Anda di halaman 1dari 18

SISTEMATIKA LAPORAN KARYA WISATA

1.Halaman Judul
WISATA SEKITAR JOGJAKARTA

Diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menempuh Ujian Akhir Nasional (UAN)
SMP Negeri 3 Kedungwaru Tulungagung








RAVIE SETYA PUTRA
NIS. 3488

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMP NEGERI 3 KEDUNGWARU
TULUNGAGUNG
20011-2012
2.Halaman Kelompok
Laporan ini disusun oleh kelompok 4 kelas IXB dengan komposisi sebagai berikut

Ketua, Sekretaris,

Ravie Setya Putra Maria UlIa Nuraini
NIS. 3488 NIS. 3436

Bendahara,

Yuli Setyorini
NIS. 3549
Anggota I, Anggota II,


Komang Sari Wargiani Tutik Wahyuningsih
NIS. 3423 NIS. 3523

Anggota III,

Edho Sandra Kissara
NIS. 3375
3.Halaman Pengesahan
laporan ini disusun oleh kelompok $ kelas IXB dan disetujui pada tanggal 30
Desember 2011

Guru pendamping, Guru Pembimbing,


HADI KISWOYO S. Pd Drs. DWI SUNARTO
Pembina Tk. I
NIP. 19611116 198403 1009


Mengetahui,
Kepala UPTD SMPN 3 Kedungwaru


ENDAH URIANI, S. Pd. MM.
Pembina
NIP. 19660218 198703 2005



4.MOtto :

1."BELAJARLAH DENGAN GIAT DAN SUNGGUH-SUNGGUH ADGAR CITA-
CITAMU TERCAPAI".
2."KEGAGALAN DALAM MERAIH CITA-CITA BUKANLAH AWAL DARI
KEKALAHAN"
3."RAIHLAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT"















5.Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunianya kepada kami untuk menyelesaikan penyusunan buku LAPORAN KARYA
WISATA ini.
Dalam penyusunan LAPORAN KARYA WISATA ini tidak lupa kami sampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.HADI KISWOYO S.Pd selaku sebagai guru pendamping.
2.Drs. DWI SUNARTO selaku sebagai guru pembimbing.
3.Kepala UPTD SMPN 3 Kedungwaru, ENDAH URIANI S. Pd. MM.
4.Kepada kedua orang tua kami semua yang telah memberikan izin kepada kami untuk
melaksanakan STUDY TOUR di Jogjakarta.
5.Teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan laopran karya wisata ini.
6.Selaku pihak lain yang ikut memberi saran dan kritik kepada laporan kara wisata ini.
Dalam hal ini kami sangat menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Jika ada
kritik dan saran dari berbagai pihak kami terima dengan senang hati demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam penyusunan laporan isi buku ini.
Dalam penyajian-penyajian penyusunan laporan KARYA WISATA ini, manIaat dalam
laporan ini berguna bagi siswa-sisiwi, agar mereka dapat memahami isi laporan ini. Dan
ada beberapa cerita peninggalan-peninggalan sejarah yang harus kita ketahui. Semoga
laporan isi buku ini bermanIaat sekali bagi semua orang yang membacanya.

6.DaItar isi :

Halaman Judul
Halaman kelompok
Halaman Pengesahan
Motto
Kata Pengantar
DaItar isi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan Penulisan
C.Metode Penulisan
D.Waktu Pelaksannan
E. ManIaat Penulisan
BAB II ISI LAPORAN
2.1 Candi Borobudur
2.1.1 Sejarah Candi Borobudur
2.1.2 Arti Nama Candi Borobudur
2.1.3 Lokasi Candi Borobudur
2.1.4 Waktu Pendirian dan Penemuan Candi Borobudur
2.1.5 Patung Singa Candi Borobudur
2.1.6 Patung Budha Candi Borobudur
2.1.7 Penyelamatan Tahap I
2.1.8 Pemugaran Candi Borobudur
2.2 Kraton Jogjakarta Museum Dirgantara
2.2.1 RelieI Kraton Jogjakarta
2.2.2 Alun-alun Kraton Jogjakarta
2.2.3 Benteng Pendem Kraton Jogjakarta
2.2.4 Bangsal Kencana Kraton Jogjakarta
2.2.5 Siti Hinggil Kraton Jogjakarta
2.2.6 Taman Sari Kraton Jogjakarta
2.3 Museum Dirgantara
2.3.1 Sejarah Berdirinya Museum Dirgantara
2.3.2 Fungsi dan ManIaat Museum Dirgantara
2.3.3 Pesawat-pesawat Museum Dirgantara
2.3.4 Keistimewaan Museum Dirgantara
2.3.5 Ruang Minat Museum Dirgantara
2.3.6 Letak GeograIis Museum Dirgantara
2.3.7 Koleksi Museum Dirgantara
2.4 Candi Prambanan
2.4.1 Komplek Candi Prambanan
2.4.2 Lokasi Candi Prambanan
2.4.3 Asal-usul Nama Candi Prambanan
2.4.4 Sejarah Candi Prambanan
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
2.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran

















7.BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang, alasan dari kita semua memilih materei Candi Borobudur, Museum
Dirgantara, Kraton Jogjakarta, Candi Prambanan karena kita semua juga belum terlalu
memahami dan mengerti tentang peninggalan sejarah seperti : Candi Borobudur dan Candi
Prambanan pembuatannya yang sangat menarik dari batu-batuan yang berbentuk persegi
panjang yang disusun rapi, yang menjulang keatas. Begitu juga patung Budhanya yang
terbuat dari batu, Kraton Jogjakarta terdapat peninggalan sejarah yang sangat bagus pula
dan mengagumkan sekali. Hal inilah yang sangat menarik dan membuat kami semua
memilih materi ini.

B.Tujuan Penulisan
Membantu bagi kami semua dan banyak orang yang belum mengetahui beberapa
masam peninggalan sejarah.
Membantu kepada siswa-siswi agar dapat mengetahui bahwa sangatlah banyak sejarah.
Dapat dengan mudah mempelajari peninggalan sejarah.
Mengetahui asal-usul peninggalan sejarah.
Selalu melestarikan nama peninggalan sejarah dengan baik.

C. Metode Penulisan
Di dalam penulisan karya wisata ini, kami memakai Metode Literatur (membaca buku yang
berkaitan dengan judul penulisan dan atau melalui internet), Metode Observasi (datang
langsung ke objek yang sesuai judul), kecuali Museum Dirgantara kami tidak datang ke
tempat wisata itu. Metode Wawancara mengadakan wawancara langsung dengan pemandu
wisata dan atau orng yang lebih tahu tentang materi yang berhubungan dengan judul.

D. Waktu Pelansaan
Karya wisata dilaksanakan pada tanggal 18 November 2011. Semua siswa-siswi yang
mengikuti karya wisata di Jogjakarta berkumpul di sekolahan jam 20.00 malam, kami
semua berangkat menuju Jogjakarta sekitar jam 23.00 malam, bis kami berhenti di UGD
karena banyak teman-teman saya mabuk dan dipersilahkan juga bagi siswa-siswi yang
ingin buang air kecil. Setelah selesai sekitar jam 24.00 kami semua melanjutkan perjalanan
lagi. Hari sabtu jam 05.00 pagi kami berhenti untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah
selesai kami melanjutkan perjalan untuk mandi dan sarapan pagi kita semua sampai jam
06.00. Setelah semua sudah mandi dan sarapan pagi kita melanjutkan perjalan lagi ke Candi
Borobudur. Jam 07.30 kami sampao di Candi Borobudur . Jam 11.00 kami melanjutkan
perjalanan lagi untuk makan siang, lalu setelah selsai kami menuju Kraton Jogjakarta kami
sampai sekitar jam 14.0-0 siang. Jam 15.30 kami lanjutkan untuk ke Candi Prambanan,
kami sampai jam 16.00. Jam 17.30 kami melanjutkan untuk pulang tetapi kita semua harus
makan malam. Jam 20.00 kita berhenti unutk makan setelah selesai kita pulang ke
Tulungagung. Kami semua sampai jam 02.00 malam di SMPN 3 Kedungwaru dengan
selamat pada hari sabtu.


E. ManIaat Penulisan,
ManIaat penulisan ini agar para semua orang lain, juga bagi kita semua mengerti
bahwa kita mempunyai banyak peninggalan sejarah yang namanya harus selalu dikenang
dan dilestarikan oleh semua orang dengan cara yang lebih baik.


















BAB II ISI LAPORAN
2.1 Candi Borobudur
2.1.1 Sejarah Candi Borobudur
2.1.2 Arti Nama Candi Borobudur
2.1.3 Lokasi Candi Borobudur
2.1.4 Waktu Pendirian dan Penemuan Candi Borobudur
2.1.5 Patung Singa Candi Borobudur
2.1.6 Patung Budha Candi Borobudur
2.1.7 Penyelamatan Tahap I
2.1.8 Pemugaran Candi Borobudur
2.2 Kraton Jogjakarta Museum Dirgantara
2.2.1 RelieI Kraton Jogjakarta
2.2.2 Alun-alun Kraton Jogjakarta
2.2.3 Benteng Pendem Kraton Jogjakarta
2.2.4 Bangsal Kencana Kraton Jogjakarta
2.2.5 Siti Hinggil Kraton Jogjakarta
2.2.6 Taman Sari Kraton Jogjakarta
2.3 Museum Dirgantara
2.3.1 Sejarah Berdirinya Museum Dirgantara
2.3.2 Fungsi dan ManIaat Museum Dirgantara
2.3.3 Pesawat-pesawat Museum Dirgantara
2.3.4 Keistimewaan Museum Dirgantara
2.3.5 Ruang Minat Museum Dirgantara
2.3.6 Letak GeograIis Museum Dirgantara
2.3.7 Koleksi Museum Dirgantara
2.4 Candi Prambanan
2.4.1 Komplek Candi Prambanan
2.4.2 Lokasi Candi Prambanan
2.4.3 Asal-usul Nama Candi Prambanan
2.4.4 Sejarah Candi Prambanan














