa,


apakah dia sengaja mau mengkhayal? Dia juga tidak menyadarinya,
dia juga tidak mau berkhayal, tetapi bentuk-bentuk pikiran sudah
terlampau banyak, sudah terbiasa, andaikata dapat mengganti
khayalan jadi lafalan Amituofo, alangkah bagusnya!

Cara ini sungguh menakjubkan. Saya percaya dengan memelihara


kebiasaan ini, dalam waktu tiga tahun sudah meraih keberhasilan.
Segala usaha saat permulaannya pasti susah, walaupun susah
janganlah ditakuti, kelupaan melafal Amituofo disebut sebagai
kehilangan pikiran benar, tapi janganlah khawatir, begitu teringat
segera lanjutkan lagi melafal Amituofo.

100
Lama kelamaan waktu kelupaan itu akan kian berkurang, makin
lama makin berkurang waktunya, sementara pikiran benar kian lama
kian panjang waktunya.

Sampai akhirnya, siang malam melafal berkesinambungan, sedetik


pun takkan kelupaan lagi, maka saya ucapkan selamat padamu, anda
telah berhasil. Andaikata anda melimpahkan jasa kebajikan ini
dengan bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, mana mungkin tak
terwujud? Pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Juni 2017

101
18 Juni 2017

engapa praktisi yang melafal Amituofo itu


jumlahnya banyak, tetapi yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati
jumlahnya malah sedikit, setelah membaca bait sutra, kita jadi
mengerti, gagal terlahir ke Alam Sukhavati, di mana letak
permasalahannya? Yakni keyakinan, terhadap Alam Sukhavati tidak
punya keyakinan hati, inilah susahnya.

Orang yang ragu akan bertanya, apa benar Alam Sukhavati itu
sebagus yang disebutkan dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”? Kita
tidak berani mempercayainya.

Praktisi yang belajar Buddha Dharma sejak usia muda hingga tua,
juga tidak mampu menerima kebijaksanaan Buddha. Lantas kenapa
pula ada yang dapat menerimanya?

102
Buddha Sakyamuni membabarkannya kepada kita, praktisi yang
dapat menerimanya bukanlah orang awam, lantas siapakah dia?
Selama kelahiran demi kelahiran, kalpa demi kalpa pernah
memberikan persembahan kepada para Buddha Tathagata yang tak
terhingga, berkat akar kebajikan yang pernah ditanamnya ini.

Kita jadi mengerti, apakah kita memiliki akar kebajikan atau tidak,
lihatlah apakah diri sendiri yakin atau tidak, benarkah tidak ragu lagi?

Bila ada praktisi yang mendengar sutra ini, tidak timbul keraguan,
menerima dan mengamalkannya, maka ketahuilah bahwa praktisi ini
memiliki pahala besar!

Selama kelahiran demi kelahiran, kalpa demi kalpa, dia telah belajar
Buddha Dharma, pahala dari memberi persembahan kepada para
Buddha adalah sedemikian besarnya, maka itu memperoleh
pemberkatan dari para Buddha Tathagata, keyakinan hatinya barulah
muncul. Jadi praktisi ini bukanlah orang awam.

Maka itu bila dilihat dari dunia saha ini, apakah ada praktisi pelafal
Amituofo yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati? Ada, tapi
jumlahnya tidak banyak. Sepanjang hayatnya melafal Amituofo
namun gagal terlahir ke Alam Sukhavati, jumlahnya sangat banyak.
Bahkan tidak bisa dijadikan perbandingan, yang berhasil jumlahnya
malah terlampau sedikit.

103
Apa alasannya? Bila kita amati dalam Pintu Buddha ini, yang terdiri
dari beragam aliran atau sekte, setiap vihara yang tidak serupa, baik
yang memimpin maupun yang dipimpin, apakah pelatihan diri
mereka telah sesuai dengan Dharma?

Masalah ini sungguh berat, apakah mereka telah melatih diri dengan
benar atau tidak, kita tidak mampu menjawabnya, mengapa
demikian? Urusan begini, praktisi yang mahir barulah tahu dengan
jelas, kita ini masih amatir.

Kita masih berdiri di luar Pintu. Menurut Pintu Dharma Tanah Suci,
siapakah yang disebut sebagai praktisi yang telah memasuki Pintu?
Yakni orang yang memiliki keyakinan benar dan tekad benar,
barulah disebut telah memasuki Pintu.

Apabila masih tidak membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati,


maka keyakinan-nya adalah palsu, bukan keyakinan benar; praktisi
yang memiliki keyakinan benar, terhadap Alam Sukhavati takkan
timbul keraguan sama sekali, sebaliknya bila merasa alam saha ini
masih begitu lumayan, maka gagal terlahir ke Alam Sukhavati.

Jadi problemanya terletak pada keyakinan, kita harus memahaminya


dengan jelas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Juni 2017

104
20 Juni 2017

Berapa besarkah alam semesta itu? Tak terhingga besarnya. Sudah


berapa lamakah waktunya? Yakni tanpa awal dan tanpa akhir.
Fenomena yang sedemikian besarnya terpampang di hadapan kita
yang memiliki usia yang terbatas ini, sejak dulu hingga sekarang,
manusia yang melewati usia seratus tahun tidaklah banyak.

Usia manusia jaman modern, yang dikarenakan kemajuan ilmu


kedokteran, tempo dulu lansia yang mencapai usia 60-70 tahun,
jarang ditemukan, sekarang usia 70-80 tahun yang masih bekerja,
kita selalu dapat melihatnya. Lantas apakah ini berarti usia manusia
telah bertambah panjang?

