Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 huruf a UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, perlu
menetapkan
Peraturan
Presiden
tentang
Kebijakan
Nasional
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN
PRESIDEN
TENTANG
KEBIJAKAN
NASIONAL
-2-
Pasal 1
(1) Menetapkan Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, yang
selanjutnya disebut Jaknas SDA.
(2) Jaknas SDA adalah arahan strategis dalam pengelolaan sumber daya
air secara nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2030.
(3) Jaknas SDA terdiri dari:
a. kebijakan umum;
b. kebijakan peningkatan konservasi sumber daya air secara terus
menerus;
c. kebijakan pendayagunaan sumber daya air untuk keadilan dan
kesejahteraan masyarakat;
d. kebijakan pengendalian daya rusak air dan pengurangan
dampak;
e. kebijakan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha
dalam pengelolaan sumber daya air; dan
f.
sebagaimana
terlampir
dimaksud pada
dan
merupakan
ayat (1)
bagian
yang
adalah
tidak
Pasal 2
-3-
Pasal 2
Jaknas SDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, berfungsi sebagai:
a. acuan
bagi
menteri
dan
pimpinan
lembaga
pemerintah
Pasal 3
Jaknas SDA dapat ditinjau kembali oleh Dewan Sumber Daya Air Nasional
setiap 5 (lima) tahun.
Pasal 4
-4-
Pasal 4
Peraturan Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Juni 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Ratih Nurdiati
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 33 TAHUN 2011
TANGGAL : 20 JUNI 2011
Latar Belakang
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa selain berperan sebagai
penopang sistem kehidupan juga sebagai modal pembangunan. Hampir seluruh
aktivitas dan komoditas dalam kehidupan di muka bumi ini sangat tergantung pada
ketersediaan air. Hasil pembangunan sumber daya alam (termasuk sumber daya air)
telah mampu menyumbang kepada produk domestik bruto dan menyerap tenaga
kerja.
Meskipun potensi total tahunan sumber daya air di Indonesia masih berlimpah,
tetapi distribusinya tidak merata baik ditinjau dari letak geografis setiap pulau
maupun dari segi distribusi curah hujan bulanan. Ketidaksiapan dalam
mengantisipasi dinamika kependudukan dan pembangunan yang terus meningkat serta
siklus air musiman yang semakin tidak menentu sebagai dampak perubahan iklim
global, akan menghadapkan kita pada situasi krisis sumber daya air baik yang terjadi
saat ini maupun di waktu mendatang.
Pembangunan yang sangat pesat, pertambahan jumlah penduduk serta
meningkatnya kegiatan ekonomi selama tiga dasawarsa terakhir mengakibatkan
peningkatan alih fungsi lahan di berbagai wilayah. Perubahan kawasan hutan dan
lahan menjadi lahan permukiman, perkotaan, dan pertanian serta peruntukan lainnya
mengakibatkan berkurangnya kapasitas resapan air, peningkatan erosi lahan,
sedimentasi pada sumber-sumber air, serta peningkatan kerentanan kawasan terhadap
bahaya kekeringan, banjir dan tanah longsor, pencemaran air, intrusi air laut serta
penurunan produktivitas lahan yang kesemuanya itu akan mengakibatkan kerugian
ekonomi, kerawanan sosial dan kerusakan lingkungan.
Beberapa permasalahan lain, yang juga perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Konflik dalam penggunaan air
Akibat ketidak-seimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan, pada
musim kemarau seringkali terjadi persengketaan dalam penggunaan air
antarpetani, antarpengguna air, antara masyarakat yang tinggal di kawasan
hulu dan hilir baik antarkelompok maupun antarwilayah administrasi
pemerintahan.
http://ngada,org
http://ngada,org
Membangun jaringan sistem informasi sumber daya air nasional yang terpadu
antarsektor dan antarwilayah.
B. Kebijakan Umum
Kebijakan umum terdiri dari :
1. Peningkatan Koordinasi dan Keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Menata ulang tugas pokok dan fungsi lembaga yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan efektifitas koordinasi
dan keterpaduan program lintas sektor, paling lambat 1 (satu) tahun
setelah Jaknas SDA ditetapkan;
http://ngada,org
b.
c.
http://ngada,org
penambangan
pada
3) Menetapkan dan menata ulang daerah sempadan sumber air, terutama pada
kawasan perkotaan dan mengatur penggunaannya untuk
mengamankan dan mempertahankan fungsi sumber air serta prasarana
sumber daya air melalui peraturan perundang-undangan paling lambat
5 (lima) tahun setelah Jaknas SDA ditetapkan; dan
4) Meningkatkan kapasitas resapan air melalui pengaturan pengembangan
kawasan, berupa penerapan persyaratan pembuatan kolam
penampungan, sumur resapan, atau berbagai teknologi resapan air.
c. Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan sumber
pengaturan prasarana dan sarana sanitasi, dengan cara :
air,
dan
http://ngada,org
http://ngada,org
h.
http://ngada,org
Meningkatkan efisiensi penggunaan air oleh para pengguna air irigasi dalam
rangka peningkatan produktivitas pertanian dan keberlanjutan ketahanan pangan
nasional.
b.
h. Mendorong
perseorangan
atau
kelompok
masyarakat
untuk
mengembangkan teknologi pemenuhan kebutuhan air minum dari sumber air
permukaan dalam upaya mengurangi penggunaan air tanah; dan
i. Menerapkan teknologi modifikasi cuaca dalam kondisi luar biasa setelah
mendapat pertimbangan dari wadah koordinasi sumber daya air wilayah sungai
dan/atau dewan sumber daya air provinsi.
5. Pengendalian Pengusahaan Sumber Daya Air
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengatur pengusahaan sumber daya air berdasarkan prinsip keselarasan antara
kepentingan sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi, dengan tetap memperhatikan
asas keadilan dan kelestarian untuk, kesejahteraan masyarakat;
b. Menyusun dan menerapkan norma, standar, pedoman, dan kriteria (NSPK) dalam
pengusahaan sumber daya air yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan kearifan lokal paling lambat 2 (dua) tahun setelah Jaknas SDA
ditetapkan;
c.
d.
e.
pengawasan
c.
d.
e.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan yang
terkoordinasi untuk pemulihan akibat bencana daya rusak air; dan
c. Memulihkan dampak sosial dan psikologis akibat bencana terkait air oleh para
pemilik kepentingan.
F. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air
Kebijakan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan
sumber daya air terdiri dari :
http://ngada,org
http://ngada,org
membentuk
dan/atau
http://ngada,org
b. Membangun jejaring SISDA antara instansi dan lembaga pusat dan daerah
serta antarsektor dan antarwilayah paling lambat 1 (satu) tahun setelah
Kebijakan Pengelolaan SIH3 ditetapkan; dan
c. Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dan dunia usaha dalam
pengelolaan SISDA.
3. Pengembangan Teknologi Informasi
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan SISDA berbasis teknologi informasi hasil rancang bangun
nasional oleh para pemilik kepentingan;
b. Meningkatkan ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak dalam SISDA,
serta memfasilitasi pengoperasiannya; dan
c. Memfasilitasi para pemilik kepentingan dalam mengakses data dan informasi
sumber daya air.
http://ngada,org