Anda di halaman 1dari 80

KATA PENGANTAR

Hikayat merupakan salah satu karya sastra warisan nenek moyang yang
mesti kita lestarikan. Di dalam cerita hikayat terdapat banyak nilai kehidupan
yang bisa dijadikan teladan, misalnya nilai pendidikan. Nilai-nilai pendidikan
yang terkandung dalam hikayat dapat berguna bagi masyarakat sebagai
pembelajaran dalam menjalani hidup. Sebagai salah satu warisan budaya
bangsa, hikayat dipandang perlu diperkenalkan dan dipelajari oleh semua
lapisan masyarakat. Salah satu cara memperkenalkan hikayat kepada
generasi penerus diwujudkan dalam pembelajaran yang ada di dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Pengenalan hikayat dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia kurikulum 2013 diberikan di kelas X tingkat SMA. Atas dasar
pemikiran tersebut, dirasa perlu adanya bahan ajar yang dapat menunjang
atau memudahkan para siswa untuk dapat memahami hikayat.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku,
modul, poster, brosur, dan leaflet. Dalam hal ini akan menggunakan bahan ajar
berupa modul. Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk
dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga
media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi dengan
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul merupakan sebuah perangkat
pembelajaran yang berperan penting dalam pembelajaran. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam modul harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan
dicapainya.

i
Modul Hikayat

Modul pembelajaran Kiat Praktis Menganalisis Hikayat ini bertujuan untuk


membantu peserta didik dalam pembelajaran sastra yang berkaitan dengan
cerita rakyat. Pembelajaran cerita rakyat ini tercantum dalam silabus
pembelajaran. Siswa diharapkan (1) mampu mengetahui hikayat yang ada di
Nusantara dan mengetahui unsur-unsur pembangun hikayat tersebut, (2)
siswa mampu mengerjakan latihan dan uji formatif untuk mengetahui
tingkat pemahaman yang didapat pada setiap siswa dengan mendengarkan
maupun membaca hikayat yang terdapat dalam modul ini.

Modul ini berisi materi tentang teks hikayat. Pada pembelajaran pertama,
materi yang diajarkan adalah definisi hikayat, struktur teks hikayat, unsur
pembangun teks hikayat, serta kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks
hikayat. Pada pembelajaran kedua, materi yang diajarkan berisi langkah
langkah memahami teks hikayat, langkah-langkah memahami pokok-pokok
isi teks hikayat, dan langkah-langkah memahami nilai-nilai kehidupan dalam
teks hikayat.

Modul ini digunakan untuk melatih keterampilan siswa secara mandiri dalam
memahami teks hikayat. Agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam
menggunakan modul ini, siswa diharapkan memahami terlebih dahulu setiap
sub materi dan contoh yang diberikan. Penulis menyadari bahwa modul Kiat
Praktis Menganalisis Hikayat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Salam!

Maret, 2018

Penulis

ii
Modul Hikayat

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Peta Konsep iv
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar v
Petunjuk Pemakaian Modul vi
Indikator Pembelajaran vii
Tujuan Akhir Pembelajaran x

PEMBELAJARAN 1 Berkenalan dengan Hikayat 1

A. Mengenal Arti Hikayat 2


B. Struktur Hikayat 5
C. Unsur Pembangun Hikayat 5
D. Nilai-Nilai dalam Hikayat 9
E. Mengidentifikasi, Pesan, Nilai, dan Isi Hikayat 10

Latihan 23
Uji Formatif 33

PEMBELAJARAN 2 Mengidentifikasi Teks Hikayat 35

A. Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat 36

Uji Formatif 1 37
Uji Formatif 2 53

Kunci Jawaban 61

Glosarium 66

Daftar Pustaka

iii
Modul Hikayat

Peta konsep

Mengidentifikasi
karakteristik hikayat

Mengidentifikasi nilai-nilai
dan isi hikayat

Mengidentifikasi nilai-
nilai yang terdapat
dalam hikayat

Melestarikan nilai
kearifan lokal melalui
cerita rakyat

Mengidentifikasi nilai-nilai
dalam hikayat yang masih
sesuai dengan kehidupan
saat ini

Mengembangkan makna
(isi dan nilai) hikayat

Menjelaskan kesesuaian
nilai -nilai dalam hikyat
dengaan kehidupan saat
ini dalam teks eksposisi
lisan maupun tulisan

iv
Modul Hikayat

KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI

Kompetensi Inti:
KI1 Menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Ki2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan


prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD):


3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam
cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang
didengar dan dibaca

v
Modul Hikayat

Petunjuk Penggunaan Modul

Modul ini berisi materi pembelajaran teks hikayat yang diajarkan di kelas X.
Modul pembelajaran ini dilengkapi dengan gambar/ilustrasi, tabel,
rangkuman, dan glosarium, untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami
materi yang dipelajari. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan latihan, uji
formatif, evaluasi, panduan penilaian, dan kolom refleksi yang berfungsi
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Modul ini digunakan untuk melatih keterampilan siswa secara mandiri


memahami teks hikayat. Agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal
dalam menggunakan modul ini, siswa diharapkan untuk memahami terlebih
dahulu setiap sub materi yang disajikan beserta contohnya. Jika siswa sudah
paham terhadap isi materi yang disajikan, langkah selanjutnya adalah
mengerjakan latihan dan uji formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa. Namun, apabila siswa menemui kesulitan dalam memahami isi materi
atau mengerjakan soal, siswa dapat bertanya kepada guru saat dikelas.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal uji formatif, siswa dapat


menghitung sendiri nilai akhir pada soal uji formatif. Pada bagian akhir,
setiap siswa diberi tugas menulis materi yang sudah dipahami pada kolom
refleksi. Untuk menilai pemahaman siswa terkait materi yang sudah
dipelajari secara keseluruhan, siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal
evaluasi

vi
Modul Hikayat

Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami pengertian hikayat.


.
2. Siswa dapat memahami ciri-ciri hikayat.
3. Siswa dapat memahami unsur intrinsik hikayat.
4. Siswa dapat memahami isi hikayat.
5. Siswa dapat menentukan unsur intrinsik hikayat.
6. Siswa dapat menceritakan kembali hikayat.

vii
Modul Hikayat

Bersastra

Mengenal dan Mengidentifikasi


Cerita Hikayat

Mengenal dan mempelajari sastra lama sama halnya


dengan mengenal dan mempelajari budaya dan
karakter Bangsa

3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang


terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan maupun tulisan.

viii
Modul Hikayat

Latar Belakang

Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra lama sebagai salah satu warisan

budaya, hikayat tidak dapat dipisahkan denga peradaban manusia. Karya sastra,

khususnya hikayat, memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-

kebenaran hidup ini melalui pesan sosialnya. Melalui hikayat kita dapat

memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang manusia,

dunia, dan kehidupan. Oleh karena itu, mengulas dan membahas sastra secara

mendalam perlu dilakukan.

Hikayat tergolong jenis teks fiksi yang berisi cerita kepahlawanan, kisah para

dewa, kisah pengeran atau putri dari kerajaan, atau juga kisah raja-raja yang

memiliki kekuatan atau kesaktian sang tokohnya. Pada penjelasan ini, siswa akan

mempelajari cara mengidentifikasi nilai dan isi yang terkandung dalam cerita

rakyat (hikayat) baik secara lisan maupun tulisan.

Pemahaman akan unsur pembangun hikayat, seperti unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik, diperlukan untuk memahami hikayat secara menyeluruh.

ix
Modul Hikayat

TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN

Setelah memahami pengertian hikayat, struktur teks hikayat, unsur

pembangun teks hikayat, dan kaidah kebahasaan teks hikayat, siswa

diharapkan mampu mengidentifikasi teks hikayat dengan baik dan

mampu menceritakan kembali teks hikayat yang koheren sesuai

dengan karakteristik teks hikayat.

x
Modul Hikayat

PEMBELAJARAN I
BERKENALAN DENGAN HIKAYAT

Apakah Hikayat Itu?


Jika ada pertanyaan seperti itu, kalian pasti tahu kalau hikayat adalah

salah satu jenis sastra klasik (lama). Akan tetapi, pengertian hikayat

sebagai salah satu sastra klasik itu masih terlalu umum. Kalian perlu

mengetahui karakteristik hikayat dan unsur-unsur pembangun hikayat

itu. Hikayat memberi pesan dan kesan bagi pembacanya. Karya sastra

yang satu ini menjadi karya yang bermanfaat dalam memotivasi ataupun

menghibur pembaca. Agar kalian mampu memahami hikayat lebih dalam

lagi, pelajarilah materi hikayat berikut ini.

1
Modul Hikayat

A. Mengenal Arti Hikayat

Hikayat merupakan bagian dari cerita rakyat yang di dalamnya mengisahkan


cerita tentang kisah kepahlawanan, kisah pengeran atau putri dari kerajaan,
atau raja-raja yang memiliki kekuatan atau kesaktian sang tokohnya.
(1) Di dalam sastra Indonesia hi-
kayat diartikan sebagai cerita
rekaan berbentuk prosa dengan
kisah yang panjang; ditulis da-
lam bahasa Melayu; bersifat
sastra lama; dan tentu sebagi-
an besar mengisahkan banyak
kehebatan serta bentuk ke-
pahlawan orang ternama,yaitu
para raja atau orang suci yang
ada di sekitar istana dengan Sewu Segoro
segala kesaktian, keanehan,
dan mukjizat tokoh utamanya http://everythingmks.blogspot.co.id http://travel.tribunnews.com
Gambar 1. Hikayat Lukisan Ratu Leuis Gambar 1.2

(2). Hikayat lama berkisah tentang manusia, siapapun, di masa lampau.

2
Modul Hikayat

3. Hikayat tokoh adalah kisah yang ditokohi oleh manusia dan biasanya
adalah menceritakan suka duka seseorang.

4. Hikayat lelucon adalah hikayat yang dapat menimbulkan rasa menggelikan


hati, sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan maupun yang
menceritakanya.

5. Hikayat berumus adalah sebuah kisah yang mengalami pengulangan


peristiwa yang terjadi.
Hikayat Tokoh

Dongeng Biasa

Sumber: http://ceritadongeng-indonesia.blogspot.co.id
Gambar 1.5 Dongeng Binatang Tinker Bell

Sumber:
http://dongengsebelumtidur.com
Gambar h

Hikayat Jawa Hikayat Aceh

3
Modul Hikayat

Kata hikayat merupakan bentuk serapan dari bahasa Arab. Di dalam bahasa
asalnya semata-mata berarti narrative, tale, story (Hava dalam Sudjiman1994:17).
Di dalam sastra Indonesia, hikayat diartikan sebagai cerita rekaan berbentuk
prosa cerita yang panjang; ditulis dalam bahasa Melayu; bersifat sastra lama;
dan sebagian besar mengisahkan kehebatan serta kepahlawan orang ternama,
yaitu para raja atau orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian,
keanehan, dan mukjizat tokoh utamanya.

Hikayat dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu hikayat rekaan, hikayat
sejarah, dan hikayat biografi.

1. Hikayat rekaan mempunyai ciri-ciri yang dapat diidentifikasi, misalnya istana


menduduki pusat yang sangat berperan, tujuan utama ceritanya untuk
menghibur, tokoh-tokoh utama selalu mendapatkan kemenangan dan
mengalami akhir yang baik, segi ajaran moral tidak diabaikan, pola cerita
selalu bersifat streotip, dan adanya alur cerita yang dapat diramalkan.

2. Hikayat sejarah merupakan hikayat yang bersifat historis dan mempunyai ciri-
ciri, misalnya penyebutan nama tempat yang memang ada dalam pengertian
geografis, penyebutan nama-nama historis dalam hikayat, mayoritas
kandungan cerita merupakan silsilah suatu dinasti, tahun terjadinya peristiwa
tidak dinyatakan dengan jelas, dan pembicaraan mengenai peristiwa-
peristiwa yang bersifat kontemporer mendapat tempat sendiri; dan.

3. Hikayat biografi mempunyai ciri-ciri yang dapat diidentifikasi, misalnya


menerangkan dan menyoroti tokoh-tokoh historis dan peristiwa yang
sesungguhnya, pusat perhatian hikayat bergeser ke arah kepribadian manusia
genius, orang yang bermoral intelektual, atau orang yang mempunyai emosi
yang tinggi memiliki perhatian rohani tersendiri, biografi disusun secara
kronologis dan logis, biografi tidak mengenal perbedaan yang metodologis,
walaupunn begitu hikayat geografi tetap dirasakan adanya unsur fiktif
(Baried dkk., 1985: 27—31).

4
Modul Hikayat

B. Struktur Hikayat

Cerita rakyat yang berbentuk hikayat mempunyai tanda pengenal atau ciri-ciri
pengenal, yaitu sebagai berikut:

1 . Isi cerita berkisar pada istana sentris. Maksudnya cerita yang


diangkat dalam hikayat adalah cerita dari lingkungan istana, misalnya
menceritakan raja-raja yang baik dan bijaksana, dan ratu atau putri
kerajaan yang cantik jelita.

2 . Bersifat pralogis. Unsur pralogis adalah unsur yang memuat cerita


keluarbiasaan tokoh cerita sehingga terasa tidak logis bagi sebagian
oran, tetap dianggap logis bagi sebagian orang lagi. Sebagian orang
yang menganggap tidak logis adalah orang-orang yang berada di
luar cerita, artinya, orang itu bukan pemilik cerita dan menggunakan
cara berpikir yang rasional. Sebagian orang yang menganggap
cerita itu logis adalah mereka yang merasa sebagai pemilik cerita
dan menggunakan keyakinan untuk menyikapi cerita.

3 . Menggunakan banyak bahasa kiasan.

4 . Banyak kata-kata yang sulit dipahami. Karena sifat hikayat adalah


sastra lama, banyak hikayat yang terpengaruh dari bahasa-bahasa
selain bahasa Melayu. Selain bahasa Melayu, beberapa hikayat juga
dipengaruhi oleh beberapa bahasa seperti bahasa India, bahasa Arab,
Bahasa Persia dan bahasa Cina (Beried, 1994: 86—88).

