Anda di halaman 1dari 149

KONSEPSI PENGATURAN

Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Air Baku

RANCANGAN PERATURAN MENTERI


PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN AIR


BAKU

Kontrak No : HK.02.03/97/PKT-XII/SDBOP/V/2015
Tanggal 08 Mei 2015

ASLI
pg. 1
KONSEPSI PENGATURAN
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Air Baku

pg. 2
RANCANGAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ../PRT/M/2016
TENTANG
OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun


1974 tentang Pengairan, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat diberi wewenang dan tanggungjawab
untuk mengatur dan melaksanakan pengelolaan pengairan
antara lain pengelolaan Jaringan Air Baku secara lestari
untuk mencapai daya guna sebesar-besarnya;
b. bahwa berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1974 tentang Pengairan, guna menjamin kelestarian
fungsi dari bangunan-bangunan pengairan untuk menjaga
tata pengairan dan tata air yang baik, perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan-
perbaikan bangunan-bangunan pengairan tersebut;
c. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai asas otonomi daerah, dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membagi sub-
bidang urusan sumber daya air menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota;
d. bahwa berdasarkan Pasal 8 Undang-undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
salah satu jenis peraturan perundang-undangan adalah
peraturan yang ditetapkan oleh Menteri;
e. bahwa berdasarkan Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, ketentuan mengenai
tata laksana operasi dan pemeliharaan bangunan pengairan
ditetapkan oleh Menteri;
f. bahwa guna memberikan dasar dan tuntunan dalam
melakukan operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud
pada huruf b, diperlukan pedoman operasi dan pemeliharaan
Jaringan Air Baku;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Air Baku;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);
2. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3225);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161)
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Instansi Pemerintah Jo Peraturan Presiden Nomor 70 tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015
tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16);
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
1304);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN
AIR BAKU

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :

1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.

2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/ataubuatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

3. Air baku adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

4. Sistem jaringan air baku meliputi jaringan air baku, air baku, manajemen air
baku, kelembagaan pengelolaan air baku, dan sumber daya manusia.

5. Penyediaan air baku adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah layanan yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang air minum.

6. Pengaturan air baku adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan
penggunaan air baku.

7. Pembagian air baku adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan transmisi.

8. Pemberian air baku adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu
dari jaringan transmisi sampai pada intake bangunan penjernih air (Water
Treatment Plant (WTP)).

9. Penggunaan air baku adalah kegiatan memanfaatkan air dari saluran transmisi.

10. Pembuangan air baku, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran air dari
bangunan pra sedimen pada saat pengurasan.

11. Jaringan air baku adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
sebagai satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air baku.

12. Perkumpulan pemanfaat air baku adalah lembaga pengelolaan jaringan air
minum, mulai dari penjernih air sampai saluran distribusi.

13. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

14. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.

15. Pembangunan jaringan baku adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan air
baku di wilayah tertentu yang belum ada jaringan air bakunya.

16. Peningkatan jaringan air baku adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi
jaringan air baku yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan
pada jaringan air baku yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan
kondisi lingkungan.

17. Operasi dan pemeliharaan jaringan air baku adalah serangkaian upaya
pengaturan air baku termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta
mengamankan jaringan air baku agar selalu dapat berfungsi dengan baik.

18. Operasi jaringan air baku adalah upaya pengaturan air baku untuk air minum,
termasuk kegiatan pemompaan dan pendistribusian air sampai ke intake bak
penjernih sesuai dengan kebutuhan.
19. Pemeliharaan jaringan air baku adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan air baku agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.

20. Pengembangan jaringan air baku adalah pembangunan jaringan air baku baru
dan/atau peningkatan jaringan air baku yang sudah ada.

21. Rehabilitasi jaringan air baku adalah kegiatan perbaikan jaringan air baku guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan air baku seperti semula.

22. Persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku yang selanjutnya disebut
persiapan OP, adalah tindakan yang dilaksanakan menuju kesiapan operasi dan
pemeliharaan jaringan air baku.

23. Kesiapan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku yang selanjutnya disebut
kesiapan OP, adalah kondisi jaringan air baku yang telah memenuhi aspek
teknis, administrasi dan kelembagaan.

24. Kinerja jaringan air baku adalah suatu gambaran proporsi dari kemampuan
berfungsinya suatu sistem jaringan air baku terhadap tujuan dibangunnya
sistem tersebut.

25. Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) jaringan air baku
adalah nilai kebutuhan biaya yang diperlukan setiap tahun untuk pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan jaringan air baku.

26. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


pengelolaan sumber daya air.

27. Dinas adalah Organisasi Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang


berfungsi pengelolaan jaringan air baku.

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku.

(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pengelola jaringan air baku mampu
melaksanakan kegiatan – kegiatan meliputi :
a. Operasi dan pemeliharaan jaringan air baku;
b. Penilaian kesiapan operasi dan pemeliharaan untuk jaringan air baku yang
telah selesai dilaksanakan pengembangan atau rehabilitasi;
c. Penilaian kinerja jaringan air baku; dan
d. Penentuan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan jaringan air
baku secara efektif dan efisien.
Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi :

a. Pedoman penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku;


b. Pedoman kesiapan operasi dan pemeliharaan untuk jaringan air baku yang
telah selesai dilaksanakan pengembangan atau rehabilitasi;
c. Pedoman penilaian kinerja jaringan air baku; dan
d. Pedoman penentuan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan jaringan
air baku.

BAB II
PEDOMAN PENYELENGGARAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

Pasal 4

(1) Operasi dan pemeliharaan jaringan air baku, berupa:


a. Operasi jaringan air baku; dan
b. Pemeliharaan jaringan air baku.

(2) Operasi jaringan air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan upaya pengaturan air baku dan pembuangannya, termasuk
kegiatan membuka menutup pintu bangunan air, menjalankan mesin penggerak
dan pompa air, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan pembagian
air, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.

(3) Pemeliharaan jaringan air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
merupakan upaya menjaga dan mengamankan jaringan air baku agar selalu
dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi jaringan
air baku dan mempertahankan kelestariannya.

(4) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku mengacu
pada:

a. Pedoman penyelenggaraan operasi jaringan air baku; dan

b. Pedoman penyelenggaraan pemeliharaan jaringan air baku

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri


ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB III
PEDOMAN KESIAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN (OP)
JARINGAN AIR BAKU

Bagian Kesatu
Lingkup Pengaturan Kesiapan OP
Pasal 5

Lingkup pengaturan kesiapan OP meliputi :

a) Tata cara penetapan kesiapan OP


b) Tata cara pelaksanaan persiapan OP
c) Tata cara serah terima

Bagian Kedua
Penetapan Kesiapan OP
Pasal 6
(1) Penetapan status kesiapan OP, dilakukan oleh Kepala BBWS/BWS/Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya;

(2) Penetapan status kesiapan OP sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan


setelah melalui tahapan :

a. dilakukan pelaksanaan persiapan OP oleh Tim Persiapan OP; dan


b. mendapat rekomendasi dari Tim Persiapan OP;

Bagian Ketiga
Tata Cara Pelaksanaan Persiapan OP
Alinea Kesatu
Prinsip Penilaian Kesiapan OP
Pasal 7

(1) Prinsip penilaian Kesiapan OP meliputi :

a. pemeriksaan terhadap kesiapan administratif,


b. pemeriksanaan terhadap kesiapan fisik termasuk uji pengaliran, dan
c. pemeriksaan terhadap kesiapan manajemen dan kelembagaan.

(2) Kesiapan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
dokumen perencanaan, dokumen pembangunan, dan dokumen hukum dalam
bentuk dokumen tulis, dokumen elektronik dan/atau dokumen cetak
(3) Kesiapan fisik termasuk uji pengaliran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi semua jaringan utama, jaringan pendukung, dan peralatan
pendukung untuk terselenggaranya proses OP;

(4) Kesiapan manajemen dan kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi ketersediaan sumber daya manusia, serta manajemen dan
kelembagaan,

Alinea Kedua
Lingkup Kegiatan Persiapan OP
Pasal 8
Lingkup kegiatan persiapan OP meliputi :

a. Penetapan Tim Persiapan OP


b. Pemeriksaan Kesiapan OP
c. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Kesiapan OP
d. Rekomendasi Tim Persiapan OP
e. Tindak Lanjut Rekomendasi Tim Persiapan OP
f. Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas OP Air Baku
g. Penetapan kesiapan OP
h. Serah Terima Pekerjaan Persiapan OP

Alinea Ketiga
Tugas, Fungsi dan Susunan Tim Persiapan OP
Pasal 9

(1) Tim Persiapan OP mempunyai tugas melaksanakan penilaian kesiapan OP,

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim
Persiapan OP menyelenggarakan fungsi pelaksanaan penilaian kesiapan OP;

(3) Tim Persiapan OP sebagaimana dimaksud ayat (1), dibentuk oleh Kepala BBWS,
Kepala BWS, dan Kepala Dinas sesuai dengan lingkupnya.

(4) Anggota Tim Persiapan OP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :

a. Pegawai pada unit pelaksana konstruksi jaringan air baku;


b. Pegawai pada unit operasi dan pemeliharaan jaringan air baku;
c. Perwakilan pemanfaat air baku.

(5) Dalam hal pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku yang
akan/sedang ditugas pembantuankan kepada pemerintah daerah, anggota tim
ditambah dengan perwakilan dari institusi yang akan melaksanakan tugas
pembantuan.
(6) Tim Pesiapan OP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat didampingi oleh
Unit Penjamin Mutu pada lembaga yang bersangkutan.

Alinea Keempat
Pelaksanaan Persiapan OP
Pasal 10

(1) Pelaksanaan penilaian kesiapan OP dilaksanakan secara partisipatif dengan


melibatkan kelompok pemanfaat air baku.

(2) Dalam hal kelompok pemanfaat air baku belum terbentuk, pelaksanaan
penilaian kesiapan OP melibatkan pemanfaat air baku yang ditetapkan oleh
Kepala Desa/Camat/Bupati.

(3) Secara bersamaan dengan persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan air
baku, Bupati segera memfasilitasi pembentukan kelompok pemanfaat air baku;

(4) Pelaksanaan persiapan OP, dikoordinasikan dengan Komisi Irigasi sesuai


dengan wilayahnya.

(5) Pelaksanaan persiapan OP, dimulai pada saat penerimaan pertama pekerjaan
pengembangan atau rehabilitasi (PHO).

(6) Dalam kondisi diperlukan untuk kepentingan masyarakat, selama masa


persiapan OP, secara selektif dapat dilakukan kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan air baku.

(7) Jangka waktu pelaksanaan persiapan OP diselenggarakan paling lama 2 (dua)


tahun.

(8) Unit pelaksana pengembangan dan rehabilitasi jaringan air baku, bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan selama masa Persiapan OP.

Alinea Kelima
Serah Terima Pekerjaan Persiapan OP
Pasal 11

(1) Penyerahan hasil pekerjaan persiapan OP, diserah terimakan kepada unit
pelaksana operasi dan pemeliharaan jaringan air baku,

(2) Dokumen pekerjaan persiapan OP, dilengkapi dengan Penetapan Status


Kesiapan OP;
(3) Penyerahan pekerjaan persiapan OP, dilaksanakan dengan memperhatikan
status jaringan air baku dan wewenang pelaksanaan operasi dan
pemeliharaannya, serta serah terima aset sesuai ketentuan yang berlaku.

Alinea Keenam
Rincian Pelaksanaan Kegiatan Persiapan OP
Pasal 12
Rincian pelaksanaan kegiatan persiapan OP, mengacu pada pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA JARINGAN AIR BAKU

Pasal 13

(1) Penialaian kinerja jaringan air baku, berupa:

a. Penelusuran jaringan air baku


b. Pencatatan dan dokumentasi kondisi jaringan air baku.
c. Analisis kondisi jaringan air baku
d. Rekomendasi tindak lanjut

(2) Pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja jaringan air baku mengacu pada
pedoman penyelenggaraan penilaian kinerja jaringan air baku. sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V

PEDOMAN PENENTUAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU

Pasal 14

(1) Penyusunan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan jaringan air
baku disusun berdasarkan :

a. Perhitungan kebutuhan finansial untuk kegiatan operasi jaringan air baku


b. Perhitungan kebutuhan finansial untuk kegiatan pemeliharaan jaringan air
baku
(2) Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan jaringan air baku
sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung berdasarkan kebutuhan tahunan.

(3) Pelaksanaan kegiatan penyusunan angka kebutuhan nyata operasi dan


pemeliharaan jaringan air baku mengacu pada pedoman penetuan angka
kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan jaringan air baku sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 15

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini:

a. ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai operasi dan pemeliharaan


jaringan air baku yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini; dan

b. kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan air baku yang masih dalam proses
sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, tetap dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …..

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. BASUKI HADIMULJONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal …..

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Nomor : xxx / PRT/M/20xx
Tanggal : xxx September 20xx
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

PENYELENGGARAAN OPERASI JARINGAN AIR BAKU

BAB I. KEGIATAN OPERASI JARINGAN AIR BAKU

Kegiatan operasi Jaringan Air Baku secara rinci meliputi :


(1) Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data
kualitas air, data cakupan layanan, dll);
(2) Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
(3) Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pemberian Air
Tahunan, dll.;
(4) Pekerjaan melaksanakan pengambilan air baku dari sumber air dan
pemberian air baku (termasuk pekerjaan: membuat laporan pengambilan
air, pemberian air, mencatat operasi pintu/pompa, mengatur bukaan
pintu, dll);
(5) Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan
datangnya debit sungai banjir;
(6) Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan
lumpur;
(7) Koordinasi antar instansi terkait;
(8) Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Air Baku.

1.1. Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan Air Baku

Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan air Baku meliputi :

1.1.1. Perencanaan

a) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan


b) Pembuatan jadwal kerja pengoperasian,
c) Penentuan prioritas/tahapan pengoperasian sesuai dengan komponen
yang tersedia,

1
d) Peyusunan laporan rencana Pengoperasian
e) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Pemberian Air
Tahunan
f) Perencanaan Pemberian Air Tahunan untuk tiap pemanfaat air baku.

1.1.2. Pelaksanaan

a) Laporan kondisi debit air dan kondisi jaringan air baku (01-O).
b) Penentuan rencana pengambilan air baku dari sumber air (02-O);
c) Penetapan pemberian air baku ke saluran transmisi (03-O)
d) Pencatatan debit saluran transmisi bulanan (04-O);
e) Pencatatan debit sumber air dan debit pengambilan (05-O);
f) Laporan pengambilan air baku tahunan (06-O);
g) Laporan pengoperasian bangunan pengatur.

1.1.3. Monitoring dan Evaluasi

a) Monitoring pelaksanaan operasi


b) Kalibrasi alat ukur
c) Monitoring kinerja jaringan air baku

1.2. Data Pendukung Kegiatan Operasi Jaringan Air Baku

Agar operasi Jaringan air baku dapat dilaksanakan dengan baik, harus
tersedia data pendukung antara lain:
1) Peta Daerah Layanan Pengelolaan Air Baku sesuai dengan tugas dan
tanggung-jawab (Skala 1 : 5.000 s/d 1 : 25.000) Dengan plotting sumber
air, jaringan dan Jaringan air baku.
2) Skema Jaringan Air Baku : Menggambarkan intake, saluran transmisi,
bangunan air dan bangunan lainnya yang ada dari sumber air sampai
sebelum pengolah air (water treatment plant/WTP) dilengkapi dengan
nomenklatur.
3) Skema Rencana/Alokasi Pemberian Air
4) Gambar Purna Konstruksi (as built drawing) : Gambar kerja purna
konstruksi untuk saluran maupun bangunan.
5) Dokumen dan Data lain Berupa:
 Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit, pintu pintu
air, stasiun pompa, atau bangunan khusus lainnya;
 Data seri dari catatan curah hujan;
 Data debit sumber air (kuantitas) dan kualitas air;

2
 Data klimatologi; dan
 Data lainnya.

1.3. Peran Serta Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB) dalam Operasi
Jaringan Air Baku

Instansi dan/atau organisasi pengelola Jaringan air baku menyusun rencana


operasi Jaringan air baku.
Dalam kegiatan operasi Jaringan Air Baku dilakukan dengan melibatkan
peran serta Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB) diwujudkan mulai dari
pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan dalam
operasi jaringan.
Dalam rangka mengikut-sertakan masyarakat PPA, kegiatan perencanaan
dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari PPA, dengan proses
sebagai berikut.

a. PPA mengusulkan kebutuhan air kepada pengelola.


b. Pengelola bersama-sama dengan PPA menyusun rencana pengambilan dan
pemberian air baku tersebut.
c. Dalam hal/kondisi tertentu/tidak terjadi kata sepakat, maka Komisi
Irigasi/TKPSDA yang beranggotakan pengelola, PPA, dan instansi terkait
membahas rencana pengambilan dan pemberian air baku yang bisa
disepakati bersama.
d. Pengelola Jaringan air baku melaksanakan operasi Jaringan air Baku atau
dapat dilakukan dengan melibatkan peran PPA untuk
melaksanakannya.

BAB II. TATA CARA OPERASI JARINGAN AIR BAKU

2.1. Perencanaan Operasi Jaringan Air Baku

2.1.1. Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh pengelola prasrana air


baku sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketersediaan air
(debit andalan) dan mempertimbangkan usulan kebutuhan air
tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.

3
2.1.2. Perencanaan Pemberian Air Tahunan

Penyusunan Rencana Pemberian Air Tahunan dilakukan berdasarkan


prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat/PPA
sesuai dengan sub-bab 1.3. Rencana Pemberian Air Tahunan ini
merupakan rencana alokasi air pada masing masing pemakai air untuk
dijadikan acuan/pedoman dalam mengalokasikan pemberian air pada
tiap tiap pemakai air di daerah layanan.
Mengingat ketersediaan air pada sumber-sumber air tidak
tetap/konstan sepanjang tahun, jika terjadi kondisi hidro-klimatologi
yang tidak memungkinkan untuk memberi air sesuai rencana pemberian
air tahunan, maka pengelola akan memberikan air sebagai berikut :
1. Untuk pemanfaatan Jaringan air baku yang hanya untuk air bersih
maka pemberian air tereduksi ini dilakukan secara proporsional.
Misal jika ketersediaan air turun sebesar 15% dari estimasi, maka
pemberian air pada masing masing pemakai air juga di turunkan
sebesar 15%.
2. Untuk pemanfaatan Jaringan air baku yang gabung dengan
pemanfaatan lain (missal juga untuk irigasi atau yang lain), maka
pemenuhan untuk air baku air bersih diprioritaskan dipenuhi terlebih
dahulu, baru untuk keperluan lainnya.

2.1.3. Rapat Penentuan Rencana Pemberian Air Tahunan (RPAT)

Rencana pemberian air tahunan (RPAT) merupakan rencana alokasi


pemberian air untuk berbagai pemakai air baku. RPAT ditentukan setiap
tahun dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Untuk Jaringan air baku yang hanya untuk air baku air bersih, maka
penetapan RPAT dilakukan oleh TKPSDA bersama dengan Pengelola
Jaringan air Baku dan PPAB. TKPSDA mengadakan rapat membahas
dan mengkoordinasikan usulan-usulan dari Perkumpulan Pemakai
Air Baku (PPAB) guna menentukan Rencana Pemberian Air Tahunan
(RPAT). Rencana Pemberian Air Tahunan ini disepakati oleh Pengelola
Jaringan air Baku, PPAB, dan TKPSDA untuk dijadikan pedoman
bersama.
2. Untuk Jaringan air baku yang juga untuk bersama sama memenuhi
kebutuhan lainnya (missal juga untuk air irigasi dll), maka penetapan
RPAT dilakukan secara bersama sama antara Komisi Irigasi/TKPSDA,
Pengelola Jaringan Air Baku, dan PPAB. Komisi Irigasi/TKPSDA

4
mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-usulan
dari Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB) guna menentukan
Rencana Pemberian Air Tahunan (RPAT). Rencana Pemberian Air
Tahunan ini disepakati oleh Pengelola Jaringan air Baku, PPAB, dan
Komisi Irigasi/TKPSDA untuk dijadikan pedoman bersama.
Rencana Pemberian Air Tahunan untuk air baku (bersamaan dengan
rencana penyediaan air irigasi) ini disyahkan oleh instansi sesuai dengan
kewenanganya sebagai berikut:
1. Bupati/Walikota untuk Jaringannya yang terletak di satu wilayah
Kabupaten/Kota
2. Gubernur untuk jaringannya yang terletak di lintas wilayah
Kabupaten/Kota
3. Menteri untuk prasarannya yang terletak di lintas Provinsi.

2.1.4. SK Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri Tentang Rencana


Pemberian Air Tahunan

Setelah ada kesepakatan dalam rapat penentuan RPAT, maka


disusun penetapan melalui SK bupati/walikota atau gubernur atau
Menteri tentang Rencana Pemberian Air Tahunan. SK tersebut sebagai
dasar dalam menyusun rencana pemberian air.
Ada beberapa cara pemberian air baku yaitu untuk Jaringanyang single
user (air baku saja) dan Jaringan air baku yang gabung dengan
penggunaan lain (multiple users).

1. Cara Pemberian air untuk Jaringan air baku single user ditetapkan
sebagai berikut :
a) kondisi debit ketersediaan air lebih besar dari 90% debit
rencana maka pemberian air dilakukan sesuai dengan rencana.
b) kondisi debit ketersediaan antara 70% s/d 90% dari debit rencana,
maka pemberian air dilakukan dengan mengurangi rencana
pemberian air secara proporsional antar pemakai air baku air
bersih.
c) Kondisi debit ketersediaan kurang dari 70% dari debit rencana,
maka pemberian air dilakukan secara terputus-putus (intermitten)
atau secara bergiliran.
2. Cara Pemberian air untuk Jaringan air baku single user ditetapkan
sebagai berikut :

5
a) kondisi debit ketersediaan air lebih besar dari 90% debit
rencana maka pemberian air dilakukan sesuai dengan rencana.
b) kondisi debit ketersediaan antara kurang dari 90% dari debit
rencana, maka pemberian air baku diprioritaskan dipenuhi terlebih
dahulu. Setelah itu baru dimanfaatkan untuk pengguna lain
(irigasi, dll)

2.2. Pelaksanaan Operasi Jaringan Air Baku

Berdasarkan SK Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri tentang


Rencana Pemberian Air Tahunan, maka pelaksanaan kegiatan operasi dapat
dilakukan sebagai berikut :

2.2.1. Laporan keadaan air dan pemberian air

Berdasarkan isian blangko 01-O dan 03-O yang dilaksanakan oleh


Unit Pengelola Jaringan Air Baku (UPJAB) setiap 1 tahun sekali, dapat
diketahui realisasi keadaan air dan pemberian air di masing- masing
wilayah kerja UPJAB.

2.2.2. Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan

Berdasarkan pada rencana Pemberian air tahunan, maka ditetapkan


kebutuhan pengambilan air di pintu pengambilan dengan
memperhatikan/memasukkan kehilangan air. Persentase kehilangan air
ini tergantung jarak pengambilan dengan bangunan pengolah air baku
sebagaimana disajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Persentase Kehilangan Air pada Setiap Jarak Pengambilan


No. Pajang Saluran Pembawa Persentase Kehilangan Air
1. Dekat (< 500 m) 5% - 10%
2. Sedang (500 m – 5.000 m) 10% - 20%
3. Jauh > 5.000 m 20% - 30%
Referensi : Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015

2.2.3. Pencatatan Debit Saluran

Pencatatan debit sumber air dan debit pengambilan dengan


menggunakan blangko 05-O dilakukan oleh petugas operasi
bangunan utama/bendung (POB) / petugas pintu air pada setiap

6
bangunan pengambilan yang dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan guna
mengetahui realisasi detil air yang diambil.

2.2.4. Pencatatan Debit Sumber Air pada Bangunan Pengambilan

Pelaksanaan pencatatan debit sumber air dan debit pengambilan pada


bangunan pengambilan masing masing dilakukan sebagai berikut :
1. untuk Jaringan air baku yang hanya untuk single user air baku air
bersih, maka pencatatan debit dilakukan 1 kali setiap minggu.
2. Untuk Jaringan air baku yang gabung dengan penggunaan untuk
irigasi, maka pencatatan debit dilakukan sehari dua kali pagi dan sore
sebagaimana dilakukan untuk irigasi
3. Untuk Jaringan air baku yang dari pengambilan air tanah, maka
pencatatan debit dilakukan minimal sekali sehari.
Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesuai
dengan yang direncanakan.

2.2.5. Pencatatan Kualitas Air baku

Kualitas air harus dimonitor secara berkala. Pelaksanaan pencatatan


kualitas air dilakukan minimal sebulan sekali dengan mengambil sampel
kualitas air di intake.

2.2.6. Pengoperasian Bangunan Pengatur

Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh


petugas/mantra/juru untuk mengatur debit air sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan.

1. Operasi Bangunan Pengambilan

a. Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan dan pintu


pembilas yang terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat
dialirkan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di
sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup. Untuk
menjaga/menjamin pengaliran air baku selama penutupan pintu
pengambilan saat banjir, maka Pengelola Air Baku/PSDA perlu
setelah intake perlu dibuatkan tampungan buffer untuk memenuhi
keperluan sekitar 5-6 jam atau 1 hari di lokasi sebelum WTP.
c. Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak
tanggul banjir atau elevasi yang ditetapkan.
d. Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas.

7
e. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap
jam di musim banjir.
f. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi
perubahan.
g. Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai
berikut :
 untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran intake,
 untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran intake,
 untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran intake.
h. Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama
operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali
pada kondisi dimana salah satu pintu yang sedang diperbaiki.
i. Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu
besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran
air di saluran dihentikan.
j. Kalau di depan pintu pengambilan di pasang saringan
sampah, pembersihan sampah dilakukan setelah pintu
pengambilan ditutup.

2. Operasi Bangunan Pembilas.

Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sebagai berikut:


a. Operasi kolam tenang (still pond regulation)
 Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah
air yang diperlukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong
pembilas, selebihnya dialirkan di bagian lain dari bangunan
utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas dengan
demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang
masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang
masuk ke saluran relatif bersih.
 Endapan dibiarkan mengedap di dalam kantong pembilas
sampai mencapai ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian
pintu pengambilan ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk
membersihkan kantong pembilas.
 Setelah kantong pembilas bersih, pintu pembilas ditutup
kembali dan pintu pengambilan dibuka kembali untuk
mengalirkan air ke saluran.
 Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan
sangat efektif untuk mengurangi endapan masuk ke
8
saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan
kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar
kantong pembilas dan dapat menyebabkan penghentian
pengaliran ke saluran selama pembilasan.
b. Operasi Kolam Semi Tenang.
 Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih
besar dari debit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air
dialirkan ke hilir melalui pintu pembilas yang dibuka
sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas
dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas
mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan, sedangkan
lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas.
Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas
akan tinggi yang menyebabkan endapan melayang dan tidak
mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-
kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan.
 Dengan demikian fungsi pengendapan di kantong pembilas akan
berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah endapan terus menerus
dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang
dilakukan pada cara operasi kolam tenang.
c. Operasi Pengaliran Terbuka.
Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh
pintu pembilas. Dalam keadaan demikian akan banyak endapan
masuk ke dalam saluran, dan dianjurkan semua pintu pengambilan
ditutup.

3. Operasi Kantong Lumpur.

a. Pengurasan berkala.
Selama terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan air
akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang
pada saat itu endapan mulai akan masuk ke dalam saluran.
Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur harus dikuras.
Operasi dilakukan sebagai berikut:
 Pertama-tama pintu saluran ditutup dengan demikian
pengaliran di kantong lumpur terhenti dan permukaan air
berangsur-angsur naik sampai sama dengan permukaan air
di hilir bendung. Sesudah itu bukaan pintu pengambilan
diatur sedemikian agar debit yang masuk sama dengan debit

9
yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 -1,0 debit
rencana ruangan), kemudian pintu penguras diangkat
sepenuhnya. Dengan urutan seperti itu permukaan air di
kantong lumpur turun dan air mulai masuk ke kantong lumpur
sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan.
 Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong lumpur
mulai terkuras.
 Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup,
permukaan air di kantong lumpur kemudian akan sama
dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu
pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintu saluran
dibuka.
b. Pengurasan terus menerus.
Dari namanya jenis kantong lumpur ini endapan tidak
dibiarkan mengendap, melainkan dikuras terus menerus melalui
pintu penguras yang dipasang di ujung kantong lumpur. Oleh
karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan
harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit
pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini
dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan
dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau
dapat diadakan pengurasan berkala. Agar di saat banjir air di hilir
bendung tidak masuk ke dalam kantong lumpur melalui pintu
penguras, dasar kantong lumpur harus lebih tinggi dan muka air
di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir bendung lebih
tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan
kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan.

4. Operasi Bangunan Pengelak.

Operasi bangunan pengelak merupakan operasi pengaliran air ke


saluran transmisi dan merupakan kombinasi kegiatan operasional
dari masing- masing bangunan seperti yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan mengenai berbagai operasi bangunan pengelak sebagai
berikut:

10
a. Bendung Tetap

1) Operasi dalam keadaan muka air normal.

 Pengoperasian selama musim kemarau pada saat debit


sungai yang disadap sama dengan debit rencana saluran,
disarankan pintu pembilas ditutup penuh.
 Dalarn keadaan ini dianjurkan menggunakan operasi
kolam tenang, karena air sungai relatif lebih bersih.
Kelebihan air setelah debit saluran terpenuhi, dialirkan
melalui pembilas sungai apabila bangunan utama
dilengkapi dengan pembilas sungai atau apabila tidak ada
dibiarkan melimpas melalui mercu bendung.
 Apabila alur sungai pindah dan kantung pembilas, operasi
kolam semi tenang dilaksanakan agar arus kembali menuju
kantong pembilas.
 Pada bangunan pembilas yang dilengkapi bangunan
pembersih lumpur, debit sisa dapat diarahkan melalui
bangunan tersebut sehingga akan terjadi pembilasan yang
terus menerus dengan kecepatan antara 2,0 sampai 2,5
m/det untuk membilas lumpur dari 3,0 sampai 4,0 m/det
untuk membilas pasir dan kerikil. Pada saat tersebut,
pintu pembilas dibuka sesuai dengan kebutuhan, agar
kecepatan tersebut di atas tercapai. Air yang mengalir di
atas lantai atas bangunan pembersih lumpur, masuk
kedalam saluran sedangkan debit sisa dialirkan melalui
bukaan pintu pembilas sungai atau melimpas di atas mercu
bendung.
 Apabila pada bangunan pembilas tidak dilengkapi dengan
bangunan pembersih lumpur, akan terjadi pengendapan di
dalam kantong pembilas. Pengendapan sedimen ini
diharapkan sampai mencapai ketinggian 30 sampai 50 cm
diawal ambang pintu pengambilan, kemudian dilakukan
pembilasan dengan menutup pengambilan dan membuka
pintu pembilas.

2) Operasi pada saat banjir tahunan dan banjir periode 20 tahun.

Kondisi semacam ini hampir terjadi setiap tahun dan debit


sungai mencapai banjir periode 20 tahun. Pengoperasian

11
pintu harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah
endapan masuk kedalam saluran dan terlampau banyak
terjadi pengendapan di kantong pembilas. Apabila dalam
pengamatan kegiatan operasi kolam tenang dapat berfungsi
dengan baik, maka kegiatan ini dapat diteruskan bersamaan
dengan pembilas endapan pada kantong pembilas.
 Apabila ada bangunan pembersih lumpur, pintu pembilas
dapat dioperasikan sebagaimana pada pengoperasian debit
normal.
 Bila memungkinkan debit sungai melalui pembilas sungai,
dengan debit pembilas sungai dibuat lebih besar dan pada
debit saluran ditambah debit pembilas atau vs/vp >1.
 Debit yang masih tersisa dibiarkan melimpas di atas mercu
bendung.
 Apabila tidak ada pembilas sungai, debit sisa dan debit
saluran ditambah debit pembilas dapat dibiarkan melimpas
di atas mercu bendung.
 Apabila dalam kenyataan cara operasi kolam tenang
rnenyebabkan terlampau banyak endapan di kantong
pembilas dan di dasar sungai atau debit yang masuk terlalu
besar dan dikhawatirkan kandungan sedimen yang masuk
ke dalam saluran terlalu besar, sebaiknya pintu pengambilan
ditutup penuh sementara waktu. Untuk menetapkan
prosedur operasi yang tepat, perlu dilakukan penelitian
yang seksama pada berbagai ketinggian air atau berbagai
kandungan endapan.

3) Operasi pada saat banjir periode 50 dan 100 tahun.

 Pada saat banjir seperti ini, kandungan sedimen sangat


tinggi dan dianjurkan pintu pengambilan ditutup penuh
serta membuka pintu kantong pembilas dan pintu
pembilas sungai (jika ada) untuk menghindari sedimen
masuk ke dalam saluran.
 Setelah banjir surut dan kandungan sedimen mulai
rendah atau dalam batas toleransi, pintu pengambilan
dapat dibuka. Untuk mengetahui kapan pintu pengambilan
boleh ditutup dan sebagainya, pada saat banjir sebaiknya

12
diambil contoh air dan sungai dan saluran untuk dianalisa
kandungan endapannya.
b. Bendung Gerak
Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi oleh pilar-
pilar dan tembok tepi satu ke tepi lainnya. Tiap pintu dapat dibuka
untuk membilas endapan yang berada di hulu masing-masing
pintu (tidak serupa dengan bendung tetap yang rnenyebabkan
endapan bertambah terus sampai mencapai ketinggian mendekati
mercu bendung).
Pada bendung gerak yang agak kecil (lebar < 200 m), hanya
dibuat pintu pelimpah/pintu spillway dan pintu kantong bilas.
Pada konstruksi yang lebih panjang dapat dibangun pembilas
sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu
pelimpah/pintu gerak ( spillway gate ). Bangunan pembersih
lumpur boleh dibuat atau pun tidak. Umumnya bila tak
dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan kandungan lumpurnya
tinggi, kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk di hilir
pengambilan.
Cara mengoperasikan pintu gerak dianjurkan sebagai berikut:

1) Pada musim kemarau atau debit normal.

Dianjurkan mengoperasikan dengan cara pengoprasian kolam


tenang. Bila tak ada pembilasan (pintu pembilas ditutup), pintu
pengambilan dibuka untuk memperoleh debit pengambilan
yang dibutuhkan. Sisa debit pengambilan dilepas melalui
pembilas sungai (jika ada) atau melalui beberapa pintu
pelimpah (¨ spillway gate") yang dekat dengan pintu pembilas.
Pembilasan dilaksanakan bila endapan dalarn kantong pembilas
telah mencapai 30 sampai 50 cm di bawah ambang
pengambilan dengan menutup pintu pengambilan dan
membuka pintu pembilas. Setelah selesai pembilasan, pintu
pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka.
Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil.
Bila bendung gerak dilengkapi bangunan pembersih lumpur,
debit pengambilan maupun debit pembilasan mengalir melalui
kantong pembilas. Cara pengoperasian dan cara penentuan
debit pembilas sama dengan cara pada bendung tetap. Debit
sisa dialirkan rnelalui pembilas sungai (jika ada) atau

13
melalui dua atau tiga pintu pelimpah yang dekat dengan
pembilas. Pintu pembilas tidak dibuka lebih tinggi dan atap
(lantai atas) bangunan pembersih lumpur. Apabila dalam
kenyataan alur sungai menjauhi kantong pembilas, operasi
kolam semi tenang dapat dicoba.

2) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan periode 20 tahun.

Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan


cara pada musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan
bangunan pembersih lumpur diatur sebagai berikut :
 Bendung gerak dengan pembilas sungai.
Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan antara
debit pembilas dan debit sungai atau (vs/vp) >1 dan debit sisa
dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui
bendung gerak (spillway bay), dengan membuka sernua
pintu/bendung gerak sama besar. Apabila ada endapan di
muka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebut
dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan.
 Bendung gerak tanpa pembilas sungai.
Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit
pembilasan) dialirkan melalui bendung gerak (spillway hat).
Untuk pelimpahan, secara menyeluruh bukaan pintu lebih
disukai berbentuk miring (wedge shape) dan pada membuka
pintu dengan tinggi sarna. Pintu dekat pembilas dibuka
lebih tinggi selanjutnya berangsur mengecil makin jauh dan
pembilas. Bila pengambilan air hanya pada satu sisi saja
maka bukaan pintu gerak pada sisi yang tak ada pengambilan
air dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan
kata lain, bila ada dua pengambilan (kiri-kanan) maka
pintu gerak paling tengah dibuka paling kecil.
Bukaan pintu harus demikian rupa sehingga tak ada air
melimpah melalui atas daun pintu/alas bendung gerak,
kecuali didesain dengan pelimpah alas.
Penelitian model hidrolika tiga dimensi diperlukan untuk
menentukan bukaan pintu bendung gerak. Kalau tidak ada
penelitian, petunjuk berikut dianjurkan untuk pengaturan
pembukaan cara ‘wedge shape" ini:

14
Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi
(katakanlah sisi kanan)
 Anggap lebar kantong pembilas "W", yaitu lebar dan
tembok tepi ke dinding pembatas (pilar) pertama.
 Bagilah (daun) pintu gerak dalam grup-grup, misalnya W1,
W2, W3 dan W4 flap grup sama dengan "W" Bila debit pada
kantong pembilas Qi, atur bukaan pintu melalui grup. W i
yang debitnya = 1,25 x Qi
 Catatan: Qi adalah debit pengambilan ditambah debit
excluder jika ada.
 Sekarang, diharapkan vs/vp > 1
 Buka pintu grup W4 yang terletak paling jauh dari
kantong pembilas sedemikian agar bagian atas pintu 15 cm di
atas muka banjir rencana (muka air di hulu bendung).
 Buka pintu W2 dan W3 berbentuk miring (wedge shape)
Misalnya bukaan pintu W1 dan W3 masing-masing 160 cm
dan 70 cm, maka bukaan W3 = 70 + (160 - 70)/3 =
100 cm.
 Sedangkan bukaan W2 = 70 + (160 - 70) x 2/3 = 130 cm.
Contoh bila bendung gerak dilengkapi bangunan
pengambilan pada dua sisi sungai, apabila:
W1 = lebar pembilas kanan
W2 = lebar pembilas kiri
Qi = debit yang lewat pada pembilas (kantong pembilas) kanan
Q2 = debit pembilas yang lewat pembilas kiri.
Urutan grup pintu adalah ( dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3,
W1
 Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling
dekat dengan pintu bilas kanan (W1)
 Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping
dinding paling kiri sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
 Bagilah bukaan grup lain misalnya W 3, W4, W5, agar
(bank) grup W4 terletak paling tengah
 Atur grup pintu tengah (W 4) hingga puncaknya 15 cm
diatas muka air banjir rencana
 Atur W3 disamping Wi agar bukaannya sama dengan (W 1
+ W4)/2

15
 Dengan cara sama, atur bukaan W5 = ( W4 + W2)/2
Catatan :
Pelaksanaan operasi di lapangan mungkin perlu sedikit berbeda
tergantung pada pengangkatan kandungan sedimen yang
masuk ke dalam saluran.

3) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun.

Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas dan pintu
bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan
ditutup. Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam
air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi dan
pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti
diterangkan terdahulu.

2.3. Pemanfaatan Sumber Lain

Apabila terjadi kekurangan air dalam kegiatan pemberian air baku maka
dapat diupayakan pemanfaatan sumber-sumber air lainnya seperti
pemanfaatan air tanah dan pemanfaatan air hujan.

2.3.1. Pemanfaatan Air Tanah (Conjunctive use)

Air tanah dapat merupakan sumber air utama atau secara terpadu
bersama- sama dengan air permukaan memenuhi kebutuhan air baku
(Conjunctive use). Pengelolaan terpadu dalam penggunaan air
permukaan dan air tanah diperlukan terutama pada pemanfaatan air
tanah sebagai pengganti air baku pada musim kemarau dan atau
sebagai tambahan (suplesi) bagi jaringan air baku.

2.3.2. Pemanfaatan Air Hujan (Penangkapan Air Hujan)

Pada daerah-daerah yang ketersediaan air permukaan dan air tanahnya


sangat terbatas (tidak mencukupi), maka penyediaan air baku dapat
dilakukan dengan penangkapan air hujan atau pemanenan air hujan.
Dalam hal dilakukan pemanenan air hujan untuk air baku air minum,
maka harus dilakukan pengujian kualitas airnya untuk memenuhi
persyaratan sebagai air baku air minum (Permenkes 2001).

16
2.4. Monitoring dan Evaluasi

2.4.1. Monitoring Pelaksanaan Operasi

Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan


daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.
Blangko tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan
prasrana air baku yang bersangkutan yaitu yang kewenangan pemerintah
pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

2.4.2. Kalibrasi Alat Ukur

Jenis alat ukur yang dipakai pada pengambilan dan pada pemberian air
harus dilengkapi dengan bangunan pengatur dan pengukur debit
pemberian air atau meter air. Jenis alat ukur yang dipakai
diantaranya adalah :
1) Tipe Romijn
2) Tipe Cipoletti
3) Tipe Parshall Flume
4) Tipe CHO (Constant head orifice)
5) Tipe Crump de Gruyter
6) Tipe Drempell
7) Pintu Sorong
Dari tipe-tipe di atas sudah ada rumus standar (asal dipenuhi
syarat hidrolisnya).
Untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien,
pengambilan dan pemberian air harus dapat diukur dengan baik.
Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan
waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus
standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
nilai kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air-sedimen itu
sendiri, dan ketepatan bukaan alat ukur. Disamping itu pengerjaan dan
pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus
dikalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit
yang mengalir dengan besarnya debit sesuai dengan perhitungan
menggunakan rumus umum. Tata cara kalibrasi harus dilakukan
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata cara kalibrasi. Kalibrasi
harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur
atau minimal lima tahun sekali.

17
Apabila terjadi kerusakan alat ukur, maka sambil menunggu
perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut :
 Pengukuran debit dengan metode pelampung
 Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang
masih berfungsi

2.4.3. Evaluasi Kinerja/Kondisi Jaringan Air Baku

Evaluasi kinerja/kondisi Jaringan air baku dimaksudkan untuk


mengetahui kondisi kinerja dan kondisi Jaringan air baku dengan
memperhatikan komponen yang meliputi :
1) Jaringanfisik (bangunan utama, pintu air, pompa, saluran, tanggul,
dll)
2) Kemamputan pengaliran
3) Sarana penunjang (alat ukur debit, bangunan perlindungan, system
informasi)
4) Organisasi personalia
5) Dokumentasi
6) Kondisi pengelolaan
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1
(untuk lokasi prasrana air baku utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan
formulir 2 (untuk lokasi prasrana air baku lintas kabupaten/kota).
Indeks Kinerja/kondisi Jaringan air baku dengan nilai :
1) 80-100 : kinerja sangat baik
2) 70-79 : kinerja baik
3) 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
4) < 55 : kinerja jelek dan perlu rehabilitasi
5) maksimal 100, minimal 55, dan optimum 77,5
Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan
pengelolaan Jaringan air baku yang bersangkutan yaitu yang
kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.

18
BAB III. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.1. Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Yang
Berada Di Lapangan

3.1.1. Pengelola Jaringan air Baku


1) Mempersiapkan penyusunan rencana pengambilan dan rencana
pemberia air tahunan.
2) Melakukan koordinasi penetapan besarnya reduksi proporsional
untuk pemberian air jika debit sumber air menurun.
3) Rapat di kantor pengelola/Dinas setiap bulan untuk mengetahui
permasalahan operasi, hadir para mantra/juru, petugas operasi
bangunan utama serta Perkumpulan Pemakai Air (PPA).
4) Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupaten.
5) Membina PPA untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi
6) Membantu proses pengajuan SK Penetapan Rencana Pemberian Air
Tahunan serta pengajuan bantuan biaya operasi yang diajukan
PPA.
7) Membuat laporan kegiatan operasi.
3.1.2. Petugas Mantri/Juru
1) Membantu pengelola Jaringan air baku untuk tugas-tugas yang
berkaitan dengan operasi.
2) Melaksanakan instruksi dari tentang pemberian air pada tiap
pemakai air;
3) Melaksanakan pengaturan pintu air sesuai debit yang ditetapkan;
4) Mengisi papan operasi;
5) Membuat laporan operasi:
6) Pengumpulan data debit ketersediaan sumber air;
7) Pengumpulan data pengambilan dan pemberian air;
8) Pengumpulan data kondisi Jaringan air baku;
9) Pengumpulan data Curah Hujan dan klimatologi;
10) Melaporkan kejadian banjir;
11) Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis;
3.1.3. Petugas Operasi Bangunan Utama (POB)
1) Melaksanakan pengaturan pintu penguras bendung terhadap
banjir yang datang Melaksanakan pengurasan kantong lumpur.
2) Membuka/menutup pintu pengambilan utama, sesuai debit dan
jadwal yang direncanakan.

19
3) Mencatat besarnya debit yang mengalir / atau masuk ke saluran
induk pada blangko operasi.
4) Mencatat elevasi muka air banjir.

3.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan

1. Pengelola: 1 orang + 5 staff per jaringan Jaringan air baku


2. Mantri / Juru: 1 orang per panjang saluran transmisi 5 km atau 10 km
3. Petugas Operasi Bangunan Utama (POB) : 1 orang per banguna utama
(missal :bendung), dapat ditambah beberapa pekerja untuk bendung
besar.

3.3. Persyaratan Petugas Operasi dan Pemeliharaan


Persyaratan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan air baku dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Persyaratan Petugas Operasi dan Pemeliharaan


Jumlah Fasilitas
Jabatan Kompetensi Minimal Pendidikan Minimal
Minimal Minimal
Kepala Mampu  Sarjana Muda / Rumah dinas
Pengelola melaksanakan D-III Teknik Sipil Sarana
Jaringan Air tupoksi untuk operasi  Telah mengikuti 1 Transportasi
Baku dan pemeliharaan Diklat teknis dan komunikasi
jaringan air baku
Operator Mampu  SMK jurusan  Rumah jaga
Pompa melaksanakan tugas mesin  Sarana
Jaringan Air pokok dan fungsi  2. Telah mengikuti transportasi
Baku untuk diklat teknis 2 dan
mengoperasikan dan komunikasi
pemeliharaan mesin
pompa
Petugas Mampu  SMK jurusan sipil  Rumah jaga
Saluran melaksanakan  Telah mengikuti  Sarana
Transmisi tupoksi operasi dan diklat teknis 1 transportasi
pemeliharaan saluran dan
transmisi. komunikasi
Petugas Mampu  SMK jurusan sipil  Rumah jaga
Bangunan melaksanakan  Telah mengikuti  Sarana
Utama tupoksi operasi dan diklat teknis transportasi
pemeliharaan 1 dan
bangunan utama komunikasi
termasuk kantong
lumpur
Pekerja/ Mampu Peralatan
Pekarya melaksanakan pekerja
saluran tupoksi perbaikan SMP 1
dan pemeliharaan
jaringan air baku

20
3.4. Tugas Pokok dan Fungsi PPAB Dalam Operasi Jaringan air Baku

Perkumpulan pemakai air Baku (PPAB) dapat berperan serta dalam


operasi Jaringan air Baku sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya
antara lain :

1. Kegiatan Pengumpulan Data : mencatat data kondisi Jaringan air baku,


mencatat data debit pengambilan dan debit pemberian air.
2. Perencanaan Operasi : menyampaikan usulan rencana kebutuhan air,
menyampaikan usulan dalam rapat koordinasi penentuan rencana
pemberian air, menyepakati secara tertulis rencana tahunan operasi,
menyepakati rencana pemberian air.
3. Pelaksanaan Operasi : menerima alokasi pemberian air, mengusulkan
peninjauan kembali apabila ada pemberian air yang tidak sesuai dengan
rencana pemberian air, melaporkan kondisi kekurangan/kelebihan air
setiap periode operasi, membantu melaksanakan pekerjaan operasi
seperti membuka, menutup pintu, dan memberikan pelumasan pintu air,
4. Monitoring Dan Evaluasi Operasi : melaporkan adanya pengambilan air
secara tidak resmi, melaporkan kejadian perusakan bangunan, saluran,
dan pintu air, melaporkan konflik air dan mengupayakan penyelesaiannya,
Panduan untuk peran PPA lebih lanjut dalam operasi Jaringan air
baku akan diatur secara terpisah.

21
LAPORAN KONDISI DEBIT PENGAMBILAN DAN KONDISI JARINGAN AIR BAKU

Nama Jaringan Air Baku : .........


Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK Blangko 01 - O
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Tahun : .........

KONDISI JARINGAN AIR BAKU TINDAKAN


Debit Pintu Usulan
No Uraian Bocoran Rusak/ Longsoran Tersumbat Retak Sedimen/
(liter/detik) Rusak Lain-lain Dikerjakan Tindak
(M/BH) Putus (M) (M) (M/BH) (M) Waled (H)
(BH) Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah Total
Rata-rata

Penjelasan ............, .... Desember 20...


1 Diserahkan setiap akhir bulan Desember pada tahun yang bersangkutan Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
2 Kolom 3 diisi berdasarkan rekap data debit pada blanko 06-O pada tahun yang bersangkutan
3 Kolom 4 s/d 11 diisi salah satu tingkat kerusakan dan volumenya yang paling tepat
R = Kerusakan ringan (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang dapat diatasi sendiri oleh pengelola jaringan air baku)
S = Kerusakan sedang (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan)
B = Kerusakan berat (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan dan tenaga)
Baik R, S maupun B harus dilaporkan apabila ada kerusakan baru atau kerusakan lama (yang pernah dilaporkan) berubah lagi .....................................
4 Kolom 12 dan 13 keterangan diisi jenis kerusakan yang sudah dikerjakan dan diusulkan NIP :

Laporan Tahunan : Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS

22
RENCANA PENGAMBILAN AIR DARI SUMBER AIR
Nama Jaringan Air Baku : .........
Blangko 02 - O
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Periode Pemberian : 01 Januari - 31 Desember tahun ybs.

Realisasi debit pada


Cakupan periode sebelumnya Rencana kebutuhan air baku (lt/dt)
Debit yang
Nama Wilayah Kerja Layanan (lt/dt)
No digunakan
Unit Pengelola Jaringan Air Baku Air Baku Kebutuhan
Debit Debit pada Kebutuhan air Q hilang di (lt/dt)
(KK) air di bang.
rata-rata akhir periode baku (Ql) saluran (Qh)
Bagi (Qb)
1 2 3 4 5 6 7 8=(6+7) 9=8

Penjelasan : …………………., …………20…


1. Kolom 7 adalah kehilangan air di saluran transmisi dari Blangko 04-O pada tahun sebelumnya Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
2. Kolom 8 = (6) + (7)
3. Kolom 9 = 8

Laporan Tahunan
Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS .....................................
NIP :

23
PENETAPAN PEMBERIAN AIR BAKU KE SALURAN TRANSMISI

Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 03 - O


Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Periode Pemberian : 01 Januari - 31 Desember tahun ybs.

Realisasi debit pada periode Rencana kebutuhan air baku (lt/dt)


Cakupan Debit yang
Nama Wilayah Kerja
No Layanan Air Debit Debit pada Kebutuhan air Q hilang di Kebutuhan air di digunakan
Unit Pengelola Jaringan Air Baku
Baku (KK) rata-rata akhir periode baku (Ql) saluran (Qh) bang. Bagi (Qb) (lt/dt)

1 2 3 4 5 6 7 8=(6+7) 9=8

Keterangan : …………………., …………20…


Ditandatangan kepala dinas setelah Kepala Dinas Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
blangko 02-O dibahas dalam rapat Komisi Irigasi

Laporan Tahunan :
Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS

..................................... .....................................
NIP : NIP :

24
PENCATATAN DEBIT SALURAN TRANSMISI BULANAN
Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 04 - O
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Bulan/Tahun : .........

Debit (lt/dt) pada tanggal Jumlah Debit Rata-


No Bangunan Pengatur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Debit rata
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 (lt/dt) (lt/dt)

Laporan Bulanan : …………………., …………20…


Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku

.....................................
NIP :

25
PENCATATAN DEBIT SUMBER AIR DAN DEBIT PENGAMBILAN

Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 05 - O


Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Bulan/Tahun : .........
Debit sumber air pada
Debit Pengambilan
pembacaan alat ukur
Tanggal
Kanan Kiri
H (cm) Q (lt/dt)
H (cm) Q (lt/dt) H (cm) Q (lt/dt)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-rata

Penjelasan : …………………., …………20…


Pencatatan debit dilakukan tiap Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
pukul 08.00

.....................................
NIP :

26
LAPORAN PENGAMBILAN AIR BAKU TAHUNAN
Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 06 - O
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Jenis Sumber Air : .........
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Tahun : .........

Debit (lt/dt) pada bulan Jumlah Debit Debit Rata-rata


No Bangunan Pengatur
(lt/dt) (lt/dt)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Laporan Tahunan : …………………., …………20…


Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku

.....................................
NIP :

27
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Nomor : xx / PRT/M/20xx
Tanggal : xx September 20xx
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

BAB I. KEGIATAN PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU

Pemeliharaan Jaringan Air Baku adalah upaya menjaga dan mengamankan


Jaringan Air Baku agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya
melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang
harus dilakukan secara terus menerus.

1.1. Ruang Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Air Baku


Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan jaringan air baku, meliputi :

1. Inventarisasi kondisi dan fungsi Jaringan Air Baku


2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Pemantauan dan evaluasi

1.2. Data Pendukung Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Air Baku

Di dalam penyelenggaraan pemeliharaan Jaringan Air Baku diperlukan data-


data pendukung sebagai berikut :

1. Peta Daerah Layanan Pengelolaan Air Baku sesuai dengan tugas dan
tanggung-jawab (Skala 1 : 5.000 s/d 1:25.000) Dengan plotting sumber air,
jaringan dan jaringan air baku.
2. Skema Jaringan Air Baku : Menggambarkan intake, saluran transmisi,
bangunan air dan bangunan lainnya yang ada dari sumber air sampai
sebelum pengolah air (water treatment plant/WTP) dilengkapi dengan
nomenklatur.

1
3. Gambar Purna Konstruksi (as built drawing) : Gambar kerja purna
konstruksi untuk saluran maupun bangunan.
4. Inventarisasi Jaringan Air Baku .
5. Perencanaan 5 (lima) tahunan pengelolaan asset jaringan air baku.
6. Dokumen dan Data lain Berupa:
a. Manual pengoperasian Bangunan Utama, bangunan ukur debit,
pintu pintu air, stasiun pompa, atau bangunan khusus lainnya;
b. Dokumen dan data pendukung lainnya.

1.3. Jenis-Jenis Pemeliharaan Jaringan Air Baku

Jenis pemeliharaan Jaringan Air Baku terdiri dari :


1. Pengamanan Jaringan Air Baku
2. Pemeliharaan rutin
3. Pemeliharaan berkala
4. Perbaikan darurat

1.3.1. Pengamanan Jaringan Air Baku

Pengamanan Jaringan Air Baku merupakan upaya untuk mencegah


dan menanggulangi terjadinya kerusakan Jaringan Air Baku yang
disebabkan oleh daya rusak air, hewan, atau oleh manusia guna
mempertahankan fungsi Jaringan Air Baku .
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh pengelola jaringan air
baku bersama sema dengan anggota/pengurus Perkumpulan Pemakai
Air (PPA), dan seluruh masyarakat setempat.
Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak Jaringan Air
Baku dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan
larangan, papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya.
Adapun tindakan pengamanan dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut :
1. Tindakan Pencegahan
a. Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m
sebelah hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bangunan utama di
sungai atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Tambahan: Membuat patok peringatan yang dicat tiga warna
dengan elevasi disesuaikan keamanan bendung: Warna hijau
pengambilan pasir diperbolehkan, warna kuning kecepatan

2
pengambilan pasir diperlambat, warna merah pengambilan pasir
dihentikan sementara menunggu pengisian pasir dari hulu.
c. Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah
ditentukan dengan memasang papan larangan.
d. Petugas pengelola jaringan air baku harus mengontrol patok-patok
batas tanah supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
e. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan
inspeksi yang melebihi kelas jalan.
f. Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang
berbahaya.
g. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di
tanggul saluran, badan timbunan waduk/embung/situ.
h. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan
instansi terkait tentang pengamanan fungsi Jaringan Air Baku.
2. Tindakan Pengamanan
a. Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya,
misalnya : disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang
tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.
b. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.
c. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul
saluran berupa portal, patok.

1.3.2. Pemeliharaan Rutin

Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi


Jaringan Air Baku yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada
bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan ini dilaksanakan
secara spontan sesuai jadwal, dan biasanya tidak diperlukan observasi
lapangan, justifikasi perbaikan, analisis kegiatan dan pembiayaan, dan
tidak perlu proposal detail kegiatan.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi :
1. Yang bersifat Perawatan :
a. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
b. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan
semak-semak.
c. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
d. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
e. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar
tanggul saluran.

3
2. Yang bersifat Perbaikan ringan
a. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
b. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang
retak atau beberapa batu muka yang lepas.

1.3.3. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan


yang dilaksanakan secara berkala yang direncanakan.
Untuk pengelolaan jaringan air baku yang berupa kemitraan social
(pengelola air baku dari masyarakat) maka pemeliharaan berkala ini
dilaksanakan oleh Pengelola Jaringan Air Baku dan dapat bekerja sama
dengan Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB) secara swakelola sesuai
dengan kemampuan lembaga pengelola dan PPAB tersebut dan dapat
pula dilaksanakan secara kontraktual.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik sesuai
kondisi Jaringan Air Baku nya. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala
dapat berbeda-beda periodenya, misalnya setiap 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi optimal pelaksanaannya.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan perencanaan yang memadai, dan biasanya
diperlukan observasi lapangan, justifikasi perbaikan, analisis kegiatan dan
pembiayaan, serta dilengkapi dengan proposal detail kegiatan.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan
yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan
pemeliharaan yang bersifat penggantian.
Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi :
1. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan
a. Pengecatan pintu
b. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
c. Perawatan stasiun pompa (bangunan dan pompa)
d. Perawatana Perpipaan
2. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
a. Perbaikan Bangunan Utama (Bendung/embung/dll), Bangunan
Pengambilan dan Bangunan Pengatur
b. Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
c. Perbaikan Saluran pipa dan/atau saluran terbuka
d. Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
e. Perbaikan Jalan Inspeksi

4
f. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas,
kendaraan dan peralatan
g. Stasiun pompa, Perpipaan, dll
h. Perbaikan kolam tando/reservoir.
3. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
a. Penggantian Pintu
b. Penggantian alat ukur
c. Penggantian peil schall
d. Penggantian pipa
e. Penggantian pompa
f. Penggantian peralatan mekanikal dan elektrikal

1.3.4. Penanggulangan/Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan


berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti
Pengrusakan/penjebolan tanggul, Longsoran tebing yang menutup
Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan segera dengan
konstruksi tidak permanen, agar Jaringan Air Baku tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru
dan kepala pengelola secara berjenjang. Lokasi, tanggal/waktu, dan
kerusakan akibat kejadian bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko
03-P dan lampirannya
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola
atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di
Pengelola Jaringan Air Baku atau yang disediakan masyarakat seperti
(bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang kelapa, dan lain-
lain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi
yang permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program
rehabilitasi.

1.4. Peran Serta Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB) Dalam


Pemeliharaan Jaringan Air Baku

Pengelola Jaringan Air Baku dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan


Jaringan Air Baku dilakukan dengan melibatkan peran Perkumpulan
Pemanfaat Air Baku (PPAB) diwujudkan mulai dari pemikiran awal,
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan.

5
Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan didapat melalui hasil
penelusuran bersama dengan proses sebagai berikut :
1. Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB) bersama petugas pengelola
jaringan air baku melakukan penelusuran untuk mengindentifikasi
kerusakan-kerusakan, usulan rencana perbaikan dan skala prioritas.
2. Penyusunan jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh PPAB
3. Pengelola Jaringan Air Baku melaksanakan pemeliharaan Jaringan Air
Baku dapat dilakukan melalui kerjasama dengan PPAB secara swakelola
(partisipatip) sesuai dengan kemampuan Pengelola dan PPAB.
Kemungkinan kerjasama pemeliharaan jaringan air baku dicantumkan
dalam Tabel 1

Tabel 1. Kerjasama Pemeliharaan Jaringan Air Baku Antara Pengelola


dan PPAB
Kerjasama
No. Pengelola Pemakai Air Baku
Pemeliharaan
1. Pemerintah a. PDAM/PDAB a. Lewat CSR
(Balai b. Swasta/Industri b. Lewat CSR
Sungai/Cipta c. Masyarakat/Konsumen c. Partisipatip
Karya/Dinas
PSDA)
2. PDAM/PDAB a. Swasta/Industri a. Lewat CSR
b. Masyarakat/Konsumen b. Partisipatip
3. Swasta/Indus a. Swasta/Industri a. Lewat CSR
tri b. Masyarakat/Konsumen b. Partisipatip
4. IKK/Pokmas/ a. Masyarakat d. Partisipatip
Pokdes
Catatan : CSR = Corporate Social Responsibility

4. PPAB dapat berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan Jaringan Air


Baku dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya sesuai dengan
kemampuannya.
5. PPAB berperan aktif dalam pengamanan Jaringan Air Baku .
6. PPAB dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeliharaan
Jaringan Air Baku dalam bentuk penyampaian laporan penyimpangan
pelaksanaan kepada Dinas atau Bupati/Walikota/Gubernur sesuai dengan
kewenangannya.

6
BAB II. TATA CARA PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU

Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata


cara/prosedur yang tepat tahapan tahapanya mengacu pada :

1. Inventarisasi Jaringan Air Baku


2. Perencanaan pemeliharaan Jaringan Air Baku
3. Pelaksanaan pemeliharaan Jaringan Air Baku
4. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan Jaringan Air Baku

2.1. Inventarisasi Jaringan Air Baku

Inventarisasi Jaringan Air Baku dilakukan untuk mendapatkan data


jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh jaringan air baku serta
data ketersediaan air dan nilai aset jaringan air baku serta kualitas air baku.
Inventarisasi Jaringan Air Baku dilaksanakan setiap tahun mengacu pada
ketentuan/pedoman yang berlaku.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat


diperlukan adalah data kondisi Jaringan Air Baku yang meliputi data
kerusakan dan pengaruhnya terhadap fungsinya.

Pelaksanaan inventarisasi Jaringan Air Baku ini dilaksanakan secara


partisipatif melalui penelusuran Jaringan Air Baku oleh Pengelola Jaringan
Air Baku secara bersama-sama dengan Perkumpulan Pemakai Air Baku
(PPAB) dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Air Baku, yang
bersifat kemitraan sosial. Dari hasil inventarisasi tersebut disusun program 5
tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.

2.2. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Air Baku

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Pengelola Jaringan Air Baku bersama


Perkumpulan Pemakai Air berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi
Jaringan Air Baku. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian tugas,
antara PPAB dengan Pengelola Jaringan Air Baku diantaranya bagian mana
bisa ditangani PPAB dan bagian mana yang ditangani Pengelola melalui Nota
Kesepakatan kerjasama O&P.

7
Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi :

1. Inspeksi Rutin
2. Penelusuran Jaringan Air Baku
3. Identifikasi dan Analisa Tingkat Kerusakan
4. Pengukuran dan Pembuatan Detail Desain
5. Perhitungan RAB
6. Penyusunan Program/Rencana Kerja

2.2.1. Inspeksi Rutin

Dalam melaksanakan tugasnya juru harus selalu mengadakan


inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya setiap 10 hari
atau 15 hari sekali, untuk memastikan bahwa Jaringan Air Baku dapat
berfungsi dengan baik dan air dapat dialirkan sesuai dengan ketentuan.
Kerusakan ringan yang dijumpai dalam inspeksi rutin harus segera
dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan rutin, dicatat dalam
Blangko 01-P dan dikirim ke Pengelola setiap akhir bulan. Selanjutnya
Pengelola akan menghimpun semua berkas inspeksi dan usulan dan
menyampaikannya dalam rapat koordinasi pada awal bulan berikutnya.

2.2.2. Penelusuran Jaringan Air Baku

Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin,


dilakukan penelusuran jaringan untuk mengetahui tingkat kerusakan
dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan tahun depan.
Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada saat awal
musim kemarau, untuk mengetahui adanya endapan, dan mengetahui
tingkat kerusakan yang terjadi ketika air di saluran berada di bawah air
normal dan pada saat musim penghujan dimana ketersediaan air
berlebih untuk mengetahui besarnya rembesan dan bocoran jaringan.

Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara Pengelola,


Juru/Mantri, dan PPA.

Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan


ditentukan ranking prioritas penangannya.

2.2.3. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan

Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi


permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan
dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang tersusun dengan skala
prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam menentukan

8
kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik Jaringan Air
Baku. Pada hakekatnya pemeliharaan Jaringan Air Baku yang tertunda
akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dan memerlukan
rehabilitasi lebih dini.

Klasifikasi kondisi fisik Jaringan Air Baku sebagai berikut :

1. Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal


bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan rutin.
2. Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan berkala.
3. Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan perbaikan.
4. Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian
(Rehabilitasi).
Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam
penyusunan detail desain pemeliharaan.

2.2.4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan Air


Baku

1. Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Air Baku


Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan Jaringan Air Baku
dapat dilaksanakan secara sederhana oleh petugas pengelola jaringan
air baku bersama-sama perkumpulan pemakai air dengan
menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil
survai yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as
built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan
berat maupun penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass
atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat. Hasil survai
dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas jaringan air
baku dalam penyusunan detail desain.

2. Pembuatan Detail Desain


Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail
desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini
didiskusikan kembali dengan perkumpulan pemakai air sebagai dasar
pembuatan desain akhir.

9
2.2.5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan


harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah
setempat. Sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan Jaringan Air Baku
berasal dari :

1. Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau DAK lewat
pengelola jaringan air baku.
2. Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan pemakai air untuk
yang hubungan antara pengelola dengan PPAB berupa kemitraan
sosial.
3. Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.

2.2.6. Penyusunan Program/Rencana Kerja

Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh pengelola jaringan air


baku bersama perkumpulan pemakai air. Untuk lebih teratur dan
terarah dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan Jaringan Air
Baku perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut :

1. Pekerjaan yang Dilaksanakan Secara Swakelola.


Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola antara lain
adalah berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan, dan penanggulangan.

a. Pemeliharaan Rutin :
a. Pekerjaan pemeliharaan rutin dilaksanakan secara terus
menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi rutin juru.
b. Pelaksanaan oleh pengelola jaringan air baku atau oleh
perkumpulan pemakai air secara gotong royong dengan
bimbingan teknis dari pengelola jaringan air baku.
b. Pemeliharaan Berkala :
c. Pekerjaan dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan
tersedianya anggaran.
d. Pelaksanaan secara swakelola oleh pengelola jaringan air baku
atau dapat melibatkan perkumpulan pemakai air.
e. Pekerjaan berupa perawatan
c. Penanggulangan
f. Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera
berfungsi.

10
g. Pelaksanaan oleh pengelola jaringan air baku bersama
masyarakat/ perkumpulan pemakai air dengan cara gotong
royong.
Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara
swakelola dibuat oleh pengelola jaringan air baku dengan menggunakan
Blangko 04-P
2. Pekerjaan Yang Dapat Dikontrakkan
a. Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat, dan penggantian.
b. Pelaksanaan melalui pihak ketiga (kontraktor).
Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara
kontraktual dibuat oleh pengelola jaringan air baku dengan
menggunakan Blangko 05-P

2.3. Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana


kerja yang telah disusun oleh pengelola jaringan air baku bersama
perkumpulan pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan jadwal pemberian air.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

2.3.1. Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan

Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan


sosialisasi kepada pemakai air sebagai anggota PPA, tentang waktu,
jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan, peralatan yang harus disediakan
dan disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaan dan tingkat
kesulitannya.
1. Pekerjaan pemeliharaan yang akan dilaksanakan oleh Pekarya/PPA
perlu dilakukan persiapan yang menyangkut Pengusulan kebutuhan
bahan, penyediaan tenaga, pengaturan regu kerja, pelatihan praktis
mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar tercapainya
kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Untuk
pemeliharaan rutin Pekarya/PPA mengusulkan kebutuhan bahan
menggunakan Blangko 06-P dan untuk pemeliharaan berkala
menggunakan Blangko 07- P.
2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor. Disusun dalam
paket paket pekerjaan yang menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan,
rencana biaya dan waktu pelaksanaannya. Dalam perjanjian kontrak

11
kerja antara pengelola jaringan air baku dengan kontraktor perlu
dicantumkan ketentuan yang mengikat antara lain :
 Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja setempat kecuali
tenaga kerja tersebut tidak tersedia.
 adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan PPA
mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal lainnya.

2.3.2. Pelaksanaan Pemeliharaan

1. PPAB dan/atau kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan


pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan persyaratan teknis
yang telah ditetapkan oleh pengelola jaringan air baku.
2. pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu kelancaran pemberian
air, artinya pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal pemberian
air.
3. jika dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan ”pemberhentian
sementara”, maka perlu dilakukan kajian mendalam dan diupayakan
semaksimal mungkin untuk ?, diusahakan semaksimal mungkin
untuk meminimalkan ”pemberhentian sementara” tersebut.
4. Setelah dilakukan kajian mendalam dan ternyata tetap memerlukan
dilakukan ”pemberhentian sementara”, pengelola jaringan air baku
wajib menyampaikan kepada masyarakat pemakai air mengenai
rencana ”pemberhentian sementara pemberian air” tersebut paling
lambat tiga puluh hari sebelum pelaksanaan pemberhentian.. Selama
”pemberhentian sementara” ini maka pengelola jaringan air baku
perlu semaksimal mungkin mengusahakan alternative pemberiaan air
baku.
5. Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh PPAB agar sesuai dengan
kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu adanya bimbingan
dari tenaga pendamping lapangan.
6. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol sosial
PPAB dapat berperan serta secara swadaya mengawasi pekerjaan.
7. Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat berita
acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilaksanakan dan
berfungsi baik.

12
2.4. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
2.4.1. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan Jaringan Air Baku


dilakukan untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri
secara swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan
Jaringan Air Baku, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan
penanggulangan/perbaikan darurat.
1. Pemeliharaan Jaringan Air Baku yang Dilaksanakan Secara
Swakelola
Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan Jaringan Air Baku yang
dilakukan secara swakelola baik pemeliharaan rutin maupun
pemeliharaan berkala dilakukan oleh pengelola jaringan air baku
bersama PPAB.
Pemantauan dilakukan terhadap realisasi penggunaan sumberdaya
yang meliputi : tenaga kerja, bahan (pelumas, cat dsb.), peralatan
secara berkala dipantau dan dibandingkan dengan program
pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam Blangko 06-P
Waktu pemantauannya dapat ditetapkan harian atau mingguan oleh
pengelola jaringan air baku.
Setiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses
pemeliharaan yang sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir
pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan
pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan
kepada penanggungjawab pekerjaan.
Juru/Pengamat mencatat hasil kegiatan pemeliharaan didalam buku
catatan pemeliharaan (BCP).
Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran
yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.
2. Pemeliharaan Jaringan Air Baku yang Dilaksanakan Secara
Kontraktual
Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan Jaringan Air Baku
yang dilakukan secara kontraktual baik pemeliharaan berkala
maupun perbaikan/penggantian dilakukan oleh pengelola jaringan air
baku dengan melibatkan peran serta PPAB.

13
a. Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan
Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan
antara lain meliputi:
 Jenis dan volume pekerjaan;
 Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
 Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
 Kemajuan hasil pekerjaan;
 Nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan
dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.
b. Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan
Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi
bulanan yang mencakup :
 Jenis dan volume pekerjaan;
 Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
 Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
 Kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu);
 Nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja
fisik.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk
keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang
berjalan. Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program
pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan. tersebut, dapat
dipelajari masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga
dapat dilakukan perbaikan rencana tahun berikutnya.
Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan
terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan
terhadap fungsi atau kinerja Jaringan Air Baku melalui penelusuran
jaringan dan pengujian lapangan (trial run).

2.4.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara berkala


meliputi :

14
1. Laporan bulanan
 Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 –P)
 Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)
2. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana
kegiatan dan disampaikan kepada pengelola jaringan air baku.

2.5. Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan

Indikator keberhasilan kegiatan pemeliharaan, yaitu :


1. Terpenuhinya pemberian air sesuai dengan rencana.
2. Terjaganya kondisi bangunan dan saluran :
 Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal bangunan
dan saluran, diperlukan pemeliharaan rutin.
 Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 % dari kondisi
awal bangunan dan saluran, diperlukan pemeliharaan berkala.
 Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi
awal bangunan dan saluran, diperlukan perbaikan.
 Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal
bangunan dan saluran, diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
3. Meminimalkan biaya rehabilitasi Jaringan Air Baku
4. Tercapainya umur rencana Jaringan Air Baku

BAB III. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Pemeliharaan yang Berada di


Lapangan
Tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan di lapangan, yaitu :

1. Pengelola Jaringan Air Baku

Tugas pokok dan fungsi Pengelola Jaringan Air Baku, meliputi :

a. Rapat di kantor pengelola/Dinas setiap bulan untuk mengetahui


permasalahan pemeliharaan, hadir para mantra/juru, petugas
operasi bangunan utama serta Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB).
b. Membina PPA untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan.
c. Membantu proses pengajuan bantuan biaya pemeliharaan yang
diajukan PPA.

15
d. Melakukan koordinasi penetapan besarnya reduksi proporsional untuk
pemberian air jika debit sumber air menurun. Yaitu dengan
memperhatikan apakah jaringannya untuk dimanfaatkan sebagai single
use atau multiple use.
e. Membuat laporan kegiatan operasi.
2. Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB)

Tugasa pokok dan fungsi Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB),


meliputi :

a. Rapat di kantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan


pemeliharaan, hadir para mantri / juru, petugas operasi bangunan
utama (POB).
b. Menghadiri rapat di kecamatan dan pengelola jaringan air baku dalam
kegiatan pemeliharaan.
c. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke pengelola jaringan air baku.
3. Mantri/Juru

Tugas pokok dan fungsi Mantri/Juru, meliputi :

a. Membantu pengelola jaringan air baku untuk tugas-tugas yang


berkaitan dengan pemeliharaan.
b. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan rutin yang dikerjakan oleh para
pekerja lapangan.
c. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan berkala yang dikerjakan oleh
kontraktor.
d. Membuat laporan pemeliharaan mengenai :
e. Kerusakan saluran dan bangunan air
f. Realisasi pelaksanaan pemeliharaan rutin maupun berkala
g. Menaksir biaya pemeliharaan berkala.
h. Bersama masyarakat dan PPA melakukan penelusuran jaringan untuk
mengetahui kerusakan jaringan yang perlu segera diatasi.
i. Menyusun / memilih secara bersama kebutuhan biaya pada kerusakan
yang dipilih atau disepakati.
j. Memberi minyak pelumas pada pintu air
k. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
l. Membersihkan endapan sampah di sekitar bangunan dan di sekitar alat
pengukur debit.
m. Melakukan perawatan untuk sistem perpipaan dan stasiun pompa.

16
4. Petugas Operasi Bangunan Utama (POB)

Tugas pokok dan fungsi Petugas Operasi Bangunan Utama (POB), meliputi
:

a. Melaksanakan pengurasan kantong lumpur


b. Memberi minyak pelumas pada pintu-pintu air.
c. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
d. Mencatat kerusakan bangunan dan pintu air pada Blangko
pemeliharaan
e. Membersihkan semak belukar di sekitar bendung.
5. Pekerja/Pekarya

Tugas pokok dan fungsi Pekerja/Pekarya, meliputi :

a. Membersihkan saluran dari gangguan rumput, sampah, dan lain-lain


(misal hewan dan ternak).
b. Membersihkan endapan dan sampah di sekitar bangunan penting
(bangunan utama, Intake, Saluran, pintu air, stasiun pompa, dll).
c. Menutup bocoran kecil di sepanjang saluran termasuk pengambilan air
tanpa izin (liar).
d. Merapikan kemiringan talud saluran.
e. Menghalau ternak (kerbau dll) supaya tidak masuk dan merusak
saluran/tanggul/ dll.
f. Melaporkan kalau ada kerusakan saluran yang cukup parah.
g. Mencatat kerusakan bangunan air / pintu air pada Blangko
pemeliharaan.
h. Memelihara saluran (saluran pipa atau saluran terbuka) setiap panjang
5 km.

3.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan

1. Pengelola: 1 orang + 5 staff per jaringan jaringan air baku


2. Mantri / Juru: 1 orang per panjang saluran transmisi 5 km.atau 10 km
3. Petugas Operasi Bangunan Utama (POB) : 1 orang per bangunan
utama (misal :bendung/embung), dapat ditambah beberapa pekerja
untuk bendung/embung besar.
4. Pekerja/pekarya : 1 orang per 3-5 km panjang saluran

17
3.3. Persyaratan Petugas Operasi dan Pemeliharaan
Persyaratan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan air baku dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persyaratan Petugas Operasi dan Pemeliharaan


Kompetensi Jumlah Fasilitas
Jabatan Pendidikan Minimal
Minimal Minimal Minimal
Kepala Mampu  Sarjana Muda / Rumah dinas
Pengelola melaksanakan D-III Teknik Sipil Sarana
Jaringan Air tupoksi untuk  Telah mengikuti Transportasi
1
Baku operasi dan Diklat teknis dan
pemeliharaan komunikasi
jaringan air baku
Operator Mampu  SMK jurusan  Rumah jaga
Pompa melaksanakan tugas mesin  Sarana
Jaringan Air pokok dan fungsi  2. Telah transportasi
Baku untuk mengikuti diklat 2 dan
mengoperasikan dan teknis komunikasi
pemeliharaan mesin
pompa
Petugas Mampu  SMK jurusan sipil  Rumah jaga
Saluran melaksanakan  Telah mengikuti  Sarana
Transmisi tupoksi operasi dan diklat teknis 1 transportasi
pemeliharaan dan
saluran transmisi. komunikasi
Petugas Mampu  SMK jurusan sipil  Rumah jaga
Bangunan melaksanakan  Telah mengikuti  Sarana
Utama tupoksi operasi dan diklat teknis transportasi
pemeliharaan 1 dan
bangunan utama komunikasi
termasuk kantong
lumpur
Pekerja/ Mampu Peralatan
Pekarya melaksanakan pekerja
saluran tupoksi perbaikan SMP 1
dan pemeliharaan
jaringan air baku

18
INVENTARISASI KONDISI JARINGAN
Tahun : Blangko Inventarisasi
Pendataan tanggal : ………….. BWS/BBWS : …………..
Nama Jaringan Air Baku : ………….. PROVINSI : …………..
Total Cakupan Layanan : …………..KK KABUPATEN : …………..
Juru : ………….. KECAMATAN : …………..
UPJAB : …………..

Jumlah
No BANGUNAN PENGAMBILAN KONDISI KETERANGAN
Bang Pintu
Bendung
Pompa
Pengambilan Bebas / Free Intake
Broncaptering

Dimensi Saluran Jln. Inspeksi


No SALURAN TRANSMISI Tanah (m) Lining (m) Kondisi KONDISI KETERANGAN
Lb Dasar Tinggi Diameter Panjang Lebar
Induk
Sekunder
Pembuang

Jumlah
No BANGUNAN KONDISI KETERANGAN
Bang Pintu
Kantong Lumpur
Pengatur
Gorong-gorong
Pembilas
Jalan Inspeksi
Jembatan

Fasilitas lain-lain:
Kantor Unit
Rumah Kepala Unit
Rumah Juru
Rumah PPA/PPB

Keterangan : ………………. 20.……..


KK : Kepala Keluarga Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
UPJAB : Unit Pengelola Jaringan Air Baku

..........................................................
NIP :

19
LAPORAN KERUSAKAN JARINGAN AIR BAKU
Pencatatan Inspeksi Rutin Jaringan Air Baku
Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 01 - P
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Tanggal/Bulan/Tahun : .........

KEADAAN TINDAKAN
Jumlah

Usulan Tindak
Nama Bangunan

Tonjolan (M')
Rusak/Putus

Pintu Rusak
Lokasi Administratif

Dikerjakan
Longsoran/

Retak (M')
Cakupan

Tersumbat

Waled (H)
Sedimen/
Bocoran
(M'/BH)

(M'/BH)

Lain-lain
Pengambilan/Salur

Lanjut
No. Layanan di

(BH)
(M')
an Transmisi (Hm..
Bawahnya
s/d Hm..)
(KK) Desa Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

JUMLAH

Penjelasan :
1 Diserahkan setiap tanggal 25 bulan ybs, walaupun tidak terjadi kerusakan pada bulan ybs. Juru
2 Kolom 2 diisi dengan bangunan yang diinspeksi
3 Kolom 3 s/d 10 diisi salah satu tingkat kerusakan dan volumenya yang paling tepat
R = Kerusakan ringan (M', BH, M 3 …) (Kerusakan yang dapat diatasi sendiri oleh pengelola jaringan air baku)
S = Kerusakan sedang (M', BH, M3 …) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan)
B = Kerusakan berat (M', BH, M3 …) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan dan tenaga)
dan harus dilaporkan apabila ada kerusakan baru atau kerusakan lama (yang pernah dilaporkan) berubah lagi. ...................................
4 Kolom 11 dan 12 keterangan diisi jenis kerusakan yang sudah dikerjakan dan diusulkan NIP :
5 Kolom 13 diisi luas areal layanan dibawah/dihilir lokasi kerusakan yang menjadi oncorannya
6 Kolom 14 dan 15 adalah letak administratif untuk data pada kolom 13
Laporan bulanan : Juru ----> Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku

20
LAPORAN KERUSAKAN JARINGAN AIR BAKU
Penelusuran Jaringan Air Baku Blangko 02 - P
Nama Jaringan Air Baku : .........
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Tahun : .........

KEADAAN PERKIRAAN BIAYA

Rusak/Putus (M')

Pintu Rusak (BH)


Bocoran (M'/BH)
Jumlah

Sedimen/ Waled
Nama Bangunan Administratif

Tonjolan (M')
Longsoran/

Retak (M')
Cakupan

Prioritas
Tersumbat
(M'/BH)
Pengambilan/Saluran

Lain-lain
No. Kerugian Perbaikan Layanan di

(H)
Transmisi (Hm.. s/d
(Rp) (Rp) Bawahnya
Hm..)
(KK) Desa Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

JUMLAH

Penjelasan :
1 Diserahkan pada tanggal 25 bulan Desember pada tahun yang bersangkutan …………………, 25 Desember 20…
2 Kolom 2 diisi dengan bangunan/saluran yang diinspeksi Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
3 Kolom 3 s/d 10 diisi salah satu tingkat kerusakan dan volumenya yang paling tepat
R = Kerusakan ringan (M', BH, M 3 …) (Kerusakan yang dapat diatasi sendiri oleh pengelola jaringan irigasi)
S = Kerusakan sedang (M', BH, M3 …) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan)
B = Kerusakan berat (M', BH, M3 …) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan dan tenaga)
dan harus dilaporkan apabila ada kerusakan baru atau kerusakan lama (yang pernah dilaporkan) berubah lagi. …………………………………….
4 Kolom 11 dan 12 keterangan diisi perkiraan kerugian dan perbaikannya NIP.
5 Kolom 13 diisi dengan skala prioritas 1,2 atau 3 (1 = segera; 2 = perlu; 3 = dapat ditangguhkan)
6 Kolom 14 diisi luas areal layanan dibawah/dihilir lokasi kerusakan yang menjadi daerah layanannya
7 Kolom 15 dan 16 adalah letak administratif untuk data pada kolom 14
Laporan : Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Dinas/BWS/BBWS

21
LAPORAN KERUSAKAN JARINGAN AIR BAKU AKIBAT KEJADIAN LUAR BIASA
Kejadian pada tanggal/bulan/tahun : ............/............./............
Nama Jaringan Air Baku : ......... Blangko 03 - P
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nomenklatur Bangunan Pengambilan/Saluran : .........

PERINCIAN KERUSAKAN TANGGAP DARURAT PERBAIKAN YANG DIPERLUKAN


Pasangan Jumlah Yang akan Yang diusulkan
Lokasi Kerusakan Penyebab Jenis Tanah Bangunan
No. Pintu Air Cakupan Tindakan perbaikan dikerjakan oleh untuk dikerjakan di
(Desa/Kecamatan) Kerusakan Kerusakan Tanggul Batu Beton Pelengkap Lain-lain
(bh) Layanan yang yang telah dikerjakan IPPAB/GPPAB tingkat yang lebih
(m) (m 3 ) (m 3 ) (bh)
Terancam (KK) dan Pekarya atas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Penjelasan : …………………, Tgl……………….., 20…


1 Kolom 8 : b lebar pintu (m); jumlah (bh) Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
2 Kolom 9 : d diameter (m), panjang l (m)
3 Perlu dilampiri gambar sketsa
Dicatat di Buku Catatan Pemeliharaan Unit Pengelola Jaringan Air Baku

Laporan Insidentil : Kepala Pengelola Jaringan Air Baku ----> Dinas/BWS/BBWS …………………………………….
NIP.

22
Lampiran
BALANGKO 03-P

Kepada :
Yth. Bupati / Gubernur Kepala Daerah ............
Di ……………….

