Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN THREE PLATE MOLD

TUTUP BOTOL MEDITOL 250 ML


DI CV. WAFIQ MITRA TEKNIK
Dadan Heryada Wigenaputra, Haerul Atamimi
Teknik Perancangan Manufaktur
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
dadanheryada@polman-bandung.ac.id , atamimi.de@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan industri manufaktur saat ini sangat pesat. Banyak perusahaan manufaktur yang berusaha
untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Salah satu perusahaan manufaktur tersebut adalah CV. Wafiq Mitra
Teknik, yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang mold, dies (presstool), dan fixture. CV. Wafiq Mitra
Teknik sendiri memiliki kostumer yang cukup banyak dan juga skala usaha yang cukup besar. Salah satu
kustomernya adalah PT. Carrefour Indonesia yang memiliki pesanan kepada CV. Wafiq Mitra Teknik berupa produk
tutup botol pada botol sabun anti septik meditol 250 ml. Meditol sebetulnya merek baru di masyarakat sebagai
kemasan sabun anti septik dan PT. Carrefour Indonesia hanya mengadopsi dari merek kemasan anti septik lainnya
yang cukup terkenal yaitu dettol. Produk tutup botol meditol ini berfungsi sebagai penutup botol meditol itu sendiri
dan sebagai segel awal pada botol. Permasalah yang ada pada produk diangkat menjadi tema karya tulis ini adalah
memodifikasi mold yang sudah ada, yaitu menambah jumlah kaviti dari 4 buah menjadi 6 buah, merubah sistem
bukaan slider yang masih mengandalkan pegas dengan memakai angular pin, dan mengganti sistem ejeksi menjadi
double ejector dimana sebelumnya hanya single ejektor saja. Kontruksi yang dirancang tentunya harus dapat
memenuhi fungsi dari mekanisme cetakan yaitu menyalurkan plastik ke dalam kaviti, mencetak plastik menjadi
produk yang diinginkan, mendinginkan produk, dan mengeluarkan produk dari cetakan sehingga menghasilkan
produk sesuai dengan tuntutan yang diingiinkan.
Kata kunci : tutup botol meditol, double ejektor, angular pin.

BAB I PENDAHULUAN

dan kontruksi yang dirancang tidak


menimbulkan masalah kemacetan
pembukaan pada blok slidernya,
b. Perancangan mold yang dibuat
disesuaikan dengan kapasitas mesin
injeksi yang ada,saat ini yaitu Mesin
Injeksi Yan Hing SP120A
c. Memodifikasi rancangan mold dari 4
cavity menjadi 6 cavity,dengan tujuan
meningkatkan produktivitas.
1.3 Ruang Lingkup Bahasan
a. Menentukan
tahapan
perancangan
berdasarkan
referensi
metode
perancangan yang digunakan dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan,
b. Melakukan analisa, perhitungan dan
perancangan pada setiap tahapan
perancangan yang ditentukan,
c. Membuat simulasi pengisian material
plastik, kondisi pendinginan, shink
mark, dan sebagainya,
d. Melakukan kontrol mesin injeksi.

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Carrefour Indonesia yang


memiliki pesanan kepada CV. Wafiq Mitra Teknik
berupa produk tutup botol pada botol sabun anti
septik meditol 250 ml (gambar 1.1). Meditol
sebetulnya merek baru di masyarakat sebagai
kemasan sabun anti septik dan PT. Carrefour
Indonesia hanya mengadopsi dari merek kemasan
anti septik lainnya yang cukup terkenal yaitu
dettol. Produk tutup botol meditol (gambar 1.2) ini
berfungsi sebagai penutup botol meditol itu sendiri
dan sebagai segel awal pada botol. Produk tutup
botol meditol ini sendiri dipesan pada awalnya
dengan jumlah 50.000 produk/bulan dengan
jumlah kaviti sebanyak 4 buah dan menggunakan
mesin injeksi Yan Hing SP120A, hanya saja
pemesan menginginkan peningkatan jumlah
produk menjadi 80.000 produk/bulan. Produk
tutup botol ini terdapat beberapa tuntutan yaitu
pertama bahannya memakai PP, pada bagian
lubang dalam terdapat bentukan ulir (gambar 1.2a)
dimana dimensinya harus sesuai dengan BAB II LANDASAN TEORI
pasangannya, maka untuk mengeluarkannya
2.1 Pengertian Injection Molding
terdapat kontruksi yang harus dipaksa. bagian pada
Injection Mold adalah salah satu alat
bawah produk tersebut terdapat bagian yang
pembentukan material yang banyak digunakan
membentuk jaring-jaring kecil atau disebut juga
untuk menghasilkan produk-produk plastik
Bridge (gambar 1.2b) yang tidak boleh putus, dari
biasanya dalam jenis thermoplastic dengan cara
penampilan luar kontur permukaan keliling terluar
menyuntikkan cairan plastik yang panas kedalam
produk (gambar 1.2c) harus bergerigi (ribs), dan
cetakan (mold) dari mesin injeksi ke dalam
tidak terdapat flashing pada bukaan slider.
ronggacetak melalui sprue,runner,gate, dan cavity.
2.1.1
Jenis-jenis Injection Mold
o Cetakan Berslider

