I. Hasil Penelitian
A. Analisis Perwatakan Tokoh Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa
Karya Tere-Liye
Tarigan (2011:133)
23. " Delisa bangun, sayang... Shubuh!" (Hafalan Shalat Delisa, 2008:
Hal 2)
Dari kutipan di atas jelas terlihat bahwa watak Fatimah adalah
seorang kakak yang baik dan penyabar. Sayang terhadap ketiga adiknya,
tidak murah marah. Selalu rajin membangunkan ketiga adiknya untuk
Shalat subuh.
Contoh
24. "Iya! Tapi kamu nyarinyakan bisa lebih pelan sedikit? Nggak mesti
merusak lipatan pakaian yang lainkan?" Hafalan Shalat Delisa, 2008:
(Hal.49)
25. Zahra menyeringai, ah seperti biasa, pasti merajuk nggak jelas lagi!,
(Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 31)
26. Lima menit kemudian giliran Kak Zahra. Nggak lama Zahra kan
pendiam, jadi lebih banyak mendengar nasihat Abi. (H Hafalan
Shalat Delisa, 2008: al 30)
Dari kutipan di atas jelas terlihat bahwa watak Zahra adalah
anak yang baik sopan dan pendiam. Zahra dan Aisyah adalah Kak
Delisa yang kembar. sifat Zahra jauh berbeda di bandingkan dengan
Aisyah.
c. Reaction to event
Melalui cara ini pengarang menggambarkan tentang bagaimana reaksi
pelaku terhadap kejadian-kejadian. Untuk mengetahui hal itu dapat
diperhatikan dari tokoh-tokoh sebagaimana terdapat dalam kutipan
berikut :
27. Delisa mengulang lagi menghafal dari bacaan surat pendek. Takbir.
Kemudian ruku lagi, (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 24)
32. Lihatlah, gadis kecil ini menderita lebih banyak, tetapi wajahnya
teramat teduh. Gadis kecil ini sungguh menderita lebih banyak
dibandingkan dirinya, namun wajahnya bercahaya oleh penerimaan.
Pengertian itu datang kepada Prajurit Smith. (Hafalan Shalat Delisa,
2008: Hal 114)
Dari kutipan diatas tergambar bahwa Smith Adam adalah
seorang Prajurit Tentara Amerika yang di tugaskan untuk membantu
Banda Aceh. Smith dan
Dari kutipan di atas watak Ustadz Rahman adalah orang yang baik
dan pengertian. Ustadz Rahman selalu mengahajrkan hal-hal baik kepada
anak di Menuasah.
44. Honey, kamu sudah siuman,,,,, Suster Shopi berseru kecil mela
ngkah mendekat. (Hal 128)
45. Shopi meneruskan membersihkan tubuh Delisa. (Hafalan Shalat
Delisa, 2008: Hal 133)
46. Shopi selalu menemaninya. Meski iyu bukan jadwal piketnya.
(Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 134)
Kutipan di atas adalah percakapan antara Suster Shopi dan Dokter
Eliza. Suster Shopi dan Dokter Eliza adalah orang baik dan penyayang.
Delisa anak yang baik sehingga banyak orang yang perduli keadaannya.
47. kak Ubai mengambilkan segelas air buat Delisa. Membantu
meminumkannya.( Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 237)
48. Kak ubai sudah pulang. Abi datang menggantikannya
berjaga. (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 247)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Ubai adalah seorang
sukarelawan dari Medan. Ubai kuliah di salah satu Universitas islam di
Medan. Ubai datang Ke Aceh Untuk membantu dan menghibur wargawarga Aceh yang kehilangan sanak saudaranya. Ubai anak muda yang
baik dan perhatian terhadap anak-anak. Ubai salah satu sukarelawan yang
sangat peduli terhadap Delisa.
49. Ibu Guru Nur mengambil daftar absen. Mulai memanggil satu
persatu anak-anak untuk membaca hafalan shalatnnya di depan
kelas. (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal65)
50. Ibu Guru Nur yang demi melihat Delisa tetap tak bergerak
membaca hafalan sahalatnya, ikut tak bergerak di atas
meja.( Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal68)
Dari kutipan di atasa dapat dilihat Ibu Guru Nur adalah orang yang
baik dan penyabar. Ibu Guru Nur selalu menyemangati Delisa untuk
menghafal bacaan shalatnya.
52. Haiyah, kalau begitu kalungnya separuh harga saja Ummi
Salamah! Koh Acan tersenyum riang. (Hafalan Shalat Delisa,
2008: Hal 19)
53. Haiya, saya nggak mungkinlah pasang harga mahal kalau buat
hadiah Hafalan sahalat! Nggak mungkinlah.( Hafalan Shalat
Delisa, 2008: Hal 20)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Koh acan adalah seorang
pedagang perhiasan di pasar. Koh Acan baik dan penyanyang. Koh Acan
adalah salah satu tetangga Delisa di Desa Lhok Nga yang baik terhdap
kelurga Delisa.
54. Delisa pulang ngaji naik sepeda Tiur lagi. Bonceng.( Hafalan
Shalat Delisa, 2008: Hal 56)
55. pas Tiur datang, mereka memutuskan untuk belajar sepeda
langsung di jalan raya.( Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 57)
56. Tiur tersenyum lemah.Menatap Delisa. (Hafalan Shalat
Delisa, 2008: Hal 58)
57. Ayo Delisa, aku ajarin naik sepedanya (Hafalan Shalat
Delisa, 2008: Hal 42)
Dari Kutipan di atas dapat terlihat bahwa Tiur adalah teman dekat
Delisa. Tiur anak yang baik dan perhatian terhadapt Delisa.
itu meleset menuju Rumah Sakit darurat Lhok Nga. ( Hafalan Shalat
Delisa, 2008 : Hal 228)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Nilai Sosial dalan Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere-Liye adalah peduli terhadap orang
lain
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Nilai Agama dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere-Liye adalah tulus dalam melakukan
suatu hal dan tidak mengharapkan imbalan.
3. Nilai Moral
Contoh
80. Kelurga Usman memang bahagia. Apalagi yang kurang? Empat
anak yang Saleha. Kehidupan berkecukupan. Bertetangga dengan baik
dan hidup bersahaja dan apa adanya.( Hafalan Shalat Delisa, 2008:
Hal 10)
81. Delisa cinta Ummi karna Allah tasbih Ummi terlepas. Mata
berkaca-kaca. Ya Allah apayang barusan di katakana
bungsunya?( Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 53)
82. Malam ketiga ketika Delisa terbaring tak berdaya. Pukul 02.45.
duapertiga malam. Waktu terbaik yang engkau janjikan. Malam itu,
prajurit Salam gentar melagkah masuk ke dalam ruangan rawat
Delisa. (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 112)
83. sabar . Anakku! Allh akan membalas semua kesabaran dengan
pahala yang besar! (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 156)
84. Ibu Guru Ani menyuruh Delisa mampir ke posko PMI selepas
pulang sekolah, temapt kak Ubai. (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal
206)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Nilai Moral dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere-Liye adalah sayangilah kelurgamu
seperti mereka menyayangimu.
85. kan Abi Delisa bisa jadi Abinya Tiur? Delisa tersenyum manis.
Muka itu sungguh tulus. Dan dan pernyataan itu tidak mengada-ada.
Meski Delisa jagonya mengada-ada( Hafalan Sahal Delisa, 2008: Hal
58).
86. Delisa cukup menjadi Delisa saja. Tetapi Abi terpaksa sekaligus
menjadi Ummi, Kak Fatimah, Kak Zarah, dan Kak Aisyah bagi
Delisa. (Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 177)
87. Matanya menatap tubuh Delisa yang tergantung di tengah-tengah
semak belukar penuh oleh bunga-bunga putih tersebut. (Hafalan
Shalat Delisa, 2008: Hal 108)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Nilai Moral dalam Novel Hafalan
Shalat Delisa Karya Tere-Liye adalah ikhlas membantu semua orang tanpa
meminta sebuah imbalan.
4. Nilai Budaya
88. Kalau ada syukuran pasti ada uang receh yang di lempar,,, kan,
lumayan buat beli manisan di sekolah. (Hafalan Shalat Delisa, 2008:
Hal 5)
89. Delisa boleh pilih kalungnya sendiri, kan ? seperti kak Fatimah, Kak
Zarah dan Kak Aisyah!(Hafalan Shalat Delisa, 2008: Hal 17)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Nilai Budaya dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere-liye adalah kalung dan manisan sudah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan mulai dari pendahuluan hingga pembahasan maka
penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Jika diperhatikan dari analisis perwatakan tokoh dalam novel Hafalan
Shalat Delisa Karya Tere-Liye, maka dapat dikatakan bahwa pelaku
yang digambarkan pengarang dengan ciri-ciri atau karakter yang berbedabeda.
2. Tema yang disimpulkan dalam novel Hafalan Shalat Delisa Karya TereLiye adalah Perjuangan Seorang Anak Kecil dalam Menghafal Bacaan
Shalat.
3. Nilai Didaktis
Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye memiliki nilai-nilai
didaktis, antara lain :
1. Nilai Sosial
- Saling berbagai kepada seksama seperti keluarga, teman dan
-
orang lain.
Saling peduli terhadap orang lain
3. Nilai Moral
-
4. Nilai Budaya
- Kalung dan manisan sudah menjadi tradisi di kelurga Delisa Jadi,
harus di jalankan secara terus-menerus
B. Saran
Setelah menganalisis novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere-Liye
maka penulis memberikan saran :
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta