Dari Bahagia
Menuju Kebahagiaan
Dikutip Dari :
Judul :
從樂入樂
www.smamituofo.blogspot.com
2
Daftar Isi
Hal
3
Bentuk istirahat yang bagus………………………………37
Cahaya Pembebasan………………………………..…….…….……..39
Cahaya Sukacita……………………………..……………………..41
Jasa kebajikan Buddha……………………………………43
Keyakinan mendalam adalah kekuatan besar……………46
4
Bukan dilihat dari kurun waktu dan
pengalaman
5
Melafal Amituofo adalah niat pikiran yang seketika
juga terfokus
6
hal lainnya, terpikir sup kacang merah yang sedang anda masak,
khawatir akan masak sampai gosong : terpikir anak yang hendak pergi les
private, entah harus diberi makan apa? Selalu saja Buddha Amitabha
kalah penting dari sup kacang merahmu, selalu kalah dibandingkan
dengan urusan sepele anakmu, bila menggunakan hati yang sedemikian,
mungkin melafal sampai seratus tahun juga tak sampai satu lafalan pun
yang “terjalin dengan Buddha”. Ada orang yang melafal Amituofo sambil
berpikir : Hari ini orang itu memarahi saya dan suka membanggakan diri,
apa maksudnya? Orang yang selalu memikirkan orang lain, diriku, benar
salah, untuk melafal Amituofo, maka walaupun melafal sampai seribu
tahun juga takkan terjalin dengan Buddha Amitabha.
7
Perumpamaan dua sisi timbangan
8
Perumpamaan dua sisi timbangan
9
Satu niat tulus dapat mengubah nasib
10
Satu niat tulus dapat mengubah nasib
Bila saya dapat hidup sampai usia 80 tahun, sepertinya masih bisa
melatih diri sampai kurun waktu yang lama, juga lebih memiliki jaminan,
sesungguhnya belum tentu. Karena segalanya diliputi oleh
ketidakpastian, hal di dunia ini dipenuhi perubahan, juga belum tentu
lebih baik. Andaikata ada orang yang menvonis usia kita cuma tersisa
satu tahun, yang berarti kita cuma punya waktu setahun untuk
mempersiapkan diri, begitu juga bagus, karena perjalanan singkat lebih
baik daripada perjalanan panjang.
11
Menfokuskan pikiran pada Buddha
12
Membangkitkan keyakinan dan kekuatan tekad,
menfokuskan pikiran pada Buddha.
13
Buat apa merasa risau!
14
Memikirkan “kekhawatiran” dan “keraguan” ----
menfokuskan pikiran dengan salah.
15
“Keyakinan pada Buddha” juga sama halnya, bila yakin maka takkan
risau. Bila kita yakin akan kekuatan maitri karuna Buddha Amitabha dan
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, Buddha pasti akan mengetahuinya,
akan datang menjemput kita, buat apa kita mengkhawatirkan hal ini?
Apakah anda ragu kalau Buddha tidak dapat mendengar kamu sedang
melafal nama Nya? Atau ketika saat ajal Buddha tertidur dan lupa
menjemput anda? Atau meragukan Buddha kebingungan tidak tahu anda
sedang membangkitkan tekad untuk terlahir ke Alam Sukhavati?
Buddha Amitabha memiliki kekuatan gaib maha besar, mana mungkin
begitu parah, sehingga kita tak sudi meyakini Nya! Karena itu tidak perlu
anda selalu merisaukan dan meragukan Nya !
16
Kapal Tekad
17
“Rintangan karma” ibarat batu berat yang pasti
tenggelam, namun jika ditaruh di atas “kapal tekad”
maka dapat terapung.
18
Papa Amituofo
19
Kehidupan masa lampau dan masa kini --- tumpukan
beban hutang
20
Memahami Hati Buddha
21
Memahami Hati Buddha dapat diyakini --- segenap hati
melafal Amituofo memperoleh bantuan dari Buddha.
22
Menghadap pada channel yang tepat
23
Melafal Amituofo harus menghadap pada channel yang
tepat. Menjadi pengendali diri sendiri.
