Tentang
Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan Inklusi
Disusun Oleh :
Anton Syahputra (1830108013)
Maulia Putri (1830108044)
Nuriana Saputri (1830108057)
Dosen Pengampu :
Dra. Zahraine,. M.PD
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan
Inklusi.
Makalah tentang Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan Inklusi ini
telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen
pengempu yaitu ibu Dra. Zahraine,. M.PD yang telah membimbing dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah itu
sendiri. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus................................................... 2
B. Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan Inklusi ..............................3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
3.2 Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak adalah makhluk Tuhan yang dimana selalu memberi
kebahagiaan dan keceriaan untuk sekelilingnya. Anak berkebutuhan khusus
adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak-anak pada
umumnya, anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang juga membutuhkan
pelayanan bahkan pendidikan yang layak seperti anak-anak normal lainnya,
anak berkebutuhan khusus juga bukan hanya anak yang selalu menunjukan
pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Maka untuk mengetahui akan anak berkebutuhan khusus dan bagaimana
ciri-ciri maupun jenis dan karakteristinya penulis membuat makalah tentang
Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan Inklusi.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
B. Apa Saja Jenis-Jenis Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan Inklusi
C. Tujuan
A. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
B. Untuk Mengetahui Apa Saja Karakteristik Potensi Guru dalam Pendidikan
Inklusi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Anak-anak adalah makhluk Tuhan yang dimana selalu memberi kebahagiaan dan
keceriaan untuk sekelilingnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya, anak
berkebutuhan khusus adalah mereka yang juga membutuhkan pelayanan bahkan
pendidikan yang layak seperti anak-anak normal lainnya, anak berkebutuhan khusus
juga bukan hanya anak yang selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik.
Pandangan masyarakat tetang ABK atau anak cacat dipandang sebagai anak yang
harus dikasihani atau disantuni. Sehingga tak jarang kita menemukan didalam
masyarakat, kelompok- kelompok penyantun orang-orang cacat dan merawatnya
dengan memberikan keterampilan atau pelatihan tertentu kepada penyandang cacat
tersebut.
Bahkan banyak juga komunitas dari para remaja dan para orangtua untuk
memahami pemahaman tentang ABK yang tidak selalu tentang kecacatannya tetapi
2
juga mereka memiliki bakat yang harus kita olah dengan dukungan atau motivasi dari
sekeliling anak berkebutuhan khusus tersebut.
Jadi problematika anak berkebutuhan khusus, tidak hanya terletak pada persoalan
individu dari anak itu sendiri, dimana mereka selalu memerlukan bantuan dari orang
lain, ada rasa tidak percaya diri dan malu. Namun pandangan negatif dan reksi
masyarakat termasuk keluarga dapat menjadi problema tersendiri bagi anak
berkebutuhan khusus. Mari kita bersama-sama menghargai hak-hak setiap anak,
dimana semua anak itu sama bahkan anak-anak yang berkebutuhan khusus.
3
.D
61. Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka)
dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah
saudara- saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah
saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan,
dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan,
dirumah yang kamu miliki kuncinya[1051] atau dirumah kawan-kawanmu. tidak ada
halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu
memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam
kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang
ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.
1. Kompentensi Paedagogik
4
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru ber kenaan
dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan
intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai
teori belajar dan prinsip- prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan
interest yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus
mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan
disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi
peserta didik untuk meng aktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu
melakukan kegiat an penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki,
dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah
membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak
majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah ). Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld
(Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak
kearah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya.
Yang hal ini dibuktikan dengan bagaimana guru tersebut menangani ABK
tersebut dengan melihat bagaimana guru tersebut menangani anak ABK maka dapat
dilihat apakah guru tersebut telah mampu memahami karakteristik peserta didiknya,
dan menemukan cara bagaimana agar potensi anak didiknya tersebut tidak terhambat.
5
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek pedagogik,
yaitu:
6
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Yang mana kita tau bahwa kompetensi ini berkaitan dengan tingkah laku pribadi
guru itu sendiri yang haruslah memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam
kehidupannya sehari-hari, yang mana guru ini adalah sosok teladan atau idola
dikalangan anak didiknya, maka hendaklah memilki kepribadian yang sesuai dengan
budi elok, hukum dan norma yang berlaku di masyarakat dan agama.
Dari beberapa pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan
kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul
7
dalam perilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah
hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai
luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila yang
mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan
negaranya termasuk dalam kompetensi kepribadian guru. Dengan demikian
pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu
wujud sosok manusia yang utuh.
Seseorang yang berstatus sebagai guru adakalanya tidak selamanya dapat menjaga
wibawa dan citra sebagai guru di mata siswa dan masyarakat. Sehingga masih ada
sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan citra guru. Di media masa sering
diberitakan tentang oknum-oknum guru yang melakukan satu tindakan
asusila,asosial, dan amoral. Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh guru.
Karenanya guru harus menjaga citra tersebut.
Profil guru ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa,
panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, tidak membatasi tugas dan
tanggung jawabnya tidak sebatas dinding sekolah. Masyarakat juga jangan hanya
menuntut pengabdian guru, tetapi kesejahteraan guru pun perlu diperhatikan. Guru
dengan kemuliaannya, dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan
panas bukan rintangan bagi guru yang penuh dedikasi dan loyalitas untuk turun ke
sekolah agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan siswa. Raga guru dan
siswa boleh berpisah, tapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan (dwitunggal).
Oleh karena itu dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa
agar menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi agama, nusa dan
bangsa di masa yang akan datang.
Posisi guru dan siswa boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring dan satu
tujuan. Seiring dalam arti kesamaan langakh dalam mencapai tujuan bersama siswa
berusaha mencapai cita- citanya dan guru dengan ikhlas mengantar mereka ke depan
8
pintu gerbang cita-cita. Itulah barangkali sikap guruyang tepat sebagai sosok pribadi
yang mulia kewajiban guru adalah menciptakan khairunnas yakni manusia yang baik.
3. Kompetensi Profesional
Yang mana kita tau bahwa kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan yang
harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, guru
harus mampu mengarahkan siswanya untuk tercapainya tujuan belajar.
9
maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar
yang harus dimiliki seseorang guru.
Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur
10
hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir
secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.
Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati
dari aspek perofesional adalah:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
diampunya, dan
2. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
dia mampu.
4. Kompetensi Sosial
11
Kompetensi ini berkaitan dengan bagaimana seorang guru mampu menyesuaikan
diri dengan tuntutan kerja dilingkungannya, yang mana kita tau bahwa perhatian
masyarakat pun berbeda akan sosoknya. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan orang tua peserta didik dan
masyakat sekitar.
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
Bersikap simpatik.
2. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah. Pandai
bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
3. Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).
4. Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008:6) yang dimaksud dengan
kompetensi sosial ialah kemampuan individu sebagai bagian masyarakat yang
mencakup kemampuan untuk;
5. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.
6. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
7. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.
8. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku.
9. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
12
menjadi pelopor di dalam pelaksanaan pembangunan. Guru perlu menyadari
posisinya di tengah-tengah masyarakat berperan sangat penting, yakni sebagai;
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
kita yang masih belum bisa menerima keberadaan anak- anak berkebutuhan khusus
ini, sehingga sangat dibutuhkan pemahaman kepada orang-orang sekitar tentang ABK
itu sediri.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan maupun isi makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan, kritik maupun
saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini,
penulis juga mengharapkan agar makalah yang penulis tulis ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
14
http:// aguswibowo.wordpress.com/2008/12/03/ pada tanggal 23 Maret 2020. Jam
09.30 WIB.
15