Anda di halaman 1dari 102

1

Ceramah Master Chin Kung

ESENSIAL
Vol 1
Dipetik dari :
淨土大經解演義

輕鬆學佛法

法國巴黎餐後開示

二零一四年冬至祭祖護國息災超薦繫念法會開示

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan


2
Daftar isi

Hal

TIGA PRINSIP ASVAGHOSA.........................................................................06

Tiga Prinsip Asvaghosa 01...........................................................................07

Tiga Prinsip Asvaghosa 02...........................................................................11

Tiga Prinsip Asvaghosa 03...........................................................................13

Tiga Prinsip Asvaghosa 04...........................................................................15

Tiga Prinsip Asvaghosa 05...........................................................................17

Tiga Prinsip Asvaghosa 06...........................................................................19

Tiga Prinsip Asvaghosa 07...........................................................................21

Tiga Prinsip Asvaghosa 08...........................................................................24

Tiga Prinsip Asvaghosa 09...........................................................................26

Tiga Prinsip Asvaghosa 10...........................................................................28

Tiga Prinsip Asvaghosa 11...........................................................................31

Tiga Prinsip Asvaghosa 12...........................................................................33

3
Tiga Prinsip Asvaghosa 13...........................................................................36

Tiga Prinsip Asvaghosa 14...........................................................................39

Tiga Prinsip Asvaghosa 15...........................................................................41

Tiga Prinsip Asvaghosa 16...........................................................................43

BERSANTAI SAMBIL BELAJAR BUDDHA DHARMA..........................45

01 Tekad Hati Serupa Buddha...................................................................46

02 Buddha Sakyamuni Memilih Alam Sukhavati Buat Kita...........49

03 Terlahir ke Alam Sukhavati Sungguh Menakjubkan..................50

04 Pujian Para Buddha di Sepuluh Penjuru.........................................52

05 Setiap Insan Berkesempatan Terlahir ke Alam Sukhavati......53

06 Melatih Diri Berpedoman Pada Sutra Usia Tanpa Batas..........56

07 Harapan Untuk Meraih Keberhasilan...............................................58

08 Nama Dari Semua Buddha.....................................................................60

09 Pintu Dharma Terunggul.......................................................................61

10 Fokus..............................................................................................................63

CERAMAH DI PARIS........................................................................................64

01 Bagaimana cara memperoleh manfaat dari pengamalan


sila..................................................................................................................................65
4
02 Di mana letak ketrampilan Buddha Dharma?...............................69

03 Orang yang suka berperhitungan sungguh


memprihatinkan......................................................................................................73

04 Pendidikan Kesusilaan harus diterapkan sejak anak usia


dini.................................................................................................................................75

05 Perbanyak melihat kelebihan orang lain, jangan melihat


kekurangan orang lain..........................................................................................77

06 Usia seabad hanyalah satu petikan jari...........................................80

07 Membantu orang lain adalah membantu diri sendiri................82

08 Semua makhluk memiliki kebijaksanaan, kemampuan


kebajikan dan rupa yang sama dengan Tathagata...................................86

09 Orang yang memuji dan menfitnah dirimu adalah insan


berbudi........................................................................................................................88

CERAMAH DONGZHI 2014..........................................................................91

Praktisi sejati mesti menjauhi sayuran berbau tajam.....................97

Daftar Pustaka................................................................................................100

Gatha Pelimpahan Jasa...............................................................................102

5
6
Tiga Prinsip Asvaghosa 01

Di dalam hasil karyanya yang berjudul “Mahayana-Sraddhotpada-


sastra”, Asvaghosa mengajarkan pada kita, bagaimana caranya
mendengar ceramah dan belajar ajaran sutra.

Asvaghosa mengajarkan pada kita tiga butir prinsip yaitu :

1. Dalam mendengar ceramah Dharma, jangan melekat pada


ucapan. Dengan perkataan lain, ketika membaca sutra dan
artikel Dharma, janganlah melekat pada tulisan. Tulisan adalah
simbol dari ucapan, tidak melekat pada ucapan berarti tidak
melekat pada tulisan, apakah tulisan tersebut mendalam atau
dangkal, bukanlah masalah, asalkan maknanya disampaikan
dengan benar dan dipahami.

Maka itu di dalam “Empat Andalan Dharma” tercantum


“Mengandalkan makna tersirat dan bukan makna tersurat”,
benar-benar memahami makna sesungguhnya dari ajaran yang
dibabarkan Tathagata.

Di dalam “Gatha Pembukaan Sutra” tercantum : “Semoga


memahami makna sesungguhnya dari sutra yang dibabarkan
Tathagata”, makanya tidak boleh melekat.
7
Buddha Sakyamuni mengemukakan banyak istilah, tetapi kita
tidak boleh melekat pada beragam istilah tersebut.

2. Jangan melekat pada nama dan istilah. Segala nama dan istilah
hanyalah merupakan perumpamaan, yang menuntun kita
supaya memahami makna yang sesungguhnya. Begitu anda
melekat maka sudah melakukan kesalahan, selamanya anda
takkan berdaya memahami makna yang sesungguhnya.

Memahami makna yang sesungguhnya adalah menyelami


pencerahan jiwa sejati, seperti yang disebutkan di dalam aliran
Zen sebagai menemukan kembali jiwa sejati, menemukan
kembali jiwa sejati adalah mencapai KeBuddhaan. Tujuan akhir
dari belajar Ajaran Buddha adalah mencapai KeBuddhaan.

3. Jangan ada penafsiran sendiri. Membaca sebaris kalimat lalu


menduga-duga artinya, atau menafsirkan menurut pengertian
diri sendiri. Saya membaca artikel Dharma ini, atau saya
mendengar ceramah Dharma ini, lalu saya mulai membuat
penjelasan berdasarkan pengertian sendiri. Tidak boleh, apa
alasannya?

Setelah anda mendengar ceramah Dharma, anda telah jatuh ke


dalam “Kesadaran ke-6”, dengan demikian apa yang anda
8
pelajari hanya akan menjadi pengetahuan belaka. Anda hanya
bisa memperoleh secuil pengetahuan Ajaran Buddha.

Buddha Sakyamuni bukan menyampaikan padamu


pengetahuan, namun Sang Buddha berharap agar anda dapat
mengembangkan kebijaksanaan, oleh karena dengan
menggunakan kebijaksanaan barulah anda dapat memahami
kebenaran dari alam semesta dan kehidupan manusia, yang
dapat membantumu mengakhiri samsara, keluar dari Triloka;
bukan saja keluar dari Triloka, bahkan juga melampaui Dasa
Dharmadhatu (Sepuluh Alam Dharma). Minimal harus dapat
mencapai kondisi batin sedemikian rupa.

Setelah melampaui Dasa Dharmadhatu, lantas ke mana kita


menuju? Anda akan mencapai “Alam Dharma Tunggal Sejati
(Alam Sukhavati)”.

Hari ini kami telah memiliki sedikit pemahaman, walaupun


masih belum mencapai pencerahan, namun mempelajari sutra
Mahayana secara berkesinambungan selama kurun waktu yang
panjang, kami dapat memastikan arah pelatihan diri, tujuan
yang jelas, takkan sembarangan melatih diri, hal ini sungguh
sulit diperoleh.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Oktober 2010

9
Empat Andalan Dharma :

http://smamituofo.blogspot.com/2014/04/catvari-pratisaranani.html

Gatha Pembukaan Sutra :

http://semerbaksukhavati.blogspot.co.id/2017/08/gatha-pembukaan-
sutra.html

Delapan Kesadaran :

https://daunbodhi.blogspot.com/2019/01/delapan-kesadaran.html

10
Tiga Prinsip Asvaghosa 02

Buku Sutra adalah ajaran yang dituangkan dalam bentuk tulisan.


Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini,
menggunakan bahasa lisan, tulisan merupakan simbol dari bahasa
lisan.

Asvaghosa mengajarkan pada kita supaya jangan melekat pada


bahasa lisan, dengan perkataan lain, kita juga tidak boleh melekat
pada tulisan. Panjang pendeknya tulisan bukanlah masalah, asalkan
penjelasan yang disampaikan itu harus jelas dan dimengerti, jangan
merisaukan tulisan (huruf, kata dan kalimat) nya.

Sutra diterjemahkan dari Bahasa Sanskrit, para kaum intelek,


termasuk kami saat usia muda, juga memiliki keraguan, apakah hasil
terjemahannya tepat atau tidak?

Kami jadi teringat waktu masih duduk di bangku sekolah, guru


meminta kami menerjemahkan sepenggal teks kuno, waktu itu satu
kelas ada sekitar 30-40 orang.

Setelah semua murid selesai menerjemahkan teks kuno tersebut


ke dalam bahasa masa kini, hasilnya terdapat 30-40 versi yang
11
berbeda, tidak ada satupun yang sama. Bukankah ini namanya hasil
terjemahan? Lantas bagaimana? Asalkan maknanya betul maka sudah
boleh.

Hasil terjemahan setiap orang adalah tidak serupa, asalkan


maknanya benar maka sudah boleh, jangan melekat pada tulisan,
penilaian yang diberikan guru juga berdasarkan standar begini.

Inilah yang dikatakan Buddha Dharma sebagai “Mengandalkan


apa yang tersirat dan bukan pada apa yang tersurat”, beginilah
aturannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Oktober 2010

12
Tiga Prinsip Asvaghosa 03

Banyak praktisi yang tekun belajar Ajaran Buddha sepanjang


hayatnya, mampu memberi ceramah, bahkan menghasilkan banyak
karya tulis, tetapi saat menjelang ajal tidak tampak fenomena
istimewa apapun, mengapa demikian?

Oleh karena dia tidak menyingkirkan hati yang membeda-bedakan


dan melekat, di sinilah letak permasalahannya. Jika tidak
melenyapkan perbedaan dan kemelekatan, maka dia hanyalah orang
awam, orang awam selalu menempatkan ajaran Buddha sebagai ilmu
pengetahuan semata, makanya tidak dapat mencapai samadhi
(konsentrasi), tidak tahu mengembangkan prajna (kebijaksanaan).

Maka itu orang yang mengenal Ajaran Buddha sebagai Dharma


yang menakjubkan, jumlahnya tidaklah banyak, apalagi yang dapat
menerapkannya ke dalam kehidupan keseharian, jumlahnya lebih
sedikit lagi!

Tidak boleh tidak serius, tidak boleh tidak giat berusaha, dengan
kesungguhan dan daya upaya guna mengeliminasi rintangan karma
diri sendiri.

13
Begitu buku sutra ditutup, hati tetap merasa suci, bersih dan
jernih. Apabila setelah belajar, selalu mengingatnya terus, masih saja
membeda-bedakan dan melekat padanya, maka hati sucimu jadi sirna.

Dalam mempelajari pintu Dharma manapun, tidak boleh ada


perbedaan dan kemelekatan, dengan menghapus kemelekatan
barulah diperoleh hati yang suci, dengan menghapus perbedaan
barulah diperoleh hati yang seimbang.

Hati yang setara atau hati yang seimbang lebih tinggi


tingkatannya daripada hati suci, hati suci dapat memunculkan
kebijaksanaan, apalagi hati yang seimbang! Hati yang setara akan
memunculkan kebijaksanaan yang lebih besar lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2010

14
Tiga Prinsip Asvaghosa 04

Praktisi zaman dulu selalu mengingatkan bahwa praktisi sejati


hendaknya senantiasa bermawas diri, “Semakin sedikit yang
diketahui semakin sedikit kerisauan; semakin banyak kenalan
semakin banyak gunjingan”.

Mengapa praktisi zaman dulu mengasingkan diri ke pedalaman


gunung, memutuskan komunikasi dengan duniawi? Supaya semakin
sedikit yang diketahui semakin sedikit kerisauan. Mengapa demikian?

Orang awam begitu gampang terpengaruh oleh lingkungan luar,


terkecuali kalau anda memiliki kekuatan samadhi (konsentrasi) yang
cukup lumayan. Kekuatan samadhi ini bukanlah berarti tiap hari anda
harus duduk bersila menghadap ke tembok, bukan begini caranya,
melainkan melatih diri supaya tidak terpengaruh oleh lingkungan,
inilah yang dimaksud dengan kekuatan samadhi atau keterampilan
melatih diri.

Duduk bersila menghadap ke tembok diperuntukkan bagi praktisi


pemula, setelah mencapai samadhi, baik berjalan, berdiri, duduk
maupun berbaring, senantiasa berdiam dalam samadhi, di dalam
sutra, Buddha Sakyamuni menyampaikannya sebagai “Naga
senantiasa berada dalam samadhi, tiada waktu yang tidak
berkonsentrasi”.

