Anda di halaman 1dari 38

BAB II

SNUBBING DAN BAHAN MATERIAL.

2.1 Snubbing.
Snubbing adalah suatu proses pekerjaan memasukkan atau mengeluarkan atau
mencabut rangkaian batang tubing atau drill pipe kedalam sumur minyak atau gas
yang masih produksi (bertekanan) dengan jalan menarik atau mendorong kebawah
(menahan untuk mencabut) dengan tanpa adanya semburan dari dalam sumur melalui
annulus atau dalam pipa, membersihkan kotoran/endapan di dasar sumur,mengganti
peralatan yang rusak dan menghidupkan kembali sumur.
Unit ini di rancang untuk menangani pekerjaan workover rutin maupun pekerjaan
penyelesaian dengan kemampuan tambahan dapat melakukan run/pull pipa di bawah
tekanan apabila di perlukaan. Unit-unit hydraulik snubbing mampu menangani
ukuran pipa dari ukuran 3/4” OD sampai 7-5/8” OD. Unit ini dapat di gunakan untuk
pekerjaan workover maupun completion yang biasa menggunakan rig konvensional.
Untuk keamanan pekerjaan pasang dan cabut pipa bertekaan harus dilakukan menurut
serangkaian teknik dan prosedur khusus. Pekerjaan hydraulik workover adalah salah
satu teknik/cara dalam mempertahankan kapasitas produksi sumur minyak. Hampir
semua fungsi sebelumnya ditangani melalui penggunaan rig konvensional kini dapat
dikerjakan oleh hydraulik workover unit yang dapat memberikan keuntungan dan
keamanan, biaya dan fleksibilititas operasionalnya. Unit ini telah terbukti melalui
praktek lapangan di seluruh dunia, memilki ukuran yang ringkas, sehigga lebih
mudah dan murah untuk dipindah pindahkan. Faktor ukuran dan berat ini khususnya
penting bagi suatu operasi offshore, kapasitas alat dianjungan serta transportasi dalam
hutan maupun tempat-tempat terpencil.
Beberapa keuntungan menggunakan peralatan ini:
a) Operasi dapat dilakukan pada kondisi bertekanan tanpa menggunakan kill
fluid.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 9


b) Sumur dapat beroperasi kembali dengan cepat, karena tidak perlu operasi
clean up untuk mengambil kill fluid.
c) Menggunakan rig yang lebih kecil, dengan peralatan yang portable, serta
dapat melakukan bongkar pasang dengan cepat untuk rig up dan rig down.
d) Fasilitas pengangkatan yang baik. Kapasitas pengangkatan perlatan hidrolik
dapat mencapai 400.000 pound dan unit dapat menangani pipa dari ¾ sampai
7-5/8 OD.
Kekurangan penggunaan snubbing unit adalah:
a) Menangani pipa-pipa dibawah kondisi sumur bertekanan lebih sulit
dibandingkan dengan peralatan conventional.
b) Setting packer dan peralatan workover bawah permukaan memerlukan waktu
yang lama. Hal ini disebabkan karena harus mengontrol tekanan dikepala
sumur secara terus menerus.
Kegunaan dari snubbing unit adalah:
a) Membersihkan pasir atau shale yang menyumbat production line.
b) Membor semen dan bridge plug.
c) Membersikan material-material fracture.
d) Fishing atau milling production string.
e) Menurunkan atau mengangkat production string (landing tab).
f) Menurunkan dan mengangkat retrivable bridge plugs dan packer pada kondisi
bertekanan untuk selectif treatment.
g) Acidizing dan washing.
h) Menurunkan makaroni tubing untuk memompa nitrogen dimana kedalaman
dan tekanan terlalu besar untuk coiled fracture.
i) Squeeze cementing dan plugging back.
j) Pressure control.
k) Sand consolidation.
l) Total completion under pressure.
m) Plug dan abandoning sumur-sumur offshore.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 10


2.2. Peralatan snubbing.
2.2.1 Peralatan Workbasket
Workbasket merupakan tempat aktifitas operator dan karyawan dalam
menjalankan unit snubbing, sistem kerja dari snubbing semuanya dioperasikan dari
sini seperti pencabutan pipa dan pemasangan, berikut peralatan dan fungsi yang ada
di workbasket.
Ginpole.
Merupakan peralatan yang terletak di workbasket yang berfungsi untuk menggaitnya
wire dan untuk menaikan pipa yang dikontrol oleh operator. Gin pole dan Elevator
system berfungsi untuk menarik atau menurunkan pipa bersama dengan dual counter
balance winch. Dimana tinggi ginpole sendiri 60 ft.

Gambar 2.1 Ginpole


Winch Counter Balance.
Berfungsi untuk menggulung wire pada gin pole dan dual counter balance, winch
berfungsi untuk menarik counter balance line selama menarik atau menurunkan pipa
dari atau kepala rack.

Gambar 2.2 Counter Balance


Tong arm.
Merupakan tempat bergantungnya power tong.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 11


Gambar 2.3 Tong arm.

Power tong.
Berfungsi untuk menjepit dan menyambung pipa sewaktu pekerjaan sedang
berlangsung, power tong digerakan secara hydraulik yang mendapat suplay tenaga
dari power pack yang dialirkan ke power tong melalui selang (hose) penyambung.
Head/koneksi di gunakan dalam operasi snubbing karena dalam pemasangan pipa
atau pencabutan pipa cukup hanya dengan power tong dan slip.

