Anda di halaman 1dari 19

BAB I

TEORI DASAR

1.1. Proses Plan

Perencanaan proses adalah pemilihan dan penyusuan urutan kerja


(proses) yang diperlukan secara rinci untuk mendapatkan produk yang sesuai
dengan tuntutan rancangan, dengan waktu yang paling efisien. Dalam sebuah
sistem manufaktur, perencanaan proses adalah interface antara desain dan
manufaktur. Dalam proses penyusunan urutan kerja ini juga ditentukan
peralatan/mesin, perkakas/pahat (tools) seta perkakas bantu yang diperlukan.
Yang penting yang harus dirancang dalam penyusunan perencanaan proses
adalah perhitungan parameter proses, karena parameter proses inilah yang
akan menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.

1.2. Definisi Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, dipahat,digergaji,ditap,disnei,dan lain lain. Dengan memutar
tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum
harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.

1.2.1. Bagian-Bagian Dari Ragum


Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang
permukaannya pada umumnya diberi parutan bersilang agar
penjepitan lebih kuat dan tidak licin. Dengan demikian apabila
menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan akan rusak
permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan pelindung
berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya
dibuat rata dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini digunakan
untuk menjepit benda kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.

1.2.2 Cara Menggunakan Ragum

Terdapat tiga cara dalam menggunakan ragum dengan benar:

1. Memilih Tinggi Ragum Yang Sesuai


Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan :
 Berdiri tegak di ragum
 Tempelkan kepalan tangan pada dagu
 Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan
kita ayunkan, sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut
ragum

2. Menjepit Benda Kerja Pada Ragum


Bila menjepit benda kerja pada ragum, benda kerja yang
keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terutama apabila
bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis. Bila memungkinkan
perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih
kecil dari pada bagian yang terjepit.
Gunakan plat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi
ragum, plat pelapis bisa di buat dari bahan plat tipis yang rata, plat
siku dll.
1.3. Sejarah Produk Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan di
kikir, dipahat, digergaji, ditap, disnei, dll. Dengan adanya ragum, benda kerja
yang akan di kikir, di pahat, di gergaji, di tap, maupun di sney bias di jepit
dengan kencang sehingga memudahkan dalam proses pengerjaan kerja
bangku dan hasil sebuah proses akan maksimal.
Ragum memiliki yang melengkapinya, antara lain tangkai ragum, rahang
tetap dan rahang gerak. Komponen yang terdapat pada sebuah ragum masing-
masing memiliki fungsi tersendiri. Karena sangat penting kegunaan sebuah
ragum pada proses pengerjaan tangan maka di perlukan perawatan agar tidak
mdah rusak.

1.4. Jenis-Jenis Ragum

1.4.1 Ragum Biasa (Plain Vise)

Ragum biasa digunakan untuk mengikat atau menjepit benda kerja


yang bentuknya sederhana dan umumnya untuk mengefrais bidang
datar. Ragum biasa hanya dapat di pasang sejajar atau membentuk
sudut 90° terhadap spindle mesin frais.

Sumber : Alma.blogs.uny.ac.id/2015/09/18/ragum-alat-
penjepit-serbaguna
1.4.2 Ragum Putar (Swivel Vise)

Ragum putar merupakan ragum yang dapat diputar terhadap sumbu


vertikal. Putaran dari ragum putar membentuk bidang horizontal. Pada
sadle ragum terdapat skala derajat yang digunakan sebagai pedoman
ukuran sudut.

Sumber : Alma.blogs.uny.ac.id/2015/09/18/ragum-alat-
penjepit-serbaguna

1.4.3 Ragum universal (Universal Vise)

Ragum universal merupakan ragum yang dapat diputar terhadap


sumbu vertikal dan horizontal.

Sumber : Alma.blogs.uny.ac.id/2015/09/18/ragum-alat-
penjepit-serbaguna
1.5. Bahan

1.5.1. Klasifikasi Material

Sumber : Irwan, Yusril. 2017. Material Teknik, Bandung: Teknik Mesin Itenas

Material – material yang sering digunakan di dalam masalah teknik


dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

1. Logam
2. Keramik
3. Polimer
4. Komposit

1. Logam
Logam yang dipakai sebagai bahan teknik terbagi menjadi dua
yaitu:
 Logam berbahan dasar Ferro (Fe) atau besi
 Logam yang tidak berbahan dasar Ferro (Non Fe)
Logam berbahan dasar Fe dibagi menjadi:

a. Baja

Baja adalah perpaduan antara besi dan karbon (Fe+C).


