Anda di halaman 1dari 28

PETUAH

Kasepuhan Cirompang
PETUAH
Kasepuhan Cirompang
Buku Petuah Kasepuhan Cirompang
KATA PENGANTAR

Disusun oleh : Tika Audyta Elvanuari


Eliya Shobrina Buku “Petuah Kasepuhan Cirompang” ini merupakan
Alief Mutiara Matsna kumpulan petuah-petuah orang tua terdahulu dari Kasep-
Siti Masruroh uhan Cirompang. Kasepuhan Cirompang terletak di Desa
Cirompang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Provinsi
Yuspitasari
Banten. Budaya yang ada di Kasepuhan Cirompang adalah
Cindi Yolanda
Kebudayaan Sunda sehingga petuah yang dikumpulkan
adalah berbahasa Sunda. Petuah-petuah yang dikumpul-
Penyunting : Rosmawati, S.Pd. kan ini mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani. Pet-
Ajat Sudrajat, S.Pd. uah memiliki nilai positif yang di dalamnya ada harapan
Yeti Khusnul Khotimah, S.Pd. agar penerima atau pembaca petuah dapat meneladani
Agus Zaenal Abidin perbuatan yang baik, mengambil hikmah, dan menjauhi
Cecep Sanusi perbuatan yang buruk. Petuah yang ditulis kembali dapat
menjadi warisan untuk generasi selanjutnya dan tersebar
Sri Intan Swita
luas kebermanfaatannya. Dalam buku ini tersaji petuah
Siti Rositoh
berbahasa Sunda sekaligus makna berbahasa Indonesia
Manil Sarmani sehingga buku ini tidak hanya untuk masyarakat Kasepu-
han Cirompang atau orang Sunda saja, akan tetapi buku ini
Ilustrator : Eliya Shobrina dapat dibaca dan dinikmati oleh masyarakat pada umum-
Yeti Khusnul Khotimah S.Pd nya.
Cecep Sanusi
Cirompang, Februari 2022

i
DAFTAR ISI NARASUMBER
Olot Amir merupakan salah satu
Kata Pengantar.................................................................i ketua adat di kasepuhan Cirompang
Daftar Isi ..........................................................................ii turunan pangawinan, beliau lahir di
Petuah 1............................................................................2 Lebak, 27 Oktober 1941. Olot Amir
Petuah 2............................................................................4 mengabdikan dirinya untuk mengu-
Petuah 3............................................................................6 rus incu putu kasepuhan Cirompang.
Petuah 4............................................................................8
Petuah 5............................................................................10
Petuah 6............................................................................12
Petuah 7............................................................................14
Bapak Ateng Wahyudin merupa-
Petuah 8............................................................................16
kan salah satu anak dari ketua adat
Petuah 9............................................................................18
kasepuhan Cirompang turunan pan-
Petuah 10..........................................................................20
gawinan. Beliau lahir di Lebak16 Mei
Petuah 11..........................................................................22
1977. Beliau memiliki motto hidup
Petuah 12..........................................................................24
“Hidup itu harus masegi kawung yai-
Petuah 13..........................................................................26
tu dapat menyesuaikan diri di mana-
Petuah 14..........................................................................28
pun serta berpengetahuan.
Petuah 15..........................................................................30
Petuah 16..........................................................................32
Petuah 17..........................................................................34 Bapak Sarinun merupakan penase-
Petuah 18..........................................................................36 hat dari Kasepuan Cirompang. Be-
Petuah 19..........................................................................38 liau lahir di Lebak, 08 Mei 1974. be-
Petuah 20..........................................................................40 liau memiliki motto hidup “Carilah
Petuah 21..........................................................................42 ilmu seumur hidup”.
Petuah 22..........................................................................44
Petuah 23..........................................................................46

ii 1
Petuah 1
Agama Makna :

Agama adalah kewajiban yang datang dari Allah, ditin-

Nagara
daklanjuti oleh para Rasul, kemudian para ulama, lalu
sampai kepada kita. Nagara adalah negeri, sebagai war-
ga bernegara dan berbangsa, maka kita harus mematuhi
peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Moka-

Mokaha ha memiliki arti “selamat” yang bermakna adat istiadat,.