Gambar 2.4 Power tong.


Slips.
Berfungsi untuk menahan atau menjepit pipa sewaktu mencabut atau memasang
pipa,slips ini sendiri terdiri dari 2 yaitu :Traveling slip dan Stationary slip.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 12


Gambar 2.5 Stationary. Gambar2.6 Traveling Slips .
Rotary table.
Berfungsi untuk memutar pipa pada saat dicabut atau dipasang, diatas rotary table ada
traveling slips berfungsi untuk menahan pipa. Rotary table dan traveling slip
merupakan peralatan satu komponen, walaupun untuk rotary table jarang digunakan

Gambar 2.7 Rotary table.

2.2.2 Hidraulik Jack.


Berfungsi sebagai dongkrak hydraulik dibuat ke atas oleh hydraulik silinder
dengan menggerakkan pipa masuk dan keluar dari lubang, dan dongkrak hydraulik
tersedia dalam berbagai ukuran. Kapasitas angkat dan snubbing suatu fungsi silinder
hydraulik dan tekanan cairan hydraulik. Ini adalah suatu kombinasi yang diijinkan
untuk angkat atau snubbing unit. Sebanyak empat kaki dongkrak diijinkan salah satu,
dua atau empat kaki (silinder) dengan menggunakan tenaga.
Bila dua silinder digunakan kapasitas angkat menjadi turun tetapi kecepatan putaran
meningkat.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 13


A. Bagian dari Hydraulik Jack.
 Empat buah cylinder jack hydrolic unit dengan posisi mengelilingi kepala sumur.
 Traveling slips assembly.
 Hydraulically powered rotary table berkedudukan tetap di atas traveling plate
yang di dudukan dan diikat kuat di atas keempat piston rod dari jack hydraulik
 Stationary slip di tempatkan pada bagian bawah (box) struktur dari jacknya
 Workbasket yang terpasang diatas cylinder jack hydraulic di desain dua atau tiga
operator.

Gambar 2.8 Hydraulik Jack


Jack basket
Merupakan tempat aktivitas pekerja dan tempat dulunya jack di sini terdapat beberapa
alat pendukung seperti Slip atau sebagai sefty slip, serta terdapat juga counter balance
atau motor dari gin pole

Gambar 2.9 Jack Basket.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 14


2.2.3 Window.
Window merupakan sambungan atau tempat dari duduknya hidraulik jack
bersama sama dengan jack basket,window pendukung supaya kedudukan dari
hindraulik jack lebih kokoh berdiri.Window Basket berfungsi untuk aktifitas
karyawan (pekerja) serta tempat duduknya window.

Gambar 2.10 Window.


2.3 BOP (blow out preventer).
Blow out prevener (BOP) yang merupakan suatu rangkaian sistem
pencegahan semburan liar. Peralatan peralatan semburan liar harus tersedia pada
semua pemboran harus siap pakai meskipun peralatan tersebut dapat di pasang setelah
pipa conduktor dipasang dan disemen, tekanan kerja peralatan harus mampu menahan
tekanan kerja maksimum dari sumur tersebut, Adapun peralatan secara garis besar
adalah:

Gambar 2.11 BOP (blow out preventer).

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 15


Annular
Suatu Anular blowout preventer umumnya mempunyai elemen perapat karet massive
berbentuk toroidal yang pada posisi kendor mempunyai lubang bagian dalam untuk
menyesuaikan ragkaian pipa bor dan berfungsi untuk menahan semburan liar yang
berasal dari bawah, di dalam annular terdapat rubber yang ketika di tekan dengan
pressure akan mengembang dan menjepit pipa. Elemen perapat ini terdapat di dalam
badan dan di lengkapi suatu alat untuk mengerut atau mendekatkan elemen perapat
sedemikian rupa untuk menutup lubang sumur dan menahanya agar tidak bocor.
Hal tersebut dapat dilakukan baik pada waktu pipa di dalam lubang maupun
dengan lubang terbuka, hal tersebut karena fleksibilitas elemen perapat ini besar,
pencegah semburan anulus dapat menutup pada sembarang ukuran pipa baik drill
pipa, drill collar, tool join atau Kelly yang kebetulan pada saat pencegah semburan
liar ditutup, anular sendiri banyak jenisnya salah satu jenis dari anular adalah:
Hydril Type “GK” Preventer
Pencegah semburan liar yang terkenal dari pabrik hydril yaitu type GK, pada type ini
terdapat deretan jaringan baja atau steel webs yang bersatu dengan karet yang
berguna untuk memperkuat dan memandu aliran pada karet.pencegah semburan liar
ini ditutup dengan cara mempergunakan tekanan hidrolik pada piston anular yang
berukuran besar, pada bagian atasya yang bersinggungan dengan elemen perapat.

