Pada tahun 2019, sebagian besar kebakaran tersebut terjadi di daerah yang
sudah ditebang, di mana para petani menyiapkan lahan untuk pertanian dan
penggembalaan ternak. Akan tetapi, sebagian besar kebakaran di dalam
hutan pada tahun 2020 diakibatkan oleh api yang dinyalakan oleh manusia
dan menjadi tidak terkendali karena cuaca yang kering.
Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kebakaran hutan di Amazon
terkadang melebihi emisi yang dihasilkan dari penggundulan hutan. Para
ilmuwan merasa khawatir bahwa kebakaran dan emisi terkait dapat
meningkat di masa depan karena perubahan iklim dan deforestasi membuat
hutan semakin kering dan lebih rentan terhadap kebakaran. Akumulasi
dampak ini berpotensi mengubah Amazon menjadi sabana.
Tingkat deforestasi dan kebakaran di Amazon tetap tinggi walaupun
ada larangan pembakaran selama puncak musim dan penugasan militer untuk
mengurangi deforestasi ilegal. Penugasan tersebut dijadwalkan
akan berakhir pada tanggal 30 April 2021 dan tanggung jawab atas tugas
tersebut akan dikembalikan ke lembaga penegak hukum federal yang
mengalami pemotongan anggaran pada tahun 2021. Amazon bukanlah satu-
satunya bioma di Brasil yang mengalami peningkatan kehilangan hutan
primer basah pada tahun 2020. Walaupun hanya setara dengan sebagian kecil
dari total kehilangan hutan di Brasil, tingkat kehilangan hutan primer di
Pantanal, lahan basah tropis terbesar di dunia, meningkat 16 kali lipat pada
tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
Lonjakan ini terjadi karena adanya tingkat kebakaran yang memecahkan
rekor. Seperti halnya di Amazon, sebagian besar kebakaran yang terjadi di
Pantanal pada tahun 2020 berasal dari kegiatan pembukaan lahan oleh
masyarakat, tetapi kegiatan tersebut menjadi tidak terkendali pada tahun
2020 karena terjadinya kekeringan paling parah sejak tahun 1970-an.
Deforestasi di bagian-bagian lain Amerika Selatan mungkin
turut berkontribusi terhadap kekeringan di Pantanal dan perubahan
iklim kemungkinan akan membuat peristiwa ekstrem lebih sering terjadi.
Para pakar memperkirakan bahwa sekitar 30% area Pantanal terbakar pada
tahun 2020, termasuk beberapa kawasan lindung. Beberapa wilayah adat
terbakar, sehingga beberapa suku, seperti Guató tidak memiliki akses
terhadap bahan pangan atau air bersih. Kebakaran juga berdampak sangat
buruk terhadap keanekaragaman hayati, di mana ribuan hewan terbunuh atau
terluka akibat kebakaran, termasuk jaguar dan spesies rentan lainnya.
Walaupun dampak jangka panjang yang ditimbulkan masih belum diketahui
dengan jelas, kebakaran pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya
ini mungkin membuat beberapa wilayah di Pantanal tidak bisa pulih hingga
beberapa dekade mendatang.
Kebakaran yang terjadi di lahan basah Pantanal pada tahun 2019. Kebakaran terus terjadi
pada tahun 2020 hingga menimbulkan lonjakan besar kehilangan hutan di Pantanal. Foto
oleh Chico Ribiero/Governo Mato Grosso.
Bahan pertanyaan
5. Indonesia apakah masuk peringkat 3 besar kehilangan hutan primer tahun 2020 ? Tuliskan 5
Peringkat besar yang kerusakan hutan primer tertinggi ?
6. apa yang dilakukan pemerintah Indonesia, sehingga laju kerusakan hutan primer di Indonesia mulai
berkurang ?
8. Alasan apa yang menjadi penyebab laju kerusakan hutan di negara negara di dunia masih tinggi ?