Tanya Jawab Seputar
Pintu Dharma Tanah Suci
Buku 1
Disadur Dari :
Judul :
淨土法門疑難問題解答
www.smamituofo.blogspot.com
2
Daftar isi
Hal
Kata Pengantar....................................................................................................5
3
Hal
Daftar Pustaka.................................................................................................153
4
Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
01. Pertanyaan :
5
sutra, barulah dapat memahaminya dengan jelas. Oleh karena maha
ribu dunia adalah tercipta dari pikiran, demikian pula Alam Sukhavati.
Tetapi, yang disebut dengan “hati dan pikiran” itu bukanlah bisa
dipahami dalam waktu satu atau dua hari, ditakutkan malah
menimbulkan salah tafsir, sehingga jadi menyimpang.
02. Pertanyaan :
6
Untuk lebih jelasnya maka harus membaca “Amitabha Sutra”, kalau
belum memiliki kesanggupan untuk membaca sutra, maka terlebih
dulu bacalah buku saku bagi pemula, contohnya “Penuntun Kembali
ke Jalan Yang Benar”. Bacalah berulang kali agar bisa memahami
dengan jelas kebenaran itu. Andaikata tidak memahaminya dengan
benar, maka mudah jatuh ke jalan sesat dan mengalami kemunduran.
03. Pertanyaan :
bisa mencapai pencerahan mendadak? Maka itu cara ini tidak
mungkin bisa dilaksanakan oleh sebagian orang.
04. Pertanyaan :
8
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
05. Pertanyaan :
06. Pertanyaan :
9
Justru untuk menghapus hingga tuntas tabiat itu, barulah perlu melafal
Amituofo, oleh karena tabiat itu sulit dilenyapkan, maka itu harus
lebih giat melafal Amituofo. Perbedaan antara orang awam dan
suciwan terletak pada sebersit niat pikiran, sebersit niat benar adalah
suciwan, sebersit niat sesat adalah orang awam.
07. Pertanyaan :
10
Sedangkan Nirmana-kaya (tubuh jelmaan) masih dapat dibagi 2 yakni
Nirmana-kaya unggul dan Nirmana-kaya rendah.
08. Pertanyaan :
11
Apa yang dimaksud dengan daging lima kriteria? Yakni :
09. Pertanyaan :
Ini adalah masalah fisiologi wanita, jadi bukan niatnya sengaja tidak
bersih, yang paling penting dari melafal Amituofo adalah dengan
pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan, tidak boleh
terputus, jadi lafallah dengan tenang, takkan ada rintangannya.
10. Pertanyaan :
12
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
11. Pertanyaan :
13
12. Pertanyaan :
13. Pertanyaan :
Setiap hari melafal Amituofo, tapi khayalan masih juga begitu banyak,
cara apa yang mesti digunakan untuk mengatasinya?
dengan jelas, lalu masuk melalui telinga juga terdengar dengan jelas.
Dengan cara pelafalan begini, maka dengan sendirinya khayalan akan
berkurang sehari demi sehari.
14. Pertanyaan :
15
15. Pertanyaan :
16. Pertanyaan :
Saya dengar kata banyak orang bahwa kamar suami istri adalah kotor,
jadi tidak boleh melafal Amituofo, tapi kadang kala di dalam mimpi
melafal Amituofo, apakah ada dosanya? Saya membaca di sebuah
buku, katanya, baik berjalan, duduk, berdiri, berbaring, santai, sibuk,
juga harus melafal Amituofo, apakah ucapan ini ada bedanya bila
ditujukan kepada orang yang telah menikah dan masih lajang?
Kamar tidur dan segala tempat yang tidak bersih (contohnya kamar
mandi), melafal Amituofo jangan mengeluarkan suara, lafal saja di
dalam hati, tidak apa-apa.
Umat awam pada umumnya juga menikah, suami istri melatih diri
bersama-sama, saling memberi motivasi dan dukungan, bagaimana
tidak boleh!
17. Pertanyaan :
Apabila hati yang muncul dari melafal Amituofo, maka hati ini adalah
hati Buddha; sedangkan hati yang memikirkan hal lainnya, tentunya
bukanlah hati Buddha.
17
Dari sinilah kita memulainya, melatih ketrampilan melafal Amituofo,
maka perlahan-lahan ketrampilan tersebut akan jadi efektif. Dapat
melakukan sampai tahap dimana meskipun tidak sedang melafal
Amituofo, namun dengan sendirinya di dalam hati lafalan Amituofo
tetap bergema berkesinambungan tak terputus, sesungguhnya ini
merupakan kondisi batin “Samadhi Pelafalan Amituofo”.
18. Pertanyaan :
19. Pertanyaan :
18
saku, beranjali dan menganggukkan kepala, apakah jasa kebajikan ini
juga serupa dengan jasa kebajikan melakukan namaskara?
20. Pertanyaan :
Belakangan ini terdengar satu hal, yakni ada seorang praktisi yang
sudah melatih diri selama bertahun-tahun, tiba-tiba dibelenggu nafsu,
apakah saat menjelang ajalnya nanti akan muncul rintangan?
19
Semua ketrampilan yang telah dilatih, hasilnya akan tampak pada
sebersit niat pikiran terakhir saat ajal tiba, oleh karena dari suci masuk
ke kekeruhan, pasti akan berputar kembali di enam alam tumimbal
lahir.
21. Pertanyaan :
20
22. Pertanyaan :
23. Pertanyaan :
21
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Suddhipanthaka melafal dua aksara “sa-pu” saja bisa lupa, apalagi bila
mengajarinya melafal Na-mo A-mi-tuo-fo yang terdiri dari enam
aksara?
24. Pertanyaan :
22
25. Pertanyaan :
Biasanya tidak percaya pada Buddha juga tidak punya rasa hormat
pada Buddha, saat menjelang ajal tiba-tiba ada kalyanamitra yang
datang mengajari dan membantunya melafal Amituofo, orang ini tidak
memahami teori melafal Amituofo, apakah dia bisa terlahir ke Alam
Sukhavati?
26. Pertanyaan :
Ditinjau dari segi manfaat tidak jauh berbeda, hanya saja melafal
Amituofo lebih mudah dan praktis.
23
27. Pertanyaan :
28. Pertanyaan :
24
29. Pertaanyaan :
30. Pertaanyaan :
25
31. Pertanyaan :
Merenungkan hati tentu saja bisa berhasil, tetapi nama sendiri dan hati
itu berlainan, kalau melafal nama sendiri, ditakutkan hanya akan
menambah keakuan. Terkecuali memang tidak timbul sama sekali hati
yang membeda-bedakan, contohnya seperti memperhatikan
pernafasan atau koan-koan dalam Aliran Zen.
26
32. Pertanyaan :
33. Pertanyaan :
27
34. Pertanyaan :
Belakangan ini novel, tayangan film dan opera, kian lama kian rendah
kualitasnya, ceritanya tak terpisahkan dari amoral, kepiluan karena
perpisahan, begitu penonton melihatnya langsung muncul perasaan
emosional, bagaikan hanyut dan mabuk terbawa olehnya, begitu
mudah hatinya terpengaruh, ini sungguh merupakan kemerosotan
batin, bagaimana bisa dibilang “pikiran terfokus tak tergoyahkan”?