Karbon maksimum dari baja adalah 2,1%. Karbon didalam
baja membentuk karbida besi (Fe3c atau sementit).
Menurut komposisi kimianya, baja diklasifikasikan menjadi
tiga, diantaranya:

 Baja karbon
 Baja paduan
 Baja paduan dengan sifat khusus

Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Baja karbon rendah (low carbon steel). Sifatnya mudah


ditempa dan dimesin. Penggunaannya berdasarkan
persentase karbon :
- 0,05 – 0,20 %C : automobile bodies, buildings,
pipes, chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 – 0,30 %C : gears, shaft, bolts, forgings,
bridges, buildings.
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel) memiliki
kekuatan yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan :
- 0,30 – 0,40 %C : connecting ros, crank pins, axles.
- 0,40 – 0,50 %C : car axles, crankshafts, rails,
boilers, auger bits, screwdrivers.
- 0,50 – 0,60 %C : hammers dan sledges.
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel). Sifatnya sulit
dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 – 1,50
%C. Penggunaan : Screw drivers, blacksmiths hummers,
table knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills.
Tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, Saws for cutting steel, wire drawing
dies, fine cutters.

Baja paduan (Alloy Steel) adalah Fe+C yang


ditambahkan dengan unsur paduan. Tujuan dilakukan
penambahan unsur yaitu:

 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan,


keuletan, kekuatan tarik dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperature
rendah

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut persentase


paduannya dibagi menjadi :

1) Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


2) Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10
%
3) High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan dengan sifat khusus dibagi menjadi tiga,


yaitu baja tahan karat (stainless steel), high strength low
alloy steel (HSLA), dan baja perkakas (tool steel).

1) Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain :
 Memiliki daya tahan yang baik terhadap
panas, karat, dan goresan/gesekan
 Tahan temperature rendah maupun tinggi
 Memiliki kekuatan besar dengan massa yang
kecil
 Keras, liat, densitasnya besar dan
permukaannya tahan panas
 Tahan terhadap oksidasi
 Kuat dan dapat ditempa
 Mudah dibersihkan
 Mengkilat dan tampak menarik
2) High Strenght Low Alloy Steel (HSLA)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile
strength yang tinngi, anti bocor, tahan terhadap
abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet,
sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las
yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-
sifat diatas maka aja ini diproses secara khusus
dengan menambahkan unsur-unsur seperti :
tembaga (Cu), Chromium(Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va), dan Columbium.
3) Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja
perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah
diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
a. Besi Cor
Besi cor terdiri dari Fe+C, komposisi karbon
pada besi cor diatas 2,1%. Karbon bebas dari
besi cor membentuk grafit yang memiliki sifat
getas.
Dari bentuk grafit besi cor dapat dibagi
menjadi :
 Besi cor putih (tidak memiliki grafit dan
sifatnya hampir sama dengan baja karbon
tinggi)
 Besi cor kelabu (grafit berbentuk pipih)
 Besi cor nodular (grafit berbentuk bulat)
 Besi cor maliable (grafit membentuk bunga)
Sifat-sifat dari logam

 Konduktifitas listrik dan ternal yang tinggi


 Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan kekuatan) umumnya
tinggi
 Massa jenis relative tinggi
 Bersifat korosi
 Warna yang khas dan tidak transparan

2. Keramik
Klasifikasi dari keramik :
a. Bahan organik bukan logam
Penggunaan dan pemakaiannya pada temperature tinggi
Contoh : Batu tahan api
b. Bahan dari senyawa logam
(oksida, barida, karbida dan nitrida)

Penggunaan keramik biasanya untuk isolator, komponen-


komponen abrasive, dapat digunakan sebagai lapisan penghalang
termal contoh batu tahan api (BTA).

Sifat-sifat umum dari keramik :

 Keras dang getas


 Kekuatan tarik rendah
 Isolator yang baik
 Tahan korosi
 Tahan pada temperatur tinggi

3. Polimer
Klasifikasi polimer dapat dibagi berdasarkan :
a. Sumber atau asal
 Alam : hewan, tumbuhan, dan mineral
 Sintesis : hasil polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi
b. Sifat termal
 Termoplastik : (jenis plastik yang dapat didaur ulang)
 Termosetting : (jenis plastik yang tidak dapat didaur ulang)

Sifat-sifat umum dari polimer

 Ringan (massa jenis relative rendah)


 Tidak tahan temperature tinggi
 Kekuatan tarik rendah dan keuletan tinggi
 Isolator yang baik
 Modulus elastisitas rendah

4. Komposit
Material komposit menjadi material yang penting akhir-
akhir ini karena sifat khusus. Kata “komposit” dalam pengertian
material komposit menunjukkan adanya dua atau lebih material yang
terdiri dari reinforced agent (serat) dan bonding agent (matriks),
keduanya digabung secara makrokopis.
Material komposit diklasifikasikan berdasarkan serat dan matriksnya

a. Reinforced Agent (Serat)


Serat adalah bahan penguat pada komposit, yang berperan
untuk menahan beban yang diterima material komposit. Sifat
dari serat biasanya kaku dan tangguh. Berdasarkan susunannya,
serat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
 Particle-reinforced
 Fiber-reinforced
 Structural
Sumber : Irwan, Yusril. 2017. Material Teknik, Bandung:
Teknik Mesin Itenas

b. Bonding Agent (Matriks)


Matriks adalah bahan pengikat serat, yang berfungsi untuk
mendistribusikan beban keseluruh serat. Sifat matriks biasanya
ulet. Matriks dibagi menjadi tiga macam, antara lain :
 Metal Matrix Composite (MMC)
 Ceramic Matrix Composite (CMC)
 Polimer Matrix Composite (PMC)

Sifat-sifat umum dari komposit :

Sifat dari material komposit tergantung kepada bahan


penyusunnya (serat dan matriks), terutama serat yang berperan
menahan sebagian besar gaya-gaya yang diterima material
komposit. Artinya bahwa komposit tidak merubah sifat-sifat dari
bahan penyusunnya.

1.5.2. Sifat-sifat Material

Sifat-sifat material secara umum dapat dibagi menjadi tiga :

1. Sifat mekanik : adalah sifat yang menunjukkan kelakuan


material apabila material tersebut diberi beban mekanik (static
atau dinamik).
Contoh dari sifat mekanik material :
 Kekuatan tarik-tekan
 Keuletan
 Ketangguhan
 Kekerasan
 dsb

2. Sifat fisik : adalah sifat bawaan yang merupakan ciri khas dari
material.
Contoh dari sifat fisik material :
 Massa jenis
 Temperatur cair
 Konduktifitas panas dan listrik
 dsb

3. Sifat kimia : adalah sifat yang menunjukkan karakteristik unsur


kimia dari material.
Contoh dari sifat kimia material adalah ketahanan terhadap
korosi.

1.6. Manufaktur

1.6.1 Definisi Manufaktur


Manufacturing atau manufaktur berasal dari bahasa
Latin, manus ( tangan ) dan factus ( membuat ) sehingga dapat diartikan
membuat dengan tangan atau manual. Modern manufaktur dapat di
artikan sebagai pengerjaan secara automatis dan mesinnya di kontrol
komputer dengan pengawasan manual.
Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang
mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi
bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan
semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi
komponen-komponen suatu produk
Manufaktur dapat didefinisikan dari dua sisi yaitu teknologi dan
ekonomi:
 Dari sisi teknologi
Manufaktur merupakan aplikasi dari proses fisika dan kimia
untuk mengubah geometri, property dan / atau tampilan material
awal menjadi part atau produk, manufaktur termasuk juga
perakitan beberapa part menjadi produk. Proses manufakur
melibatkan kombinasi dari machinery, tools, power dan tenaga
kerja.

Sumber : Buku Panduan Praktikum Proses Karya


Manufaktur

 Dari sisi ekonomi


Manufaktur merupakan transformasi material menjadi item
yang mempunyai penambahan nilai ( value ) melalui suatu proses
dan / atau perakitan. Misalkan pasir diubah menjadi kaca (glass ).

Sumber : Buku Panduan Praktikum Proses Karya


Manufaktur
1.6.2 Klasifikasi Manufaktur
Proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
macam, yaitu :
1. Proses Pemesinan (machining)
Proses pemesinan adalah suatu proses produksi dengan
menggunakan mesin perkakas, dimana memanfaatkan
gerak relatif antara pahat dengan benda kerja sehingga
menghasilkan material sisa berupa geram. Proses
pemesinan bisa juga didefenisikan sebagai suatu proses
pemotongan benda kerja yang menyebabkan sebagian dari
material benda kerja terbuang dalam bentuk geram
sehingga terjadi deformasi plastis yang menghasilkan
produk yang sesuai dengan spesifikasi geometris yang
diinginkan. Contoh produk yang dapat dibuat dengan
proses pemesinan adalah poros idler,leveling block dan
lain-lain.
2. Proses Pembentukan (forming)
Proses pembentukan adalah proses produksi dengan
pemberian beban terhadap material hingga terjadi
deformasi plastis sehingga terbentuk produk sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Contohnya adalah
pengerolan (rolling) penempaan, dan lain-lain.
 Proses Pengecoran (casting)
Proses pengecoranadalah proses produksi
berupa penuangan logam cair ke dalam cetakan
sehingga terbentuk produk sesuai dengan
cetakan yang ada. Proses penuangan/pengecoran
merupakan proses tertua yang dikenal manusia
dalam pembuatan benda logam. Contoh produk
yang dapat dibuat dengan proses ini adalah
pahat, paku, dan lain-lain.
 Proses Penyambungan (joining)
Penyambungan adalah proses produksi berupa penggabungan dua
buah material atau lebih untuk mendapatkan suatu produk yang di
inginkan. Proses penyambungan in dapat berupa pengelasan, mematri,
soldering, pengelingan, perekatan dengan lem, penyambungan dengan
baut dan lain-lain. Proses penyambungan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Penyambungan permanen
Penyambungan permanen adalah penyambungan yang tidak dapat
dipisahkan lagi, apabila dipisahkan akan dapat merusak
komponennya. Contohnya adalah penyambungan pada pengelasan,
patri, solder, paku keling dan lain-lain.
b. Penyambungan Sementara
Penyambungan sementara adalah penyambungan yang dapat
dipisahkan kembali, contohnya penyambungan dengan menggunakan
baut.
 Metalurgi Serbuk (powder metallurgy)
Metalurgi serbuk adalah proses produksi dengan cara memasukan
serbuk logam ke dalam sebuah cetakan kemudian serbuk logam
tersebut di beri tekanan. Finishingdari proses metalurgi serbuk ini
adalah dengan memberikan perlakuan panas agar serbuk logam yang
telah di tekan tadi menjadi rigid. Biasanya proses metalurgi serbuk ini
di gunakan untuk pembuatan produk yang berdimensi sangat kecil.
Contoh produk yang dibuat dengan cara metalurgi serbuk ini adalah
roda gigi pada jam tangan.
 Perlakuan Panas (heat treament)
Proses perlakuan panas adalah perlakuan thermal terhadap logam
untuk mendapatkan sifat mekanik yang baru. Proses heat treament ini
di lakukan secara merata pada logam. Selain itu ada juga Surface
Treament, dimana pada dasarnya pemberian perlakuan panas pada
logam untuk mendapatkan sifat mekanik yang baru. Namun surface
treament ini perlakuan panas yang di berikan hanya pada permukaan
logam saja.

1.6.3 Bagan-Bagan Manufaktur

Sumber : Buku Panduan Praktikum Proses Karya Manufaktur


Daftar Pustaka

1. Groover, Mikell.P, 2007, Fundamentals of Modern Manufacturing :


Material, Processes and system 3rd edition, John Wiley & Son Inc, USA
2. Irwan, Yusril. 2017. Material Teknik, Bandung: Teknik Mesin Itenas
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Ragum
4. http://teknikmesin.org/ragum/
5. Alma.blogs.uny.ac.id/2015/09/18/ragum-alat-pemjepit-serbaguna/
6. Alipmesin.blogspot.co.id/2010/03/ragum-tanggem.html?m=1
LAMPIRAN 2: LEMBAR ROUTING

LEMBAR ROUTING
NAMA PART : NO PART: NO GAMBAR :

JUMLAH: MATERIAL: PERENCANA:

REVISI: TANGGAL: HAL 1 DARI 1 NO ORDER :


HAL:
NO OPS DESKRIPSI MESIN PERKAKAS
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
LAMPIRAN 3: LEMBAR PENGHITUNGAN PARAMETER PROSES

LEMBAR PENGHITUNGAN PARAMETER PROSES


HAL 1/1 PERENCANAAN: TANGGAL: NO PART:

NO GAMBAR: NAMA PART: MATERIAL:

KECEPATAN KECEPATAN
NO OPS PUTARAN SPINDEL
POTONG PEMAKAN
1

8
9

10

11
12

13
14
15

16

17

18

19
20

Anda mungkin juga menyukai