Dikutip Dari :
Judul :
二零一四淨土大經科註
www.smamituofo.blogspot.com
2
Daftar Isi
Hal
4
Kutipan Ceramah Master Chin Kung Septermber 2015...…86
01 September 2015……………...…………………………87
04 September 2015…………...……….……………...……89
10 September 2015……………...……….……………...…92
11 September 2015………...……….…………………..….96
18 September 2015……………...…………………………97
23 September 2015……………...…………………...……99
25 September 2015……………...………………………102
28 September 2015……………...………………….……104
30 September 2015……………...………………...……106
5
6
Di Jepang ada sebuah sekte yang hanya membaca tekad agung Buddha
Amitabha yang ke-18 saja, yakni sepuluh lafalan pasti terlahir ke Alam
Sukhavati. 47 tekad lainnya sudah tidak dikehendaki lagi, hanya mau yang
satu ini saja (tekad ke-18).
Saya pernah berceramah di Jepang sebanyak dua kali, anggota Sangha dan
praktisi di sana pernah bertanya padaku mengenai masalah ini, apakah boleh
bila kami hanya terfokus membaca tekad ke-18 saja? Saya menjawab, praktisi
yang “paham” tentu saja boleh, tetapi sebaliknya praktisi yang “tidak paham”
maka tidak boleh.
Lalu mereka bertanya lagi apakah yang dimaksud dengan “paham”? Di dalam
48 tekad, setiap butir tekadNya telah mencakup 47 tekad lainnya, ini yang
disebut dengan “paham”. Satu adalah semua, semua adalah satu, bila anda
melekat pada satu tekad saja (tekad ke-18), di dalam sebutir tekad ini telah
mencakup keseluruhan 47 tekad lainnya. Ini barulah bisa dipahami.
Tetapi bila anda mencabut keluar sebutir tekad dan menjadikannya berdiri
sendiri dan terpisah dari 47 tekad lainnya, maka ini tidak boleh, tekad lainnya
sudah tidak dikehendaki lagi, mana boleh? Ini berarti tekad Buddha Amitabha
sudah tidak lengkap lagi, sudah tidak sempurna lagi.
7
Apabila setiap butir tekad adalah sempurna adanya dan setiap butir tekad
adalah lengkap dan tidak kurang, satu tekad adalah seluruh tekad, setiap tekad
adalah 48 tekad, dengan demikian barulah tidak salah tafsir.
Tetapi bila hanya melekat pada satu tekad saja, dan 47 tekad lainnya tidak
dikehendaki lagi, maka ini adalah salah.
8
Gerakan vegetarian berasal dari masa Kaisar Liang Wu-di yang
mempeloporinya. Kaisar Liang Wu-di merupakan umat Buddha yang saleh,
ketika membaca sutra aliran Mahayana, di dalam sutra tercantum bahwa
Bodhisattva bermaitri karuna tidak tega mengkonsumsi daging makhluk hidup,
setelah membacanya, Kaisar Liang Wu-di menjadi amat terharu, maka itu dia
mempelopori gerakan bervegetarian, menurunkan titah agar seluruh vihara ikut
bervegetarian.
Maka itu pakaian yang dikenakan anggota Sangha di Tiongkok, jubah luar
adalah selembar kain yang berpetak-petak yang merupakan jubah Buddhis,
sedangkan jubah dalam yang juga adalah Haiqing, merupakan pakaian resmi
Dinasti Han. Pakaian resmi insan terpelajar. Jubah luar yang merupakan kain
10
berpetak-petak, melambangkan mengingat, tidak melupakan budi kebajikan
Buddha, inilah maknanya.
Vihara menwibawakan diri dengan kesucian. Vihara Master Yin Guang amat
sederhana, hanya meletakkan satu rupang Buddha Amitabha, rupang tersebut
juga tidak tinggi, rupang kecil hasil ukiran, di sampingnya ada sepasang
tempat lilin, segelas air persembahan, sebuah tempat dupa, sebuah alat
kebaktian Yinqing dan muyi kecil, hanya ini saja.
Saya pernah berkunjung melihat kamar penyepian diri Master Yin Guang, di
belakang rupang Buddha tertulis sebuah aksara yang besar, yang digores
langsung oleh Master Yin Guang sendiri, yakni huruf “Mati”, setiap hari
merenungkan saya sudah mau mati, setelah mati bagaimana? Setelah mati
harus ke mana?
Hal ini harus senantiasa taruh di hati, barulah terjalin dengan ajaran, yakni satu
arah, satu tujuan, yakni penjuru barat Alam Sukhavati.
11
Apakah bencana akan terjadi atau tidak, di dalam sutra Buddha dikatakan
bahwa “segala kondisi muncul dari pikiran”, jawaban ini sungguh bagus,
bencana itu ada atau tidak, tergantung pada diri sendiri.
Jika pikiran, ucapan dan tindakan kita adalah benar adanya, maka takkan ada
bencana; sebaliknya bila bertentangan dengan kebenaran, yaitu sesat dan jahat,
maka akan mengundang bencana. Maka itu bencana ada di mana? Ada di hati
manusia.
Tempo hari kita mendengar banyak ramalan tentang bencana, tetapi tidak
terjadi, apa alasannya? Oleh karena banyak orang yang menyebarkan ramalan
ini sehingga semua orang menjadi mawas diri, dengan serius memutuskan
kejahatan dan memupuk kebajikan, menimbun jasa kebajikan
berkesinambungan, sehingga bencana jadi tidak ada.
Jika melatihnya di luar diri, maka mungkin saja akan memperoleh sedikit
kemampuan gaib, bukanlah kebijaksanaan sejati. Buddha Dharma berbeda
dengan ajaran luar, karena Ajaran Buddha melatihnya ke dalam diri, bukan
melatihnya di luar diri, secara keseluruhan mengembangkan Jiwa KeBuddhaan.
13
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 Juli 2015
Lihatlah pada praktisi yang melatih diri, mereka itu amat lihai, dia dapat
melihat dan mendengar segala sesuatu dengan jelas dan dipahami, ketika anda
bertanya padanya, dia dapat mengetahui segalanya, namun takkan timbul niat
pikiran, hatinya adalah suci adanya, dia takkan terpengaruh oleh kondisi luar,
inilah yang disebut dengan melatih diri yang sesungguhnya.
Melatih diri yang sesungguhnya adalah tidak memisahkan diri dari manusia,
urusan dan makhluk hidup maupun benda mati, jika hal ini ditinggalkan maka
mau melatih diri ke mana lagi?
Menggali gua lalu duduk di dalamnya, ini juga masih melekat pada rupa gua
tersebut, ini adalah ketrampilan melatih diri yang belum mahir, praktisi mahir
takkan melakukan hal seperti ini, namun mereka akan melatih diri dalam
berinteraksi dengan manusia, urusan dan makhluk hidup maupun benda mati,
takkan timbul niat pikiran, takkan ada perbedaan dan tidak melekat.
Niat pikiran, dengan niat pikiran yang baik maka anda akan memperoleh tubuh
yang sehat dan lingkungan hidup yang bagus, tempat yang anda huni takkan
ada bencana. Di Alam Sukhavati tidak ada bencana, mengapa demikian?
Karena hati setiap penghuninya adalah baik. Bagaimana hati yang baik itu?
Yakni hati yang melafal Amituofo.
14
Sekarang kita tahu bahwa di alam semesta ini niat pikiran yang paling baik
adalah melafal Amituofo, niat pikiran ini sungguh bajik, niat pikiran ini telah
menwujudkan Alam Sukhavati. Maka itu segala niat pikiran yang muncul,
tidak ada yang dapat sebanding dengan Amituofo.
Kini kita telah mengetahui dan menyadarinya, setelah itu kita harus
menggenggamnya erat-erat, jangan biarkan niat pikiran melafal Amituofo ini
jadi hilang, setiap niat pikiran yang muncul, semuanya adalah Amituofo.
15
Ada sebagian praktisi yang ketika tidak sedang melafal Amituofo, katanya
sepertinya tidak ada timbul bentuk-bentuk pikiran, tetapi begitu melafal Amituofo
maka bentuk-bentuk pikiran segera muncul. Ini adalah salah paham.
Tetapi begitu anda mulai melafal Amituofo maka bentuk-bentuk pikiran itu
mulai bermunculan. Jadi bukan karena anda melafal Amituofo maka bentuk-
bentuk pikiran jadi bermunculan.
Bentuk-bentuk pikiran ini memang sudah ada, ketika anda tidak melatih diri,
anda tidak memperhatikannya, tetapi begitu anda melatih diri, anda jadi
menemukannya. Maka itu hal ini adalah gejala biasa, sebagian besar manusia juga
memiliki pengalaman ini, orang sekarang ada, orang tempo dulu juga ada.
Mengapa Master Chan Yun tidak memiliki keyakinan bahwa dirinya pasti bisa
terlahir ke Alam Sukhavati? Oleh karena beliau memiliki sebuah gubuk pelatihan
diri, meskipun keadaannya sangat sederhana, di dalamnya tinggal lima orang,
Master Chan Yun harus mengurus orang, menangani urusan, juga harus memenuhi
undangan dari umat, bila tidak, maka darimana sumber pemasukan dana, semua ini
merupakan kerisauannya.
Maka itu kami jadi terpikir bahwa semakin besar vihara maka semakin banyak
pula kerisauannya. Dalam mempelajari Ajaran Buddha, hati yang suci merupakan
persoalan utama.
17
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Juli 2015
Tinggi rendahnya tingkatan bunga teratai yang dicapai adalah tergantung pada
dalam atau dangkalnya ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki, jadi bukan
pada banyak atau sedikitnya jumlah lafalan, tetapi dangkal atau dalamnya
ketrampilan yang dimiliki.
Dalam atau dangkalnya ketrampilan ini berkaitan dengan keyakinan dan tekad,
khususnya dengan tekad. Apa itu tekad? Yakni bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati. Terhadap dunia ini haruslah semakin hambar, tidak boleh
mendambakannya, harus ikhlas.
Jika masih mendambakan dunia ini, meskipun bisa berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati, namun tingkatan bunga teratainya akan sangat rendah, tidak tinggi.
Maka itu yang dipersoalkan adalah dalam atau dangkalnya ketrampilan yang
dimiliki, bukan berapa banyak jumlah lafalan.
Tentu saja berapa banyak jumlah lafalan, ini adalah salah satu cara untuk
membina ketekunan diri sendiri.
18
Dikisahkan ada seorang Bhiksu yang menempuh perjalanan ke Gunung Wutai
(konon Gunung Wutai adalah tempat pertapaan Bodhisattva Manjusri), Bhiksu
ini amat tulus, dengan melakukan “tiga langkah satu namaskara” mendaki
hingga ke atas gunung. Di tengah perjalanan dia melihat ada sebuah gua, di
atas gua terpampang papan yang bertuliskan “Gua Vajra”, melihat judul gua
tersebut, si Bhiksu merasa amat bersukacita, lalu dia melangkah masuk ke
dalam.
Di dalam gua tersebut tampak luas sekali, terdapat banyak aula-aula besar, ada
banyak orang, dia melihat di dalam aula besar tersebut tidak ada rupang
Buddha, makanya merasa amat heran. Ketika hendak meninggalkan tempat
tersebut, ada seorang samanera kecil yang memanggilnya, dia amat tercengang,
di tempat begini bagaimana ada yang mengetahui namanya?
19
Ketika ditanya mengapa di tempat tersebut tidak tampak rupang Buddha?
Bhiksu tua itu menjawab bahwa di tempatnya tidak terpakai. Ini adalah ucapan
Aliran Dhyana, yakni tidak melekat pada rupa, dan masih mengucapkan
banyak perkataan lainnya.
Kemudian ketika mereka mengobrol, Bhiksu itu bertanya pada anggota Sangha
Tantrayana ini, berapa jumlah kalian yang naik ke atas gunung? Dia menjawab,
sekitar beberapa ratus orang saja, tidak banyak.
Bhiksu itu merasa aneh, tidak betul, saya melihat di dalam gua tersebut ada
sekitar tujuh atau delapan ratus orang, anggota Sangha Tantrayana juga merasa
heran dan mengaku bahwa dia belum pernah melihat tempat yang dimaksud.
Kami sudah tinggal di sini selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah melihat
apa yang disebut dengan Gua Vajra.
20
berkesempatan bertemu sekali saja, setelah menjelajah seluruh gunung juga
tidak diketemukan Gua Vajra tersebut.
Maka itu jalinan jodoh adalah tidak mudah, Bhiksu itu memiliki ketulusan hati
sehingga dapat bertemu dengan Bodhisattva Manjusri, hal ini membuktikan
bahwa Bodhisattva Manjusri berada di Gunung Wutai.
Tanpa adanya para Bodhisattva ini, maka dunia ini akan mudah ditimpa
bencana besar, oleh karena para Bodhisattva melindungi dunia ini meskipun
bencana besar itu datang namun takkan menimbulkan dampak yang begitu
parah, sebagian insan bajik juga dapat lolos dan selamat.
Master Hai Xian telah memperagakan kepada kita dengan sempurna. Beliau
tidak mengenal aksara, tidak pernah bersekolah, gurunya hanya menurunkan
padanya sepatah “Namo Amituofo”, mengajarinya untuk melafal
berkesinambungan, membangkitkan tekad terlahir di Alam Sukhavati. Dia
begitu patuh dan tulus, melakukannya dengan serius, sepatah Amituofo ini
dilafalnya selama 92 tahun, dia telah berhasil.
21
Demikian pula dengan ibundanya, adik seperguruannya, dan juga di daerah
setempat terdapat seorang Bhiksu senior yang bernama Lao De, empat orang
ini menggunakan sepatah Amituofo. Empat orang ini serupa tidak mengenal
aksara dan tidak pernah bersekolah, dan mereka semua berhasil, meraih
keberhasilan yang tak terbayangkan!
Master Lao De juga meraih keberhasilan yang menakjubkan, setelah wafat dua
tahun kemudian, ada orang bertemu dengannya di jalanan Kota Wuhan,
keadaannya masih serupa dulu, menenteng sebuah tas kain dan berpindapatra.
Ketika bertemu dengan orang-orang sekampungnya, mereka bertanya pada
master, kapan anda pulang kampung? Bagaimana kalau kita pulang bersama-
sama saja.
Master Lao De menjawab, dua hari lagi saya baru bisa pulang, kalian pulang
duluan. Ketika mereka pulang sampai di kampung, barulah mengetahui bahwa
dua tahun yang lalu Master Lao De telah wafat, kuburannya juga masih ada di
tempat tersebut, sungguh tak terbayangkan.
Kita mengetahui bahwa Buddha dan Bodhisattva amat bermaitri karuna, demi
membantu kita para makhluk di lautan penderitaan ini, barulah membuat
penjelmaan ini, untuk memperteguh keyakinan dan tekad kita.
Asalkan kita melakukannya sesuai dengan apa yang tertera di dalam sutra,
maka tidak ada yang tidak berhasil, tidak ada yang tidak terlahir ke Alam
Sukhavati, dengan terlahir ke Alam Sukhavati maka keberhasilan ini barulah
sempurna.
22
Di dunia ini orang yang berpandangan sesat itu jumlahnya banyak, terutama
saat sekarang ini lebih banyak lagi, praktisi sejati tidak ada pendukung besar
yang mendukungnya sehingga tiada tempat baginya untuk berpijak. Mengapa
demikian? Oleh karena orang yang berpandangan sesat jumlahnya lebih
banyak, kekuatan mereka sangat besar.
Praktisi sejati tidak memiliki pendukung yang besar, orang lain tidak suka
kamu berceramah, merasa benci jika kamu memberi wejangan padanya,
sehingga memikirkan segala cara untuk mencampuri urusanmu.
23
Pada jaman berakhirnya Dharma, mempelajari Ajaran Buddha adalah sulit dan
tidak mudah!
Ketika kita bertemu kesulitan maka ingatlah pada Bhagava, ketika teringat
pada Bhagava maka hati pun kembali jadi seimbang. Ketika Buddha
Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, Beliau bertemu dengan banyak
kesulitan besar, juga tidak memiliki vihara, mengapa demikian?
Pada waktu permulaan ketika saya masih belajar berceramah, saya memberi
ceramah di rumah salah seorang umat, di rumahnya terdapat sebuah ruang
24
tamu kecil, berapa orang pendengarnya? Hanya sekitar 3 hingga 6 orang saja.
Meskipun demikian dalam memberi ceramah, sejak awal hingga akhir saya
lakukan dengan begitu bersungguh-sungguh.
Oleh karena tidak memiliki vihara maka tidak mempunyai umat, sehingga
vihara lain masih dapat memaafkan dirimu, mengapa demikian? Karena anda
tidak bertentangan dengannya. Vihara yang besar memerlukan pengeluaran
yang besar, dia memerlukan banyak persembahan dari umat.
Sedangkan kita di sini hanya memberi ceramah, tidak memiliki umat, tidak
mengadakan upacara kebaktian, juga tidak ada upacara pertobatan dan ritual
lainnya, makanya umat dari vihara lain takkan mendatangi tempat kami.
Sebaliknya para praktisi yang mendengar ceramah Dharma di sini, dapat
berkunjung ke viharanya dan bersembahyang, mengikuti upacara kebaktian.
Maka itu tidak boleh bertentangan dengan orang lain, barulah kita bisa
bertahan, sebaliknya apabila ada pertentangan, kekuatan kita amatlah lemah.
Maka itu usaha masing-masing individu melafal Amituofo bertekad lahir ke
Alam Sukhavati, juga takkan ada masalah, takkan bertentangan dengan mereka,
25
tetapi apabila membangun vihara lalu di dalamnya tiap hari ada ceramah
Dharma, maka ini akan mengundang pertentangan.
Orang yang berjodoh akan memasang kabel koneksi untuk menerima siaranmu,
namun jumlah orang yang berjodoh ini masih terbatas, masih banyak yang
tidak mengetahuinya. Maka itu jalinan jodoh ini harus kita kenali dengan jelas,
bagaimana dalam era begini melindungi jiwa kebijaksanaan Buddha, jangan
sampai terputus.
Maka itu bagi praktisi berkeluarga, saya selalu mengingatkan kalian semuanya,
Master Hai Xian merupakan sebuah contoh teladan yang amat baik, benar-
benar melatih diri, secara diam-diam dan tidak terkenal, tak perlu diketahui
orang lain.
Master Sheng Huai dan Upasaka Xie Dao-lian, mereka berdua mewakili
Ajaran Buddha Hongkong, mengundangku memberi ceramah di Hongkong.
Waktu itu saya pertama kali meninggalkan Taiwan, pertama kali
menginjakkan kaki di luar negeri, saat itu Hongkong masih dikuasai Inggeris,
di sini saya menjalin jodoh Dharma dengan Hongkong.
26
Namun sayangnya tidak ada yang memberi dukungan, sehingga sulit
berkelanjutan! Pada waktu itu sebagian orang terhadap ceramah Dharma masih
kurang suka, meskipun tidak memperlihatkan secara langsung.
Sepanjang hidupku, bila tidak bertemu dengan Pengurus Han (Upasika Han
Ying) sekeluarga yang telah menjagaku, maka takkan ada hari ini. Sungguh
sulit diperoleh! Saya tinggal di rumah mereka selama 17 tahun, barulah
kemudian ada perpustakaan. Pengurus Han mendukungku hingga beliau
meninggal dunia pada usia 76 tahun, dia lebih tua 5 tahun dariku. Ketika
beliau meninggal dunia saya berusia 71 tahun.
Selama 30 tahun dia terus memberiku dukungan, budi besarnya takkan bisa
terlupakan! Jika tanpa 30 tahun ini, maka takkan ada keberhasilan hari ini.
Setelah beliau meninggal dunia, saya meninggalkan Taiwan, jodohku dengan
27
Asia Tenggara mulai masak, saya menetap di Singapura selama tiga setengah
tahun, kemudian berimigrasi ke Australia.
Jika ingin berhasil maka harus menfokuskan pada satu pintu Dharma dan
mendalaminya, setelah satu topik selesai diceramahkan kemudian diulang lagi
untuk kedua kalinya, karena setiap kali anda mengulangi menceramahkannya,
maka anda akan memperoleh pencerahan yang berbeda-beda.
28
Penduduk di Alam Sukhavati tidak memiliki niat pikiran, benar-benar dapat
melakukan takkan timbul niat pikiran, takkan membeda-bedakan juga takkan
ada kemelekatan, kemampuan seperti ini Siapa yang memberikannya?
Bukanlah hasil pencapaian sendiri, jika ingin melatih diri hingga mencapai
kemampuan ini harus memerlukan waktu yang sangat panjang. Untuk terlahir
di Alam Sukhavati sepenuhnya mengandalkan kekuatan Buddha Amitabha,
bukanlah mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Dengan memiliki keyakinan benar dan tekad benar, maka Buddha Amitabha
akan mengetahuinya. Dengan mempertahankan keyakinan benar dan tekad
benar, takkan tergoyahkan, tidak boleh ada keraguan dan kemunduran. Hari ini
berniat ke Alam Sukhavati, tetapi besoknya masih mendambakan dunia ini,
maka ini bukanlah tekad benar, ini adalah palsu, yang palsu itu tidak dapat
29
menggugah Buddha Amitabha, hanya niat tulen yang dapat menggugah
Buddha Amitabha.
Praktisi Ajaran Buddha memiliki mawas diri yang sedikit lebih tinggi, setiap
malam saat terlelap, maka di dunia ini apa lagi yang merupakan milik anda?
Anda sudah terlelap, bahkan apa yang terjadi dengan dirimu, anda juga tidak
tahu sama sekali.
Di dalam Sutra Intan tercantum bahwa segala sesuatu yang merupakan hasil
perpaduan unsur-unsur (unsur tanah, air, api dan angin) adalah bagaikan
mimpi, khayalan, gelembung sabun dan bayangan, juga bagaikan embun dan
kilat, seharusnya membuat perenungan sedemikian.