5 . Struktur kalimatnya tidak efektif. Struktur kalimat dalam hikayat


umumnya tidak mengikuti kaidah kebahasaan yang ada. Kalimat
tidak efektif dapat menimbulkan ketidakjelasan makna oleh pambaca.

C. Unsur-unsur Hikayat
Cerita rakyat mempunyai unsur pembangun karya sastra yaitu unsur intrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di
dalam teks karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik pembangun karya
sastra yaitu
1. Tema
Tema merupakan ide/gagasan yang mendasari cerita. Ada banyak cerita yang
menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia,
seperti percinta, penderita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan,
pengkhianatan menusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua

5
Modul Hikayat

2. Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, yakni
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung. Latar dikategorikan dalam tiga bagian, yakni:

a. Latar tempat, yaitu hal yang berkaitan dengan masalah geografis (latar
pedesaan, perkotaan, pegunungan dan sebagainya)
b. Latar waktu, yaitu hal yang berkaitan dengan masalah historis (berupa
jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang
melatarbelakangi sebuah cerita); dan
c. Latar sosial, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

3. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu
sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

JENIS TOKOH

Segi Peranan/ Tingkat Pentingnya Tokoh Segi Fungsi Penampilan Tokoh

Tokoh Utama Protagonis

Tokoh Tambahan Antagonis

Penokohan merupakan cara atau teknik mewujudkan dan mengembangkan


watak/karakter tokoh dalam suatu cerita. Ada dua cara pengarang
menampilkan karakter tokoh yaitu dengan metode analitik dan metode dramatik.
Metode Analitik yaitu cara pengarang menggambarkan watak/karakter
tokoh secara langsung melalui penuturan langsung pada ceritanya.
Metode Dramatik yaitu cara pengarang menggambarkan watak/karakter
tokoh secara tidak langsung, para tokoh pada cerita menyatakan sendiri
watak/karakter dalam dialog atau percakapan.

Watak/Karakter adalah penggambaran sifat dan sikap para tokoh pada cerita

6
Modul Hikayat

4. Alur
Alur merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian dalam cerita, biasanya
memiliki hubungan sebab akibat. Alur memiliki beberapa jenis, yaitu alur
maju, alur mundur, dan alur campuran.

a. Alur Maju merupakan jalan cerita yang disusun berdasarkan kurun waktu.
Pengenalan Konflik Penyelesaian

b. Alur Mundur merupakan jalan cerita yang mengembalikan cerita ke masa


atau waktu sebelumnya.
Penyelesaian Konflik Pengenalan

c. Alur Campuran merupakan perpaduan antara alur maju dan alur mundur.

Konflik Pengenalan Penyelesaian

5. Amanat
Amanat adalah hal yan g ingin disampaikan oleh penulis agar dapat
dilaksanakan oleh pembaca. Amanat terdiri atas dua jenis, yakni amanat
tersirat dan amanat tersurat. Kadang-kadang amanat mirip dengan tema.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis karya sastra menceritakan kisahnya atau
cara pandang penulis dalam membawakan cerita.

7. Motif
Motif adalah istilah yang digunakan untuk menukiskan karakter, peristiwa, atau
konsep yang sering diulang-ulang, yang ada dalam cerita rakyat atau
kesusastraan. Dalam hikayat motif menjadi sesuatu yang penting karena
digunakan untuk memperpanjang cerita.

7
Modul Hikayat

Bersastra

Cerita
Hikayat
Masa Melayu
Klasik

Salah satu bentuk kecintaan terhadap sastra yaitu


dengan mengapresiasi karya sastra

8
Modul Hikayat

D. Nilai-Nilai Kehidupan dalam Hikayat

Nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra biasanya mencakup berbagai aspek
kehidupan, antara lain nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai keagamaan,
nilai estetis, nilai moral, nilai hiburan, dan masih banyak lagi nilai-nilai yang
dibutuhkan dalam kehidupan manusia (Yunus, 1990:105). Berikut ini akan
dijelaskan yang dimaksud dengan nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat.

✓ Nilai Agama
Hubungan sastra dengan agama sangat erat. Karya sastra merupakan sarana
penyampaian nilai-nilai agama atau keagamaan. Nilai agama di sini merujuk
pada kebaktian kepada Tuhan. Menurut Mursal (dalam Yunus, 1990:106),
pengungkapan masalah agama atau keagamaan dalam kesusastraan ada
tiga corak. Pertama, mempersoalkan praktik ajaran agama; kedua, mencipta
dan mengungkapkan masalah berdasarkan ajaran agama; ketiga, kehidupan
agama hanya sebagai latar belakang.

✓ Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan gagasan dan pola ideal masyarakat tentang segala
sesuatu yang dipandang baik dan berguna. Sementara itu, Koentjaraningrat
menyatakan bahwa (dalam Yunus 1990:106) nilai budaya adalah aspek ideal
yang terwujud sebagai konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup di dalam pikiran
sebagian besar masyarakat mengenai kata yang harus dianggap penting dan
berharga dalam hidup.

✓ Nilai Moral

Nurgiantoro (2010: 321) menyatakan bahwa moral dalam karya sastra


biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan.
Pandangan ini berkaitan dengan tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah
yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral dalam cerita biasanya
dimaksudkan sebagai saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu
yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang
bersangkutan oleh pembaca.

9
Modul Hikayat

✓ Nilai Pendidikan
Nurgiyantoro (2010: 326) mengemukakan bahwa bentuk penyampaian nilai
pendidikan itu bersifat moral atau budaya, ada bentuknya, langsung atau tidak
langsung. Dalam hal ini hikayat termasuk folklor yang bentuk penyampaian
pesannya hendak disampaikan pembaca.

E. Mengidentifikasi Pesan, Nilai dan Isi Pokok Hikayat

Hikayat sebagai salah satu karya sastra juga memliki isi pokok di dalamnya. Untuk
mengetahui isi pokok yang terapat dalam hikayat siswa harus memahami terlebih
dahulu hikayat yang dibacanya. Berikut adalah contoh hikayat berjudul
“Penumpasan Bajak Laut” yang di sadur kembali oleh Yulita Fitriana.

Penumpasan Bajak Laut

Pada suatu ketika, utusan raja datang ke Kampung Seberang. Tergopoh-


gopoh dia menghadap Datuk Hitam yang sedang berada di rumahnya.
“Datuk Hitam, hamba datang membawa perintah dari raja untuk Datuk,”
kata utusan raja tersebut.

“Mengapa terlalu tergesa-gesa, Tuan Pengawal? Ambil napaslah terlebih


dahulu supaya Tuan merasa tenang. Sebentar lagi, minuman dan makanan akan
tersedia untuk Tuan. Perjalanan Tuan sangatlah jauh. Tentulah Tuan sangat
lelah. Sebaiknya Tuan beristirahat sejenak,” kata Datuk Hitam melihat
utusan raja yang sangat tergesa-gesa itu.
“Maafkan saya, Datuk. Saya memang tergesa-gesa. Ada masalah penting yang
harus saya sampaikan kepada Datuk,” jawab utusan itu lagi.

Datuk Hitam memandang utusan itu. Wajah utusan itu tampak tegang. Jelas
sekali dia sedang mengemban perintah serius dari raja. “Baiklah, Tuan.
Perintah apa gerangan yang diberikan raja kepada saya?” tanya Datuk Hitam
akhirnya.

10
Modul Hikayat

“Gerombolan bajak laut kembali beraksi, Datuk. Mereka kian ganas dan
kejam saja. Sudah banyak rombongan kapal pedagang yang mereka rompak.
Harta benda para pedagang itu mereka ambil. Pedagang dan anak-anak
buahnya mereka bunuh, lalu mereka buang ke laut,” cerita utusan raja.

Datuk Hitam mendengar cerita itu sambil mengangguk-angguk. Cerita seperti


ini bukan sekali dua pernah didengarnya. Akan tetapi, akhir-akhir ini
perompakan di laut semakin sering saja terjadi.
“Tidak hanya pedagang saja yang mereka rompak. Beberapa waktu yang lalu
utusan kerajaan tetangga kita yang hendak berkunjung ke kerajaan, dirompak
pula. Tentu saja raja malu terhadap kejadian itu karena hal itu terjadi di
daerah kekuasaan raja,” lanjut utusan itu. “Ya, saya juga sempat
mendengar kejadian itu,” kata Datuk Hitam. Datuk Hitam dapat
membayangkan bagaimana malu dan marahnya raja terhadap hal yang
menimpa tamunya itu.
“Datuk, raja sudah memerintahkan kepada kami untuk menumpas bajak laut itu,
tetapi belum ada hasilnya. Bajak laut itu selalu dapat menghindar dari
kami. Bahkan, pernah pula kami dikalahkan oleh mereka,” utusan itu
menjelaskan secara panjang lebar kepada Datuk Hitam.
Datuk Hitam mendengarkan penjelasan utusan itu dengan serius. Dia tahu
bahwa para bajak laut itu sangatlah terlatih. Keahlian mereka di laut sangat
tinggi. Ditambah lagi, kemampuan ilmu silat dan pedang yang mereka punyai
sangat bagus. Bahkan, para pemimpin bajak laut itu biasanya dilengkapi pula
oleh ilmu gaib dan ilmu kebal. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengalahkan
mereka.
“:Apakah raja memerintahkan saya untuk menumpas para bajak laut itu?”
tanya Datuk Hitam kepada utusan itu.

“Benar, Datuk. Tampaknya hanya Datuk yang akan mampu menumpas para
bajak laut itu. Raja sangat berharap Datuk mau membantu,” jawab
utusan itu penuh harap.

11
Modul Hikayat

Datuk Hitam mengangguk sebagai tanda setuju menjalankan perintah raja.


Memang bukan kali ini saja dia diperintahkan oleh raja untuk menumpas bajak
laut. Biasanya dia selalu berhasil menjalankan tugasnya itu. Oleh karena itu,
raja sangat memercayainya untuk menjalankan tugas yang sangat berat ini.
“Baiklah, pengawal, akan saya laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.Tolong
sampaikan hal ini kepada raja,” kata Datuk Hitam menyanggupi.

Kini utusan itu tampak lega setelah Datuk Hitam menyanggupi tugas yang
diembankan kepadanya.
“Terima kasih, Datuk, akan saya sampaikan kepada raja. Saya akan meninggalkan
dua kapal lengkap dengan pasukan perang di sini. Mereka diperintahkan untuk
membantu Datuk.” Datuk Hitam berpikir sejenak. Kalau gerombolan bajak laut
ini sangat kuat, tentu saja dia butuh bantuan dari kerajaan. Kapal yang
dipunyainya tentu saja dia butuh bantuan dari kerajaan. Kapal yang dipunyainya
hanya ada satu. Orang-orangnya pun terbatas karena memang penduduk
Kampung Seberang adalah para nelayan dan sebagian bercocok tanam. Tidak
banyak di antara mereka yang menguasai ilmu bela diri dan siap berperang di
laut melawan bajak laut.
“Baiklah, pengawal. Akan tetapi, menurut saya cukup satu kapal pasukan
saja. Saya juga akan mempersiapkan satu kapal pasukan lagi. Kita tidak
memerlukan pasukan yang banyak, tetapi kita memerlukan pasukan yang
menguasai rencana dan siasat pertempuran di laut dengan baik. Pasukan saya
sudah terlatih menghadapi bajak laut. Saya juga akan memberikan arahan
kepada pasukan kerajaan. Saya harap kita bisa menang,” tutup Datuk Hitam.
“Kalau demikian, yang baik menurut Datuk, saya menurut saja,” jawab utusan
itu lagi.

12
Modul Hikayat

Keesokan harinya anak buah Datuk Hitam tampak sibuk. Mereka


mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertempur dengan bajak laut yang
terkenal kejam itu. Mereka juga mempersiapkan diri untuk menghadapi Laut
Cina Selatan yang sering kali gelombangnya besar dan sangat tidak bersahabat
dengan para pelaut. Tidak mengherankan apabila sering terdengar berita
tentang tenggelamnya kapal diterjang gelombang ganas tersebut.

Setelah semua persiapan dilakukan, Datuk Hitam dan rombongan pun berangkat.
Mereka diiringi penduduk Kampung Seberang yang melepas kepergian mereka
dengan doa supaya mereka memperoleh kemenangan.

Seminggu dalam pelayaran rombongan Datuk Hitam melihat beberapa buah


kapal tampak menuju ke arah mereka.
“Ada kapal menuju ke arah kita, Datuk,” kata salah seorang anak buah
Datuk Hitam.

Datuk Hitam yang sedang beristirahat di kamarnya bergegas naik ke


geladak.
“Siapa mereka?” tanya Datuk Hitam.
Beberapa saat kemudian kapal itu semakin tampak jelas. “Tampaknya
gerombolan bajak laut,” kata Datuk Hitam di dalam hati. Mereka menggunakan
bendera dengan gambar tengkorak.
“Perintahkan pasukan untuk bersiap-siap. Kita akan menghadapi bajak laut,”
kata Datuk Hitam kepada orang kepercayaannya.
Dengan cepat orang itu memberitahukan perintah itu kepada pasukan
yang dipimpin oleh Datuk Hitam. Dengan isyarat dia juga menyampaikan
perintah itu kepada pasukan kerajaan yang berada di kapal lain.

13
Modul Hikayat

Pasukan pun bersiap siaga. Semua sudah berada di tempat masing-masing


dengan senjata yang akan mereka digunakan. Mereka menanti kedatangan
kapal bajak laut itu dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tahu sebentar
lagi akan terjadi pertempuran yang seru di laut. Hal itu membuat suasana
menjadi sunyi. Hanya terdengar bunyi ombak yang menampar-nampar haluan
kapal.

Seminggu dalam pelayaran rombongan Datuk Hitam melihat beberapa buah


kapal tampak menuju ke arah mereka.
“Ada kapal menuju ke arah kita, Datuk,” kata salah seorang anak buah
Datuk Hitam.

Datuk Hitam yang sedang beristirahat di kamarnya bergegas naik ke


geladak. “Siapa mereka?” tanya Datuk Hitam. “Belum tahu, Datuk. Kami
masih berusaha mengenalinya,” jawab salah seorang anak buah Datuk Hitam.
Beberapa saat kemudian kapal itu semakin tampak jelas. “Tampaknya
gerombolan bajak laut,” kata Datuk Hitam di dalam hati. Mereka
menggunakan bendera dengan gambar tengkorak.
“Perintahkan pasukan untuk bersiap-siap. Kita akan menghadapi bajak laut,”
kata Datuk Hitam kepada orang kepercayaannya.

Dengan cepat orang itu memberitahukan perintah itu kepada pasukan yang
dipimpin oleh Datuk Hitam. Dengan isyarat dia juga menyampaikan perintah itu
kepada pasukan kerajaan yang berada di kapal lain.

Pasukan pun bersiap siaga. Semua sudah berada di tempat masing-masing


dengan senjata yang akan mereka digunakan. Mereka menanti kedatangan
kapal bajak laut itu dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tahu sebentar
lagi akan terjadi.

14
Modul Hikayat

“Terima kasih, Datuk, akan saya sampaikan kepada raja. Saya akan
meninggalkan dua kapal lengkap dengan pasukan perang di sini. Mereka
diperintahkan untuk membantu Datuk.” Datuk Hitam berpikir sejenak. Kalau
gerombolan bajak laut ini sangat kuat, tentu saja dia butuh bantuan dari
kerajaan. Kapal yang dipunyainya tentu saja dia butuh bantuan dari kerajaan.
Kapal yang dipunyainya hanya ada satu. Orang-orangnya pun terbatas karena
memang penduduk Kampung Seberang adalah para nelayan dan sebagian
bercocok tanam. Tidak banyak di antara mereka yang menguasai ilmu bela diri
dan siap berperang di laut melawan bajak laut.
“Baiklah, pengawal. Akan tetapi, menurut saya cukup satu kapal pasukan
saja. Saya juga akan mempersiapkan satu kapal pasukan lagi. Kita tidak
memerlukan pasukan yang banyak, tetapi kita memerlukan pasukan yang
menguasai rencana dan siasat pertempuran di laut dengan baik. Pasukan saya
sudah terlatih menghadapi bajak laut. Saya juga akan memberikan arahan
kepada pasukan kerajaan. Saya harap kita bisa menang,” tutup Datuk Hitam.
“Kalau demikian, yang baik menurut Datuk, saya menurut saja,” jawab utusan
itu lagi.

Keesokan harinya anak buah Datuk Hitam tampak sibuk. Mereka


mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertempur dengan bajak laut yang
terkenal kejam itu. Mereka juga mempersiapkan diri untuk menghadapi Laut
Cina Selatan yang sering kali gelombangnya besar dan sangat tidak bersahabat
dengan para pelaut. Tidak mengherankan apabila sering terdengar berita
tentang tenggelamnya kapal diterjang gelombang ganas tersebut.

Setelah semua persiapan dilakukan, Datuk Hitam dan rombongan pun berangkat.
Mereka diiringi penduduk Kampung Seberang yang melepas kepergian mereka
dengan doa supaya mereka memperoleh kemenangan.

15
Modul Hikayat

Seminggu dalam pelayaran rombongan Datuk Hitam melihat beberapa buah


kapal tampak menuju ke arah mereka.
“Ada kapal menuju ke arah kita, Datuk,” kata salah seorang anak buah
Datuk Hitam.
Datuk Hitam yang sedang beristirahat di kamarnya bergegas naik ke
geladak.
“Siapa mereka?” tanya Datuk Hitam. “Belum tahu, Datuk. Kami masih
berusaha mengenalinya,” jawab salah seorang anak buah Datuk Hitam.

Pertempuran yang seru di laut. Hal itu membuat suasana menjadi sunyi. Hanya
terdengar bunyi ombak yang menampar-nampar haluan kapal.
Dua kapal bajak laut itu kian mendekat. Tampak para bajak laut bersiap-siap
hendak naik ke kapal Datuk Hitam. Beberapa papan akan mereka gunakan
sebagai jembatan.
Pasukan yang dipimpin oleh Datuk Hitam kian bersiaga. Ketika jarak antara
kapal Datuk Hitam dengan kapal bajak laut itu kian dekat, terdengar
Datuk Hitam berseru, “Lepaskan anak panah!”

Sejurus kemudian berpuluh-puluh anak panah berapi menuju kapal bajak laut
itu. Beberapa anak panah itu mendarat di dalam kapal bajak laut itu. Sebagian
lagi menancap di lambung kapal dan sebagian lagi tercampak di laut. Api yang
berasal dari anak-anak panah itu menimbulkan kebakaran. Para bajak laut itu
sibuk memadamkan api yang mulai berkobar

16
Modul Hikayat

Kesempatan itu digunakan oleh pasukan Datuk Hitam untuk mendekati kapal
bajak laut itu. Dengan menggunakan papan mereka berhasil sampai di kapal bajak
laut itu. Pertempuran antara pasukan Datuk Hitam dengan gerombolan bajak laut
itu tidak terhindarkan. Mereka saling serang menggunakan senjata yang mereka
miliki.

Anak buah Datuk Hitam mulai dapat mengalahkan anak buah bajak laut itu.
Mereka sudah menguasai kapal. Anak buah bajak laut itu ketakutan.
Mereka berusaha melarikan diri. Beberapa di antaranya terjun ke laut dan
berenang menjauhi kapal. Beberapa lainnya menyerah pada anak buah Datuk
Hitam.

Setelah bertempur cukup lama, akhirnya pasukan Datuk Hitam yang dibantu
pasukan kerajaan dapat meraih kemenangan. Kapal bajak laut itu mereka ambil
alih untuk diserahkan kepada raja. Para bajak laut yang sudah menyerah mereka
tangkap. Mereka ini akan diadili di kota raja untuk mempertanggungjawabkan
kesalahannya.

Hikayat ini bercerita tentang Datuk Hitam yang diperintahkan oleh Raja
untuk menumpas para bajak laut yang sangat meresahkan. Raja
memerintahkan Datuk Hitam untuk menumpas gerombolan bajak laut,
karena mereka sudah semakin ganas dan kejam dan memiliki ilmu gaib
dan ilmu kebal. Perintah Raja pun diterima oleh Datuk Hitam, dan
Datuk Hitam menyiapkan strategi untuk dapat mengalahkan gerombolan
bajak laut.

Selesai

17
Modul Hikayat

Hikayat ini mengisahkan tentang Datuk Hitam yang diperintahkan oleh Raja untuk
menumpas para bajak laut yang sangat meresahkan. Raja memerintahkan Datuk
Hitam untuk menumpas gerombolan bajak laut karena mereka sudah semakin ganas,
kejam serta memiliki ilmu gaib dan ilmu kebal. Perintah Raja pun diterima oleh Datuk
Hitam, dan Datuk Hitam menyiapkan strategi untuk dapat mengalahkan gerombolan
bajak laut. Pertempuran antara Datuk Hitam dan gerombolan bajak laut pun terjadi
dengan strategi jitu yang diterapkan oleh Datuk Hitam. Datuk Hitam dan pasukannya
dapat mengalahkan gerombolan bajak laut tersebut.

Setelah mendapatkan sinopsis dari cerita hikayat, siswa diarahkan untuk dapat menemukan isi
pokok cerita yang terdapat dalam hikayat tersebut.

Isi Pokok Teks


Hikayat ini bercerita tentang Datuk Datuk Hitam memandang utusan itu.
Hitam yang diperintahkan oleh Raja Wajah utusan itu tampak tegang.
untuk menumpas para bajak laut. Jelas sekali dia sedang mengemban
perintah serius dari raja. “Baiklah,
Tuan. Perintah apa gerangan yang
diberikan raja kepada saya?”
tanya Datuk Hitam akhirnya.
“Gerombolan bajak laut kembali
beraksi, Datuk. Mereka kian ganas
dan kejam saja. Sudah banyak
rombongan kapal pedagang yang
mereka rompak. Harta benda para
pedagang itu mereka ambil.
Pedagang dan anak-anak buahnya
mereka bunuh, lalu mereka buang
ke laut,” cerita utusan raja.

18
Modul Hikayat

Isi Pokok Teks


Raja percaya bahwa hanya Datuk Datuk Hitam mendengarkan
Hitam yang dapat menumpas para penjelasan utusan itu dengan serius.
bajak laut tersebut. Dia tahu bahwa para bajak laut itu
sangatlah terlatih. Keahlian mereka
di laut sangat tinggi. Ditambah lagi,
kemampuan ilmu silat dan pedang
yang mereka punyai sangat bagus.
Bahkan, para pemimpin bajak laut
itu biasanya dilengkapi pula oleh
ilmu gaib dan ilmu kebal. Oleh
karena itu, tidak mudah untuk
mengalahkan mereka.
“Apakah raja memerintahkan saya
untuk menumpas para bajak laut
itu?” tanya Datuk Hitam kepada
utusan itu.
“Benar, Datuk. Tampaknya hanya
Datuk yang akan mampu menumpas
para bajak laut itu. Raja sangat
berharap Datuk mau membantu,”
jawab utusan itu penuh harap.

19
Modul Hikayat

Datuk Hitam dan Kampung Seberang

Penyadur: Yulita Fitriyana

Kampung Seberang terletak di pinggir laut yang berair bening. Pasir putih
terhampar di sepanjang pantai. Pohon-pohon nyiur melambai-lambai ditiup
angin. Sampan-sampan nelayan bersandar sebelum dan setelah menangkap
ikan di laut.

Penduduk Kampung Seberang hidup sederhana. Rumah mereka memiliki tiang


yang cukup tinggi agar air laut yang pasang tidak masuk ke rumah
mereka.Tiang-tiang rumah itu terbuat dari kayu-kayu yang kokoh. Lantainya
terdiri atas kayu dan bambuyang dibelah dua. Dindingnya dibuat dari bambu
yang dianyam. Dari sela-sela anyaman bambu itu angin kerap masuk sehingga
rumah terasa sejuk. Sementara itu, atap rumahnya terbuat dari daun rumbia
yang disusun dan diikat dengan rotan yang mereka cari di hutan.

Penduduk Kampung Seberang bekerja sebagai nelayan. Perempuan-perempuan


Kampung Seberang terbiasa mencari ikan dan udang di sela-sela karang di
tepi pantai. Mereka menggunakan bubu. Mereka juga sering memunguti
kerang-kerang yang menempel pada karang. Sementara itu, laki-laki Kampung
Seberang pergi melaut menggunakan sampan layar kecil. Mereka membawa
pancing dan jaring sebagai alat penangkap ikan. Mereka pergi pada sore hari
dan kembali pada pagi harinya. Akan tetapi, kadang-kadang sampai berhari-
hari mereka tidak pulang ke rumah. Hal itu mereka lakukan supaya
mendapatkan tangkapan ikan yang banyak. Walaupun sangat sederhana dan
bersahaja, penduduk Kampung Seberang hidup aman dan sejahtera.

Hal itu berkat kepemimpinan Datuk Hitam, Penghulu Kampung Seberang.


Datuk Hitam adalah orang yang gagah. Badannya tinggi tegap. Rambutnya ikal.
Hidungnya mancung. Sorot matanya tajam berwibawa, tetapi juga membawa
keteduhan bagi orang yang memandangnya.

20
Modul Hikayat

Datuk Hitam mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Anak sulungnya
perempuan berusia enam tahun dan anak bungsunya, seorang laki-laki, baru
berusia satu tahun. Anak perempuannya yang bernama Intan Kemilau
berwajah sangat cantik. Anak laki-lakinya berwajah tampan. Pipinya
kemerahan sehingga membuat orang menjadi gemas. Suami-istri itu
memberinya nama Awang Perkasa.

Sejak kecil Datuk Hitam dan istrinya mengajari kedua anak mereka untuk
menjadi orang yang baik, sopan, dan suka membantu orang lain.

" Kalau kita baik kepada orang lain, mereka pun akan berlaku baik kepada kita.
Kalau kita menghormati orang lain, mereka pun akan menghormati kita.
Walaupun Ananda anak seorangpemimpin, seorang datuk, Ananda tidak boleh
sombong, nasihat Datuk Hitam kepada keduaanaknya yang mendengarkan
dengan tekun. Ketika itu mereka sedang duduk-duduk di pelantar depan
rumah mereka yang menghadap ke pantai.

"Betul Ananda. Di mana pun Ananda berada, selalulah bersedia membantu


orang lain. Jangan membuat orang lain menjadi susah atau menderita, tambah
ibu Intan Kemilau dan Awang Perkasa dengan penuh kasih sayang.

Datuk Hitam dan istrinya tidak hanya mengajari anak-anak mereka dengan
kata-kata belaka. Mereka juga memperlihatkan sikap yang baik dan dapat
diteladani oleh kedua anaknya itu. Dengan demikian, Intan Kemilau dan Awang
Perkasa terbiasa melihat sifat dan perilaku baik dari kedua orang tuanya.
Mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan disenangi oleh
penduduk Kampung Seberang.

21
Modul Hikayat

Datuk Hitam dan istrinya tidak hanya mengajari anak-anak mereka dengan
kata-kata belaka. Mereka juga memperlihatkan sikap yang baik dan dapat
diteladani oleh kedua anaknya itu. Dengan demikian, Intan Kemilau dan
Awang Perkasa terbiasa melihat sifat dan perilaku baikdari kedua orang
tuanya. Mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan disenangi oleh
penduduk Kampung Seberang.

Sebagai penghulu, Datuk Hitam bertindak sangat adil dan bijaksana. Dia
selalu memikirkan kepentingan rakyatnya. Hal itu pulalah yang membuatnya
dihormati dan disukai penduduk Kampung Seberang. Selain itu, penduduk
Kampung Seberang juga sangat bangga mempunyai penghulu seperti
DatukHitam yang sangat sakti. Dia memiliki sebuah keris yang bernama
keris Naga Lambaian Bumi. Gagang keris ini memang berbentuk kepala naga
dengan mata keris yang berkelok-kelok. Keris yang sangat tajam dan sakti
ini selalu berada di pinggang Datuk Hitam dan selalu dibawanya ke mana pun
dia pergi.

