Cerita Budi
Pekerti 2
Oleh : Guru Cai Lixu
Disadur dari :
小故事真智慧
Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :
Hal
5
98 Memberi Lebih Bahagia Daripada Menerima..............................93
Daftar Pustaka................................................................................................100
6
51. Guan Ning Memutuskan Pertemanan
Pada zaman dahulu ada seorang insan bijak yang bernama Guan
Ning. Suatu kali, Guan Ning dan teman sekolahnya Hua Xin, sedang
bercocok tanam di ladang. Ada sepotong kecil emas di tanah, Guan Ning
tidak peduli dan terus saja bekerja; namun Hua Xin yang melihat, segera
memungut emas itu.
7
52. Pandangan Konfusius Tentang Kebajikan
Pada masa periode Chunqiu (periode musim semi dan gugur), ada
dua murid Konfusius yang bernama Zi Gong dan Zi Lu. Oleh karena Zi
Gong adalah seorang saudagar, maka sering kali berdagang di negara
lain. Di negara Lu sendiri ada sebuah peraturan hukum, selama
rakyatnya berada di negara lain, bertemu dengan warga negara sendiri
dijual sebagai budak, maka dapat menebusnya, dan hadiah untuk tebusan
akan dibayar oleh negara.
Pada periode musim semi dan gugur, ada seorang perdana menteri
yang bijak bernama Yan Ying. Banyak sekali teladan baik yang
diperlihatkan oleh Yan Ying, bahkan Konfusius juga sangat
menghormati dan memujinya.
Yan Ying memiliki sebuah mantel yang belum diganti walau sudah
dia pakai selama tiga puluh tahun, tentu saja mantel itu masih kelihatan
sangat rapi, oleh karena “Jika kita menyayangi sebuah benda, maka
benda juga akan menyayangi kita”. Terhadap benda apapun kita
tunjukkan sikap menghargai, maka benda juga akan balas menghargai
kita, dan kita bisa memakainya untuk waktu yang lama.
Sebuah mantel yang dipakai selama tiga puluh tahun oleh seorang
perdana menteri, menurut kalian siapa saja yang akan terpengaruh selain
keluarganya? Tentu akan berpengaruh pada semua pejabat sipil dan
militer, bahkan pada semua rakyat. Jadi, ketika ada seorang pejabat yang
jujur, maka dapat menciptakan budaya yang jujur dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kemudian hal ini diketahui oleh istri si kusir, pada suatu hari istrinya
berkata: “Saya ingin pergi dan meninggalkanmu.” Si kusir menjadi
panik, lalu bertanya: “Ada apa? Kenapa kamu ingin meninggalkanku?”
Istrinya menjawab: “Semua orang menghormati moralitas yang dimiliki
oleh perdana menteri Yan Ying dan kerendahan hatinya, sedangkan
kamu sama sekali tidak memiliki moralitas namun sudah begitu angkuh,
maka itu saya akan pergi dan tidak ingin bergantung padamu lagi.”
11
54. Ibunda Mensius Berpindah Tiga Kali
12
55. Kesalahan Ada Pada Beta
Buku sejarah mencatat, pada suatu hari, ketika Kaisar Yao sedang
berada di jalanan, melihat ada dua orang yang ditangkap karena
melakukan kejahatan. Melihat kejadian ini, Kaisar Yao jadi panik.
Mengapa rakyatku bisa ditahan, apakah mereka telah melanggar hukum?
Dia segera berjalan ke lokasi kejadian, ingin mengetahui duduk
perkaranya dengan jelas.
14
56. Kaisar Kangxi Memohon Hujan
15
57. Cita-cita Fan Zhong-yan
Fan Zhong-yan hidup pada masa Dinasti Song, sejak kecil sudah
mempunyai cita-cita. Suatu kali dia berada di suatu wilayah dan melihat
seorang peramal, tanpa berpikir panjang dia bertanya: “Tolong ramal
diriku, bisakah saya menjadi seorang perdana menteri?”
Fan Zhong-yan jadi agak malu, kemudian dia bertanya lagi pada
peramal ini: “Begini saja, kamu coba ramal lagi, bisakah saya menjadi
seorang tabib?” Peramal ini terheran-heran, mengapa cita-citanya
menjadi begitu berbeda, dia pun bertanya: “Mengapa kamu memilih dua
cita-cita ini?”
16
perdana menteri, maka kelak kamu pasti dapat menjadi seorang perdana
menteri.”
17
58. Ayah dan Anak Sehati
18
Kemudian dia pulang ke ibukota dan melapor pada ayahnya bahwa
dia telah menjual semua gandumnya, ketika ayah dan anak ini sedang
duduk semeja, Fan Chun-ren berkata pada ayahnya: “Ayah, setelah saya
menjual 500 dou gandum, uangnya masih tidak cukup.”
Inilah yang disebut sebagai ayah dan anak sehati. Gandum sudah
dijual dan kapal juga sudah dijual. Budaya kemuliaan dan kebajikan
diwariskan secara turun temurun, lebih dari 800 tahun lamanya Keluarga
Fan tidak mengalami kemerosotan, merupakan balasan yang paling
nyata.
19
59. Kisah Dewa Lü Dong-bin
20
60. Saat miskin tidak mengubah cita-cita, saat kaya
tidak mengubah kedisiplinan
Saat itu dia masih sangat miskin, kita selalu mengatakannya sebagai
“Mengganjal perut dengan bubur”, memasak satu panci bubur, setelah
masak lalu didiamkan sampai dingin dan jadi padat, yakni melekat jadi
satu kesatuan, lalu dipotong-potong, setiap tiba waktu makan, hanya
boleh menyantap satu potong saja.