Setelah meninggal dunia baru tahu bahwa segalanya adalah tidak kekal,
apapun tidak bisa dibawa pergi. Setiap malam kala terlelap adalah serupa
dengan sudah mati, ketika anda tertidur nyenyak, orang lain mengangkat lalu
membawa kabur dirimu, anda juga tidak tahu, ini adalah benar adanya.
Maka itu benda mana yang anda miliki? Manusia di dunia ini telah tersesat,
mereka terlena menganggap bahwa barang-barang semu ini sebagai nyata
adanya, harus menjadi kepemilikan sendiri. Tubuh sendiri saja tidak bisa
diperoleh, setiap saat terus mengalami penuaan.
Kami bukan organisasi besar dan hebat, kami juga tidak memiliki susunan
kepengurusan organisasi, tidak punya umat, hanya sendirian saja, betapa
bebasnya. Semua yang diceramahkan dibuat dalam kepingan DVD, dapat
dilestarikan, apa kegunaannya? Kelak jika berjodoh mendirikan sebuah
universitas Buddhis, ini merupakan bahan kuliah. Pakai saja DVD, tidak perlu
mencari tenaga pengajar, urusan jadi mudah!
Kini usiaku sudah lanjut, tidak ingin mengurus orang lagi, sepanjang hidupku
juga tidak pernah mengurus orang lain, tetapi saya berharap ada orang yang
mau berniat mendirikan sebuah universitas Buddhis, saya akan menyerahkan
semua DVD ceramahku padanya, tidak perlu mencari tenaga pengajar, pasti
dapat mengajar anak didik dengan baik.
Saat kini dunia pendidikan semakin merosot, generasi demi generasi tidak
lebih baik daripada generasi sebelumnya, guru yang baik sudah tidak ada lagi.
Apa alasannya? Murid yang baik juga sudah tidak ada lagi, murid yang berhati
suci dan seimbang, tulus, jujur dan tahu hormat sudah tidak ada lagi. Murid
yang baik sudah tidak ada lagi, jadi apa yang harus diajari oleh guru yang baik?
31
Guru sudah tidak berdaya mengajar, sehingga ini menjadi siklus yang buruk.
Maka itu hal ini tidak boleh tidak dipahami.
Jenis yang pertama adalah Ajaran Buddha seperti yang dibabarkan oleh
Buddha Sakyamuni sekarang sudah tidak ada lagi; yang kedua adalah Agama
Buddha yang sudah berubah jadi kepercayaan belaka, tidak ada ceramah dan
pengajaran lagi, mengadakan upacara-upacara, upacara pertobatan dan ritual
lainnya, menjadi kepercayaan takhayul.
Jenis yang ketiga adalah Agama Buddha yang telah berubah menjadi ilmu
pengetahuan, di dalam perguruan tinggi, ada mata kuliah Sutra Buddha, tempo
dulu saya masih jadi dosennya selama lima tahun, saya mengajar di Chinese
Culture University selama lima tahun, sudah berubah jadi ilmu pengetahuan;
dan jenis yang terakhir adalah berubah menjadi aliran sesat, memakai papan
merek Agama Buddha lalu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
Dharma.
Itulah empat jenis yang pernah saya sampaikan tempo dulu. Lalu bagaimana
pula dengan sekarang? Sekarang sudah menjadi enam jenis, ditambah dengan
yang satu jenis adalah Agama Buddha Bisnis, menjadikan Agama Buddha
32
sebagai sarana jual beli, lihat saja di seluruh dunia ada cabang viharanya,
ibarat kantor pusat lalu ada kantor cabangnya, inilah yang muncul di jaman
modern.
Lalu muncul lagi satu jenis lainnya yakni Agama Buddha Travel, yakni yang
bergerak di bidang tamasya. Di Tiongkok banyak terdapat vihara-vihara dan
panorama indah yang bisa dikunjungi buat tamasya, ini sungguh tak berdaya,
vihara-vihara yang sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun, barang antik,
mengundang banyak turis berkunjung ke sana untuk melihatnya, sehingga
vihara ini sejak pagi hingga malam sibuk meladeni turis, tidak punya waktu
buat melatih diri.
Maka itu sekarang sudah jadi enam jenis, anda termasuk yang mana?
33
Melatih diri itu harus di mana? Yakni di lingkungan orang banyak, bagaimana
berinteraksi dengan orang lain, di dalam lingkungan begini kita membersihkan
klesa (kekotoran batin) dan tabiat. Kesimpulannya adalah takkan timbul
perselisihan dengan orang lain.
Untuk melakukannya juga amat mudah, apa yang dia mau saya tidak berminat,
sebaliknya apa yang saya mau dia tidak berminat, maka takkan ada
pertentangan.
Apa yang saya inginkan? Yakni setiap hari mengembangkan keyakinan dan
tekadku, setiap hari lafalan Amituofo tak terputus, inilah yang saya mau, dia
takkan mau berebutan hal ini denganku. Apa yang dia mau, tak lain adalah
ketenaran dan keuntungan serta nafsu keinginan, inilah yang dia mau,
sedangkan saya tidak menginginkannya.
34
Di dunia ini segalanya adalah semu, harta benda kita dirampas orang lain, juga
jangan taruh di hati; nama baik kita dirusak orang lain, orang lain menciptakan
gosip untuk memburukkan dirimu, menghalangimu, juga jangan taruh di hati.
Dia berusaha merintangi diriku, maka saya akan mundur, untuk memenuhi
keinginan hatinya, di mana saja kita tetap belajar mundur dan mengalah, tidak
bersaing dan berseteru dengan orang lain.
Sehingga keyakinan dan tekad kita terhadap Alam Sukhavati, sehari demi
sehari semakin mendalam, ketrampilan kita melafal Amituofo sehari demi
sehari semakin maju, jalan yang kita tempuh adalah menuju Alam Sukhavati,
sedangkan jalan yang mereka tempuh adalah melanjutkan bertumimbal lahir.
35
Pendidikan Hukum Karma harus dipahami sepenuhnya, dalam kehidupan ini
kita menebar benih karma baik maka kelak akan menikmati buah karma yang
baik pula. Maka itu janganlah menebar benih karma buruk, karena akan
mendatangkan pembalasan, ini adalah masalah besar!
Sekarang mendapat perlakuan yang tidak adil, janganlah ditaruh di hati, maka
buah karma buruk kita sudah habis terbalas. Maka itu harus berterimakasih,
karena ini bukanlah hal yang buruk. Harus melihatnya dengan jelas,
mengamatinya secara mendalam dan memandang ke arah yang jauh,
sebaliknya bila hanya melihat yang berlaku pada saat sekarang, maka anda
akan timbul kebencian, sehingga masalah jadi besar.
Inilah yang diajarkan oleh Ajaran Buddha kepada kita, ikatan permusuhan
harus diurai, bukan ada pada dirinya, tetapi ada pada diriku, saya harus
mengurai ikatan ini, jika di pihak diriku sudah terurai maka di pihak dia juga
akan ikut terurai.
Tiga Berkah Karma Suci terdiri dari sebelas butir, sepuluh butir adalah
diperuntukkan bagi diri sendiri dan satu butir lagi adalah menasehati insan
lainnya.
37
Mata Pelajaran ke-4 adalah Sad Paramita
Bila kita dapat menggenggam Lima Mata Pelajaran Wajib ini, maka kita
memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati.
38
Kelak seluruh makhluk oleh karena 48 tekad Buddha Amitabha maka jadi
terselamatkan. Dengan menggunakan sepatah Namo Amituofo sehingga
terselamatkan. Terselamatkan berarti mencapai KeBuddhaan. Ini barulah
disebut sebagai manfaat yang sesungguhnya, yang dapat anda bawa pergi.
39
Semakin banyak kemelekatan yang kita lepaskan maka hati kita kian suci,
jangan taruh di hati. Peristiwa apa yang sedang terjadi di pelosok dunia
sekarang ini, kami tidak tahu sama sekali, hari demi hari kami lewati dengan
tenang, buat apa mengetahuinya? Hanya cari masalah sendiri saja, bukankah
dengan baca koran sama saja dengan cari masalah, demikian juga dengan baca
majalah, nonton televisi, ini namanya cari masalah sendiri.
Sudah lebih dari 50 tahun saya tidak menyaksikan siaran televisi, tidak
mendengar siaran radio, baca koran, majalah dan sebagainya, tidak perlu
mengetahui ragam berita.
Ada orang yang bertanya padaku, bagaimana bila ada kejadian penting? Saya
menjawab, bila ada kejadian yang penting maka akan ada praktisi yang akan
membuat kutipan buatku, ada praktisi yang begitu baik, setiap minggu sekali
mengantar satu kliping yang berisi judul berita kepadaku, saya membaca yang
ini, kejadian selama seminggu, hanya perlu setengah jam saya sudah selesai
membacanya.
Semakin sedikit hal yang diketahui semakin sedikit kerisauan, semakin banyak
kenalan semakin banyak gosip. Andaikata orang lain tidak mencariku maka
saya pasti takkan keluar mencari kolega, mengapa demikian? Ketenangan.
40
Ini adalah manfaat yang sesungguhnya. Bila praktisi sekalian ingin sehat dan
panjang umur, inilah rahasianya.
Lantas harus bagaimana? Tabiat kita amat berat, bila disuruh jangan taruh di
hati, tetapi bentuk-bentuk pikiran masih saja bermunculan, begitu yang di awal
berhasil dihentikan tetapi di belakangnya sudah muncul yang baru.
Buddha mengajarkan kita satu cara, yakni dengan melafal Namo Amituofo.
Begitu bentuk-bentuk pikiran bermunculan, segera lafallah Amituofo, selain
lafalan Amituofo tiada lagi niat pikiran lainnya, ini adalah upaya kausalya
yang unggul tiada taranya dari Aliran Sukhavati, cara ini sungguh amat bagus.
Dalam kunjungan kali ini ke Inggris, ketika berbincang dengan para anggota
legislatif di Gedung Parlemen Inggris, mereka bertanya tentang kesehatanku,
bagaimana cara saya memelihara kesehatanku. Saya berkata pada mereka, hati
41
yang suci dan tenang, sedikit kerisauan, jangan banyak tahu, hal yang tidak
ada kaitannya dengan diri sendiri tidak perlu mencari tahu, memelihara
kesucian dan ketenangan hati serta keseimbangan batin.
Lalu bervegetarian, vegetarian merupakan pola makan yang sehat, saya sudah
menjalankan vegetarian selama 64 tahun, jiwa raga jadi sehat, ini adalah yang
diajarkan Buddha kepada kita.
Master Yin Guang yang juga merupakan guru sesepuh Aliran Sukhavati yang
ke-13 memberi nasehat pada kita, pada era sekarang ini idealnya adalah
mendirikan vihara yang kecil, penghuninya jangan melewati 20 orang, jika
melatih diri dengan kesungguhan hati maka dapat berhasil.
Jika di hati ada hal ini maka pelatihan diri sudah tidak ada lagi, kesucian hati
juga tidak ada lagi, hati yang seimbang juga tidak ada lagi. Dengan perkataan
lain menghancurkan kebenaran yang telah dibabarkan oleh Buddha.
42
Hal ini patut kita ketahui, pasti harus kita pahami. Bila kita ingin meraih
keberhasilan, maka harus melangkah di Jalan Buddha dan Bodhisattva, harus
menyingkirkan semua hal tersebut.