Kemampuan silat Datuk Hitam sangat tinggi. Hal itu membuat dia tidak
hanya dikenal di Kampung Seberang, tetapi juga sampai ke negeri lain.
Kemampuan Datuk Hitam ini telah didengar pula oleh raja. Oleh karena itu,
raja sering memintanya untuk membantu pasukan raja menumpas bajak
laut yang banyak terdapat di Laut Cina Selatan. Mereka kerap mengganggu
para pelaut dan pedagang yang melintas di sana. Selain merompak barang-
barang yang dibawa, para bajak laut ini sering pula membunuh pelaut dan
pedagang itu. Hal itu tentu saja membuat pelaut dan pedagang merasa tidak
aman melintasi Laut Cina Selatan.

SELESAI

22
Modul Hikayat

LATIHAN 1

1. Analisislah unsur-unsur hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang yang telah
kalian baca!
a. Analisilah tokoh hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang!

No. Nama Tokoh Watak/Karakter


1. Datuk Hitam Baik hati, rela berkorban, dsb
2.
3.
4.
5.
6.

b. Analisislah alur yang terkandung dalam hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang.

Alur Tahapan Alur


Awal Tengah Akhir
Menggunakan alur Apakah dalam hikayat Apakah pada hikayat Apakah ada pemecahan
apakah hikayat tersebut terdapat tersebut terdapat konflik masalah pada hikayat
Datuk Hitam dan pengenalan para atau permasalahan? Datuk Hitam dan Bajak
Kampung tokoh di awal cerita? Kemukakanlah! Laut?
Seberang Kemukakanlah! Kemukakanlah!

c. Analisislah latar dalam hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang!

No.
1.
2.
3.

23
Modul Hikayat

c. Tentukanlah tema dan amanat hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang yang
telah kalian baca!

No. Tema
1.
...
2. Amanat
...

2. Analisislah nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang!
Nilai-nilai yang dapat diteladani pada hikayat Datuk Hitam dan Kampung
Seberang

No. Nilai-nilai Tersurat Kutipan

1.
2.

3.

4.

3. Sebutkan ciri-ciri hikayat yang kalian ketahui!


4. Sebutkan tiga hikayat yang kalian ketahui!
5. Sebutkan dan jelaskankan karakteristik hikayat!

24
Modul Hikayat

Bersastra

4.7 Menceritakan Kembali


Isi Hikayat

25
Modul Hikayat

Penumpasan Bajak Laut


Penyadur: Yulita Fitriana

Pada suatu ketika, utusan raja datang ke Kampung Seberang. Tergopoh-


gopoh dia menghadap Datuk Hitam yang sedang berada di rumahnya.
“Datuk Hitam, hamba datang membawa perintah dari raja untuk Datuk,”
kata utusan raja tersebut.

“Mengapa terlalu tergesa-gesa, Tuan Pengawal? Ambil napaslah


terlebih dahulu supaya Tuan merasa tenang. Sebentar lagi, minuman dan
makanan akan tersedia untuk Tuan. Perjalanan Tuan sangatlah jauh.
Tentulah Tuan sangat lelah. Sebaiknya Tuan beristirahat sejenak,”
kata Datuk Hitam melihat utusan raja yang sangat tergesa-gesa itu.
“Maafkan saya, Datuk. Saya memang tergesa-gesa. Ada masalah
penting yang harus saya sampaikan kepada Datuk,” jawab utusan itu lagi.
Datuk Hitam memandang utusan itu. Wajah utusan itu tampak tegang.
Jelas sekali dia sedang mengemban perintah serius dari raja.
“Baiklah, Tuan. Perintah apa gerangan yang diberikan raja kepada
saya?” tanya Datuk Hitam akhirnya.

26
Modul Hikayat

“Gerombolan bajak laut kembali beraksi, Datuk. Mereka kian ganas dan
kejam saja. Sudah banyak rombongan kapal pedagang yang mereka
rompak. Harta benda para pedagang itu mereka ambil. Pedagang dan
anak-anak buahnya mereka bunuh, lalu mereka buang ke laut,” cerita
utusan raja.

Datuk Hitam mendengar cerita itu sambil mengangguk-angguk. Cerita


seperti ini bukan sekali dua pernah didengarnya. Akan tetapi, akhir-
akhir ini perompakan di laut semakin sering saja terjadi.

“Tidak hanya pedagang saja yang mereka rompak. Beberapa waktu


yang lalu utusan kerajaan tetangga kita yang hendak berkunjung ke
kerajaan, dirompak pula. Tentu saja raja malu terhadap kejadian itu
karena hal itu terjadi di daerah kekuasaan raja,” lanjut utusan itu. “Ya,
saya juga sempat mendengar kejadian itu,” kata Datuk Hitam. Datuk
Hitam dapat membayangkan bagaimana malu dan marahnya raja terhadap
hal yang menimpa tamunya itu.

Apakah raja memerintahkan saya untuk menumpas para bajak laut itu?‖
tanya Datuk Hitam kepada utusan itu.

“Benar, Datuk. Tampaknya hanya Datuk yang akan mampu menumpas para
bajak laut itu. Raja sangat berharap Datuk mau membantu,”jawab utusan
itu penuh harap.

Datuk Hitam mengangguk sebagai tanda setuju menjalankan perintah


raja. Memang bukan kali ini saja dia diperintahkan oleh raja untuk
menumpas bajak laut. Biasanya dia selalu berhasil menjalankan tugasnya
itu. Oleh karena itu, raja sangat memercayainya untuk menjalankan tugas
yang sangat berat ini.

“Baiklah, pengawal, akan saya laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.


Tolong sampaikan hal ini kepada raja,” kata Datuk Hitam menyanggupi.

27
Modul Hikayat

Kini utusan itu tampak lega setelah Datuk Hitam menyanggupi tugas yang
diembankan kepadanya. “Terima kasih, Datuk, akan saya sampaikan kepada
raja. Saya akan meninggalkan dua kapal lengkap dengan pasukan perang di
sini. Mereka diperintahkan untuk membantu Datuk.” Datuk Hitam berpikir
sejenak. Kalau gerombolan bajak laut ini sangat kuat, tentu saja dia butuh
bantuan dari kerajaan. Kapal yang dipunyainya hanya ada satu. Orang-orangnya
pun terbatas karena memang penduduk Kampung Seberang adalah para nelayan
dan sebagian bercocok tanam. Tidak banyak di antara mereka yang menguasai
ilmu bela diri dan siap berperang di laut melawan bajak laut.

“Baiklah, pengawal. Akan tetapi, menurut saya cukup satu kapal pasukan saja.
Saya juga akan mempersiapkan satu kapal pasukan lagi. Kita tidak memerlukan
pasukan yang banyak, tetapi kita memerlukan pasukan yang menguasai rencana
dan siasat pertempuran di laut dengan baik. Pasukan saya sudah terlatih
menghadapi bajak laut. Saya juga akan memberikan arahan kepada pasukan
kerajaan. Saya harap kita bisa menang,” tutup Datuk Hitam.

“Kalau demikian, yang baik menurut Datuk, saya menurut saja,” jawab utusan
itu lagi.

Keesokan harinya anak buah Datuk Hitam tampak sibuk. Mereka


mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertempur dengan bajak laut yang
terkenal kejam itu. Mereka juga mempersiapkan diri untuk menghadapi Laut
Cina Selatan yang sering kali gelombangnya besar dan sangat tidak bersahabat
dengan para pelaut. Tidak mengherankan apabila sering terdengar berita
tentang tenggelamnya kapal diterjang gelombang ganas tersebut.

28
Modul Hikayat

Setelah semua persiapan dilakukan, Datuk Hitam dan rombongan pun


berangkat. Mereka diiringi penduduk Kampung Seberang yang melepas
kepergian mereka dengan doa supaya mereka memperoleh kemenangan.

Seminggu dalam pelayaran rombongan Datuk Hitam melihat beberapa buah


kapal tampak menuju ke arah mereka.

“Ada kapal menuju ke arah kita, Datuk,” kata salah seorang anak buah Datuk
Hitam.

Datuk Hitam yang sedang beristirahat di kamarnya bergegas naik ke geladak.


“Siapa mereka?” tanya Datuk Hitam. “Belum tahu, Datuk. Kami masih berusaha
mengenalinya,” jawab salah seorang anak buah Datuk Hitam.

Beberapa saat kemudian kapal itu semakin tampak jelas. “Tampaknya


gerombolan bajak laut,” kata Datuk Hitam di dalam hati. Mereka menggunakan
bendera dengan gambar tengkorak.
“Perintahkan pasukan untuk bersiap-siap. Kita akan menghadapi bajak laut,”
kata Datuk Hitam kepada orang kepercayaannya.

Dengan cepat orang itu memberitahukan perintah itu kepada pasukan yang
dipimpin oleh Datuk Hitam. Dengan isyarat dia juga menyampaikan perintah
itu kepada pasukan kerajaan yang berada di kapal lain.

Pasukan pun bersiap siaga. Semua sudah berada di tempat masing-masing


dengan senjata yang akan mereka digunakan. Mereka menanti kedatangan kapal
bajak laut itu dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tahu sebentar lagi
akan terjadi pertempuran yang seru di laut. Hal itu membuat suasana menjadi
sunyi. Hanya terdengar bunyi ombak yang menampar-nampar haluan kapal.
Dua kapal bajak laut itu kian mendekat. Tampak para bajak laut bersiap-siap
hendak naik ke kapal Datuk Hitam. Beberapa papan akan mereka gunakan
sebagai jembatan.

29
Modul Hikayat

Pasukan yang dipimpin oleh Datuk Hitam kian bersiaga. Ketika jarak
antara kapal Datuk Hitam dengan kapal bajak laut itu kian dekat,
terdengar Datuk Hitam berseru, “Lepaskan anak panah!”

Sejurus kemudian berpuluh-puluh anak panah berapi menuju kapal bajak laut
itu. Beberapa anak panah itu mendarat di dalam kapal bajak laut itu. Sebagian
lagi menancap di lambung kapal dan sebagian lagi tercampak di laut. Api yang
berasal dari anak-anak panah itu menimbulkan kebakaran. Para bajak laut itu
sibuk memadamkan api yang mulai berkobar.

Kesempatan itu digunakan oleh pasukan Datuk Hitam untuk mendekati kapal
bajak laut itu. Dengan menggunakan papan mereka berhasil sampai di kapal
bajak laut itu. Pertempuran antara pasukan Datuk Hitam dengan
gerombolan bajak laut itu tidak terhindarkan. Mereka saling serang
menggunakan senjata yang mereka miliki.

Anak buah Datuk Hitam mulai dapat mengalahkan anak buah bajak laut itu.
Mereka sudah menguasai kapal. Anak buah bajak laut itu ketakutan.
Mereka berusaha melarikan diri. Beberapa di antaranya terjun ke laut dan
berenang menjauhi kapal. Beberapa lainnya menyerah pada anak buah Datuk
Hitam.

Setelah bertempur cukup lama, akhirnya pasukan Datuk Hitam yang dibantu
pasukan kerajaan dapat meraih kemenangan. Kapal bajak laut itu mereka ambil
alih untuk diserahkan kepada raja. Para bajak laut yang sudah menyerah
mereka tangkap. Mereka ini akan diadili di kota raja untuk
mempertanggungjawabkan kesalahannya.

SELESAI

30
Modul Hikayat

Rangkuman Materi

Hikayat adalah salah satu jenis sastra lama yang berisi kisah
kepahlawanan, kisah dewa-dewa, dan kisah raja-raja. Dalam sastra
Indonesia, hikayat diartikan sebagai cerita rekaan yang berbentuk prosa,
cerita yang panjang dan ditulis dalam bahasa Melayu.

Hikayat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu hikayat rekaan, hikayat


sejarah, dan hikayat biografi. Hikayat rekaan biasanya bercerita
tentang tokoh utama yang selalu mendapatkan kemenangan di akhir
cerita. Hikayat sejarah merupakan hikayat yang bersifat historis. Dalam
cerita kerajaan biasanya disebutkan suatu daerah atau geografis suatu
wilayah. Cerita hikayat historis biasanya menceritakan silsilah suatu dinasti.
Hikayat biografi biasanya bercerita tentang tokoh-tokoh historis dengan
latar peristiwa yang sesungguhnya.

Hikayat sebagai karya sastra juga memiliki ciri khusus yang


membedakannya dengan karya sastra yang lain. Ciri khusus hikayat
antara lain:1) isi cerita berkisar pada istana sentris, 2) hikayat bersifat
pralogis, 3) hikayat banyak menggunakan bahasa-bahasa kiasan, 4)
banyak kata-kata dalam hikayat yang sulit dipahami, dan (5) struktur
kalimat dalam hikayat tidak efektif.

Hikayat sebagai sebuah karya sastra juga memiliki struktur layaknya karya
sastra prosa, misalnya tema, tokoh, latar, alur, amanat, dan sudut
pandang.

Tema hikayat umumnya menyangkut soal kepercayaan, agama, pandangan


hidup, adat istiadat, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat, sebagai
karya seni, merupakan cerrnin masyarakat.

Tokoh-tokoh yang terdapat dalam hikayat biasanya menggambarkan


seorang raja yang mempunyai kesaktian serta ratu atau putri yang cantik
jelita.

31
Modul Hikayat

Amanat dalam cerita hikayat biasanya berhubungan dengan sifat-sifat


luhur kemanusiaan, keadilan dan kebijaksanaan. Lingkungan kerajaan, hutan
biasanya kerap menjadi latar dalam hikayat. Selain itu, gunung, pantai dan
laut juga kerap dipakai oleh pengarang untuk menggambarkan latar.

Sudut pandang adalah cara penulis karya sastra menceritakan kisahnya


atau cara pandang penulis dalam membawakan cerita. Dalam hikayat
umumnya ada tiga cara penceritaan. Pertama pengarang sebagai tokoh
utama; Kedua, pengarang sebagai tokoh bawahan; dan ketiga,
pengarang sebagai pengamat.

Motif adalah istilah yang digunakan untuk menuliskan karekter, peristiwa,


dan konsep yang sering diulang-ulang yang ada dalam hikayat.