Hati bagaikan air yang tenang, bukanlah berarti hati bagaikan batu,
tidak tahu membedakan benar dan salah. Sebuah pertunjukan seni
hendaknya mengandung unsur benar, bajik dan indah, yang dapat
mencerahkan batin setiap insan.
mustika seni. Lalu lantunan gatha yang diiringi dengan alat-alat
kebaktian, juga merupakan sarana penting yang mendidik.
35. Pertanyaan :
Terima kasih atas arahan yang telah diberikan guru, melafal Amituofo
tidak perlu melakukan perenungan (visualisasi), tetapi ketika saya
melafal Amituofo, pikiran sulit terfokus, adakah cara untuk
mengatasinya?
Lafalan Amituofo dibangkitkan dari hati, suara keluar dari mulut, lalu
masuk kembali melalui telinga, terukir di dalam hati, setiap kata demi
kata haruslah jelas, jangan sampai ada yang terlewatkan, demikianlah
terus mengulangnya, dengan demikian pikiran bisa jadi terfokus.
29
36. Pertaanyaan :
Apab bila ada yaang membaantunya meelafal Amiituofo makka bisa berhhasil
terlah
hir ke Alaam Sukhavvati, tetapii sebaiknya melatih bervegetaarian,
“Tidaak menjallin hutangg karma buruk,
b saaat menjelaang ajal tiada
t
rintan
ngan”. Jikka tidak memungki
m inkan untuuk berveggetarian, maka
m
bolehh mengkonnsumsi dagging lima kriteria.
k
37. Pertaanyaan :
30
38. Pertaanyaan :
Dalam
m waktu kesehariian senanntiasa meenuruti jaadwal meelafal
Amittuofo, kalaau tiba-tibaa bertemu bencana,
b um
mpamanyaa mati ditaabrak
mobiil, tidak seempat melaafal Amituuofo, apakaah masih bisa
b terlahiir ke
Alam
m Sukhavatti?
31
39. Pertanyaan :
40. Pertanyaan :
Umpamanya Praktisi Wang yang sepanjang hidupnya melatih diri,
saat menjelang ajal, orang yang berada di sampingnya sedang
mengusir lalat, tanpa sengaja mengenai mukanya, amarahnya
langsung muncul sehingga jatuh ke Alam Binatang menjadi seekor
ular, ini harus dijadikan pelajaran supaya meningkatkan mawas diri.
41. Pertanyaan :
42. Pertanyaan :
Fenomena istimewa itu terdiri dari 2 jenis, yakni yang tampak oleh
orang lain dan yang tampak oleh diri sendiri. Dari pengamatan orang
lain, tampaknya tidak ada fenomena istimewa, dikhawatirkan
mungkin gagal terlahir ke Alam Sukhavati.
muncul fenomena istimewa, meskipun tidak mengharapkannya juga
akan muncul dengan sendirinya.
43. Pertanyaan :
Saat menjelang ajal didera derita dan kesadaran yang menurun drastis,
sebersit niat pikiran terakhir merupakan detik yang paling menentukan,
jika pikiran jadi goyah, atau muncul jodoh buruk, maka akan merusak
hal besar ini.
44. Pertanyaan :
masa kehidupan menuju ke masa kehidupan berikutnya, biasanya
disebut sebagai periode 49 hari), tiba-tiba teringat akan lafalan
Amituofo, apakah dengan demikian bisa terlahir ke Alam Sukhavati?
45. Pertanyaan :
36
46. Pertanyaan :
Saat melafal Amituofo organ tubuh terasa sejuk atau hangat, apakah
ini petanda baik atau buruk?
47. Pertanyaan :
37
48. Pertanyaan :
49. Pertanyaan :
Melatih diri itu harus terfokus, kalau tidak terfokus maka sulit berhasil,
tetapi apabila tidak belajar maka akan sulit memahaminya. Kalau
sudah menjatuhkan pilihan pada satu Pintu Dharma Tanah Suci, maka
harus giat melatihnya, tetapi di samping itu juga perlu memahami
bagaimana terwujudnya Alam Sukhavati? Lantas bagaimana pula
melatih diri?
Dengan demikian kita perlu belajar dari ajaran sutra, tanpa ajaran
sutra yang menjadi lentera penunjuk jalan, maka kita akan melatih diri
38
dengan sembarangan dan tanpa arah, jatuh ke jalan sesat, tidak boleh
tidak bermawas diri! Maka itu melafal Amituofo dan belajar ajaran
sutra adalah sama pentingnya.
50. Pertanyaan :
51. Pertanyaan :
diberi pelajaran, dibiarkan membuat keributan, maka meskipun di luar
tampaknya diriku ini baik tapi dalam hatiku adalah jahat, ini juga
bukanlah pikiran suci. Bagaimana cara mengatasinya?
52. Pertanyaan :
Ada dua orang praktisi, yang satu menfokuskan diri melafal Amituofo,
yang satunya lagi melatih metode “Yang melafal Amituofo itu siapa”.
Apabila dua praktisi ini memiliki keyakinan dan tekad yang sama,
kesempatan siapa yang lebih besar untuk berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati?
40
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Keyakinan yang dimiliki dua praktisi ini sudah berbeda, oleh karena
keyakinan sudah tidak sama, bagaimana bisa diperbandingkan?
Berhasil tidaknya seseorang itu tergantung pada tingkat ketekunan
masing-masing. Seluruh ajaran sutra mempunyai satu tujuan akhir
yakni Tanah Suci Sukhavati, melatih Pintu Dharma Tanah Suci
merupakan jalan yang paling singkat, adakah yang perlu diragukan
lagi?
53. Pertanyaan :
41
54. Pertanyaan :
55. Pertanyaan :
42
56. Pertanyaan :
Sejak dulu hingga sekarang, para praktisi senior berkata setiap hari
melafal Amituofo, jumlah lafalannya harus kian lama kian banyak,
boleh bertambah tidak boleh berkurang, tetapi profesiku sebagai
tentara, berada dalam barisan militer, kesibukan juga tidak menentu,
adakah cara yang lebih praktis?
Kebaktian itu terdiri dari kebaktian tetap dan tidak tetap. Kebaktian
tetap adalah kebaktian pagi dan sore yang menuruti tata cara yang
telah ditetapkan; sedangkan kebaktian yang tidak tetap tidak perlu
menuruti tata cara, baik berjalan, berdiri, duduk maupun berbaring,
sepatah Amituofo setiap saat dilafal dalam hati.
57. Pertanyaan :
43
bergerak melafal Amituofo, saat diam juga melafal Amituofo, setiap
saat tidak melupakan lafalan Amituofo.
58. Pertanyaan :
Melafal Amituofo hingga pikiran jadi tenang, selalu muncul hati yang
tulus dan rasa hormat, meskipun sedang bergerak, namun juga terasa
seolah-olah sedang melakukan namaskara. Melafal Amituofo
menitikberatkan pada pikiran terfokus tak tergoyahkan, apakah
fenomena ini adalah fenomena yang kacau?
Ini fenomena yang bagus, juga merupakan niat pikiran pertama yang
harus ada, untuk sementara ini jangan dulu membual.
