Anda di halaman 1dari 38

BAB 3.

TINJAUN KASUS BERDASARKAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian keperawatan

a. Instrumen community as partner

Variable Sub Variable Metode


Sub – sub variabel / Sumber
No Komponen W S I L fg PF Ket
Pertanyaan Data
S R d
1. Inti Sejarah 1. Kaji sejarah 1. Bagaimana kondisi Tokoh √ √
masyarakat terkait balita selama 3 tahun masyakara
kondisi balita terakhir? t, Bidan,
2. Perkembangan Balita 2. Bagaimana kader
: Kondisi dan perkembangan
perkembangan penyakit pada balita?
penyakit stunting di 3. Apakah kejadian √ √
RW 3 stunting penah terjadi
sebelumnya?
4. Apakah balita stunting
diberikan perhatian
√ √
atau pengasuhan
khusus?
5. Apakah dalam
keluarga pernah
mengalami stunting? √ √

6. Apakah stunting
pernah menjadi
momok yang
menaakutkan di RW
3?
√ √
7. Berapa lama stunting
sudah berlangsung?

√ √

√ √

Demografi: a. Demografi dan 1. Berapa jumlah Keluarga,R √ √


Statistic vital Statistik Vital balita di komunitas T/
1. Jumlah penderita 2. Berapa jumlah RWKelura
stunting sesuai balita stunting han, √ √
jenis kelamin 3. Berapa jumlah Puskesmas
2. Jumlah balita balita stunting
dengan stunting berdasarkan agama?
rentang umur 4. Apakah ada
√ √
3. Jumlah kematian masalah selain stunting
akibat stuning terkait kesehatan pada
4. Jumlah balita balita?
dengan resiko 5. Berapa jumlah
stunting kematian akibat √ √
stunting
6. Bagaimana
perilaku balita dan
orang tua terhadap
stunting
7. Bagaimana √ √

pengetahuan orang tua


terkait stunting pada
balita
√ √

√ √

Etnisitas 1. Budaya di 1. Apakah terdapat Keluarga, √ √


masyarakat yang budaya untuk balita balita,
dianut terhadap yang berkaitan dengan Tokoh
stunting pada balita stunting? masyaraka
2. Gaya hidup balita 2. Bagaimana gaya t
yang berpengaruh hidup balita terkait
pada masalah konsumsi gizi? √ √
stunting 3. Bagaimana gaya
hidup balita terkait
pengawasan terhadap
makanan dan minuman
yang dikonsumsi?
√ √

Nilai dan 1. Kebiasaan baik dan 1. Bagaimana kebiasaan √ √


Keyakinan buruk yang balita yang berkaitan
dilakukan balita dengan masalah gizi
berhubungan dengan dan kesehatan?
stunting 2. Bagaimana perilaku Keluarga
2. Perilaku konsumsi balita yang berkaitan dan Balita
gizi pada balita dengan konsumsi gizi
yang sesuai?

√ √

Lingkungan 1. keadaan lingkungan 1. keadaan lingkungan Keluarga, √ √ √


2 Sub
Fisik tempat tinggal balita tempat tinggal balita RT, RW,
Sistem
yang beresiko untuk dengan stunting? Kelurahan
stunting 2. Apakah lingkungan
sudah sesuai untuk
anak dengan stunting?
√ √ √
3. Bagaimana
pengoptimalan
lingkungan sekitar
untuk pemanfaatan
pemenuhan gizi pada
balita?
√ √

Ekonomi 1. Pendapatan 1. Berapakah rata-rata Keluarga, √ √


keluaraga dengan pendapatan keluarga Balita,
balita stunting dengan anak balita RT/RW,
2. Sumber pendapatan stunting? Kelurahan
keluarag balita 2. Darimana sumber
stunting pendapatan keluarga
3. Pekerjaan orang tua stunting? √ √
balita dengan 3. Apakah keluarga
menerima bantuan
terkait perbaikan gizi
pda balita?
4. Apa pekerjaan orang
tua balita stunting?
5. Apakah ada bantuan √ √
yang ditawarkan
pemerintah terkait
stunting?

√ √

√ √

Transportasi 1. Alat trasportasi yang 1. Apa jenis alat Balita, √ √


dan digunakan transportasi yang Keluarga,
Keamanan digunakan untuk RT/RW,Ke
memeriksakan balita lurahan
2. Karakteristik dengan stunting?
keamanan di 2. Apakah kendaraan
komunitas terkait cukup aman
masalah balita digunakan balita
stunting stunting berkaitan
dengan jarak tempuh
yankes dengan tempat
√ √
tinggal?
3. Apakah ada
trasportasi umum
yang memadai seperti
ambulan untuk balita
dengan stunting?
√ √

Politik dan 1. Kebijakan komunitas 1. Apakah terdapat Balita, √ √


pemerinahan yang mengatur kebijakan yang Keluarga,
tentang masalah mengatur RT,RW,
stunting pada balita permasalahan stunting Kelurahan
2. Peraturan dalam pada balita?
masyarakat atau 2. Apakah tedapat
keluarga yang peraturan terkait
mengatur masalah konsumsi gizi pada
stunting balita dalam
masyarakat? √ √
3. Apakah tedapat
peraturan dalam
keluarga terkait
konsumsi gizi pada
balita?

√ √

Komunikasi 1. Sarana komunikasi 1. Apa saja sarana Balita, √ √


yang ada di keluarga komunikasi yang Keluarga,
dan komunitas pada dapat diakses dalam RT,RW,
balita stuning memperoleh Kelurahan
2. Media informasi informasi tentang
yang digunakan stunting pada balita di
keluarga dan
komunitas RW 3?
2. Berupa apa media
yang telah diakses?
3. Apakah terdapat
tokoh atau sumber
√ √
yang digunakan
dalam mengakses
informasi tentang
√ √
stunting?
4. Apakah terdapat
sarana komunikasi
yang terhubung
langsung dengan
yankes?
√ √

Pendidikan 1. Tingkat pendidikan 1. Apa saja tingkat Balita, √ √


orangtua balita pendidikan orang tua Keluarga
dengan stunting balita stunting?
2. Pengetahuan 2. Bagaimana
orangtua tentang pengetahuan orang
kondisi balita tua terkait balita
dengan stunting? dengan stunting? √ √
3. Apakah keluaraga
atau komunitas telah
mendapatkan
informasi kesehatan
√ √
tentang stunting pada
balita?
Rekreasi 1. Jenis rekreasi yang 1. Apakah balita dengan Balita, √ √
dilakukan oleh stunting pernah Keluarga,
balita dengan mengakes rekreasi? RT,RW,
stunting 2. Apakah ada taman Kelurahan
2. Tempat rekreasi bermain terdekat yang
balita dengan dapat menstimulasi
stunting perkembangan balita? √ √
3. Frekuensi balita 3. Apakah balita dengan
stunting untuk stunting memperoleh
rekreasi rekreasi yang cukup?
4. Penggunaan hari 4. Seberapa sering balita
libur orang tua berekreasi?
dalam bekerja untuk
rekreasi balita 5. Bagaimana
dengan stunting penggunaan waktu
libur oleh orangtua?

√ √

√ √

√ √
3 Presepsi Penduduk 1. Presepsi orang tua, 1. Bagaimana persepsi Balita, √ √
keluarga, komunitas orang tua balita Keluarga,
tentang masalah terhadap komunitas Komunita
stunting dan gizi sebagai kekuatan s
pada balita dalam mengatasi
stunting dan gizi
buruk?
2. Apakah ada
kesadaran warga
terhadap
permasalahan balita
√ √
beserta solusinya?
3. Apakah pandangan
masyarakat terkait
komunitas balita di
desanya sudah sehat?
√ √
b. Hasil Pengkajian Community As Partner :
1. Data yang digali
INTI
a. Sejarah
Menurut keterangan dari kader sudah 3 tahun terakhir desa glagahwero
mengalami kurang gizi. Terakhir kali telah ditemukan sebanyak tiga balita
diantarnya saat ini mengalami stunting. Dari hasil wawancara pada beberapa
orang tua bayi dan yankes terkait ditemukan balita paling sering mengalami
kejadian batuk pilek. Hal ini diduga disebabkan balita mengalami BGM. Untuk
kejadian stunting sendiri sudah pernah ada di RW 3 namun hal itu juga dibarengi
dengan penyakit AIDS bawaan yang diturunkan oleh oang tua. Pada balita dengan
stunting diberikan perlakuan khusus dengan rutin memberikan susu selama 2
minggu sekali disertai makanan tambahan oleh yankes terkait.

1. Kondisi balita selama 3 tahun terakhir

2. Perkembangan penyakit pada balita


3. Kejadian stunting penah terjadi sebelumnya

4. Balita stunting diberikan perhatian atau pengasuhan khusus

5. Keluarga pernah mengalami stunting


6. Stunting menjadi momok yang menakutkan di RW 3

7. Stunting sudah berlangsung

b. Demografi : Statistic Vital


Jumlah balita total di glagaahwro sebanyak 324 balita dan tersebar di 6 RW di
RW 3 (Posyandu 74) terdapat 57 balita. Dari penuturan kader RW 3 balita
posyandu 74 mengalami bermasalah namun tidak separah di posyandu lainnya.
Kader mengatakan masih belum ada balita meninggal akibat stunting namun
perbaikan gizi memang harus ditingkatkan karena cenderung tidak mengalami
kenaikan signifikan tiap bulan pengukuran berat badan.
1. Jumlah balita

Jumlah Balita
32

31

30

29

28 jumlah balita

27

26

25

24

23
Perempuan laki-laki

2. Masalah selain stunting terkait kesehatan pada balita

3. Perilaku balita dan orang tua terhadap stunting


4. Tingkat pengetahuan orang tua terkait stunting pada balita

c. Etnisitas
Kader mengatakan tidak terdapat budaya khusus mengenai masalah gizi atau hal
hal yang berkaitan dengan makanan di RW 3. Terkait konsumsi, balita tidak
dibatasi dalam makan maupun minum. Terdapat emo-demo mengenai
pembatasan konsumsi makaKan ringan namun hal tersebut tidak dapat diterapkan
dengan baik. Orang tua terkesanna membiarkan konsumsi dan memberikan
kmaknan seadanya pada balita. Menu yang diberikan relatif sama dengan menu
yang disediakan untuk anggota keluarga lainnya. Dari yankes maupun peraturan
setempat tidak memiliki peratutran khusus. Balita terliat mengkonsumsi makanan
ringan taanpa adanya batasan dari orang tua. Balita yang terlihat juga
mengkonsumsi mkanan dengan 5P (pengawet, penyedap, pewarna,pemanis dan
pengental ) dan tanpa adanya pengawasan dari orang tua

1. Budaya untuk balita yang berkaitan dengan stunting


2. Tingkat pemenuhan gizi balita

3. Kualitas pemenuhan balita terkait pengawasan terhadap makanan dan minuman


yang dikonsumsi

d. Nilai Dan Keyakinan


Terkait konsumsi gizi dan kesehatan kader mengatakan masih rendah terkait
pembatasan makanan atau minuman yang kurang baik bagi balita. Dalam
mengakses kesehatan orang tua balita juga terkesan kurang kooperatif dan rendah
engetaahuan terkait gizi seimbang pada balita Tidak terdapat kematian yang
diakibatkan oleh stunting. Kematian balita disebakan oleh penyakt komplikasi
seperti AIDS (1 orang) dan disertai stunting. Sebagian besar orangtua tidak
mengetahui mengenai spesifik stunting.

1. Kebiasaan balita yang berkaitan dengan masalah gizi dan kesehatan :


a. pola makan yang tidak teratur, suka memilih milih makanan yang justru
makanan yang disukai kurang terdapat nilai gizi yang terkandung
b. Makan yang sesuai preferensi rasa pada balita saja
c. balita kurang asupan MP-ASI gizi bervariasi
d. Sering mengkonsumsi jajanan yang kurang sehat dan tidak higienis
e. Beberapa balita masih terlihat mengkonsumsi makanan dengan 5P tanpa
pengawasan orang tua
f. Tidak mementingkan kebutuhan nutrisi yang sesuai untuk anak
g. balita biasanya dalam tiap harinya makan dengan nasi kemudian lauk
garam dan kerupuk
h. Terbiasa mengkonsumsi makanan dengan kandungan 5P

2. Tingkat perilaku balita yang berkaitan dengan konsumsi gizi yang sesuai

SUB SISTEM
a. lingkungan fisik
Berdasarkan survey sungai terlihat masih banyaknya sampah yang dibuang
sembarang. Tidak adanya tempat pembuangan sampah setempat yang terjangkau
oleh komunitas. Kebanyakan sanitasi dan ventilasi rumah dengan balita masih
belum ideal. Masih banyak terlihat halaman rumah yang tandus dan tidak
dimanfaatkan untuk menanam sayuran. Masyarakat mengatakan karena tidak
memiliki tempat sampah terjangkau, mereka terbiasa membuang di sungai. orang
tua mengatakan tidak memiliki waktu untuk menanam sayuran.