Setiap karya sastra pasti mengandung nilai di dalamnya. Nilai-nilai yang


terkandung diantaranya nilai sosial, nilai budaya, nilai agama, nilai moral,
nilai pendidikan, dan masih banyak lagi nilai-nilai yang terkandung dalam
karya sastra.

Nilai agama adalah nilai-nilai yang merujuk kepada kepercayaan dan


pengabdian pada Tuhan.

Nilai-nilai budaya merupakan nilai yang terdapat dalam masyarakat yang


dipandang baik dan berguna.

Nilai Moral dalam hikayat biasanya mencerminkan pandangan hidup


pengarang yang berkaitan dengan, pandangan terhadap nilai kebenaran.

-Selesai-

32
Modul Hikayat

Uji Formatif 1

1. Urutkan peristiwa-peristiwa dalam hikayat Penumpasan Bajak Laut menggunakan


bahasa Anda sendiri!

No. Urutan Peristiwa


1. Awalnya (....)
2. Tiba-tiba (....)
3. Lalu (....)
4. Selanjutnya (....)
5. Kemudian (....)
6. Akhirnya (....)

2. Sebutkan empat nilai yang terdapat pada hikayat Penumpasan Bajak Laut!

3. Ceritakanlah kembali isi hikayat berdasarkan nilai kehidupan!

Setelah siswa mengurutkan peristiwa-peristiwa siswa dituntun untuk dapat


menceritakan kembali hikayat yang telah disusun di depan kelas secara
berantai. lakukanlah hal-hal berikut!
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang satu kelompok!
2. Tiap kelompok diundi untuk maju ke depan kelas (Tiap anggota ditempel
kertas bernomor 1--5).
3. Guru memerintah nomor yang disebut untuk memulai menceritakan kembali isi
cerita.

Guru akan menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain untuk
melanjutkan isi cerita. Selama satu kelompok tampil, kelompok lain menilai
dengan format berikut!

33
Modul Hikayat

No. Yang Diamati Skor Skor


1 2 3 4
1. Kelancaran Penceritaan
2. Ketepatan isi dengan
cerita yang dibaca
3. Intonasi dan kejelasan
lafal
4. Kekompakan
5. Kepercayaan diri

Keterangan:
4= anggota kelompok melakukan sangat tepat
3= anggota kelompok melakukan secara tepat
2= anggota kelompok melakukan kurang tepat
1= anggota kelompok melakukan secara tidak tepat

Latihan 3
1. Jelaskan pengertian hikayat beserta ciri-cirinya!
2. Bagaimana pendapat kalian terhadap sikap Datuk Hitam dalam memimpin
desanya dan apakah sikap tersebut dapat di contoh?
3. Bagaimana sikap kalian seandainya menjadi penduduk desa dalam
kampung tersebut?
4. Sebutkan dan jelaskan nilai–nilai kehidupan yang dapat diteladani dalam cerita
hikayat (yang telah kalian baca)!
a. Nilai-nilai kehidupan dalam hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang
b. Nilai-nilai kehidupan dalam hikayat Penumpasan Bajak Laut
5. Apa tema dan amanat hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang?
6. Ceritakanlah kembali isi hikayat Penumpasan Bajak Laut dengan singkat!

34
Modul Hikayat

PEMBELAJARAN II
MENGIDENTIFIKASI TEKS HIKAYAT

35
Modul Hikayat

A. Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat


Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain.
Perbedaan karakteristik hikayat dengan narasi lain diantaranya (a) terdapat
kemustahilan dalam cerita, (b) tokoh-tokohnya sakti, (c) anonim, (d) istana
sentris, dan (e) menggunakan alur berbingkai/cerita berbingkai.

Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa
maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak
bisa dinalar.

Perhatikan contoh analisis kemustahilan dalam kutipan hikayat berikut,


kemudian diskusikanlah kemustahilan dalam kutipan-kutipan lainnya.

No. Kemustahilan Kutipan Teks

Keris yang sakti Penghulu seperti Datuk Hitam yang


sangat sakti. Dia memiliki sebuah keris
yang bernama Keris Naga Lambaian
Bumi. Gagang keris ini memang
berbentuk kepala naga dengan mata
keris yang berkelok-kelok.

Berikut contoh karakteristik bahasa hikayat

a. Kesaktian
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh
dalam hikayat. Kesaktian dalam hikayat Datuk Hitam dan Kampung
Seberang ditunjukkan dengan
1) Datuk Hitam adalah seorang yang sakti karena sering menumpas bajak
laut yang mengganggu wilayahnya.
2) Datuk Hitam mempunyai keris yang sakti dan tajam yang diberi nama
Keris Naga Lambaian Bumi.

36
b. Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim
berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal
tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu
masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah
nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

c. Istana Sentris
Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Dalam hikayat Datuk
Hitam dan Kampung Seberang, hal tersebut dapat dibuktikan dengan latar
yang ditampilkan. Desa yang ditempati Datuk Hitam masuk wilayah
kerajaan. Oleh karena itu, Datuk Hitam harus menuruti apa yang
diperintahkan raja kepadanya. Selain itu, latar tempat dalam cerita
tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu
kerajaan.

TES FORMATIF 1

Petunjuk:
1. Bacalah hikayat Pembalasan Datuk Lintang berikut!
2. Identifikasikanlah karakteristik hikayat tersebut dengan menggunakan
tabel berikut ini.

No. Karakteristik Kutipan Teks


1. Kemustahilan
2. Kesaktian
3. Istana sentris
4.
5.
6.
7.

37
Modul Hikayat

Pembalasan Datuk Lintang


Penyadur: Yulita Fitriana

Air banjir melanda Kampung Seberang. Air itu seperti banjir bandang
yang datang secara tiba-tiba. Air berwarna hitam kecokelatan itu
bergulung- gulung menghanyutkan semua yang dilaluinya. Banyak
rumah hancur. Penduduk Kampung Seberang menjerit dan berlari
ketakutan.

Istri Datuk Hitam berupaya memegang tiang besar yang berada di


tengah- tengah rumahnya. Dia dan kedua anaknya berpelukan supaya
tidak saling terpisah. Akan tetapi, arus air sangatlah deras. Tenaga
istri Datuk Hitam semakin berkurang. Dia mulai kelelahan. Kedua anak
dalam pelukannya menangis. Mereka kedinginan dan juga ketakutan.

Potongan-potongan kayu juga semakin banyak yang melukai mereka.


Akhirnya, Awang Perkasa terlepas. Istri Datuk Hitam berusaha
meraihnya, tetapi gagal. Dia berteriak meminta tolong ketika melihat
anak lelakinya itu timbul tenggelam dihanyutkan air.

38
Modul Hikayat

Namun, tak seorang pun dapat menolong. Istri Datuk Hitam menangis
keras. Dia mengencangkan pegangannya pada anak perempuannya yang
masih ada di dalam pelukannya. Akan tetapi, sebuah kayu besar
menghantam tiang tempat istri. Datuk Hitam dan anak perempuannnya
bergantung. Tiang itu rubuh. Pegangan istri Datuk Hitam terlepas dan
mereka hanyut dibawa arus yang sangat deras itu.

Istri Datuk Hitam terbangun dari tidurnya di tengah malam buta itu.
Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Tubuhnya gemetar ketakutan. Dia
melihat ke sebelahnya. Di sana anak bungsunya masih tertidur lelap. Anak
perempuannya juga masih bergelung di dalam selimutnya. Hal itu sedikit
menenangkan hatinya. Akan tetapi, perasaan khawatir masih ada. Dia ingat
mimpinya buruk yang baru saja dialaminya.

“Apakah makna mimpi itu?” tanya istri Datuk Hitam di dalam hati. Dia
resah. Apalagi dia ingat suaminya, Datuk Hitam, sedang pergi jauh. Datuk
Hitam diperintahkan oleh raja untuk menumpas para bajak laut yang
kerap mengganggu para pedagang dan pelaut. Perjalanan itu sangat
berat dan berbahaya. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa nyawa menjadi
taruhannya. Hal itu semakin membuat istri Datuk Hitam menjadi galau.
Dia takut terjadi hal yang buruk terhadap Datuk Hitam.

Pagi itu istri Datuk Hitam kembali melakukan pekerjaannya seperti


biasa. Dia tidak menceritakan mimpinya itu kepada kedua anaknya yang
masih kecil, juga kepada orang lain. Lagi pula, hal itu hanyalah mimpi.

Ketika istri Datuk Hitam sedang sibuk dengan pekerjaan sehari-harinya,


Panglima Jati datang berkunjung.

39
Modul Hikayat

“Masuklah, Panglima,” kata istri Datuk Hitam mempersilakan Panglima Jati


duduk di pelantar depan rumahnya.

“Terima kasih, Puan. Ada berita yang hendak saya sampaikan kepada
Puan,” kata Panglima Jati setelah duduk.

Hati istri Datuk Hitam kembali tak tenang. Dia ingat mimpinya tadi malam.
“Berita apa, Panglima?” tanyanya cepat.

“Penjaga di pantai melihat ada beberapa kapal yang menuju ke kampung


kita. Saya belum tahu kapal siapa,” jawab Panglima Jati.

“Bukan kapal kita?” tanya istri Datuk Hitam lagi.


“Tampaknya bukan, Puan. Kita belum tahu kapal dari mana,” Kata
Panglima itu.

“Selama ini tidak ada orang yang berkunjung kemari dengan maksud
buruk. Mungkin hanya kapal pedagang yang singgah karena kekurangan
bekal dalam perjalanan,” kata istri Datuk Hitam. Dia berkata
demikian dengan maksud menghibur diri.

“Mudah-mudahan begitu, Puan. Hanya saja kita harus berhati- hati.


Mana tahu mereka bermaksud tidak baik kepada kita,‖ jawab Panglima
Jati.
“Betul, Panglima. Kita patut berhati-hati,” kata istri Datuk Hitam.

Sejenak kemudian Panglima Jati hendak pergi dari rumah Datuk


Hitam. Akan tetapi, seorang pengawal menghampirinya dengan terburu-
buru. Napasnya sesak dan keringatnya bercucuran. Tampaknya dia baru
saja berlari.
“Ampun, Panglima. Saya mau melapor,” katanya terengah- engah.
“Ada apa, Pengawal?” tanya Panglima Jati heran.

40
Modul Hikayat

“Kapal yang datang, Panglima,” katanya dengan kalimat yang tidak


selesai.
“Ada apa dengan kapal yang datang?” tanya Panglima Jati tidak sabar.
“Tampaknya mereka bajak laut, Panglima,” jawab pengawal itu lagi.
“Bajak laut?” tanya Panglima Jati tidak
yakin.

“Betul, Panglima. Mereka bajak laut. Kami melihat layar


dan bendera yang mereka gunakan,” lapor pengawal itu.

Istri Datuk Hitam yang mendengar hal itu langsung pucat. Dia
ingat mimpinya tadi malam. “Apakah mimpi itu berkaitan dengan
kedatangan bajak laut ini?” pikir istri Datuk Hitam cemas.
“Puan, bersiap-siaplah ke tempat persembunyian. Saya akan mengatur
pengawal-pengawal kita untuk melawan para bajak laut itu,” kata
Panglima Jati kepada istri Datuk Hitam.

Istri Datuk Hitam mengangguk. Setelah itu secepatnya dia mencari


kedua anaknya.

Sementara itu, Panglima Jati bergegas menuju ke rumahnya. Salah


satu orang kepercayaannya diminta untuk mengumpulkan pengawal-
pengawal yang ada di Kampung Seberang. Jumlah mereka tidak banyak.
Apalagi, sebagian besar dari mereka, terutama yang berilmu tinggi,
sedang berlayar untuk menumpas bajak laut. Tidak lama kemudian,
semua pengawal sudah berkumpul di halaman rumah Panglima Jati.

41
Modul Hikayat

“Para pengawal, kampung kita akan diserang oleh gerombolan bajak laut.
Karena Datuk Hitam tidak ada, sayalah yang akan memimpin kalian
menghadapi bajak laut itu. Saya tahu jumlah kita tidak banyak. Oleh
karena itu, kita bagi pasukan ini. Sepuluh orang pergilah ke kampung.
Katakan kepada penduduk untuk mengungsi ke hutan atau masuk ke
dalam gua-gua persembunyian. Minta beberapa laki-laki yang kuat untuk
membantu kita mengungsikan penduduk. Sebagian lagi diminta untuk
membantu di garis depan,” perintah Panglima Jati.

Dengan dipimpin oleh seorang pengawal, sepuluh orang yang


diperintahkan oleh Panglima Jati langsung bergerak menjalankan
perintah.

“Yang lain, ikut saya ke pantai. Kita akan menghadapi bajak laut itu. Kita
hambat mereka sampai di perkampungan,‖ kata Panglima Jati. Para
pengawal mendengarkan perintah itu dengan saksama. Walaupun jumlah
mereka kecil, mereka harus berusaha sebaik mungkin untuk menghalangi
bajak laut yang hendak menyerang kampung mereka.

“Saudara-saudara, sudah mengerti?” tanya Panglima Jati setelah


beberapa saat menjelaskan rencana apa yang akan mereka jalankan.
“Siap, Panglima,” jawab para pengawal itu bersemangat.

Bergegas mereka menuju ke pantai. Rencana yang sudah dibuat, mereka


lakukan. Mereka menempatkan beberapa orang pemanah di belakang
deretan karang yang terdapat di pinggir pantai. Para pemanah ini
bertugas menghalangi para bajak laut yang hendak mendarat di pantai.
Beberapa orang lainnya adalah pasukan penombak. Mereka ini bertugas
mengusir para bajak laut yang berhasil mendarat. Pasukan penombak
ini akan dibantu oleh pasukan yang bersenjatakan pedang.

42
Modul Hikayat

Ketika hari semakin siang dan matahari kian terik, kapal bajak laut itu
semakin tampak jelas. Kapal-kapal besar itu mempunyai layar bergambar
tengkorak. Para pengawal Kampung Seberang menanti dengan cemas.
Mereka khawatir tidak dapat menghadapi gerombolan bajak laut yang
terdiri atas tiga kapal besar tersebut.

Apalagi, saat ini Datuk Hitam sedang berada di kampung seberang.