21
Fan Zhong-yan berkata: “Tidak masalah, saya akan mendonasikan
sejumlah sekian.” Pengurus Vihara yang mendengarnya langsung
terperanjat: “Tetapi mustahil Anda sekarang bisa mempunyai kekayaan
sebanyak itu.”
Fan Zhong-yan berkata lagi: “Cobalah kalian gali di salah satu sudut
Vihara, di sana terdapat sekantong emas.” Setelah digali, ternyata benar
ada sekantong emas yang terkubur dengan baik.
22
61. Hati Lapang Berkah pun Besar
Hati makin lapang berkah pun makin besar, seribu tahun telah
berlalu, namun anak cucu Fan Zhong-yan dan pendidikan keluarga
masih sangat makmur dan sejahtera.
23
62. Shu-ao Mengubur Ular
Pada periode Chun Qiu dan Zhan Guo (770 SM-221 SM), Raja
Zhuang dari Negara Chu mempunyai seorang pejabat tersohor bernama
Sun Shu-ao. Sun Shu-ao merupakan seorang yang berhati mulia dan
penuh welas asih, suatu hari saat Shu-ao masih kecil, dia melihat ada
seekor ular berkepala dua, segera membunuh ular itu dan menguburnya,
kemudian sambil menangis tersedu-sedu dia pulang ke rumah.
Oleh karena di daerah mereka ada sebuah rumor, siapa saja yang
melihat ular berkepala dua, maka dipastikan orang tersebut akan
meninggal. Karena rumor inilah, begitu melihat ular berkepala dua, dia
pun membunuh lalu menguburnya dengan baik, berharap agar orang lain
tidak melihat ular ini juga.
Namun saat terpikir bahwa dirinya akan meninggal, serta tidak bisa
berbakti lagi pada Ayahbunda, saat itu usianya masih kecil, makanya
menangis sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Alhasil ibundanya
sangat senang usai mendengarnya, saya percaya bahwa ibundanya
termasuk orang yang paham akan kebenaran, dia berkata pada Shu-ao,
setiap niat pikiranmu adalah demi orang lain, maka jangan khawatir,
tidak akan terjadi apa-apa.
Suatu kali (dalam rapat pagi) ada seorang pejabat kekaisaran yang
menulis naskah yang panjang untuk mengkritik Kaisar Tang Tai-zong.
Usai mengkritik, pejabat ini pun berjalan keluar dari aula istana. Ada
beberapa pejabat lainnya berkata pada Kaisar: “Kaisar, sebagian besar
yang dia katakan tidaklah benar, mengapa Anda tidak menghukumnya?
Mengapa tidak menghentikan perkataannya?”
25
hati yang dimiliki oleh seseorang, seberapa tinggi pula keberhasilan
akan diraihnya.
26
64. Kebahagiaan Yan Yuan
Di dalam “Lun Yu” juga disebutkan bahwa Yan Yuan ‘Tidak pernah
menonjolkan kebaikannya dan tidak pernah memamerkan jasanya’.
Sejak awal Yan Yuan tidak pernah membanggakan jasanya sendiri dan
tidak memamerkan kelebihan yang dimilikinya. Dia sangat rendah hati,
membiarkan orang lain saja yang mendapat jasa, dia selalu merasa
semua ini memang hal yang patut dia kerjakan.
27
65. Memberikan Teladan Dengan Tindakan Nyata
28
putri yang berbakti. Hari ini adalah ulang tahunku, juga merupakan hari
kesengsaraan Ibunda, maka itu saya ingin bersujud tiga kali pada bunda.”
29
66. Ayahbunda dan Guru Mesti Bekerja Sama
Masa kini banyak sekali ayahbunda yang suka bercanda, namun juga
tidak boleh sembarang bercanda. Ketika anak menyapa ayahbunda
dengan penuh hormat dan bersungguh-sungguh, apa yang mesti kita
lakukan? Mesti penuhi hati baktinya, “Kamu sangat patuh, benar-benar
anak baik.” Maka itu, mesti bekerja sama dengan guru, dengan demikian
anak-anak akan bersukacita menerapkannya dalam kehidupan
keseharian, perlahan-lahan berkembang menjadi kebiasaan baik.
30
Ada seorang anak baru berusia 2-3 tahun, pulang sekolah dia
langsung berlari ke kamar mandi. Mamanya tahu dia mencari baskom
buat diisi air, lalu bergegas menyembunyikan baskom cuci kaki tersebut.
Saya pun berkata padanya, apa yang anda lakukan tidaklah benar, oleh
karena tidak penuhi hati bakti sang anak. Haruslah menunjukkan
perasaan sukacita saat dia membawakan air dan mencuci kaki anda,
kemudian berilah dia dukungan, dengan begini hati baktinya akan
berkembang. Kebaikan hati seseorang ibarat rumput hijau, jika disirami
tiap hari, rumput ini pun akan tumbuh subur.
Anda bisa mendidiknya dengan cara ini sehingga anak akan belajar
bagaimana menjadi orang yang berguna dan belajar melakukan
pekerjaan. Banyak sekali Bunda yang takut anak mereka melakukan
kesalahan, padahal saat anak-anak melakukan kesalahan adalah saat
yang tepat untuk mendidik mereka, membimbing mereka menjadi orang
yang berguna dan belajar keterampilan hidup.
32
67. Anak Berbakti Belajarnya Pasti Bagus
Ada seorang guru berkata, dia mendapat telepon dari seorang bunda,
tepat pada saat berakhirnya liburan musim panas, bunda ini berkata:
“Guru Zhang, saya berterima kasih padamu. Selama liburan musim
panas putriku mengalami banyak kemajuan.”