15
Kumara-sudhana mengunjungi 53 orang kalyanamitra, juga
senantiasa berada dalam samadhi, takkan terpengaruh oleh
lingkungan luar, kebenaran ini mesti dipahami.

Pintu Dharma Pelafalan Amituofo merupakan metode yang paling


praktis dan terunggul dari 84 ribu pintu Dharma, hanya dengan
menggunakan sepatah Amituofo, dalam segala aktivitas keseharian,
dari pagi hingga malam juga bisa dilakukan sambil melafal Amituofo,
hal lainnya tidak usah dirisaukan.

Setiap hari saya membaca sutra, kemudian memberi ceramah kepada


praktisi sekalian, begitu buku sutra ditutup, saya takkan menaruhnya
di hati, di dalam hatiku cuma ada sepatah Amituofo.

Demikian pula usai berceramah, anda bertanya padaku tentang isi


ceramahku tadi, saya sudah melupakannya, takkan mengingatnya
terus di dalam hati. Selama berpuluh-puluh tahun juga begini, dalam
hatiku senantiasa bersih dan jernih.

Andaikata dalam hati masih memikirkan ini, memikirkan itu, maka


alangkah melelahkannya hidup ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2010


16
Tiga Prinsip Asvaghosa 05

Ajaran para Buddha dan Bodhisattva wajib kita pelajari. Ketika


masih menjadi praktisi pemula, saya masih kurang percaya diri,
makanya setiap kali mendengar ceramah, saya akan membuat
catatan.

Tetapi Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) malah melarang saya


membuat catatan. Beliau berkata, saat mendengar ceramah, mesti
mengerahkan segenap perhatian, mendengarkan dengan pikiran
terfokus, apakah bisa dimengerti atau tidak, biarkan saja berlalu,
jangan dipikirkan, jangan dirisaukan, jangan sampai perhatian kita lari
dari ceramah, memusatkan perhatian adalah samadhi, dengan
samadhi barulah kebijaksanaan dapat terbuka.

“Sutra Usia Tanpa Batas” menyebutkan, “Bhagava dapat


mengumandangkan Dharma menakjubkan dengan satu jenis suara.
Setiap jenis makhluk yang mendengarkan seperti Buddha sedang
membabarkan Dharma dalam bahasa yang dimengerti masing-
masing individu, bahkan juga dapat mengerti dan memahami
kebenaran yang dibabarkan oleh Buddha”.

Jadi pemahaman setiap orang itu tidaklah sama. Andaikata dia


tidak memiliki khayalan, perbedaan dan kemelekatan, maka begitu
17
mendengar satu kalimat saja langsung mencapai pencerahan besar,
menemukan kembali jiwa sejatinya, kasus begini ada di dalam aliran
Zen.

Praktisi yang melatih metode Dhyana atau Zen, secara kebetulan


mendengar orang menyanyi, mendadak mencapai pencerahan
seketika; ketika mendengar suara rintikan hujan di atas daun pisang,
dia mencapai pencerahan. Entah dalam jodoh yang bagaimana,
kapan jodoh tersebut datang, oleh karena hatinya senantiasa suci,
barulah dia memiliki kemampuan begini.

Kadang kala usai mendengar ceramah Guru Li, saya memiliki


secuil pencerahan, lalu menyampaikannya kepada Guru Li. Guru Li
berkata : “Memangnya saya pernah bilang begitu ya? Guru sendiri
sudah melupakannya.

Sejak dulu hingga sekarang, fenomena begini bukan tidak ada,


daripada pintar berteori lebih baik banyak mendengar. Orang yang
berceramah tidak mencapai pencerahan, namun orang yang
mendengar malah mencapai pencerahan!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2010

18
Tiga Prinsip Asvaghosa 06

Sejak dulu hingga sekarang, fenomena begini bukan tidak ada,


daripada pintar berteori lebih baik banyak mendengar. Orang yang
berceramah tidak mencapai pencerahan, namun orang yang
mendengar malah mencapai pencerahan!

Bagaimana cara mendengar ceramah? Tak lain adalah prinsip yang


disampaikan oleh Asvaghosa di dalam karyanya yang berjudul
“Mahayana-Sraddhotpada-sastra”, yakni :

1. Jangan melekat pada bahasa lisan maupun tulisan.


2. Jangan melekat pada nama dan istilah.
3. Jangan ada penafsiran sendiri.

Dengan menggunakan hati yang suci dalam mendengar ceramah,


maka selama dua jam ini, hasil yang akan diperoleh pasti tak
terbayangkan!

Tetapi sebagian orang bagaimana? Sebagian orang tidak sanggup


duduk dengan tenang selama 2 jam dan memusatkan perhatiannya
mendengarkan ceramah, selama 2 jam tersebut, dia menggunakan
hati yang membeda-bedakan, hati yang melekat, alhasil apa yang
didengarnya berubah jadi pengetahuan semata atau Dharma duniawi.
19
Apa yang diperolehnya? Pengetahuan semata. Apa yang
didengarnya berubah menjadi penafsirannya sendiri. Padahal
sesungguhnya dalam menyampaikan DharmaNya, Sang Buddha tidak
memiliki maknaNya tersendiri, apabila Sang Buddha masih memiliki
makna tersendiri, maka tidak berbeda dengan orang awam.

Makanya poin ini mesti dipahami, Sang Buddha tidak timbul niat
pikiran, membeda-bedakan dan melekat, ajaranNya mengalir keluar
dari Jiwa KeBuddhaan, yang kelak di kemudian hari dituangkan dalam
bentuk tulisan, jadi tidak boleh melekat.

Ajaran yang disampaikan Buddha Sakyamuni, di dalamnya takkan


ada khayalan, perbedaan dan kemelekatan, apabila kita menerima
ajaranNya tanpa disertai khayalan, perbedaan dan kemelekatan,
maka begitu mendengarnya, langsung mencapai pencerahan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2010

20
Tiga Prinsip Asvaghosa 07

Master Dhyana Zhong Feng berkata, “Hatiku adalah Buddha


Amitabha, Buddha Amitabha adalah hatiku”, apa alasannya? Hati
yang suci, setara dan tercerahkan adalah Buddha Amitabha.

Ketamakan, kebencian, kedunguan, keangkuhan, kecurigaan


adalah enam alam tumimbal lahir. Jadi terlahir di alam yang mana
adalah tergantung pada sebersit niat pikiranmu, niat pikiran ini
ibaratnya adalah channel atau saluran siaran televisi.

Apabila kita membangkitkan niat pikiran ketamakan, kebencian,


kedunguan, keangkuhan, kecurigaan, maka channel yang kita setel
adalah enam alam tumimbal lahir. Sebaliknya apabila kita
membangkitkan niat pikiran suci, setara dan tercerahkan, maka
channel yang kita setel adalah Alam Sukhavati.

Lingkungan berubah menuruti perubahan hati. Jadi lingkungan


juga diciptakan oleh hati dan pikiran, bila hati kita baik maka
lingkungan di sekitar kita akan jadi baik; sebaliknya jika hati kita jahat,
maka lingkungan sekitar pun jadi jelek.

21
Apabila hati kita suci maka lingkungan kita pun menjadi Tanah
Suci Buddha, beginilah kebenarannya.

Jadi janganlah memiliki hati yang membeda-bedakan, kenapa di


dalam Amitabha Sutra dikatakan bahwa Alam Sukhavati berjarak dari
kita sejauh 10 Triliun Negeri Buddha, harusnya jauh sekali bukan?

Ini merupakan upaya kausalya dari Buddha Sakyamuni, makanya


menyampaikannya padamu bahwa Alam Sukhavati berada nun jauh
di sana, jaraknya 10 Triliun Alam Buddha. Makanya anda merasa
begitu jauh sekali, mengapa bisa begitu jauh jaraknya dari kita?

Apabila kekotoran batinmu tidak dilenyapkan, maka jaraknya


akan terasa jauh sekali, tetapi setelah anda menghapus kekotoran
batinmu, meskipun cuma untuk waktu sesaat saja, maka takkan ada
jarak lagi antara diri kita dengan Alam Sukhavati!

Maka itu dalam mempelajari sutra yang dibabarkan oleh Buddha


Sakyamuni, tidak boleh melihat makna yang tersurat tapi lihatlah
makna yang tersirat; jika anda memegang erat (mati terpaku) pada
aksara, kata, kalimat yang tercantum di dalam sutra, maka kondisimu
ini sungguh memprihatinkan.

Maka itu apa yang diucapkan oleh Buddha Sakyamuni tidak


mengandung makna absolut, juga tidak mengandung makna apapun,
22
apabila anda bersikeras mengatakan bahwa pasti ada makna tertentu,
maka makna tersebut adalah hasil penafsiran-mu sendiri.

Oleh karena tidak mengandung makna absolut, makanya dia


mengandung makna tanpa batas.

Sekarang anda membaca koran, majalah, makna-nya cuma satu


saja, takkan ada lagi pengertian kedua. Lain halnya dengan sutra
Buddha, memiliki makna tanpa batas.

Lihatlah sejak zaman dulu hingga sekarang, setiap penjelasan


sutra yang ditulis oleh para praktisi senior itu berbeda-beda,
bukankah ini yang disebut makna tanpa batas?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Oktober 2010

23
Tiga Prinsip Asvaghosa 08

Dengan membangkitkan perasaan hormat, barulah dapat memahami


buku-buku karya para praktisi terdahulu, tanpa perasaan hormat,
anda takkan berdaya memahaminya.

Hari ini anda melihat si penulis A penjelasannya adalah begini, lalu


penulis B penjelasannya begitu, semua ini adalah menurut hasil
penafsiran masing-masing, jadi bukanlah makna sesungguhnya dari
Tathagata, hal ini tidak boleh tidak dipahami.

Di sinilah letak kesulitan dalam mempelajari sutra Mahayana, tidak


mengandalkan makna yang tersurat tetapi mengandalkan makna
yang tersirat, tidak boleh mati terpaku pada aksara, kata dan
kalimatnya.

Bila anda berharap dari aksara, kata dan kalimat yang tercantum di
dalam sutra, dapat mencari tahu makna-nya, ini merupakan hal yang
mustahil, takkan ada maknanya.

Buddha Sakyamuni membabarkan ajaran sutra, lalu berdasarkan apa


yang tercantum di dalam sutra, anda berusaha menafsirkan
maknanya, ini sudah keliru, mesti menyingkirkan segala perbedaan
24
dan kemelekatan, barulah anda dapat memahami makna yang
sesungguhnya.

Selama di hatimu masih ada perbedaan dan kemelekatan, anda


takkan berdaya memahaminya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Oktober 2010

25
Tiga Prinsip Asvaghosa 09

Ketulusan merupakan bagian dari hati sejati. Apa yang dimaksud


dengan ketulusan? Tuan Zeng Guo-fan (pejabat Dinasti Qing)
mendefinisikan ketulusan hati sebagai “Sebersit niat pikiran pun
tidak timbul, disebut sebagai ketulusan”, penjelasan yang ditulisnya
serupa dengan penjelasan dalam Buddha Dharma!

Hati yang suci dimana sebutir niat pikiran pun tidak timbul, inilah
yang disebut sebagai ketulusan.

Dengan hati apa kita menerima Ajaran Buddha? Dengan hati yang
tulus. Asvaghosa mengajarkan pada kita, saat membaca sutra dan
mendengar ceramah Dharma, apa yang harus diperhatikan?

Yang pertama adalah tidak melekat pada bahasa lisan maupun tulisan.
Jadi waktu mendengar ceramah, jangan melekat dan mati terpaku
pada setiap perkataan yang diucapkan si penceramah.

Saat membaca sutra jangan melekat pada tulisan, oleh karena aksara
merupakan simbol dari bahasa lisan.

26
Yang kedua adalah jangan melekat pada istilah-istilah. Contohnya
adalah istilah tumimbal lahir, para makhluk, usia tanpa batas, cahaya
tanpa batas, semua ini adalah bentuk-bentuk istilah, janganlah
melekat padanya.

Yang ketiga adalah jangan ada penafsiran sendiri. Usai membaca


sutra atau mendengar ceramah, mulailah saya menduga-duga, kira-
kira apa artinya ya, janganlah ada sikap begini, janganlah ada
penafsiran sendiri.

Maka itu hendaknya menggunakan hati yang tulus, hati yang suci
dalam mendengar ceramah Dharma dan membaca sutra, barulah
pencerahan dapat tercapai. Mengapa demikian?

Hati yang suci merupakan samadhi benar. Selama dua jam anda
duduk diam mendengar ceramah di sini, memusatkan perhatian
berarti melatih samadhi (konsentrasi), dengan melatih samadhi
(konsentrasi) barulah dapat mengembangkan prajna (kebijaksanaan).

