Anda di halaman 1dari 9

DRAFT LAPORAN ANTARA

Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

BAB 4
PEMELIHARAAN
PRASARANA

0
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

B
BAB 4. PEMELIHARAAN PRASARANA
4 A
B

4.1 PERSIAPAN PEMELIHARAAN PRASARANA


Pemeliharaan prasarana meliputi;
1. Pemeliharaan preventif.
2. Pemeliharaan korektif.
3. Pemeliharaan rehabilitatif.
Pemeliharaan prasarana dimulai sedini mungkin sejak berakhirnya masa
pemeliharaan (180 hari s/d 360 hari) dalam kontrak pekerjaan fisik konstruksi. Masa
pemeliharaan dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan fisik konstruksi merupakan tanggung
jawab penyedia jasa borongan (kontraktor).
Setelah masa pemeliharaan tersebut berakhir, pemeliharaan dilaksanakan oleh Unit /
Satker Operasi dan Pemeliharaan di BWS Sulawesi I.

4.2 PEMELIHARAAN PREVENTIF


Tujuan Jenis Pemeliharaan Pelaksana
Mencegah kerusakan 1. Pemeliharaan bersifat Unit / Satker Operasi dan
dan/atau penurunan pengamanan Pemeliharaan di Balai Besar
fungsi guna 2. Pemeliharaan rutin Wilayah Sungai Sulawesi I.
mempertahankan 3. Pemeliharaan berkala bersifat
kinerja prasarana. perawatan
4. Pemeliharaan bersifat
pembatasan pemanfaatan
5. Pemeliharaan bersifat
pembatasan penggunaan air

Pemeliharaan Bersifat Pengamanan


Dilaksanakan terus-menerus untuk mencegah dan melindungi prasarana dari kerusakan
yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan dan/atau oleh manusia.

1. Tindakan perlindungan
Sekurang-kurangnya sebagai berikut;
(i) Mengatur penambangan pasir, kerikil dan batu yang dilakukan di prasarana
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

(ii) Memasang patok garis sempadan sungai berdasarkan penetapan garis sempadan
sungai.
(iii) Melarang kegiatan apapun di prasarana tanpa seizin. (iv) Melarang mendirikan
bangunan di prasarana.
(iv) Melarang menanam tanaman di prasarana, selain gebalan rumput untuk
melindungi tubuh tanggul.
(v) Membebaskan dataran banjir sedimen dari peruntukkan yang mengganggu
fungsi prasarana.

2. Tindakan pencegahan
Sekurang-kurangnya sebagai berikut;
(i) Memasang papan pengaturan antara lain ; pengaturan penggarapan tanah di
prasarana, pengaturan tonase kendaraan yang melintas jalan inspeksi, jembatan
sabodam dan tanggul.
(ii) Memasang papan peringatan melarang mendirikan bangunan di prasarana
(iii) Mengontrol papan pengaturan, papan pengaturan dan patok-patok batas sepadan
sungai dan batas tapak bangunan prasarana supaya tidak dipindahkan atau
dirusak oleh masyarakat.
(iv) Mengadakan penyuluhan/sosilalisasi kepada masyarakat dan instansi terkait
tentang perlunya upaya pengamanan prasarana.
(v) Membuat bangunan pengamanan di tempat-tempat yang berbahaya, misalnya :
di sabodam jembatan, ruas sungai yang tebingnya curam, ruas sungai yang
dalam dan arusnya deras dan lain sebagainya.
(vi) Memasangan penghalang di jalan inspeksi, sabodam jembatan dan tanggul,
misalnya: portal, patok dan lain sebagainya.