LAPORAN RINCIAN AKIBAT KEJADIAN LUAR BIASA

1. Bencana

a. Macam Kejadian/Bencana :
b. Lokasi :
c. Tanggal Kejadian/Bencana :
d. Jam :
e. Lama :

2. Sumber-sumber air

a. Nama :

b. Desa :

c. Jenis Sumber Air :

3. Keadaan Hidrologi

a. Debit/tinggi pada mistrar ukur terdekat] :

b. Stasiun Hujan :

c. Tinggi curah hujan :

4. Kerusakan-kerusakan

a. Luas Kebanjiran / genangan / tertimbun :

b. Luas daerah layanan kebanjiran / tergenang / tertimbun :

c. Tinggi dan luas genangan (diperkirakan) :

d. Sarana/prasarana air baku :

e. Bangunan :

f. Lain-lain :

g. Taksiran kerugian :

5. Penyebab Bencana

Pilih yang benar diantara penyebab ini

a. Banjir disebabkan kerusakan sarana prasarana :

b. Banjir disebabkan air hujan / genangan :

c. Longsoran besar-besaran :

d. Banjir lahar disebabkan oleh gunung berapi :

e. Lain-lain :

6. Tindakan yang diambil sebelum terjadinya bencana :

7. Tindakan darurat yang diambil untuk mengatasi akibat bencana

a. Macam pekerjaan :

b. Taksiran biaya :

c. Dapat dibiayai dari biaya pemeliharaan biasa :

d. Bantuan lain-lain :

:
8. Usul-usul untuk menghindari terulangnya bencana alam atau perbaikan lanjutan agar lebih sempurna

a. Macam pekerjaan :

b. Taksiran biaya :

c. Dapat dibiayai dari biaya pemeliharaan biasa :

d. Bantuan lain-lain :

e. Lama / waktu untuk perbaikan :

9. Catatan lain yang perlu :

10. Lampiran :
1. Keterangan penjelasan uraian tersebut diatas
2. Peta Situasi dan lokasi terjadinya bencana serta gambar sket
3. Foto-foto
4. Rencana Konstruksi

………………….............…, 20…
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku Kepala Dinas / BWS / BBWS

…………………….. ……………………..
NIP. NIP.

Ditujukan kepada :
1. Kepala Daerah Kabupaten / Provinsi

Tembusan
1. Kepala Dinas/BBWS/BWS
2. Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
3. Arsip

23
PROGRAM PEKERJAAN SWAKELOLA
Tahun 20…… Blangko 04 - P
Dinas/BBWS/BWS *) : .............................

Jadwal
Lokasi Jaringan Air Biaya Pelaksanaan
Nama
Baku Uraian Jenis Pekerjaan Tolok Ukur Pekerjaan
No Bangunan/Salu (Desa/Kecamatan/Kab Pemeliharaan
Tgl …….. s/d Keterangan
ran Air Baku Upah Bahan Jumlah …………. (…….
upaten/Provinsi)
(Bh/Km) (Rp) (Rp) (Rp) Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penjelasan : …………………, Tgl……………….., 20…


1 Laporan dikirim setiap akhir bulan januari Tahun Anggaran ybs. Kepala Dinas /BWS/BBWS ……….. *)
2 Kolom 8 : Bila pelaksanaan dalam satu tahun lebih dari satu kali agar disebut semuanya
*) Sesuai kewenangannya

…………………………………….
NIP.

24
PROGRAM PEKERJAAN KONTRAKTUAL
Tahun 20…… Blangko 05 - P
Dinas /BWS/BBWS *) : .............................

Jadwal
Nama Lokasi Jaringan Air Baku Uraian Jenis Banyaknya Pelaksanaan
Biaya
No Bangunan/Saluran (Desa/Kecamatan/Kabup Pekerjaan Pekerjaan Tgl …….. s/d Keterangan
Air Baku aten/Provinsi) Pemeliharaan ………….
(Bh/Km) (RP) (……. Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8

Penjelasan :
Kolom 2-3 : Diisi identitas saluran air baku yang diprioritaskan …………………, Tgl……………….., 20…
*) Sesuai kewenangannya Kepala Dinas /BWS/BBWS ……….. *)

…………………………………….
NIP.

25
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN SWAKELOLA
Untuk Pemeliharaan Rutin Tahun ………………………
Nama Jaringan Air Baku : .........
Blangko 06 - P
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........

Dimensi Saluran Dimensi Bangunan Kebutuhan Bahan Swakelola


Tipe

Pompa (Unit)

Lain-lain (…)
Semen (zak)
Nomenklatur

Paselin/sten

Lap pel (bh)


Amplas (lb)
Oli SAE 20

Oli SAE 90

Kerikil (m3)
Batu belah

Pasir urug
Pasir (m3)

Sikat baja
Solar (kg)

Paku (kg)

Kuas (bh)

Sparepart
Bangunan

Teer (kg)

vet (kg)
No. Bangunan Panjang Lebar Tinggi Diameter Panj. Lebar Tinggi Jml. Pintu Keterangan

(m3)
(m3)

(bh)
(ltr)

(ltr)
Pengambilan/
Pengambilan
Saluran
m m m cm m m m bh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Penjelasan :
1. Penjelasan dari kebutuhan bahan, misalnya jenis cat, ukuran kayu dan atau kebutuhan lain-lain dapat diuraikan pada kolom keterangan …………………, Tgl……………….., 20…
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air baku
Laporan 3 Bulanan :
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Dinas/BWS/BBWS

…………………………………….
NIP.

26
Dinas/Balai LAPORAN : HASIL PENGUKURAN DAN DESAIN PEKERJAAN Laporan : Tahunan
Kab/Kota PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU Formulir : 06-P
……………………… Dinas/Balai ---> Provinsi/Satker/Kepala Balai

Jumlah Tgl Selesai Pekerjaan Utama Anggaran Biaya *) Rencana


Bangunan/Saluran
No. Nama Jaringan Air Baku Keterangan
(km ... s/d km ...)
Renc
(bh/km) Jenis Satuan Volume (Rp) Pelaksanaan **)
Teknik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Penjelasan : …………………, Tgl……………….., 20…


- Penyampaian Laporan ini paling lambat akhir bulan Mei tahun sebelumnya Kepala Dinas/BWS/BBWS ………..
*) Harga satuan yang dipakai adalah harga satuan pada keadaan harga akhir triwulan tahun ybs.
**) a. Diborongkan
b. Swakelola Dinas
c. Swakelola PPAB/GPPAB
d. Partisipatif PPAB/GPPAB …………………………………….
NIP.

27
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN SWAKELOLA DAN TENAGA KERJA
Untuk Pemeliharaan Berkala Tahun ………………………
Nama Jaringan Air Baku : .........
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK
Blangko 07 - P
Lokasi Jaringan Air Baku : .........
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........

Dimensi Saluran Dimensi Bangunan Kebutuhan Bahan Swakelola Kebutuhan Tenaga


Tipe Bangunan Nomenklatur Total Total

Batu belah

Kerikil (m3)

Pasir urug
Pasir (m 3)

Paku (kg)
urug (m 3)
Teer (kg)

Sparepart

Lain-lain
Cat (kg)
Jml.

Tukang

Pekerja
Amplas

Semen

Tanah

Pompa
Panjang Lebar Tinggi Panj. Lebar Tinggi

(zak)

(OH)

(OH)
No. Pengambilan/Salur Bangunan masing- Diameter masing- Keterangan

(Unit)
(m 3)

(m 3)

(…)
(lb)
Pintu
an Pengambilan masing jenis masing jenis
m m m m cm m m m bh m/bh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Penjelasan : …………………, Tgl……………….., 20…


1 Penjelasan dari kebutuhan bahan, misalnya jenis cat, ukuran kayu dan atau kebutuhan lain-lain dapat diuraikan pada kolom keterangan Kepala Unit Pengelola Jaringan Air baku
2 Laporan dikirim setelah pengisian Blangko 02-P
3 Kolom 2 dan 3 : Nama Saluran/Bangunan yang diprioritaskan

Laporan 3 bulanan :
Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Dinas/BWS/BBWS
..................................................................
NIP.
PENJELASAN PENGISIAN BLANGKO 07-P
UNTUK PEKERJAAN PENGECATAN DAN PELUMASAN
Penjelasan :
1. Kebutuhan bahan pengecatan pintu :(Pengecatan 1 kali dalam setahun), 1 kali pengecatan diperlukan :
- Pintu besar bila B > 60 cm : cat 0,8 Kg; minyak cat 0,5 ltr; amplas 1,5 lbr; teer 0,5 kg; kuas dan lainnya diperkirakan sendiri
- Pintu kecil bila B < 60 cm : cat 0,5 Kg; minyak cat 0,25 ltr; amplas 1 lbr; teer 0,25 kg; kuas dan lainnya diperkirakan sendiri
2. Kebutuhan bahan pelumasan pintu : (pelumasan 36 kali dalam setahun), 1 kali pelumasan diperlukan :
- Drat stang besar bila panjang drat stang > 2 m : oli 90 = 0,07 ltr; oli 20 = 0,03 ltr; solar = 0,2 ltr; paslin = 0,05 kg; alat diperkirakan sendiri
- Drat stang sedang bila panjang drat stang > 1 s/d 2 m : oli 90 = 0,06 ltr; oli 20 = 0,02 ltr; solar = 0,15 ltr; paslin = 0,03 kg; alat diperkirakan sendiri
- Drat stang kecil bila panjang drat stang < 1 m : oli 90 = 0,05 ltr; oli 20 = 0,01 ltr; solar = 0,1 ltr; paslin = 0,02 kg; alat diperkirakan sendiri
3. Jenis cat dan atau kebutuhan lain-lain dapat diuraikan pada kolom 25 (Keterangan)

Dapat dicetak di balik blangko 07-P

28
LAPORAN BULANAN : PELAKSANAAN PEKERJAAN SWAKELOLA
Nama Jaringan Air Baku : .........
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK Blangko 08 - P
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Nama Pekerjaan ………………………………………… *)
Periode Pelaporan …………. - …………. s/d ………… - …………., 20…. **)

Target Fisik/ Plafond Biaya Progres Bulan yang lalu Progres dalam Bulan ini Progres sampai dengan bulan ini
No Uraian Keterangan
Volume (Rp) Volume (Rp) Volume (Rp) Volume (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Upah tenaga harian

2. Kebutuhan bahan :
a. Semen (PC)
b. Pasir
c. batu kali d.
Sub-jumlah (Rp)
Jumlah Bahan dan Upah (Rp)
Dana tersedia untuk bahan
Jumlah (Rp)

3. Pelaksanaan Fisik

JUMLAH

Penjelasan : …………………, Tgl…….., 20…


Laporan dikirim pada pertengahan & awal bulan berikutnya PPAB Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
*) Menurut jenis pekerjaan yang dicantumkan pada SPK
tersebut di butir 2
**) Mengacu pada blangko 04-P

Laporan Bulanan : ………………………………. ……………………………….


Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Dinas/BWS/BBWS NIP.

29
LAPORAN BULANAN : PELAKSANAAN PEKERJAAN KONTRAKTUAL
Nama Jaringan Air Baku : .........
Cakupan Layanan Jaringan Air Baku : ......... KK Blangko 09 - P
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nama Tipe Bangunan Pengambilan : .........

Laporan Periode Bulan …………., 20…


Biaya Menurut DIPA/DASK Realisasi (menurut kontrak)
Program
Prosentase thd Progres
No Paket Pekerjaan Biaya Nilai Bobot Biaya tertimbang Keterangan
DIPA/DASK Fisik
(RP) (%) (RP) (%) (%) (%)
1 2 3 4 = (3) / Jml(3) 5 6 = (5) / (3) 7 8 = (4) x (6) x (7) 9

JUMLAH

…………………, Tgl…….., 20…


Kepala Dinas / BWS / BBWS …………….

……………………………….
NIP.

30
LAPORAN TAHUNAN
Nama Jaringan Air Baku : .........
Cakupan Layanan Air Baku : ......... KK Blangko 10 - P
Lokasi Jaringan Air Baku
- Unit Pengelola Jaringan Air Baku : .........
- Kabupaten : .........
- Provinsi : .........
- BWS/BBWS : .........
Tipe Bangunan Pengambilan : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering
Nomenklatur Bangunan Pengambilan : .........
Tahun Anggaran 20….
Bangunan Uraian Pekerjaan Surat
Pengambilan / Target Fisik Biaya Realisasi Pertanggun
No Swakelola/Kontraktual No & Tgl Surat Tanggal Tanggal Biaya Keterangan
Saluran (km... Fisik gjawaban
3 Penugasan *) Mulai Selesai
s/d km ...) (bh/m /km) (RP) (bh/m 3 /km) (RP) (SPJ)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JUMLAH

…………………, Tgl…….., 20…


Kepala Dinas / BWS / BBWS …………….

……………………………….
NIP.

31
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Nomor : xx / PRT/M/20xx
Tanggal : xx September 20xx
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

PEDOMAN KESIAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN AIR


BAKU

BAB I. PENETAPAN DAN JADWAL TIM PERSIAPAN

1.1. Penetepan Tim Persiapan

1.1.1. Balai Wilayah Sungai Tipe A

Tim Persiapan OP air baku pada BWS tipe A, terdiri dari :

1. Seksi Pelaksanaan

2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan

3. Perwakilan masyarakat pengguna air baku.

Dapat ditambah:

4. Pegawai pada unit yang diberi tugas pembantuan pelaksanaan operasi


dan pemeliharaan jaringan air baku.

1.1.2. Balai Wilayah Sungai Tipe B

Tim Persiapan OP air baku pada BWS tipe B, terdiri dari :

1. Seksi Pelaksanaan

2. Seksi Program, Operasi dan Pemeliharaan

3. Perwakilan masyarakat pengguna air baku.

Dapat ditambah:

4. Pegawai pada unit yang diberi tugas pembantuan pelaksanaan operasi


dan pemeliharaan jaringan air baku.

1.1.3. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A

Tim Persiapan OP air baku pada BBWS tipe A, terdiri dari :

1. Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaat Air, Seksi Pengendalian


Pelaksanaan Air Baku dan Air Tanah

1
2. Bidang Operasi dan Pemeliharaan

a. Seksi Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan

b. Seksi Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan

3. Perwakilan masyarakat pengguna air baku.

Dapat Ditambah:

4. Pegawai pada unit yang diberi tugas pembantuan pelaksanaan operasi


dan pemeliharaan jaringan air baku.

1.1.4. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B

Tim Persiapan OP air baku pada BBWS tipe B, terdiri dari :

1. Bidang Pelaksanaan, Seksi Pelaksanaan Jaringan Pemanfaat Air

2. Bidang Operasi dan Pemeliharaan

a. Seksi Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan

b. Seksi Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan

3. Perwakilan masyarakat pengguna air baku.

Dapat Ditambah:

4. Pegawai pada unit yang diberi tugas pembantuan pelaksanaan operasi


dan pemeliharaan jaringan air baku.

1.2. Jadwal Tim Persiapan

Pelaksanaan persiapan OP, dimulai pada saat penerimaan pertama pekerjaan


pengembangan atau rehabilitasi (PHO). Dalam masa pemeliharaan (antara PHO
dan FHO) dilaksanakan pemeriksaan oleh Tim Persiapan OP bersama Unit
Konstruksi. Apabila hasil pemeriksaan masih terdapat kekurangan sesuai
dengan standar OP yang ditetapkan, maka apabila kekurangan tersebut masih
tanggung jawab Penyedia Jasa harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa. Tetapi bila
kekurangan tersebut berada di luar kontrak, maka penanggung jawab kegiatan
(Unit Konstruksi) harus melengkapi kekurangan tersebut.

Selanjutnya, pemeriksaan kesiapan OP dilanjutkan setelah FHO. Pada mas ini


seluruh kekurangan prasarana jaringan air baku sesuai dengan standar OP
harus dipenuhi oleh Unit Konstruksi.

Jadwal pemeriksaan kesiapan OP Air Baku selengkapnya dapat dilihat pada


Gambar 1

2
Gambar 1. Jadwal Persiapan OP Air Baku

3
BAB II. PEMERIKSAAN KESIAPAN OP

Penilaian kesiapan OP meliputi:

1. Kelengkapan dokumen administrasi

2. Kelengkapan fisik serta pelaksanaan uji pengaliran

3. Kelengkapan manajemen dan kelembagaan

4. Kelengkapan sarana penunjang

5. Sistem informasi Pengelolaan Aset Air Baku

2.1. Kelengkapan Dokumen Administrasi

Kesiapan administratif meliputi dokumen perencanaan, dokumen


pembangunan, dan dokumen hukum dalam bentuk media tulis atau elektronik.
Dalam tahap inventarisasi, semua dokumen yang dimiliki untuk semua
jaringan, dicatat dan diarsipkan. Dokumen-dokumen tersebut dirinci dengan
kriteria sebagai berikut:

2.1.1. Dokumen Perencanaan

1. Peta Wilayah Kerja

Peta ikhtisar wilayah kerja pengelolaan air baku sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab (skala 1:25000 atau disesuaikan). Pada peta wilayah
kerja ini paling tidak memuat:

a. Lokasi sumber air seperti jaringan sungai, mata air, situ atau danau

b. Lokasi daerah layanan air baku meliputi bendung, waduk, jaringan air
baku dan lokasi areal air baku

2. Peta Situasi Daerah Layanan Air Baku

Peta situasi daerah layanan air baku skala 1:5000 atau disesuaikan. Peta
ini memuat bangunan utama (bendung, pengambilan bebas, pompa dan
bangunan penangkap mata air), saluran transmisi, bangunan
pelengkap, dan daerah layanan.

3. Skema Jaringan Air Baku

Skema jaringan air baku menggambarkan bangunan utama (bendung,


pengambilan bebas, pompa dan bangunan penangkap mata air), saluran
transmisi, bangunan pelengkap, dan daerah layanan.

4
4. Manual OP

Manual OP merupakan buku yang berisikan keterangan dan petunjuk


praktis bagi petugas OP, yang memuat butir-butir:

a. Pengumpulan data;

b. Kalibrasi alat ukur debit;

c. Rencana penyedian air;

d. Pelaksanaan pembagian air;

e. Mengatur pintu air pada bangunan utama;

f. Mengatur operasional pompa air;

g. Mengatur pintu kantong lumpur;

h. Monitoring dan evaluasi.

2.1.2. Dokumen Pembangunan

1. Spesifikasi Teknik

Spesifikasi teknik dituangkan dalam dokumen perencanaan detail yang


merupakan persyaratan teknis pembangunan jaringan air baku, yang
memuat persyaratan bahan yang digunakan, komposisi campuran
adukan pada pasangan, jenis material yang digunakan dan lain-lain
yang memenuhi persyaratan teknis.

Dokumen spesifikasi yang lengkap memuat butir-butir sebagai berikut:

a. Spesifikasi bahan setiap komponen jaringan.

b. Ukuran dan sketsa setiap komponen jaringan.

c. Kapasitas setiap komponen jaringan.

2. Anggaran Biaya

Dokumen anggaran biaya pembangunan jaringan jaringan air baku


digunakan untuk menilai harga aset awal jaringan air baku.

3. Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)

Gambar Pelaksanaan adalah gambar resmi yang sesuai dengan kondisi


jaringan yang dibangun pada tahap konstruksi di lapangan, yang telah
memuat seluruh perubahan yang terjadi, termasuk berita acaranya. As
built drawing memenuhi kriteria sesuai SNI kelompok 01.100.01

5
4. Dokumen Uji Pengaliran

Dokumen uji pengaliran disusun berdasarkan hasil percobaan


operasionalisasi (uji pengaliran) jaringan air baku sejak pengambilan
sampai pembagian air, termasuk persyaratan-persyaratan kuantitas dan
kualitas aliran air baku.

Dokumen uji pengaliran dikatakan lengkap apabila:

a. Hasil uji pengaliran telah membuktikan bahwa jaringan telah


berfungsi sesuai dengan rencana.

b. Kekokohan struktur dalam kondisi baik (tidak terjadi kerusakan atau


gejala kerusakan).

c. Dokumentasi dan pencatatan proses dan hasil uji pengaliran


termasuk catatan-catatan penting.

5. Dokumen PHO dan FHO

Dokumen PHO dan FHO digunakan sebagai referensi kondisi paska


konstruksi, yang memuat catatan-catatan poin-poin (item) pekerjaan
yang merupakan tanggung jawab pihak penyedia jasa.

2.1.3. Dokumen Administrasi


1. Surat Tanah
Surat tanah yang dilakukan verifikasi, berupa sertifikat atau tanda bukti
yang setara dan berkekuatan hukum tetap dan yang diterbitkan oleh
institusi yang berwenang
2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Izin mendirikan bangunan berupa izin yang diterbitkan oleh institusi


yang berwenang dalam penerbitan izin pembangunan infrastruktur serta
bangunan pelengkapnya.

3. Izin Lingkungan

Izin lingkungan merupakan dokumen sebagaimana diatur dalam


Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

6
4. Surat Kesepakatan dengan Masyarakat

Surat kesepakatan dengan Masyarakat memuat kesepakatan antara


pihak yang menyelenggarakan pembangunan jaringan air baku dan
pihak yang akan menyelenggarakan pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan jaringan air baku.

Surat kesepakatan bersama memuat perjanjian kerjasama yang


mencantumkan masing-masing hak dan kewajiban antara para pihak
yang melakukan kerjasama.

Penilaian aspek administratif seluruh komponen mengikuti tata cara


sebagai berikut:

a. Bila dokumen admnistrasi memuat lengkap sesuai butir-butir yang telah


disebutkan masing-masing, maka score prosentasenya adalah 100%.

b. Bila dokumen administrasi memuat sesuai butir-butir diatas tetapi tidak


lengkap maka score presentasenya 50%.

Aspek administratif dinyatakan lolos pada blangko evaluasi dinyatakan


lengkap apabila semua komponen bernilai 100%.

2.2. Kelengkapan Fisik dengan Uji Pengaliran

Kesiapan fisik meliputi kelengkapan jaringan utama, jaringan pendukung dan


peralatan pendukung terselenggaranya proses OP. Dalam tahap inventarisasi,
semua komponen jaringan dicatat dan didokumentasikan. Selanjutnya data dan
dokumentasi tersebut dievaluasi. Adapun uji pengaliran, merupakan pengujian
terhadap fungsi secara hidrolis dan kekuatan struktur jaringan utama, jaringan
pendukung dan peralatan pendukung dengan berpedoman pada manual operasi
dan pemeliharaan jaringan air baku. Adapun kelengkapan fisik yang ditinjau
adalah sebagai berikut:

A. Kelengkapan Fisik
1. Bangunan Utama
2. Saluran Transmisi
3. Pra Sedimen
4. Jalan Masuk
5. Kantor, Perumahan dan Gudang
6. Kelengkapan Lainnya

7
B. Uji Pengaliran

Uji pengaliran dilakukan dengan tujuan untuk melakukan uji coba


terhadap fungsi jaringan atau uji coba hidrolis. Pengujian yang
dilaksanakan pada pelaksanaan operasi jaringan air baku terdiri dari:

1. Operasi Bangunan Pengambilan Utama (Bendung)

Untuk uji pengaliran pada bangunan ini, hal-hal yang harus diperiksa
adalah:

a. Fungsi bendung dapat menaikkan tinggi muka air sesuai yang


direncanakan. Dalam kondisi ini struktur bendung selengkapnya
harus dalam kondisi baik sesuai dengan gambar purna konstruksi

b. Pintu pengambilan dan pintu pembilas harus dapat dioperasikan


dengan mudah, dan dapat mengalirkan air ke saluran dan sungai
sesuai dengan kebutuhan

c. Kantong lumpur dan pintu pengurasnya harus berfungsi dengan baik

d. Bangunan ukur lengkap dengan mistar ukur harus berfungsi dengan


baik, dan secara hidrolis sesuai dengan desain

2. Operasi Saluran

Hal yang harus diperiksa pada uji pengoprasian pada saluran jaringan
transmisi air baku:

a. Kapasitas setiap ruas cukup untuk mengalirkan air sesuai


kebutuhan/ kebutuhan maksimum, dan secara hidrolis sesuai
dengan desain

b. Kapasitas penampang saluran sesuai dengan gambar purna


konstruksi

Kelengkapan yang harus diperiksa pada saluran jaringan transmisi air


baku yaitu:

a. Bangunan dan pintu pengatur muka air, berfungsi dengan baik dan
mudah dioperasikan secara hidrolis sesuai dengan desain

b. Bangunan ukur debit berfungsi dengan baik, dapat mengukur semua


debit dalam kisaran sesuai dengan desain hidrolis

c. Semua bangunan pelengkap sepanjang saluran jaringan transmisi


seperti bangunan talang dan jembatan, dalam kondisi fisik yang baik
sesuai dengan gambar purna konstruksi

8
3. Jalan Masuk dan Jalan Inspeksi

Diperiksa dengan penelusuran, kondisi fisik harus sesuai dengan


gambar purna konstruksi.

C. Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung OP terdiri dari alat transportasi, alat komunikasi dan


peralatan lapangan.

Alat transportasi:

1. Kendaraan roda 4

2. Kendaraan roda 2

Alat Komunikasi:

1. Telepon

2. Handy talkie

Peralatan Lapangan

1. Toolbox

2. Alat kebersihan

3. Alat tulis kantor

4. Meteran

5. Parang, cangkul, arit, dan gacok.

2.3. Kesiapan Manajemen dan Kelembagaan

Kesiapan manajemen dan kelembagaan menyangkut susunan dan hubungan


kerja antara unit pengelola jaringan air baku dan pemanfaat air baku sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Tim Persiapan OP melakukan penilaian struktur organisasi dan sumber daya


manusia yang mewakili pengelola jaringan air baku sesuai dengan kriteria
sebagai berikut:

1. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, nomor:


34/PRT/M/2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kelembagaan
pengelola jaringan air baku secara teknis operasioanl dibawah pembinaan
unit operasi dan pemeliharaan jaringan pemanfaatan air. Cakupan wilayah
kerja mengikuti wilayah administrasi kabupaten sesuai dengan Surat Edaran

9
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor…/SE/Dirjen Air/2013
tentang….

Untuk pengelola yang berada pada pemerintah provinsi atau kabupaten


disesuaikan dengan kondisi masing-masing

Struktur organisasi pelaksana lapangan dibawah BBWS/BWS diberi


nomenklatur Unit Pengelola Jaringan Air Baku (UPJAB) sesuai dengan
gambar 2 dibawah.

BBWS/BWS/PJAT/
PDAM

Kepala Unit Jaringan Air


Baku

Operator Pompa Petugas Saluran Petugas Bangunan


Jaringan Air Baku Transmisi Utama

Pekerja

Gambar 2. Tipikal Struktur Organisasi Unit Pengelola jaringan Air Baku

2. Sumber daya manusia yang berkaitan dengan pelaksanaan OP harus


mendapat pelatihan OP Air baku dan memenuhi kriteria minimal seperti pada
Tabel 1.

10
Tabel 1. Persyaratan Minimal Sumber Daya Manusia

Kompetensi Pendidikan Jumlah Fasilitas


Jabatan
Minimal Minimal Minimal Minimal
Kepala Mampu  Sarjana 1 (satu)  Rumah
Pengelola melaksanakan Muda / D-III dinas
Jaringan tupoksi untuk Teknik Sipil  Sarana
Air Baku operasi dan  Telah Transportasi
pemeliharaan mengikuti dan
jaringan air Diklat teknis komunikasi
baku

Operator Mampu  SMK jurusan 2 (dua)  Rumah jaga


Pompa melaksanakan mesin  Sarana
Jaringan tugas pokok dan  2. Telah transportasi
Air Baku fungsi untuk mengikuti dan
mengoperasikan diklat teknis komunikasi
dan
pemeliharaan
mesin pompa
Petugas Mampu  SMK jurusan 1 (satu)  Rumah jaga
Saluran melaksanakan sipil  Sarana
Transmisi tupoksi operasi  Telah transportasi
dan mengikuti dan
pemeliharaan diklat teknis komunikasi
saluran
transmisi.
Petugas Mampu  SMK jurusan 1 (satu)  Rumah jaga
Bangunan melaksanakan sipil  Sarana
Utama tupoksi operasi  Telah transportasi
dan mengikuti dan
pemeliharaan diklat teknis komunikasi
bangunan
utama
termasuk
kantong lumpur
Pekerja/ Mampu SMP 1 (satu) Peralatan
Pekarya melaksanakan pekerja
saluran tupoksi
perbaikan dan
pemeliharaan
jaringan air
baku

Unit pemanfaat air baku, sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan dapat ditinjau
dengan keberadaannya Komisi Irigasi yang telah ditetapkan oleh kepala daerah
setempat sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 17/PRT/M/2015
tentang Komisi Irigasi.

11
2.4. Sarana Penunjang

Sarana penunjang dalam kegiatan OP Air Baku yang perlu diterapkan adalah:

1. Peralatan OP : alat-alat pemeliharaan rutin, perlengkapan personil untuk


operasi, dan alat-alat berat untuk pembersihan lumpur

2. Peralatan transportasi terutama untuk Kepala Pengelola Jaringan Air Baku,


Operator Pompa, Petugas Saluran Transmisi dan Petugas Bangunan Utama.

3. Alat-alat kantor, alat komunikasi dan fasilitas penunjang OP

2.5. Sistem Informasi Pengelolaan Aset Air Baku

Dokumen pengelolaan aset air baku diperlukan untuk memperoleh data series
terkait dengan penggunaan dan keberadaan fungsi dan kondisi prasaraana air
baku yang harus dilakukan oleh setiap pengelola jaringan barang milik negara.
Dokumen pengelolaan asset air baku memuat antara lain:

1. Inventarisasi aset jaringan air baku;

2. Perencanaan pengelolaan asset air baku ;

3. Pelaksanaan pengelolaan aset air baku;

4. Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset air baku; dan

5. Pemutakhiran hasil inventarisasi aset air baku.

BAB III. EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN KESIAPAN OP

Evaluasi yang dilakukan meliputi penilaian kelengkapan fisik jaringan air baku,
kelengkapan dokumen, serta manajemen dan kelembagaan yang meliputi:

1. Kelengkapan fisik jaringan air baku: data kondisi fisik dan fungsi jaringan
hasil pemeriksaan dan hasil uji pengaliran di lapangan yang dilakukan
bersama, dievaluasi dengan blanko 01 - K. Setelah diisi, kemudian dinilai
tingkat kesempurnaan bangunan, secara fisik mengacu kepada gambar
desain dan gambar purna konstruksi, dan secara fungsi mengacu kepada
hasil uji pengaliran dan desain hidrolis saluran dan bangunan, serta
kesesuaian dengan manual OP. Hitung presentase tingkat kesesuaian pada
kondisi yang ada.

2. Kelengkapan dokumen: cek semua data yang diperlukan untuk kegiatan


operasi dan pemeliharaan dari blanko 02 - K. Kemudian lakukan perhitungan

12
indeks Kesiapan OP Air baku yang sudah disiapkan, bandingkan dengan
dokumen yang tersedia. Hitunglah presentase ketersediaan data
dibandingkan dengan keperluan data. Kolom fisik menunjukan kondisi fisik
dan fungsi menunjukan keandalan data yang tersedia.

3. Kelengkapan kelembagaan: mengacu pada gambar 1 dan tabel 1 diatas secara


kualitas dan kuantitas, serta perkumpulan pemanfaat air baku yang
merupakan anggota Komisi Irigasi, dibandingkan dengan potensi yang ada
(blanko 03 - K).

Metode evaluasi dapat dilakukan sebagaimana penilaian kinerja jaringan air


baku yaitu dengan sistem penilaian indeks kesiapan OP sebagaimana blanko
perhitungan kesiapan OP.

13
Gambar 3. Bagan Alir Tata Cara Kesiapan OP Air Baku

14
BAB IV. REKOMENDASI TIM PERSIAPAN OP

Hasil dari perhitungan Indeks kesiapan OP pada tahap 1, dapat memberikan


informasi awal tentang kondisi kinerja jaringan secara keseluruhan, kemudian
bandingkan dengan kriteria yang ditetapkan mengacu pada kriteria kinerja air
baku (Tabel 2). sedangkan untuk mengevaluasi masing-masing komponen,
kriteria untuk tindak lanjut dalam kegiatan Persiapan OP adalah seperti pada
Tabel 3.

Tabel 2. Kriteria Indeks Kesiapan OP


Nilai Indeks Klasifikasi Lanjutan Persiapan OP
90-100 Sangat siap OP Lanjut ke OP
70-90 Siap OP Pemeliharaan berat
55-70 Kurang siap Penyempurnaan
<55 Sangat kurang Kembali ke konstruksi

Tabel 3. Pelaksanaan Persiapan OP Jaringan Air Baku


Komponen Kesesuaian (%) Kegiatan Persiapan OP
Evaluasi Maksimal Nilai Bagian
Kelengkapan 100 100
Dokumen 80 - 100 Lengkapi dalam 1 minggu
60 - 80 Lengkapi dalam 2 minggu
< 60 Lengkapi maksimal dalam 1 bulan
Jaringan Fisik 100 90 - 100 Lanjut ke OP
dan Uji 70 - 90 Pemeliharaan berat
Pengaliran 55 – 70 Penyempurnaan
< 55 Kembali ke konstruksi
Kelembagaan
Pelaksana 100 80 - 100 Lanjut ke OP
60 - 80 Lengkapi oleh BBWS/BWS/Dinas
< 60 Bentuk oleh BBWS/BWS/Dinas
Dinas OP 100 80 - 100 Lanjut ke OP
60 - 80 Lengkapi oleh Pemda
< 60 Bentuk oleh Pemda
Komisi Irigasi 100 70 - 100 Lanjut ke OP

< 70 Sosialisasi dan pemebentukan


kelembagaan pemanfaat air baku dan
Komisi Irigasi

15
BAB V. TINDAK LANJUT REKOMENDASI TIM PERSIAPAN OP

Pelengkapan kekurangan pada jaringan dilakukan apabila hasil penilaian


kesiapan OP yang ditinjau nilainya kurang dari 80% dan dinyatakan tidak siap
OP. Tim Persiapan OP akan merekomendasikan kepada unit kontruksi untuk
melengkapi kekurangannya sampai siap OP dalam kurun maksimal 2 tahun.
Proses penetapan status ini dimuat dalam berita acara lengkap dengan lampiran
dan keterangan tentang kekurangannya yang dituangkan dalam blangko
evaluasi nomor 01-K sampai 03-K serta blangko rekapitulasi Kesiapan OP.

Dalam kondisi yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk
kebutuhan masyarakat, secara selektif dapat dilaksanakan operasional
pemberian/ pembagian air baku. Hal ini dapat secara paralel dilaksanakan
kegiatan melengkapi kekurangan sesuai dengan rekomendasi.

5.1. Melengkapi Kekurangan Administratif

Pelaksanaan melengkapi kekurangan administrasi yang dilakukan oleh Tim


Persiapan OP adalah sebagai berikut:

1. Dokumen perencanaan

a. Spesifikasi Teknis

Pengadaan kembali spesifikasi teknis dari unit perencana atau melihat


kerangka acuan kerja.

Jangka waktu pelengkapan spesifikasi teknis dibatasi sampai 3 bulan.

b. Nota Desain

Pengadaan kembali nota desain pada unit pelaksana, dalam waktu


maksimal 3 bulan.

c. Manual OP

Manual OP memuat tatacara:

 OP Bangunan utama

 OP saluran transmisi

 OP pintu pengukur

 Rencana penyediaan air baku

 Rencana pembagian air baku

16
 Monitoring dan evaluasi

Penyusunan ini dilakukan maksimal 3 (tiga) bulan.

d. Peta Daerah Layanan Air Baku

Pembuatan peta daerah layanan air baku dilakukan dengan membuat


gambar yang sesuai dengan kondisi jaringan air baku yang dilengkapi
dengan pemetaan.

Jangka waktu pelengkapan peta daerah layanan air baku dibatasi


maksimal 3 (tiga) bulan.

e. Skema Jaringan Air Baku

Pembuatan skema jaringan air baku dilakukan dengan membuat gambar


yang sesuai dengan kondisi jaringan air baku yang dilengkapi dengan
pemetaan, dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan.

2. Dokumen Pembangunan

a. Spesifikasi Teknis

Pengadaan kembali spesifikasi teknis yang tertuang dalam dokumen antara


penyedia jasa dan pengguna jasa atau kerangka acuan kerja pada unit
pelaksana.

Jangka waktu pelengkapan spesifikasi teknis dibatasi sampai 3 bulan.

b. Anggaran biaya

Pencatatan anggaran biaya keseluruhan untuk pekerjaan pengembangan


atau rehabilitasi dihitung berdasarkan nilai aset yang terkini sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dari kementrian keuangan. Untuk
validitas dan akuntabilitas nilai aset yang diperoleh harus dikoordinasikan
dengan unit yang menangani BMN/D.

Jangka waktu pelengkapan anggaran biaya dibatasi maksimal 2 (dua)


tahun.

c. As built Drawing

Pembuatan as built drawing dilaksanakan oleh Tim Persiapan OP dengan


melibatkan draftman dan juru ukur.

Jangka waktu pelengkapan spesifikasi dibatasi maksimal 1 tahun.

17
d. Dokumen PHO dan FHO

Kekurangan dokumen PHO dan FHO harus dimuat dalam surat keterangan
dari unit pelaksana, secepat-cepatnya sebelum dimulai pekerjaan
persiapan OP, maksimal 1 (satu) bulan.

e. Manual OP

Penyesuaian manual OP dilakukan bersamaan dengan proses uji


pengaliran, dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan.

Dalam hal tidak tersedia manual OP maka unit pelaksana harus menyusun
manual OP berpedoman pada dokumen perencanaan, dalam waktu
maksimal 2 (dua) bulan selanjutnya dilakukan uji pengaliran dalam waktu
maksimal 2 (dua) bulan

Jaringan yang tidak memiliki dokumen uji pengairan dapat dibuat kembali
dengan melakukan uji pengaliran yang dihadiri oleh penyedia jasa dan
pengguna jasa.

Jangka waktu pelengkapan dokumen uji pengaliran maksimal 4 bulan.

3. Dokumen Administrasi

Semua dokumen administrasi (sertifikat tanah, izin lingkungan, dan surat


kesepakatan pembagian tugas) yang tidak lengkap harus segera diurus
kelengkapannya kepada instansi yang berwenang. Jangka waktu
pelengkapan dokumen hukum maksimal 1 tahun.

5.2. Kelengkapan Kekurangan Fisik

Pelengkapan kekurangan fisik dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Kekurangan kelengkapan fisik jaringan utama dilaksanakan oleh unit


pelaksana konstruksi.

2. Kondisi komponen rusak berat (≥ 40%), perbaikan dilaksanakan oleh unit


pelaksana konstruksi.

3. Kondisi komponen rusak sedang/ringan (< 40%), perbaikan dilaksanakan


oleh unit OP.

Jangka waktu pelaksanaan a, b, dan c maksimal 1 tahun.

18
5.3. Kelengkapan Kekurangan Manajemen

5.3.1. Kelembagaan

Pemenuhan untuk kelengkapan kelembagaan/struktur organisasi


pelaksana OP di lapangan mengikuti sebagaimana dicantumkan dalam sub
bab 2.3. tentang Kesiapan Manajemen dan Kelembagaan. Struktur
Organisasi yang dilengkapi yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu :

a. Meratifikasi kelembagaan yang sudah ada di lapangan.


b. Membentuk struktur kelembagaan baru..
5.3.2. Sumber Daya Manusia

Pemenuhan untuk kelengkapan sumber daya manusia pelaksana OP di


lapangan mengikuti sebagaimana dicantumkan dalam sub bab 2.3. tentang
Kesiapan Manajemen dan Kelembagaan. Sumber daya manusia yang
dilengkapi yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yaitu :

a. Melakukan pendidikan dan pelatihan personalia yang ada


b. Penataan kuantitas personalia yang ada
c. Rekrutmen personalia yang baru sesuai dengan persyaratan skill yang
disyaratkan.

BAB VI. JENIS PELATIHAN PETUGAS PELAKSANA OP JARINGAN AIR


BAKU

Pelatihan petugas pelaksana OP jaringan air baku di selenggarakan oleh


lembaga pendidikan dan pelatihan. Hal ini sesuai dengan kaidah legitimasi dari
sertifikat yang dikeluarkan. Untuk itu pada saat proses pelaksanaan persiapan
OP, BBWS/BWS/Dinas harus berkoordinasi dengan lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk kepentingan penetapan persiapan penyelenggaraan
pelatihannya.

Penyelenggaraan pelatihan pada dasarnya ditetapkan sesuai dengan standar


dan kriteria yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan. Sehingga
pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dapat digabungkan dengan lembaga lain
antar BBWS/BWS/Dinas secara regional atau nasional.

Materi teknis yang disampaikan kepada peserta pelatihan, selain materi yang
sudah berlaku umum secara nasional juga harus ditambahkan dengan materi

19
teknis yang diadopsi dari masing-masing jaringan air baku yang akan
dioperasikan.

Jenis pelatihan berupa training dalam kelas (teori), dan training praktek
lapangan. Materi pelatihan yang diberikan kepada aparat pelaksana OP
Jaringan air baku di lapangan sebagaimana Tabel 4.

Tabel 4. Pelatihan untuk Petugas OP Jaringan Air Baku


Materi Pelatihan Kepala Operator Petugas Petugas Pekerja
Pengelola Pompa Saluran Bangunan
Jaringan Jaringan Transmisi Utama
Air Baku Air Baku
Peraturan x x
Perundang-
undangan
terkait bidang
sumber daya
air
Kriteria x x x x
Perencanaan
jaringan air
baku
Operasi dan x x x x x
Pemeliharaan
Jaringan Air
Baku
Penanganan x x x x x
Darurat Akibat
Daya Rusak Air

20
BAB VII. TATA CARA SERAH TERIMA

Proses serah terima dilakukan secara administrasi. Tahapan pelaksanaan serah


terima diselenggarakan dengan tahapan sebagai berikut:

7.1. Kelengkapan Dokumen dari Tim Persiapan OP

Pada prinsipnya dokumen ini menguraikan tentang risalah pelaksanaan


pekerjaan persiapan OP dari awal sampai pada kondisi jaringan air baku siap
OP, termasuk pelaporan sebagai bahan yang dapat digunakan dalam
perencanaan pelaksanaan OP pada tahap berikutnya oleh unit pelaksana OP
jaringan air baku.

Dokumen hasil Tim Persiapan OP dipersiapkan selengkap-lengkapnya termasuk


lampiran-lampiran hasil penilaian kesiapan OP dan rekomendasi yang telah
disampaikan. Dokumen kelengkapan lain yang disertakan termasuk berita
acara hasil perbaikan jaringan dan melengkapi kekurangan-kekurangan
termasuk dengan foto dokumentasinya.

7.2. Penetapan Status Kesiapan OP

Penetapan status kesiapan OP oleh Kepala BBWS/BWS/Dinas, dibuat rangkap


sesuai dengan keperluan. Dokumen ini selain digunakan dalam lampiran serah
terima, juga merupakan bagian dari lampiran buku deskripsi jaringan air baku
untuk bahan proses pencatatan dalam neraca keuangan terkait pengelolaan
asset jaringan air baku.

Hal yang penting ditetapkan dalam penetapan status kesiapan OP ini, juga
harus dapat menetapkan anggaran yang bersifat permanen untuk pelaksanaan
OP jaringan air baku pada unit pelaksana OP baik waktu maupun angka
kebutuhan nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP). Hal ini untuk
mengantisipasi waktu penetapan status kesiapan OP tidak sinkron dengan
siklus penetapan anggaran, sehingga dalam kondisi yang kontigensi dapat
minimal dipenuhi oleh unit pelaksana.

7.3. Penyampaian Berita Acara Serah Terima Jaringan Air Baku

Proses pelaksanaan serah terima secara fisik dilakukan secara internal di


Kantor BBWS/BWS/Dinas. Hal-hal terkait dengan seremonial/upacara dapat

21
diselenggarakan di lokasi jaringan air baku dalam momentum yang tepat pada
acara-acara penting sebagai peresmian jaringan air baku.

Prinsip serah terima tidak berarti menghilangkan atau menghapuskan tanggung


jawab pelaksana konstruksi terhadap kekuatan struktur jaringan air baku.
Untuk hal ini, apabila dikemudian hari setelah di serah terimakan kepada
pelaksana OP terjadi hal-hal kerusakan yang harus dilakukan analisa teknis
yang lengkap dan mendalam, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku
tentang kekuatan struktur sebelum habis umur layanan, maka tetap
melibatkan unit pelaksana konstruksi dalam penyelesaiannya.

7.4. Pelaporan Status Jaringan Air Baku

Pelaporan kepada atasan langsung sebagai wujud administrasi untuk


penetapan status jaringan air baku. Pelaporan disertakan dengan deskripsi
jaringan air baku secara lengkap mulai dari maksud dan tujuan dibangunnya
jaringan air baku sampai pada manfaat penting yang diharapkan serta tata cara
monitoring dan evaluasinya.

Mekanisme pelaporan diselenggarakan segera setelah ditetapkan status


kesiapan OP jaringan air baku. Hal ini untuk digunakan sebagai dasar
penetapan anggaran pembiayaan OP jaringan air baku pada tahun-tahun
berikutnya. Hal lain juga untuk ditetapkan statusnya oleh yang berwewenang.

22
FORM KESIAPAN OP BLANGKO AUDIT
IDENTITAS JARINGAN AIR BAKU KELENGKAPAN FISIK
Nama : BLANGKO 01 - K
Jml Layanan : KK
Kabupaten :
Provinsi :
BWS/BBWS :

Kelengkapan Fisik (0 - 100)%


Komponen
Parameter Fisik Fungsi Rata-rata
Wajib Ada
(%) (%) (%)
1 2 3 4 5

1 Bangunan Utama
1.1 Intake untuk Sumber Mata Air
A. Bangunan Penangkap Air (Broncaptering) -
a. Bangunan Outlet -
b. Bangunan Pelimpah (Over Flow) -
c. Bangunan Penguras -
d. Bangunan Pengukur Debit -
e. Konstruksi Penahan Erosi -
f. Manhole -
g. Saluran Drainase Keliling -
h. Pipa Vertilasi -
i. Pagar Pengaman -

B. Bangunan Pengumpul Air


a. Bak Penampung -
b. Bangunan Outlet -
c. Bangunan Pelimpah (Over Flow) -
d. Bangunan Penguras -
e. Bangunan Pengukur Debit -
f. Manhole -
g. Saluran Drainase Keliling -
h. Pipa Vertilasi -

1.2 Bangunan Pengambilan untuk Sumber Air Tanah Dalam


a. Sumur Bor -
b. Pompa dan Mesin Penggerak -
c. Rumah Pompa -
d. Kontrol Panel -
e. Pagar Pengaman -

1.3 Bangunan Pengambilan untuk Sumber Air Sungai


A Free Intake
a. Lubang Intake -
b. Saringan -
c. Pintu Pengambilan -
d. Kolam Pengendapan Sedimen -
f. Pintu Penguras Sedimen -
g. Bangunan Pelindung Pintu -
h. Pompa dan Perlengkapannya -
i. Rumah Pompa dan Perlengkapannya -

B. Intake dengan Bendung


a. Bendung dengan Bangunan Pelengkapnya -
b. Lubang Intake -
c. Saringan -
d. Pintu Pengambilan -
e. Kolam Pengendapan Sedimen -
f. Pintu Penguras Sedimen -
g. Bangunan Pelindung Pintu -
h. Bangunan Ukur Debit -
i Kola Pras Sedimentasi -

2 Saluran Pembawa (Pipa Transmisi)


a. Kapasitas Pipa Sesuai Desain -
b. Bangunan / Talang Pipa Transmisi -
c. Pembangunan/Perbaikan Saluran Telah Selesai -

3 Keadaan Sumber Air


a. Tingkat Fluktuasi Debit -
b. Kualitas Sumber Air -

4 Jalan Masuk/Inspeksi
a. Jalan Masuk Ke Bangunan Utama -
b. Jalan Inspeksi Pipa Transmisi -

5 Kantor, Perumahan dan Gudang


a. Kantor Memadai -
b. Perumahan Memadai -
c. Gudang Memadai -

Disetujui Diperiksa : (Tempat),.... (Tanggal),....


Dievaluasi Oleh : (Jabatan)

(Nama) (Nama) (Nama)


Penjelasan : Diisi sesuai tabel 2 dan 3 pada BAB IV
23
FORM KESIAPAN OP BLANGKO AUDIT
IDENTITAS JARINGAN AIR BAKU KELENGKAPAN DOKUMEN
Nama : BLANGKO 02 - K
Jml Layanan : KK
Kabupaten :
Provinsi :
BWS/BBWS :

Kelengkapan Fisik (0 - 100)%


Komponen
Parameter Fisik Fungsi Rata-rata
Wajib Ada
(%) (%) (%)
1 2 3 4 5

A. Dokumen Perencanaan -
1 Rencana Induk -
2 Studi kelayakan memuat informasi mengenai : -
a. Sistem pemberdayaan air minum yang ada -
b. Perh Mercu -
c. Kondisi Sayap -
d. Sistem Lantai Bendung -
3 Rencana Tanggul Penutup -
4 Nota Desain -
a. Data Debit Sungai -
b. Perhitungan hidrolis unit air baku -
c. Spesifikasi Teknis -
d. Gambar Teknik/Desain -
e. Rencana anggaran biaya -
5 Manual Operasi dan Pemeliharaan (OP) -
6 Peta Jaringan Distribusi -

B. Dokumen Pelaksanaan -
1 Kontrak Pembangunan -
a. Gambar Teknik -
b. Spesifikasi -
c. Anggaran Biaya -
2 Gambar Purna Konstruksi -
3 Manual OP -
4 Dokumen FHO -

C. Dokumen Administrasi -
1 Surat Tanah -
2 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) -
3 Ijin Penggunaan Air (SIPA) -
4 Dokumen Kelengkapan dan Surat Perjanjian Pengelolaan -

Disetujui Diperiksa : (Tempat),.... (Tanggal),....


Dievaluasi Oleh : (Jabatan)

(Nama) (Nama) (Nama)


Penjelasan : Diisi sesuai tabel 2 dan 3 pada BAB IV

24
FORM KESIAPAN OP BLANGKO AUDIT
IDENTITAS JARINGAN AIR BAKU KELENGKAPAN KELEMBAGAAN
Nama : BLANGKO 03 - K
Jml Layanan : KK
Kabupaten :
Provinsi :
BWS/BBWS :

Kelengkapan Fisik (0 - 100)%


Komponen
Parameter Fisik Fungsi Rata-rata
Wajib Ada
(%) (%) (%)
1 2 3 4 5

A. Organisasi OP dan Personalia Penyelenggara yang Ada


a. Bentuk Badan Usaha Penyelenggara -
b. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja -
c. Data Pegawai (SDM) -
d. Tata Laksana Kerja -
e. Badan Pengawas Penyelenggara -
f. Corporate Plan -

B. Kelembagaan Masyarakat
a. Himpunan Pemakai Air Masyarakat (HIPAM) -
b. Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) -
c. Kelompok Swadaya Masyarakat -

Disetujui Diperiksa : (Tempat),.... (Tanggal),....


Dievaluasi Oleh : (Jabatan)

(Nama) (Nama) (Nama)


Penjelasan : Diisi sesuai tabel 2 dan 3 pada BAB IV

25
FORM KESIAPAN OP PERHITUNGAN INDEKS 'KESIAPAN OP'
IDENTITAS JARINGAN AIR BAKU
Nama : BLANGKO PERHITUNGAN
Jml Layanan : KK
Kabupaten :
Provinsi :
BWS/BBWS :

Indeks Kondisi
Referensi / Indeks Nilai Bobot
Parameter yang Ada
Catatan Kaki Maksimum Bagian
(0-100)%
1 2 3 4 5

I. PRASARANA FISIK
1 Bangunan Utama
1.1 Intake untuk Sumber Mata Air
A. Bangunan Penangkap Air (Broncaptering)
a. Bangunan Outlet -
b. Bangunan Pelimpah (Over Flow) -
c. Bangunan Penguras -
d. Bangunan Pengukur Debit -
e. Konstruksi Penahan Erosi -
f. Manhole -
g. Saluran Drainase Keliling -
h. Pipa Vertilasi -
i. Pagar Pengaman -

B. Bangunan Pengumpul Air


a. Bak Penampung -
b. Bangunan Outlet -
c. Bangunan Pelimpah (Over Flow) -
d. Bangunan Penguras -
e. Bangunan Pengukur Debit -
f. Manhole -
g. Saluran Drainase Keliling -
h. Pipa Vertilasi -

1.2 Bangunan Pengambilan untuk Sumber Air Tanah Dalam


a. Sumur Bor -
b. Pompa dan Mesin Penggerak -
c. Rumah Pompa -
d. Kontrol Panel -
e. Pagar Pengaman -

1.3 Bangunan Pengambilan untuk Sumber Air Sungai


A Free Intake
a. Lubang Intake -
b. Saringan -
c. Pintu Pengambilan -
d. Kolam Pengendapan Sedimen -
f. Pintu Penguras Sedimen -
g. Bangunan Pelindung Pintu -
h. Pompa dan Perlengkapannya -
i. Rumah Pompa dan Perlengkapannya -

B. Intake dengan Bendung


a. Bendung dengan Bangunan Pelengkapnya -
b. Lubang Intake -
c. Saringan -
d. Pintu Pengambilan -
e. Kolam Pengendapan Sedimen -
f. Pintu Penguras Sedimen -
g. Bangunan Pelindung Pintu -
h. Bangunan Ukur Debit -
i Kola Pras Sedimentasi -

2 Saluran Pembawa (Pipa Transmisi)


a. Kapasitas Pipa Sesuai Desain -
b. Bangunan / Talang Pipa Transmisi -
c. Pembangunan/Perbaikan Saluran Telah Selesai -

3 Keadaan Sumber Air


a. Tingkat Fluktuasi Debit -
b. Kualitas Sumber Air -

4 Jalan Masuk/Inspeksi
a. Jalan Masuk Ke Bangunan Utama -
b. Jalan Inspeksi Pipa Transmisi -

5 Kantor, Perumahan dan Gudang


a. Kantor Memadai -
b. Perumahan Memadai -
c. Gudang Memadai -

26
1 2 3 4 5

II. SARANA PENUNJANG


1 Peralatan O & P
1.1 Alat-alat dasar untuk pemeliharaan rutin
1.2 Perlengkapan personil untuk operasi
1.3 Peralatan Berat
1.4 Peralatan survei dan kalibrasi

2 Alat-alat Kantor
2.1 Perabot dasar untuk kantor
2.2 Alat kerja di kantor

3 Alat Komunikasi
3.1 Telepon
3.2 HT
3.3 Radio Komunikasi

4 Fasilitas Penunjang OP
4.1 Nomen klatur
4.2 Patok Batas
4.3 Papan Peringatan

III. ORGANISASI O&P - PERSONALIA


A. Organisasi OP dan Personalia Penyelenggara yang Ada
a. Bentuk Badan Usaha Penyelenggara
b. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja
c. Data Pegawai (SDM)
d. Tata Laksana Kerja
e. Badan Pengawas Penyelenggara
f. Corporate Plan

B. Kelembagaan Masyarakat
a. Himpunan Pemakai Air Masyarakat (HIPAM)
b. Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus)
c. Kelompok Swadaya Masyarakat

IV. DOKUMENTASI
a. Dokumen rencana Induk
b. Dokumen Perencanaan
c. Peta Jaringan Distribusi
d. Dokumen Pelaksanaan Konstruksi
e. Dokumen Perjanjian

Disetujui Diperiksa : (Tempat),.... (Tanggal),....


