Anda di halaman 1dari 5

Nama : Isya Nafia

NPM : 0520124012

Kelas : RegB2-C

Strategi Supply Chain Management

Menurut Jay Heizer dan Barry Render telah memberikan beberapa strategi dalam
menghadapi tantangan dan permasalahan Supply Chain Management, di dalam bukunya
yang berjudul “Manajemen Operasi”. Strategi yang dapat diterapkan adalah:

 Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok

Strategi pertama adalah bernegosiasi dengan banyak pemasok. Kita dapat mencari
banyak pemasok dan memilih diantara mereka yang memiliki penawaran paling menarik
bagi perusahaan. Umumnya perusahaan menjatuhkan pilihan bagi pemasok yang
memberikan penawaran rendah, tetapi sebaiknya jangan hanya memilih satu pemasok,
pilihlah beberapa pemasok agar jika suatu hari terjadi masalah kepada salah satu
pemasok, rantai pasokan perusahaan tidak terputus dan tetap dapat melanjutkan
kegiatan perusahaan.

 Mengembangkan Hubungan Kemitraan

Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan


sedikit pemasok untuk memuaskan hubungan pelanggan. Para pemasok yang telah lama
menjalin hubungan dengan perusahaan mungkin dapat lebih memahami tujuan dari
perusahaan dan biasanya lebih berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sistem just in
time, dimana perusahaan tidak lagi mempunyai gudang untuk persediaan mereka
karena pemasok akan mengirim persediaan tepat saat perusahaan membutuhkannya.

Hal ini tidak mudah dilakukan, karena itu perusahaan biasanya hanya mau menerapkan
sistem ini pada para pemasok yang telah mereka percayai. Jika dibandingkan,
perusahaan yang menggunakan pemasok yang sedikit dapat menekan biaya menjadi
lebih rendah daripada perusahaan yang mempunyai banyak pemasok, karena pasti
akumulasi biaya kirim dari pemasok yang berbeda-beda akan lebih besar. Intinya, kita
boleh saja memilih beberapa pemasok tetapi jangan terlalu banyak memilih pemasok
karena hanya akan menimbulkan biaya yang lebih besar.

 Integrasi Vertikal

Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, artinya perusahaan berusaha mengembangkan


kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya diperoleh dari
pemasok. Ada dua macam integrasi, yaitu integrasi maju dan integrasi mundur. Integrasi
mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya, sehingga mereka dapat
membuat barang sesuai keinginan mereka.

Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi. Tetapi
integrasi mundur bisa menjadi berbahaya bagi perusahaan yang sedang mengalami
perubahan teknologi, karena jika salah menginvestasikan uang yang mereka miliki maka
mereka akan kesusahan dalam menghadapi gelombang teknologi yang berikutnya.

 Jaringan Keiretsu

Strategi keempat adalah jaringan keiretsu, yaitu kombinasi dari sedikit pemasok dengan
integrasi vertikal. Dengan strategi ini pemasok akan menjadi bagian dari perusahaan dan
yang pasti akan terjadi hubungan kerja sama jangka panjang antar keduanya.
Diharapakan dari strategi ini, mutu dari produk yang dihasilkan akan tetap terjaga.

 Virtual Company

Strategi terakhir atau kelima adalah mengembangkan perusahaan maya (virtual


company) yang menggunakan para pemasok sesuai kebutuhan. Strategi ini
mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas
permintaan yang diinginkan. Perusahaan maya memiliki batasan organisasi yang
berubah dan bergerak yang membuat mereka mampu untuk memenuhi permintaan
pasar yang berubah-ubah.

Para pemasok dapat menyediakan berbagai jasa, seperti pembayaran upah, perekrutan
karyawan, dan lainnya. Jika perusahaan menggabungkan keunggulan dari perusahaan
maya, manajemen perusahaan yang bagus, biaya yang rendah, maka perusahaan akan
mendapatkan efisiensi.
Penerapan Supply Chain Management pada perusahaan yang memiliki komitmen, visi,
misi dan pilihan strategi yang baik akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar
daripada perusahaan lain.

Contoh kasus yang sudah diterapkan:

Data Jurnal: Stevany C. Wuwung. 2013. Manajemen Rantai Pasokan Produk


Cengkeh Pada Desa Wawona Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1(3),
230-238.
Strategi yang digunakan Integrasi Vertikal
Objek Penelitian Tempat penelitian di Desa Wawona Kecamatan Tatapaan Kabupaten
Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian tersebut
difokuskan pada petani cengkih sekaligus sebagai pemasok dan
bagaimana cara petani dalam memasok cengkih di kota industri seperti
di Manado.
Kinerja MRP Konsep dasar penelitian ini adalah kinerja manajemen rantai pasokan
adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman
ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian
dengan tujuan membangun rantai pemasok yang memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Yang menjadi
topik utamanya adalah untuk dapat mempertahankan kualitas dan
ketepatan waktu pengiriman merupakan hal yang penting karena
menyangkut kepercayaan dari konsumen.
Cara Kerja MRP  Diagram diagram alir yang digunakan dalam penelitian di lapangan
untuk dapat data yang sangat akurat untuk menganalisis kinerja
manjemen rantai pasokan produk cengkih di Desa Wawona sampai
kepada konsumen, biaya produksi, Waktu Perpindahan, dan
Transportasi yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana
cara kerja para pemasok lokal di Kota Manado.
 Kelompok Tani Desa Wawona setelah pembuatan alat bantu
tradisional waktunya untuk memanjat sekaligus memetik hasil
cengkih selama tiga bulan penuh dengan menggunakan pekerja
pengumpul cengkih sekaligus pemisahan buah dan batang ini
berupaya untuk mempercepat pekerjaan di lokasi perkebunan
yang sangat luas dan butuh waktu lama untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut adapun pekerja yang khusus untuk
pembersihan ladang yang sudah banyak rumput yang menghalang
para petani untuk bekerja kemudian semua hasil panen tersebut
dikumpul lalu di sortir yang akan dipasok yang pasti yang
berkualitas jumbo itulah yang di harapkan para petani untuk dapat
diseimbangkan dengan modal awal yang dikeluarkan biaya
transportasi para pekerja tani dan lain sebagainya.
 Menurut Informasi dari pemilik perkebunan setelah masa panen
cengkih dijemur di Desa sonder di sana memiliki lahan yang cukup
untuk penjemuran, hasilnya panen kali ini sangat memuaskan
karena menghasilkan 8-9 ton. Pemantauan penelitian harga
cengkih di Manado saat ini adalah sudah naik lima kali dalam satu
pekan yaitu di level Rp 89.000 perkilogram kemudian naik di harga
Rp 90.000 per kilogram memasuki pekan kedua menjadi Rp 91.000
per kilogram, menjadi lagi Rp 92.000 per kilogram. Di beberapa
pedagang cengkih terbesar di Kota Manado, harga tertinggi di
gudang cengkih milik Maxi Tumbel di depan Wanea Plaza. Pak Maxi
mematok harga Rp 93.000 per kilogram, sementara di pasar
Pinasungkulan Karombasan masih tetap di harga Rp 91.000 per
kilogram sedikit lebih tinggi di gudang cengkih terbesar di calaca
yakni di level Rp 92.000 perkilogram. Pemilik gudang cengkih
menjelaskan bahwa harga cengkih saat ini terus naik dan biasa jadi
bulan September bisa menyentuh di level Rp 100.000 per Kg.
 Petani belum 100% mendapatkan keuntungan bersih, karena hasil
panen yang belum sepenuhnya mendapatkan hasil yang baik
disebabkan pengeringan yang tidak merata atau terlambat
dikeringkan dengan cahaya matahari, petani belum mampu
berpikir lebih cerdas dengan pengusaha cengkeh lainnya yang
sudah mengenal alat modern yang mampu mengatasi masalah
pengeringan lebih cepat.
 Alur operasional produk cengkeh dari perkebunan, Pengepul
Manado, Ekspedisi Bitung, Manufaktur, Distributor, dan pelanggan
produk dengan biaya yang meningkat tergantung dari nilai serta
kegunaanya tersebut yaitu dari Rp85.000 dari pengepul
perkebunan, Rp 90.000 dari pengepul Kota Manado, Rp 95.000 dari
Ekspedisi Bitung, Rp 100.000 dari Pabrik membeli bahan baku
tersebut kemudian dijual menjadi produk bahan jadi dengan
keuntungan Rp 1.440.000 Per kartonya. Para pengecer menjual
pada pelanggan dengan keuntungan yang kecil Rp 12.000 per
bungkusnya. Tidak mau ketinggalan para pedagang asongan
menjual dengan modal kecil menjualnya perbatang yaitu Rp 1000
perbatangya lebih efisen buat para pelangan kalangan bawah.
Rantai pasokan ini melibatkan semua interaksi antara pemasok,
produsen, disrtributor, dan pelanggan. Rantainya meliputi
waktu,biaya dan transportasi transfer uang tunai dan kredit serta
perpindahan ide, dan bahan baku. Bahkan, para produsen produk
cengkeh harus menyediakan komponen, seperti label, wadah
pengepakan.
Kesimpulan Manajemen rantai pasokan yang para petani masih gunakan adalah
metode barter dengan dana awal diberikan kepada petani, kemudian
di olah dalam bentuk pupuk, alat paras, konsumsi, bahan bakar.
Apabilah petani sudah mendapatkan hasil pertanian lalu di berikan
kepada pemilik perkebunan dengan harga yang rendah lalu di jual
kembali kepada pengepul di Manado dengan harga yang tinggi.
Para pengusaha mengunakan metode timbal balik barang dan jasa
sebagai disposisi sirkulasi proses produksi dari barang mentah menjadi
bahan jadi dari berupa bibit unggul cengkeh menjadi buah cengkeh
yang mempunyai nilai jual yang rendah kepada pemilik perkebunan
dalam satuan liter kemudian di jual kembali dalam satuan kilogram
kepada pengepul dengan harga jual yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai