Anda di halaman 1dari 21

3.3.

2 BUSI

Pengertian Busi

Busi atau dalam bahasa Inggris disebut spark plug merupakan salah satu


komponen didalam sistem pengapian pada mobil khususnya untuk motor bensin.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa pada mesin diesel campuran udara dan
bahan bakar terbakar karena adanya panas yang disebapkan oleh langkah
kompresi. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara dan bahan bakar dibakar
oleh percikan bunga api pada busi.

Cara Kerja Busi

Dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang


diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah
dikompresi, sehingga terjadi langkah usah. Busi memilki 2 elektroda, yakni
elektroda tengah dan elektroda negatif (masa).

71
Setelah arus listrik dibangkitkan oleh ignition coil (koil pengapian) menjadi arus
listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir menuju distributor, kabel
tegangan tinggi dan ke busi, pada busi arus melompat dari elektroda tengah ke
elektroda negatif (massa) sehingga menimbulkan loncatan bunga api yang
dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

Konstuksi Busi

Keterangan gambar :

1. Mur terminal busi

2. Ulir terminal busi

3. Barrier

4. Isolasi

5. Seal penghantar khusus

6. Batang terminal

7. bodi

8. Gasket

9. Isolator

10. Elekktroda tengah

11. Elektroda massa


71
Walaupun kontruksi dari busi itu sederhana tetapi kerja dari busi tersebut
sangatlah berat, temperatur pada elektroda busi pada saat langkah pembakaran
bisa mencapai suhu sekitar 2000 derajat celcius.  Setelah temperatur tinggi
kemudian temperatu turun drastis pada saat langkah hisap (bahan bakar dan udara
masuk kedalam silinder). Perubahan temperatur ini terjadi berulang-ulang kali
setiap 1 siklus langkah usaha. Selain itu busi juga menerima tekanan yang tinggi
terutama pada saat langkah pembakaran yang bisa mencapai 45 atm. Untuk itu
busi dirancang dan dibuat dari bahan yang tahan panas yang sangat baik.

Macam-Macam Busi

Busi Standar (OEM)

Adalah busi standar bawaan pabrikan setiap kendaraan. Daya tahan sekitar
10.000-20.000 km. Berbahan nikel pada ujung elektrodanya dengan diameter
elektroda rata-rata 2,5 cm.

Busi Platinum

71
Busi jenis ini center elektrodenya terbuat dari platinum dan ujung elektroda
terbuat dari nikel. Diameter center electrodenya sekitar 0,6 mm - 0,8 mm dengan
daya tahan sekitar 30.000 km. Ujungnya mengerucut tajam membuat jenis busi ini
mudah melepaskan elektron.

Busi Resistor

Busi ini biasa di pakai pada motor yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar.
Cirinya adalah kode busi ada huruf R (Resistor). Resistor 5 kilo ohm disisipkan ke
tengah busi yang bertujuan memperlemah gelombang elektromagnetik yang
ditimbulkan oleh loncatan bunga api di busi yang dapat mempengaruhi kinerja
ECM (electronic control module).

Busi Iridium

Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrodenya terbuat dari iridium
alloy berwarna platinum buram. Daya tahan sekitar 50.000-70.000 km. Diameter
center electrodenya sekitar 0,6mm-0,8mm.

71
Busi Twin iridium

Merupakan pengembangan dari busi single iridium. Pada busi twin iridium ujung
elektroda dan center electrodenya sama-sama terbuat dari bahan iridium sehingga
membuat busi menjadi lebih tahan lama dan pengapian lebih baik. Daya tahan
sekitar 100.000-200.000km. Diameter sekitar 0,6mm-0,8mm.

Busi Racing

Busi racing tidak sama dengan busi iridium / twin iridium. Diameter center
electrodenya meruncing seperti jarum dan didesain untuk tahan terhadap kompresi
tinggi serta temperatur mesin yang tinggi. Jangka waktu pemakaian relatif pendek
sekitar 20.000km dan digunakan untuk mesin-mesin kendaraan kompetisi.

71
Busi Laser

Busi laser dikembangkan oleh ilmuwan NINS. Merupakan busi masa depan yang
sedang dikembangkan untuk kelak menggantikan busi konvensional. Busi laser ini
dikembangkan dari ceramic powder yang dipadatkan seukuran busi dan dipasang
di silinder. Melalui serat optik laser ditembakkan ke ruang bakar dengan
kecepatan 800 trilyun per detik dan bisa memancarkan laser dari 2 hingga 3 titik.
Pemantik lasernya terbuat dari bahan yttrium-gallium dengan lebar 9 mm dan
panjang 11 mm.

Nilai Panas

Nilai panas busi adalah kemampuan mereadiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi
dingin adalah busi yang meradiasikan panas lebih banyak, sedangkan busi yang
meradiasikan panas lebih sedikit disebut busi panas. Batas terendah dari busi
adalah self cleaningtemperatur yaitu pada suhu 450 oC, sedangkan batas tertinggi
adalah pre-ingnitiontemperature yaitu pada suhu 950 oC. Busi dingin mempunyai
ujung insulator yang lebih pendek, sedangkan busi panas mempunyai ujung
71
insulator yang lebih panjang dan permukaan singgung dengan api cukup luas,
sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil.

Cara Merawat Busi

Busi adalah salah satu komponen yang memiliki fungsi untuk memberikan
percikan/bunga api pada pembakaran di kendaraan Anda. Khusunya sepeda
motor. Namun apabila secara tak terduga tungganggan Anda macet ketika akan
dihidupkan, bisa jadi busi motor Anda kotor.

Bila keadaan seperti ini terjadi, hal yang perlu dilakukan adalah membersihkan
businya agar pengapian kembali normal. Biasanya karena pada kelapa busi
tersebut banyak kotoran yang menempel dari sisa-sisa pembakaran.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membersihkan busi adalah:

1. Sediakan kunci busi, kemudian bukalah busi Anda. Sediakan pula sikat
kawat dan bensin. Jangn membersihkan dengan menggunakan ameplas
pada bagian elektroda busi, karena akan memperpendek umur busi.
2. Bersihkan kotoran yang menimbun pada kepala busi. Jangan
merendamkan busi ke dalam bensin, karena akan berakibat busi cepat aus
dan kotoran cepat kembali menumpuk.
3. Setel jarak celah busi, tapi itu tergantung dari jenis kendaraan yang
digunakan.
4. Tes pengapiannya. Caranya dengan meletakan ujung kepala busi kemudian
start. Apabila bunga apinya sudah normal berarti sudah cukup baik saat
dibersihkan.
5. Periksa juga kabel busi. Kabel busi juga perlu dilakukan pemeriksaan,
apabila sudah berumur akan mengakibatkan hantaran listrik jadi
berkurang.

71
3.3.3 Pengertian Rem Tromol
Rem tromol adalah sistem pengereman pada kendaraan, yang
menggunakan metode gesekan antara kampas dengan sebuah komponen
berbentuk mangkuk. Dengan pengertian lain bahwa rem tromol adalah sistem rem
pada mobil yang menggunakan tromol atau drum brake untuk menghentikan laju
kendaraan dan sekaligus berfungsi sebagai parking brake atau rem parkir.
Perbedaannya dengan rem cakram ada pada arah gesekan. Rem cakram memiliki
arah gesekan yang saling mendekati (menjepit), sehingga pada rem cakram
piringan terdapat ditengah dua kampas.
Namun pada rem tromol, arah gesekan saling menjauhi. Sehingga tromol yang
terhubung dengan roda diletakan disisi luar dari dua kampas rem.
A. Komponen Utama Tromol

Secara umum, ada tiga komponen utama pada sistem pengereman tipe tromol.
Yaitu ;

1. Sepatu Rem

Sepatu rem adalah komponen yang berfungsi untuk menempelkan kampas rem.
Sepatu rem berbentuk setengah lingkaran yang memiliki permukaan luar rata. Di
permukaan luar inilah ditempelkan sebuah kampas rem.

Lebar kampas rem pada sepatu rem, itu cukup besar apabila dibandingkan dengan
kampas rem cakram. Karena kampas rem ini, memanjang sepanjang permukaan
sepatu rem. Hal tersebut membuat luas penampang rem menjadi semakin lebar dan
kuat.
2. Silinder Roda
Fungsi silinder roda, hampir sama dengan kaliper pada rem cakram. Yakni untuk
menggerakan sepatu rem untuk bergerak menekan tromol rem.

71
Bentuk silinder roda, seperti sebuah silinder yang memiliki dua buah piston pada
dua ujungnya. Didalam silinder ini, terisi cairan hidrolik yang akan menggerakan
piston ke luar. Saat piston terdorong oleh cairan hidrolik maka kampas rem akan
ikut bergerak ke arah luar. Sehingga penekanan kampas rem terhadap tromol bisa
terjadi.
3. Tromol Rem

Tromol rem adalah komponen berbentuk seperti mangkuk yang dijadikan sebagai
media gesekan. Fungsi tromol rem sebagai perantara putaran dari roda, artinya
tromol rem itu akan berputar sesuai putaran roda. Sehingga ketika tromol rem
dihentikan putarannya, otomatis roda kendaraan akan berhenti berputar.
Tromol rem terbuat dari besi solid sehingga saat bergesekan dengan kampas rem,
tidak terjadi keausan. Kalaupun terjadi keausan, itu akan berlangsung cukup lama.
Secara lengkapnya komponen – komponen sistem tromol sebagai berikut :
1. Drum Brake

Drum brake atau tromol rem merupakan bagian yang berputar bersama-sama
dengan roda.

Tromol rem berbentuk lingkaran tabung dan konsentris dengan poros.

Jika tromol rem tidak lingkaran sempurna dan nonkonsentris dengan


poros maka ketika pedal rem diinjak maka akan terasa bergetar.

Bidang gesek pada tromol rem terletak pada bagian (permukaan) dalam tromol,
bila bidang gesek ini mengalami keausan atau terbentuk alur (goresan) yang
diakibatkan gesekan maka dapat menyebabkan koefisien gesek rem akan
berkurang. Oleh sebab itu, bila terdapat bagian goresan maka tromol rem harus di
amplas atau dibubut (pembubutan jangan melebihi spesifikasi diameter maksimal
tromol).

71
2. Brake Shoe

Brake shoe atau septu rem yang berfungsi untuk menekan tromol rem sehingga
terjadi proses pengereman.
Sepatu rem pada rem tromol berjumlah dua buah dan terpasang di backing plate
dan dikunci oleh pegas pemegang sepatu rem.
Karena sepatu rem terpasang pada backing plate, maka sepatu rem tidak akan ikut
berputar bersama-sama dengan roda.
3. Wheel Cylinder

Wheel cylinder atau silinder roda terletak di dalam tromol dan terpasang di
backing plate. Silinder roda berfungsi untuk menerima tekanan hidrolik dari
master silinder yang kemudian tekanan tersebut digunakan untuk menekan sepatu
rem agar terjadi proses pengereman.
4. Anchor

71
Anchor merupakan bagian dari sistem rem tromol yang terpasang pada backing
plate dan menjadi tumpuan dari sepatu rem.

5. Backing Plate

Backing plate berfungsi sebagai landasan pada sistem rem tromol, dimana silinder
roda, sepatu rem, anchor, pengas pemegang sepatu rem, terpasang di backing plate.
Backing plate merupakan plat berbentuk lingkaran yang terpasang pada rumah
poros dan tidak ikut berputar bersama-sama dengan roda.

6. Pegas Pemegang Sepatu Rem

Pegas pemegang sepatu rem berfungsi untuk menahan sepatu rem agar tetap
berada pada posisinya. Pegas pemegang sepatu rem ini memegang sepatu rem
terhadap backing plate.
7. Pegas Pengembali Sepatu Rem

71
Pegas pengembali sepatu rem merupakan pegas tipe coil spring yang
menghubungkan antara sepatu rem dengan dudukan stasionernya atau dari sepatu
rem ke sepatu rem lainnya.
Pegas pengembali sepatu rem berfungsi untuk mengembalikan posisi sepatu rem
ke posisi semula setelah pedal rem dilepas.

8. Anti Rattle Spring

Anti-rattle spring atau pegas anti betar yang digunakan pada rem tromol berfungsi
untuk mengurangi getaran dan suara mengeklik.
Caranya yaitu dengan memberikan sedikit tegangan pegas diantara dua bagian.
Tegangan ini akan menghilangkan kelonggaran yang terjadi dan akan menjaga dari
kekocakkan komponen antara satu dengan lainnya.

9. Unit Penyetel

Hampir semua tipe rem tromol menggunakan unit penyetel (adjuster) berbentuk
roda bintang (bergerigi).

71
Unit penyetel ini berfungsi untuk menyetel celah sepatu rem dengan tromol.

B. Jenis-Jenis Rem Tromol

Jika dilihat dari konstruksinya jenis rem tromol yaitu :

1. Tipe Leading Trailing

Sesuai namanya, satu sepatu rem berperan sebagai leading dan satunya sebagai
trailing. Leading shoe artinya sepatu rem menekan tromol dengan putaran tromol
melawan arah gerakan kampas. Sementara trailing menekan tromol dengan putaran
tromol searah dengan gerakan kampas.
Ciri rem tipe leading trailing, adalah memiliki satu silinder roda di bagian atas dan
ujung bawah sepatu rem itu fixed (dibaut) pada backing plate. Sehingga
permukaan yang efektif menekan tromol adalah permukaan kampas bagian atas.

2. Tipe Leading Shoes

Tipe ini, memiliki dua silinder roda yang terletak di ujung atas dan bawah sepatu
rem. sehingga, saat rem ditekan baik permukaan atas atau permukaan bawah
kampas rem seluruhnya akan tertekan ke permukaan tromol rem.

71
Tipe leading shoes juga dibagi lagi menjadi dua tipe, yakni ;

 Single leading, artinya masing-masing silinder roda hanya memiliki satu buah
piston. Sehingga hanya mampu menggerakan salah satu sisi dari kampas rem.
 Dual leading, artinya masing-masing silinder memiliki dua buah piston.
Sehingga semua permukaan kampas rem akan sempurna tertekan ke arah tromol
rem.

Tipe Servo

Tipe servo adalah tipe rem tromol yang memiliki floating adjuster. Artinya,
adjuster atau penyetel celah rem bisa bergerak ke kanan dan kekiri.
Tipe ini memiliki konstruksi sama seperti leading trailing, dengan satu silinder
roda yang terletak di bagian atas dan sebuah adjuster dibagian bawah. namun
adjuster ini, tidak dibaut ke backing plate. Sehingga bisa bergerak ke kanan dan
kekiri dengan bebas.
Fungsi dari floating adjuster ini, sebenarnya merupakan penyempurnaan dari tipe
leading trailing agar lebih banyak permukaan kampas rem yang dapat menekan
permukaan tromol.
Kalau dikategorikan berdasarkan metode penggerak, maka ada dua tiga macam
sistem rem tromol. Yakni :
1. Rem Tromol Mekanis

Rem mekanis adalah rem yang masih digerakan oleh kawat secara mekanis.
Konstruksi rem mekanis cukup sederhana, karena hanya menggunakan sebuah
kawat untuk menghubungkan pedal rem/tuas rem ke aktuator rem.
Namun kekurangannya, ada pada efisiensi pengereman. Sistem ini memiliki
71
banyak kerugian tenaga, sehingga perlu menekan pedal rem cukup keras untuk
mengentikan laju kendaraan. Selain itu, sifat kawat yang memuai membuat
penyetelan rem ini harus dilakukan secara terus menerus.

Adapun komponen utama sistem rem mekanik adalah sebagai berikut :

 Tuas rem/ pedal berfungsi sebagai inputan bagi pengemudi untuk


mengaktifkan sistem rem.
 Kawat kabel berfungsi sebagai menyalurkan tenaga dari pedal rem ke
akuator rem.

 Brake lever merupakan tuas yang akan menggerakkan akuator rem saat
brake lever ini tertarik oleh kawat.
 Return spring pegas berfungsi sebagai mengembalikan posisi pedal rem
dan brake lever saat pedal rem berhenti ditekan.

2. Rem Tromol Hidrolik

Rem hidrolik adalah sistem penggerak rem yang memanfaatkan fluida sebagai
pemindah tenaga. Karena fluida ini tidak dapat dikomporesi serta tidak dapat
memuai maka efisiensi penyaluran tenaga dari tuas rem akan berlangsung 100%.
Selain itu, sistem hidrolik juga sangat fleksibel dan juga bisa digabungkan
dengan sistem rem cakram hidrolik. Sehingga rem cakram dan rem tromol dapat
sama-sama berfungsi ketika pedal rem diinjak.
Karena efisiensinya, hampir semua mobil yang diproduksi saat ini menggukanan
sistem hidrolik sebagai penggerak sistem rem.
3. Rem Angin

