Anda di halaman 1dari 9

Program Kota Tanpa Kumuh

Peningkatan Kapasitas Masyarakat

MODUL
PELATIHAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT
(KSM) / KELOMPOK PEMANFAAT DAN PEMELIHARA
(KPP)

Tahun 2018
Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan
Dalam rangka pelestarian dan keberlanjutan hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang telah
dilaksanakan maka perlu adanya pemanfaatan dan pemeliharaan yang optimal oleh masyarakat.
Pembangunan melalui program KOTAKU dengan entry poin pemberdaayan masyarakat mengupayakan
pengembangan dan penguatan peranserta masyarakat mulai dari tahap perencanaan, yaitu bahwa masyarakat
yang paling mengetahui permasalahan yang mereka hadapi, mengetahui kebutuhan mereka (solusi
permasalahan), merencanakan teknis pelaksanaan dan memutuskan sendiri infrastruktur yang akan dibangun.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, masyarakat dan melaksanakan sendiri dan mengawasai kegiatan
pembangunannya.

Dari mekanisme peran serta tersebut, “rasa membutuhkan infrastruktur (tahap perencanaan)” dan
“rasa memiliki infrastruktur (tahap pelaksanaan)“ ini diharapkan muncul “kesadaran dan rasa tanggungjawab”
untuk memelihara infrastruktur yang telah dibangunnya sehingga dapat memberikan manfaat yang
berkesinambungan dan lestari.
Dengan pertimbangan bahwa Konsultan Pendamping tidak dapat secara terus menerus memberingan
pendampingan secara teknis selama tahap pemanfaatan dan pemeliharaan ini maka pemerintah kab/kota
selaku pembina masyarakat perlu secara intensif memfasilitasi kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan.

Kegiatan pada tahap ini mencakup:

a) Pengorganisasian
Kegiatan pengeorganisasian ini mencakup:
1. Pembentukan organisasi
Pembentukan organisasi pengelola pemanfaatan dan pemeliharaan dilakukan oleh KPP.
Kelompok ini dapat dibentuk dengan menggunakan organisasi kemasyarakatan yang sudah ada atau
dengan membentuk organisasi baru dilengkapi dengan susunan kepengurusan.
2. Penyusunan Program Kerja
Untuk melaksanakan kegiatan maka organisasi KPP perlu menyusun program kerja
pemanfaatan dan pemeliharaan. Program kerja ini meliputi Aturan organisasi dan rencana kerja yang
disepakati bersama oleh masyarakat.

b) Operasional dan pemeliharaan


Kegiatan pemanfaatan dan Pemeliharaan ini pada dasarnya mengandung 2 (dua) unsur kegiatan
utama yaitu:
1. Pemanfaatan/pengoperasian yang berarti penggunaan prasarana harus sesuai dengan fungsi utama
prasarananya;

2. Pemeliharaan yang berarti kegiatan yang dilakukan baik rutin maupun berkala harus tetap menjaga
prasarana yang telah dibangun dapat berfungsi dengan baik.

Kedua hal tersebut saling terkait, dimana pengoperasian secara benar akan mencegah terjadinya
kerusakan dini dan agar fungsi/manfaat prasarana dapat berkelanjutan maka pemanfaatan prasarana harus
dibarengi dengan pemeliharaannya.
Uraian selengkapnya tentang Operasi dan Pemeliharaan dapat dilihat pada Buku POS Pemanfaatan dan
Pemeliharaan Infrastruktur.