24
kali “Amituofo”, jika selama melafal sepuluh kali pelafalan tidak timbul
pikiran lain, maka ini berarti anda memiliki sedikit dasar. Bila baru saja
melafal satu dua kali lafalan sudah teringat pada bakpau kacang di
kulkas yang hampir rusak, tidak dipanaskan sebentar tidak bisa :
terpikir lagi bajuku yang begitu cantik telah berlubang digigit serangga,
sungguh disayangkan, sebentar memikirkan ini sebentar memikirkan itu,
terus mengkhawatirkan segala macam besi karatan di alam saha, benda
yang sedikitpun tak bernilai, ini menandakan hati kita diikat oleh sesuatu
dengan sangat erat, sehingga tidak dapat menjadi pengendali diri.
25
Kerinduan yang sesungguhnya
26
Kerinduan yang sesungguhnya --- setiap saat tak
terpisahkan.
Sebaliknya, bila ada seorang anak lainnya, harus ada orang lain yang
memberinya peraturan --- kamu di kamar ini harus mulai belajar
memanggil mama selama satu jam, maka dia pun mulai belajar memanggil
mama : “Mama, mama, mama ............ “, setelah memanggil mama selama
satu jam dia pun keluar bermain-main, dan melupakan sosok mama. Bila
ada makanan istimewa, dia menghabiskannya sendiri dan takkan terpikir
pada mama; baik menonton di bioskop maupun keluar jalan-jalan dia
27
melupakan mama yang selalu menantinya pulang makan di rumah; ketika
berkelahi dengan orang lain dan terluka, membiarkan mama sangat risau,
dia juga tak peduli. Tentunya anda takkan menganggap bahwa anak
semacam ini ada memikirkan mamanya. Demikian pula halnya dengan
melafal Amituofo, praktisi sekalian begitu pintar tentu dapat
memahaminya sendiri.
28
Semangat Buddha Amitabha
29
Melafal Amituofo harus memiliki semangat Buddha
Amitabha, bukan hanya menunaikan kebaktian di vihara
saja.
30
Jangan salah menfokuskan pikiran
31
Jangan salah menfokuskan pikiran --- lebih memilih
“irama lain” daripada “mendengar nama Buddha”,
menciptakan rintangan sendiri, kehilangan manfaat jasa
kebajikan
33
Tubuh dan pikiran harus rileks
34
Sewaktu melafal Amituofo, tubuh dan pikiran harus
rileks dan bersikap hormat ( tak perlu tegang dan kaku)
35
Hati yang melafal Amituofo harus bagaikan awan-awan, bagaikan
angkasa luas. Kita mengetahui bahwa awan dan es beku adalah
terbentuk dari air, namun tahapan kelembutan mereka tidak sama, es
beku bentuknya keras dan dingin, juga polanya tetap, satu persatu
bongkahan es batu saling berbenturan dan pecah. Sedangkan awan
sangat lembut dapat memenuhi angkasa luas, masing-masing
berkembang dengan sendirinya. Pikiran yang melafal Amituofo juga sama,
jika jiwa raga seperti es batu yang sangat keras, satu persatu
bongkahan es tidak bisa mencair, dengan Buddha tidak dapat berbaur.
Jika bisa seperti awan pelangi, berjalan di langit yang cerah, menembusi
seluruh pelosok, maka mudah terjalin dengan cahaya tanpa batas dan
usia tanpa batas.
36
Bentuk istirahat yang bagus
37
Kerahkan seluruh kekuatan pikiran, fokuskan ke dalam
melafal “ satu huruf ”, lepaskanlah yang lainnya.
38
Cahaya Pembebasan
39
Buddha Amitabha juga adalah Buddha Cahaya
Pembebasan
Kita tahu bahwa salah satu nama lain dari Buddha Amitabha adalah
“Cahaya Pembebasan”. Ketika kita melafal huruf “A”, kita harus dengan
rileks mengeluarkan suara ini, dengan sendirinya akan meredakan
kejenuhan, penderitaan, dan kerisauan kita. Jika kita dapat melepaskan
kerisauan kita, membebaskan nya sampai habis, maka akan
memancarkan “cahaya pembebasan” yang terjalin dengan Buddha.
40
Cahaya Sukacita
41
Buddha Amitabha juga adalah Buddha “Cahaya
Sukacita”.