Menurut catatan, usia manusia memang bertambah panjang, namun


apakah perpanjang usia ini ada nilainya? Hal ini mesti kita pahami.
Pertambahan usia ini justru bagi sebagian orang tidak bernilai sama
sekali, mengapa demikian?

Usianya diperpanjang tak lain supaya bisa lebih lama lagi menjalani
siksaan di dunia. Kita hidup di lingkungan yang kacau, dimana

105
belum pernah terjadi sepanjang sejarah, di dalam buku sejarah
Tiongkok tidak ada kejadian seperti ini sebelumnya.

Bila dibandingkan dengan Alam Sukhavati, di sana menikmati usia


panjang namun bernilai dan bermakna; sementara di dunia ini,
meskipun berusia panjang namun ditujukan untuk menjalani siksaan,
saat berusia muda tubuh masih kuat, tetapi saat tua tubuh melemah,
tidak sanggup mengikuti keinginan hati lagi, penderitaan yang tak
terungkapkan dengan kata-kata, hidup segan mati tak mau. Beginilah
fenomena hidup hari ini!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 Juni 2017

alam melatih diri, sesungguhnya apa yang dilatih? Yakni


setelah memahami ajaran yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni,
kita bersedia menerima dan mengamalkannya, inilah tipe orang yang
berjodoh dengan Buddha.

Ajaran Mahayana menyebutkan bahwa Buddha tidak


menyelamatkan orang yang tak berjodoh denganNya. Siapa yang
dikatakan tidak berjodoh dengan Buddha, siapa pula yang dikatakan
berjodoh dengan Buddha, kita mesti memahami hal ini.

106
Kalau berjodoh maka patuh; sebaliknya yang tidak berjodoh akan
diliputi kecurigaan. Terhadap kebijaksanaan yang dimiliki Sang
Buddha, dia tidak sanggup meyakininya, inilah tipe orang yang tidak
berjodoh dengan Buddha.

Maka itu kami jadi memahami bahwa orang yang tidak berjodoh
dengan Buddha terbagi atas dua kategori : yang pertama adalah
orang yang berada di dalam Pintu Buddha, yang satunya lagi adalah
orang yang berada di luar Pintu Buddha.

Orang yang berada di luar Pintu Buddha, mereka mengira Ajaran


Buddha adalah kepercayaan takhayul, Buddha Sakyamuni
mengelabui manusia, orang begini tidak berjodoh dengan Buddha.

Ada lagi satu jenis, yakni orang-orang yang berada di dalam Pintu
Buddha, yang telah mengambil Visudhi Trisarana, dia juga membaca
sutra, bernamaskara pada rupang Buddha, tetapi terhadap Ajaran
Buddha malah setengah percaya setengah tidak, dibilang tidak
percaya sesungguhnya dia percaya, dibilang percaya tapi
pertanyaannya banyak sekali. Orang begini boleh dikatakan tidak
berjodoh dengan Buddha, meskipun sepanjang hidup melafal
Amituofo, pada akhirnya tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Apa alasannya? Kecurigaan dan keraguannya merintangi dirinya


membangkitkan keyakinan hati, setengah percaya setengah tidak,
orang begini suka berspekulasi, mengandalkan nasib mujurnya.

107
Meskipun demikian, Buddha dan Bodhisattva juga memiliki Maitri
Karuna yang tiada batas, asalkan saat menjelang ajal, niat pikiran
anda yang terakhir tidak ragu lagi, maka Buddha pasti datang
menjemputmu, sangat mujur sekali.

Yang masih diliputi keraguan saja begitu mujur, apalagi yang tidak
ragu sama sekali. Saya yakin Buddha tidak membohongi umat
manusia, pikiran begini berjodoh dengan Buddha. Saat menjelang
ajal melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati, meskipun semasa hidupnya pernah melakukan
Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan, asalkan mau bertobat
dengan setulusnya, Buddha Amitabha pasti datang menjemputmu.

Semua ini mengandalkan keyakinan dan tekad, serupa dengan kata


Master Ou Yi, berhasil tidaknya seseorang terlahir di Alam
Sukhavati adalah tergantung pada ada tidaknya keyakinan dan tekad
yang dimiliki, sedangkan tingkatan kelahiran yang dicapai adalah
tergantung pada dangkal atau mendalamnya ketrampilan melafal
Amituofo yang dimiliki.

Ucapan ini bagus sekali, setiap patahnya demikian nyata adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 Juni 2017

108
22 Juni 2017

pa tujuan Upasaka Huang Nian-zu dapat ke dunia ini?


Yakni untuk menulis penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas. Guru
Upasaka Huang Nian-zu adalah Upasaka Xia Lian-ju, yang
merangkum Sutra Usia Tanpa Batas, sedangkan si murid yakni
Upasaka Huang datang menulis penjelasan sutra.

Kita berjodoh bersua dengan Sutra Usia Tanpa Batas yang


dirangkum oleh Upasaka Xia Lian-ju dan Penjelasan Sutra Usia
Tanpa Batas yang ditulis oleh Upasaka Huang Nian-zu. Maka itu
kita mesti tekun belajar, membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati, jangan ada keraguan sama sekali.

Upasaka Huang Nian-zu menulis penjelasan sutra dengan sangat


bagus, oleh karena bukan atas dasar penafsiran-nya sendiri, setiap
kalimat merupakan kutipan dari 193 jenis sutra, sastra dan
penjelasan karya para praktisi senior jaman dulu, barulah terwujud
sebuah buku “Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas” ini.

109
Setiap kata dan kalimat dalam Sutra Usia Tanpa Batas, diuraikannya
dengan sedemikian jelasnya. Apa alasannya? Beliau takut orang lain
tidak punya rasa hormat, andaikata penjelasan itu ditulis atas
penafsiran-nya sendiri, mustahil orang lain akan takluk, malah
menfitnah, anda ini cuma umat awam, apa pantas anda menulis
penjelasan sutra?

