Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STANDAR PROFESIONAL GURU

Disusun sebagai tugas :


Mata Kuliah : Profesi Keguruan
Dosen : Akhmad Mustaghfirin

Oleh :
1. Nur Rohim (0610068411)
2. Farida MR (0610068711)
3. Andika Nugraha F (0610069911)
4. Widya Syifaul H (0610070312)
PMTK 5B

UNIVERSITAS PEKALONGAN
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PRODI MATEMATIKA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Standar Profesional Guru” dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami.
Namun berkat dukungan, dorongan dan semangatd ari orang – orang terdekat kami mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pak Akhmad Mustagfirin selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Profesi Keguruan
2. Teman – teman semua yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu
kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua.

Pekalongan, 18 September 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru ‘digugu lan ditiru’. Itulah ungkapan berbahasa jawa mengenai seorang guru yang
sering kita dengar. Guru merupakan sosok panutan bagi murid dan masyarakat disekitarnya.
Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dimasyarakat serta besarnya
peranan guru dalam membangun kemajuan suatu bangsa. Seorang guru berperan untuk
mencetak generasi muda. Generasi penerus bangsa. Generasi yang diharapkan mempunyai
kompetensi, etika dan akhlak, serta mencerminkan manusia Indonesia yang seutuhnya,
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dewasa ini, banyak generasi muda yang berlomba-lomba untuk masuk ke universitas-
universitas yang memiliki fakultas keguruan. Hal ini menunjukkan profesi guru sangat
diminati karena adanya jaminan kehidupan yang layak ditambah dengan adanya sertifikasi
guru. Akibatnya banyak mahasiswa keguruan yang hanya mengincar sertifikasi guru
sehingga tugas dan tanggungjawab mulia guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa mulai
terlupakan. Hal ini jelas menodai citra guru. Akibatnya dapat kita lihat. Banyak
bermunculan para ‘tukang ngjar’. Yaitu mereka yang mengajar hanya sekedar
menyampaikan materi dan memberikan tugas. Banyak bermunculan RPP bodong yang tidak
sesuai dengan kondisi aslinya. Banyak generasi muda yang berperilaku tidak beretika.
Kemunduran akhlak generasi muda. Banyaknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan
oleh guru kepada muridnya. Dan dampak terbesarnya adalah kondisi negara sekarang yang
masih ‘seperti ini’.

Hal-hal tersebut memang tidak sepenuhnya kesalahan guru. Namun, tak bisa kita
pungkiri guru mempunyai peran besar dalam kemajuan bangsa. Karena salah satu tolak ukur
kemajuan bangsa dapat dilihat melalui kondisi pendidikannya. Bisa kita bayangkan jika
guru bertugas dan bertanggungjawab sebagaimana mestinya, maka Indonesia Emas pada
tahun 2045 bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicapai yang tentunya juga dibutuhkan
kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia. Karena kondisi bangsa Indonesia tak akan
berubah jika masyarakatnya tidak melakukan perubahan.

3
Untuk itulah, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi keguruan, makalah
berjudul “Standar Profesional Guru” ini juga dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan serta masyarakat pada umumnya, mengenai
standar yang harus dicapai untuk menjadi seorang guru. Sehingga dapat meluruskan niat
para calon guru dan mengetahui tugas dan tanggungjawab mulia seorang guru. Besar
harapan penyusun makalah ini dapat bermanfaat bagi pada pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dalam makalah inisebagai berikut
1.2.1 Apa Standar Profesional Guru?
1.2.2 Bagaimana tugas dan tanggungjawab seorang guru sebagai pendidik?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah inisebagai berikut
1.3.1 Untuk mengetahui Standar Profesional Guru
1.3.2 Untuk mengetahui tugas dan tanggungjawab seorang guru sebagai pendidik?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Prefesional Guru


Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan sumber,
prosedur, dan manajeman yang efektif. Maksud dari kriteria adalah sesuatu yang
menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 membahas tentang standar
kualifikasi dan kompetensi guru dimana disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi
standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional, juga bahwa
guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana
akan diatur dengan peraturan menteri tersendiri. Berikut dibawah ini adalah salinan dari
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 yang diterbitkan
pada 4 Mei 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

2.1.1 Standar Kualifikasi Akademik Guru (SKAG)


a) standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan formal
SKAG pada satuan pendidikan formal mencakup:
1. SKAG pada satuan PAUD/TK/RA.
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak
usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2. SKAG pada SD/MI.
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh
dari program studi yang terakreditasi
3. SKAG pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program

5
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
4. SKAG pada SDLB, SMPLB, SMALB.
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
b) standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan khusus
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru
dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di
perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan
dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

2.1.2 Standar Kompetensi Guru


Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
a) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap
subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

6
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

c) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki
subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

7
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.

d) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur
dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator
esensial sebagai berikut:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

2.2 Tugas dan Tanggungjawab Guru


2.2.1 Tugas Guru
Selain sebagai actor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa
fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain :
a. Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran
yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator, ilmu adalah syarat utama.
Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsive terhadap masalah
kekinian yang sanagt menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.Ini berarti bahwa
guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pengajar.

8
b. Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai,
mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran
yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter,
dan menghindari cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilisator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan
mengembangkan bakatnya secara pesat.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan
mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya,
bagaimanapun kelam masalalunya dan bagaimanapun berat tantangannya.
e. Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya, dari mulai
melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan dengan
yayasan, surat instruksi kepala sekolah dan lain- lain.
f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu dibenahi dan
disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru
bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang
diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih obyektif,
meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-
muridnya.
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok
yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission).
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar
logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
- Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui
anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
- Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi
tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas
manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian
tentang diri sendiri.

9
- Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang
baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh
bangsa dan negara lewat UUD.1945.dan.GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis
harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi
seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator
pembangunan tempat di mana ia.bertempat.tinggal.

Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang, pilihan nilai hidup dan praktik-praktik komunikasi. Pengetahuan yang kita
berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya
mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat
anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak
didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia
berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui
gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan
garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-
simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.

Ahmad Tafsir membagi tugas-tugas yang dilaksanakan oleh guru antara lain adalah:

a. Wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.
b. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekankan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
c. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
d. memperkenalkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai keahlian, keterampilan, agar anak didik memilikinya
dengan cepat.
e. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak
didik berjalan dengan baik.
f. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik melalui kesulitan
dalam mengembangkan potensinya
2.2.2 Tanggung Jawab

10
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam
hal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah ditempatnya bertugas, tetapi
juga bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing
untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya
pendidikan di daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas sekolah dan komite
sekolah, karenanya diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya yang disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah yang diberikan.

Guru yang professional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan
melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang
professional hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai
guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Guru
professional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.
Tanggung jawab pribadi yang mandiri Yang mampu memahami dirinya, mengelola
dirinya, menngendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.
Tanggung jawab social diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan social serta
memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tangggung jawab intelektual diwujudkan
melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk penunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui
penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak
menyimpang dari norma agama dan moral.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pendidikan yang harus dimiliki oleh guru dituangkan dalam permendiknas RI nomor 16
tahun 2007 yang disebut dengan standar kualifikasi akademik guru yang dibagi menjadi
dua, yaitu: standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan formal dan standar
kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan khusus.
Standar Profesional Guru Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 dijelaskan bahwa
kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Daoed Yusuf (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok,
yaitu : Tugas Profesional, Tugas Manusiawi, dan Tugas kemasyarakatan. Tanggungjawab
guru bukan hanya sekedar mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah
tempatnya bertugas namun juga bertanggungjawab untuk mengajak masyarakan
disekitarnya masing-masing untuk berpartisipasi dalam memajukan pendidikan
diwilayahnya. Tanggungjawab seorang guru antara lain : Tanggungjawab pribadi,
Tanggungjawab social, Tanggungjawab intelektual, dan Tanggungjawab spiritual dan
moral.

12
DAFTAR PUSTAKA

Satori Djam’an dkk. Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka. 2011


http://fajriamentari.blogspot.com/2012/12/makalah-kompetensi-profesional-guru.html
diakses pada selasa, 16 september 2014 pukul 19.29
http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/2013/05/standar-kompetensi-
guru.html di akses pada hari Jum’at tanggal 19 September 2014 pukul 22.31
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19800
1292005011-ANDIKA_DUTHA_BACHARI/GURU_SEBAGAI_PROFESI.pdf diakses
pada Sabtu, 20 September 2014 Pukul 07.19
http://bumipgsdku.blogspot.com/p/menjadi-guru-professional.html diakses pada Sabtu, 20
September 2014 Pukul 20.04
http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-
seorang-guru-profesional/ diakses pada Sabtu, 20 September 2014 Pukul 20.45

13

Anda mungkin juga menyukai