Jujur saja tubuh jasmani kita tidak sebanding dengan para praktisi yang hidup
pada jaman Buddha Sakyamuni, mereka bermeditasi di bawah pohon di dalam
rimba, ditiup angin dan diterpa hujan, dijemur panas mentari juga tak gentar,
namun tubuh mereka masih dalam kondisi baik.
Beda dengan kita sekarang ini, cobalah bermalam di luar sana, esok harinya
sudah harus masuk ICU rumah sakit, kondisi tubuh yang tidak memungkinkan.
Sedangkan para siswa Buddha memiliki tubuh vajra narayana (tubuh yang
tidak rusak), ini diperoleh dari hasil pelatihan diri.
Maka itu guru sesepuh kita mengajari kita untuk membangun vihara kecil,
dimana praktisinya tidak melampaui 20 orang, ini sungguh tepat! Setiap
praktisinya dapat berhasil, ini merupakan jasa kebajikan sempurna.
43
Ketika guru sesepuh Aliran Zen yang pertama, Bodhidharma tiba di Tiongkok,
Bhiksu Huike memohon Dharma padanya. Saat itu adalah musim dingin salju
berterbangan, Bodhidharma sedang duduk bersamadhi, Huike berdiri di luar
dimana sedang turun hujan salju, tumpukan salju sudah mencapai lututnya, apakah
Bodhidharma yang sedang berada di dalam sana mengetahuinya? Tentu saja tahu,
namun beliau ingin melihat sampai dimana ketulusan hati Huike.
44
awam, dia juga tak berdaya, harus menahan kesakitan yang luar biasa, sehingga
hatinya jadi tidak tenteram.
Bodhidharma bertanya pada Huike, apa yang ingin anda mohon padaku?
Huike menjawab, hatiku tidak tenteram, mohon guru sesepuh menenteramkan
hatiku. Setelah mendengarnya, Bodhidharma mengulurkan tangannya keluar lalu
berkata : “Serahkan hatimu padaku, biar saya tenteramkan hatimu”.
Hingga kini rupang Bodhidharma juga diukir sedemikian rupa, dapat dilihat
bahwa Bodhidharma sedang mengulurkan tangannya keluar. Bodhidharma berkata
serahkan hatimu padaku, biar saya tenteramkan hatimu.
Saat itu Huike melihat ke dalam dirinya, mencari hatinya yang tidak tenteram
tersebut, tetapi tidak berhasil menemukannya, dimanakah letak hati tersebut? Lalu
dia berkata pada Bodhidharma : “Saya tidak berhasil menemukan di mana hatiku
berada”.
Mewariskan Dharma merupakan hal yang besar, mana bisa asal-asalan dan
sembarangan.
45
Yang namanya tabiat itu adalah sulit dilenyapkan. Di dalam sutra terdapat
perumpamaan sebagai berikut, dimana botol arak yang berisi arak, lalu isinya
dituang keluar, sehingga botol arak tersebut menjadi kosong, kemudian botol
tersebut juga disikat hingga bersih.
Tetapi ketika botol arak yang sudah bersih tersebut dicium, bau araknya masih
ada, bau arak tersebut diibaratkan sebagai tabiat kita. Apakah bisa dilenyapkan?
Tidak ada caranya. Lantas bagaimana?
Bila benar-benar telah mengikhlaskan, maka di dalam hati sebersit niat pikiran
takkan ada lagi. Andaikata bukan benar-benar telah mengikhlaskan, maka ini
berarti anda tidak melepaskannya, yakni anda tidak menyingkirkan kerisauan dan
kegundahan hatimu, ini merupakan rintangan yang amat besar bagi kebijaksanaan
sejati, anda masih saja risau maka kebijaksanaanmu takkan muncul.
Ketika orang lain memuji dan menyanjung dirimu, hatimu tetap saja seimbang,
takkan merasa bangga dan mulia, takkan ada niat pikiran serupa ini, ini adalah
ketrampilan melatih diri; sebaliknya bila anda difitnah, dicelakai, takkan ada
kebencian sama sekali.
46
Melatih diri ada di dalam kehidupan keseharian, bila memisahkan diri dari
masyarakat dan orang banyak, ke mana anda harus melatihnya lagi, kebijaksanaan
dan ketrampilan melatih diri adalah dilatih dari bagaimana kita menangani urusan,
memperlakukan orang dan baik makhluk hidup maupun benda mati.
Kita memiliki alasan untuk percaya bahwa para praktisi yang mencapai
KeBuddhaan di Alam Sukhavati jumlahnya tak terhitung, lantas apakah Mereka
perlu mendirikan alam Buddha tersendiri? Tidak perlu, dengan Alam Sukhavati
sebagai Negeri Buddha sendiri, Buddha Amitabha takkan menolaknya.
Ini merupakan kewibawaan yang tiada taranya dari Alam Sukhavati. Jika anda
bertanya padaku, maka saya akan memberi jawaban padamu, setelah saya sampai
di Alam Sukhavati, selamanya saya berdiam di sana, saya pasti takkan
meninggalkannya, meskipun sudah mencapai KeBuddhaan saya juga takkan pergi
dari Alam Sukhavati.
47
Dengan menggunakan tubuh jelmaan Mereka datang ke dunia ini, contohnya
Master Zhi Zhe dari Aliran T'ien-T'ai merupakan jelmaan Buddha Sakyamuni,
Master Yongming Yanshou dan Master Shan Dao yang merupakan jelmaan
Buddha Amitabha.
48
Bumi merupakan sebuah planet kecil di dalam tata surya. 70 persen dari planet
ini adalah samudera, tidak bisa didiami manusia, sementara daratan yang dapat
dihuni tidaklah luas, hanya mencakup 40 persen dari keseluruhan luas bumi, maka
itu manusia mulai mengeluh akan sempitnya dunia ini, populasi penduduk yang
akan segera meledak.
Di Alam Sukhavati takkan ada kejadian serupa ini, meskipun penduduk Alam
Sukhavati semakin bertambah namun lingkungannya takkan sesak, karena luasnya
adalah tak terhingga. Setiap hari ada berapa orang yang terlahir ke Alam Sukhavati?
Jumlahnya tak terhitung. Bukan hanya praktisi yang berasal dari planet bumi
terlahir ke Alam Sukhavati, bahkan para praktisi yang berasal dari seluruh alam
para Buddha di sepuluh penjuru juga terlahir ke Alam Sukhavati.
Para Buddha Tathagata tiada yang tidak membabarkan Sutra Usia Tanpa Batas,
tidak ada yang tidak memperkenalkan Alam Sukhavati, maka itu Alam Sukhavati
49
merupakan mata pelajaran yang penting dan utama, yang diperkenalkan oleh
semua Buddha Tathagata kepada seluruh makhluk. Mengapa demikian?
Oleh karena dengan metode ini, para makhluk jadi mudah terlahir ke Alam
Sukhavati, lagi pula syaratnya juga mudah, hanya perlu membangkitkan keyakinan
benar dan tekad benar, berniat terlahir di sana, asalkan mau melafal Amituofo
maka ini sudah boleh.
Ketika usiaku masih muda, saya mengikuti Guru Li belajar Ajaran Buddha,
Guru Li merupakan tabib tersohor, Guru Li memberitahu diriku bahwa sepanjang
karirnya memberi pengobatan, dia memiliki kepastian, tidak pernah melakukan
kesilapan pada satu pasien pun.
Dia juga pernah menjadi hakim, beliau mengatakan bahwa hakim juga dapat
silap dalam membuat keputusan sehingga mencelakai orang yang tidak bersalah,
jadi tidak berani memiliki keyakinan penuh pada karir ini, tetapi jika di bidang
pengobatan, dia memiliki keyakinan penuh, takkan silap dalam penggunaan obat-
obatan.
50
Lalu kenapa malah pendek usianya? Karena tidak tahu cara memeliharanya.
Seperti juga mesin, anda harus memeliharanya dengan baik maka dapat digunakan
selama dua ratus tahun, sebaliknya bila anda tidak tahu cara memeliharanya, maka
hanya akan merusaknya hingga mati.
Guru Li mengatakannya ini padaku, meskipun beliau tahu aturan ini tetapi
tidak menerapkannya. Beliau masih saja memiliki kerisauan, karir yang dijalaninya
sudah terlalu banyak, “Asosiasi Lotus Taichung” adalah didirikan oleh Guru Li;
“Perpustakaan Ci Guang”, juga dibangun olehnya; lalu “Panti Jompo Bodhi”, juga
dibangun olehnya; masih ada lagi dua panti anak yatim piatu; lalu beliau masih
menjabat sebagai tenaga pengajar di tiga buah sekolah.
Satu orang mengerjakan beban tugas lima orang. Sehari makan sekali saja
yakni di siang hari. Saya mengikutinya belajar makan sehari sekali di siang hari,
saya melakukannya selama lima tahun, tetapi waktu itu saya masih berusia muda,
bentuk-bentuk pikiranku lebih berat daripada dirinya, maka itu porsi makanku
lebih banyak daripada beliau.
Biaya hidup Guru Li sehari cuma 2 NTD (dolar Taiwan), berapa besar uang 2
NTD? 1 USD setara dengan 30 NTD, anda bisa memperkirakan berapa biaya
hidupnya. Sedangkan saya waktu di Taichung memerlukan biaya hidup 3 NTD
perhari, porsi makan saya lebih banyak daripada beliau.
Kemudian setelah jadi terbiasa, guru bilang bagus, sepanjang hidup terus
mempertahankannya, mengapa demikian? Hidup jadi praktis, mudah, hari-hari
juga jadi gampang dilewati, tidak perlu memohon pada orang lain, kala manusia
tidak lagi memiliki permohonan, karakter moralnya akan meningkat, mubazir
adalah mengurangi pahala, jadi harus hidup sederhana dan berhemat.
Hari ini sulit ditemukan di Taiwan praktisi yang menguasai Ajaran Buddha
dan Ajaran Konfusius yang sebanding dengan Upasaka Xu Xing-min, tidak mudah.
Kini usianya sudah lanjut, penerusnya juga tidak ada.
Teman itu banyak, tetapi yang benar-benar satu arah dan satu tujuan tidak ada.
Kami tidak memiliki kesanggupan, baik moralitas kebajikan maupun pengetahuan
tidak mampu mempengaruhi insan lain, namun diri sendiri mematuhinya dengan
sangat disiplin, tabiat buruk orang lain tidak mampu mencemari diriku.
52
Alam Sukhavati memiliki fenomena yang sungguh istimewa, keistimewaan ini
tidak dimiliki oleh Alam Buddha lainnya, meskipun di Alam Sukhavati masih ada
“Empat tingkatan tanah suci”, namun semua tingkatan tersebut memperoleh
perlakuan yang setara. Sedangkan di Alam Buddha lainnya masih ada tingkatan
berbeda maka perlakuan yang diperoleh juga tidak serupa, tidak sama,
perbedaannya sangat besar.