Maka itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Upasaka


Huang Nian-zu mengutip bait kalimat yang tercantum di dalam sutra,
sastra dan penjelasan karya praktisi senior jaman dulu, sehingga
orang lain tidak bisa berkomentar apa-apa.

Ini adalah kebijaksanaan yang sesungguhnya, takkan membuat


generasi mendatang jadi timbul keraguan, menghindari generasi
mendatang melontarkan kritikan dan menyangkal.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Juni 2017

110
23 Juni 2017

ujuan akhir dari praktisi yang belajar Ajaran Buddha


adalah pulang ke Nitya-sthita (tanah suci tingkatan tertinggi di Alam
Sukhavati), menyempurnakan KeBuddhaan. Setelah pulang ke
Nitya-sthita, bila ada jodoh, maka menampilkan diri. Untuk apa?
Bila melihat ada makhluk yang berjodoh denganNya yang sedang
tersesat, maka Buddha di Nitya-sthita akan menampilkan diri.

Wujud apa yang akan ditampilkan? Tidak ada wujud yang tetap,
berlainan menuruti jalinan jodoh, menampilkan wujud yang serupa
dengan para makhluk yang akan diselamatkanNya, contohnya ketika
hendak menyelamatkan manusia, maka Beliau akan menampilkan
wujud manusia.

Buddha Sakyamuni datang ke dunia untuk menyelamatkan umat


manusia, maka Sang Buddha menampilkan diriNya sebagai manusia.
Wujud apa yang kita sukai, maka Beliau akan menampilkan diri
sebagaimana mestinya.

111
Buddha Sakyamuni menampilkan diri sebagai manusia, sehingga
kita merasa serupa denganNya, padahal dalam kenyataannya adalah
tidak serupa, dimanakah letak perbedaan tersebut? Kita masih
melekat pada rupa atau wujud, kita menganggap bahwa rupa itu
nyata adanya, sedangkan para Buddha tidak melekat pada rupa atau
wujud, menampilkan diri namun takkan melekat, jadi perbedaan ini
sungguh besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 Juni 2017

112
27 Juni 2017

etika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini,


hati manusia masih murni adanya, insan bajik masih banyak
jumlahnya, Sang Buddha tidak bosan-bosannya menasehati manusia
untuk kembali ke jalan yang benar.

Masyarakat masa kini malah mengabaikan ajaran insan suci dan


bijak. Siapa yang menjadi pendidik dalam masyarakat modern ini?
Anak-anak sejak dilahirkan, siapa yang jadi gurunya? Yakni siaran
televisi dan internet yang mengajarinya. Bahkan dia belajar dengan
begitu seriusnya, sedetik pun takkan meninggalkan media tersebut,
namun sayangnya materi yang diajarkan di dalamnya adalah
membunuh, mencuri, asusila dan berbohong, mengajari manusia
menumbuhkan lobha, dosa dan moha.

Akibatnya masyarakat jadi kacau, etika moral diabaikan, Hukum


Karma tidak dipercaya lagi, manusia sudah tak sebanding lagi
dengan binatang. Maka itu tidak boleh tidak bermawas diri.

Bagi yang tidak berkesempatan mengenal Buddha Dharma,


mendengar ajaran sutra, ini dikarenakan dia memiliki rintangan
113
karma. Ada pula sebagian kecil praktisi yang berkesempatan
mendengar ajaran sutra, namun sulit untuk menerimanya. Sedangkan
praktisi yang lebih
ebih lumayan, akan setengah percaya setengah tidak,
melatih diri dengan tidak serius, ini merupakan problema yang parah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Juni 2017

114
29 Juni 2017

ebanyak 25 Bodhisattva melindungi praktisi pelafal


Amituofo, agar si praktisi jauh dari segala penyakit dan penderitaan,
Dewa Pelindung Dharma juga akan ikut melindungi dirimu.

“Baik manusia maupun yang bukan manusia, juga tidak berpeluang


mendekati si praktisi”, kalimat ini sangat penting, apa maksudnya?
Yakni musuh kerabat penagih hutang masa kehidupan lampau.

Pada masa kehidupan yang lampau, selama kelahiran demi kelahiran,


kita telah mengikat permusuhan dengan makhluk lain, pada masa
kelahiran sekarang mereka datang membalas dendam, masalah anda
jadi rumit. Dengan adanya perlindungan dari 25 Bodhisattva, musuh
kerabat penagih hutang tidak berani mendekat.

Setiap hari kita melatih diri, hendaknya melimpahkan jasa kebajikan


kepada para musuh kerabat penagih hutang, mengurai segala ikatan
permusuhan, “Ikatan permusuhan hendaknya diurai dan jangan
dijalin”.
115
“Baik manusia maupun yang bukan manusia, juga tidak berpeluang
mendekati si praktisi”, sehingga “Baik berjalan, berdiri, duduk
maupun berbaring, siang maupun malam, praktisi ini senantiasa
tenteram”.

Maka itu dalam melangkah di jalan pelatihan diri, siapakah yang


mesti kita andalkan? Tak lain adalah Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 Juni 2017

116
30 Juni 2017

ila kita mengamati dengan seksama masyarakat


sekarang ini, sejak usia muda hingga tua, apa yang dikejar manusia?
Yang paling menonjol adalah mengejar kedudukan, makin tinggi
kedudukan makin bagus pula, lalu mengejar kekayaan, makin kaya
makin bagus pula, menikmati pahalanya sampai habis.

