2.1 Snubbing.
Snubbing adalah suatu proses pekerjaan memasukkan atau mengeluarkan atau
mencabut rangkaian batang tubing atau drill pipe kedalam sumur minyak atau gas
yang masih produksi (bertekanan) dengan jalan menarik atau mendorong kebawah
(menahan untuk mencabut) dengan tanpa adanya semburan dari dalam sumur melalui
annulus atau dalam pipa, membersihkan kotoran/endapan di dasar sumur,mengganti
peralatan yang rusak dan menghidupkan kembali sumur.
Unit ini di rancang untuk menangani pekerjaan workover rutin maupun pekerjaan
penyelesaian dengan kemampuan tambahan dapat melakukan run/pull pipa di bawah
tekanan apabila di perlukaan. Unit-unit hydraulik snubbing mampu menangani
ukuran pipa dari ukuran 3/4” OD sampai 7-5/8” OD. Unit ini dapat di gunakan untuk
pekerjaan workover maupun completion yang biasa menggunakan rig konvensional.
Untuk keamanan pekerjaan pasang dan cabut pipa bertekaan harus dilakukan menurut
serangkaian teknik dan prosedur khusus. Pekerjaan hydraulik workover adalah salah
satu teknik/cara dalam mempertahankan kapasitas produksi sumur minyak. Hampir
semua fungsi sebelumnya ditangani melalui penggunaan rig konvensional kini dapat
dikerjakan oleh hydraulik workover unit yang dapat memberikan keuntungan dan
keamanan, biaya dan fleksibilititas operasionalnya. Unit ini telah terbukti melalui
praktek lapangan di seluruh dunia, memilki ukuran yang ringkas, sehigga lebih
mudah dan murah untuk dipindah pindahkan. Faktor ukuran dan berat ini khususnya
penting bagi suatu operasi offshore, kapasitas alat dianjungan serta transportasi dalam
hutan maupun tempat-tempat terpencil.
Beberapa keuntungan menggunakan peralatan ini:
a) Operasi dapat dilakukan pada kondisi bertekanan tanpa menggunakan kill
fluid.
Power tong.
Berfungsi untuk menjepit dan menyambung pipa sewaktu pekerjaan sedang
berlangsung, power tong digerakan secara hydraulik yang mendapat suplay tenaga
dari power pack yang dialirkan ke power tong melalui selang (hose) penyambung.
Head/koneksi di gunakan dalam operasi snubbing karena dalam pemasangan pipa
atau pencabutan pipa cukup hanya dengan power tong dan slip.
Ram box
Ram box untuk pipa ram atau blind ram,ram box terletak di dalam pipa ram dan blind
ram, ram box pipa ram biasanya selalu disesuaikan dengan pipa yang digunakan dan
untuk blind ram tidak menggunakan ukuran pipa secara khusus.
Sifat-sifat Material :
Mekanis → menghungkan antara deformasi dengan beban yang diterima
material
Elektrik → perilaku material akibat pengaruh medan listik
Thermal → kapasitas panas,kemampun menghantar panas
Magnetis → pengaruh medan magnet
Optik → pembiasan dan pemantulan
Deterioratf → reaktivitas kimia suatu material
Butir/kristal adalah kumpulan sel satuan yang memiliki orientasi yang sama. Material
dapat memiliki satu atau banyak kristal. Material yang memiliki banyak kristal
disebut hipokristalin.
Metode Penguatan
terbagi atas :
Mengurangi besar butir, sehingga total daerah batas akan meningka yang
mana akan menhambat dislokasi. batas butir merupakan daerah pemisah
antara kumpulan sel satuan dengan orientasi yang berbeda.
Solid solution hardening, penguatan dengan penambahan impurities pada
paduan.
Penguatan regangan (strai hardening ), memperkuat material dengan
memberikan deformasi plastis. misalnya bila material mengalami pengerjaan
temeperatur dibawah titik rekristalisasi.