Dia bertanya lagi: “Lantas kenapa bisa ada mie?” Putri kecilnya
bilang: “Saya yang masak.” Dengan terperanjat dia berkata: “Kamu
33
belum pernah memasak mie, mengapa jadi bisa?” Putri kecilnya berkata:
“Saya sering melihat Mama masak mie, maka hari ini saya ingin coba
memasak, ingin berbakti pada Mama.” Semangkok mie ini enak tidak?
Tentu saja enak, semangkok mie ini dimasak dengan hati bakti sang
anak, sudah tentu pasti enak! Bunda ini bilang bahwa mie yang dimasak
putrinya benar-benar enak, karena selama dia mempunyai niat, maka
pasti dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
Sikap penting apa yang dipelajari gadis kecil ini untuk menjadi
orang yang berguna dan belajar keterampilan hidup? Yakni berbakti.
Dengan adanya hati bakti, segala perilaku pun akan ikut berubah. Selalu
memberi perhatian pada kesehatan dan keperluan hidup Ayahbunda,
sehingga tahu menyelimuti ibundanya; khawatir bundanya bangun tidak
ada makanan, maka itu dia memasak. Ketika anak selalu mengerjakan
sesuatu membantu ayahbunda, kemampuannya dalam mengerjakan
pekerjaan juga akan terus meningkat. Jika hati bakti anak telah terbuka,
dengan sendirinya banyak perilaku anak yang akan berkembang ke arah
lebih baik.
34
Kepala sekolah sampai terkesima, lalu mengundang kami untuk
berdiskusi dengan para guru di sekolah. Maka itu, kita mesti memiliki
keyakinan hati, akar dari moralitas terletak pada ajaran bakti.
35
68. Suami dan Istri Mesti Bekerja Sama
Suami dan istri mesti saling bekerja sama untuk mendidik anak-anak
mereka berbakti, menumbuhkan pengamalan bakti sang anak. Jika
diantara suami istri dapat bekerja sama, anak akan mudah
mengembangkan hati baktinya.
Umpamanya suami berkata pada sang anak: “Nak, kamu boleh tidak
berbakti pada Papa, namun kamu tidak boleh tidak berbakti pada Mama-
mu.”Berbicara mesti bisa meyakinkan, apabila sang ayah bicara sambil
meneteskan air mata, maka putranya juga pasti akan terharu.
Ketika tiba waktu persalinan, masih harus mengalami rasa sakit yang
luar biasa. Setelah kamu lahir, menjagamu dengan sangat baik, pernah
suatu kali ketika kamu sakit, Mama menjagamu sampai tidak tidur
hampir 2-3 hari. Ceritakanlah kondisi yang sebenarnya pada sang anak.
Setelah diungkit, hati tahu budi sang anak akan tumbuh.
36
Tahu budi maka dapat balas budi, anak pun bisa merasakan budi
kebajikan dari Ibunda. Jika seorang istri yang berbicara, katakan pada
anak: “Kamu boleh tidak berbakti pada Mama, namun kamu tidak boleh
tidak berbakti pada Papa-mu.” Beritahukan semua pengorbanan Ayah
untuknya sedari kecil, dengan demikian barulah anak dapat menerima
budi kebajikan dari sang Ayah. Maka itu, sangatlah penting suami dan
istri bisa saling bekerja sama dalam mendidik anak.
Maka itu, sebagai seorang ibunda dan sebagai seorang istri, berhati-
hatilah dalam berbicara, jangan membicarakan kesalahan dari suami,
sebaliknya pujilah kelebihan dan kepedulian suami terhadap anak-anak.
Suami akan terharu mendengarnya, merasa dirinya bisa melakukan yang
lebih baik lagi, dan akan terus giat berusaha. Seorang ayah harus
memiliki martabat di depan anak-anak mereka, ini akan mendorong
anak-anak ke kehidupan dan pertumbuhan yang sehat.
37
69. Kegiatan Melindungi Telur Sehari
38
Maka itu anak-anak sekalian, bolehkah kamu memilih-milih makanan?
Lihatlah mama saja bersedia makan demi dirimu, kamu juga harus
membalasnya, jangan memilih-milih makanan, makanlah makanan yang
bergizi, buatlah tubuhmu sehat, agar mama bersukacita. Dengan
dibimbing seperti ini, anak-anak akan merasakan hal serupa dengan
yang kita rasakan.
Pada usia kehamilan sepuluh bulan tubuh pun terasa semakin berat,
bahkan berjalan saja terasa sulit. Kami juga pernah memperagakannya
kepada anak-anak menggunakan bola basket, biar mereka merasakan,
banyak sekali hal mesti dialami sendiri, barulah mampu memperoleh
perasaan yang sesungguhnya.
Oleh karena ibunda mengalami rasa sakit yang hebat saat akan
melahirkan, maka kedua tangannya memegang erat tiang baja ini, dan
seiring berjalannya waktu tiang pun menjadi bengkok oleh kekuatan-
kekuatan ini. Dibanding dengan kanker, rasa sakit yang dialami ketika
melahirkan lebih luar biasa, mengapa banyak penderita kanker yang
mengakhiri hidupnya? Karena mereka tidak mampu menahan rasa sakit
yang dideritanya.
39
Ibunda justru mampu menahan rasa sakit yang lebih parah dibanding
kanker! Setelah buah hatinya lahir, apa yang ditanyakan ibunda pertama
kali, apa pula yang pertama kali dia pikirkan? Apakah bayiku sehat?
Kasih sayang seorang ibunda pada putra-putrinya, dapat membuatnya
segera melupakan rasa sakit yang tak tertahankan, kita harus mengingat
budi kebajikan ini di dalam hati sepanjang hayat.
40
70. Mendidik Anak Menghormati
Guru ini sangat peka, segera dia membuka pintu dan berkata pada
anaknya: “Minta maaf pada nenek.” Dengan cepat dia mengoreksi tidak
adanya rasa hormat dalam ucapan anaknya. Bagaimanapun anaknya
tidak bersedia meminta maaf. Akhirnya neneknya berkata: “Cuaca
begitu panas, buat apa meminta maaf.” Di saat seperti ini, adalah sedang
menguji kebijaksanaan kita sebagai ayahbunda.