44
59. Pertanyaan :
60. Pertanyaan :
61. Pertanyaan :
45
Upassaka Li Binng-nan mennjawab :
62. Pertaanyaan :
46
63. Pertanyaan :
64. Pertanyaan :
47
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Kalau tidak punya waktu belajar teori, asalkan keyakinan dan tekad
tidak mundur, hanya melafal Amituofo saja, begini juga boleh.
Menfokuskan pikiran melafal Amituofo, keyakinan dan tekad tidak
mundur, ini sudah merupakan teori dan pengamalan yang saling
terjalin.
Di dunia ini memang terdapat Opa Oma yang lugu, tidak mengenal
aksara, tapi menfokuskan pikiran melafal Amituofo, juga bisa berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati. Opa Oma ini memiliki akar kebajikan dan
faktor pendukung yang besar, meskipun tidak mengenal aksara, tapi
dapat menfokuskan pikiran melafal Amituofo, tidak memiliki hati
yang membeda-bedakan, sehingga dapat mencapai pikiran terfokus
tak tergoyahkan, bagaimana mungkin tidak terlahir ke Alam
Sukhavati?
Tapi di dunia ini cuma ada berapa banyak Opa Oma yang lugu
tersebut? Maka itu pada jaman berakhirnya Dharma ini, kalau tidak
membaca ajaran sutra dan mendengar ceramah Dharma, ingin
memperoleh pembebasan, adalah mustahil.
48
65. Pertaanyaan :
Insan
n yang yakkin pada Ajjaran Budddha, senanttiasa memiiliki hati maitri
m
karunna, tapi tiddak mempuunyai wakktu luang untuk
u melaatih diri, cuma
c
bisa melafal
m Am mituofo daalam hati saja,
s apakaah dengan demikian juga
bisa berhasil?
b
66. Pertaanyaan :
Nadaa suara tingggi mengussir rasa kanntuk, nada suara renddah meredaakan
pikiraan yang kaacau, masiing-masingg ada manfaatnya. Saat melakuukan
kebakktian (perrorangan), boleh meenggunakaannya secaara berganntian
sesuaai dengan kondisi,
k tiddak perlu teerikat padaa formalitaas.
49
67. Pertanyaan :
68. Pertanyaan :
Melafal Amituofo sudah sampai pada tingkatan hati dapat melafal dan
hati juga dapat mendengar lafalan, dengan demikian apakah boleh
menambah lagi melakukan visualisasi pada “Tiga Suciwan Alam
Sukhavati”?
Kalau memang sudah sampai pada tingkatan hati dapat melafal dan
hati juga dapat mendengar lafalan, maka pikiran perlahan sudah
terfokus, jadi buat apa lagi menyalakan kompor lainnya?
50
69. Pertanyaan :
70. Pertanyaan :
71. Pertanyaan :
Saat melafal Amituofo terasa pilu dan ingin menangis, kenapa bisa
begini?
51
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Ini merupakan wujud dari ketulusan hati, yakni yang disebut sebagai
air mata penuh syukur!
72. Pertanyaan :
73. Pertanyaan :
52
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
74. Pertanyaan :
75. Pertanyaan :
53
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Ini merupakan wujud dari ketulusan hati, maitri karuna yang mengalir
keluar, meskipun ini adalah fenomena yang bagus, tetapi hendaknya
menggunakan kekuatan samadhi untuk mengendalikannya, sehingga
hati jadi nyaman dan damai.
76. Pertanyaan :
77. Pertanyaan :
Dalam Aliran Dhyana, bila saat melatih diri muncul fenomena luar,
maka ini disebut sebagai godaan Mara. Apakah di dalam Aliran
Sukhavati juga serupa, bila saat melafal Amituofo tiba-tiba muncul
fenomena luar maka disebut sebagai godaan Mara?
54
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
78. Pertanyaan :
Maha ribu dunia tercipta dari pikiran, demikian pula dengan Alam
Sukhavati, meskipun berada dalam pikiran, namun Alam Sukhavati
adalah nyata adanya. Sama halnya pula dengan alam saha,
keberadaannya juga tak terpisahkan dari pikiran.
55
79. Pertanyaan :
80. Pertanyaan :
56
81. Pertanyaan :
82. Pertanyaan :
hati melalui telinga. Andaikata cara ini tidak berhasil, maka boleh
menambah cara menghitung satu sampai sepuluh lafalan dengan
menggunakan tasbih, kalau cara ini juga tidak efektif, maka pakailah
cara menghitung tanpa menggunakan tasbih.
83. Pertanyaan :
84. Pertanyaan :
Saat menjelang ajal, anak cucu menangis pilu, apakah ini akan
merintangi upaya terlahir ke Alam Sukhavati?
58
85. Pertanyaan :
86. Pertanyaan :
59
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
87. Pertanyaan :
Ada sejenis orang yang tubuhnya sehat tetapi saat melafal Amituofo
selalu saja pikirannya berkeliaran, entah sebenarnya dia menderita
penyakit lahir atau batin?
Hal ini tidak ada kaitannya dengan tubuh kuat atau lemah, tapi
alasannya cuma 2 saja yakni yang pertama tabiatnya terlampau dungu,
yang kedua adalah rintangan karma terlampau berat.
88. Pertanyaan :
60
Yakni pintu Dharma mana yang dilatih oleh si praktisi dalam
keseharian, saat menjelang ajal, takkan mencemaskan segala urusan
duniawi, namun pikiran tetap difokuskan pada pelatihan diri, inilah
yang disebut sebagai pikiran benar.
89. Pertanyaan :
Praktisi senior tempo dulu berkata : “Sebersit niat pikiran suci sepatah
lafalan Amituofo, tiap butir niat pikiran suci adalah tiap patah lafalan
Amituofo”. Kalau begini katanya berarti asalkan pikiran suci maka
meskipun tidak melafal Amituofo, tapi hati ini juga sudah adalah
Buddha?
Meskipun ada yang mampu bisa langsung mencapai pikiran suci, tapi
berapa banyak praktisi yang sanggup melakukannya? Kalau memang
bisa langsung mencapai pikiran suci, maka praktisi ini tentunya
memiliki akar kebijaksanaan yang maha.
61
90. Pertanyaan :
Saat jatuh sakit tubuh jadi lemah, bukan sengaja untuk bermalas-
malasan, jadi boleh menggunakan tasbih untuk melafal Amituofo,
justru dalam kondisi susah manusia lebih membutuhkan pemberkatan
kekuatan Buddha!
91. Pertanyaan :
62
92. Pertaanyaan :
Melaatih diri ituu menitikbeeratkan terrfokus padaa satu Pinttu Dharmaa dan
bukann belajar banyak
b mettode, anda lanjutkan saja apa yang
y selam
ma ini
sudahh bagus addanya.
63
93. Pertanyaan :
Terkecuali memang ajalnya sudah tiba, kalau tidak, siapa yang tidak
pernah melewati usia 59 tahun. Anda bilang nasib jelek, ini adalah
kepercayaan takhayul orang awam. Praktisi yang belajar Ajaran
Buddha harus memiliki pengetahuan benar dan pandangan benar,
mana boleh percaya pada ucapan yang tidak masuk akal?
Kalau percaya pada ucapan yang tidak masuk akal dan kepercayaan
takhayul, maka melafal Amituofo tidak dengan hati yang tulus.
94. Pertanyaan :
64
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
95. Pertanyaan :
96. Pertanyaan :
65
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
97. Pertanyaan :
Siluman muncul dari hati manusia yang jahat, juga serupa dengan kata
pepatah : “Hati yang penuh kecurigaan melahirkan setan gelap”.
98. Pertanyaan :
menjelaskan sampai di mana tingkat pelatihan dirinya? Bila muncul
sarira dari jasad yang diperabukan, apakah hal ini dapat memastikan si
praktisi berhasil terlahir ke Alam Sukhavati?
99. Pertanyaan :
Saat melafal Amituofo, pikiran bosan dan tidak punya aktivitas, maka
itu bentuk-bentuk pikiran muncul dan lenyap tiada henti. Meskipun
kadang kala menyadarinya, lalu kembali menfokuskan pikiran, tapi
tidak lama kemudian berkeliaran lagi ke mana-mana.
Amituofo, telinga mendengar lafalan Amituofo, hidung mencium
keharuman dupa, apakah begini ya yang disebut dengan enam
landasan indria jadi suci?
100. Pertanyaan :
pelafal Amituofo hendaknya menfokuskan pikiran pada pelafalan
Amituofo, sebagai kebaktian utama, sedangkan membaca Sutra Hati
dan sebagainya hanyalah sebagai jodoh pendukung di luar kebaktian
utama, tetapi juga tidak boleh menggunakan banyak waktu untuknya,
sehingga malah menghalangi kebaktian utama.
101. Pertanyaan :
69
102. Pertanyaan :
103. Pertanyaan :
70
Melafal Amituofo tentu bisa menemukan kembali jiwa sejati, tetapi
jalan pintasnya adalah membawa serta karma terlahir ke Alam
Sukhavati, secepatnya keluar dari lingkaran tumimbal lahir.
104. Pertanyaan :
71
105. Pertanyaan :
Dari sini dapat dilihat bahwa tak peduli dalam atau dangkalnya
ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki, asalkan mempunyai
keyakinan dan tekad, maka bisa berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.
Meskipun tingkatan Bunga Teratai itu ada tinggi rendahnya, tetapi
begitu terlahir ke Alam Sukhavati, walaupun cuma bisa mencapai
tingkatan paling rendah sekalipun, tetapi sudah berhasil keluar dari
lingkaran tumimbal lahir.
72
Yang anda katakan tentang melafal Amituofo siang malam 24 jam
berkesinambungan tak terputus, meskipun mulut sedang tidak melafal
Amituofo, namun lafalan Amituofo akan terus bergema di batin,
mencapai kondisi pikiran terfokus tak tergoyahkan, ini merupakan
benih sebab untuk mencapai Bunga Teratai tingkatan teratas, kalau
tidak sanggup mewujudkan tahapan ini, asalkan sempurna akan
keyakinan dan tekad, setiap hari kebaktian pagi dan sore melafal
Amituofo sebanyak ratusan bahkan ribuan lafalan, dengan demikian
juga berkesempatan terlahir pada Bunga Teratai tingkatan menengah
bagian bawah.
106. Pertanyaan :
Pertanyaan ini dibagi tiga bagian untuk menjawabnya. Yang pertama,
Pintu Dharma Tanah Suci adalah Pintu Dharma yang melafal
Amituofo, sebelum adanya Buddha Amitabha maka dengan
sendirinya para makhluk juga tidak tahu melafal Amituofo. Para
Buddha di sepuluh penjuru memuji adalah memuji lafalan Amituofo.
Sepuluh kalpa yang lampau, masih belum ada Buddha Amitabha, jadi
apa yang harus diandalkan para Buddha di sepuluh penjuru untuk
membabarkan Pintu Dharma ini?
Yang ketiga, ajaran para Buddha adalah serupa, metode praktis yang
dibabarkan juga tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, hanya
saja tekad yang diikrarkan oleh Buddha Amitabha semasa melatih diri,
sedemikian istimewanya, maka itu setelah mencapai KeBuddhaan,
dalam hal memberi manfaat bagi semua makhluk juga sedemikian
istimewanya.
74
Praktisi senior jaman dulu berkata : “Para Buddha di sepuluh penjuru
dari tiga masa, Buddha Amitabha merupakan yang terunggul”.
107. Pertanyaan :
75
108. Pertanyaan :
Seberapa banyak jasa kebajikan yang ada maka seberapa banyak pula
mengeliminasi dosa berat samsara. Tetapi untuk terlahir ke Alam
Sukhavati, mesti menuruti ajaran Buddha Sakyamuni yakni melafal
Amituofo.
109. Pertanyaan :
76
Mantra dan sutra kalau sejak awal sudah membacanya, maka
lanjutkan saja apa yang sudah ada sebelumnya, tidak perlu diabaikan,
hanya saja setiap hari cuma baca sekali saja sudah cukup, sedangkan
melafal Amituofo, hendaknya dilakukan siang malam 24 jam
berkesinambungan tak terputus, inilah yang disebut dengan pikiran
suci melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus.
Kalau bisa diubah tentu ada manfaatnya, melatih diri secara campur
aduk membuat pikiran jadi bercabang-cabang.
110. Pertanyaan :
77
Kalau tidak ada guru yang mendampingi, lalu anda sembarangan
duduk bersila dan memejamkan mata, maka ditakutkan anda akan
jatuh ke dalam jalan menyimpang, sekujur tubuh terasa berguncang
masih merupakan persoalan kecil, dengan melatih diri secara
membabi buta, yang lebih ditakutkan adalah munculnya fenomena
kerasukan Mara.
111. Pertanyaan :
Saat menjelang ajal kalau masih bisa mengingat Buddha maka pikiran
takkan goyah, pasti bisa terlahir ke Alam Sukhavati, kalau tidak
demikian, meskipun cuma melafal di mulut, tapi di hati tidak
difokuskan pada Buddha, maka hasilnya juga tidak begitu efektif.
78
112. Pertanyaan :
Saat menjelang ajal, mesti melafal Amituofo dengan jelas barulah bisa
terlahir ke Alam Sukhavati, kalau tidak demikian, maka meskipun
sepanjang hidup melafal Amituofo, juga bisa jatuh ke tiga alam
penderitaan.
Kemudian yang kedua adalah cara. Aliran Sukhavati sejak tempo dulu
sudah mempunyai tradisi membantu pasien melafal Amituofo, kini di
berbagai wilayah juga telah berdiri kelompok Zhu Nian (kelompok
yang membantu melafal Amituofo).
Tetapi yang paling terakhir, apakah bisa berhasil atau tidak terlahir ke
Alam Sukhavati, semuanya ini ada pada sebersit niat pikiran terakhir
pasien, apakah sebersit niat pikiran terakhir adalah mengingat Buddha
Amitabha dan melafal Amituofo. Maka itu berhasil atau gagal
memperoleh pembebasan adalah terpulang kembali pada diri sendiri.
80
113. Pertanyaan :
Jadi kondisi batin yang dicapai oleh Master Shandao, pasti telah
mencakup baik kemampuan gaib maupun mukjizat. Memperoleh
mukjizat pasti akan muncul kemampuan gaib, munculnya kemampuan
gaib pasti sudah memperoleh mukjizat, kedua hal ini memiliki kaitan
yang erat.
Melafal Amituofo dan keluar rupang Buddha dari mulut, sudah jelas
sedang memperagakan kepada para makhluk, kemampuan gaib yang
dihasilkan dari melafal Amituofo, tujuannya adalah mempengaruhi
dan menyelamatkan para makhluk, juga boleh dikatakan sebagai
mukjizat, kalau mengatakannya sebagai kemampuan gaib, juga boleh.
114. Pertanyaan :
81
melafal nama Bhaisajyaguru Buddha maka terlahir di Tanah Suci
penjuru timur.
82
115. Pertanyaan :
83
116. Pertanyaan :
117. Pertanyaan :
Pertanyaan ini, praktisi senior jaman dulu, sejak awal sudah
melampirkan penjelasannya di halaman belakang buku sutra, setelah
membacanya maka akan memahami jawabannya. Di sini ditambahkan
lagi beberapa kalimat:
Yang pertama, pikiran yang tidak terfokus maka tidak bisa terlahir ke
Alam Sukhavati, nafsu cinta tidak berat maka takkan bertumimbal
lahir di alam saha. Kalau pikiran terfokus maka bisa terlahir ke Alam
Sukhavati selamanya takkan mengalami kemunduran lagi, sedangkan
khayalan yang terlampau banyak, akan jatuh ke dalam lingkaran
tumimbal lahir.
Dunia kita ini adalah tanah keruh, terlahir ke dunia ini, tidak ada
jodoh yang tidak membuat kita menambah berat nafsu diri, maka itu
sebagian besar praktisi akan mengalami kemerosotan batin.
85
Secara sederhana dapat dijelaskan sedemikian rupa, sedangkan untuk
lebih terperinci adalah sulit untuk diungkapkan keseluruhannya.
118. Pertanyaan :
Kalau begitu, bukankah juga sama kalau kita lahir di Tanah Suci
penjuru timur? Lagi pula melafal nama Bhaisajyaguru Buddha, pada
masa kehidupan sekarang mau harta dapat harta, memohon apa saja
akan terkabul, kenapa tidak sekarang saja menikmati keuntungan ini,
barulah kemudian terlahir di penjuru timur? Bukankah dengan
demikian lebih nyaman daripada bertekad terlahir ke Alam Sukhavati
di penjuru barat?
86
Membaca sutra itu tidak boleh gegabah, tiba waktunya dipergunakan
malah tidak bisa efektif, akhirnya Buddha pula yang disalahkan.
119. Pertanyaan :
87
Dimanakah letak kesalahan pelatihan diriku? Mohon ceramahnya.
mulut, telinga mendengar suara lafalan dan masuk kembali ke dalam
hati, ditambah dengan keyakinan dan tekad, pikiran tidak bercabang,
maka pasti berhasil menyempurnakan karma suci, buat apa mesti
melakukan visualisasi!
120. Pertanyaan :
89
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Sutra dengan jelas memberitahukan pada kita, dengan hati yang paling
tulus melafal sepatah Amituofo, dapat mengeliminasi 8 miliar kalpa
dosa berat samsara. Anda telah memperoleh harta karun, kenapa pula
masih mencari metode lainnya?
Lagi pula anda selalu teringat sudah bertahun-tahun tubuh anda didera
penyakit, kemelekatan yang begitu berat pada tubuh jasmani,
mendambakan alam saha dengan terlalu mendalam.
90
terlahir ke Alam Sukhavati, menyingkirkan Mara, menyembuhkan
penyakit, harus memiliki keteguhan hati, tidak boleh tergoyahkan.
Ini adalah menfokuskan diri melatih satu Pintu Dharma yakni melafal
Amituofo, jangan lagi mempunyai niat lain yang bercabang-cabang.
121. Pertanyaan :
Ini adalah kejadian pada kalpa lampau yang tak terhingga, sedangkan
perjalanan sejarah baru berlangsung selama lima ribu tahun.
kembali lagi, menuju ke Alam Sukhavati menjadi Bodhisattva,
membantu Buddha Amitabha menjemput para makhluk, Beliau adalah
Bodhisattva Avalokitesvara.
Lagi pula Buddha dan Bodhisattva selama kalpa yang tak terhingga,
tekun melatih diri, tubuh Mereka mana mungkin cuma ada satu saja?
Apa saja dibabarkan oleh Sang Buddha di dalam sutra, bila ingin
dijelaskan secara terperinci, mustahil bisa selesai bukan?
122. Pertanyaan :
Melafal “Namo Amituofo” sebagai ungkapan hormat, sedangkan
melafal “Amituofo” lebih praktis. Melafal Amituofo dengan ritme
terlalu cepat atau terlalu lambat juga tidak boleh. Hendaknya tidak
cepat juga tidak lambat, pikiran tenang dan tidak tegang, hati damai,
barulah bisa efektif.
123. Pertanyaan :
Kalau mengenai apakah ada orang yang pernah melihat Buddha dan
Bodhisattva, tentu saja ada, di dalam kisah para praktisi yang terlahir
di Alam Sukhavati banyak tercatat.
124. Pertanyaan :
93
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
125. Pertanyaan :
Anda belajar Ajaran Buddha dari siapa, maka tanya saja lebih
terperinci padanya tentang cara melafal Amituofo. Atau sebaiknya
baca dulu buku-buku Aliran Sukhavati, pahami dulu teori dengan jelas.
94
Kalau tidak demikian, oleh karena keraguan maka akan mudah jatuh
ke dalam jalan menyimpang, mengundang fenomena kerasukan Mara.
Buku yang anda baca tersebut tidak cocok dibaca oleh praktisi pemula,
meskipun sudah dibaca, anda juga takkan memahaminya. Belajar itu
ada urutannya, sifat yang tergesa-gesa dan gegabah hanya akan
mendatangkan kerugian dan tiada manfaatnya!
126. Pertanyaan :
95
Selain sepatah Amituofo, segala bentuk-bentuk pikiran lainnya harus
dilepaskan. Selain itu juga tidak membunuh, tidak mencuri, tidak
melakukan perbuatan asusila dan tidak berbohong, banyak beramal
(beramal tidak mesti mengeluarkan uang, jadi jangan salah tafsir),
supaya dapat mengeliminasi rintangan Mara.
127. Pertanyaan :
96
2. Dalam hal ketrampilan diri juga tidak ada perbedaan antara
anggota Sangha dan praktisi awam.
Jadi tidak ada keharusan kalau anggota Sangha harus melatih pintu
Dharma yang mana, lalu umat berkeluarga cuma boleh melatih
metode yang mana. Sedangkan mengenai waktu dan fenomena
istimewa, semuanya ini tergantung pada ketekunan melatih diri dalam
waktu keseharian.
128. Pertanyaan :
97
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
98
129. Pertanyaan :
Orang buta, tuli dan bisu termasuk di dalam “Delapan Kondisi Yang
Tidak Menguntungkan Untuk Menjalani Kehidupan Suci (Akkhana
asamaya brahmacariyavasaya), menghalanginya menerima Buddha
Dharma. Tetapi Buddha Dharma adalah tak terbayangkan, dapat
mengeliminasi dosa semua manusia.
