Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan di Dunia

Diposkan oleh Ivadhatul Risma di 4/03/2013 09:21:00 AM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri :
Pada pertengahan abad ke 17, bidan adalah profesi penting dan di hormati di komunitas
kolonial Belanda. Kebidanan hanya salah satu bentuk pelayanan yang di berikan para bidan
kepada komunitas kolonial. Pada saat itu, kadang kala bidan juga berperan sebagai perawat yang
merawat orang sakit dan sekarat, mengurus jenazah, sebagai herbalis, serta dokter hewan. Selain
gaji sebagai imbalan, bidan juga memperoleh rumah, tanah, dan makanan sebagai bentuk
penghormatan sebagai jasa mereka.
Akan tetapi, terdapat berbagai faktor yang menurunkan derajad bidan di masyarakat.
Faktor-faktor tersebut mencakup perilaku religius, kebutuhan ekonomi, pengambil alihan tugas
dan tanggungjawab oleh dokter, pendidik yang tidak mendukung dan tidak adanya organisasi
kebidanan, peningkatan jumlah imigran, serta status wanita yang di rendahkan.
1. Perilaku religius
Pada abad 17 banyak bidan berasal dari Inggris sehingga penilaian moral lebih di tekankan.
Seorang bidan di tuntut untuk memiliki perilaku dan karakter yang baik. Bidan di sumpah dan
memiliki kewenangan untuk mendengarkan pengakuan dosa dan pembaptisan. Tetapi
kewenangan tersebut menimbulkan kontroversi, karena dalam sumpahnya seorang bidan juga
harus bertanya dan memaksa ibu untuk mengatakan ayah sang bayi yang sebenarnya selain itu
para bidan di pedesaan sering kali di anggap penyihir.
2. Kebutuhan ekonomi
Pada awal abad ke-18 imbalan yang di berikan kepada bidan tidak lagi mencukupi. Bidan
hidup dalam ekonomi yang morat-marit. Pada saat irtu tidak ada lembaga/organisasi yang
mengatur standart upah yang layak bagi bidan.
3. Pengambilan tugas dan tanggungjawab oleh dokter
Pada awal abad ke-18 masyarakat kelas atas cendrung lebih percaya pada dokter yang di
dominasi pria, sehingga mereka meremehkan bidan yang sebaagian besar wanita. Bahkan
dokter Walter Channing dengan tegas berpendapat dalam bukunya bahwa ia tidak setuju dengan
keberadaan bidan wanita.
4. Pendidikan tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan
Abad ke-18 sampai ke-19 merupakan titik pesatnya perkembangan medis, keperawatan,
serta praktik obstetri tetapi perkembangan ini tidak di alami profesi kebidanan. Kurangnya
sekolah formal kebidanan, tidak adanya organisasi kebidanan, dan jurnal ilmiah dalam skala
nasional, serta pengakuan legal terhadap profesi kebidanan. Keterbatasan ini menyebabkan
pelayanan kebidanan yang di berikan lebih banyak, berdasarkan praktik kebidanan yang turun-
menurun berdasar dari pengalaman, melalui penggunaan obat-obatan tradisional dan lewat doa
dan hanya itu yang bisa di lakukan.
5. Peningkatan jumlah imigran
Pada revolusi industri jumlah negara mengalami peningkatan imigrasi, namun kondisi
kebidanan masih tetap sama. Hal ini terjadi karena banyak bidan imigran tidak bisa berbahasa
inggris dan tidak memilik akses kesistem pelayanan kesehatan khususnya bidan kulit hitam.
6. Status wanita yang di rendahkan
Turunnya pamor bidan di mata masyarakat di perburuk dengan status wanita yang di
rendahkan. Saat itu wanita di pandang sebagai objek dan eksploitasi secara ekonomi dan daklam
bidang politik sosial. Peran prfia sangat mendominasi dalam masyarakat menjadikan posisi bidan
terpojok. Pada tahun 1906 di adakan penilitan mengenai kematian ibu dan anak di New York.
Penelitian ini menunjukkan bahwa 40% persalinan yang di lakukan oleh bidan tidak kompeten.
Tinggi kematian ibu di sebabkan oleh faktor :
a. Rumah sakit tidak di anggap sebagai tempat perawatan obstetri, sehingga tidak tersedia
sumber daya yang cukup untuk mengatasi keadaan darurat.
b. Materi pengajaran mengenai obstetri tidak di anggap penting sehingga sering di abaikan.
c. Sedikitnya peraturan yang mngetur kewenangan dan tanggungjawab bidan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan di luar
negeri.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Amerika/Canada
2. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Australia
3. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Selandia Baru
4. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Inggris
5. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Belanda
6. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Afrika