Dievaluasi Oleh : (Jabatan)

(Nama) (Nama) (Nama)


Penjelasan : Diisi sesuai dengan data pada Blangko 01 - K, 02 - K dan 03 - K

27
Berita Acara
Serah Terima Jaringan
No : / / /

Pada hari ini tanggal bulan tahun pukul , bertempat di


Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Kepala Bidang/Seksi Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Selaku pihak pertama.
2. Kepala Bidang/Seksi OP Dinas Pemerintah/Provinsi/Kabupaten/Kota selaku pihak
kedua.
Telah melangsungkan seran terima prasarana sungai di lingkungan BWS/BBWS ....,
berupa:
Nama Prasarana Air Baku :
Wilayah Sungai :
Kecamatan :
Kabupaten :
Pihak pertama menyerahkan dan pihak kedua menerima prasarana air baku tersebut.
Sejak dilangsungkan serah terima ini, maka wewenang serta tanggung jawab kegiatan
OP atas prasarana air baku yang bersangkutan, sepenuhnya beralih kepada pihak
kedua.
Demikian berita acara serah terima OP ini dibuat sebagai tindak lanjut dari surat
keputusan pemeriksaan kesiapan OP No : / / yang telah menyatakan siap
OP, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dibuat di
Pada tanggal

Pihak Pertama Pihak Kedua

........................... ...........................
NIP : NIP :

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Tim Penilai Kepala BWS/BBWS

........................... ...........................
NIP : NIP :

28
Surat Keputusan
Pemeriksaan Kesiapan OP

Telah dilaksanakan kegiatan pemeriksaan kesiapan OP untuk:


Nama Jaringan Air Baku :
Wilayah Sungai :
Kecamatan :
Kabupaten :

Dengan hasil sebagai berikut :


Checklist ( √ )
Pilih Sesuai
No Keputusan Tindak Lanjut Keterangan
Hasil
Pemeriksaan
1 Siap OP Serah Terima Lihat blanko-
blanko
pemeriksaan
terlampir
2 Tidak Siap Dikembalikan Lihat blanko-
OP Kepada blanko
Bidang/Seksi pemeriksaan
Pelaksanaan terlampir
Pembangunan
dan/atau
Bidang/Seksi OP

Demikian surat keputusan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Lokasi, Tahun
Ketua Tim Penilai

...........................
NIP :

Tembusan :
 Kepala Dinas/BWS/BBWS
 Kepala Bidang/Seksi Pelaksanaan Pembangunan
 Kepala Bidang/Seksi OP

29
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Nomor : xxx / PRT/M/20xx
Tanggal : xxx September 20xx
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA JARINGAN AIR BAKU


BAB I. BENDUNG
I. DATA UMUM
1. Nama Daerah Jaringan Air Baku
2. Layanan Air Baku .......... liter/detik
3. Unit Pengelola
4. Nama BBWS/BWS
5. Kab/Kota
6. Provinsi

II. RIWAYAT PENANGANAN


1. Nama Proyek / Kegiatan (Setingkat
Rehabilitas & Perbaikan Berat)
2. Tahun Pelaksanaan
3. Jenis Penanganan (Kontraktual /
Swakelola)

III. DATA INVENTARISASI


1. Cakupan Pelayanan ........ liter/detik
2. Tipe Medan Lapangan Pegunungan/Pedataran
3. Sumber Air Baku
4. Jenis Bangunan Pengambilan Bendung
5. Pelimpah/Kantong Lumpur/Prasedimen
6. Panjang Saluran/Pipa/Jaringan Transmisi
7. Jumlah Bangunan Pengatur
8. Jumlah Bangunan Pelengkap

IV. PERSONALIA
Yang Ada
Kebutuhan
No Bagian / Jabatan PNS Harian Jumlah
(or)
(or) (or) (or)
1.

V. INDEKS KONDISI O&P JARINGAN AIR BAKU


Yang Ada Maks Min Optimum
No. Bagian
(%) (%) (%) (%)
1 Prasarana Fisik dari I-2 45 25 35
2 Produktivitas Layanan Air Baku dari II-2 15 10 13
3 Sarana Penunjang dari III-2 10 5 8
4 Organisasi Personalia dari IV-2 15 8 11
5 Dokumentasi dari V-2 5 3 4
6 Lembaga Pengguna / Pemakai Air dari VI-2 10 5 8
Jumlah ............ 100 55 78
Keterangan :
I.2 : I adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
II.2 : II adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
III.2 : III adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
IV.2 : IV adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
V.2 : V adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
VI-2 : VI adalah b agian dan 2 adalah k olom pada analisa indek s k inerja sistem jaringan air b ak u
INDEKS KINERJA SISTEM JARINGAN AIR BAKU

Nama Jaringan Air Baku :


Bobot Layanan Totat : ........ Iiter/detik
Besarnya Debit Layanan : ........ liter/detik
Jenis Bangunan : Bendung

Bobot Nilai Indeks Kondisi


Uraian Final Bagian Yg ada Maks Keterangan
(%) (%) (%) 100%
1 2 3 4 5 6

I. PRASARANA FISIK - 45.00


1. Bangunan Utama - 14.00
1.1 Bendung - 100 4.00
a. Mercu - 20 - 0.80
b. Sayap - 15 - 0.60
c. Lantai Bendung - 20 - 0.80
d. Tanggul Penutup - 20 - 0.80
e. Jembatan - 5 - 0.20
f. Papan Operasi - 10 - 0.40
g. Mistar Ukur - 5 - 0.20
h. Pagar Pengaman - 5 - 0.20

1.2 Pintu Bendung dapat dioperasikan - 100 7.00


a. Pintu Pengambilan - 55 - 3.85
b. Pintu Penguras Bendung - 45 - 3.15

1.3 Kantong Lumpur & Pintu Penguras - 100 3.00


a. Bangunan/Kantong Lumpur berfungsi - 35 - 1.05
b. Kantong lumpur telah dibersihkan - 30 - 0.90
c. Pintu penguras, kantong lumpur dapat dioperasikan - 35 - 1.05

2. Saluran Pembawa Transmisi - 100 12.00


2.1 Saluran terbuka /saluran tertutup pipa - 50 - 6.00
2.2 Tinggi tanggul cukup untuk menghindari limpasan setiap saat - 20 - 2.40
2.3 Semua perbaikan saluran telah selesai - 30 - 3.60

3. Bangunan pada Saluran Pembawa - 100 10.00


3.1 Bangunan pengatur lengkap dan berfungsi - 100 - 2.00
3.2 Pengukuran debit dapat dilakukan sesuai rencana operasi - 100 3.50
a. Pada bangunan pengambilan (bendung/Intake) - 40 - 1.40
b. Pada setiap bangunan pengatur - 30 - 1.05
c. Sebelum masuk IPA - 30 - 1.05

3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap - 100 2.00


a. Pada saluran induk dan sekunder - 40 - 0.80
b. Pada bangunan pelengkap - 60 - 1.20

3.4. Semua Perbaikan teleh Selesai - 100 2.50


a. Perbaikan bangunan pengatur - 50 - 1.25
b. Mistar ukur, skala liter - 15 - 0.38
c. Papan operasi - 20 - 0.50
d. Bangunan pelengkap - 15 - 0.38

4. Jalan Masuk/Inspeksi - 100 4.00


4.1. Jalan masuk ke bangunan utama dalam kondisi baik - 50 - 2.00
4.2. Jalan Inspeksi sepanjang saluran telah diperbaiki - 25 - 1.00
4.3. Bangunan dan saluran yang dipelihara dapat dicapai - 25 - 1.00

5. Kantor, Perumahan dan Gudang - 100 5.00


5.1. Kantor memadai untuk: - 100 2.00
Ranting/UPTD - 50 - 1.00
Petugas Jaringan - 50 - 1.00

5.2. Perumahan memadai untuk: - 100 1.00


Ranting/UPTD - 50 - 0.50
Petugas Jaringan - 50 - 0.50

5.3. Gudang memadai untuk: - 100 2.00


Kantor Ranting/UPTD - 40 - 0.80
Bangunan Utama - 40 - 0.80
Pelengkap lain - 20 - 0.40
1 2 3 4 5 6

II. PRODUKTIVITAS PELAYANAN AIR (Tahun sebelumnya) 100 15.00


-
1. Pemenuhan Rencana Kebutuhan Air (c) - 60 * 9.00

2. Realisasi Layanan Air (c) - 27 * 4.05


Rencana layanan l/det (a)
Relialisasi layanan l/det (b)
Presentase layanan = (b) / (a) x 100% * % (c)

3. Produktifitas Debit Air (c) - 13 * 1.95


Debit kebutuhan l/det (a)
Debit relialisasi l/det (b)
Presentase produktivitas =(b) / (a) x 100% * % (c)

III. SARANA PENUNJANG 0.00 9.98


1. Peralatan O&P - 100 3.98
1.1 Alat pokok untuk pemeliharaan rutin - 50 - 2.00
1.2 Perlengkapan personil untuk operasi - 12 - 0.48
1.3 Peralatan untuk membersihkan lumpur - 38 - 1.50

2. Transportasi - 100 4.00


2.1 Ranting/Pengamat/UPTD(Mobil Pick Up) - 50 - 2.00
2.2 Mantri/juru (sepeda motor) - 25 - 1.00
2.3 PPAB (sepeda) - 25 - 1.00

3. Alat-alat Kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 100 1.00


3.1 Perabot dasar untuk kantor - 50 - 0.50
3.2 Alat kerja di kantor (komputer dan printer) - 50 - 0.50

4. Alat Komunikasi - 100 1.00


4.1 Jaringan Komunikasi yang memadai - 100 - 1.00

IV. ORGANISASI PERSONALIA 0.00 15.00


1. Kelembagaan - 100 5.00
1.1 Ranting/Pengamat/UPTD - 40 - 2.00
1.2 Pendistribusian - 40 - 2.00
1.3 PPAB - 20 - 1.00

2. Personalia - 100 10.00


2.1 Kuantitas/jumlah sesuai dengan kebutuhan - 40 4.00
- Pendistribusian - 10 - 1.00
- PPAB - 30 - 3.00

2.2 Presentase status pegawai PPAB - 20 - 2.00

2.3 Semua sudah paham OP - 40 4.00


- Ranting/Pengamat/UPTD - 10 - 1.00
- Pendistribusian - 20 - 2.00
- PPA - 10 - 1.00
1 2 3 4 5 6

V. DOKUMENTASI 0,00 100 5,00


1. Buku Data Layanan - 40 - 2,00

2. Peta dan Gambar-gambar - 60 3,00


2.1 Data Dinding di kantor : peta situasi, foto dll - 20 - 1,00
2.2 Gambar pumalaksana - 20 - 1,00
2.3 Skema Jaringan, bangunan, dan lokasi air - 20 - 1,00

VI. PPAB (Perkumpulan Pemakai Air Baku) 0,00 100 10,00


1. Sudah Berbadan Hukum - 20 - 2,00
-
2. Kondisi Kelembagaan PPAB - 20 - 2,00
- Berkembang (100%)
- Sedang berkembang (60%)
- Belum berkembang (30)

3. Rapat PPAB - 20 - 2,00


- 1/2 bulan sekali (100%)
- 1 bulan sekali (60 %)
- Tidak Teratur

4. Aktif mengikuti penelusuran jaringan air baku - 20 - 2,00

5. Partisipasi PPAB dalam perbaikan jaringan air baku - 20 - 2,00

TOTAL (I+II+III+IV+V+VI) -

Keterangan :
1 Kolom 3 adalah nilai bagian struktur (%) - Hasil Analisis
2 Kolom 5 adalah indeks kondisi maksimum (%) - Hasil Analisis Kolom 3
3 Petunjuk Pengisian :
- Kolom 4 diisi persentase kondisi hasil survey lapangan (0-100%)
- Kolom 2 adalah bobot final hasil kali antara kolom 4 dan 5 (%) Lokasi...tgl...bln...thn...

Diperiksai : Dibuat oleh :


Kasi O&P Ranting/UPTD Air Baku.

(.............................) (..............................)
NIP................... NIP.........................
BAB II. POMPA
I. DATA UMUM
1. Nama Daerah Jaringan Air Baku
2. Layanan Air Baku .......... liter/detik
3. Unit Pengelola
4. Nama BBWS/BWS
5. Kab./Kota
6. Provinsi

II. RIWAYAT PENANGANAN


1. Nama Proyek / Kegiatan (Setingkat
Rehabilitas & Perbaikan Berat)
2. Tahun Pelaksanaan
3. Jenis Penanganan (Kontraktual /
Swakelola)

III. DATA INVENTARISASI


1. Cakupan Pelayanan
2. Tipe Medan Lapangan Pegunungan/Pedataran
3. Sumber Air Baku
4. Jenis Bangunan Pengambilan Pompa
5. Pelimpah/Kantong Lumpur/Prasedimen
6. Panjang Saluran/Pipa/Jaringan Transmisi
7. Jumlah Bangunan Pengatur
8. Jumlah Bangunan Pelengkap

IV. PERSONALIA
Yang Ada
Kebutuhan
No Bagian / Jabatan PNS Harian Jumlah
(or)
(or) (or) (or)

V. INDEKS KONDISI O&P JARINGAN AIR BAKU


Yang Ada Maks Min Optimum
No. Bagian / Kegiatan
(%) (%) (%) (%)
1 Prasarana Fisik dari I-2 45 25 35
2 Produktivitas Layanan Air Baku dari II-2 15 10 13
3 Sarana Penunjang dari III-2 10 5 8
4 Organisasi Personalia dari IV-2 15 8 11
5 Dokumentasi dari V-2 5 3 4
6 Lembaga Pengguna / Pemakai Air dari VI-2 10 5 8
Jumlah ............. 100 55 78
Keterangan :
I.2 : I adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
II.2 : II adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
III.2 : III adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
IV.2 : IV adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
V.2 : V adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
VI-2 : VI adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
INDEKS KINERJA SISTEM JARINGAN AIR BAKU

Nama Jaringan Air Baku :


Bobot Layanan Totat : ......... Iiter/detik
Besarnya Debit Layanan : ......... liter/detik
Jenis Bangunan : Pompa

Bobot Nilai Indeks Kondisi


Uraian Final Bagian Yang ada Maks Keterangan
(%) (%) (%) 100%
1 2 3 4 5 6

I. PRASARANA FISIK - 45.00


1. Bangunan Utama - 14.00
1.1 Pompa - 100 4.00
a. Mesin Pompa - 20 - 0.80
b. Rumah Pompa - 15 - 0.60
c. Bak Pengumpul - 20 - 0.80
d. Pipa Transmisi - 20 - 0.80
e. Panel Elektrik - 5 - 0.20
f. Papan Operasi - 10 - 0.40
g. Alat Ukur Debit (Water Meter) - 5 - 0.20
h. Pagar Pengaman - 5 - 0.20

1.2 Pompa dapat dioperasikan - 100 7.00


a. Pompa Pengambilan - 55 - 3.85
b. Pipa Penguras - 45 - 3.15

1.3 Kantong Lumpur & Pintu Pengurasnya - 100 3.00


a. Bangunan/kantong lumpur berfungsi - 35 - 1.05
b. Kantong lumpur telah dibersihkan - 30 - 0.90
c. Pintu penguras, kantong lumpur dapat dioperasikan - 35 - 1.05

2. Saluran Pembawa Transmisi - 100 12.00


2.1 Saluran tertutup pipa - 50 - 6.00
2.2 Tanggul cukup untuk menghindari bocoran setiap saat - 20 - 2.40
2.3 Semua perbaikan saluran telah selesai - 30 - 3.60

3. Bangunan pada Saluran Pembawa - 10.00


3.1 Bangunan pengatur lengkap dan berfungsi - 100 - 2.00
3.2 Pengukuran debit dapat dilakukan sesuai rencana operasi - 100 3.50
a. Pada bangunan pengambilan (Intake) - 40 - 1.40
b. Pada setiap bangunan pengatur - 30 - 1.05
c. Sebelum masuk IPA - 30 - 1.05

3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap - 100 2.00


a. Pada saluran induk dan sekunder - 40 - 0.80
b. Pada bangunan pelengkap - 60 - 1.20

3.4. Semua Perbaikan telah Selesai - 100 2.50


a. Perbaikan bangunan pengatur - 50 - 1.25
b. Mistar ukur, skala liter - 15 - 0.38
c. Papan operasi - 20 - 0.50
d. Bangunan pelengkap - 15 - 0.38

4. Jalan Masuk/Inspeksi - 100 4.00


4.1. Jalan masuk ke bangunan utama dalam kondisi baik - 50 - 2.00
4.2. Jalan Inspeksi sepanjang saluran telah diperbaiki - 25 - 1.00
4.3. Bangunan dan saluran yang dipelihara dapat dicapai - 25 - 1.00

5. Kantor, perumahan dan gudang - 5.00


5.1. Kantor memadai untuk: - 100 2.00
Ranting/UPTD - 50 - 1.00
Mantri/Juru - 50 - 1.00

5.2. Perumahan memadai untuk: - 100 1.00


Ranting/UPTD - 50 - 0.50
Mantri/Juru - 50 - 0.50

5.3. Gudang memadai untuk: - 100 2.00


Kantor Ranting/UPTD - 40 - 0.80
Bangunan utama - 40 - 0.80
Pelengkap lain - 20 - 0.40
1 2 3 4 5 6

II. PRODUKTIVITAS PELAYANAN AIR (Tahun sebelumnya) 0.00 100 15.00


1. Pemenuhan Rencana Kebutuhan Air (c) - 60 * 9.00

2. Realisasi Layanan Air (c) - 27 * 4.05


Rencana layanan l/det (a)
Relialisasi layanan l/det (b)
Presentase layanan = (b) / (a) x 100% * % (c)

3. Produktifitas Debit Air (c) - 13 * 1.95


Debit kebutuhan l/det (a)
Debit relialisasi l/det (b)
Presentase Produktivitas =(b) / (a) x * % (c)
100%

III. SARANA PENUNJANG 0.00 10.00


1. Peralatan O&P - 100 4.00
1.1 Alat pokok untuk pemeliharaan rutin - 50 - 2.00
1.2 Perlengkapan personil untuk operasional - 13 - 0.50
1.3 Peralatan untuk membersihkan lumpur - 38 - 1.50

2. Transportasi - 100 4.00


2.1 Ranting/Pengamat/UPTD(Mobil Pick Up) - 50 - 2.00
2.2 Mantri/juru (Sepeda motor) - 25 - 1.00
2.3 PPA (Sepeda) - 25 - 1.00

3. Alat-alat Kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 100 1.00


3.1 Perabot dasar untuk kantor - 50 - 0.50
3.2 Alat kerja di kantor (Komputer dan Printer) - 50 - 0.50

4. Alat Komunikasi - 100 1.00


4.1 Jaringan Komunikasi yang memadai - 100 - 1.00

IV. ORGANISASI PERSONALIA 0.00 15.00


1. Kelembagaan - 100 5.00
1.1 Ranting/Pengamat/UPTD - 40 - 2.00
1.2 Pendistribusian - 40 - 2.00
1.3 PPA - 20 - 1.00

2. Personalia - 100 10.00


2.1 Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan - 40 4.00
- Pendistribusian - 10 70 1.00
- PPA - 30 70 3.00

2.2 Presentase status pegawai PPA - 20 70 2.00

2.3 Semua sudah paham OP - 40 4.00


- Ranting/Pengamat/UPTD - 10 70 1.00
- Pendistribusian - 20 70 2.00
- PPA - 10 70 1.00
1 2 3 4 5 6

V. DOKUMENTASI 0,00 100 5,00


1. Buku data Layanan - 40 - 2,00

2. Peta dan Gambar-gambar - 60 3,00


2.1 Data Dinding di kantor : peta situasi, foto dll - 20 - 1,00
2.2 Gambar purnalaksana - 20 - 1,00
2.3 Skema Jaringan, bangunan, dan alokasi air - 20 - 1,00

VI. PPAB (Perkumpulan Pemakai Air Baku) 0,00 100 10,00


1. Sudah Berbadan Hukum - 20 - 2,00

2. Kondisi Kelembagaan PPAB - 20 - 2,00


- Berkembang (100%)
- Sedang berkembang (60%)
- Belum berkembang (30)

3. Rapat PPAB - 20 - 2,00


- 1/2 bulan sekali (100%)
- 1 bulan sekali (60 %)
- Tidak Teratur

4. Aktif mengikuti penelusuran jaringan air baku - 20 - 2,00

5. Partisipasi PPAB dalam perbaikan jaringan air baku - 20 - 2,00

TOTAL (I+II+III+IV+V+VI) -

Keterangan :
1 Kolom 3 adalah nilai bagian struktur (%) - Hasil Analisis
2 Kolom 5 adalah indeks kondisi maksimum (%) - Hasil Analisis Kolom 3
3 Petunjuk Pengisian :
- Kolom 4 diisi persentase kondisi hasil survey lapangan (0-100%)
- Kolom 2 adalah bobot final hasil kali antara kolom 4 dan 5 (%) Lokasi ,...tgl...bln....thn.....

Diperiksai : Dibuat oleh :


Kasi O&P Ranting/UPTD Air Baku.

(.............................) (..............................)
NIP................... NIP.........................
BAB III. FREE INTAKE
I. DATA UMUM
1. Nama Daerah Jaringan Air Baku
2. Layanan Air Baku .......... liter/detik
3. Unit Pengelola
4. Nama BBWS/BWS
5. Kab./Kota
6. Provinsi

II. RIWAYAT PENANGANAN


1. Nama Proyek / Kegiatan (Setingkat
Rehabilitas & Perbaikan Berat)
2. Tahun Pelaksanaan
3. Jenis Penanganan (Kontraktual /
Swakelola)

III. DATA INVENTARISASI


1. Cakupan Pelayanan
2. Tipe Medan Lapangan Pegunungan/Pedataran
3. Sumber Air Baku Mata Air
4. Jenis Bangunan Pengambilan Free Intake
5. Pelimpah/Kantong Lumpur/Prasedimen
6. Panjang Saluran/Pipa/Jaringan Transmisi
7. Jumlah Bangunan Pengatur
8. Jumlah Bangunan Pelengkap

IV. PERSONALIA
Yang Ada
Kebutuhan
No Bagian / Jabatan PNS Harian Jumlah
(or)
(or) (or) (or)

V. INDEKS KONDISI O&P JARINGAN AIR BAKU


Yang Ada Maks Min Optimum
No. Bagian / Kegiatan
(%) (%) (%) (%)
1 Prasarana Fisik dari I-2 45 25 35
2 Produktivitas Layanan Air Baku dari II-2 15 10 13
3 Sarana Penunjang dari III-2 10 5 8
4 Organisasi Personalia dari IV-2 15 8 11
5 Dokumentasi dari V-2 5 3 4
6 Lembaga Pengguna / Pemakai Air dari VI-2 10 5 8
Jumlah ........... 100 55 78
Keterangan :
I.2 : I adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
II.2 : II adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
III.2 : III adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
IV.2 : IV adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
V.2 : V adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
VI-2 : VI adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
INDEKS KINERJA SISTEM JARINGAN AIR BAKU

Nama Jaringan Air Baku :


Bobot Layanan Totat : .......... liter/detik
Besarnya Debit Layanan : .......... liter/detik
Jenis Bangunan : Free Intake

Bobot Nilai Indeks Kondisi


Uraian Final Bagian Yang ada Maks Keterangan
(%) (%) (%) 100%
1 2 3 4 5 6

I. PRASARANA FISIK - 45.00


1. Bangunan Utama - 14.00
1.1 Free Intake - 100 4.00
a. Bak Pengumpul - 20 - 0.80
b. Pipa Peluap - 15 - 0.60
c. Lubang Kontrol (Manhole) - 20 - 0.80
d. Pipa Pengeluaran Udara (Vent) - 20 - 0.80
e. Alat Ukur Debit (Water Meter) - 5 - 0.20
f. Pipa Transmisi - 10 - 0.40
g. Jembatan - 5 - 0.20
h. Pagar Pengaman - 5 - 0.20

1.2 Pipa Pengambilan dapat dioperasikan - 100 7.00


a. Pipa Pengambilan - 55 - 3.85
b. Pipa Penguras - 45 - 3.15

1.3 Kantong Lumpur & Pintu Penguras - 100 3.00


a. Bangunan/Kantong Lumpur berfungsi - 35 - 1.05
b. Kantong lumpur telah dibersihkan - 30 - 0.90
c. Pintu Penguras, kantong lumpur dapat dioperasikan - 35 - 1.05

2. Saluran pembawa Transmisi - 100 12.00


2.1 Saluran Tertutup Pipa - 50 - 6.00
2.2 Tanggul dapat mengatasi bocoran selama pengoperasian - 20 - 2.40
2.3 Semua perbaikan pipa telah selesai - 30 - 3.60

3. Bangunan pada saluran pembawa - 100 10.00


3.1 Bangunan Pengatur lengkap dan berfungsi - 100 - 2.00
3.2 Pengukuran debit dapat dilakukan sesuai rencana Operasi - 100 3.50
a. Pada Bangunan Pengambilan (pipa Intake) - 40 - 1.40
b. Pada setiap bangunan Pengatur - 30 - 1.05
c. Sebelum masuk IPA - 30 - 1.05

3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap - 100 2.00


a. Pada saluran Induk dan Sekunder - 40 - 0.80
b. Pada Bangunan pelengkap - 60 - 1.20

3.4. Semua Perbaikan teleh Selesai - 100 2.50


a. Perbaikan Bangunan Pengatur - 50 - 1.25
b. Mistar Ukur, Skala Liter - 15 - 0.38
c. Papan Operasi - 20 - 0.50
d. Bangunan Pelengkap - 15 - 0.38

4. Jalan Masuk/Inspeksi - 100 4.00


4.1. Jalan masuk ke bangunan Utama dalam kondisi baik - 50 - 2.00
4.2. Jalan Inspeksi sepanjang saluran telah diperbaiki - 25 - 1.00
4.3. Bangunan dan saluran yang dipelihara dapat dicapai - 25 - 1.00

5. Kantor, perumahan dan gudang - 100 5.00


5.1. Kantor memadai untuk: - 100 2.00
Ranting/UPTD - 50 - 1.00
Mantri/Juru - 50 - 1.00

5.2. Perumahan memadai untuk: - 100 1.00


Ranting/UPTD - 50 - 0.50
Mantri/Juru - 50 - 0.50

5.3. Gudang memadai untuk: - 100 2.00


Kantor Ranting/UPTD - 40 - 0.80
Bangunan Utama - 40 - 0.80
Pelengkap lain - 20 - 0.40
1 2 3 4 5 6

II. PRODUKTIVITAS PELAYANAN AIR (Tahun sebelumnya) 0.00 100 15.00


1. Pemenuhan Rencana kebutuhan air (c) - 60 * 9.00

2. Realisasi Layanan Air (c) - 27 * 4.05


Rencana layanan l/det (a)
Relialisasi layanan l/det (b)
Presentase layanan = (b) / (a) x 100% * % (c)

3. Produktifitas Debit Air (c) - 13 * 1.95


Debit kebutuhan l/det (a)
Debit relialisasi l/det (b)
Presentase Produktivitas =(b) / (a) x * % (c)
100%

III. SARANA PENUNJANG 0.00 10.00


1. Peralatan O%P - 100 4.00
1.1 Alat pokok untuk pemeliharaan rutin - 50 - 2.00
1.2 Perlengkapan personil untuk operasi - 13 - 0.50
1.3 Peralatan untuk membersihkan lumpur - 38 - 1.50

2. Transportasi - 100 4.00


2.1 Ranting/Pengamat/UPTD(Mobil Pick Up) - 50 - 2.00
2.2 Mantri/juru (Sepeda motor) - 25 - 1.00
2.3 PPA (Sepeda) - 25 - 1.00

3. Alat-alat Kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 100 1.00


3.1 Perabot dasar untuk kantor - 50 - 0.50
3.2 Alat kerja di kantor (Komputer dan Printer) - 50 - 0.50

4. Alat Komunikasi - 100 1.00


4.1 Jaringan Komunikasi yang memadai - 100 - 1.00

IV. ORGANISASI PERSONALIA 0.00 15.00


1. Kelembagaan - 100 5.00
1.1 Ranting/Pengamat/UPTD - 40 - 2.00
1.2 Pendistribusian - 40 - 2.00
1.3 PPA - 20 - 1.00

2. Personalia - 100 10.00


2.1 Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan - 40 4.00
- Pendistribusian - 10 - 1.00
- PPA - 30 - 3.00

2.2 Presentase status pegawai PPA *) - 20 - 2.00

2.3 Semua sudah paham OP - 40 4.00


- Ranting/Pengamat/UPTD - 10 - 1.00
- Pendistribusian - 20 - 2.00
- PPA - 10 - 1.00
1 2 3 4 5 6

V. DOKUMENTASI 0,00 100 5,00


1. Buku data Layanan - 40 - 2,00

2. Peta dan Gambar-gambar - 60 3,00


2.1 Data Dinding di kantor : peta situasi, foto dll - 20 - 1,00
2.2 Gambar purnalaksana - 20 - 1,00
2.3 Skema Jaringan, bangunan, dan alokasi air - 20 - 1,00

VI. PPAB (Perkumpulan Pemakai Air Baku) 0,00 100 10,00


1. Sudah Berbadan hukum - 20 - 2,00

2. Kondisi kelembagaan PPAB - 20 - 2,00


- Berkembang (100%)
- Sedang berkembang (60%)
- Belum berkembang (30)

3. Rapat PPAB - 20 - 2,00


- 1/2 bulan sekali (100%)
- 1 bulan sekali (60 %)
- Tidak Teratur

4. Aktif mengikuti penelusuran jaringan air baku - 20 - 2,00

5. Partisipasi PPAB dalam perbaikan jaringan air baku - 20 - 2,00

TOTAL (I+II+III+IV+V+VI) 0,00

Keterangan :
1 Kolom 3 adalah nilai bagian struktur (%) - Hasil Analisis
2 Kolom 5 adalah indeks kondisi maksimum (%) - Hasil Analisis Kolom 3
3 Petunjuk Pengisian :
- Kolom 4 diisi persentase kondisi hasil survey lapangan (0-100%)
- Kolom 2 adalah bobot final hasil kali antara kolom 4 dan 5 (%) Lokasi...tgl...bln...thn...