2.1 Candi Borobudur
2.1.1 Sejarah Candi Borobudur
1.Pendiri dan Waktu Pendirian
Sampai saat ini,secara pasti belum diketahui kapan candi Borobudur didirikan,
demikian juyga pendirinya. Menurut ProI. Dr. Soekmono dalam bukunya "Chandi
Borobudur a Monument oI Mainkind (UNESCO 1976)", menyebutkan bahwa tulisan
singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura relieI kaki candi (Karmawibangga)
mewujudkan suatu garis huruI yang bisa ditemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8
sampai awal abad 9. Dimana pada abad itu diJawa Tengah berkuyasa raja-raja dari Wangsa
Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad 9 yang di teliti oleh ProI. J.G. Caspris,
menyingkapkan selisih tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang
pemerintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga
Pramoda Wardani. Pada waktu raja Bhumi-Sam-Bharabudhara, yang dapat ditaIsirkan
sebagai bukit penigkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bhodisatwa. Karena
penyesuaian pada bahasa jawa agaknya, akhirnya Bhara Budhara menjadi Borobudur.
Dari tokoh Jcques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa Candi
Borobudur berdiri pada jaman keemasan Dinasti Syailendra yaitu pada tahun 750-850
Masehi.
Keberhasilan yang luar biasa disamping pendirian Candi Borobudur juga berhasil
menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada saat itu merupakan kerajaan besar.
Setelah menjalankan kerajaan Khmer, putra mahkota dibawa ke Indonesia (jawa) dan
setelah cukup dewasa sikembalika ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar
Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasilan
tersebut luar biasa mengingat ibukota kekaisaran Khmer berada didaratan yang jauh dari
garis pantai, sehingga untuk menaklukkannya harus melalui sungai dan danau Tonle Sap
sepanjang 500km(A guideto, Angkar, Down FRooney,1994:25)
Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam 5 tahap
dengan perkiraan sebagai berikut:
Tahap I tahun 775
Tahap II tahun 790 (bersamaan dengan, Kalasan II, lumbung I, Sajiwan I)
Tahap III tahun 810 (bersamaan dengan Kalasan III, Sewa III, Lumbung III,
dan Sajiwan II)
Tahap IV tahun 835 (Gedung Songo Grup I, Sambi Sari, Badut I, Kuning,
Banon, Sari dan Plaoson)
Setelah selesai dibangun, selama seratus lima puluh tahun, Borobudur
merupakan pusat ziarah megah bagi pengnut Budha. Tetapi dengan runtuhnya
kerajaan Mataram sekitar tahun 930 Masehi, pusat kekuasaan dan kebudayaan
pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan. Karena gempa dan
letusan gunung Merapi, Candi itu melesak mempercepat keruntuhannya.
Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur pada abad-abad
selanjutnya lenyap ditelan sejarah.
2.Penemuan Kembali.
Pada abad ke 18 Borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa, Babad tanah
jawi. Pernah juga disebut dalam naskah lain, yang menceritakan seorang pangeran Jogja
yang mengunjungi gugusan seribu patung di Borobudur. Hal ini menunjukkan bahwa
bangunan candi itu ternyata tidak hancur dan lenyap seluruhnya.
Tetapi baru pada pemerinthan Inggris yang singkat (1811-1816) dibawah Sir Thomas
StamIord RaIIles pada tahun 1814, Candi Borobudur dibangkitkan dari tidurnyatahun 1915
ditugaskan H. C. Cornelius seorang perwira Zeni agar mengadakan penyelidikan.
Cornelius yang mendapat tugas tersebut, kemudian mengerahkan sekitar 200 penduduk
selama hampir dua bulan. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan
ditimbun disekitar candi, sedangkn tanah yang menimbunnya dibuang dilereng bukit.
Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh karena banyak
dinding-ding yang dikhawatirkan runtuh.
Kemudian residen Kedu C. L. Hortman, menyuruh membersihkan sama sekali
bangunannya, sehingga candinya nampak seluruhnya. Sepuluh tahun berikutnya stupa
induknya, yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar, dibersihkan pula bagian
dalamnya, untuk kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati
pemandangan sambil minum teh.
Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelisikan dan mendapatkan bahwa dibelakang
batur Candi adalagi cmdi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relieI. Kaki
Ijzerman termanshur dengan desas-desus relieI misterius yang menggambarkan teks
Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan buruk,
masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891 bagian relieI
itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat Ioto oleh CE PHAS untuk dokumentasi, lalu ditutup
kembali.
2.1.2 Arti Nama Candi Borobudur
Dari beberapa literatur yang ada, dapat disebutkkan berbagai pendapat dari beberapa
ahli antara lain :
1. Kitab Kertagama
Naskah dari tahun 1365 Masehi yaitu kitab Negara Kertagama karangan
Mpu Prapanca, menyebutkan kata 'Budur untuk sebuah bangunan agama Budha
dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama 'Budur tersebut tidak lain
adalah Candi Borobudur. Karena tidak ada keterangan lain kiranya tak dapat diambil
suatu kesimpulan.
2. Sir Thomas StamIord RaIIles
PenaIsiran tentang borobudur juga telah dilakukan oleh RaIIles berdasarkan
keterangan dari masyarakat luas yang menaIsirkan bahwa:
O Borobudur merupakan bentuk lain dari 'Budo yang dalam bahasa Jawa berarti
kuno. Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti 'Boro Jaman Kuno jelas
tidak mengandung pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi Borobudur.
Budha . dengan demikian Borobudur berarti Sng Budha yang agung.
O Namun karena 'Bhara dalam bahasa Jawa Kuno dapat diartikan banyak maka
Borobudur dapat juga berarti 'Budha yang banyak.
Jika dikaji secara teliti maka keterangan yang dikemukakan oleh RaIIles
memang tidak ada yang memuaskan. 'Boro jaman kuno kurang mengena.
'Sang Budha yang Agung maupun 'Budha yang Banyak kurang mencapai
sasaran. Perubahan kata 'Budha menjadi Budur misalnya perubahan
demikian tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa, karena sukr dapat
diterima.
3. Poerbacaraka
Menurut beliau 'Boro berarti 'Biara dengan demikian berarti 'Biara
Budur. PenaIsiran ini memang sangat menarik karena mendekati kebenaran
berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952 dihalaman sebelah
barat laut bangunan Candi Borobudur telah berhasil menemukan pondasi batu-batu
dan genta ini memperkuat dugaan yaitu merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.

Anda mungkin juga menyukai