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peristilahan
Kebidanan (obstetri) berasal dari obsto yang memiliki arti mendampingi. Dalam bahasa
Perancis di tulis obstetricus, dalam bahasa Belanda di tulis obstetrie, dalam bahasa Inggris di
tulis obstetrics.
2.2 Cara-cara persalinan lama
Ada berbagai macam cara-cara persalinan lama, di antaranya :
1. Ketika bersalin di suruh berjongkok
2. Ketika bersalin di tengah lapangan kemudian di takut-takuti
3. Ketika bersalin berdiri kemudian pinggang di urut-urut oleh dukun
4. Ketika hendak bersalin di suruh duduk kemudian di tekan punggungnya berlama-lama
5. Mengasingkan dari masyarakat, hanya di temani oleh dukun bayi
6. Mengikat dan bergantung di atas pohon kemudian bayi di tarik oleh beberapa penolong
2.3 Pelopor-pelopor dalam Perkembangan Kebidanan
1. Hyppocrates (460-370 SM)
Hyppocrates di kenal sebagai bapak pengobatan karena jasa-jasanya dalam bidang
keperawatan, kedokteran, dan pengobatan. Dalam bidang kebidanan hyppocrates menganjurkan
agar wanita yang melahirkan di tolong berdasarkan peri kemanusiaan.
2. William Shippman (1736-1808)
Dokter ini mendirikan kursus kebidanan dan rumah sakit bersalin pada tahun 1762. Pada
tahun 1810 bersama dokter Chaalkley mempromosikan partus buatan pada bayi prematur dan
pinggul ibu yang lucu.
3. Dokter Sammuel Bard (1742-1821)
Dokter ini banyak menuliskan buku-buku kebidanan, diantaranya:
a. Cara pengukuran konjugata diagonalis
b. Kelainan-kelainan pinggul
c. Melarang pemeriksaan dalam apabila tidak ada indikasi
d. Membagi persalinan dalam 4 kala
e. Menasehatkan agar tidak menarik tali pusar
f. Mengajarkan bahwa letak muka dapat lahir spontan
4. Dokter Walter Channing (1786-1876)
Channing adalah salah satu dokter yang pertama kali menggunakan anesthesia/bius kepada
ibu yang melahirkan, dan ia membuat risalah. Dia juga yang pertama kali memperhatikan
kondisi nifas dari ibu yang melahirkan.
5. Dokter Boudeloque (1745-1810)
Boudeloque adalah ahli kebidanan yang mempelajari dan meneliti tentang panggul dan
ukurannya. Dia juga menerbitkan buku pada tahun 1824 tentang panggul sebagai basis dalam
kebidanan.
6. Hugh L. Hodge, M. D. (1796-1873)
Ia mempelajari letak belakang kepala, mekanisme letak sungsang, membagi turunnya kepala
dengan bidang-bidang dasar panggul.
7. Francoise Mauriceau (1637-1709)
Ia adalah ahli kebidanan yang menerbitkan buku yang membangun ilmu kebidanan sebagai
suatu ilmu. Ia juga terkenal di dalam mengembangkan metode kuno di dalam membantu
kelahiran sungsang. Ia memberikan gambaran mengenai kehamilan tuba.
8. Ignaz Philipp (1 Juli 1818-13 Agustus 1865)
Ia adalah dokter yang mendapatkan julukan “savior of mothers” artinya penyelamat kaum
ibu, hal itu karena penelitiannya, ia menemukan cara menyelamatkan ibu-ibu yang mengalami
demam saat masa nifas, karena infeksi. Pada tahun 1847 ia mengenalkan teknik mencuci tangan
menggunakan kapur yang gunanya mengurangi demam nifas 10%-12%.
9. Daunce dari Bordeaux
Pada tahun 1857 ia memperkenalkan penggunaan inkubator dalam perawatan bayi
prematur. Setelah abad 20 di kembangkan post natal care.
2.4.Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan Internasional
2.4.1. Masa Sebelum Masehi
a. Mesir
Sekolah kebidanan pertama didirikan oleh bangsa mesir. Pengetahuan yang dipelajari yaitu
mengenai anatomi, psikologi, cara memimpin persalinan,dan perawatan bayi baru lahir, juga
mempelajari sirkumsisi pada bayi
b. Ibrani
Dalam perjanjian lama beberapa reverensi tentang kebidanan banyak ditemui. Banyak obat-
obatan dan ilmu kebidanan yang kemungkinan diperoleh dari Mesir. Ilmu kebidanan ini memuat
tentang perawatan neonatus, termasuk pemotongan tali pusat. Pada era ini tali pusat dicuci
dengan air, alkohol, dan diberi garam,kemudian dibungkus dengan kain kasa.
c. Yunani
Garis pemisah antara mitologi Yunani dan sejarah Yunani tidak jelas.Hipocrates (460-377
SM) sebagai bapak ilmu kedokteran pertama kali menemukan kasus kematian akibat peurperal.
Walaupun dokter pria pada umumnya tidak melakukan praktek dalam bidang kebidanan, namun
diantara mereka terdapt orang-orang yang menaruh perhatian terhadap fisiologi dan patologi
kehamilan dan persalinan, mereka adalah Soranus, Rufus, Galenus, Leisus dan lain-lain.
d. Roma
Kebidanan datang ke Roma dari Yunani melalui Mesir. Di sana ada dua tipe kebidanana
yaitu:
- Yang berkemampuan tinggi sebagai pemimpin atau obstetrik yang melakukan praktek pribadi
- Yang memiliki status lebih rendah, dimana mereka melakukan perawatan bayi secara tradisional.

