Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KATODIK PROTECTION

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KOROSI


DAN TEKNIK PELAPISAN

DISUSUN OLEH :
1. Alvi Hasanah
2. Gustina Effrianti
3. Karolin Pibiola
4. Nia Suciana
5. Tiara Lestari
6. Winda Sundari

DOSEN PENGAMPUH:
1. Drs. Harlin M.Pd
2. Edi Setyo S.Pd.,M.Pd.
3. Wadirin S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang atas rahmat-nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusun makalah yang berjudul “Katodik
Protection” untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi dan teknik pelapisan.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca
umumnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga kami dapat memperlancar pembuatan dan
penyusunan materinya. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini sendiri. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang “Katodik Protection” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada
pembaca maupun umumnya. Terimakasih.

Palembang, 11 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proteksi Kaatodik merupakan suatu metode perlindungan logam


terhadap serangan korosi dengan cara mengalirkan arus listrik searah yang
berasal dari materal asingyang berupa anoda atau yang berasal dari
rectifier (penyearah) yang dipasang. Arus listrik tersebut disupply secara
terus menerus dari arah yang berlawanan melalui suatu penghantar
konduktor ke logam yang dilindungi, dengan pengertian bahwa proteksi
katodik mencegah aliran arus listrik (memadam arus listrik) dari pipa
(logam) ke elektrolit dengan jalan mengalirkan arus searah eksternal ke
permukaan yang dilindungi.
Proteksi katodik sangat efektif dipergunaakan pada material logam
(pipa) yang tertanam didalam tanah. Untuk metode proteksi katodik ada
dua macam yaitu, metode anoda korban (Sacrificial anodes) dan metode
arus tanding (Impressed current). Prinsip methoda anoda korban adalah
melindungi logam dengan cara mengorbankan logam yang lebi reaktif
(potensial lebih negative) ke logam yang dilindungi (potensial lebih
positive) melalui elektrolit yang korosif dengan penghubung konduktor.
Metode inilah yang umumnya digunakan pada system ptoteksi katodik
untuk pipa saluran bawah tanah.Material anoda yang dapat digunakan
pada metode ini yaitu paduan aluminium, seng, dan magnesium.
Sedangkan untuk prinsip metode anoda arus tanding adalah melindungi
logam dengan cara mengalirkan arus listrik searah yang diperoleh dari
sumber luar, biasanya dari penyearah arus dimana kutub positive
dihubungkan ke anoda. Untuk material anoda yang bias digunakan pada
metode ini yaitu logam yang konduktif dan mepunyai sifat inert atau semi
consumable seperti Platina-titanium, Ferro silicon, baja karbon, ferro
silicon crhom, dan grafit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu proteksi katodik?
2. Apa saja metode yang digunakan dalam proteksi katodik?
3. Kenapa ada banyak sistem pada proteksi katodik?
4. Mengapa proteksi katodik juga cukup efektif untuk mencegah korosi?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari proteksi katodik?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu proteksi katodik.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja metode yang dapat
digunakan dalam proteksi katodik.
3. Agar mahasiswa dapat mengklasifikasikan sistem pada proteksi
katodik.
4. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan mengapa proteksi katodik
cukup efektif dalam mencegah korosi.
5. Agar mahasiswa dapat mengklasifikasikan kelebihan dan kekurangan
dari proteksi katodik.
BAB II
PEMBAHASAN

KATODIK PROTECTION

A. PENGERTIAN KATODIK PROTECTION


Proteksi Katodik ( Cathodic Protection) adalah teknik yang
digunakan untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan
menjadikan permukaan logam tersebut sebagai katode dari sel
elektrokimia.
Penggunaan pertama CP adalah pada tahun 1852, ketika Sir
Humphry Davy, salah seorang perwira AL Inggris, melekatkan sebongkah
besi pada bagian luar badan kapal berlapis tembaga yang terendam air.
Besi cenderung lebih mudah mengalami korosi yang menimbulkan karat
dibandingkan dengan tembaga sehingga ketika dilekatkan pada badan
kapal, laju korosi pada tembaga akan menjadi turun

B. SISTEM PROTEKSI KATODIK

Pemilihan sistem proteksi logam dimulai sejak tahap perancangan


dengan melakukan pemilihan logam yang sesuai untuk lingkungannya
disertai dengan rancangan sistem proteksi yang tepat untuk menghindari
terjadinya korosi yang berlebihan saat struktur digunakan. Pemilihan
logam dan sistem proteksi akan sangat bergantung pada mekanisme korosi
termasuk bentuk-bentuk korosi logam yang mungkin dapat menyerang
logam di lingkungannya. Agresivitas lingkungan dan keterbatasan untuk
mengatasinya perlu diperkirakan.

Sistem proteksi katodik adalah suatu metoda pengendalian korosi


yang menggunakan prinsip mengubah anoda menjadi katoda dengan
menurunkan potensial antarmuka logam hingga mendekati/ berada dalam
daerah imun. Potensial struktur diturunkan dengan membanjiri struktur
dengan elektron melalui konduktor metalik (membanjiri struktur dengan
arus proteksi melalui lingkungan) sehingga potensial struktur lingkungan
lebih kecil/ sama dengan kriteria potensial proteksi, yaitu -850 mV pada
Cu/ CuSO4 jenuh atau -950 mV pada Cu/ CuSO4 jenuh bila ada bakteri
pereduksi sulfat. Sistem proteksi katodik dapat dibagi menjadi dua teknik,
yaitu sacrificial anode (anoda korban) dan impressed current.

1. SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN


(SACRIFICIAL ANODE)

Sistem proteksi anoda korban pada prinsipnya adalah dengan


menyuplai electron ke logam yang dilindungi.

a. Prinsip Kerja

Sistem proteksi anoda korban pada prinsipnya yaitu dengan


menghubungkan logam yang akan dilindungi dengan logam lain yang
lebih tidak mulia pada kondisi lingkungan tertentu. Logam yang
dihubungkan akan menjadi anoda korban, dimana karena lebih aktif,
logam tersebut akan menyumbangkan lebih banyak elektron, dan akan
melindungi logam pertama dari korosi.

b. Kriteria Proteksi

Menurut standar NACE (National Association of Corrosion


Engineers), proses korosi akan terhenti jika voltase (CSE) yang diukur
berada diatas batas :
1.) -850 mV jika diukur dengan Cu/CuSO4 dalam tanah biasa.
2.) -950 mV jika diukur dengan Cu/CuSO4 dalam lingkungan terdapat
bakteri (SRB).
3.) -950 mV jika suhu pipa > 60oC (140oF).
4.) -100 mV sisa polarisasi katodik.
5.) -300 mV shift dari potensial korosi.

c. Pengukuran Kriteria Proteksi

Pengukuran potensial dari pipa yang dilindungi dengan proteksi


katodik dapat dilakukan dengan menghubungkan elektroda referensi, yang
ditancapkan di permukaan tanah lokasi penempatan pipa, dengan pipa
yang kemudian dapat diukur dengan voltmeter.

d. Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Anoda Korban


Teknik anoda korban memiliki beberapa kelebihan dalam penggunaannya,
antara lain:
• Tidak menyebabkan interferensi atau stray current.
• Sesuai untuk struktur dengan kebutuhan arus proteksi total rendah dan
untuk lingkungan padat struktur.
• Digunakan untuk menggantikan sistem ICCP bila sumber arus listrik
tidak tersedia.
• Dapat digunakan untuk menambah kekurangan arus proteksi dalam suatu
sistem ICCP.
Tetapi teknik ini juga memiliki kekurangan, yaitu jangkauan proteksi yang
terbatas karena adanya tahanan listrik, sehingga tidak dapat melindungi
wilayah yang luas.