Namun apabila hati bakti ini sudah berakar sangat dalam dan kokoh
sejak masih kecil, maka kehidupan si anak tidak akan ada pertentangan,
juga tidak akan melakukan sesuatu yang disesali diri sendiri hanya
karena tidak hormat dan tabiatnya yang buruk. Maka itu, saat anak
melakukan kesalahan, sebagai ayahbunda harus peka dan bisa segera
mendidiknya.
42
71. Memelihara Hati Hormat Anak
Lalu guru membuat peraturan untuk mereka, setiap hari pukul tujuh
pagi mesti membaca ‘Di Zi Gui’, maka mereka akan bangun tidur pukul
setengah tujuh, dan mulai membaca pada pukul tujuh.
Pada saat malam Tahun Baru anak-anak akan tidur lebih larut,
ayahbunda khawatir anaknya tidak cukup tidur, sehingga alarm
diperlambat satu jam. Alhasil si anak yang mesti bangun pukul enam
atau tujuh, sekali lihat alarm baru pukul lima sekian, lanjut tidur lagi.
Oleh karena merasa ada yang tidak beres, sebab setiap manusia
mempunyai jam biologis mereka sendiri, si anak pun keluar dan melihat
sudah hampir pukul delapan, anak ini langsung menangis keras: “Sudah
hampir pukul delapan, saya masih belum membaca ‘Di Zi Gui’.”
43
Anak-anak mengembangkan kebiasaan yang baik sejak kecil,
merupakan bentuk rasa hormatnya terhadap guru, terhadap janjinya
sendiri, maka tidak berani melalaikannya.
Maka itu, baik tidak ayahbunda berbuat demikian? Tidak baik, ini
bertolak belakang dengan pendidikan. Meskipun waktu tidur berkurang,
namun anak-anak telah membentuk kebiasaan hidup yang disiplin, ini
juga merupakan rasa hormatnya pada guru dan sikap menghormati
ajaran insan suci dan bijak.
44
72. Bersujud Berterima Kasih Pada Budi
Ayahbunda
Lalu anak ini menyajikan dua cangkir teh dan bersiap keluar ruangan,
sebelum teh disajikan dia merasa jantungnya berdetak cepat, agak
sedikit takut. Alhasil dia masih belum keluar, datanglah beberapa tamu,
dia pun melangkah mundur, semakin malu saja rasanya. Namun dia
mengumpulkan lagi keberaniannya, teringat pada didikan gurunya, harus
bersungguh-sungguh dilaksanakan.
Kemudian anak ini berkata: “Terima kasih atas budi Ayah dan
Bunda telah membesarkan diriku, pada permulaan Tahun Baru Imlek ini,
semoga Ayah dan Bunda selalu sehat dan panjang umur.” Usai berkata
dia bersujud tiga kali pada ayahbundanya. Para tamu yang menyaksikan
45
menjadi terharu, tindakan anak ini juga tengah mempengaruhi orang
dewasa.
46
73. Bakti dan Hormat Adalah Tangga Menuju
Sukses
Yang kedua adalah kesusilaan dan rasa hormat. Saya bilang ke anak-
anak, oleh karena guru kalian ini sangat sopan, makanya bisa kenal
47
dengan Paman Lu, dan dapat belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman
beliau, supaya bisa terus mengembangkan kemampuan diri sendiri.
Apabila kita hanya berdiri saja dan berkata bahwa dia berbuat baik
hanya ada maunya. Bukankah kita hanya melihat kesalahan orang lain,
sedangkan kita sendiri tidak berbuat apa-apa, lalu apa hak kita
mengkritiknya! Maka itu, ketika orang lain sudah berbuat baik,
walaupun dia ada maunya ataupun tidak, kita seharusnya memuji dan
ikut bersukacita dengan jasa kebaikannya.
Orang yang berbuat baik ini akan merasa terdorong dan tanpa
diminta dia pun akan semakin bersukacita melakukannya. Inilah dua
buah kunci pembuka kebijaksanaan yang saya berikan untuk anak-anak.
48
Kapankah kunci ini bisa digunakan? Tidak ada batasan usia untuk kedua
buah kunci ini, di usia 80 tahun juga bisa.
49
74. Jangan Melupakan Budi Kebajikan Ayahbunda
Maka itu, seseorang jika sudah bertindak gegabah saat sedang marah,
seringkali melupakan budi kebajikan Ayahbunda dan budi kebajikan
semua orang yang mengasihinya.
50
75. Ayah Berbakti Dan Anak Berbudi Luhur
Ada seorang ayah yang sangat berbakti, selalu menjaga dan merawat
ayahbundanya dengan penuh perhatian, kemudian ayahbundanya
meninggal, dia mengatur waktu untuk pergi berziarah, kedua anaknya
memperhatikannya dan mengingatnya di hati mereka.
51
76. Memperlakukan Almarhum Seperti Saat Beliau
Masih Hidup
52
77. Berterima Kasih Sebelum Makan
53
78. Menumbuhkan Hati Berterima Kasih Anak
Ibundanya menyadari akan hal ini, maka segera dia berkata pada
anaknya: “Hari ini kamu tidak boleh pulang jika tidak memberi hormat
pada paman.” Anak ini masih saja keras kepala dan menolak memberi
hormat.