Gambar 2.12 Annular

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 16


Pipe Ram.
Pipe Ram preventer dipakai hampir di seluruh pemboran minimal di pakai satu buah
bila tekanan sumur terlalu rendah.
Bagian depan ram atau di sebut juga ram blok yang bertemu di legkapi dengan
penyekat karet tebal dan kedua bagian tersebut saling meutup rapat pada pipa yang
ada di dalam sumur.
Satu ukuran dari ram tersebut hanya dapat menutup satu macam ukuran pipa seperti:
tubing, drill pipa dan casing yang dapat dimasukan melalui blowout preventer
tersebut. Bila pipe ram menutup pada satu pipa, maka ram tersebut menutup rapat
pada anulus di sebelah luar dari pipa dan lubang sumur tersebut.
Keuntungan dari pemakaian pipa ram antara lain adalah sebagai berikut:
- Pertama adalah bahwa rangkaian pipa yang di kelilingi pipe rums, dapat
ditarik turunkan atau diputar dalam keadaan sumur bertebaran. Dalam pada itu
tentunya karet pada ram tersebut akan meng-aus dan setelah saat yang lama,
akan memerlukan penggantian.
- Pipa bor atau drill pipe dapat digantung atau ditunda pada salah satu
joinnya pada pipa ram. Hal itu dapat membantu bila blowout tersebut melalui
drill pipe

Gambar 2.13 Pipe Ram.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 17


Blind Ram
Pada blind ram fungsi dan kegunaan hampir sama dengan pipa ram namun pada blind
ram terdapat ram box yang berbentuk buta atau datar, blind ram berfungsi untuk
menahan semburan liar, tapi di blind ram ada ram box berbentuk datar atau buta,
hingga apabila digunakan dia akan menjepit pipa dan pipa tersebut akan putus atau
gepeng, pada hakikatnya blind ram jarang difungsikan kecuali dalam keadaan darurat
atau terpaksa apabila ada tekanan yang sudah tak terkendali atau blowout.

Gambar 2.14 Blind Ram.

Ram box
Ram box untuk pipa ram atau blind ram,ram box terletak di dalam pipa ram dan blind
ram, ram box pipa ram biasanya selalu disesuaikan dengan pipa yang digunakan dan
untuk blind ram tidak menggunakan ukuran pipa secara khusus.

Gambar 2.15 Ram block.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 18


Riser
Sebagai sambungan antara well head dan rangkaian BOP dengan ukuran yang sama
dengan rangkaian BOP, hal tersebut hanya untuk mempermudah dudukan dari BOP.

Gambar 2.16 Riser.

2.3.1 Accumulator (koomey).


Pemasangan pencegah semburan liar sistem hydraulik itu baik bila ada alat
yang bisa mengontrolnya, peralatan control tersebut terdiriri dari pompa hedrolik
yang menyediakan tekanan kepada katup control.
Suatu akumulator adalah satu botol tekan atau pressure yang mula-mula diisi oleh
nitrogen bertekanan yang dapat di pompakan cairan kedalam, nitrogen didalamnya
dikompresi. Alat alat tersebut umumnya tersedia dalam tekanan kerja 1500 psi, 2000
dan 3000 psi, akumulatur dengan sistem kerja 3000 psi paling baik karena sangat
efisien. Didalam penggunaan akumulatur hanya nitrogen saja yang digunakan karma
sifatnya yang tidak membakar atau mudah terbakar sewaktu memompa atau
memberikan tekanan dengan tekanan tinggi, jumlah botol akumulatur yang di
perlukan tergantung dari jumlah cairan yang harus dipindahkan pada sistem tersebut.
Ini sebaliknya tergantung dari cairan yang dapat di pakai dari kapasitas sebenarnya
dari botol botol akumulatur, cairan yang dapat dipergunakan yaitu volume cairan
yang dapat tersimpan di akumulatur, volume tersebut termasuk volume bladder atau
piston dan isi katup-katup atau barang lainnya. Jumlah cairan yang dapat di gunakan

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 19


tergantung dari kapasitas cairan yang sebenarnya maupun tekanan pengisian awal
atau precharge pressure.
Kapasitas nominal botol pada umumnya data tersebut dapat di peroleh dari
perusahaan yang mengeluarkan.Ukuran sutau akumulatur termasuk dalam seluruhnya
Bila membeli akumulator volume cairan sebenarnya harus diketahui sehingga volume
cairan yang dapat dipergunakan dapat di hitung. Unit ini memelihara suatu awal
cadangan volume tekanan hidraulik untuk membantu di dalam dan untuk
mempercepat membuka dan menutup dari ram type preventer dari jarak jauh Pada
kejadian yang mendadak seperti blow out.

Gambar 2.17 Accumulator (komay).

2.3.2 Hydraulic Power Pack


Sebagai sistem penggerak tenaga yang duduk pada skid dengan mesin diesel,
di mana startingnya dengan menggunakan udara/hidrolik, tenaga mesin menggerakan
pompa cairan hidrolik untuk peralatan tenaga hidrolik pada sistem silinder, slips
system, dan tenaga sub system yang lain serta Counter Balance.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 20


Gambar 2.18 Hydraulic Power Pack

2.4 Operasi Snubbing


2.4.1 Persiapan Operasi
 Tekanan tubing, tekanan sumur dan status sumur
 Gambar penampang sumur, completion equipment
 Sejarah sumur sampai kondisi terakhir
 Ukur panjang dan beri nomor tubing (macaroni tubing)
 Buat daftar tubing yang akan dimasukkan
 Beri tool joint grease pada tool joint setiap akan menyambung