c) Pengembangan Infrastruktur
Kegiatan pengembangan infrastruktur merupakan lanjutan dari kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan. Dari hasil pemanfaatan dan pemeliharaan dapat dilakukan pengembangan infrastruktur yang
telah ada baik dari segi kualitas maupun kuantitatsnya guna memberikan pelayanan yang lebih luas kepada
masyarakat.
TEKNIK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
1. JALAN
Teknik Operasi :
 Jalan Stapak dan Jalan Lingkungan dengan konstruksi : Paving Blok, Rabat Beton, Hotmix, berfungsi sebagai
prasarana penghubung : antar rumah atau kelompok rumah di lingkungan permukiman, antar jalan setapak
dengan jalan kolektor.
 Mampu dilewati oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat tanpa mengalami kesulitan (lancar)
pada saat hujan. Serta dilalui oleh kendaraan roda dua atau empat dengan dua lajur dua arah tanpa
kesulitan
 Jembatan titian kayu berfungsi sebagai prasarana penghubung antar rumah atau kelompok rumah di
lingkungan permukiman dengan karakteristik di daerah rawa, tepian sungai, dan tepi laut yang terpengaruh
oleh pasang surut air
Pengaturan Operasi :
 Memasang rambu batas maksimum berat kendaraan beserta isinya yang bisa melewati agar kendaraan roda
empat keatas tidak semua bisa melintas,
 Memasang Portal penghalang dengan ketinggian tertentu, sehingga kendaraan roda empat yang melintas
dapat terkontrol tonasinya,
 Memasang tiang penghalang (kiri/kanan) dengan ukuran lebar mobil jenis minibus.
 Tidak boleh membuat talud yang lebih tinggi dari berm/bahu jalan tanpa dilengkapi saluran drainase
sehingga terjadi genangan di jalan
 Tidak boleh memanfaatkan jalan menjadi tempat mencuci kendaraan atau barang-barang;
 Tidak boleh menanam pohon di berm/bahu jalan, selain rumput pelindung bahu jalan

2.DRAINASE
2.1. Saluran Drainase
Teknik Operasi :
 Drainase mikro merupakan komponen kegiatan perbaikan infrastruktur di lingkungan permukiman yang
berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta penampung air hujan dari permukaan
perkerasan jalan setapak maupun jalan lingkungan, dan bukan sebagai konstruksi pembuangan air limbah
rumah tangga
 Berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta penampung air hujan di permukaan jalan
setapak dan lingkungan
 Pelayanan tingkat lokal, sepanjang jalan stapak dan lingkungan menuju saluran tersier
Pengaturan Operasi :
 Setiap warga/pemanfaat menyepakati bahwa drainase yang berada di depan/samping rumah masing-masing
menjadi perhatian khusus agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah,
 Apabila ditemukan sampah di dalam drainase, maka 1 kali 24 jam sampah tersebut harus dibersihkan oleh
masyarakat pemanfaat
 Sanksi denda diberlakukan apabila ada warga masyrakat yang ditemukan membuang sampah di drainase
 Dibuat rencana pemeliharaan prasarana yang bisa disepakati bersama.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat
 Penjelasan secara rutin tugas pembersihan.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat.
Teknik Pemeliharaan:
 Tidak ada hal yang khusus dalam pengoperasian saluran drainase tersier. Prinsip utama operasional adalah
mengalirkan air permukaan dari suatu kawasan ke titik pelepasan (out-fall) dan sedapat mungkin air ditahan
dulu dalam kolam atau bangunan resapan, baik buatan maupun alam, untuk konservasi air tanah
 Pembersihan secara rutin; minimal sekali seminggu
 Membuang tumbuhan liar dan sampah dari dalam drainase
 Pembersihan dan melancarkan fungsi infrastruktur;
 Penanganan kerusakan-kerusakan ringan
 Mencegah terjadi endapan tanah,pasir pada dasar drainase
 Perhitungan / Tarif :
 Dalam menentukan besarnya iuran bagi masyarakat pemanfaat maka agar diperhitungkan
komponen biaya-biaya yang akan terjadi meliputi:
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan rutin
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan berkala
 Pemungutan iuran bagi pemanfaat langsung dan tidak langsung, pada Drainase berbeda dengan
prasarana Air minum, Lampu jalan, atau sampah karena Sapras Jalan Lingkungan dimanfaatkan
secara kolektif bukan individual. Iuran atau tarif terhadap pengguna Drainase hanya dapat
dipungut secara suka rela bagi pemanfaat yaitu :
 Kesadaran sendiri,
 Sumbangan material / bahan
 Mengganti iuaran dengan kerja bakti/gotong royong

2.2. Sumur Resapan air Hujan


Teknik Operasi :
 Memantau apakah ada cairan yang melimpah keluar di permukaan bidang peresapan.r
Pengaturan Operasi :
 Bersihkan sekitar bidang resapan dari tanaman yang mungkin akarnya masuk kedalam bidang resapan dan
pipa peresapan.
 Jika terdapat tanda bidang resapan atau pipa resapan tersumbat, segera dibongkar dan diperbaiki.

