Anda di halaman 1dari 26

 
Tanya Jawab
Seputar Melatih Diri
Dikutip Dari :

Tanya Jawab Terkategori

Oleh Master Chin Kung

Judul : 答疑解惑

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo

www.smamituofo.blogspot.com

Untuk kalangan sendiri, disebarluaskan secara gratis,


dilarang memperjualbelikan.

 
Daftar Isi
Hal

Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 01………………….. 4


Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 02………………….. 6
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 03………………….. 8
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 04………………….. 13
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 05………………….. 17
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 06………………….. 19
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 07………………….. 22

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 01

Pertanyaan :

Saya mengambil Bodhisattva Sila secara membabi buta,


akhirnya baru disadari saya tidak sanggup menjalankannya,
kemudian meneladani Master Ou Yi di hadapan rupang
Buddha membatalkan sila, terlebih dulu menjalankan Lima
Sila, setelah pelatihan diri mengalami kemajuan, barulah
mengulang mengambil Bodhisattva Sila lagi, apakah
tindakan saya ini benar?

 
Master Chin Kung Menjawab :

 
Benar. Guru sesepuh jaman dulu telah memberikan contoh
kepada kita, terlebih dulu mengamalkan Lima Sila dan
Sepuluh Kebajikan, begini sudah bagus.
 

 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 02

Pertanyaan :

Mendengar kaset ceramah atau membaca buku Dharma lebih


banyak daripada waktu melafal Amituofo, apakah ini dapat
membantu diri sendiri meningkatkan pelatihan diri?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Bisa. Bodhisattva Mahasthamaprapta mengatakan bahwa


mengingat dan melafal Amituofo, saat kini atau kelak, pasti

 
bertemu Buddha”. Anda banyak membaca buku Dharma dan
mendengar kaset ceramah, ini akan menguatkan ingatan, ini
juga termasuk mengingat Buddha. Ditambah lagi melafal
Amituofo, maka ini seperti yang dikatakan sesepuh sebagai
“teori dan pengamalan dapat sejalan”.
 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 03

Pertanyaan :

Praktisi yang melatih Pratyutpanna Samadhi dapat melihat


para Buddha di sepuluh penjuru berdiri di hadapannya,
apakah ini yang disebut dengan bunga bermekar bertemu
Buddha?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

 
Bertemu Buddha, ada yang benar-benar bertemu Buddha,
namun juga ada Mara yang menyamar jadi Buddha.
Darimana bisa membedakannya? Dari dalam hatimu sendiri.
Setelah hatimu benar-benar telah suci, tak ternodakan, maka
akan bertemu Buddha asli. Bertemu dengan Buddha asli juga
tak perlu merasa kegirangan, begitu muncul rasa senang,
maka Buddha adalah Mara, dia telah merusak kesucian
hatimu.

Tujuan dari praktisi pelafal Amituofo adalah “pikiran


terfokus tak tergoyahkan”, dia muncul untuk merusak pikiran
terfokusmu, karena pikiranmu telah goyah. Begitu anda jadi
kegirangan maka akan memberitahu orang lain : “Hari ini
saya telah bertemu Buddha, lalu Buddha bagaimana-
bagaimana……..”, maka itu anda sesungguhnya bertemu
dengan Mara, bukan bertemu Buddha.

Di dalam Surangama Sutra tertera bahwa : “Meskipun


melihat kondisi batin Buddha juga jangan dipedulikan, maka
ini adalah kondisi batin yang bagus; jika sebaliknya malah
melekat, begitu timbul kegirangan, maka kondisi batin ini
adalah kondisi batin Mara”. Maka itu apakah itu adalah
Buddha atau Mara tidak berada di luar, namun di dalam hati
sendiri.

 
Seharusnya kala diri sendiri melihatnya, seharusnya
menganggap tidak melihatnya, hati tetap suci, seimbang dan
tercerahkan, takkan terpengaruh oleh kondisi luar, ini adalah
kondisi batin Buddha. Meskipun melihat Mara, makhluk
halus jahat yang menyeramkan, hatimu juga takkan goyah,
seolah-olah tidak ada yang terjadi, rupa yang menyeramkan
itu juga adalah Buddha.

Maka itu, hal yang membuatmu kegirangan atau mengeluh,


maka kekotoran pikiranmu sudah digantungnya, inilah yang
disebut kondisi batin Mara. Sebaliknya jika anda tidak timbul
kerisauan, hatimu suci dan seimbang, kondisi batin apapun
yang muncul adalah kondisi batin Buddha.