Cetakan berslider dirancang untuk


menghasilkan produk yang memiliki
lubang atau bentukan tertentu, yang inti
cetaknya harus dikeluarkan dari arah
samping pada bukaan utamanya. Prinsip
dasar cetakan berslider sama dengan
cetakan dua pelat, tetapi memiliki
mekanisme yang dapat menggerakan
dudukan inti pada arah transversal dari
gerakan utamanya.

Gambar 1.1 botol sabun antiseptik meditol 250 ml


Gambar 1.3a
ulir

Mekanisme
cetakan
slider
dilakukan dengan beberapa cara

Gambar 1.3b
bridge

dapat

1.

Gambar 1.3c Ribs

Gambar 1.3 Produk Tutup botol Meditol

1.2 Rumusan Masalah


a. Merancang mold untuk produk tutup
botol meditol agar produk yang keluar
tidak ada yang cacat berupa flashing

Angular pin (pena miring) (gambar


2.1)
2. Finger cam
3. Hydraulic atau Pneumatic
Three Plate Mold
Three plate mold (gambar
mempunyai karakteristik tersendiri
antara runner dan produk
dipisahkan secara langsung ketika

2.2)
yaitu
dapat
mold

di buka, sehingga runner dapat langsung


terlepas dari produk tanpa adanya proses
tambahan setelah produk di injeksi.
2.2. Perencanaan Perancangan
2.2.1
Metoda Perancangan
Metoda perancangan berfungsi untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan
perancangan secara sistematis sehingga
diperoleh hasil rancangan yang optimal.
Tahapan perancangan Three Plate Mold
Tutup Botol Meditol 250 ml ini merupakan
penggabungan dari beberapa metoda
perancangan. Metoda perancangan yang
secara umum dipakai adalah metode dari
VDI 2222 (Verein Deutsche Ingenieuer)
yang akan digabungkan dengan metoda
perancangan cetakan plastik menurut
Menges/Mohren di dalam bukunya How To
Make Injection Mold dan metoda
perancangan Gastrow.
2.2.2
Data Tuntutan Produk
Data produk berasal dari konsumen,
data ini dapat berupa gambar produk baik
2D maupun 3D ataupun berupa contoh
produk. Beberapa hal yang dilakukan dalam
analisa data produk adalah fungsi produk,
bentuk produk,
material plastik,
ukuran produk, dan tuntutan dari
konsumen.
2.2.3
Penyusutan (Shrinkage)
Penyusutan
(shrinkage)
adalah
pengecilan dimensi aktual produk dari
dimensi pada rongga cetak. Dimensi kaviti
dan inti diperbesar dan disesuaikan dengan
besarnya penyusutan. Dimensi kaviti dan
inti dapat dihitung dengan rumus:
DShr= (100%+S%)xDn
DShr
: Dimesi cavity dan core
Dn
: Dimensi Produk
S
:Nilai penyusutan material
plastik
2.2.4
Parting Line
Parting line adalah garis pemisah
yang memisahkan pelat kaviti atas dengan
pelat kaviti bawah saat proses bukaan
sehingga membebaskan produk dari
cetakannya. Parting line ini berupa garis
menyerupai rambut disekelililng produk.
2.2.5

Bentuk Produk
Snap adalah bentukan produk plastik
yang berfungsi untuk mengunci/mengait,
digunakan juga part untuk part yang
berpasangan. Prinsip snap mold adalah
dimana snap akan bisa terlepas ketika di
eject dari mold jika ada runag gerak untuk
membebaskan
gerak
undercut
(elastis)/snap.
Perhitungan untuk tinggi snap :