Saat mengalami strain hardening material akan mengalami perubahan sifat seperti
daya antar listrik dan panas untuk mengembalikan kondisi ini dapat dilakukan
perlakuan panas yang disebut recovery.
Kita juga dapat membentuk butir baru untuk menambah keuletan dan menghilangkan
tegangan yang timbul pada butir akibat pengerjaan dengan proses rekristalisasi.
pemanasan lebih lanjut dapat meningkatkan besar butir yang disebut sebagai proses
grain growth.
Sifat Mekanis.
Kekuatan.
Kekerasan.
Keuletan.
Kekakuan.
Untuk memperoleh sifat mekanis suatu material perlu dilakukan pengujian-pengujian
tertentu yang diusahakan menyerupai kondisi pembebanan sesungguhnya.
extensometer
spesimen
moving cross
head
Є = ( l1 – l0 ) / l0 = Δl / l0
Є = regangan
l0 = panjang (awal)
l1 = panjang (akhir)
Uji Tekan.
Serupa dengan uji tarik kecuali disini specimen ditekan memendek.
Uji Geser.
σ = F / Ao
σ = tegangan
F = gaya (beban)
A0 = penampang awal
Ф Ф
beban juga dapat berupa puntiran, ini biasanya bila specimen dalam bentuk silinder.
σy
UPPER YIELD
PONT
P
S
T
R
E LOWER YIELD
PONT
S
S
0.002
STRAIN
Deformasi Elastis.
Bila beban belum melebihi tegangan luluhnya maka deformasi yang terjadi pada
material disebut deformasi elastis. hubungan tegangan dan regangan pada kondisi itu:
σ=E.є
E = Modulus Young / Modulus Elastis
Secara miskroskopis deformasi elastis : perubahan kecil pada jarak antar atom dan
meregangnya ikatan antar atom. Deformasi elastis adalah bagian linier dari kurva
tegangan – regangan.
E menunjukkan kekuatan (stiffness) dari material.
kekakuan adalah ketahanan material terhadap deformasi elastis. Jadi E juga
menunjukkan ketahanan antar atom – atom yang berdekatan dari suatu material untuk
berpisah.deformasi elastis akan hilang bila beban dihilangkan. Pada beberapa material
deformasi elastisnya pada kurva tegangan – regangan bukanlah garis linier.
Deformasi Plastis.
Secara mikroskopis deformasi plastis : terputusnya ikatan antar atom untuk kemudian
membentuk ikatan ikatan aton dengan aton yang lain. Deformasi plastis terjadi bila
beban telah melebihi kekuatan yield material. Kekuatan tarik adalah beban maksimun
yang dapat diberikan material tanpa terjadinya kegagalan, kekuatan yield dan tarik
dapat ditentukan melalui kurva tegangan – regangan.
Keuletan.
Keuletan (ductility) menunjukkan tingkat deformasi plastis yang terjadi sampai
material itu mengalami kegagalan.
%EL = (( lf – l0 ) / l0 ) x 100
Ketangguhan.
Ketangguhan (toughness) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan material
untuk menyerap energy sampai dia gagal. Pada kurva tegangan – regangan besarnya
diwakili oleh luas dibawah kurva sampai material itu gagal.
DUCTILE
B’
S
T
R
E
S
S
A C STRAIN C’
Uji Keras .
Kekerasan ( hardness ) menunjukkan ketahanan material terhadap deformasi palstis
yang terlokalisasi ( goresan, takik ) .
Kekerasan yang diperoleh dengan menekan indenter pada permukaan meterial dengan
beban tertentu, kedalaman takikan yang timbul menunjukkan kekerasan material
tersebut. Terdapat macam – macam uji keras yang masing – masing memiliki metode
pengujian, jenis indenter dan satuan yang berbeda.
Kekerasan dari brinnel dapat dihubungkan dengan kekuatan tarik unsur besi cor, baja
dan tembaga.
TS ( psi ) = 500 x HB
TS ( psi ) = 3.45 x HB
1. Ductile fracture.
- Deformasi plastis yang cukup besar disekitar daerah retakan.
