Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

CARA KERJA MESIN TEKUK P1PA HIDROLIS DAN SPESIFIKASI


PIPA YANG DIGUNAKAN

1. BAGIAN-BAGIAN MESIN TEKUK PIPA HIDROLIS

Mesin tekuk pipa hidrolis yang direncanakan ini menggunakan metode draw

bending karena metode ini yang terbaik untuk menekuk pipa yang berdinding

tipis. Dengan menggunakan bending die yang berputar dan pipa dikunci

dengan clamping die serta ditekan oleh pressure die maka pipa hasil tekukan

akan lebih baik (penggunaan pressure die yang panjang supaya ujung pipa

hasil tekukan tidak berubah bentuk).

Untuk lebih memperbaiki hasil tekukan pipa ini juga digunakan alat bantu

yang berupa mandrel supaya pada bagian tekukan tetap bundar.

Pada gambar 4.2 ditunjukkan gambar bagian-bagian dari Mesin Tekuk Pipa

Hidrolis.
59

.-LI U '
11
\"
12 \

\ \
. \ ,\ I . xi n -a
u
4

Ln

Gambar 4.2 Mekanisme Mesin Tekuk Pipa Hidrolis

Keterangan gambar:

1. Bending die, yaitu suatu die yang berbentuk bundar yang dapat berputar

CW dan CCW untuk menekuk pipa.

2. Pinion, pasangan dari rack yang meneruskan gaya yang diberikan oleh

silinder hidrolis 3.

3. Rack, pasangan dari pinion yang meneruskan gaya dari silinder 3, gerakan

rack ini adalah linier.

4. Poros, untuk meneruskan transmisi sehingga pinion dan bending die

dapat berputar.

5. Pipa, merupakan bahan baku untuk proses penekukan.

6. Clamping die, untuk mengeklem pipa sehingga bila dilakukan proses

penekukan pipa tidak tergelincir.


60

7. Body, menyangga silinder 1 dan body ini tcrletak pada satu poros dengan

bending die sehingga bila proses penekukan dilakukan body ini ikut

berputar seiring dengan gerakan poros.

8. Silinder 1, memberikan tenaga untuk pengekleman clamping die.

9. Silinder 2, memberikan tenaga untuk naik-turunnya pressure die.

10. Body, tempat menempelnya slide ways dan silinder 2.

11. Pressure die, menekan pipa agar pada proses bending pipa tidak terangkat

dan juga menjaga agar bentuk penampang pipa tidak mengalami

perubahan. Pressure die ini akan bergerak linier karena pengaruh proses

penekukan.

12. Pegas, berguna untuk menarik pressure die setelah proses penekukan

dilakukan.

13. Silinder 3, memberikan tenaga untuk melakukan proses penekukan pada

pasangan rack dan pinion yang kemudian diteruskan oleh poros ke

bending die.

2. CARA KERJA MESINTEKUK PIPA HIDROLIS

Untuk menjalankan mesin ini perlu dilakukan persiapan awal yang

berupa penyetelan sudut penekukan (diatur dengan limit switch), penyesuaian

jarak silinder ke garis tengah pipa (silinder I diatur dengan menaikkan atau

menurunkan penguncian pada baut penyetel, silinder II diatur dengan

menaikkan atau menurunkan slide ways yang digerakkan oleh ulir penggerak)
61

dan panjang langkah silinder hidrolis yang akan digunakan (diatur dengan

limit switch).

Setelah semua persiapan tersebut selesai maka tombol on / off ditekan

sehingga mesin hidup.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyetelan jarak panjang pipa

yang akan ditekuk dengan mengatur penyetel jarak.

Kemudian pipa dimasukkan ke mandrel dan ujung pipa disentuhkan pada

penyetel jarak. Setelah pipa dalam posisi yang tepat, tekan foot switch dan

proses penekukan dimulai. Karena penekanan foot switch ini maka solenoid A

dialiri listrik dan aliran fluida mendorong torak silinder I dan 11 ke bawah

sehingga clamping die mengeklem pipa dan pressure die bergerak ke bawah.

Gerakan ini akan berhenti bila limit switch 1 tersentuh. Dengan tersentuhnya

limit 1 maka akan menghidupkan solenoid C yang menyebabkan aliran fluida

menggerakkan silinder hidrolis III. Batang silinder hidrolis ini menyatu

dengan rack dan pinion yang bila batang hidrolis ini maju maka rack akan

maju dan menggerakkan pinion. Karena pinion dan bending die berada pada

satu poros maka gerakan putaran pinion ini akan memutar bending die juga

sehingga terjadi proses penekukan. Penekukan ini akan berhenti bila tongkat

penyetel sudut mengenai limit switch 3 sebagai pembatasnya. Dengan

tersentuhnya limit switch 3 maka solenoid B menerima aliran listrik dan aliran

fluida mendorong torak silinder I dan II ke atas sehingga clamping die dan

pressure die terangkat. Gerakan ini berhenti setelah limit switch 2 tersentuh.

Pipa diambil oleh operator.


62

Operator sekali lagi menekan foot switch sehingga bending die bergerak

ke arah yang berlawanan (CCW) dan gerakan bending die ini akan berhenti

apabila limit switch 4 tersentuh.

Pada gerakan penekukan, pressure die ikut bergerak maju (linier)

seiring dengan gerakan penekukan. Pada waktu proses penekukan ini selesai

pressure die akan kembali ke tempat semula karena tarikan pegas yang

menyertainya.

3. SPESLFLKASI PIPA YANG DIGUNAKAN

Mesin Tekuk Pipa ini tidak dirancang untuk menekuk semua jenis pipa,

tetapi digunakan untuk menekuk pipa dengan spesifikasi sebagai berikut:

• Bahan pipa sesuai dengan JIS G3141 SPCC SD class 1 dengan komposisi

kimia seperti pada tabel 4.1 dan sifat-sifat inaterialnya dapat dilihat pada

Bab III.

• Diameter luar pipa maksimal adalah 1 1/8 in = 28,6 mm dan minimal

adalah Vi in = 12.7 mm.

• Tebal pipa maksimal 1,4 mm.

• Radius minimal penekukan adalah 38 mm.

• Radius maksimal penekukan adalah 95 mm.

• Derajat penekukan maksimal adalah 180° atau bending U.


63

Tabel 4.1 Komposisi KimiaPipa JIS G3141 SPCC SD

Classifi- Symbol C Si Mr. P S


cation

Class 1 SPCC 0.12 max. - 0.50 max. 0.040 max. 0.045 max.

Class 2 SPCD 0.10 max. - 0.45 max. 0.035 max. 0.035 max.

Class 3 SPCE 0.08 max. - 0.40 max. 0.030 Max. 0.030 max.

Anda mungkin juga menyukai