Bab
3.1. UMUM
Tuntutan kebutuhan sosial dan ekonomi manusia yang kian berkembang telah
mendorong perkembangan teknologi pendayagunaan sungai mulai dari tingkat yang
paling sederhana hingga teknologi yang sangat maju. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendayagunaan dan perlindungan sungai telah melahirkan
berbagai jenis prasarana sungai yang tersebar di Indonesia, salah satunya adalah situ.
Tanpa dilakukan pemeliharaan yang memadai tehadap situ yang dibangun tentu akan
cepat mengalami degradasi fisik dan fungsi sehingga efektivitas eksploitasi atau operasi
situ akan terganggu, bahkan tindakan operatif yang direncanakan antara lain:
pemenuhan kebutuhan air baku, air irigasi, pengendalian aliran air dan sarana konservasi
menjadi tidak optimal ataupun dapat terhenti. Karena itu, operasi dan pemeliharaan situ
merupakan kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Untuk itu perlu disusun pedoman
manual OP situ.
Kegiatan tersebut harus berjalan secara konsisten dan menerus sepanjang waktu.
Agar dapat bekerja secara efektif, efisien, dan tertib, dalam penyelenggaraannya
diperlukan pedoman yang menjadi panduan atau rujukan bagi para
penyelenggara/pelaksana.
Selain itu pedoman ini diharapkan dapat pula menjadi acuan dalam melakukan
pembinaan dan evaluasi kinerja pelaksanaan OP situ.
Pedoman operasi dan pemeliharaan situ meliputi:
1) Kegiatan operasi
2) Kegiatan pemeliharaan, dan
3) Kelembagaan
Dalam memanfaatkan tampungan situ harus diingat bahwa kuantitas air sangat terbatas,
sehingga pemakaian air harus dilakukan sebaik mungkin, oleh karena itu, diperlukan
penggunaan air situ yang optimal agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang
direncanakan salah satunya adalah dengan metode optimasi.
Dengan adanya perencanaan pola operasi situ ini diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah aliran pada khususnya, dan
masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan pada umumnya.
d) Jalan inspeksi :
Pemarasan rumput
Perbaikan bocoran
Prosedur yang harus ditempuh dalam melakukan pemeliharan rutin adalah tiga
kegiatan utama yaitu inspeksi pemeliharaan, tindakan pengaman dan pencegahan
serta perawatan. Adapun masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
- Inspeksi Pemeliharaan
- Pengamanan dan Pencegahan
- Perawatan
a) Inspeksi Pemeliharaan
Inspeksi pemeliharaan dilakukan untuk mengidentifikasikan kebutuhan akan
pemeliharaan dan menilai pemeliharaan yang telah dilakukan.
Inspeksi pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Inspeksi Pemeliharaan Rutin
Inspeksi rutin dilakukan oleh Pengamat bersama P3A dan GP3A setiap 10
hari sekali guna memantau kondisi saluran, bangunan dan fasilitas eksploitasi
yang dicatat dalam formulir khusus hasil pekerjaan PPA.
Inspeksi Pemeliharaan Berkala
Inspeksi berkala merupakan inspeksi yang dilakukan oleh Staf Cabang Dinas,
Kepala Cabang Dinas, Staf Dinas dan Kepala Dinas Kabupaten.
Staf Pemeliharaan Cabang Dinas bersama Pengamat melakukan inspeksi
sekurang-kurangnya sebulan sekali. Staf pemeliharaan melkukan
pengecekan usulan pemeliharaan Pengamat.
Kepala Cabang Dinas melakukan inspeksi bersama dengan Staf
Pemeliharaan dan Pegamat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun
(tidak termasuk dalam keadaan darurat dan dilakukan pada bulan Juli
dan Pebruari tiap tahun). Kepala Cabang Dinas memeriksa usulan
pekerjaan pemeliharaan dan laporan penilaian Pengamat terhadap
pekerjaan pemeliharaan.
Kepala Dinas hendaknya melakukan inspeksi bersama Cabang Dinas
sekali setahun. Kepala Dinas memeriksa usulan pekerjaan pemeliharaan
dan melakukan penilaian terhadap Pengamat.
b) Pengamanan dan Pencegahan
Tindakan pengamanan merupakan kegiatan preventif untuk menjaga kondisi dan
fungsi bangunan situ/embung serta mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan
bangunan dan fasilitasnya. Kegiatan ini dilakukan oleh PPA, Pengamat, Cabang
Dinas, yang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
Penelusuran embung
Komite memberikan rekomendasi prioritas alokasi O & P embung per setiap wilayah berdasarkan AKNOP
Ringan : Berat :
- Gambar Sket - Detail Desain
- RAB - RAB
3.4.KELEMBAGAAN
Secara umum kelembagaan pada embung/situ mengikuti kelembagaan bendungan.
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air Nomor /Se/D/2017 Tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Bendungan, Kinerja kelembagaan pengelola bendungan
sangat berpengaruh terhadap kinerja bendungan secara umum. Kelembagaan yang
memiliki kinerja buruk akan berpengaruh terhadap operasi dan pelayanan. Dalam jangka
panjang akan berpengaruh pada kondisi fisik dan keamanan bendungan. Dalam rangka
melaksanakan fungsi monitoring bendungan terkait dengan keamanan bendungan,
Kementerian PU sebagai pemilik dan pengelola bendungan membentuk UPB ditingkat
Pemda maupun BBWS/BWS yang saat ini bertanggung jawab atas bendungan yang ada
dalam lingkup pengelolaannya.
Pengamat
Keterangan :