Diperiksai : Dibuat oleh :


Kasi O&P Ranting/UPTD Air Baku.

(.............................) (..............................)
NIP................... NIP.........................
BAB IV. BRONKAPTERING
I. DATA UMUM
1. Nama Daerah Jaringan Air Baku
2. Layanan Air Baku
3. Unit Pengelola
4. Nama BBWS/BWS
5. Kab./Kota
6. Provinsi

II. RIWAYAT PENANGANAN


1. Nama Proyek / Kegiatan (Setingkat
Rehabilitas & Perbaikan Berat)
2. Tahun Pelaksanaan
3. Jenis Penanganan (Kontraktual /
Swakelola)

III. DATA INVENTARISASI


1. Cakupan Pelayanan
2. Tipe Medan Lapangan Perbukitan/Pedataran
3. Sumber Air Baku
4. Jenis Bangunan Pengambilan Bronkaptering
5. Pelimbah/Kantong Lumpur/Prasedimen
6. Panjang Saluran/Pipa/Jaringan Transmisi
7. Jumlah Bangunan Pengatur
8. Jumlah Bangunan Pelengkap

IV. PERSONALIA
Yang Ada
Kebutuh
No Bagian / Jabatan PNS Harian Jumlah
an (or)
(or) (or) (or)

V. INDEKS KONDISI O&P JARINGAN AIR BAKU


Yang Maks Min (%) Optimu
No. Bagian / Kegiatan
Ada (%) (%) m (%)
1 Prasarana Fisik dari I-2 45 25 35
2 Produktivitas Layanan Air Baku dari II-2 15 10 13
3 Sarana Penunjang dari III-2 10 5 8
4 Organisasi Personalia dari IV-2 15 8 11
5 Dokumentasi dari V-2 5 3 4
6 Lembaga Pengguna / Pemakai Air dari VI-2 10 5 8
Jumlah - 100 55 78
Keterangan :
I.2 : I adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
II.2 : II adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
III.2 : III adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
IV.2 : IV adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
V.2 : V adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
VI-2 : VI adalah b agian dan 2 adalah kolom pada analisa indeks kinerja sistem jaringan air b aku
INDEKS KINERJA SISTEM JARINGAN AIR BAKU

Nama Jaringan Air Baku :


Bobot Layanan Totat : .......... Iiter/detik
Besarnya Debit Layanan : .......... liter/detik
Jenis Bangunan : Brooncapturing

Bobot Nilai Indeks Kondisi


Uraian Final Bagian Yg ada Maks Keterangan
(%) (%) (%) 100%
1 2 3 4 5 6

I. PRASARANA FISIK - 45.00


1. Bangunan Utama - 14.00
1.1 Intake - 100 4.00
a. Bak Pengumpul - 20 - 0.80
b. Pipa Pengeluaran Udara (Vent) - 15 - 0.60
c. Pipa Peluap - 20 - 0.80
d. Alat Ukur Debit (Water Meter) - 20 - 0.80
e. Lubang Kontrol (Manhole) - 5 - 0.20
f. Pipa Transmisi - 10 - 0.40
g. Papan Operasi - 5 - 0.20
h. Pagar pengaman - 5 - 0.20

1.2 Pipa Pengambilan dapat dioperasikan - 100 7.00


a. Pipa Pengambilan - 55 - 3.85
b. Pipa Penguras - 45 - 3.15

1.3 Kantong Lumpur & Pintu Penguras - 100 3.00


a. Bangunan/Kantong Lumpur berfungsi - 35 - 1.05
b. Kantong lumpur telah dibersihkan - 30 - 0.90
c. Pintu Penguras, kantong lumpur dapat dioperasikan - 35 - 1.05

2. Saluran pembawa Transmisi - 100 12.00


2.1 Saluran Tertutup Pipa - 50 - 6.00
2.2 Tanggul dapat mengatasi bocoran selama pengoperasian - 20 - 2.40
2.3 Semua perbaikan pipa telah selesai - 30 - 3.60

3. Bangunan pada saluran pembawa - 100 10.00


3.1 Bangunan Pengatur lengkap dan berfungsi - 100 - 2.00
3.2 Pengukuran debit dapat dilakukan sesuai rencana Operasi - 100 3.50
a. Pada Bangunan Pengambilan (pipa Intake) - 40 - 1.40
b. Pada setiap bangunan Pengatur - 30 - 1.05
c. Sebelum masuk IPA - 30 - 1.05

3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap - 100 2.00


a. Pada saluran Induk dan Sekunder - 40 - 0.80
b. Pada Bangunan pelengkap - 60 - 1.20

3.4. Semua Perbaikan telah Selesai - 100 2.50


a. Perbaikan Bangunan Pengatur - 50 - 1.25
b. Mistar Ukur, Skala Liter - 15 - 0.38
c. Papan Operasi - 20 - 0.50
d. Bangunan Pelengkap - 15 - 0.38

4. Jalan Masuk/Inspeksi - 100 4.00


4.1. Jalan masuk ke bangunan Utama dalam kondisi baik - 50 - 2.00
4.2. Jalan Inspeksi sepanjang saluran telah diperbaiki - 25 - 1.00
4.3. Bangunan dan saluran yang dipelihara dapat dicapai - 25 - 1.00

5. Kantor, perumahan dan gudang - 100 5.00


5.1. Kantor memadai untuk: - 100 2.00
Ranting/UPTD - 50 - 1.00
Petugas Jaringan - 50 - 1.00

5.2. Perumahan memadai untuk: - 100 1.00


Ranting/UPTD - 50 - 0.50
Petugas Jaringan - 50 - 0.50

5.3. Gudang memadai untuk: - 100 2.00


Kantor Ranting/UPTD - 40 - 0.80
Bangunan Utama - 40 - 0.80
Pelengkap lain - 20 - 0.40
1 2 3 4 5 6

II. PRODUKTIVITAS PELAYANAN AIR (Tahun sebelumnya) 0.00 100 15.00


1. Pemenuhan Rencana kebutuhan air (c) 60 * 9.00

2. Realisasi Layanan Air (c) 27 * 4.05


Rencana layanan l/det (a)
Relialisasi layanan l/det (b)
Presentase layanan = (b) / (a) x 100% * % (c)

3. Produktifitas Debit Air (c) 13 * 1.95


Debit kebutuhan l/det (a)
Debit relialisasi l/det (b)
Presentase Produktivitas =(b) / (a) x * % (c)
100%

III. SARANA PENUNJANG 0.00 10.00


1. Peralatan O&P - 100 4.00
1.1 Alat pokok untuk pemeliharaan rutin - 50 - 2.00
1.2 Perlengkapan personil untuk operasional - 12.5 - 0.50
1.3 Peralatan untuk membersihkan lumpur - 37.5 - 1.50

2. Transportasi - 100 4.00


2.1 Ranting/Pengamat/UPTD(Mobil Pick Up) - 50 - 2.00
2.2 Mantri/juru (Sepeda motor) - 25 - 1.00
2.3 PPA (Sepeda) - 25 - 1.00

3. Alat-alat Kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 100 1.00


3.1 Perabot dasar untuk kantor - 50 - 0.50
3.2 Alat kerja di kantor (Komputer dan Printer) - 50 - 0.50

4. Alat Komunikasi - 100 1.00


4.1 Jaringan Komunikasi yang memadai - 100 - 1.00

IV. ORGANISASI PERSONALIA 0.00 15.00


1. Kelembagaan - 100 5.00
1.1 Ranting/Pengamat/UPTD - 40 - 2.00
1.2 Pendistribusian - 40 - 2.00
1.3 PPA - 20 - 1.00

2. Personalia - 100 10.00


2.1 Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan - 40 4.00
- Pendistribusian - 10 - 1.00
- PPA - 30 - 3.00

2.2 Presentase status pegawai PPA - 20 - 2.00

2.3 Semua sudah paham OP - 40 4.00


- Ranting/Pengamat/UPTD - 10 - 1.00
- Pendistribusian - 20 - 2.00
- PPA - 10 - 1.00
1 2 3 4 5 6

V. DOKUMENTASI 0,00 100 5,00


1. Buku data Layanan - 40 - 2,00

2. Peta dan Gambar-gambar - 60 3,00


2.1 Data dinding di kantor : peta situasi, foto dll - 20 - 1,00
2.2 Gambar purnalaksana - 20 - 1,00
2.3 Skema Jaringan, bangunan, dan alokasi air - 20 - 1,00

VI. PPAB (Perkumpulan Pemakai Air Baku) 0,00 100 10,00


1. Sudah Berbadan hukum - 20 - 2,00

2. Kondisi kelembagaan PPAB - 20 - 2,00


- Berkembang (100%)
- Sedang berkembang (60%)
- Belum berkembang (30)

3. Rapat PPAB - 20 - 2,00


- 1/2 bulan sekali (100%)
- 1 bulan sekali (60 %)
- Tidak Teratur

4. Aktif mengikuti penelusuran jaringan air baku - 20 - 2,00

5. Partisipasi PPAB dalam perbaikan jaringan air baku - 20 - 2,00

TOTAL (I+II+III+IV+V+VI) 0,00

Keterangan :
1 Kolom 3 adalah nilai bagian struktur (%) - Hasil Analisis
2 Kolom 5 adalah indeks kondisi maksimum (%) - Hasil Analisis Kolom 3
3 Petunjuk Pengisian :
- Kolom 4 diisi persentase kondisi hasil survey lapangan (0-100%)
- Kolom 2 adalah bobot final hasil kali antara kolom 4 dan 5 (%) Lokasi...tgl...bln...thn...

Diperiksai : Dibuat oleh :


Kasi O&P Ranting/UPTD Air Baku.

(.............................) (..............................)
NIP................... NIP.........................
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Nomor : xxx / PRT/M/20xx
Tanggal : xxx September 20xx
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN AIR BAKU

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU
BAB I. BENDUNG
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA OPERASI
1.1. Biaya Operasi 1. JARINGAN AIR BAKU INTAKE BENDUNG

Jaringan Air baku : ..................


Tipe Bangunan Penyadapan : Bendung BBWS/BWS : ...............
HargaSatuan Jumlah Jumlah
JenisPengeluaran/ Uraian Kegiatan Volume Satuan
No. (Rp) (Rp.) Sub Total
1 2 3 4 5 6 7
1. GAJI / UPAH
a. Honor / Upah Bulanan
−  Pelaksanan Teknik              : ... org x 12 bln - OB -
−  Petugas Bang Utama           : ... org x 12 bln - OB -
−  Petugas Jaringan Transmisi : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Operator Komunikasi           : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Satpam                                : ... org x 12 bln - OB -
b. Upah Harian
−  Piket Banjir                       : ... org x ... hari - OH -
−  Piket Kemarau                 : ... org x ... hari - OH -
c. Lembur
−  Staf UPT    : ... 0rg x ... jam x ... hr x ... bln - OJ -
Sub Total -
2 BAHAN BAKAR MI NYAK
a. Bahan Bakar Operasional
Pompa air/Diesel/Ginset
−   Solar                          :  ... lt  x  ... bln - lt -
−   Oil Sae 40                  :   ... lt  x  ... bln - lt -

b. Bahan Bakar Kendaraan


−   Premium                     :  ... lt  x  ... bln - lt -
−  Oli Sae 40                   :   ... lt  x  ... kali - lt -
Sub Total -
3 PERJALANAN
a. Perjalanan ke Lapangan
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
b. Perjalanan ke Kabupaten -
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
Sub Total -
4 PERLENGKAPAN KERJA
−     Pakaian Kerja - Stel -
−     Sepatu Kerja - Stel -
−     Sepatu Lapangan - Stel -
−     Topi Lapangan - Stel -
−     Jas Hujan - stel -
Sub Total -
5. LAI N-LAI N -
−      Abudemen Listrik - bln - -
−      Biaya Komunikasi / Telepon - bln - -
−      Biaya Rapat - kali - -
−      Foto Copy, formulir (blanko) - bln - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
Dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN RUTIN
1.2. Biaya PemeliharaanJARINGAN
Rutin AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ..................
T ipe Bangunan Utama : Bendung. BBWS/BWS : ...............

No Intensitas Harga Jumlah


JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya Sub Total
. (Kali) Volume (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I Tahapan Perencanaan
1.1 Inspeksi Lapangan
a. Upah
−   Kasi OP BBWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 0.5 - - - -
−   Petugas Jaringan oh 0.1 - - - -
−   Staf UPT oh 1.2 - - - - -
b. Bahan
−   Blanko lbr 5 - - - -
−   ATK ls 0.01 - - - -
−   Tinta Printer bh 0.05 - - - -
−   Foto copy  Laporan lbr 50 - - - -
−   Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
1.2 Survey Lapangan
a. Upah
− Kasi OP BBWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
a. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.05 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
− Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
Penyusunan Program
a. Upah
−  Kasi O&P BBWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
b. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.5 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
1.3 − Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
II Tahapan Pelaksanaan
2.1 Pengamanan dan Pencegahan
1. Pemasangan Rambu
plat baja, ukuran 0.80 x 1.20
a. Upah
− Tukang Las oh 0.5 - - - -
− Tukang Cat oh 1 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor lbr 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Plat baja tebal 1mm lbr 1.0 - - - -
− Pipa Gl Medium Class dia 1½ bh 2.0 - - - -
− Besi Holtb 4x4t = 0,8mm bh 8.2 - - - -
− Meni besi syncromat kg 1.0 - - - -
− Cat besi kg 2.0 - - - -
− Kawat las listrik kg 0.3 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Inspeksi Rutin (2 minggu ) 1x
− a. Inspeksi Rutin 1km sal.
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Inspeksi Rutin pada Bangunan
Pengatur (Kalibrasi)
Upah
− Pekerja oh 1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
c. Inspeksi Rutin pada Bangunan
Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.2 Kegiatan membersihkan kotoran
sampah yang terbawa air
menutup kebocoran -kebocoran
1. Pada 1m Saluran terbuka
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
2. Pada Bangunan Pengukur
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
3. Pada Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.3 Pemeliharaan Rutin
1. 1m2 Pembabatan Rumput
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
- Premium ltr 0.1 - - - - -
Sub Total -
2. 1 m3Pemberesihan Lumpur,
Sampah pada Saluran
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
3. Penutupan Lubang2 pada
tanggul atau tebing Sungai
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
4. Pelumasan 1bh pintu/bln
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.1 - - - - -
Bahan
- Stempet / Gemuk kg 0.5 - - - -
- Oli / minyak Oli ltr 0.2 - - - -
- Solar ltr 0.4 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Perbaikan Ringan
a. Pasangan Batu kali 1 :4
Upah
−  Pekerja oh 1.5 - - - -
−  Tukang batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.075 - - - -
−  Mandor oh 0.075 - - - - -
Bahan
−  Batu kali m3 1.1 - - - -
−  Semen kg 163 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
b. Siaran
Upah
−  Pekerja oh 0.3 - - - -
−  Tukang batu oh 0.14 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.014 - - - -
−  Mandor oh 0.002 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 6.34 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.012 - - - - -
Sub Total -
c. Plesteran 1 : 3
Upah
−  Pekerja oh 0.2 - - - -
−  Tukang batu oh 0.15 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.015 - - - -
−  Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 7.775 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.023 - - - - -
Sub Total -
c. Bongkaran
Upah
   −  Pekerja oh 2.0 - - - -
   −  Mandor oh 0.1 - - - -
Sub Total -
2.4 Perlengkapan Kerja
- Pakaian Kerja bh 1.0 - - - -
- Sepatu Kerja bh 1.0 - - - -
- Topi Lapangan bh 1.0 - - - -
- Jas Hujan bh 1.0 - - - -
- Senter bh 1.0 - - - -
Sub Total -
2.5 Peralatan Kerja
- Cangkul bh 1.0 - - - -
- Parang / Arit bh 1.0 - - - -
- Pengait Sampah bh 1.0 - - - -
- Sikat Baja bh 1.0 - - - -
- Kuas bh 1.0 - - - -
- Ember bh 1.0 - - - -
- Gerobag / Kereta dorong bh 1.0 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI SWAKELOLA
1.3. Biaya Pemeliharaan JARINGAN
BerkalaAIR
di BAKU
Swakelola
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Bendung BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah
No. JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya
(Kali) Volume (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 m3 Pembersihan Lumpur
a. Upah
−   Pekerja Mengangkat Lumpur oh 0.833 - - - -
−   Mandor Mengangkat Lumpur oh 0.083 - - - -
−   Pekerja Mengangkut Manual oh 0.33 - - - -
−   Mandor Mengangkut Manual oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
−   Solar ltr 5 - - - -
−   Oli Mesin Desel ltr 0.01 - - - - -
Sub Total -
2 Pengecatan Pintu(1m2)
a. Upah
− Tukang Cat oh 1.0 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
a. Bahan
− Meni Besi Syncromat kg 0.15 - - - -
− Cat enamel
kg 0.5 - - - -
− Ampelas Besi no.4/Ampelas duco lbr 2.4 - - - - -
Sub Total -
3. Pemberesihan Almunium
a. Upah
−  Tukang Cat oh 1.0 - - - -
−  Pekerja oh 0.5 - - - -
−  Mandor oh 0.0 - - - - -
b. Bahan
−  Soda Api Bubuk kg 0.1 - - - -
− Ampelas Besi no.4 / Ampelas Duco lbr 1.2 - - - - -
Sub Total -
4 AHSP, 1 m2 Pemberesihan dan
Striping / Kosrekan
a. Upah
− Pekerja oh 0.05 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
5 AHSP, 1Perbaikan per-m',retakan
pada tanggul
a. Upah
− Pekerja oh 0.50 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
6. AHSP; 1m3 Perbaikan tanah yang
longsor
a. Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Peralatan
− Sewa Compactor hari 0.2 - - - - -
Sub Total -
6 Perbaikan per 1m' retakan pd tanggul
a. Upah
−  Pekerja oh 0.01 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
b. Peralatan
- Sew a Kompactor hari 0.02 - - - - -
Sub Total -
7 Pemeriksaan gerusan di hilir Bendung
dilakukan 2(dua) kali
a. Upah
- Ahli Bendung oh 2.0 - - - -
- Pekera oh 2.0 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8. 1m3 Perbaikan Agak Berat


1.Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
− Pekerja oh 1.50 - - - -
− Tukang Batu oh 0.75 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.08 - - - -
- Mandor 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
   − Semen kg 1.20 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. I m2 Siaran
a. Upah
    − Pekerja) oh 0.30 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.14 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.01 - - - -
- Mandor 0.00 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 6.34 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
5. Betom Bertulang
1 m3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
a.Upah
   −  Pekerja oh 5.30 - - - -
   −  Tukang batu oh 0.28 - - - -
   −  Tukang Kay u oh 1.30 - - - -
   −  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
   −  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
   −  Mandor oh 0.27 - - - - -
b.Bahan
   −  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
   −  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
- Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
   −  Besi Beton kg 157.50 - - - -
   −  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
   −  Portland Cement kg 336.00 - - - -
   −  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
   −  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - -
Sub Total -
9 Peralatan Kerja
   −  Cangkul bh 1.00 - - - -
   −  Parang / Sabit bh 1.00 - - - -
   −  Pengait Sampah bh 1.00 - - - -
   −  Sikat Baja bh 1.00 - - - -
   −  Kuas bh 1.00 - - - -
   −  Ember bh 1.00 - - - -
   −  Grobag / kreta Dorong bh 1.00 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI KONTRAKTUIL
1.4. Biaya Pemeliharaan Berkala di Kontraktuil
JARINGAN AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Bendung BBWS/BWS : ...............
No Intensitas Jum lah Harga Jum lah
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volum e Setahun Satuan Biaya
. (Kali) Volum e (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. P e rba ik a n B e ra t
1. Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
−  Pekerja oh 1.50 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang  oh 0.08 - - - -
−  Mandor oh 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
− Semen kg 163.00 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. Siaran
a. Upah
− Pekerja oh 0.30 - - - -
− Tukang Batu oh 0.14 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Semen kg 6.34 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m 2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m 3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 2.00 - - - -
- Mandor oh 0.10 - - - -
Sub Total -
5. Beton Bertulang
1 m 3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
Upah
−  Pekerja oh 5.30 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.28 - - - -
−  Tukang Kay u oh 1.31 - - - -
−  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
−  Mandor oh 0.27 - - - - -
Bahan
−  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
−  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
−  Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
−  Besi Beton kg 157.50 - - - -
−  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
−  Portland Cement kg 336.00 - - - -
−  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
−  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - - -
Sub Total -
2 Perbaikan Pintu
- Perbaikan Roda Gigi ls 1.00 - - - -

3 Penggantian Pielskal bh 1.00 - - - -

4 Penggantian Papan Nam a


Bendung bh 1.00 - - - -

5 Pengantian Papan Operasi


Bendung bh 1.00 - - - -

6 Penggantian Mistar Ukur bh 1.00 - - - -


Sub Total -
Jumlah Bahan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
1.5. Rekapitulasi REKAPITULASI BIAYA AKNOP JARINGAN AIR BAKU

Tipe Bangunan Potensi Operasi Pemeliharaan


No. BBWS/BWS Nama Jaringan Air Baku Jumlah
Penyadap Layanan Rutin Berkala Kontraktuil
(liter/detik) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

JUMLAH TOTAL
PERHITUNGANBAB II. POMPA
KEBUTUHAN BIAYA OPERASI
2.1. Biaya Operasi 2. JARINGAN AIR BAKU INTAKE POMPA

Jaringan Air baku : ..................


Tipe Bangunan Penyadapan : Pompa BBWS/BWS : ...............
HargaSatuan Jumlah Jumlah
JenisPengeluaran/ Uraian Kegiatan Volume Satuan
No. (Rp) (Rp.) Sub Total
1 2 3 4 5 6 7
1. GAJI / UPAH
a. Honor / Upah Bulanan
−  Pelaksanan Teknik              : ... org x 12 bln - OB -
−  Petugas Bangunan Utama   : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Petugas Jaringan Transmisi : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Operator Pompa                  : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Satpam                                : ... org x 12 bln - OB -
b. Upah Harian
−  Piket Banjir                       : ... org x ... hari - OH -
−  Piket Kemarau                 : ... org x ... hari - OH -
c. Lembur
−  Staf UPT    : ... 0rg x ... jam x ... hr x ... bln - OJ -
Sub Total -
2 BAHAN BAKAR MINYAK
a. Bahan Bakar Operasional
Pompa air/Diesel/Ginset
−   Solar                          :  ... lt  x  ... bln - lt -
−   Oil Sae 40                  :   ... lt  x  ... bln - lt -

b. Bahan Bakar Kendaraan


−   Premium                     :  ... lt  x  ... bln - lt -
−  Oli Sae 40                   :   ... lt  x  ... kali - lt -
Sub Total -
3 PERJALANAN
a. Perjalanan ke Lapangan
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
b. Perjalanan ke Kabupaten -
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
Sub Total -
4 PERLENGKAPAN KERJA
−     Pakaian Kerja - Stel -
−     Sepatu Kerja - Stel -
−     Sepatu Lapangan - Stel -
−     Topi Lapangan - Stel -
−     Jas Hujan - stel -
Sub Total -
5. LAIN-LAIN -
−      Abudemen Listrik - bln - -
−      Biaya Komunikasi / Telepon - bln - -
−      Biaya Rapat - kali - -
−      Foto Copy, formulir (blanko) - bln - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
Dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN RUTIN
2.2. Biaya Pemeliharaan Rutin
JARINGAN AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ..................
T ipe Bangunan Utama : Pompa BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah Total
No Jumlah
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I Tahapan Perencanaan
1.1 Inspeksi Lapangan
a. Upah
−   Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 0.5 - - - -
−   Petugas Jaringan oh 0.1 - - - -
−   Staf UPT oh 1.2 - - - - -
b. Bahan
−   Blanko lbr 5 - - - -
−   ATK ls 0.01 - - - -
−   Tinta Printer bh 0.05 - - - -
−   Foto copy  Laporan lbr 50 - - - -
−   Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
1.2 Survey Lapangan
a. Upah
− Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
a. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.05 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
− Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
Penyusunan Program
a. Upah
−  Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
b. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.5 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
1.3 − Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
II Tahapan Pelaksanaan
2.1 Pengamanan dan Pencegahan
1. Pemasangan Rambu
plat baja, ukuran 0.80 x 1.20
a. Upah
− Tukang Las oh 0.5 - - - -
− Tukang Cat oh 1 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor lbr 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Plat baja tebal 1mm lbr 1.0 - - - -
− Pipa Gl Medium Class dia 1½ bh 2.0 - - - -
− Besi Holtb 4x 4t = 0,8mm bh 8.2 - - - -
− Meni besi sy ncromat kg 1.0 - - - -
− Cat besi kg 2.0 - - - -
− Kawat las listrik kg 0.3 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Inspeksi Rutin (2 minggu ) 1x
− a. Inspeksi Rutin 1km sal.
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Inspeksi Rutin pada Bangunan
Pengatur (Kalibrasi)
Upah
− Pekerja oh 1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
c. Inspeksi Rutin pada Bangunan
Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.2 Kegiatan membersihkan kotoran
sampah yang terbawa air
menutup kebocoran -kebocoran
1. Pada 1m Saluran terbuka
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
2. Pada Bangunan Pengukur
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
3. Pada Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.3 Pemeliharaan Rutin
1. 1m2 Pembabatan Rumput
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
- Premium ltr 0.1 - - - - -
Sub Total -
2. 1 m3Pemberesihan Lumpur,
Sampah pada Saluran/Pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
3. Penutupan Lubang2 pada
sekitar jaringan/pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
4. Pelumasan 1bh pintu/bln
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.1 - - - - -
Bahan
- Stempet / Gemuk kg 0.5 - - - -
- Oli / minyak Oli ltr 0.2 - - - -
- Solar ltr 0.4 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Perbaikan Ringan
a. Pasangan Batu kali 1 :4
Upah
−  Pekerja oh 1.5 - - - -
−  Tukang batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.075 - - - -
−  Mandor oh 0.075 - - - - -
Bahan
−  Batu kali m3 1.1 - - - -
−  Semen kg 163 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
b. Siaran
Upah
−  Pekerja oh 0.3 - - - -
−  Tukang batu oh 0.14 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.014 - - - -
−  Mandor oh 0.002 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 6.34 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.012 - - - - -
Sub Total -
c. Plesteran 1 : 3
Upah
−  Pekerja oh 0.2 - - - -
−  Tukang batu oh 0.15 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.015 - - - -
−  Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 7.775 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.023 - - - - -
Sub Total -
c. Bongkaran
Upah
   −  Pekerja oh 2.0 - - - -
   −  Mandor oh 0.1 - - - -
Sub Total -
2.4 Perlengkapan Kerja
- Pakaian Kerja bh 1.0 - - - -
- Sepatu Kerja bh 1.0 - - - -
- Topi Lapangan bh 1.0 - - - -
- Jas Hujan bh 1.0 - - - -
- Senter bh 1.0 - - - -
Sub Total -
2.5 Peralatan Kerja
- Cangkul bh 1.0 - - - -
- Parang / Arit bh 1.0 - - - -
- Pengait Sampah bh 1.0 - - - -
- Sikat Baja bh 1.0 - - - -
- Kuas bh 1.0 - - - -
- Ember bh 1.0 - - - -
- Gerobag / Kereta dorong bh 1.0 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI SWAKELOLA
2.3. Biaya Pemeliharaan JARINGAN
BerkalaAIR
di BAKU
Swakelola
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Pompa BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah Total
No. JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya Biaya
(Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 m3 Pembersihan Lumpur
a. Upah
−   Pekerja Mengangkat Lumpur oh 0.833 - - - -
−   Mandor Mengangkat Lumpur oh 0.083 - - - -
−   Pekerja Mengangkut Manual oh 0.33 - - - -
−   Mandor Mengangkut Manual oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
−   Solar ltr 5 - - - -
−   Oli Mesin Desel ltr 0.01 - - - - -
Sub Total -
2 Pengecatan Pintu(1m2)
a. Upah
− Tukang Cat oh 1.0 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
a. Bahan
− Meni Besi Syncromat kg 0.15 - - - -
− Cat enamel kg 0.5 - - - -
− Ampelas Besi no.4/Ampelas duco lbr 2.4 - - - - -
Sub Total -
3. Pemberesihan Almunium
a. Upah
−  Tukang Cat oh 1.0 - - - -
−  Pekerja oh 0.5 - - - -
−  Mandor oh 0.0 - - - - -
b. Bahan
−  Soda Api Bubuk kg 0.1 - - - -
− Ampelas Besi no.4 / Ampelas Duco lbr 1.2 - - - - -
Sub Total -
4 AHSP, 1 m2 Pemberesihan dan
Striping / Kosrekan
a. Upah
− Pekerja oh 0.05 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
5 AHSP, 1Perbaikan per-m',retakan
pada tanggul
a. Upah
− Pekerja oh 0.50 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
6. AHSP; 1m3 Perbaikan tanah yang
longsor
a. Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Peralatan
− Sewa Compactor hari 0.2 - - - - -
Sub Total -
6 Perbaikan per 1m' retakan pd tanggul
a. Upah
−  Pekerja oh 0.01 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
b. Peralatan
- Sew a Kompactor hari 0.02 - - - - -
Sub Total -
7 Pemeriksaan gerusan di hilir Bendung
dilakukan 2(dua) kali
a. Upah
- Ahli Bendung oh 2.0 - - - -
- Pekera oh 2.0 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8. 1m3 Perbaikan Agak Berat


1.Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
− Pekerja oh 1.50 - - - -
− Tukang Batu oh 0.75 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.08 - - - -
- Mandor 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
   − Semen kg 1.20 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. I m2 Siaran
a. Upah
    − Pekerja) oh 0.30 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.14 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.01 - - - -
- Mandor 0.00 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 6.34 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
5. Betom Bertulang
1 m3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
a.Upah
   −  Pekerja oh 5.30 - - - -
   −  Tukang batu oh 0.28 - - - -
   −  Tukang Kay u oh 1.30 - - - -
   −  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
   −  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
   −  Mandor oh 0.27 - - - - -
b.Bahan
   −  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
   −  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
- Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
   −  Besi Beton kg 157.50 - - - -
   −  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
   −  Portland Cement kg 336.00 - - - -
   −  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
   −  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - -
Sub Total -
9 Peralatan Kerja
   −  Cangkul bh 1.00 - - - -
   −  Parang / Sabit bh 1.00 - - - -
   −  Pengait Sampah bh 1.00 - - - -
   −  Sikat Baja bh 1.00 - - - -
   −  Kuas bh 1.00 - - - -
   −  Ember bh 1.00 - - - -
   −  Grobag / kreta Dorong bh 1.00 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI KONTRAKTUIL
2.4. Biaya Pemeliharaan Berkala di Kontraktuil
JARINGAN AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Pompa BBWS/BWS : ...............
No Intensitas Jumlah Harga Jumlah Total
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perbaikan Berat Rumah Pompa
1. Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
−  Pekerja oh 1.50 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang  oh 0.08 - - - -
−  Mandor oh 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
− Semen kg 163.00 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. Siaran
a. Upah
− Pekerja oh 0.30 - - - -
− Tukang Batu oh 0.14 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Semen kg 6.34 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 2.00 - - - -
- Mandor oh 0.10 - - - -
Sub Total -
5. Beton Bertulang
1 m3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
Upah
−  Pekerja oh 5.30 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.28 - - - -
−  Tukang Kay u oh 1.31 - - - -
−  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
−  Mandor oh 0.27 - - - - -
Bahan
−  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
−  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
−  Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
−  Besi Beton kg 157.50 - - - -
−  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
−  Portland Cement kg 336.00 - - - -
−  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
−  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - - -
Sub Total -
2 Penggantian pompa ls 1.00 - - - - -
3 Perbaikan alat-alat pompa bh 1.00 - - - - -
4 Perbaikan papan nama pompa bh 1.00 - - - - -
5 Perbaikan alat-alat pipa bh 1.00 - - - - -
6 Penggantian alat ukur debit bh 1.00 - - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
2.5. Rekapitulasi
REKAPITULASI BIAYA AKNOP JARINGAN AIR BAKU

Tipe Bangunan Potensi Operasi Pemeliharaan


No. BBWS/BWS Nama Jaringan Air Baku Jumlah
Penyadap Layanan Rutin Berkala Kontraktuil
(liter/detik) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

JUMLAH TOTAL
BAB III. FREE INTAKE
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA OPERASI
3.1. Biaya Operasi 3. JARINGAN AIR BAKU FREE INTAKE

Jaringan Air baku : ..................