2.4.2. Masa Pertengahan (1000-1500 Masehi)


a. Roma
Soranus (98-138 sesudah Masehi) adalah seorang spesialis pertama dalam bidang obstetri
dan ginekologi.Galen (129-201 Sesudah Masehi) menulis beberapa teks tentang pengobatan
termasuk di dalamnya obstetri dan ginekologi. Dia juga menggambarkan bagaimana seorang
bidan melakukan dilatasi serviks dengan mengunakan jari.
b. Salerno
Sekolah kedokteran ditemukan di salerno sejak periode abad 11, seorang dokter wanita di
salerno bernama Trotula, dia menjelaskan tindakan emergensi untuk bidan dalam penanganan
retensio plasenta dan perawatan purpuralis.
c. Arabia
Dua dokter Arab Rhazes ( 860-932 M) dan Avicenna (980-1037 M) menulis tentang
prosedur kebidanan termasuk didalamnya alat-alat yang digunakan untuk persalinan
2.4.3 Masa Renaisance (1500-1700 M)
a. Perancis
Ambroise Pare (1510-1590) terkenal sebagai seorang ahli bedah, tetapi dia juga memiliki
kontribusi dalam obstetri dan ginekologi.
7
Beliau juga mendirikan sekolah kebidanan pertama di Paris.
Francois Mauriceau (1637-1709) seorang ahli yang pertama kali menemukan adanya
kehamilan tuba dan presentasi muka dengan letak dahi. Dia secara detail menggambarkan
mekanisme persalinannya.
Louyse Bourgeois (1563-1636) Bidan yang pertama kali menerbitkan buku tentang kebidanan.
Marie Louise Duge ( abad 17 ) bidan yang pertama kali melakukan penelitian tentang kelahiran
bayi, melalui laporan pencatatan dan statistik pada 40.000 wanita yang ditolong persalinannya.
b. Inggris
William harvey (1578-1657) menjelaskan tentang sirkulasi darah (1616). Beliau adalah
bapak kebidanan di Inggris. Dia mencatat tentang pertumbuhan embrio dan fetus menyeluruh
dalam berbagai tahap.
c. Jerman
Justine Siegemundin (1645-? ) tokoh kebidan pertama kali di Jerman. Tahun 1690 dia
menerbitkan buku tentang keidanan.
d. Belanda
Hendrick Van roohuize (1622-? ) beliau yang pertama kali melakukan sectio secaria.
Hendrick Van Deventer (1651-1724) menggambarkan beberapa bentuk dari panggul.
e. Switzeland
Jacob Nufer, melakukan operasi SC pada isterinya, dia menunggu kelahiran anaknya yang
lebih lanjut dan hidup sampai umur 77 th.
2.4.4. Awal Abad 20 (1700-1900)
♥ William Smellie of Scotland (1697-1763) tokoh obstetric pada abad 18,
♥ dia mengembangkan forcep.dia juga menjelaskan pertolongan persalinan pada afer coming head
pada presentasi breech. Beliau yang pertama kali menemukan resusitasi pada asfixia bayi.
♥ Joseph Lister of great Britai (1827-1912), Beliau sebagai bapak antiseptik.
♥ Louis Pasteur (1822-1895), perintis dalam microbiologi, penemuannya sangat signifikan dalam
menekan angka terjadinya sepsis puerpuralis.
♥ James Blundell (inggris), sukses dalam penatalaksanaan perdarahan post partum dengan transfusi
darah.
♥ John Charles Weaver (Inggris 1825-1897), pada tahun 1845 yang pertama kali menemukan test
urine pada ibu hamil dengan eklamsia.
♥ Carl Crede (Jerman 1819-1892), menemukan suatu metode dimana dengan stimulating yang
teratur pada uterus dalam pengeluaran placenta yang terkenal dengan istilah “Credes
Manoeuvre”
♥ Alexander Fleming (1881-1955), tahun 1930 menemukan antibiotik penicillin, dimana
penemuannya ini tidak hanya menurunkan angka kematian akibat sepsis puerpuralis, tapi juga
membantu dalam menekan venereal desease (penyakit kelamin).
♥ Karl Landsteiner (austria 1868-1943), menemukan adanya penggolongan darah dan
mengembangkan tekhnik terbaik dalam transfus darah,juga menurunkan angka kematian ibu
dengan pencegahan kematian akibatperdarahan post partum.
2.4.5. Abad 20 Sampai Dengan Sekarang

1. Malaysia
Perkembangan kebidanan di malaysia bertujuan untuk menurunkan MMR dan IMR dengan
menempatkan bidan desa.
Mereka memiliki basic: SMP + juru rawat + 1 tahun sekolah bidan.