Sekarang hanya bisa berusaha dan juga berdoa semoga mereka mampu
mengusir bajak laut itu dari kampung mereka.

Gerombolan bajak laut itu kian mendekat. Sekarang tampak jelas, di


antara ketiga kapal itu, salah satunya lebih besar dari yang lainnya.

“Tentu di kapal itulah pemimpinnya berada.” Pikir Panglima Jati.

Tidak lama kemudian kapal-kapal itu berhenti di pantai. Mereka tahu


kedatangan mereka sudah diketahui oleh pemimpin dan pendukung
Kampung Seberang. Oleh karena itu, mereka juga sedah
merencanakan pendaratan mereka supaya lebih mudah.

“Pasukan memanah, bersiap-siaplah,” kata pemimpin bajak laut


bernama Datuk Lintang itu.

Ketika mendengar hal itu, pasukan pemanah pun bersiap-siap dengan


anak panah yang sudah terpasang di busur mereka.

“Siapkan api!” perintah Datuk Hitam lagi. Beberapa orang menyalakan


sabut yang terpasang di mata anak panah.

“Serang!” kata Datuk Lintang dengan garang. Berhamburlah anak-anak


panah berapi dari kapal-kapal bajak laut itu.

43
Modul Hikayat

Panglima Jati dan anak buahnya terkejut mendapat serangan yang


demikian cepat. Mereka tidak sempat menghindar sehingga beberpa di
antara mereka terkena panah dan pakaian terkabar api. Hal ini
membuat penombak yang berada di depan kocar-kacir. Panglima Jati
tersadar. Secepatnya diperintahkannya pasukan pemanah untuk memanah
ke arah kapal bajak laut. Pasukan pemanah pun melaksanakan perintah
Panglima Jati.

Beberapa panah berhasil melukai para bajak laut. Akan tetapi, sebagian
besar panah-panah itu hanya menancap di lambung kapal. Bahkan
beberapa di antaranya hanya terbuang percuma di laut.

“Teruskan memanah!” perintah Panglima Jati.

Kalau serangan dari pasukan pemanah dihentikan, gerombolan bajak laut


itu akan leluasa turun dari kapal dan mendarat ke pantai.

“Anak panah kita sudah habis, Panglima. Kita sudah tidak punya
persediaan lagi,” jawab pemimpin pasukan pemanah dari atas bukit.

Panglima Jati mengarahkan pandangan pada pasukan penombak dan


pasukan pedang yang berada di dekatnya. “Sekarang tugas kita. Kita
tunggu gerombolan bajak laut itu di pantai. Kalau mereka
menjejakkan kaki di pantai, langsung serang,” kata Panglima Jati kepada
pasukannya.

Pasukan penombak dan pasukan pedang menanti kedatangan para bajak


laut itu dengan cemas. Mereka kalah jumlah dibandingkan dengan bajak
laut itu. Apalagi, sebagian dari mereka telah pula terluka karena panah dan
api. Akan tetapi, mereka berusaha bertahan.

44
Modul Hikayat

Para bajak laut mulai turun dari kapalnya setelah mereka mengetahui
sudah tidak ada lagi serangan dari pasukan pemanah. Para bajak laut itu
menggunakan perahu-perahu kecil untuk menuju pantai. Sebagian lagi
berenang karena air di pantai Kampung Seberang tidaklah dalam dan
deras.

Tidak berapa lama kemudian, gerombolan bajak laut itu sampai di pantai.
Mereka bertemu dengan pasukan Panglima Jati yang sudah bersiap
siaga dari tadi. Pertempuran pun tidak terelakkan. Pasukan Panglima Jati
dan gerombolan bajak laut itu saling serang. Mereka berusaha
mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya. Hanya dalam beberapa saat
saja, korban berjatuhan di kedua belah pihak. Ada yang terluka dan
beberapa di antaranya meninggal dunia.

Panglima Jati bertempur dengan gagah berani. Dia mengibaskan


pedangnya ke sana kemari. Akan tetpi, Panglima Jati melihat pasukannya
semakin sedikit. Kalau pertempuran ini diteruskan, nisa jadi mereka akan
terbunuh semuanya. Hal itulah yang membuat Panglima Jati berinisiatif
untuk mundur.

“Mundur!” teriaknya keras.

Teriakan itu didengar oleh pasukan Panglima Jati. Perlahan mereka


mundur. Mereka tahu gerombolan itu tidak mampu mereka kalahkan.
Setelah pasukannya mundur dan menghilang di hutan, Panglima teringat
keluarga Datuk Hitam yang dipercayakan padanya.

“Apakah mereka sudah menyelamatkan diri dan bersembunyi?” tanya


Panglima Jati di dalam hati.

45
Modul Hikayat

Untuk memastikan hal itu, Panglima Jati kembali ke perkampungan


penduduk. Di sana didapatinya kampung itu sudah dibakar oleh
gerombolan bajak laut. Rumah-rumah menyala dilalap api. Gerombolan
bajak laut itu berteriak-teriak dan tertawa kesenangan. Beberapa
penduduk yang tidak sempat menyelamatkan diri dikumpulkan di sebuah
lapangan kecil. Mereka disiksa dengan kejam.

Panglima Jati memperhatikan hal itu dari baik sebuah pohon asam besar.

“Mana Datuk Hitam!” bentak seseorang. Orang itu tinggi besar. Wajahnya
kasar dan bengis. Dia berpakaian lebih bagus dari bajak laut yang lainnya.

“Keluar, Datuk Hitam!” teriak Datuk Lintang. Datuk Lintang berdiri


dengan berkacak pinggang. Wajahnya tampak memerah karena marah.
Dia memendam dendam pada Datuk Hitam yang pernah mengalahkannya
dalam pertempuran di laut. Oleh karena itu, dia bermaksud membalaskan
rasa sakit hatinya itu kepada Datuk Hitam. Dia mencari Datuk Hitam
sampai ke Kampung Seberang. Akan tetapi, setelah pasukan Kampung
Seberang dapat dikalahkannya, dia tidak juga dapat menjumpai musuhnya
itu. Hal itu membuatnya sangat marah.

“Datuk Hitam, dimana kau? Ini aku, Datuk Lintang, dari Siantan. Kalau
kau tidak juga keluar, orang-orang ini akan saya bunuh.” Ancam Datuk
Lintang.

46
Modul Hikayat

Panglima Jati mendengar ancaman Datuk Lintang itu dari tempat


persembunyiannya. Dia khawatir Datuk Lintang akan melaksanakan
ancamannya itu. “Apa yang harus kulakukan?” tanya Panglima Jati di
dalam hati.

Datuk Lintang semakin marah. Diseretnya salah seorang penduduk yang


ada di depannya.

Panglima Jati tidak tega melihat orang itu dipukuli Datuk Lintang. Dia
pun keluar dari balik pohon asam besar itu. “Ini aku, Datuk Lintang.
Lepaskan orang itu. Dia sama sekali tidak bersalah padamu,” kata
Panglima Jati.

Datuk Lintang menatap Panglima Jati dengan pandangannya yang tajam.


Keningnya berkerut. Dia mengingat-ingat pertemuannya dengan Datuk
Hitam beberapa bulan yang lalu.

“Kau, Datuk Hitam?” tanya Datuk Lintang ragu.

“Benar, aku Datuk Hitam,” jawab Panglima Jati. Dia terpaksa mengaku
sebagai Datuk Hitam supaya Datuk Lintang tidak meneruskan penyiksaan
terhadap penduduk Kampung Seberang.

Datuk Lintang menatap Panglima jati dengan tajam. “Siapa kau, anak
muda? Kau bukan Datuk Hitan. Mengapa kau mengaku-aku sebagai Datuk
Hitam. Apakah kau ingin mati?” tanya Datuk Lintang ketika dia yakin
bahwa Panglima Jati bukan Dauk Hitam.

47
Modul Hikayat

“Aku memang Datuk Hitam,” kata Panglima Jati bersikeras. “Bukan, kau
bukan Datuk Hitam. Aku pernah berjumpa dengan dia. Aku tidak
peduli siapa kau. Akan tetapi, kalau kau menghalangiku, aku akan
membunuhmu,” ancam Datuk Lintang lagi.

“Aku akan melayani tantanganmu, Datuk Lintang,” kata Panglima Jati


menjawab tantangan Datuk Lintang.Panglima Jati melangkah ke arah
Datuk Lintang. Keduanya saling bertatapan. Tiba-tiba Datuk Lintang
melancarkan serangan ke arah Panglima Jati. Panglima Jati terjangan
kaki Datuk Lintang. Bersamaan dengan itu Panglima Jati memukulkan
tangannya ke arah Datuk Hitam. Datuk Hitam terkejut mendapat
serangan mendadak dari Panglima Jati. Akan tetapi, kemampuan silat
Datuk Lintang yang sangat tinggi membuatnya mampu mengelak sambil
berjungkir balik dan mendarat dengan baik di tanah.

Panglima Jati menyadari kemampuan Datuk Lintang yang berada di


atas kemampuannya. Akan tetapi, Panglima Jati tidak mau menyerah. Dia
tahu keselamatan penduduk Kampung Seberang berada di tangannya. Dia
rela mati untuk membela kebenaran. Ketika mengingat hal itu, Panglima
Jati kembali menyerang Datuk Lintang. Dikerahkannya tenaga dalam yang
dimilikinya. Tiba-tiba saja pasir di sekitar gelanggang itu beterbangan.
Orang-orang yang berada di sana menutup mata. Mata mereka perih.
Datuk Lintang yang melihat hal itu berupaya pula mengeluarkan tenaga
dalam yang dimilikinya. Sejenak kemudian terdengar seperti suara benda
keras yang berbenturan. Duar! Panglima Jati dan Datuk Lintang sama-
sama terlempar beberapa meter ke belakang.

48
Modul Hikayat

Orang-orang di sekitar tempat tersebut menutup telinga mendengar


suara yang memekakkan telinga itu. Mereka mundur, menjauh dari
arena pertarungan. Mereka sadar tidak baik akibatnya bagi mereka
apabila terus berada di tempat itu. Bisa saja mereka terkena serangan
yang tidak terduga dari kedua orang yang berilmu tinggi itu. Mereka
tidak mau mati konyol.

Sekarang tinggallah Datuk Lintang dan Panglima Lintang yang berada di


gelanggang itu. Mereka saling menatap, mengukur kemampuan silat
mereka masing-masing.

Ketika Panglima Jati sedang memusatkan perhatiannya pada


pertarungan dengan Datuk Lintang, sayup-sayup didengarnya suara
teriakan seorang perempuan.

“Tolong, tolong!”

Panglima Jati menajamkan telinganya. Sesaat kemudian dia tahu bahwa


teriakan itu berasal dari istri Datuk Hitam. Bahkan, kemudian dia juga
mendengar teriakan dan tangisan anak-anak kecil yang ketakutan. Pikiran
Panglima Jati pecah. Di satu pihak dia harus melawan Datuk Lintang,
tetapi di pihak lain dia juga ingin menolong keluarga Datuk Hitam yang
sedang mengalami kesulitan.

Datuk Lintang melihat kebimbangan pada Panglima Jati. Oleh karena itu,
dia meningkatkan serangannya. Keris yang berada di pinggangnya
dicabutnya, lalu ditikamkannya ke dada Panglima Jati. Panglima Jati
terlambat mengetahui gerakan Datuk Lintang. Dia tidak sempat mengelak
sehingga keris itu mengenai dadanya. Panglima Jati mengaduh. Dia
terduduk sambil mendekap lukanya. Sebentar kemudian dia jatuh
tersungkur.

49
Modul Hikayat

Datuk Lintang melihat hal itu dengan perasaan puas. “Haha ha, siapa lagi
yang berani melawan aku?” tantangnya.

Tak seorang pun penduduk Kampung Seberang yang berani bersuara.


Mereka tahu Datuk Lintang bukanlah lawan tanding mereka. Panglima Jati
yang sakti saja mampu dia kalahkan.

“Datuk, ini istri Datuk Hitam dan itu anak-anaknya,” kata salah seorang
anak buah Datuk Lintang memberi tahu.

“Oh, ini keluarga Datuk Hitam.” Kata Datuk Lintang memandang


ketiga orang yang berada di depannya, “Mana Datuk Hitam?”

“Aku tidak tahu,”kata istri Datuk Hitam tidak mau menjawab


pertanyaan Datuk Lintang. Dia marah melihat perbuatan Datuk Lintang
yang membakar dan menghancurkan Kampung Seberang. Apalagi, beberapa
penduduk Kampung Seberang juga disiksa, bahkan dibunuh oleh bajak laut
yang jahat itu.

“Kau keras kepala,” bentak Datuk Lintang, Apakah kau ingin anakmu
kami siksa di depanmu?”

Istri Datuk Hitam terdiam. Dia dapat menahan rasa sakit yang
dideritanya, tetapi anak-anaknya yang masih kecil tentu saja tidak bisa.
Hal ini membuat istri Datuk Hitam bimbang.

“Bagaimana?” tanya Datuk Lintang. Dia merenggut anak perempuan Datuk


Hitam dari pelukan istri Datuk Hitam. Anak itu menangis keras dan
meronta-ronta, berusaha kembali kepada ibunya.

Istri Datuk Hitam tidak tega melihat anaknya diperlakukan seperti itu.
“Kau berani hanya kepada anak kecil,” bentak istri Datuk Hitam.

50
Modul Hikayat

“Aku hanya ingin tahu di mana Datuk Hitam. Aku mempunyai urusan
yang belum selesai dengannya,” jawab Datuk Lintang.

“Suamiku pergi berlayar. Dia tidak ada di sini,” kata istri Datuk Hitam.

Datuk Lintang tampak kecewa mendengar jawaban istri Datuk Hitam. “Ah!
Bersusah-payah aku kemari, tetapi tidak dapat melampiaskan dendamku
pada Datuk Hitam,” katanya kesal.

“Ayo kita pergi! Lain waktu aku akan kembali. Katakan hal itu pada Datuk
Hitam,” katanya.

“Bagaimana dengan keluarga Datuk Hitam?” tanya orang itu lagi.