42
Jasa kebajikan Buddha
43
Melafal Amituofo menjadikan jasa kebajikan Buddha
sebagai jasa kebajikan diri sendiri,ibarat makan buah
memperoleh seluruh saripatinya
Pada suatu hari dia berkelana sampai di depan pintu rumah papanya
yang kaya raya, papa yang sedang berada di dalam rumah begitu
melihatnya langsung dapat mengenali anak kandungnya yang sedang
berdiri di depan pintu, namun anak itu sudah terbiasa berkelana dan
hidup miskin. Melihat rumah orang kaya yang begitu mewah dan megah,
anak itu jadi tak berani masuk ke dalam, ingin melarikan diri. Papa segera
memanggilnya kembali, ingin dia mewarisi harta kekayaannya. Anak itu
malah mengira orang yang menghampirinya ingin cari gara-gara, dan akan
merugikan dirinya, menjadi panik, kemudian jatuh pingsan!
44
Sesungguhnya asalkan anak itu bersedia menerima dan
bertanggung jawab, maka langsung dapat mewarisi seluruh harta
kekayaan papa nya. Kita melafal Amituofo juga sama jika telah
memahami teorinya. Praktisi yang berani langsung menerima dan
bertanggung jawab, dalam setiap lafalan Amituofo dapat menerima
seluruh jasa kebajikan Buddha. Ini bisa diibaratkan petani yang menanam
buah, yang harus menjalani tahapan yang penuh penderitaan, setelah
buahnya panen, kita hanya menerima, dan begitu mulai memakannya kita
telah memperoleh gizi yang terkandung di dalamnya. Seluruh tahapan
sejak awal sampai panen, seluruh suka duka ada dalam buah tersebut,
yang sudi mengkonsumsinya maka akan memperoleh semuanya.
45
Keyakinan mendalam adalah kekuatan
besar
46
Insan yang semakin bermaitri karuna bersumbangsih.
semakin dapat memahami Hati Buddha --- keyakinan
mendalam adalah kekuatan besar.
47
Gandenglah tangan Buddha Amitabha
48
Terlahir ke Alam Sukhavati bukan berarti kematian,
namun adalah tiada kemunduran lagi, hidup dalam
Alam Buddha yang penuh kebahagiaan (channel pikiran
berubah, tayangan siaran juga berubah)
Maka sama pula halnya kita hidup di ruang ini, ada orang yang hidup
di kegelapan, ada yang melafal Amituofo sampai begitu tenang dan
bahagia, ini adalah dunia pemikiran yang berbeda, dunia kehidupan yang
berbeda. Jika seseorang semasih hidupnya melewati hari-hari dengan
risau dan gelap, ketika ajalnya sampai, untuk mendadak bisa melompat
ke alam bahagia, tentu saja akan agak sulit. Kami hanya mengatakan
“agak sulit”, namun juga bukan sebuah hal yang mustahil. Karena
seseorang jika tiba-tiba telah tercerahkan, bersedia mengganti
siarannya, segera mengganti nomor channel tv, tentu saja masih bisa.
49
Begitu selesai mengganti nomor channel, maka gambar tayangan juga
segera berubah.
50
Jangan salah paham pada Buddha
Amitabha!
51
Jangan salah paham pada Buddha Amitabha!
52
aturan kehidupan manusia, dan lagipula maitri karuna Nya,
kebijaksanaan Nya setelah melalui pelatihan diri, telah berkembang
sampai tahap sempurna tanpa rintangan.
Ada orang yang beranggapan Amituofo biasanya dilafal oleh para lansia,
mana ada anak muda yang melafal? Kenyataannya, orang yang memiliki
pemahaman sangat menyadari bahwa Amituofo tidak boleh tidak dilafal.
Saat kini banyak mahasiswa yang melafal Amituofo, bahkan selalu lebih
tulus daripada para lansia. Karena mereka telah menyelami ajaran
Buddha, memahami bahwa sepatah Amituofo ini ternyata begitu
mendalam, begitu indah menakjubkan.
53
Doa berkah yang tiada batas
54
Mulut mengucapkan kata yang penuh
keberuntungan “Amituofo”
----- mengundang kebahagiaan tiada batas.
55
masing-masing, agar kita saling mendoakan masa depan yang gemilang,
usia panjang, mendoakan keberuntungan yang tak terhingga, ini adalah
makna tiada batas dari sepatah Amituofo. Juga dapat saling
mengingatkan harus menggunakan kebijaksanaan untuk menyelesaikan
masalah, mengingatkan kita untuk saling memperlakukan satu sama lain
dengan maitri karuna, saling memotivasi setiap saat dan di mana saja
untuk memperoleh pencerahan, bukankah ini sangat bagus?