Sistem rem angin, merupakan penggerak rem yang memanfaatkan tekanan udara
untuk menggerakan tuas rem. kelebihan sistem rem angin, ada pada tenaga
pengeremannya.
Hal ini karena untuk menekan tuas rem, tidak menggunakan tenaga manusia
melainkan menggunakan tekanan angin yang bisa diset cukup besar. Dalam hal
ini, tenaga manusia hanya digunakan untuk mengatur katup yang membuka angin
bertekanan tersebut untuk menekan tuas rem.
Dari hal tersebut, rem angin ini banyak digunakan pada mobil-mobil berbobot
71
besar seperti truk tronton dan bus.
C. Prinsip Kerja Rem Tromol

Seperti yang dijelaskan diatas, rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan.
Gesekan ini akan mengubah energi putar pada tromol rem menjadi energi panas.
Sehingga putaran roda akan berhenti dan temperature sekitar rem akan
meningkat.
Konstruksi rem tromol memiliki dua buah kampas rem yang terletak dibagian
dalam. Lalu dibagian luar kampas rem terdapat komponen berbentuk mangkuk
yang kita kenal sebagai tromol rem.
Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka duua
buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan tersebut
akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam tromol rem. Sehingga
terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.
Untuk lebih singkatnya cara prinsip kerja rem tromol sebagai berikut :

 Pada Saat kita menginjak pedal pedal rem, maka pedal rem akan menekan
push rod pada master silinder sehingga menekan piston master silinder,
setelah piston tertekan akan menyebabkan piston bergerak maju yang
berdampak pada mengecilnya volume didepan piston.
 Karena Volume didepan piston beisikan cairan minyak rem (Brake Fluid),
terjadi pengecilan volume didepan piston menyebabkan fluida terdorong
keluar melalui outlet valve menuju outlet house pada master rem.
 Sesuai hukum pascal bahwasannya tekanan zat cair tersebut akan
diteruskan kesegala arah dengan besar tekanan yang sama besar.
 Melalui selang hidraulis atau saluran minyak system rem, tekanan fluida
disalurkan ke dalam Wheel Cylinder (Silinder Roda).

71
 Selanjutnya didalam Silinder roda tekanan fluida tadi yang telah
disalurkan oleh saluran minyak rem, akan diubah menjadi energi mekanis
oleh piston pada Wheel cylinder (Silinder Roda).
 Setelah itu Piston pada silinder roda (wheel Cylinder) akan bergerak
keluar untuk menekan brake shoe atau kanvas rem yang menyebabkan
brake shoe mengembang dan timbul gaya penekanan antara brake shoe
dan tromol rem (drum brake). Yang kemudian menyebabkan gesekan dan
panas sehingga putaran tromol rem (Drum Brake) tersebut secara
berlahan mengurangi laju kendaraan dan akhirnya berhenti.
 Pada Saat penekanan pedal rem dilepas oleh pengemudi (kita), pegas
yang berada di sekitar pedal rem akan menarik pedal rem ke posisi
semula.
 Piston didalam master silinder pun tertarik kembali keposisi semula oleh
pegas pengembali pada master silinder atau master rem sehingga volume
di depan piston pada master rem membesar.
 Setelah itu akan timbul kevakuman yang mengakibatkan fluida akan
tersedot ke dalam volume didepan piston pada master silinder dan
sebagian akan kembali ke reservoir tank pada saat ini juga pegas
pengembali brake shoe akan menarik kanvas rem kembali ke posisi
semula sehingga tidak bergesekan dengan tromol rem yang kemudian
gaya pengereman antara brake shoe dan tromol rem (drum brake) akan
terlepas, yang menyebabkan tromol rem terbebas dan dapat berputar
seperti semula sehingga tidak terjadi proses pengereman.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Rem Tromol

1. Kelebihan Rem Tromol


 Lebih awet karena memiliki kampas rem yang lebar.

 Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman cukup kuat


serta lembut, sehingga cocok dipakai pada mobil berbobot besar.
 Lebih bersih (aman dari kotoran luar) karena sistem rem ini bersifat
tertutup

71
2. Kekurangan Rem Tromol

 Sifatnya yang tertutup membuat pelepasan panas sedikit terganggu.

 Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem kurang responsif.