2. Jepang
Sekolah bidan di Jepang dimuali pada tahun 1912 pendidikan bidan disini dengan basic
sekolah perawat selama 3 th + 6-1th Pendidikan bidan. Tujuan pelaksanaan pendidikan ini adalah
untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dan neonatus tetapi pada masa itu timbul masalah
karena masih kurangnya tenaga bidan serta bidan hanya mampu melakukan pertolongan
persalinan yang normal saja, tidak siap jika terdapat kegawat daruratan sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas bidan belum memuaskan.Maka pada tahun 1987 karena iri melihat
kondisi di UK maka ada upaya untuk meningkatkan pelayanan dan pendidikan bidan ,menata
dan mulai merubah situasi.

3. Amerika

Pelayanan Kebidanan di Amerika


Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang
spesifik, standar-standar, atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20.
Kebidanan, sementara itu, menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yurisdiksi (hukum)
dengan istilah ‘nenek tua’. Sehingga kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir mati.
Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS
sebanyak 95%. Salah satu alasan mengapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk
mengjhilangkan praktik sihir yang masih ada pada saat itu. Dokter memegang kendali dan
banyak memberikan obat-obatan tetapi tidak mengindahkan aspek spiritual, sehingga perempuan
yang menjalani persalinan selalu dihinggapi perasaan takut terhadap kematian.
Di Amerika menerapkan sistem Homebirth. Homebirth adalah metode persalinan alami
yang dilakukan di rumah pribadi dan berlangsung secara normal hanya dengan bantuan bidan.
Persalinan homebirth dilakukan secara normal vaginal (vaginal birth) dan tanpa bantuan obat-
obatan atau alat pemacu kelahiran (drip).
Paket persalinan di rumah mulai populer di negara-negara maju. Persalinan dilakukan di rumah
dengan mendatangkan tenaga penolong persalinan seperti bidan atau dukun ke rumah karena
terbatasnya akses si ibu untuk menuju rumah sakit atau hambatan sosial ekonomi si calon ibu
untuk mendapatkan layanan persalinan yang cukup.
Keunggulan Homebirth dibanding melahirkan di klinik / Rumah Sakit:
1. Ibu merasa lebih comfort karena berada di rumah sendiri, terutama dalam hal privasi. Jika
melahirkan di rumah sakit ada kalanya ibu yang mau melahirkan digabungkan dengan pasien
lain, dengan demikian privasi si ibu bisa terganggu misalnya karena mendengar erangan atau
rintihan pasien lain yang mau melahirkan.

2. Anggota Keluarga lain boleh menghadiri dan melihat persalinan, termasuk anak (kakak si bayi),
asalkan sebelumnya diberi pengarahan terlebih dahulu. Di rumah sakit, hal ini biasanya dilarang,
dan kalaupun boleh biasanya hanya suami seorang saja yang dibolehkan mendampingi.
3. Ibu akan diberi kebebasan lebih, termasuk untuk berekspresi atau meluapkan emosinya. Dalam
homebirth si ibu tidak dilarang untuk menangis, bahkan, teriak atau menjerit karena kesakitan
saat kontraksi, di mana hal ini biasanya dilarang jika persalinan dilakukan di rumah sakit.

Pendidikan Kebidanan di Amerika


Tahun 1765, pendidikan formal untuk bidan mulai di buka pada akhir abad ke 18. Banyak
kalangan medis yang berpendapat bahwa secar emosi dan intelektual, perempuan tidak mampu
belajar dan menerapkan metode obstetrik. Pendap[at ini digunakan untuk menjatuhkan profesi
bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung. Pada pertengahan abad antar tahun 1770
dan 1820, para perempuan golongan atas di kota-kota Amerika, mulai meminta bantuan para
dokter.
Sejak awal tahun 1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter; bidan hanya
menangani persalinan perempuan yang tidak mampu mebayar dokter.
Tahun 1915, Dokter Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses
patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya, serta diberlakukannya protap
pertolongan persalinan di AS, yaitu : memberikan sedatif pada awal inpartu, membiarkan
serviks berdilatasi memeberikan ather pada kala II, melakukan episiotomi, melahirkan bayi
dengan forceps ekstraksi plasenta, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi.
Tahun 1955 American College of Nurse-Midwifes (ACNM) di buka. Pada tahun 1971,
seorang bidan di Tennese mulai menolong persalinan secara mandiri di institut kesehatan.
Pada tahun 1979, badan pengawasan obat Amerika menyatakian bahwa ibu bersalin yang
menerima anestesi dalam dosis tinggi melahirkan anak-anak dengan kemunduran perkembangan
psikomotor.
Pada era 1980-an, ACNM membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. 0pada tahun
yang sama dibuat legalisasi tentang praktik profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi
sebuah profesi dengan lahan praktik yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur
profesi tersebut.
Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) dibentuk guna
meningkatkan komunikasi antar bidanserta mwembuat peraturan sebagai dasar kompetisi untuk
melindungi bidan.
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika saat ini antara lain :
a. Walau ada banyak undang-undang yang baru, direct entri midwives masih dianggap ilegal di
beberapa negara bagian.
b. Lisensi praktik berbeda pada setiap negara bagian, tidak ada standar nasional sehingga tidak ada
definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang telah terdidik dan memiliki standar
kompetensi yang sama.
c. Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwives ditambah dengan isolasi dari
sistem pelayanan kesehatan telah mempersulit sebagian besar dari mereka untuk memperoleh
dukungan medis yang memadai bila terjadi keadaan gawat darurat.
Pendidikan kebidana biasanya berbentuk praktik lapangan. Sampai saat ini mereka bisa
menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang telah
menyelesaikan pendidikan 4 tahun dan praktik lapangan selama 2 tahun, yang mana biayanyan
yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standar,
menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktik. Saat ini AS merupakan negara yang
menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri
yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara industri lainnya.

