Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

PROPOSAL TUGAS BESAR


(SLEEPING-CHAIR TABLE)

KELOMPOK 6 / SESI SENIN

Disusun Oleh :
1. M. Wijdan Roja 18032010022
2. Viola Indira Ramadhanti 18032010023
3. Kharisma Syafitri 18032010032
4. M. Amri Pradaka 18032010039
5. Victoria Aurellia S.P.P 18032010043

PROGRAM STUDI TEKNI K INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PEMBUATAN PRODUK
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

KELOMPOK 6 / SESI SENIN

Disusun Oleh :
1. M. Wijdan Roja 18032010022
2. Viola Indira Ramadhanti 18032010023
3. Kharisma Syafitri 18032010032
4. M. Amri Pradaka 18032010039
5. Victoria Aurellia S.P.P 18032010043

Telah diperiksa dan disetujui


Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Asisten Laboratorium

Ady Rendra Bachtiar


17032010042
REVISI ACC

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Proses Manufaktur

Ir. Akmal Suryadi, MT.


NIP. 19650112 199003 1 001
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada era modern ini, banyak bangunan – bangunan yang dibangun
dengan lahan yang sempit. Menyebabkan lahan untuk perabotan menjadi
berkurang. Apabila ruangan tersebut diberi berbagai perabotan ukuran besar
dan memenuhi ruangan, menyebabkan kondisi ruangan tidak kondusif.
Dengan adanya perabotan yang memenuhi ruangan, cahaya yang masuk
menjadi berkurang. Sehingga, terjadilah udara yang lembab dan tidak baik.
Hal tersebut berdampak pada kesehatan diri manusia serta kurang
optimalnya kinerja manusia dalam melakukan pekerjaan. Penelitian
menunjukkan bahwa manusia tidak suka merasa terkurung dan lebih
memilih ruangan yang lebih luas, dan lebih terbuka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi seperti bentuk ruangan, warna dari permukaan yang ada,
serta salah satu paling penting adalah penempatan interior ruangan (Kirsten,
2010).
Studi yang ada menunjukkan bahwa semakin banyak perabot yang
diletakkan dalam sebuah ruangan, maka akan tampak semakin kecil ruangan
tersebut. Dan tentu dapat diketahui bahwa semakin sedikit barang yang
dimiliki dalam ruangan maka akan terlihat semakin besar. Perabot yang
besar seperti sofa dan salah satu nya adalah meja yang besar juga terlalu
memenuhi ruangan. Tidak nyaman untuk berjalan diantara perabot
berukuran besar dibandingkan dengan ruang yang lapang (Heier, 2010).
Dalam hal ini perabotan yang paling memenuhi tempat adalah meja.
Meja merupakan salah satu perabotan yang wajib ada disetiap bangunan
karena tanpa meja aktivitas sehari – hari seperti makan, minum santai dipagi
hari, dan menghidangkan makanan untuk tamu tidak akan terjadi. Dengan
adanya meja, segala aktivitas menjadi lebih mudah. Namun, meja
merupakan salah satu perabotan dengan ukuran yang paling besar dan
berada ditengah ruangan. Berbeda dengan perabotan seperti kursi yang
letaknya dikeliling ruangan. Penempatan meja yang lebih sering di tengah
dan dengan ukuran meja yang besar menyebabkan ruangan tidak memiliki
lahan yang besar untuk berjalan atau sekedar bermain di dalam ruangan.
Pembuatan meja yang lebih simpel dan tidak memerlukan ruangan
yang terlalu besar adalah hal yang sangat penting. Berkaca pada negara
Jepang, dengan luas daerah yang kecil menyebabkan banyaknya gedung
bertingkat (apartemen). Dalam satu apartemen, ruangan yang tersedia juga
tidak terlalu besar. Hal tersebut menjadi sebuah tugas yang besar untuk para
desain interior dalam memilih perabotan. Di era modern ini, Jepang telah
banyak mengeluarkan produk – produk yang multifungsi dan berinovasi.
Akan lebih baik, apabila Indonesia menerapkan apa yang dilakukan para
pengusaha Jepang untuk memproduksi produk – produk yang lebih
berinovasi. Melihat lahan Indonesia yang semakin sempit akibat
pembangunan infrastruktur, menuntut kita generasi mudah untuk
mengembangkan produk yang inovasi yang dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan keuntungan yang besar.
Oleh karena itu, peneliti membuat sebuah meja dengan rancangannya
yang simpel dan dapat diletakkan di ruangan yang sempit. Meja tersebut
berbentuk persegi dan dapat digunakan sebagai kursi. Sehingga dapat
diletakkan di keliling ruangan saat menjadi kursi. Selain itu, meja ini dapat
digunakan dalam keadaan “lesehan”. Kegunaan meja yang bisa digunakan
dalam berbagai hal dapat mengurangi penggunaan perabotan. Hal ini
membuat ruangan menjadi lebih luas dan nyaman karena tidak memenuhi
suatu ruangan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari produk meja inovasi sebagai berikut:
“Bagaimana cara membuat produk inovasi dari meja?”
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari produk sleeping-chair table adalah
a. Untuk mengetahui cara pembuatan sleeping-chair table.
b. Untuk mengetahui harga pokok produksi sleeping-chair-table.
c. Untuk mengetahui laba yang dihasilkan dari pembuatan produk
sleeping-chair table.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dihasilkan dari pembuatan produk sleeping-
chair table adalah
a. Agar menginspirasi masyarakat Indonesia untuk memilih perabotan
yang lebih efisien dan efektif.
b. Agar menginspirasi para generasi emas Indonesia untuk berbisnis
dengan membuat produk – produk inovasi.
c. Agar dapat menciptakan suatu produk dengan inovasi yang lebih maju
dan lebih simple untuk dipakai.

