Oleh:
Nurul Putri Andani (180070501111001)
Yunidztia Zukhrina (180070501111044)
Cindy Irmayanti (180070501111050)
Oleh:
Nurul Putri Andani (180070501111001)
Yunidztia Zukhrina (180070501111044)
Cindy Irmayanti (180070501111050)
Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh preseptor lahan dan preseptor
akademik di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Pada tanggal Mei 2019
PAKET ACARAENYULUHAN
Siti Aisyah
NIP. 197008251997032004
1
............
“PERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)”
1. Tujuan Umum
Dengan diadakan penyuluhan berupa Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), diharapkan peserta penyuluhan memahami dan mengerti mengenai
materi Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat mempraktikkan
perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu:
a. Memahami dan menjelaskan definisi Berat Badan Lahir Rendah.
b. Memahami dan menjelaskan penyebab Berat Badan Lahir Rendah.
c. Memahami dan menjelaskan ciri-ciri Bayi Berat Lahir Rendah.
d. Memahami dan menjelaskan tanda-tanda kegawatan pada Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
e. Memahami dan menjelaskan cara merawat bayi dengan berat lahir
rendah.
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
b. PPT
c. TV
2
5. Rencana Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Tahapan Kegiatan
Penyuluhan Peserta
1. 5 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
pembuka. pembukaan
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan dan
3. Membuat kontrak waktu mendengarkan
4. Menggali pengetahuan
audience tentang materi
penyuluhan
2. 10 Penyajian Menjelaskan pada peserta Memperhatikan dan
menit materi tentang mendengarkan
1. Definisi BBLR.
2. Penyebab BBLR.
3. Ciri-ciri Bayi BBLR.
4. Tanda-tanda kegawatan
pada BBLR.
5. Cara merawat BBLR.
3. 15 Diskusi dan Menjawab pertanyaan dari Bertanya pada penyaji
menit tanya jawab peserta mengenai materi yang
telah disampaikan.
4. 5 Menit Penutup 1. Evaluasi Mendengarkan dan
2. Salam Penutup menjawab salam penutup
6. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Melakukan konsultasi dengan Preseptor klinik dan preseptor lahan
Membuat PPT
Menghubungi para ibu untuk datang saat penyuluhan
Menyiapkan alat yang dibutuhkan
b. Evaluasi Proses
Jumlah peserta yang datang
Peserta tertarik untuk mendengarkan
c. Evaluasi Hasil
Semua pertanyaan yang diberikan oleh pemateri, dapat dijawab
dengan benar oleh peserta
Para peserta antusias bertanya materi yang belum dimengerti
3
MATERI PENYULUHAN
“BBLR”
4
C. Tanda dan Gejala Bayi Berat Lahir Rendah
Umur kehamilan ≤ 37 minggu
Berat badan ≤ 2500 gram
Panjang badan ≤ 46 cm
Panjang kuku belum melewati ujung jari
Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
Lingkar kepala ≤ 33 cm
Lingkar dada ≤ 30 cm
Rambut lanugo masih banyak
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
Pertumbuhan tulang rawan daun telinga belum sempurna, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
Tumit mengkilap, telapak kaki halus
Alat kelamin: pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Pada bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan gerakannya lemah
Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks
isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisan
lemah
Jaringan kelenjar jaringan mamae masih kurang akibat pertumbuhan
otot dan jaringan lemak masih kurang
Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit (Surasmi, 2003; Syafrudin,
2009).
D. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
Hipotermia Paten duktus arteriosus
Hipoglikemia Infeksi
Gangguan cairan dan Perdarahan
elektrolit intraventrikuler
Hiperbilirubinemia Apnea of prematurity
Sindroma gawat nafas Anemia
5
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain:
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran (retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan (Sembiring, 2017).
E. Penatalaksanaan
BBLR merupakan salah satu risiko untuk terjadinya asfiksia Bayi Baru
Lahir (BBL), dan seperti bayi baru lahir (BBL) yang lain, BBLR perlu mendapat
perhatian dan tatalaksana yang baik pada saat lahir. Sesudah lahir, BBLR harus
ditatalaksana sesuai keadaannya apakah tanpa asfiksia ataukah dengan asfiksia
yang mengalami perbaikan dan dilakukan tatalaksana pasca resusitasi.
Penatalaksanaan BBLR setelah lahir
RIWAYAT Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur
kehamilan
PERIKSA Timbang berat bayi (dalam keadaan telanjang) setelah
lahir (0-24 jam) dan bernapas baik. Timbangan dilapisi
kain hangat dan ditera.
Lakukan pemeriksaan fisik
MASALAH/ Tentukan bayi adalah :
KEBUTUHAN BBLR yang boleh dirawat oleh bidan, adalah BBLR
dengan berat ≥ 2000 gram, tanpa masalah / komplikasi
BBLR < 2000 gram atau > 2000 gram tetapi bermasalah
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
RENCANA Untuk semua bayi dengan berat 2000 – 2499 gram:
PERAWATAN a. Jaga bayi tetap hangat:
Jaga bayi selalu “kontak kulit dengan kulit” dengan
ibunya (Perawatan Metode Kanguru kontinu (PMK))
Pertahankan posisi ibu dan bayi dengan selembar
kain yang hangat dan dilapisi dengan baju
berkancing depan di atasnya.
Tutupi kepala bayi dengan kain atau topi.
Mandikan bayi setelah berusia 24 jam dan suhu
tubuh stabil.
6
b. Mendorong ibu menyusui bayinya (atau memerah
kolostrum dan memberikan dengan cangkir atau
sendok) sesegera mungkin dan selanjutnya setiap 2-3
jam.
c. Periksa tanda vital (pernapasan, suhu, warna kulit)
setiap 30-60 menit selama 6 jam
d. Ajari ibu dan keluarga menjaga bayi tetap hangat
dengan selalu melakukan PMK.
e. Jika suhu ketiak turun dibawah 36,5°C; anjurkan ibu
untuk melakukan perawatan metode Kanguru kontinu.
tutupi bayi-ibu dengan selimut atau kain yang lebih
hangat dan tempatkan keduanya di ruangan yang
hangat.
f. Sarankan ibu dan keluarga selalu mencuci tangan
dengan sabun sebelum memegang BBLR.
Jika masalah bertambah:
Jika BBLR badan tetap dingin/panas, membiru, atau
memiliki gangguan pernapasan, stimulasi dan rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Jika bayi boleh
minum tapi tidak dapat menghisap dengan baik, perah dan
beri ASI dengan menggunakan cangkir /sendok dan segera
rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
PEMANTAUAN Kunjungi bayi minimal dua kali dalam minggu pertama dan
selanjutnya sekali dalam setiap minggu sampai berat bayi
2500 gram dengan mempergunakan format MTBM.
BBLR dapat turun beratnya hingga 10 -15% dalam 10 hari
pertama kemudian sudah harus naik, paling kurang 20 gram
sehari atau 120 gram dalam 6 hari.
(Kemenkes, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, Julian, Br. 2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta: Deepublish
Surasmi, A., Handayani, S., dan Kusuma, Heni. 2003. Perawatan Bayi Resiko
Tinggi. Jakarta: EGC
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial:
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes RI
Kemenkes RI. 2011. Manajemen bayi berat lahir rendah (BBLR) untuk bidan
desa: buku acuan. Jakarta: Departemen Kesehatan