4. Ontario Canada

Ontario adalah provinsi pertama di Canada yang menerbitkan peraturan tentang kebidanan
setelah sejarah panjang tentang kebidanan yang ilegal dan berakibat pada meningkatnya praktik
bidan yang tidak berijin.
Mulai tahun 1978 wanita dan keluarga tidak puas dengan system perawatan maternity di
Ontario.Bidan-bidan di Ontario memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda yang
terbanyak adalah berasal dari pendidikan kebidanan di Britain, beberapa mempunyai pendidikan
kebidanan formal di UK, Belanda, Jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat. Selain
itu di Canada tenaga bidan yang ada pada umumnya datang dari negara luar. Mereka datang
sebagai tenaga perawat dan pelayanan kebidanannya disebut maternity nursing. Di Canada tidak
ada peraturan atau izin praktek bidan, pada tahun 1991 kebenaran bidan atau miwife diakui di
Kanada.
Dan mereka yang telah mempunyai ijasah bidan diberi kesempatan untuk registrasi dan
mendapat izin praktek.
Model kebidanan yang dipakai di Ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang Bidan
yaitu seorang tenaga yang mempunyai otonomi dalam lingkup persalinan yang normal.
Pendidikan bidan di Canada ditempuh selama 3 tahun. Model pendidikan yang dipakai ada
2 yaitu pembelajaran teori dan magang.
Pembelajaran teori di kelas difokuskan pada teori dasar, yang akan melahirkan bidan -
bidan yang dapat mengartikulasikan teorinya sendiri dalam praktik, memanfaatkan penelitian
dalam praktik mereka dan berfikir kritis tentang praktik. Dilengkapi dengan belajar magang,
dimana mahasiswa bekerja dengan bimbingan dan pengawasan bidan yang berpraktik dalam
waktu yang cukup lama. Bidan tersebut memberikan role model yang penting untuk proses
pembelajaran.

5. Australia

 Florence Nightingale : Pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan
latihan-latihan pada abad 19.
 Tahun 1824 : Kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris
dan Australia, kebidanan masih didominasi oleh profesi dokter.
 Tahun 1862 : Pendidikan bidan pertama kali di Australia dimulai. Lulusan itu dibekali dengan
pengetahuan teori dan praktek.
 Tahun 1893 : Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai
 Tahun 1899 : Hanya bidan sekaligus perawat yang telah terlatih yang boleh bekerja di rumah
sakit.
 Tahun 1970 dibuka home Birth Centres di Australia.
Beberapa bidan pemimpin/senior terinspirasi oleh American birth centers.
Fasilitasnya di sini termasuk untuk memfasilitasi ibu bersalin yang menginginkan posisi berdiri,
berendam dalam bath up dll, dengan ruangan yang bisa menampung keluarga pasien dan anak-
anaknya dengan lingkungan yang nyaman.
Tahun 1990 : Mulai ada kebidanan direct entry dimana memisahkan pendidikan kebidanan
dan keperawatan. Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun.
Faktor yang bekerja melawan kebidanan
 Medical yang dominan
 Berlawanan dengan profesi keperawatan
 Tidak mengabaikan komunitas peran bidan
Tahun 2000 : Telah dibuka University of Technology of Sidney yaitu S2 (Doctor of
Midwifery).