II. Struktur Organisasi


Berikut ini struktur organisasi PT Central Kencana Industri adalah

DIREKTUR
DIREKTUR

VIOLA
VIOLA INDIRA R.
R.
NPM.
NPM. 18032010023

MANAGER MANAGER KEUANGAN


PEMASARAN
KHARISMA SYAFITRI VICTORIA AURELLIA
NPM. 18032010032 NPM. 18032010043

MANAGER OPERASI MANAGER SDM DAN


UMUM
M. AMRI PRADAKA M. WIJDAN ROJA
NPM. 18032010039 NPM. 18032010022

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi PT Cental Kencana industri


III. Alat dan Bahan
3.1. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan produk meja inovasi
adalah
a. Mesin gerinda tangan
b. Mesin gerinda duduk
c. Mesin las
d. Gergaji mesin
e. Obeng otomatis
f. Mesin spray cat
g. Penggaris
h. Spidol
3.2. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan produk meja inovasi
adalah
a. Besi hollow ukuran 2 × 4 cm
b. Triplek dengan ketebalan 1 cm
c. Mur
d. Baut
e. Dempul besi
f. Cat spray

IV. Gambar Desain Produk


4.1. Gambar 3D

Gambar 4.1.1 3D produk sleeping-chair table bagian meja


Gambar 4.1.2 3D produk sleeping-chair table bagian kursi
4.2. Tampak Atas

Gambar 4.2.1 Tampak atas produk sleeping-chair table bagian meja

Gambar 4.2.2 Tampak atas produk sleeping-chair table bagian kursi


4.3. Tampak Bawah

Gambar 4.3.1 Tampak bawah produk sleeping-chair table bagian meja

Gambar 4.3.2 Tampak bawah produk sleeping-chair table bagian


kursi
4.4. Tampak Depan

Gambar 4.4.1 Tampak depan produk sleeping-chair table bagian meja


Gambar 4.4.2 Tampak depan produk sleeping-chair table bagian kursi
4.5. Tampak Belakang