Perhitungan tinggi snap undercut


Hperm=

2
l 2 x perm
x
3
100
h

Hperm = Dmax-Dmin
Hperm = Tinggi maksimal snap yang
diijinkan (mm)
Dmax = diameter maksimal snap
undercut (mm)
Dmin
= diameter minimal snap
undercut (mm)
perm = elongation permission
2.2.6. Jumlah Kaviti
o Berdasarkan gaya cekam mesin

N 1=
N1
P
F
Ap
Ar

F
Ar

( P . Ap) Ap

= Jumlah kaviti
= Tekanan injeksi (N/cm2)
= Gaya cekam (N)
= Luas proyeksi produk (cm2)
= Luas proyeksi runner (cm2)

Berdasarkan kapasitas injeksi

Sv
(Vp+Vr)

N 2=

N2 = Jumlah kaviti
Sv = Maks. Kapasitas injeksi (cm3)
Vp = Volume produk (cm3)
Vr = Volume runner (cm3)

Berdasarkan kapasitas alir mesin

tc x Q
(Vp+Vr )

N 3=

N3 = Jumlah kaviti
Q = Maks. Kapasitas alir (cm3/s)
CT = Cycle Time (s)

N 4=

Berdasarkan kapasitas plasticizing

tc x R
(Vp+ Vr ) .

N4 = Jumlah kaviti
R = Maks kapasitas plasticizing (kg/jam)
CT = Cycle Time (s)
= Berat jenis plastik (Kg/cm3)

2.2.7. Layout Kaviti


Untuk cetakan yang memiliki kaviti
lebih dari satu maka diperlukan pengaturan tata
letak (layout) kaviti. Layout kaviti adalah
pengaturan posisi setiap kaviti agar sedekat
mungkin dengan titik pusat cetakan.

Gambar 2.1 Gaya- gaya pada Angular Pin

2.2.8. Runner
Runner adalah saluran yang mengalirkan
cairan plastik dari sprue ke rongga cetak
melalui gate. Bentuk runner dan dimensi
runner diperhitungkan untuk memudahkan
proses pembuatan, meminimalisasi plastik
yang terbuang, meminimalisasi kehilangan
panas (heat loss), menghindari penurunan
tekanan (pressure drop) yang terlalu besar.

Perhitungan
dapat
dimulai
dengan
menghitung gaya berat (Fw), gaya gesek (Fg),
gaya release (Fc), gaya resultan (Fr). Untuk
mengontrol angular pin diperlukan gaya tegak
lurus terhadap angular pin, atau disebut juga
gaya normal (Fn). Setelah didapatkan Fn,
kontrol diameter pena dengan menggunakan

2.2.7

persamaan ini

Gate

Gate adalah saluran yang menghubungkan


antara runner dan rongga cetak sebagai tempat
mengalirnya cairan plastik.
Pin point gate adalah gate yang
ditempatkan dibagian puncak luar produk, dan
bekas patahannya berupa lingkaran kecil dan
umumnya digunakan pada three plate mold.
Sistem Penyentak
Sistem
penyentak
atau
ejeksi
digunakan setelah produk didinginkan dan
cetakan terbuka.
Double ejector merupakan salah satu
sistem ejeksi gabungan dengan beberapa jenis
ejektor yang digunakan untuk beberapa produk
yang tidak cukup hanya dengan satu single
ejector saja karena ada bagian pada bentuk
produk yang membutuhkan ejektor lebih dari
satu, tetapi menyentak produk secara
bersamaan.

pena=

4 x Fn
x g

dengan tegangan ijin yang diijinkan. Untuk


kondisi mold saat terbuka, seperti contoh
gambar di bawah.

2.2.8

2.2.9

Sistem Pendinginan

Temperatur plastik pada saat ejeksi harus


lebih rendah dari temperatur pada saat injeksi
tetapi tidak benar-benar dingin. Mekanisme
pendinginan diperlukan untuk mendinginkan
produk dan menjaga suhu cetakan agar tetap
berada pada temperatur kerjanya.
2.2.10

Perencanaan Pena Miring

Pena miring/Angular pin dipakai dalam


cetakan injeksi plastik pada konstruksi slider.
Gaya-gaya yang berpengaruh terhadap
kekuatan angular pin ditimbulkan oleh
kekuatan pencekaman plastik, berat slider, dan
gesekan
yang
terjadi
pada
saat
membuka/melepaskan bagian slider yang
tercekam plastik. Selain gaya yang terjadi pada
saat slider mulai menutup (gambar 2.1),
terdapat pula gaya yang terjadi pada angular
pin ketika slider membuka (gambar 2.2).
Kontrol kekuatan angular pin ini dilakukan
berdasarkan tegangan bengkok yang terjadi.

Gambar 2.2 Gaya pada Angular Pin ketika mold


terbuka

Sama halnya dengan kondisi mold tertutup,


hanya saja setelah perhitungan (Fw, Fg, Fr )
selesai dilakukan. Kemudian dicari tegangan
bengkok yang terjadi pada
angular
pin.Tegangan bengkok ini harus lebih kecil dari
tegangan izin material angular pin, maka dapat
dilakukan perhitungan dan dicocokkan dengan
standar dimensi angular pin yang tersedia

iz b ,dimana
iz

Mb
Mb
=
Wb .d pena 3 / 32

2.2.11 Venting
Pada saat cetakan tertutup dan siap
untuk melakukan proses injeksi maka
akan ada udara yang terjebak di dalam
rongga cetak, kemudian udara tersebut
terdorong oleh material plastik yang
diinjeksikan. Untuk menghindari hal
tersebut diperlukan saluran pembuangan
udara yang disebut venting.
BAB III PERANCANGAN THREE PLATE MOLD
TUTUP BOTOL MEDITOL 250 ML
3.1. Metoda Perancangan Three Plate Mold Tutup
Botol Meditol 250 ml
Tahapan perancangan Three Plate Mold Tutup
Botol Meditol 250 ml ini merupakan
penggabungan dari beberapa metoda perancangan.
Metoda perancangan yang secara umum dipakai
adalah metode dari VDI 2222 (Verein Deutsche
Ingenieuer), Menges/Mohren di dalam bukunya
How To Make Injection Mold, dan metoda

perancangan Gastrow. Tahapan perancangan


terdiri atas tahap merencana, mengkonsep,
merancang dan tahapan
penyelesaian. Dari
metode-metode perancangan tersebut akan
digabungkan menjadi sebuah metode perancangan
yang disesuaikan dengan perancangan Three Plate
Mold Tutup Botol Meditol 250.
3.2. Identifikasi Produk
Identifikasi produk dalam perancangan three
plate mold tutup botol meditol 250 ml dilakukan
dengan pengamatan pada contoh produk yang
diberikan oleh PT. Carrefour Indonesia dan
diserahkan kepada CV. Wafiq Mitra Teknik sebagai
berikut
3.2.1. Fungsi Produk
Fungsi dari produk tutup botol adalah
sebagai penutup pada botol sabun antiseptik
meditol dengan kapasitas 250 ml agar cairan
sabun yang ada di dalamnya tidak tumpah dan
juga berfungsi sebagai segel awal pada botol
tersebut.
3.2.2. Bentuk Produk
Hasil dari pengamatan terhadap
bentuk produk tutup botol meditol ini (Gambar
3.1) yaitu terdapat beberapa bentukan yaitu
pertama ukuran terluar produk adalah 34
x 35.6, berat 4.25 gr, ketebalan produk
dominan 1.2 mm dengan draft angle sebesar 10.
Pada bagian lubang dalam terdapat bentukan
ulir, bridge ,cap seal, dan penampilan luar
kontur permukaan keliling terluar produk
berbentuk bergerigi (Ribs). posisi gate terletak
pada center bagian atas produk dengan jenis
pin point gate (Gambar 3.2).
cap seal
ulir
bridge

snap

Gambar 3.1 bagian dalam pada produk tutup botol


meditol dalam potongan
Posisi
gate

ribs

Gambar 3.2 letak gate pada produk

3.2.3.

3.2.4.

Material Produk
Material produk yang digunakan
sesuai dengan tuntutan customer yaitu
menggunakan jenis PP (Polypropylene).
Jumlah Produk
Permintaan jumlah produk tutup botol
meditol berdasarkan daftar tuntutan adalah

3.2.5.

sebanyak 80.000 pcs/bulan. Peningkatan


produk dilakukan karena produk akan di order
oleh Toserba Carrefour yang ada di kota
Bandung.
Gambar Produk
Pembuatan gambar produk (gambar
3.3) dibuat berdasarkan pada pengukuran
sampel produk dan pembuatan gambar 3D dan
gambar produk yang dibuat bertujuan untuk
memperjelas bentukan produk juga sebagai
simulasi agar terlihat cetakan injeksinya.

Gambar 3.3 Gambar produk dan 3D tutup botol


meditol

3.3. Mesin Injeksi


Mesin Injeksi yang akan digunakan adalah
berdasarkan Mesin injeksi yang ada di CV. Wafiq
Mitra Teknik untuk sementara yaitu Mesin YAN
HING SP120A, dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Clamping Force : 120 Ton
Distance Between Tie Bar : 420x420
Open daylight Maximum : 770 mm
Min-Max Mold Height : 127-410 mm
Injection Pressure : 1592 Kgf/cm2
3.4. Daftar Tuntutan
Daftar tuntutan dibuat agar bertujuan untuk
sebagai acuan seorang perancang dalam membuat
konsep rancangan yang sesuai dengan keinginan
konsumen dan perusahaan yang bersangkutan.
3.5. Analisis masalah pada mold tutup botol meditol
250 ml yang lama
Ada beberapa analisis yang terdapat pada mold
yaitu :
1. Mold untuk produk tutup botol yang
terdapat di CV. Wafiq Mitra Teknik
memakai jenis three plate mold dan
memakai sistem slider. Pada sistem
slidernya komponen penggerak dan
sekaligus penahan blok slider adalah
blok baji sehingga dari setiap blok
slider terdapat satu buah blok baji
dengan sepanjang blok slidernya
sendiri.
2. pada bukaan slider terdapat pegas yang
berfungsi sebagai pembuka slider dan
jumlahnya sebanyak empat buah yang
terletak pada Blok slider itu sendiri.
Pemilihan pegas dengan fungsi yang
sudah disebutkan tadi karena ingin
membuat kontruksi pembuka blok
slider dengan sederhana,

3.

terdapat satu jenis sistem ejektor


menggunakan disk ejector yang
berfungsi sebagai penyentak produk,
dan
4. terdapat empat buah cavity dan empat
buah core pada mold dengan layout
sejajar secara vertikal
3.6. Hasil analisis masalah pada mold tutup botol
meditol 250 ml yang lama
Dari analisa di atas dengan berdasarkan hasil
pengamatan dan keluhan dari pihak CV. Wafiq
Mitra Teknik, pada mold yang lama ini terdapat
beberapa kekurangan, setelah dianalisa kekurangankekurangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. diperlukan penggerak blok slider dengan
menggunakan pena miring ataupun angular
cam,
2. diperlukan
pembuka
slider
dengan
menggunakan semacam pena miring atau
angular cam,
3. diperlukan dua jenis ejektor atau ejektor ganda
(double ejector) juga dengan satu langkah
ejektor (one stage ejector), dan
4. jumlah cavity sebanyak empat buah untuk
jumlah pesanan 50.000 pcs/bulan menjadi
enam buah dikarenakan tuntutan produktivitas
yaitu 80.000 pcs/bulan, maka akan dilakukan
perancangan mold yang baru.
3.7. Parting Line
Penentuan parting line pada produk tutup botol
meditol 250 ml yaitu berdasarkan pada hasil
pengamatan jejak parting line yang terlihat pada
produk. Parting line terletak diujung, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini (Gambar 3.4).

dari distance between tie bars dari Mesin YAN


HING SP120A, maka moldbase yang digunakan
pada three plate mold ini adalah standar FUTABA
4045.
3.10.
Layout Runner
Perancangan layout runner diperlukan agar
proses pengisian cetakan produk tutup botol
meditol merata pada setiap kaviti dengan tekanan
yang relatif sama. Karena jumlah kaviti adalah
enam buah maka penentuan layout runner cukup
sulit untuk menemukan yang balance, karena pasti
ada yang ganjil dalam saluran runnernya.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 72%
3.11.
Gate
Gate pada produk tutup botol meditol ini
terletak pada bagian atas di center produk (gambar
3.5) dan disimulasikan dengan bantuan plastic
advisor, sehingga pada hasil simulasi posisi gate
yang paling baik untuk produk tutup botol adalah di
bagian atas di center produk, maka jenis gate yang
digunakan adalah pin point gate dengan dimensi
pin point gate (gambar 3.6)

Gambar 3.5 letak gate dengan simulasi plastic advisor


(filling time)

Gambar 3.4 Letak Parting Line pada produk

3.8. Layout Kaviti dan posisi slider


Karena pada kasus ini kaviti berjumlah enam buah
dan membutuhkan layout kaviti yang dapat
menentukan posisi blok slider dari jumlah bukaan
slider maupun ukurannya pada mold.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 2 dengan
nilai 80%.
3.9. Moldbase
Penentuan
moldbase
yang
digunakan
berdasarkan layout kaviti terpilih dan memenuhi

gambar 3.6 pin point gate

3.12.

Kontruksi inti dan kaviti


Pada kasus ini produk memiliki bentuk ulir
pada bagian dalamnya dan adanya cap seal di
dalam
produk,
sehingga
harus
mempertimbangkan bentukan pada core dan
kaviti, dan untuk pembentukan bagian cap seal
didalam produk memiliki kemungkinan
dibentuk oleh semacam core pin dan insert
sleeve core.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif
terbaik berdasarkan pada aspek teknis dan
ekonomisnya, dan alternatif yang terpilih
adalah no. 1 dengan nilai 93%

3.13.

Kontruksi slider
pada kasus produk tutup botol meditol ini
terdapat bentukan bridge pada produk seperti
jaring-jaring
dimana
tidak
memungkinkan
pembentukan arah bukaan mold yang biasa, maka
dengan itu diperlukan kontruksi slider untuk bisa
membentuk bridge tersebut.

Alt 1
Alt 2
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 82%
3.14.
Kontruksi bridge slider
bridge merupakan bentukan jaring-jaring pada
tutup botol yang berfungsi sebagai segel awal pada
produk dan memutuskan antara tutup botol dengan
bagian bawahnya, tetapi bridge tidak boleh putus
saat proses injeksi di mold. Pada kasus ini, bridge
memerlukan bantuan pembentukan dari slider dan
juga dipastikan tidak boleh putus saat bridge di
ejeksi.

Alt 1

Alt 2

Blok slider merupakan pembentuk bagian


bridge pada produk, dengan adanya bridge pada
blok slider maka dibutuhkan pendingin untuk
menjaga suhu blok slider sendiri maupun produk.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no.1 dengan nilai
77.5%
3.17.
Layout Pendingin pada Core
Prinsipnya pendinginan juga diperlukan pada
core, karena produk tidak cukup hanya didinginkan
pada kaviti dan blok slider untuk kasus ini,
walaupun pada kasus ini bagian cap seal pada
produk dibentuk oleh core pin yang berada didalam
insert core, dan ternyata memungkinkan adanya
pendingin, sehingga produk dapat didinginkan
secara maksimal.
Keputusan:
dan alternatif yang
terpilih adalah no. 2
dengan nilai 84.5%
Alt 1

Alt 3

Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik


berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 2 dengan
nilai 81.5%
3.15.
Layout Pendingin pada kaviti
Karena pada kasus ini kaviti tidak dibuat
langsung pada pelat kaviti, tetapi dibuat dengan
insert kaviti, sehingga perlu pertimbangan dalam
menentukan saluran pendinginan pada insert-insert
tersebut.

Alt 1
Alt 2
Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 82%
3.16.
Layout Pendingin pada blok slider

Alt 2

Alt 3
3.18.

Kontruksi Sistem Penyentak


Pada kasus ini produk tutup botol meditol
memiliki kondisi dimana terdapat ulir dan bridge.
karena ulir harus di ejeksi dengan paksa, maka
apabila ulir telah di ejeksi timbul masalah apabila
hanya memakai single ejektor saja karena adanya
kemungkinan bridge pada produk putus/rusak,
sehingga diperlukan double ejektor pada kasus ini,
yaitu didapatkan ejeksi untuk ulir menggunakan
core pin dan pada ujung permukaan produk yang
dekat dengan bridge memakai stripper plate.

Alt 1

Alt 2

Alt 3

Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik


berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 72%
3.19.
Kontruksi Parting Lock
Parting lock berfungsi untuk menarik pelat
floating pada three plate mold saat mold terbuka
dan memastikan pelat floating tidak membuka
untuk terlebih dulu.

Venting merupakan saluran pengeluaran dari


udara yang terjebak pada produk saat proses injeksi
terjadi. Pembuatan venting mengikuti dimensi
standar berdasarkan dengan jenis material produk
yaitu PP (Propylene) sehingga material tersebut
tidak dapat melewati saluran venting.

Alt 1
Alt 1

Alt 2

Alt 3
Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik
berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 72.5%
3.20.
Venting

Alt 2

Alt 3

Keputusan : kemudian dipilihlah alternatif terbaik


berdasarkan pada aspek teknis dan ekonomisnya,
dan alternatif yang terpilih adalah no. 1 dengan
nilai 89%
3.21.
Tahap Merancang
3.21.1
Gambar Pra Desain
Gambar Pra desain (gambar 3.7)
adalah penggabungan alternatif-alternatif
terpilih pada setiap fungsi bagian, kemudian
digabunggkan menjadi suatu rancangan mold
yang utuh (sesuai fungsi)

3.21.2
Gambar Final Desain
3.21.3
Gambar final desain (gambar 3.8) merupakan rancangan akhir yaitu gambar pra desain yang
sudah optimal. Rancangan akhir dibuat setelah dilakukan proses perhitungan dan analisis.

Gambar 3.8 Gambar Draft Final

BAB
IV
PERHITUNGAN ANALISIS DAN
DISKUSI
4.1. Perhitungan Dimensi Core dan Cavity
Perancangan dimensi inti dan kaviti dihitung
menggunakan penyusutan linear.

Dshr = dimensi shrinkage


Dn= dimensi normal
4.2. Perhitungan Tinngi Snap

Dshr = 101.5% x Dn
Dshr = 1.015 x Dn

Hperm=

2
2
l x perm
x
3
100
h

Hperm = 1,87 mm Dmax dan Dmin dari produk


1,87 30,92-29,79
1,87 1,13 aman
4.2. Dimensi Runner dan Gate
4.2.1
Dimesi Runner
o Tersier Runner
Dtr = 2 mm
o

N 1=

Primary Runner

Dimensi Gate
Dimensi gate (gambar 4.1) mengacu
pada
standar
(sumber
:
Rees,Herbert.2002.Mold Engineering 2nd
edition.New York : Hanser Publisher)

Berdasarkan kapasitas injeksi

N 2=
o

Sv
= 43,97 cavity
(Vp+Vr)

Berdasarkan kapasitas alir mesin

N 3=

Dpr = 5.14 mm
4.2.2

F
Ar

( P . Ap) Ap

22,31 cavity

Secondary Runner
Dsr = 3.24 mm

= 410 mm 410 mm ( mold


height maximum )
4.6. Kontrol Jumlah Kaviti
o Berdasarkan gaya cekam mesin

tc x Q
(Vp+Vr )

875 cavity

Berdasarkan kapasitas plasticizing

N 4=

tc x R
(Vp+ Vr ) .

156,45 cavity

4.7. Perhitungan Waktu Pendinginan


Data- data sesuai dengan tabel Temperatur
Leleh dan Nilai Thermal Bahan

s2
8 T T W
ln 2 M
2
T E T W
()

t c=

1,2
8 300 90
ln 2
2
0
0
( 0,067 )
100 90

Gambar 4.1 dimensi gate

4.3. Panjang Langkah Bukaan


Berdasarkan konsep perancangan pada
bab sebelumnya, didapat mold height pada mold
yang dirancang yaitu 410 mm dan panjang langkah
bukaan 717 mm. Berikut data mesin yang
diperlukan untuk menetukan bukaan mold.
1. Maximum mold height
: 410 mm
2. Max daylight opening
: 770 mm
4.4. Kontrol Mesin Injeksi
4.4.1 Perhitungan Tekanan Injeksi
Psf
= fs x Lp
= 113,2 Bar 115 Bar
4.4.2 Perhitungan Gaya Cekam
Demag 1(Faktor Tebal Dinding a)
= 6,2 Ton
Demag 2 (Faktor Tebal Dinding b)
= 7 Ton
Demag 3 (Faktor Viskositas)
= 6,2 Ton
Berdasarkan perhitungan diambil gaya
cekam terbesar yaitu 7 ton, maka mesin
yang dipilih adalah mesin yang memiliki
gaya cekam > 7 Ton.
4.5. Kontrol Dimensi Mold
Lebar mold= 400 mm x450 mm < 420 mm x420
mm ( distance between tie bars )
Tebal mold= 410 mm > 127 mm ( mold height
minimum )

t c=

= 6,17 detik
Jadi waktu pendinginan produk tutup botol
meditol adalah 6,17 detik = 7 detik.
4.8. Perhtiungan Cycle Time
Cycle time = mold closing time + injection
time+holding time + cooling time + mold
opening time + ejection time
Maka, Cycle time = 35 detik
Target produksi adalah 80.000 pcs/bulan
1 shift kerja = 8 jam
20 hari kerja/bulan = 98.743 pcs/bulan. Maka
dalam 1 shift kerja target produksi telah tercapai.
4.9. Perhitungan Pegas Return Pin
o Volume plat yang didorong oleh pegas
Vtot= 13.913.739,1 mm3
o Beban yang diterima oleh pegas
Ftot = F berat + Fges
Ftot = 1201,45 N
Ftot = 1201,45 N/4 = 300,36 N
Konstruksi cetakan menggunakan 4 pegas
return pin, sehingga gaya minimal yang
dibutuhkan pada pegas adalah 300,36 N.
o Defleksi pegas
Defleksi minimal = 55 mm
Sehingga gaya pegas setiap pemendekan
satu milimeternya adalah :

Defleksi = F/mm = 5,46 N/mm


Pemilihan pegas
Berdasarkan perhitungan diatas, maka
dipilihlah pegas MISUMI SWY42-90.
4.10. Kontrol Angular Pin
Kontrol dimensi angular pin digunakan untuk
memastikan bahwa diameter angular pin yang
digunakan kuat. Berikut analisa gaya yang terjadi
pada angular pin.
kondisi mold tertutup

Kontrol baji perlu dilakukan agar pelat slider


pada saat proses injeksi cairan plastik tidak
bergeser keluar, sehingga konstruksi menjadi
tidak fungsi. Baji diperlukan untuk menjamin
pelat slider tetap dalam keadaan tertutup saat
cairan plastik memberikan tekanan disekitar
cavity.

o
o
o
o

Fw = 38,4 N
Fg = 3,84 N
Fc = 2366,685 23666,85 N

iz SUJ-2 = 120kgf/mm2 = 1200N/mm2


giz = 0,8 x 1200 N/mm2 = 1920 N/mm2

4 x 23490 N
pena=
N
x 1920
mm 2
pena=3,95 mm
Dengan demikian diameter angular pin yang
digunakan dalam konstruksi berukuran 10
mm, sedangkan diameter minimalnya yaitu
3,95 mm.
kondisi mold terbuka

o
o
o

Fw = 38,4 N
Fg = 3,84 N

Mbmax = Fnormal x = 38,3 N x 42,69 mm =


1635,03 Nmm
2
= 1200N/mm2
iz SUJ-2 = 120kgf/mm

Fr= ( 3,84 ) +38,42 =38,59 N


2

iz b
1200 N / mm 2

Menghitung Luas Permukaan

Menghitung gaya injeksi

F k =x

Fr= ( 3,84+23666,85 ) +38,4 =23670,72 N


2

1635,03Nmm
.(10mm) 3 / 32

1200 N / mm 2 16,65 N / mm 2

Jadi, diameter angular pin yang digunakan


dalam konstruksi, aman karena tegangan
bengkok yang terjadi hanya 16,65 N/mm2
< 1200N/mm2(tegangan izin).
4.11. Kontrol Blok Baji

A produk =1118,9025 mm2 11,19 cm 2


F k =157779 N

o Menghitung Tegangan

=< izin
geser

= 453,4 N / mm <

1350 N / mm

izin =

4.12. Dimensi Venting


Dimensi Venting mengacu pada tabel
kedalaman venting, untuk bahan PP kedalaman
pada kavity 0.025 mm dan pada runner 0.05 mm.
BAB V KESIMPULAN
Berikut merupakan kesimpulan yang didapat
dari hasil perancangan mold untuk produk Tutup Botol
Meditol 250 ml di CV. Wafiq Mitra Teknik.
1. Jumlah Kaviti telah di modifikasi dari mold
sebelumnya yang semulanya 4 kaviti sekarang
menjadi 6 kaviti
2. pada rancangan mold yang baru, sistem bukaan
slidernya menggunakan angular pin, sedangkan pada
rancangan sebelumnya hanya mengandalkan pegas
saja
3. jenis ejeksi saat ini adalah double ejector dengan
satu langkah ejektor (one stage ejektor), sedangkan
pada mold sebelumnya adalah dengan single ejector
(disk ejector) karena hasil ejeksi yang diperoleh
kurang baik terhadap beberapa bagian pada produk.
4. diberikan saluran pendingin pada core,karena pada
rancangan sebelumnya tidak memakai.
5. penggunaan moldbase yang standar, karena
rancangan sebelumnya tidak, dan
6. ketercapaian jumlah produksi dapat terpenuhi
dengan 6 kaviti, dimana Target produksi adalah
80.000 pcs/bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto. Perancangan Peralatan Pencetak. Bandung:
Politeknik Manufaktur Bandung. 2002.

10

Chandra,Budiman.Plastic
Injection
Molding
Design.Bandung.2007
Goeritno,Wahjoe. Standar Polman Seri 0. Bandung:
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. 2000
Gastrow,Injection Molds,108 Proven Design. New York:
Hanser Publisher. 1993.
Menges. How To Make Injection Molds. New York:
Hanser Publisher. 1986.

Rees, Herbert. Mold Engineering. SPE Books from


Hanser Publishers. 1995.
http://viewmold.com/Products/Injection%20mold
%20construction/Injection%20mold
%20construction.html ( diakses pada bulan Juni 2012)

11

Anda mungkin juga menyukai