6. Selandia Baru

Selandia Baru telah mempunyai peraturan tentang cara kerja kebidanan sejak tahun 1904,
tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah secara berarti sebagai
hasil dari meningkatnya sistem perumahsakitan dan pengobatan atau pertolongan dalam
kelahiran.
Karena danya otonomi bagi pekerja yang bergerak dalam porakteknya dengan lingkup
praktek yang penuh di awal tahun 1900, secara perlahan bidan menjadi ‘asisten’ dokter. Bidan
bekerja di masyarakat di mulai dengan bekerja di rumah sakit dalam area tertentu, seperti klinik
antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas, kehamilan dan persalinan menjadi terpisah menjadi
khusu dan tersendiri secara keseluruhan. Dalam proses ini, bidan kehilangan pandangan bahwa
persalinan adalah suatu peristiwa yang normal dan dengan peran mereka sendiripun sebagai
pendamping pada peristiwa normal tersebut.
Di samping itu bidan menjadi berpengalaman memberikan intervensi dan asuhan
maternitas yang penuh dengan pengaruh medis, dimana seharusnya para dokter dan rumah sakit
secara langsung yang lebih tepat untuk memberikannya.
Selama 50 tahun sejarah kebidanan hanya terpaku pada medicalisasi kelahiran bayi yang
progresif. Wanita tukang sihir telah dikenal sebagai bagian dari sisterm maternal sejak tahun
1904, tindakan keperawatan tahun 1971 mulai diterapkan pada setiap ibu hamil, hal ini
menjadikan bidan sebagai perawat spesialis kandungan.
Pada tahun 1970 Selandia Baru telah menerapkan medicalisasi kehamilan. Ini didasarkan
pada pendekatan mahasiswa pasca sarjana ilmu kebidanan dan universitas Aukland untuk terjun
ke rumah sakit pemerintah khusus wanita. Salah satu konsekwensi dari pendekatan ini adalah
regional jasa. Ini adalah efek dari sentralisasi yang mengakibatkan penutupan RS di pedesaan
dan wilayah kota.
Model di atas ditujukan untuk memberikan pelayanan pada maternal dan utnuk
mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan janin hal ini berlangsung pada tahun 1920
sampai dengan tahun 1980 dimana yang memberlakukan model tersebut adalah negara-negara
barat seperti Selandia Baru, Australia, Inggris dan Amerika. Tetapi strategi seperti itu tidak
mencapai kesuksesan.
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut dan
menginginkan kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang yang berpengalaman dari
mulainya kehamilan sampai dengan enam minggu setelah persalinan. Mereka menginginkan
bidan yang berkerja dipercaya kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan
memberikan dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal .
Wanita-wanita Selandia Baru menginginkan untuk mengambil alih kembali kontrol dalam
persalinan mereka dan menempatkan diri mereka di tempat yang tepat sebagai pusat kontrol di
dalam memilih apa yang berkenaan dengan diri mereka.
Pada era 80-an, bidan bekerjasama dengan para wanita untuk menegaskan kembali
otonomi bidan dan bersama-sama sebagai partner mereka telah membawa kebijakan politik yang
diperkuat dengan legalisasi tentang prfoesionalisme praktek bidan. Sebagian besar bidan di
Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja secara mandiri dengan tanggungjawab penuh kepada
klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu, pelayanan
mmaternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan pelayanan dari
bidan selama kehamilan sampai nifas, dan asuhan berkelanjutan pada persalinan dapat dilakukan
di rumah ibu. Sekarang, di samping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya
perawat maternitas, dalam hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita agar
dirinya menjadi pusat pelayanan maternitas. Di rumah sakit pun memberikan pelayanan bagi
yang menginginkan tenaga kesehatan profesional yaitu pusat pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru adalah partnership antara bidan dan
wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, dan wanita dengan
pengetahuan tentang kebutuhan diri dan keluarganya, serta harapan-harapan terhadap kehamilan
dan persalinan. Pada awal kehamilan, anatara bidan dan wanita harus saling mengenal dan
menumbuhkan rasa saling percaya di antara keduanya. Dasar dari model partnership adalah
komunikasi dan negosiasi.
Di Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan partnership dengan wanita
yang menjadi kliennya, disamping bidan harus mempunyai kemampuan yang profesional.
7. Inggris