Pemeliharaan Rutin
Sekurang-kurangnya, dilaksanakan satu kali dalam satu tahun untuk merawat prasarana,
antara lain;
1. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu pengambilan air.
2. Membersihkan kotoran, rumput, semak belukar, tanaman liar, sampah dan gulma yang
ada di tubuh maupun di sekitar prasarana.
3. Memelihara gebalan rumput pelindung permukaan tubuh tanggul.
4. Menebang pohon dan membongkar bangunan liar yang mengganggu fungsi prasarana.
5. Memperbaiki bagian prasarana termasuk jalan masuk ke prasarana yang mengalami
retak, terkelupas, berlubang, dan ambles.
6. Memperbaiki atau mengganti papan larangan dan/ atau papan petunjuk pengungsian
yang rusak atau hilang.
7. Mengendalian sampah dengan melakukan pembersihan sampah untuk memelihara dan
menjaga alur sungai, terutama di bagian hilir agar tetap dapat mengalirkan banjir
sedimen sesuai dengan kapasitas yang direncanakan

Pemeliharaan Berkala Bersifat Perawatan


Perawatan prasarana yang dilaksanakan secara berkala pada saat musim kemarau :
(i) 6 bulan sekali, (ii) 1 tahun sekali, (iii) 2 tahun sekali, atau (iv) 3 tahun sekali

Sekurang-kurangnya sebagai berikut;

2
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

1. Mengecat; peralatan pemantau banjir sedimen, pintu air, saringan sampah, portal, marka
jalan, prasasti dan lain sebagainya.
2. Membersihkan; lumpur, pasir, kerikil, dan batu-batu serta hanyutan batang pohon
tumbang yang menyumbat saluran pengambilan air, lubang slit dan lubang conduit.
3. Membersihkan; lumpur, pasir, kerikil, dan batu-batu serta hanyutan batang pohon
tumbang yang menumpuk di permukaan jembatan sabodam, setelah terjadi banjir
sedimen.
4. Membuat nota kesepahaman para pihak mengenai pemanfaatan prasarana oleh para
pihak, misalnya; nota kesepahaman dengan instansi terkait / dinas terkait/ pengusaha
dalam rangka penambangan, pasir, kerikil, dan batu-batu, pengerukan sungai dalam
rangka normalisasi sugai dimana material hasil pengerukan akan digunakan sebagai
bahan bangunan, bahan urugan dan sebagainya.
5. Pada prinsipnya, penambangan penambangan pasir, kerikil, dan batu-batu dilarang di
semua prasarana.

Pemeliharaan Berkala Bersifat Pembatasan Pemanfaatan


Kegiatan membatasi pemanfaatan prasarana dengan mempertimbangkan kemungkinan
kerusakan dan tanggung jawab para pihak dalam perbaikan kerusakan akibat pemanfaatan
suatu prasarana.

Sekurang-kurangnya sebagai berikut;


1. Pembatasan pemanfaatan prasarana untuk keperluan, antara lain pembangkit tenaga
listrik mikrohidro, perikanan, penambangan dan rekreasi.
2. Setiap pemanfaatan prasarana harus dimintakan izin terlebih dahulu dan dilaksanakan
mengikuti kriteria batasan pemanfaatan dan tindakan pemeliharaan yang harus
dilakukan. Hal ini untuk mencegah kerusakan atau tidak berfungsinya prasarana akibat
pemanfaatan terhadap prasarana tersebut.
3. Kerusakan prasarana sebagai akibat dari pemanfaatan prasarana menjadi tanggung
jawab pihal pemanfaat/pengguna prasarana.

Beberapa Hal Harus Diperhatikan


Untuk menilai kerusakan prasarana sebagai akibat dari pemanfaatan prasarana dilakukan
oleh Tim beranggotakan petugas Satker Operasi dan Pemeliharaan di BWS Sulawesi I
dan/atau bersama dengan instansi terkait dan/atau masyarakat, serta pihak yang
memanfaatkan prasarana tersebut.

4.3 PEMELIHARAAN KOREKTIF


Tujuan Jenis Pemeliharaan Pelaksana
Mengenbalikan fungsi 1. Perbaikan ringan dan reparasi Unit / Satker Operasi dan
prasarana sesuai 2. Pemeliharaan khusus Pemeliharaan di Balai Besar
dengan kinerja yang 3. Rektifikasi Wilayah Sungai Sulawesi I.
direncanakan. 4. Pemeliharaan darurat
5. Penyiapan bahan dan peralatan
tanggap darurat

3
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

Pemeliharaan Ringan dan Reparasi


Memperbaiki dan mereparasi bagian prasarana yang mengalami rusak ringan akibat
pelaksanaan operasi maupun akibat sifat alami komponen dari komponen bangunannya.

Merupakan pekerjaan sederhana dan tidak memerlukan perencanaan teknis detail,


sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Perbaikan pintu.
2. Reparasi peralatan pemantau banjir sedimen.
3. Reparasi peralatan komunikasi infornasi banjir sedimen.
4. Reparasi peralatan berat unttuk tanggap darurat.
5. Reparasi kendaraan operasional.
6. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah jaga dan reparasi peralatannya
7. Perbaikan untuk menambal lubang jalan masuk dan memperbaiki serta
memperlancar drainasi jalan masuk.
8. Perbaikan untuk menutup rembesan kecil-kecil di tubuh bangunan.
9. Perbaikan selimut beton yang mengalami retak dangkal atau sedikit terkelupas.
10. Perbaikan tubuh krib yang mengalami retak-retak dan abrasi dangkal.
11. Perbaikan permukaan lubang slit atau conduit yang mengalami abrasi atau retak-
retak dangkal.
12. Perbaikan badan tanggul yang sedikit ambles atau permukaannya rusak ringan.

Pemeliharaan Khusus
Memperbaiki kerusakan bagian dan / atau seluruh bagian prasarana berdasarkan
pertimbangan keamanan harus segera mungkin diperbaiki, karena fungsi atau nilai
kinerjanya kurang dari 80% dan masih diatas 60% dari kinerja rencana, sekurang-
kurangnya sebagai berikut;
1. Perbaikan bagian lantai apron yang bolong sebagian.
2. Perbaikan bagian dinding apron yang runtuh sebagian.
3. Perbaikan bagian sayap dam yang retak dalam atau patah.
4. Perbaikan bagian dam utama yang mengalami abrasi dalam.
5. Perbaikan bagian badan tanggul yang mengalami longsor.
6. Perbaikan bagian talud yang telah retak dalam dan/atau patah

Rektifikasi
Memperbaiki dan / atau menyempurnakan bagian dan / atau seluruh bagian prasarana,
sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Penambahan sub dam untuk mengamankan pondasi terhadap gerusan lokal yang terus
berkembang semakin dalam.
2. Peninggian sayap sabodam untuk pengamanan tebing sungai agar tidak longsor ketika
terjadi banjir sedimen.
3. Pemotongan sayap sabodam agar banjir sedimen tidak meluap keluar palung sungai,
karena kedalaman palung sungai relatif pendek.
4. Pelobangan sabodam agar pasokan sedimen ke daerah hilir tetap seimbang.
5. Pengubahan bendung menjadi sabodam dengan tetap mempertahankan fungsi bendung
sebagai bangunan untuk menaikan elevasi muka air normal dalam rangka pemberian
air irigasi.
6. Peninggian tanggul karena debit banjir sedimen semakin besar akibat terjadi erupsi
baru.

4
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

Penyiapan Bahan Dan Peralatan Tanggap Darurat


Menyiapan bahan dan peralatan tanggap darurat dalam rangka menunjang pemeliharaan
darurat yang sewaktu-waktu harus segera dilaksanakan, sekurang-kurangnya sebagai
berikut;
1. Penyediaan kantong pasir, benang/tali dan jarum jahit kantong pasir.
2. Penyediaan bronjong untuk bangunan sementara.
3. Penyediaan kawat ikat dan/ atau tali ijuk.
4. Penyediaan balok kayu pancang untuk pancang bronjong dan bambu.
5. Penyediaan tenda plastik untuk pelaksanaan tanggap darurat di lokasi kritis.
6. Penyediaan generator 500-1000 watt untuk penerangan pada saat pelaksanaan
tanggap darurat.
7. Penyediaan alat berat, seperti eskavator, bulldozer dan dumptruck.
8. Penyediaan bahan dan perlatanan lainnya sesuai dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan tanggap darurat

