“BENCH WORK”
DISUSUN OLEH:
JAKARTA
2020
1 1
2
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bench Work ini yang sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga penulis sampaikan berterima kasih pada
Bapak Edo Saputra selaku Instruktur Mata kuliah Pemesinan Dasar “Bench Work” yang
memberikan tugas kepada kami semua.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa itu Bench Work, Teknik Kerja, Peralatan Kerja, Dll. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat
kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan penulis mengucapkankan terima kasih yang
sebesar – besarnya.
2
3
Daftar Isi
COVER……………………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………….……………………………………...……………….2
DAFTAR ISI……………………………….………………………….…………………...……..3
BAB I: PENDAHULUAN……………………….………………………………...……….…… .4
1.1 Latar belakang ……………………..……………………………..……………….…..4
1.2 Rumusan masalah ……………………...………………………….………………….4
1.3 Tujuan …………………………………………………………….…………………..5
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………………….……………..5
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja bangku (benchwork) adalah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan
keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus
dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan.
Kegiatan kerja bangku lebih dititik beratkan pada pembuatan benda kerja dari material logam
dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja
bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan
alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja
bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya.
Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan,
disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin produksi.
4
5
1.3 Tujuan
Tujuan kerja praktek yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a) Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat Bench Work
b) Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat Bench Work
c) Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat Bench Work sesuai dengan standar
d) Mahasiswa dapat merawat alat alat Bench Work sesuai standar
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai olehseseorang dalam mengerjakan
benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan,
dan dilakukandi bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar
mampumenggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja
yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yangditentukan. Hal ini dapat tercapai
jika mahasiswa melakukan pekerjaandengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengerjaan praktek kerja bangku.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah
kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan
yang menggunakan mesin - mesin produksi. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah
kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan
menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada waktu
sekarang Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi,
maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan kesalahan-
kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik.
6
7
7
8
8
9
A. Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh
ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda
kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat.
Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila
batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila
diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.
9
10
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja.
Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus
sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan
pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum
adalah untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir,
benda kerja dapat di jepit lebih tinggi, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang
ragum lebih tinggi Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperi memahat,
menggergaji, mengikir, mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah
mungkin berada di atas rahang ragum.
Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana bentuk pelapis rahang
tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa
dari kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa.
B. Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan bahan benda
kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja yang halus. Bahan
untuk membuat kikir adalah baja karbon tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini
adalah kurang 0,7 sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir
dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.
10
11
Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kikir bergigi
tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong tunggal digunakan untuk
pemotongan benda kerja secara halus. Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara
tepat, tetapi hasil pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi
tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir dengan dua gigi
pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara cepat, tetapi hasil
pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan pendahuluan atau pekerjaan
kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal digunakan untuk pekerjaan akhir
atau finishing.
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini juga mempunyai lima
sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan sangat halus. Kikir sangat kasar
digunakan untuk pemotongan secara cepat sehingga ia digunakan untuk pemotongan
pendahuluan. Kikir kasar digunakan untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan
permukaan benda kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir
dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan
menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan
akhir/finishing di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat diperlukan. Kikir sangat halus
digunakan untuk pekerjaan finishing terutama untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
11
12
12
13
Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan jauh dari tempat yang
berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya mata-mata potong kikir tidak boleh
bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara penyimpanan kikir yang baik adalah dengan
menyimpan secara sejajar dan memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya.
Cara lain dengan menggantungkan kikir di dalam lemari alat.
13
14
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan penguliran
pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya berbentuk tirus dan tidak
mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan mudah masuk ke dalam lubang yang telah
dibuat, tap antara berfungsi untuk pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia
sebagai pemotong kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini
dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah benda kerja
diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan menggunakan tap antara. Yang
ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir
dengan menggunakan tap. Pada tap ini seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan.
Bentuk tap ini adalah bagian pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya adalah
sama.
14
15
E. Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir dalam. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya
merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper agar
dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk
pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan dalam penguliran awal.
Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada
bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit
mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini memiliki baut penyetel
untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan
diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran
standarnya.
15
16
16
17
8. Mur penyetel
9. Rumah sabuk kecepatan
Mesin Bor Tiang
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor
5. Tiang
6. Landasan/bantalan
Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk mencekam benda kerja pada
saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin dicekam, landasan
(blok paralel) sebagai landasan pada pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau
meja mesin turut terbor, pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris,
sarung pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka untuk
melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari sarung pengurang, boring
head untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang tidak tembus, dan mata bor
yang berfungsi sebagai pemotong.
17
18
dan mata bor stelite untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite
ini mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.
-Posisi tangan
18
19
Posisi tangan pekerja terhadap ragum yang digunakan antara 5–8 cm diatas ragum. Sedangkan
posisi tangan kanan pada saat pengikiran memegang handle dan tangan kiri menempel pada
ujung kikir.