Bahkan alam surga pun tidak dipercayainya. Sebagian besar agama


di dunia ini menempatkan tujuan akhirnya di alam surga, hanya
Agama Buddha satu-satunya yang tidak bertujuan terlahir di Surga,
Ajaran Buddha menempatkan tujuan akhir dengan terlahir ke Alam
Sukhavati.

Alam Surga itu bagus, lantas kenapa pula kita tidak bertujuan ke
sana? Bila kita menempatkan tujuan akhir kita di Surga, maka ini
serupa dengan apa yang disebutkan di dalam sutra sebagai
“Kebijaksanaan yang dangkal”, tidak punya kebijaksanaan, cuma
ada kepandaian saja.

117
Jaman sekarang orang mengejar pengetahuan luas, makin banyak
yang diketahui makin bagus, namun melupakan kebijaksanaan, di
dalam kebijaksanaan ada pengetahuan, sebaliknya di dalam
pengetahuan tidak ada kebijaksanaan.

Fakta ini telah terpampang di hadapan kita, kita telah melihatnya


dengan jelas dan mengerti. Renungkanlah bahwa tiga ribu tahun
yang silam, apa yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, seakan-
akan ucapanNya ditujukan kepada kita yang hidup pada era sekarang
ini. Jadi bukanlah dugaan atau perkiraanNya, namun Sang Buddha
memiliki kebijaksanaan yang maha luas, benar-benar telah melihat
dan mendengar serta memahaminya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Juni 2017

118
119
1 JULI 2017

ita begitu beruntung, dalam satu kehidupan ini kita


bertemu dengan Ajaran Buddha, bersua dengan Pintu Dharma Tanah
Suci, yang serupa dengan menjamin diri kita dalam satu kehidupan
ini juga terbebas dari enam alam tumimbal lahir.

Tetapi, anda mesti melepaskan karma buruk yang anda lakukan.


Membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, hanya membawa
karma lama saja, bukan membawa karma baru.

Tempo dulu anda sudah terlanjur melakukannya, tidak apa-apa,


masih dapat dibawa serta, tetapi kalau sekarang anda masih juga
sengaja melanggarnya, maka karma baru ini tidak bisa dibawa serta,
dosa ini dapat menyeret dirimu, seperti rantai besi, yang mampu
menahanmu di enam alam tumimbal lahir dan tidak sanggup keluar
darinya, barulah anda menyadari betapa mengerikan hal begini.

Terutama yang melakukan Pancanantariya Karma dan Sepuluh


Kejahatan yang berakibat jatuh ke Neraka Avici. Cobalah renungkan
apakah kita pernah melakukan-nya? Membunuh ayah, tidak
melakukannya; Membunuh ibu, tidak melakukannya; Membunuh
120
Arahat, juga tidak melakukannya; melukai Buddha, juga tidak
melakukannya; Memecah Belah Sangha, apakah kita pernah
melakukannya? Poin yang satu ini, kita tidak berani mengatakannya
tidak sama sekali.

Merusak citra Ajaran Buddha, sengaja melanggar sila, memuji diri


sendiri dan menjelek-jelekkan orang lain, apakah pernah melakukan
hal sedemikian rupa? Butir yang satu ini banyak orang yang pernah
melanggarnya.

Lantas bagaimana akhirnya? Akhirnya lihatlah betapa susahnya dia


meninggal dunia, anda sudah bisa memahaminya. Peribahasa
mengatakan kalau matinya baik lahirnya juga di alam bajik, jadi
kalau waktu matinya baik, maka dia akan menuju ke tempat yang
baik pula, sebaliknya bila matinya sengsara maka dia jatuh ke tiga
alam rendah.

Mungkin saja anda tidak pernah melakukan Pancanantariya Karma


ini, namun apakah pernah timbul niat pikiran sedemikian rupa?
Asalkan muncul sebersit niat saja, maka anda telah melakukan
pelanggaran.

Anda sendiri tidak tahu, namun Buddha dan Bodhisattva


mengetahuinya, setan dan malaikat mengetahuinya. Maka itu bukan
saja ucapan dan tindakan kita yang tidak bisa mengelabui orang lain,
tidak dapat menipu malaikat dan setan, juga tidak bisa membohongi
Buddha dan Bodhisattva, niat pikiran yang timbul takkan bisa
ditutupi.
121
Saya tidak melakukannya, tetapi di dalam benak ada timbul niat
pikiran sedemikian rupa, walaupun niat pikiran itu padam dalam
waktu singkat, namun begitu niat pikiran ini muncul, telah
melakukan mano-kamma (perbuatan yang dilakukan melalui pikiran),
mulut melakukan vaci-kamma (perbuatan yang dilakukan melalui
ucapan), tubuh jasmani melakukan kaya-kamma (perbuatan yang
dilakukan melalui tindakan), baik pikiran, ucapan dan tindakan juga
sedang menciptakan karma, sejak pagi hingga malam, bahkan saat
bermimpi juga sedang menciptakan karma. Coba bayangkan, apakah
anda tidak merasa takut?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Juli 2017

“Ladang berkah besar adalah melafal Amituofo”, ini merupakan


ladang berkah yang sungguh besar.

Sebelumnya saya pernah menyampaikan pada hadirin sekalian,


melestarikan dan mewariskan budaya tradisional Tiongkok, ini
merupakan ladang berkah besar duniawi, kalau berhasil maka
pahalanya kelak di Alam Dewa dan Manusia. Sebaliknya kalau gagal,
sengaja melanggar norma-norma kesusilaan, maka akibatnya jatuh
ke tiga alam rendah.