Jika sudah memahami prinsip ini, ketika anda membuka


mata dan melihat banyak orang, anda merasa benci, maka
muncullah kondisi batin Mara; jika anda melihatnya dan
merasa sukacita, maka muncul juga kondisi batin Mara.
Melihat semua kondisi batin dan hati tak tergoyahkan, maka
pastikan takkan ada khayalan, perbedaan dan kemelekatan,
takkan melekat pada “anggapan adanya aku, manusia,
makhluk lain, dan kehidupan ini”.

Maka itu, melatih diri itu ada dimana? Yakni melatih hati
dalam menghadapi masalah dan kondisi batin yang muncul,
tanpa kondisi batin ke mana kita harus melatih diri? Seorang
10 

 
praktisi pergi ke mall jalan-jalan, ini juga melatih diri, di mall
banyak tersedia produk-produk yang menarik hati, semuanya
boleh dilihat dan diketahui, ini juga adalah kebijaksanaan.
Setelah melihatnya bagaimana? Tak tergoyahkan, takkan ada
niat pikiran “barang ini bagus ya, saya juga ingin memilikinya”.
Samadhi adalah tidak timbul niat pikiran, tidak membeda-be-
dakan, ini adalah samadhi mendalam; “prajna(kebijaksanaan)”
adalah melihat dengan jelas dan memahaminya. Samadhi dan
prajna dipelajari dalam aktivitas keseharian, mengenakan
pakaian dan makan nasi, setiap aktivitas keseharian sekecil
apapun adalah sila, samadhi dan prajna.

Maka itu bertemu Buddha, seharusnya bersikap melihat seperti


tidak melihat, tak perlu bilang ke orang lain. Pada jaman dulu
guru sesepuh Aliran Sukhavati yang pertama Master Hui Yuan,
tiga kali melihat Alam Sukhavati, tidak pernah mengatakannya
pada orang lain. Hingga saat menjelang ajal, pemandangan
Alam Sukhavati muncul kembali, saat itu barulah memberitahu
para hadirin : “Pemandangan Alam Sukhavati telah pernah
muncul tiga kali, sekarang muncul lagi, saya akan pergi”.

Ketika ada orang yang bertanya padanya bagaimana rupa


panorama Alam Sukhavati, beliau menjawab : “Serupa dengan
yang tercantum dalam Sutra Usia Tanpa Batas”. Pada jaman
Master Hui Yuan, sutra yang diterjemahkan ke dalam

11
Bahasa Mandarin masih sangat sedikit, hanya ada Sutra Usia
Tanpa Batas, sedangkan Amitabha Sutra dan
Amitayurdhyana Sutra masih belum diterjemahkan, maka itu
pada jaman tersebut mereka mengandalkan Sutra Usia Tanpa
Batas. Maka itu jika belum sampai saat menjelang ajal, tidak
perlu mengatakannya pada orang lain.

Kemudian guru sesepuh dan para praktisi senior


memberitahu kita bahwa andaikata kita memiliki kondisi
batin maka boleh diberitahu kepada guru kita, memohon
pada guru untuk memberi pengesahan, tetapi tidak boleh
sembarangan dibilang ke orang lain. Mengapa demikian?
Saat anda memiliki niat pikiran ingin mengatakannya pada
orang lain, hatimu telah tercemar. Jika dapat melihat semua
kondisi batin serupa tidak melihatnya, hatimu mengetahuinya
namun takkan meninggalkan jejak di hati, ini adalah
ketrampilan melatih diri yang tinggi!
  
 
 

12 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 04

Pertanyaan :

Bagaimana caranya agar tidak mengalami kemunduran batin?


 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Sejak jaman dulu hingga sekarang, dalam melatih diri jika


maju-mundur terus, maka sulit untuk berhasil. Bagaimana
caranya agar tidak mengalami kemunduran batin? Jika
dikategorikan maka ada dua, yakni : “yang pertama adalah
13 

 
“pada masa kehidupan yang lampau menimbun akar kebajikan,
berkah kebajikan, dan jalinan jodoh yang mendalam dan
tebal”, orang seperti ini jika mempelajari pintu Dharma
pelafalan Amituofo, pasti terlahir ke Alam Sukhavati mencapai
KeBuddhaan.

Yang kedua adalah “memahami dengan jelas ajaran sutra,


yakin secara mendalam tanpa keraguan”, memahami apa
yang disebut keinginan untuk memiliki dan takut kehilangan,
juga dapat menjaga agar tidak mengalami kemunduran batin,
dalam satu kehidupan ini pasti berhasil.

Jika sebaliknya kita selalu saja mundur, ini menunjukkan


bahwa akar kebajikan, berkah kebajikan, jalinan jodoh yang
tidak cukup mendalam dan tebal. Namun kita dapat terlahir
sebagai manusia dan mendengar Dharma murni, memiliki jodoh
mengenal Pintu Dharma Ajaran Sukhavati, dan yang paling
sulit ditemukan adalah bisa mengenal Sutra Usia Tanpa Batas
yang dihimpun oleh Upasaka Xia Lian-ju, jalinan jodoh ini
sungguh luar biasa.