2.4.2 Mendirikan Menara


 Periksa apakah BOP/slip/jack flange sudah duduk dengan cara yang benar
 Periksa apakah unit sudah diset vertikal di well head, dan cek dengan water
pas diatas jack
 Periksa apakah sambungan selang hydraulic sudah benar
 Periksa sumur bagian unit bekerja dengan benar dan kecepatan yang benar:
-. Buka dan tutup BOP
-. Buka dan tutup slip / snubber
-. Buka dan tutup valve-valve
-. Operasi dari jack dengan di coba untuk semua tingkat kecepatan

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 21


-. Operasi pipe handling system
 Hindarkan adanya selang hidrolis yang melilit
 Periksa pressure di kepala sumur
 Periksa accumulator apakah sudah berfungsi dengan benar

2.4.3 Pengujian slip dan BOP


 Masukkan satu batang tubing dengan dipasang plug diujungnya kedalam BOP
 Tutup stationery snubber ke tubing
 Tutup bleed off valve disisi outlet BOP
 Isi BOP penuh dengan air
 Tes tekanan BOP dengan pompa sebesar 300-3000 psi atau sebesar tekanan
kerja, test ini dilakukan dengan tingkatan tekanan yang terkecil (300) sampai
terbesar (3000) dengan interval tertentu.
 Periksa apakah ada kebocoran di upper BOP untuk beberapa menit
 Buang tekana di BOP stack

a. Pengujian slip / snub dengan tarikan


 Letakkan ujung tubing kira-kira 1 m diatas master valve
 Tutup stationery snubber
 Tutup traveling slip
 Tarik tubing samapi 80 % dari elastic limit tubing
 Buka travling slip dan snubber sambil menarik tubing

b. Tubing slip / snub dengan Compression


 Letakkan ujung tubing kira-kira 1 m di atas master valve
 Tutup stationary slip
 Compress / snub tubing sampai 80% dari bucling limit.

2.4.4 Memasukan Tool String.


a. Prosedur

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 22


 Susun tool string dan ikat sambungan dengan kuat
 Ukur dan catat semua bagian tool string (pipe talling).
 Masukan tool string dengan ujung tool string sampai di window
 Sambungkan tool (fising tool atau yang lain) melalui window
 Tutup bliand valve BOP
 Tutup stationary dan traveling snubber di tubing
 Buka master valve (atau swab valve) pelan – pelan.
 Masukkan tool string pelan-pelan, perhatikan weight indicator
 Tambah tubing pertama dan masukkan dengan BOP prosedur
 Set stripper untuk di operasikan dan masukan terus

2.4.5 Mencabut Tool String.


 Tubing yang dicabut harus dinomori
 Cabut string 1 ft diatas master valev untuk safety
 Tutup master valve, hitung jumlah putaran jika telah terputar penuh
 Buang tekanan dibawah BOP

2.4.6 Prosedur Operasi BOP Untuk Memasukan Pipa


 Masukan pipa melalui upper stripping BOP dan stop upset tubing satu
fit diatas ram BOP yang tertutup
 Bleed of tekanan diantara stripping BOP
 Buka upper stripping BOP
 Masukkan pipa pelan-pelan melalaui lower sripping BOP dan matikan
upset tubing ditengah dari spacer
 Tutup upper stripping BOP
 Buka valve untuk mengequalizer tekanan di kedua sisi lower stripping
ram BOP
 Teruskan masuk pipa melalui upper BOP tertutup sejauh upset tubing
beikutnya
 Ulangi dengan prosedur yang sama

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 23


2.4.7 Prosedur Operasi BOP Untuk Mencabut Pipa.
 Cabut pipa melalui upper stripping BOP tertutup dan stop upper urut
sampai diatas work basket
 Tutup lower stripping BOP
 Bleed off pressure diatas auxiliary BOP
 Buka upper srtipping BOP
 Tutup lower stripping BOP
 Buka equalizer valve untuk menyamakan tekanan diatas dan dibawah
lower stripping ram BOP
 Buka lower srtipping ram BOP
 Teruskan mencabut pipa melalui upper striping BOP yang tertutup
sampai upset berikutnya
 Ulangi prosedur serupa

Gambar 2.19 Operasi BOP.

2.5 Rig Snubbing 225.


Salah satu contoh yang diambil di sini untuk menganalisis peralatan dan fungsi
snubbing adalah rig 225 unit. Di EWS penaman diambil dari kemampuan daya
angkat sebuah rig terhadap beban yang diangkat, penyesuaian beban yang diangkat
sangat berpengaruh terhadap rig yang diguakan semakin berat beban yang diagkat
semakin besar kekuatan rig untuk mengangkat suatu beban, selain itu tiap rig yang

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 24


ada di EWS selain kekuatan mengangkat beban, di sini juga disesuaikan program dan
permintaan dari konsumen, biasanya permintaan dari konsumen merupakan satu
rangkaian atau satu paket tidak hanya meliputi snubbing tetapi juga complition dan
werileni hal ini disesuaikan dengan kebutuhan sumur serta hasil yang diinginkan.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 25


Gambar 2.20 Rig Snubbing 225.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 26


2.5.1 Objektif.
Untuk menarik atau menurunkan pipa kedalam sumur yang bertekanan serta
menyesuaikan dengan kebutuhan atau kekuatan daya angkat dari rig untuk
mengeluarkan tubing harus disesuaikan dengan kemampuan rig. Untuk rig 225 dia
hanya mampu mengangkat beban sebesar 225 pound atau sekitar 112,5 ton untuk pipa
TKC 1 ft mempunyai berat 9,2 kg maka untuk mendapatkan beban angkat harus
dikalikan jumlah kedalaman pipa yang digunakan. Jadi penyusuaian beban yang
diangkat harus disesuaikan dengan kemampuan jack karena semakin berat beban
yang diangkat maka semakin lambat cara kerja pengangkatan jack terhadap beban
yang diangkat, tetapi semakin ringan beban yang diangkat maka semakin cepat kerja
pengangkatan jack terhadap beban yang diangkat.