Hal begini tidak ada disebutkan di dalam semua sutra lainnya, hanya ada di
dalam sutra ini (Sutra Usia Tanpa Batas) saja, maka itu pintu Dharma ini disebut
sebagai Dharma yang sulit dipercaya. Untuk terlahir ke Alam Sukhavati amatlah
gampang, siapa saja dapat terlahir di sana, mengapa demikian? Oleh karena anda
sendiri sejak semula adalah Buddha.
53
Dengan melatih pintu Dharma ini maka memperoleh pemberkatan dari tekad
Buddha Amitabha, membantu dirimu agar cepat meraih keberhasilan, maka itu ke
mana lagi harus mencari pintu Dharma serupa ini.
http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/empat-tingkatan-tanah-suci-di-
alam.html
Jika ketrampilan melafal Amituofo yang anda miliki telah mahir, maka
Buddha Amitabha akan datang terlebih dulu untuk memberkati dirimu, lalu
membiarkan anda melihat diriNya, baik itu adalah di dalam samadhi, atau di dalam
mimpi, Buddha Amitabha akan memberitahu dirimu, bagaimana kondisi anda,
berapa lama lagi sisa hidupmu di dunia, ketika waktu itu tiba, Saya akan datang
menjemputmu.
54
Ini serupa dengan telah membuat ramalan pencapaian KeBuddhaan buat
dirimu, dengan demikian keyakinan hati anda semakin kuat, pasti berhasil terlahir
ke Alam Sukhavati.
Setiap hari membaca sutra ini (Sutra Usia Tanpa Batas), membaca sutra ini
dapat melenyapkan bencana dan menjauhkan petaka, terhadap diri sendiri, akan
membawa kesehatan bagi jiwa dan raga, keluarga harmonis, karir lancar,
masyarakat tenteram, negara makmur dan kuat, dunia damai selalu.
55
Setelah Buddha Sakyamuni Parinirvana, siswa-siswaNya menuju ke seluruh
pelosok dunia untuk menyebarkan Buddha Dharma, mungkin perjalanan paling
jauh yang ditempuh adalah Tiongkok.
Kemudian para pembawa misi penyebaran Ajaran Buddha yang pertama kali
menginjakkan kaki di Daratan Tiongkok adalah dua Bhiksu India yakni
Dharmaratna dan Kasyapa Matanga. Mereka tiba di Xinjiang, tempo dulu disebut
sebagai Xiyu (wilayah bagian barat dari Dinasti Han).
Kaisar Han Ming-di mengirim utusan ke Xiyu, lalu mereka berhasil bertemu
dengan Dharmaratna dan Kasyapa Matanga, yang membawa serta buku sutra dan
rupang Buddha dari India. Pada saat itu ibukota Dinasti Han adalah Chang`an.
56
Masyarakat Tiongkok telah menerima kehadiran Ajaran Buddha, kemudian
ketika berinteraksi dengan ajaran lokal yakni Ajaran Konfusius, semua orang
merasa bersukacita menyambut dan menerimanya.
Buku kelahiran dan kematian adalah buku kebajikan dan kejahatan, ada yang
mencatatnya, satupun takkan ketinggalan. Benarkah hal ini ada atau tidak? Ya, hal
ini adalah nyata adanya. Maka itu pepatah Tiongkok kuno berkata : “Tiga kaki di
atas kepala manusia ada Malaikat”, insan jaman dulu percaya, orang sekarang tidak
percaya.
Saya memasuki Ajaran Buddha melalui bidang ilmu filsafat, karena itu ketika
masih menjadi praktisi awal, saya tidak percaya akan hal ini, menganggap hal ini
sebagai kepercayaan takhayul belaka, mengira bahwa hal ini hanyalah sebuah
upaya kausalya orang kuno untuk menasehati agar menyingkirkan kejahatan dan
memupuk kebajikan.
Tetapi setelah tahun demi tahun berlalu, barulah saya memahaminya, ternyata
hal ini adalah nyata adanya. Maka itu diri sendiri tahu untuk senantiasa bermawas
diri.
57
Kini ilmu pengetahuan telah membuktikan hal ini, ketika niat pikiran kita
muncul, siapa yang bisa anda kelabui? Ihaleakala Hew Len, Ph.D. dari Amerika
Serikat mengunjungi diriku, mendatangi studio rekaman ceramah kami, saat itu
kami ada beberapa orang yang hadir, beliau memberitahu semua orang, ketika niat
pikiran kita muncul, siapa yang dapat mengetahuinya?
Tiga jenis ketidakmunduran itu adalah yang pertama, tingkatan yang tidak
mundur lagi, dia takkan mundur dan jatuh menjadi orang awam, takkan mundur
menjadi praktisi Hinayana.
Yang kedua adalah pengamalan yang tidak mundur lagi, ini merupakan Jalan
Bodhisattva, takkan mundur hingga menjadi Pratyeka Buddha.
58
Yang ketiga adalah niat yang tidak mundur lagi, dia hanya memiliki satu
tujuan, yakni pencapaian KeBuddhaan dan dia pasti akan berhasil.
Maka itu 48 tekad agung Buddha Amitabha harus kita pahami dengan jelas,
dengan demikian keyakinan hati kita barulah dapat sempurna. Pintu Dharma ini
adalah yang paling cepat meraih keberhasilan.
Kebiasaan buruk yang sering dilanggar praktisi jaman sekarang ini adalah suka
memuji diri sendiri dan menjelek-jelekkan orang lain, suka mengkritik orang lain,
membicarakan kesalahan orang lain, memuliakan diri sendiri, sementara dosa,
lobha dan moha sendiri tidak dilepaskan sama sekali, ini sudah salah.
Karena sudah bertemu dengan Buddha Dharma, apa tujuan dari Ajaran
Buddha? Yang paling utama adalah terlahir ke Alam Sukhavati, dimana setiap
insan memiliki kesempatan ini. Tidak ada satupun harta benda anda di dunia ini
yang bisa anda bawa serta ke Alam Sukhavati, lagi pula sudah tidak terpakai lagi
bila anda sudah berada di Alam Sukhavati.
59
Di Alam Sukhavati, segala keperluan anda sudah terpenuhi dengan sempurna
sesuai dengan keinginan hatimu, memperoleh keleluasaan besar, jadi buat apa
barang-barang ini lagi? Maka itu lepaskanlah segala kemelekatan.
Jika bertemu dengan keadaan yang tidak menyenangkan, jalinan jodoh yang
buruk, keadaan yang tidak menyenangkan adalah lingkungan yang buruk, dimana
banyak rintangan, gesekan, berhadapan dengan orang jahat. Lantas bagaimana?
60
Tidak timbul kebencian, melatih ketrampilan sendiri, di dalam keadaan begini
bila masih timbul kebencian, berarti kita masih belum melewati ujian ini.
Sebaliknya bila berpapasan dengan keadaan buruk ini, tiada timbul kebencian, juga
tidak menaruh hal ini di dalam hati.
Ketika niat hati kita muncul, seketika juga melakukan introspeksi diri, ini
merupakan cermin yang bagus buat kita, jika memang kita memiliki tabiat buruk
tersebut maka kita harus memperbaikinya ke arah yang benar, bila kita memang
tidak melakukannya maka tingkatkan mawas diri.
61
Karir yang benar adalah mendidik, memberi ceramah Dharma dan sharing.
Sekarang ketiga hal ini sudah tidak ada lagi, karir yang benar sudah tidak ada lagi,
sekarang upacara-upacara pertobatan dan ritual-ritual lainnya dianggap sebagai
karir yang benar.
Dari mana asalnya berbagai upacara pertobatan dan berbagai ritual ini?
Kenapa bisa begitu hebat sehingga dapat menggantikan karir Buddha yang
sesungguhnya? Ketika usiaku masih muda, saya mempunyai pertanyaan serupa ini.
Pada saat itu ada seorang Bhiksu senior yang juga amat menyayangiku, memberi
perhatian pada kami yang masih berusia muda, merekomendasi dan memberi
kesempatan bagi kami, beliau adalah Master Dao An.
Master Dao An bermaitri karuna, takkan ada iri hati, sungguh sulit diperoleh,
juga tidak berambisi, bersungguh-sungguh dan tulus, menjalankan pendidikan
Ajaran Buddha. Saya mengajukan pertanyaan pada Master Dao An, beliau
menceritakan padaku tentang asal mula dari kegiatan upacara dan ritual, kegiatan
ini berawal dari masa pemerintahan Kaisar Tang Ming-huang (yang juga dikenal
sebagai Kaisar Tang Xuan-zong, bertahta dari tahun 712-756).
Kaisar Tang Ming-huang ini cukup populer, demi memanjakan selirnya Yang
Gui-fei, nekad merelakan singgasananya. An Lu-shan mengadakan pemberontakan,
62
kekuasaannya amat besar, untunglah Guo Zi-yi bersama pasukan prajurit setianya
berhasil meredakannya.
Setelah situasi terkendali, Kaisar Tang Ming-huang merasa malu dan menyesal,
juga amat bermaitri karuna, pada saat itu merupakan masa kejayaan Ajaran
Buddha di Tiongkok, maka itu dia mendirikan sebuah vihara pada setiap lokasi
peperangan, untuk melimpahkan jasa kepada para arwah prajurit yang gugur di
medan perang, vihara-vihara ini disebut Vihara Kai Yuan Si.
Di Tiongkok terdapat banyak Vihara Kai Yuan Si, vihara-vihara ini didirikan
pada Tahun Kai Yuan, yang dibangun oleh Kaisar Tang Ming-huang, beginilah
awalnya. Begitu kaisar yang memulainya, masyarakat mulai terpengaruh, orang
lanjut usia yang telah meninggal dunia, keluarganya akan mengundang Bhiksu
untuk membuat upacara pelimpahan jasa kepada mendiang.
Tetapi pada saat itu karir ini hanyalah bersifat sampingan saja. Sebagian orang
juga takkan menduga akan terjadinya hal serupa ini, oleh karena pihak kekaisaran
yang mempeloporinya, maka para hartawan, pejabat tinggi, mereka juga
mengundang anggota Sangha, untuk mengadakan upacara pelimpahan jasa.
Beginilah asal usulnya. Master Dao An juga berkata bahwa jaman dulu masih
jarang, upacara besar hanya dilakukan setahun satu atau dua kali saja, jadi bukan
selalu diadakan. Tradisi ini berlangsung turun temurun, hingga pada masa Dinasti
Ming dan Dinasti Qing, terutama pada akhir masa Dinasti Qing, upacara
pelimpahan jasa semakin banyak.
Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik, karena jika tidak punya
uang tidak mungkin bisa mengadakan upacara ritual, harus pakai uang, kegiatan
upacara ritual bukan pekerjaan sukarela. Kini sebagian vihara mengandalkan karir
ini untuk menafkahi hidupnya, sebagai pemasukan utama.
63
Mengapa bukannya berceramah? Karena memberi ceramah tidak ada yang
mau memberi persembahan dana, memberi ceramah masih harus korek kantong
sendiri, sebaliknya melakukan upacara dan ritual bisa dapat keuntungan uang.
Maka itu kegiatan upacara pertobatan dan ritual telah menjadi karir utama,
memberi ceramah sudah jadi usaha sampingan. Bahkan kini usaha sampingan juga
sudah tidak ada lagi, tidak kelihatan lagi.
