Keperawatan Komunitas Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Lansia.. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk, 2008: 32). Batasan Lanjut Usia 1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi: a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun. c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun. d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun. Lansia.. 2. Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai berikut: a. Pralansia (prasenilis) yaitu Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. b. Lansia yaitu Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. c. Lansia risiko tinggi yaitu Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003). d. Lansia potensial yaitu Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003). e. Lansia tidak potensial yaitu Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003). Sebagai Care Giver /Pemberi Asuhan Peran 01 Langsung Memberikan asuhan keperawatan kepada keperawatan lansia yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan komunitas pada kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan. lansia.. Sebagai Pendidik Klien Lansia 02 Sebagai pendidik, perawat membantu lansia meningkatkan kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kadar kesehatan, dan lain sebagainya. Peran 03 Sebagai Motivator
Sebagai motivator,perawat memberikan
keperawatan motivasi kepada lansia.
komunitas pada Sebagai Advokasi
lansia.. 04 Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran 05 Sebagai Konselor
keperawatan Memberikan konseling/ bimbingan
kepada lansia, keluarga dan masyarakat komunitas pada tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada lansia.. individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah perilaku hidup sehat. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas 1. Proses kelompok ( group process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/ pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas 2. Pendidikan kesehatan (health promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu: a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari luar c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas 3. Kerja Sama (Partner Ship) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat Fungsi perawat komunitas Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sistem organ fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan tindakannya. 1. Fungsi Dependen yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya). 2. Fungsi Interdependen, fungsi ini berupa kerja tim (Astuti, 2014). Tugas-Tugas Perawat Dalam Setiap Teori Penuaan 1. Tugas Perawat dalam Teori Biologi Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Tugas-Tugas Perawat Dalam Setiap Teori Penuaan
Perawatan fisik secara umum bagi klien
lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni : a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri. b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda dengan perawat sendiri. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi Tugas Perawat dalam Teori Psikologi Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. THANK YOU ANY QUESTIONS?