-Posisi Kerja
19
20
-Posisi Kaki
A. Telapak kaki kiri berada di depan dan serong 30º terhadap sumbu ragum. Kaki kanan berada
di belakang dan serong 75º terhadap sumbu ragum.
B. Jarak antara tumit kaki kiri dan ibu jari kaki kanan sepanjang kikir yang digunakan.
C. Jarak ibu jari kaki kiri dan ibu jari kaki kanan terhadap sumbu ragum sama dengan lebar
telapak kaki atau sepatu.
20
21
Cara menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda adalah cara pemegangan.
Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji cukup besar, namun untuk pemotongan yang
perlu lurus hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.
LANGKAH PENGGERGAJIAN
1. Membuat Alur
Tinggi mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus
sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji
dengan ibu jari (Gambar a). Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi (Gambar b),
sebelum digergaji benda kerja harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan
awal penggergajian.
21
22
2. Awal Penggergajian
Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º (Gambar dibawah), selanjutnya
gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya makin kecil. (gambar
dibawah) Sudut awal penggergajian.
Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut catok/ragum.
3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah dengan
putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus. Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian
putar kembali ke arah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang
22
23
belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil pemotongan keluar dari
lubang.
5. Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi.
Gambar Pengetapan
1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei hingga benda
kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam. Pemutaran atau
pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali
dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta
memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk
mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan terlebih
dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei.
23
24
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.
Cara mengebor:
1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada tempat pahat gurdi
maka perlu disambung dengan sarung tirus (drill sleeve), apabila masih kurang besar sarung tirus
tersebut disambung lagi dengan sambungan sarung tirus (drill socket).
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak terlalu besar ukurannya
biasanya dicekam dengan ragum meja (table vise) atau ragum putar (swivel vise). Apabila
diinginkan membuat lubang pada posisi menyudut pencekaman bisa menggunakan ragum sudut
(angle vise).
3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan lubang, sebaiknya ragum
diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk
mengikat benda kerja pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu tebal
atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor
dilakukan dengan alat bantu pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
24
25
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman ulir yang akan dibor.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam. Pemutaran tuas penekan
kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan
untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan
beram keluar dari lubang pengeboran.
9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu bor kembali ke
panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan mata bor dan untuk
membantu mengeluarkan beram.
10. Tekan tombol “OFF” jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.
A. Hemat energi.
Dapat dilakukan di mana saja tanpa harus memikirkan sumber listrik atau infrastruktur listrik.
Kurang produktif.
Butuh sumber daya manusia yang terampil untuk menghasilkan produk yang bagus
25
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Praktikum kerja bangku adalah kegiatan yang dilakukan di atas meja atau bangku
kerja dengan mengerjakan benda kerja meliputi proses menggergaji, mengikir
menyetap, menyenei, dan mengebor.
2. Dalam praktikum kerja bangku dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan keuletan agar
tercapainya target waktu yang telah ditentukan.
3. Dalam praktikum kerja bangku mahasiswa harus memahami semua proses yang
dilakukan, mengerti cara memakai alat-alat ukur dan perkakas yang digunakan dalam
pengerjaan benda kerja.
4. Dalam proses praktikum kerja bangku selain keterampilan dalam menggunakan
peralatan tangan, orang-orang yang bergerak pada bidang teknik akan selalu
berhubungan dengan bidang pengukuran. Pada praktik kerja bangku peralatan ukur
yang digunakan harus benar-benar presisi. Guna menghasilkan pengukuran yang
presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, dan cara melakukan
pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik oleh mahasiswa.
3.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca bisa membuka wawasan tentang Bech
Work dan dapat menjadi referensi bahan bacaan Praktik Bench.
Karena praktik Bench Work adalah praktik yang membutuhkan banyak referensi, maka
penulis meminta banyak koreksi, kritik, serta saran. Karena telah terbentuknya laporan ini yang
masih banyak terjadi kesalahan didalamnya
26
27
DAFTAR PUSTAKA
http://hibedami.blogspot.com/2011/04/kerja-bangku-atau-bench-work.html
http://adigarma.blogspot.com/2018/01/kerja-bangku.html
http://ahmadsaefuddin27.blogspot.com/2014/12/apa-itu-kerja-bangku.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/10/kerja-bangku.html
https://www.slideshare.net/maskblack/makalah-teknik-kerja-bangku-dan-pelat
https://nikimriki.wordpress.com/2018/03/17/bench-work-bw/
http://keluargasepuh86.blogspot.com/2017/08/kerja-bangku.html
https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com/2018/08/pengertian-kerja-bangku-dan-
peralatan.html
http://noprian-mesin.blogspot.com/2011/12/kerja-bangku_04.html
https://teknikece.com/kerja-bangku/
27