Beberapa Hal Harus Diperhatikan


1. Skala prioritas berdasarkan kondisi yang paling realistik sesuai dengan harapan
masyarakat atau sesuai kebutuhan setelah dilkukan sosialisasi atau petermuan
konsultasi masyarakat.
2. Kajian perencanaan teknis untuk menyusun detail desain, spesifikasi teknis, dan
rencana anggaran biaya dan waktu pelaksanaan fisik konstruksi.
3. Pemilihan pelaksana fisik konstruksi, dengan swakelola atau lelang (kontrak)
4. Ketersediaan anggaran biaya pemeliharaan tahun berjalan. Apabila tidak cukup dapat
menganjukan anggaran biaya pemeliharaan untuk tahun berikutnya
5. Persetujuan dari Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan sebagai instansi pembina.

4.4 PEMELIHARAAN REHABILITATIF


Tujuan Jenis Pemeliharaan Pelaksana
Pemulihan kelestarian, 1. Rehabilitasi Unit / Satker Operasi dan
keberadaan dan fungsi 2. Pembangunan kembali Pemeliharaan di Balai Besar
prasarana tanpa 3. Restorasi jaringan sumber air Wilayah Sungai Sulawesi I.
mengubah tujuan dan
tingkat layanan
prasarna.

Rehabilitasi
Memperbaiki kerusakan bagian dan/atau seluruh bagian prasarana berdasarkan
pertimbangan keamanan harus segera mungkin diperbaiki, karena fungsi atau nilai
kinerjanya kurang dari 60% dari kinerja rencana, sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Normalisasi dalam rangka mengembalikan seperti semula dari penampang sungai dan
saluran pengelak banjir sedimen. Normalisasi sungai dalam rangka penampang baru
dari sungai atau saluran pengelak banjir sedimen tidak termasuk dalam kegiatan
pemeliharaan.
2. Perbaikan sebagian atau seluruh bangunan prasarana, seperti; pembangunan kembali

5
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

dam utama, sub dam, konsolidasi dam, gronsil, girdel, tanggul, talud, krib, pintu air,
peralatan pemantau banjir sedimen yang rusak akibat banjir sedimen.

Pembangunan Kembali
Membangun kembali prasarana berdasarkan pertimbangan keamanan harus segera
dibangun kembali, karena seluruh bangian prasarana rusak berat dan tidak berfungsi,
sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Membangunan kembali dam utama, sub dam, konsolidasi dam, gronsil, girdel,
tanggul, talud, krib, pintu air, peralatan pemantau banir sedimen yang rusak akibat
banjir sedimen.
2. Normalisasi mengembalikan penampang dan alur sungai dan/atau saluran pengelak
banjir sedimen seperti semula. Normalisasi membuat penmpang dan alur sungai
dan/atau saluran pengelak banjir sedimen yang baru tidak termasuk dalam kegiatan
pembangunan kembali.

