45
45
46
46
1.
LATAR BELAKANG
Pengelolaan sumber daya air (SDA) merupakan suatu kegiatan yang kompleks,
menyangkut semua sektor kehidupan, sehingga harus melibatkan semua pihak baik
sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola, maka dari itu tidak dapat dihindari
perlunya upaya bersama untuk mulai mempergunakan pendekatan one river basin, one
plan, and integrated management. Keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan
dalam pelaksanaan dan kepedulian dalam pengendalian sudah waktunya diwujudkan.
Perencanaan pengelolaan SDA wilayah sungai (WS) adalah merupakan suatu pendekatan
holistik, yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut
merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air wilayah sungai, identifikasi
kebutuhan saat ini dan masa mendatang, pengguna air dan estimasi kebutuhan mereka
baik pada saat ini maupun di masa mendatang, evaluasi upaya alternatif agar lebih baik
dalam penggunaan sumber daya air. Termasuk di dalamnya evaluasi dampak dari upaya
alternatif terhadap kualitas air dan rekomendasi upaya yang akan menjadi dasar dan
pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang.
Perencanaan sumber daya air wilayah sungai memerlukan banyak input atau masukan
dari aspek teknik/engineering, sosial-ekonomi serta masukan dari masyarakat
(stakeholders). Pengoperasian metodologi perencanaan wilayah sungai memerlukan
tindakan lebih lanjut yang menyeluruh dalam proses analisa yang sangat penting untuk
memadukan beberapa komponen yang ada. Dari pengamatan menunjukan bahwa
persiapan perencanaan wilayah sungai merupakan suatu siklus proses yang harus
sepenuhnya menggunakan informasi yang ada pada waktu tertentu.
Sejalan dengan peraturan perundangan yaitu Undang-Undang tentang Sumber Daya Air
Nomor 7 Tahun 2004 yang menfasilitasi strategi pengelolaan sumber daya air untuk
wilayah sungai di seluruh tanah air dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan air, baik
jangka menengah maupun jangka panjang secara berkelanjutan. Dengan terbitnya UU No.
7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tersebut di atas, jelas bahwa tahapan pengelolaan
SDA Wilayah Sungai adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tidak lanjut dari penyusunan pola pengelolaan SDA WS tersebut, perlu
disusun Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan SDA yang merupakan
pengelolaan secara
menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pengelolaan SDA, di mana perencanaan tersebut disusun
dengan berpedoman kepada pola pengelolaan SDA untuk wilayah sungai terkait.
2.
Kegiatan selanjutnya secara berurutan setelah penyusunan Rencana Induk
Pengelolaan SDA WS adalah: a). Studi Kelayakan (FS), b). Program Pengelolaan, c).
Rencana Kegiatan, d). Rencana rinci, e). Pelaksanaan/Konstruksi dan f). Operasi dan
Pemeliharaan (O&M).
Wilayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung berada di bawah pengelolaan Balai Besar
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. Rencana Induk atau masterplan pengembangan
wilayah sungai Cimanuk-Cisanggarung sudah pernah dilaksanakan namun belum bisa
diaplikasikan dalam kegiatan proyek secara menyeluruh. Mengingat pentingnya rencana
induk bagi Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung perlu melanjutkan studi
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air yang mencakup juga aspek pengelolaannya.
Dalam mempersiapkan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai membutuhkan inventarisasi secara komprehensif dan pengetahuan sistem
sumber daya air yang menyeluruh di dalam wilayah sungai. Hal tersebut merupakan
langkah dasar dalam pendekatan sistem analisa sumber daya air dengan memperhatikan
semua aspek dan hubungannya satu dengan yang lain. Inventarisasi tersebut sebagai
dasar penyusunan skematisasi dan model. Skematisasi sistem membantu dalam
mengkomunikasikan analisa.
47
47
2.
3. SASARAN
Tersedianya dokumen review Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di WS Cimanuk
Cisanggarung untuk ditetapkan dan sebagai acuan untuk penyusunan kembali Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air.
4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan ini adalah di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, meliputi 7 (tujuh)
Kabupaten: Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, dan Brebes,
dan 1 (satu) Kota yaitu Kota Cirebon.
5.
SUMBER PENDANAAN
Biaya pekerjaan ini kurang lebih Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah) dari
Sumber Dana APBN melalui DIPA Satker Balai Besar Wilayah Sungai CimanukCisanggarung Tahun Anggaran 2015.
