Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK PERANCANGAN

MOLDING LANJUT 2
( MINGGU 31 )

Mold Cap 38mm

Disusun oleh :
Kelompok 3
2 DEA
- Nofryan Afif / 221321019

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung


Mei 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Molding merupakan sebuah proses manufaktur yang digunakan untuk menghasilkan
produk dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Proses ini melibatkan
penggunaan alat yang disebut cetakan (mould) untuk membentuk produk dari bahan plastik.
Untuk menciptakan sebuah cetakan yang optimal, diperlukan pertimbangan terhadap berbagai
faktor, agar produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Desain cetakan yang tepat mempertimbangkan berbagai aspek proses manufaktur dan
proses injeksi, serta parameter lain yang berpengaruh terhadap perancangan cetakan dan
produk hasilnya. Beberapa faktor yang sering menjadi pertimbangan dalam perancangan
cetakan, dan berdampak pada aspek ekonomis produksi cetakan, antara lain:
1. Efisiensi proses manufaktur: Penting untuk mempertimbangkan efisiensi proses
dalam perancangan cetakan. Proses ini harus mampu menghasilkan produk dengan cepat dan
dengan biaya yang efisien.
2. Efektivitas cetakan: Desain cetakan harus memungkinkan produksi produk yang
berkualitas tinggi dan presisi dimensi yang baik. Hal ini termasuk dalam pemilihan metode
pengerjaan yang mudah, cepat, tepat, dan biaya efektif.
3. Ketahanan cetakan (tool life): Cetakan harus memiliki masa pakai yang cukup lama
agar biaya pembuatan dapat ditekan. Pemilihan material dan perlakuan (treatment) cetakan
yang tepat akan mempengaruhi ketahanan dan masa pakai cetakan.
4. Biaya pembuatan: Biaya pembuatan cetakan harus seimbang dengan volume
produksi dan tingkat presisi yang diinginkan. Pertimbangan terhadap jumlah kaviti atau
saluran dalam cetakan juga berpengaruh pada biaya pembuatan.
5. Waktu pembuatan: Waktu yang diperlukan untuk memproduksi cetakan harus
dijadwalkan dengan baik dan mempertimbangkan kebutuhan produksi yang singkat.
Bentuk geometri produk akan memengaruhi proses pembuatan cetakan, terutama
dalam pemilihan metode pengerjaan yang mudah, cepat, tepat, dan biaya efektif. Kesalahan
dalam menentukan metode kerja dan penyimpanan proses dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan cetakan atau produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang diinginkan.
Selain itu, pemilihan material cetakan yang sesuai dengan sifat bahan plastik juga
penting. Kesesuaian bahan cetakan dan perlakuan (treatment) cetakan akan mempengaruhi
ketahanan dan masa pakai cetakan.

Sebagai mahasiswa/mahasiswi yang belajar dalam bidang teknik perancangan


manufaktur, khususnya dalam program studi teknik perancangan perkakas presisi, penting
untuk mempelajari proses pembuatan produk menggunakan teknik molding. Proses ini
memungkinkan produksi produk plastik dalam jumlah yang banyak dan waktu
pengerjaan yang singkat.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut:
a. memenuhi salah satu tugas praktik di semester VI;
b. melaporkan kegiatan selama praktik MLL-2.

1.3 Waktu dan Tempat


Hari : Senin s/d Jum’at
Tanggal : 08 s/d 12 Mei 2023
Tempat : Lab. Perancangan B.114, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Three Plate Mold dengan Sistem Slider

Three Plate Mold dengan Sistem Slider adalah jenis cetakan yang dirancang untuk proses injeksi
otomatis. Perbedaan utama dengan jenis cetakan lainnya adalah pemutusan gate dari produk tidak
dilakukan secara terpisah, melainkan menjadi bagian dari proses injeksi. Posisi gate ditempatkan
pada puncak produk dan biasanya berbentuk patahan lingkaran kecil atau garis memanjang,
tergantung pada jenis gate yang digunakan. Keuntungan dari penggunaan cetakan Three Plate
Mold dengan Sistem Slider antara lain:

1. Produk yang dihasilkan bersih dari bekas gate, sehingga tampil lebih rapih.
2. Mengurangi pekerjaan tambahan yang biasanya dilakukan untuk mematahkan dan
membersihkan gate.
3. Siklus waktu produksi lebih cepat dibandingkan dengan cetakan lainnya.
4. Proses pencetakan dilakukan secara otomatis.

Namun, ada beberapa kerugian yang perlu diperhatikan dalam penggunaan cetakan ini, antara lain:

1. Biaya pembuatan cetakan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan cetakan Two Plate Mold.
2. Tekanan yang dibutuhkan untuk memasukkan material plastik ke dalam rongga cetakan cukup
tinggi.
3. Patahan gate dapat tertinggal dalam cetakan dan menyumbat aliran material pada pengisian
berikutnya.

