TUGAS MANUFACTUR
1. CECEP TOMY NUGRAHA
2. AFID FERDIYAN
NPM: 1171015055
NPM: 1171015046
JURUSAN:TEKNIK MESIN
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
..
1
DAFTAR ISI
2
1.1 Mesin Injection Molding
. 3
a. Spesifikasi Mesin
.
3
b. Fungsi Mesin
.
3
c. Peralatan Pelengkap
3
2.2 Molding System
..
4
a. Mold System
. 4
b. Hydrolic System
. 5
c. Control system
. 5
d. Clamping system
. 6
e. Molded System
. 6
3.3 Injection system
..
7
a. Hopper
..
7
b. Barrel
..
7
c. Screw
..
7
d. Nozzle
..
8
4.4 Proses Seting Kondisi
. 8
Injection system
Hidrolic system
Mold system
Clamping system
Control system
a.
SPECIFIKASI MESIN
c.
PERALATAN PELENGKAP
Mold Chiller
Konveyor
Mold system
cavity terpasang pada moving plate dan core serta ejector system
terpasang pada stationary plate.
Two-Plate mold
Mayoritas bagian cetakan terdiri 2 bagian utama yang terbelah
menjadidua,
seperti ditunjukkan gambar di bawah.
Cetakan macam ini digunakan untuk cetakan yang memiliki type gate
yang terletak pada bagian atas atau di sekitar tepi part, dengan runner
terletak pada plat cetakan yang sama seperti cavity.
Three-Plate mold
Three-Plate cetakan adalah type cetakan yang secara khusus digunakan
untuk part-part dengan type gate tidak terletak pada tepi part. Runnernya
terletak diantara dua plat, terpisah dari core dan cavity, sebagai
ditunjukkan di dalam Gambar 5.
Hydraulic system
c.
Control system
d.
Clamping system
e.
Molded system
Suatu system cetakan umumnya terdiri dari sistem delivery dan bentuk
part, seperti ditunjukkan di dalam Gambar 6.
The delivery system
Delivery sytem menyediakan jalan lintasan untuk material plastik yang
telah dicairkan dari nozel mesin ke dalam rongga/cavity ,yang secara
umum meliputi:
a sprue
a main runner
branch runners
gates
a.
Compressing (Pemadatan)
Degassing (Pembatasan)
Melting (Pelelehan)
Injection (Penyuntikan)
Cooling (Pendinginan)
Hopper
8
Barrel
Barrel pada mesin injection molding adalah bagian yang tidak
terpisahkan dengan screw .Unit ini terdiri dari beberapa band heater
dengan menggunakan daya electric.
c.
-
Screw
Fungsi dari screw adalah digunakan untuk memadatkan,melelehkan
dan mengalirkan material.Screw terdiri dari 3 zona yaitu:
Feeding Zone
Compressing Zone
Metering Zone
d.
10
Test
Generic
MFR
Test
Temp
Name
g/10mi Load
.
n
kg
C
Melt Temperature
(C/F)
Min.
Rec.
Max.
11
Mold Temperature
(C/F)
Min.
Rec.
Max.
Ejection Temp.
(C/F)
Recommended
ABS
35
10
220
88/190
PA 12
95
275
135/275
PA 6
110
275
133/271
PA 66
100
275
158/316
PBT
35
2.16 250
125/257
PC
20
1.2
300
127/261
PC|ABS
12
240
117/243
PC|PBT
46
275
125/257
PE-HD
15
2.16 190
100/212
PE-LD
10
2.16 190
80/176
PEI
15
5.00 340
191/376
PET
27
290
150/302
PETG
23
260
PMMA
10
3.8
230
85/185
POM
20
2.16 190
118/244
PP
20
2.16 230
93/199
PPE|
PPO
40
10
265
128/262
PS
15
200
80/176
PVC
50
10
200
75/167
12
15/60
30/86
59/137
SAN
30
10
220
85/185
Step 3
Set the switch-over position
switch-over position adalah posisi di mana inj ram pada proses injection
berada pada posisi perpindahan dari proses filling ke proses holding.
Jarak cushion adalah jarak dari posisi switch over position dengan posisi
pencapaian terjauh screw.Lihat Gambar 3. Sehingga posisi switch over
menentukan jarak chusion.Biasanya jarak chusion adalah sekitar 5
samopai 10 mm
Step 4
Set the screw rotation speed
Tentukan kecepatan putar screw sesuai dengan kebutuhan pelelehan
material plastic.Proses placticizing sebaiknya tidak lebih lama dari cycle
time.Jika terjadi demikian maka naikkan kecepata putar screw.Kecepatan
putar screw idealnya akan membuat plastizing selesai pada titik yang
paling lambat masih dalam waktu cycle time tanpa memperpanjang
waktu cycle time itu. Produsen resin biasanya menyediakan setingan
perputaran screw untuk jenis material yang spesifik.
Step 5
Set the back pressure
Di rekomendasikan menentukan back press pada point 5 sampai 10 Mpa.
Back press yang terlalu rendah dapat mengakibatkan part dalam kondisi
yang tidak stabil.Meningkatnya back press akan meningkatkan kontribusi
pergeseran suhu leleh dan mempercepat waktu pelelehan.
Gunakan back press yang lebih tinggi untuk mencapai suatu shot size
dimana shot size tersebut prosentasenya lebih besar dari kapasitas mesin,
dalam rangka mempercepat pelelehan. Gunakanlah back press lebih
13
rendah untuk shot size yang lebih kecil dari kapasitas mesin sebab
material akan tinggal di dalam barrel yang lebih panjang untuk
melewatinya sebelum material itu menjangkau kepala screw.
Step 6
Set the injection pressure to the machine maximum
Inject pressure adalah tekanan yang diberikan pada material yang telah
meleleh di depan sekrup. Pada saat setting mesin, tetapkan tekanan
injeksi pada tekanan maksimum mesin. Tujuan adalah dengan
sepenuhnya memanfaatkan percepatan injection mesin, yang ini tidak
akan terjadi kerusakan pada cetakan karena switch over position telah
disetting dan pressure hold masih belum diaktifkan.
Step 7
Set the holding pressure at 0 MPa
Pada saat pertama kali setting mesin set holding pressure pada posisi 0
Mpa sehingga screw akan stop ketika mencapai switch over position yang
ini bertujuan mencegah kerusakan mold atau kelebihan pressure.
Pada proses step ke 17 presure holding akan dinaikkan ketika finishing
setting.
Step 8
Set the injection velocity to the machine maximum
Dengan percepatan injection yang paling tinggi, kamu dapat memperkecil
flow resistency,memperpanjang jangkauan aliran material, dan
memperkecil kemungkinan weld line.
Hal hal yang perlu diperhatikan:
Gas vent yang tidak cukup akan menyebabkan tekanan udara terjerat di
dalam cavity. Ini mengakibatkan temperatur sangat tinggi dan tekanan di
dalam cavity, menyebabkan burn mark, penurunan kualitas material, dan
shot short. Kamu perlu mendisain suatu gas vent sistem untuk
menghindari atau memperkecil cacat disebabkan oleh udara terperangkap
di dalam cetakan.
Step 9
Set the holding time
Pengaturan hold time yang ideal adalah sampai kondisi gate mengeras
atau kondisi part yang mulai mengeras atau yang mana saja lebih
pendek.
Step 10
Set ample remaining cooling time
14
Step 15
Set the ejector stroke, start position, and velocity
Cek kondisi slider dan pastikan dalam kondisi bebas/aman.Setinglah
panjang ejector pada posisi maximum dari panjang core.
Step 16
Set the injection volume to 99% mold filled
Ketika proses telah berjalan stabil(ketika part tercetak sama pada setiap
shotnya).Setinglah switch over position pada posisi 99% sehingga cetakan
terisi semua.
Step 17
Increase the holding pressure in steps
Naikkan holding pressure pada setiap stepnya,kurang lebih 10 Mpa.Jika
pada step pertama cetakan tidak terisi sepenuhnya maka naikkan shot
sizenya.
Step 18
Minimize the holding time
Cara tercepat untuk menemukan minimum holding time adalah dengan
mensetting holding time lebih lama kemudian kurangilah holding time
sampai muncul sink mark(hike).
Jika kekonsistenan dimensi part sangat penting, gunakan penentuan yang
lebih akurat dalam penentuan holding time. Dari kurva dibawah ini
dengan membandingkan holding time dengan penentuan ketika gate atau
part mulai mengeras. Sebagai contoh, Gambar 7 ditunjukan bahwa
apabila pressure hold tidak mempengaruhi berat part setelah sembilan
detik. Ini adalah hold time minimum yang diinginkan.
16
Step 19
Minimize the remaining cooling time
Kurangi waktu pendinginan (cooling time)sampai pada titik maximum
temperature pada permukaan part,dimana temperature maximum yang
dicapai pada permukaan part tidak menyebabkan perubahan bentuk.
17