DATA DASAR
Data-data primer maupun sekunder yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara
lain:
a. Data Hidrologi dan Peta Topografi
Untuk merasionalisasi pos hidrologi diperlukan peta topografi 1:25.000 atau peta
situasi wilayah sungai Cimanuk Cisanggarung dengan skala 1:10.000; 1:2.000; peta
ini dipakai untuk mencari Daerah Pengaliran Sungai (DPS) serta stasiun stasiun
hujan yang bersangkutan.
Berdasarkan peta topografi dapat ditentukan parameter DAS seperti batas-batas DAS,
luas DAS, kemiringan sungai dll.
b. Data Morfologi Sungai
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain dengan
memperhatikan faktor-faktor :
1) kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai;
2) lokasi daerah aliran : hulu, tengah, hilir, pegunungan dan
pedataran;
3) perubahan geometri sungai ke arah vertikal: sungai beragradasi, sungai
berdegradasi; sungai tetap;
4) perubahan geometri sungai ke arah horizontal: sungai berliku, lurus,
berjalin;
5) degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter
panjang, lebar dan dalam;
48
48
6) agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai, dengan
parameter: panjang, lebar, dan dalam.
8.
STANDAR TEKNIS
Penentuan kriteria desain mengacu pada:
a. Kriteria Perencanaan, Pedoman Teknis dan SNI yang terkait;
b. Dan NSPM lainnya yang terkait.
9.
STUDI TERDAHULU
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan mempelajari hasil studi terdahulu yang telah
dilakukan oleh berbagai Instansi.
49
49
12. PELAPORAN
Pembuatan laporan-laporan yang disampaikan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Dokumen Rencana Mutu Kontrak ( RMK )
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan dokumen rencana mutu kontrak yang
memuat seluruh prosedur dan rencana pelaksanaan pekerjaan secara detail dari awal
hingga akhir pekerjaan dengan disertai check list dalam bentuk tabel berikut jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan jadwal penugasan tenaga ahli. Laporan ini merupakan
media evaluasi dan monitoring yang efektif mengenai selama pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 5 (lima) eksemplar harus sudah
diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu sejak diterbitkannya SPMK dan terlebih
dahulu harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Unit Jaminan Mutu BBWS CimanukCisanggarung.
2) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi :
Mobilisasi personil tenaga ahli dan tenaga pendukung serta peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
Laporan mobilisasi dan demobilisasi personil, daftar hadir personil, dan kegiatan
masing-masing personil pada bulan tersebut.
Laporan penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan.
Uraian permasalahan dan kendala/hambatan yang ditemui pada bulan tersebut.
50
50
Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku harus sudah diserahkan kepada petugas yang
ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya pada pertengahan kurun waktu pelaksanaan
kegiatan untuk bahan diskusi dengan Tim Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait.
51
51
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain
atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa
menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya
tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau
Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
16. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Konsultan bertugas dan berkewajiban menyediakan tenaga ahli dan pelaksana,
sarana/prasarana pekerjaan serta melaksanakan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja
(KAK) dan ketentuan lain yang berlaku. Konsultan harus secara pro aktif melaksanakan
konsultasi dengan Tim Teknis agar dicapai hasil yang maksimal.
17. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) bulan atau 210
(dua ratus sepuluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
18.
52
52
Lingkungan yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang
diakui.
b. Tenaga Pendukung
1) Surveyor Inventarisasi (5 Orang)
2 (dua) Orang (SMK/D1/D3) Teknik Sipil dengan jumlah pengalaman kerja
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau sederajat sebagai surveyor
inventarisasi bangunan air.
1 (satu) Orang (SMK/D1/D3) Teknik Geodesi dengan jumlah pengalaman kerja
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau sederajat sebagai surveyor
inventarisasi bangunan air.
1 (satu) Orang (SMK/D1/D3) Teknik Lingkungan dengan jumlah pengalaman
kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau sederajat sebagai surveyor
inventarisasi bangunan air.
1 (satu) Orang (SMK/D1/D3) Sosial Ekonomi/Manajemen dengan jumlah
pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau sederajat sebagai
surveyor inventarisasi bangunan air.
3) Administrator (1 Orang)
Seorang Ahli Madya Akutansi/Manajemen (Amd/D3) dengan jumlah pengalaman
kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai sekretaris atau administrator
dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis.
53
53
PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
a. Daftar Simak dalam Dokumen RMK setiap bulan diisi sebagai dasar diskusi bulanan.
b. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang hambatan
yang dihadapi.
c. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
d. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim.
e. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan.
f.
Pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus
selalu menjalin koordinasi dan konsultasi dengan Tim Teknis yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa,
20.
21.
22.