Buku tentang praktek kebidanan diterbitkan tahun 1902 di Inggris, dan didisain untuk
melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak memiliki kualifikasi. Pada saat itu sebagian besar
bidan, buta huruf, bekerja sendiri, menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka berikan pada
klien. Meskipun proporsi dari praktek bidan yang mempunyai kualifikasi meningkat dari 30%
pada tahun 1905 menjadi 74% di tahun 1915, banyak wanita yang lebih menyukai dukun. Hal ini
karena dukun lebih murah mengikuti tradisi lokal dan memberikan dukungan domestik.
Selama tahun 1920-an 50-60% wanita hanya ditolong oleh seorang bidan dalam
persalinannya, tetapi dalam keadaan gawat darurat bidan harus memanggil dokter. Pelayanan
dipusatkan pada persalinan dan nifas dan pelayanan antenatal mulai dipromosikan pada tahun
1935.
Bidan mandiri terancam oleh praktik lokal dan peningkatan persalinan di rumah sakit. Pada
tahun 1930 perawat yang juga terdaftar memasuki kebidanan karena dari tahun 1916 mereka
dapat mengikuti kursus pendek kebidanan daripada wanita tanpa kualifikasi sebagai perawat. Hal
ini mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat disosialisasikan untuk
menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis. Meskipun direct entrynya dibuka
kembali pada awal tahun 1990. semua kursus kebidanan saat ini cenderung untuk dibatasi
disekitar kualifikasi keperawatan.
Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan
meningkatkan sistem melalui penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan
perkembangan persalinan alternatif, bidan mulai mengembangkan praktik secara mandiri.
Selama pertengahan 1980 kira – kira ada 10 bidan yang praktik secara mandiri di Inggris. Pada
1990 ada 32 bidan independent dan pada tahun 1994 angka perkiraan dari bidan independent
adalah 100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam independent midwifery.
Alasan bidan di Inggris melaksanakan praktek mandiri:
a. Penolakan terhadap model medis dalam kelahiran(medicalisasi)
b. Ketidakmampuan untuk menyediakan perawatan yang memuaskan dalam NHS(National Health
Servis ).
c. Untuk mengurus status bidan sebagai praktisi.
d. Untuk memberikan kelangsungan perawatan dan kemampuan bidan dalam memberikan
pertolongan persalinan di rumah sebagai pilihan mereka.
Pendidikan kebidan di Inggris terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Preregistration three year programme/direct entry. Program ini di tjukan bagi yang belum pernah
mengenyam pendidikan keperawat dasar dengan lama pendidikan selama 3-4 tahun.
b. Pre-registration (Shortened) 18 months programme. Program ini di tujukan bagi yang pernah
mengenyam pendidikan keperawatan dasar dengan lama pendidikan 18 bulan – 2 tahun.
Organisasi profesional kebidanan di inggris :
a. RCM (Royal College of Midwives), merupakan lembaga yang mendukung bidan dalam
upayanya meningkatkan standar perawatan bagi ibu, bayi, dan keluarganya. Tujuan dari RCM
adalah untuk meningkatkan seni dan ilmu kebidanan serta meningkatkan standar
profesionalisme.
b. ICM (international confederation of midwives), merupakan konfederasi bidan dunia yang
sekretariatnya berada di london. Tujuan dari ICM adalah meningkatkan standar keperawatan
bagi wanita, bayi, dan keluarganya di selurh dunia melalui pembangunan, pendidikan, dan
penyediaan bidan yang profesional.
c. Europian Community midwives directive, merupakan aliansi bidan se-eropa yang berfokus pada
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

8. Belanda

Perkembangan Kebidanan
Wanita berhak memilih apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah Sakit, hidup
atau mati. Belanda memiliki angka kelahiran yang sangat tinggi, sedangkan kematian prenatal
relatif rendah. Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984
menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu di pantau dan mereka bebas
memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan yang sama akan memantau
kehamilan.
Pendidikan kebidanan di Belanda memiliki prinsip yakni sebagaimana member anastesi
dan sedative pada pasien barulah mengadakan pendekatan dan member dorongan pada ibu saat
persalinan. Jadi prakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu
untuk menolong dirinya sendiri. Bidan di Belnda 75% bekerja mandiri dan harus menjadi role
model di masyarakat dan menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal.
Pendidikan Kebidanan di Belanda
Negara Belanda merupakan salah satu negara Eropa yang teguh berpendapat bahwa
pendidikan bidan harus dilakukan secara terpisah dari pendidikan perawat. Menurut Belanda
disiplin kedua bidang ini memerlukan sikap dan ketrampilan yang berbeda. Perawatan pada
umumnya bekerja secara hirarki di RS , di bawah pengawasan sedangkan bidan diharapkan dapat
bekerja secara mandiri di tengah masyarakat. Akademi pendidikan bidan yang pertama pada
tahun 1861 di rumah sakit Universitas Amsterdam. Akademi ke dua dibuka pada tahun 1882 di
Roterrdam dan yang ketiga pada tahun 1913 di Heerlen. Pada awalnya pendidikan bidan adalah 2
tahun, kemudian menjadi 3 tahun dan kini 4 tahun( sejak 1994). Pendidikannya adalah direct
entry dengan dasar lulusan SLTA 13 tahun. Tugas pokok bidan di Belanda adalah keadaan yang
normal dan merujuk keadaan yang abnormal ke dokter ahli kebidanan.
Di Belanda pada tahun 2000 terdapat 205.000 kelahiran, dengan 80% mulai dengan
primary care, 50% persalinan di bawah primary care, 34% persalinan dirumah. Kehamilan
psikologi 70% di rumah, 30% persalinan dirumah sakit atas pilihan sendiri atau keluarga.
Di Belanda terdapat ± 1627 bidan, 71% praktek secara mandiri, 15% di RS, 14% bekerja di
bidan praktek swasta.
Pendidikan Kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang
menjadi profesi yang berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima 66 mahasiswa
setiap tahunnya. Hampir tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 4% pria) yang mengikuti tes
syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19 tahun, telah menamatkan Secondary
Education atau yang sederajat dari jurusan kimia dan biologi. Mahasiswa kebidanan tidak
menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.
Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan
nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek di
kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. Mahasiswa akan teruju
keterampilan kebidanan yang telah terpelajari.
Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan seperti di
rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai
pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan
menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai ujian.

