Teknik Sistem Perkapalan, Jurusan Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2013
1. Pengertian Pneumatik
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau
angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
2. Prinsip Kerja Pneumatik
Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatic dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Sebagai contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada tekanan kurang dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam hidraulik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan memindahkan/ menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan,maka minyak akan terdorong oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan menggunakan valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur arah aliran minyak.
3. Bagian Kerja Pneumatik
a. Bagian Kerja Garis Lurus Yang menimbulkan adanya gerakan garis lurus pada pneumatik adalah silinder atau piston. Silinder ini ada dua jenis yaitu silinder penggerak tunggal dan silinder penggerak ganda. i. Silinder penggerak tunggal Pada silinder ini udara bertekanan yang diberikan pada silinder hanya satu arah saja, sehingga jenis ini menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Untuk mengembalikan kedudukan torak pada posisi awalnya dengan kecepatan yang tinggi maka dipasang pegas. Panjang langkah pegas yang dipasang kurang lebih 10 cm. Karena gerakannya yang hanya satu arah saja, jenis ini biasanya digunakan untuk pencekaman, pengungkit, pengepresan, pengangkatan, penggerak pemakanan dan lainnya.
Gambar 1. (a) Silinder Torak, (b) Silinder Diapraghma, (c) Silinder
Rol Diapraghma
Silinder penggerak tunggal meliputi silinder torak, silinder
diaprghma dan silinder rol diapraghma (seperti pada gambar 1). untuk mengatasi kebocoran pada silinder torak dengan memakai bahan yang elastis yang dilekatakn pada torak yang terbuat dari logam atau plastik. Pada silinder diapraghma maka menggunakan diapraghma yang dibuat dari karet, plastik dan plat logam untuk mengganti fungsi torak. Konstruksi silinder rol diapraghma serupa dengan silinder diapraghma. Jika udara bertekanan diberikan ke dalam sislinder maka diterima oleh diapraghma dan mambuka gulungan sepanjang dinding dalm silinder dan menggerakkan batang torak ke depan. Gerakan silinder rol diapraghma kurang lebih 5 cm – 8 cm.
ii. Silinder penggerak ganda.
Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan akan enggerakkan torak pada silinder penggerak ganda dalam dua arah yaitu gerakan maju dan gerakan mundur. Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun demikian tekukan dan bengkokan dari perpanjangan torak harus diperhitungkan. Silinder penggerak ganda meliputi : silinder dengan bantalan pelindung, silinder penggerak ganda khusus, silinder tandem, silinder banyak posisi, silinder impact, silinder kawat dan silinder rotari. Pada silinder dengan bantalan pelindung, bantalan pelindung digunakan untuk menahan adanya hentakan yang keras pada bagian ujung sehingga kerusakan pada bagian ujung silinder dapat dicegah (lihat gambar 2). prinsip kerja dari bantalan pelindung ini adalah sebelum torak mencapai pada posisi akhir, tekanan udara yang mendorong torak dikurangi maka akan terjadi perlambatan sehingga benturan yang keras dapaat dicegah.
Gambar 2. Silinder Dengan Bantalan Pelindung
Pada silinder penggerak khusus, silinder ini mempunyai bagian batang torak yang menonjol pada kedua sisinya. Penumpuan batang torak lebih baik karena terdapat dua penahan dan jarak antara panahan tetap sama, sehingga beban samping terutama beban ringan dapat digunakan. Gaya yang ditimbulkan pada kedua arah gerakannya sama karena luas penampangnya juga sama (lihat gambar 3). Pada silinder jenis tandem, jenis ini menggunakan dua buah silinder penggerak ganda yang digabung menjadi satu kesatuan sehingga dengan pengaturan seperti ini dengan pembebanan bersama pada kedua torak maka gaya yang diterima pada batang torak hampir dua kali lipat (lihat gambar 4). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk penggerak yang membutuhkan daya yang besar dengan garis tengah silinder terbatas. Pada silinder banyak posisi, pada jenis ini terdiri dari dua atau beberapa silinder penggerak ganda dengan bagian-bagiannya saling dihubungkan. Jika jenis ini mempunyai dua silinder yang mempunyai panjang langkah yang berbeda maka mempunyai empat posisi (lihat gambar 5).