2.5.2 Permasalahan yang Biasa di Hadapi.


Well kick
Salah satu hambatan dalam operasi snubbing adalah tingginya tekanan bila tidak
terkontrol bisa mengakibatkan kick atau sampai semburan liar wilayah tubing dan
untuk wellheat atau kepala sumur peranan BOP adalah penentu untuk mencegah
terjadinya semburan liar.
Untuk well kick biasanya terjadi pada saat:
 Cabut dan pasang pipa (round trip).
 Pada saat tidak ada pipa dalam lubang sumur.
 Pada saat operasi sedang berlangsung.
Tindakan yang bisa diambil bila terjadi kick:
 Menutup sumur.
 Baca tekanan dipermukaan .
 Siapkan lumpur (KCL) yang cukup untuk mengatasi tekanan formasi.
 Dalam pencabutan pipa jangan terlalu cepat karena dapat
menimbulkan effeck snubbing dan lubang harus dalam keadaan penuh
dengan Lumpur.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 27


 Laporkan pada tool pusher.
 Baca Lumpur (berat jenis Lumpur)
 Lihat kapasitas tekanan pompa
Well kick sendiri biasanya disebabkan karena adanya:
 Adanya mud loss.
 Adanya swabbing atau memancing fluida keluar kepermukaan
 Berat Lumpur yang tidak mencukupi (mud weight)
 Lumpur gas cut (gas cut mud).
Indikasi bahwa telah terjadi kick adalah:
 Adanya aliran dalam flow line.
 Tekanan sirkulasi berkurang, tekanan dalam sumur berkurang dengan
asumsi HP = 0.052 * MW * TVD.
Peranan dan fungsi BOP
Blow out prevener (BOP) yang merupakan suatu rangkaian sitem pencegahan
semburan liar. Peralatan peralatan semburan liar harus tersedia pada semua pemboran
harus siap pakai meskipun peralatan tersebut dapat dipasang setelah pipa condoktor
dipasang dan disemen, tekanan kerja peralatan harus mampu menahan tekanan kerja
maksimum dari sumur tersebut, adapun peralatan secara garis besar adalah:
- Anular Preventer
- Pipe Ram Preventer
- Blind Ram Preventer
Tiga peralatan ini selalu dikontrol oleh accumulator yang berfungsi untuk mengontrol
tiga peralatan BOP tersebut, membuka atau menutup bila terjadi hal hal yang tidak
diinginkan seperti kick atau semburan liar secara otomatis dari jarak jauh.

2.6 Bahan Material.


Pengenalan material dan sifat – sifatnya sebagai dasar pemilihan material dalam
industri perminyakan.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 28


2.6.1 Pengenalan Material.
Ilmu material (material science)→mempelajari hubungan yang ada antara struktur
suatu material dengan sifat dari material tersebut.
Teknik material (material engineering)→(dalam hubungannya dengan relasi antara
struktur sifat material) mempelajari cara untuk mendesain atau merekayasa strukur
material sehingga dapat diperoleh material yang memiliki sifat – sifat seperti yang
diingankan

Sifat-sifat Material :
 Mekanis → menghungkan antara deformasi dengan beban yang diterima
material
 Elektrik → perilaku material akibat pengaruh medan listik
 Thermal → kapasitas panas,kemampun menghantar panas
 Magnetis → pengaruh medan magnet
 Optik → pembiasan dan pemantulan
 Deterioratf → reaktivitas kimia suatu material

2.6.2 Pengelompokan Solid Material.


Berdasarkan struktur atom dan komposisi kimianya.
o Logam
o Keramik
o Polimar Non logam
o Komposit

Berdasarkan keteraturan susunan dari atom-atom atau ionnya : Crystalline danNon


crystalline.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 29


2.6.3 Metode Pembentukan Logam.
Meal Fabrication Techniques.
1. Formng Operations: Forging, Rolling, Extrusion, Drawing
2. Casting: Sand, Die, Invesment.
3. MiscelleneousPowder Metallurgy dan Welding.
Sel satuan adalah satuan struktur dasar penyusun suatu kristal. Sel satuan yang
banyak ditemukan pada mayoritas logam :
 FCC ( Face Centered Cubic).
 BCC ( Body Centered Cubic ).
 HCP ( Hexagonal Close Package ).
Material ada yang bersifat polymorph karena strukturnya dapat berubah akibat
pengaruh temperature dan tekanan.
contoh : besi dapat berubah struktur dari BCC ke struktur FCC pada suhu tinggi.

Butir/kristal adalah kumpulan sel satuan yang memiliki orientasi yang sama. Material
dapat memiliki satu atau banyak kristal. Material yang memiliki banyak kristal
disebut hipokristalin.