56
Setiap saat tercerahkan
57
Melafal Amituofo ---- mengingatkan diri sendiri,
menghadap cahaya cemerlang, setiap saat tercerahkan
58
daripada orang biasa, lebih bersukacita meneladani Buddha Amitabha
mempersembahkan hidup ini untuk bersumbangsih.
Andaikata jalinan jodoh kita dengan dunia ini telah berakhir, ketika
ajal menjelang dapat dengan setulusnya melafal Amituofo, maka Buddha
Amitabha akan datang menjemput kita ke Alam Sukhavati, selamanya
takkan mengalami penderitaan lahir, tua, sakit dan mati, ini adalah
manfaat terbaik dari melafal Amituofo.
59
Makna “Sukhavati”
Di alam semesta ini ada banyak Buddha, pada awalnya Mereka juga
sama dengan kita serupa makhluk biasa, kemudian Mereka mencapai
pencerahan, pelatihan diri Mereka telah sempurna, mengembangkan
keluar jiwa KeBuddhaan yang memang sudah ada maka disebut menjadi
Buddha. Contohnya : Buddha Sakyamuni, Buddha Bhaisajyaguru adalah
Buddha. Buddha Amitabha juga adalah salah satu Buddha, nama Nya
adalah “Amita”, Buddha ini di masa lalu ketika melatih diri, pernah
mengikrarkan tekad : jika ada orang yang pernah mendengar nama Nya,
timbul keyakinan, bersukacita berniat menuju ke Alam Nya, walaupun
hanya sempat mendengar nama Nya di saat menjelang ajal, dan sudi
melafal sepuluh kali nama Buddha, Buddha Amitabha akan
menjemputnya ke Alam Sukhavati.
61
semesta, di mana di sana tiada kejahatan dan penderitaan, hanya ada
kebahagiaan suci yang tiada batas, maka itu disebut Sukhavati.
62
Berkah dan kebijaksanaan
63
Insan yang memiliki berkah dan kebijaksanaan,
barulah dapat meyakini Hati Buddha dan kejadian
menakjubkan.
64
memerlukan kebijaksanaan, juga memerlukan berkah yang mencukupi.
Bila saat itu Columbus tidak memiliki kebijaksanaan, percaya bahwa di
samudera yang begitu luas masih ada daratan lain, dia juga tidak akan
mengadakan petualangan dengan kapal laut, sehingga menemukan Benua
Amerika. Jika belum pernah mendermakan maitri karuna, tentunya juga
akan meragukan dermawan maitri karuna Buddha.
65
bagus ini dan Alam Sukhavati yang indah menakjubkan, sungguh telah
diperolehnya, ini sungguh merupakan keberuntungan dan bahkan terlalu
mudah. Untuk menwujudkan hal ini tidaklah sulit, kesulitannya ada pada
faktor keyakinan.
66
Membiasakan diri melafal Amituofo
67
Mengapa dalam keseharian harus selalu melafal
Amituofo?
Ada insan yang berkata : “Jika demikian halnya, maka saya akan
menanti sampai saat menjelang ajal baru melafal Amituofo, buat apa
setiap saat harus melafal Nya?”, coba anda pikirkan, mengapa dalam
keseharian kita harus senantiasa melafal Amituofo? Ibaratnya seorang
anak, sejak kecil tidak memiliki kebiasaan belajar menulis, ucapan papa
mama, dan gurunya juga tidak diturutinya, asalkan ada waktu luang
nonton tv, atau main-main di luar, jika demikian mana mungkin bisa lulus
ujian masuk perguruan tinggi? Maka itu dalam keseharian seketika juga
harus membiasakan diri melafal Amituofo, begitu melafal Amituofo
seketika juga pikiran kita menjadi tenang, hati kita menjadi terang,
dapat dikatakan langsung memasuki kondisi batin Alam Sukhavati.