Bagaimana cara untuk menambal akar kebajikan dan berkah


kebajikan masa lampau yang tidak mencukupi? Membaca sutra
dan mendengar ceramah Dharma. Pelajar jaman dulu sering
berkata : “Tiga hari tidak membaca buku karya insan suci dan
bijak, maka tabiat pun bermunculan”,
14
ini berarti bahwa jika tiga hari tidak menerima ajaran orang
suci dan bijak, maka kerisauan dan tabiat segera
bermunculan, mengalami kemunduran batin.

Seorang praktisi jika tiga hari tidak membaca sutra, tidak


mendengar ceramah Dharma, maka kekotoran batin dan
tabiat pun segera bermunculan, maka itu dapat dilihat bahwa
membaca sutra dan mendengar ceramah Dharma itu sangat
penting. Tetapi saat kini anggota Sangha yang berceramah
sudah semakin sedikit, ini juga merupakan salah satu
motivasi mengapa kami berusaha mendidik lebih banyak
para penceramah muda, agar mereka dapat melanjutkan karir
Buddha, menyebarkan Dharma memberi manfaat kepada
para makhluk.

Kini kami menggunakan kemajuan tehnologi untuk


menyiarkan ceramah Dharma di internet, semua orang dapat
menyaksikannya. Selain itu, setiap kali kami berceramah,
akan direkam dalam DVD dan disebarluaskan. Para praktisi
sekalian dapat mengulang mendengarnya, setelah banyak
mendengarnya maka akan tercerahkan. Setelah tercerahkan
maka takkan mundur lagi.

Ini adalah menggunakan cara mendengar ceramah Dharma


untuk menambal akar kebajikan dan berkah kebajikan masa
kelahiran lampau yang tidak mencukupi, membantu kita agar
15 

 
tidak mengalami kemunduran batin, tekun berusaha maju
tanpa gentar; membantu kita melepaskan kemelekatan,
melatih diri dengan terfokus dan menyebarkan Dharma juga
dengan terfokus. Dengan sikap yang baik melatih diri, adalah
dasar untuk memperoleh ketrampilan melatih diri. Dapat
mempertahankan landasan ini, tiada henti menekunkan diri,
maka ketrampilan melatih diri pasti akan maju terus.
  

 
 

16 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 05

Pertanyaan :

Penglihatan mulai melemah, pendengaran juga sudah mulai


mengalami kemunduran, lansia tidak sanggup rutin membaca
sutra, mendengar ceramah Dharma, setiap kali dalam
kebaktian saat hadirin melantunkan “Gatha Nasehat Dari
Bodhisattva Samantabhadra”, hatiku merasa sedih, betapa
terasa sangat waktu amat mendesak. Jika dengan hati
seimbang mengikuti kebaktian pagi dan sore, sisa waktu
yang ada digunakan untuk melakukan namaskara pada
Buddha, melafal Amituofo sebagai kegiatan utama, apakah
dengan melatih diri sedemikian saya bisa terlahir ke Alam
Sukhavati?

17 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Tentu saja memiliki harapan! Seorang lansia, kemampuan


penglihatan dan pendengaran sudah berkurang, maka boleh
tidak mendengar ceramah Dharma dan membaca sutra, hanya
menfokuskan diri melafal Amituofo dan melakukan
namaskara, begini sudah cukup bagus. Memusatkan
perhatian pada Buddha, pasti dapat terlahir ke Alam
Sukhavati.
  

 
18 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 06

Pertanyaan :

Usiaku telah lanjut, terhadap Ajaran Buddha sulit untuk


memahaminya, saat mendengar ceramah juga mudah tertidur,
melatih diri terasa lamban, apakah saya boleh menggunakan
keseluruhan waktu sehari untuk membaca sutra dan melafal
Amituofo?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

19 

 
Asalkan anda melakukannya dengan serius, melepaskan
khayalan, perbedaan dan kemelekatan, maka kebijaksanaan
perlahan akan terbuka. Kerisauan akan berkurang,
kebijaksanaan akan berkembang, kerisauan dan
kebijaksanaan adalah satu dan bukan terpisah. Saat
kebijaksanaan ringan maka kerisauan akan tumbuh, ibarat
terang dan gelap adalah satu tubuh.

Maka itu Buddha mengatakan bahwa klesa (kekotoran


pikiran) itu adalah KeBodhian (pencerahan), dia adalah satu
tubuh dua sisi; asalkan kita bisa melepaskan kerisauan, maka
kebijaksanaan akan muncul dengan sendirinya. Bahkan
hasilnya tak terbayangkan, tubuh juga akan lebih sehat,
telinga dan mata juga akan lebih jelas.