54
Ibundanya lanjut berkata: “Semua orang dewasa sedang
bersumbangsih untuk masyarakat, dari seorang perdana menteri sampai
paman penjaga keamanan. Lihat, merekalah yang membantu menjaga
tanah air kita, barulah hidup kita aman dan tenteram. Dan siapakah yang
paling tidak layak dihormati? Itu adalah kamu! Kamu belum bisa
bersumbangsih untuk keluarga, untuk bangsa dan untuk masyarakat,
namun sudah sedemikian angkuhnya. Jadi, sudah seharusnya kita
berterima kasih pada paman ini.”
55
79. Berterima Kasih Adalah Dasar Dari
Keharmonisan
Selanjutnya setiap kali paman ini datang mengganti galon air, anak-
anak akan berkata: “Terima kasih paman! Paman sudah bekerja keras.”
Paman ini pun segera menebarkan senyumnya. Sejak hari itu, paman
pengganti galon air selalu tersenyum setiap kali memasuki ruang kelas
murid-murid ini. Maka itu ketika kita menghormati orang lain, orang
lain juga akan menghormati kita; ketika di mana pun kita selalu
berterima kasih kepada orang lain, hubungan antar manusia akan
semakin harmonis.
56
80. Belajar Susah Barulah Tahu Berterima Kasih
Biasanya ketika anak akan berulang tahun, niat pikiran apa yang
pertama muncul di benaknya? Dia pasti berpikir ingin mengadakan pesta
di mana dan berapa banyak kado yang akan diperoleh. Guru-guru kami
yang mempelajari kebudayaan Tiongkok, akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk mendidik anak-anak. Hari ulang tahun adalah hari
kesengsaraan bunda, sudah seharusnya melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi ayahbunda.
Ada seorang anak setelah pulang ke rumah bukan kado yang dia
minta, namun dia berkata pada bundanya: ’’Saya ingin masak sebuah
hidangan untuk Mama.’’ Tentu saja mamanya sangat senang. Begitu
gadis kecil ini masuk ke dapur, oleh karena badannya tidak tinggi (dia
adalah anak kelas 4 SD), dia pun mengambil sebuah bangku dan berdiri
di atasnya.
58
81. Tulus dan Dapat Dipercaya Harus Diajarkan
Sejak Kecil
Suatu kali, ada seorang anak tanpa sengaja membuat gantungan baju
menjadi bengkok, sesungguhnya gantungan yang bengkok mudah tidak
diperbaiki? Tinggal ditarik saja menggunakan tangan. Tetapi anak-anak
tidak mengerti sehingga mereka menjadi panik, dan takut dihukum,
maka itu dia berkata pada teman di sebelahnya: “Jangan beritahukan
pada guru.” Kenyataannya gurunya juga berada di sana, gurunya pun
mendekat dan anak ini kaget.
Anak yang memberikan pensil: “Bukan yang ini, saya ingin pensil
yang saya berikan padamu kemarin.” Gurunya bergegas menghampiri
karena melihat adanya peluang guna mendidik anak-anak. Guru
memberitahu anak yang memberikan pensil: “Ucapan yang dilontarkan
haruslah dapat dipercaya. Kamu sudah memberikan pensil kepada orang
lain, maka pensil ini bukan milikmu lagi, kamu tidak berhak
memintanya kembali.”
60
lain, sebelum menyetujuinya, haruslah mengukur kemampuanmu
terlebih dulu apakah sanggup mewujudkannya?
61
83. Guru Mengajarkan Tata Krama
Banyak sekali orang tua murid yang saya temui, mereka semua
berkata: “Anak saya sejak lahir memang tidak punya tata krama dan
tidak bisa menyapa senior.” Perkataan ini masuk akal tidak? Tentu saja
tidak masuk akal, melupakan segenap tanggung jawab mereka sebagai
orang tua.
Ada seorang anak yang baru berusia lebih dari dua tahun, datang ke
sekolah kami. Bundanya berkata: “Anak ini tidak bersedia menyapa
guru.” Saya pun berkata padanya: “Jika anda merasa sangatlah penting
sedari kecil anak anda memiliki tata krama, maka hari ini kita berdua
harus bekerja sama, anda pergi ke luar dulu, saya ingin berbincang
dengan anak ini sebentar.”
Saya berkata pada anaknya: “Jika hari ini tidak menyapa guru Cai,
maka tidak boleh pulang.” Anak ini mulai meneteskan air mata, saya
segera menyuruh mamanya menjauhi dan jangan sampai terlihat
anaknya, si anak mulai menangis dengan keras. Lalu anak ini saya
gendong ke ruang kelas, pintunya saya kunci, setelah menurunkannya,
saya bilang padanya: “Jika hari ini masih tidak mau menyapa, maka
sudah dipastikan kamu tidak boleh pulang.”
62
Melihatku begitu tegas, semakin nyaring pula tangisannya, saat
seperti ini kita tidak perlu marah padanya, lalu saya duduk: “Ayo!
Menangislah lebih keras, tiada seorang pun akan menolongmu.” Kini dia
tidak hanya menangis, namun juga mulai mengentak-entakkan kakinya
ke lantai, kali ini dengan tangisannya yang menjadi-jadi, dia ingin
menyelidiki dan menguji sampai di mana batas kesabaran kita.
63
84. Tata Krama Adalah Media Komunikasi
Terindah Antar Manusia
Di dalam kurikulum yang kami susun untuk para murid, hanya untuk
belajar membungkuk memberi hormat saja harus memakan waktu
sekitar 2-3 bulan lamanya. Ketika anak memberi hormat sambil
membungkuk adalah sebuah bentuk rasa hormat yang keluar dari lubuk
hatinya. Jika tindakan dan hati bisa saling berinteraksi, maka anak akan
bersikap semakin rendah hati dan menghormati, perlahan-lahan dari hati
diwujudkan melalui tindakan.
Kami mengajari tata krama pada seorang anak yang baru berusia
empat tahun, selesai makan ketika akan beranjak pergi, mesti berkata
pada orang-orang yang duduk semeja: “Semuanya, silahkan lanjutkan
makannya.” Barulah kita boleh beranjak pergi.
64
Apakah tindakan ini penting? Manusia itu hidup berdampingan
dengan orang lain, mustahil seseorang bisa hidup mengandalkan dirinya
sendiri. Dalam kehidupan sosial, jika kelakuan kita semakin baik, maka
hubungan antar manusia juga tidak akan mudah timbul perselisihan.
Umpamanya, hari ini anda sedang makan bersama rekan kerja, anda
selesai makan duluan, lalu anda pergi begitu saja tanpa bicara sepatah
kata pun, inilah yang disebut tidak memiliki etika. Orang-orang akan
berkata: “Apakah dia sedang bertengkar dengan kekasihnya?”
65
Suatu hari usai makan bersama, saat semuanya telah beranjak pergi,
tersisa seorang anak belum selesai makan, anak ini baru berusia 4-5
tahun. Akhirnya dia berdiri, terhadap meja dan bangku dia berkata:
“Semuanya, silahkan lanjutkan makannya”, para guru pun tersenyum
melihatnya. Dari sinilah kita bisa melihat keluguan anak-anak.
Seseorang bukan belajar bagaimana cara menyesuaikan dirinya, namun
harus belajar bersikap tulus terlebih dulu. Anak ini begitu tulus, kelak
pasti dapat mengamalkan sesuai dengan yang diajarkan.
Alhasil bibi ini tidak berani masuk. Bibi ini bilang: “Saya merasa
kaget sekaligus tersanjung, sebelumnya belum pernah disambut baik
seperti ini.” Begitu masuk, anak-anak segera mengambilkan sandal
(yang khusus dikenakan di dalam rumah) untuknya, agar bibi ini bisa
langsung memakainya. Maka itu, maksud yang terkandung di setiap tata
krama adalah setiap saat dapat memikirkan kepentingan orang lain.
66
Begitu bibi ini masuk, anak-anak berkata: “Bibi, silahkan duduk.”
Setelah si bibi dituntun duduk dengan baik, mereka bergegas
menuangkan air, lalu berkata lagi: “Bibi, silahkan minum.” Inilah tata
krama menyambut tamu. Ketika anak anda berbuat sedemikian
menyambut senior dan tamu, bagaimanakah tanggapan mereka? Mereka
akan merasa bahwa anak anda memiliki pendidikan kesusilaan keluarga
yang sangat baik.
Mereka bilang: “Oleh karena meja ini penuh coretan, tidaklah sopan
jika coretan-coretan ini dihadapkan ke guru.” Begitu melihat saya duduk,
mereka langsung membalikkan meja ke arah di mana tidak ada
coretannya. Maka itu, bukan hanya hati hormat yang berhasil diraih oleh
anak-anak ini, namun mereka juga berhasil meraih kemampuan dalam
hal pengamatan dan kecermatan, dengan demikian kemampuannya akan
meningkat sedikit demi sedikit.
68
85. Pendidikan Keluarga Harus Dikembangkan
Sejak Usia Dini
Suatu hari, ketika saya berada di dalam lift, ada seorang wanita yang
masuk, saya segera bertanya padanya: “Permisi, anda ingin ke lantai
69
berapa?” Saya pun menekan tombol lantai yang dituju wanita ini.
Kebetulan di lantai yang sama denganku, selama berada di dalam lift,
saya juga tidak lupa menyapanya.
Pada suatu kali, ada seorang sahabat Dharma yang ingin menaiki lift
berpapasan dengan seorang wanita, dia pun bertanya pada wanita ini:
“Permisi, anda ingin ke lantai berapa?” Mendengar sapaan dia yang
begitu akrab, wanita ini terus saja tersenyum selama berada di dalam lift,
bahkan setelah sampai, wanita ini mempersilahkan sahabat Dharma ini
jalan duluan. Oleh karena itu, ketika kita mengulurkan tangan tanda
persahabatan, pasti akan memenangkan kembali balasan persahabatan
dari orang lain.
70
86. Belajar Tata Krama
Begitu si bibi tiba di depan pintu, ada enam orang anak berbaris
sejajar, serentak membungkuk memberi hormat dan berkata: “Apa kabar,
Bibi!” Bibi inipun tidak berani masuk, si bibi bilang: “Saya merasa
kaget sekaligus tersanjung! Sebelumnya belum pernah disambut dengan
begitu hormat.” Bibi ini berkata lagi: “Apabila anak-anak generasi
selanjutnya bisa berbuat sedemikian rupa, maka kita amat bersukacita
dan tidak perlu khawatir lagi.”
71
87. Janganlah Duduk Saat Senior Berdiri
Ada seorang gadis kecil, baru berusia 2-3 tahun. Suatu hari, dia pergi
berpiknik bersama Ayahbunda dan Neneknya, di taman, Ayahnya
sedang duduk sambil membaca koran, sedangkan anak ini duduk di atas
bangku.
72
88. Memasuki Ruangan Kosong Seperti Ada
Penghuninya
Semasa kecil saya pernah mempunyai seorang teman, waktu itu dia
pergi bermain ke rumah teman sekelasnya, kemudian ada sejumlah uang
hilang dari kamar ayah teman sekelasnya ini, keesokan harinya teman
sekelasnya menunjuk temanku bahwa dialah yang telah mencuri uang
ayahnya.
74
89. Bagaimana Bisa Menyapu Dunia, Tanpa
Pernah Menyapu Rumah?
Setelah melihat kamar si anak pun berantakan, senior ini berkata lagi
padanya: “Bagaimana bisa menyapu dunia, tanpa pernah menyapu
rumah!” Sama halnya pula, bahkan kamar tidur sendiri saja tidak bisa
diurus dengan baik, bagaimana bisa menjadi seorang pengusaha?