122
Ladang berkah besar yang sejati adalah Ajaran Sukhavati, sama
sekali tidak semu, mengapa demikian? Aliran Sukhavati menjamin
kita dalam satu kehidupan melafal Amituofo terlahir ke Alam
Sukhavati. Tidak boleh meremehkannya, jangan sampai menyia-
nyiakan waktu, setiap ada waktu luang, ingatlah melafal Amituofo,
inilah berkah besar yang sesungguhnya, ini merupakan ladang
berkah Tathagata, merupakan ladang berkah yang melampaui berkah
duniawi.

Terlahir ke Alam Sukhavati menikmati pahala yang tiada habis-


habisnya, pahala yang mustahil bisa diperoleh baik di Alam Dewa
maupun Manusia, pahala Alam Dewa dan Manusia terangnya ibarat
sinar kunang-kunang, sedangkan pahala Alam Sukhavati ibarat
cahaya mentari, tidak bisa dibandingkan, hari ini kita telah bersua
dengan Pintu Dharma ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Juli 2017

123
2 JULI 2017

etika ayahbunda masih hidup, hendaknya menyayangi


ayahbunda serupa dengan mereka menyayangi kita semasa kecil,
saat kita masih berusia kecil, ayahbunda begitu menyayangi kita,
sekarang ayahbunda sudah berusia lanjut, mata telah kabur,
pendengaran mulai terganggu, bicara pun jadi kurang jelas, gerakan
tak selincah dulu lagi, apakah kita ada menunjukkan perhatian kita
pada mereka? Apakah kita ada menjaga mereka? Apakah kita
menjaga mereka serupa dengan menjaga anak sendiri? Apabila kita
dapat melakukannya maka ini disebut anak berbakti.

Saat berusia lanjut, ayahbunda mulai sakit-sakitan, anak cucu banyak


yang tidak berbakti, bisa datang berkunjung sudah lumayan baik.
Sedangkan anak cucu yang mengerahkan segenap perhatian untuk
menjaga ayahbunda, sudah sulit dijumpai.

Di sekolah anda dididik oleh guru, budi guru adalah serupa dengan
budi ayahbunda. Guru mendidikmu agar menjadi manusia berguna.

124
Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan gelar, anda mengabdi
pada masyarakat, budi guru janganlah dilupakan.

Seorang anak dapat menjadi insan berbakat, berkat jasa ayahbunda


dan guru, merekalah yang membuatmu jadi berhasil, maka itu budi
ayahbunda dan budi guru adalah serupa. Yang tidak sama adalah
ketika guru meninggal dunia, murid takkan mengenakan pakaian
berkabung, namun di benak mereka senantiasa mengenang budi
kebajikan guru, tanpa guru maka takkan ada prestasi kita hari ini,
tiada pula karir kita hari ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juli 2017

125
15 JULI 2017

lam Sukhavati merupakan sebuah alam yang


sungguh istimewa, yang memperoleh pemberkatan dari tekad agung
Buddha Amitabha. Tekad agung Buddha Amitabha adalah seperti
yang tercantum di dalam Bab 6 Sutra Usia Tanpa Batas. Dalam hal
membangkitkan 48 tekad begini, hanya satu-satunya, Buddha
Amitabha yang membangkitkan tekad serupa ini, maka itu praktisi
yang dapat mengikuti Buddha Amitabha merupakan kesempatan
yang sungguh langka adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 Juli 2017

126
uddha Sakyamuni menggunakan Sutra Usia Tanpa Batas “Bab
42 Bodhisattva Alam Lain yang Terlahir ke Sukhavati”, untuk
memotivasi diri kita.

Manusia yang terlahir ke Alam Sukhavati, anda telah mengetahuinya,


Dewa terlahir ke Alam Sukhavati, para Dewa juga melafal Amituofo
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, anda juga telah mengetahuinya,
sekarang menyampaikan padamu, begitu banyak para praktisi yang
mengamalkan Jalan Bodhisattva juga bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.

Ajaran Buddha terdiri dari 84 ribu pintu Dharma, setiap pintu


Dharma tak terpisahkan dari melatih sila, samadhi dan prajna, setiap
metode tersebut juga dapat mencapai KeBuddhaan, barulah
dikatakan sebagai “Semua pintu Dharma adalah setara, tidak ada
yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah”.

Tetapi 84 ribu pintu Dharma tersebut memerlukan syarat yang tidak


gampang, yakni harus memutuskan kekotoran batin (klesa), sebelum
kekotoran batin dan tabiat dilenyapkan hingga tuntas, maka tidak
dapat terlahir di tanah suci, ini sangat sulit, maka itu dikatakan
sebagai “metode yang sulit diamalkan”.

Sedangkan Pintu Dharma Pelafalan Amituofo tidak perlu, saat


menjelang ajal Buddha Amitabha datang menjemputmu, membawa
127
serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, anda boleh membawa serta
kekotoran batin dan tabiat anda ke Alam Sukhavati, sampai di sana
barulah melatih diri menghapusnya hingga tuntas.

Sampai di Alam Sukhavati, kekotoran batin dan tabiat itu mudah


dilenyapkan, jalinan jodoh di sana sungguh luar biasa, ketika enam
akar (mata, telinga, hidung, lidah, jasmani dan pikiran) mengadakan
kontak dengan lingkungan luar, apa yang dilihat maupun didengar,
tiada satupun hal yang akan merintangi dirimu, menggoda dirimu,
mengendalikan dirimu, sama sekali takkan ada, maka itu keunggulan
Alam Sukhavati terletak di sini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 Juli 2017

rang sekarang suka keramaian, di Alam Sukhavati


sangat ramai, para Bodhisattva dari sepuluh penjuru alam juga
berdatangan ke sana, para penduduk Alam Sukhavati yang
jumlahnya tak terhingga, begitu ramainya. Tempat ini amat bagus
sekali, di sana meskipun ramai tapi bisa mencapai KeBuddhaan,
takkan muncul kerisauan.