Andaikata anda dapat melepaskan semua urusan, ini adalah


pahala yang besar, menikmati hidup tanpa beban adalah
pahala terbesar di dunia ini. Saya selalu berkata, saya
(Master Chin Kung) adalah insan yang memiliki pahala yang
besar. Mengapa demikian? Di dalam pikiranku tidak ada
urusan rumit, saya tidak mengurus orang, tidak mengurus
masalah, juga tidak mengurus uang, tidak memiliki kerisauan
dan kekhawatiran, ini adalah pahala besar yang
sesungguhnya.

20 

 
Orang yang memiliki urusan itu sangat menderita, contohnya
raja, presiden harus mengurus banyak permasalahan, tidak
usah bahas yang lain, setiap hari saja harus menemui tamu,
setiap hari harus bersalaman, ini sudah cukup capek. Hal
sedemikian, meskipun mengundangku melakukannya, saya
juga takkan sudi.
  

 
21 

 
Tanya Jawab Seputar Melatih Diri 07

Pertanyaan :

Bagaimana caranya agar tidak mengalami kemunduran batin?


Adakah cara yang trampil?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Cara yang trampil ada di dalam sutra, hari ini kita menuruti
dua sutra yang paling penting, yakni Sutra Usia Tanpa Batas
dan Amitabha Sutra. Mengapa bisa mengalami kemunduran
22 

 
batin? Ketrampilan melatih diri yang segelintir ini tidak
mampu melampaui tabiat diri, kekotoran batin dan tabiat kita,
serta rintangan karma lebih berat.

Inilah keadaan manusia pada umumnya, para Buddha dan


Bodhisattva saat masih menjadi praktisi pemula juga tidak
berbeda, juga serupa demikian. Tetapi anda harus memiliki
keteguhan hati, kemauan keras, harus melihat segala jalinan
jodoh di dunia ini dengan hambar, baik itu adalah manusia,
masalah, benda, harus dipandang dengan hambar; jika
setahun demi setahun makin hambar, maka kita akan
mengalami kemajuan.

Meskipun anda setiap hari membaca sutra dan melafal


Amituofo dengan sangat tekun, tetapi terhadap jalinan jodoh
di dunia ini masih begitu membeda-bedakan, melekat, maka
ini tidak memiliki ketrampilan sama sekali. Mendengar
ceramah, melafal Amituofo hanya sia-sia belaka, hanya
menjalin sedikit jodoh dengan Buddha Dharma, dalam
kehidupan ini tidak memperoleh manfaat. Keadaan demikian,
selama kita berputar di roda samsara juga serupa halnya. Jika
pada kelahiran lampau ketrampilan melatih diri sudah
berhasil, maka sejak awal anda sudah terlahir ke Alam
Sukhavati, bagaimana mungkin datang kembali ke sini?
Masa kehidupan lampau sudah melakukan kesalahan, maka
kali ini jangan lagi melakukannya.

23 

 
Seorang praktisi sejati, takkan melakukan perhitungan
dengan orang lain. Melihat orang lain berbuat baik, maka
segera melakukan introspeksi diri, apakah saya juga memiliki
kebajikan seperti dia? Jika ada maka pertahankan, takkan
mundur; jika tidak ada maka segera meneladaninya.
Sebaliknya melihat orang lain berbuat jahat, maka lihatlah
apakah kekurangannya juga dimiliki diri sendiri? Jika ada
maka segera memperbaikinya; jika tidak ada, maka harus
mawas diri agar jangan sampai memiliki niat dan tindakan
jahat seperti dirinya.

Maka itu orang baik atau jahat, kondisi suka atau duka,
terhadap seorang praktisi hal itu tetap memberikan manfaat
baginya; orang baik dan jahat adalah guru kita, kondisi
menyenangkan atau tidak menyenangkan juga adalah tempat
pelatihan diri (vihara). Insan yang paham tentang melatih diri
akan menganggap semua orang adalah Buddha dan
Bodhisattva, yang belum tentu mengajari saya dengan
memerankan tokoh yang baik, namun terkadang juga
berperan sebagai tokoh antagonis untuk mengajariku.

Jika anda bisa belajar maka setiap hari akan mengalami


kemajuan. Insan yang benar-benar mau belajar takkan ada
rintangan. Jika anda tidak bisa memutar kondisi, maka akan
diputar kondisi, maka sulit untuk berhasil.
  

24 

 
Gatha Pelimpahan Jasa

25 

 
Daftar Pustaka  

修持篇 
http://www.amtb.tw/ans/ans.asp?web_choice=5 

26 

Anda mungkin juga menyukai