3. MCK
Teknik Operasi :
 Menyiram toilet setelah penggunaan; flushing toilet (toilet duduk) atau menyiram dengan air (toilet
jongkok).
 Menggunakan toilet sesuai peruntukannya; tidak jongkok di toilet duduk.
 Membuang tissue / pembalut ke tempat yang telah disediakan; tidak membuang benda padat seperti
tissue / pembalut ke dalam WC karena akan mengakibatkan sumbat.
 Hindari masuknya air sabun yang berasal dari air mandi maupun cuci ke dalam kloset.
 Hindari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam kloset karena dapat mematikan bakteri pengurai.
 Menggunakan wastafel hanya untuk mencuci tangan; tidak digunakan untuk kegiatan lainnya (mencuci,
wudhu, dan lain-lain).
 Menggunakan pengering tangan/tissue setelah mencuci tangan sehingga tidak ada ceceran air di lantai.
 Tidak merokok di dalam toilet.
Pengaturan Operasi :
 Pemeliharaan rutin setiap hari
 Membersihkan lantai dan jamban : setiap hari;
 Pemeliharaan berkala:
 Menguras dan membersihkan bak air : 1 minggu sekali;
 Pemeriksaan kerusakan bangunan : 1 bulan sekali;
 Menguras tangki septik (IPAL) : setiap 2 – 3 tahun.
 Pemeliharan insidentil
 Membongkar sumbatan di U-trap : saat terjadi penyumbatan;
 Lakukan penyodokan lubang plat jongkok
 Lakukan penggelontoran atau pembilasan
 Lakukan berulang kali sampai tidak terjadi genangan dilubang kloset.
 Pipa pembuang harus dibersihkan agar tidak tersumbat.

4. AIR MINUM
 Operasi/pemanfaatan dan pemeliharan untuk bidang air minum yang dibahas dalam Juknis ini adalah
kegiatan Sumur Bor Dalam, Hidran Umum (HU), Katup (Valve), Perpipaan Transmisi dan Distribusi serta
Reservoir, dengan uraian sebagai berikut.
4.1. Sumur Bor Dalam
Teknik Operasi :
 Drainase mikro merupakan komponen kegiatan perbaikan infrastruktur di lingkungan permukiman
yang berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta penampung air hujan dari
permukaan perkerasan jalan setapak maupun jalan lingkungan, dan bukan sebagai konstruksi
pembuangan air limbah rumah tangga
 Berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta penampung air hujan di permukaan jalan
setapak dan lingkungan
 Pelayanan tingkat lokal, sepanjang jalan stapak dan lingkungan menuju saluran tersier

Pengaturan Operasi :
 Setiap warga/pemanfaat menyepakati bahwa drainase yang berada di depan/samping rumah masing-
masing menjadi perhatian khusus agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah,
 Apabila ditemukan sampah di dalam drainase, maka 1 kali 24 jam sampah tersebut harus dibersihkan
oleh masyarakat pemanfaat
 Sanksi denda diberlakukan apabila ada warga masyrakat yang ditemukan membuang sampah di
drainase
 Dibuat rencana pemeliharaan prasarana yang bisa disepakati bersama.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat
 Penjelasan secara rutin tugas pembersihan.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat.

Pengaturan Pemeliharaan :
 Pemeliharaan rutin setiap hari
 Pembersihan lokasi sumur, lantai sekeliling sumur dan drainase.
 Selalu rutin mengecek bagian-bagian sumur bor yang mudah aus dan berkarat, untuk menjaga
kerusakan atau macet ataupun pipa yang mungkin bocor.
 Selalu mengontrol area disekitar titik pengeboran, jangan sampai ada sumber pencemar yang
Kemungkinan bisa masuk, meresap ke titik sumber air sumur bor yang digunakan.
 Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik 2-3 hari sekali oleh
sanitarian.

 Pemeliharaan berkala
 Perbaikan lantai sumur 1 thn sekali..

 Pemeliharan insidentil
 Perbaikan pagar jika terjadi kerusakan.
 Pengurasan lumpur atau
 Rehabilitasi sumur dalam.
 Perbaikan pompa

4.2. Hidran Umum (HU)


Teknik Operasi :
 Memastikan bahwa tangki HU telah penuh atau sekurang-kurangnya lebih dari ¾ bagian telah terisi namun
jangan sampai airnya melimpah.
 Pengguna/pemakai membersihkan dan mengisi wadah air mereka melalui keran. Pelarangan mandi dan cuci
di HU.