Selain mematuhi perintah agama dan negara, sudah se-
mestinya kita juga mematuhi peraturan adat istiadat dan
menjaga titipan para leluhur agar tetap lestari. “Agama,
Nagara, Mokaha” adalah slogan dari Kasepuhan Cirom-
pang. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
masyarakat harus menyelaraskan antara agama, negara,
dan adat istiadat. Urusan yang terkait dengan keagamaan
berada di bawah kepengurusan amil. Urusan terkait pe-
merintahan diambil oleh Jaro atau kepala desa. Urusan
mokaha atau adat istiadat diurus oleh tokoh kasepu-
han. Ketiga elemen masyarakat ini harus selalu berko-
laborasi dan bermusyawarah agar selaras antara Ag-
ama, Nagara, dan Mokaha di kehidupan masyarakat.

2 3
Petuah 2
Makna :

“Mipit kudu amit Jika kita menginginkan sesuatu, maka kita ha-
rus cerita atau izin terlebih dahulu. Jika kita in-
gin pergi, maka kita harus izin terlebih dahulu.

Ngala kudu menta”


Apabila kita ingin mengambil sesuatu, maka kita harus izin
terlebih dahulu kepada pemiliknya, tidak boleh asal ambil.

4 5
Petuah 3
Makna :

Harus menjadi satu wadah. Tidak berselisih pa-

“Ka Cai jadi saleuwi ham atau bertentangan dan harus satu tujuan.
Orang-orang yang berada dalam satu tempat misalnya
komunitas, organisasi bahkan desa maupun pemerintahan

Ka Darat jadi salebak” lainnya harus bersatu untuk mewujudkan tujuan dari wa-
dah tersebut. Sebab, jika tidak bersatu maka akan menim-
bulkan percekcokan dan perselisihan antar satu dengan
yang lainnya. Ibarat air mengalir sampai ke tempat terakh-
ir dan memberikan manfaat untuk makhluk hidup sekitar.
Hal diatas dapat kita ibaratkan sebagai lidi yang mana
ketika terdapat banyak lidi tetapi tidak disatukan maka lidi
tersebut tidak ada gunanya sedangkan ketika lidi-lidi terse-
but disatukan maka akan bermanfaat untuk orang lain mis-
alnya membersihkan halaman, sebagai alat untuk mem-
bersihkan sarang laba-laba dan banyak manfaat lainnya.
Persatuan yang ada di Kasepuhan Cirompang di kenal
dengan tiga prinsip yakni agama, nagara dan mokaha di-
simbolkan dengan ikat kepala yang dipakai oleh pemu-
da dan orang tua laki-laki saat ada acara-acara adat.

6 7
Petuah 4
Makna :

“Make ing suci, Segala sesuatu yang ada di badan kita harus diper-
hatikan, baik yang bisa terlihat dari luar maupun yang
tidak terlihat atau yang ada di dalam tubuh. Apap-
Mangan ing halal” un yang akan dipakai di badan harus dalam keadaan
bersih dan suci, dan apapun yang dimakan atau yang
akan masuk ke badan harus dalam keadaan halal.

8 9
Petuah 5
Makna :

“Ngindung ka waktu Jadikan waktu bagaikan ibu dan jaman bagaikan


ayah. Ibu dan ayah adalah seseorang yang wajib kita
Mibapa ka jaman” patuhi segala perintah baiknya. sama halnya dengan
waktu dan jaman yang harus kita ikuti perkemban-
gannya dalam melakukan segala hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

10 11
Petuah 6
Makna :
“Sapuk halimpu, badan mupakat Ketika sudah menyetujui, sikap dan gerakan diri kita

Tong paluhur-luhur tangtung harus mendukung rasa setuju tersebut. jangan sampai
setelah mencapai kata mufakat malah timbul keingi-

Tong pagirang-girang tampian” nan-keinginan yang merusak kemufakatan tersebut (sep-


erti egoisme dan kesombongan). Jangan sampai menim-
bulkan ruang yang dapat membatalkan kesepakatan yang
telah terbentuk sehingga dapat merugikan orang lain.
Dapat juga diartikan hidup itu harus rendah hati, jan-
gan sombong. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.

12 13
Petuah 7
“Ngadek saclekna Makna :

Nilas saplasna” Ngadek sa clekna dimaksudkan bahwa ketika


seseorang menyampaikan sesuatu harus jujur, jan-
gan sampai dikurangi atau ditambahkan, harus se-
suai dengan informasi yang sebelumnya diterima.
Nilas sa plasna memiliki maksud yang sama dengan makna
sebelumnya, dimana ketika berbicara harus tepat sesuai den-
gan fakta dan jangan sampai menjadi informasi yang salah.