Cetakan Three Plate Mold dengan Sistem Slider membutuhkan mekanisme ejeksi untuk
mengeluarkan produk dan runner (saluran penghubung antara rongga cetakan) pada sisi yang
berbeda. Oleh karena itu, cetakan ini dilengkapi dengan mekanisme penarik yang memastikan
prioritas bukaan pada setiap pelat cetakan.

Slider Mold, di sisi lain, dirancang untuk menghasilkan produk dengan bentukan khusus seperti
lubang atau undercut luar. Inti cetakan perlu dikeluarkan dari arah samping pada bukaan utama
cetakan. Prinsip dasar cetakan ini melibatkan mekanisme yang memungkinkan pergerakan inti
cetakan secara transversal. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai cetakan slider.

Untuk pergerakan yang tidak terlalu panjang (kurang dari 30 mm), blok slider umumnya
digerakkan menggunakan mekanisme pena miring sebagai komponen penarik dan baji sebagai
komponen pendorong. Untuk bukaan yang lebih panjang, dapat digunakan komponen silinder
hidrolik atau pneumatik, tergantung pada kebutuhan gaya yang diperlukan.

Dengan pemahaman tentang Three Plate Mold dengan Sistem Slider, mahasiswa/mahasiswi
jurusan Teknik Perancangan Perkakas Presisi akan mampu menghasilkan produk plastik dengan
bentukan yang lebih kompleks dalam waktu yang efisien.
2.2 Tahapan perancangan injection molding

Penjelasan pekerjaan Sistem Sistem injeksi


general item, part, data pendingin
mesin

Venting
Konstruksi &
bahan kaviti/inti

Jumlah kaviti
Pra
Design

Jenis cetakan Dimensi kaviti


dan inti
Final Design

Final model Gambar kerja


Gambar part Sistem saluran sprue,
runner dan gate

Gambar kerja Ass


Parting
Line Layout kaviti

Koreksi akhir &


pengesahan
gambar

Manufaktur
BAB III
PROSES PERANCANGAN INJECTION MOLD

3.1 Penjelasan Pekerjaan


3.1.1 Analisa Produk
Produk yang akan dirancang mold-nya adalah tutup kemasan obat.

3.1.2 Data Produk :


Nama Produk ; Cap 38mm
Jumlah Kavity :4
Material : PP
Shrinkage : 1,5%
Tipe Gate : Pin Point Gate
Jenis Ejektor : Stripper Ejector
Mesin yang digunakan : Mitsubishi 130Met II machine
3.1.3 Data Mesin

3.1.1 Data Cetakan


a. Jenis Cetakan : Three Plate Mold
b. Jenis Moldbase : Futaba DB 4050
c. Gate : Pin Point Gate
d. Runner : Parabola
3.2 Jumlah Kaviti
Jumlah kaviti dapat ditentukan oleh pemesan atau perancang :
 Pemesan dalam menentukan jumlah kaviti lebih mengacu pada aspek kapasitas produksi
yang dibutuhkan untuk produk/part tersebut.
 Perancang dalam menentukan jumlah kaviti lebih mengacu pada aspek teknis, sesuai
dengan mesin injeksi yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Pada praktik kali ini, jumlah kaviti yang ditentukan oleh pengajar yaitu berjumlah 4
kaviti.

3.3 Jenis Gate & Cetakan


Jenis gate yang digunakan pada perancangan Cap ini adalah Pin Point Gate.
Jenis cetakan yang akan dibuat yaitu cetakan tiga pelat (Three Plate Injection Mold) with
Slider.
3.4 Model Produk
(terlampir)

3.5 Layout Cavity


Layout 1
Layout 2

3.6 Sistem Saluran


3.6.1 Runner
Sama halnya dengan layout kaviti, layout runner juga harus balance runner. Tujuannya
untuk mendapatkan kaviti yang seragam dengan tekanan dan temperatur yang sama, sehingga
pembentukan plastik seragam.
Cara memperoleh balance runner adalah sebagai berikut :
A. panjang alir (flow lenght) kesetiap kaviti sama panjang
B. pengaturan diameter runner
Layout runner yang dipilih yaitu seperti gambar dibawah ini :
Runner yang digunakan adalah jenis parabola karena runner jenis ini merupakan
pendekatan pada bentuk lingkaran yang paling baik, selain itu runner jenis ini lebih
umum dan mudah untuk dibuatnya. Ukuran runner didapatkan dengan perhitungan
sebagai berikut :

S R T b
<1 1 2 2.6
<1.5 1.25 2.5 3.24
<2 1.5 3 3.9
<2.5 1.75 3.5 4.56

Primary Runner
W prod : 3.13 gr
W runner: ρ x V
V= 0.126 cm3
Ρ= 0.92gr/cm3
W runner= ρ x V
= 0.92 x 0.126
= 0.116 gr
W2 = (Wprod+ Wrunner) x 2
W2 = ( 3.13 + 0.116) x 2
= 3.246 x 2
≈ 6.5
4
√𝑊 . √𝐿
D1 =
3,7
4
√ 6.5 . √185.6
=
3,7
≈ 2.5
Secondary Runner
W produk : 3.13 gr
L : 40 mm
4
√𝑊 . √𝐿
D1 =
3,7
4
√ 3.13 . √40
=
3,7
= 1.2
≈2mm