Ketika kondisi tubuh kita masih baik dan sehat, jika tidak melatih
ketrampilan melafal Amituofo dengan baik, sebagian orang ketika
menghadapi saat ajal akan sangat menderita. Contohnya di rumah sakit,
setiap hari saya melihat pasien yang menghadapi ajalnya, jika bukan
mengalami rasa sakit yang luar biasa, kesakitan tanpa henti, juga tak
mampu berbicara, tidak bisa menelan makanan, tidak bisa tidur, ada
yang sangat sulit bernafas, satu nafas saja tidak mampu ditariknya,
apalagi ingin berkonsentrasi melafal Amituofo merupakan hal yang sulit,
namun juga bukan hal yang tidak mungkin, cuma agak sulit, harus memiliki
tekad yang demikian kuat barulah dapat melakukannya. Kita kembali
mengatakan bahwa dalam sepuluh penyebab kematian terbesar, urutan
pertama adalah penyakit kanker, sebagian penyakit ini menimbulkan
68
siksaan yang sangat menderita, kecuali dalam keseharian pasien itu
tekun melafal Amituofo, dalam pemberkatan kekuatan Buddha barulah
ada kemungkinan tidak menderita.
69
maka harus segera menelepon 119 maka mobil pemadam kebakaran
segera tiba, andaikata kita sama sekali tidak tahu jika terjadi kebakaran
harus menelepon siapa baru ada yang datang memberi pertolongan, juga
sangat keras kepala berpikir : “Ah! Biarkan saja kebakaran itu, itu karena
sedang sial”. Atau diri sendiri merasa : “Tidak mungkin! Saya takkan
begitu sial tertimpa bencana kebakaran!” Karena tidak suka pada
bencana api, makanya sengaja tak mempedulikannya, juga tidak
mengingat nomor telepon apa yang harus dihubungi baru ada
pertolongan dari orang lain, namun bila benar-benar terjadi maka akan
sangat merepotkan. Atau ketika tetangga anda yang mengalaminya,
anda juga tidak tahu bagaimana cara membantunya.
Dulu di Tainan, ada orang yang merasa begitu panik ketika terjadi
perisitwa kebakaran, juga tidak tahu barang apa yang harus
diselamatkan keluar, pikirannya begitu panik dan kalut, ambil yang ini tak
betul, ambil yang itu juga salah, tukar punya tukar, akhirnya membawa
sebuah pispot keluar, ini adalah kejadian nyata, kita jangan
menertawakan orang lain. Di rumah sakit saya melihat kondisi banyak
pasien yang menjelang ajalnya, tidak pernah melihat orang yang tak
pernah melafal Amituofo bisa begitu tenang dan nyaman, dengan wajah
yang penuh senyuman meninggal dunia. Sebagian orang meninggal
dengan sangat menderita, begitu takut dan panik, dengan orang yang
membawa pispot menerobos keluar tidaklah berbeda.
70
Ibarat menelepon 119
Saya hanya pernah melihat umat Buddha yang melatih diri dengan
baik, praktisi yang dalam kesehariannya melafal Amituofo dengan tekun,
terlebih dulu akan mengetahui detik ajalnya, maka itu sangat bebas,
masih sempat pulang ke kampung halaman menikmati pemandangan
alam, mengunjungi sanak saudara dan kerabat dengan gembira, dengan
bebas berpulang.
Kita harus mengerti Amituofo itu ibarat menelepon 119, hal ini
tidak boleh tidak diketahui. Bila kita mengetahui terlebih dulu sebuah
kejadian, pada saat darurat pikiran kita segera dapat menelepon
“Amituofo”, begitu telepon tersambung dengan sendirinya Buddha dan
Bodhisattva akan mengutus orang untuk memberi pertolongan.
72
Jangan karena tak suka
73
Jangan karena tak suka hujan maka sengaja tidak
membawa payung
Kita tahu bahwa jika akan turun hujan, maka saat keluar harus
membawa payung, daripada basah kuyup akibat kehujanan, atau
menderita sakit flu. Andaikata kita karena tidak suka pada hujan maka
sengaja tidak mempersiapkan payung, ketika hujan turun maka harus
basah kuyup, yang harus bersedih juga adalah diri sendiri! Lagipula juga
bukan kebetulan begitu beli payung langsung turun hujan, andaikata
begitu beli payung langsung turun hujan, maka bagus juga bisa langsung
digunakan, lebih baik daripada tersiram hujan dan sakit flu. Dengan
menyediakan payung maka tak perlu lagi takut jika turun hujan.
74
saat ini maka melewati kehidupan yang tanpa penderitaan lagi,
menikmati kebahagiaan nan suci, melalui kehidupan para Buddha dan
Bodhisattva, bukan berarti kematian. Hal ini dapat kita capai saat kini
juga, semasa masih hidup, juga bisa dicapai pada kelahiran mendatang.