1. Keadaan lingkungan tempat tinggal balita

2. Keadaan lingkungan sudah sesuai untuk anak dengan stunting

3. Tingkat pengoptimalan lingkungan sekitar untuk pemanfaatan pemenuhan gizi


pada balita
b. ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara mayoritas masyarakat berkerja sebagai petani atau
buruh yang memiliki gaji kurang dari Rp 500.000 perbulan sehingga untuk
pemenuhan gizi pada balita kurang bercariasi. Banyak orang tua yang tidak
membelikan susu untuk anaknya karena tidak punya uang. Masyarakat mengatakan
sehari bisa bekerja dari pukul tujuh hingga empat sore sehingga waktu untuk
dirumah sedikit, untuk balita diatas lima tahun sudah mulai ditinggal untuk bekerja
oleh para ibu dan dititipkan ke orang terdekat misalnya neneknya.

1. Rata-rata pendapatan keluarga dengan anak balita

2. Rata-rata jumlah nominal yang dikeluarkan untuk pemenuhan gizi balita


3. Keluarga menerima bantuan terkait perbaikan gizi pada balita dari posyandu

4. Mayoritas pekerjaan orang tua balita

c. Trasportasi dan Keamanan


Terdapat trasportasi milik desa berupa ambulance yang digunakan untuk
mobilisasi dalam keadaan darurat. Orang tua sendiri terlihat tidak membatasi
konsumsi makanan atau minuman pada balita. Kebanyakan warga setempat
menggunakan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Beberapa dari
mereka memilih untuk berjalan kaki dalam mengakses posyandu terdekat.
Posyandu juga rutin memberikan penyuluhan kepada orangtua balita terkait
penentuan jenis makanan/asupan yang diwajibkan untuk anak, posyandu
membuat kebijakan bahwa pada setiap pertemuan sudah diberikan makanan yang
dapat memenuhi gizi balita. Akan tetapi program ini hanya tersampaikan kepada
keluarga yang rutin membawa anaknya ke posyandu, tidak menjangkau untuk
dilakukan door to door.

1. Adanya pemberian bantuan yang ditawarkan pemerintah terkait stunting

2. Jenis alat transportasi yang digunakan untuk memeriksakan balita

3. Keamanan digunakan balita berkaitan dengan jarak tempuh layanan kesehatan


dengan tempat tinggal
4. Trasportasi umum yang memadai seperti ambulan untuk balita dengan stunting

d. Politik dan Pemerintahan


Dalam pemerintahan sendiri, terdapat kebijakan yang mengatur konsumsi ada
balita yakni Permenkes No. 23 tahun 20014 yang mengatur tentang upaya
perbaikan gizi pada balita. Di desa sendiri telah memeberikan bantuan berupa
susu dan makanan penambah nutrisi lainnya kepada balita yang kurang gizi.
Posyandu menerapkan untuk rutin memberikan asupan yang menenuhi gizi pada
balita, pemerintah secara rutin memberikan bantuan untuk balita stunting melalui
kader posyandu. Keluarga dianjurkan untuk memenuhi setiap kebutuhan balita,
tidak membiarkan anaknya jajan sembarangan, dan menjaga sanitasi lingkungan
khususnya di dalam rumah.

1. Kebijakan yang mengatur permasalahan stunting pada balita


2. Terdapat peraturan terkait konsumsi gizi pada balita dalam masyarakat

3. Tedapat peraturan dalam keluarga terkait konsumsi gizi pada balita

f. Komunikasi
Untuk sarana komunikasi terkait penyuluhan tentag stunting terdapat Emo demo
dan Posyandu balita. Terdapat komunikasi , melalui kader dan ibu bidan setempat.
Warga RW 3 beberapa telah mengakses informasi kesehatan melalui telepon
genggam. Perolehan informasi terkait balita melalui berbagai sumber yaitu
posyandu, internet, dan penyuluhan.
1. Sarana komunikasi yang dapat diakses dalam memperoleh informasi tentang
stunting pada balita di RW 3

2. Terdapat tokoh atau sumber yang digunakan dalam mengakses informasi


tentang stunting

g. Pendidikan
Sebagian besar orang tua balita merupakan SD-SMP. Sebagian dari mereka belum
mengetahui terkait balita dengan stunting dan gizi seimbang serta pengolahan
bahan makanan yang sehat. Orang tua mengungkapkan ada penyuluhan atau
informasi yang lengkap tentang balita stunting. Namun mereka terkesan lupa dan
belum memahami betul tentang apa itu stunting.

