Anda di halaman 1dari 10

“PNEUMATIK DAN PENGAPLIKASIANYA PADA KAPAL”

Oleh : Suhardi (D331 09 275)


Teknik Sistem Perkapalan, Jurusan Perkapalan, Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin 2013

1. Pengertian Pneumatik

Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau


angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam
bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut
dengan sistem Pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatic
banyak digunakan sebagai sistem automasi.

2. Prinsip Kerja Pneumatik


Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi
udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika
dasar. Pengaturan pada sistem pneumatic dilakukan padengan mengatur
tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Sebagai
contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada tekanan kurang
dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam
hidraulik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan
memindahkan/ menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam
tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan,maka minyak akan terdorong
oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan menggunakan
valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem
hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak
dan mengatur arah aliran minyak.

3. Bagian Kerja Pneumatik


a. Bagian Kerja Garis Lurus
Yang menimbulkan adanya gerakan garis lurus pada pneumatik
adalah silinder atau piston. Silinder ini ada dua jenis yaitu silinder
penggerak tunggal dan silinder penggerak ganda.
i. Silinder penggerak tunggal
Pada silinder ini udara bertekanan yang diberikan pada
silinder hanya satu arah saja, sehingga jenis ini menghasilkan
kerja hanya dalam satu arah. Untuk mengembalikan
kedudukan torak pada posisi awalnya dengan kecepatan
yang tinggi maka dipasang pegas. Panjang langkah pegas
yang dipasang kurang lebih 10 cm. Karena gerakannya yang
hanya satu arah saja, jenis ini biasanya digunakan untuk
pencekaman, pengungkit, pengepresan, pengangkatan,
penggerak pemakanan dan lainnya.

Gambar 1. (a) Silinder Torak, (b) Silinder Diapraghma, (c) Silinder


Rol Diapraghma

Silinder penggerak tunggal meliputi silinder torak, silinder


diaprghma dan silinder rol diapraghma (seperti pada gambar
1). untuk mengatasi kebocoran pada silinder torak dengan
memakai bahan yang elastis yang dilekatakn pada torak yang
terbuat dari logam atau plastik. Pada silinder diapraghma
maka menggunakan diapraghma yang dibuat dari karet,
plastik dan plat logam untuk mengganti fungsi torak.
Konstruksi silinder rol diapraghma serupa dengan silinder
diapraghma. Jika udara bertekanan diberikan ke dalam
sislinder maka diterima oleh diapraghma dan mambuka
gulungan sepanjang dinding dalm silinder dan menggerakkan
batang torak ke depan. Gerakan silinder rol diapraghma
kurang lebih 5 cm – 8 cm.

ii. Silinder penggerak ganda.


Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan
akan enggerakkan torak pada silinder penggerak ganda
dalam dua arah yaitu gerakan maju dan gerakan mundur.
Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas,
walaupun demikian tekukan dan bengkokan dari
perpanjangan torak harus diperhitungkan.
Silinder penggerak ganda meliputi : silinder dengan
bantalan pelindung, silinder penggerak ganda khusus, silinder
tandem, silinder banyak posisi, silinder impact, silinder kawat
dan silinder rotari.
Pada silinder dengan bantalan pelindung, bantalan
pelindung digunakan untuk menahan adanya hentakan yang
keras pada bagian ujung sehingga kerusakan pada bagian
ujung silinder dapat dicegah (lihat gambar 2). prinsip kerja
dari bantalan pelindung ini adalah sebelum torak mencapai
pada posisi akhir, tekanan udara yang mendorong torak
dikurangi maka akan terjadi perlambatan sehingga benturan
yang keras dapaat dicegah.

Gambar 2. Silinder Dengan Bantalan Pelindung


Pada silinder penggerak khusus, silinder ini mempunyai
bagian batang torak yang menonjol pada kedua sisinya.
Penumpuan batang torak lebih baik karena terdapat dua
penahan dan jarak antara panahan tetap sama, sehingga
beban samping terutama beban ringan dapat digunakan.
Gaya yang ditimbulkan pada kedua arah gerakannya sama
karena luas penampangnya juga sama (lihat gambar 3). Pada
silinder jenis tandem, jenis ini menggunakan dua buah
silinder penggerak ganda yang digabung menjadi satu
kesatuan sehingga dengan pengaturan seperti ini dengan
pembebanan bersama pada kedua torak maka gaya yang
diterima pada batang torak hampir dua kali lipat (lihat gambar
4). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk penggerak
yang membutuhkan daya yang besar dengan garis tengah
silinder terbatas. Pada silinder banyak posisi, pada jenis ini
terdiri dari dua atau beberapa silinder penggerak ganda
dengan bagian-bagiannya saling dihubungkan. Jika jenis ini
mempunyai dua silinder yang mempunyai panjang langkah
yang berbeda maka mempunyai empat posisi (lihat gambar
5).