Jadi anda duduk di sini selama dua jam, memusatkan perhatian


mendengar ceramah, berarti selama dua jam pula anda melatih
samadhi dan prajna, hasilnya sungguh efektif.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Oktober 2010

27
Tiga Prinsip Asvaghosa 10

Masa kini boleh dikatakan perkembangan Buddha Dharma


sungguh terpuruk, apa sebabnya? Tidak ada yang
menceramahkannya lagi, meskipun orang pintar di dunia ini banyak
jumlahnya tapi tidak sanggup memahami sutra Buddha. Apa
sebabnya?

Untuk memahami sutra Buddha, hendaknya serupa dengan


selembar kertas putih atau kertas kosong, barulah dapat
menerimanya, sebaliknya kalau memiliki pengetahuan dan
pandangan sendiri, maka dia akan salah tafsir terhadap makna yang
terkandung di dalam sutra Buddha, apa yang dipahaminya bukanlah
makna sesungguhnya dari sutra yang dibabarkan Tathagata, tetapi
hasil penafsirannya sendiri. Hal ini merupakan kesulitan dalam belajar
sutra Buddha.

Maka itu sutra Buddha mesti dijelaskan oleh praktisi tulen,


mengapa demikian? Oleh karena seorang praktisi melalui
pengamalannya secara langsung, barulah dia dapat memahami
makna sesungguhnya yang disampaikan oleh Buddha.

28
Apabila tidak melalui pengamalan secara langsung, tidak melatih
diri, apa yang dia jelaskan cuma berdasarkan teori belaka, yang
umumnya adalah salah penafsiran.

Janganlah melihat apa yang tersurat, tapi dibaliknya terdapat


makna tersirat yang mendalam, maka itu dalam penyampaiannya
tidak boleh keliru. Terutama dalam Ajaran Mahayana, banyak istilah
yang tidak sanggup dijelaskan.

Maka itu Asvaghosa mengajarkan pada kita tiga prinsip, yaitu,


dalam mendengar ceramah Dharma jangan melekat pada bahasa
lisan (dalam membaca buku sutra jangan melekat pada tulisan),
jangan melekat pada istilah, jangan memiliki penafsiran sendiri.

Apa yang dimaksud dengan penafsiran sendiri? Saya menduga-


duga kira-kira begini artinya, sikap begini tidak diperbolehkan.

Hendaknya menggunakan hati yang suci dalam mendengar


ceramah Dharma, barulah anda dapat memahami makna yang
terkandung di dalamnya; jika anda mencampurkan pengertian sendiri
ke dalamnya, anda takkan sanggup memahaminya.

Lantas bagaimana sosok pendengar ceramah yang sesuai dengan


standar Asvaghosa? Makna sesungguhnya ada di dalam hati suci-mu,

29
yang mengalir keluar dari ketulusan hatimu, jadi bukan berasal dari
luar.

Dengan demikian barulah anda memahami apa yang diucapkan


Master Yin Guang sebagai “Dengan membangkitkan satu bagian rasa
hormat memperoleh satu bagian manfaat; dengan membangkitkan
sepuluh bagian rasa hormat memperoleh sepuluh bagian manfaat”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2010

30
Tiga Prinsip Asvaghosa 11

Apa yang dimaksud dengan ketulusan? Insan zaman dulu berkata,


“Sebersit niat pikiran pun tidak timbul disebut ketulusan”. Lihatlah,
Asvaghosa mengajarkan pada kita supaya tidak melekat pada bahasa
lisan maupun tulisan, tidak melekat pada istilah-istilah, jangan
memiliki penafsiran sendiri. Inilah yang disebut sebagai ketulusan.

Anda menggunakan hati yang suci dalam mendengar ceramah


Dharma, tidak memikirkan hal-hal lainnya, dengan begini barulah bisa
tercerahkan. Apabila mencampurkan anggapan sendiri ke dalamnya,
maka apa yang anda dengar merupakan hasil penafsiran sendiri dan
bukanlah makna yang sesungguhnya. Mengapa demikian?

Buddha Sakyamuni dalam menyampaikan ajaran sutra tidak


memiliki makna absolut, jadi dari mana anda bisa memiliki pengertian
sendiri? Oleh karena sutra tidak memiliki makna absolut makanya
mengandung makna tanpa batas; sebaliknya apabila ada makna
tertentu, maka takkan bermakna lagi, inilah sisi yang menakjubkan
dari Buddha Dharma.

Terus terang saja, ini hanyalah sebutir hati yang tulus, sebutir hati
yang suci, setara dan tercerahkan. Hati kita adalah suci, setara dan
tercerahkan, Dharma yang dibabarkan oleh para Buddha Tathagata
31
juga mengalir keluar dari hati yang suci, setara dan tercerahkan,
dengan demikian barulah dapat terjalin, inilah yang disebut sebagai
makna yang sesungguhnya dari sutra yang dibabarkan Tathagata.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2010

32
Tiga Prinsip Asvaghosa 12

Terhadap keakuratan terjemahan sutra, tempo dulu saya pernah


meragukannya. Terlebih-lebih ketika masih duduk di bangku sekolah,
saya memandang Ajaran Buddha sebagai kepercayaan takhayul.

Sampai suatu hari saya bersua dengan Profesor Fang Dong-mei,


beliau mengajarkan Ilmu Filsafat padaku, dimana bagian terakhirnya
berjudul “Filosofi Buddhis”.

Saya jadi keheranan, kok kepercayaan takhayul dimasukkan ke


dalam Ilmu Filsafat?

Guru Fang menjelaskan padaku : “Anda masih muda, anda tidak


mengetahui bahwa Buddha Sakyamuni merupakan Filsuf yang paling
mulia di dunia ini, Filosofi sutra Buddha merupakan filosofi tertinggi
di dunia, belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan hidup
tertinggi”.

Alhasil saya menyadari salah pahamku selama ini terhadap Ajaran


Buddha.

33
Dalam proses belajar, suatu kali saya mengemukakan tentang
masalah terjemahan, apakah seorang penerjemah dapat
menerjemahkan rasa orisinal dari naskah asli?

Tentu saja tidak bisa, 10 orang yang menerjemahkan selembar


naskah asli yang sama, bisa keluar 10 versi yang berbeda, tidak ada
seorang pun yang bisa menerjemahkan keluar rasa orisinalnya.

Saya bilang ke Guru Fang, demikian pula dengan hasil terjemahan


sutra Buddha, apakah mereka dapat menerjemahkan rasa orisinalnya?

Bersamaan itu pula kecurigaanku semakin menggila, zaman dulu,


setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit selesai diterjemahkan ke
dalam Bahasa Mandarin, lantas naskah asli tersebut dikemanakan?
Bahkan sekarang satu judul pun tidak dapat ditemukan lagi.

Guru Fang memberitahukan padaku :

1. Insan yang menerjemahkan sutra bukanlah orang biasa, namun


mereka telah mencapai pencerahan, yang telah mencapai
tingkatan kesucian, dimana pengetahuan dan pandangannya
hampir serupa dengan pengetahuan dan pandangan Buddha
dan Bodhisattva.

Sedangkan orang zaman sekarang dalam menerjemahkan, anda


tidak mampu menyelami suasana hati penulis aslinya, kondisi
batin pun berbeda, makanya anda tidak mampu
34
menerjemahkan-nya keluar, anda hanya mampu
menerjemahkan tulisannya, namun anda takkan berdaya
menerjemahkan semangatnya.

Hal ini sungguh beralasan, para penerjemah sutra tersebut,


banyak yang merupakan jelmaan Buddha dan Bodhisattva,
orang Tionghoa sungguh berberkah.

2. Guru Fang bilang, mentalitas orang Tiongkok zaman dulu


sungguh berbeda dengan orang masa kini. Orang Tiongkok
zaman dulu merupakan orang yang paling percaya diri di
seluruh dunia.

Mereka begitu percaya diri sampai-sampai naskah asli tidak


dibutuhkan lagi. Setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit
selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, bukan saja
dapat mempertahankan makna aslinya, bahkan keindahan
bahasanya melampaui naskah aslinya; dengan perkataan lain,
pakai sutra Bahasa Mandarin sudah boleh, naskah aslinya tidak
dibutuhkan lagi. Sungguh tinggi semangatnya!

Manalah seperti orang Tionghoa zaman now, tidak punya


kepercayaan diri sama sekali. Ucapan Guru Fang sungguh beralasan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010

35
Tiga Prinsip Asvaghosa 13

Apabila kita memiliki keraguan, meskipun anda rajin membaca


sutra, tetap saja tidak bisa memperoleh manfaat, anda takkan
merasakan aromanya, anda hanya mampu melihat makna tersurat
dan takkan sanggup melihat makna yang tersirat, anda takkan
berdaya melihat makna tanpa batas.

Terus terang saja, jika anda membaca sutra dengan hati yang
suci, hati yang tulus, maka ketika anda melihat aksara demi aksara
di dalam sutra, anda akan menemukan makna tanpa batas.

Kebenaran ini sangat sederhana, tidak sulit dipahami, yakni


saling terjalin, kuncinya tetap saja ada pada melepaskan
(menyingkirkan) khayalan, perbedaan dan kemelekatan.

Anda melepaskan (menyingkirkan) kemelekatan maka


mencapai kondisi batin Arahat; anda melepaskan perbedaan maka
mencapai kondisi batin Bodhisattva; anda melepaskan niat pikiran
maka mencapai kondisi batin KeBuddhaan.

Dengan kondisi batin KeBuddhaan membaca sutra Buddha,


mana ada alasan tidak bisa memahaminya!

36
Masalahnya sekarang kita tidak sanggup melepaskan khayalan,
perbedaan dan kemelekatan, kekotoran batin dan tabiat, meskipun
cuma secuil saja! Makanya bagaimana anda bisa memahami makna
sutra?

Walaupun sekarang Buddha dan Bodhisattva hadir di


hadapanmu, lalu menjelaskannya padamu, anda juga tak berdaya
memahaminya!

Kami memiliki sebuah pengalaman dimana dalam satu kelas ada


30 orang murid. Setelah kami mendengar pelajaran dari seorang
guru, ternyata pemahaman tiap murid itu berbeda-beda, 30 orang
ada 30 versi, jadi siapa yang paling benar? Siapa yang paling
memahami makna apa yang sesungguhnya yang disampaikan oleh
guru tadi?

Tentu saja murid yang paling tulus, yang memusatkan perhatian,


dia memperoleh pencerahan yang paling banyak dan paling tepat.
Sedangkan murid yang berkhayal tidak memperoleh pencerahan
apapun, meskipun duduk di sana mendengar penjelasan guru,
namun pikirannya berkhayal, masuk telinga kiri keluar telinga
kanan.

Maka itu kunci belajar adalah terletak pada dua kata yakni tulus
dan hormat. Ketulusan dan rasa hormat harus dipelihara dalam
37
kehidupan keseharian, memperlakukan setiap orang dengan hati
yang tulus dan perasaan hormat.

Jadi bukan berarti kita tulus dan menghormati Buddha dan


Bodhisattva, tetapi mengabaikan Ayahbunda kita, mana boleh begitu,
ini namanya munafik, anda takkan berhasil mempelajari apapun.

Hendaknya sedemikian rupa, saya menghormati Buddha,


demikian pula saya juga menghormati semua makhluk, setelah anda
berhasil mewujudkan kesetaraan ini, barulah anda bisa menguasai
materi pelajaran, barulah anda dapat memahami isi sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010

38
Tiga Prinsip Asvaghosa 14

Ajaran Sutra memberitahukan pada kita, keterampilan belajar


Buddha Dharma terletak pada melepaskan kemelekatan, apabila
anda tidak sanggup melepaskan kemelekatan, maka sulit mencapai
kemajuan batin.

Asvaghosa di dalam karyanya yang berjudul “Mahayana-


Sraddhotpada-sastra” menyampaikan dengan cukup jelas,
bagaimana sikap kita dalam membaca Sutra?

Yang pertama, jangan melekat pada kata dan kalimatnya; yang


kedua, jangan melekat pada nama dan istilah; yang ketiga, jangan
ada penafsiran sendiri, jangan memikirkan makna-nya. Dengan
demikian hati barulah suci.

Demikian pula dalam mendengar ceramah, yang pertama,


janganlah melekat pada bahasa lisan; yang kedua janganlah melekat
pada nama dan istilah; yang ketiga, jangan punya opini sendiri.

Hari ini kita membaca Sutra tetapi tidak berdaya mencapai


pencerahan, mendengar ceramah juga tidak berdaya mencapai

39
pencerahan, bukan saja tidak tercerahkan, malah makin dengar
makin kacau, makin dengar makin kebingungan. Apa sebabnya?

