NIM : 1130019059
Kelompok Tahap : Keluarga Sakit Kronik ( Tidak Menular)
Peran : Perawat
PRAKTIKUM TM 15
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memahami cara-cara melaksanakan pengkajian keperawatan dan
melaksanakan pengkajian keperawatan pada semua tahap perkembangan keluarga sesuai dengan
teori Friedman.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan keluarga pada semua tahap
perkembangan keluarga
INDIKATOR
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Menilai keadaan kesehatan klien
4. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya
A. TUJUAN
Untuk mengetahui proses pengambilan data dalam pengkajian keperawatan, menentukan masalah
keperawatan dan kesehatan klien serta membuat keputusan yang tepat dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya.
B. PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan. Proses
keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,
penyusunan perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi. Pengkajian keperawatan keluarga merupakan langkah
awal dari proses keperawatan keluarga. Kegiatan pengkajian harus dilakukan dengan benar,
karena akan berpengaruh pada langkah-langkah berikutnya dalam proses keperawatan keluarga.
D. PROSEDUR KERJA
1. Wawancara
Komunikasi dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan respon, baik verbal maupun non
verbal. Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung
untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan
keluarga serta merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
2. Observasi
Mengamati perilaku serta keadaan klien dan keluarga untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan yang dialami. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan
alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi
adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat
indera.
3. Konsultasi
Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan. Hasil
konsultasi dapat digunakan sebagai data pendukung dan validasi data.
4. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
a. Inspeksi : pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.
b. Palpasi : pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian
tubuh yang mengalami kelainan.
c. Auskultasi : pemeriksaan fisik yang dilakukanmelalui pendengaran. Alat yang
digunakan adalah stetoskop.
d. Perkusi : pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh dengan
menggunakan tangan atau alat bantu.
Untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dapat dilakukan dengan pendekatan
head to toe atau pendekatan sistem tubuh.
5. Pemeriksaan penunjang
Misalnya pemeriksaan laboratorium, rontgen dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi
klien.
E. HASIL
IDENTIFIKASI DATA
TT
Status
V Status
Hu Pendidik Pekerja Gizi
Su (TD Imunis Alat Bantu
No Nama b Umur JK an a n Saat (TB,
ku , N, asi / Protesa
dg Terakhir Ini BB,
S, Dasar
KK BMI)
P)
TB :
Pe Tidak
155 Imuni
re Menggun
Ja cm 130 sasi
1 Ny. F Ibu 50 m S1 PNS akan
wa BB : /90 Lengk
pu Alat
50 kg ap
an Bantu
Pe
Ana Ja Mahasi TB : 120 Imuni Tidak
2 Ny. N 22 re S1
k wa swa 153 /90 sasi Menggun
m
pu BB : Lengk akan alat
an 48 kg ap bantu
TB :
L 170 Tidak
Imuni
ak cm menggun
Tn. Ana Ja 120 sasi
3 17 i-l SMA Siswa BB akan
G k wa /90 Lengk
ak :60 Alat
ap
i kg Bantu
LANJUTAN
Analisis
Status Riwayat
N Masalah
Nama Penampilan Umum Kesehatan Saat Penyakit /
o Kesehatan
Ini Alergi
Individu
1 Ny. F Rapi dan bersih Sehat Tidak Tidak
mempunyai mempunyai
alergi riwayat
maupun kesehatan
penyakit individu
kronis
2 An. N Rapi dan bersih Sehat Mempunyai Mempunyai
Asma dan riwayat penyakit
alergi debu kesehatan
individu yaitu
kronis
Kesimpulan : Tipe
Bentuk Keluarga pasien
yaitu ( Single Parents
akibat suami meninggal
dengan 2 anak )
Riwayat keluarga
1. Perawat 1 : ibu, dulu 1. Ibu (Ny.F) : “Dulu alm.
3 dari lahir s.d saat awal mula yang suami saya juga
ini mempunyai riwayat
penyakit dikulurga ini punya riwayat asma
siapa nggeh? sus”
Kesimpulan : Riwayat
Keluarga saat ini yaitu
keturunan seperti
penyakit asma dari alm
suami yang menurun ke
anak
Kesimpulan : Keluarga
Keluarga asal Istri dan keluarga alm.