Gambar 3. Silinder Penggerak Khusus

Gambar 4. Silinder Jenis Tandem


Gambar 5. Banyak Posisi

Pada silinder impact (pukulan), silinder jenis ini digunakan


untuk menghasilkan energi kinetik yang cukup besar yang
dapat dilakukan dengan meningkatkan besarnya kecepatan
sesuai dengan perumusan berikut :
E = ½ m V2

dimana :
E = energi kinetik dalam Newton meter atau Joule
m = masa dalam kg
V = kecepatan dalam m/detik

Prinsip kerja silinder ini adalah jika ruang silinder A


bertekanan, dengan mengoperasikan sebuah katup maka
panambahan tekanan pada B dapat terjadi dan ruangan A
sebagai pengeluaran, jika gaya penampang C lebih besar
dari gaya torak pada ruangan A maka torak akan bergerak
menuju Z dan seluruh permukaan torak dibuka dan gayanya
akan bertambah besar. Dengan demikian udara dapat
mengalir dengan cepat dari ruangan B melalui penampang
lintang yang besar dan torak dapat diajukan dengan cepat
(lihat gambar 6).
Gambar 6. Silinder Impact.

Pada silinder kawat maka pada silindernya ditempel


dengan kawat pada masing-masing toraknya (lihat gambar 7).
Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk menjalankan
pintu sehingga menghaslkan langkah yang panjang. Pada
silinder rotari mempunyai profil gigi sehingga gerakan linier
diubah menjadi gerakan rotari. Pada umumnya batas
putarannya meliputi 45°, 90°,180°, dan 270°. Tenaga
putarannya tergantung pada tekanan, luas penampang torak
dan perbandingan jarak. Silinder jenis ini biasanya digunakan
untuk memutar benda-benda kerja untuk membengkokan
pipa logam, pengatur jaringan pendingin udara penggerak
katup luncur dan lain-lain.

Gambar 7. Silinder Kawat

4. Aplikasi Pneumatik Pada Ramp Door Kapal

Silinder pneumatik penggerak ganda diletakkan di sisi dalam daun


pintu bongkar muat. Bagian pangkal silinder penggerak ganda diikatkan
pada kapal melalui engsel, demikian pula pada ujung batang torak
silinder, sehingga gerakan maju mundur stang torak akan memudahkan
Ramp Door membuka dan menutup dengan fleksibel.

Gambar 8. Ramp Door Kapal

Ramp Door akan menutup bila batang torak silinder pneumatik


penggerakganda bergerak maju (A+), sedangkan Ramp Door
akan membuka bila batang torak silinder  pneumatik penggerak ganda
tersebut bergerak mundur (A -).Agar dapat bekerja seperti uraian diatas di
atas, maka rangkaiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Ramp Door