Oleh karena kita melekat pada kata dan kalimat, melekat pada
bahasa lisan, melekat pada nama dan istilah, melekat pada
penafsiran sendiri, inilah yang disebut tidak tahu cara mendengar
ceramah!

Apabila dapat menjauhi ketiga kemelekatan ini, maka baik


membaca Sutra maupun mendengar ceramah dapat mencapai
samadhi, mencapai pencerahan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 April 2011

40
Tiga Prinsip Asvaghosa 15

Jiwa sejati dapat disebut dengan istilah Jiwa KeBuddhaan, juga


dapat disebut sebagai Bhuta-tathata, juga dapat disebut sebagai
Tathata, juga dapat disebut sebagai Dharmata.

Di dalam Sutra Mahayana, untuk menyebut satu perkataan saja


bisa menggunakan begitu banyak istilah, ini merupakan upaya
kausalya yang digunakan Buddha Sakyamuni dalam menyampaikan
ajaran.

Mengapa satu kata saja bisa memiliki banyak nama atau alias?
Supaya anda jangan melekat pada nama dan istilah, menghancurkan
kemelekatanmu, menghancurkan hati yang membeda-bedakan,
yang penting anda memahami maknanya maka sudah boleh,
pastinya tidak boleh melekat.

Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma, tidak


memperbolehkan pendengarnya melekat pada bahasa lisan, kata
dan kalimat, oleh karena semua ini adalah semu dan bukan nyata
adanya; tidak boleh melekat pada nama dan istilah, oleh karena
istilah itu hanyalah sebuah perumpamaan.

41
Tidak boleh ada penafsiran atau opini sendiri, setelah
mendengar ceramah, diri sendiri mencoba menerka-nerka kira-kira
artinya begini-begini, tidak boleh. Apa alasannya?

Di dalam jiwa sejati tidak ada makna, kenapa anda setelah


mendengar ceramah bisa membuat penafsiran sendiri? Kalau anda
merasa menurut gue artinya adalah begini-begini, maka
kebijaksanaan itu tidak ada lagi.

Lantas bagaimana sikap kita dalam mendengar ceramah? Cuma


fokus pada mendengar saja, jangan timbul niat pikiran, jangan ada
perbedaan dan jangan ada kemelekatan, dengan demikian barulah
anda bisa tercerahkan, barulah anda bisa mencapai KeBuddhaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2011

42
Tiga Prinsip Asvaghosa 16

Setelah mendengar ceramah, lantas anda jadi punya pemikiran


sendiri, maka itu adalah penafsiran-mu sendiri. Maka itu kita harus
tahu bahwa para Buddha dan Bodhisattva termasuk Arahat, apa
yang Mereka sampaikan tidak ada maknanya.

Inilah sisi yang sulit dipahami dari Buddha Dharma, setiap kata
dan kalimatnya tidaklah bermakna, tetapi ketika anda menjelaskan
pada orang lain, dapat menyampaikan makna tak terhingga,
menyesuaikan diri dengan pendengarnya dan masalah yang terjadi
pada waktu tersebut, sehingga semua orang yang mendengarnya
jadi bersukacita.

Oleh karena tidak memiliki makna makanya mengandung makna


tak terhingga, sebaliknya jika punya makna tertentu, maka akan jadi
terbatas. Setiap kata dan kalimat yang tercantum di dalam Sutra
mengalir keluar dari jiwa sejati, makanya membaca Sutra tidak
pernah membuat orang merasa jenuh, makin dibaca makin terasa
sukacita.

Bagaimana bisa mengetahui kualitas batin diri sendiri


mengalami kemajuan atau tidak? Yakni tiap tahun kian berubah jadi
baik. Maka itu apakah boleh melekat pada isi ceramah? Tidak boleh!
Tahun ini penjelasannya begini, tahun depan kualitas batin sudah
43
meningkat, penjelasan yang disampaikan juga sudah berbeda, hari
ini beda dengan hari kemarin, hari ini bukan lagi hari kemarin,
tahun ini bukan lagi tahun silam.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 April 2011

44
45
01 Tekad Hati Serupa Buddha

Diantara seluruh pintu Dharma, yang terunggul tiada duanya, tak


lain adalah Pintu Dharma Tanah Suci, hanya satu-satunya Pintu
Dharma Pelafalan Amituofo yang dapat menyelamatkan para
makhluk yang menderita. Pintu Dharma Pelafalan Amituofo
berlandaskan pada “Lima Sutra Aliran Tanah Suci”.

Teori Aliran Sukhavati, Sebab Akibat, jika tidak dapat dipahami


dengan jelas, maka sulit mengendalikan hati ini. Ada orang yang
mempelopori gerakan sesat : “Tidak perlu melafal Amituofo, juga
tidak perlu menaati sila, bervegetarian, yang penting bertekad saja!”

Ini bisa mencelakai orang! Mereka hanya mengandalkan sebutir


tekad Buddha Amitabha, yakni tekad ke-18, saat menjelang ajal, tak
peduli melafal satu kali atau sampai sepuluh kali, juga dapat terlahir
ke Alam Sukhavati. Memang benar apa yang dikatakannya. Tetapi
apakah saat menjelang ajal, bisa dipastikan pikiran pasien berada
dalam kondisi jernih? Kalau pasien berada dalam kondisi koma atau
pikun, maka hal ini sudah sulit dikatakan.

Maka itu praktisi pelafal Amituofo hendaknya mematuhi ajaran


Master Yin Guang : “Menunaikan kewajiban sesuai dengan peranan
masing-masing, menjauhi kesesatan membangkitkan ketulusan, yakin
46
pada Hukum Karma, melafal Amituofo dengan setulusnya”, barulah
pada satu masa kehidupan ini dapat terselamatkan.

Hati ini mesti mempunyai kendali, jangan begitu gampang


percaya pada omongan orang lain. Mengamalkan sila, praktisi pelafal
Amituofo mesti menjalankannya, bervegetarian adalah
mengembangkan hati Maitri Karuna.

Buddha Dharma berlandaskan pada Maitri Karuna, manalah boleh


mengabaikan pondasinya? Mengabaikan landasan Maitri Karuna,
apakah masih bisa terlahir ke Alam Sukhavati? Praktisi jaman dulu
mengatakan, sehari melafal seratus ribu kali nama Buddha, namun
pikiran melantur, maka walaupun melafal sampai tenggorokan pecah
juga sia-sia!”

Apabila hati, tekad dan pengamalan serupa dengan Buddha


Amitabha, maka setiap patah lafalannya akan terjalin dengan Buddha,
lafalan demi lafalannya juga akan terjalin dengan Buddha. Sebaliknya
bila hati, tekad dan pengamalan bertentangan dengan Buddha
Amitabha, meskipun sudah melafal seratus ribu kali, namun juga
takkan terjalin dengan Buddha. Lantas bagaimana rupanya tekad hati
dan pengamalan Buddha Amitabha? Ada tercantum di dalam “Sutra
Usia Tanpa Batas”.

Pintu Dharma lainnya, terlebih dulu harus menguasai teori barulah


boleh mengamalkan, sedangkan Pintu Dharma Tanah Suci memberi
47
kemudahan, boleh mengamalkan terlebih dulu, sambil mengamalkan
sambil belajar teori.

Kalau cuma mengamalkan tanpa belajar teori, maka ini juga


diperbolehkan. Kita lihat para lansia yang tidak memahami ajaran
sutra, sepatah Amituofo dilafal berkesinambungan, saat menjelang
ajal ada yang meninggal dunia dengan posisi berdiri, ada pula yang
duduk bersila.

Sepatah Amituofo dilafal dengan ketetapan hati, orang semacam


ini merupakan insan yang tulus. Kalau seharian pikirannya penuh
dengan khayalan, perbedaan, kemelekatan, orang semacam ini
tidaklah tulus. Orang yang tidak tulus mesti belajar teori dulu. Setelah
memahami teori, metode juga sudah dikuasai, barulah melafal
Amituofo dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.

Kalau mendengar omongan orang lantas hati pun goyah, orang


begini manalah tulus? Akhirnya kesempatan terlahir ke Alam
Sukhavati pada satu masa kehidupan ini, terlewatkan sia-sia, sungguh
patut disayangkan!

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Ksitigarbha Sutra

48
02 Buddha Sakyamuni Memilih Alam Sukhavati
Buat Kita

Di dunia ini, rintangan karma dan tabiat kita terlampau berat,


ditambah lingkungan melatih diri yang tidak mendukung, rintangan di
mana-mana, maka itu kita tidak bisa tidak memilih Alam Sukhavati.
Buddha Sakyamuni memilih Alam Sukhavati buat kita, karena itu kita
memilih Alam Sukhavati adalah menuruti kata Buddha.

Di dalam “Mahavaipulya mahasamghata sutra”, Buddha


Sakyamuni mengatakan bahwa : “Pada periode Dharma Sejati,
praktisi berhasil dengan mengamalkan sila; pada periode Dharma
Mirip, praktisi berhasil dengan melatih Dhyana; pada periode Akhir
Dharma, praktisi berhasil dengan melatih metode Tanah Suci”, jadi
Ajaran Sukhavati merupakan pilihan Buddha Sakyamuni buat kita
semuanya.

Pada periode Akhir Dharma ini, kita memilih metode Tanah Suci
adalah sesuai dengan ajaran Buddha Sakyamuni.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-286
49
03 Terlahir ke Alam Sukhavati Sungguh
Menakjubkan

Terlahir ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan, Buddha


bagaimana yang akan dicapai? Yakni serupa dengan Buddha
Amitabha. Sesampainya di Alam Sukhavati, rupa kita akan serupa
dengan Buddha Amitabha secara keseluruhan, ini merupakan tekad
Buddha Amitabha.

Di dunia kita ini, manusia memiliki rupa yang berbeda-beda,


sehingga timbul banyak beban pikiran, yang berparas rupawan
merasa pongah, yang kurang rupawan merasa minder.

Buddha Amitabha ber-Maitri Karuna, penduduk Alam Sukhavati


takkan memiliki kerisauan sedemikian rupa, semuanya memiliki rupa
yang sama, ini sungguh menakjubkan tak terbayangkan.

Di dunia kita ini, rupa manusia tidak sama, karena kekuatan


karma para makhluk berbeda-beda. Rupa manusia diwujudkan oleh
kekuatan karmanya, sedangkan rupa penduduk Alam Sukhavati
diwujudkan oleh kekuatan tekad Buddha Amitabha, maka itu betapa
besarnya budi kebajikan yang diberikan oleh tekad Buddha Amitabha
kepada para makhluk, budi kebajikan ini takkan habis dibalas, juga tak
berdaya dibalas.
50
Apa yang tak terpikirkan oleh manusia, namun dapat diwujudkan
oleh Buddha Amitabha, bukan hanya memiliki rupa yang sama,
bahkan cahaya dan usia juga sama, yakni tanpa batas. Buddha
Amitabha memiliki cahaya tanpa batas, usia tanpa batas, setiap
praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati juga sama, memiliki cahaya
tanpa batas dan usia tanpa batas, semua ini sungguh tak
terbayangkan.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-286

51
04 Pujian Para Buddha di Sepuluh Penjuru

Alam Sukhavati di penjuru barat dipuji oleh para Buddha di


sepuluh penjuru, Mereka juga memperkenalkan dan
menyebarluaskan Negeri Buddha Amitabha. Buddha Amitabha tidak
perlu merekrut siswa, para Buddha di sepuluh penjuru akan
membantu-Nya merekrut siswa.

Kita renungkan dengan seksama, mengetahui bahwa keunggulan


Alam Sukhavati itu tiada bandingnya, mudah dicapai, hanya saja sulit
dipercaya. Siapa saja yang sanggup meyakini-nya? Praktisi yang
mempunyai pahala besar yang sanggup membangkitkan keyakinan;
praktisi yang memiliki kebijaksanaan tinggi yang sanggup meyakini-
nya; praktisi dengan akar kebajikan yang besar, berkah kebajikan
yang besar, barulah dapat meyakini-nya, maka itu insan yang
memercayai Ajaran Sukhavati memperoleh pahala.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Tanggal : 26 November 2011

Kode Artikel : 02-037-0063

52
05 Setiap Insan Berkesempatan Terlahir ke Alam
Sukhavati

Dalam era masyarakat sekarang ini, orang yang menciptakan


karma buruk itu jumlahnya banyak, apakah mereka masih dapat
terselamatkan? Tentu saja dapat, asalkan bersedia kembali ke jalan
yang benar.

Pancanantariya Karma adalah membunuh Ayah, membunuh


Bunda, membunuh Arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha.
Tekad ke-18 Buddha Amitabha, menyebutkan dengan jelas bahwa
sepuluh lafalan juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati, terkecuali bagi
pelaku Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan, serta
menfitnah Mahayana.