Gambar 4.5.1 Tampak belakang produk sleeping-chair table bagian


meja

Gambar 4.5.2 Tampak belakang produk sleeping-chair table bagian


kursi
4.6. Tampak Kiri

Gambar 4.6.1 Tampak kiri produk sleeping-chair table bagian meja

Gambar 4.6.2 Tampak kiri produk sleeping-chair table bagian kursi


4.7. Tampak Kanan

Gambar 4.7.1 Tampak kanan produk sleeping-chair table bagian meja


Gambar 4.7.2 Tampak kanan produk sleeping-chair table bagian kursi

V. Analisi Biaya
5.1. Biaya Bahan Baku
Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku
No Nama Bahan Baku Harga
1 Besi Hollow Uk. 2 × 4 cm Rp 300.000,-
2 Triplek Ketebalan 1 cm Rp 200.000,-
3 Mur dan Baut Rp 25.000,-
4 Cat Spray Rp 30.000,-
5 Dempul Besi Rp 5.000,-
Total Rp 560.000,-
5.2. Biaya Operasional
Tabel 5.2 Biaya Operasional untuk 7 hari kerja
No Biaya – Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel
1 Biaya konsumsi Rp 105.000,- -
Biaya pembelian Rp 30.000,-
2 -
Bahan Baku
3 Biaya Listrik - Rp 50.000,-
4 Biaya Finishing - Rp 40.000,-
5 Biaya Promosi - Rp 30.000,-
5.3. Biaya Tenaga Kerja
15 0rang × 15.000 = Rp 225.000
Rp 225.000 × 7 hari kerja = Rp 1.575.000,-
5.4. Harga Pokok Produksi (HPP)
HPP = Biaya Bahan Baku + Biaya Operasional + Biaya Tenaga Kerja
= Rp 560.000 + Rp 255.000 + Rp 1.575.000
= Rp 2.390.000,-
5.5. Laba Produksi
Laba Produksi = 10% × HPP
= 10% × 2.390.000
= Rp 239.000,-
5.6. Harga Jual Produksi
Harga Jual Produksi = HPP + Laba Produksi
= Rp 2.390.000 + Rp 239.000
= Rp 2.629.000,-

VI. Kesimpulan dan Saran


6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan untuk pembuatan produk sleeping-chair table
adalah sebagai berikut :
1. Produk bernama sleeping-chair table ini didesain dengan rancangan
yang efektif dan efisien. Serta, dibuat dengan cara yang mudah yaitu
dengan cara membuat dua kursi, untuk bagian bawah dan sandaran
dibuat dengan menyatukan besi menggunakan mesin las dan ditutup
dengan triplek. Untuk pemotongan besi menggunakan gerinda tangan
dan untuk penghalusan ujung besi menggunakan gerinda duduk.
2. Berdasarkan analisis biaya yang telah dihitung menghasilkan Harga
Pokok Produksi (HPP) pembuatan produk sleeping-chair table
sejumlah Rp 2.390.000,-
3. Dengan hasil perhitungan laba produksi sebesar Rp 239.000,- maka
dihasilkan harga jual produksi sebesar Rp 2.629.000,-
6.2. Saran
Adapun saran untuk pembuatan produk sleeping-chair table adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan mempelajari dan memahami modul proses
manufaktur terlebih dahulu sebelum membuat produk.
2. Sebaiknya praktikan bisa membuat inovasi yang dapat menarik minat
konsumen, agar produk kita dapat bersaing dengan produk impor.
3. Sebaiknya praktikan harus sering melakukan evaluasi dan
mengembangkan inovasi baru sehingga produk yang dibuat tidak
monoton dan membosankan.
LAMPIRAN

Gambar Poster Produk Sleeping-Chair Table


Gambar Proses Pengukuran Besi untuk Bagian Bawah Meja

Gambar Proses Pemotongan Besi untuk Bagian Bawah Meja Menggunakan


Gerinda Tangan

Gambar Proses Penghalusan Ujung Besi untuk Bagian Bawah Meja


Menggunakan Gerinda Duduk
Gambar Proses Pengelasan Besi untuk Bagian Bawah Meja Menggunakan Mesin
Las

Gambar Hasil Kerangka Besi Untuk Bagian Bawah Meja


Gambar Pemotongan Triplek untuk Bagian Atas Meja Menggunakan Gergaji
Mesin

Gambar Proses Memasang Baut Menggunakan Obeng Otomatis

Gambar Proses Pemotongan Besi untuk Bagian Atas Meja Menggunakan Gerinda
Tangan
Gambar Proses Penghalusan Ujung Besi untuk Bagian Atas Meja Menggunakan
Gerinda Duduk

Gambar Proses Pengelasan Besi untuk Bagian Atas Meja Menggunakan Mesin
Las

Anda mungkin juga menyukai