Datuk Lintang berhenti sejenak. Pandangannya tertuju pada anak lelaki


Datuk Hitam yang berusia satu tahun. Wajah montok dan kecerdasan
yang terpancar dari wajah anak itu menarik perhatiannya.

“Aku ambil saja anak ini. Dia dapat menjadi kawan bagi Lading. Lagi pula,
kehilangan anak ini tentu saja akan membuat Datuk Hitam marah,” kata
Datuk Lintang di dalam hati.

“Bagaimana, Datuk?” tanya anak buah itu lagi.

“Bawa anak lelaki itu ke kapal!” perintah Datuk Lintang.

“Jangan!” teriak istri Datuk Hitam ketika seorang anak buah Datuk
Lintang merebut Awang Perkasa dari pelukan istri Datuk Hitam. Akan
tetapi, orang itu tidak peduli. Dia tetap membawa anak lelaki Datuk
Hitam yang menangis ketika dipisahkan dari ibunya. Istri Datuk
Hitam berusaha mengejar anaknya.

51
Modul Hikayat

Akan tetapi, salah seorang bajak laut itu mengahalangi istri Datuk
Hitam sehingga dia jatuh ke tanah dan pingsan. Anak perempuan
Datuk Hitam menjerit. Dia berlari ke arah ibunya. Datuk Lintang dan
segenap anak buahnya kembali ke kapal. Hatinya cukup senang dapat
menghancurkan kampung Datuk Hitam. Dia meninggalkan Kampung
Seberang dengan perasaan puas.

Setelah kamu membaca teks di atas, tulislah pokok-


pokok penting ceritanya. Kemudian, susunlah pokok-
pokok penting tersebut menjadi sebuah sinopsis
cerita secara utuh! Untuk membantu kamu menyusun
gagasan pokok, buatlah format seperti contoh
berikut pada buku kerjamu. Kerjakan secara
berkelompok!

52
Modul Hikayat

Rangkuman
Hikayat sebagai karya sastra memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan
karya sastra yang lain. Ciri-ciri khusus hikayat antara lain: 1) isi cerita berkisar
pada istana sentris, 2) hikayat bersifat pralogis, 3) hikayat banyak menggunakan
bahasa kiasan, 4) banyak kata dalam hikayat yang sulit dipahami, dan (5)
struktur kalimat dalam hikayat tidak efektif.

Uji formatif 2

Petunjuk:
1. Bacalah Hikayat Pembalasan Datuk Lintang di atas.
2. Identifikasikanlah nilai-nilai karakteristik hikayat tersebut dengan menggunakan
tabel berikut ini.

No. Karakteristik Kutipan Teks


1. Nilai Religi
2. Nilai Budaya
3. Nilai Pendidikan

Tugas 1

Petunjuk:
1. Bacalah hikayat Pembalasan Datuk Lintang dengan saksama!
2. Identifiksikanlah pokok-pokok isi hikayat tersebut!
3. Susunlah sinopsis berdasarkan pokok isi hikayatnya!

53
Modul Hikayat

Terbongkarnya Sebuah Rahasia


Disadur oleh : Yulita Fitriana

Tiba-tiba Kelana datang menyeruak dari kerumunan orang. Dia datang


membantu Datuk Lintang.

Ayahanda!” serunya sambil menopang tubuh Datuk Lintang yang hampir


jatuh, “Ananda akan membalas, Ayahanda. Hutang nyawa dibayar nyawa.”

“Jangan, Anakku,” larang Datuk Lintang, “Walaupun nanti ayah mati,


kau tidak boleh bertempur dengan Datuk Hitam. Berjanjilah, Anakku.”

“Mengapa, tidak boleh, Ayahanda? Dia sudah membuat Ayahanda terluka


parah,” tanya Kelana heran. Tak sadar air mata Kelana mengalir di pipinya.
Datuk Lintang tersenyum. Dia bangga Kelana mau membelanya. Tidak sia-
sia dia mengasuh dan membesarkan Kelana. Akan tetapi, di penghujung
usianya, Datuk Lintang ingin berbuat baik. Dia telah memisahkan ayah
dengan anak berpuluh tahun lamanya. Sekarang dia ingin menyatukan
mereka kembali. Dia tidak peduli kalau setelah ini Kelana akan
membencinya. Datuk Lintang ingin mati dengan tenang, tanpa beban
dan rasa bersalah, terutama kepada Kelana, anak yang sangat
disayanginya.

Kemudian Datuk Lintang menoleh ke arah Datuk Hitam. Dengan


suara tercekat, dia memanggil Datuk Hitam. Datuk Hitam pun mendekat.

“Datuk, dia adalah Awang Perkasa,” kata Datuk Lintang pelan


sambil menunjuk ke arah Kelana yang tidak mengerti apa yang sedang
terjadi.

54
Modul Hikayat

Datuk Hitam terperangah. Dia serasa tidak percaya dapat menemukan


kembali anaknya yang diculik sewaktu masih kecil. Serta-merta Datuk
Hitam memeluk Kelana yang kebingungan. Datuk Hitam tidak dapat
menahan tangisnya, sebuah tangis kegembiraan.

Dua puluh tahun lamanya dia tidak mengetahui kabar anak laki-lakinya
yang diculik Datuk Lintang. Berpuluh tahun dia hidup dalam
ketidakpastian tentang nasib anaknya itu, entah masih hidup, entah sudah
meninggal. “Anakku, anakku Awang Perkasa. Ini ayah, Nak,” tangis
Datuk Hitam terisak.

Kelana terkejut mendengar pengakuan Datuk Lintang. Dia tidak pernah


menyangka bahwa Datuk Lintang adalah ayah angkatnya. Tidak seorang pun
yang memberitahukan hal itu kepadanya selama ini.

“Dia memang ayahmu, Nak, ayah kandungmu,” kata Datuk Lintang


menjelaskan kepada Kelana. “Ayah yang kau kenal selama ini, yaitu aku,
hanyalah ayah angkatmu.”

“Datuk, saya minta maaf atas kesalahan saya telah menghancurkan


dan membunuh orang-orang Kampung Seberang, juga anak perempuan
Datuk. Sekarang saya serahkan Kelana kepada Datuk,” kata Datuk
Lintang menyesali perbuatannya pada masa lalu.

Datuk Lintang semakin lemah. Napasnya tersengal-sengal. Kelana


meneteskan air mata melihat orang yang sudah membesarkannnya selama
ini. Kelana tidak dendam kepada ayah angkatnya itu. “Bagaimana pun dia
sudah berjasa kepadaku,” piker Kelana. Akhirnya Datuk Lintang
meninggal di pelukan Kelana.

55
Modul Hikayat

Di tengah suasana haru atas kematian Datuk Lintang, Lading tiba di


tempat itu. Dia terkejut melihat ayahandanya telah meninggal. Padahal,
dia hanya merencanakan untuk membunuh Kelana, bukan ayahandanya.

“Siapa yang berani membunuh ayahandaku?” teriaknya marah. Lading


memandang ke sekeliling. Pandangannya terbentur pada Datuk Hitam.
“Tentu orang inilah yang telah membunuh ayahandaku,” pikir Lading.
Apalagi dia melihat pakaian Datuk Hitam yang terkena percikan darah.

“Datuk! Kau sudah membunuh ayahku,” kata Lading sambil menyerang


Datuk Hitam. Datuk Hitam kaget. Dia tidak menyangka, Lading adalah
anak Datuk Lintang. Belum sempat Datuk Hitam berpikir lebih lanjut,
Lading sudah menyerang kembali bertubi- tubi. Akan tetapi, kali ini
serangan itu ditangkis oleh Kelana.

Kali ini Lading yang terkejut mendapat perlawanan dari adiknya itu.
“Hei! Mengapa kau menghalangi seranganku, Kelana? Seharusnya kau
membantuku membunuh orang yang sudah membunuh ayah kita,” tanya
Lading geram.

“Maaf, Kanda Saya sudah kehilangan seorang ayah, saya tidak mau
kehilangan seorang ayah lagi,” jawab Kelana kepada Lading.

Apa? Maksudmu…,” Lading tidak meneruskan perkataannya.

“Benar, Kanda. Datuk Hitam adalah ayahku yang sebenarnya, ayah


kandungku,” jawab Kelana meneruskan perkataan Lading.
Setelah mendengar hal itu, Lading semakin naik pitam. “Dasar anak
tidak tahu diri, tidak tahu membalas budi! Akan kubunuh kalian berdua!”

56
Modul Hikayat

Perkelahian saudara seperguruan itu tidak dapat dielakkan lagi. Lading


menyerang Kelana dengan membabi-buta. Dia dikuasai nafsu
untuk membunuh Kelana dan Datuk Hitam. Tidak demikian dengan
Kelana yang tetap tenang melayani serangan-serangan abangnya. Bahkan,
Kelana berharap mereka berhenti bertikai.

“Kita sudahi saja pertikaian ini, Kanda Lading. Walaupun kita bukan
saudara sekandung, saya tetap menyayangi Kanda,” kata Kelana kepada
Lading. Lading tidak memedulikan perkataan Kelana. Hatinya sudah
diliputi dendam. Dia baru puas kalau Kelana mati di tangannya.

“Maafkan saya, Kanda. Maafkan saya,” kata Kelana pelan di telinga


abangnya.

Lading sudah tidak mampu lagi berbicara, apalagi mengusir Kelana.


Matanya mulai mengabur. Napasnya tersengal. Tidak berapa kemudian,
kepalanya terkulai dan napasnya pun berhenti. Lading meninggal dunia.

Orang-orang yang melihat kejadian itu tertegun. Mereka terdiam, tidak


tahu apa yang harus dilakukan. Hanya sesekali terdengar isak tangis.
Kelana meletakkkan jasad abangnya dengan hati-hati. Kemudian dia mulai
berbicara.

“Penduduk Negeri Lintang, ayahanda Datuk Lintang dan abang Lading


sudah meninggal dunia. Kita akan menguburkan mayat mereka esok hari.
Sebelum meninggal ayahanda pernah menunjuk aku sebagai pengganti
beliau untuk memimpin Negeri Lintang. Hal itu sesuai pula dengan hasil
pertandingan yang pernah dilakukan beberapa bulan yang lalu. Hanya saja,
apabila ada di antara kalian yang berkeberatan, silakan mengajukan
keberatan itu,” kata Kelana panjang lebar.

57
Modul Hikayat

Penduduk Negeri Lintang saling pandang. Mereka berbicara satu sama


lain. Suasana menjadi sedikit gaduh. Tiba- tiba salah seorang dari mereka
maju.

“Hamba anak buah Tuanku Lading. Walaupun demikian, hamba setuju


Tuanku Kelana yang memimpin Negeri Lintang. Kalian semua setuju?” kata
orang itu.

“Setuju!” jawab penduduk Negeri Lintang bergemuruh. “Kalau begitu,


baiklah! Terima kasih atas kepercayaan kamu sekalian. Aku akan
berusaha memimpin Negeri Lintang ini dengan baik. Kita akan mengadakan
perubahan supaya kita tidak ditakuti orang lain, tetapi justru disegani dan
dihormati. Kita akan berhenti menjadi bajak laut,” kata Kelana tegas.

Beberapa saat penduduk Negeri Lintang tampak terdiam. Mereka saling


pandang. Mereka tidak tahu harus bekerja apa kalau tidak menjadi bajak
laut. Akan tetapi, mereka percaya kepada Kelana. Oleh karena itu,
kemudian terdengar suara menyatakan persetujuan mereka.

“Setuju! Setuju!” teriak mereka .

“Ya, ya, kami setuju! Hidup Tuan Kelana! Hidup Tuan Kelana!” sambut
yang lain.
“Aku senang kalian menyetujuinya. Hem, ... untuk beberapa saat ini aku
tidak akan berada di sini. Aku ingin pergi bersama ayahandaku ke kampung
halamanku terlebih dulu untuk menemui ibundaku. Nanti aku kembali lagi,”
kata Kelana.

58
Modul Hikayat

Datuk Hitam tersenyum senang. Dia berhasil mengalahkan Datuk


Lintang dan mendapatkan kembali anaknya yang hilang.

Kegembiraannya bertambah karena kini Negeri Lintang tidak lagi


menjadi sarang bajak laut yang sangat ditakuti oleh para pelaut dan
pedagang.Sejak saat itu, Kelana dan penduduk Negeri Lintang berhenti
menjadi bajak laut. Mereka tidak merompak lagi. Mereka belajar menjadi
nelayan atau petani. Banyak juga di antara mereka yang menjadi
pedagang antarpulau. Berkat kepemimpinan Kelana, Negeri Lintang
semakin makmur dan sejahtera.

Contoh Sinopsis:

Hikayat ini menceritakan tentang Datuk Hitam yang bertarung dengan


Datuk Lintang. Dalam pertarungan tersebut Datuk Lintang mengalami
kekalahan. Sebelum meninggal, Datuk Lintang membuka suatu rahasia
tentang siapa ayah kandung dari Kelana. Kelana adalah anak kandung
dari Datuk Hitam yang diculik oleh Datuk Lintang saat Kelana masih
kecil. Datuk Lintang ingin menyatukan kembali Datuk Hitam dengan
anak kandungnya yang telah hilang puluhan tahun lalu.

59
Modul Hikayat

Tugas 2

B. Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan


Kehidupan Sehari-hari

Pada bagian ini, siswa akan belajar menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat
Terbongkarnya Sebuah Rahasia dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks
eksposisi. Siswa dapat menggunakan nilai-nilai yang telah diidentifikasi dalam kegiatan
pembelajaran sebelumnya.

Perhatikan contoh berikut ini !

Nilai dalam Hikayat Pernyataan Sikap

Nilai didaktis, yaitu kewajiban Hingga saat ini, kewajiban


untuk mempelajari berbagai menuntut ilmu, baik ilmu umum
bidang ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu agama masih
maupun ilmu dunia. relevan.

60
Modul Hikayat

Kunci Jawaban

Latihan 1
1. Unsur-unsur hikayat Datuk Hitam dan Kampung Seberang
a. Hasil Analisis Tokoh dalam Hikayat
No. Nama Tokoh Watak/Karakter
1. Datuk Baik hati, Rela berkorban, Adil .