130. Pertanyaan :
99
Saya jadi herann, kenapa penjuru tiimur yang disebutkaan dulu? Terus
T
menggenai penjuuru bawahh dan atas,, kenapa pula
p penjurru bawah yyang
diseb
butkan duluu?
1311. Pertaanyaan :
100
1322. Pertaanyaan :
1333. Pertaanyaan :
101
134. Pertanyaan :
Lobha, dosa dan moha disebut sebagai tiga racun, menghentikan tiga
racun tentunya adalah jalan benar. Bila dapat menghentikannya maka
saat menjelang ajal pikiran takkan goyah.
102
Lebih baik menfokuskan pikiran pada pelafalan Amituofo, sehingga
lafalan Amituofo dapat berkesinambungan tak terputus, tak peduli
kondisi batin yang bagaimanapun juga, baik atau buruk, janganlah
dihiraukan, hanya menfokuskan pikiran dalam sepatah Amituofo,
inilah yang disebut pikiran benar.
Pikiran dan suara yang melafal Amituofo tidak saling terjalin, inilah
yang disebut sebagai “goyah”.
135. Pertanyaan :
Juga oleh karena sutra Ajaran Buddha itu banyak sekali, dan setiap
sutra juga merupakan mustika, tetapi usia kita sangat pendek, setiap
sutra juga ingin dijadikan pegangan, sungguh sulit sekali, akhirnya
saya cuma memilih “Pu Men Pin” dan “Amitabha Sutra” untuk dibaca
saat melakukan kebaktian pagi dan sore.
Setiap pagi pukul lima atau enam pagi saya melakukan kebaktian pagi
dengan membaca “Pu Men Pin”, pukul 11 malam hari saya
melakukan kebaktian sore dengan membaca “Amitabha Sutra”, selesai
itu melafal Amituofo ribuan kali.
103
Apakah cara saya melatih diri seperti begini sudah tepat? Apakah
boleh kalau tidak diiringi memukul alat kebaktian?
Ketrampilan melatih diri itu haruslah terfokus, kalau banyak jadi tidak
terfokus, malah sebaliknya jadi tidak efektif. Lihatlah para praktisi
Zen, bukankah satu kalimat harus direnungkan seumur hidup?
104
136. Pertanyaan :
137. Pertanyaan :
105
Katanya melafal Amituofo hanya bisa mengeliminasi karma lampau,
dengan syarat tidak menciptakan karma baru lagi. Bagaimana yang
disebut sebagai karma lampau?
138. Pertanyaan :
tahap pikiran terfokus, bahkan tidak memiliki keyakinan pasti bisa
berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, sekarang saya malah
melimpahkan jasa agar mendiang ayahbunda saya bisa terlahir ke
Alam Sukhavati?
Pintu Dharma Tanah Suci adalah Jalan Bodhisattva, maka itu harus
membangkitkan tekad untuk menyelamatkan diri sendiri juga
menyelamatkan orang lain, meskipun sekarang masih belum memiliki
kekuatan untuk menyelamatkan para makhluk, tetapi diri sendiri telah
menanam benih untuk menyelamatkan semua makhluk, asalkan
mempunyai niat begini barulah bisa terlahir ke Alam Sukhavati. Jadi
untuk terlahir ke Alam Sukhavati, terlebih dulu harus mempunyai
modal, yakni niat untuk menyelamatkan makhluk lainnya, setelah
berhasil mencapai KeBuddhaan di Alam Sukhavati, lalu kembali lagi
untuk menyelamatkan makhluk lainnya.
pertama adalah “berbakti pada ayahbunda,menghormati guru,
berwelas asih tidak membunuh, mengamalkan sepuluh kebajikan”.
139. Pertanyaan :
140. Pertanyaan :
Sebagai praktisi Tanah Suci, apakah perlu belajar sutra aliran lainnya?
Salah satu dari “Empat Tekad Bodhisattva” bunyinya adalah
“Bertekad mempelajari pintu Dharma yang tak terhingga”, ini adalah
prinsip Buddha Dharma Mahayana, tak terkecuali pula Aliran Tanah
Suci.
Tetapi dalam belajar harus tahu urutan awal dan akhirnya, mana yang
harus diutamakan, kalau saja pelajaran intinya saja tidak dikuasai
dengan benar, lalu belajar aliran lainnya, takutnya bukan saja ajaran
orang lain tidak berhasil dikuasai, bahkan ajaran sendiri juga gagal
dipelajari.
141. Pertanyaan :
109
Jika ternyata sudah mengambil Visudhi Trisarana, hendaknya
menjauhi segala aliran luar. Kalau mencampuradukkan yang benar
dengan yang sesat, maka melatih diri jadi tidak benar lagi.
142. Pertanyaan :
110
Bodhisattva Avalokitesvara melambangkan karuna (belas kasih
universal) dan Bodhisattva Mahasthamaprapta melambangkan prajna
(kebijaksanaan).
143. Pertanyaan :
111
menuntunnya ke arah yang baik? Jadi hanya boleh maju dan tidak
boleh mundur ya.
144. Pertanyaan :
Budd dha adalah orang yanng memahaami Hukum
m Sebab Akibat,
A jadii apa
lagi yang
y perlu anda khawwatirkan?
1455. Pertaanyaan :
113
146. Pertanyaan :
147. Pertanyaan :
pengamalan pendukung. Pengamalan utama adalah melafal Namo
Amituofo, pengamalan pendukung adalah memperbanyak berbuat
kebajikan, menjalin jodoh baik. Kedua hal ini haruslah sejalan.
Di dalam sutra telah tertera dengan jelas “tidak boleh kekurangan akar
kebajikan, berkah kebajikan dan jalinan jodoh, barulah bisa terlahir ke
Alam Sukhavati”.
Kalau sudah tahu bersalah dan tidak sudi memperbaiki diri, maka
dengan sendirinya kekurangan berkah kebajikan dan jodoh pendukung.
Di dalam “pengamalan” sudah terdapat kekurangan.
148. Pertanyaan :
menghasilkan kacang! Benih sebab dari Pintu Dharma Tanah Suci
adalah melafal Amituofo, jasa kebajikan lainnya misalnya memberi
ceramah dan sebagainya, hanyalah sebagai jodoh pendukung saja.
149. Pertanyaan :
116
150. Pertanyaan :
117
151. Pertanyaan :
152. Pertanyaan :
Apakah masih perlu menanti hingga ajal menjelang barulah bisa
terlahir ke Alam Sukhavati?
153. Pertanyaan :
Melafal Amituofo itu adalah melafal Amituofo yang ada di dalam hati
atau yang ada di luar? Ketika melafal Amituofo, hati dan Buddha
adalah menyatu, hati adalah Buddha, jadi melafal Amituofo adalah
melafal hati.
Kalimat yang anda tulis, meskipun berasal dari buku, tetapi anda
sesungguhnya tidak memahami apa yang disebut sebagai hati dan
Buddha menyatu, hati adalah Buddha dan sebagainya. Silap sedikit
saja, maknanya sudah beda jauh sekali! Saya sendiri selama 40 tahun
terakhir juga hanya bisa memahami secuil saja.
119
Maka itu lebih baik tidak menghiraukan segalanya, hanya
menfokuskan pikiran melafal Amituofo, kerahkan segenap perhatian
ke dalam sepatah Amituofo, melafal sendiri mendengar sendiri, pasti
akan memperoleh manfaatnya.
154. Pertanyaan :
“Melatih sekaligus Aliran Dhyana dan Aliran Tanah Suci bagaikan
mengenakan tanduk macan”. Jadi bagaimana boleh bilang Aliran
Dhyana dan Aliran Sukhavati tidak boleh dilatih secara bersamaan?
155. Pertanyaan :
121
Apakah hal ini adalah benar adanya?
156. Pertanyaan :
berlangsung hingga usia manusia mencapai 84 ribu tahun. Selanjutnya
setiap melewati seratus tahun usia manusia berkurang setahun,
pengurangan ini terus berlangsung hingga usia manusia tinggal 10
tahun saja.
157. Pertanyaan :
123
Kebahagiaan itu dapat dibagi 2 yakni kebahagiaan awam dan
kebahagiaan Dharma. Tujuh mustika dan berbagai kewibawaan
lainnya disebut sebagai kebahagiaan awam, semua ini dibabarkan
kepada para makhluk dari alam saha, menuruti tabiat kita, sehingga
muncul kekaguman di hati kita dan bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.
158. Pertanyaan :
Mengapa ada dua kalimat yang penyampaiannya berbeda?
159. Pertanyaan :
125
Niat yang dibangkitkan tidak benar dan cara melatih diri yang tidak
benar merupakan alasan utama. Berulang kali telah ditekankan bahwa
terlahir ke Alam Sukhavati bukan untuk menikmati kesenangan, tetapi
demi menyelamatkan para makhluk, hanya setelah terlahir ke Alam
Sukhavati, memasuki “Universitas Tanah Suci Sukhavati”, belajar
dibawah bimbingan Buddha Amitabha, barulah punya kemampuan
untuk menyelamatkan para makhluk.
160. Pertanyaan :
Ini adalah upaya kausalya dan nasehat dari Master Yanshou yang
ditujukan kepada para praktisi Aliran Dhyana, oleh karena untuk
mencapai kondisi batin Dhyana adalah tinggi dan jauh, sedangkan
metode Tanah Suci lebih bisa diandalkan, maka itu mengapa
dikatakan melatih sekaligus Aliran Dhyana dan Aliran Sukhavati,
bagaikan mengenakan tanduk macan.
126
Tetapi praktisi yang hendak beralih dari Aliran Sukhavati masuk ke
Aliran Dhyana, bukanlah setiap orang sanggup melakukannya, kalau
dipaksakan tentunya akan kehilangan ketrampilan yang telah dilatih
sebelumnya.
161. Pertanyaan :
Ada orang yang bilang, saat hidup tidak ada kerisauan, saat mati tidak
ada kekhawatiran, hanya praktisi pelafal Amituofo sejati yang mampu
mewujudkannya, maka itu hal utama di dunia ini adalah melafal
Amituofo, bagaimana menjelaskan kalimat ini?
127
162. Pertanyaan :
Walaupun dia memiliki keyakinan dan tekad yang begitu kuat, juga
menfokuskan pikiran melafal Amituofo, meskipun dia telah
mempersiapkan bekal terlahir ke Alam Sukahvati, oleh karena dengan
hati yang paling tulus melafal sepatah Amituofo, dapat mengeliminasi
8 miliar kalpa dosa berat samsara, dia begitu tulus yakin pada
kekuatan penyelamatan Buddha Amitabha, dengan sendirinya oleh
karena melafal Amituofo memperoleh pemberkatan kekuatan maitri
dan terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi oleh karena tidak
membangkitkan Bodhicitta, maka itu untuk sementara dia masih
128
memiliki jarak dengan pencapaian KeBuddhaan, hanya bisa mencapai
tingkatan setara Dewa, Manusia atau Sravaka saja.
163. Pertanyaan :
Dunia yang kita huni ini hanyalah sebutir debu di dalam maha ribu
dunia, ambil saja contohnya wilayah Tiongkok hanyalah satu bagian
kecil dari sebutir debu. Tetapi dalam kurun waktu lebih dari seribu
tahun, terdapat begitu banyak Guru Sesepuh dan praktisi senior Aliran
Sukhavati, lahir di negeri leluhur kita, mana boleh dibilang sedikit?
129
1644. Pertaanyaan :
130
165. Pertanyaan :
166. Pertanyaan :
131
167. Pertanyaan :
168. Pertanyaan :
132
memanggil ayahbundanya, ayahbunda tanpa menghiraukan bahaya
yang mengancam, pasti akan segera menolong buah hatinya!
169. Pertanyaan :
Selanjutnya “Aparimitayur-jnana-hrdaya-dharani(sutra)”
menyebutkan bahwa : “Pada masa lampau ada sebuah kerajaan yang
bernama Miao Xi, rajanya bernama Kausika. Saat itu kakeknya
bernama Raja Qing-tai, ayahandanya bernama Raja Cakravartin Yue
Shang, ibundanya bernama Permaisuri Shusheng Miaoyan,
melahirkan tiga putra, putra sulung bernama Yue Ming, putra kedua
bernama Kausika, putra bungsu bernama Di Zhong”.
133
Jawaban ini cukup jelas buat disampaikan pada penanya tersebut.
Meyakini Ajaran Buddha perlu adanya jodoh, kalau hanya
mengajukan pertanyaan ini sebagai syarat untuk meyakini Ajaran
Buddha, maka hatinya tidaklah tulus.
170. Pertanyaan :
Menurut apa yang tercantum di dalam sutra, cuma melafal tujuh hari
saja, waktunya cukup pendek, jadi kalau orang awam cuma melafal
Amituofo tujuh hari saja, apakah juga bisa terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati? Dan apakah perlu tiap hari melafal Amituofo
berkesinambungan sampai saat ajal menjelang?
134
Sukhavati. Andaikata tidak berhasil mencapai pikiran terfokus, juga
sudah menanam akar kebajikan dengan sangat mendalam.
Setelah mencapai pikiran terfokus, tetap saja setiap hari harus melafal
Amituofo berkesinambungan tak terputus, sampai saat ajal menjelang,
Buddha Amitabha datang menjemput. Kalau di pertengahan terputus,
berarti mengalami kemunduran, harapan terlahir ke Alam Sukhavati
juga pupus sudah.
171. Pertanyaan :
172. Pertanyaan :
Sutra telah menyebutkan dengan jelas : “Dari alam saha yang kita
huni ini menuju ke arah barat, melewati sepuluh triliun alam para
Buddha, terdapat sebuah alam yang disebut sebagai Alam Sukhavati”.
Jadi tidak berada dalam Planet Bumi.
173. Pertanyaan :
Bodhicitta, kelak setelah berhasil mesti kembali lagi menyelamatkan
makhluk lainnya, jadi tidak bersantai ria di Alam Sukhavati,
menikmati berkah sendirian.
174. Pertanyaan :
Menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma tentunya yang paling bagus,
tetapi mesti memiliki pendirian yang teguh pada tujuan yang hendak
dicapai, jangan sampai terpengaruh dan goyah oleh godaan luar.
175. Pertanyaan :
137
Tetapi bila dilihat secara keseluruhan, walaupun praktisi pelafal
Amituofo itu banyak jumlahnya, tetapi yang berhasil cuma sedikit.
Oleh karena poin pentingnya terletak pada “pikiran terfokus”,
sungguh bukan merupakan hal yang gampang.
138
Banyak orang yang gagal terlahir ke Alam Sukhavati adalah
dikarenakan keyakinannya tidak benar, tekadnya tidak bulat, pikiran
sucinya juga selalu terputus, tidak mampu senantiasa dibangkitkan.
Orang-orang begini hatinya selalu terbang melayang, tidak terfokus,
berkeliaran ke sana kemari, tidak punya ketetapan hati, dengan
sendirinya tidak memiliki kesempatan terlahir ke Alam Sukhavati.
176. Pertanyaan :
139
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
177. Pertanyaan :
140
178. Pertanyaan :
179. Pertanyaan :
Bodhisattva yang datang dari Alam Sukhavati, apakah anda bisa
mengenaliNya satu persatu?
180. Pertanyaan :
Praktisi yang kembali lagi itu jumlahnya tidak sedikit, tetapi mata
kasar kita ini tidak mampu mengenali Mereka, pada jaman dulu,
Bhiksu Feng Gan merupakan salah satu contohnya. Alam Sukhavati
dibabarkan langsung oleh Buddha Sakyamuni, para Guru Sesepuh
juga telah memberikan bukti nyata pada kita semuanya, apakah anda
tidak mendengarnya?
181. Pertanyaan :
Sutra menyebutkan : “Dari alam yang kita huni ini menuju ke arah
barat, melewati sepuluh triliun alam para Buddha, ada sebuah alam
yang disebut dengan Alam Sukhavati”. Jarak yang begitu jauh, apa
tidak terlalu samar-samar?
142
Kalau memang Buddha Amitabha punya kemampuan serba bisa,
kemampuan gaib yang tanpa batas, kenapa tidak ubah saja Triloka
jadi Tanah Suci? Kenapa pula kita diharuskan melafal namaNya baru
bisa terlahir ke Alam Sukhavati?
Sistem Tata Surya terdiri dari sembilan planet, dan astronom masih
menemukan banyak galaksi lainnya, bukankah ini lebih samar-samar
lagi? Sutra memberitahukan pada kita bahwa hati, Buddha dan
makhluk adalah tiga hal yang tidak berbeda, hanya mengetahui bahwa
Sang Buddha itu mempunyai kemampuan serba bisa, sesungguhnya
hati juga sedemikian rupa, memiliki kemampuan serba bisa!
Hati yang suci barulah ada Tanah Suci, hati yang keruh hanya bisa
memunculkan tanah keruh. Dunia ini sesungguhnya tidak suci juga
tidak keruh, suci dan keruh itu muncul dari hati!
Buddha adalah suci, melafal nama Buddha adalah hati yang suci, hati
yang suci memunculkan Tanah Suci, sebaliknya tidak melafal nama
Buddha adalah hati yang keruh, hati yang keruh memunculkan tanah
keruh.
143
semua makhluk sebagai putra Buddha, maka itu seluruh dunia adalah
Tanah Suci.
Setelah memahami bahwa maha ribu dunia adalah tercipta dari hati
dan pikiran, bila ingin membangkitkan hati yang suci maka
diperlukan maitri karuna yang luas tanpa batas, inilah alasan mengapa
Sang Buddha senantiasa memikirkan para makhluk.
182. Pertanyaan :
144
kenapa Buddha Sakyamuni malah jarang membabarkan Pintu Dharma
ini, paling tidak cuma tiga jenis sutra dan satu sastra saja bukan?
Kalau dikatakan Pintu Dharma Tanah Suci lebih bagus daripada pintu
Dharma lainnya, bukankah ini berarti umat pada periode berakhirnya
Dharma pahalanya lebih besar daripada praktisi pada periode Dharma
Sejati (Saddharma) dan periode Dharma Mirip?
145
Jadi harus bagaimana lagi barulah disebut sebagai memuji? Apakah
harus menghapus seluruh ajaran sutra lainnya, hanya membabarkan
tentang Tanah Suci saja barulah dianggap memuji?
183. Pertanyaan :
baik, dimana letak kebaikannya? Apakah ini merupakan jalan ke tiga
alam bajik atau Alam Sukhavati?
Saat menjelang ajal empat unsur (tanah, air, api, angin) mulai berpisah,
sulit untuk melakukan perenungan, hanya melafal Amituofo barulah
bisa diandalkan. Merenungkan aula penerimaan sila memang bagus,
ini mengajari manusia agar meninggalkan kesan yang bajik dalam
pikiran, daripada muncul bentuk pikiran duniawi, sehingga jadi
masalah.
184. Pertanyaan :
147
duduk maupun berbaring boleh melafal Amituofo di dalam hati,
begini juga bisa terlahir ke Alam Sukhavati.
185. Pertanyaan :
Apakah ada anak muda yang melafal Amituofo, lalu terlahir ke Alam
Sukhavati dalam usia muda?
Tak peduli melakukan hal apa saja, juga harus dimulai sejak usia dini.
Contohnya menanam pohon harus dimulai dari tunas. Terlahir ke
Alam Sukhavati menunjukkan bahwa masa hidup di dunia ini telah
habis atau berakhir, jadi bukan berarti melafal Amituofo bisa lebih
cepat mati.
Tetapi di jalan menuju alam baka, tiada perbedaan orang tua dan anak
muda, yang penting adalah membuat persiapan sejak usia dini barulah
lebih bisa diandalkan.
186. Pertanyaan :
148
Ajaran Sukhavati merupakan Pintu Dharma Mahayana, jasa kebajikan
adalah memberi manfaat bagi makhluk lainnya, jadi melafal Amituofo
dan menimbun jasa kebajikan haruslah sejalan.
187. Pertanyaan :
Amitabha, melafal Amituofo akan terjalin dengan Buddha Amitabha,
teringat kebencian akan membuat tembok pemisah dengan Buddha
Amitabha, jadi apakah masih perlu dibahas tentang kelahiran ke Alam
Sukhavati?
188. Pertanyaan :
Saat menjelang ajal ada Mara yang menjelma jadi Buddha Amitabha
datang menjemput, jadi harus bagaimana?
150
189. Pertanyaan :
190. Pertanyaan :
151
Kalau memang begini katanya, maka apakah orang jahat juga boleh
melafal Amituofo sepuluh kali saja lalu sudah bisa terlahir ke Alam
Sukhavati? Lalu maksud dari sepuluh lafalan ini adalah dilafal setiap
hari atau saat menjelang ajal baru melafalnya?
Bersambung ke Buku 2
152
Daftar
Pustaka
淨土法門疑難問題解答
http://www.minlun.org.tw/1pt/1pt‐2‐1/books/0344.htm
Arsip
Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
www.menfokuskanpikiran.blogspot.com
153
154