2.6.4 Metode Penguatan.


Kekuatan dan kekerasan menunjukkan ketahanan material terhadap deformasi plastis.
Deformasi plastis adalah terputusnya ikatan antar atom untuk membentuk ikatan atom
dengan atom yang lainnya. Pada kristal padatan deformasi plastis biasanya
melibatkan pergerakan dislokasi. Dislokasi adalah cacat material satu dimensi dimana
sekitarnya beberapa atom mengalami pergeseran. Slip adalah terjadinya deformasi
plastis karena pergeseran dislokasi.
Dislokasi → Def Plastis
Dislokasi terjadi akibat / saat pembekuan, def plastis, beban thermal akibat
pendinginan cepat.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 30


Semakin mudah dislokasi bergerak semakin ulet suatu matrial karena deformasi
plastis akan makin mudah terjadi.
Prinsp dasar pemguatan materal adalah menghambat pergerakan dislokasi.

Metode Penguatan
terbagi atas :
 Mengurangi besar butir, sehingga total daerah batas akan meningka yang
mana akan menhambat dislokasi. batas butir merupakan daerah pemisah
antara kumpulan sel satuan dengan orientasi yang berbeda.
 Solid solution hardening, penguatan dengan penambahan impurities pada
paduan.
 Penguatan regangan (strai hardening ), memperkuat material dengan
memberikan deformasi plastis. misalnya bila material mengalami pengerjaan
temeperatur dibawah titik rekristalisasi.

Saat mengalami strain hardening material akan mengalami perubahan sifat seperti
daya antar listrik dan panas untuk mengembalikan kondisi ini dapat dilakukan
perlakuan panas yang disebut recovery.
Kita juga dapat membentuk butir baru untuk menambah keuletan dan menghilangkan
tegangan yang timbul pada butir akibat pengerjaan dengan proses rekristalisasi.
pemanasan lebih lanjut dapat meningkatkan besar butir yang disebut sebagai proses
grain growth.

Sifat Mekanis.
 Kekuatan.
 Kekerasan.
 Keuletan.
 Kekakuan.
Untuk memperoleh sifat mekanis suatu material perlu dilakukan pengujian-pengujian
tertentu yang diusahakan menyerupai kondisi pembebanan sesungguhnya.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 31


Pada halaman selanjutnya akan dibahas mengenai pengujian yang umumnya
dilakukan, pada kesempatan ini kita membahas pengujian terhadap logam, walaupun
pengujian ini bisa dilakukan untuk material lain, untuk memudahkan pembahasan
difokuskan pada logam.

2.6.5 Pengujian Untuk Beban Statis dan Uniform


Beban statis adalah tetap atau berubah sangat lambat terhadap waktu sedangkan
Beban uniform adalah beban bekerja pada keseluruhan penampang. Perilaku mekanis
material terhadap pembebanan ini dapat diperoleh melalui pengujian tegangan –
reganagan yang berdasarkan metode pembebanannya terbagi menjadi:
 Tarik( tension ).
 Tekan( compression ).
 Geser(shear ).
Uji Tarik.
 Specimen ditarik dengan laju konstan sampai material putus.
 Hasil pengujian ini akan menghasilkan grafik hubungan antara
regangan dan tegangan.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 32


load cell

extensometer

spesimen

moving cross
head

Gambar 2.21 pengujian beban statis


σ = F / Ao
σ = tegangan
F = gaya (beban)
A0 = penampang awal

Є = ( l1 – l0 ) / l0 = Δl / l0

Є = regangan
l0 = panjang (awal)
l1 = panjang (akhir)

Uji Tekan.
 Serupa dengan uji tarik kecuali disini specimen ditekan memendek.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 33


 Gaya tekan bertanda negative, karena memendek regangan pun
negative.
 Tarik lebih mudah dilakukan.
 Tekan biasanya untuk material yang sangat getas bila ditarik (beton
misalnya).

Uji Geser.
σ = F / Ao

σ = tegangan
F = gaya (beban)
A0 = penampang awal

Ф Ф

Gambar 2.22 Pengujian geser.

beban juga dapat berupa puntiran, ini biasanya bila specimen dalam bentuk silinder.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 34


ELASTIS, PLASTIS

σy
UPPER YIELD
PONT

P
S
T
R
E LOWER YIELD
PONT
S
S

0.002
STRAIN

Gambar 2.23 Kurva Tegangan – Regangan

Deformasi Elastis.
Bila beban belum melebihi tegangan luluhnya maka deformasi yang terjadi pada
material disebut deformasi elastis. hubungan tegangan dan regangan pada kondisi itu:
σ=E.є
E = Modulus Young / Modulus Elastis
Secara miskroskopis deformasi elastis : perubahan kecil pada jarak antar atom dan
meregangnya ikatan antar atom. Deformasi elastis adalah bagian linier dari kurva
tegangan – regangan.
E menunjukkan kekuatan (stiffness) dari material.
kekakuan adalah ketahanan material terhadap deformasi elastis. Jadi E juga
menunjukkan ketahanan antar atom – atom yang berdekatan dari suatu material untuk
berpisah.deformasi elastis akan hilang bila beban dihilangkan. Pada beberapa material
deformasi elastisnya pada kurva tegangan – regangan bukanlah garis linier.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 35


deformasi material pada sumbu dimana beban bekerja akan diikuti oleh deformasi
pada sumbu lainnya (karena volume material dianggap konstan).

Deformasi Plastis.
Secara mikroskopis deformasi plastis : terputusnya ikatan antar atom untuk kemudian
membentuk ikatan ikatan aton dengan aton yang lain. Deformasi plastis terjadi bila
beban telah melebihi kekuatan yield material. Kekuatan tarik adalah beban maksimun
yang dapat diberikan material tanpa terjadinya kegagalan, kekuatan yield dan tarik
dapat ditentukan melalui kurva tegangan – regangan.

Keuletan.
Keuletan (ductility) menunjukkan tingkat deformasi plastis yang terjadi sampai
material itu mengalami kegagalan.

%EL = (( lf – l0 ) / l0 ) x 100

%EL = persentase regangan plastis saat patah


lf = panjang saat fracture

keuletan dapat dinyatakan dengan % AR (area reduction)


Material dikatakan Getas bila %EL < 5%.

Ketangguhan.
Ketangguhan (toughness) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan material
untuk menyerap energy sampai dia gagal. Pada kurva tegangan – regangan besarnya
diwakili oleh luas dibawah kurva sampai material itu gagal.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 36


BRITTLE B

DUCTILE

B’
S
T
R
E
S
S

A C STRAIN C’

Gambar 2.4 kekuataan Bahan.

Uji Keras .
Kekerasan ( hardness ) menunjukkan ketahanan material terhadap deformasi palstis
yang terlokalisasi ( goresan, takik ) .
Kekerasan yang diperoleh dengan menekan indenter pada permukaan meterial dengan
beban tertentu, kedalaman takikan yang timbul menunjukkan kekerasan material
tersebut. Terdapat macam – macam uji keras yang masing – masing memiliki metode
pengujian, jenis indenter dan satuan yang berbeda.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 37


 Rockwell, metode ini yang paling umum digunakan karena sederhana dan tidak
perlu keahlian khusus. Dapat diterapkan untuk semua logam dan paduan.
 Brinnell, kekerasan yang terukur merupakan fungsi dari beban dan diameter
takikan yang timbul. Pengukuran diameter menggunakan mikroskop.
 Knoop dan Vickers Microhardness, Indenter menggunakan intan, disebut mikro
kerena idndenter dan load yang kecil. Biasanya untuk mengukur material yang
getas seperti keramik.
Terdapat bermacam – macam uji keras yang masing – masing memiliki metode
pengujian, jenis indenter dan satuan yang berbeda.

Kekerasan dari brinnel dapat dihubungkan dengan kekuatan tarik unsur besi cor, baja
dan tembaga.

TS ( psi ) = 500 x HB
TS ( psi ) = 3.45 x HB

Uji yang paling sering dilakukan :


sederhana tidak perlu sample khusus
tes tidak merusak
bisa digunakan untuk memperkirakan sifat mekanik lain

2.6.6 Kegagalan (Failur)


Fracture adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh beban statis pada temperature
rendah.
Terjadinya fracture meliputi pembentukan crack kemudian penjalaran crack.
Mekanisme penjalaran crack akan menentukan metode fracture yang terjadi:

1. Ductile fracture.
- Deformasi plastis yang cukup besar disekitar daerah retakan.
- Penjalaran makin lambat engan bertanbahnya panjang retakan.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 38


- jenis seperti ini disebut stabil kerana perkembangannya makin lambat ila
beban besarnya tetap.
- Patahan berserat
2. Brittle Fracture.
- Tidak terjadinya deformasi plastis yang signifikan disekitar daerah retakan .
- Penjalaran crack sangat cepat.
- Jenis seperti ini di sebut tidak stabil karena terus berkembang walau beban
besarnya tetap.
- patahan mengkilap.
Bentuk fracture.
a. Fracture yang sangat ulet, terlihat material mengalami necking ( pengecilan
penampang) sampai berupa titik.
b. Fracture dengan keuletan sedang, necking tidak terlalu banyak.
c. Fracture brittle tanpa didahului necking.

(A) (B) (C)

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 39


Gamabar 2.25 fracture.

Tahapan Fracture.
a. Dimulai dengan necking.
b. Rongga kecil mulai terbentuk.
c. Rongga kecil mulai bergabung menjadi retakan kecil.
d. Fracture terbentuk.

1 2 3

…..

…..

4 5

Gambar 2.26 Ductile fracture.

gambar diatas menunjukkan geometris yang sering ditemui pada ductile fracture,
sering disebut cup and cone fracture.

Lokasi awal retakan biasanya pada daerah konsentrasi tegangan.Konsentrasi


tegangan. Daerah cact material yang akan mengalami tegangan yang lebih tinggi dari
pada bagian lainnya.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 40


Uji Impact ( Impact Test )
- Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fracture material.
- Hasil uji tarik tidak memberikan nformasi ini.
- Uji impact biasanya digunakan untuk mensimulasikan kondisi kerja terburuk
yang mungkin terjadi saat fracture: Temperatur rendah, laju regangan yang
tinggi, tegangan 3 dimensi.
- Hasil uji impact hanya berguna secara kualitatif / perbandingan.
- Fungsi utama adalah kemungkinan material bersifat getas pada temperature
rendah dan temperature terjadinya transisi tersebut.
- Material dengan sel satuan FCC tidak mengalami transisi mode fracture
sementara BCC dan HCP memilikinya, Besarnya temperature transisi
tergantung komposisi dan mikrostruktur material.

Fatigue ( lelah ).
Fatgue adalah kegagalan akibat beban yang berubah erhadap waktu.
- berbeda dengan fracture, fatigue adalah kegagalan akibat penbebanan yang
berfluktuasi terhadap waktu.
- Bertanggung jawab terhadap 90% kegagalan pada logam.
- Kegagalan terjadi tiba tiba seperti brittle failure walau sebenarnya material
ulet.

Uji lelah bertujuan untuk memperoleh kurva S-N dari material. Material akan diputar
sampai gagal sembari dibebani. S adalah tegangan yang terjadi sementara N frekuensi
berubahnya pembebanan.Umumnya kurva S-N yang diperoleh:
a. Memiliki fague limit.
b. Tidak memilik fatigue limit.
Untuk material yang tidak memiliki fatigue limit kita harus selalu membatasi
frekuensi perubahan beban untuk menjamin material tidak akan fatigue. Kita
menyatakan kekuatan lelah material ini sebagai S1 untuk frekuensi pembebanan N1.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 41


Umumnya dimiliki non ferrous.S pada kurva S-N =( tegangan maksimum-minimum)/
2
Kurva S-N yang kita lihat pada halaman sebelumnya merupakan nilai rata rata dari
kumpulan data kemudian, Tampilan sebenarnya dari kurva S-N suatu material pada
terlihat pada gambar.
Faktor penentu umur lelah:
- Tegangan rata rata.lihat gambar
- kondisi permukan awal retakan.
- Faktor desain misalnya perubahan geometris yang ekstrim.

Creep ( mulur )
Creep adalah kegagalan akbat beban statis pada temperature yang lebih tinggi dari
pada 0,4 titik luluh material

Perilaku material secara umum terhadap pembebanan mulur dapat dibagi atas :
- Primary, laju mulur berkurang karena efek penguatan renggangan.
- Secondary, laju perenggangan konstan akibat penguatan renggangan.dan
pemanasan.
- Tertiary, laju mulur meningkat kemudian patah ini karena mulai terbentuknya
crack( patahan).
Dari uji mulur kita dapat memperoleh kurva diatas.kita juga akan mengetahui Tr yaitu
waktu yang diperlukan sampai terjadnya kegagalan.Parameter yang yerpenting untuk
perancangan adalah laju mulur minimum.
Bila kita tingkatan beban dan temperature akan terjadi :
- Pereganggan serta merta( primary) meningkat.
- Laju mulur minimum meningkat.

Proses Thermal Pada Logam.


- Annealing.
- Perlakuan panas pada baja.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 42


- Precipitation hardeaning.

Annealing.
- menghilangkan dan menurunkan effect strain hardening
- Meningkatkan ketangguhan.
- Menghasilkan Micros struktur tertentu .Ukuran besar butir ditentukan yang
mana dapat menghasilkan material yang mana mudah dibentuk.

proses perubahan pada annealing


1 3

Gambar 2.27 Proses Anneling.

keterangan :
1. proses pemanasan.
2. proses yang ditahan pada temperature tertentu.
3. pendingingan “ Quinching” .
Lama dan tinggi temperature mempengaruhi rekristalisasi (pemanasan pada butiran),
butir kecil lebih baik daripada butir besar. “Temperature dan waktu berpengaruh pada

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 43


proses annealing, tidak bila pemanasan dan pendinginan secara cepat karena
pemanasan dan penyusutan tidak merata (homogen) diseluruh material.
Dapat dilihat pada gambar, yang mana dijelaskan bahwa pendinginan dari luar
lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan dari dalam.

Gamabar 2.28 Pendinginan dari luar dan dalam.

- astanite = FCC
- martensif fase hand = BCT

Pengaruh sifat martensif terhadap karbon akan menghasilkan tegangan antara jumlah
martensif pada karbon (dislokasi). Menambah tegangan pada dua martensit sehingga
carbon akan mengisi cela – cela martensis.
- Mampu Keras (harden Ability) adala kemampuan material untuk membentuk
uji martensis (Jomini end Quench)

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 44


dipanaskan kemudian didinginkan
bagian bawahnya saja (daerah
yang dekat dengan sumber
pendingin disebut proses
Quinching sepat).

area martensit

Gambar 2.29 proses quincing dan area martensit.

tempered martensit / fhase Ferrit & Cementit (fhase kecil dan tersebar merata)
precipitation hardening (fhase non logam).
 Solution HT adalah titik pertama terjadinya kenaikan temperature.
 Pre HT adalah titik kedua terjadinya kenaikan temperature.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 45


solution HT

Quinching
one fhase (Aging)

Pre HT
I dhown
one fhase normal
room temperature
Difusi fhase room
II

two fhase jenuh harus fhase secondary

Gambar 2.30 Proese terbentuknya kekuataan bahan.

terbentuknya fhase kedua pada material pada fhase over yang belum terbentuk terlalu
lama (aging over). kekuatan material berkurang “fhase secondary tetap terlarut proses
“Quinching” pendinginan.

Laporan KP Adi Purwanto PT Elnusa Tbk. 46

Anda mungkin juga menyukai