Pengaturan Operasi :
 Pencatatan penggunaan air yang terukur pada meter air HU

Pengaturan Pemeliharaan :
 Pemeliharaan rutin setiap hari
 Membersihkan lokasi sekitar keran;
 Selalu rutin mengecek bagian-bagian bangunan tandon, hidran umum, ataupun penampungan
yang mudah retak dan bocor.;
 Rutin mengecek saluran air, kran atau jaringan untuk menjaga kualitas air;
 Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik 2-3 hari sekali oleh
sanitarian.
 Pemeliharaan berkala
 Membersihkan lokasi sekitar keran;
 Selalu rutin mengecek bagian-bagian bangunan tandon, hidran umum, ataupun penampungan
yang mudah retak dan bocor.;
 Rutin mengecek saluran air, kran atau jaringan untuk menjaga kualitas air;
 Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik 2-3 hari sekali oleh
sanitarian.

 Pemeliharan insidentil
 Perbaikan kerusakan pagar;
 Perbaikan bagian bangunan yang retak, kerusakan dinding, kolom, lantai, bangunan dari kayu yang
sudah lapuk dsb;
 Perbaikan pipa yang rusak (bocor), keran yang rusak;
 Bila terjadi kerusakan konstruksi pada tandon, HU, atau bak penampungan, segera lakukan
perbaikan agar tidak menimbulkan pencemaran lebih lanjut;
 Bila terjadi perubahan warna dan bau yang tajam dan rasa yang tidak enak, hentikan penggunaan
air, dan tunggu pemeriksaan sanitarian.

5. Persampahan
 Pada program NSUP ini, prasarana dan sarana persampahan yang akan didanai adalah kegiatan dengan
wilayah pelayanan berskala lingkungan. Dimana pengumpulan dan pengangkutan sampah dimulai dari
sumber sampah pada setiap rumah tangga sampai dengan Transfer Depo Tipe III. Infrastruktur dan sarana
yang dikelola berupa : wadah/tong sampah individual (tanggung jawab masing-masing rumah tangga),
gerobak sampah, motor sampah, Transfer Depo, kontainer untuk Arm Roll Truck dan kontainer komunal.
Teknik Operasi :
 Sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya dari rumah tangga;
 Tong Sampah terdiri dari 3 Jenis yang bedakan dari warna mengambarkan fungsinya :
- Warna Hijau untuk sampah organik (Daun-daunan, Jerami, alang-alang, rumput, buah-
buahan, sayur mayur dll.
- Warna kuning untuk sampah non organik ( sampah yang tidak dapat di urai oleh alam.
contohnnya: botol plastik, kantong platik, botol dan kaleng.
- Warna merah untuk sampah limbah B3 seperti: sampah beracun, sampah yang mudah
terbakar, dan meledak dll.
 Sampah harus dimasukan ke tong berdasarkan jenisnya.

Pengaturan Operasi :
 Pengaturan operasi persampahan dengan membuat jadwal pengangkutan dan urutan skedul kegiatan,
menyesuaikan dengan sistem dan jadwal pengangkutan persampahan kota
 Tong sampah di letakan di titik-titik yang telah di tetapkan pada saat rembuk warga, sesuai peta
sistem pelayananan (Contoh:1 Tong sampah untuk menampung sampah 6 KK );
 Tong sampah yang berisi harus di angkut ke TPS dengan menggunakan motor sampah setiap hari
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
 Petugas pengumpul menyiapkan gerobak sampah di pool;
 Petugas mendatangi sumber pertama sesuai rute yang ditentukan, mengambil wadah dan
mengosongkan isinya, lalu mengembalikan wadah ke tempat semula;
 Petugas menuju ke sumber berikutnya dan melakukan pengumpulan yang sama sampai rute
pertama terselesaikan dan kendaraan pengumpul penuh dengan muatan sampah;
 Petugas melanjutkan perjalanan ke lokasi Transfer Depo/ Container yang ditentukan dan
membongkar sampahnya;
 Petugas dengan alat pengumpulnya melanjutkan pengumpulan ke wilayah berikutnya sesuai rute
yang telah ditentukan;
 Setelah menyelesaikan seluruh rute pengumpulan, petugas membawa alat pengumpul kembali ke
pool.

 Teknik Pemeliharaan :
 Pemeliharaan rutin/harian; Pemeriksaan dan pemeliharan darurat. Memperhatikan hal-hal penting
dalam pemeliharaan prasarana dan sarana, dengan pemeriksaan sbb :
 Pembersihan tong sampah;
 Pembersihan gerobak;
 Pembersihan bak motor;
 Membersihkan Transfer Depo;
 Membersihkan kontainer untuk Arm Roll Truck;
 Pengecekan air radiator motor;
 Pemeriksaan bensin motor;.