- Penjalaran makin lambat engan bertanbahnya panjang retakan.
Tahapan Fracture.
a. Dimulai dengan necking.
b. Rongga kecil mulai terbentuk.
c. Rongga kecil mulai bergabung menjadi retakan kecil.
d. Fracture terbentuk.
1 2 3
…..
…..
4 5
gambar diatas menunjukkan geometris yang sering ditemui pada ductile fracture,
sering disebut cup and cone fracture.
Fatigue ( lelah ).
Fatgue adalah kegagalan akibat beban yang berubah erhadap waktu.
- berbeda dengan fracture, fatigue adalah kegagalan akibat penbebanan yang
berfluktuasi terhadap waktu.
- Bertanggung jawab terhadap 90% kegagalan pada logam.
- Kegagalan terjadi tiba tiba seperti brittle failure walau sebenarnya material
ulet.
Uji lelah bertujuan untuk memperoleh kurva S-N dari material. Material akan diputar
sampai gagal sembari dibebani. S adalah tegangan yang terjadi sementara N frekuensi
berubahnya pembebanan.Umumnya kurva S-N yang diperoleh:
a. Memiliki fague limit.
b. Tidak memilik fatigue limit.
Untuk material yang tidak memiliki fatigue limit kita harus selalu membatasi
frekuensi perubahan beban untuk menjamin material tidak akan fatigue. Kita
menyatakan kekuatan lelah material ini sebagai S1 untuk frekuensi pembebanan N1.
Creep ( mulur )
Creep adalah kegagalan akbat beban statis pada temperature yang lebih tinggi dari
pada 0,4 titik luluh material
Perilaku material secara umum terhadap pembebanan mulur dapat dibagi atas :
- Primary, laju mulur berkurang karena efek penguatan renggangan.
- Secondary, laju perenggangan konstan akibat penguatan renggangan.dan
pemanasan.
- Tertiary, laju mulur meningkat kemudian patah ini karena mulai terbentuknya
crack( patahan).
Dari uji mulur kita dapat memperoleh kurva diatas.kita juga akan mengetahui Tr yaitu
waktu yang diperlukan sampai terjadnya kegagalan.Parameter yang yerpenting untuk
perancangan adalah laju mulur minimum.
Bila kita tingkatan beban dan temperature akan terjadi :
- Pereganggan serta merta( primary) meningkat.
- Laju mulur minimum meningkat.
Annealing.
- menghilangkan dan menurunkan effect strain hardening
- Meningkatkan ketangguhan.
- Menghasilkan Micros struktur tertentu .Ukuran besar butir ditentukan yang
mana dapat menghasilkan material yang mana mudah dibentuk.
keterangan :
1. proses pemanasan.
2. proses yang ditahan pada temperature tertentu.
3. pendingingan “ Quinching” .
Lama dan tinggi temperature mempengaruhi rekristalisasi (pemanasan pada butiran),
butir kecil lebih baik daripada butir besar. “Temperature dan waktu berpengaruh pada
- astanite = FCC
- martensif fase hand = BCT
Pengaruh sifat martensif terhadap karbon akan menghasilkan tegangan antara jumlah
martensif pada karbon (dislokasi). Menambah tegangan pada dua martensit sehingga
carbon akan mengisi cela – cela martensis.
- Mampu Keras (harden Ability) adala kemampuan material untuk membentuk
uji martensis (Jomini end Quench)
area martensit
tempered martensit / fhase Ferrit & Cementit (fhase kecil dan tersebar merata)
precipitation hardening (fhase non logam).
Solution HT adalah titik pertama terjadinya kenaikan temperature.
Pre HT adalah titik kedua terjadinya kenaikan temperature.
Quinching
one fhase (Aging)
Pre HT
I dhown
one fhase normal
room temperature
Difusi fhase room
II
terbentuknya fhase kedua pada material pada fhase over yang belum terbentuk terlalu
lama (aging over). kekuatan material berkurang “fhase secondary tetap terlarut proses
“Quinching” pendinginan.