4
kedua orang tua suami berasal dari suku
jawa tepatnya asli jawa
timur surabaya
DATA LINGKUNGAN
Kesimpulan : mobilitas
geografis keluarga yaitu
keluarga tinggal atau
Mobilitas sudah menempati rumah
3 selama 15 tahun dan
geografis keluarga
belum pernah pindah
rumah
Kesimpulan : Asosiasi
Transaksi Keluarga
dengan komunitas
sering menggunakan
fasilitas komunitas
STRUKTUR KELUARGA
Kesimpulan : Pola
Komunikasi pada
keluarga sangat terbuka
dan berjalan dengan baik
serta ketika ada masalah
dibicarakan
baik-baik dan di
selesaikan dengan baik.
Kesimpulan : Stuktur
Kekuasaan sebelum
Struktur suami meninggal suami
2 kekuasaan : hasil memimpin setelah itu Ibu
akhir kekuasaan menggantikan
sebagai single parent
menjadi peran utama
melakukan dua peran
sebagai kepala keluarga
dan sebagai ibu yang bisa
membimbing
anak-anaknya
1. Perawat 1 : lalu biasanya 1. Ibu (Ny.F) : Saya
siapakah selalu mengajak
diantara ibu dan kedua anak-anak saya
anak ibu yang berperan berdiskusi sus, tidak
dalam memecahkan main hakim sendiri
masalah keluarga? dan sama-sama
mencari jalan
Kesimpulan : keluarnya baiknya
Struktur kekuasaan pengambilan keputusan bagaimana.(i.1)
: proses pada keluarga ini di
3
pengambilan diskusikan bersama dan
keputusan ibu sebagai pengambil
keputusan akhir
Kesimpulan :
Struktur peran informal
dalam keluarga ; ibu
sebagai single parent
sebagai contoh dan
pemotivasi agar
anak menjadi
pribadi yang
kuat dan bisa
menghadapi masalahnya.
Kesimpulan :
Analisis model peran :
dalam keluarga jika anak
ada masalah, anak selalu
Analisis model bercerita kepada ibu dan
peran (kapan ibu memberi nasehat
8
masalah peran serta motivasi untuk
muncul)
anaknya agar menjadi
lebih baik
FUNGSI KELUARGA
Fungsi sosialisasi
keluarga, orang tua tidak
melarang anak asalkan
dengan tujuan dan
kegiatan yang baik
TUGAS KELUARGA
Kesimpulan : Dalam
keluarga biasanya
berdiskusi dalam
merencakan liburan
dalam waktu senggang
untuk sekedar refresing
dan berjalan-jalan
bersama
PRAKTIKUM TM 17 DAN 18
DIAGNOSA KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengkajian yang diperoleh pada semua tahao
perkembangan keluarga
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengkajian yang diperoleh pada semua tahao
perkembangan keluarga
INDIKATOR
1. Membuat pengelompokan data berdasarkan data subjektif dan objektif
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Memahami faktor yang menyebabkan masalah
4. Memahami batasan karakteristik dan ukuran normal dari masalah tersebut
5. Memahami mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis dan membuat kesimpulan
dari masalah
6. Merumuskan diagnosis keperawatan dengan benar
A. TUJUAN
Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien serta membuat keputusan yang
tepat dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.
B. PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi. Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik
tentang semua respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosis keperawatan harus
didukung oleh data. (Nanda, 2011)
Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan pernyataan problem saja
tanpa etiologi dan symtomp. Dengan demikian, penulisan diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi.
