Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Buku KIA


Buku KIA adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Biasanya, kebanyakan orang
menyebutnya “buku pink”, sesuai dengan warnanya. Buku tersebut berisi catatan kesehatan
ibu. Mulai dari catatan yang berisi informasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain
mengenai informasi ibu, buku KIA juga berisi catatan informasi anak (bayi baru lahir hingga
usia 6 tahun). Bukan hanya itu, buku pink ini juga berisi berbagai informasi cara memelihara
dan merawat kesehatan ibu dan anak.
Buku KIA ini tersedia di Polindes/ Poskesdes, Puskesmas, Bidan Praktik, Dokter
Praktik, Klinik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit. Setiap ibu hamil akan mendapatkan satu
buku KIA. Jika ibu melahirkan bayi kembar, maka ibu akan mendapatkan tambahan satu
buku KIA lagi.
Sejak pertama diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, buku KIA telah mengalami
beberapa kali perubahan. Baik dari sampul depan (cover) maupun informasi yang berada di
dalam buku KIA tersebut. Untuk buku KIA terbaru, Kementerian Kesehatan telah
melaunching dan mempublikasikannya pada Maret 2016 lalu. Buku itulah yang kini menjadi
pedoman di Indonesia terkait kehamilan, persalinan hingga nifas bagi para ibu di Indonesia.
Saat ini banyak modifikasi dari buku KIA yang berasal dari bidan praktik, klinik ataupun
rumah sakit. Meskipun demikian, isi dan konten buku tersebut tetaplah sama.
Perlu diketahui bahwa buku KIA terbaru berisi 88 halaman. Selain memuat informasi
berupa cara menjaga kesehatan ibu hamil dan juga kesehatan bayi, buku KIA juga
merupakan dokumentasi. Buku pink tersebut berfungsi mendokumentasikan/ tempat untuk
mencatat semua hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas medis terkait.
Tentunya saat adanya proses kehamilan, persalinan hingga nifas.

B. Komponen Buku KIA

Pada umumnya Buku KIA berisi :

1. Kesehatan Ibu, meliputi informasi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan dilengkapi
catatan pelayanan kesehatan ibu, riwayat ibu bersalin, rujukan serta keterangan lahir.
2. Kesehatan Anak, meliputi informasi kesehatan anak, imunisasi, perawatan balita
dan KMS anak, cara merangsang perkembangan anak, dll, serta dilampiri catatan
pelayanan kesehatan anak.

Di dalam buku KIA terdapat beberapa komponen. Berikut komponen yang terdapat pada
buku KIA.

1. Halamn i

Berikut ini isi dari buku KIA halaman i (satu) yang berisi penjelasan
umum. Buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA)  berisi catatan
kesehatan ibu (hamil,bersalin, dan nifas) dan anak ( bayi lahir sampai
anak berusia 6 tahun) serta berbagai informasi cara memelihara dan
merawat kesehatan ibu dan anak. Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu)
buku KIA. Jika ibu melahirkan bayi kembar, maka ibu memerlukan
satu tambahan buku KIA lagi. Buku KIA tersedia di Posyandu,
Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Bidan praktik,
dokter praktik, rumah bersalin, dan rumah sakit.
2. Halaman ii

Isi dari buku KIA di halaman ii (dua) adalah berisi tentang


DAFTAR ISI yang memuat antara lain

a. Kesehatan Ibu :

1) Halaman 1-9, tentang Ibu Hamil


2) Halaman 10-12, tentang Ibu Bersalin
3) Halaman 13-17, tentang Ibu Nifas
4) Halaman 18, tentang Keluarga Berencana
5) Halaman 19-23, tentang catatan kesehatan ibu hamil
6) Halaman 24-27 tentang catatan kesehatan ibu bersalin,
ibu nifas, dan bayi baru lahir
7) Halaman 28 tentang cuci tangan pakai sabun
8) Halaman 29-31 tentang keterangan lahir

b. Kesehatan Anak :
1) Halaman 33-37, tentang bayi baru lahir/ Neonatus
(0-28 hari)
2) Halaman 38-39, tentang Catatan imunisasi Anak
3) Halaman 41-50, tentang Anak usia 29 hari -6 tahun
4) Halaman 41-64, tentang pemenuhan kebutuhan
gizi, dan perkembangan anak
5) Halaman 66-84, tentang Pemeriksan stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
6) Halaman 84-88, tentang Perlindungan terhadap
anak
3. Halaman iv
Isi dari Halaman iv (empat) memuat tentang IDENTITAS ibu, suami,
dan anak

4. Halaman 1

Isi dari buku Halaman 1 (satu) tentang periksa kehamilan. Segera ke


dokter atau bidan jika terlambat datang bulan. Periksa kehamilan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

a. 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan.


b. 1 kali usia kandungan 4-6 bulan.
c. 2 kali pada usia kandungan 7-9 bulan.
Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi :
1) Pengukuran tinggi badan cukup satu kali
Bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
malahirkan secara normal. Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan
ke 4 pertambahan berat badan paling sedikit 1 kg/bulan.
2. Pengukuran tekanan darah ( tensi),

Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmhg , ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam
kehamilan.

3. Pengukuran Lingkar lengan atas (LILA),

Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi kronis (ibu hamil
KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Pengukuran tinggi rahim

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan.

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut janin.

Apabila trimester ke III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada
tanda GAWAT JANIN, maka SEGERA DI RUJUK.

6. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus


toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan
bayi.

7. Pemberian Tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual.

8. Tes Laboratorium

1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
2. Tes Hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia)
3. 3. Tes pemeriksaan urine (air kencing)
4. 4. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, Sifilis dan lain-lain.
C. Peran Bidan dalam Buku KIA

Peran bidan sebagai Pendidik yaitu memberikan pendidikan pada individu,


keluarga dan masyarakat dalam masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas,
masa laktasi, KB, pertumbuhan/perkembangan bayi/anak, gizi, pemeliharaan
kesehatan dan masalah kesehatan masyarakat (Asri Hidayat, 2009).
Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga
mengenai: tanda-tanda persalinan, Tanda bahaya persalinan dan kehamilan,
Kebersihan pribadi dan lingkungan, Kesehatan dan Gizi, Penyuluhan/konseling tentang
perencanaan persalinan (Bersalin di Bidan, meyiapkan transportasi, menyiapkan biaya,
menyiapkan donor darah), Perlunya inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif, KB pasca
persalinan. Adpun beberapa peran bidab dalam buku KIA sebagai berikut :
1. Melakukan pencatatan pada kartu ibu, kohort ibu, dan buku KIA.
2. Membuat laporan PWS-KIA
3. Melakukan pencatatan persalinan pada kartu ibu, kohort ibu dan bayi,
4. register pelayanan, buku KIA.
5. Melakukan pencatatan padaKohort bayi dan buku KIA.
6. Membuat laporan PWS-KIA dan AMP

D.

Anda mungkin juga menyukai