65
Sesama praktisi yang bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, masih juga mau
berseteru. Saya bertemu dengan seorang praktisi yang menyampaikan padaku
bahwa di vihara mereka ada orang yang menghendaki melafal “Amituofo” saja,
tetapi ada pula orang lainnya yang menghendaki melafal “Namo Amituofo”,
mereka berdebat hingga terjadi pertengkaran, apakah dengan demikian bisa terlahir
ke Alam Sukhavati?
Ada orang yang suka melafal dengan suara keras, ada pula yang suka melafal
dengan suara kecil, maka tersedia vihara bagi orang yang suka melafal dengan
suara keras, juga tersedia vihara bagi orang yang suka melafal dengan suara kecil,
semuanya muncul sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga anda takkan merasa
gelisah.
66
Para Buddha dan Bodhisattva mengikuti kehendak para makhluk, bersukacita
atas jasa kebajikan yang dilakukan insan lain, bagus!
67
68
Semoga praktisi yang berusia muda mau membangkitkan niat ini, meneruskan
jiwa kebijaksanaan Buddha, yakni meneruskan semangat belajar para suciwan
terdahulu.
Kita harus menempatkan hal ini sebagai tugas utama yang harus kita kerjakan
sepanjang hayat. Apakah bisa kita wujudkan? Saya memotivasi praktisi sekalian
bahwa kalian pasti bisa menwujudkannya. Mengapa demikian? Oleh karena orang
yang memiliki niat sedemikian, para leluhur akan melindungimu, para Dewa akan
melindungimu. Meskipun di dunia ini tidak ada yang mau membantumu, namun
takkan ada para makhluk yang tidak melindungimu.
Yang mengujimu adalah Buddha dan Bodhisattva, juga ada Mara, siluman dan
makhluk jahat lainnya. Para makhluk jahat ini menginginkan agar anda gagal
dalam menghadapi cobaan, supaya para praktisi seluruhnya jatuh ke Neraka, maka
tujuan para makhluk jahat ini jadi tercapai.
69
Buddha dan Bodhisattva memberkatimu, bila anda berhasil melewati rintangan
demi rintangan dengan lancar, maka anda telah meraih keberhasilan. Keberhasilan
anda ini akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya, bukan hanya meneruskannya
bahkan juga menyebarluaskannya.
Bila sudah demikian, berapa banyak makhluk yang akan diselamatkan oleh
dirimu? Anda akan menyelamatkan seluruh makhluk di dunia ini. Menurutmu
apakah tugas ini pantas atau tidak dikerjakan?
Biarlah beban derita ini saya pikul sendiri, saya takkan gentar, betapapun
susahnya, saya takkan mundur, saya akan terus bertahan, takkan putus asa, barulah
Buddha dan Bodhisattva akan membantumu mengaspal jalanmu sehingga langkah
anda selanjutnya akan lancar dan mulus. Tanpa perlindungan dari Buddha dan
Bodhisattva, maka orang yang datang mengacau, Mara, siluman dan setan jahat
lainnya, akan banyak sekali! Di manakah mereka itu? Ada di depan mata.
Yang mana yang disebut sebagai Mara, siluman dan makhluk jahat lainnya? Di
dalam catatan sejarah yang berjudul “Zuo Zhuan”, Zuo Qiu-ming (Sejarahwan
tunanetra yang hidup pada tahun 556-451SM), mengatakan bahwa “Bila manusia
sudah mengabaikan Lima Kebajikan maka siluman akan berjaya”.
Coba lihat keadaan masyarakat sekarang ini, orang awam sudah melupakan
Lima Kebajikan, praktisi Buddhis sudah mengabaikan Lima Sila, apa yang disebut
dengan Lima Sila? Yakni tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak
menipu dan tidak minum minuman keras, Lima Kebajikan Ajaran Konfusius
adalah kemuliaan, kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya.
70
Sekarang sudah tidak ada yang mengamalkannya lagi, sekarang sudah menjadi
tidak mulia, tidak benar, asusila, tidak bijaksana dan tidak dapat dipercaya!
Bukankah keadaan masyarakat sekarang ini adalah serupa ini? Apa itu siluman?
Inilah standarnya.
71
Vihara yang besar memerlukan pengeluaran yang besar pula, setiap hari
pikiran tidak ditumpukan pada melatih diri, hati selalu gelisah tidak tahu harus ke
mana cari uang untuk mempertahankan keberlangsungan hidup vihara?
Jika menginginkan uang maka harus menyanjung orang bberduit, erduit, yakni mereka
yang memiliki uang sekaligus kekuasaan, dengan menyanjung mereka, kebenaran
sudah tidak ada lagi, sudah berubah jadi sesat, ini sudah salah.
Maka itu Buddha dan Bodhisattva memberikan kita teladan terbaik, kita
belajar dari Mereka barulah
rulah dapat meraih keberhasilan. Jangan seperti sekarang ini,
mengarah pada kemewahan, ini tidak boleh.
Melakukan apapun juga menuruti jodoh yang ada, jika jalinan jodohnya bagus,
tidak ada halangan, membawa manfaat bagi para makhluk, maka saya akan
72
melakukannya. Sebaliknya jika tidak ada jodoh atau kesempatan, maka saya
takkan sengaja pergi mencari atau menciptakan kesempatan ini, saya takkan cari
urusan, maka itu tidak ada masalah.
Tidak ada urusan merupakan yang terbaik, meskipun urusan sedikit tapi lebih
baik tidak ada sama sekali, kebenaran ini harus dipahami. Sepanjang hidupku tidak
mengurus orang, tidak mengurus uang dan urusan, hati ini terasa sungguh nyaman,
maka itu bersukacita dalam Dharma.
73
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, pada kehidupan
ehidupan ini kita telah bertemu
dengannya, maka itu tidak boleh menyia
menyia-nyiakan
nyiakan kesempatan ini. Dunia ini terlalu
menderita, harus kenali dengan seksama, ingin melakukan sedikit kebajikan juga
banyak rintangannya.
Maka itu kita harus ingat bahwa melakukan kebajikan adalah kewajiban kita,
tetapi haruslah disesuaikan dengan kemampuan yang ada, jika tidak memiliki
kesanggupan tetapi memaksakan diri untuk melakukannya maka ini sangat
menderita.
Saya tidak mempunyai sumber daya manusia, saya hanya sendirian saja.
Sedangkan Pure Land Learning College Australia, juga cuma ada belasan orang,
apakah kalian sendiri bisa menjadi tenaga pendidik? Guru resmi adalah yang
diakui pemerintah, jika kalian tida
tidak
k memiliki syarat ini, bagaimana? Jika punya
74
kesanggupan maka harus dilakukan, ini hal yang baik, sebaliknya jika tidak
mempunyai kesanggupan yah jangan dipaksakan.
75
Kesabaran itu amat penting, jika tidak bisa bersabar maka tidak bisa berhasil,
urusan besar memerlukan kesabaran besar, urursan kecil memerlukan kesabaran
kecil. Maka itu bila untuk urusan kecil saja tidak bisa bersabar, bagaimana
mungkin urusan besarr bisa berhasil, jadi harus belajar bersabar, tidak sanggup
bersabar juga harus bersabar.
Takkan berseteru dengan orang lain, takkan bertentangan dengan orang lain,
juga takkan menyalahkan siapapun, dia memiliki salah paham yang mendalam
pada diriku, meskipun dia melukaiku sedalam apapun, maafkanlah dirinya.
Mengapa demikian?
Karena dia tidak pernah mengenaliku, andaikata dia sudah pernah bersahabat
denganku, tentunya dia akan memahami diriku, barulah dia bisa mengerti. Jika
tidak mengenaliku, maka di benaknya penuh dengan kecurigaan, ketika mendengar
gosip yang dihembus orang lain, semakin didengar semakin salah tafsir, maka
kebenciannya pada diriku kian hari kian mendalam, ini dikarenakan tidak kenal.
77
Terlahir di Alam Sukhavati m
menjadi
enjadi Bodhisattva Dharmakaya (calon
(c Buddha),
dalam satu kelahiran mencapai KeBuddhaan. Sebagian Bodhisattva lainnya tidak
percaya akan hal ini, karena untuk mencapai tingkatan ini memerlukan waktu
hingga kalpa yang tak terhingga, bagaimana mungkin bisa mencapainya hanya
dalam satu kelahiran saja.
Dalam kehidupan ini hanya dalam waktu 20 tahun saja sudah bisa
mencapainya, Master Hai Xian telah memberi teladan yang baik untuk
diperlihatkan pada kita. Ini barulah urusan terbesar dalam kehidupan ini,
sedangkan hal-hal
hal lainnya hanyalah urusan sepele, ta
takk peduli apapun yang anda
lakukan juga tidak bisa keluar dari lingkaran tumimbal lahir.
Kali ini kita telah bertemu dengan pintu Dharma ini, terhadap pintu Dharma
ini memiliki pemahaman yang lumayan, kesempatan kali ini pasti tidak boleh
terlewatkan.
Selain
elain diri sendiri belajar, juga harus membantu insan lainnya, agar praktisi
yang terlahir ke Alam Sukhavati kian banyak kian bagus. Tetapi harus ingat jangan
melupakan pelatihan diri sendiri, jika hanya membantu orang lain tetapi melupakan
diri sendiri, bentuk-bentuk
bentuk pikiran sendiri masih bertumpuk
bertumpuk-tumpuk,
tumpuk, sehingga
orang lain sudah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, sementara anda sendiri
malah gagal.
78
Keadaan begini pada masa sekarang begitu banyaknya. Demi insan lain begitu
berkobar semangatnya, sehingga melupakan pelatihan diri sendiri, apakah hal ini
bagus? Bagus, tetapi diri sendiri malah gagal terlahir ke Alam Sukhavati, maka ini
akan menjadi masalah yang begitu besar sekali!
79
Praktisi yang melatih metode pelafalan Amituofo mempunyai satu tujuan
yakni Alam Sukhavati, melatih diri dibawah bimbingan Buddha Amitabha.
Setiap hari yang kita pikirkan hanyalah sepatah Amituofo ini, andaikata
kita mempunyai persoalan yang tidak sanggup tterurai
erurai maka kita memiliki
satu sutra ini yakni Sutra Usia Tanpa Batas.
Di antara 84 ribu pintu Dharma, pintu Dharma yang paling praktis dan
yang paling mudah tak lain adalah pintu Dharma pelafalan Amituofo,
membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, berniat terlahir
ke Alam Sukhavati, ini merupakan hal yang mampu dilakukan oleh
ol setiap
insan, setiap praktisi juga dapat dalam satu kehidupan meraih
keberhasilan yang sempurna.
80
Pintu Dharma lainnya adalah mengandalkan diri sendiri; sebaliknya pintu
Dharma pelafalan Amituofo adalah sepenuhnya mengandalkan Buddha
Amitabha. Buddha Amitabha pasti takkan mengingkari janjiNya, takkan
berbohong, Beliau harus bertanggungjawab pada apa yang telah
diucapkanNya, maka itu Buddha Amitabha pasti akan membantu kita,
membawa kita ke Alam Sukhavati, di Alam Sukhavati kita melatih diri
mencapai KeBuddhaan.