128
Sedangkan alam saha kita ini, keramaian justru membuat kita jadi
banyak kerisauan, sehingga mengalami kemerosotan batin,
sebaliknya Alam Sukhavati justru membuat batin kita mengalami
kemajuan pesat, sungguh menakjubkan.

Kita kagum pada Buddha Amitabha, kita salut pada Buddha


Amitabha, Buddha Amitabha dapat memanfaatkan media hiburan
untuk membuat penduduknya mencapai pencerahan, dibandingkan
dengan ceramah maupun duduk bermeditasi, upaya kausalya
demikian terasa lebih hidup dan lebih lincah. Asalkan anda berhasil
terlahir di Alam Sukhavati, maka anda dapat menikmati semua ini,
media hiburan di sana memiliki kegunaan untuk membantumu
mencapai penerangan sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 Juli 2017

129
130
Artikel Pelengkap

aisar Zhou Zhao-wang

Zhou Zhao-wang merupakan salah satu kaisar Dinasti Zhou yang


dikuasai oleh keluarga bermarga Ji. Kaisar Zhou Zhao-wang sendiri
bernama Ji Xia. Dalam sejarah Tiongkok, Dinasti Zhou merupakan
dinasti yang berkuasa paling lama, sekitar 800 tahun lamanya, oleh
karena Dinasti Zhou mengutamakan pendidikan budi pekerti,
menjunjung tinggi etika moral, makanya bisa berlangsung begitu lama.

Kaisar Zhou Zhao-wang merupakan kaisar ke-4 dari Dinasti Zhou


Barat (1027-771 SM), ketika tampuk kekuasaan sampai di tangannya,
pengaruh keluarga kekaisaran mulai berangsur melemah.

Kaisar Zhou Zhao-wang orangnya tidak tegas, andaikata dia bukan


orang lemah, tentunya Dinasti Zhou takkan mengalami kemunduran.
131
Akhirnya kepercayaan rakyat pada pemerintah tidak ada lagi, titah kaisar
diabaikan begitu saja, para pejabat juga tidak patuh lagi.

Para pejabat membangun negara sendiri-sendiri, menjadi raja di


negeri sendiri, tidak mau mendengar kata kaisar lagi, masing-masing
sibuk menata pemerintahan sendiri, semuanya ingin jadi penguasa.

Akhirnya demi mengembalikan kepercayaan rakyat, Kaisar Zhou


Zhao-wang melakukan perjalanan keliling, untuk mempelajari kelebihan
yang dimiliki negara lainnya, berharap bisa membangun kembali
kepercayaan pada keluarga kekaisaran.

Tetapi pada saat itu negara yang baru muncul, yakni Kekaisaran Chu
sudah begitu tidak setia lagi dengan Kekaisaran Zhou, ditambah ambisi
mereka yang merajalela. Mengetahui bahwa Kaisar Zhou Zhao-wang
hendak bertamu ke negeri mereka, maka sengaja membuat sebuah
perahu yang nantinya akan ditumpangi Kaisar Zhou Zhao-wang untuk
menyeberangi Sungai Han, kapal tersebut dibangun secara tidak kokoh
dan direkat pakai lem.

Ketika perahu sampai di tengah sungai, lem yang terkena air


kehilangan daya rekatnya, bagian perahu pun terpisah, satu persatu
papan perahu terapung di atas Sungai Han. Inilah perangkap yang
sengaja dibuat oleh penduduk Negeri Chu.

132
Padahal bagi seorang kaisar yang hendak melakukan perjalanan
keliling, moda transportasi disediakan sendiri, mana boleh
mengharapkan orang lain yang menyediakan dan tinggal menumpangi
saja, ini adalah kaisar yang ceroboh, begitu mudahnya masuk ke
perangkap orang lain, bahkan nyawa pun melayang begitu saja.

Arwah Kaisar Zhou Zhao-wang yang jatuh ke dalam Sungai Han,


pergi menemui Raja Naga, lalu Raja Naga berkata : “Kalau begitu kamu
tidak usah pulang lagi!”

Kemudian dia tidak pulang dan tidak menjadi kaisar lagi, mati
tenggelam di dasar sungai. Meskipun demikian, dia berkuasa untuk
jangka waktu yang tidak sedikit, bertahta selama 51 tahun.

Di dalam buku sejarah Dinasti Zhou yang berjudul “Zhoushu Yiji”,


pada Tahun 24 bertahtanya Kaisar Zhou Zhao-wang, suatu hari bertiup
angin badai, kira-kira seperti angin topan, sehingga istana dan rumah
penduduk jadi terguncang; malam harinya muncul cahaya lima warna,
cahaya ini memenuhi sepuluh penjuru (arah atas, bawah, timur, barat,
selatan, utara, tenggara, barat daya, timur laut, barat laut). Akhirnya lima
warna tersebut berubah jadi dua warna yakni hijau dan merah.

Maka itu Kaisar Zhou Zhao-wang mengumpulkan ahli astronomi,


kaisar bertanya : “Fenomena ini petanda baik atau jelek?”

133
Saat itu Pejabat Astronomi yang bernama Su You, menjawab :
“Fenomena ini muncul berkaitan dengan lahirnya seorang Suciwan
agung di arah barat sana”.

Buddha Sakyamuni lahir pada tahun ke-24 bertahtanya Kaisar Zhou


Zhao-wang, yang menurut penanggalan masehi adalah Tahun 1028 SM.
Menurut penanggalan lunar hari lahir Pangeran Siddhartha Gautama
adalah bulan ke-4 hari ke-8.

Kaisar Zhou Zhao-wang bertanya lagi : “Apa pengaruh peristiwa ini


terhadap dunia?”

Su You menjawab : “Saat sekarang ini masih belum membawa


dampak besar, tetapi setelah seribu tahun yang akan datang, ajaran
Suciwan agung ini akan tersebar sampai ke tanah air kita ini”.

Saat itu Kaisar Zhou Zhao-wang memanggil Tukang Ukir Batu


untuk mengukir percakapan ini ke atas batu prasasti.

Akhirnya ramalan ini jadi kenyataan, yakni pada masa bertahtanya


Kaisar Han Ming-di (28-75 Masehi), Buddha Dharma tersebar dari India
ke Tiongkok, bila dihitung waktunya sekitar seribu tahun sekian; maka
itu Ajaran Buddha tersebar sampai ke Tiongkok, kejadian ini sejak awal
telah diketahui Su You. Setelah masuk ke Tiongkok, Ajaran Buddha
menikmati masa kejayaan.

134
◎Petikan Ceramah Master Hsuan Hua tanggal 3 September 1987

uteri Wencheng, sang pembawa Ajaran


Buddha ke Negeri Atap Dunia!

Tanpa kehadiran Puteri Wencheng maka Tibet tidak memiliki aksara,


juga takkan ada vihara-vihara Buddha dan sejarah perkembangan
Buddha Dharma di sana, juga takkan ada irama etnis Tibet yang menarik.
Sang Puteri menyebarluaskan Ajaran Buddha di Tibet, sehingga Agama
Buddha menyatu dengan kehidupan rakyat Negeri Atap Dunia tersebut.
Di hati rakyat Tibet, Puteri Wencheng adalah jelmaan Bodhisattva
Avalokitesvara yakni Bodhisattva Tara.

Puteri Wencheng berasal dari keluarga kekaisaran, yakni putri dari


Raja Jiangxia yang bernama Li Dao-zong, sejak kecil diadopsi oleh
Kaisar Tang Taizong dan Permaisuri Zhangsun, baik bakat maupun
rupanya patut menuai pujian, maka itu disayangi, terutama oleh karena
mendapat pengaruh dari Permaisuri Zhangsun sehingga meyakini dan
mempelajari Ajaran Buddha.

Pada saat itu Dinasti Tang sedang menikmati puncak kejayaannya,


baik dari sektor ekonomi maupun budaya, merupakan negara yang
135
berpengaruh di dunia. Negara-negara kecil di sekitarnya, demi
memperoleh perlindungan kekuatan militer Kekaisaran Tang, sehingga
menjalin kerjasama yang erat, para pimpinan negara berusaha menjalin
hubungan kekeluargaan, mengajukan lamaran pernikahan dengan
keluarga Kekaisaran Tang. Salah satunya adalah Raja Dinasti Tubo dari
Tibet.

Sebelum masuknya Ajaran Buddha ke Tibet, masyarakat masih


menganut kepercayaan primitif. Awal abad ke-7 Masehi, Raja Songtsen
Gampo (604-650) berhasil menyatukan seluruh wilayah Tibet dan
mendirikan Dinasti Tubo.

Songtsen Gampo mengajukan lamaran pernikahan dengan Puteri dari


Dinasti Tang, tetapi Tibet bukanlah satu-satunya, lamaran juga datang
dari India, Arab, Persia dan negara lainnya yang ingin menjalin
hubungan keluarga dengan Kekaisaran Tang. Para duta dari negara-
negara tersebut berdatangan ke Chang’an (ibukota Kekaisaran Tang)
untuk mengajukan lamaran meminang sang Puteri Keluarga Li tersebut.
Setelah melalui berbagai ujian seleksi, akhirnya Kaisar Tang Tai-zong
menyetujui menikahkan Puteri Wencheng yang jelita dan berbakat
kepada Songtsen Gampo, Raja Dinasti Tubo dari Tibet.

Setelah mengetahui bahwa dirinya akan dinikahkan ke Negeri Atap


Dunia, Puteri Wencheng mengajukan tiga syarat yakni yang pertama,
membawa satu rupang Buddha Sakyamuni untuk dipuja di Tibet; yang
kedua, membawa budaya dan menyebarluaskan Ajaran Buddha; yang
ketiga adalah menciptakan aksara Tibet.

136
Kaisar Tang Tai-zong mempersiapkan perhiasan nikah besar-besaran
buat putri kesayangannya, selain emas permata, kain sutera yang
berkualitas tinggi, telur ulat sutera, kertas dan perlengkapan tulis,
literatur sejarah, sutra Ajaran Buddha, poster para Bhiksu senior, obat-
obatan, dayang-dayang istana, serta ratusan cendekiawan berbakat untuk
mengikutinya ke Tibet, yang paling mengesankan adalah sebuah rupang
Buddha Sakyamuni yang terbuat dari campuran emas dan suasa.

Tahun ke-15 bertahtanya Kaisar Tang Taizong, dia mengutus Raja


Jiangxia, Li Dao-zong, untuk mengantar Puteri Wencheng ke Tibet.
Setelah melewati perjalanan berliku-liku selama sebulan lebih,
rombongan Puteri sampai di Heyuan. Di dekat Danau Zhaling bersua
dengan Raja Tibet Songtsen Gampo, yang menyelenggarakan upacara
penyambutan besar-besaran.

Di Provinsi Qinghai, di Bukit Bai-nan-ba terdapat sebuah vihara


yang disebut Red Monastery, di vihara ini terdapat patung Puteri
Wencheng, konon ketika Puteri Wencheng menempuh perjalanan ke
Tibet, pernah singgah di sini.