 Pemeriksaan dan Pemeliharaan berkala mingguan, bulanan atau tahunan:


 Pembersihan kontainer komunal (mingguan);
 Pengatian oli motor, busi, bearing roda, dll;
 Pengecatan bak sampah (tahunan);
 Pengecatan gerobak (tahunan);
 Pengecatan Transfer Depo : tahunan;
 Pengecatan kontainer komunal : tahunan;

 Pemeriksaan dan pemeliharan darurat :


 Menganti bak sampah yang rusak/ hilang;
 Perbaikan tong sampah bila ada kerusakan;
 Menganti ban yang bocor ,dll.

Teknis Operasional dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi


A. Operasional Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat
Permasalahan Dalam Sistem Jaringan Pipa Air Limbah
• Tutup manhole sering hilang;
• Akar pohon masuk ke dalam pipa;
• Banyaknya endapan di dasar pipa;
• Pipa lateral jebol.
Pemeliharaan Perpipaan Air Limbah
1. Pemeriksaan terhadap pipa air limbah
• Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat memberikan indikasi lebih dini;
• Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran
2. Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran
• Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat mengalirkan air buangan
dengan lancer
3. Pembersihan pipa air limbah
• Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat aliran atau mengganggu
aliran air limbah;
• Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa meninggalkan endapan;
• Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup;
• Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat, masukkan sebatang kawat
yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan menggunakan bahan kimia dalam pembersihan sebab
akan menimbulkan efek buruk pada pipa, perlengkapan maupun proses pengolahannya.

B. Operasional dan Pemeliharaan Tangki Septik (untuk MCK)


Teknis Operasi
• Menambahkan lumpur dari tangki septik lain kedalam tangki septik baru sebagai “starter’ untuk
memasukkan mikroorganime untuk proses penguraian tinja secara an-aerobik.
• Melarang bahan pembersih lantai/keramik, bahan pembunuh bakteri/antiseptik dsb masuk ke tangki
septik;
• Melarang membuang pembalut wanita, filter rokok, plastik dan barang lain yang tidak bisa
membusuk alami dalam tangki septik.
Teknis Pemeliharaan
1. Pemeliharaan berkala
• Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non biodegradable misalnya:
kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke dalam tangki septik
• Memeriksa apakah sudah saatnya dilakukan pengurasan;
• Pemeriksaan apakah ada penyumbatan di outlet dan inlet;
• Menguras tangki septik minimal sekali dalam 2 tahun
2. Pemeliharaan insiden
• Menguras tangki septik apabila:
 Ketinggian lumpur sudah mencapai ± 50 cm dari pipa outlet
Ketebalan scum sudah mencapai ± 10 cm dari bagian sekat

C. Operasional dan Pemeliharaan BioFilter


Teknis Operasi
• Sebelum IPAL dioperasikan Reaktor Biofilter diisi dengan air bersih sampai penuh;
• Proses pembiakan mikroba dapat dilakukan secara alami atau natural
• Jika pengoperasian IPAL dilakukan dengan pembiakan mikroba secara alami, proses pemanfaatan
yang stabil memerlukan waktu pembiakaan (seeding) sekitar 1-2 minggu
• Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya lapisan lendir atau biofilm yang
menempel pada permukaan media.
• Bila telah terbentuk lapisan lendir atau biofilm sudah merata, biofilter dapat dioperasikan.
Teknis Pemeliharaan
Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
• Sedapat mungkin tidak ada sampah padat (plastik, kain, batu, pembalut, dll)
• Diusahakan sedapat mungkin tidak ada limbah dari bengkel ( bahan bakar atau olie )
• Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali atau lebih baik sesering
mungkin untuk menghindari terjadinya penyumbatan oleh sampah padat.
• Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat menggaggu pertumbuhan mikroba yang
ada di dalam biofilter
• Perlu dilakukan pengurasan lumpur pada bak ekualisasi dan bak pengendapan awal (jika ada) secara
periodik untuk menguras lumpur yang tidak dapat terurai secara biologis. Pengurasan minimal 6
bulan sekali
• Uji sampel efluen setiap 6 bulan sekali.

Mengapa ini Terjadi ?


Belum 1 Tahun sudah Rusak Jalan penuh rumput

Drainase Penuh Sampah TPS tidak berfungsi

Baru 2 bulan sudah rusak Dibangun tahun 2015 sudah Rusak

Anda mungkin juga menyukai