Tipe Bangunan Penyadapan : Free Intake BBWS/BWS : ...............
HargaSatuan Jumlah Jumlah
JenisPengeluaran/ Uraian Kegiatan Volume Satuan
No. (Rp) (Rp.) Sub Total
1 2 3 4 5 6=3x5 7
1. GAJI / UPAH
a. Honor / Upah Bulanan
−  Pelaksanan Teknik              : ... org x 12 bln - OB -
−  Petugas Bangunan Utama   : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Petugas Jaringan Transmisi : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Satpam                                : ... org x 12 bln - OB -
b. Upah Harian
−  Piket Banjir                       : ... org x ... hari - OH -
−  Piket Kemarau                 : ... org x ... hari - OH -
c. Lembur
−  Staf UPT    : ... 0rg x ... jam x ... hr x ... bln - OJ -
Sub Total -
2 BAHAN BAKAR MINYAK
a. Bahan Bakar Operasional
Pompa air/Diesel/Ginset
−   Solar                          :  ... lt  x  ... bln - lt -
−   Oil Sae 40                  :   ... lt  x  ... bln - lt -

b. Bahan Bakar Kendaraan


−   Premium                     :  ... lt  x  ... bln - lt -
−  Oli Sae 40                   :   ... lt  x  ... kali - lt -
Sub Total -
3 PERJALANAN
a. Perjalanan ke Lapangan
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
b. Perjalanan ke Kabupaten -
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
Sub Total -
4 PERLENGKAPAN KERJA
−     Pakaian Kerja - Stel -
−     Sepatu Kerja - Stel -
−     Sepatu Lapangan - Stel -
−     Topi Lapangan - Stel -
−     Jas Hujan - stel -
Sub Total -
5. LAIN-LAIN -
−      Abudemen Listrik - bln - -
−      Biaya Komunikasi / Telepon - bln - -
−      Biaya Rapat - kali - -
−      Foto Copy, formulir (blanko) - bln - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
Dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN RUTIN
3.2. Biaya PemeliharaanJARINGAN
Rutin AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ..................
T ipe Bangunan Utama : Free Intake BBWS/BWS : ...............

No Intensitas Harga Jumlah Total


JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8
I Tahapan Perencanaan
1.1 Inspeksi Lapangan
a. Upah
−   Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 0.5 - - - -
−   Petugas Jaringan Pipa oh 0.1 - - - -
−   Staf UPT oh 1.2 - - - - -
b. Bahan
−   Blanko lbr 5 - - - -
−   ATK ls 0.01 - - - -
−   Tinta Printer bh 0.05 - - - -
−   Foto copy  Laporan lbr 50 - - - -
−   Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
1.2 Survey Lapangan
a. Upah
− Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
a. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.05 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
− Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
Penyusunan Program
a. Upah
−  Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
b. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK bln 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.5 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
1.3 − Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
II Tahapan Pelaksanaan
2.1 Pengamanan dan Pencegahan
1. Pemasangan Rambu Pringatan
plat baja, ukuran 0.80 x 1.20 m
a. Upah
− Tukang Las oh 0.5 - - - -
− Tukang Cat oh 1 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Plat baja tebal 1mm lbr 1.0 - - - -
− Pipa Gl Medium Class dia 1½ bh 2.0 - - - -
− Besi Holtb 4x4t = 0,8mm bh 8.2 - - - -
− Meni besi syncromat kg 1.0 - - - -
− Cat besi kg 2.0 - - - -
− Kawat las listrik kg 0.3 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.Inspeksi Rutin (2 minggu ) 1 x
− a. Saluran pembawa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bangunan Ukur
Upah
− Pekerja oh 1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
c. Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.2 Kegiatan membersihkan kotoran
sampah yang terbawa air
menutup kebocoran -kebocoran
1. Pada 1m Saluran terbuka
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
2. Pada Bangunan Pengukur
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
3. Pada Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.3 Pemeliharaan Rutin
1. 1m2 Pembabatan Rumput
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
- Premium ltr 0.1 - - - - -
Sub Total -
2. 1 m3Pemberesihan Lumpur,
Sampah pada Saluran/Pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
3. Penutupan Lubang2 pada
sekitar jaringan/pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
4. Pelumasan 1bh pintu/bln
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.1 - - - - -
Bahan
- Stempet / Gemuk kg 0.5 - - - -
- Oli / minyak Oli ltr 0.2 - - - -
- Solar ltr 0.4 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Perbaikan Ringan
a. Pasangan Batu kali 1 :4
Upah
−  Pekerja oh 1.5 - - - -
−  Tukang batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.075 - - - -
−  Mandor oh 0.075 - - - - -
Bahan
−  Batu kali m3 1.1 - - - -
−  Semen kg 163 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
b. Siaran
Upah
−  Pekerja oh 0.3 - - - -
−  Tukang batu oh 0.14 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.014 - - - -
−  Mandor oh 0.002 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 6.34 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.012 - - - - -
Sub Total -
c. Plesteran 1 : 3
Upah
−  Pekerja oh 0.2 - - - -
−  Tukang batu oh 0.15 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.015 - - - -
−  Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 7.775 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.023 - - - - -
Sub Total -
c. Bongkaran
Upah
   −  Pekerja oh 2.0 - - - -
   −  Mandor oh 0.1 - - - -
Sub Total -
2.4 Perlengkapan Kerja
- Pakaian Kerja bh 1.0 - - - -
- Sepatu Kerja bh 1.0 - - - -
- Topi Lapangan bh 1.0 - - - -
- Jas Hujan bh 1.0 - - - -
- Senter bh 1.0 - - - -
Sub Total -
2.5 Peralatan Kerja
- Cangkul bh 1.0 - - - -
- Parang / Arit bh 1.0 - - - -
- Pengait Sampah bh 1.0 - - - -
- Sikat Baja bh 1.0 - - - -
- Kuas bh 1.0 - - - -
- Ember bh 1.0 - - - -
- Gerobag / Kereta dorong bh 1.0 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI SWAKELOLA
3.3. Biaya Pemeliharaan JARINGAN
BerkalaAIR
di BAKU
Swakelola
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Free Intake BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah Total
No. JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya Biaya
(Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8 10
1. 1 m3 Pembersihan Lumpur
a. Upah
−   Pekerja Mengangkat Lumpur oh 0.833 - - - -
−   Mandor Mengangkat Lumpur oh 0.083 - - - -
−   Pekerja Mengangkut Manual oh 0.33 - - - -
−   Mandor Mengangkut Manual oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
−   Solar ltr 5 - - - -
−   Oli Mesin Desel ltr 0.01 - - - - -
Sub Total -
2 Pengecatan Bak Tampung (1m2)
a. Upah
− Tukang Cat oh 1.0 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
a. Bahan
− Meni Besi Syncromat kg 0.15 - - - -
− Cat enamel kg 0.5 - - - -
− Ampelas Besi no.4/Ampelas duco lbr 2.4 - - - - -
Sub Total -
3. Pemberesihan Almunium
a. Upah
−  Tukang Cat oh 1.0 - - - -
−  Pekerja oh 0.5 - - - -
−  Mandor oh 0.0 - - - - -
b. Bahan
−  Soda Api Bubuk kg 0.1 - - - -
− Ampelas Besi no.4 / Ampelas Duco lbr 1.2 - - - - -
Sub Total -
4 AHSP, 1 m2 Pemberesihan dan
Striping / Kosrekan
a. Upah
− Pekerja oh 0.05 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
5 AHSP, 1Perbaikan per-m',retakan
pada tanggul
a. Upah
− Pekerja oh 0.50 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
6. AHSP; 1m3 Perbaikan tanah yang
longsor
a. Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Peralatan
− Sewa Compactor hari 0.2 - - - - -
Sub Total -
6 Perbaikan per 1m' retakan pd tanggul
a. Upah
−  Pekerja oh 0.01 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
b. Peralatan
- Sew a Kompactor hari 0.02 - - - - -
Sub Total -
7 Pemeriksaan gerusan di hilir Bendung
dilakukan 2(dua) kali
a. Upah
- Ahli Bendung oh 2.0 - - - -
- Pekera oh 2.0 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8 10

8. 1m3 Perbaikan Agak Berat


1.Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
− Pekerja oh 1.50 - - - -
− Tukang Batu oh 0.75 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.08 - - - -
- Mandor 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
   − Semen kg 1.20 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. I m2 Siaran
a. Upah
    − Pekerja) oh 0.30 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.14 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.01 - - - -
- Mandor 0.00 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 6.34 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
5. Betom Bertulang
1 m3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
a.Upah
   −  Pekerja oh 5.30 - - - -
   −  Tukang batu oh 0.28 - - - -
   −  Tukang Kay u oh 1.30 - - - -
   −  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
   −  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
   −  Mandor oh 0.27 - - - - -
b.Bahan
   −  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
   −  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
- Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
   −  Besi Beton kg 157.50 - - - -
   −  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
   −  Portland Cement kg 336.00 - - - -
   −  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
   −  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - -
Sub Total -
9 Peralatan Kerja
   −  Cangkul bh 1.00 - - - -
   −  Parang / Sabit bh 1.00 - - - -
   −  Pengait Sampah bh 1.00 - - - -
   −  Sikat Baja bh 1.00 - - - -
   −  Kuas bh 1.00 - - - -
   −  Ember bh 1.00 - - - -
   −  Grobag / kreta Dorong bh 1.00 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI KONTRAKTUIL
3.4. Biaya Pemeliharaan Berkala di Kontraktuil
JARINGAN AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Free Intake BBWS/BWS : ...............
No Intensitas Jum lah Harga Jum lah Total
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volum e Setahun Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volum e (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perbaikan Berat Bak Penam pung
1. Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
−  Pekerja oh 1.50 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang  oh 0.08 - - - -
−  Mandor oh 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
− Semen kg 163.00 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. Siaran
a. Upah
− Pekerja oh 0.30 - - - -
− Tukang Batu oh 0.14 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Semen kg 6.34 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m 2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m 3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 2.00 - - - -
- Mandor oh 0.10 - - - -
Sub Total -
5. Beton Bertulang
1 m 3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
Upah
−  Pekerja oh 5.30 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.28 - - - -
−  Tukang Kay u oh 1.31 - - - -
−  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
−  Mandor oh 0.27 - - - - -
Bahan
−  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
−  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
−  Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
−  Besi Beton kg 157.50 - - - -
−  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
−  Portland Cement kg 336.00 - - - -
−  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
−  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - - -
Sub Total -
2 Penggantian pipa ls 1.00 - - - - -
3 Perbaikan alat-alat pipa bh 1.00 - - - - -
4 Perbaikan papan nam a bh 1.00 - - - - -
5 Perbaikan fondasi pipa bh 1.00 - - - - -
6 Penggantian alat ukur debit bh 1.00 - - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
3.5. Rekapitulasi REKAPITULASI BIAYA AKNOP JARINGAN AIR BAKU

Tipe Bangunan Potensi Operasi Pemeliharaan


No. BBWS/BWS Nama Jaringan Air Baku Jumlah
Penyadap Layanan Rutin Berkala Kontraktuil
(liter/detik) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

JUMLAH TOTAL
BAB IV. BRONKAPTERING
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA OPERASI
4.1. Biaya Operasi 4. JARINGAN AIR BAKU INTAKE BRONKAPTERING
Jaringan Air baku : ..................
Tipe Bangunan Penyadapan : Bronkaptering BBWS/BWS : ...............
HargaSatuan Jumlah Jumlah
JenisPengeluaran/ Uraian Kegiatan Volume Satuan
No. (Rp) (Rp.) Sub Total
1 2 3 4 5 6=3x5 7
1. GAJI / UPAH
a. Honor / Upah Bulanan
−  Pelaksanan Teknik              : ... org x 12 bln - OB -
−  Petugas Bangunan Utama   : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Petugas Jaringan Transmisi : ... org x 12 bln                 - OB -
−  Satpam                                : ... org x 12 bln - OB -
b. Upah Harian
−  Piket Banjir                       : ... org x ... hari - OH -
−  Piket Kemarau                 : ... org x ... hari - OH -
c. Lembur
−  Staf UPT    : ... 0rg x ... jam x ... hr x ... bln - OJ -
Sub Total -
2 BAHAN BAKAR MINYAK
a. Bahan Bakar Operasional
Pompa air/Diesel/Ginset
−   Solar                          :  ... lt  x  ... bln - lt -
−   Oil Sae 40                  :   ... lt  x  ... bln - lt -

b. Bahan Bakar Kendaraan


−   Premium                     :  ... lt  x  ... bln - lt -
−  Oli Sae 40                   :   ... lt  x  ... kali - lt -
Sub Total -
3 PERJALANAN
a. Perjalanan ke Lapangan
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
b. Perjalanan ke Kabupaten -
−      Kepala UPT  : ... org x ... kali - OH -
−      Staf UPT        : ... org x ... kali - OH -
Sub Total -
4 PERLENGKAPAN KERJA
−     Pakaian Kerja - Stel -
−     Sepatu Kerja - Stel -
−     Sepatu Lapangan - Stel -
−     Topi Lapangan - Stel -
−     Jas Hujan - stel -
Sub Total -
5. LAIN-LAIN -
−      Abudemen Listrik - bln - -
−      Biaya Komunikasi / Telepon - bln - -
−      Biaya Rapat - kali - -
−      Foto Copy, formulir (blanko) - bln - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
Dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN RUTIN
4.2. Biaya Pemeliharaan JARINGAN
Rutin AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ..................
T ipe Bangunan Utama : Bronkaptering BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah Total
No Jumlah
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8
I Tahapan Perencanaan
1.1 Inspeksi Lapangan
a. Upah
−   Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 0.5 - - - -
−   Petugas Jaringan Pipa oh 0.1 - - - -
−   Staf UPT oh 1.2 - - - - -
b. Bahan
−   Blanko lbr 5 - - - -
−   ATK ls 0.01 - - - -
−   Tinta Printer bh 0.05 - - - -
−   Foto copy  Laporan lbr 50 - - - -
−   Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
1.2 Survey Lapangan
a. Upah
− Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
a. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK ls 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.05 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
− Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
Penyusunan Program
a. Upah
−  Kasi OP BBWS/BWS oh 0.5 - - - -
−   Kepala UPT  oh 1.2 - - - -
−   Staf UPT oh 0.2 - - - - -
b. Bahan
− Blanko lbr 5 - - - -
− ATK ls 0.01 - - - -
− Tinta Printer bh 0.5 - - - -
− Foto copy Laporan lbr 50 - - - -
1.3 − Cetak Foto 3R lbr 10 - - - - -
Sub Total -
II Tahapan Pelaksanaan
2.1 Pengamanan dan Pencegahan
1. Pemasangan Rambu Pringatan
plat baja, ukuran 0.80 x 1.20 m
a. Upah
− Tukang Las oh 0.5 - - - -
− Tukang Cat oh 1 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Plat baja tebal 1mm lbr 1.0 - - - -
− Pipa Gl Medium Class dia 1½ bh 2.0 - - - -
− Besi Holtb 4x 4t = 0,8mm bh 8.2 - - - -
− Meni besi sy ncromat kg 1.0 - - - -
− Cat besi kg 2.0 - - - -
− Kawat las listrik kg 0.3 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.Inspeksi Rutin (2 minggu ) 1 x
− a. Saluran pembawa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bangunan Ukur
Upah
− Pekerja oh 1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
c. Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.2 Kegiatan membersihkan kotoran
sampah yang terbawa air
menutup kebocoran -kebocoran
1. Pada 1m Saluran terbuka
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
2. Pada Bangunan Pengukur
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
3. Pada Bangunan Pelengkap
Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
2.3 Pemeliharaan Rutin
1. 1m2 Pembabatan Rumput
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
- Premium ltr 0.1 - - - - -
Sub Total -
2. 1 m3Pemberesihan Lumpur,
Sampah pada Saluran/Pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
3. Penutupan Lubang2 pada
sekitar jaringan/pipa
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - -
Sub Total -
4. Pelumasan 1bh pintu/bln
Upah
− Pekerja oh 0.1 - - - -
− Mandor oh 0.1 - - - - -
Bahan
- Stempet / Gemuk kg 0.5 - - - -
- Oli / minyak Oli ltr 0.2 - - - -
- Solar ltr 0.4 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Perbaikan Ringan
a. Pasangan Batu kali 1 :4
Upah
−  Pekerja oh 1.5 - - - -
−  Tukang batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.075 - - - -
−  Mandor oh 0.075 - - - - -
Bahan
−  Batu kali m3 1.1 - - - -
−  Semen kg 163 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
b. Siaran
Upah
−  Pekerja oh 0.3 - - - -
−  Tukang batu oh 0.14 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.014 - - - -
−  Mandor oh 0.002 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 6.34 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.012 - - - - -
Sub Total -
c. Plesteran 1 : 3
Upah
−  Pekerja oh 0.2 - - - -
−  Tukang batu oh 0.15 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.015 - - - -
−  Mandor oh 0.01 - - - - -
Bahan
−  Semen kg 7.775 - - - -
−  Pasir Pasang m3 0.023 - - - - -
Sub Total -
c. Bongkaran
Upah
   −  Pekerja oh 2.0 - - - -
   −  Mandor oh 0.1 - - - -
Sub Total -
2.4 Perlengkapan Kerja
- Pakaian Kerja bh 1.0 - - - -
- Sepatu Kerja bh 1.0 - - - -
- Topi Lapangan bh 1.0 - - - -
- Jas Hujan bh 1.0 - - - -
- Senter bh 1.0 - - - -
Sub Total -
2.5 Peralatan Kerja
- Cangkul bh 1.0 - - - -
- Parang / Arit bh 1.0 - - - -
- Pengait Sampah bh 1.0 - - - -
- Sikat Baja bh 1.0 - - - -
- Kuas bh 1.0 - - - -
- Ember bh 1.0 - - - -
- Gerobag / Kereta dorong bh 1.0 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
dibulatkan -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI SWAKELOLA
4.3. Biaya Pemeliharaan JARINGAN
Berkala AIR
di BAKU
Swakelola
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Bronkaptering BBWS/BWS : ...............
Intensitas Harga Jumlah Total
No. JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volume Setahun Jumlah Satuan Biaya Biaya
(Kali) Volume (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8 10
1. 1 m3 Pembersihan Lumpur
a. Upah
−   Pekerja Mengangkat Lumpur oh 0.833 - - - -
−   Mandor Mengangkat Lumpur oh 0.083 - - - -
−   Pekerja Mengangkut Manual oh 0.33 - - - -
−   Mandor Mengangkut Manual oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
−   Solar ltr 5 - - - -
−   Oli Mesin Desel ltr 0.01 - - - - -
Sub Total -
2 Pengecatan Bak Tampung (1m2)
a. Upah
− Tukang Cat oh 1.0 - - - -
− Pekerja oh 0.5 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
a. Bahan
− Meni Besi Syncromat kg 0.15 - - - -
− Cat enamel
kg 0.5 - - - -
− Ampelas Besi no.4/Ampelas duco lbr 2.4 - - - - -
Sub Total -
3. Pemberesihan Almunium
a. Upah
−  Tukang Cat oh 1.0 - - - -
−  Pekerja oh 0.5 - - - -
−  Mandor oh 0.0 - - - - -
b. Bahan
−  Soda Api Bubuk kg 0.1 - - - -
− Ampelas Besi no.4 / Ampelas Duco lbr 1.2 - - - - -
Sub Total -
4 AHSP, 1 m2 Pemberesihan dan
Striping / Kosrekan
a. Upah
− Pekerja oh 0.05 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
5 AHSP, 1Perbaikan per-m',retakan
pada tanggul
a. Upah
− Pekerja oh 0.50 - - - -
− Mandor oh 0.05 - - - -
Sub Total -
6. AHSP; 1m3 Perbaikan tanah yang
longsor
a. Upah
− Pekerja oh 0.12 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b.Peralatan
− Sewa Compactor hari 0.2 - - - - -
Sub Total -
6 Perbaikan per 1m' retakan pd tanggul
a. Upah
−  Pekerja oh 0.01 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
b. Peralatan
- Sew a Kompactor hari 0.02 - - - - -
Sub Total -
7 Pemeriksaan gerusan di hilir Bendung
dilakukan 2(dua) kali
a. Upah
- Ahli Bendung oh 2.0 - - - -
- Pekera oh 2.0 - - - -
- Mandor oh 0.1 - - - - -
Sub Total -
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7x8 10

8. 1m3 Perbaikan Agak Berat


1.Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
− Pekerja oh 1.50 - - - -
− Tukang Batu oh 0.75 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.08 - - - -
- Mandor 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
   − Semen kg 1.20 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. I m2 Siaran
a. Upah
    − Pekerja) oh 0.30 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.14 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.01 - - - -
- Mandor 0.00 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 6.34 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
Sub Total -
5. Betom Bertulang
1 m3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
a.Upah
   −  Pekerja oh 5.30 - - - -
   −  Tukang batu oh 0.28 - - - -
   −  Tukang Kay u oh 1.30 - - - -
   −  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
   −  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
   −  Mandor oh 0.27 - - - - -
b.Bahan
   −  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
   −  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
- Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
   −  Besi Beton kg 157.50 - - - -
   −  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
   −  Portland Cement kg 336.00 - - - -
   −  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
   −  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - -
Sub Total -
9 Peralatan Kerja
   −  Cangkul bh 1.00 - - - -
   −  Parang / Sabit bh 1.00 - - - -
   −  Pengait Sampah bh 1.00 - - - -
   −  Sikat Baja bh 1.00 - - - -
   −  Kuas bh 1.00 - - - -
   −  Ember bh 1.00 - - - -
   −  Grobag / kreta Dorong bh 1.00 - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan dan Peralatan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN BERKALA DI KONTRAKTUIL
4.4. Biaya Pemeliharaan Berkala di Kontraktuil
JARINGAN AIR BAKU
Jaringan Air Baku : ...............
Tipe Bangunan Utama : Bronkaptering BBWS/BWS : ...............
No Intensitas Jum lah Harga Jum lah Total
JenisPengeluaran/Kegiatan Satuan Indeks Volum e Setahun Satuan Biaya Biaya
. (Kali) Volum e (Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perbaikan Berat Bak Penam pung
1. Pasangan Batu Kali 1 : 4
a. Upah
−  Pekerja oh 1.50 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.75 - - - -
−  Kepala Tukang  oh 0.08 - - - -
−  Mandor oh 0.08 - - - - -
b. Bahan
− Batu Kali m3 1.10 - - - -
− Semen kg 163.00 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.52 - - - - -
Sub Total -
2. Siaran
a. Upah
− Pekerja oh 0.30 - - - -
− Tukang Batu oh 0.14 - - - -
− Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
− Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
− Semen kg 6.34 - - - -
− Pasir Pasang m3 0.01 - - - - -
Sub Total -
3. 1 m 2 Plesteran 1 : 3
a. Upah
    − Pekerja oh 0.20 - - - -
    − Tukang Batu oh 0.15 - - - -
    − Kepala Tukang oh 0.02 - - - -
- Mandor oh 0.01 - - - - -
b. Bahan
    − Semen kg 7.78 - - - -
- Pasir Pasang m3 0.02 - - - - -
Sub Total -
4. 1 m 3 Bongkaran Pasangan
a. Upah
    − Pekerja oh 2.00 - - - -
- Mandor oh 0.10 - - - -
Sub Total -
5. Beton Bertulang
1 m 3 Pondasi Beton Bertulang
(150 kg + bekisting)
Upah
−  Pekerja oh 5.30 - - - -
−  Tukang Batu oh 0.28 - - - -
−  Tukang Kay u oh 1.31 - - - -
−  Tukang Besi oh 1.05 - - - -
−  Kepala Tukang oh 0.26 - - - -
−  Mandor oh 0.27 - - - - -
Bahan
−  Kay u kls.III m3 0.20 - - - -
−  Paku 5 cm - 10 cm kg 1.50 - - - -
−  Miny ak Bekisting ltr 0.40 - - - -
−  Besi Beton kg 157.50 - - - -
−  Kaw at Beton kg 2.25 - - - -
−  Portland Cement kg 336.00 - - - -
−  Pasir Beton m3 0.54 - - - -
−  Krikil (maks 30 mm) m3 0.81 - - - - -
Sub Total -
2 Penggantian pipa ls 1.00 - - - - -
3 Perbaikan alat-alat pipa bh 1.00 - - - - -
4 Perbaikan papan nam a bh 1.00 - - - - -
5 Perbaikan fondasi pipa bh 1.00 - - - - -
6 Penggantian alat ukur debit bh 1.00 - - - - -
Sub Total -
Jumlah Bahan -
Jumlah Upah -
Total -
To t a l (Dibulatkan) -
4.5. Rekapitulasi REKAPITULASI BIAYA AKNOP JARINGAN AIR BAKU

Tipe Bangunan Potensi Operasi Pemeliharaan


No. BBWS/BWS Nama Jaringan Air Baku Jumlah
Penyadap Layanan Rutin Berkala Kontraktuil
(liter/detik) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

JUMLAH TOTAL

Anda mungkin juga menyukai