e. Persyaratan Anoda Korban

Suatu logam yang akan dijadikan sacrificial anode, harus memenuhi


beberapa persyaratan, yaitu:
• Potensial korosinya rendah.
• Harus tetap aktif selama digunakan.
• Kapasitas arus yang dapat diberikan (A jam/ kg) besar.
• Efisiensi besar.
• Tidak berbahaya terhadap lingkungan.
• Ringan.

f. Karakteristik Anoda Korban


Anoda korban harus memiliki kemampuan untuk dapat mempolarisasikan
potensial logam yang akan dilindungi, sehingga laju korosinya menjadi
sangat kecil dalam jangka waktu tertentu atau bahkan tidak terkorosi sama
sekali. Kemampuan seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya bentuk dan dimensi anoda, potensial elektroda, arus keluaran
anoda, tahanan anoda dalam suatu elektrolit, kapasitas anoda, laju
konsumsi, efisiensi anoda.

g. Bentuk dan Dimensi Anoda Korban


Berkaitan dengan rasio luas permukaan dan berat, yang berpengaruh
terhadap arus keluaran. Perbedaan bentuk akan memberikan perbedaan
pada rasio luas permukaan dan berat, sehingga akan keluarannya pun akan
berbeda, walaupun berat anoda yang bersangkutan sama. Implikasinya,
usia pakai anoda juga akan berbeda. Bentuk anoda dipilih dengan tujuan
memberikan arus keluaran tertentu untuk berat anoda yang tertentu pula,
sehingga dapat ditentukan usia pakainya berdasarkan kebutuhan dan
ketersediaan ruang pada struktur yang akan dilindungi.

h. Potensial Elektroda
Potensial anoda yang perlu diperhatikan adalah apabila potensialnya
menjadi semakin negatif, maka arus keluaran anoda menjadi semakin
besar dan semakin cepat pula laju konsumsi anoda tersebut. Potensial lain
yang perlu diperhatikan adalah open circuit potential (OCP), yaitu
potensial anoda korban pada lingkungannya sebelum dihubungkan dengan
struktur yang akan dilindungi. Harga potensial ini perlu diketahui karena
akan mempengaruhi driving potential awal anoda yang dibutuhkan dalam
proses perancangan sistem proteksi katoik anoda korban.
Potensial proteksi katoda juga perlu diperhatikan karena potensial ini
merupakan nilai potensial anoda korban setelah dihubungkan dengan
struktur yang akan dilindungi. Potensial ini disebut juga closed circuit
potential, yang merupakan parameter penting untuk melihat apakah anoda
korban dapat memenuhi fungsinya melindungi suatu struktur dalam
lingkungan elektrolit tertentu.

i. Jenis-jenis Anoda Korban


Beberapa material yang sering digunakan sebagai anoda korban adalah:

1. Anoda Magnesium

Material ini digunakan untuk lingkungan tanah karena daya dorong


listrik tinggi serta keluaran arus yang besar. Digunakan juga untuk
lingkungan air tawar/ rawa dan tangki air. Penggunaan pada lingkungan
laut terbatas.
Ada dua kelompok paduan yang sering digunakan, yaitu:
1. 2,7 – 6,7% Al dan 0,15 – 0,20% min Mn.
2. £ 0,03% Al dan 0,5 – 1,2% min Mn.
Penambahan Mn berfungsi untuk menurunkan potensial (meningkatkan
driving force) anoda Mg dimana potensial anoda Mg – 1,50 hingga – 1,70
V pada Ag/ AgCl jenuh, efisiensi pasokan arus rendah (50%) dan
kapasitas pasokan arus proteksi 1230 Ah/ kg
Magnesium tidak boleh digunakan dalam tanker dan perlu diperhatikan
bahwa biasanya anoda tumbal dipasang terutama pada daerah lasan.
Sebagaimana diketahui bagian ini akan terkorosi lebih cepat karena pada
lasan dapat terkonsentrasi tegangan dalam yang dapat menimbulkan SCC,
CFC, dan HIC dan meskipun material filler telah dipilih lebih baik atau
sama dengan material yang dilas, pengelasan dapat menyebabkan cacat-
cacat yang mempermudah terjadinya korosi.