Gambar 3. Silinder Penggerak Khusus
Gambar 4. Silinder Jenis Tandem
Gambar 5. Banyak Posisi
Pada silinder impact (pukulan), silinder jenis ini digunakan
untuk menghasilkan energi kinetik yang cukup besar yang dapat dilakukan dengan meningkatkan besarnya kecepatan sesuai dengan perumusan berikut : E = ½ m V2
dimana : E = energi kinetik dalam Newton meter atau Joule m = masa dalam kg V = kecepatan dalam m/detik
Prinsip kerja silinder ini adalah jika ruang silinder A
bertekanan, dengan mengoperasikan sebuah katup maka panambahan tekanan pada B dapat terjadi dan ruangan A sebagai pengeluaran, jika gaya penampang C lebih besar dari gaya torak pada ruangan A maka torak akan bergerak menuju Z dan seluruh permukaan torak dibuka dan gayanya akan bertambah besar. Dengan demikian udara dapat mengalir dengan cepat dari ruangan B melalui penampang lintang yang besar dan torak dapat diajukan dengan cepat (lihat gambar 6). Gambar 6. Silinder Impact.
Pada silinder kawat maka pada silindernya ditempel
dengan kawat pada masing-masing toraknya (lihat gambar 7). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk menjalankan pintu sehingga menghaslkan langkah yang panjang. Pada silinder rotari mempunyai profil gigi sehingga gerakan linier diubah menjadi gerakan rotari. Pada umumnya batas putarannya meliputi 45°, 90°,180°, dan 270°. Tenaga putarannya tergantung pada tekanan, luas penampang torak dan perbandingan jarak. Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk memutar benda-benda kerja untuk membengkokan pipa logam, pengatur jaringan pendingin udara penggerak katup luncur dan lain-lain.
Gambar 7. Silinder Kawat
4. Aplikasi Pneumatik Pada Ramp Door Kapal
Silinder pneumatik penggerak ganda diletakkan di sisi dalam daun
pintu bongkar muat. Bagian pangkal silinder penggerak ganda diikatkan pada kapal melalui engsel, demikian pula pada ujung batang torak silinder, sehingga gerakan maju mundur stang torak akan memudahkan Ramp Door membuka dan menutup dengan fleksibel.
Gambar 8. Ramp Door Kapal
Ramp Door akan menutup bila batang torak silinder pneumatik
penggerakganda bergerak maju (A+), sedangkan Ramp Door akan membuka bila batang torak silinder pneumatik penggerak ganda tersebut bergerak mundur (A -).Agar dapat bekerja seperti uraian diatas di atas, maka rangkaiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Ramp Door
Cara Kerja Rangkaian Ramp Door dengan Kontrol Pneumatik pada saat kapal sedang melakukan bongkar muat di pelabuhan, maka pintu dikondisikan terbuka terus. Hal ini dimungkinkan dengan mengoperasikan katup S4. Ketika katup S4 dioperasikan,saluran1 terbuka, saluran 3 tertutup, aliran udara dari saluran 1 ke saluran 2 menujusaluran 1.2(X) pada katup V4 melalui katup V3. Aliran udara pada katup V4 adalahudara masuk saluran 1 keluar saluran 2 menuju saluran silinder bagian depan melaluikatup V6.Udara mendorong silinder ke belakang (A-). Udara dalam silinder bagianbelakangdidorong keluar menuju saluran 4 dan keluar saluran 5 pada katup V4 melaluikatup V5.Dengan gerakan A-(silinder mundur) maka Ramp Door akan terbuka. Padasaat kondisi Ramp Door terbuka maksimal, akan mengaktifkan katup S1. Sehingga aliranudara padakatup S1 adalah saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup, udara mengalir darisaluran 1 kesaluran 2 dan selanjutnya diteruskan ke katup V1. Aliran udara ini akan mengaktifkan katup V1 sehingga udara dari kompresor akan mengalir ke katup V4melalui saluran 1.4(Y). Pada saat yang bersamaan, pada saluran 1.2 (X) masih terdapat udara mampat sehingga kondisi ini tidak akan mempengaruhi posisi katup V4.Posisi