Setelah Puteri Wencheng tiba di Negeri Atap Dunia, Songtsen


Gampo mendirikan paviliun dan istana khusus untuk Puteri yakni
sekarang merupakan dua vihara yang terletak di Gunung Potala, Lhasa,
Vihara Jokhang dan Vihara Ramoche. Di dalam vihara dipuja rupang
Buddha Sakyamuni, ini juga merupakan permulaan dari pembangunan
vihara Buddha di Tibet.

137
Puteri Wencheng meyakini Ajaran Buddha, setelah masuk ke Tibet
masih begitu tulus melakukan namaskara pada rupang Buddha,
membaca dan mempelajari gulungan sutra. Songtsen Gampo
terpengaruh oleh ketulusan Puteri, sehingga ikut menyakini Buddha
Dharma, mengerahkan segenap kemampuan untuk menggalakkan
Ajaran Buddha, sejak itu Agama Buddha berjaya di Negeri Atap Dunia.

Vihara pertama yang berdiri di Tibet adalah Vihara Jokhang, yang


dibangun khusus buat Puteri Wencheng, rupang Buddha Sakyamuni
yang dibuat dari campuran emas dan suasa, dipuja di dalam vihara ini.

Awalnya Tibet tidak mempunyai aksara, cara mereka menyampaikan


informasi adalah dengan mengukir gambar sederhana di kayu. Atas
saran dari Puteri Wencheng, Songtsen Gampo mengutus 16 putra
bangsawan menuju ke Kashmir mempelajari sutra Bahasa Sansekerta
dan Fonologi Tiongkok. Setelah menuntut ilmu selama 7 tahun, mereka
pulang ke Tibet, menuruti aksara Sansekerta menciptakan Bahasa Tibet.
Kemudian mereka juga mengundang Bhiksu Da Tian-shou dan beberapa
guru dari Etnis Tibet, untuk memulai pekerjaan penerjemahan sutra.
Dengan munculnya aksara Tibet, maka ekonomi rakyat mulai membaik,
merupakan awal dari perkembangan ilmu dan teknologi serta budaya.

Selain itu atas pengaruh dari Puteri Wencheng, Songtsen Gampo


menyusun perundang-undangan berdasarkan Ajaran Buddha,
memberikan hadiah bagi pelaku kebajikan dan menjatuhkan hukuman
bagi pelaku k ejahatan. Mendidik rakyat agar berbuat
k ebajikan, meyakini Ajaran Buddha, bahkan mengingatkan
penduduk bahwa pikiran dan tindakan jahat pasti ada balasannya. Sejak
itu Ajaran Buddha berkembang pesat di Negeri Atap Dunia.
138
Bukan saja membawa misi penyebaran Agama Buddha, Puteri
Wencheng juga membawa budaya Dinasti Tang kepada rakyat Tibet.
Para cendekiawan pengikut rombongan Puteri Wencheng yang masuk ke
Tibet, mengajari penduduk menggunakan alat pertanian modern yang
dibawa dari Kekaisaran Tang, menerapkan sistem bercocok tanam orang
Tiongkok, membawa perubahan besar pada sektor pertanian Negeri Atap
Dunia tersebut.

Puteri Wencheng juga mengajarkan penduduk Tibet tentang Ilmu


Astronomi, Sejarah dan Matematika, sistem penanggalan juga
mengadopsi penanggalan lunar orang Tionghoa. Perubahan sistem
penanggalan ini membawa kemajuan dan faedah bagi hasil pertanian.

Seiring dengan masuknya Puteri Wencheng ke Tibet, budaya


Konfusius Tiongkok dan budaya Agama Buddha India, berturut-turut
memasuki Tibet, kemudian menuruti literatur Bahasa Sanskrit dan
Bahasa Mandarin, lalu menerjemahkan Ilmu Astronomi, Ilmu
Pengobatan dan lain sebagainya ke dalam Bahasa Tibet. Sebagian besar
berasal dari Tiongkok, sisanya dari India.

Hubungan antara Kekaisaran Tang dan Tibet berkembang pesat baik


dalam sektor ekonomi maupun budaya, hingga hubungan politik yang
erat. Di Tibet sendiri, dibangun penginapan yang khusus diperuntukkan
bagi duta yang datang dari Kekaisaran Tang.

139
Master Yijing menulis di buku karyanya berjudul “Biografi Para
Bhiksu Senior Dinasti Tang yang Menempuh Perjalanan Dharma ke
Wilayah Barat”, tercantum bahwa dari jumlah 23 anggota Sangha yang
menempuh perjalanan ke India lewat jalur darat, guna mengambil buku
sutra, ada 8 orang yang mengambil jalur melewati Tibet, boleh
dikatakan mereka memperoleh anugerah dari Puteri Wencheng.

Puteri Wencheng meninggal dunia pada tahun 680 Masehi,


menjalani kehidupan di Tibet selama 40 tahun.

Kini di dalam Vihara Jokhang di Gunung Potala, Lhasa, masih


dilestarikan patung Songtsen Gampo dan Puteri Wencheng, yang juga
merupakan warisan budaya yang paling berharga bagi rakyat Tibet untuk
mengenang sang Puteri, terhadap jasanya bagi kemajuan bidang politik,
ekonomi, budaya dan Ajaran Buddha, Puteri Wencheng pantas
mendapat julukan sebagai insan terkemuka baik jaman kuno maupun
modern.

140
Daftar
Pustaka

淨土大經科註(
淨土大經科註(第四回)
第四回)
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=2&web_rel_index=35
26&sub_amtb_index=5661&Page=45

Arsip
http://tujuhmustika.blogspot.co.id/

141
142

Anda mungkin juga menyukai