1. Tingkat pendidikan orang tua balita


2. Tingkat pengetahuan orang tua terkait balita dengan stunting

3. Keluaraga atau komunitas telah mendapatkan informasi kesehatan tentang


stunting pada balita

h. Rekreasi
Di Desa glagahwero terdapat sarana rekreasi yang terletak di RA atau TK/Paud
terdekat. Terdapat Paud Kemuning Lor merupakan jarak paling dekat dengan
tempat rekreasi. Beberapa nak sumber duren mengggunakan sungai yang terletak
di jembatan sebagai sarana untuk rekreasi keluarga seperti memancing . Balita
mmegungkapkan mereka paling sering rekreasi dengan bermain di TK/ Paud saat
mereka bersekolah.
1. Balita pernah mengakes rekreasi

2. Terdapat taman bermain terdekat yang dapat menstimulasi perkembangan


balita

3. Tingkat balita berekreasi


4. Penggunaan waktu libur oleh orangtua

PRESEPSI
Berdasarkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat mengatakan balita di
RW 3 mengalami permasalahn khususnya pada gizi. Mereka juga mengungkapkan
membutuhkan bantuan terkait pemulihan dan pencegahan kondsi balita dengan
stunting. Kader sendiri menyatakan sebagian besar balita mengalami gizi rendah
BGM dikarenkan kurangnya intervensi primer sehingga mempengaruhi kondisi
balita lainnya. Kejadian gizi balita di glagahwero lebih menjurus pada gizi
kurang, bukan stunting karena dari data yang diperoleh dari puskesmas, kejadian
stunting di RW 3 dialami oleh 1 balita sedangkan lainnya mengalami gizi kurang
atau beresiko stunting.

1. Tingkat kepercayaan pada persepsi orang tua balita terhadap komunitas sebagai
kekuatan dalam mengatasi stunting dan gizi buruk
2. Terdapat kesadaran warga terhadap permasalahan balita beserta solusinya

3. Terdapat pandangan masyarakat terkait komunitas balita di desanya sudah sehat


3.2 Analisis data dan pathway

No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan Komunitas


1. DS : 1. kurang pemahaman Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. kurungan dukungan sosial
- Masyarakat mengatakan karena tidak 3. pencapaian komunitas rendah
memiliki tempat sampah terjangkau,
mereka terbiasa membuang di sungai
- Orang tua mengatakan tidak memiliki
waktu untuk menanam sayuran.
- Kader mengatakan Tidak terdapat
budaya khusus mengenai masalah
gizi atau hal hal yang berkaitan
dengan makanan di RW3. Terkait
konsumsi, balita tidak dibatasi dalam
makan maupun minum. Orang tua
terkesan membiarkan konsumsi dan
memberikan kmaknan seadanya
pada balita. Menu yang diberikan
relatif sama dengan menu yang
disediakan untuk anggota keluarga
lainnya.
DO :
- Sungai terlihat masih banyaknya
sampah yang dibuang sembarang.
Tidak adanya tempat pembuangan
sampah setempat yang terjangkau
oleh komunitas. Kebanyakan sanitasi
dan ventilasi rumah dengan balita
masih belum ideal. Masih banyak
terlihat halaman rumah yang tandus
dan tidak dimanfaatkan untuk
menanam sayuran.
- Balita terlihat mengkonsumsi
makanan ringan dengan 5P dan
tanpa adanya pengawasan dari
orang tua
2, DS : Kesiapan meningkatkan manajemen
1. keinginan menjadi tinggi dalam kesehatan
- Setelah dilakukan diskusi terkait
menyelesaikan masalah komunitas
keadaan balita di desa glagahwero 2. keinginan untuk melakukan tindakan
pencegahan
yang mengalami stunting, masyarakat
3. keinginan untuk menangani faktor
mengungkapkan bahwa ingin risiko
melakukan usaha peningkatkan
kesehatan terutama nutrisi pada balita
- Setelah dilakukannya diskusi dengan
warga desa glagahwero, warga
mengungkapkan mencegah stunting
pada balita
- setelah dilakukannya diskusi dengan
warga desa glagahwero, warga
menyatakan ingin meningkatkan berat
dan tinggi badan balita yang tidak
sama dengan teman seusianya.
DO :
- Masyarakat terlihat antusias dalam
mendiskusikan permasalahan terkait
stunting di desa glagahwero.
- Terdapat beberapa balita masih dalam
kategori kurus, sangat kurus, dan
pendek

Anda mungkin juga menyukai