14 15
Petuah 8
Makna :

“Rame gawe sepi pamrih” Harus ikhlas ketika mengerjakan sesuatu dan tidak
mengharapkan imbalan. Keikhlasan seseorang tidak
dapat diukur oleh perkataan ataupun perbuatan. Ke-
tika membantu seseorang dengan ikhlas maka peker-
jaan dan bantuan tersebut akan berkah dan menja-
di bekal di hari akhir nanti. Ikhlas berarti membantu
tanpa mengharapkan balasan dari orang yang telah di
bantu. Berharaplah bahwa bantuan tersebut akan di-
balas oleh Allah SWT dengan mengharapkan ridhonya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menolong orang
lain harus dengan hati yang ikhlas dan tidak
mengharapkan suatu imbalan dari hal tersebut.

16 17
Petuah 9
Makna :
“Nektrek taraje, nincak hamalanana” Tertib ialah melakukan segala hal secara berurutan.
Tertib dapat dilakukan dengan berbagai macam hal, ke-
tika tertib diterapkan pada kehidupan sehari-hari maka
banyak manfaat yang akan kita dapatkan, misalkan
tertib dalam mematuhi aturan adat dan aturan desa.

18 19
Petuah 10
Makna :

“Entong mawa obor, nincak Jangan menjadi orang yang suka menasehati orang
lain akan sedangkan dirinya sendiri melakukan hal bu-

tai (kotoran)” ruk. Perilaku tersebut sama saja membohongi diri


sendiri dengan memperlihatkan kebaikan di khalay-
ak umum tetapi kenyataannya berbanding terbalik.

20 21
Petuah 11
Makna :
”Teu meunang dihayang-hayang Ketika menginginkan sesuatu, namun tidak dita-

Teu meunang diemung-emung” kdirkan maka tidak akan pernah menjadi milik kita.
Ketika tidak menginginkan sesuatu, namun sudah di-
takdirkan maka akan tetap menjadi milik kita. Maka
kita sebagai manusia harus mensyukuri apa yang
diberikan atau ditakdirkan oleh sang maha pencip-
ta, karena hal tersebut adalah yang terbaik untuk kita.

22 23
Petuah 12
Makna :

“Legok ku tapakna Seseorang akan mendapatkan sesuatu sesuai den-

Genteng ku kadekna” gan apa yang dilakukannya. Ketika ia melakukan ke-


baikan kepada orang lain maka ia akan mendapa-
tkan balasan kebaikan dan sebaliknya ketika ia
melakukan keburukan maka ia akan mendapat bal-
asan keburukan sesuai dengan yang dilakukannya.

24 25
Petuah 13
Makna :

“Legok tapak, genteng kadek” Legok tapak dimaksudkan bahwa kehidupan sudah
banyak dirasakan, dimana kata legok ini menjadi peng-
gambaran dari dalamnya jejak kaki yang ditimbulkan
seseorang, maka dari itu orang tersebut sudah memi-
liki banyak pengalaman di dalam hidupnya. Genteng
kadek memiliki maksud yang sama dengan makna se-
belumnya, dimana orang tersebut sudah berpengala-
man dan sudah merasakan asam garam kehidupan

26 27
Petuah 14
“Pondok teu meunang dipotong Makna :

Panjang teu meunang ditambah” Kita hidup di dunia ini harus jujur. Tidak
boleh dilebih-lebihkan atau dikurang-kuran-
gi, baik dalam ucapan, hati, maupun perilaku.

28 29
Petuah 15
Makna :
“Ngeuming kudu ka beuti
Kita harus berpegang teguh kepada jalan yang
Lamun arek mapay benar dan istiqomah dalam melakukannya, kare-
na jalan tersebutlah yang akan menyelamatkan
kudu kana tangkal” kita dari keburukan di dunia maupun di akhirat.

30 31
Petuah 16
Makna :
“Ulah munyung ka gunung Ketika hendak bertasyakur, berdoa, dan berse-
Ulah muja ka sagara dekah jangan ke gunung atau ke laut, tetapi bisa melalui
orangtua. Maksudnya, kita diharuskan berbakti kepa-
Munyung mah kudu ka indung da kedua orangtua sesuai dengan yang diajarkan Ra-
sulullah Saw. Berbakti kepada kedua orangtua juga
Muja mah kudu ka bapak” merupakan salah satu kegiatan beribadah. Selain itu,
ketika meminta doa lebih baik ke orangtua terlebih dulu
baru ke orang lain karena hal tersebut lebih utama.