2. Anoda Seng
Penggunaannya paling luas, baik pada tanah dengan resistivitas
rendah maupun pada lingkungan laut. Saat ini terdesak dengan
penggunaan anoda aluminium untuk lepas pantai, tetapi unggul untuk
pipa/ struktur yang berada dalam lumpur.
Zn murni jarang digunakan. Biasanya digunakan 0,3 – 0,6% Al, 0,003 –
0,125% maks Si dan 0,025 – 0,0125% Cd. Untuk driving voltage lebih
tinggi ditambah Hg, In, Ca, Li, tetapi jarang dijumpai dalam aplikasi.
Material ini tidak digunakan pada suhu diatas 40oC. Efisiensi pasokan
arus 95% dan kapasitasnya 780 Ah/ kg.

3. Anoda Aluminium

Aluminium adalah material yang paling sering dipakai sebagai


anoda korban. Material ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan, seperti:
• Lebih ekonomis dalam melindungi struktur baja.
• Berat jenis rendah, kapasitas yang tinggi, potensial cukup negatif, harga
yang murah dibanding Anoda Zn, Mg.
• Metode proteksi yang hemat energi.
Tidak digunakan dalam keadaan murni. Kinerjanya dipengaruhi komposisi
kimia. Ditambahkan indium untuk memperbaiki kinerjanya. Al murni akan
membentuk lapisan pasif dan Al dapat terkorosi setempat (korosi sumuran
dalam lingkungan yang mengandung Cl-). Harus ditambahkan Hg, In atau
Sn bersama-sama dengan Zn agar tidak terbentuk selaput pasif protektif :
1. O,35 – 0,5% Zn dan 0,035 – 0,5% Hg (eff. 95%).
2. 0,50 – 5,00% Zn dan 0,005 – 0,03% In (eff. 95%).
3. 4,00 -7,00% Zn dan 0,1% Sn (eff. 50 – 80%).
Kapasitas pasokan arus besar 2700 – 2830 Ah/ kg untuk yang
mengandung In atau Hg dengan efisiensi pasokan arus 90 – 95%.
Jenis aluminium yang sering dipakai adalah:
1. Al-Zn-Mg-In
2. Al-Zn-Hg (Galvalum I)
3. Al-Zn-In-Si (Galvalum III)
4. Al-Zn-In-Cd (Alanode I)
5. Al-Zn-In-Mg-Ca-Si (Alanode III)
Pengaruh komposisi kimia terhadap kinerja anoda aluminium adalah:
• Adanya pembentukan lapisan oksida protektif depasivasi.
• Depasivator menggerakkan potensial kerja 300-500 mV ke arah negatif.
• Depasivator yang umum digunakan : Indium (In), Merkuri (Hg), Timah
(Sn), Galium (Ga).
Modifier unsur yang dipadukan untuk menggerakkan potensial 100-
300mV ke arah negatif. Modifier yang umum digunakan adalah Seng (Sn),
Magnesium (Mg), Barium (Ba), Cadmium (Cd)
Sedangkan pengaruh beberapa unsur spesifik terhadap aluminium sebagai
anoda korban adalah:
1. Pengaruh unsur Zn
Penambahan Zn 0,5 – 15% akan menyebabkan potensial Al turun 0,1 – 0,3
V. Penambahan 0.03 – 0.05% Zn + 0.04 – 0.15% Sn mencegah
pembentukan lapisan pasif, menurunkan potensial ke arah negatif, dan
meningkatkan efisiensi.
2. Pengaruh unsur In
Penambahan In akan menurunkan potensial 300 – 500mV. Mencegah
pembentukan lapisan pasif serta menyebabkan pola korosi yang merata
pada permukaan anoda tanpa mengurangi efisiensinya.
3. Pengaruh Impurities Fe, Cu
Adanya pengotor akan menurunkan kinerja anoda. Impurities akan
menimbulkan retak (flaw). Impurities Fe yang melebihi 0.04-0.1% akan
menurunkan efisiensi galvanik karena pada anoda korban terjadi
mekanisme intrinsic corrosion. Unsur Cu akan meningkatkan potensial ke
arah yang lebih katodik juga menyebabkan pola korosi lokal
j. Metoda Untuk Menentukan Jenis dan Kuantitas Anoda
A. Arus anoda
Untuk setiap situasi spesifik berat anoda total, kebutuhan arus total, dan
jumlah anoda yang dibutuhkan, akan memenuhi perhitungan di bawah ini:
1. Untuk luas permukaan baja yang terendam dan harus diproteksi, arus
total yang dibutuhkan:

Contoh kebutuhan arus untuk proteksi katodik baja:


Persamaan berikut memberikan berat anoda yang dibutuhkan:

Jumlah anoda minimum yang dibutuhkan dapat diperkirakan dengan


persamaan:

Arus keluaran anoda:

dengan:
E1 = Potensial anode
E2 = Potensial proteksi (untuk baja = – 0,80 vs Ag/ AgCl)
Resistivitas anoda horizontal dalam air:

dengan:
R = resistivitas dari air [W.cm]
L = panjang anoda [cm]
reff = radius efektif rata-rata [cm] , diambil setelah anoda terkonsumsi
40%

B. Tahanan anoda

 Tahanan untuk satu anoda batangan yang diletakkan horizontal

 Tahanan untuk satu anoda batangan yang diletakkan vertikal

 Tahanan sistem pada suatu ground bed dengan anoda vertikal lebih
dari satu
C. Kapasitas anoda
Kapasitas anoda adalah jumlah arus keluaran yang dihasilkan dalam
jangka waktu tertentu akibat kehilangan sejumlah berat anoda yang
dihitung dalam satuan A. jam/kg.

W = perubahan berat anoda (kg)


I = arus keluaran (A)
t = waktu (jam)
a = berat atom
n = jumlah elektrton yang dipertukarkan
F = bilangan Faraday (96500)
Sebagai contoh, kapasitas anoda alumunium dapat dihitung dengan
mengasumsikan berat anoda alumunium seberat 1 kg , waktu 1 jam,
dengan berat atom Al 26,9815 dan jumlah elektrtron yang dipertukarkan 3,
sehingga:

Artinya, apabila 1 kg Alumunium terdisolusi secara elektrokimia,


dan jika seluruh muatan dipindahkan kepada logam yang akan dilindungi,
maka 1 kg Alumunium akan memberikan 2981 A.jam elektron terhadap
struktur yang diproteksi. Dan kapasitas anoda. Dan kapasitas anoda secara
praktis akan selalu lebih kecil dari kapasitas anoda secara teoritis.

D. Laju konsumsi
Laju konsumsi adalah jumlah massa anoda yang terkonsumsi selama 1
tahun disebabkan adanya arus yang mengalir dari anoda ke katoda sebesar
1 A.

E = laju konsumsi (kg/A.tahun)


Laju konsumsi anoda dibutuhkan untuk menghitung usia pakai dari anoda,
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L = umur efektif anoda (tahun)
W = berat anoda (kg)
U = faktor utilitas
E = laju konsumsi anoda (kg/A.tahun)
Im = arus rata-rata yang dibutuhkan anoda selama pemakaian (A)