Pelayanan Kebidanan di Belanda


Adapun pelayanan-pelayanan yang dilaksankan di Belanda:
a. Pelayanan Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan
mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko
rendah.
Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi ke Ahli Kebidanan untuk di rawat
dengan baik.
Dibentuknya daftar indikasi untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan
untuk meningkatkan kerjasama antar keduanya yang berisi riwayat sebelum dan sesudah
pengobatan. Suksesnya penggunaan daftar indikasi merupakan dasar yang penting mengapa
persalinan di rumah disediakan dan menjadi alternatif.

b. Pelayanan Intrapartum
Pelayanan ini dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya plasenta
dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak
diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi,
untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika
ada indikasi.

c. Pelayanan Postpartum
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20%
persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah
mempunyai indefendensi yang jelas. Bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan
memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari
teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct
Entry dengan lama pendidikan 3tahun.
9. Afrika
Pada tahun 1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit perusahaan, dan menjadi
bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas
kebidanan.Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan
kebidanan sampai awal abad ke-19.Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun
1808, saat seorang dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu. Gubernur Earl of caledon
menyetujui pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1 November 1810, dan Dr Wehr ditunjuk
sebagai instruktur kolonial kebidanan. pelatihan para bidan di mulai pada tahun 1811. Tujuh
kandidat yang menyelesaikan pelatihan tersbeut dan terkualifikasi pada tahun 1813 merupakan
profesional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di Afrika. Disini Dr James Prince, seorang
dokter kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan
Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada
tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kulaifikasi ganda.
Pelatihan kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya, dan pada tahun 1927.

10. Spanyol
Spanyol merupakan salah satu negara dibenua Eropa yang telah lama mengenal profesi
bidan. Diceritakan bahwa dalam abad pertengahan salah satu rajanya ( Philip) ditolong oleh
bidan pada waktu lahir. Dalam tahun 1752 dibuat persyaratan bahwa bidan harus lulus ujian,
dimana materi ujiannya adalah dari sebuah buku kebidanan “A Short treatise on the Art of
Midwifery”. Pendidikan bidan di ibu kota Madrid dimulai tahun 1789. Bidan disiapkan untuk
bekerja secara mandiri di masyarakat, terutama di kalangan petani dan buruh tingkat menengah
ke bawah. Bidan tidak boleh mandiri memberi obat-obatan, melakukan tindakan yang
menggunakan alat-alat kedokteran. Akan tetapi bidan diperbolehkan untuk menolak kelahiran
sungsang, gemeli, lahir premature dan melakukan versi luar maupun pengeluaran plasenta secara
manual.
Pada tahun 1942 sebuah RS, Santa Cristina menerima ibu-ibu yang hendak bersalin. Untuk
itu dibutuhkan tenaga bidan lebih banyak.
Pada tahun 1932 pendidikan bidan di sini secara resmi menjadi School of midwives. Antara
tahun 1987-1988 pendidikan bidan untuk sementara ditutup karena diadakan penyesuaian
kurikulum bidan menurut ketentuan negara-negara masyarakat Eropa, bagi mereka yang telah
lulus sebelum itu, penyesuaian pada akhir 1992.
11. Denmark
Denmark merupakan negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan
tersendiri . Pendidikan bidan di sini dimulai pada 1787 dan pada tahun pad tahun 1987 yang lalu
merayakan berdirinya 200 tahun sekolah bidan . Kini ada 2 pendidikan bidan di Denmark .
Setiap tahun menerima 40 siswa dengan lama pendidikan 3 tahun direck entry. Mereka
yang menjadi perawat maka pendidikannya ditempuh 2 tahun . Hal ini menimbulkan berbagai
kontroversi dikalangan bidan sendiri, apakah tidak sebaiknya pendidikan bidan didasarkan atas
perawat? Sebagian besar berpendapat tidak baik.
Pendidikan post graduate bagi bidan selama 9 bulan dalam bidang pendidikan dan
pengelola. Tahun 1973 disusun rangkaian pedoman bagi bidan yang mengelompokan klien
dalam berbagai risiko yang terjadi. Hal ini menimbulkan masalah , karena tidak jelas batasan
risiko rendah dan tinggi. Pada tahun 1980 diadakan perubahan pedoman baru yang isinya sama
sekali tidak menyinggung masalah risiko . Yang tercantum dalam kata pengantar tentang masa
kehamilan adalah sebagai berikut “ The perintal periot is anormal period of family Life.The
women, her family and close friend should be central. The midwife, docter and any other staff
are there only to support the women and her family”. Penekanan pelayanannya adalah pada
kesehatan dan non invansi care.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni perkembangan di bidang
kebidanan di masing-masing negara yaitu : Amerika,Canada, Australia, Selandia Baru, Inggris,
Belanda, dan Afrika jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan, maupun
pendidikan kebidanya.Dengan demikian, uraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan
dapat kita pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,Dwiana.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya.
Soepardan,Suryani.2007.Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC.
Depkes RI. (2003). Dasar dasar asuhan kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Standar Asuhan Kebidanan bagi Bidan dirumah Sakit dan Puskesmas.
Jakarta.
PPKC. (2003). Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta.
Google: http://www.abebooks.de/search/Hodge/8/16/2008
Mustika Sofyan dkk,” Bidan menyongsong Masa Depan”, PP IBI 2001.

Anda mungkin juga menyukai