Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

TEKNIK BIAKAN MURNI

4.1. Tujuan Percobaan


 Untuk mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara, air tanah, dan
telapak tangan.
 Untuk mendapatkan kultur murni dari suspense campuran.

4.2. Tinjauan Pustaka


Biakan murni merupakan suatu media yang mempunyai satu mikroorganisme
yang dapat diperoleh dengan cara pengenceran yang menggunakan bahan cair dan
bahan padat yang diencerkan dengan volume yang ditentukan.
Isolasi adalah suatu cara dimana media padat yang dituangkan pada suatu tempat
dengan ditambahkan suatu media yang sudah diinkubasi dengan cara penggoresan
dengan arti lain isolasi merupakan campuran suatu mikroba yang satu dengan mikroba
yang lain.
Teknik biakan murni merupakan suatu cara yang meliputi metode-metode dari
suatu biakan murni untuk mendapatkan suatu mikroorganime. Inokulasi adalah suatu
cara memindahkan suatu mikroorganisme dari media yang satu ke media yang lain
(Waluyo, 2008).
Suspensi adalah suatu air sampel yang diencerkan dengan media yang sudah
disterilkan dengan volume yang ditentukan sampai pengenceran yang digunakan
(Sanjaya, 2010).

Gambar 4.1. Bakteri Bacilus sp


Bacillus sp. Termasuk dalam kelas bakteri heterotrofik, yang bersifat uniseluler, dan
juga termasuk dalam mikroorganisme redusensebagai Decomposer. Bacillus
mempunyai bentuk batang dapat dijumpai di tanah dan air termasuk pada air laut
(Ariani Hatmanti, 2007).

36
37

Gambar 4.2. Bakteri Aspergillus niger


Aspergillus mempunyai sifat kosmopolitan, mempunyai spora sangat kecil dan ringan
serta mudah menyebar di udara. Aspergillus dapat hidup pada media dengan derajat
keasaman dan kandungan gula yang tinggi. Serta pada bakteri ini mempunyai sifat
saprofit dan dapat membusukkan suatu media (Ratih, 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yang dapat kita ketahui
sebagai berikut:
a) Suplai nutrisi
Mikroba sangat membutuhkan makanan atau nutrisi dalam pertumbuhannya
sebagai sumber energi . dengan ada dan tidaknya suatu nutrisi dapat mempengaruhi
pertumbuhannya dan bisa menyebabkan suatu mikroba mati. Antara lain unsur-
unsur dasar yang dibutuhkan mikoba adalah karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, zat
besi dan sejumlah kecil logam. Dalam menyediakan suplai nutrisi pada suatu
mikroba dibutuhkan suatu kondisi atau ruangn yang steril dan mempunyai suhu dan
tekanannya sesuai dengan pertumbuhannya mikroba.
b) Suhu/ temperature
Pada suhu terpergantung pada suatu mikroba yang mempunyai suhu tertentu dalam
perkembangan pertumbuhannya. Jika suhunya naik maka pertumbuhan mikrobanya
cepat sebaliknya jika suhunya turun maka pertumbuhan mikroba akan lambat. Jadi
dapat disimpulkan menggunakan suhu optimum pada semua mikroba.
c) pH
Setiap organisme dapat tumbuh pada pH 3-6 unit dengan pH optimumnya
sekitarnya pH 6,5-7,5. Tapi jika mikroorganisme tumbuh dengan pH dibawah 5,0
dan diatas 8,5 maka mikroorganisme tersenut akan terhambat pertumbuhannya.
Tetapi khamir, kareann khamir dapat tumbuh pada pH 3,0- 8,5 dengan suhu
optimumnya 5,7 (Waluyo, 2018).
d) Kelembapan dan pengaruh kebasahan serta kekeringan
Suatu mikroba mempunyai kelembaban optimum dengan kelembapan tingginya
sekitar diatas 85% seperti ragi dan selain itu terdapat mikroba yang mempunyai
38

kelembapan di bawah 80% yaitu jamur. Dan terdapat mikroba yang dapat hidup
dalam keadaan kering untuk waktu yang lama, seperti dalam bentuk spora, konidia,
atospora, dan kista (Ramadhan, 2015).
Adapun fase-fase dari suatu pertumbuhan mikroba adalah:

Gambar 4.3. Kurva pertumbuhan mikroba


a) Fase permulaan (fase lag)
Dimana merupakan fase adaptasi dimana tidak adanya suatu pertumbuhan,
penambahan populasi, tetapi pertambahan substansi intraseluler sehingga ukuran
selnya bertambah.
b) Fase eksponensial
Fase pertumbuhan suatu mikroba dengan penambahan nutrisi makanan yang
seimbang dan dapat mempengaruhi pertumbuhan secara konstan. Atau dengan kata
lain pada fase ini massa dan jumlah sel bertambah secara eksponensial dengan
waktu yang konstan. Maka biakan dalam keadaan homogeny dengan pertumbuhan
sel pada kecepatan dan interval sama.
c) Fase statis
Pada fase ini semua mikroba mendapatkan asupan nutrisi untuk bertahan hidup.
Tetapi pada fase ini juga ada mikroba yang kecepatan pertumbuhan mulai menurun
sehingga mikroba yang dapat bertahan hidup dapat mengembangbiakan beberapa
mikroba menjadi banyak tetapi mikroba yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.
d) Fase penurunan (kematian)
Merupakan fase yang mempunyai penurunan populasi sel-sel hingga mencapai 0
atau tidak ada dan laju kematiannya secara eksponensial (Harti, 2015).
Beberapa langkah pada metode secara isolasi dan inokulasi mikroba adalah sebagai
beriku:
39

a. Menyiapkan ruangan inokulasi


Suatu tempat untuk menginokulasi suatu mikroba dari media yang lama ke media
yang baru harus steril dan mempunyai penyaring udara biasa dipakai yaitu Blower.
Mempunyai dinding ruangan kering agar debu-debu pada ruangan tersebut tidak
menempel pada meida yang mau diinokulasi. Contoh ruang inokulasi adalah
Laminary Air Flow (waluyo, 2018). Media tersebut kemudian diinkubasi pada suhu
ruang selama 3-5 hari. Isolat yang tumbuh kemudian dimurnikan dan dipindahkan
pada media agar miring (Agustiyani, 2004).
b. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Pada pemindahan suatu mikroba ke kaca preparat untuk diamati menggunakan
kawat ose yang sebelum digunakan harus disterilkan dengan cara membakar ujung
kawat ose dengan spiritus sampai ujungnya berwarna merah sehingga dapat
digunakan untuk menginokulasi suatu mikroba dari media padat ke kaca untuk
pengamatan.
c. Pemindahan dengan pipet
Pemindahan ini digunakan untuk meneteskan suatu media cair ke media padat yang
terdapat pada cawan petri lalu diratakan dengan spatel bengkok agar bisa rata
sempurna lalu disimpan pada Incubator sesuai dengan lamanya pertumbuhan
mikroba yang terdapat pada media yang sudah campur.
Cara-cara teknik biakan murni untuk suatu spesies terdapat 3 cara, yaitu:
a. Cara pengenceran
Adalah suatu cara untuk mengencerkan dari air sampel yang digunakan dengan
media larutan dalam suatu tabung tersendiri. Pada pengenceran ini bisa dilakukan
terus menerus sampai pengenceran yang diinginkan. Dari pengenceran ini dapat
digunakan untuk melihat jumlah koloni yang terdapat pada tabung yang digunakan
dengan menginkubasi dengan lama waktu 1-2 hari.
b. Cara penuangan
Adalah cara dengan menggunakan suatu cairan mikroba yang sudah diencerkan
dengan air sampel itu kemudian diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan
disebarkan dalam suatu medium yang tersedia. Setelah mengental dan disimpan
pada Incubator dengan suhu 37 ºC dengan lamanya 24-48 jam, ketika itu kita dapat
mengetahui koloni-koloni yang terdapat pada media tersebut (waluyo, 2018).
40

c. Cara penggesekkan/penggoresan
Cara ini menggunakan kawat ose untuk menggores bagian permukaan media padat
untuk mendapatkan mikroba yang terdapat pada permukaan tersebut. Saat
penggoresan usahakan cawan petrinya ditutup setelah digunakan dan membalikkan
cawan petrinya agar uap air yang terdapat pada bagian permukaan tutupannya tidak
jatuh di bagian permukaan media tersebut agar medianya tidak terkontaminasi
dengan berbagai mikroba yang tidak diinginkan (waluyo, 2008). Selain itu, setelah
melakukan penggoressan kawat osenya harus dipijarkan kembali menggunakan
spiritus agar mencegah pencemaran pada penggoresan selanjutnya dan dapat
mematikan mikroorganisme yang baru digoreskan.
Ada beberapa teknik penggoresan, yakni:
1. Goresan T

Gambar 4.4. gambar Goresan T


Goresan yang menggunakan cawan petri tetapi bagian luar cawan petri dibuat
atau dibagi 3 bagian seperti huruf T dan dengan kawat ose dapat melalukan
penggoresan dibagain I sebanyak 3-4 kali pada bagian permukaannya dengan
gerakan sinambung. Setelah itu, pijarkan kembali kawat ose tersebut dan ulangi
penggoresan pada bagian II, dan III.
2. Goresan kuadran

Gambar 4.5. gambar goresan Kuadran


Sama seperti goresan T, tetapi pada goresan kuadran bagian luar cawan petri dibuat
garis bagi 4 bagian dan siap melakukan penggoresan bagian permukaannya.
3. Goresan Radian
41

Gambar 4.6. gambar teknik goresan radian


Merupakan goresan yang dimulai dari pinggir lempengan pada media padat dengan
terputus-putus dengan menggunakan kawat ose dengan goresan sinambung.
4. Goresan sinambung

Gambar 4.7. gambar goresan sinambung


Merupakan goresan yang dimulai penggoresannya dengan menggoreskan setengah
permukaan media padat dengan menggunakan kawat ose setelah itu memutar

medium tersebut 180˚ dan goreskan pada sisa permukaan media padat (Waluyo,
2018).

4.3. Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan B. Bahan yang digunakan
 cawan petri  nutrisi agar
 pipet tetes  toge agar
 spatel bengkok  sampel isolasi jasad renik I
 Incubator  sampel isolasi jasad renik II
 tabung reaksi
42

 mikroskop

4.4. Prosedur Percobaan


A. Penangkapan mikroorganisme dari udara
 Sediakan nutrisi agar steril dalm cawan petri. Biarrkan terbuka selama 30 menit.
Tutup cawan petri. Tulis statusnya.
 Inkubasi selama 24-48 jam dam Incubator pada suhu 30 ºC (posisi cawan petri
terbalik).
 Amati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro.
B. Penangkapan mikroorganisme dalam air tanah.
 Sediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Tutup cawan petri. Tulis
statusnya.
 Air kran dibiarkan terbuka dengan aliran besar selama 1-2 menit, tutup kembali,
kemudian bakar mulut kran dengan api spiritus.
 Cawan petri dibuka sedikit, teteskan sedikit air dari mulut kran yang sudah
dibakar, ratakan dengan spatel bengkok, tutup cawan petri.
 Inkubasi selama 24-48 jam dalam Incubator pada suhu 30 ºC (posisi cawan petri
tebalik).
 Amati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro.
C. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan
 Sediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Tutup cawan petri. Bagi cawan
petri menjadi 4 bagian, tulikan statusnya dibalik cawan petri (1,2,3,4).
 Bagian 1, tempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit.
 Bagian 2, tempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan setelah dicuci, cawan
petri dibuka sedikit.
 Bagian 3, tempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci, cawan
petri dibuka sedikit.
 Bagian 4, tempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri setelah dicuci, cawan
petri dibuka sedikit.
 Inkubasi selama 24-48 jam dalam Incubator pada suhu 30 ºC (posisi cawan petri
terbalik)
43

 Amati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro


D. Isolasi jasad renik I
 Sediakan toge agar steril dalam cawan petri.
 Mengambil air sampel dengan menggunakan pipet tetes 2-3 tetes ke permukaan
media.
 Inkubasi selama 24-48 jam dalam incubator pada suhu 30 ºC (posisi cawan petri
terbalik)
 Amati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro
E. Isolasi jasad renik II
 Sediakan toge agar steril dalam cawan petri
 Mengambil sampel organisme dari isolasi jasad renik I dan menggoreskan pada
media agar steril yang baru.
 Inkubasi selama 24-48 jam dalam Incubator pada suhu 30 ºC (posisi cawan petri
terbalik)
 Amati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro
F. Pemindahan biakan ke media padat
 Sediakan toge agar dan disisapkan 2 tabung reaksi.
 Tabung reaksi 1 diisi dengan toge agar steril sampai 1/4 dari tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi horizontal sampai padat, kemudian
menggoreskan dengan mikroba hasil isolasi II sebanyak 2-3 kali penggoresan.
G. Pemindahan biakan ke media cair
 Tabung reaksi II diisi dengan kaldu nutrisi steril sampai 1/2 tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi vertical sampai media dingin,
kemudian mengambil mikroba hasil isolasi jasad renik II dengan menggunakan
kawat ose 2-3 mata ose. Menutup tabung reaksi dengan kapas.
 Menginkubasi kedua tabung reaksi 24-48 jam dengan suhu 30 ºC
44

4.5. Data Pengamatan


Tabel 4.1. data pengematan Penangkapan mikroorganisme dari udara
No Hari Ke- Pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : nutrisi agar
- Bentuk mediun : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : putih
- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media : ada
Makro
- Diameter terbesar :1
- Diameter terkecil :1
- Warna koloni :-
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar :

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang
45

Tabel 4.2. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme melalui air tanah


No. Hari ke- Pengamatan
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : agar-agar
- Bentuk mediun : padat
- Pertumbuhan mikroba :-

2 - Warna media : putih


- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media :-
Makro
- Diameter terbesar :1
- Diameter terkecil :1
- Warna koloni :-
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : seperti batang
46

Tabel 4.3. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme telapak tangan I


No
Hari ke- Pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : nutrisi agar-agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-

2 - Warna media : putih


- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media :-
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar (Flat)
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang
47

Tabel 4.4 penangankapan mikroorganisme melalui telapak tangan II


No
Hari ke- Pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : nutrisi agar-agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-

2 - Warna media : putih


- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media :-

Makro

- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar (Flat)

Mikro

- Lensa okuler : 10x


- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang-cabang
48

Tabel 4.5. Penangkapan mikroorganisme melalui Telapak Tangan III


No
Hari ke- Pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : nutrisi agar-agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : putih
- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media :-

Makro

- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar (Flat)

Mikro

- Lensa okuler : 10x


- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar
49

Tabel 4.6. Penangkapan Mikroorganisme melalui Telapak Tangan IV


No
Hari ke- pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : putih
- Bau : nutrisi agar-agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : putih
- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media :-
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih
- Bau : agar-agar
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar (Flat)
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : batang
50

Tabel 4.7. Data Pengamatan Isolasi Jasad Renik I


No
Hari ke- pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : kecoklatan
- Bau : toge agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
- Warna media : kuning kecoklatan
2 - Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media : ada
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih kekuningan
- Bau : agar-agar dan toge
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : utuh (Entire)
- Dari tepi : cukup datar (Flat)
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : batang
51

Tabel 4.8. Data Pengamatan Isolasi Jasad Renik II


No
Hari ke- pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : kuning
- Bau : agar-agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : kuning kecoklatan
- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media : ada
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : kuning
- Bau : busuk
- Dari atas : datar (Flat)
- Dari samping : berombak
- Dari tepi : cukup datar (Flat)
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang
52

Tabel 4.9. Pembiakkan Mikroorganisme ke Media Padat


No
Hari ke- pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : kuning kecoklatan
- Bau : toge agar
- Bentuk medium : padat
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : kecoklatan
- Bentuk media : padat
- Pertumbuhan media : ada
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : coklat
- Bau : kecut busuk tajam
- Dari atas : timbul berkawah
- Dari samping : berombak,berbelah
- Dari tepi : cukup datar (Flat)
- Bentuk koloni : kumparan
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang
53

Tabel 4.10. Pembiakkan Mikroorganisme ke Media Cair


No
Hari ke- pengamatan
.
1. 1 - Warna medium : kuning bening
- Bau : kaldu nutrisi
- Bentuk medium : cair
- Pertumbuhan mikroba :-
2 - Warna media : putih keruh
- Bentuk media : cair
- Pertumbuhan media : ada
Makro
- Diameter terbesar :-
- Diameter terkecil :-
- Warna koloni : putih keruh
- Bau : busuk
- Dari atas : datar
- Dari samping : utuh
- Dari tepi : utuh
Mikro
- Lensa okuler : 10x
- Lensa objektif : 40x
- Perbesaran : 400
- Gambar

- Warna : kehitaman
- Bentuk : panjang
54

4.6. Pembahasan
A. Penangkapan mikroorganisme dari udara
 Memasukkan nutrisi agar steril ke dalam cawan petri. Biarkan terbuka selama
30 menit bertujuan agar mikroba yang terdapat pada ruang sekitar terdapat
pada media tersebut. Tutup cawan petri.
 Menginkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30 ºC karena mikroba mempunyai
suhu optimum pada ekuivalen suhu 30 ºC (posisi cawan petri terbalik) agar
tidak terjadi penguapan pada cawan petri.
 Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro,
pengamatan secara mikro didapatkan bakteri Aspergilus niger.
B. Penangkapan mikroorganisme dalam air tanah.
 Memasukkan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Menutup cawan petri
bertujuan agar mikroba yang tidak diharapkan tidak masuk ke dalam cawan
petri tersebut.
 Membuka air kran dengan aliran besar selama 1-2 menit, menutup kembali,
kemudian bakar mulut kran dengan api spiritus agar air yang terdapat didalam
selang tersebut berada dalam keadaan steril.
 Membuka cawan petri sedikit, meneteskan sedikit air dari mulut kran yang
sudah dibakar, meratakan dengan spatel bengkok bertujuan agar air bisa
diratakan agar mikroba yang terdapat dalam cawan tersebut bisa bertahan
hidup, tutup cawan petri.
 Menginkubasi mikroba selama 24-48 jam pada suhu 30 ºC karena mikroba
mempunyai suhu optimum pada ekuivalen suhu 30 ºC, (posisi cawan petri
tebalik) agar tidak terjadi penguapan pada cawan petri.
 Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro pengamatan
secara mikro didapatkan bakteri Aspergilus niger.
C. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan
 Memasukkan nutrisi agar steril dalam cawan petri. menutup cawan petri. Bagi
cawan petri menjadi 4 bagian.
 Bagian 1, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit. Bagian 2, menempelkan telapak tangan ibu jari
55

sebelah kanan setelah dicuci, membuka cawan petri sedikit agar bisa
membedakan bakteri yang terdapat pada bagian 1 dan 2 sebelum dan sesudah
dicuci.
 Bagian 3, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit. Bagian 4, menempelkan telapak tangan ibu jari
sebelah kiri setelah dicuci, membuka sedikit cawan petri bertujuan agar
membedakan bakteri yang terdapat pada bagian 3 dan 4 sebelum dan sesudah
di cuci.
 Menginkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30 ºC dengan suhu optimum pada
mikroba dengan ekuivalen suhu 30 ºC (posisi cawan petri terbalik) agar pada
saat pengamatan bakterinya bisa dilihat dengan jelas. mengamati pertumbuhan
mikroorganisme secara makro dan mikro pada pengamatn secara mikro bagian
1, 2, dan 3 didapatkan bakteri Aspergilus niger sedangkan pada bagian 4
didapatkan bakteri Bacillus.
D. Isolasi jasad renik I
 Memasukkan toge agar steril dalam cawan petri sebagai media bagi suatu
mikroorganisme.
 Mengambil air sampel dengan menggunakan pipet tetes 2-3 tetes ke permukaan
media menggunakan air kolam lele agar mikroba yang terdapat pada air kolam
leleh dapat bertumbuh di dalam media yang baru.
 Menginkubasi cawan petri tersebut selama 24-48 jam dalam Incubator pada
suhu 30 ºC dengan suhu optimum pada mikroba dengan ekuivalen suhu 30 ºC
(posisi cawan petri terbalik) agar tidak terjadi penguapan pada cawan petri
sehingga memudahkan pengamatan.
 Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro pengamatan
secara mikro didapatkan bakteri Bacillus.
E. Isolasi jasad renik II
 Memasukkan toge agar steril dalam cawan petri sebagai media bagi suatu
mikroorganisme.
 Mengambil sampel organisme dari isolasi jasad renik I dan menggoreskan pada
media agar steril yang baru bertujuan agar mikroba pada isolasi jasad 1 bisa
ditanamkan pada media yang baru.
56

 Menginkubasi selama 24-48 jam dalam Incubator pada suhu 30 ºC dengan


suhu optimum pada mikroba dengan ekuivalen suhu 30 ºC (posisi cawan petri
terbalik) agar tidak terjadi penguapan pada cawan petri sehingga memudahkan
pengamatan.
 Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro pengamatan
secara mikro didapatkan bakteri Aspergilus niger.
F. Pemindahan biakan ke media padat
 Memasukkan toge agar pada tabung reaksi yang I. Tabung reaksi 1 diisi
dengan toge agar steril sampai 1/4 dari tabung reaksi, mendiamkan tabung
reaksi dengan posisi horizontal akan tetapi kurang dari 180˚ atau sekitar 175˚
sampai padat agar media tersebut mempunyai rongga pada saat penggoresan
menggunakan isolasi jasad II, kemudian menggoreskan dengan mikroba hasil
isolasi II sebanyak 2-3 kali penggoresan.
G. Pemindahan biakan ke media cair
 Mengisi tabung reaksi II dengan kaldu nutrisi steril sampai 1/2 tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi vertical sampai media dingin pada
media tersebut medianya berupa cairan sehingga dibuat vertical agar pada saat
penggoresan hanya diteteskan beberapa kali saja pada permukaan media cairan,
kemudian mengambil mikroba hasil isolasi jasad renik II dengan menggunakan
kawat ose 2-3 mata ose. Menutup tabung reaksi dengan kapas.
 Menginkubasi kedua tabung reaksi tersebut selama 24-48 jam dengan suhu 30
ºC dengan suhu optimum pada mikroba dengan suhu optimum pada mikroba
dengan ekuivalen suhu 30 ºC (posisi cawan petri terbalik) agar tidak terjadi
penguapan pada cawan petri sehingga memudahkan pengamatan.
 Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikro pengamatn
secara mikro pada media padat dan cair didapatkan bakteri Aspergilus niger .

4 .7. Kesimpulan
 Dapat disimpulkan bahwa pada mikroorganisme melalui udara terdapat bakteri
Asperigilus niger, air tanah dan isolasi jasad renik II terdapat bakteri
Asperigilus niger, sedangkan pada isolasi jasad renik I teedapat bakteri
Bacillus dan telapak tangan bagian 1,2 dan 3 didapatkan bakteri Aspergilus
niger sedangkan pada bagian 4 didapatkan bakteri Bacillus.
57

 Selain pada penangkapan melalui udara, air tanah, dan telapak tangan terdapat
juga suspense campuran kultur murni melalui pembiakan secara media padat
dan cair didapatkan bakteri Aspergilus niger.

Anda mungkin juga menyukai