D. PROSEDUR KERJA
1. Analisis Data
Pengelompokkan data hasil pengkajian berdasarkan data objektif dan data subjektif
2. Analisis etiologi
Menganalisis etiologi dari masalah keperawatan berdasarkan 5 tugas keluarga
3. Merumuskan diagnosis
Membuat diagnosis berdasarkan karakteristik data
E. HASIL
ANALISA DATA
(Semua masalah dari hasil pengkajian wajib dimasukkan ke dalam analisa data – minimal
ada 7 kelompok data dan 7 diagnosa keperawatan)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
a.1 Ibu mengatakan An. N D.0134
memiliki riwayat alergi Diagnosa : Resiko
dengan debu Rasional : alergi pada keluarga
a.2 Ibu mengatakan jika Ketidakmampuan Ny. F khususnya
terkena debu, Asma An. N keluarga pada An.N.
akan kambuh menciptakan
Data Objektif : lingkungan yang
b.1 Ibu terlihat khawatir sehat dan bersih
dengan alergi An. N
2 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
c.1 An. N sering D.0005
mengeluhkan Dispnea atau Diagnosa : Pola
sesak nafas setelah Napas Tidak Efektif
beraktivitas pada keluarga Ny. F
khususnya pada
Rasional : An.N
Data Objektif : Ketidakmampuan
d.1 An. N mengalami pola keluarga mengenal
nafas abnormal spt: masalah kesehatan
takipnea,bradipnea,hiperventi
lasi, kussmaul, cheyne-stokes
d.2 Kapasitas vital An.N
menurun
d.3 Tekanan Ekspirasi dan
Inspirasi An. N menurun
3 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
e.1 Ibu Mengungkapkan jika D.0111
ia kurang pengetahuan Rasional : Diagnosa : Defisit
mengenai penyakit asma Kurangnya Pengetahuan pada
yang di derita anaknya Informasi dan keluarga Ny.f
Pengetahuan Khususnya Pada
Data Objektif : Ny.F
f.1 : Ibu menunjukkan
perilaku berlebihan (panik)
f.2 : Ibu menunjukkan
persepsi yang kurang
pengetahuan pada anak sakit
f.3 menjalani pemeriksaan
tidak tepat
4 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
g.1 Ibu menjelaskan D.0113
pengetahuan tentang asma Diagnosa : Kesiapan
hanya diberi dengan obat Peningkatan
inlaher pada An.N saat asma Pengetahuan pada
An.N kambuh keluarga Ny.F
g.2 Ibu menggambarkan Rasional : kesiapan khususnya pada Ny.
pengalaman sebelumnya pada peningkatan F
sakit asma yang di derita pengetahuan
An.N
Data Objektif :
h.1 Perilaku Ibu terhadap An.
N saat sakit sesuai dengan
pengetahuan ibu
5 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
i.1 Ibu mengekspresikan D.0123
untuk meningkatkan Diagnosa : Kesiapan
dinamika keluarga dengan Rasional : Peningkatan proses
mengajak anak berdiskusi peningkatan proses keluarga khususnya
Data Objektif : keluarga Ny. F pada keluarga Ny. F
j.1 menunjukkan fungsi
keluarga Ny.F saling
memenuhi dari fisik, sosial
dan psikolog anggota
keluarga
j.2 menunjukkan aktivitas
untuk mendukung
keselamatan dan
pertumbuhan anggota
keluarga
j.3 terlihat adanya respek
dengan anggota keluarga
j.4 keluarga menunjukkan
minat melakukan aktivitas
hidup sehari-hari yang positif
j.5 terlihat adanya
kemampuan keluarga untuk
pulih dari kondisi sulit
j.6 hubungan dengan
masyarakat terjalin positif
6 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
k.1 Anggota keluarga Ny. F D.0090
menetapkan tujuan untuk Diagnosa : Kesiapan
meningkatkan gaya hidup Peningkatan Koping
sehat Keluarga khususnya
k.2 Anggota keluarga Ny. F pada keluarga Ny.F
menetapkan sasaran untuk Rasional :
meningkatkan kesehatan peningkatan koping
k.3 Anggota keluarga Ny.F keluarga
membuat kontak dengan para
tetangga
dst
Data Objektif : -
7 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
m.1 Ny. F tidak mampu D.0120
mengungkapkan perasaan Diagnosa :
leluasa saat kehilangan Gangguan Proses
suaminya, dan dia harus Keluarga
menjadi kepala keluarga
sekaligus tulang punggung Rasional : perubahan
keluarga serta dia yang peran keluarga dan
berperan mengambil peralihan
keputusan pada masalah pengambilan
keluarga keputusan dalam
keluarga
Data Objektif :
n.1 setelah kehilangan figur
ayah keluarga ny.f tidak
mampu memenuhi kebutuhan
fisik emosional spiritual
anggota keluarga
n.2 Ny.f tidak mampu
menerima bantuan secara
tepat sehingga mengandalkan
diri sendiri menjadi tulang
punggung keluarga untuk
menafkahi anak-anaknya
Nama Mahasiswa : Naila Ferdia Putri
NIM : 1130019059
Kelompok Tahap : Penyakit Kronis (tidak menular)
Peran : Perawat
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu membuat definisi perencanaan keperawatan keluarga, tujuan, prioritas
masalah, tujuan dan hasil yang diharapkan serta rencana tindakan keperawatan keluarga pada
semua tahap perkembangan keluarga bersama dengan keluarga
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu membuat definisi perencanaan keperawatan keluarga, tujuan, prioritas
masalah, tujuan dan hasil yang diharapkan serta rencana tindakan keperawatan keluarga pada
semua tahap perkembangan keluarga bersama dengan keluarga
INDIKATOR
1. Menganalisis data secara menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga
2. Mengidentifikasi prioritas masalah keperawatan keluarga menggunakan skoring
3. Merumuskan tujuan
4. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga
A. TUJUAN
Untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah keluarga
B. PENDAHULUAN
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh
perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan
anggota keluarga. Perencanaan keperawatan merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu
proses keperawatan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan keperawatan
keluarga adalah :
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh tentang
masalah atau situasi keluarga
2. Rencana keperawatan harus realistik
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga
D. PROSEDUR KERJA
1. Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan
skoring menurut Maglaya (2009). Menggunakan tabel dengan kolom berisi : kriteria,
skor, bobor, skoring dan pembenaran. Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga
terdiri dari 4 komponen diantaranya : sifat masalah, kemungkinan untuk diubah,
potensial untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
2. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang
terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen
sebagai berikut :
a. S – Subjek : Perilaku pasien yang diamati
b. P – Predikat : Kondisi yang melengkapi pasien
c. K – Kriteria : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan
d. K – Kondisi : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan
e. W – Waktu : Waktu yang ingin dicapai
Tujuan yang dirumuskan ada dua yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
(dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah)
3. Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga
Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas
kesehatan keluarga tersebut antara lain :
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
E. HASIL
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
(Tuliskan kembali berdasarkan urutan di analisa data pada bab pengkajian)
1. Resiko Alergi (D.0134) pada keluarga Ny. F Khususnya pada An. N
2. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) pada keluarga Ny. F khususnya pada An.N
3. Defisit Pengetahuan (D. 0111) pada keluarga Ny.f Khususnya Pada Ny. F
4. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D. 0113)pada keluarga Ny.F khususnya pada Ny. F
5. Kesiapan Peningkatan proses keluarga(D.0123) khususnya pada keluarga Ny. F
6. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga (D.0090)khususnya pada keluarga Ny.F
7. Gangguan Proses Keluarga(D.0120) khususnya pada keluarga Ny. F
2. Diagnosa ke-2
Pola Napas Tidak Efektif pada keluarga Ny. F khususnya pada An. N
Definisi diagnosa : Inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Tabel 1.2
Skoring Diagnosa ke-2
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 anak Ny. F sering
Aktual 3 mengeluh sesak nafas
1 3/3 x 1 = 1 stelah melakukan aktifitas
Resiko 2
Potensial 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Ny. F sudah melakukan
Sebagian 1 penanganan untuk
Tidak dapat 0 mengatasi penyakit
2 ½x2=1
anaknya tetapi penyakit
anaknya masih sering
kambuh
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F berusaha untuk
Cukup 2 melakukan pencegahan
1 3/3 x 1 =1
Rendah 1 agar penyakit anaknya
tidak kambuh
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 penyakit anak Ny. F harus
Tidak perlu 1 segera di tangani agar
1 2/2 x 1 =1
Tidak dirasakan 0 tidak timbul resiko yang
lebih serius
Total Skor 4
3. Diagnosa ke-3
Defisit Pengetahuan pada keluarga Ny.f Khususnya Pada Ny. F
Definisi diagnosa : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu
Tabel 1.3
Skoring Diagnosa ke-3
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. F hanya mengetahui
Aktual 3 perawatan pertama untuk
1 ⅔ x 1 = 2/3 mengatasi penyakit
Resiko 2
Potensial 1 anaknya
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 setelah mendapatkan
Sebagian 1 2 ½x2=1 edukasi Ny. F memahami
Tidak dapat 0 masalah penyakit anaknya
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F berusaha
Cukup 2 mendapatkan informasi
1 3/3 x 1 = 1
Rendah 1 mengenai masalah
anaknya
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 pengetahuan Ny. F terkait
Tidak perlu 1 1 ½ x 1 = 1/2 penyakit anaknya masih
Tidak dirasakan 0 kurang
Total Skor 3 1/6
4. Diagnosa ke-4
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan pada keluarga Ny.F khususnya pada Ny. F
Definisi diagnosa : perkembangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topik
spesifik cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan
Tabel 1.4
Skoring Diagnosa ke-4
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. F sudah mengetahui
Aktual 3 perawatan pertama untuk
1 ⅓ x 1 = 1/3 mengatasi penyakit
Resiko 2
Potensial 1 anaknya
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 bertambahnya
Sebagian 1 pengetahuan dapat
Tidak dapat 0 2 1/2 x 2 = 1 meningkatkan cara
penanganan masalah
anaknya
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F berusaha
Cukup 2 mendapatkan informasi
1 ⅔ x1 =2/3
Rendah 1 mengenai penyakit
anaknya
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Pengetahuan Ny. F akan
Tidak perlu 1 bertambah jika mengikuti
Tidak dirasakan 0 kegiatan-kegiatan yang
1 ½ x 1 = 1/2
dapat menambah
informasi mengenai
penyakit anaknya
Total Skor 2 1/2
5. Diagnosa ke-5
Kesiapan Peningkatan proses keluarga khususnya pada keluarga Ny. F
Definisi diagnosa : pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan
anggota keluarga dan dapat ditingkatkan
Tabel 1.5
Skoring Diagnosa ke-5
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. F berusaha memenuhi
Aktual 3 kebutuhan keluarganya
1 ⅓x1=⅓
Resiko 2
Potensial 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Ny. F sudah melakukan
Sebagian 1 2 1/2 x 2= 1 yang terbaik untuk
Tidak dapat 0 keluarganya
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F mengatakan bahwa
Cukup 2 keluarganya saling respek
1 ⅓ x1=⅓
Rendah 1 dan mendukung
kesejahteraan keluarga
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Ny. F mengatakan bahwa
Tidak perlu 1 tidak ada masalah keluarga
Tidak dirasakan 0 yang harus segera
1 ½x1=½
ditangani karena Ny. F
sudah mampu menangani
permasalahan keluarga
Total Skor 2⅙
6. Diagnosa ke-5
Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga khususnya pada keluarga Ny.F
Definisi diagnosa : pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami
klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga dan klien
Tabel 1.5
Skoring Diagnosa ke-5
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. F mengatakan bahwa
Aktual 3 keluarganya sudah mampu
1 ⅓ x1 = ⅓ meningkatkan gaya hidup
Resiko 2
Potensial 1 anggota keluarga dan
membuat sasaran untuk
meningkatkan kesehatan
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Ny. F mengatakan bahwa
Sebagian 1 keluarga dengan mudah
2 2/2 x 2 = 2
Tidak dapat 0 mengatasi masalah
keluarganya
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F mengatakan bahwa
Cukup 2 keluarga bisa mencegah
Rendah 1 1 ⅓x1=1 dan mengatasi
permasalahan kesehatan
anggota keluarga
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Ny. F mengatakan bahwa
Tidak perlu 1 1 0/2 x 1 = 0 tidak menganggapnya
Tidak dirasakan 0 sebagai masalah
Total Skor 3⅓
7. Diagnosa ke-5
Gangguan Proses Keluarga pada Keluarga Ny. F
Definisi diagnosa : perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga
Tabel 1.5
Skoring Diagnosa ke-5
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. F mengatakan bahwa
Aktual 3 Ny. F berusaha
Resiko 2 1 3/3 x 1 = 1 menggantikan peran suami
Potensial 1 untuk pemenuhan
kebutuhan keluarga
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Ny. F mengatakan bahwa
Sebagian 1 Ny. F masih bisa
2 ½x2=2
Tidak dapat 0 memenuhi kebutuhan
keluarganya
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Ny. F mengatakan bahwa
Cukup 2 dirinya merasa tidak bisa
Rendah 1 1 ⅔x1=⅔ leluasa menyampaikan
perasaan saat suaminya
meninggal dunia
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Ny. F merasa susah untuk
Tidak perlu 1 1 2/2 x 1 = 1 memenuhi kebutuhan
Tidak dirasakan 0 keluarganya karena dirinya
ditinggal oleh suaminya
meninggal dunia
Total Skor 4⅔
PRAKTIKUM TM 21 DAN 22
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan secara
mandiri dana tau melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan secara
mandiri dana tau melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
INDIKATOR
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatan fasilitas kesehatan yang ada
A. TUJUAN
Untuk membantu keluarga mencapai tujuan yang diharapkan.
B. PENDAHULUAN
Implementasi perawat dalam keperawatan keluarga merupakan suatu upaya perawat
untuk membantu kepentingan klien, keluarga dan komunitas dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat
mereka mencari bantuan. Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan dari rencana
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Selama melakukan implementasi, kita sebagai perawat diharapkan tetap melakukan
pengumpulan data baru sesuai dengan kondisi klien dan keluarga seperti respon klien dan
keluarga terhadap implementasi keperawatan yang kita lakukan dan kemungkinan situasi
yang tidak sama dengan pada saat proses keperawatan sebelumnya. Kendala yang mungkin
dihadapi oleh perawat pada saat implementasi keperawatan antara lain perencanaan yang
tidak mungkin dilaksanakan di keluarga, stigma negatif dari perawat, kurang perhatian
terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga, serta penyalahgunaan
kebudayaan yang dianut oleh keluarga.
D. PROSEDUR KERJA
1. Tahap Persiapan
a. Review tindakan keperawatan diidentifikasi pada tahap perencanaan. Kriteria yang
harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga antara lain :
b. Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan. Kita
identifikasi tingkat pengetahuan dan tipe keterampilan yang diperlukan untuk
tindakan keperawatan
c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul.
d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan dan memperhatikan hal
berikut : waktu, tenaga dan alat.
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.
f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko dari potensial tindakan.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini ada beberapa tindakan independent keperawatan diantaranya :
a. Mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui status kesehatan klien
b. Merumuskan diagnose keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan intervensi
keperawatan
c. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkan
kesehatan
d. Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung dan
mengajarkan kepada klien atau keluarga
e. Merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan klien
f. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis
g. Partisipasi dengan tenaga lain dalam meningkatkan mutu pelayanan
3. Tindakan Keperawatan
Dapat dikategorikan menjadi 3 bagian :
a. Tindakan independent
b. Tindakan interdependent
c. Tindakan dependen
Menurut buku SIKI dibagi menjadi :
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
E. HASIL
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Hari, Tanggal
No. Implementasi Keperawatan Keluarga
Keperawatan dan Jam
1 Gangguan Proses Selasa, 31 Mei TUK 1 : Keluarga Mampu mengenal masalah
Keluarga(D.0120) 2022 dalam hubungan keluarga
khususnya pada pukul 09.00 I : Mengidentifikasi tipe proses keluarga
keluarga Ny. F R : Keluarga Ny.F adalah tipe keluarga orang
tua tunggal atau Ny. F sebagai single parent