E. Efisiensi anoda
Efisiensi anoda adalah perbandingan antara kapasitas anoda yang
dihasilkan dalam kondisi praktis dengan kapasitas teoritis anoda yang
bersangkutan. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut:

k. Backfill untuk Anoda Korban


Untuk lingkungan dalam tanah instalasi anoda tumbal seng dan
magnesium harus dilakukan dengan menggunakan backfill dengan alasan:
• Efisiensi menjadi lebih tinggi.
• Membuat anoda tidak kontak langsung dengan lingkungan tanah,
sehingga mengurangi kemungkinan yang merugikan misalnya bila anoda
kontak dengan fosfat, karbonat atau bikarbonat dari dalam tanah dapat
terbentuk film dengan tahanan tinggi di permukaan anoda.
• Klorida cenderung untuk menurunkan efisiensi magnesium.
• Backfill mengabsorpsi moisture sehingga menjaga agar di sekeliling
anoda tetap basah.
• Backfill mengurangi tahanan anoda karena seakan-akan memperbesar
ukuran anoda.
Tipikal campuran backfill adalah 75% gypsum, 20% bentonit dan 5%
sodium sulfat.
Tahanan jenis campuran ini 50 Wcm.

l. Tipikal Anoda Korban


a. Informasi berikut dibutuhkan pada perencanaan proteksi katodik
dengan anoda tumbal:
• Luas area struktur yang harus diproteksi.
• Jenis dari coating.
• Lama dan frekuensi dari waktu struktur kontak dengan lingkungan,
sebagai contoh balast kapal laut kemungkinan hanya diisi sewaktu-
waktu dan anoda tumbal bekerja pada saat balast terisi.
• Umur proteksi katodik yang diharapkan.
• Rapat arus yang digunakan untuk memproteksi struktur, biasanya
berkisar diantara 20 mA/m2- 4000mA/m2.
• Tahanan lingkungan harus ditentukan untuk menentukan tahanan
anoda.
Catatan: umumnya digunakan anoda yang lebih kecil tetapi lebih
banyak digunakan untuk lingkungan dengan tahanan jenis yang tinggi.

2. PROTEKSI KATODIK ARUS PAKSA


Berbeda dengan sistem anoda korban, sumber arus pada sistem
arus tanding berasal dari luar, biasanya berasal dari DC dan AC yang
dilengkapi dengan penyearah arus (rectifier), dimana kutub negatif
dihubungkan ke struktur yang dilindungi dan kutub positif
dihubungkan ke anoda. Arus mengalir dari anoda melalui elektrolit ke
permukaan struktur, kemudian mengalir sepanjang struktur dan
kembali ke rectifier melalui konduktor elektris. Karena struktur
menerima arus dari elektrolit, maka struktur menjadi terproteksi.
Keluaran (output) arus rectifier diatur untuk mengalirkan arus yang
cukup sehingga dapat mencegah arus korosi yang akan meninggalkan
daerah anoda pada struktur yang dilindungi. Dengan keluaran arus dari
anoda ini maka anoda tersebut terkonsumsi. Untuk itu maka sebaiknya
menggunakan bahan yang laju konsumsinya lebih rendah dari
magnesium, zinc dan alumunium yang biasa dipakai untuk sistem
tersebut, umumnya digunakan paduan kombinasi bahan yang khusus.
Sistem arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang
besar atau yang membutuhkan arus proteksi yang lebih besar dan
dipandang kurang ekonomis jika menggunakan anoda korban. Sistem
ini dapat dipakai untuk melindungi struktur baik yang tidak dicoating,
kondisi coating yang kurang baik maupun yang kondisi coatingnya
baik.
Kelebihan sistem arus tanding adalah dapat didesain untuk
aplikasi dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi karena mempunyai
rentang kapasitas output arus yang luas. Artinya kebutuhan arus dapat
diatur baik secara manual maupun secara otomatis dengan merubah
tegangan output sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan lain dari sistem
ini, dengan hanya memasang sistem di salah satu tempat dapat
memproteksi struktur yang cukup besar.

Kekurangan dari sistem ini yaitu memerlukan perawatan yang


lebih banyak dibanding sistem anoda korban sehingga biaya
operasional akan bertambah. Sistem ini juga mempunyai
ketergantungan terhadap kehandalan pemasok energi ( rectifier)
sehingga kerusakan pada sistem ini akan berakibat fatal terhadap
kinerja sistem proteksi. Kekurangan yang lain sistem arus tanding
adalah cenderung lebih mahal karena peralatan dan bahan yang
digunakan lebih banyak. Di samping itu ada kemungkinan dapat
menimbulkan masalah efek interferensi arus terhadap struktur di
sekitarnya.
C. Rumus-Rumus Proteksi Katodik

1. Luas permukaan pipa baja yang

diproteksi A = π × (D x

0,0254) × L

dengan :
A = luas permukaan pipa (cm2)
π = 3.14
D= dimeter pipa (cm)
L = panjang pipa (m)

2. Kebutuhan total
arus proteksi

Lp = A×(Cd)

dengan:
lp = kebutuhan total arus proteksi (A)
A = luas permukaan pipa (m2)
Cd = keperluan arus proteksi (mA/m2)

3. Berat total anoda yang diperlukan

dengan:
w tot = berat total anoda yang diperlukan (kg)
lp = kebutuhan total arus proteksi (A)
Y = umur disain proteksi (tahun)
C = kapasitas (kg/Ampere.tahun)
μ = faktor utilisasi (0<μ <1)
4. Jumlah anoda yang diperlukan

dengan:
n = jumlah anoda yang
diperlukan (buah) wtot= berat
total anoda yang diperlukan (kg)
wa= berat tiap anoda (kg)

5. Jarak pemasangan antar anoda

dengan:
s = jarak pemasangan
antar anoda (m) L =
panjang pipa (m)
n = jumlah anoda yang diperlukan (buah)

6. Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda

dengan:
n = jumlah anoda lps = kebutuhan
arus proteksi tiap jarak anoda (A) lp =
kebutuhan total arus proteksi (A)
yang diperlukan (buah)

7. Tahanan Anoda yang dipasang Horizontal

dengan:
Rh = tahanan anoda yang dipasang horizontal (ohm)
ρ = resistivitas
lingkungan (ohm.cm) la
= panjang anoda (cm)
dal = diameter anoda (cm)

8. Tahanan Anoda yang dipasang Vertikal


dengan:
Rv = tahanan anoda yang dipasang
vertikal (A) ρ= resistivitas
lingkungan (ohm.cm)
la = panjang
anoda (cm) dal
= diameter
anoda (cm)

9. Keluaran Arus Proteksi Tiap Anoda Horizontal

dengan:
lah =keluaran arus proteksi tiap anoda

horizontal (A) Rh = tahanan anoda yang

dipasang horizontal (ohm)

10. Keluaran Arus Proteksi Tiap Anoda Vertikal

dengan:
lav = keluaran arus proteksi tiap anoda
vertikal (A) Rv = tahanan anoda yang
dipasang vertikal (ohm)
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openjurnal.unp
am.ac.id/index.php/Proceedings/article/download/164/102&ved=2ahUKEwjt1K6
TrPIAHV88HMBHQG4D1MQFjABegQIARA&usg=AOvVaw2-
KPKVxXc3E6W59MwLtpRe

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://initu.id/makala
h-teknik-lengkap-korosi-pencegahan-dengan-metode-proteksi-
katodik/&ved=2ahUKEwjayvWft5PlAhUE7nMBHRDwD_oQFjAbegQIAhAB&
usg=AOvVaw138yC45LGilbgjmro3Vo_M&ampcf=1&cshid=1570770549776

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.its.a
c.id/43327/1/2713100085-
Undergraduate_Theses.pdf&ved=2ahUKEwjt1K6TrpPIAhV88HMBHQG4D1M
QFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw1G1gbFplhe3aSpAFJFvh3

Anda mungkin juga menyukai