81
Guruku (Upasaka Li Bing
Bing-nan)
nan) pernah memberitahu padaku bahwa praktisi
yang telah berhasil mencapai pencerahan besar adalah mereka yang dapat
menguasai Tripitaka tanpa halangan. Selain itu dapat menguasai ajaran satu
aliran, semua sutra dan sastra yang berkaitan dengan aliran tersebut dapat
dikuasainya tanpa rintangan, inilah praktisi yang telah mencapai pencerahan
besar. Sedangkan praktisi yang telah berhasil mencapai pencerahan kecil
adalah mereka yang dapat menguasai satu sutra dan satu sastra.
Dari sini dapatt diketahui bahwa dalam masyarakat sekarang ini, untuk
mencapai pencerahan kecil merupakan suatu hal yang amat sulit, untuk
mencari seorang praktisi yang takkan goyah oleh pengaruh lingkungan luar
adalah sulit, kondisi masyarakat kini sudah berubah.
Dua ratus
atus tahun yang lalu, ketenaran dan keuntungan, dua aksara ini tidak
berani diucapkan keluar oleh kaum terpelajar, memalukan sekali, tidak seperti
sekarang ini, Panca Kamah (kegemaran akan harta benda, rupa, ketenaran,
makanan dan tidur) dan Sad Visayah (r (rupa,
upa, suara, bau, rasa, sentuhan dan
bentuk-bentuk
bentuk pikiran), malah berani diucapkan keluar. Tiada merasa malu,
betapa menakutkannya hal ini !
Lima jenis hubungan manusia yang beradab dan Lima kebajikan Ajaran
Konfusius, Delapan Moralitas, ajaran yang diwa
diwariskan
riskan oleh leluhur kita,
82
kemudian Ajaran Buddha yakni Trisarana, Lima Sila, Sepuluh Kebajikan,
Enam prinsip keharmonisan dalam Sangha dan Enam Paramita, kini tidak ada
orang yang mau mempelajarinya lagi; bukan hanya tidak ada lagi yang mau
belajar, bahkan insan yang menceramahkannya juga tidak ada lagi, bayangkan
betapa parahnya persoalan ini! Inilah hal yang kami khawatirkan.
Kita ini disebut sebagai kaum intelektual, kaum intelek merupakan golongan
yang paling sulit diselamatkan, khayalannya, perbedaan dan kemelekatannya
lebih parah. Tidak lebih baik dibandingkan dengan Oma-Oma di perdesaan,
lansia-lansia ini tidak memiliki bentuk-bentuk pikiran, setiap hari asalkan
cukup makan dan pakaian, tidur dengan nyenyak, maka dia takkan banyak
pikiran lagi.
83
Diantara tiga jenis dana ((Amisa Dana,, Dharma Dana dan Abhaya Dana),
haruslah diketahui bahwa Dharma Dana adalah yang utama, sedangkan Amisa
Dana (dana materi) dan Abhaya Dana (menghilangkan ketakutan di hati para
makhluk) adalah merupakan pelengkap, yang paling penting adalah Dharma
Dana.
Di dalam Dharma Dana telah mencakup dana materi, meskipun meskipu kita tidak
memberikan orang lain uang, tidak sanggup menyelesaikan kesulitan
kehidupannya, maka kita dapat membagi ceramah Dharma padanya, kita
menggunakan semangat kita, kita menggunakan tenaga kita, menggunakan
waktu kita, inilah yang disebut dengan da dana
na materi internal. Tentu saja dana
materi internal ini lebih unggul daripada dana materi eksternal.
Maka itu setelah anda memahami dengan jelas tentang hal ini barulah dapat
timbul perasaan sukacita. Setelah berdana dengan penuh sukacita maka anda
telah menyelamatkan orang ini, benar
benar-benar
benar telah menyelamatkannya. Dengan
mengamalkan tiga jenis dana ini barulah sumber keuangan akan datang
mengalir tanpa henti, jiwa raga sehat, berbahagia dalam Dharma, senantiasa
diliputi perasaan sukacita.
Maka itu haruslahh menasehati orang lain untuk melafal Amituofo, jangan
hanya mementingkan diri sendiri saja, tetapi harus juga menyelamatkan sanak
84
keluarga, bila keluarga sendiri saja tidak sanggup diselamatkan, bagaimana
mungkin bisa menyelamatkan orang lain? Tetangga dan orang sedusun juga
harus diselamatkan, lebih luas lagi, kalangan masyarakat, negara, hingga
seluruh dunia.
85
86
Praktisi yang bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, setiap hari hendaknya
melakukan perenungan terlahir ke Alam Sukhavati, malam hari sebelum
terlelap dan terbaring di tempat tidur, renungkanlah Buddha Amitabha datang
menjemput diriku, setiap hari juga berp
berpikir serupa ini, sehingga suatu hari
nanti ketika hal ini jadi kenyataan, Buddha Amitabha datang menjemput, saya
segera mengikutiNya.
Maka itu yang namanya membangkitkan niat mulia, biarlah Buddha dan
Bodhisattva yang mengaturnya, sedangkan diri sendiri tidak perlu
87
merisaukannya sama sekali, begini baru betul. Di dalam hati hanya ada sepatah
Amituofo.
88
Para Bodhisattva yang terlahir di Alam Sukhavati, meskipun ada perbedaan
kelahiran di “Empat tingkatan tanah suci” dan “Sembilan tingkat bunga
teratai”, tetapi perlakuan yang diterima oleh mereka adalah adil dan merata,
kebijaksanaan yang setara, kekuatan batin yang setara, tidak ada satupun hal
yang tidak setara.
Manfaat yang unggul ini tidak ada di seluruh alam para Buddha di sepuluh
penjuru, hanya ada satu
satu-satunya
satunya di Alam Sukhavati. Maka itu para Buddha
Tathagata memuji Buddha Amitabha sebagai “CahayaNya yyang ang terunggul,
Rajanya para Buddha”.
89
Para Buddha di sepuluh penjuru tidak memiliki cara untuk menyelamatkan
para makhluk yang diliputi oleh kekotoran batin dan tabiat yang terlampau
berat, maka itu para Buddha Tathagata menyerahkan para makhluk yang sulit
diselamatkan ini dengan mengantar mereka ke Alam Sukhavati dan
menyerahkannya kepada Buddha Amitabha.
Orang-orang ini setelah sampai di Alam Sukhavati dan belajar pada Buddha
Amitabha, semuanya juga dalam satu kelahiran mencapai keberhasilan dengan
sempurna (mencapai KeBuddhaan).
Sedangkan di dunia ini, seluruh pintu Dharma ini takkan selesai dipelajari
meskipun telah menghabiskan waktu satu kalpa besar, tetapi sampai di Alam
Sukhavati hanya perlu waktu sehari saja sudah sempurna, jadi menurut anda
Alam Sukhavati ini, patut tidak ke sana?
90
memahaminya secara jelas, maka berharap sedini mungkin bisa sampai di
Alam Sukhavati.
Kita menyerahkan jiwa dan raga kita kepada Buddha Amitabha, kapan Buddha
akan datang menjemput diriku, kapan saya bisa pergi ke sana, takkan
merisaukan hal ini, asalkan Buddha datang menjemput maka saya segera pergi
denganNya.
Bila Buddha masih juga belum datang menjemput, maka ini serupa dengan
Master Hai Xian, Buddha masih menginginkan kita berada di dunia ini untuk
beberapa waktu lagi, mungkin masih ada orang berjodoh yang perlu
diselamatkan, maka kita membantunya untuk membangkitkan keyakinan,
membantunya untuk membangkitkan tekad, membantunya agar dia melafal
Amituofo, ini merupakan kewajiban yang harus kita tunaikan.
91
Ucapan Upasaka Huang Nian Nian-zu
zu berikut ini amat bagus untuk
menggambarkan kondisi kehidupan masa kini, yakni kekeruhan yang berat.
Kekeruhan adalah pencemaran, pencemaran yang berat; kejahatan yang
banyak, niat pikiran manusia hanya demi untuk menguntungkan dirinya
diriny sendiri
dan merugikan orang lain, niat pikiran yang memikirkan kepentingan orang
lain adalah terlampau sedikit.
Orang jaman dulu kalau timbul pikiran egois juga malu untuk
mengucapkannya keluar, tetapi sekarang sikap egois malah menjadi budaya
masyarakat,
at, “Langit akan menghukum manusia yang tidak egois” jaman
sekarang mereka menggalakkan slogan ini.
Saya ingat pada tempo lalu, suatu kali ketika saya memberikan ceramah di
Hongkong, stasiun televisi Hongkong datang mewawancaraiku, reporter tv itu
bernama He Shou-xin,xin, yang juga merupakan wartawan terkemuka di
Hongkong, sepertinya sekarang sudah pensiun, usianya sudah lanjut, dia
pernah bertanya padaku tentang pepatah “Langit akan menghukum manusia
yang tidak mementingkan dirinya sendiri”.
92
Saya memberitahunya, pepatah ini adalah salah, mencelakai banyak orang, si
pencetusnya harus menanggung beban dosa. Saya menerangkan bahwa di
Tiongkok ada Konfusius dan Mencius, mereka tidak egois, apakah Langit ada
menghukum mereka?
Lebih jelas saya utarakan padanya bahwa saya sendiri sebelum belajar Ajaran
Buddha, sangat jarang memikirkan kepentingan diri sendiri, setelah belajar
Ajaran Buddha lebih lagi tidak memikirkan diri sendiri, menumpukan seluruh
perhatian untuk menceramahkan Ajaran Buddha dengan jelas, agar dapat
dipahami, menasehati orang banyak untuk berbuat baik, Langit dan Bumi juga
tidak menghukum diriku.
Maka itu slogan yang merugikan itu tidak boleh disebarluaskan, pepatah itu
telah bertentangan dengan moralitas dan kebajikan, tidak bajik dan tidak benar,
tidak tahu memutuskan kejahatan dan memupuk kebajikan, tidak percaya
pada Hukum Karma.
Banyak sekali orang yang tidak percaya pada Hukum Karma, beraninya
melakukan perbuatan jahat, hanya karena mendambakan secuil keuntungan di
depan mata, tidak tahu bahwa masalah pada kelahiran masa mendatang adalah
begitu rumitnya, bagaimana dengan kelahiran masa yang akan datang?
Manusia yang yakin pada Hukum Karma pasti takkan berani melakukan
kejahatan.
93
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 September 2015
Masyarakat yang bergejolak, bencana alam yang ekstrim, tempo dulu mana
ada ditemui hal begini, mengapa malah pada saat kini bisa begitu banyak? Bila
kita merenungkan sepatah kalimat yang tercantum di dalam sutra Buddha,
maka akan jadi mengerti. Kalimat tersebut adalah “Rupa berasal dari hati,
lingkungan berubah menuruti pikiran”.
Lalu kita jadi memahami bahwa orang masa kini, apa yang mereka pikirkan?
Apa yang mereka ucapkan? Apa yang mereka lakukan? Jika apa yang mereka
pikirkan, ucapkan dan lakukan adalah salah, yang bertentangan dengan etika
moral, maka ini akan menimbulkan masalah.