75
Buddha yang terlebih dulu
mengikrarkan tekad
76
Buddha yang terlebih dulu mengikrarkan tekad untuk
menyelamatkan kita,
77
Alam Sukhavati. Maka itu “keyakinan” dan “kekuatan tekad” adalah
faktor utama penentu keberhasilan kita terlahir ke Alam Sukhavati.
78
Ketrampilan
79
Apa yang dimaksud dengan “ketrampilan”?
80
besar ditambah setangkai bunga untuk anda, namun anda tetap yakin
pada Buddha, melafal Amituofo dan bertekad lahir ke Alam Sukhavati,
takkan karena segala kemewahan dan rezeki yang tidak kekal ini
membuat anda menjadi melekat, takkan karena kesenangan sesaat
maka mengabaikan Buddha, dan mulai tersesat.
81
bagaimana mungkin saat menjelang ajal bisa merelakan seluruh dunia dan
menuju Alam Sukhavati? Jika benar memiliki tekad ke Alam Sukhavati,
terhadap segala yang ada di dunia ini baik manusia, urusan dan benda
juga telah merelakannya. Contohnya : ketika difitnah orang, karena kita
berniat ke Alam Sukhavati, maka nama baik di dunia ini dan kejernihan
masalah takkan berpengaruh lagi bagi kita, jika orang lain
menghendakinya, kita berikan saja pada mereka, karena kita yakin pada
Buddha, Buddha mengetahui segalanya, tak mungkin menfitnah kita,
maka itu kita tetap seperti biasa bersukacita melafal Amituofo, takkan
merasa ada tekanan.
82
Ada keyakinan maka takkan cemas
84
orang yang mengganggunya untuk melafal Amituofo, bernamaskara,
dengan sendirinya akan memperoleh perlindungan dari Buddha yang juga
akan menjaga anaknya, tak hanya melindungi keselamatan anaknya,
bahkan juga akan menuntun mereka ke jalan yang terang, lebih baik
daripada diri sendiri terus mencemaskan dan mengeluh.
Coba kita pikirkan, jika Buddha dan Bodhisattva yang anda yakini
itu tidak sanggup melindungi anak anda, segala urusan masih harus
mengandalkan diri anda untuk mencemaskannya, mengeluh, jika demikian
bukankah Buddha yang anda yakini itu tak sebanding dengan kemampuan
anda sendiri? Jika memang tak sebanding kemampuan anda, mana
mungkin Beliau disebut Buddha? Karena itu insan yang benar-benar
yakin pada maha maitri maha karuna Buddha dan kemampuan Buddha
yang penuh kemuliaan, dia akan memahami bahwa perlindungan dari
Buddha lebih penting daripada bentuk-bentuk pikiran sendiri (keluhan),
dia akan menggunakan melafal Amituofo, untuk memperoleh
perlindungan dari Buddha, daripada mencemaskan dan mengeluh, inilah
praktisi yang memiliki keyakinan pada Buddha.
85
Yakin pada Buddha maka hatipun jadi
tenang
86
Yakin pada Buddha maka hatipun jadi tenang,
takkan risau lagi
◇ Insan yang suka risau, dengan sendirinya akan ada banyak hal
yang membuatnya jadi risau. Hal yang tidak dirisaukan orang
lain, dia juga akan merisaukannya;
87
◇ Insan yang suka emosi, dengan sendirinya akan ada banyak
hal yang membuatnya jadi marah, hal yang tidak membuat
orang lain tersinggung, dia juga akan merasa emosi;
◇ Insan yang suka irihati, selalu kalah dari orang lain, baru ada
yang dicemburuinya!
88
Orang yang tidak memiliki keyakinan dan tekad walau telah melafal
Amituofo sepanjang hidupnya juga masih begitu berat bebannya,
pikirannya masih banyak kerisauan, juga takkan memperoleh apa-apa!
Insan yang memiliki keyakinan dan tekad akan senantiasa bebas dan
santai, bersukacita melafal Amituofo, tidak hanya merasa kehilangan
sesuatu, bahkan pada kelahiran ini dapat memperoleh fasilitas
kesejahteraan penduduk Alam Sukhavati, menikmati sukacita bersama
Buddha Amitabha, di mana-mana menebarkan semerbak harum citta
Buddha.....
USAI
89
Gatha Pelimpahan Jasa
90
Daftar Pustaka
從樂入樂---道證法師講述
http://www.book853.com/show.aspx?id=393&cid=16
91