Cara Kerja Rangkaian Ramp Door dengan Kontrol
Pneumatik pada saat kapal sedang melakukan bongkar muat di
pelabuhan, maka pintu dikondisikan terbuka terus. Hal ini dimungkinkan
dengan mengoperasikan katup S4. Ketika katup
S4 dioperasikan,saluran1 terbuka, saluran 3 tertutup, aliran udara dari
saluran 1 ke saluran 2 menujusaluran 1.2(X) pada katup V4 melalui katup
V3. Aliran udara pada katup V4 adalahudara masuk saluran 1
keluar saluran 2 menuju saluran silinder bagian depan melaluikatup
V6.Udara mendorong silinder ke belakang (A-). Udara dalam silinder
bagianbelakangdidorong keluar menuju saluran 4 dan keluar saluran 5
pada katup V4 melaluikatup V5.Dengan gerakan A-(silinder
mundur) maka Ramp Door akan terbuka. Padasaat
kondisi Ramp Door terbuka maksimal, akan mengaktifkan katup
S1. Sehingga aliranudara padakatup S1 adalah saluran 1 terbuka,
saluran 3 tertutup, udara mengalir darisaluran 1 kesaluran 2 dan
selanjutnya diteruskan ke katup V1. Aliran udara ini akan mengaktifkan
katup V1 sehingga udara dari kompresor akan mengalir ke katup
V4melalui saluran 1.4(Y). Pada saat yang bersamaan, pada saluran
1.2 (X) masih terdapat udara mampat sehingga kondisi ini tidak
akan mempengaruhi posisi katup V4.Posisi silinder masih dalam kondisi
awal dan posisi Ramp Door masih dalam keadaan terbuka terus.
Pada saat kapal akan berangkat, Ramp Door terlebih dahulu
ditutup. Untuk itu maka katup S4 harus dikembalikan ke posisi semula.
Saluran1 tertutup dan saluran 3 terbuka. Udara mampat pada saluran 1.2
(X) akan mengalir kekatup V3 menuju saluran 2 dan dibuang melalui
saluran 3 pada katup S4. Akibatnyaudara pada saluran 1.4 (Y) akan
mendorong katup V4 sehingga aliran udara padakatupV4 adalah udara
dari kompresor masuk saluran 1 diteruskan ke saluran 4 menujukatupV5
dan kemudian masuk ke saluran silinder bagian belakang. Udara pada
bagiandepanakan didorong ke luar melewati katup V6 menuju saluran 2
dan dibuang melaluisaluran3 pada katup V4. Dengan gerakan maju ini
(A+), Ramp Door akan segera tertutup.Apabila di tengah perjalanan ada
penumpang yang akan turun, maka untuk membuka pintu, penumpang
tinggal menekan katup S2. Pada waktu katup S2 ditekanmaka saluran 1
terbuka dan saluran 3 tertutup. Aliran udara dari saluran 1 menujusaluran
2 untuk selanjutnya diteruskan ke V2 dan V3, kemudian menuju ke katup
V4melalui saluran 1.2 (X). Aliran udara pada katup V4 udara masuk
saluran 1 menujusaluran 2 kemudian diteruskan ke katup V6. Selanjutnya
diteruskan ke silinder melaluisaluran bagian depan. Udara mendorong
silinder ke belakang. Udara pada bagian belakang silinder akan didorong
ke luar melalui katup V5 menuju saluran 4 dan dibuang melalui saluran 5.
Silinder bergerak mundur (A-) dan Ramp Door terbuka Pada waktu pintu
terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup S1. Dengan terbukanya
katup S1, maka katup V1 akan mengalirkan udara dari kompresor menuju
katup V4 melalui saluran 1.4 (Y). Pada saat udara masuk ke saluran 1.4
(Y), pada saluran 1.2 (X) tidak ada udara mampat karena pada saat katup
S2 dilepas maka posisi akan kembali ke posisi awal. Sehingga udara
pada saluran 1.2 (X) akan segeradibuangke udara bebas melalui saluran
3 pada katup S2. Akibatnya silinder akanbergerak maju(A+) dan Ramp
Door akan segera menutup kembaliApabila akan menaikkan penumpang
di tengah perjalanan, maka untuk membuka Ramp Door, dilakukan oleh
sopir atau kondektur bus tersebut yaitu dengancaramenekan katup S3.
Ketika katup ditekan, maka saluran 1 terbuka, saluran 3tertutup,udara
mengalir darisaluran 1 ke saluran 2 untu k selanjutnya
diteruskan kesaluran 1.2 (X) pada katup V4 melalui katup V2
dan katup V3. Aliran udara ini akanmengubaharah aliran pada katup
V4 yaitu udara masuk dari saluran 1 ke saluran 2menuju katupV6.
Selanjutnya masuk ke silinder melalui saluran bagian depan.
Silinderbergerak mundur (A-) dan Ramp Door akan terbuka Pada saat
pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup S1 sehinggaudara
dari kompresor akan mengalir dari saluran 1 ke saluran 2 menuju katup
V1. Dengan terbukanya katup V1, maka udara dari kompresor akan
masuk ke katup V4melalui saluran 1.4 (Y). Akibatnya udara dari
kompresor akan mengalir dari saluran 1ke saluran 4 menuju katup V5
menuju silinder bagian belakang. Maka silinder akan bergerak maju (A+)
dan pintu akan tertutup kembaliFungsi-fungsi katup V5 dan V6 adalah
untuk mengatur kecepatan gerak Ramp Door pada saat membuka dan
menutup. Katup V1 merupakan katup tunda waktu. Katupini berfungsi
untuk memberikan selang waktu Ramp Door menutup kembalisetelah
Ramp Door terbuka. Sedangkan katup V2 dan V3 merupakan katup balik
fungsi “ATAU” yangmemungkinkan Ramp Door dapat dioperasikan
dengan menggunakan beberapa jenis katup pneumatik menurut situasi
dan kondisi pada saat Ramp Door tersebut dioperasikan.

Anda mungkin juga menyukai