Rupa berasal dari hati, hati yang bajik akan memunculkan wajah yang bajik,
rupa yang bagus, sebaliknya pikiran buruk akan memunculkan pula wajah
yang buruk rupa. Inilah yang disebut oleh orang awam sebagai Feng Shui.
Lalu darimanakah asalnya Feng Shui itu? Feng Shui berasal dari hati.
Tempo dulu, sekitar 20 atau 30 tahun yang lalu, ada yang bertanya padaku,
katanya ini adalah ucapan dari insan jaman kuno, Feng Shui yang bagus dan
tanah berberkah di dunia ini, sebagian besar sudah didiami oleh anggota
Sangha dan para praktisi, orang ini bertanya padaku, apakah benar para
anggota Sangha dan pendeta Tao menguasai ilmu Feng Shui?
95
Di dalam Sepuluh Alam Dharma (Dasa Dharmadhatu)
Dharmadhatu),, merupakan tempat
yang sering dikunjungi oleh para Buddha Tathagata, Bodhisattva Dharmakaya
(Bodhisattva Dharmakaya adalah calon Buddha). Bila waktu berkunjung itu
lama maka Mereka akan mengguna
menggunakan
kan tubuh Nirmanakaya, jika singkat maka
Mereka akan menggunakan tubuh jelmaan.
Tubuh Nirmanakaya, tubuh ini adalah serupa dengan tubuh manusia di dunia
ini, seperti Buddha Sakyamuni, yang datang ke dunia kita ini, juga serupa,
lahir ke dunia dan memilik
memilikii ayahbunda, perlahan tumbuh menjadi dewasa,
melewati proses lahir, tua, sakit dan mati, inilah yang disebut dengan tubuh
Nirmanakaya.
Sedangkan tubuh jelmaan, ini bagaikan sulap, mendadak Dia muncul untuk
membimbing dan membantu dirimu, selesai itu lenyap dan tidak tampak lagi,
inilah yang disebut dengan tubuh jelmaan.
Mereka yang tampil dengan Nirmanakaya itu selalu ada dan jumlahnya amat
banyak, tetapi Mereka takkan membeberkan jati diriNya, anda takkan
mengetahuinya.
Orang yang berkedudukan dan kaya lebih kasihan daripada kita, mereka setiap
hari merasa resah, takut kehilangan kekayaan mereka. Sedangkan kita tidak
punya apa-apa,
apa, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Kekotoran batin (klesa) dan tabiat telah menjadi kebiasaan sejak kalpa lampau
yang tak terhingga, tidak bisa dihapus, lalu bagaimana? Di dalam sutra
tercantum sebuah cara yakni dengan menfokuskan pikiran melafal Amituofo,
yang penting adalah menfokuskan pikiran melafal Amituofo.
Baik khayalan
yalan maupun bentuk
bentuk-bentuk
bentuk pikiran lainnya, serta kekotoran batin,
semua ini jangan dipedulikan, ketika bentuk
bentuk-bentuk
bentuk pikiran muncul, ini adalah
tabiat jadi tidak bisa dibendung, biarkan saja, alihkan dan pusatkan perhatian
pada lafalan Amituofo, begini ba
baru betul.
97
Dengan menfokuskan perhatian pada lafalan Amituofo, tak peduli kekotoran
batin apapun yang muncul, semuanya jangan dipedulikan, kita hanya
menfokuskan pikiran pada lafalan Amituofo, sehingga tidak memerlukan
waktu panjang, kekotoran batin akan lenyap dengan sendirinya, lafalan
Amituofo yang akan mendominasi, bagus! Melafal Amituofo inilah yang harus
kita bina jadi kebiasaan.
98
Apakah ada praktisi yang jatuh ke Alam Binatang? Banyak sekali. Ada juga
hewan yang melatih diri, mereka masih memiliki tabiat, yang menjelaskan
bahwa pada masa kelahiran lampaunya memiliki pelatihan diri yang lumayan,
jika dia tidak serius melatih diri, mana mungki
mungkin
n ada tabiat begini? Melihat
orang lain melatih diri, hewan
hewan-hewan
hewan tersebut akan merasa bersukacita,
terutama anjing dan kucing, tabiat ini akan tampak dengan jelas.
Di dalam Aliran Sukhavati, tempo dulu ada seorang praktisi yang menulis
sebuah buku yang berjudul “Wu You Ru Ci (Hewan Juga Sedemikian)”, buku
ini khusus mengumpulkan kisah hewan yang melafal Amituofo terlahir ke
Alam Sukhavati. Hal ini adalah nyata adanya!
Master Di Xian memimpin sebuah vihara kecil, ketika beliau berusia muda, di
vihara kecil ini terdapat seekor ayam jantan, setiap kali ketika penghuni vihara
mengadakan kebaktian pagi dan sore, ayam jantan ini akan mengikuti peserta
peser
99
kebaktian melakukan pradaksina (melafal Amituofo sambil berjalan
mengelilingi ruang kebaktian), pada akhirnya ayam jantan ini menemui ajal
dan terlahir ke Alam Sukhavati.
Pada hari dimana ayam jantan ini menjelang ajalnya, ketika kebaktian selesai,
para peserta sudah membubarkan diri, tetapi si ayam jantan malah masih
berada di dalam ruang kebaktian melakukan pradaksina, Bhiksu yang bertugas
mengurus dupa dan lilin berkata padanya : “Semua orang sudah beranjak pergi,
kamu juga seharusnya sudah pergi. Ayam jantan ini berdiri di hadapan altar
Buddha lalu berkokok sebanyak tiga kali, lalu pergi buat selama-lamanya.
Hal ini adalah nyata adanya, semua orang juga menyaksikannya. Maka itu
Master Di Xian mengurus pemakaman ayam jantan ini serupa dengan anggota
Sangha, yakni menguburnya di belakang gunung.
Dari sini dapat diketahui bahwa, apabila anda menasehati satu insan agar
belajar Ajaran Buddha dan orang ini sudi mendengar nasehatmu,
membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo terlahir ke Alam
Sukhavati, Bodhisattva Maha Maitri mengatakan, apabila sepanjang hidupmu
anda dapat menasehati dua insan melafal Amituofo dan mereka berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati, maka jasa kebajikan ini besarnya melampaui anda
sendiri yang melafal Amituofo; apabila anda dapat menasehati lima atau
sepuluh orang melafal Amituofo dan mereka berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati, maka anda adalah Bodhisattva, anda bukanlah orang awam; apabila
anda benar-benar memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi orang lain,
hingga melampaui ribuan insan melafal Amituofo, melampaui puluhan ribu
insan yang melafal Amituofo dan berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, maka
anda adalah jelmaan Buddha atau Bodhisattva yang datang ke dunia ini. Hal
ini harus dipahami, jangan sampai tidak dimengerti.
101
Apa yang disebut dengan kebahagiaan? Menjauhi penderitaan dan
memperoleh kebahagiaan, enam alam tumimbal lahir adalah penderitaan yang
sesungguhnya, Alam Sukhavati barulah merupakan kebahagiaan yang
sesungguhnya. Setelah jelas akan hal ini maka apa yang merupakan hal utama
bagi kita? Yakni bertekad
rtekad lahir di Alam Sukhavati, ini merupakan hal utama
bagi kita, takkan melakukan hal
hal-hal yang dungu lagi.
Lalu di dunia ini banyak orang yang kesusahan, apakah kita perlu
membantunya? Tentu saja harus. Bagaimana cara membantu mereka? Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk membantu, tetapi diri sendiri harus jelas
bahwa apabila diri sendiri tidak dapat mengakhiri tumimbal lahir dan keluar
dari Triloka (Kamaloka,
Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka
Arupaloka), ), maka kemampuan kita
untuk memberi bantuan itu amatlah terbatas, jan jangka
gka waktu anda memberi
bantuan juga tidak panjang, manfaat yang dia terima juga terbatas.
102
Setelah terlahir ke Alam Sukhavati barulah datang kembali untuk
membantunya, inilah tindakan benar, mengapa demikian? Diri kita saja belum
terbebas dari roda samsara, sebaliknya bila diri sendiri sudah terlahir ke Alam
Sukhavati barulah memperoleh kesempurnaan.
103
60 tahun yang silam dunia ini masih tampak begitu indah. Saat itu kami berada
di Taiwan, dari Tiongkok pindah ke TaiwaTaiwan,
n, waktu itu populasi penduduk
Taiwan masih berkisar 6 juta jiwa, tidak banyak, sesama penduduk masih
terjalin tali persaudaraan, bahkan mereka masih menjunjung tinggi etika moral,
saling bantu membantu, saling menjaga; bersikap tulus, waktu belanja di pasar,
pas
pedagang juga masih menjual barang
barang-barang
barang dengan harga yang pantas, tidak
ada yang munafik.
Jadi apakah bencana di bumi ini bisa dilenyapkan? Bisa. Asalkan manusia
dapat mengubah pemikirannya, tidak lagi egois, tidak lagi mengelabui orang
lain, mencari kembali moralitas dan kebajikan, maka bencana di bumi ini
takkan ada lagi; bumi penuh dengan energi positif, maka energi negatiif akan
lenyap, bencana takkan ada lagi, kita semua pasti bisa melakukannya.
105
Kita sebagai
ebagai siswa Buddha, yang menyebut diri sendiri adalah siswa Buddha,
dimana sesungguhnya karma yang diperbuat adalah sedang menghancurkan
Buddha Dharma. Bukannya mendatangkan kejayaan bagi Buddha Dharma,
tetapi malah membawa kemusnahan pada Buddha Dharma, mengapa demikian?
Niat
iat pikiran yang muncul, ucapan dan tindakan adalah bertentangan dengan
Buddha Dharma. Mengapa bertentangan? Karena tidak menyadari akan jiwa
sejatinya (Jiwa KeBuddhaan), mengira bahwa tubuh jasmani ini adalah diri
sendiri, setiap niat pikiran yang timbul adalah demi kepentingan tubuh jasmani
ini, bagaimana agar tubuh kasar ini bisa hidup dengan nyaman, hidup dengan
senang, bagaimana agar tubuh ini bisa menikmati kesenangan, sehingga
melakukan karma buruk yang tak terhingga dan tanpa batas.
Andaikata karma buruk ini memiliki wujud yang bisa terlihat oleh mata kasar,
maka sekecil apapun karma buruk yang telah diperbuat, bahkan lebih halus
daripada Neutron, maka berapa besar ruang yang dapat ditempatinya? Seluruh
ruang alam semesta juga tidak cukup untuk mem
memuatnya.
uatnya. Ini adalah perkataan
yang sejujurnya, tidak boleh dipandang sebagai sebuah perumpamaan, tetapi
sebaliknya ini adalah nyata adanya.
106
Betapa beratnya rintangan karma buruk kita, ketika rintangan karma ini lenyap
barulah kita akan mencapai KeBuddhaan, pulang kembali ke Nitya-Sthita
(tingkatan tertinggi dari empat tingkatan tanah suci di Alam Sukhavati).
http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/empat-tingkatan-tanah-suci-di-
alam.html
107
Gatha Pelimpahan Jasa
108
Daftar Pustaka
二零一四淨土大經科註
http://www.amtb.tw/
Arsip
www.keseimbanganpikiran.blogspot.com
109