48
49
Umumnya, harga kalor reaksi yang tertera pada tabel diperoleh dari hasil
eksperimen yang dilakukan secara kalorimetris. Penentuan kalor reaksi secara
kalorimetris dilakukan dengan suatu alat yang disebut kalorimeter.
Kalorimeter merupakan sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Alat ini digunakan untuk mengukur
perubahan kalor selama reaksi kimia. Dengan demikian semua kalor yang dibebaskan
oleh reaksi yang terjadi di dalam kalorimeter, tidak ada yang terbuang ke luar
kalorimeter. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kalorimeter, kita dapat
menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan
rumus:
q larutan = m c T…………..…………………………….(6.3)
q kalorimeter = C T………………………..…………..……..(6.4)
dengan :
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam malorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam kalorimeter
C = kapasitas kalor dari kalorimeter
T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda:
q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)…………………………(6.5)
Sedangkan kalorimeter yang biasa digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-
reaksi pembakaran biasa digunakan kalorimeter bom. Kalorimeter bom terdiri dari
sebuah bom (wadah tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari
bahan stainless steel) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah kedap panas
(Pujirahayu, 2011).
Untuk dapat menentukan jumlah panas secara baik, kalorimetri memerlukan
beberapa syarat teknik dan ekonomis, antara lain:
1. Selama pengukuran, tak boleh ada pertukaran panas dengan luar sistem.
2. Pengukuran harus cukup peka,
3. Pengukuran perlu cukup teliti.
4. Kalorimeter cukup kuat dan tahan lama.
50
lingkungan berwarna
Tidak
Larutan HCl 30 303,15 Tidak berwarna
berwarna
Tidak
Larutan NaOH 30 303,15 Tidak berwarna
berwarna
Setelah pencampuran
6.7. Pembahasan
A. Kalibrasi Alat
- Pada saat memasukkan VS1 sebanyak 25 mL air dingin dengan suhu normal
kedalam kalorimetri bagian sistem dimana TS1 29 0C. Yang kedua memasukkan
VL sebanyak 50 mL air dingin kebagian lingkungan didapat TL1 29 0C
- Pemanasan pada VS2 sebanyak 25 mL air dengan suhu normal dan dinaikkan
temperaturnya sampai naik 10 0C dari suhu normal (TS2). Lalu mencampurkan
TS2 dengan TS1 ke dalam sistem dan mengaduk keduanya hingga tercampur
- Suhu campuran didalam sistem ke dalam campuran T S2 dengan TS1 disebut
sebagai TS3 yang suhunya sebesar 29 0C
- Pada praktikum di proses kalibrasi ini terbukti teori hukum azas black, dimana
Qterima = Qlepas
B. Penentuan Perubahan Entalpi Penetralan
- Pertama memasukkan 50 mL air dingin terhadap lingkungan didapat terperatur
awal 29 0C
- Pengukuran awal temperatur NaOH didapat 30 0C sebanyak 25 mL dan
Pengukuran awal temperatur HCl didapat 30 0C sebanyak 25 mL
- Pencampuran antara larutan NaOH dan HCl, aduk hingga homogen dan
didapat temperatur campuran sebesar 33 0C (temperatur sistem), dan 30 0C
temperatur lingkungannya.
6.8. Kesimpulan
55
Sistem terbuka yaitu pada sistem ini energi maupun materi dapat dipertukarkan
secara bebas dengan lingkungannya, Nilai k yang didapatkan dari kalibrsi alat
adalah -105,54 J/K dan Nilai ΔHn NaCl sebesar -12393,168 J/mol.