Tugas Agama 4
Tugas Agama 4
Disusun oleh,
Kelas
2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, hanya dengan limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Aborsi
Dalam Pandangan Gereja Katolik ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada …. selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata pelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti yang diampu oleh ….. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Maret 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 4
...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Dalam berita-berita televisi, sering disiarkan kasus-kasus aborsi yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan kurang kesadaran akan penghargaan terhadap
nilai-nilai kehidupan dalam upaya memelihara kehidupan dan ciptaan Tuhan. Tindakan aborsi
merupakan tindakan yang sangat kejam terhadap orang yang sangat lemah, tindakan tidak
bermoral yang membuat dan menyebabkan kematian orang lain. Aborsi yang disengaja atau
dengan campur tangan manusia, merupakan perbuatan yang melanggar hukum, etika dan
moral. Banyak alasan mengapa orang melakukan aborsi, salah satunya ialah alasan ekonomi.
Faktanya bahwa aborsi bukan saja dilakukan oleh kalangan anak muda, tetapi justru lebih
banyak dilakukan oleh ibu-ibu yang mengalami masalah ekonomi dan kegagalan KB. Situasi
bingung membuat orang tidak dapat berpikir jernih dan tidak dapat mengambil keputusan
dengan lebih baik, akhirnya jalan satu-satunya adalah terpaksa melakukan aborsi tanpa mau
tahu akibat dan risiko-risiko dari tindakannya. Rendahnya tingkat kesadaran orang untuk
menghargai kehidupan, sehingga janin yang masih dalam rahim tidak diakui sebagai manusia
yang harus dirawat dan dipelihara. Gereja Katolik sangat menghargai kehidupan, hal ini
termuat dalam Dokumen Gerejawi Familiaris Consortio art. 30 yang menyatakan bahwa,
manusia itu adalah Gambar Allah yang adalah cinta kasih. Keputusan melakukan aborsi atau
tidak, merupakan pilihan yang tidak mudah, apalagi dalam kasus-kasus tertentu, misalnya kasus
pemerkosaan. Anak yang dikandung akibat perkosaan sering dianggap sebagai aib bagi
keluarga dan menimbulkan trauma yang berkepanjangan bagi korban perkosaan tersebut.
Namun aborsi bukanlah jalan terbaik untuk menghilangkan pengalaman tersebut dan rasa malu
yang ditanggung oleh korban. Dalam situasi seperti ini memang peran moral perlu
dipertanyakan. Orang yang menjadi korban pemerkosaan perlu bimbingan dan arahan dari
orang lain. Situasi bingung sering membuat orang kehilangan kendali dan akal sehat, sehingga
sering kali orang yang hamil tanpa diinginkan terpaksa melakukan aborsi, karena bagi
pelakunya aborsi merupakan jalan keluar satu-satunya yang memang terpaksa harus dilakukan,
tidak mudah menerima situasi di mana orang tidak menginginkan hal-hal yang buruk terjadi
dalam dirinya. Hidup apa pun bentuknya perlu disyukuri, dijaga, dirawat dan dipelihara karena
seburuk apa pun hidup, sehat atau sakit, cacat atau normal, semua itu adalah anugerah terbesar
yang diberikan oleh Sang Pencipta kehidupan. Sebagai manusia yang diciptakan dengan segala
kelebihan dan kekurangan hendaklah memelihara dan mensyukuri kehidupan yang
dipercayakan kepadanya. Para kaum muda (mahasiswi) merupakan pribadi yang memiliki rasa
penasaran yang begitu tinggi sehingga selalu ingin mencoba hal-hal yang bersifat baru dan
kadang-kadang tanpa memikirkan akibatnya bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain. Tidak
jarang dijumpai kaum muda yang terjerumus dalam permasalahan-permasalahan yang tidak
diinginkan misalnya, narkotika, tawuran, perkelahian dan seks bebas. Budaya yang begitu
v
bebas dan pengaruh arus zaman yang selalu menggoda tersebut, terkadang membuat kaum
muda kurang menyadari tugas dan tanggung jawab mereka, misalnya sebagai seorang
pelajar/mahasiswi sebagai warga masyarakat dan sebagai warga Gereja. Kondisi aborsi di
Indonesia menyatakan bahwa aborsi diatur oleh UU No.1 Tahun 1946, tentang Kitab-Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ”dengan alasan apa pun aborsi adalah tindakan
melanggar hukum”, sampai saat ini masih diterapkan. UU No. 7 Tahun 1984, tentang
pengesahan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. UU No. 23
Tahun 1992, tentang kesehatan: ”dalam kondisi tertentu bisa dilakukan tindakan medis tertentu
(aborsi)”, sampai saat ini masih diterapkan. Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan
Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan
jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat
2 tidak disebutkan bentuk dari tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk
melakukan tindakan medis tertentu. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul
“Aborsi Dalam Pandangan Gereja Katolik”
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan
Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar)
Untuk lebih memperjelas maka berikut ini akan saya kemukakan definisi para ahli
tentang aborsi, yaitu:
a. Eastman:
Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup
berdiri sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak
antara 400-1000 gr atau kehamilan kurang dari 28 minggu
b. Jeffcoat:
Aborsi yaitu pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum 28 minggu, yaitu fetus belum
viable by law
c. Holmer:
Aborsi yaitu terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana plasentasi belum
selesai.