 Memiliki efisiensi lebih buruk dibandingikan rem cakram, karena arah


gerakan ini akan menimbulkan sedikit kerugian tenaga.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1.         Kegiatan Prakerin ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mempunyai


sikap mandiri dan mampu berintekrasi dengan orang lain sehingga kami
dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.
2.         Prakerin merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang bekerja sama
dengan masyarakat atau  instansi pemerintah atau swasta, sehingga kami
dapat berlatih untuk mampu bergaul dan bekerja sama dengan masyarakat
luar.
3.         Prakerin dapat menjadi penunjang siswa – siswi untuk menjadi tenaga
kerja menengah yang ahli dan profesional untuk menjadi bekal dasar
pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa yang
telah diperoleh selama prakerin.

71
4.         Kegiatan Prakerin membuat kami memahami bahwa pembelajaran
akuntansi dan administrasi merupakan kecakapan teknis untuk membantu
perkembangan suatu perusahaan atau instansi

4.2 Saran
Beberapa hal yang kami temukan di lapangan saat pelaksaan  prakerin
yang sebagian kecil  justru tidak kami temukan saat mengikuti pembelajaran di
kelas. Beberapa saran yang hendak penyusun sampaikan diharapkan dapat
membantu proses evaluasi dan sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan Prakerin
untuk masa-masa yang akan datang. Selain itu, saran-saran ini merupakan suatu
wujud kepedulian penyusun terhadap kemajuan dunia pendidikan.Terkait dengan
ini kami ajukan beberapa saran antara lain :

4.2.1 Saran Untuk Sekolah

a. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang


sesuai dengan di dunia kerja, sehingga kami peserta prakerin dapat 
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang didapat secara maksimal.

b. Pemberian informasi serta gambaran mengenai kondisi dan suasana di Industri,


kepada siswa yang akan melaksanakan Prakerin hendaknya diperluas lagi
mengingat beragamnya dunia industri.

c. Sekolah hendaknya  melakukan monitoring terhadap siswa yang melakukan


Prakerin lebih sering lagi guna mengetahui secara langsung kendala-kendala yang
dihadapi oleh siswa dalam menghadapi Prakerin.

d. Para guru teori dalam setiap penyampaian materi pelajaran, hendaknya di


praktikkan system kerja langsung, sehingga memberi kematangan pada siswa
dalam praktik kerja.

e. Pemberian tugas sekolah semasa prakerin di mohon untuk bisa di kondisikan


sehingga tidak membebani siswa yang sedang melaksanakan prakerin.

71
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pihak
sekolah maupun pihak instansi/DUDI. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu atas kelancaran dalam
penyusunan karya tulis ini, khususnya kepada pihak sekolah yang selama ini telah
mendidik dan membimbing penulis, serta kepada pihak instansi/DUDI yang telah
memberikan kesempatan Prakerin bagi penulis yang merupakan pengalaman
berharga.

4.2.2 Saran Untuk Industri

a. Untuk menjaga terjalinnya hubungan baik antara pihak industri denganpihak


sekolah,  maka diharapkan untuk masa-masa yang akan datang pihak industri
dapat menerima kembali siswa-siswi yang akan melaksanakan Prakerindari dunia
pendidikan, khususnya siswa-siswi SMK Negeri 2 Kalianda dengan tangan
terbuka, karena dengan hubungan baik ini sangat diharapkan keberadaannya di
dunia pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan.

b. Dalam melaksanakan Prakerin hendaknya pihak industri memberikansuatu


target atau hal-hal yang harus dikuasai dalam pelaksanaan Prakerin.

c. Diharapkan pihak industri memiliki bagian khusus yang menangani siswayang


sedang melaksanakan Prakerin sehingga keberadaannya lebih terbinadan
terkontrol dengan baik.

d. Diadakannya kerjasama antara pihak industri dengan pihak sekolah,karena hal


ini dapat membantu proses kegiatan siswa dalam mengembangkan pengetahuan
dan aplikasi pelajaran yang telah didapatkan disekolah.

e. Pihak industri sebaiknya mengadakan evaluasi berkala mengenai kemajuan


yang telah dicapai oleh siswa Prakerin.

4.2.3 Saran Untuk Siswa

Bagi siswa maupun siswi yang melakukan kegiatan

PKL ini ada baiknya untuk terus menjaga nama baik


71
sekolah. Terutama saat berada di tempat pelaksanaan

kegiatan praktek kerja tersebut sesuai dengan peraturan

perusahaan.

71

Anda mungkin juga menyukai