Restorasi Jaringan Sumber Air


Merestorasi jaringan sumber air yang rusak akibat usia yang sudah tua, tekena banjir
sedimen, dan ulah manusia, sehingga fungsi atau nilai kinerja kurang dari 60% dari kinerja
rencana, sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Merestorasi lubang pengambilan air, saluran air, kantong lumpur dan pintu air.
2. Merestorasi bak penampung, pipa dan saluran mataair yang berada di daerah
gunungapi, yang merupakan sumber utama airbaku untuk kebutuhan rumah tangga
dan industri rumahan dari penduduk setempat.
3. Konservasi sungai
a) Perlindungan palung sungai
(i) Pengaturan penambangan (pasir, kerikil dan batu) di sungai. Tata cara
pengaturan penambangan di sungai dilaksanakan sebagaimana diatur sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(ii) Pengendalian kedalaman dan alur sungai yang kritis untuk menjamin
kedalaman dan fungsi sungai, guna memenuhi berbagai kepentingan, seperti
penyaluran banjir sedimen agar tetap mengalir di tengah palung sungai dan
keseimbangan dinamis sedimen di dasar alur sungai.
(iii) Pengendalian kemiringan dasar sungai kritis untuk menjamin kelestarian dan
fungsi sungai dari pengaruh agradasi (kenaikan dasar sungai) dan degradasi
(penurunan dasar sungai), dan dilakukan melalui kegiatan pengaturan
kemiringan dasar sungai yang kritis dan/atau pengendalian sedimen sungai.
(iv) Pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor untuk menjamin
kelestarian dan fungsi sungai serta melindungi prasarana umum, seperti jalan,
gedung, area rekresai dan lain sebaginya dari pengaruh ketidakstabilan tebing
sungai dari pengaruh arus dan/atau gerusan banjir. Pengendalian tebing sungai
kritis dilakukan dengan bangunan perlindungan atau perkuatan tebing sungai
dengan mempertimbangkan pengaruh gerusan lokal maksimum yang
diperhitungkan akan terjadi.
(v) Perlindungan palung sungai dilaksanakan oleh petugas Satker Operasi dan
Pemeliharaan di BWS Sulawesi I. Apabila diperlukan bekerjasama dengan
instansi terkait dan masyarakat.

6
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

b) Sempadan sungai
(i) Perlindungan terhadap sempadan sungai dimaksudkan untuk menjaga ruang
penyangga antara ekosistem sungai dan daratan serta fungsi sungai untuk
mengalirkan banjir sedimen.
(ii) Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan dengan penetapan garis
sempadan sungai serta pembatasan pemanfaatan sempadan sungai. Pembatasan
pemanfaatan pada sempadan sungai dilakukan dengan pengaturan pemanfaatan
hanya untuk jenis tanaman semusim serta larangan mendirikan bangunan.
(iii) Penetapan sempadan sungai ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota, sedangkan pengaturan zona pemanfaatan lahan sempadan
sungai dilakukan oleh bupati/walikota.

Beberapa Hal Harus Diperhatikan


1. Skala prioritas berdasarkan kondisi yang paling realistik sesuai dengan harapan
masyarakat atau sesuai kebutuhan setelah dilkukan sosialisasi atau petermuan
konsultasi masyarakat.
2. Kajian perencanaan teknis untuk menyusun detail desain, spesifikasi teknis, dan
rencana anggaran biaya dan waktu pelaksanaan fisik konstruksi.
3. Pemilihan pelaksana fisik konstruksi, dengan swakelola atau lelang (kontrak)
4. Ketersediaan anggaran biaya pemeliharaan tahun berjalan. Apabila tidak cukup dapat
menganjukan anggaran biaya pemeliharaan untuk tahun berikutnya
5. Persetujuan dari Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan sebagai instansi pembina.

4.5 PEMELIHARAAN DENGAN KEARIFAN LOKAL


Pemeliharaan Dengan Kearifan Lokal
Pemeliharaan sedapat mungkin mengkomodasi kearifan lokal (atau kebiasaan masyarakat
setempat yang sudah berlangsung turun-temurun sejak dahulu kala), sepanjang kebiasaan
tersebut tidak bertentangan dengan pedoman ini. Pemeliharaan yang berkaitan dengan
kearifan lokal ditetapkan oleh petugas Satker Operasi dan Pemeliharaan di BWS Sulawesi
I bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

7
LAPORAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen Inlet Sungai Danau Tondano

BAB 4. PELAKSANAAN PERSIAPAN PEMELIHARAAN........................................4-1


4.1 PERSIAPAN PEMELIHARAAN PRASARANA..............................................4-1
4.2 PEMELIHARAAN Preventif..............................................................................4-1
4.3 PEMELIHARAAN KOREKTIF.........................................................................4-3
4.4 PEMELIHARAAN REHABILITATIF...............................................................4-5
4.5 PEMELIHARAAN DENGAN KEARIFAN LOKAL..................................................................4-7

No table of figures entries found.


No table of figures entries found.

Anda mungkin juga menyukai