3.6.2 Gate
Perencanaan bentuk dan penempatan gate berpengaruh terhadap kualitas produk,
baik dari penampilan, penyusutan dan tekanan yang dibutuhkan saat pembentukaan
produk. Penempatan gate juga berpengaruh terhadap besarnya gaya clamping mesin injeksi
yang dibutuhkan untuk menahan gaya pembentuk rongga cetak dan menghindarkan
kemungkinan cacat saat injeksi. Pada molding three plate mould ini umumnya
menggunakan pin point gate, terutama untuk produk yang berbentuk silinder atau simetris.
Ditinjau dari bentuk produk dan jenis cetakan makan dipilih jenis pin point gate.
Gate ini ditempatkan di bagian puncak luar produk dan di tengah-tengah (centre) produk
serta bekas patahannya berupa lingkaran kecil. Umumnya dipakai untuk penginjeksian
produk berukuran kecil ≤ 10 gr.
Pada kasus ini gate yang digunakan merupakan gate standar karena gate ini mudah dalam
proses pengerjaannya dan juga tersedia dipasaran.
3.7 Sistem Pendingin
Fungsi pendingin dalam cetakan yaitu sebagai berikut :
1. Mendinginkan produk
2. Menjaga temperatur mold
Pendinginan merupakan tahap paling penting yang berpengaruh pada kwalitas
produk (kehalusan permukaan, distorsi produk yang dapat menimbulkan lentingan atau
warpage, keseragaman struktur plastik, penurunan dimensi atau memperkecil shrinkage)

Sistem pendingin di kaviti

Sistem pendingin di Core


3.8 Sistem Bukaan Three Plate
Mold yang dirancang memiliki tiga bukaan dan satu proses ejeksi.

 Bukaan pertama disebabkan oleh roller yang menarik cavity plate, bukaan pertama

melepas runner dan gate dari produk. Sistem bukaan menggunakan distance rod sejauh

100 mm.
 Bukaan kedua merupakan bukaan untuk menendang runner dan sprue jatuh dari mould

dimana pergerakan diatur oleh stopper bolt sejauh 10 mm.

 Bukaan ketiga sejauh 45 mm dimana roller terlepas karena terkunci strippe bolt dan

menarik pelat core saja, bukaan ini memisahkan core dan cavity sehingga produk

terlepas dari cavity namun masih menempel pada core. Selanjutnya produk dikeluarkan

oleh pelat stripper.

3.9 Perhitungan Pegas


3.9.1 Pegas Ejektor
Berat part
2 Slider 13590.2 g
8 Insert slider 1532.8 g
1 Pelat stripper Insert 4804.77 g
4 Rel 265.26 g
1 Pelat ejector atas 24870.45 g
1 Retainner ejektor 30211 g𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 78458.48 𝑔
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 78458.48 𝑔 A = 2mm
𝑔 𝑘𝑒 𝑁 = 78458.48 ÷ 100 = 784,6 𝑁 B = 25mm
Total defleksi = 27mm
𝐾𝑜𝑒𝑛𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 0.74

784.6 × 0.74 = 580 𝑁

580 × 1.5 = 871 𝑁

871 ÷ 4 = 217.7

217.7 ÷ 25 = 8.7 𝑁𝑚𝑚

SWF 50-80
BAB IV
KESIMPULAN

Mould atau cetakan adalah perangkat yang digunakan untuk menghasilkan produk dari
bahan plastik melalui mesin injeksi. Untuk menciptakan sebuah cetakan yang tepat, ada banyak
faktor yang harus dipertimbangkan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar
kualitas yang diinginkan secara optimal, termasuk akurasi dimensi, kompleksitas geometri, dan
efisiensi proses.

Three Plate Mold adalah jenis cetakan yang dirancang untuk proses otomatis.
Pemutusan gate dari produk dilakukan sebagai bagian dari proses injeksi, bukan secara terpisah.
Gate ditempatkan pada puncak produk dan bisa berbentuk patahan lingkaran kecil atau garis
memanjang, tergantung pada jenis gate yang digunakan. Penggunaan Three Plate Mold dapat
menghasilkan produk yang tampak lebih rapih.

Slider Mold dirancang khusus untuk menghasilkan produk dengan lubang atau bentukan
tertentu, terutama undercut luar. Inti cetakan pada Slider Mold harus dapat dikeluarkan dari arah
samping pada bukaan utama. Prinsip dasar cetakan ini melibatkan mekanisme yang
memungkinkan pergerakan inti cetakan secara transversal. Mekanisme inilah yang dikategorikan
sebagai cetakan slider.

Anda mungkin juga menyukai