silinder masih dalam kondisi awal dan posisi Ramp Door masih dalam keadaan terbuka terus. Pada saat kapal akan berangkat, Ramp Door terlebih dahulu ditutup. Untuk itu maka katup S4 harus dikembalikan ke posisi semula. Saluran1 tertutup dan saluran 3 terbuka. Udara mampat pada saluran 1.2 (X) akan mengalir kekatup V3 menuju saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3 pada katup S4. Akibatnyaudara pada saluran 1.4 (Y) akan mendorong katup V4 sehingga aliran udara padakatupV4 adalah udara dari kompresor masuk saluran 1 diteruskan ke saluran 4 menujukatupV5 dan kemudian masuk ke saluran silinder bagian belakang. Udara pada bagiandepanakan didorong ke luar melewati katup V6 menuju saluran 2 dan dibuang melaluisaluran3 pada katup V4. Dengan gerakan maju ini (A+), Ramp Door akan segera tertutup.Apabila di tengah perjalanan ada penumpang yang akan turun, maka untuk membuka pintu, penumpang tinggal menekan katup S2. Pada waktu katup S2 ditekanmaka saluran 1 terbuka dan saluran 3 tertutup. Aliran udara dari saluran 1 menujusaluran 2 untuk selanjutnya diteruskan ke V2 dan V3, kemudian menuju ke katup V4melalui saluran 1.2 (X). Aliran udara pada katup V4 udara masuk saluran 1 menujusaluran 2 kemudian diteruskan ke katup V6. Selanjutnya diteruskan ke silinder melaluisaluran bagian depan. Udara mendorong silinder ke belakang. Udara pada bagian belakang silinder akan didorong ke luar melalui katup V5 menuju saluran 4 dan dibuang melalui saluran 5. Silinder bergerak mundur (A-) dan Ramp Door terbuka Pada waktu pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup S1. Dengan terbukanya katup S1, maka katup V1 akan mengalirkan udara dari kompresor menuju katup V4 melalui saluran 1.4 (Y). Pada saat udara masuk ke saluran 1.4 (Y), pada saluran 1.2 (X) tidak ada udara mampat karena pada saat katup S2 dilepas maka posisi akan kembali ke posisi awal. Sehingga udara pada saluran 1.2 (X) akan segeradibuangke udara bebas melalui saluran 3 pada katup S2. Akibatnya silinder akanbergerak maju(A+) dan Ramp Door akan segera menutup kembaliApabila akan menaikkan penumpang di tengah perjalanan, maka untuk membuka Ramp Door, dilakukan oleh sopir atau kondektur bus tersebut yaitu dengancaramenekan katup S3. Ketika katup ditekan, maka saluran 1 terbuka, saluran 3tertutup,udara mengalir darisaluran 1 ke saluran 2 untu k selanjutnya diteruskan kesaluran 1.2 (X) pada katup V4 melalui katup V2 dan katup V3. Aliran udara ini akanmengubaharah aliran pada katup V4 yaitu udara masuk dari saluran 1 ke saluran 2menuju katupV6. Selanjutnya masuk ke silinder melalui saluran bagian depan. Silinderbergerak mundur (A-) dan Ramp Door akan terbuka Pada saat pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup S1 sehinggaudara dari kompresor akan mengalir dari saluran 1 ke saluran 2 menuju katup V1. Dengan terbukanya katup V1, maka udara dari kompresor akan masuk ke katup V4melalui saluran 1.4 (Y). Akibatnya udara dari kompresor akan mengalir dari saluran 1ke saluran 4 menuju katup V5 menuju silinder bagian belakang. Maka silinder akan bergerak maju (A+) dan pintu akan tertutup kembaliFungsi-fungsi katup V5 dan V6 adalah untuk mengatur kecepatan gerak Ramp Door pada saat membuka dan menutup. Katup V1 merupakan katup tunda waktu. Katupini berfungsi untuk memberikan selang waktu Ramp Door menutup kembalisetelah Ramp Door terbuka. Sedangkan katup V2 dan V3 merupakan katup balik fungsi “ATAU” yangmemungkinkan Ramp Door dapat dioperasikan dengan menggunakan beberapa jenis katup pneumatik menurut situasi dan kondisi pada saat Ramp Door tersebut dioperasikan.