Namun, Master Shan-dao menjelaskannya dengan bagus sekali,


kalau saja dikatakan bahwa “pelaku Pancanantariya Karma dan
Sepuluh Kejahatan, serta menfitnah Mahayana” tidak dapat terlahir
ke Alam Sukhavati, berarti Maha Maitri Maha Karuna Buddha
Amitabha tidaklah sempurna.

Asalkan pelaku kejahatan itu bersedia bertobat, takkan


mengulangi kesalahannya, saat menjelang ajal sempurna akan
keyakinan dan tekad, maka semuanya dapat terlahir ke Alam
53
Sukhavati, begini barulah mencerminkan keagungan Pintu Dharma
Tanah Suci, tiada satupun insan yang tidak terselamatkan.

Walaupun pernah melakukan kesalahan, selama hayat masih


dikandung badan, saya mengakui kesalahanku, takkan
mengulanginya lagi, kini dengan segenap hati saya meyakini dan
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha Amitabha,
dengan begini semuanya berhasil terlahir ke Tanah Suci Sukhavati,
barulah Aliran Sukhavati sempurna.

Pelaku Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan, saat


menjelang ajal, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, tiada niat
jahat lagi, tiada perbedaan lagi, tiada kemelekatan lagi, dalam hatinya
cuma ada sepatah Amituofo, maka baik satu lafalan maupun sepuluh
lafalan, juga berhasil terlahir ke Alam Sukhavati. Dengan demikian
Maha Maitri Maha Karuna-Nya Buddha Amitabha barulah sempurna.

Jadi janganlah karena pernah melakukan kejahatan sehingga


merasa tidak pantas terlahir ke Alam Sukhavati, merasa diri sendiri
mustahil dapat terlahir ke Alam Sukhavati, justru keraguan inilah yang
akan merintangi dirimu terlahir ke Alam Sukhavati.

Janganlah ragu, harus memiliki keyakinan sepenuhnya terhadap


Buddha, mengapa demikian? Selama berkalpa-kalpa lamanya Anda
melakukan kejahatan, ini adalah hati khayal. Hari ini Anda
mengerahkan segenap hati melafal Amituofo, sepatah Amituofo
54
merupakan hati sejati, kesesatan tidak mungkin bisa menang
melawan kebenaran. Jelas bahwa hati sejati sempurna akan jasa
kebajikan yang tak terhingga, di dalam hati sejati tiada khayalan,
tiada kejahatan. Ini menjelaskan bahwa jasa kebajikan dari
menfokuskan pikiran adalah terunggul.

Maka itu sejak sekarang, janganlah menggunakan hati khayal


yang penuh kepura-puraan, jangan takut dirugikan, jangan takut
diperdaya, gunakanlah hati yang tulus dalam berinteraksi dengan
orang lain, dengan demikian barulah memiliki kepastian terlahir ke
Alam Sukhavati.

Orang lain bersikap pura-pura padaku, namun saya tetap tulus


padanya, mengapa demikian? Oleh karena saya memiliki kepastian
terlahir ke Alam Sukhavati. Maka itu takkan mengelabui orang lain,
takkan menipu diri sendiri, namun dengan hati yang tulus
memperlakukan semua orang dan melafal Amituofo.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-471

Tanggal : 10 Oktober 2013

55
06 Melatih Diri Berpedoman Pada Sutra Usia Tanpa
Batas

Buddha ber-Maitri Karuna, bagaimana caranya membantu kita


supaya terbebas dari lautan derita, ini merupakan Maitri Karuna
Buddha Amitabha yang tak terbatas, membuka Pintu Dharma yang
mudah dan praktis, membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati,
para makhluk di Jaman Berakhirnya Dharma juga dapat
terselamatkan.

Kini adalah Periode Akhir Dharma, Upasaka Xia Lian-ju dan


Upasaka Huang Nian-zu datang ke dunia ini untuk merangkum dan
menulis penjelasan “Sutra Usia Tanpa Batas”, sehingga semua
praktisi dapat membangkitkan keyakinan hati.

Melatih diri menuruti metode yang tercantum di dalam sutra,


membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, seperti yang
dikatakan oleh Master Shandao, sepuluh ribu orang yang melatihnya,
sepuluh ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Praktisi yang melafal Amituofo itu jumlahnya banyak, namun yang


berhasil terlahir ke Alam Sukhavati malah sedikit, apa sebabnya? Oleh
karena melatih diri tidak berpedoman pada ajaran sutra, sehingga
gagal terlahir ke Alam Sukhavati.
56
Tidak berpedoman pada ajaran sutra, artinya melanggar segala
petunjuk dan cara yang telah digariskan di dalam sutra. Apabila
seluruh isi sutra dapat diterima, lalu diamalkan, maka tidak ada
satupun yang tidak terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu satu sutra ini dan satu penjelasan sutra ini, dapat
menyelamatkan para makhluk di Jaman Akhir Dharma, sehingga
terlahir ke Alam Sukhavati, tidak mundur lagi dari pencapaian
KeBuddhaan, sungguh tak terbayangkan.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-471

Tanggal : 10 Oktober 2013

57
07 Harapan Untuk Meraih Keberhasilan

Betapa beruntungnya dapat bersua dengan Ajaran Sukhavati,


mengapa dikatakan demikian? Setelah bersua dengan Pintu Dharma
ini, tak peduli bagaimana pun akar kebijaksanaan yang dimiliki, dalam
satu masa kehidupan ini dapat meraih keberhasilan, satu masa
kehidupan ini tidak dijalani dengan sia-sia, pasti terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati, dengan terlahir ke Alam Sukhavati pasti mencapai
KeBuddhaan.

Sedangkan bertemu dengan pintu Dharma lainnya, untuk meraih


keberhasilan pada satu masa kehidupan ini hanyalah angan-angan,
sebaliknya bersua dengan Pintu Dharma Tanah Suci barulah memiliki
harapan untuk meraih keberhasilan, apakah Anda sanggup
mempertahankan ketetapan hati? Selama memiliki ketetapan hati
yang tak tergoyahkan, maka tidak ada satupun yang tidak meraih
keberhasilan.

Mengingat dan melafal Amituofo, mesti ditempatkan di urutan


paling pertama! Mengingat nama Buddha, tiada lagi pikiran kedua,
menfokuskan diri mengingat Buddha Amitabha, mengingat Alam
Sukhavati.

58
Melafal Amituofo, lihatlah aksara “念” dibaca “nian” artinya
melafal, bukan dilafal dengan mulut tetapi dengan hati (心). Aksara
念 bila diurai akan menjadi “今” dibaca “jin” artinya sekarang dan
“心” dibaca “xin” artinya hati. Hati yang sekarang sedang mengingat
nama Buddha, inilah yang disebut melafal Amituofo.

Melafal Amituofo di mulut adalah melafal untuk didengar orang


lain, guna memberi manfaat bagi diri sendiri dan makhluk lainnya.
Saat sendirian juga melafal keluar suara, karena di sekeliling kita
banyak makhluk halus, kita melafal Amituofo, mereka juga dapat
mendengar dan memperoleh manfaat.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-472

Tanggal : 11 Oktober 2013

59
08 Nama Dari Semua Buddha

Amituofo berasal dari Bahasa Sanskrit, di dalam “Amitabha Sutra”,


Buddha Sakyamuni menjelaskan pada kita makna dari nama Buddha
Amitabha, yakni cahaya tanpa batas dan usia tanpa batas. “A” artinya
tanpa, Mituo artinya batas, “Fo” artinya pencerahan.

Bagaimana yang disebut sebagai insan tercerahkan? Yakni


memiliki kebijaksanaan tak terhingga, makanya disebut Cahaya Tanpa
Batas; memiliki jasa kebajikan tak terhingga, makanya disebut Usia
Tanpa Batas.

Dengan demikian kita dapat terpikir, Buddha mana yang tidak


sempurna akan cahaya dan usia tanpa batas? Maka itu Amituofo
merupakan nama dari semua Buddha, setiap praktisi yang mencapai
KeBuddhaan, namaNya adalah Amituofo, dengan demikian, melafal
Amituofo adalah melafal nama dari semua Buddha dari tiga masa di
sepuluh penjuru.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-471

Tanggal : 10 Oktober 2013

60
09 Pintu Dharma Terunggul

Setelah memahaminya dengan jelas, maka teguhkanlah hati,


Anda adalah Bodhisattva Alam Sukhavati. 84 ribu pintu Dharma
walaupun bagus, namun sulit untuk meraih keberhasilan pada satu
masa kehidupan.

Bagi insan yang pernah melakukan Pancanantariya Karma dan


Sepuluh Kejahatan, menfitnah Mahayana, apakah masih sempat
memperoleh penyelamatan? Tentu saja masih sempat terselamatkan.
Selama sehela nafas masih belum terputus, saya segera bertobat,
kembali ke jalan yang benar, mengakui kesalahan, takkan
mengulanginya lagi, sempurna akan keyakinan dan tekad,
menfokuskan diri melafal Amituofo, pasti terlahir ke Alam Sukhavati.
Inilah yang disebut Pintu Dharma Terunggul yang digunakan para
Buddha untuk menyelamatkan para makhluk.

Pada masa Dinasti Qing, ketika Kaisar Qianlong bertahta, terdapat


Master Ciyun Guanding yang menyebutkan bahwa, ketika Anda
melakukan kejahatan berat, dimana 84 ribu pintu Dharma juga tidak
sanggup menyelamatkan dirimu, segala sutra dan sastra maupun
metode pertobatan, juga tidak efektif lagi pada dirimu, oleh karena
dosamu sudah terlampau berat. Terakhir cuma ada satu jalan saja
yang dapat menyelamatkan dirimu, yakni membangkitkan keyakinan
dan membulatkan tekad melafal Amituofo dengan setulusnya,
61
berniat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, Buddha Amitabha akan
menuntun dirimu.

Dari sini tampak Maitri Karuna Buddha dan Bodhisattva, lantas


atas dasar apa Anda bisa memperoleh penyelamatan? Yakni Anda
sesungguhnya adalah Buddha, atas dasar inilah Anda terselamatkan.

Anda melakukan kesalahan yang tak terhingga dan tanpa batas,


dikarenakan sedang tersesat, sekarang kembali ke jalan yang benar
adalah Buddha, kebenaran ini mesti dipahami dengan jelas.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-476

Tanggal : 14 Oktober 2013

62
10 Fokus

Pintu Dharma terunggul tak lain adalah menfokuskan diri pada


satu metode dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan
untuk jangka panjang, dengan demikian hati pun jadi tenang, takkan
memikirkan pintu Dharma lainnya. Yang paling ditakutkan adalah
masih ada khayalan di hati, semoga Anda memiliki ketetapan hati
terfokus pada satu Pintu Dharma ini.

Guo Luo-jiang terlahir ke Alam Sukhavati, dengan mengandalkan


apa? Yakni pikiran yang terfokus pada pelafalan Amituofo, selain
melafal Amituofo, apapun tidak tahu. Orang ini tidak pintar, bodoh
dan lugu.

Gurunya berpesan supaya dia fokus melafal Amituofo, dia


menuruti saja. Perlahan-lahan kekotoran batin terkikis, di hatinya
hanya ada sepatah Amituofo saja, tiga tahun kemudian, dia terlahir
ke Alam Sukhavati dengan posisi berdiri.

Petikan Ceramah Master Chin Kung

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Tahun 2012

Serial ke-482

Tanggal : 19 Oktober 2013

63
64
01 Bagaimana cara memperoleh manfaat dari
pengamalan sila

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 17 Mei 2018

Judul : Bagaimana cara memperoleh manfaat dari pengamalan


sila

Kini banyak orang yang belajar Buddha Dharma, melekat dan


terbelenggu pada kata dan kalimat yang tercantum di dalam sutra,
dia tidak tahu bahwa setiap aksara yang terdapat di dalam sutra itu
adalah hidup dan fleksibel, bukan mati dan kaku; kalau anda tidak
paham, maka takkan berdaya mengamalkannya, maka itu harus
mampu memahami hal ini.

Kini praktisi yang belajar Vinaya, jumlahnya kian berkurang. Ajaran


yang diwariskan oleh Buddha dan Guru Sesepuh sesungguhnya
adalah hidup dan fleksibel.

Andaikata di dalam sebuah aliran atau sekte, tidak ada lagi orang
baik, yang benar-benar menguasainya, maka ajaran tersebut berada
dalam kondisi kritis, generasinya akan terputus. Jadi kalau pengikut
aliran tersebut bersikukuh dan keras kepala, maka siapa lagi yang
berani datang belajar ajaran tersebut.
65
Maka itu Aliran Sukhavati akan berkembang secara meluas, oleh
karena dengan hanya mengandalkan sepatah Amituofo, segala
permasalahan sudah dapat diatasi. Master Hai Xian merupakan
teladan kita.