Jenis-jenis Aborsi
viii
Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu pengguguran spontan
(spontanueous aborsi) dan pengguguran buatan atau sengaja (aborsi provokatus) yang terdiri
dari:
a. Aborsi/ Pengguguran Kandungan
Procured Abortion/ Aborsi Provokatus/ Induced Abortion, yaitu penghentian hasil
kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup di luar kandungan.
b. Miscarringe/ Keguguran
Yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi hidup di luar kandungan (viabilty).
c. Aborsi Therapeutuc/ Medicalis,
Adalah penghentian kehamilan dengan indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu,
atau tubuhnya yang tidak bisa dikembalikan.
d. Aborsi Kriminalis,
Adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup di luar kandungan dengan
alasan-alasan lain, selain terapeutik, dan dilarang oleh hukum.
e. Aborsi Eulangsun,
Adalah penghentian kehamilan untuk menghindari kelahiran bayi yang cacat atau bayi
yang mempunyai penyakit
f. Eugenisme
Adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan keturunan hanya yang unggul saja.
g. Aborsi Langsung-Tak Langsung
Adalah tindakan (intervensi medis) yang tujuannya secara langsung ingin membunuh
janin yang ada dalam rahim sang ibu. Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan
(intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak
dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam tindakan itu.
h. Selective Abortion
Adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung tidak memenuhi kriteria
yang diinginkan. Aborsi ini banyak dilakukan wanita yang mengadakan” Pre natal
diagnosis”. Yakni diagnosis janin ketika ia masih ada di dalam kandungan.
i. Embryo Reduction (pengurangan embryo)
Pengguguran janin dengan menyisahkan satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan
mengalami hambatan perkembangan, atau bahkan tidak sehat perkembangannya.
j. Partial Birth Abortion
merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah medis dikenal dengan nama Dilation
and extaction. Cara ini pertama-tama adalah dengan cara memberikan obat-obatan kepada
wanita hamil, tujuan agar leher rahim terbuka secara prematur. Tindakan selanjutnya
ix
adalah menggunakan alat khusus, dokter memutar posisi bayi, sehingga yang keluar lebih
dahulu adalah kakinya. Lalu bayi di tarik Ke luar, tetapi tidak seluruhnya, agar kepala
bayi tersebut tetap berada dalam tubuh ibunya. Ketika di dalam itulah dokter menusuk
kepala bayi dengan alat yang tajam. Dan menghisap otak bayinya sehingga bayi mati.
Sesudah itu baru disedot keluar.
3.1 Kesimpulan
Pengajaran Alkitab dan Gereja Katolik menyatakan, “Kehidupan manusia adalah Sakral
karena sejak dari awalnya melibatkan tindakan penciptaan Allah”. Kehidupan, seperti halnya
kematian adalah sesuatu yang menjadi hak Allah, dan manusia tidak Berkuasa untuk
‘mempermainkannya’. Perbuatan aborsi menentang hukum alam dan Hukum Allah, maka tak
heran, perbuatan ini mengakibatkan hal yang sangat negatif kepada orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Aborsi adalah tindakan pembunuhan manusia, walaupun ada sebagian orang yang
menutup mata terhadap kenyataan ini. Gereja Katolik tidak pernah urung dalam menyatakan
sikapnya yang “Pro-life“ atau mendukung kehidupan, sebab, Gereja menghormati Allah
Pencipta yang memberikan kehidupan itu. Tindakan melindungi kehidupan ini merupakan
bukti nyata dari iman kita kepada Kristus, yang adalah Sang Hidup (Yoh14:6) dan pemberi
hidup itu sendiri. Mari, di tengah-tengah budaya yang menyerukan “kematian”/Culture of
death, kita sebagai Umat Katolik dengan berani menyuarakan “kehidupan”/Culture of life. Mari
kita melihat di dalam setiap anak yang lahir, di dalam setiap orang yang hidup maupun yang
meninggal, gambaran kemuliaan Tuhan Pencipta yang telah menciptakan manusia sesuai
dengan gambaran-Nya. Dengan demikian, kita dapat menghormati setiap orang, dan
memperlakukan setiap manusia sebagaimana mestinya demi kasih dan hormat kita kepada
Tuhan yang menciptakannya. Mari bersama kita mewartakan Injil Kehidupan, yang
menyatakan kepenuhan kebenaran tentang manusia dan tentang kehidupan manusia. Semoga
kita dapat memiliki hati nurani yang jernih, sehingga kita dapat mendengar seruan Tuhan untuk
memperhatikan dan mengasihi sesama kita yang terkecil, yakni Mereka yang sedang terbentuk
di dalam rahim para ibu. Sebab Yesus bersabda, “Apa Yang kau lakukan terhadap saudaramu
yang paling kecil ini, engkau lakukan untuk Aku…”
3.2 Saran
xxv
Gereja mengajak kita untuk menghormati hidup manusia sejak dari awal, oleh karena
itu dapat dikatakan dengan tegas, kita menolak adanya pengguguran. Aborsi hanya boleh
dilakukan dengan keadaan darurat sebagai cara untuk menyelamatkan ibunya. Jadi, aborsi yang
dilakukan oleh karena alasan lain, jelas-jelas dilarang.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/433723740/Aborsi-Dalam-Pandangan-Gereja-Katolik
xxvi