Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN 2 PADA Ddr F

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI


DI WISMA SETYAWATI
RSJ PROF Dr. SOEROJO MAGELANG

Guna untuk memenuhi tugas praktik progam studi pendidikan profesi ners
Tentang keperawatan jiwa

Disusun oleh :
Puput Puji Rahayu
82021040069

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


FAKULTAS KESEHATAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
STRATEGI PELAKSANAAN 2
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

Pertemuan       : ke 2
Hari / Tanggal : 25-juni 2022
Tempat : magelang
Nama Klien : Sdr. F

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif:
- Klien mengatakan mendengar suara yang mengejeknya.
- Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.
Data objektif: Klien tampak pasif, terlihat suka menyendiri, berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan harian
klien.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik.
”Selamat pagi sdr F. Apakah ibu masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan sdr.F hari ini? Apakah Halusinasinya masih muncul? Apakah
sdr F telah melakukan cara yang telah kita pelajari kemarin untuk menghilangkan
suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian sdr F? bagus
sekali latihan menghardik suara-suara telah ibu lakukan dengan teratur. Sekarang
coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang sdr F
dengarkan berkurang? Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang
telah kita pelajari.
c. Kontrak
- Topik: “Baiklah sdr F, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara
kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain, Apakah sdr F bersedia?
- Waktu: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit?
- Tempat: “sdr F mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
tamu?.
2. Fase Kerja
“Caranya adalah jika sdr F mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu cari teman
untuk diajak berbicara. Minta teman sdr F untuk berbicara dengan ibu, contohnya
begini: ‘tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar suara-suara. Ayo kita
ngobrol!’ Atau sdr F minta pada ibu perawat untuk berbicara dengannya seperti ‘bu,
tolong berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-suara.’ Coba sdr F
praktekkan, bagus sekali ibu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaan sdr F setelah kita berlatih tentang cara
mengontrol suara-suara dengan bercakap-cakap?”
b. Evaluasi Objektif: “Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-
suara? Coba sebutkan! Bagus sekali sdr F. Tentang cara yang baru saja kita pelajari,
coba ibu peragakan bagaimana ketika muncul suara-suara yang mengganggu ibu?
Wah bagus bu, mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian ya sdr F.”
c. RTL: “berapa kali sdr F akan bercakap-cakap. Ya dua kali. jam berapa saja sdr F?
baiklah sdr F jam 09.00 dan 16.00. Jangan lupa sdr lakukan cara yang kedua agar
suara-suara yang ibu R dengarkan tidak mengganggu ibu lagi.”
d. Kontrak yang akan datang:
- Topik: “Baik lah sdr F bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dan
berlatih cara ketiga untuk mengontrol suara-suara atau halusinasi yaitu dengan
cara melakukan kegiatan aktivitas fisik, apakah mbak bersedia?”
Waktu: “sdr F mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Berapa lama Sdr
Fmau berbincang-bincang?”
- Tempat: “sdr F maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah sdr F besok saya akan kesini jam 10.00 sampai jumpa
besok. saya permisi. Selamat siang”

Anda mungkin juga menyukai