2. Istri Datuk Sopan, Ramah, Bersahaja


3. Awam Baik hati, Lucu
4. Raja Tegas dan Bijaksana
5. Bajak Laut Jahat, Tamak, Suka Mencuri

2. Dalam sebuah hikayat terdapat salah satu unsur intrinsik yang disebut dengan alur.
Alur disebut juga plot, yang merupakan rangkaian peristiwa yang memiliki
hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu, bulat, dan
utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian:
1. Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
2. Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
3. Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
4. Puncak, yaitu puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
5. Leraian, yaitu peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan
alur mulai terungkap.
6. Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Dalam hikayat Datuk Hitam dan Negeri Seberang, alur yang digunakan adalah alur
maju. Diawali dengan perkenalan tokoh Datuk Hitam dan keluarganya hingga
muncul pertikaian dengan Bajak Laut. Pada tahap akhir Datuk Hitam membantu
Raja dalam menaklukkan Bajak Laut yang kejam.

3. Latar Hikayat
Dalam hikayat dapat dijumpai suasana lingkungan istana yang
menampakkan keterlibatan semua anggota masyakarat. Di samping
istana, lingkungan atau latar yang dijumpai dalam hikayat adalah laut.

61
Modul Hikayat

Laut, sebagai tempat yang seram, menakutkan, dan penuh bahaya,


terutama adanya ancaman bajak laut, oleh pengarang hikayat dipakai
sebagai ajang petualangan tokoh utama. Selain istana dan lautan,
dalam hikayat di atas ditemukan latar-latar seperti desa atau
perkampungan, pantai, dan pelabuhan.

4. Ciri-Ciri Hikayat
1) isi cerita berkisar pada istana sentris. Maksud dari istana sentris
ialah dimana banyak cerita yang diangkat dalam hikayat
adalah cerita dari lingkungan istana, seperti menceritakan raja-
raja yang baik dan bijaksana, dan ratu atau putri kerajaan yang
cantik jelita.
2) Bersifat pralogis. Unsur pralogis adalah unsur yang memuat cerita
tentang keluarbiasaan seorang tokoh cerita sehingga terasa tidak
logis bagi sebagian orang namun dianggap logis bagi sebagian
orang lagi. Sebagian orang yang menganggap tidak logis
adalah orang-orang yang berada di luar cerita, artinya, orang
itu bukan pemilik cerita dan menggunakan cara berpikir yang
rasional. Sebagian orang yang menganggap cerita itu logis
adalah mereka yang merasa sebagai pemilik cerita dan
menggunakan keyakinan untuk menyikapi cerita.
3) Menggunakan banyak bahasa kiasan.
4) Banyak kata-kata yang sulit dipahami.Karena sifat Hikayat
adalah sastra lama, banyak Hikayat yang terpengaruh dari
bahasa-bahasa selain bahasa melayu. Selain bahasa melayu,
beberapa hikayat juga dipengaruhi oleh beberapa bahasa
seperti bahasa India, bahasa Arab, Bahasa Persia dan bahasa
Cina (Berried, 1994: 86—88)
5) Struktur kalimatnya tidak efektif. Struktur kalimat dalam hikayat
umumnya tidak mengikuti kaidah kebahasaan yang ada. Kalimat
tidak efektif dapat menimbulkan ketidakjelasan makna oleh
pambaca.
5. Macam-macam Hikayat
1) Hikayat Raja Ali dari Aceh
2) Hikayat Dewi Sri
3) Hikayat Pandawa Lima

62
Modul Hikayat

UJI FORMATIF 1

1. Mengurutkan Kembali

Sejak kecil Datuk Hitam dan istrinya mengajari kedua anak mereka untuk
menjadi orang yang baik, sopan, dan suka membantu orang lain. “Kalau kita
baik kepada orang lain, mereka pun akan berlaku baik kepada kita. Kalau
kita menghormati orang lain, mereka pun akan menghormati kita. Walaupun
Ananda anak seorang pemimpin, seorang datuk, Ananda tidak boleh
sombong,” nasihat kedua anaknya yang mendengarkan dengan tekun. Ketika
itu mereka sedang duduk-duduk di pelantar depan rumah mereka yang
menghadap ke pantai.
“Betul, Ananda. Di mana pun Ananda berada, selalulah bersedia membantu
orang lain. Jangan membuat orang lain menjadi susah atau
menderita,” tambah ibu Intan Kemilau dan Awang Perkasa dengan penuh
kasih sayang.
Datuk Hitam dan istrinya tidak hanya mengajari anak-anak mereka dengan
kata-kata belaka. Mereka juga memperlihatkan sikap yang baik dan dapat
diteladani oleh kedua anaknya itu. Dengan demikian, Intan Kemilau dan
Awang Perkasa terbiasa melihat sifat dan perilaku baik dari kedua orang
tuanya. Mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan disenangi
oleh penduduk Kampung Seberang.

2. Nilai yang Terkandung dalam Hikayat


Nilai Sosial dan Nilai Budaya

3. Menceritakan kembali
Hikayat ini bercerita tentang Datuk Hitam. Datuk hitam adalah seorang
pemimpin sebuah kampung nelayan yang bernama kampung seberang.
Hampir seluruh rakyat di Kampung Seberang bermata pencaharian sebagai
nelayan. Datuk Hitam terkenal seorang yang adil, dan selalu mendahului
kepentingan rakyatnya, selain itu pula Datuk Hitam dikenal sebagai seorang
yang sakti, sebagai seorang yang sakti Datuk Hitam mempunyai sebuah
keris yang bernama keris Naga Lambaian Bumi. Kesaktian Datuk Hitam
terkenal hingga ke negeri lainnya, karena itulah Datuk Hitam yang sangat
dihormati di kampungnya. Karena kesaktian itu pula, Datuk Hitam diutus
oleh raja untuk menumpas para bajak laut yang sering membunuh dan
merampas para pedagang.

63
Modul Hikayat

Latihan 3

1. PENGERTIAN HIKAYAT

Karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti mempunyai


sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Setiap karya sastra selalu memiliki
karakteristik yang berbeda, tidak terkecuali hikayat. Berikut adalah karakteristik
atau ciri-ciri hikayat.
1) Istana sentris, artinya kisah-kisah tentang hal-hal yang berkisar kehidupan di
lingkungan istana.
2) Anonim, artinya tidak diketahui identitas penulis.
3) Bersifat statis, artinya begitu-begitu saja, baik dalam bentuk maupun tema.
4) Bersifat khayal atau fantastis
5) Bersifat tidak logis.
6) Banyak menggunakan kata-kata klise yang sekarang ini tidak lazim
digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
7) Menggunakan bahasa Melayu, seperti kata-kata syahdan (selanjutnya, lalu),
arkian (sesudah itu, kemudian dari itu), hatta (lalu, sudah itu lalu, maka), dan
Duli (kata hormat apabila bercakap dengan raja).

2. Sikap Terhadap Datuk Hitam


Sebagai penghulu, Datuk Hitam bertindak sangat adil dan bijaksana. Dia
selalu memikirkan kepentingan rakyatnya. Hal itu pulalah yang membuatnya
dihormati dan disukai penduduk Kampung Seberang. Selain itu, penduduk
Kampung Seberang juga sangat bangga mempunyai penghulu seperti Datuk
Hitam yang sangat sakti.

64
Modul Hikayat

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

a. Carilah sebuah buku cerita hikayat daerah setempat.

b. Analisislah struktur pembangun hikayat tersebut.

c. Amatilah nilai-nilai apa sajakah yang terdapat pada hikayat tersebut.

b. Cermatilah penggunaan ejaan dalam buku hikayat tersebut.

c. Temukan kesalahan-kesalahan penggunaan ejaannya.

d. Berikan penjelasan tentang kesalahan tersebut.

e. Perbaikilah kesalahan-kesalahan tersebut sehingga menjadi tepat

65
Modul Hikayat

Glosarium

Alur : Merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian-kejadian


dalam sebuah cerita yang memiliki hubungan sebab
akibat.

Alur maju : Jalan cerita yang disusun berdasarkan kurun waktu.

Alur mundur : Jalan cerita yang mengembalikan cerita kemasan atau


waktu sebelumnya.

Alur campuran : Perpaduan antara alur maju dan mundur.

Tokoh antagonis :Tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik

Amanat : Hal yang ingin disampaikan oleh penulis agar


dilaksanakan oleh pembaca.

Anonim : Tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau


pengarang.

Bahasa Kiasan : Penggunaan kiasan untuk meningkatkan efek pernyataan


atau pemerian

Cerita Rakyat : Salah satu karya sastra fiksi yang menggambarkan ciri
khas latar belakang kebiasaan, sejarah dan adat istiadat
suatu masyarakat.
Cerita rekaan : Cerita yang sengaja dikarang oleh pengarangnya
sebagai hasil khayalannya; cerita khayal; fiksi.
Hikayat : Cerita rekaan berbentuk prosa, cerita yang panjang;
ditulis dalam bahasa Melayu; bersifat sastra lama;
dan tentu sebagian besar mengisahkan banyak
kehebatan serta bentuk kepahlawan orang ternama;
Hikayat adalah prosa rakyat yang berhubungan
dengan peristiwa sejarah atau kejadian alam, misalnya
terjadinya nama suatu tempat/daerah.

Hikayat Tokoh : Kisah yang ditokohi oleh manusia dan


biasanya menceritakan suka duka seseorang.

66
Modul Hikayat

Hikayat lelucon : Hikayat yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati


sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan
maupun yang menceritakannya.

Hikayat Berumus : Kisah yang mengalami pengulangan peristiwa yang


terjadi.

Hikayat biografi : Mempunyai ciri-ciri yang dapat diidentifikasi, seperti


menerangkan dan menyoroti tokoh-tokoh historis dan
peristiwa yang sesungguhnya, pusat perhatian hikayat
bergeser kearah kepribadian manusia genius,
penceritaannya tidak dianggap benar-benar terjadi.

Hikayat rekaan : Hikayat rekaan mempunyai ciri-ciri yang dapat


diidentifikasi, seperti istana menduduki pusat yang
sangat berperan, tujuan utama ceritanya untuk
menghibur, tokoh-tokoh utama selalu mendapatkan
kemenangan dan mengalami akhir yang baik, segi
ajaran moral tidak diabaikan, pola cerita selalu bersifat
streotip, dan adanya alur cerita yang dapat diramalkan.

Hikayat sejarah : Hikayat yang bersifat historis dan mempunyai ciri,


seperti penyebutan nama tempat yang memang ada
dalam pengertian geografis, penyebutan nama-nama
historis dalam hikayat, mayoritas kandungan cerita
merupakan silsilah suatu dinasti, tahun terjadinya
peristiwa tidak dinyatakan dengan jelas, dan
pembicaraan mengenai peristiwa peristiwa yang
bersifat kontemporer mendapat tempat sendiri.

Hikayat biografi : Hikayat biografi mempunyai ciri-ciri yang dapat


diidentifikasi, seperti menerangkan dan menyoroti
tokoh-tokoh historis dan peristiwa yang sesungguhnya.

Istana sentries : Istana sentris ialah dimana banyak cerita yang


diangkat dalam hikayat adalah cerita dari
lingkungan istana, seperti menceritakan raja-raja
yang baik dan bijaksana, dan ratu atau putri
kerajaan yang cantik jelita.

Konflik : Ketegangan atau pertentangan di dalam cerita


rekaan atau drama (pertentangan antara
dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu
tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan
sebagainya)

67
Modul Hikayat

Kemustahilan : Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau


tidak bisa dinalar.

Kesaktian : Mampu (kuasa) berbuat sesuatu yang melampaui kodrat alam

Koda : Nilai-nilai atau pelajaran yang dapat diperoleh


pembaca dari sebuah karya sastra
Latar Tempat : Hal yang berkaitan dengan msalah geografis
Latar Waktu : Berkaitan dengan masalah historis.
Latar sosial : Berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Metode analitik : Cara pengarang menggambarkan watak/karakter tokoh
secara langsung melalui penuturan langsung pada
ceritanya

Metode dramatik : Adalah cara pengarang menggambarkanwatak/karakter


tokoh secara tidak langsung, para tokoh pada cerita
menyatakan sendiri watak/karakter dalam dialog
atau percakapan.

Motif : Adalah istilah yang digunakan untuk menukiskankarakter,


peristiwa,atau konsep yang sering diulang-ulang, yang
ada dalam cerita rakyat atau kesusastraan.

Nilai Agama : Hubungan sastra dengan agama sangat erat. Karya


sastra jugamerupakan sarana penyampaian nilai-nilai
tentang agama atau keagamaan.

Nilai Budaya : Nilai budaya merupakan gagasan-gagasan dan pola


ideal masyarakat tentang segalasesuatu yang dipandang
baik dan berguna.

Nilai Moral :Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan


pandangan hidup pengarang yang bersangkutan.
Nilai Pendidikan :Bahwa bentuk penyampaian nilai pendidikan itu bersifat moral
ataubudaya, ada bentuknya, langsung atau tidak langsung.

Penokohan : Mengacu kepada pandangan, sifat, sikap dan emosi yang


dipunyai oleh tokoh dalam karya rekaan.
Protagonis : Tokoh utama dalam cerita rekaan.
Pralogis : Unsur yang memuat cerita tentang keluar biasaanseorang

68
Modul Hikayat

DAFTAR PUSTAKA

Baried, Siti Baroroh. dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan
Penelitian dan Publikasi dan Fakultas Universitas Gajah Mada.

. 1985. Memahami Hikayat Dalam Sastra Indonesia. Jakarta:


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Jakarta.

Danandjaja. James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Grafiti Pers.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada Press.

Fitriana, Yulita. 2016. Hikayat Datuk Hitam dan Bajak Laut. Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. Kemendikbud.

Semi, M Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang. Angkasa Raya

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:
Pusat Bahasa. 2008.

Sudjiman, Panuti. 1994. Filologi Melayu. Jakarta: Pustaka Jaya.

Yunus, Ahmad dkk. 1990. Kajian Analisis Hikayat Budistihara. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Welek, Rene dan Werren, Austin. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Uta

69
Modul
Hikayat

Mengapresiasi Cerita
Hikayat Daerah Setempat

70

Anda mungkin juga menyukai