Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE LOWRY

1.1. Tujuan Percobaan


- Mengetahui berapa kadar protein pada sampel
- Mengetahui perbedaan dan perbandingan kadar protein pada sampel dengan larutan
standart protein

1.2. Tinjauan Pustaka


Protein merupakan suatu makromolekul polipeptida tersusun oleh beberapa L-asam amino
yang terhubung dengan ikatan peptida dalam suatu molekul protein terdapat susunan asam amino
tertentu yang bersifat turunan. Asam amino sendiri tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen,
dan nitrogen. Molekul protein sendiri memiliki kandungan mmeliputi foosfor, belerang, dan
protein yang memiliki kandungan unsur logam (tembaga dan besi).

Pada umumnya asam amino terklasifikasikan menjadi molekul yang terdiri dari gugus α-
karboksil atau α-amino dengan cara kimiawi yang dilihat dari rantai samping (gugus R) yang
melekat pada α-karbon. Protein memiliki kualitas yang dilihat berdasarkan jenis dan proporsi dari
asam amino yang ada didalam kandungan protein dengan memiliki prinsip menyediakan asam
amino esensial dengan memiliki perbandingan yang sama dengan suatu kebutuhan dari
manusianya dimana dapat diketahui bahwa kualitasnya yang tinggi.

Sifat-sifat dari suatu protein dapat dilihat dari jenis asam amino yang telah membentuknya
sesuai dengan urutannya dalam ikatan protein. Dalam protein terdapat empat tingkat struktur yang
dapat mempengaruhi konfirmasi fungsional biologis dari suatu protein, struktur yang lainnya
yakni meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier yang terdapat dpada molekul
dengan rantai polipeptidanya tunggal, sementara yang terakir yakni kuartener yang meliputi
interaksi psds polipeptida yang terdapat dalam suatu rantai protein dengan miliki rantai panjang
(Enny, 2019).
Dalam pengujian protein terdapat Metode-metode yang digunakan yakni:

1. Metode Biuret
Metode biuret merupakan suatu ikatan peptida yang bisa membentuk suatu senyawa
kompleks memiliki warna ungu dengan cara menambahkan garam kupri disuasana
basa.

Gambar 1. Reaksi pada Metode Biuret


2. Metode Lowry (Pengukuran kadar protein)
Metedo lowry merupakan suatu metode yang telah dikembangkan dari metode
biuret.
Gambar 2. Reaksi pada Metode Lowry
3. Metode Bradford
Metode Bradfod merupakan suatu cara mengukur konsentrasi protein total dengan
melibatkan penggunaan warna Coomassie Briliant Blue.
Gambar 3. Reaksi pada Metode Bradford

Berikut merupakan reaksi protein yang berdasarkan urutaan dari suatu atom nitrogen dengan
dua atom karbon.

Terdapat
pula reaksi protein dengan peptida yakni

a. Hidrolisis

b. Reagen sanger
1.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- Rumus molekul : H2O
- Bentuk fisik : cair
- Berat molekul : 18.02 g/mol
- Densitas : 0,99823 g/mol
- pH :7
- Titik didih : 100 C
- Titik lebur : 0 C
- Warna : tidak berwarna
B. Natrium Hidroksida
- Rumus molekul : NaOH
- Bentuk fisik :
- Berat molekul : 40.00 g/mol
- Densitas : 2,13 g/m3
- pH : 14
- Titik didih : 1390 C
- Titik lebur : 323 C
- Warna :

C. Tembaga Sulfat
- Rumus molekul : CuSO4
- Bentuk fisik :
- Berat molekul : 40.00 g/mol
- Densitas : 2,13 g/m3
- pH : 14
- Titik didih : 1390 C
- Titik lebur : 323 C
- Warna :
D. Na-K tartarat
- Rumus molekul :
- Bentuk fisik :
- Berat molekul :
- Densitas :
- pH :
- Titik didih :
- Titik lebur :
- Warna :
E. Etanol
- Rumus molekul :
- Bentuk fisik :
- Berat molekul :
- Densitas :
- pH :
- Titik didih :
- Titik lebur :
- Warna :
F. Pereakssi Folinciocalteau
- Rumus molekul :
- Bentuk fisik :
- Berat molekul :
- Densitas :
- pH :
- Titik didih :
- Titik lebur :
- Warna :
G. Natrium Karbonat
- Rumus molekul :
- Bentuk fisik :
- Berat molekul :
- Densitas :
- pH :
- Titik didih :
- Titik lebur :
- Warna :

1.4. Alat dan Bahan


A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Tabung reaksi - Aquadest (H2O)
- Botol aquadest - Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N

- Rak tabung reaksi - Tembaga Sulfat (CuSO4 0,5%)

- Gelas ukur - Na-K tartarat 1%

- Pipet volume 10 mL - Etanol 96% (C2H5OH)

- Pipet volum 1 mL - Pereakssi Folinciocalteau

- Spektrofotometer - Natrium Karbonat 2% (Na2CO3)


1.5. Prosedur Percobaan
A. Pembuatan larutan kurva standar
- Memasukkan kedalam tabung reaksi: 0.1, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 mL protein
standar BSA dan ditambah aquadest sampai volume 1 mL
- Tambahkan campuran pereaksi 2% (Na2Co3) dalam larutan NaOH 1 N dan (CuSO4
0,5%) dalam larutan Na-K tertarat 1% sebanyak 8 mL pada masing-masing tabung
reaksi
- Kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 10 menit
- Tambahkan 1 mL pereaksi folinciocalteau dan dibiarkan selama 20 menit sampai
larutan berwarna biru
- Membuat kurva standar
B. Penetapan sampel
- Masukkan kedalam tabung reaksi: 0.1, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 mL sampel dan
ditambah aquadest sampai volume 1 mL
- Tambahkan campuran pereaksi 2% (Na2Co3) dalam larutan NaOH 1 N dan (CuSO4
0,5%) dalam larutan Na-K tertarat 1% sebanyak 8 mL pada masing-masing tabung
reaksi
- Kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 10 menit
- Tambahkan 1 mL pereaksi folinciocalteau dan dibiarkan selama 20 menit sampai
larutan berwarna biru
- Membuat kurva standar

Anda mungkin juga menyukai