32 33
Petuah 17
“Leuweng hejo Makna :

Masyarakat ngejo” Hutan harus dijaga kelestariannya dan dikelola den-


gan baik agar tetap hijau dan hidup. Ketika menanam
juga harus sesuai, tanaman yang ditanam harus bersi-
fat produktif, sehingga hasilnya juga dapat sesuai den-
gan yang diharapkan. Dengan keadaan hutan yang hi-
jau, dapat mencukupi kebutuhan masyarakat bahkan
dapat meningkatkan ekonomi. Dengan begitu, mas-
yarakat dapat hidup dengan makmur dan sejahtera.

34 35
Petuah 18
“Ulah deuket ka bedul Makna :

Ulah deuket ka bedul artinya jangan


Ulah jauh ka bedug” sampai tidak mendapatkan informasi.
Ulah jauh ka bedug artiya jangan jauh dari pusat informasi.
Maka dari itu makna dari petuah ini yaitu kita hid-
up jangan menjadi orang yang tidak tau in-
formasi atau orang yang jauh dari ketidaktahuan.

36 37
Petuah 19
Makna :
“Ulah mapay dahan nu rangrang Jangan menggantungkan diri kepada orang yang sa-
Ulah ngalinung ka pucuk daun” mar atau orang yang belum diketahui kejelasannya kare-
na kita tidak mengetahui apa akibatnya atau apa yang
akan yang terjadi setelahnya. Jangan pula menggantung-
kan diri kepada orang yang sudah diketahui kejelekannya.

38 39
Petuah 20
Makna :
“Saciduh metu Saciduh metu Saucap nyata artinya bahwa tiap uca-
Saucap nyata” pan yang dikeluarkan oleh mulut seseorang baik sen-
gaja atau tidak sengaja maka ucapan tersebut akan
menjadi kenyataan. Sehingga, hikmah yang tersir-
at dari petuah ini adalah ucapkanlah perkataan yang
baik-baik dan tidak sembarangan berbicara buruk.

40 41
Petuah 21
Makna :

“Kapeupeuh kutuah batur” Orang lain yang berbuat jahat, akan


tetapi kita yang dapat imbasnya.

42 43
Petuah 22
Makna :
“Gunung aya maungan Makna dari petuah ini yaitu di suatu tempat pasti dib-

Lebak aya badakan utuhkan pemimpin yang disegani dimana semua memiliki
patokannya sendiri untuk beraktifitas. Seperti di dataran
Lembur aya kolotna tinggi terdapat macan, didataran yang rendah terdapat ba-
dak, di suatu kampung terdapat sesepuh dan kepala desa.
Rahayat aya jarona”

44 45
Petuah 23
Makna :

“Sareundek Saigel Saling asah :


Ketika sudah kenal dengan seseorang harus selalu di-

Sabobot Sapihanean” ingat. Ketika kita ada sesuatu (contoh : ada acara atau
kegiatan) harus diundang atau dilibatkan. Ketika orang
tersebut memiliki kepentingan juga harus dibantu.

Saling asih :
Ketika ada seseorang dalam keadaan membutuhkan, keku-
rangan, atau kesulitan harus dibantu dan diperhatikan.

Saling asuh :
Ketika seseorang ada sesuatu harus selalu diperha-
tikan dengan baik atau diasuh, di bidang apapun.

46 47
Buku ini berisi petuah-petuah dari Kasepu-
han Cirompang yang terletak di Desa Cirom-
pang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak.
Petuah-petuah yang dikumpulkan dalam buku ini
mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani, seh-
ingga petuah-petuah ini dapat diambil pesan mor-
al untuk siapa saja yang membaca buku ini. Selain
itu, tujuan di buatnya buku ini yaitu agar gener-
asi-generasi selanjutnya mengetahui petuah-pet-
uah dari leluhurnya serta diharapkan untuk dapat
menjaga kelestarian dari petuah-petuah tersebut.
Semoga petuah-petuah yang dikumpulkan da-
lam buku ini dapat menjadi salah satu sumber in-
spirasi untuk memetik hikmah dan mudah-mu-
dahan dapat menjadikan diri lebih baik. Aamiin ...

Anda mungkin juga menyukai