Menjalani kehidupan di dalam Pintu Buddha, yang paling penting


adalah menjalankan sila, terlebih dulu mesti memahami dengan jelas,
makna, semangat dan manfaat dari mengamalkan sila.

Sila membantumu mencapai samadhi, kalau ternyata


menjalankan sila lantas tidak mencapai samadhi, maka sia-sia saja kita
mengamalkan sila. Bila di hatimu masih ada perbedaan dan
kemelekatan, maka pengamalan sila jadi tidak efektif, pelaksanaan
sila hendaknya terpisah dari khayalan, perbedaan dan kemelekatan.

Melihat rupa dan mendengar suara, tidak timbul niat pikiran,


inilah yang dimaksud dengan mengamalkan sila; khayalan, perbedaan
dan kemelekatan tidak ada lagi, inilah yang dimaksud dengan
memasuki samadhi; setelah tercapainya samadhi maka terbukalah
kebijaksanaan; dengan terbukanya kebijaksanaan, maka baik Dharma
duniawi maupun Dharma non duniawi, semuanya dapat dipahami
dengan sendirinya, inilah yang dimaksud sebagai Buddha Dharma.

66
Namun malangnya hari ini, enam indria (mata, telinga, hidung,
lidah, jasmani dan pikiran) melakukan kontak dengan enam kondisi
luar (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran),
semuanya adalah pencemaran batin, sila telah diabaikan.

Ketika mata melihat rupa, takkan timbul niat pikiran, inilah yang
disebut pengamalan sila; namun sayangnya orang sekarang
mengutamakan formalitas, sementara itu teori tidak dijelaskan, apa
kegunaannya, juga tidak dijelaskan, dengan mengamalkan sila
mencapai samadhi, dengan tercapainya samadhi terbukalah
kebijaksanaan.

Sekarang tidak ada orang yang menjelaskannya lagi, ingin melatih


diri, harus cari ke mana? Tidak ada lagi. Di dalam sutra-kah? Untuk
memahami ajaran sutra perlu menguasai Bahasa Mandarin, maka itu
belajar Bahasa Mandarin merupakan hal yang penting.

Selama lima ribu perjalanan sejarah Tiongkok, Leluhur kita telah


mewariskan pada kita, Sutra Buddha dan Klasik, andaikata anda tidak
tahu cara membacanya, juga tidak memahami maknanya, maka
warisan ini akan musnah, dosa ini sungguh berat.

Apabila hari ini anda dapat melestarikan budaya warisan leluhur,


menyelenggarakan pendidikan kesusilaan, melestarikan Bahasa
Mandarin Kuno, maka jasa kebajikan ini sungguh besar!

67
Melestarikan budaya warisan leluhur yang berusia lima ribu tahun,
kemudian mewariskannya secara turun temurun, ini merupakan jasa
kebajikan yang besar.

Tidak berbakti atau durhaka itu ada 3 jenis, yang terparah adalah
membiarkan generasi terputus, sehingga warisan budaya tidak ada
yang meneruskannya.

Jadi budaya warisan leluhur mesti diwariskan generasi demi


generasi tak terputus, maka itu mesti membina agar generasi muda
mengenal Bahasa Mandarin, barulah budaya warisan leluhur dapat
dilestarikan turun temurun.

68
02 Di mana letak ketrampilan Buddha Dharma?

Petikan Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 19 Mei 2018

Judul : Di mana letak ketrampilan Buddha Dharma?

Kini kita melihat banyak orang yang sesat, menganggap yang


benar sebagai salah dan sebaliknya menganggap yang salah itu
sebagai yang benar, menciptakan karma buruk, dia tidak tahu bahwa
akibat karma segera berbuah, oleh karena usia manusia tidak panjang.

Ketika karma buruk berbuah, masalah pun datang, tahun-tahun


belakangan ini, kasus serupa ini sangat banyak. Siapa yang
melakukan pelimpahan jasa (chau tu), yang paling efektif? Diri sendiri
yang melakukan pelimpahan jasa barulah hasilnya efektif.

Asalkan diri sendiri melatih diri sesuai dengan ajaran sutra,


barulah efektif. Meskipun orang lain memiliki ketrampilan melatih diri,
melimpahkan jasa kebajikan kepada dirimu, ibarat menelan makanan,
usai itu memuntahkan-nya buat dimakan dirimu, beginilah rasanya.

Maka itu di mana letak ketrampilan Buddha Dharma? Yakni


melepaskan kemelekatan. Masalah sebagian orang adalah tidak
69
sanggup melepaskan kemelekatan; masih menganggap diri sendiri
yang paling benar dan paling hebat, sehingga menimbulkan
problema besar yang tak berujung!

Semakin banyak memberi manfaat bagi para makhluk, maka jasa


kebajikan semakin besar, mesti mengupayakan supaya orang lain
memperoleh manfaat yang sesungguhnya, maka itu jasa kebajikan
memberi ceramah Dharma adalah sangat besar.

Berapa orang yang datang mendengar ceramah, berapa orang


yang setelah mendengar lalu memahaminya, berapa orang yang
menerima, meyakini dan mengamalkan sesuai ajaran, semakin
banyak jumlahnya maka jasa kebajikanmu kian besar.

Manfaat yang anda peroleh sekarang adalah usia panjang; usia


panjang ini bukanlah yang ada dalam garis hidupmu, anda tidak
memiliki usia yang demikian panjang, namun usiamu bertambah
panjang.

Yang melampaui usia 100 tahun, banyak yang merupakan hasil


pelatihan diri, apa yang dilatih? Yakni bentuk-bentuk pikiran
berkurang. Maka itu jasa kebajikan dari sepatah Amituofo bukan
main!

70
Andaikata siang malam 24 jam, di dalam pikiranmu hanya ada
Amituofo, tiada lagi niat pikiran kedua, maka anda merupakan
seorang praktisi agung!

Dari pagi hingga malam sibuk melafal Amituofo, bernamaskara


pada Buddha, membaca sutra, bahkan juga memberi ceramah, tapi
pikirannya dipenuhi bentuk-bentuk pikiran, pikirannya bercabang-
cabang, maka hasilnya juga tidak efektif, nihil.

Hari ini untuk memupuk jasa kebajikan adalah hal yang mudah,
lebih gampang dibandingkan dengan orang zaman dulu, tempo dulu
lebih sulit bersua dengan kesempatan sedemikian rupa, sekarang
kesempatan ini bertebaran di mana-mana.

Asalkan anda dapat menggenggamnya dengan erat, anda juga


mengenalinya, lalu sedikit berupaya, maka buah akibatnya tak
terbayangkan.

Lihatlah, sekarang kami hendak menyelenggarakan Kampus Studi


Budaya Han, ini merupakan jasa kebajikan yang besar. Studi Budaya
Han diwariskan secara turun temurun selama lima ribu tahun, sampai
pada generasi ini, sudah hampir terputus, tidak ada orang yang
mempelajari Bahasa Mandarin Kuno, buku-buku Klasik kuno disajikan
di hadapan kita, kita juga tidak mampu membaca dan memahaminya,
ini merupakan persoalan besar.

71
Studi Budaya Han ditujukan untuk membina generasi muda, agar
budaya warisan leluhur dapat dilestarikan, Bahasa Mandarin
Klasik/Kuno tidak musnah. Leluhur kita telah bersusah payah
meninggalkan begitu banyak hasil karya yang berharga kepada kita,
kita tidak boleh membiarkannya musnah di generasi kita, apabila
terputus di tangan kita, maka ini merupakan orang yang paling
berdosa!

72
03 Orang yang suka berperhitungan sungguh
memprihatinkan

Petikan Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 20 Mei 2018

Judul : Orang yang suka berperhitungan sungguh


memprihatinkan

Ada satu cara untuk melepaskan kemelekatan yakni melafal


Amituofo, sepatah demi sepatah sambung menyambung tidak
terputus, sehingga bentuk-bentuk pikiran reda dengan sendirinya.

Maka itu metode Aliran Tanah Suci merupakan yang paling unggul,
setiap orang dapat melakukannya, setiap orang memperoleh
manfaatnya.

Orang yang paling dungu dan sesatnya bukan main, tak lain
adalah orang yang suka berperhitungan, apapun diperhitungkan,
apapun tidak sudi dilonggarkan, orang begini merupakan orang yang
paling kasihan di dunia ini, tidak bisa ditolong lagi.

Maka itu orang yang belajar Ajaran Buddha itu jumlahnya banyak,
tapi yang berhasil itu cuma sedikit, alasannya ada di sini.
73
Maka itu harus memahami alasannya, setelah jelas, barulah anda
dapat mengamalkan secara benar, sesuai dengan Dharma, sehingga
anda memperoleh kebahagiaan dalam Dharma. Kebahagiaan ini
bukan ada di luar diri kita, sukacita ini mengalir dari dalam batin.

Andaikata anda memiliki misi, maka anda satu cita-cita dengan


Buddha. Apa misi Buddha? Yakni melestarikan Buddha Dharma,
diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya turun temurun,
jangan sampai terputus.

Maka itu praktisi pelafal Amituofo hendaknya menjadikan


kegiatan melafal Amituofo sebagai kebiasaan sehari-hari, saat melafal
tetap Amituofo, saat tidak melafal juga tetap Amituofo,
berkesinambungan tak terputus, ketrampilan melatih diri jadi efektif;
kalau sudah begini maka samadhi pun tercapai, kebijaksanaan pun
berkembang.

Yang jadi persoalan adalah dia tidak sudi melangkah di jalan ini,
dia tetap bersikukuh pada hati perbedaan dan kemelekatan-nya,
mesti berperhitungan dengan orang lain, kalau sudah begini yah apa
boleh buat.

74
04 Pendidikan Kesusilaan harus diterapkan sejak
anak usia dini

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 27 Mei 2018

Judul : Pendidikan Kesusilaan harus diterapkan sejak anak usia


dini

Generasi kami merupakan generasi yang paling sengsara,


bertemu dengan meletusnya Perang Dunia Kedua, kehilangan
tempat tinggal dan mengungsi, tidak ada tempat yang dapat
dijadikan hunian tetap.

Perang berlangsung 8 tahun lamanya, kehidupan yang dilewati


penuh kesengsaraan, maka itu saya tidak tamat sekolah, hanya
menyelesaikan sampai tingkat sekolah menengah pertama, tidak
punya kesempatan melanjutkan sekolah lagi. Tetapi dalam membaca,
saya tergolong orang yang seksama dan responnya juga sangat cepat.

Pendidikan Kesusilaan adalah hal yang sangat penting! Hanya


dengan pendidikan kesusilaan barulah dapat menasehati semua
orang agar dapat hidup berdampingan dengan harmonis, menjauhi
konflik, menghindari penggunaan kekuatan militer dan kekerasan,
dapat saling bertoleransi, saling membantu dan bekerja sama,
75
dengan demikian semua orang dapat melewati kehidupan dengan
sangat baik. Mengapa tidak mewujudkannya? Mengapa malah hobi
berperang?

Pendidikan Kesusilaan harus dimulai dari anak usia dini.


Pendidikan sekarang adalah kekurangan akan unsur kesusilaan,
kekurangan akan unsur etika moral, kekurangan akan unsur Hukum
Sebab Akibat. Apabila pemikiran sudah kalut maka tindakan pun jadi
amburadul.

Kini Ajaran Buddha menghadapi masalah kritis, yakni tidak


adanya generasi penerus. Maka itu kami menyelenggarakan Kampus
Studi Budaya Han, supaya setiap orang memahami Bahasa Mandarin
Klasik, semoga dalam kurun waktu satu dekade dapat menghasilkan
150-200 orang yang berbakat, maka misi pendidikan kita telah
berhasil.

Kini baik ajaran Konfusius, Ajaran Buddha, maupun Tao, tidak ada
orang yang serius mempelajarinya, juga tidak ada praktisi sejatinya.
Maka itu setiap tempat yang kami singgah, semoga dapat
menyelenggarakan jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak
sampai Perguruan Tinggi. Dengan demikian konsep pendidikan dan
metode pengajaran dari kami ini, dapat diwariskan dari satu generasi
ke generasinya selanjutnya, turun temurun.

76
05 Perbanyak melihat kelebihan orang lain, jangan
melihat kekurangan orang lain

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 21 Juni 2018

Judul : Perbanyak melihat kelebihan orang lain, jangan melihat


kekurangan orang lain

Baik suasana suka maupun duka dapat membantumu mencapai


kemajuan batin, mengapa anda tidak bahagia? Saat permulaan saya
memasuki Pintu Buddha, Mr.Fang Dong-mei mengatakan padaku,
“Belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan hidup tertinggi”.

Apa yang dimaksud sebagai kenikmatan hidup tertinggi? Yakni


saat senang takkan timbul kemelekatan, saat susah takkan mengeluh,
batinmu senantiasa seimbang, hati yang seimbang inilah yang
merupakan hati sejati.

Manusia masa kini, balasan atas perbuatan baik dan jahatnya kian
jelas terlihat; pelaku karma baik memperoleh balasan baik, demikian
pula sebaliknya, semua ini terpampang jelas di depan mata kita.

77
Bila kita ingin berhasil pada satu masa kehidupan ini, tidak perlu
tinggal berlama-lama di Surga, barulah dapat mencapai Alam
Sukhavati. Orang lain sudah sampai di Alam Sukhavati, sementara
anda masih berdaya upaya di Alam Surga.

Guru Sesepuh selalu berkata, melatih diri tak terpisahkan dari


lingkungan orang banyak. Demikian pula kehidupan di dalam
lingkungan vihara, perbanyak melihat kelebihan orang lain, jangan
melihat kekurangan orang lain.

Dalam kehidupan bersama orang banyak, selama kurun waktu


yang panjang, kita ditempa oleh cobaan-cobaan; sebaliknya bila
tinggal sendirian di gubuk, mengasingkan diri, tidak ada yang
menempanya, maka sulit mencapai kemajuan batin, ini juga bukan
pilihan bijak.

Kebencian yang tidak terurai, tidak tahu balas budi, hanya tahu
balas dendam, ini sudah menjadi fenomena umum. Bila bertemu
dengan orang begini juga tidak perlu menyalahkannya, oleh karena
dia hidup pada era sekarang ini, apa yang dia lihat, yang dia dengar,
yang dia dekati adalah bersifat negatif, jadi bagaimana bisa
menyalahkannya, cuma ada rasa iba melihat orang begini.

Dalam membaca buku, sutra Buddha merupakan pilihan terbaik.


Bila bercita-cita mulia maka kita mesti melangkah di Jalan menuju

78
Alam Sukhavati, wajib membaca Lima Sutra dan satu sastra Aliran
Sukhavati.

Hendaknya memiliki misi sedemikian rupa, saya datang ke dunia


ini guna melatih diri, setiap niat pikiran yang muncul, ucapan dan
tindakan adalah teladan buat diperlihatkan kepada orang lain,
menjadi seorang praktisi sejati, memberi manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain. Daripada berteori lebih baik memberi teladan dalam
bentuk pengamalan nyata.

Maka itu melatih diri dalam era dunia yang penuh kekacauan ini,
bagi yang tidak paham akan merasa kesulitan, sebaliknya bagi yang
sudah paham takkan merasa kesulitan.

Setelah belajar akan timbul minat melatih diri, setelah belajar,


dalam hati akan terasa nyaman, begitu bahagia, sukacita ini bukan
berasal dari luar, namun mengalir dari dalam batin.

Lima Sutra dan satu sastra Aliran Sukhavati :

http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2014/02/lima-sutra-dan-
satu-sastra-dalam-aliran.html

79
06 Usia seabad hanyalah satu petikan jari

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 23 Juni 2018

Judul : Usia seabad hanyalah satu petikan jari

Manusia yang hidup pada era ini, jika tidak sudi melafal Amituofo,
tidak bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, maka akan sangat
menderita. Generasi sekarang kenyang menikmati kesengsaraan,
generasi berikutnya akan lebih tersiksa lagi.

Oleh karena generasi sekarang ini jarang memiliki kesempatan


untuk bisa menimbun berkah, maksud hati ingin memupuk berkah
kebajikan, namun apa daya tidak tahu harus cari ke mana tempatnya.

Masa kini bila anda bermaksud melakukan kejahatan, maka


tempat yang tersedia itu banyak sekali, bahkan di sekeliling-mu
banyak tersedia tempat berbuat jahat, bahkan lingkungan juga
mendukung anda berbuat jahat.

Maka itu manusia era sekarang mudah melakukan kejahatan,


sedangkan untuk melakukan kebajikan justru merupakan hal yang
sangat sulit. Vihara tidak menyerupai vihara, praktisi tidak
80
menyerupai praktisi, tidak sanggup menjauhi lima nafsu keinginan
(harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur) dan enam kondisi luar
(rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), tak
terpisahkan dari ketamakan, kebencian, kebodohan, keangkuhan,
bagaimana bisa melatih diri?

Berbakti pada Ayahbunda dan menghormati guru adalah


landasan, yang juga merupakan akar, sekarang harus ke mana
mencari orang begini? Maka itu guru tidak berhasil menemukan
murid ideal, bukannya tidak mau mengajari, tetapi tidak ada yang
sudi belajar.

Sementara itu orang yang ingin belajar, tidak berhasil


menemukan guru ideal, demikian pula sebaliknya, guru yang serius
ingin mengajar, tidak berhasil menemukan murid ideal.

Lagi pula usia manusia begitu pendek, meskipun hidup sampai


seabad lamanya, juga hanyalah satu petikan jari saja, begitu singkat,
maka itu hargailah baik-baik.

81
07 Membantu orang lain adalah membantu diri
sendiri

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 10 Juli 2018

Judul : Membantu orang lain adalah membantu diri sendiri

Sutra Buddha mengajarkan kita untuk menghormati orang lain,


membantu orang lain. Mengapa tidak sanggup melakukannya? Oleh
karena pongah, merasa diri sendiri yang paling hebat.

Maka itu ketika melihat orang lain kesusahan, pura-pura tidak


tahu, mementingkan diri sendiri, ini menciptakan karma buruk, masih
mengira diri sendiri seorang praktisi Buddhis. Padahal Ajaran Buddha
mengajari manusia untuk menghormati dan membantu orang lain.

Kita tidak punya pahala, oleh karena tidak punya pahala makanya
tidak sanggup menjadi pimpinan atau ketua vihara. Seorang
pemimpin harus mempunyai berkah, barulah organisasi yang
dipimpinnya dapat berjaya. Maka itu diri sendiri harus menyadari
kemampuan sendiri, saya tidak berbakat, makanya takkan memilih
jalan tersebut.

82
Buddha Dharma dapat menyelamatkan dunia ini, namun
sayangnya tidak ada orang yang menyebarluaskan-nya, semua orang
sibuk dengan urusan organisasi masing-masing.

Dia tidak tahu, sekarang dia sibuk mengejar ketenaran dan


keuntungan, kelak ke mana dia akan menuju? Jatuh ke Neraka.
Neraka itu mudah dituju, tapi sulit untuk keluar. Sutra Buddha
menyebutkan bahwa untuk keluar dari Neraka Avici, butuh waktu
sekitar satu kalpa besar, sungguh mengerikan!

Apabila anda adalah seorang penceramah, maka fokuslah menjadi


seorang penceramah, jangan lagi berganti peranan. Bagi pimpinan
kebaktian maka fokuslah jadi pimpinan kebaktian, belajar itu mesti
terfokus, hal ini sangat penting.

Ingatlah, hati yang suci menumbuhkan kebijaksanaan, inilah hati


sejati, tidak butuh belajar. Saya tidak pernah belajar, tetapi ketika
berdiskusi dengan para pimpinan negara, Presiden, Perdana Menteri,
saya juga tidak pernah belajar, namun begitu ditanya, saya bisa
langsung menjawabnya; ketika tidak ditanya, saya tidak tahu apa-apa.
Maka itu kesucian hati merupakan faktor yang sangat penting, oleh
karena dapat menumbuhkan kebijaksanaan.

Semua ceramahku tersimpan dengan lengkap. Tanpa


membangun landasan yang kokoh, lalu ingin mengejar target yang

83
terlampau tinggi, maka takkan ada seorang pun yang bakal berhasil,
dia takkan bisa mewujudkannya.

Mesti menggenggam erat prinsip-prinsip umum yakni : Ajaran


Buddha mengajari kita melenyapkan tujuh perasaan emosional (suka,
marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu keinginan) dan lima nafsu
keinginan (harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur); Konfusius
mengajarkan pada kita, untuk ditampilkan keluar, “harmonis, bajik,
hormat, bersahaja, mengalah”. Takkan bersaing dengan orang lain,
hobi bersaing hanya akan membawa kerugian besar bagi diri sendiri.

Orang zaman dulu bilang, “Dirugikan adalah berkah”, anda dapat


menerima kerugian dengan ikhlas, maka pahalamu akan sangat besar.
Darimana pahala berasal? Dari ikhlas menerima kerugian.

Setelah melewati usia 90 tahun, tidak banyak lagi waktu yang


tersisa, ada berapa banyak orang yang bisa mencapai usia seabad?
Maka itu hati kian ber-Maitri Karuna, suka melakukan lebih banyak
kebajikan.

Manusia harus memikirkan masa kehidupan yang akan datang,


minimal harus mencapai Surga. (Bagi praktisi Aliran Tanah Suci, mesti
terlahir ke Alam Sukhavati). Untuk terlahir di Surga atau Alam Dewa,
harus mengamalkan Sepuluh Kebajikan.

84
Dengan menyempurnakan etika moral, anda masih
berkesempatan bertumimbal lahir di Alam Manusia; kalau
bertentangan dengan tata susila, maka jatuh ke tiga alam rendah.

Waktu berlalu dengan begitu cepat! Saya berceramah sudah 60


tahun lamanya, cuma satu petikan jari, dalam sekejab mata semua ini
telah berlalu. Hendaknya senantiasa memikirkan masa kehidupan
mendatang, jalan bagaimana yang akan ditempuh.

Yang penting adalah menghormati makhluk hidup, bukan saja


manusia, namun terhadap satwa dan tumbuh-tumbuhan juga serupa.
Menghormati mereka, membantu mereka tanpa pamrih. Seperti
semut kecil yang jatuh ke dalam air, kita bantu mereka supaya dapat
naik ke permukaan yang kering, tampaknya ini cuma hal sepele,
namun para Buddha ikut bersukacita.

Para Buddha melihat anda di dunia ini memupuk berkah,


menimbun kebajikan, menjalin jodoh baik, semua ini merupakan
perbuatan baik, maka itu para Buddha ikut bersukacita.

Setiap saat jangan lupa membantu orang lain, membantu orang


lain adalah membantu diri sendiri.

85
08 Semua makhluk memiliki kebijaksanaan,
kemampuan kebajikan dan rupa yang sama dengan
Tathagata

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 16 September 2018

Judul : Semua makhluk memiliki kebijaksanaan, kemampuan


kebajikan dan rupa yang sama dengan Tathagata

Tidak membeda-bedakan, tidak melekat, tidak timbul niat pikiran,


terbukalah kebijaksanaan. Kebijaksanaan ini terjalin dengan
kebijaksanaan Tathagata, para Buddha dan Bodhisattva memiliki
kebijaksanaan tak terhingga, anda juga memiliki kebijaksanaan tak
terhingga.

Kebijaksanaan ini sejak semula telah sempurna dalam jiwa sejati


(Jiwa KeBuddhaan), jadi bukan berasal dari luar diri. “Semua makhluk
memiliki kebijaksanaan, kemampuan kebajikan dan rupa yang sama
dengan Tathagata”, 32 tanda utama dan 80 tanda sekunder, semua
ini sejak semula telah sempurna dalam jiwa sejati. Samadhi dan
kebijaksanaan tercapai, maka rupa pun jadi bagus; sama dengan rupa
Buddha.

86
Maka itu segala kondisi di luar adalah semu, kosong, tidak ada
yang bisa diperoleh. Karena itu melatih diri adalah melepaskan
kemelekatan, bila tidak sanggup melepaskan kemelekatan adalah
sama dengan tidak melatih diri.

Menyadari bahwa dunia ini semu adanya, tidak ada yang bisa
diperoleh, maka sepatutnya melepaskan kemelekatan. Setelah
memahami fakta ini, maka selanjutnya mesti memikul misi Buddha
untuk menyelamatkan para makhluk, ini merupakan jasa kebajikan
tak terhingga.

Manusia di dunia ini, mengapa ketrampilan melatih dirinya tidak


efektif, alasannya tak lain adalah tidak sanggup melepaskan
kemelekatan. Bukan saja tidak sanggup melepaskan, malah sibuk
memperebutkan, ini lebih celaka lagi. Dengan sikap mental begini,
bukan saja tidak sudi melepaskan, malah ingin menguasai, orang
begini tidak bisa keluar dari enam alam tumimbal lahir.

Manusia di dunia ini menimbun berkah dan kebijaksanaan, yang


sejak semula telah sempurna di dalam jiwa sejati, yang sama dengan
Buddha Amitabha, mengapa tidak memupuknya? Mengapa malah
mengejar rupa semu di luar diri? Orang yang mengejar rupa semu
sungguh memprihatinkan, oleh karena rupa semu ada di dalam enam
alam tumimbal lahir.

87
09 Orang yang memuji dan menfitnah dirimu adalah
insan berbudi

Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 16 September 2018

Judul : Orang yang memuji dan menfitnah dirimu adalah insan


berbudi

Melatih diri adalah memperbaiki perilaku yang salah menjadi


benar. Apabila melatih diri dengan benar, maka dunia ini damai
sejahtera. Praktisi sekalian mengira bahwa melatih diri adalah saya
perbanyak baca sutra, perbanyak melafal Amituofo, beginilah yang
disebut melatih diri, sementara itu niat pikiran dan tindakan malah
tidak diperbaiki, kalau sudah begini, pelatihan dirimu cuma ecek-ecek
saja, bukan nyata adanya, anda sudah salah tafsir, anda sudah keliru.
Kekeliruan ini justru kian lama kian bertambah parah, maka itu sejak
awal sampai akhir sudah salah tafsir, menjadikan yang ecek-ecek itu
sebagai yang asli.

Hendaknya melepaskan kemelekatan hingga ke akar-akarnya,


ketika enam indria (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran)
melakukan kontak dengan enam kondisi luar (rupa, suara, bau-bauan,
rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), tidak timbul niat pikiran,
tidak membeda-bedakan dan tidak melekat, dengan cara begini,

88
melafal Amituofo dan membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati,
pasti bisa berhasil.

Jangan ada niat mendambakan sama sekali, niat mendambakan


itu bagaikan tali yang membelenggu dirimu, sehingga anda tidak
mampu membebaskan diri dari enam alam tumimbal lahir, maka itu
terlebih dulu mesti mengurai ikatan tali tersebut, melepaskan segala
kemelekatan.

Bukan saja dengan hati yang setara memandang dunia ini, namun
juga dengan hati yang menghormati. Orang itu suka cari masalah
denganku, tiap hari mengacaukan diriku, dia merupakan orang
berbudi padaku, ketika bersua dengannya, saya masih harus bersikap
hormat padanya, dengan demikian barulah anda dapat terlahir ke
Alam Sukhavati.

Orang ini bersalah padaku, saya tidak sudi memaafkan dirinya;


orang itu juga bersalah padaku, saya tidak sudi memaafkan dirinya;
maka setiap kelahiran demi kelahiran saling balas membalas, tiada
usainya, kalau anda maunya begini, bagaimana bisa terlahir ke Alam
Sukhavati?

Maka itu bagi seorang praktisi sejati, orang yang memuji dirimu,
orang yang menfitnah dirimu, semua ini dipandang sebagai Buddha
dan Bodhisattva, merupakan orang yang berbudi padaku.

89
Terhadap orang yang memuji diriku, takkan timbul kegirangan;
yang menfitnah diriku, takkan timbul kebencian, semuanya
diperlakukan dengan hati yang seimbang, begini barulah bisa berhasil.

90
91
Ceramah Dongzhi 2014
Petikan Ceramah Master Chin Kung pada Peringatan Dongzhi
Tahun 2014

Kita sungguh beruntung pada satu masa kehidupan ini terlahir


jadi manusia dan bersua dengan Buddha Dharma, mempelajari Ajaran
Sukhavati, sungguh sulit diperoleh.

Setelah kita memahami hal ini, maka keyakinan kita tidak boleh
berubah lagi, ketika bertemu dengan kesulitan, hal pertama yang
harus dilakukan adalah menenangkan hati, jangan cari orang lain,
separah apapun penyakit yang diderita, melafal Amituofo pasti bisa
membaik.

Bila berniat terlahir ke Alam Sukhavati, maka dalam waktu singkat,


Buddha Amitabha pasti datang menjemput; jika masih ingin berdiam
lebih lama di dunia ini, maka Buddha Amitabha akan
menganugerahkan usia yang lebih panjang supaya anda dapat
menampilkan peragaan Dharma untuk diperlihatkan kepada orang
banyak.

Keyakinan hati merupakan hal yang paling terutama, dengan


adanya keyakinan barulah kita dapat membangkitkan tekad hati,

92
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, bertekad mendekatkan diri dan
belajar pada Buddha Amitabha.

Di Negeri Buddha Amitabha, kita pasti mencapai KeBuddhaan,


menjadi Buddha yang bagaimana? Pasti serupa dengan Buddha
Amitabha.

Akar dari belajar Ajaran Buddha adalah berbakti. Di dalam “Tiga


Berkah Karma Suci”, butir pertamanya adalah “Berbakti pada
Ayahbunda”, inilah akar dari Dharma non duniawi dan Dharma
duniawi.

Untuk mengembangkan akar ini, dapat dilakukan melalui upacara


ritual sembahyang leluhur. Maka itu apa makna dari sembahyang
leluhur? Sembahyang leluhur berfaedah mengembangkan hati bakti
kita.

Masyarakat masa kini telah mengabaikan ajaran bakti, banyak


orang yang tidak memahaminya lagi. Makanya kami meminjam
kesempatan ini, setiap tahun menyelenggarakan sebanyak dua kali
upacara ritual sembahyang leluhur, yakni pada Festival Chengbeng
dan Dongzhi.

Tahun silam kami menyelenggarakannya sebanyak tiga kali, yakni


ditambah pada Hari Ulambana. Menyadari pentingnya
93
menyelenggarakan upacara ritual sembahyang leluhur, oleh karena
perlahan-lahan masyarakat mulai melupakan hal ini, semoga dapat
membangkitkan kembali hati bakti setiap insani.

Pada kesempatan ini, saya ingin sampaikan bahwa di Tiongkok,


tidak sedikit orang yang menggunakan nama saya membuka akun di
bank, katanya untuk membantu Master Chin Kung menggalang dana,
padahal saya tidak tahu sama sekali, uang yang terkumpul pasti
sudah ditipunya.

Saya sendiri juga merenungkan hal ini, saya ini sudah berusia senja,
bagaimana kalau sudah meninggal dunia nantinya? Setelah wafat
dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Makanya seluruh dana persembahan dari umat, saya mendirikan


“CHIN KUNG MULTICULTURAL EDUCATION FOUNDATION”, sebuah
yayasan pendidikan multikultural di Hong Kong, yang baru saja
disetujui oleh pemerintah Hong Kong, sebuah organisasi non profit,
bebas pajak dan juga merupakan badan amal. Jadi inilah yang tulen,
yang lainnya adalah palsu.

Sepanjang hidupku tidak pernah menggalang dana, tidak pernah


meminta uang pada orang lain atau memberi sinyal supaya orang lain
mengantar uang kepadaku, tidak ada sama sekali, kalau ada orang
lain yang mengatakan hal ini, berarti dia adalah penipu, jangan
sampai dikelabuinya.
94
Mengenai persoalan ini, tempo dulu, Kepala Biro Urusan Agama,
yang bermarga Ye, pernah menyampaikan padaku. Suatu hari beliau
datang mengunjungiku di Hong Kong. Pagi hari kami menikmati
sarapan bersama, dia berkata padaku, di Tiongkok banyak orang
yang menggunakan nama baikku melakukan tindakan melanggar
hukum. Saya bilang saya tidak mengetahuinya sama sekali.

Maka itu untuk selanjutnya, bila ada yang mengajak anda berdana
untuk diriku, atau buat Universitas Longxi (di Srilangka), perguruan
tinggi yang kami dukung, jangan sampai anda tertipu.

Kalau ingin berdana, jangan melalui perantara, langsung saja kirim


ke akun resmi Universitas Longxi, atau ke akun resmi kami (Master
Chin Kung) juga boleh, nantinya kami akan menyerahkan dana
tersebut pada mereka.

Selain akun resmi kami, takkan ada akun perantara lainnya lagi.
Makanya saya mengimbau praktisi sekalian, jangan sampai tertipu.
Terima kasih.

Petikan Ceramah Master Chin Kung pada Peringatan Dongzhi


Tahun 2014

Tanggal : 18 Desember 2014

95
Bertempat di : AsiaWorld-Expo, Hong Kong

Kode Artikel : 32-077-0001

96
Praktisi sejati mesti menjauhi sayuran berbau tajam

Master Chin Kung : Praktisi sejati mesti menjauhi lima jenis sayuran
berbau tajam

Surangama Sutra menyebutkan bahwa seorang praktisi sejati mesti


menjauhi lima jenis sayuran berbau tajam. Lima jenis sayuran berbau
tajam terdiri dari :

1. Bawang merah 蔥
2. Bawang putih 大蒜
3. Bawang Bombay 興渠
4. Daun bawang 韭菜
5. Allium (bawang putih kecil) 蕎頭

Mengapa lima sayuran berbau tajam ini tidak boleh dikonsumsi?


Surangama Sutra menyebutkan dengan jelas bahwa lima jenis
sayuran berbau tajam ini bukan merupakan jodoh pendukung, maka
itu harus dijauhi.

Kalau dimakan mentah akan memancing amarah, dengan perkataan


lain dapat membangkitkan kebencian. Kalau dimakan setelah
dimasak, maka akan membangkitkan nafsu indria.

Hal ini mesti dipahami oleh semua praktisi, makanya lima jenis
sayuran berbau tajam harus dijauhi, barulah merupakan jodoh
pendukung untuk menyingkirkan karma buruk, tujuannya ada di sini.

97
Tetapi banyak praktisi yang datang bertanya padaku, lima jenis
sayuran berbau tajam ini, apakah boleh dijadikan penyedap makanan.
Praktisi sekalian hendaknya tahu bahwa setiap butir sila dalam Ajaran
Buddha terdapat pengecualiannya, jadi bukan berarti melanggar sila.

Umpamanya bawang harus dimakan sampai mencapai kadar tertentu


barulah ada reaksinya, padahal bila dijadikan penyedap makanan
hanya butuh sedikit saja, jadi takkan ada reaksinya, ini diperbolehkan.

Lain halnya di dalam vihara, bila menggunakan sayuran berbau tajam


untuk dijadikan penyedap makanan, akan mengundang gunjingan,
maka itu lebih baik tidak dipakai, terkecuali bagi umat awam,
bukanlah masalah, yang penting kadarnya jangan sampai kelewat
batas.

Bawang putih umpamanya, kita tidak mungkin menelannya perbutir,


rasanya yang menusuk dan menghentak, pedasnya bukan main.
Orang Shandong kalau makan bawang putih kayak makan kacang
rupanya, sekali makan bisa menghabiskan semangkok, kalau sudah
begini pasti ada reaksinya. Jadi bila digunakan sebagai penyedap
makanan, hanya butuh sedikit saja, hal ini bukanlah masalah.

Serupa dengan arak misalnya, minum arak juga merupakan


pelanggaran sila, oleh karena bila diminum sampai mabuk, anda akan
kehilangan kendali diri. Di Amerika pada malam hari berkendara
mestilah berhati-hati, mengapa demikian? Ada banyak pemabuk yang
berkendara sehingga mencelakai diri sendiri dan orang lain.

Maka itu arak boleh diminum selama tidak sampai memabukkan dan
kehilangan kendali diri. Anda hendaknya mengetahui bahwa Ajaran

98
Buddha dapat diterima dengan akal sehat dan tidak menetapkan
aturan secara tidak logika.

Anda memasak di rumah, kadang kala juga menaruh sedikit arak


sebagai penyedap makanan, apakah kadar arak ini dapat
memabukkan? Tidak. Jadi sebagai penyedap makanan, boleh saja
digunakan, hal ini bukanlah merupakan pelanggaran sila.

Dipetik dari Ceramah Master Chin Kung Oktober 1992


Judul : “Penjelasan Surangama Sutra Bab Bodhisattva
Mahasthamaprapta Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan”.
Serial ke-7
Bertempat di : San Jose, California
Kode Artikel : 05-005-0007

99
Daftar Pustaka
淨土大經解演義

http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=
2&web_rel_index=2241

輕鬆學佛法

http://www.amtb.org.tw/xuebudd/xuebudd.asp

法國巴黎餐後開示

http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=
93&web_rel_index=4511

二零一四年冬至祭祖護國息災超薦繫念法會開示
100
http://www.amtb.org.tw/baen/jiangtang.asp?web_choi
ce=93&web_rel_index=3923

Arsip :

Tiga Prinsip Asvaghosa


http://sekuntumlotus.blogspot.com/

Bersantai Sambil Belajar Buddha Dharma


http://sekuntumlotus.blogspot.com/

CERAMAH DI PARIS
http://amituofohouse.blogspot.com/

CERAMAH DONGZHI 2014


http://amituofohouse.blogspot.com/
101
102

Anda mungkin juga menyukai