1. Di Australia
Wanita yang akan bersalin itu disuruh duduk di tengah lapangan atau
keliling lapangan, kemudian datanglah seorang pemuda yang gagah
dan mengendarai kuda itu diarahkan pada orang atau ibu yang akan
bersalin, karena ketakutan dan terkejut maka ibu lari-lari akibat dari lari-
lari tersebut maka anak akan cepat lahir.
Wanita yang akan bersalin ditidurkan didahan pohon dan diletakkan tali
di daerah fundus uteri yang kemudian ditarik.
Orang yang akan bersalin disuruh berdiri memegang bahu dukun yang
akan menolongnya, kemudian tangan dukun memegang dan memeras
pinggang ibu, kepala dukun menekan perut ibu dengan perasan di
pinggang dan tekanan pada perut lama-lama akan lahir.
Ibu inpartu (masa persalinan) diasingkan ke hutan yang ditemani
seorang dukun, karena dianggap wanita tersebut sedang kotor.
Kemudian dukun membuat dua lubang di tanah.
Disuruh jongkok di lubang pertama sampai anak lahir. Pindah dan
jongkok kembali sampai lahir plasenta baru kemudian dimandikan.
Soranus ( tahun 97-132 SM) Soranus berasal dari turki, belajar di Mesir,
berpraktik di Mesir dan Roma, beliau disebut juga sebagai bapak kebidanan
karena:
Setelah muscion mati perawatan dan kebidanan menjadi gelap dan mundur
beberapa tahun kemudian setelah abad ke 15 mulailah didirikan sekolah di
Italia seperti sekolah anatomi sehingga muncullah guru besar yang bernama:
2. Perkembangan di Prancis
b. Francois Mauriceau
Adalah orang yang menemukan cara mengeluarkan kepala dengan cara
memasukkan jari kemelut bayi pada letak sungsang.
3. Perkembangan di Inggris
Mengembangkan kebidanan
Menemukan porcep
Menemukan ukuran-ukuran panggul
Menemukan perbedaan panggul sempit dan panggul biasa.
b. William Hunter
Seorang dokter murid William smile menaruh minat pada kebidanan
4. Perkembangan di Amerika
Awal tahun 1979 Dr. Michel Odent, kepala instansi bedah Rumah Sakit
Pithiviers Perancis, pertama kali memperkenalkan keuntungan dari persalinan
dan kelahiran di dalam air, ia mencatat banyak wanita ingin menggunakan
water birth selama persalinan untuk mendapatkan proses pembukaan menjadi
lebih mudah, nyaman mengurangi rasa nyeri dan lebih efisien.
Tahun 1985 The family Birthing di Upland, California Selatan yang di pimpin
oleh Dr. Micheal Rosenthal menyarankan wanita untuk bersalin dan
melahirkan di air. Setelah akumulasi pengalaman water birth berjalan selama
5 tahun, pada tahun 1993 telah menjadi 1000 kelahiran.
Tahun 2005 terdapat lebih dari 300 Rumah Sakit di Amerika telah
mengadoptasi protokol water birth. Lebih dari tiga perempat dari seluruh
Rumah Sakit di Inggris telah menyediakan water birth.
Indonesia water birth masih baru dan mulai populer ketika Liz Adianti Harlizon
melahirkan dengan metode ini yaitu, selasa 4 Oktober 2006 pukul 06.05 WIB
di San Marie Family Healthcare, Jakarta di tangani oleh dr.T Otamar
Samsudin, SPOG dan dr. Keumala Pringgadini, SpA.
Bali telah ada sejak tahun 2003, Robin Lim dari klinik Yayasan Bumi Sehat
Desa Nyuh Kuning, Ubud Bali telah menangani lebih dari 400 kasus water
birth per tahun termasuk Oppie Andaresta (20 Juli 2007), sementara Rumah
Sakit yang pertama menyediakan water birth adalah Rumah Sakit Umum
Harapan Bunda Maternity Hospital Denpasar Bali. Water binh telah
dilaksanakan sejak 7 Oktober 2007 dan persalinan ditangani oleh dr. I
Nyoman Hariyasa Sanjaya, SPOG.
Sekolah ini ditutup pada tahun 1875 dengan alasan utama ditutupnya sekolah
ini karena rendahnya apresiasi wanita bersalin terhadap pertolongan bidan
dibandingkan dengan pertolongan seorang dukun bayi. Meskipun alasan
penutupan ini masih bisa dipertanyakan lebih jauh lagi, misalnya apakah
rendahnya minat ibu-ibu yang bersalin ke bidan itu disebabkan kurangnya
pengetahuan dan pemahaman mereka atau mungkin rendahnya mutu
pendidikan bidan itu sendiri.
Pada tahun 1920, dr. Piverelli mendirikan semacam biro konsultasi ibu dan
anak di Jakarta yang bernama Consultantie Bureau Vorr Maeder en Kind.
Jawa Barat, Biro konsultasi emacam ini dipelopori oleh dr. Poerwosoewardjo
dan dr. Soemaroe dengan mengikut sertakan dukun beranak. Ini adalah cikal
bakal pendidikan dukun. Dukun diberi semacam pendidikan khusus agar
mampu memberi pertolongan persalinan.
Sekitar tahun 1938 tercatat sekitar 376 bidan di seluruh Indonesia, jumlah
yang sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
memerlukan pertolongan bidan, keterbatasan bidan ini pula yang
menyebabkan jasa dukun bayi sangat marak bahkan hingga sekarang.
Peserta didik bidan diambil dari tenaga para juru rawat yang telah bekerja
selama tiga tahun untuk mendapatkan pendidikan selama dua tahun dan
ditetapkan menjadi pembantu bidan. Kongres Vereniging Van
Geneeskundingen di Semarang tahun 1938. menolak adanya pembantu bidan
dan menghendaki adanya Sekolah Bidan .
Tahun 1950 dr. Mochtar dan dr.Soeliyanti membentuk bagian kesehatan ibu
dan anak (KIA) di Departemen Kesehatan RI Yogyakana, yang telah
berkembang sampai saat ini. Tahun 1950 tercatat 475 dokter, 4000 perawat
termasuk bidan dan 6 spesialis obstetri ginekologi , sesudah tahun 1950
pendidikan bidan maju pesat.
BACA JUGA:
Tahun 1902 diadakan usaha kembali untuk mendirikan sekolah bidan bagi
wanita pribumi, tahun 1904 dibuka pendidikan bidan untuk wanita keturunan
Belanda Indo di salah satu rumah sakit swasta di Makassar. Bidan yang lulus
harus mau ditempatkan dimana saja sebab tenaga nya dibutuhkan dan harus
menolong mereka yang tidak kurang mampu secara Cuma-cuma.
Tahun ini juga dibentuk perkumpulan Budi Kemuliaan di Jakarta dan didirikan
sekolah kebidanan. Pokok-pokok anggaran dasarnya mencantum:
Memperbaiki nasib ibu hamil, ibu bersalin dan bayi sampai ke pelosok
pedesaan.
Menyelenggarakan pendidikan untuk tenaga-tenaga di lapangan
kebidanan.
Mempertinggi derajat ilmu kebidanan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan hal itu.
Awal berdiri sekolah bidan kemuliaan merekrut peserta didik juru rawat yang
berpengalaman kerja minimal dua tahun, dengan lama pendidikan dua tahun.
Selanjutnya sekolah bidan budi kemuliaan menerima tamatan sekolah
lanjutan pertama (MULO) dengan lama pendidikan tiga tahun dan mencakup
pendidikan keperawatan dan kebidanan.