Maka, dari tempat yang kecil kita dapat belajar hal yang besar, dari
hal yang sepele, kita bisa melihat apakah pikiran seseorang sedang
tenang atau kacau. Oleh karena itu, mengembangkan kemampuan anak
dalam berperilaku dan belajar keterampilan hidup, haruslah ditanamkan
sejak usia mereka masih kecil.
Kapan harus mengajari anak? Di usia 1-2 tahun sudah bisa diajarkan
melakukan pekerjaan rumah. Ketika sudah menjadi kebiasaan, anak
akan menjadi rajin dan cekatan, sesungguhnya kita telah membantu
anak-anak membangun fondasi yang sangat baik dalam berperilaku dan
melakukan pekerjaan.
Banyak orang tua berkata pada anaknya: “Kamu hanya perlu belajar
dengan baik, jangan pedulikan hal lain.” Begini tidaklah baik! Anak
hanya bisa belajar, sedangkan hal lain tidak bisa dia kerjakan, nantinya
dia tidak akan mempercayai kemampuan dirinya sendiri dalam
melakukan pekerjaan.
78
Semakin tidak mempunyai kepercayaan diri, dia akan semakin tidak
berani memikul beban sebuah tugas, maka akan semakin pula
kehilangan hati yang bertanggungjawab, semua ini saling berkaitan,
sebagai orang tua, kita mesti merenungkannya secara mendalam.
79
91. Meningkatkan Keterampilan Hidup Anak
Maka itu, sedari kecil kita harus mengajari dan membiarkan anak
mencuci pakaian dan piring sendiri. Sesungguhnya saat melakukan
semua pekerjaan ini, si anak merasa amat bersukacita, oleh karena
80
merasa bisa melakukannya sendiri dan kemampuannya pun meningkat,
ada semacam keberhasilan yang dia rasakan.
Saat itu gurunya hanya terdiam dan tidak berbuat apa-apa. Tiba
waktu makan, semua sayur sudah selesai dimasak, piring dan mangkok
masih saja belum dicuci, gurunya pun duduk di sana menunggunya
mencuci bersih semua piring. Tidak ada pilihan lain, anak ini segera
mencucinya.
Apakah orang tua yang telah mengeluarkan uang ini tahu bahwa
anaknya benar-benar membeli sarapan? Pasti tidak tahu bahwa uang
yang mereka berikan untuk membeli sarapan telah berubah menjadi
game dan jajanan yang mengandung banyak zat pewarnanya. Jika anak-
anak memakan jajanan ini selama setengah maupun setahun lamanya,
maka kondisi tubuh mereka akan mengalami penurunan.
82
Lewat pukul sembilan atau sepuluh, saat masuk ke kelas, wajah
murid-murid ini berubah agak pucat, sekali lihat sudah tahu bahwa
mereka lapar. Setelah dipahami, ternyata uang yang ayahbunda berikan
tidak mereka gunakan untuk membeli sarapan, melainkan dihambur-
hamburkan.
83
93. Ringan Tangan Disukai Banyak Orang
Terhadap murid yang seperti ini, kita pasti harus lebih menjaganya,
maka itu anak-anak yang tekun dan suka membantu sangatlah mudah
memperoleh dukungan, perhatian dan kasih sayang dari senior. Dalam
pergaulan dengan teman sebayanya, jika anak ini juga tekun dan suka
membantu, maka akan disukai banyak orang.
Ketika di rumah tidak pernah bantu bekerja, maka tidak akan tahu
susah payahnya melakukan pekerjaan rumah. Adakalanya setelah
menggunakan sesuatu malah sembarang menaruhnya, saat orang lain
ingin menggunakannya tidak dapat menemukan, pada saat ini,
kepercayaan dan kesan orang lain terhadap dia akan semakin buruk.
Keluhan orang lain perlahan-lahan menumpuk terhadap dirinya, sampai
akhirnya akan meledak menjadi amarah. Maka itu, kebiasaan rajin
bekerja dengan hubungan antar manusia adalah saling berkaitan secara
langsung.
85
94. Mengajari Anak Berhemat dan Mawas Diri
Baru saja si guru ini berlalu, si anak mulai marah dan kesal tidak
mendapatkan apa yang dia mau, ayahnya berkata padanya: “Dengarkan
kata Papa, gelas-gelas ini terbuat dari batang pohon yang ditebang, jika
kamu memakai satu gelas ini, maka kemungkinan satu batang pohon lagi
yang akan ditebang, mari kita berusaha menggunakan gelas kertas
sedikit mungkin, jika dapat menghemat pemakaian gelas kertas maka
harus dihemat.”
86
Anak ini masih agak kesal, ayahnya berkata lagi: “Jika kamu
membuat masalah lagi, lain kali Papa takkan mengajakmu keluar.” Maka
itu, mengajari anak agar bisa menghargai segala sesuatu dan
mempertahankan prinsip “bermawas diri sejak awal”. Sejak permulaan
sudah harus menerapkan pendidikan pada diri si anak. Apabila
membiarkan anak memelihara kebiasaan boros, kelak sangatlah sulit
untuk memperbaiki kebiasaannya.
87
95. Ronald Reagan, Mantan Presiden Amerika
Serikat
Pada tahun 1920, ada seorang anak berusia sebelas tahun saat sedang
bermain sepakbola memecahkan kaca milik orang lain, dan harus ganti
rugi sebesar $ 12,5. Pada saat itu, uang $ 12,5 bisa membeli 125 ekor
ayam betina yang bisa bertelur, jadi jumlah uang ini bukanlah hal yang
kecil.
Alhasil, sejak saat itu anak yang berusia sebelas tahun ini benar-
benar sudah mulai bekerja. Mengumpulkan uang sedikit demi sedikit,
dan mengembalikannya pada ayahnya, di kemudian hari karir anak ini
juga mengalami keberhasilan, dia adalah Ronald Reagan, Mantan
Presiden Amerika Serikat.
88
Jadi, ketika anda membiarkan anak menghadapi berbagai macam
kesulitan, maka akan meningkatkan sikap dan rasa tanggungjawabnya.
Pada saat yang sama, juga telah meningkatkan kemampuannya dalam
belajar keterampilan hidup.
89
96. Niat Hati Yang Mulia
Ada seorang anak kecil baru terbangun dari tidur siangnya, lalu
seorang anak lain yang sedang piket, menarik tikar yang digunakan oleh
anak tadi untuk tidur, karena belum berdiri stabil, anak ini pun
tersungkur dan kepalanya membentur dinding di sebelahnya, meskipun
tidak terlalu parah namun juga sakit rasanya. Guru pun mengkritik
perilaku anak yang menarik tikar tersebut.
Lalu anak ini berkata pada gurunya: “Guru, karena benturan ini,
anda telah mengkritik anak itu sekali, jika saya memberitahu kalau
kepala saya sakit, maka sekali lagi anak itu harus menerima kritikan dari
anda, mungkin setelah pulang ke rumah dia akan dimarahi lagi oleh
mamanya, maka itu saya tidak ingin membicarakannya.”Seorang anak
90
yang baru berusia 5-6 tahun, setiap saat dapat memikirkan orang lain,
kami sebagai guru sangat terharu mendengarnya.
91
97. Memperlakukan Orang Lain Dengan Mulia
Ada beberapa anak yang masuk di kelas yang sama, mereka juga
tinggal di asrama yang sama. Ibunda dari salah seorang anak tersebut,
membawakan beberapa botol susu untuk buah hatinya, menuju ke kamar
anaknya dan berkata: “Semua ini untukmu, jangan sampai dilihat teman
yang lain ya.” Jadi ketika si anak setiap kali harus meminumnya secara
diam-diam, takut diketahui orang lain.
93
Akhirnya anak ini berkata: “Oke!” Murid lainnya pun sangat
bersukacita. Saat ini fenomena menakjubkan telah terjadi, ketika kita
bersedia memberi, akan membangkitkan sukacita di hati semua orang,
sehingga semua orang akan saling memberi perhatian. Saat dia
menuangkan terlalu banyak susu, murid-murid lainnya akan berkata:
“Cukup, cukup, teman yang lain masih belum minum.” Dengan
demikian, semua murid kebagian meminum susu.
94
99. Mengajarkan Kejujuran dan Bermawas Diri
Sejak Awal
Sikap peka orang dewasa masa kini terhadap makna dari pendidikan
moral tidaklah cukup, memang kelihatan berbaik hati namun
sesungguhnya sedang melakukan hal jahat. Mama ini segera
memberikan sejumlah uang kepada anaknya, berkata bahwa kamu pasti
harus membayar setiap mengambil barang apapun milik orang lain,
bahkan membiarkan anaknya menyerahkan sendiri uang tersebut.
Kesempatan mendidik anak ini harus digenggam erat.
Ada seorang anak yang baru saja masuk Sekolah Dasar, suatu hari
usai sekolah dia pulang dengan raut muka yang tidak seperti biasanya.
96
Begitu melihat wajah si anak yang aneh, mamanya segera memeriksa tas
sekolah anaknya, alhasil si mama menemukan ada 2-3 buah apel di
dalam tas. Dia pun segera memanggil anaknya dan bertanya: “Darimana
apel ini berasal?”
Si anak tahu sudah berbuat salah, maka itu dia sangat gugup! Dia
bilang bahwa saat bermain bersama teman-teman sekelasnya, mereka
mengambil buah ini dari lapak seorang penjual buah. Begitu
mendengarnya, si mama segera membawa anaknya, sambil
membungkuk memberi hormat, dia berkata pada penjual buah ini: “Maaf,
anak saya telah mengambil apel anda, saya minta maaf pada anda, tidak
mendidik anak saya dengan baik, berapa harganya, saya akan membayar
anda sekarang.”
97
100. Sebelum Menggunakan Barang Orang Lain,
Mintalah Izin Terlebih Dahulu
Ada seorang anak perempuan baru berusia enam tahun, hari itu
cuaca di sekolah agak dingin, gurunya mengambil sepasang sepatu katun
milik teman sekelas untuk dipakai olehnya, namun anak ini tidak mau
memakainya, dia bilang bahwa teman sekelasnya ini belum
menyetujuinya. “Sebelum menggunakan barang orang lain, mintalah izin
terlebih dahulu, jika tanpa izin, berarti mencuri”
Ada sepasang kakak adik yang masih berusia kecil, suatu hari si
kakak pulang dari sekolah langsung memarahi adiknya, si adik begitu
sedih, sambil menangis pergi mencari mamanya. Mamanya yang sedang
berada di dapur, bertanya pada putrinya: “Kenapa menangis?” Si adik
berkata: “Kakak memarahiku.” Tentu saja begitu mendengarnya
mamanya tidak langsung pergi memarahi si kakak, namun harus
memahami kondisinya dengan teliti dan jelas.
98
Apakah ini penting? Banyak sekali orang tua merasa seorang abang
tidak boleh memarahi adik perempuannya dan tidak boleh memukuli
adik laki-lakinya, tetapi hal ini akan membuat hati si abang dan si kakak
tidak bisa menerimanya, orang tua seharusnya mencari tahu terlebih
dulu seluk-beluk permasalahan.
99
Daftar Pustaka
小故事真智慧
~蔡礼旭老师讲述~
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=65&w
eb_rel_index=4586
Arsip :
http://keheninganbatin.blogspot.com/
100
101